bab 2 kajian pustaka 2.1 penelitian sebelumnya ( state...

Download BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya ( State …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-01371-MC Bab2001… · persuasi yang menginginkan proses berpikir. 4 Vanny

If you can't read please download the document

Upload: trancong

Post on 06-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

  • 9

    BAB 2

    KAJIAN PUSTAKA

    2.1 Penelitian Sebelumnya (State of The Art)

    Dalam melakukan penelitian, tentu dibutuhkan beberapa referensi yang harus

    dilihat untuk dapat membuat sebuah perbedaan dari penelitian sebelumnya. Berikut

    adalah tabel dari hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan strategi

    persuasif pada Public Relations PT. Sumberraya Pasada Usaha dalam membangun

    komunikasi yang kondusif dengan client, sebagai berikut :

    Tabel 2.1 State of The Art

    No Nama Peneliti Judul Penelitian Tahun Lokasi Metode

    Penelitian

    Hasil Penelitian

    1

    Ion Petrescu,

    Camelia

    Stefanescu

    Intellectual

    Property

    Development

    Through

    Persuasive

    Communication

    2011

    Universitas

    Romania,

    Romania

    Kualitatif

    Dalam perusahaan,

    mereka

    menggunakan

    slogan, simbol dan

    stereotip dengan

    maksud untuk

    membentuk tingkat

    perubahan seperti

    pendapat dapat

    dipengaruhi oleh

    komunikasi persuasif

    dan informatif.

    2

    Edith A.

    MacDonald

    The Application

    Of Persuasive

    Communication

    Theory To

    Promote Visitor

    Conservation

    Behaviour At

    Wellington Zoo

    2011

    Victoria

    University of

    Wellington,

    New Zealand

    Kuantitatif

    Hasil dari penelitian

    ini adalah semua

    kebun binatang harus

    meningkatkan

    penelitian dan

    pengembangan

    konservasi perilaku

    jika mereka ingin

    menemukan aksi

    konservasi dengan

  • 10

    menggunakan

    komunikasi persuasif

    dalam lingkungan

    perilaku atau

    kesehatan publik. Di

    dalam penelitian ini

    juga dibahas

    mengenai informasi

    esensial untuk

    komunikasi efektif

    dari konservasi

    perilaku dari

    pengunjung kebun

    binatang.

    3

    Miguel A. M.

    Crdaba, Pablo

    Briol, Javier

    Horcajo and

    Richard E.

    Petty

    Changing

    prejudiced

    attitudes by

    thinking about

    persuasive

    messages:

    implications for

    resistance

    2014

    Ministerio de

    Ciencia e

    Innovacion,

    Spain

    Kualitatif

    Penelitian ini

    menunjukkan bahwa

    perubahan tingkah

    laku dalam grup

    dapat dihasilkan dari

    kedua proses yang

    menginginkan

    pemikiran dan

    elaborasi dari bentuk

    persuasi yang

    menginginkan proses

    berpikir.

    4

    Vanny Septiani

    Teknik

    Komunikasi

    Persuasif Dosen

    dalam

    Meningkatkan

    Prestasi Belajar

    Mahasiswa

    2011

    Universitas

    Sultan Ageng

    Tirtayasa,

    Serang-

    Banten,

    Indonesia

    Kualitatif

    Di dalam penelitian

    ini, kesimpulan yang

    dapat diambil untuk

    dapat meningkatkan

    prestasi belajar

    mahasiswa adalah

    dengan komunikasi

    persuasif, dimana

    langkah awal yang

    harus dilakukan

    adalah menentukan

    unsur komunikasi,

    menata pesan dan

    menggunakan teknik

    asosiasi (memberi

    joke-joke), teknik

    ganjaran

    (mengiming-imingi

  • 11

    Sumber : Hasil Penelusuran Peneliti

    Dari hasil penelitian sebelumnya menurut Petrescu & Stefanescu (2011),

    dalam penerapan komunikasi persuasif dilakukan untuk dapat mempengaruhi pikiran

    orang lain. Mereka menggunakan slogan, simbol dan stereotip. Di dalam hal ini, opini-

    hal yang

    menguntungkan),

    teknik tataan (menata

    bahasa sehingga

    enak didengar) dan

    teknik red-herring

    (dosen meraih

    kemenangan dalam

    perdebatan dengan

    mengelak

    argumentasi). Selain

    itu dalam penelitian

    ini juga memiliki

    landasan formula

    AIDDA.

    5

    Adelina

    Arumsari

    Strategi

    Corporate

    Public Relation

    Perusahaan

    dalam Rangka

    Membina

    Hubungan

    dengan

    Stakeholder

    2011

    Universitas

    Islam

    Bandung,

    Indonesia

    Kualitatif

    Hasil yang

    ditemukan dalam

    penelitian ini adalah

    PT. Geo Link

    Nusantara membuat

    strategi mengenai

    sasaran, strategi

    dalam membuat

    tujuan program agar

    stakeholder mau

    bekerja sama,

    strategi dalam

    identifikasi khalayak

    dan strategi dalam

    menetapkan

    kebijakan atau aturan

    untuk menentukan

    strategi

    (mempromosikan

    pemahaman

    mengenai PT kepada

    semua scope

    bisnisnya).

  • 12

    opini dapat terbentuk karena opini-opini tersebut dapat dipengaruhi oleh komunikasi

    persuasif dan komunikasi informatif.

