landasan teori digunakan untuk mendukung penelitian ...thesis.binus.ac.id/doc/bab2/2011-2-00835-mc...
TRANSCRIPT
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada setiap penelitian yang dilakukan, diperlukan beberapa teori – teori yang
digunakan untuk mendukung penelitian tersebut. Teori – teori tersebut terbagi menjadi
dua, yaitu Teori Umum dan teori khusus. Berikut ini adalah definisi dari teori – teori
komunikasi dalam penelitian ini :
2.1 TEORI – TEORI UMUM / DASAR
2.1.1 Definisi Komunikasi
Menurut Richard West dan Lynn H. Turner (2007 p 3-4),
komunikasi bergantung pada kemampuan kita untuk saling mengerti satu
sama lain, meskipun komunikasi tersebut dapat menimbulkan
kesalahpahaman atau salah mengartikan. Untuk itu diperlukan pengertian
dasar akan proses dan fungsi teori dalam komunikasi.
Menurut Katherine Miller (2005 p 3), mengerti komunikasi
adalah hal yang menantang, karena dalam prosesnya, komunikasi
memerlukan keahlian khusus agar orang lain yang diajak bicara dapat
mengerti aka nisi pesan yang kita sampaikan.
Menurut Deddy Mulyana (2007, p.67), definisi komunikasi dapat
dikategorikan dalam tiga konseptual yaitu: (1) Komunikasi Sebagai
Tindakan Satu Arah, yaitu suatu pemahaman komunikasi sebagai
penyampaian pesan searah dari seseorang (atau lembaga) kepada
seseorang (sekelompok orang) lainnya, baik secara langsung (tatap
muka) ataupun melalui media, seperti surat (selebaran), surat kabar,
majalah, radio, atau televisi. Dalam konteks ini, komunikasi dianggap
suatu tindakan yang disengaja untuk menyampaikan pesan demi
memenuhi kebutuhan komunikator, seperti menjelaskan sesuatu sesuatu
kepada orang lain atau membujuk untuk melakukan sesuatu. (2)
Komunikasi Sebagai Interaksi, dalam pandangan ini menyetarakan
komunikasi dengan suatu proses sebab-akibat atau aksi-reaksi, yang
arahnya bergantian.
Seseorang menyampaikan pesan, baik verbal atau nonverbal,
seorang penerima bereaksi dengan memberi jawaban verbal atau
nonverbal, kemudian orang pertama bereaksi lagi setelah menerima
respon atau umpan balik dari orang kedua, dan begitu seterusnya. (3)
Komunikasi Sebagai Transaksi, pandangan ini menyatakan bahwa
komunikasi adalah proses yang dinamis yang secara berkesinambungan
mengubah pihak-pihak yang berkomunikasi. Berdasarkan pandangan ini,
maka orang-orang yang berkomunikasi dianggap sebagai komunikator
yang secara aktif mengirimkan dan menafsirkan pesan. Setiap saat
mereka bertukar pesan verbal dan atau pesan nonverbal.
Menurut Cangara (2010, p.19), komunikasi adalah suatu
transaksi, dimana terjadi sebuah proses simbolik yang menghendaki
orang-orang mengatur lingkungannya dengan, (1) membangun hubungan
antar sesama manusia, (2) melalui pertukaran informasi, (3) untuk
menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain, (4) berusaha mengubah
sikap dan tingkah laku itu.
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
komunikasi adalah suatu proses terjadinya pertukaran informasi antar
individu yang dapat dilakukan searah dan dua arah. Komunikasi yang
dilakukan secara searah tidak mengharapkan adanya balasan dari si
penerima pesan sedangkan, komunikasi yang dilakukan dua arah
mengharapkan adanya hubungan timbal balik antar pengirim dan
penerima pesan. Jadi, komunikasi yang dilakukan baik searah maupun
dua arah bertujuan untuk mempengaruhi perilaku pihak penerima pesan
tersebut sesuai dengan apa yang menjadi kehendak dari si pengirim pesan
melalui pesan yang disampaikannya.
