landasan teori - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/2011-2-01699-mc...

31
9 BAB 2 LANDASAN TEORI Penelitian skripsi ini dilandasi oleh teori dasar mengenai komunikasi yang berhubungan dengan sebagai acuan untuk menguraikan secara sistematis dan teoritis. 2.1 Teori – teori Dasar / Umum 2.1.1 Komunikasi 2.1.1.1 Pengertian Komunikasi Kata komunikasi atau communication berasal dari kata latin communis yang berarti “sama”, communico, communicatio, atau communicare yang berarti “membuat sama” ( to make common ). Komunikasi merujuk pada suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan yang dianut secara sama. Harold Lasswell menggambarkan proses komunikasi mempunyai unsur – unsur sebagai berikut ( Mulyana, 2004, P. 147 – 148 ). a. . Sumber (who) adalah yang memiliki pesan untuk disampaikan. b. . Pesan ( says what ) adalah seperangkat simbol verbal ataupun non verbal yang mewakili gagasan, nilai atau maksud dari sumber. c. . Saluran atau media ( in which channel ) adalah alat untuk menyampaikan pesan kepada penerima.

Upload: dangxuyen

Post on 06-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

9

BAB 2

LANDASAN TEORI

Penelitian skripsi ini dilandasi oleh teori dasar mengenai komunikasi yang

berhubungan dengan sebagai acuan untuk menguraikan secara sistematis dan teoritis.

2.1 Teori – teori Dasar / Umum

2.1.1 Komunikasi

2.1.1.1 Pengertian Komunikasi

Kata komunikasi atau communication berasal dari kata latin communis yang

berarti “sama”, communico, communicatio, atau communicare yang berarti “membuat

sama” ( to make common ). Komunikasi merujuk pada suatu pikiran, suatu makna, atau

suatu pesan yang dianut secara sama.

Harold Lasswell menggambarkan proses komunikasi mempunyai unsur – unsur

sebagai berikut ( Mulyana, 2004, P. 147 – 148 ).

a. . Sumber (who) adalah yang memiliki pesan untuk disampaikan.

b. . Pesan ( says what ) adalah seperangkat simbol verbal ataupun non verbal

yang mewakili gagasan, nilai atau maksud dari sumber.

c. . Saluran atau media ( in which channel ) adalah alat untuk menyampaikan

pesan kepada penerima.

10

d. . Penerima ( to whom ) adalah penerima yang mendapatkan pesan dari

sumber.

e. . Efek ( with that effect ) adalah akibat apa yang ditimbulkan pesan

komunikasi massa pada khalayak pembaca, pemirsa, atau pendengar.

Para pakar komunikasi sendiri memberikan definisi yang beragam mengenai

komunikasi ;

a. Gerbner menyatakan bahwa komunikasi didefinisikan sebagai interaksi sosial

melalui pesan.

b. Theodorson M. Newcomb menyebutkan bahwa setiap tindakan komunikasi

dipandang sebagai sesuatu transmisi informasi, terdiri dari ransangan yang

diskriminatif, dari sumber kepada penerima.

c. Carl I. Hovland “Komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (

komunikator ) menyampaikan ransangan ( biasanya lambang – lambang verbal )

untuk mengubah perilaku orang lain ( komunikan )”.

d. Everett M. Rogers “ komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari

sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah

laku mereka “.

e. Osgood menyatakan bahwa komunikasi terjadi jika suatu sistem, sumber informasi,

mempengaruhi yang lain ( kelompok / orang ), ada tujuan, dengan memanipulasi

simbol – simbol alternatif yang dapat dikirimkan melalui saluran yang

menghubungkan mereka ( Dennis McQuail, 1993 : 4 )

11

Dalam bukunya Communicating in Groups : Applications and skills, Gloria JG

menjelaskan bahwa kata “ komunikasi” telah digunakan dalam berbagai bentuk oleh

penulis yang berbeda. Kita menggunakan “komunikasi” untuk menunjukkan kepada proses

penciptaan, pengiriman, penerimaan, pengartian tanda atau simbol oleh manusia.

Komunikasi adalah persepsi atau pandangan, interpretasi, dan tanggapan orang kepada

tanda atau simbol yang dihasilkan orang lain. Pengertian yang kelihatannya sederhana ini

mempunyai 5 implikasi utama :

1. Komunikasi adalah suatu proses, bukan sesuatu atau pernyataan.

Proses ini terus berkelanjutan tanpa diketahui awal atau akhir yang jelas.

Tanda atau simbol dari seseorang berawal dari perasaan atau pemikiran, dan tak

seorangpun dapat menjelaskan pengaruhnya pada bagaian akhir yang lain .

Pengalaman yang dialami manusia dan tanggapan yang diberikan tidak dapat

diduplikasi atau dipelihara atau diulang secara persis. Pesan dapat diulang dan

dipelihara serta tidak berubah. Seperti memo atau pernyataan. Anda tidak dapat

masuk ke dalam sungai dengan aliran yang sama dua kali. Meskipun tidak terlihat

namun kondisinya berbeda sama halnya dengan aliran komunikasi antara manusia.

Komunikasi adalah suatu proses yang sangat kompleks karena melibatkan

perasaan, pengertian dan pengalaman kebudayaan manusia bukan hanya sekedar

kata – kata saja. Selama proses, seseorang mengalami persepsi atau perasaan dan

mengekspresikan pengalaman ini dengan menerjemahkan kedalam kata – kata dan

atau tanda- tanda non – verbal. Ekspresi dikirimkan sebagai pulsa energi ke udara

12

atau media lain, sehingga orang lain dapat merasakan dan memberikan tanggapan

terhadap ekspresi itu.

2. Komunikasi manusia adalah fenomena penerima.

Jika anda tidak mempunyai penerima, anda tidak memiliki komunikasi. Bila

anda berbicara sementara tidak seseorangpun mendengarkan, komunikasi tersebut

tidak terjadi. Bila anda ingin menjadi komunikator yang baik dalam kelompok,

anda harus memberikan perhatian kepada bagaimana anda mendengar dan

mengartikan daripada bagaimana anda berbicara.