    Penelitian sebelumnya menurut MacDonald (2011) yang berbicara mengenai

    aplikasi teori komunikasi persuasif untuk mempromosikan konservasi perilaku

    pengunjung di kebun binatang Wellington, menyimpulkan bahwa hasil penelitiannya ini

    menunjukkan semua kebun binatang harus meningkatkan penelitian dan pengembangan

    konservasi perilaku jika mereka ingin menemukan aksi konservasi. Hal tersebut dapat

    menggunakan komunikasi persuasif dalam lingkungan perilaku atau kesehatan publik.

    Di dalam penelitian ini juga dibahas mengenai informasi esensial untuk komunikasi

    efektif dari konservasi perilaku dari pengunjung kebun binatang.

    Crdaba, Briol, Horcajo, & Petty (2014), mengenai penelitian sebelumnya

    yang berjudul Changing prejudiced attitudes by thinking about persuasive messages:

    implications for resistance telah menunjukkan bahwa jika merubah perilaku terhadap

    kelompok yang sistematis dapat menghasilkan dua proses sederhana yang memerlukan

    pemikiran kecil dan bentuk elaborasi (penggarapan secara tekun dan cermat). Penelitian

    ini menunjukkan bahwa dalam menguji sebuah proses dapat dilakukan dengan cara

    prasangka dapat berubah secara penting untuk memahami konsekuensi dan implikasi

    (dampak) jangka panjang dari perlakuan serta kampanye yang berorientasi dengan cara

    mengubah perilaku terhadap kelompok yang sistematis.

    Menurut Vanni Septiani (2008), dalam meningkatkan prestasi belajar

    mahasiswa non reguler dapat dilakukan komunikasi persuasif. Namun untuk dapat

    mencapai tujuan dan sasarannnya, diperlukan perencanaan yang matang. Selain itu juga

    disebutkan bahwa demi berhasilnya komunikasi persuasif, harus dilaksanakan formula

    AIDDA. Serta untuk menghadapi hambatan-hambatan yang akan terjadi dapat diatasi

    dengan cara melalui tahapan-tahapan di dalam komunikasi persuasif.

    Sedangkan komunikasi persuasif yang diterapkan di dalam penelitian

    sebelumnya menurut Adelina Arumsari (2011), hasil penelitian yang di dapatkan dari

    studi ini adalah mengenai bagaimana membuat keputusan yang diserahkan kepada

    pimpinan perusahaan, bagaimana membuat keputusan mengenai tujuan program kerja

    yang akan dilakukan, bagaimana melakukan identifikasi khalayak agar dapat menemui

  • 13

    stakeholders yang ingin bekerjasama serta bagaimana menetapkan strategi yang

    digunakan seperti yang diinginkan oleh perusahaan.

    Namun dalam penelitian ini, akan dibahas tentang bagaimana strategi persuasi

    Public Relations PT. Sumberraya Pasada Usaha dalam membangun komunikasi yang

    kondusif dengan client. Yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah divisi Public

    Relations PT. Sumberraya Pasada Usaha. Didalam penelitian ini juga akan

    menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Salah satu

    teknik pengumpulan data yang akan diterapkan dalam penelitian ini adalah observasi

    partisipan yang dilakukan dengan cara terjun langsung sebagai karyawan sementara

    pada PT. Sumberraya Pasada Usaha selama periode waktu 3 bulan (Februari-Mei 2015).

    2.2 Landasan Konseptual

    2.2.1 Teori Persuasif (Persuasion Theory)

    Menurut Ardianto (2011), salah satu tujuan utama PR adalah

    meyakinkan publik-publik yang menjadi sasaran organisasinya untuk

    mengadopsi sikap, opini atau perilaku tertentu. Bagi perusahaan yang

    mencoba untuk meningkatkan jumlah pelanggannya, rekrutmen pegawai

    atau meningkatkan citra, persuasi adalah kuncinya. Persuasi bukan hanya

    mencoba memanfaatkan kepentingan publik untuk organisasi, melainkan

    juga memberi alasan kepada orang-orang mengapa mereka harus

    mengadopsi sikap, opini, dan perilaku yang diinginkan komunikator.

    Seni persuasi sudah berlangsung ribuan tahun. Aristoteles

    mengemukakan tiga aspek dasar persuasi, yakni ethos (source credibility),

    logos (logical appeals), dan pathos (emotional appeals). Ethos

    memfokuskan pada kredibilitas sumber dalam penyampaian sebuah pesan.

    Kredibilitas sumber secara langsung berpengaruh pada effectiveness appeal

    (daya tarik). Logos merujuk pada appeals berdasarkan alasan yang logis.

    Argumen-argumen ini biasanya terdiri dari fakta-fakta dan gambaran-

    gambaran.

    Mereka menyampaikannya kepada khalayak pada suatu tingkatan

    kognitif. Taktik PR bertujuan mendidik sekelompok tertentu orang-orang,

    lebih memfokuskan pada logical appeal. Pathos merujuk kepada argument

  • 14

    yang didasarkan pada emosi membangkitkan perasaan-perasaan, seperti rasa

    takut, salah, amarah, humor atau haru. Heath dalam Ardianto (2011),

    mengatakan bahwa para praktisi PR menggunakan appeals untuk

    membangkitkan motif sekelompok orang agar berpikir dan bertindak tentang

    sesuatu.

    2.2.2 Komunikasi Antarpribadi (Interpersonal Communication)

    Menurut Purwanto (2006), setiap individu dalam suatu

    organisasi (bisnis maupun nonbisnis) dalam kehidupan sehari-harinya

    tidak dapat dilepaskan dengan dunia komunikasi. Salah satu jenis

    komunikasi adalah komunikasi antar pribadi (interpersonal

    communication). Komunikasi antarpribadi pada dasarnya merupakan

    jalinan hubungan interaktif antara seorang individu dan individu lain

    dimana lambang-lambang pesan secara efektif digunakan, terutama

    lambang-lambang bahasa.