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
komunikasi adalah suatu proses terjadinya pertukaran informasi antar
individu yang dapat dilakukan searah dan dua arah. Komunikasi yang
dilakukan secara searah tidak mengharapkan adanya balasan dari si
penerima pesan sedangkan, komunikasi yang dilakukan dua arah
mengharapkan adanya hubungan timbal balik antar pengirim dan
penerima pesan. Jadi, komunikasi yang dilakukan baik searah maupun
dua arah bertujuan untuk mempengaruhi perilaku pihak penerima pesan
tersebut sesuai dengan apa yang menjadi kehendak dari si pengirim pesan
melalui pesan yang disampaikannya.
2.1.2 Tujuan Komunikasi
Hewitt J.Seller menjabarkan tujuan penggunaan proses komunikasi
secara spesifik sebagai berikut:
a. Mempelajari atau mengajarkan sesuatu
b. Mempengaruhi perilaku seseorang
c. Mengungkapkan perasaan
d. Menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang lain
e. Berhubungan dengan orang lain
f. Menyelesaikan sebuah masalah
g. Mencapai suatu tujuan
h. Menurunkan ketegangan dan menyelesaikan konflik
i. Menstimulasi minat pada diri sendiri atau orang lain.
2.1.3 Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media
massa pada sejumlah besar orang (massa communication is message
communicated through a mass medium to a large number of people). Dari
definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus
menggunakan media massa. Jadi sekalipun komunikasi tersebut disampaikan
kepada khalayak ramai yang dihadiri oleh ribuan orang bahkan puluhan ribu
orang namun jika tidak menggunakan media massa sebagai medianya, maka hal
tersebut bukanlah komunikasi massa. Media komunikasi yang termasuk dalam
komunikasi massa adalah radio siaran dan televisi, keduanya dikenal sebagai
media elektronik; sedangkan surat kabar dan majalah disebut sebagai media
cetak.
2.1.3.1 Elemen - elemen komunikasi massa
a. Komunikator
Dalam komunikasi massa, definisi dari komunikator adalah jaringan,
stasiun lokal, direktur dan staf yang berkaitan dalam suatu acara
televisi. Dapat disimpulkan bahwa komunikator adalah gabungan
dari berbagai individu yang berada dalam sebuah media massa.
b. Isi
Pengelolaan isi dalam suatu komunikasi massa tergantung pada
kebijakan masing – masing perusahaan, karena media massa
melayani masyarakat secara luas dan seimbang, yang menyangkut
kepentingan individu maupun sosial. Isi dalam komunikasi massa
terbagi atas, (a) Berita dan informasi; (b) Pendidikan dan sosial; (c)
analisis dan interpretasi; (d) hiburan; dan (e) iklan.
c. Dalam komunikasi massa, audience terbagi dalam lima
karakteristik, yaitu :
a. Cenderung besar. Artinya, audience tersebar dengan sangat
luas, namun arti luas dapat juga bersifat relatif. Karena tidak
ada ukuran pasti yang dapat dijadikan sebagai acuan tentang
luasnya audience tersebut.
b. Cenderung dipengaruhi oleh status hubungan sosial,
maksudnya adalah audience memilih suatu media massa
berdasarkan seleksi kesadaran.
c. Cederung Heterogen, audience berasal dari bebagai lapisan
masyarakat. Media massa menentukan suatu sasaran untuk
menjangkau masyarakat tersebut. Sebagai contoh, media
massa cetak membuat majalah menurut status sosial
ataupun profesinya.
d. Audience terpisah dari komunikator. Artinya meskipun
audience dan media massa terpisahkan oleh ruang dan
waktu, namun media massa tetap dapat menjangkau
audience-nya.
e. Cenderung anonim, artinya antara media massa dan
audience tidak saling mengenal satu sama lainnya. Karena
tidak terikat oleh hubungan apapun.
d. Feedback, dapat terjadi apabila komunikan dan komunikator
bertemu secara langsung. Feedback adalah bahan yang direfleksikan
kepada komunikan setelah melalui proses pertimbangan yang cukup
lama sebelum disampaikan. Ada dua jenis feedback, yaitu
immediated feedback dan delayed feedback.
e. Gangguan, terbagi menjadi dua, yaitu, gangguan saluran dan
gangguan sematik. Gangguan saluran biasanya terjadi karena
gangguan karena sesuatu. Contoh gangguan dalam siaran televisi
adalah penerimaan gambar yang tidak jelas saat menonton televisi.
