bab 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/2011-2-01105-mc...

44
16 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Definisi Pengertian komuniasi secara umum adalah setiap individu memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi dengan individu lainnya yang pada akhirnya menghasilkan sebuah interaksi social. Setiap manusia akan terus berkomunikasi semasa hidupnya baik verbal ataupun non verbal, tulisan atau lisan, langsung ataupun tidak langsung, dan sebagainya. Itu semua menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk social yang senantiasa berhubungan satu dengan yang lainnya dan setiap aspek kehidupan kita dipengaruhi oleh komunikasi dengan orang lain. Komunikasi pada umumnya dimengerti sebagai proses penyampaian pesan dari komunikastor kepada komunikan. Terdapat banyak sekali pengertian mengenai apa itu komunikasi karena pengertian komunikasi itu bisa dilihat lebih luas lagi, tergantung dari sudut pandang, konteks, dan tujuannya. Menurut Dr. Everett Kleinjan dari East West Center Hawaii, komunikasi merupakan bagian kekal dari kehidupan manusia seperti halnya bernapas. Sepanjang manusia ingin hidup, ia perlu berkomunikasi. Pengertian kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris communication”),secara etimologis atau menurut asal katanya adalah

Upload: ngothuan

Post on 11-Mar-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

16

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Komunikasi

2.1.1 Definisi

Pengertian komuniasi secara umum adalah setiap individu memiliki

kemampuan untuk melakukan komunikasi dengan individu lainnya yang pada

akhirnya menghasilkan sebuah interaksi social. Setiap manusia akan terus

berkomunikasi semasa hidupnya baik verbal ataupun non verbal, tulisan atau lisan,

langsung ataupun tidak langsung, dan sebagainya. Itu semua menunjukkan bahwa

manusia adalah makhluk social yang senantiasa berhubungan satu dengan yang

lainnya dan setiap aspek kehidupan kita dipengaruhi oleh komunikasi dengan orang

lain.

Komunikasi pada umumnya dimengerti sebagai proses penyampaian pesan

dari komunikastor kepada komunikan. Terdapat banyak sekali pengertian mengenai

apa itu komunikasi karena pengertian komunikasi itu bisa dilihat lebih luas lagi,

tergantung dari sudut pandang, konteks, dan tujuannya. Menurut Dr. Everett Kleinjan

dari East West Center Hawaii, komunikasi merupakan bagian kekal dari kehidupan

manusia seperti halnya bernapas. Sepanjang manusia ingin hidup, ia perlu

berkomunikasi.

Pengertian kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris

“communication”),secara etimologis atau menurut asal katanya adalah

17

“Komunikasi mengandung makna bersama-sama (common). Istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin, yaitu communicatio yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kata sifatnya communis, yang bermakna umum atau bersama-sama.” (Wiryanto, 2004: 5).

Misalnya, dalam konteks percakapan, komunikasi akan terjadi atau

berlangsung bila ada kesamaan interpretasi mengenai apa yang dibicarakan.

Kesamaan bahasa yang digunakan dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan

kesamaan makna/interpretasi. Jelas bahwa percakapan antara 2 orang atau lebih dapat

dikatakan komunikatif (mengerti dan paham) apabila mereka mengerti bahasa yang

digunakan dan memiliki kesamaan makna mengenai apa yang dibicarakan.

Pengertian secara terminologis (tujuan) merujuk pada adanya proses

penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam

pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia. Karena itu merujuk

pengertian mengenai komunikasi manusia yaitu: “Komunikasi adalah bentuk

interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak

disengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal

ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi.” (Wiryanto, 2004: 7).

Untuk memahami pengertian komunikasi tersebut sehingga dapat

dilancarkan secara efektif , para peminat komunikasi sering kali mengutip paradigma

yang dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and

Function of Communication in Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik

untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut:

Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? (Effendy, 2007: 10)

18

Pengertian menurut ahli, salah satunya mengkategorikan definisi tentang

komunikasi dalam tiga konseptual yaitu:

1. Komunikasi sebagai tindakan satu arah.

Suatu pemahaman komunikasi sebagai penyampaian pesan searah dari

seseorang (atau lembaga) kepada seseorang (sekelompok orang) lainnya,

baik secara langsung (tatap muka) ataupun melalui media, seperti surat

(selebaran), surat kabar, majalah, radio, atau televisi. Pemahaman

komunikasi sebagai proses searah sebenarnya kurang sesuai bila diterapkan

pada komunikasi tatapmuka, namun tidak terlalu keliru bila diterapkan pada

komunikasi publik (pidato) yang tidak melibatkan tanya jawab. Pemahaman

komunikasi dalam konsep ini, sebagai definisi berorientasi-sumber. Definisi

seperti ini mengisyaratkan komunikasi semua kegiatan yang secara sengaja

dilakukan seseorang untuk menyampaikan rangsangan untuk

membangkitkan respon orang lain. Dalam konteks ini, komunikasi dianggap

suatu tindakan yang disengajauntuk menyampaikan pesan demi memenuhi

kebutuhan komunikator, seperti menjelaskan sesuatu sesuatu kepada orang

lain atau membujuk untuk melakukan sesuatu.

2. Komunikasi sebagai interaksi.

Pandangan ini menyetarakan komunikasi dengan suatu proses sebab-akibat

atau aksi-reaksi, yang arahnya bergantian. Seseorang menyampaikan pesan,

baik verbal atau nonverbal, seorang penerima bereaksi dengan memberi

jawaban verbal atau nonverbal, kemudian orang pertama bereaksi lagi

19

setelah menerima respon atau umpan balik dari orang kedua, dan begitu

seterusnya.

Contoh definisi komunikasi dalam konsep ini, Shanon dan Weaver

mengemukakan,

”komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni , dan teknologi.” (Wiryanto, 2004:7)

3. Komunikasi sebagai transaksi.

Pandangan ini menyatakan bahwa komunikasi adalah proses yang dinamis

yang secara sinambungan mengubah phak-pihak yang berkomunikasi.

Berdasrkan pandangan ini, maka orang-orang yang berkomunikasi dianggap

sebagai komunikator yang secara aktif mengirimkan dan menafsirkan pesan.

Setiap saat mereka bertukar pesan verbal dan atau pesan nonverbal.

(Mulyana,2005:61-69)

2.1.2 Sejarah Komunikasi

Komunikasi adalah salah satu aktivitas yang sangat fundamental dalam

kehidupan umat manusia. Kapan manusia mulai mampu berkomunikasi dengan

manusia lainnya, tidak ada data autentik yang dapat menerangkan hal itu. Usaha-

usaha manusia untuk berkomunikasi lebih jauh, terlihat dalam berbagai bentuk

kehidupan mereka di masa lalu. Pemukulan gong diRomawi dan pembakaran api

yang mengepulkan asap di Cina adalah symbol – symbol komunikasi yang dilakukan

oleh para serdadu di medan perang. Bahkan seribu dua ratus tahun yang lalu,

20

penduduk Asia tenggara berani mengarungi samudera dengan hanya menggunakan

perahu. Kelompok pelaut ini adalah pelayar yang tidak berbekal kompas atau alat

navigasi lainnya. Merea tidak tahu menulis tetapi mampu membaca lambang-

lambang isyarat melalui gejala alam, yakni posisi bintang dan gerakan air laut sebagai

informasi.

Kecakapan manusia berkomunikasi secara lisan menurut perkiraan

berlangsung sekitar 50 juta tahun, kemudian memasuki generasi kedua dimaan

manusia mulai memiliki kecakapan berkomunikasi melalui tulisan. Bukti kecakapan

ini ditandai dengan ditemukannya tanah liat yang bertulis di Sumeria dan

Mesopotamia sekitar 4000 tahun SM. Kecakapan manusia berkomunikasi dengan

tulisan sampai ditemukannya teknik cetak mencetak pada tahun 1450 oleh Gutenberg

dan John Coster di Jerman kira-kira berlangsung 5000 tahun. Penemuan mesin cetak

mencetak dianggap sebagai awal revolusi komunikasi. Berturut-turut dapat dicatat

surat kabar pertama yang terbit secara berkala muncul di Italia pada tahun 1562.