3. Komunikasi adalah simbolis

Hal ini berimplikasi baik pada keuntungan dari kemampuan. Ada dua kategori

utama signal dari orang, tanda dan simbol. Tanda adalah kejadian alam yang

secara otomatis berhubungan dengan yang diwakilinya. Simbol, bertentangan

dengan tanda, adalah suatu bentuk signal yang dibuat oleh manusia yang dapat

berubah mewakili sesuatu dengan tidak memiliki hubungan secara langsung

maupun alami. Simbol juga mungkin berarti sesuatu yang tidak memiliki bentuk

nyata, seperti hubungan antara manusia.

4. Komunikasi antar muka ( face to face ) merupakan suatu proses

transaksional. Ada 2 ( dua ) pengertian utama dari “ transaksional “ yaitu :

a. Dalam penerapannya bahwa komunikasi merupakan proses yang

berkelanjutan dan multi direksional ( berbagai arah ).

b. Semua unsur dalam sistem komunikasi saling mempengaruhi.

13

5. Membuat komunikasi yang produktif adalah tanggung jawab dari tiap

anggota ( masyarakat )

Ada kecenderungan untuk saling menyalahkan apabila ada suatu

pernyataan tidak didengar, disalah artikan, dilupakan dan diabaikan. Jadi

setiap orang harus tetap mengawasi bagaimana proses komunikasi terjadi

dan menyelesaikan permasalahan seperti yang diharapkan. Hal ini

merupakan suatu penerapan langsung dari definisi komunikasi sebagai

transaksional, kompleks, dan simbolik.

Pelaksanaan komunikasi bermedia dilaksanakan dengan menggunakan saluran atau

sarana untuk meneruskan suatu pesan kepada komunikan. Komunikasi ini sering disebut

tak langsung dan sebagai konsekuensinnya arus balik tidak terjadi pada saat komunikasi

dilangsungkan. Komunikator tidak dapat langsung mengetahui tanggapan komunikannya

pada saat berkomunikasi. Oleh sebab itu dalam melancarkan komunikasi bentuk ini

komunikator harus matang dalam perencanaan dan persiapan agar komunikasi itu tercapai.

2.1.1.2 Konsep dasar komunikasi

Menurut John R. Wenburg dan William W. Wilmot ( Dalam Mulyana, 2004, p. 61 –

69 ) setidaknya ada tiga kerangka pemahaman komunikasi, yaitu :

a. Komunikasi sebagai tindakan satu arah

Komunikasi dipahami sebagai proses penyampaian pesan searah dari seseorang atau

lembaga kepada seseorang / kelompok lainnya, baik secara langsung maupun tidak

14

langsung. Pemahaman komunikasi sebagai proses satu arah ini oleh Michael Bargoon

disebut sebagai “ definisi berorientasi sumber “ ( source – oriented definition ).

b. Komunikasi sebagai interaksi

komunikasi dipahami sebagai aksi proses aksi – reaksi, sebab – akibat, yang arahnya

bergantian. Komunikasi interaksi dipandang lebih dinamis daripada komunikasi satu arah.

Unsur penting dalam komunikasi interaksi adalah feedback ( umpan balik ).

c. Komunikasi sebagai transaksi

Komunikasi dipahami sebagai kegiatan menafsirkan perilaku orang lain. Ada proses

encoding dan decoding pesan verbal maupun nonverbal. Semakin banyak peserta

komunikasi maka transaksi yang akan terjadi akan semakin rumit. Kelebihan konsep ini

adalah komunikasi dipahami sebagai konsep yang tidak membatasi pada komunikasi yang

disengaja saja.

2.1.2 Komunikasi Massa

Liliweri ( 2009 : 2001) berpendapat, bahwa komunikasi lainnya, dalam arti memiliki

unsur – unsur seperti : sumber ( orang ), bidang pengalaman, pesan, saluran, gangguan dan

hambatan, efek, konteks maupun umpan balik. Sekalipun pelbagai pengertian komunikasi

massa telah dikemukakan oleh pelbagai kepustakaan, namun demikian secara umum

komunikasi massa sebenarnya merupakan suatu proses yang melukiskan bagaimana

komunikator secara profesional menggunakan teknologi pembagi dalam menyebarluaskan

pengalamannya yang melampaui jarak untuk mempengaruhi khalayak dalam jumlah yang

banyak.

15

Lebih lanjut dia mengatakan, bahwa prosesnya memiliki suatu unsur yang

istimewa, yaitu penggunaan saluran. Teknologi pembagi atau media dengan massa yang

disebut saluran itu dipergunakan untuk mengirimkan pesan yang melintasi jarak jauh,

misalnya buku, pamflet, majalah, surat kabar, warkat pos, rekaman – rekaman, televisis,

gambar – gambar poster, dan bahkan saat ini ditambah lagi dengan komputer serta

aplikasinya dengan jaringan telepon serta satelit.

Onong dalam bukunnya berjudul “ ilmu komunikasi, teori, dan praktik “ ( 2009 :

225 ) mengatakan para ahli komunikasi berpendapat yang dimaksud dengan komunikasi

massa ( mass communication ) adalah komunikasi melalui media massa, jelasnya

merupakan singkatan dari komunikasi media massa ( massa media communication ).

Diakuinya, bahwa hal demikian itu berbeda dengan pendapat para ahli psikologi

sosial. Komunikasi massa itu tidak selalu mengapa menggunakan media. Bagi mereka (

para psikologi sosial ), pidato dihadapan sejumlah orang banyak disebuah lapangan,

misalnya, asal menunjukkan perilaku massa ( mass behavior ), itu dapat dikatakan sebagai

komunikasi massa. Mengapa? Sekalipun pada mulanya mereka yang berkumpul dilapangan

itu adalah kerumunan biasa (crowded), yang satu sama lain tidak mengenal, tetapi

kemudian, karena sama – sama terikat pidato seorang orator, mereka sama – sama terikat

oleh perhatian yang sama, lalu menjadi massa. Oleh sebab itu, komunikasi yang dilakukan

oleh si orator secara tatap muka seperti itu adalah komunikasi massa.