f. Gatekeeper, merupakan istilah dalam dunia psikologi, namun
berkembang pengertiannya dalam komunikasi massa dapat diartikan
sebagai individu yang memegang peranan penting dalam media
massa (baik cetak maupun elektronik).
g. Pengatur, adalah orang – orang yang ikut dalam proses penyampaian
pesan di media massa secara tidak langsung. Dalam hal ini adalah
narasumber dan pemasang iklan.
h. Filter, merupakan saringan bagi audience kepada apa yang diberikan
oleh media massa.
2.1.4 Komunikasi Interpersonal
Dengan tetap memperhatikan kedinamisannya, tentunya komunikasi
interpersonal memiliki ciri tetap. Menurut Hardjana (2003 :86-90) adalah
sebagai berikut :
1. Komunikasi interpersonal adalah verbal dan nonverbal. Dalam
komunikasi tersebut, seperti pada komunikasi pada umumnya,
selalu mencakup dua unsur pokok yaitu isi pesan dan bagaimana isi
dari pesan tersebut disampaikan atau dikatakan, baik secara verbal
maupun non verbal.
2. Komunikasi interpersonal mencakup perilaku tertentu. Ada tiga
perilaku dalam komunikasi interpersonal, yaitu:
a. Perilaku Spontan (Spontaneous behavior), yaitu adanya
perilaku yang dilakukan karena desakan emosi dan tanpa
sensor serta revisi secara kognitif. Artinya perilaku tersebut
terjadi begitu saja.
b. Perilaku menurut kebiasaan (script behavior) adalah perilaku
yang kita pelajari dari kebiasaan kita. Perilaku ini khas,
dilakukan pada situasi tertentu dan dimengerti oleh orang lain.
Perilaku ini sering dilakukan tanpa terlalu mempertimbangkan
artinya dan terjadi secara spontan karena sudah mendarah
daging dalam diri kita masing – masing.
c. Perilaku dasar (contrived behavior) adalah perilaku yang dipilih
karena dianggap sesuai dengan situasi atau keadaan yang ada.
Perilaku ini dipikirkan dan dirancang sebelumnya dan
disesuaikan dengan orang lain dan dengan apa yang akan
dihadapi ataupun dengan situasi yang ada.
Komunikasi Inrepersonal merupakan komunikasi yang berproses
perkembangan (development process). Komunikasi interpersonal berbeda – beda,
tergantung pada tingkat hubungan pihak – pihak yang terlibat dalam komunikasi,
pesan yang disampaikan dan cara menyampaikannya.
Komunikasi interpersonal mengundang umpan balik yang berupa
interaksi dan koherensi yang juga merupakan komunikasi tatap muka. Dalam
kondisi ini, penerima pesan langsung menanggapi dengan memberikan umpan
balik (feedback).
2.2 Media massa
Media massa adalah alat yang dipakai sebagai media untuk
menyampaikan pesan dari sumber informasi kepada khalayak atau komunikan.
Dengan menggunakan media elektronik maupun media cetak. Menurut Cangara,
2002 : 17, media massa adalah faktor lingkungan yang mengubah perilaku
masyarakat melalui proses pelaziman klasik, operan dan proses belajar sosial.
2.2.1 Bentuk – bentuk media massa
Media massa juga terbagi menjadi beberapa bentuk. Yang
melalui perkembangan dari waktu kewaktu, berikut ini adalah bentuk –
bentuk media massa :
1. Surat kabar, atau yang biasa dikenal dengan koran. Koran merupakan
media cetak pertama yang hadir dalam proses komunikasi. Koran
adalah media cetak tertua yang masih digunakan sampai sekarang,
keunggulan dari koran sebagai media cetak adalah murah dan sudah
sangat digemari oleh masyarakat. Namun dalam perkembanganya,
koan bukan hanya menjadi media cetak aja, namun juga sudah
berinovasi menjadi elektronik yang dapat diakses dengan lebih
mudah, cepat dan hemat.
2. Majalah, adalah media massa cetak yang lebih menarik tampilannya,
baik dari segi kualitas kertas, isi berita maupun tampilan gambarnya.