Kecakapan manusia berkomunikasi dengan alat cetak berlangsung kira-kira

500 tahun, kemudian manusia terampil berkomunikasi melalui getaran-getaran

elektronik ditandai dengan penemuan telegraf oleh Samuel Morse (1844), telepon

oleh Alexander Graham Bell (1876), serta keberhasilan Amerika mendemonstrasikan

pesawat TV hitam-putih dalam tahun 1927. Dalam kurun waktu reltif singkat

berbagai macam teknologi komunikasi berhasil ditemukan. Secara berturut-turut

dapat dicatat computer pertama ditemukan di Amerika Serikat dalam tahun 1942 dan

TV berwarna pertama dalam tahun 1951. (Cangara, 2004:4-6)

21

2.1.3 Proses Komunikasi

Berdasarkan dari paradigma Lasswell, proses komunikasi dibedakan menjadi dua

tahap, yaitu:

1. Proses komunikasi secara primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau

perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol)

sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah

pesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar, warna,

dan lain sebagainya) yang secara langsung dapat/mampu menerjemahkan pikiran

dan atau perasaan komunikator kepada komunikan. Seperti disinggung di muka,

komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan yang

diterima oleh komunikan. Dengan kata lain , komunikasi adalah proses membuat

pesan yang setala bagi komunikator dan komunikan. Prosesnya sebagai berikut,

pertama-tama komunikator menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan

disampaikan kepada komunikan. Ini berarti komunikator memformulasikan pikiran

dan atau perasaannya ke dalam lambang (bahasa) yang diperkirakan akan

dimengerti oleh komunikan. Kemudian giliran komunikan untuk menterjemahkan

(decode) pesan dari komunikator. Ini berarti ia menafsirkan lambang yang

mengandung pikiran dan atau perasaan komunikator tadi dalam konteks

pengertian. Yang penting dalam proses penyandian (coding) adalah komunikator

dapat menyandi dan komunikan dapat menerjemahkan sandi tersebut (terdapat

kesamaan makna).

22

Wilbur Schramm menyatakan bahwa komunikasi akan berhasil (terdapat kesamaan

makna) apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator cocok dengan kerangka

acuan (frame of reference) , yakni paduan pengalaman dan pengertian (collection

of experiences and meanings) yang diperoleh oleh komunikan. Schramm

menambahkan, bahwa bidang (field of experience) merupakan faktor penting juga

dalam komunikasi. Jika bidang pengalaman komunikator sama dengan bidang

pengalaman komunikan, komunikasi akan berlangsung lancar. Sebaliknya, bila

bidang pengalaman komunikan tidak sama dengan bidang pengalaman

komunikator, akan timbul kesukaran untuk mengerti satu sama lain.

2. Proses komunikasi sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh

komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai

media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang

komunikator menggunakan media ke dua dalam menyampaikan komunikasike

karena komunikan sebagai sasaran berada di tempat yang relatif jauh atau

jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film,

dsb adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. Proses

komunikasi secara sekunder itu menggunakan media yang dapat

diklasifikasikan sebagai media massa (surat kabar, televisi, radio, dsb.) dan media

nirmassa (telepon, surat, megapon, dsb). ( Effendy, 2007:11)

23

2.1.4 Fungsi Komunikasi

William I. Gorden mengkategorikan fungsi komunikasi menjadi empat, yaitu:

1. Sebagai komunikasi sosial

Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa

komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk

kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan

ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk

hubungan hubungan orang lain. Melalui komunikasi kita bekerja sama dengan

anggota masyarakat (keluarga, kelompok belajar, perguruan tinggi, RT, desa,

negara secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama.

2. Sebagai komunikasi ekspresif

Komunikasi berfungsi untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita.

Perasaan-perasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalui pesan-pesan

nonverbal. Perasaan sayang, peduli, rindu, simpati, gembira, sedih, takut, prihatin,

marah dan benci dapat disampaikan lewat kata-kata, namun bisa disampaikan

secara lebih ekpresif lewat perilaku nonverbal. Seorang ibu menunjukkan kasih

sayangnya dengan membelai kepala anaknya. Orang dapat menyalurkan

kemarahannya dengan mengumpat, mengepalkan tangan seraya melototkan

matanya, mahasiswa memprotes kebijakan penguasa negara atau penguasa kampus

dengan melakukan demontrasi.

24

3. Sebagai komunikasi ritual

Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan

sepanjang hidup, yang disebut para antropolog sebaga rites of passage, mulai dari

upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun, pertunangan, siraman, pernikahan, dan

lain-lain. Dalam acara-acara itu orang mengucapkan kata-kata atau perilaku-

perilaku tertentu yang bersifat simbolik. Ritus-ritus lain seperti berdoa (salat,

sembahyang, misa), membaca kitab suci, naik haji, upacara bendera (termasuk

menyanyikan lagu kebangsaan), upacara wisuda, perayaan lebaran (Idul Fitri) atau

Natal, juga adalah komunikasi ritual. Mereka yang berpartisipasi dalam bentuk

komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali komitmen mereka kepada tradisi

keluarga, suku, bangsa. Negara, ideologi, atau agama mereka.

4. Sebagai komunikasi instrumental

Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum,

yaitu:menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap, menggerakkan

tindakan, dan juga menghibur. Sebagai instrumen, komunikasi tidak saja kita

gunakan untuk menciptakan dan membangun hubungan, namun juga untuk

menghancurkan hubungan tersebut. Studi komunika membuat kita peka terhadap

berbagai strategi yang dapat kita gunakan dalam komunikasi kita untuk bekerja

lebih baik dengan orang lain demi keuntungan bersama. Komunikasi berfungsi

sebagi instrumen untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi dan pekerjaan, baik tujuan

jangka pendek ataupun tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek misalnya

untuk memperoleh pujian, menumbuhkan kesan yang baik, memperoleh simpati,

25

empati, keuntungan material, ekonomi, dan politik, yang antara lain dapat diraih

dengan pengelolaan kesan (impression management), yakni taktik-taktik verbal

dan nonverbal, seperti berbicara sopan, mengobral janji, mengenakankan pakaian

necis, dan sebagainya yang pada dasarnya untuk menunjukkan kepada orang lain

siapa diri kita seperti yang kita inginkan.

Sementara itu, tujuan jangka panjang dapat diraih lewat keahlian

komunikasi, misalnya keahlian berpidato, berunding, berbahasa asing ataupun

keahlian menulis. Kedua tujuan itu (jangka pendek dan panjang) tentu saja saling

berkaitan dalam arti bahwa pengelolaan kesan itu secara kumulatif dapat digunakan

untuk mencapai tujuan jangka panjang berupa keberhasilan dalam karier, misalnya

untuk memperoleh jabatan, kekuasaan, penghormatan sosial, dan kekayaan.

(Mulyana, 2005:5)

2.1.5 Tipe Komunikasi

Secara umum ragam tingkatan komunikasi adalah sebagai berikut:

1. Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication) yaitu komunikasi

yang terjadi dalam diri seseorang yang berupa proses pengolahan informasi

melalui panca indera dan sistem syaraf manusia.

2. Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) yaitu kegiatan

komunikasi yang dilakukan seseorang dengan orang lain dengan corak

komunikasinya lebih bersifat pribadi dan sampai pada tataran prediksi hasil

komunikasinya pada tingkatan psikologis yang memandang pribadi sebagai

26

unik. Dalam komunikasi ini jumlah perilaku yang terlibat pada dasarnya bisa

lebih dari dua orang selama pesan atau informasi yang disampaikan bersifat

pribadi.