Pendapat De Vito dalam bukunya yang berjudul : “ communicology : An

introduction to the study og communication” yang juga dikutip oleh Onong ( Effendy,

1994 ; 21) antara lain menegaskan : komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan

16

kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa

khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang

yang mendengar radio dan menonton televisi, agaknya ini berarti bahwa khalayak itu

besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa

adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar – pemancar yang audio dan visual.

Komunikasi massa barangkali agak lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan

menurut bentuknya : televisi, radio, surat kabar, majalh, buku, film dan pita.

Setidak – tidaknya terdapat 5 ciri komunikasi massa yang diinventarisir oleh Onong

Uchjana Effendy. Kelima ciri tersebut adalah, (1) komunikasi massa berlangsung satu arah; (2)

komunikator pada komunikasi massa melembaga; (3) pesan pada komunikasi massa bersifat

umum; (4) media komunikasi massa menimbulkan keserempakan; (5) komunikan pada

kominikasi massa bersifat heterogen.

Dalam komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Brittner ( 2007 ; 3 )

(Rakhmat, seperti yang disitir komala, dalam karlinah, dkk. 1999). Yakni ; komunikasi massa

adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang ( mass

communication is massages communicated through a mass medium to a large number of people

). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media

massa. Jadi, sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada khalayak yang banyak, seperti rapat

akbar dilapang luas yang dihadiri oleh liburan, bahkan puluhan ribu orang, jika tidak

menggunakan media massa, maka itu bukan komunikasi massa. Media komunikasi yang

termasuk media massa adalah radio siaran, dan televisi, keduannya dikenal sebagai media

elektronik, surqat kabar dan majalah keduannya di sebut media cetak.

17

Definisi komunikasi massa yang lebih rinci digunakkan oleh Gerbner ( 2007 : 3 ) “mass

communication is the tehnologically and istituttionally based production and distribution of the

most broadly shared continuous flow of messages in industrial societies”. ( komunikasi massa

adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang

kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri.

2.1.2.1 Fungsi Komunikasi Massa

Fungsi komunikasi massa secara umum menurut effendy ( 2007 : 18 )

1. Fungsi Informasi

Fungsi informasi ini diartikan bahwa media massa adalah penyebar informasi bagi pembaca,

pendengaratau pemirsa. Berbagai informasi dibutuhkan oleh khalayak media massa yang

bersangkutan sesuai dengan kepentingannya. Khalayak sebagai makhluk sosial akan selalu

merasa haus akan informasi yang terjadi.

Sebagian informasi didapat bukan dari sekolah, atau tempat bekerja, melainkan dari mereka. Kita

belajar musik, politik, ekonomi, hukum, seni, sosiologi, psikologi, komunikasi, dan hal lain dari

media. Kita belajar keterampilan menggunakan komputer, memasak, menjahit, dan lain

sebagainya dari media. Kita mengenal tempat – tempat bersejarah yang ada didunia juga dari

media elektronik ( terutama film ) dan media cetak yaitu buku – buku sejarah.

Khalayak media massa berlangganan surat kabar, majalah, mendengarkana radio siaran atau

menonton televisi karena mereka ingin mendapatkan informasi tentang peristiwa yang terjadi

dimuka bumi, gagasan atau pikiran orang lain , apa yang dilakukan, diucapkan atau dilihat orang

lain.

18

2. Fungsi pendidikan

Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya ( mass education ). Karena media

massa banyak menyajikan hal – hal yang sifatnya mendidik. Salah satu cara mendidik yang

dilakukan media massa adalah melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan – aturan yang berlaku

kepada pemirsa atau pembaca. Media massa melakukannya melalui drama, cerita, diskusi dan

artikel.

3. Fungsi Mempengaruhi

Fungsi mempengaruhi dari media massa secara implicit terdapat pada tajuk / editorial, features,

iklan, artikel dan sebagainya. Khalayak dapat terpengaruh ilan –iklan yang ditayangkan televisi

maupun surat kabar , seperti contoh berikut, keluarga petani yang hiup didesa mempunyai

kebiasaan mencuci rambut dengan menggunakan air sapu merang rendama yang telah dibakar

lebih dahulu. Apa yang terjadi setelah keluarga petani tersebut memiliki pesawat televisi dan

menonton tayangan iklan sampo yang dibintangi artis favoritnya?. Kebiasaan yang sudah

berlangsung sejak lama, sekarang mengalami perubahan. Dari mencuci rambut dengan memakai

rendaman air sapu merang dibakar diganti dengan sampo yang ada didalam iklan ditelevisi.

2.1.2.2 Proses Komunikasi Massa

Gejala umum yang dapat dilihat dari suatu proses ( 2007 : 27 ) adalah bahwa proses

merupakan suatu peristiwa yang berlangsung secara kontinyu, tidak diketahui kapan mulainya

dan kapan akan berakhirnya. Dalam operasionalnya, proses memerlukan berbagai ( komponen )

elemen penunjang. Demikian pula dengan komunikasi yang pada hakikatnya merupakan suatu

19

proses, berlangsungnya komunikasi sudah pasti memerlukan berbagai komponen ( elemen ).

Pengertian komponen disini adalah bagian – bagian yang terpenting dan mutak harus ada pada

suatu keseluruhan atau kesatuan.

Schraman mengatakan bahwa untuk berlangsungnya suatu kegiatan komunikasi, minimal

diperlukan tiga komponen yaitu source, message, destination atau komunikator, pesan,

komunikan. Apabila salah satu dari ketiga komponen tersebut tidak ada, maka komunikasi tidak

dapat berlangsung. Namun demikian, selain ketiga komponen tersebut masih terdapat komponen

lainnya yang berfungsi sebagai pelengkap. Artinya, jika komponen tersebut tidak ada, maka

tidak akan berpengaruh terhadap komponen lainnya. Oleh karena itu komponen – komponen

utama ( komunikator, pesan, komunikan ) mutlak harus ada proses komunikasi, baik itu

komunikasi antarpersonal, komunikasi kelompok maupun komunikasi massa.