Majalah biasanya menyajikan informasi secara lebih mendalam dan
lebih aktual dalam pembahasannya.
3. Radio, adalah media massa elektronik yang tidak mampu digeser
oleh pergerakan jaman, karena merupakan media massa yang sangat
simpel, mudah didapat dan murah. Radio juga memiliki peran
penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Karakteristik radio
adalah dapat membentuk Theater of Mind, para pendengarnya untuk
berimajinasi dengan apa yang mereka dengarkan.
4. Televisi, merupakan media massa elektronik yang mengandalkan
audio dan visual, para penonton diajak untuk melihat, bukan hanya
membayangkan apa yang sudah didengar. Hal ini memaksa
penontonnya untuk memberikan perhatian secara lebih saat
menerima tayangan televisi.
5. Film, film termasuk dalam kategori media massa elektronik yang
mengutamakan hiburan. Seiring dengan perkembangannya, film
sekarang sudah menjadi industri bisnis yang dibuat dengan sangat
kreatif dan memenuhi imajinasi untuk kepentingan estetika, namun
juga dapat memberikan pesan – pesan yang positif dalam setiap
ceritanya.
2.3 Televisi
Secara umum di Indonesia, televisi disebut dengan TiVi, TeVe atau Tipi.
Sedangkan penulisannya dengan huruf T dan V yang digabung menjadi TV.
Diasosiasikan sebagai kotak televisi, siaran televise atau wahana televisi.
Kata televisi sendiri merupakan serapan dari bahasa inggirs, Television.
Television berasal dari gabungan dua kata, yaitu, tele dari bahasa Yunani, yang
berarti jauh dan Visio dari bahasa Latin, yang berarti penglihatan atau
pandangan. Dapat diartikan sebagai alat atau sarana melihat jarak jauh atau alat
berkomunikasi jarak jauh yang menggunakan media penglihatan. Sedangkan
definisi televisi menurut pendapat umum adalah media komunikasi jarak jauh
yang berfungsi untuk menerima siaran gambar monochrome atau colourful yang
bergerak disertai dengan suara.
Televisi mulai diperjual belikan secara komersial pada tahun 1920, yang
juga membawa dampak pada perubahan dalam kehidupan manusia. Menjadikan
manusia dapat mengetahui suatu kejadian ataupun peristiwa yang terjadi di
tempat lain dalam waktu yang singkat. Hingga kini televisi sudah menjadi
barang yang lumrah yang ada disetiap rumah, kantor, toko, sekolah dan lain –
lain. Televisi sudah menjadi salah satu sumber dalam memperoleh informasi
baik yang bersifat segera (urgent) ataupun yang hanya berupa hiburan semata.
Dan untuk sekarang ini, banyak pihak yang menggunakan televisi sebagai media
untuk kepentingan pribadi, hal tersebut dapat dilihat melalui iklan – iklan yang
ada maupun pada kepemilikan atas suatu perusahaan penyiaran.
Kotak televisi menangkap siaran dari pemancar yang melepaskan
gelombang dengan frekuensi yang sangat tinggi. Dalam istilah dunia
pemancaran disebut dengan VHF (Very High Frequency) atau UHV (Ultra High
Frequency). Jalur frekuensi yang ditetapkan untuk siaran televisi adalah
frekuensi 54 sampai 890 mHz.
Dalam perkembangannya, televisi juga sudah mampu memancar dan
menerima suara yang strereo dan sekitar tahun 2000, televisi digital sudah mulai
menggantikan televisi analog.
2.3.1 Jurnalistik Televisi
Ada beberapa prinsip dasar dari asas penulisan jurnalistik (pers),
yaitu isi pesan harus sederhana (simplicity), singkat (brevity), jelas
(clarity) dan tepat (accuracy). Jurnalistik identik dengan kata berita
(news), dan dalam penulisannya, berita harus sesuai dengan seleksi fakta
untuk dipilih menjadi bahan informasi atau berita tersebut dengan
menggunakan asas yang menentukan batasan – batasan sampai sejauh
mana fakta itu penting, hal tersebut yang yang disebut nilai berita (news
value).