3. Komunikasi kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan

bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama,

mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari

kelompok tersebut. Kelompok ini misalnya adalah keluarga, tetangga, kawan-

kawan terdekat, kelompok diskusi; kelompok pemecahan masalah, atau suatu

komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dengan

demikian, komunikasi kelompok biasanya merujuk pada komunikasi yang

dilakukan kelompok kecil tersebut (small-group communication). Komunikasi

kelompok dengan sendirinya melibatkan komunikasi antar pribadi, karena itu

kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi

kelompok

4. Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu organisasi, bersifat formal dan juga

informal, dan berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar daripada

komunikasi kelompok. Kelompok formal yang terjadi adalah komunikasi

yang menurut struktur organisasi, yakni komunikasi ke bawah, komunikasi ke

atas, dan komunikasi horizontal.

5. Komunikasi massa (mass communication). Komunikasi massa dapat

didefinisikan sebagai suatu jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah

audien yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media massa cetak atau

27

elektrolik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan

sesaat. Pengertian komunikasi publik adalah komunikasi antara seorang

pembicara dengan sejumlah besar orang (khalayak). Yang tidak bisa dikenali

satu persatu. Komunikasi demikian sering juga disebut pidato, ceramah atau

kuliah (umum). Beberapa pakar komunikasi menggunakan istilah komunikasi

kelompok besar (large group communication) untuk komunikasi ini.

(Mulyana,2005:74-75)

2.2 Komunikasi Massa

2.2.1 Definisi

Komunikasi massa : proses komunikasi yang berlangsung dimana pesannya

dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang sifatnya massal melalui

alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio, tv, surat kabar, dan film

(Cangara,2004:37)

Istilah komunikasi massa yang muncul pertama kali pada akhir tahun 1930-

an memiliki banyak pengertian sehingga sulit bagi para ahli untuk secara sederhana

mendefinisikan komunikasi massa. Kata massa sendiri memiliki banyak arti dan

bahkan controversial, dan istilah “komunikasi” sendiri masih belum memiliki definisi

yang dapat disetujui bersama. Istilah ‘massa’ menggambarkan sesuatu (orang atau

barang) dalam jumlah bsar, sementara ‘komunikasi’ mengacu pada pemberian dan

penerimaan arti, pengiriman dan penerimaan pesan. Salah satu definisi awal

28

komunikasi oleh Janowitz (1960) menyatakan bahwa komunikasi massa terdiri atas

lembaga dan tenik dimana kelompok-kelompok terlatih menggunakan teknologi

untuk menyebarluaskan symbol-simbol kepada audien yang tersebar luas dan bersifat

heterogen. (Morissan,2010)

Joseph A. Devito mendefinisikan komunikasi massa sebagai “Pertama,

komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak

yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh

penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton

televisi, agaknya ini berarti bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar

untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan

oleh pemancar-pemancar yang audio dan atau visual. Komunikasi massa barangkali

akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya: televise,

radio, surat kabar, majalah, film, buku dan pita” (Effendy, 2007: 21).

2.2.2 Ciri-ciri Komunikasi Massa

1. Komunikator dalam Komunikasi Massa Melembaga

Komunikator dalam komunikasi massa itu bukan satu orang, tetapi kumpulan

orang-orang. Artinya gabungan antara berbagai macam unsur dan bekerja satu

sama lain dalam sebuah lembaga. Didalam komunikasi massa, komunikator adalah

lembaga media massa itu sendiri. Menurut Alexis S Tan (1981) komunikator

dalam komunikasi massa adalah organisai sosial yang mampu memproduksi pesan

dan mengirimkanya secara serempak ke sejumlah khalayak yang banyak dan

29

terpisah. Komunikator dalam komunikasi massa biasanya adalah media massa

(surat kabar, televisi, stasiun radio, majalah dan penerbit buku. Media massa

disebut sebagai organisasi sosial karena merupakan kumpulan beberapa individu

yang dalam proses komunikasi massa tersebut. (Nurudin,2004:16-18)

2. Komunikan bersifat anonim dan heterogen.

Komunikan dalam komunikasi massa sifatnya heterogen, artinya pengguna media

itu beragam pendidikan, umur, jenis kelamin, status sosial, tingkat ekonomi, latar

belakang budaya, punya agama atau kepercayaan yang tidak sama pula. Selain itu

dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonim)

karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka.

(Ardianto,2007:9)

3. Pesan bersifat umum

Pesan-pesan dalam komunikasi massa tidak ditujukan kepada satu orang atau satu

kelompok masyarakat tertentu. Dengan kata lain, pesan-pesannya ditujukan pada

khalayak yang plural. Oleh karena itu, pesan-pesan yang dikemukakannya pun

tidak boleh bersifat khusus. Khusus disini, artinya pesan memang tidak disengaja

untuk golongan tertentu.

4. Menimbulkan keserempakan.

Dalam komunikasi massa itu ada keserempakan dalam proses penyebaran pesan-

pesannya. Serempak disini berarti khalayak bisa menikmati media massa tersebut

hampir bersamaan. Effendy, mengartikan keserempakan media massa itu ialah

30

kontak denagn sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator,

dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah.

5. Mengandalkan peralatan teknis.

Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada khalayaknya

sangat membutuhkan bantuan peralatan teknis. Peralatan teknis adalah sebuah

keniscayaan yang sangat dibutuhkan media massa tak lain agar proses pemancaran

atau penyebaran pesannya bisa lebih cepat dan serentak kepada khalayak yang

tersebar.

6. Dikontrol oleh Gatekeeper.

Gatekeeper atau yang sering disebut dengan penjaga gawang adalah orang yang

sangat berperan dalam penyebaran informasi melalui media massa. Gatekeeper ini

berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan,

mengemas agar semau informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami.

Gatekeeper juga berfungsi untuk menginterpretasikan pesan, menganalisis,

menambah atau mengurangi pesan-pesannya. Intinya adalah pihak yang ikut

menentukan pengemasan sebuah pesan dari media massa. Keberadaan gatekeeper

sama pentingnya dengan peralatan mekanis yang harus dipunyai media dalam

komunikasi massa. Oleh karena itu, gatekeeper menjadi keniscayaan

keberadaannya dalam media massa dan menjadi salah satu cirinya. (Nurudin,

2004:16-30)

31

2.3 Media Massa

2.3.1 Pengertian

Media massa memiliki sifat atau karakteristik yang mampu menjangkau

massa dalam jumlah besar dan luas (universality of reach), bersifat publik dan mampu

memberikan popularitas kepada siapa saja yang muncul di media massa. Karakteristik

media tersebut memberikan konsekuensi bagi kehidupan politik dan budaya

masyarakat kontemporer dewasa ini. Dari perspektif politik, media massa telah

menjadi elemen penting dalam proses demokratisasi karena menyediakan arena dan

saluran bagi debat publik, menjadikan calon pemimpin politik dikenal luas

masyarakat dan juga berperan menyebarluaskan berbagai informasi dan pendapat

(McQuail,2004:4)

Dari perspektif budaya, media massa telah menjadi acuan utama untuk

menentukan definisi-definisi terhadap suatu perkara, dan media massa memberikan

gambaran atas realitas social. Media massa juga menjadi perhatian utama masyarakat

untuk mendapatkan hiburan dan menyediakan lingkungan budaya bersama bagi

semua orang, Peran media massa dalam ekonomi juga terus meningkat bersamaan

dengan meningkatnya pertumbuhan industry media, diversifikasi media massa dan

konsolidasi kekuatan media massa di masyarakat. (Ibid)