    Penggunaan lambang-lambang bahasa verbal, terutama yang

    bersifat lisan, di dalam kenyataan kerap kali disertai dengan bahasa

    isyarat terutama gerak atau bahasa tubuh (body language), seperti

    senyuman, tertawa dan menggeleng atau menganggukan kepala.

    Komunikasi antarpribadi pada umumnya dipahami lebih bersifat

    pribadi (private) dan berlangsung secara tatap muka (face to face).

    (Pawito, 2008). Pada hakikatnya, pengertian dari komunikasi

    antarpribadi (Interpersonal Communication) bermacam-macam.

    We define interpersonal communication as the process of

    message transaction between people to create and sustain shared

    meaning. (West & Turner, 2011). Kami mendefinisikan komunikasi

    interpersonal adalah sebagai proses dari transaksi pesan antara orang

    untuk menciptakan dan mempertahankan makna bersama. (West &

    Turner, 2011). Menurut Purwanto (2006), definisi dari komunikasi

    antarpribadi adalah komunikasi yang dilakukan antara seseorang

    dengan orang lain dalam suatu masyarakat maupun organisasi (bisnis

  • 15

    dan nonbisnis), dengan menggunakan media komunikasi tertentu dan bahasa

    yang mudah dipahami (informal) untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

    Hidayat (2012) mengatakan bahwa komunikasi antarpribadi mempunyai

    keunikan karena selalu dimulai dari proses hubungan yang bersifat

    psikologis dan proses psikologis selalu mengakibatkan keterpengaruhan.

    Komunikasi antar pribadi merupakan pengiriman pesan dari seseorang dan

    diterima oleh orang lain dengan efek dan umpan balik yang langsung.

    2.2.2.1 Tujuan Komunikasi Antarpribadi

    Adapun tujuan komunikasi yang disampaikan oleh Hidayat (2012)

    adalah sebagai berikut :

    1. Mengenal Diri Sendiri dan Orang Lain

    Komunikasi interpersonal dapat dijadikan sebuah alat untuk dapat mengenal

    diri sendiri terlebih dahulu sebelum mengenal orang lain sebab dalam

    pelaksanaannya, komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang

    dilakukan dua (2) orang atau lebih sehingga sebelum percakapan dimulai,

    orang tersebut harus mengerti dan memahami dirinya sendiri terlebih dahulu,

    lalu baru mengenal orang lain untuk menambah jumlah relasi.

    2. Mengetahui dunia luar

    Setelah memahami dan mengenal diri sendiri juga orang lain, tujuan dari

    komunikasi interpersonal adalah untuk mengetahui dunia luar. Dengan

    adanya komunikasi yang terjalin antar manusia, maka hal tersebut

    memungkinkan manusia untuk dapat mengetahui dunia luar untuk dapat

    terus melakukan hubungan komunikasi.

    3. Menciptakan dan Memelihara Hubungan yang Bermakna

    Komunikasi interpersonal juga memiliki tujuan untuk dapat menciptakan

    dan memelihara hubungan yang bermakna dengan manusia lainnya. Hal ini

    dilakukan agar sesama manusia dapat terus menjalin hubungan komunikasi

    demi kelancaran pekerjaan dan bisnis mereka, karena setiap perbuatan

    komunikasi pasti akhirnya berujung pada keinginan untuk menjaga

    hubungan yang harmonis.

  • 16

    4. Mengubah sikap dan perilaku orang lain

    Komunikasi interpersonal memiliki tujuan untuk dapat mengubah sikap dan

    perilaku orang lain karena secara langsung komunikasi yang terjadi antar

    manusia memiliki sebuah tujuan juga yaitu persamaan makna pesan.

    Sehingga dapat dikatakan bahwa komunikasi yang terjadi memiliki motif

    persuasi yang ingin mengubah sikap dan perilaku orang lain sesuai dengan

    kemauan komunikator.

    5. Bermain dan Mencari Hiburan

    Tidak dapat dipungkiri bahwa sifat dasar manusia adalah ingin mencari

    hiburan, oleh sebab itu dengan adanya komunikasi interpersonal maka

    memungkinkan manusia untuk dapat mencari hiburan dan bermain dengan

    manusia lainnya.

    6. Membantu Orang Lain

    Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjalin antara 1 manusia

    dengan manusia lainnya. Pada hakikatnya, manusia adalah makhuk sosial.

    Sehingga hal inilah yang menjadi dasar dalam hal membantu orang lain.

    Selain itu, menurut Purwanto (2006), terdapat beberapa tujuan yang

    ingin dicapai dalam komunikasi antarpribadi, antara lain :

    1. Menyampaikan Informasi

    Ketika berkomunikasi dengan orang lain, tentu saja seseorang memiliki

    berbagai macam tujuan dan harapan. Salah satu di antaranya adalah untuk

    menyampaikan informasi kepada orang lain, agar orang tersebut mengetahui

    sesuatu.

    2. Berbagi Pengalaman

    Selain menyampaikan informasi, komunikasi antarpribadi juga memiliki

    tujuan untuk saling membagi pengalaman pribadi kepada orang lain

    mengenai hal-hal yang menyenangkan maupun hal-hal yang menyedihkan

    atau menyusahkan.