Kejadian yang mengandung nilai berita merupakan kejadian yang
istimewa (unusual) atau kejadian yang luar biasa. Terdapat beberapa
alasan mengapa kejadian tersebut menjadi luar biasa. Pertama, kedekatan
(proximity) dengan lingkungan masyarakatnya. Selain kedekatan, unsur
lainnya yang berpengaruh adalah kemasyurannya (prominence).
Peristiwa – peristiwa yang berkaitan dengan nama – nama orang yang
masyur atau pembuat beritanya adalah orang ternama, biasanya bernilai
berita tinggi. (Fred Wibowo 2009 p88-89).
Berikut ini ada beberapa istilah reporter yang ada dalam
jurnalistik televisi:
a. Reporter On the Spot and on the Screen
Artinya, reporter ada di lokasi dan muncul di televisi melaporkan
sendiri kejadian yang sedang terjadi di lokasi kejadian.
b. Reporter On the Spot and off the Screen
Reporter berada di tempat kejadian, tetapi gambarnya tidak muncul
di layar, hanya suaranya saja atau hanya dibacakan saja laporannya.
c. Reporter Off the Spot and on the Screen
Reporter tidak berada ditempat kejadian, tetapi sebagai redaksi yang
menyusun dan menyampaikan laporan dari sumber. Sumber berita
lewat telepon, teleks, facsimile dan muncul di layar televisi.
d. Reporter Off the Spot and off the Screen
Reporter tidak berada di tempat kejadian dan tidak muncul di layar
televisi. Namun ia mengumpulkan, meyeleksi dan menyusun berita
yang diperoleh dari sumber – sumber berita. (Fred Wibowo 2009 p
103). Fred Wibowo 2009 :102 – 103.
2.4 Sejarah Televisi di Indonesia
Berawal pada tanggal 24 Agustus 1962, bertepatan dengan
berlangsungnya pembukaan pesta oleh raga se-Asia, Asean Games di Senayan,
Jakarta. Lahirlah stasiun televisi pertama, yaitu TVRI (Televisi Republik
Indonesia) milik pemerintah yang menghiasi layar kaca televisi Indonesia.
Sepanjang tahun 1962 – 1963, TVRI tayang rata – rata satu jam perhari. Namun
seiring dengan kepentingan pemerintah dan masyarakat yang semakin banyak
dan terus berkembang khususnya dibidang informasi, TVRI akhirnya menyebar
diberbagai wilayah Nusantara. Selanjutnya pada tanggal 16 Agustus 1976,
diresmikanlah satelit Palapa A2 yang diikuti oleh satelit Palapa B, Palapa B-2,
Palapa B2R dan Palapa B-4 yang diluncurkan pada tahun 1962.
2.5 Program Berita
Adalah suatu sajian laporan berupa fakta dan kejadian yang memiliki
nilai berita (unusual, factual, esensial) dan disiarkan melalui media massa secara
periodik, penyajian fakta dan kejadian dalam berita harus bersifat objektif dan
dalam liputan gambar dan kejadian biasanya diambil dengan memperhatikan hal
– hal yang sekiranya tidak terlalu membuat shock. Fred Wibowo 2009 : 132-133.
Berita terbagi menjadi dua menurut keterikatan waktu, yaitu (1) Berita
yang terikat waktu (time Concern), biasa disebut sebagai berita harian atau berita
hangat (The hot news). Isi beritanya bersifat urgent atau memiliki unsur
kesegereaan dalam penyampaiannya. Seiring dengan waktu, the hot news lebih
dikenal dengan Hard news. Hard News lebih mengutamakan kecepatan dan
keakurtan berita, tampilan atau gaya penyampaian tidak terlalu memperhatikan
segi estetika. Fred Wibowo 2009 :135. Hard News (Berita keras) adalah berita
yang mengandung konflik dan memberikan sentuhan – sentuhan emosional serta
melibatkan tokoh – tokoh masyarakat atau orang termasyur.
Ada tiga kategori dalam hard news, berita yang disampaikan harus
memiliki High Political tension, very unusual dan controversial. Ketiga
katergori tersebut merupakan petunjuk bahwa dengan cara penulisan tertentu,
berita tersebut dapat memberikan sentuhan emosi kepada masyarakat.