32

2.3.2 Jenis-Jenis Media Massa

1. Media Massa Cetak

Media massa cetak merupakan kegiatan komunikasi yang menggunakan media

cetak sebagai media penyampaiannya. Jurnalistik mesia cetak ini menggunakan

tulisan maupun gambar dan simbol-simbol yang dapat divisualkan untuk

penyampaian pesannya. Ada dua faktor yang mempengaruhi jurnalistik media

cetak, yaitu factor verbal dan visual. Faktor verbal menekankan pada kemampuan

memilih dan menyusun kata dalam rangkaian kalimat dan paragraf yang efektif

dankomunikatif. Sedangkan faktor visual merujuk pada kemampuan untuk menata,

menempatkan, mendesain tata letak atau hal-hal yang menyangkut segi perwajahan

(Sumadiria,2005:4)

Faktor verbal dan visual tersebut sangat penting terhadap dampak berita yang

akan disampaikan kepada pembaca, sehingga kedua faktor tersebut haruslah

diperhatikan oleh desainer visual dan tata letak dalam menyusun berita untuk

jurnalistik media cetak. Jenis-jenis media cetak terdiri atas :

a. Surat Kabar

Surat kabar merupakan media massa yang paling tua dibandingkan dengan jenis

media massa lainnya. Fungsi yang paling menonjol dari surat kabar adalah

informasi. Hal ini sesuai dengan tujuan utama khalayak membaca surat kabar, yaitu

memenuhi keingintahuan akan setiap peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Namun,

fungsi hiburan surat kabar juga tidak terabaikan karena tersedianya rubrik artikel

ringan, feature, serta cerita bersambung.

33

b. Majalah

Majalah adalah alat media massa berupa buku ukuran besar yang berisi informasi

(isi lengkap) yang terbit secara berkala atau waktu yang tetap, misalnya tiap

minggu dan tiap bulan. Majalah biasanya berisi mengenai tulisan feature dan

ilustrasi. Penggolongan majalah sesuai dengan jenis atau tipe majalah tersebut.

Pembaca yang beragam diharapkan dapat menerima informasi sesuai dengan

kebutuhannya melalui jenis-jenis majalah tersebut.

c. Tabloid

Tabloid adalah surat kabar yang ukuranya lebih kecil dari surat kabar yang banyak

memuat berita secara singkat, padat, bergambar, mudah dibaca serta bersifat

umum.

2. Media Massa Elektronik

Media massa elektronik adalah alat-alat yang digunakan dalam penyampaian pesan

dari sumber kepada khalayak dengan menggunakan alat yang mengandung listrik

dan disiarkan melalui media massa modern seperti radio, televisi, internet, dan

film. Mereka tergolong ke dalam media massa elektronik. Media massa elektronik

dalam penerimaan informasi terhadap khalayak memerlukan indera pendengaran

dan penglihatan. Di masa sekarang, komunikasi sangatlah dibutuhkan oleh

masyarakat dan dengan adanya media massa elektronik tentunya sangat membantu

masyarakat mendapatkan informasi dengan lebih mudah. Jenis-jenis media massa

elektronik antara lain :

34

a. Radio

Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara

modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang

ini melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat ruang

angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium

pengangkut (seperti molekul udara). Radio merupakan media massa elektronik

tertua dan sangat luwes. Radio telah beradaptasi dengan perubahan dunia, dengan

mengembangkan hubungan saling menguntungkan dan melengkapi dengan media

massa lainnya.

b. Televisi

Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal sebagai penerima siaran

gambar bergerak beserta suara, baik itu yang monokrom (hitam putih) maupun

warna.Fungsi menghibur merupakan fungsi televisi yang paling dominan

berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu

Komunikasi UNPAD yang menyatakan bahwa pada umumnya tujuan utama

khalayak menonton televisi adalah untuk memperoleh hiburan, selanjutnya untuk

memperoleh informasi.

c. Internet

Menurut Laquey (1997) , imternet merupakan jaringan longgar dari ribuan

komputer yang menjangkau jutaam orang di seluruh dunia. Misi awalnya dari

internet adalah menyediakan sarana bagi para peneliti untuk mengakses data dari

sejumlah sumber daya perangkat keras komputer. Namun, sekarang internet telah

35

berkembang menjadi ajang komunikasi yang sangat cepat dan efektif, sehingga

telah menyimpang jauh dari awalnya.

d. Film

Film atau motion pictures ditemukan dari hasil pengembangan prinsip-prinsip

fotografi dan proyektor.Seperti halnya televisi siaran, tujuan khalayak menonton

film adalah untuk memperoleh hiburan. Pengaruh film terhadap jiwa manusia

(penonton) tidak hanya sewaktu atau selama duduk di gedung bioskop, namunterus

berlangsung sampai waktu yang cukup lama, misalnya peniruan terhadap cara

berpakaian atau model rambut. (Muda,2003:5-7).

2.4 Radio

2.4.1 Radio Sebagai Media Massa

Terdapat banyak media yang menjadi alat komunikasi, salah satunya

adalah radio, sebagai media massa, radio memiliki sifat yang khas

dibandingkan media massa yang lain. Kekhasannya adalah sifatnya yang

audial, untuk indera telinga. Karena itu pendengar ketika menerima pesan dari

radio dengan tatanan mentan yang pasif . Radio mendapat julukan sebagai

kekuasaan kelima atau “the fifth estate”, setelah pers dianggap sebagai

kekuasaan keempat “the fourth estate”. Radio dianggap memiliki kekuasaan

yang begitu hebat disebabkan oleh tiga faktor :

1. Radio Siaran Bersifat Langsung

36

Untuk mencapai sasarannya, yakni pendengar, sesuatu hal atau program

yang akan disampaikan tidaklah mengalami proses yang kompleks.

Dibandingkan dengan penyebaran propaganda dengan pamphlet,

penyebaran berita melalui surat kabar, penyebaran penerangan dengan

majalah, radio jauh lebih mudah dan cepat, hal ini dikarenakan setiap

gagasan propaganda dapat ditulis di atas secarik kertas kemudian tinggal

dibacakan di depan mikrofon. Di samping itu dalam radio dikenal istilah

stop press, dimana sebuah informasi yang sangat penting disiarkan di

tengah-tengah acara siaran apa saja dan secara berulang kali.

2. Radio Siaran Menembus Jarak dan Rintangan

Siaran radio tidak mengenal jarak dan rintangan. Radio mampu

menyampaikan pesan saat itu juga dapat diterima pendengar. Selain waktu,

ruang pun bagi radio bukan merupakan masalah. Seberapa pun jauhnya

sasaran yang dituju, dengan radio dapat dicapai, semua tidak menjadi

rintangan, karena radio mampu menjangkau pelosok pedalaman.

3. Radio Siaran Mengandung Daya Tarik

Radio memiliki daya tarik yang menyebabkan radio siaran mempunyai

kekuasaan. Daya tarik ini disebabkan sifatnya yang serba hidup berkat tiga

unsur yang ada padanya, yakni :

• Musik : radio menyiarkan musik-musik yang disukai pendengar, tanpa

pendengar harus ke suatu pertunjukkan untuk menikmati musik.

37

• Kata-kata : dalam radio, kata-kata seorang penyiar radio lebih “intim”

ke telinga pendengar, sehingga pendengar merasa seolah-olah si

penyiar berbicara dengannya.

• Efek suara : radio menyediakan efek-efek suara yang mampu

menyentuh emosional pendengar sehingga mendorong pendengar

untuk berimajinasi. (Effendy, 2003:139-144-314).