    3. Menumbuhkan Simpati

    Simpati adalah suatu sikap positif yang ditunjukkan oleh seseorang yang

    muncul dari lubuk hati yang paling dalamuntuk ikut merasakan bagaimana

  • 17

    beban derita, musibah, kesedihan dan kepiluan yang dirasakan oleh orang

    lain. Komunikasi dapat juga digunakan untuk menumbuhkan rasa simpati

    seseorang kepada orang lain.

    4. Melakukan Kerja Sama

    Tujuan komunikasi antarpribadi yang lainnnya adalah untuk melakukan

    kerja sama antara seseorang dengan orang lain yang mencapai suatu tujuan

    tertentu atau untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi kedua belah

    pihak.

    5. Menceritakan Kekecewaan atau Kekesalan

    Komunikasi antarpribadi juga dapat digunakan seseorang untuk

    menceritakan rasa kecewa atau kekesalan kepada orang lain. Komunikasi

    antarpribadi bukan saja cara untuk mencurahkan isi hati, tetap juga

    merupakan cara mencari jalan keluar atau alternatif solusi masalah yang

    dihadapi.

    6. Menumbuhkan Motivasi

    Melalui komunikasi antarpribadi, seseorang dapat memotivasi orang lain

    untuk melakukan sesuatu yang baik dan positif. Motivasi adalah dorongan

    kuat dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu. Pada dasarnya,

    seseorang cenderung untuk melakukan sesuatu karena dimotivasi orang lain

    dengan berbagai cara, seperti pengakuan atas prestasi kerjanya.

    2.2.2.2 Ciri Komunikasi Antarpribadi

    Dalam Holy Sumarina (2013), Liliweri menyebutkan ada delapan

    aspek yang merupakan ciri-ciri dari komunikasi interpersonal yaitu:

    1. Komunikasi interpersonal biasanya terjadi secara spontan.

    Maksudnya, biasanya komunikasi interpersonal terjadi secara kebetulan

    tanpa rencana sehingga pembicaraan terjadi secara spontan.

    2. Komunikasi interpersonal berkaitan dengan masalah penetapan tujuan.

    3. Komunikasi interpersonal merupakan kebetulan dan identitas peserta.

    Melalui pembicaraan secara interpersonal, hubungan dan identitas seseorang

    akan dapat diketahui.

  • 18

    4. Komunikasi interpersonal merupakan bentuk akibat. Akibat disini yang

    dimaksud adalah hasil dari pembicaraan komunikasi interpersonal.

    Komunikasi interpersonal mempunyai akibat yang disengaja dan tidak

    disengaja.

    5. Komunikasi interpersonal sifatnya berbalas-balasan.

    Salah satu ciri khas dari komunikasi interpersonal adalah adanya timbal

    balik bergantian dan saling memberi maupun menerima informasi antara

    komunikator dan komunikan secara bergantian sehingga tercipta suasana

    dialogis.

    6. Komunikasi interpersonal berkaitan dengan masalah jumlah orang,

    suasana dan pengaruh. Manusia suka berkomunikasi dengan manusia lain,

    oleh karena itu tiap-tiap orang selalu berusaha agar mereka lebih dekat satu

    sama lain.

    7. Komunikasi interpersonal berkaitan dengan masalah hasil.

    Komunikasi interpersonal dikatakan sukses bila komunikasi itu

    menghasilkan sesuatu yang diharapkan, dan hasilnya nyata. Nyata dalam hal

    mengubah wawasan, perasaan, maupun perilaku.

    8. Komunikasi interpersonal merupakan pesan lambang-lambang bermakna.

    Proses komunikasi yang terjadi selalu mengalirkan pesan.

    2.2.2.3 Efektivitas Komunikasi Antarpribadi

    Menurut Wiryanto (2006), pada hakikatnya komunikasi antarpribadi

    adalah komunikasi antara komunikator dengan komunikan. Komunikasi

    antarpribadi bersifat dialogis. Artinya, arus balik terjadi langsung.

    Komunikator dapat mengetahui secara pasti apakah komunikasinya positif,

    negative, berhasil atau tidak. Efektivitas komunikasi antarpribadi

    mempunyai lima ciri, sebagai berikut: (Kumar dalam (Wiryanto, 2006))

    1. Keterbukaan (openess). Kemauan menanggapi dengan senang hati

    informaso yang diterima di dalam menghadapi hubungan antarpribadi;

    2. Empati (empathy). Merasakan apa yang dirasakan orang lain;

  • 19

    3. Dukungan (supportiveness). Situasi yang terbuka untuk mendukung

    komunikasi berlangsung efektif;

    4. Rasa positif (positiveness). Seseorang harus memiliki perasaan positif

    tehadap dirinya, mendorong orang lain lebih aktif berpartisipasi, dan

    menciptakan situasi komunikasi kondusif untuk interaksi yang efektif;

    5. Kesetaraan (equality). Pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah

    pihak menghargai, berguna, dan mempunyai sesuatu yang penting untuk

    disumbangkan.

    2.2.3 Komunikasi Persuasif .

    Persuasion as the use of communication on an attempt to shape,

    change and/or reinforce perception, affect (feeling), cognition (thinking)

    and/or behaviour. The focus is on the attempt (Harrison, 2011). Menurut

    Pfau dan Wan dalam Harrison (2011), mengatakan bahwa definisi dari

    persuasi adalah kegunaan dari komunikasi pada sebuah usaha untuk

    membentuk, mengubah dan atau memperkuat persepsi, afeksi (perasaan),

    kognisi (berpikir) dan atau perilaku. Fokusnya adalah pada usaha. Menurut

    Roekomy dalam Iriantara & Surachman (2006), persuasi didefinisikan

    sebagai usaha mempengaruhi pendapat, sikap, dan tingkah laku yang hanya

    boleh dilakukan dengan berdasarkan bujukan- bujukan atau ajakan- ajakan.