(2) Berita yang tidak terikat waktu (time less) atau yang dikenal dengan
berita berkala. Jenis berita ini memiliki kemungkinan – kemungkinan penyajian
yang lebih lengkap dan mendalam. Sajiannya juga dapat diolah secara lebih
artistik. Biasanya berupa program dokumenter, feature dan magazine. Isi
beritanya disajikan dengan “kemasan” yang menarik dan lebih memiliki unsur
hiburan. Soft News biasanya tidak bersangkutan dengan peristiwa – peristiwa
yang menegangkan atau mencekam. Biasanya berupa berita ringan,
menyenangkan dan human interest. Fred Wibowo 2009 : 136 dan 141.
(3) Spot news adalah berita singkat dan penting yang memberikan
informasi mengenai suatu kejadian atau peristiwa, ketika redaktur atau editor
merasa perlu untuk segera menyajikan dan menyiarkan pada kesempatan
pertama sesudah editor menyelesaikan proses editing. Fred Wibowo 2009 : 136.
2.6 Teori khusus
2.6.1 Teori Uses and Grativications.
Inti dari teori Uses and grativication adalah khalayak pada
dasarnya menggunakan media massa berdasarkan motif – motif tertentu.
Media dianggap berusaha untuk memenuhi motif dari khalayak tersebut.
Jika motif tersebut terpenuhi, maka kebutuhan khalayak akan terpenuhi
dan pada akhirnya media sebagai sarana informasi masyarakat akan
dianggap sebagai media yang efektif. Kriyantono, 2006 : 206.
Menurut para pencetusnya, Elihu Katz, Jay G. Blumler dan
Michael Gurevitch mengungkapkan konsep dasar dari teori ini adalah
meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial yang
menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber – sumber
lain yang membawa pada pola terapan media yang berlainan (atau
keterlibatan pada kegiatan lain), dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan
juga yang tidak kita inginkan. Berikut ini adalah elemen – elemen dari
teori ini.
2.1.2.3 Gambar elemen – elemen dalam teori Uses and grativications.
Sehingga exposure lebih dari sekedar mengakses media. Exposure tidak
hanya menyangkut apakah seseorang secara fisik cukup dekat dengan
kehadiran media massa, namun apakah seseorang tersebut benar – benar
terbuka terhadap pesan yang disampaikan media massa tersebut.
Ada berbagai riset yang berangkat dari teori uses and grativications,
berikut ini merupakan gambaran dari model teori ini :
There are social and psychological
origins of
Needs, which
generate
Expectations of the mass media or other
sources, which lead to
Differential patterns of media exposure
Resulting in need
gratifications
And other (often unintended)
consequences
2.1.2.4 Model Uses and Gratifications
Kebanyakan riset uses and gratifications memfokuskan pada
motif sebagai variabel independen yang memperngaruhi penggunaan
media, seperti yang dijelaskan pada gambar 2.1.2.4 diatas. Konsep
mengukur kepuasan pada riset ini disebut GS (Gratification Sought) dan
GO (Gratification Obtained). Penggunaan konsep – konsep baru ini
memunculkan teori yang merupakan varian dari teori uses and
gratifications, yaitu teori expectacy values (nilai pengharapan).
Gratification Sought adalah kepuasan yang dicari atau diinginkan
individu ketika mengkonsumsi suatu jenis media tertentu (radio, televisi
atau koran). Gratification Sought adalha motif yang mendorong
seseorang mengkonsumsi media. Sedangkan Gratification Obtained
adalah kepuasan yang diperoleh seseorang setelah mengkonsumsi suatu
jenis media tertentu. (Pelmgreen, 1985 :27).