2.4.2 Sejarah dan Perkembangan Radio

Radio adalah buah perkembangan teknologi yang memungkinkan suara

ditransmisikan secara serempak melalui gelombang radio di udara. Tahun

1896, Guglielmo Marconi menciptakan wireless telegraph yang menggunakan

gelombang radio untuk membawa pesan dalam bentuk kode Morse . Marconi

lantas mendirikan perusahaan pengirim pesan kedatangan dan keberangkatan

kapal, mendirikan stasiun pemancar dan penerima, terutama di kawasan yang

tidak terjangkau kabel telegraf, dan belakangan bahkan mendirikan pabrik dan

penyedia perlengkapan radio. Pada tahun 1913, Marconi telah mendominasi

bisnis radio di Eropa dan Amerika Serikat. Bisnis radio yang dimaksud disini

bukan bisnis stasiun radio. Tetapi lebih pada pemanfaatan radio untuk

keperluan-keperluan perdagangan dan transportasi.

Tragedi tenggelamnya kapal Titanic pada tahun 1912 memunculkan

potensi radio yang lain: menjadi media jurnalistik yang mengabarkan

peristiwa-peristiwa penting. Ketika menabrak gunung es di Atlantik Utara,

38

Titanic mengirim pesan SOS dalam bentuk kode Morse ke seluruh stasiun

yang bisa menerimanya. Banyak nyawa terselamatkan. Lebih dari itu, para

jurnalis mendapatkan berita pertama tentang kecelakaan dari radio, hingga

pemerintah AS pun akhirnya turun tangan. Tahun itu juga dikeluarkan Radio

Act 1912 tentang regulasi gelombang udara yang wewenangnya diberikan

pada Departemen Perdagangan.

Sepanjang Perang Dunia I, gelombang radio berada di bawah

penguasaan dan kontrol militer AS. Pada tahun 1920, setelah keadaan aman

dan dunia damai kembali untuk sementara, militer AS mengembalikan kontrol

radio ke tangan sipil. Seorang teknisi Westinghouse, Frank Conrad,

mengawali siaran radio pertama di dunia dengan jadwal siaran tetap. Siaran

ini menarik minat publik dan mendapat liputan luas di surat kabar. One thing

leads to another. (Astuti,2008:6)

Radio siaran yang pertama di Indonesia (waktu itu bernama

Nederlands Indie – Hindia Belanda), ialah Bataviase Radio Vereniging

(BRV) di Batavia (Jakarta tempo dulu) yang resminya didirikan pada tanggal

16 Juni 1925 pada saat Indonesia masih dijajah Belanda, dan berstatus swasta.

Setelah BRV berdiri, secara serempak berdiri pula badan-badan radio siaran

lainnya di kota Yogyakarta, Surakarta, Semarang, Surabaya. Yang terbesar

dan terlengkap adalah NIROM (Nederlandsch Indiche Radio Omroep Mij) di

Jakarta, Bandung, dan Medan, karena mendapat bantuan dari pemerintah

Hindia Belanda. (Ardianto,2007:125)

39

Sebelum tahun 1950-an, ketika televisi menyedot banyak perhatian

khalayak radio siaran, banyak orang memperkirakan bahwa radio siaran

berada di ambang kematian. Radio adalah media massa elektronik tertua dan

sangat luwes. Selama hampir satu abad lebih keberadaannya, radio siaran

telah berhasil mengatasi persaingan keras dengan bioskop, rekaman kaset,

televisi, televisi kabel, electronic games dan personal casset players. Radio

telah beradaptasi dengan perubahan dunia, dengan mengembangkan hubungan

saling menguntungkan dan melengkapi dengan media lainnya

Periode berikut, radio digunakan secara luas di bidang pendidikan,

terutama pendidikan politik, seperti mempersiapkan para calon pemilih untuk

pemilu pertama kali pada tahun 1955. Selanjutnya, di masa penuh gejolak

yang terjadi 1965, di mana PKI mulai berkuasa dan akhirnya tumbang oleh

pasukan yang dipimpin Mayjen Soeharto, radio RRI diambil alih fungsikan

secara berganti sebagai corong kepentingan. Itulah sebagian peran RRI di

masa lalu yang begitu besar, yang secara tidak langsung merupakan cikal

bakal bagi jurnalisme radio dan kelanjutan bagi eksistensi radio-radio swasta

di Indonesia. (Triartanto,2010:28-29)

Di masa kini, media radio siaran sebagian besarnya bertujuan untuk

hiburan. Orang mendengar radio ingin mendengar lagu atau musik, walau

sebagiannya ada pula yang ingin mencari atau mengetahui informasi actual.

Seiring dengan perkembangan teknologi, dari berbagai referensi, tipe-tipe

radio amat beragam, baik bentuk kepemilikan dan pendanannya. Bahkan kini

40

semenjak akhir 1990-an, banyak radio siaran yang dikelola dalam satu grup

media, di mana terdapat beragam format radio dalam satu grup, yaitu MNC

(Radio Trijaya, Global Radio, Radio TPI, Women Radio), MRA (Hard Rock

FM, I-Radio, Traxx FM), Ramako Grup (Lite FM, Mustang, Batam, dan Zoo),

dan lain sebagainya. (Ibid,41)

2.5 Program Radio

2.5.1 Pengertian

Pengertian program dalam konteks broadcasting merupakan suatu

acara atau paket sajian berisi muatan kata-kata terucap dan tertulis, gambar

statis dan bergerak, lagu dan musik, efek suara, serta cahaya, yang bertujuan

disuguhkan atau disampaikan melalui media elektronik (radio dan televisi)

kepada khalayak. Radio siaran hanya berisi bahasa tuturan kata-kata

penyiar/reporter/narrator/narasumber, musik dan lagu, efek suara, yang

disusun dan dikemas sedemikian rupa dalam bentuk program agar menarik

minat untuk didengar.

Secara etimologi, kata program berasal dari bahasa Inggris programme

atau program (Amerika), yang mengandung pengertian acara, rencana, atau

rancangan. Dalam UU Penyiaran Indonesia (Bab I Ketentuan Umum Pasal 1),

tidak menggunakan istilah program tapi dengan kata siaran, yang

mengandung pengertian sebagai pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk

suara, gambar, atau suara dan gambar atau yang berbentuk grafis, karakter,

41

baik yang bersifat interaktif maupun tidak yang dapat diterima melalui

perangkat penerima siaran.

Dapat disimpulkan, secara umum, setiap produksi pesan yang akan

disampaikan dari komunikator kepada komunikan, hendaknya perlu juga

direncanakan agar pesan dapat diterima efektif sesuai dengan motif dan

tujuannya, sehingga diharapkan tak berdampak buruk. (Triartanto,2010:99-

100)

Morrisan (2005) mengutip Prigle-Starr-McCavitt menjelaskan the

programming of most stations is dominated by one principal content element

or sound known as format (Sebagian besar programa stasiun radio didominasi

oleh unsur isi dan suara yang dikenal dengan sebutan format). Format radio

lebih menonjol pada acara musik atau hiburan karena banyak peminat.

Sehingga bentuk informasi dewasa ini dikemas dalam bentuk hiburan.

(Olii,2006:185)

Setiap program yang hendak dirancang dan dibuat harus mengacu

terhadap format stasiun. Format stasiun adalah pola atau bentuk dominan

yang menunjukkan cirri dan identitas tertentu dari stasiun radio yang

bersangkutan. Ambil contoh, radio Elshinta di Jakarta, porsi dominan

programnya adalah berita dan siaran obrolan. Itu artinya Elshinta mempunyai

format stasiun News and Talk. Lalu I-Radio (Jakarta) format stasiunnya

adalah musik Pop Indonesia, karena sebagian besar durasi waktunya memutar

lagu-lagu Indonesia. (Triartanto,2010:107)

42

2.5.2 Format Program

Sejalan dengan perkembangan radio di ajang yang kompetitif,

khususnya radio swasta nasional, menjadikan setiap pengelola radio siaran

perlu membuat suatu pola atau bentuk dalam program-programnya, yang

mencerminkan kepribadian atau identitas dari suatu stasiun radio tersebut.