Komponen pada proses komunikasi antarpersonal atau komunikasi kelompok mudah di

ketahui. Namun apabila komunikasi tersebut dilakukan melalui media massa maka komponen

maupun prosesnya tidak akan sederhana sebagaimana pada proses bentuk komunikasi lainnya.

Pengertian proses komunikasinya dikenal dengan media cetak ( press ), media auditif (

radio ), media visula ( gambar, lukisan ) atau media audio visual ( televisi dan film ). Yang

dimaksud dengan media disini adalah alat yang dapat digunakan untuk mencapai massa (

sejumlah orang yang tidak terbatas ). Dari uraian tersebut dapat dijelaskan bahwa komunikasi

massa merupakan suatu proses yang melukiskan bagaimana komunikator menggunakan

teknologi media massa secara proporsional guna menyebarluaskan pesannya melampaui jarak

untuk mempengaruhi khalayak dalam jumlah yang banyak.

2.1.2.3 Efek Komunikasi Massa

20

Komunikasi massa merupakan ( 2007 : 49 ) sejenis kekuatan sosial yang dapat

menggerakan proses sosial ke arah suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Akan

tetapi untuk mengetahui secara tepat dan terperinci mengenai kekuatan sosial yang dimiliki oleh

komunikasi massa dan hasil yang dapat dicapainya dalam menggerakan proses sosial tidaklah

mudah. Oleh karena itu, efek atau hasil yang dapat dicapai oleh komunikasi yang dilaksanakan

melalui berbagai media ( lisan, tulisan, visual, audio visual ) perlu dikaji melalui metode tertentu

yang bersifat analisis psikologi dan analisa sosial. Yang dimaksud dengan analisis psikologi

adalah kekuatan sosial yang merupakan hasil kerja dan berkaitan dengan watak serta kodrat

manusia. Sedangkan analisis sosial adalah peristiwa sosial yang terjadi akibat komunikasi massa

dengan penggunaan media massa yang sangat unik serta kompleks.

Donald K. Robert ( 2007 : 49 ) mengungkapkan, ada yang beranggapan bahwa “efek

hanyalah perubahan perilaku manusia setelah diterpa pesan media massa”. Karena fokusnya

pesan maka efek harus berkaitan dengan pesan yang disampaikan massa.

Dalam Ardiyanto dan Erdinaya ( 2004 : 52 ) terdapat tiga efek pesan komunikasi massa,

yaitu :

1. Efek Kognitif

Membahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari

informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya.

2. Efek Afektif

21

Tujuan dari komunikasi bukan hanya sekedar memberitahu khalayak tentang sesuatu, tetapi lebih

dari itu. Khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah

dan sebagainya.

3. Efek Behavioral

Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku,

tindakan atau kegiatan.

Peneliti hanya menggunakan efek kognitif dan efek afektif dalam penelitian ini karena

peneliti tidak berharap ada efek perilaku yang ditimbulkan oleh responden setelah penelitian ini

selesai.

2.1.3 Media Massa

Media massa adalah institusi yang berperan sebagai agent of change, yaitu sebagai

institusi pelopor perubahan. Ini adalah paradigma utama media massa. Dalam menjalankan

paradigmanya media massa berperan, Bungin ( 2007 : 85 – 86 )

a. Sebagai institusi pencerahan masyarakat, yaitu perannya sebagai media edukasi. Media massa

menjadi media yang setiap saat mendidik masyarakat supaya cerdas, terbuka pikirannya, dan

menjadi masyarakat yang maju.

b. Selain itu, media massa juga menjadi media informasi, yaitu media yang setiap saat

menyampaikan informasi kepada masyarakat. Dengan informasi yang terbuka dan jujur dan

benar disampaikan medai massa kepada masyarakat, maka masyarakat akan menjadi masyarakat

yang kaya dengan informasi, masyarakat yang terbuka dengan informasi, sebaiknya pula

masyarakat akan menjadi masyarakat informatif, masyarakat yang dapat menyampaikan

22

informasi dengan jujur kepada media massa. Selain itu infrmasi yang banyak dimiliki oleh

masyarakat, menjadikan masyarakat sebagai masyarakat dunia yang dapat berpartisipasi dengan

berbagai kemampuannya.

c. Terakhir, media massa sebagai hiburan. Sebagai agent of change, media massa juga menjadi

institusi budaya, yaitu institusi yang setiap saat menjadi corong kebudayaan, katalisator

perkembangan budaya. Sebagai agent of change yang dimaksud adalah juga mendorong agar

perkembangan budaya itu bermanfaat bagi manusia bermoral dan masyarakat sakinah, dengan

demikian media massa juga berperan untuk mencegah berkembangnya budaya – budaya yang

justru merusak peradaban manusia dan masyarakatnya.

Perkembangan komunikasi massa dimulai oleh pers, disusul oleh film, diikuti oleh radio,

selanjutnya oleh televisi, Effendy ( 2008 : 56 ).

2.1.4 Radio

Merujuk pada pengertiannya dalam The Encyclopedia of Americana International ( 1983

: 121a ), radio is mean of communication that tillies on the use of electromagnetic waves

propagates through space the speed of light. The electronic wave used for radio communication

are similiar to light and heat waves, but generally much lower in frequency ( radio adalah alat

komunikasi yang menggunakan gelombang elektromagnetik yang disebarkan melalui ruang pada

kecepatan cahaya. Gelombang elektromagnetik yang digunakan dalam komunikasi radio persis

dengan cahaya dan gelombang panas, tetapi frekuensinya lebih rendah ).

23

Menurut Anton M. Moeliono, pengertian radio adalah siaran ( pengiriman ) suara / bunyi

melalui udara ( 1982 : 791 ). Sedang Jull Swanell dalam The Little Oxford Dictionary of Current

English, mendefinisikan, radio transmission reception of messages by electronic waves without

connecting wires ( radio adalah pengiriman dan penerimaan pesan – pesan oleh gelombang

elektronik tanpa sambungan kabel ). Lebih lanjut, Teguh Meinanda dan Ganjar Nugraha

Jiwapraja ( 1980 : 80 ) menyatakan, radio adalah keseluruhan sistem gelombang suara yang

dipancarkan dari stasiun dan kemudian dapat diterima oleh berbagai pesawat penerima baik di

rumah, di kapal, di mobil dan sebagainya.