    2.2.3.1 Tujuan Komunikasi Persuasif

    Menurut Devito (2009), tujuan dari bicara persuasif antara lain:

    1. To strengthen or weaken attitudes, beliefs, or values. Persuasion often

    aims to strengthen audience views. At times, however, you may want to

    weaken the existing beliefs of the audience to suggest that what they

    currently believe may not be entirely true.

    Untuk memperkuat atau memperlemah perilaku, kepercayaan, dan nilai.

    Persuasif sering digunakan untuk memperkuat suatu pandangan dari

    audience. Kadang-kadang kita mungkin memperlemah kepercayaan yang

  • 20

    telah ada untuk menunjukkan apa yang saat ini mereka percaya mungkin

    tidak sepenuhnya benar.

    2. To change attitude, beliefs, or values. Sometimes youll want to change

    how your audience feels.

    Untuk merubah perilaku, kepercayaan, atau nilai. Terkadang kita ingin

    mengubah bagaimana yang audience rasakan terhadap sesuatu.

    3. To motivate to action. Ultimately, your goal is to get people to do

    something.

    Memotivasi untuk bertindak. Pada dasarnya tujuan melakukan persuasif

    adalah memotivasi orang untuk melakukan suatu tindakan.

    Menurut Wilcox & Cameron (2009), persuasi dapat digunakan untuk:

    1. Change or neutralize hostile opinion.

    Mengubah atau menetralisir pendapat yang berbeda.

    2. Crystallize latent opinions and positive attitudes.

    Mengkristalkan pendapat laten (terpendam) dan sikap-sikap positif.

    3. Converse favorable opinions.

    Berbicara pendapat yang menguntungkan.

    2.2.3.2 Bentuk Komunikasi Persuasif

    Sebagai komunikasi tingkat tinggi, komunikasi persuasif

    memerlukan teknik dan usaha yang lebih dari sekadar komunikasi yang

    bertujuan untuk menjelaskan dan menumbuhkan pengetahuan/pemahaman.

    Sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari banyak dijumpai komunikasi

    persuasi yang tidak kita sadari karena memang banyak yang menggunakan

    cara-cara halus. Orang tidak menyadari kalau sedang dipersuasi, tetapi

    akhirnya melakukan sesuatu sesuai dengan informasi yang diterimanya.

    Menurut Alvonco (2014), bentuk-bentuk penyampaian pesan komunikasi

    dapat dibagi menjadi 3 (tiga) antara lain :

  • 21

    1. Claim

    Orang menggunakan claim ketika menggunakan suatu pernyataan, baik yang

    tersirat (eksplisit) maupun tersurat (implisit). Hal ini dapat dilihat dalam

    iklan-iklan.

    2. Warrant

    Adalah bentuk penyampaian pesan yang dikemas dalam bentuk ajakan atau

    bujukan, dan tidak terkesan memaksa. Pendengar atau komunikan

    dibangkitkan emosinya untuk bersama-sama melakukan apa yang

    diharapkan. Kata yang sering digunakan adalah Ayo, Mari.

    3. Data

    Yaitu persuasi yang mengandalkan data-data atau fakta untuk memperkuat

    argumentasi dari pesan yang disampaikan. Data yang disampaikan

    merupakan cara untuk menunjukkan keunggulan produk tersebut.

    2.2.3.3 Faktor-faktor dalam Komunikasi Persuasif

    Persuasion is much easier if the message is compatible with a

    persons general disposition toward a subject. A number of factors are

    involved in persuasive communication, and the Public Relations practitioner

    should be knowledgeable about each one. (Wilcox & Cameron, 2009)/

    Wilcox dan Cameron (2009) mengatakan bahwa persuasi akan lebih mudah

    jika pesan senada dengan disposisi seseorang terhadap subjek. Sejumlah

    faktor yang terlibat dalam komunikasi persuasif, dan praktisi humas harus

    memiliki pengetahuan tentang masing-masing. Faktor-faktor yang dimaksud

    diatas adalah:

    1. Audience Analysis Analisis Audiens

    Knowledge of audiences characteristics such as beliefs, attitudes, concerns,

    and lifestyles is an essential part of persuasion. It help the communicator

    tailor messages that are salient, answer a felt need, and provide a logical

    course of action.

    Mengetahui karakterisktik audiens seperti kepercayaaan, tingkah laku, fokus

    dan gaya hidup adalah bagian penting dari persuasi. Hal tersebut akan

  • 22

    menolong komunikator dalam menyesuaikan pesan yang menonjol,

    menjawab kebutuhan perasaan, dan menyediakan pelatihan logis dari

    tindakan.

    2. Source Credibility Kredibilitas Sumber

    A message is more believable to the intended audience if the source has

    credibility. This was Aristotles of ethos, mentioned earlier, and it explains

    why organization use a variety of spokepeople, depending on the message

    and the audience.

    Sebuah pesan akan lebih dipercaya oleh audiens yang dimaksudkan jika

    sumber memiliki kredibilitas. Ini merupakan ethos dari Aristoteles, yang

    disebutkan sebelumnya, dan menjelaskan mengapa organisasi menggunakan

    beberapa orang untuk berbicara, bergantung pada pesan dan audiencenya.