Anteseden
-Variabel Individu
- Variabel Lingkungan
Motif :
- Personal
- Diversi
- Personal
- Identity
Penggunaan media:
- Hubungan
- Macam isi
- Hubungan dengan isi
Efek:
- Kepuasan
- Pengetahuan
2.6.2 Teori – teori Pers dan Jurnalistik
Dalam perkembangannya pers dan jurnalistik dikenal empat
macam teori yang menjadi acuan dari sistem – sistem pers dan jurnalistik
Negara – Negara di dunia. Berikut ini penjelasannya :
a. Teori Otoritarian
Teori ini menjelaskan bahwa Pers dan Jurnalistik wajib
mendukung kebijakan kerajaan. Paham ini bertolak dari
anggapan, kebenaran adalah hasil dari sekelompok cendikiawan
dan orang bijak yang memiliki kewajiban membimbing dan
menentukan kehidupan rakyat kecil. Intinya, kebenaran tidak ada
dalam lingkungan rakyat kecil, melainkan dekat dengan pusat
kekuasaan. Penguasa langsung berwenang mengawasi dan
menentukan kebijakan pers dan jurnalistik untuk menyampaikan
kebenaran objektif kepada masyarakat dan menjadi pengawas
pelaksanaan pemerintahan menjadi hilang. “Kebebasan pers dan
jurnalistik sangat bergantung pada pemerintah yang memiliki
kekuasaan mutlak.” (Fred Wibowo 2009 p 95)
b. Teori Libertarian
Dalam teori ini menjelaskan bahwa kebenaran tidak lagi
dianggap sebagai milik penguasa, melainkan hak mencari
kebenaran merupakan salah satu hak asasi manusia. Manusia
dianggap tidak perlu diarahkan karena memiliki akal budi yang
memberikan kesanggupan untuk menentukan mana yang benar
(kebenaran) jika dihadapkan pada bukti – bukti yang saling
bertentangan dan pilihan – pilihan alternatif. (Fred Wibowo 2009
p 95)
c. Teori Totalitarian (Pers Komunis)
Teori ini menjelaskan bahwa pers berpegang pada asas
kebenaran berdasarkan teori Marxis. Pers bekerja sepenuhnya
sebagai alat penguasa, dalam hal ini partai komunis. Partai
komunis dalam artian Marxis adalah rakyat. Berdasarkan
pemahaman itu, pers harus mengikuti kebenaran rakyat, yaitu
partai yang substansinya adalah pemerintah. Teori pers dan sistem
jurnalistik semacam ini mirip dengan teori ototarian.
Perbedaannya, teori ototarian memungkinkan pers dimiliki
swasta. Usaha swasta. (Fred Wibowo 2009 p 96).
d. Teori Social Responsibility (Tanggung Jawab Sosial)
Para pemilik media dan pengelola pers menentukan siapa
– siapa, fakta yang seperti apa, yang dapat disiarkan kepada
masyarakat. Teori ini menganggap kebebasan mutlak banyak
mendorong terjadinya dekadesi moral, yang menuntut kepada
media massa untuk memiliki suatu tanggung jawab sosial yang
baru. Teori ini memandang perlu pers dan sistem jurnalistik
menggunakan dasar moral dan etika. Pers perlu melakukan tugas
sesuai dengan standar – standar hukum tertentu. Dalam hal ini,
kebebasan pers tetap dipertahankan dengan menambahkan
kewajiban, kebebasan yang dimiliki perlu disertai dengan
tanggung jawab sosial dan kecenderungan berorientasi pada
kepentingan umum, baik secara individual maupun kelompok.
(Fred Wibowo 2009 p 97)
2.7 Kerangka Teori
Definisi Komunikasi
Komunikasi Massa
Komunikasi Interpersonal
Teori – teori Komunikasi :
1. Agenda Setting
2. Individual Defferences
3. Uses and Grativication
Televisi
Jurnalistik Televisi
Teori Pers dan Jurnalistik
Konsep Operasional
2.8 Kerangka pikir
Kerangka pemikiran dari penelitian ini berasal dari tujuan penulis yang
mengadakan kegiatan penelitian pada PT. Surya Citra Televisi. Tujuan kegiatan
penelitian ini adalah untuk meningkatkan nilai konten berita politik pada
program Liputan 6. Liputan 6 adalah program yang ditayangkan di SCTV yang
ditayangkan setiap hari yang terbagi atas beberapa jam tayang dan memiliki
banyak konten berita. Dengan meningkatkan konten program tersebut maka
akan menambah jumlah penoton yang akan menyaksikan program berita Liputan
6 sehingga pada akhirnya akan memberikan peningkatan profit bagi PT Surya
Citra Televisi.