Maka, dari berbagai pernyataan tersebut dapat ditarik kesimpulan, sepeti dalam

Moeryanto Ginting, yang dikutip Ritonga ( 1996 : 93 ), radio adalah alat komunikasi massa yang

menggunakan lambang komunikasi yang berbunyi ( lee, 1965 ), suatu pemancar radio yang

sedang in operation tidak membawa pengaruh apa – apa pada audiens / pendengar kalau

gelombang – gelombangnya tidak dimuati sesuatu yang berarti, entah itu berupa sinyal, kata –

kata terucapkan, maupun nada – nada, atau sesuatu yang berirama ( kertapati, 1981 ).

2.1.4.1 Radio Digital

Dalam jurnalnya Teknologi Digital dan Dunia Penyiaran ( 2007 ), Sri hastarjo

menyebutkan bahwa perkembangan yang signifikan dari radio ( siaran ) digital terjdi sejak

pertengahan 1990-an. Pada pertengahan tahun 1999 , BRS Media menjadi host bagi sekitar 2000

stasiun radio Web; pada akhir tahun 2000, jumlah itu meningkat menjadi lebih dari 4500 radio (

BRS Media 2000, 2001 ).

Digitalisasi radio memiliki tiga unsur yang penting, yaitu (1) penggunaan teknologi

digital di dalam produksi, termasuk dalam penyimpanan, reproduksi, dan editing; (2) distribusi

24

isi siaran ( program musik dan iklan ) dilakukan secara online ( lewat internet ); dan (3) terjadi

peningkatan yang signifikan di dalam jumlah khalayak yang mendengarkan radio melalui

internet ( Flew, 2002 : 106 ).

Unsur yang terakhir itulah yang memiliki masa depan yang paling menarik. Dengan

mulai dikembangkannya telepon genggam yang mampu mengakses internet, maka tidak akan

terlalu lama lagi akan bermunculan alat – alat baru yang bisa digunakan untuk mendengarkan

radio digital tanpa harus menggunakan komputer yang terhubung ke internet dengan kabel

telepon. Ini berarti batas – batas geografis yang selama ini menghabat akan dapat diatasi. Ini

adalah sebuah terobosan besar baik bagi khalayak maupun bagi organisasi radio siaran.

Radio digital yang dipancarkan melalui internet memiliki dua daya tarik utama. Pertama,

teknologi ini membuka peluang bagi munculnya siaran yang sangat bervariasi dan spesifik;

misalnya siaran dari negara asal bagi komunitas imigran yang tinggal di negara lain ( Hastjarjo :

2003 ). Kedua, memampukan khalayak untuk mengakses siaran radio tanpa perlu dihambat oleh

batas – batas geografi atau aturan pemerintah/penguasa.

2.1.4.2 Karateristik Radio

Sebagai media massa, radio siaran memiliki karakteristik unik dan khas, yang juga

tentunya mempunyai keunggulan dan kelemahannya. Dalam penyampaian pesan atau isi

pernyataannya yang dikemas dalam suatu program radio mempunyai cara tersendiri yang disebut

dengan gaya radio dalam menyajikan programnya untuk memikat pendengarnya. Bahasa atau

kata – kata lisan yang digunakan penyiar dalam penyampaian pesannya disebabkan apa yang

disebut dengan “gaya radio” atau radio style. Menurut Effendy, gaya radio siaran dapat timbul

karena faktor.

25

1. Sifat radio siaran

2. Sifat pendengar radio

Sifat radio siaran, gaya radio secara karateristiknya mencakup :

1. Imajinatif : karena radio siaran hanya bisa didengar, Radio dapat menciptakan

theatre of mind, ketika penyiar berbicara didepan mikropon, maka pendengar

hanya bisa membayangkan suaranya tanpa mengetahui sosok penyiarnya seperti

apa.

2.Auditori : radio adalah bunyi atau suara yang hanya bisa di konsumsi oleh

telinga. Maka itu, apa yang didengar oleh telinga kemampuannya cukup terbatas.

Ada sebuah istilah berbunyi ; lebih baik mempunyai satu catatan daripada seribu

ingatan. Begitupun telinga memiliki keterbatasan dalam mengingat pesan yang

didengarnya. Untuk itu pesan radio siaran harus jelas, singkat, dan sepintas lalu.

3.Akrab : media radio siaran adalah intim, karena penyiar menyampaikan pesannya

secara personal / individu, walaupun radio itu didengarkan oleh orang banyak.

Sapaan penyiar yang khas seolah ditujukan kepada diri pendengar sevara seorang

diri, menjadikan si penyiar seakan – akan berada di sekitarnya. Sehingga radio bisa

menjadi “teman” di kala seseorang sedih ataupun gembira. Itulah sifat akrab radio.

4. Gaya percakapan : bahas yang digunakan bukan tulisan, tapi gaya obrolan sehari

– hari. Tak heran juga banyak bahasa – bahasa percakapan yang unik muncul dari

dunia radio yang diperkenalkan oleh penyiar menjadi sesuatu yang nge – trend.

26

Sedangkan sifat pendengar radio itu meliputi; kesukaan, kegemaran, kebiasaan, minat,

serta keinginannya. Untuk itu ciri – cirinya dapat dirinci sebagai berikut :

1. Heterogen ( beragam ): pendengar radio sangat beragam. Maka itu, ada sejumlah radio siaran

mencoba membatasi sasaran pendengarnya agar lebih homogen, meski pada kenyataanya tidak

ada pendengar yang satu dengan yang lain adalah sama. Pasti selalu ada perbedaan. Namun, agar

sasaran menjadi lebih fokus maka dibuatlah pembatasan sasaran berdasarkan faktor: demografis

( usia, pendidikan, jenis kelamin) letak geografis ( perkotaan, pedesaan, pesisir ) psikografis (

kesukaan, kebiasaan, hobi, gaya hidup ). Hal tersebut dimaksudkan agar program yang disajikan

dapat dipahami oleh sasaran yang dituju dan pesan – pesan programnya memuat hal – hal yang

berkaitan dengan minat dan keinginan pendengarnya.