Kemunculan format stasiun atau spesialisasi siaran yang disebut

narrowcasting, akibat dari banyak tumbuh berkembangnya stasiun radio, dan

semakin kuatnya daya pesona media televisi.

Pengertian format program mengacu pada perencanaan penyajian

suatu program yang didasari isi materi siarannya. Format produksi

mengandung pengertian bagaimana suatu program disajikan secara tekniknya.

Sedangkan format siaran atau lebih dikenal sebagai format station dapat

dimaknai sebagai bentuk kepribadian suatu stasiun penyiaran radio

sebagaimana dapat didengarkan dari program siarannya.

(Triartanto,2010:139)

Untuk menjelaskan secara detailnya, berikut dapat dilihat format-format radio

pada bagan dibawah ini :

43

NO FORMAT KATEGORI DESKRIPSI

01 News/berita Informasi Format penyajian siarannya porsi

dominannya adalah berita dan program-

program interview. Contoh : segala

isu/berita aktual seputar politik,

ekonomi, social, dan budaya. dan lain

sebagainya.

02 Talk/Bincang-

Bincang

Informasi Format yang memfokuskan mengenai

topik atau isu-isu aktual untuk

diperbincangkan. Contoh : Kasus

Skandal Bank Century

03 Adult

Contemporary

Musik Format ini berisi lagu-lagu yang

dikhususkan kepada pendengar dewasa

dengan kisaran usia 25 tahun hingga 45

tahun, yang diselingi info politik,

ekonomi, dan budaya.

04 Top 40 Musik Format yang dikhususkan untuk

pendengar muda dengan rentang usia

12 tahun sampai 21 tahun. Kriteria

lagunya pop terbaru atau new entry

44

yang terdaftardalam deretan 40 tangga

lagu.

05 Album

Oriented Rock

Musik Format didasarkan dari album-album

bergenre rock. Contoh : Nirvana, The

Cure, Linkin Park, U2, dan lain-lain.

06 Dangdut Musik Format musiknya full dangdut dan

melayu. Contoh : Rhoma Irama, Elvie

Sukaesih, dan lain-lain.

07 Pop Indonesia Musik Materi siarannya mengenai lagu-lagu

pop Indonesia.

08 Humor Khusus Materi siarannya cenderung humor dan

mengandung unsur lucu.

(Triartanto,2010 142-143)

Dengan adanya format program, pendengar dapat menikmati siaran radio

sesuai dengan minat dengarnya. Format program merupakan suatu batasan mengenai

ciri tentang suatu program. Dari aspek karakteristiknya jenis siaran terbagi dua, yaitu:

1. Siaran karya artistik: siaran yang diproduksi melalui pendekatan artistik, yaitu

proses produksi mengutamakan segi keindahan.

2. Siaran karya jurnalistik: siaran yang diproduksi melalui pendekatan jurnalistik

yaitu suatu proses produksi yang mengutamakan segi kecepatan, termasuk dalam

proses penyajian kepada khalayak. (Triartanto, 2010:144)

45

Dari dua pembagian tersebut, yang termasuk dalam siaran karya artistik

adalah program musik, program drama, program kuis, program variety show,

program sponsor, program cerita dongeng/legenda, program infotainment, program

resensi, dan lain sebagainya. Sedangkan karya jurnalistik adalah program bulletin

berita, program feature, program majalah udara/radio, program documenter, program

talk show, program breaking news dan program reportase. (Triartanto,2010:145)

Program Wayang 975 di Motion Radio termasuk dalam format artistik dimana

program ini mengutamakan pada penceritaan dongeng/legenda yang syarat akan

humor namun tidak melenceng dari cerita aslinya.

2.5.3 Jenis-Jenis Program

Karya Artistik:

1. Program Musik

Suatu program yang materi siarannya mengutamakan aspek atau yang berkaitan

dengan musik dan lagu dalam penyajian siarannya.

2. Program Drama Radio

Suatu program yang menyajikan acara audio pola pelakonan/dramatisasi para

tokoh atau karakternya dalam suatu tema cerita tertentu yang dibawakan dengan

gaya naratif, monolog, dialog yang diselingi dengan suara musik, lagu, serta efek

suara seperlunya. Sejarah radio siaran mencatat, drama radio berjudul War of the

Worlds karya H.G. Wells, yang berkisah tentang penyerangan makhluk Mars ke

46

bumi, telah menunjukkan kemampuan siaran radio dalam memengaruhi

pendengarnya.

3. Program Kuis Radio

Suatu program yang materi siarannya didasarkan pada pertanyaan-pertanyaan,

teka-teki, permainan/games bersifat auditif yang ditujukan kepada pendengar agar

menanggapinya sebagai suatu bentuk partisipasinya atau interaktif, yang

dikompensasikan sebagai suatu hadiah.

4. Program Variety Show

Suatu program sajian yang terdiri dari sejumlah kombinasi dari beragam format

acara, yang dikemas secara dinamis dan menarik dengan diselingi sisipan musik

dan efek suara.

5. Program Komedi/Humor

Suatu program yang menyajikan unsur-unsur yang menggelitik dan mengundang

kelucuan secara auditif sehingga merangsang pendengar untuk tersenyum atau

tertawa.

6. Program Sponsor

Suatu program yang isi siarannya dimuati oleh informasi dan data produk tertentu

yang disajikan dengan gaya perbincangan atau wawancara.

7. Program Cerita Dongeng atau Legenda

Bentuk penyajian program yang disajikan secara dramatisasi atau naratif berdasar

kisah-kisah dongeng dan cerita legenda yang sudah dikenal luas. Drama-drama

atau kisah legenda yang sukses di televisi berawal dari radio, antara lain, Saur

47

Sepuh, Misteri Gunung Berapi, Legenda Singasari, Babad Tanah Leluhur, dan

lain-lain.

Karya Jurnalistik :

1. Program Buletin Berita

Suatu sajian beragam berita aktual yang dikemas dalam tingkatan gradasi sangat

penting, penting, dan kurang penting yang perlu diketahui masyarakat.

2. Program Dokumenter

Program yang didasarkan pada peristiwa penting yang telah berlalu dan memiliki

relevansi aktualitas dengan kekinian.

3. Program Majalah Udara

Program adopsi dari majalah cetak yang disajikan dlam bentuk versi audituf brisi

mengenai aneka ragam topik, tema, serta peristiwa yang perlu dikethaui

masyarakat.

4. Program Feature

Program informasi yang membahas suatu topik persoalan melalui berbagai

pandangan yang saling melengkapi, mengurai, dan mengkritik, yang disajikan

dalam berbagai format.

5. Program Talk Show

Program yang mengutamakan sajian perbincangan atau obrolan yang didasari

penentuan tema, topik, serta bahasan yang dikemas secara dinamis dan aktual,

factual, menarik, juga menghibur. (Triartanto, 2010:146-149)

48

Program Wayang 975 ini termasuk dalam jenis program drama radio atau

radio play. Program ini memiliki karakteristik pelakonan suatu cerita yang

didramatisasi melalui suara dan efek suara yang berguna untuk meningkatkan latar

belakang dan pembangunan mood pendengar.

2.6 Drama/Sandiwara

2.6.1 Pengertian

Kata “drama” berasal dari bahasa Yunani “draomai” yang berarti

berbuat, berlaku, bertindak, atau beraksi. Drama berarti perbuatan,tindakan

atau beraksi. Drama berarti perbuatan, tindakan atau action (Waluyo, 2003:

2).

Drama juga dapat didefinisikan sebagai cerita yang dipertunjukkan

karena pada dasarnya drama merupakan dialog dari tokoh dalam cerita yang

diperankan dalam panggung. Ketika sebuah drama baru berbentuk naskah,

drama tersebut baru dapat dipahami belum dapat dinikmati. Drama juga dapat

didefinisikan sebagai cerita yang dipentaskan, suatu cerita yang baru dapat

dinikmati apabila sudah “diperagakan”, sudah diwujudkan dengan gerak-

gerak dan kata di atas pentas atau panggung (Suharianto, 2005: 61).