    3. Appeal to Self-Interest Menarik bagi kepentingan diri sendiri

    The challenge for public relations personnel, as creators of persuasive

    messages, is to tailor information to fill or reduce a need. Social scientists

    have said that success in persuasion largely depends and accurate

    assessment of audience needs and self-interests.

    Tantangan bagi seorang humas, sebagai pembuat pesan persuasif, adalah

    menyesuaikan informasi untuk mengisi atau mengurangi kebutuhan.

    Ilmuwan sosial berkata bahwa sukses dalam persuasi sangat tergantung dan

    penilaian yang akurat dari kebutuhan dan kepentingan pribadi audiens.

    4. Clarity of Message Kejelasan Pesan

    Many message fail because the audience finds the message unnecessarily

    complex in content or language. The most persuasive message are direct,

    simply expressed, and contain only one primary idea.

    Banyak pesan gagal karena audiens mencari pesan yang tidak terlalu

    kompleks dalam konten (isi) atau bahasa. Pesan yang paling persuasif adalah

    langsung, hanya menyatakan, dan hanya berisi satu (1) ide utama.

  • 23

    5. Timing and Context Waktu dan Konteks (Isi)

    A message is more persuasive if environmental factors support the message

    or if the message is received within the context of other messages and

    situations with which the individual is familiar. These factors are called

    timing and context. Pesan akan lebih persuasif jika faktor-faktor lingkungan

    mendukung pesan atau jika pesan yang diterima dalam konteks dari pesan

    lain dan situasi lain dengan individu yang akrab. Faktor-faktor tersebut

    dinamakan waktu dan konteks.

    6. Audience Participation Partisipasi Audiens

    A change in attitude or reinforcement of beliefes is enhanced by audience

    involvement and participant. Activist groups use participation as a way of

    helping people actualize their beliefs. Not only do rallies and demonstrations

    give people a sense of belonging, but the act of participation reinforces their

    beliefs.

    Perubahan sikap atau penguatan sikap ditingkatkan dengan keterlibatan dan

    partisipasi audiens. Aktifis dalam grup-grup menggunakan partisipasi

    sebagai cara untuk menolong orang mewujudkan keyakinan mereka. Tidak

    hanya melakukan aksi unjuk rasa dan demonstrasi memberi orang rasa

    memiliki, tetapi tindakan partisipasi memperkuat keyakinan mereka.

    7. Suggestions for Action Sugesti Untuk Bertindak

    A principle of persuasion is that people endorse ideas only if they are

    accompanied by a proposed action from the sponsor. Recomendations for

    action must be clear. Prinsip persuasi adalah bahwa orang mendukung ide-

    ide hanya jika mereka disertai dengan tindakan yang diusulkan dari sponsor.

    Rekomendasi untuk bertindak harus jelas.

    8. Content and Structure of Message Konten dan Struktur Pesan

    A number of techniques can make a message more persuasive, including (1)

    drama, (2) statistic, (3) surveys, (4) examples, (5) testimonials, (6) mass

    media endorsements, and (7) emotional appeals.

  • 24

    Teknik-teknik dapat membuat pesan lebih persuasif, termasuk (1) drama, (2)

    statistik, (3) survey, (4) contoh-contoh, (5) testimonial, (6) dukungan media

    massa, (7) perbandingan emosi.

    9. Persuasive Speaking Berbicara Persuasi

    Psychologists have found that successful speakers (and salespeople) use

    several persuasion techniques :

    1. Yes-yes (start with points with which the audience agrees to develop a

    pattern of yes answers).

    2. Offer structured choice (give choices that force the audience to choose

    between A and B).

    3. Seek partial commitment (get a commitment for some action on the part

    of the receiver. This leaves the door open for commitment to other parts of

    the proposal at a later day).

    4. Ask for more, settle for less (A persuasive speech can either be one-sided

    or offer several sides of an issue, depending on the audience. Carl Hovland

    and his associates at Yale determined that one-sided speeches were most

    effective with persons favorable to the message, whereas two-sided speeches

    were most effective with audiences that might be opposed to the message).

    Psikologis menemukan bahwa pembicara dan penjual yang sukses

    menggunakan beberapa teknik-teknik :

    1. Ya-Ya (dimulai dengan poin-poin dengan yang audiens setuju untuk

    mengembangkan pola jawaban ya).

    2. Tawaran pilihan berstruktur (berikan pilihan yang memaksa audiens

    untuk memilih antara A dan B).

    3. Mencari sebagian komitmen (mendapatkan komitmen untuk beberapa

    tindakan sebagai bagian dari penerima. Hal ini membuat pintu menjadi

    terbuka untuk komitmen kepada bagian lain dalam proposal di kemudian

    hari).

    4. Meminta lebih, menetap kurang (berbicara persuasi dapat satu (1) arah

    atau menawarkan beberapa sisi dari sebuah isu, terrgantung dari audiensnya.

    Carl Hovland dan asosisasinya di Yale telah menetapkan bahwa berbicara

  • 25

    satu (1) sisi adalah yang paling efektif dengan orang yang menguntungkan

    untuk pesan, dimana berbicara dua (2) sisi adalah yang paling efektif dengan

    audiens-audiens yang mungkin menolak pesan).

    2.2.3.4 Unsur-Unsur Persuasif

    Aristoteles merupakan pelopor ilmu seni berbicara. Beliau

    mengidentifikasikan unsur-unsur dasar pidato persuasif sebagai berikut:

    (Bintang, 2014)

    1. Ethos (Kredibilitas, kepercayaan pembaca)

    Berkaitan dengan karakter, kelayakan, dan tingkat kepercayaan pada

    pembicara. Dengan meningkatkan kepercayaan, audience akan lebih

    menerima pendapat, arahan serta, mau bertindak sesuai rekomendasi

    pembicara.