2. Personal ( pribadi ): penyampaian pesan atau bahasa lisan radio siaran melalui penyiar bersifat

personal ( pribadi ) sesuai dengan situasi dan kondisi pendengar ketika ia mendengarkan siaran

radio.

3. Aktif : semula, teori awal ilmu komunikasi menganggap khalayak adalah sekumpulan orang

yang pasif ketika diterpa pesan media massa. Ini bisa disimak dalam teori –teori atau model –

model komunikasi; Hypodermic needle model, One – step flow model, dan two steps

flowmodels, yang menganggap media massa mempunyai pengaruh yang kuat terhadapkhalayak.

Namun, penelitian ilmiah yang kemudain dilakukan mengenai pemilihan Presiden AS pada tahun

1944 oleh Paul Lazarsfeld, Wilbur Schramm, dan Raymond Bauer, membuktikan bahwa

khalayak tidaklah pasif seperti yang dianggap. Bahkan, di masa sekarang, sejak teknologi

telekomunikasi semakin berkembang pesat, khalayak semakin aktif terlibat dan menanggapi di

dalam proses penyampaian komunikasi media massa ( radio dan televisi ), yaitu salah satunnya

27

adalah melalui telepon genggam yang dimilikinya untuk menyampaikan pesan tanggapannya

secara interaktif. Namun, sampai saat ini, karakteristik radio dan televisi secara fisiknya, si

pendengar atau pemirsa tetap tidak bisa berkomunikasi melalui benda radio atau televisilayaknya

sebuah handphone. Untuk itu, agar penyiar radio atau televisi bisa berkomunikasi dengan

audiensnya, maka secara teknisnya harus dilengkapi peralatan khusus dan adanya line telepon

yang menghubungkan di antara keduanya.

4. Selektif ( pemilih ): khalayak radio siaran cenderung selektif dalam memilih program atau

pesan yang menerpa dirinya. Pendengar akan memilih proram yang disuka atau memenuhi

kebutuhan rohaniah dirinya. Ini bisa disebabkan kondisi psikis, ruang ( spasial ), lingkungan

sosialnya sehingga si pendengar bisa tergerak untuk memilih program.

2.1.4.3 Keunggulan dan Kelemahan Radio

a. Keunggulan radio

• Cepat dan langsung. Sasaran tercepat, lebih cepat dari koran maupun TV, dalam

menyampaikan informasi kepada publik tanpa melalui proses yang rumit dan butuh

waktu banyak. Hanya melalui telepon, reporter radio dapat secara langsung

menyampaikan berita atau melaporkan peristiwa yang ada dilapangan.

• Akrab. Radio alat yang lekat dengan pemiliknya.

• Dekat. Suara penyiar hadir dirumah atau didekat pendengar. Pembicaraanya langsung

menyentuh aspek pribadi.

28

• Hangat. Paduan kata – kata, musik dan efek suara dalam soaran radio mampu

mempengaruhi emosi pendengar. Pendengar akan beraksi atas kehangatan suara penyiar

dan seringkali berfikir bahwa penyiar adalah teman dekat bagi mereka.

• Sederhana. Tidak rumit, tidak banyak pernik. Baik bagi pengelola maupun pendengar.

• Tanpa batas. Siaran radio menembus batas – batas geografis, SARA, dan kelas sosial.

• Murah. Dibandingkan dengan berlangganan media cetak atau harag pesawat televisi,

pesawat radio relatif lebih murah. Pendengar pun tidak dipungut bayaran sepeser pun

untuk pendengar radio.

• Fleksibel. Siaran radio bisa dinikmati sambil mengerjakan hal lain atau tanpa

mengganngu aktifitas yang lain. ( Romli, 2004 : 23 )

b. Kelemahan Radio

• Selintas. Siaran radio cepat hilang dan gampang dilupakan. Pendengar tidak bisa

mengulang apa yang didengarnya.

• Global. Siaran informasi radio bersifat global, tidak detail, karena angka – angka

dibulatkan.

• Batasan waktu. Setiap berita atau informasi yang disiarkan sangat singkat berdasarkan

waktu yang telah ditentukan.

• Beralur linier. Program disajikan dan dinikmati berdasarkan urutan yang sudah ada.

• Mengandung gangguan. Seperti timbul dan tenggelam ( fading ) dan gangguan teknis

“channel noise factor”. ( Romli, 2004: 25 )

29

2.1.4.4 Radio Sebagai Media Massa

Media massa merupakan medium dari komunikasi massa untuk menyampaikan informasi

atau pesan dari sumber kepada komunikan. Medium tersebut terdiri dari media elektronik seperti

televisi, radio, internet maupun media cetak seperti koran dan majalah.

Radio termasuk dalam media massa karena ciri – ciri dari media massa antara lain ( Cangara,

2008 : 126 ):

a. Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola terdiri dari banyak orang.

b. Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak karena memiliki

kecepatan. Selain itu juga bergerak secara luas dan simultan dimana informasi yang disampaikan

diterima oleh banyak orang pada waktu yang sama.

c. Menggunakan peralatan teknis atau mekanis

d. Bersifat terbuka, artinya pesan dapat diterima oleh siapa saja dan dimana saja tanpa mengenal

usia, jenis kelamin dan suku bangsa. Dengan kata lain, khalayaknya bersifat heterogen.

Dalam penyelenggaraan penataan penyiaran, seperti diungkap Prayudha ( 2005 : 44 )

merujuk dari pembagian segmen berdasar stasiun radio di Amerika, yaitu Morning Drive, waktu

pagi adalah antara jam 05.30 atau 06.00 hingga jam 10.00 pagi; Daytime, waktu siang antara jam

10.00 hingga jam 15.00; Afternoon Drive, sore hari adalah antara jam 15.00 hingga jam 19.00

atau jam 20.00; Nighttime, waktu malam antara jam 19.00 atau 20.00 hingga tengah malam.