Oleh sebab itu peneliti memilih untuk melakukan penelitian tersebut
untuk membantu menganalisis para penonton khususnya mahasiswa The
PT SURYA CITRA TELEVISI
Survey terhadap Mahasiswa The London School of Public Relations Jakarta angkatan 2010
Jurusan Marketing Communication
Inovasi Konten Berita Politik
Profit Perusahaan Meningkat GOAL
London School of Public Relations Jakarta khususnya untuk jurusan Marketing
Communication angkatan 2010, karena peneliti ditempatkan sebagai seorang On
Air Promo selama menjalani Praktek Kerja Lapangan, yang berhubungan
dengan peningkatan kualitas SCTV yang pada akhirnya akan memberikan
peningkatan profit bagi PT Surya Citra Televisi.
2.9 Operasional Konsep
2.9.1 Variabel
Adalah suatu konstruk yang sifat – sifatnya sudah diberi nilai dalam bentuk
bilangan. Variabel sebenarnya adalah konsep dalam bentuk konkret atau konsep
operasional. Suatu variabel adalah konsep tingkat rendah yang acuan – acuannya
secara relatif mudah diidentifikasikan dan diobservasi serta mudah diklasifikasi,
diurut atau diukur (Mayer, 1984:215).
Variabel berfungsi sebagai penghubung antara dunia teoris dengan dunia
empiris. Variabel merupakan fenomena dan peristiwa yang dapat diukur atau
dimanipulasi dalam proses riset. Variabel dapat mempunyai lebih dari satu nilai
dalam kontinum tertentu (bervariasi). Kriantono 2006 : 20.
2.9.1.1 Jenis – jenis variabel :
a. Variabel pengaruh / bebas (Independent Variable).
Adalah variabel yang diduga sebagai penyebab atau
pendahulu dari variabel lainnya. Variabel ini secara
sistematis divariasi oleh periset.(Kriayantono 2006 :21)
b. Variabel Tergantung/ tak bebas (Dependent Variable).
Variabel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi
oleh variabel yang mendahuluinya. Variabel ini adalah
diobservasi dan nilainya diasumsikan tergantung pada efek
dari variabel pengaruh. Dengan kata lain, variabel
tergantung adalah apa yang peneliti inginkan untuk
dijelaskan (Kriyantono 2006 : 21).
2.9.2 Operasional Konsep
Variabel Dimensi Indikator
1. Konten
Berita Politik
1. Konten berita politik yang disiarkan membuat
saya perlu mengetahui perkembangan dunia politik
2. Saya merasa berita politik yang diangkat menarik
dan penting untuk disaksikan.
3. Konten berita politik menambah pengetahuan
saya khususnya dibidang Politik.
4. Konten berita politik penting untuk memenuhi
Variabel X
Program
Liputan 6
SCTV
kebutuhan informasi saya.
5. Isi berita politik yang disiarkn up-to-date.
6. Isi berita politik yang ditayangkan tidak memihak
pada siapapun (Netral).
2. NaraSumber
1. Orang - orang yang dijadikan nara sumber sudah
tepat sesuai dengan topik yang diangkat.
2. Jawaban yang diberikan narasumber sesuai dengan
informasi yang diperlukan.
3.Pembaca
Berita
1. Pembaca berita menyampaikan berita dengan baik
dan jelas
2. Gaya bahasa pembaca berita mudah dimengerti
3. Penampilan pembaca berita membuat saya ingin
menyaksikan program Liputan 6 SCTV.
4.Waktu
Penyangan
1. Tayangan Program Liputan 6 SCTV dapat saya
saksikan dengan baik.
2. Program Liputan 6 hadir pada jam yang tepat.
Variabel Dimensi Indikator
Variabel
Y
Minat
1. Receiving 1.Topik politik yang ditayangkan sesuai dengan
perkembangan dunia politik yang sedang terjadi.
2. Topik politik yang disajikan dapat saya mengerti dan
saya terima dengan baik
3. Berita politik yang dibahas dapat dibuktikan kebenarannya
akan berita
politik
2. Responding 1. Program Liputan 6 SCTV mampu menarik minat
saya untuk mengetahui dunia politik.
2. Program Liputan 6 membantu saya melihat
perkembangan dunia Politik.