    2. Logos (Logika disampaikan dengan valid dan jelas)

    Merupakan logika, alasan terhadap argumen ide yang disampaikan oleh

    pembicara. Perlu adanya penyusunan informasi yang tepat dari pembukaan

    hingga kesimpulan. Supaya pesan dapat diterima dan dipahami oleh

    audience, sertakan informasi, fakta, dan logika yang relevan.

    3. Pathos (Daya tarik emosional atau kemampuan untuk menghubungkan

    antara audience dengan pembicara)

    Berisi tentang masalah emosi. Bangunlah hubungan secara emosional supaya

    audience tetap fokus kepada inti pembicaraan. Jika hubungan emosional ini

    sudah terbentuk dengan baik, audience dapat dengan mudah termotivasi dan

    take action. Pembicara yang powerful menggunakan tiga unsur ini untuk

    menyampaikan gagasan.

  • 26

    2.2.3.5 Jenis Hambatan dan Metode Komunikasi Persuasif

    Dalam melakukan komunikasi, tak dapat dipungkiri bahwa akan

    selalu ada berbagai hambatan atau gangguan yang membuat komunikasi

    menjadi kurang efektif. Menurut Verderber, Verderber, & Sellno (2012),

    hambatan adalah stimulus yang merintangi proses berbagi makna. Hambatan

    tersebut dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

    1. Physical Interference includes the sights sounds, and other stimuli in the

    environment that draw peoples attention away from intended meaning.

    Hambatan Fisik termasuk suara, dan stimulus lain dalam lingkungan yang

    menarik perhatian orang jauh dari makna yang dimaksudkan.

    2. Psychological Interfence includes internal distractions based on

    thoughts, feelings, or emotional reactions to symbols and can fall into

    internal noise, refers to the thoughts and feelings that compete for attention

    and interfere with the communication process.

    Hambatan Psikologi termasuk hambatan internal yang berdasarkan pada

    pemikiran, perasaan, atau reaksi emosional untuk simbol dan dapat termasuk

    dalam gangguan internal yang merujuk pada pemikiran, perasaan yang

    berkompetisi untuk mengganggu perhatian dan proses komunikasi.

    3. Semantic Interference refers to the distractions aroused by certain

    symbols that take our attention away from the main message.

    Hambatan Semantik mengacu pada hambatan terhadap simbol-simbol

    tertentu yang mengambil perhatian kita dari pesan utama.

    Menurut Effendy (2014), terdapat metode-metode dalam komunikasi

    persuasif, yaitu :

    1. Asosiasi

    Merupakan penyajian pesan komunikasi dengan cara menumpangkannya

    pada suatu objek atau peristiwa yang sedang menarik perhatian khalayak.

    2. Integrasi

    Integrasi ialah kemampuan komunikator untuk menyatukan diri secara

    komunikatif dengan komunikan. Ini berarti melalui kata-kata verbal atau

  • 27

    non-verbal. Hal ini ditandai dengan cara komunikator menggambarkan

    bahwa ia senasib dan karena itu menjadi satu dengan komunikan.

    3. Ganjaran (Pay-Off Idea)

    Merupakan kegiatan untuk mempengaruhi orang lain dengan cara

    mengiming-iming hal yang menguntungkan atau yang menjanjikan harapan.

    4. Penataan (Iching Device)

    Penataan adalah terjemahan dari iching (upaya menyusun pesan komunikasi

    sedemikian rupa, sehingga enak didengar atau dibaca serta termotivasikan

    untuk melakukan sebagaimana disarankan oleh pesan tersebut). Penataan

    atau iching technique dalam kegiatan persuasi ialah seni menata pesan

    dengan imbauan emosional (emotional appeal) sedemikian rupa, sehingga

    komunikan menjadi tertarik perhatiannya. Dalam hal ini, komunikator

    mempertaruhkan kehormatanya sebagai pusat kepercayaan.

    5. Red Herring

    Dalam hubungannya dengan komunikasi persuasif, teknik red-herring

    adalah seni seorang komunikator untuk meraih kemenangan dalam

    perdebatan dengan mengelakkan argumentasi yang lemah kemudian

    mengalihkannya sedikit demi sedikit ke aspek yang dikuasainya guna

    dijadikan senjata ampuh dalam menyerang lawan. Jadi teknik ini digunakan

    pada saat komunikator berada dalam posisi yang terdesak.

    2.2.3.6 Komponen Komunikasi Persuasif

    Menurut Alvonco (2014), membuat orang mau menerima apa yang

    disampakan, mempercayai dan bahkan sampai melakukannya, berarti di

    dalamnya mengandung unsur ajakan atau bujukan. Tidak ada unsur paksaan

    atau ancaman. Komunikasi yang dilakukan tidak hanya bersifat rasional,

    yang menjelaskan pesan yang disampaikan agar mudah dipahami dan dapat

    menjawab kebutuhan komunikasi, serta disampaikan dengan alasan atau

    pertimbangan logis. Komunikasi perlu juga melibatkan unsur emosi, yaitu

    membuat komunikan merasa nyaman, dihargai, diperhatikan, dan pada

  • 28

    akhirnya menumbuhkan rasa senang. Dibawah ini merupakan beberapa

    komponen untuk membangun komunikasi persuasi yang efektif, yaitu:

    1. Kredibilitas

    Komunikator perlu menunjukkan diri sebagai pihak yang memang

    menguasai topik atau objek yang dibicarakan. Dengan demikian, komunikan

    yakin bahwa yang disampaikan oleh komunikator adalah benar dan dapat

    diandalkan atau dipercaya.