49

2.6.2 Unsur Drama

Adapun unsur-unsur pementasan drama sebagai berikut :

1. Lakon atau Cerita

Lakon atau cerita merupakan unsur esensial dalam sebuah drama. Secara

struktural, lakon atau cerita terdiri atas lima bagian, yaitu :

a. Pemaparan atau eksposisi (penjelasan situasi awal suatu cerita).

b. Penggawatan atau kompilasi (bagian yang menunjukkan konflik yang

sebenarnya).

c. Puncak atau klimaks 9puncak ketegangan cerita, titik perselisihan tertinggi

protagonist dan antagonis).

d. Peleraian atau anti klimaks (bagian pengarang mengetengahkan pemecahan

konflik).

e. Penyelesaian atau kongkulasi (bagian yang berfungsi mengembalikan lakon

pada kondisi awal).

2. Pemain (aktor/aktris)

Pemain atau pemeran adalah orang-orang yang menerjemahkan dan

sekaligus menghidupkan setiap deretan kata-kata dari sebuah naskah

drama. Pemain berfungsi sebagai alat pernyataan watak dan penunjang

tumbuhnya alur cerita

3. Tempat

Unsur tempat dalam sebuah drama adalah suatu tempat yang dapat

digunakan sebagai pertunjukan. Dalam hal ini tempat yang dimaksud

50

adalah gedung, lapangan, atau arena. Tempat tidak hanya dibutuhkan oleh

para pemain, namun juga oleh para penonton. Oleh karena itu, tempat yang

memenuhi syarat akan sangat mendukung terjadinya sebuah pagelaran

yang baik

4. Penonton atau Publik

Penonton atau publik yang dimaksud disini adalah penonton yang aktif,

yang dengan kesungguhan hati berusaha menyambut ajakan berdialog

pengarang drama yang disalurkan lewat para pelaku. Dengan menempatkan

penonton pada kedudukan seperti itu, maka sebuah drama atau pementasan

baru dapat diharapkan berhasil apabila terdapat tiga hal, yaitu lakon atau

cerita yang baik, para pelaku yang pandai, dan para penonton yang

mengerti. Tidak dipenuhinya salah satu dari ketiga hal diatas, tidak akan

penrah kita dapatkan pementasan atau drama yang dapat dikatakan berhasil

atau baik (Suharianto 2005:61-63)

2.6.3 Drama/Sandiwara Radio

Pada tahun 80-an, sandiwara radio di tanah air mencapai masa

jayanya. “Saur Sepuh” adalah judul sandiwara radio bersambung yang

disiarkan ke seluruh pelosok Nusantara. Tokoh-tokoh utamanya, Brama

Kumbara dan adiknya Ratna Mantili, menjadi karakter-karakter kesayangan

para pendengar. Ksatria Brama Kumbara sebagai tokoh protagonist bersuara

berat, dalam, mencerminkan kebijaksanaan dan kewibawaan. Adiknya, juga

51

seorang jago silat, bersuara lincah, centil, sedikit galak, dan emosional. Kedua

tokoh ini mewarnai kisah “Saur Sepuh” yang bersetting epos legenda kerajaan

dengan segala intrik dan permasalahannya.

Saur Sepuh menjadi sandiwara yang sangat popular. Memenuhi

permintaan pendengar, maka diselenggarakan jumpa fans dengan para

pemeran sesungguhnya. Cerita jumpa fans ini tak kalah seru. Seorang teman

menuturkan, setelah ikut berdesakan selama sekian jam jam di Yogya, ia

terkaget-kaget melihat sosok “Brama Kumbara” yang sesungguhnya.

Pendengar boleh saja merasa tertipu. Tetapi sesungguhnya, tanpa gambar

sebagai alat bantu visual, maka satu-satunya media yang digunakan radio

untuk menyampaikan pesan adalah suara. Radio sekedar menghantarkan

bunyi. Visualisasi kesan yang dibentuk berdasarkan pendengaran atas

bebunyian radio ada di dalam benak sang pendengar sendiri. Pendengar

dengan kata lain menciptakan theater of mind dalam benaknya, berdasarkan

apa yang didengarnya. (Astuti, 2008:44)

2.6.4 Unsur Eklektik

Metode eklektik, mengandung arti pemilihan dan penggabungan. Di

dalam bahasa Arab, metode ini di sebut dengan beberapa nama, antara

lain, Thariqah al-Intiqo’iyyah, Mukhtarah, Taufiqiyyah, Mazdujah. Perlu di

tegaskan bahwa penggabungan metode-metode ini hanya bisa di lakukan antar

52

metode yang sehaluan. Dua metode yang asumsinya atau tujuannya bertolak

belakang tentu tidak tepat untuk di gabungkan (Effendy, 2005 : 71-72).

Desain eklektik kini dapat dimaknai sebagai penggabungan dari gaya

modern dengan ciri khas tradisional. Menurut Patricia Herdita, gaya ini

banyak digemari karena Indonesia memiliki kekayaan budaya, seni dan

tradisi, bisa dipadukan.

Metode ini didasarkan atas asumsi bahwa :

(1) tidak ada metode yang ideal karena masing-masing mempunyai segi-segi

kekuatan dan kelemahan,

(2) setiap metode mempunyai kekuatan yang bisa dimanfaatkan untuk

mengefektifkan pengajaran,

(3) lahirnya metode baru harus dilihat tidak sebagai penolakan kepada

metode lama, melainkan sebagai penyempurnaan

(4) tidak ada satu metode yang cocok untuk semua tujuan, semua guru, semua

siswa, dan semua program pengajaran,

(5) yang terpenting dalam pengajaran adalah memenuhi kebutuhan pelajar,

bukan memenuhi kebutuhan suatu metode,

(6) setiap guru memiliki kewenangan dan kebebasan untuk memilih metode

yang sesuai dengan kebutuhan pelajar. (Efendi, 2005:71)

53

2.7 Teori Khusus

Dalam sub-bab ini, peneliti tidak memakai teori khusus melainkan konsep-konsep

yang terdapat dalam produksi program siaran radio.

2.7.1 Konsep Peran

Menurut Broom dan Selznick, peran dapat ditinjau dari tiga perspektif,

yaitu perspektif prescribed role, perspektif perceived role, perspektif actual

role.

Perspektif Prescribed Role

Perspektif Prescribed role atau peran yang didasarkan pada harapan-harapan

masyarakat atau peranan yang ideal. Setiap masyarakat

pada umumnya selalu mempunyai harapan tertentu dari individu yang

menempati status atau posisi sosial tertentu, seperti suami, istri, orang tua dan

anak. Harapan itu tentu berbeda dari satu masyarakat kemasyarakat lainnya.

Prespektif Preceived Role

Perspektif Precieved role atau peran yang didasarkan pada pertimbangan

pribadi. Peranan ini mungkin saja tidak sejalandengan harapan dari

masyarakat tetapi harus dilakukannya karena menurut pertimbangan hal itu

adalah baik.

Perspektif actual role

Perpektif actual role atau peran yang didasarkan pada bagaimana peranan itu

diwujudnyatakan atau diaktualisasikan. Pelaksanaan suatu peranan seringkali

54

tidak cuma didasarkanatas harapa-harapan masyarakat ( prescribed role) atau

pertimbangan-pertimbangan pribadi ( precieved role) tetapi juga berdasarkan

tekanan-tekanan yang dialami atau peluang-peluang yang ada atau situasi-

situasi khusus. (Raho, 2003:104-105)

Peran adalah konsep sentral dari teori peran. Meskipun begitu, definisi

peran adalah yang paling tidak jelas. Dalam literature ditemukan lebih dari

100 definisi tentang peran. Menurut Biddle & Thomas, kebanyakan definisi

itu menyatakan bahwa peran adalah serangkaian rumusan yang membatasi

perilaku-perilaku yang diharapkan dari pemegang kedudukan tertentu.