Overnight, lewat tengah malam atau dini hari adalah selang waktu antara tengah malam hingga

30

saat Morning Drive. Pembagian waktu tersebut mengacu terhadap pola perilaku pendengar

dalam meluangkan waktunya untuk mendengarkan radio.

2.1.4.5 Program Radio

Sebagai sebuah media massa, radio dituntut untuk menciptakan sebuah program yang

dapat menyampaikan informasi kepada khalayak dengan cepat dan tepat. Selain itu,

memproduksi sebuah program radio juga harus menarik. Ini diperlukan karena sifat dari radio

sendiri yang sepintas lalu.

Morissan ( 2008 : 221 ) mengatakan bahwa secara umum program radio terdiri dari dua jenis

yaitu informasi dan musik. Dua jenis ini kemudian dikemas menjadi sebuah program yang dapat

memenuhi kebutuhan khalayak. Adapun program tersebut bisa terdiri dari berita radio, talkshow,

dan info hiburan.

2.1.4.6 Talkshow

Talkshow atau perbicangan adalah program informasi yang mengutamakan sajian

perbincangan atau obrolan yang didasari penentuan tema, topik serta bahasan yang dikemas

secara dinamis dan aktual, faktual, menarik, juga menghibur. Talkshow merupakan gabungan

antara seni berbicara dan seni wawancara. Jenis program ini melibatkan penyiar sebagai

pemandu acara dan narasumber. Program talkshow juga biasanya memberikan kesempatan

pendengar dengan memberikan feedback atau umpan balik dengan memberikan pertanyaan atas

permasalahan yang dibahas sesuai dengan topik yang sedang dibahas.

Tiga bentuk talkshow adalah :

31

• One on one show. Perbincangan penyiar dengan narasumber mendiskusikan suatu topik

dengan keadaan posisi michrophone terpisah pada studio yang sama.

• Panel discussion. Pewawancara sebagai moderator ada bersama sejumlah narasumber.

• Call in show. Perbincangan yang melibatkan pendengar melalui telepon mengenai suatu

topik. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan apabila pendengar ingin menyampaikan

informasi lain yang dianggap penting. Dengan jenis perbincangan ini, khalayak dianggap

aktif.

Elemen – elemen yang perlu ada dalam Program Talkshow :

• Tema

Tema atau topik adalah permasalahan yang akan dibahas dalam perbincangan atau

talkshow. Tema yang diangkat mestilah benar-benar penting ( atau dianggap penting)

untuk diketahui khalayak atau setidaknya menarik bagi pemirsanya. Wacana yang

diketengahkan merupakan isu (atau trend) yang sedang berkembang dan hangat di

masyarakat.

• Narasumber

Narasumber adalah orang yang dijadikan pembicara di dalam suatu acara

talkshow. Untuk itu, biasanya dipilih seorang tokoh yang populer di masyarakat dalam

bidangnya, atau bisa jadi seorang tokoh kontroversi, dimana masyarakat biasanya ingin

tahu pandangan – pandangan mengenai peristiwa aktual. Tokoh itu dipilih untuk

memperoleh informasi, pendapat atau kesaksian mengenai suatu kejadian yang terjadi

akhir – akhir ini.

32

• Feedback

Yaitu umpan balik yang diberikan oleh komunikan kepada komunikator.

Tanggapan dari penerima pesan atas isi pesan yang disampaikan. Feedback sangat

penting dalam proses komunikasi. Digunakan untuk mengukur dampak komunikasi.

Dalam bukunya “Dimensi-dimensi Komunikasi”, Onong Uchjana Effendi menyatakan

bahwa : “Komunikasi akan berhasil, apabila pesan yang disampaikan komunikator cocok

dengan frame of reference, yakni pengalaman dan pengertian yang diperoleh

komunikan”.

Salah satu jenis feedback adalah Positive feedback yaitu feedback yang

mendukung pada tercapainya tujuan pesan. Contohnya : bertanya, klarifikasi, menyutujui,

mengangguk, memperhatikan,dll. Dalam media massa biasanya pembaca, pendengar atau

penonton diminta feedbacknya melalui sms, telepon, atau melalui sosial media seperti

facebook atau twitter.

• Pembawa acara

Menurut pedoman penyiaran dan pemasaran atau pengembangan Usaha Perjan

RRI Jakarta (2001 : 51) “adalah orang yang menyajikan atau menyampaikan acara sesuai

dengan tuntutan naskah atau karakter dan format acara”.

Pembawa acara merupakan ujung tombak stasiun siaran. Baik buruknya sebuah

stasiun penyiaran tergantung dari penampilan atau penyajian yang disampaikan oleh

pembawa acara atau penyiarnya.

33

Jadi seorang pembawa acara akan dikatakan berhasil apabila audience merasa

memperoleh teman atau sahabat yang sangat memperhatikan, mau mendengarkan dan

ramah serta menarik, audience menginginkan pembawa acara yang bersahaja, apa adanya

atau tidak dibuat-buat. Audience menyenangi pembawa acara yang pandai dalam segala

hal serta mampu memenuhi keinginannya, oleh karena itu pembawa acara dituntut untuk

terus menggali kemampuan serta menambah wawasan untuk menambah serta

mempertebal rasa percaya dirinya.

2.2 Teori khusus

2.2.1 Teori S-O-R

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori S-O-R. Adapun Teori S-O-R

adalah singkatan dari Stimulus-Organism-Response. Teori ini berasal dari psikologi. Objek

material dari psikologi dan komunikasi adalah sama yaitu manusia yang jiwanya meliputi

komponen komponen sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi. Menurut stimulus

response ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus sehingga

seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi

komunikan. Jadi unsur – unsur dalam model ini adalah :

1. Pesan ( Stimulus )

2. Komunikan ( Organism )

3. Efek ( Response )

34

Dalam proses perubahan sikap ntampak bahwa sikap dapat berubah, jika stimulus yang

menerpa benar – benar melebihi semula. Mengintip pendapat Hovland, Janis dan Kelley yang

menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variable penting yaitu : perhatian,

pengertian dan penerimaan. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin

diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan.

Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikasi inilah yang melanjutkan proses

berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesedian untuk

mengubah sikap.

Teori ini juga disebut sebagai teori SR. Teori ini memilki banyak nama lain, seperti teori

jarum suntik hipodermik ( Hyperdemic Needle Theory ) atau teori peluru ajaib (Magic Bullet

Theory ). Disebut demikian karena teori itu meyakini bahwa kegiatan mengirimkan pesan sama

halnya dengan tindakan menyuntikan obat yang bisa langsung kedalam jiwa penerima pesan

sebagaimana peluru yang ditembakan dan langsung masuk kedalam tubuh.

Singkatnya, menurut teori ini, media massa amat perkasa dalam mempengaruhi

penerimaan pesan. Teori SR menggambarkan proses komunikasi secara sederhana yang hanya

melibatkan dua komponen, yaitu media massa dan penerima pesan yaitu khalayak. Media massa

mengeluarkan stimulus dan penerima pesan menanggapinya dengan menunjukkan respons

sehingga dinamakan teori stimulus respons ( lihat skema 2.1 ) ( Morrisan, 2010 : 17 )

35

Gambar Skema 2.1

Model Komunikasi S-R

Stimulus

Respon

2.2.2 Teori Individual Differences

Teori Individual Differences adalah pengembangan dari teori S-O-R. Teori S-O-R

dimodifikasi lagi oleh Melvin L. DeFleur melalui teori barunya yaitu teori Individual

Differences.

Teori Individual Differences atau yang bernama lengkap Teori Individual Differences of

Mass Communication Effect ini menjelaskan bahwa setiap khalayak akan memberikan respon

yang berbeda-beda terhadap pesan yang berisikan stimulus-stimulus tertentu. Dan hal ini

disebabkan karena perbedaan karateristik dari pribadi masing-masing khalayak sehingga

menimbulkan respon yang berbeda-beda juga.

Kesimpulan dari Teori Individual Differences adalah bahwa setiap khalayak akan

memberikan respon yang berbeda walaupun pesan yang diberikan atau stimulus bersifata

heterogen atau sama keseluruh khalayak. Jadi setiap khalayak yang mendengar acara Analekta

akan memberikan respon yang berbeda-beda pula sesuai dengan kepribadian atau keadaan

psikologis dari khalayak penontonnya.

2.3 Teori Individual Analisis Univariat

MEDIA MASSA PUBLIK

36

2.3.1 Definisi Analisis Univariat

Dalam penelitian, penulis menggunakan analisis univariat untuk memperoleh gambaran

deskripsi tiap – tiap variabel yang digunakan dalam penelitian, data analisis. Data di analisis

berasal dari distribusi frekuensi. Analisis dilakukan dalam suatu variabel bentuk bermacam –

macam seperti : distribusi frekuensi, rata – rata, standar deviasi, varians, median, modus dan

sebagainya. Semua alat anilisis dapat diketahui konsep yang ada dan kita ukur secara berbeda

dalam kondisi yang siap untuk dianalisis lebih lanjut. Dan kita dapat mengetahui bagaimana

ukuran dan konsep analisis berikutnya. Banyak manfaat antara lain sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apakah data yang digunakan sudah layak atau belum.

2. Mengetahui gambaran yang dikumpulkan.

Mengetahui apakah data sudah optimal jika di pakai untuk analisis berikutnya. ( Metode

Riset Ilmu Administrasi : 114 ).

2.4 Operasionalisasi Konsep

2.4.1 Definisi Operasionalisasi Konsep

Operasionalisasi konsep adalah unsur penelitian yang memeberitahukan bagaimana cara

mengukur suatu variabel. Dengan kata lain operasionalisasi konsep ini adalah petunjuk

pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Selain itu, operasionalisasi konsep

juga sebagai informasi ilmiah yang membantu peneliti untuk mengetahui cara mengukur suatu

variabel ( Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, 1985 : 24 ).

Pada penelitian ini hanya satu variabel yang diteliti, yaitu variabel tanggapan. Variabel

tanggapan mempunyai dua dimensi yaitu dimensi Kognitif dan dimensi Afektif.

37

Tabel 2.1 Operasionalisasi Konsep

VARIABEL DIMENSI INDIKATOR

Tanggapan ibu – ibu rumah

tangga (rt 08, rw 08, bojong

indah, rawa buaya,

cengkareng ) terhadap acara

“ANALEKTA” RRI PRO

1 Jakarta.

kognitif 1. pengetahuan tentang RRI PRO 1

Jakarta.

2. pengetahuan tentang program

“ANALEKTA”.

3. Pengetahuan tentang jam siar

“ANALEKTA” di RRI PRO 1 Jakarta.

4. mendengar acara “ANALEKTA”

untuk mengisisi waktu luang

5. mendengarkan acara

“ANALEKTA” untuk memenuhi

informasi dan solusi untuk masalah

wanita.

6. mendengarkan acara

“ANALEKTA” karena tertarik dengan

tema yang dibawakan.

7. mendengarkan acara

“ANALEKTA” karena narasumbernya

yang berkualitas.

38

afektif 1. nilai terhadap Acara “ANALEKTA”

mengangkat permassalahan tentang

wanita yang masih baru dan hangat

dibicarakan.

2. acara “ANALEKTA“ mampu

membantu memberikan solusi

terhadapa permasalahn wanita.

3.acara “ANALEKTA” mampu

memberikan semangat dan inspirasi

bagi kaum wanita.

4. Tema acara “ANALEKTA”

menarik karena berbeda – beda setiap

harinya.

5. narasumber “ANALEKTA”

memberikan solusi yang tepat terhadap

masalah wanita.

6. narasumber “ANALEKTA”

memberikan solusi yang mudah untuk

diterapkan.

7. line sms yang diberikan

“ANALEKTA” memberikan

39

keuntungan sendiri bagi pendengar

untuk bertanya kepada narasumber.

8. Pembawa acara “ANALEKTA”

piawai dalam membawakan acara

tersebut.

9. memberikan tanggapan yang positif

terhadap acara “Analekta”.