(Sarwono,2002:224)

Teori peran (role theory) adalah teori yang merupakan perpaduan

berbagai teori, orientasi, maupun disiplin ilmu. Selain dari psikologi, teori

peran berawal dari dan masih tetap digunakan dalam sosiologi dan

antropologi. Dalam ketiga bidang ilmu tersebut, istilah “peran” diambil dari

dunia teater. Dalam teater, seorang aktor harus bermain sebagai seorang tokoh

tertentu dan dalam posisinya sebagai tokoh itu ia diharapkan untuk

berperilaku secara tertentu. Posisi aktor dalam teater (sandiwara) itu

kemudian dianalogikan dengan posisi seseorang dalam masyarakat.

Sebagaimana halnya dalam teater, posisi orang dalam masyarakat sama

dengan posisi aktor dalam teater, yaitu bahwa perilaku yang diharapkan

daripadanya tidak berdiri sendiri, melainkan selalu berada dalam kaitan denga

nadanya orang-orang lain yang berhubungan dengan orang atau aktor tersebut.

55

Dari sudut pandangan inilah disusun teori-teori peran. Dalam teorinya Biddle

& Thomas membagi peristilahan dalam teori peran dalam empat golongan,

yaitu istilah-istilah yang menyangkut :

a. orang-orang yang mengambil bagian dalam interaksi social

b. perilaku yang muncul dalam interaksi tersebut

c. kedudukan orang-orang dalam perilaku

d. kaitan antara orang dan perilaku (Sarwono,2002:215)

2.7.2 Tim Kreatif

Tim merupakan sekelompok orang dalam pekerjaan atau organisasi

yang bertanggung jawab atas pembentukan produk atau menangani suatu

proses dalam organisasi (Mulyana, 2005:310).

Sebuah tim (team) adalah sebuah unit yang terdiri dari 2 orang atau

lebih yang berinteraksi dan mengkoordinasikan pekerjaan mereka untuk

menyelesaikan sebuah tugas yang spesifik. Definisi ini mempunyai tiga

komponen. Pertama, diperlukan 2 orang atau lebih. Tim dapat cukup besar,

walaupun kebanyakan kurang dari 15 orang. Kedua, orang dalam sebuah tim

melakukan interaksi secara teratur. Orang yang tidak berinteraksi, dan tidak

membentuk sebuah tim. Ketiga, orang dalam sebuah tim terbagi sebuah tujuan

berkinerja. (Daft, 2003:171)

Pekerja tim atau tim kerja adalah orang yang sportif, sensitif dan

senang bergaul, serta mampu mengenali aliran emosi yang terpendam dalam

56

tim dengan sangat jelas. Tim kerja menghasilkan sinergi positif melalui usaha

yang terkoordinasi. Usaha-usaha individual mereka menghasilkan satu tingkat

kinerja yang lebih tinggi daripada jumlah masukan individual. Penggunaan

tim secara ekstensif menghasilkan potensi bagi sebuah organisasi untuk

membuahkan banyak hasil yang lebih besar tanpa peningkatan masukan.

Kinerja tim akan lebih unggul daripada kinerja individu jika tugas yang harus

dilakukan menuntut ketrampilan ganda. (Allen, 2004:21)

Pengertian kreatif adalah suatu kemampuan yang dimiliki seseorang

(atau sekelompok orang) yang memungkinkan mereka menemukan

pendekatan-pendekatan atau terobosan baru dalam menghadapi situasi atau

masalah tertentu–yang biasanya tercermin dalam pemecahan masalah–dengan

cara yang baru atau unik yang berbeda dan lebih baik dari sebelumnya

(Madjadikara, 2004 :55).

Pada dunia global sekarang ini memiliki kreativitas merupakan suatu

keharusan yang dibutuhkan pada perusahaan khususnya yang bergerak dalam

dunia entertainment yang menuntut kreativitas lebih banyak. Kreativitas di

bidang ini menuntut agar karya mereka dapat disajikan secara menarik untuk

dapat dinikmati audience-nya. Tim kreatif merupakan sekelompok individu

yang mengeksplorasi ide kreatif mereka yang dapat dituangkan dan di

produksi secara apik. Tim kreatif memiliki peranan besar dalam mengelola

suatu informasi atau tayangan-tayangan dalam media elektronik agar dapat

menarik untuk dinikmati para pendengar atau penonton acara tersebut dan

57

menghasilkan suatu program acara yang menarik sehingga mampu bersaing

dengan acara lainnya.

Tim kreatif pada media elektronik memainkan peranan dalam hal

menyajikan suatu program acara semenarik mungkin agar para penikmat acara

mereka tidak merasa monoton dengan ide-ide yang mereka tuangkan dalam

program acara yang mereka tampilkan. Menurut Guilford cirri-ciri aptitude

dari kreativitas (berpikir kreatif) meliputi kelancaran, kelenturan atau

keluwesan (fleksibitas),orisinalitas dan elaborasi.

2.7.3 SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi dari berbagai faktor secara

sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan

pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan ( Strength ) dan peluang (

Opportunities ), namun secara bersamaan dapat juga meminimalkan

kelemahan ( Weakness ) dan ancaman ( Threats ) (Rangkuti 2004 : 18)

Analisis SWOT adalah penilaian menyeluruh terhadap kekuatan

(strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman

(threats) suatu perusahaan. Perusahaan harus menganalisis pasarnya dan

lingkungan pemasarannya agar menemukan peluang yang menarik dan

mengidentifikasi ancaman dari lingkungannya. Perusahaan harus

menganalisis kekuatan dan kelemahan perusahaan serta tindakan pemasaran

saat ini dan yang mungkin dilakukan untuk menentukan peluang mana yang

58

paling baik untuk dikejar. Tujuannya adalah untuk mencocokkan kekuatan

perusahaan dengan peluang menarik yang ada pada lingkungan, sekaligus

menghilangkan atau mengatasi kelemahan dan meminimalisasi ancaman.

Kekuatan

Kekuatan meliputi kemampuan internal, sumber daya, dan faktor situasional

positif yang dapat membantu perusahaan melayani pelanggannya dan

mencapai tujuannya. Adapun kekuatan dari program Wayang975 ini adalah

kehandalan tim kreatif yang mengemas program ini secara eklektik yaitu

perpaduan antara seni modern dan tradisional sehingga dapat merengkuh

target pendengar yang merupakan kalangan professional muda.

Kelemahan

Kelemahan meliputi keterbatasan internal dan faktor situasional negatif yang

dapat menghalangi performa perusahaan. Adapun kelemahan dari program ini

adalah keterbatasan sumber cerita wayang yang dapat menjadi hambatan bagi

tim kreatif dalam produksinya.

Peluang

Peluang adalah faktor atau tren yang menguntungkan pada lingkungan

eksternal yang dapat digunakan perusahaan untuk memperoleh

keuntungan. Adapun peluang yang diperoleh dari program ini adalah menjadi

pelopor dan satu-satunya program drama radio atau radio play di industri

radio Indonesia yang menceritakan tentang Wayang dengan pengemasan yang

unik sehingga banyak pendengar yang antusias dengan program ini.

59

Ancaman

Ancaman adalah factor pada lingkungan eksternal yang tidak menguntungkan

dan menghadirkan tantangan bagi performa perusahaan. (Kotler, 2008:64)

Adapun ancaman dari luar adalah radio-radio lain yang berusaha menyaingi

kesuksesan program Wayang975 dengan menghadirkan program-program

tandingan.

2.8 Kerangka Pemikiran

Peran Tim Kreatif

Scriptwriter

Editor

Voice Talent

Pengemasan Program

Eklektik

Intersoft Durasi

Re-run

Wayang 975