    2. Alasan

    Komunikator harus dapat memberikan pertimbangan-pertimbangan yang

    logis, serta mengaitkan penjelasannya dengan kebutuhan atau harapan

    komunikan. Sampaikan alasan atau pertimbangan tersebut, dari sisi

    kepentingan komunikan, sehingga ia akan melihat manfaat atau kepetingan

    bagi dirinya.

    3. Emosi

    Penerimaan komunikasi terhadap komunikator dari sejak awal komunikasi

    terbangun merupakan faktor yang tidak dapat diabaikan. Situasi yang

    nyaman dan menyenangkan akan memudahkan komunikator untuk

    membangun pengaruhnya. Untuk memainkan emosi ini penting bagi

    komunikator untuk memahami dan mengenali lawan bicara Anda, sehingga

    dapat membangun kesamaan komunikasi, baik dalam hal verbal

    (penggunaan kata-kata) maupun non verbal (bahasa tubuh yang

    ditampilkan). Peran emosi ini juga bisa digunakan oleh komunikator untuk

    memberikan gambaran yang menyenangkan apabila komunikan mau

    mengikuti apa yang disampaikan oleh komunikator.

    2.2.3.7 Tahap Komunikasi Persuasif

    Dapat dikatakan bahwa komunikasi persuasif membutuhkan

    kemampuan yang lebih dari si komunikator. Dalam komunikasi persuasif,

    komunikator tidak hanya membuat orang lain mengerti tapi sampai membuat

    orang menjadi yakin, bahka melakukan sesuatu seperti apa yang diharapkan

    dari pesan yang disampaikan. Berdasarkan pada Alvonco (2014), dijelaskan

  • 29

    mengenai 5 (lima) tahap yang harus dilalui dalam komunikasi persuasif,

    yaitu :

    1. Menginformasikan

    Yaitu proses memberikan informasi sesuai dengan data yang sebenarnya.

    Informasi harus dipersiapkan dan dikemas menjadi pesan yang menarik bagi

    lawan bicara atau komunikan. Membuat komunikan yang semula tidak tahu

    atau tidak menyadari menjadi tahu atau menyadari.

    2. Menjelaskan

    Yaitu proses memberikan gambaran yang lebih detail dari informasi atau

    pesan atau objek yang disampaikan tersebut, sehingga menjadi lengkap.

    Tujuannya adalah agar komunikan memiliki pengetahuan dan pemaaman

    yang lebih lengkap.

    3. Meyakinkan

    Yaitu proses membentuk atau mengubah persepsi komunikan sehingga

    memiliki penilaian yang positif terhadap pesan yang disampaikan. Dalam

    proses ini juga terkadung proses membangun hubungan yang saling percaya

    antara komunikan dan komunikator. Apabila komunikan tidak memercayai

    komunikator, maka sulit bagi komunikan untuk percaya pada pesan yang

    disampaikan.

    4. Membujuk

    Yaitu proses untuk mendorong atau mengajak komunikan untuk mau

    mengikuti atau melakukan sesuatu sesuai dengan pesan yang disampaikan.

    Dalam tahap ini, komunikan akan melihat apa manfaat untuk dirinya apabila

    ia mau mengikuti atau melakukan seperti apa yang diharapkan komunikator.

    Komunikator harus mampu meyakinkan komunikator bahwa apabila

    komunikan mengikuti atau melakukan sesuai dengan pesan yang

    disampaikan (misalnya membeli produk), maka komunikan akan

    mendapatkan manfaat yang besar. Disinilah seni dari persuasi, komunikator

    harus memiliki keterampilan dalam berbicara dan menguasai informasi yang

    disampaikan.

  • 30

    5. Mendapat persetujuan/komitmen

    Hal ini merupakan proses akhir, dimana pada akhirnya komunikan

    mengatakan ya atau memutuskan untuk mengikuti apa yang disampaikan

    oleh komunikator. Dalam konteks yang lebih luas, komunikan membuat

    komitmen atau rencana tindakan aktivitas yang akan dilakukan.

    2.2.3.8 Prinsip-prinsip Komunikasi Persuasif

    Devito (2009) said that to succeed in strenghening or changing

    attitudes or beliefs and in moving your listeners to action, follow these

    guidelines for persuasive speaking. Devito (2009) mengatakan bahwa untuk

    sukses dalam mempertajam atau mengubah perilaku atau keyakinan dan

    menggerakkan audiens untuk bertindak, ikutilah beberapa panduan untuk

    berbicara persuasif:

    1. Anticipate Selective Exposure Antisipasi Eksposur Selektif

    Listeners follow the law of selective exposure, this principle has two

    parts: (1) Listeners actively seek out information that supports their

    opinions, beliefes, values, decisions, and behaviours;and (2) listeners

    actively avoid information that contradicts their exisiting opinions, beliefes,

    attitudes, values, decisions, and behaviour. So, if you want to persuade an

    audience that holds attitudes different from your own, anticipate selective

    exposure operating.

    Pendengar mengikuti prinsip eksposur selektif, dimana dalam prinsip ini

    memiliki dua (2) bagian : (1) pendengar secara aktif mencari informasi yang

    mendukung opini-opini mereka, keyakinan, nilai, keputusan dan tingkah

    laku;dan (2) pendengar secara aktif menghindari informasi yang

    bertentangan dengan opini, keyakinan, nilai, keputusan dan tingkah laku

    yang sudah ada. Sehingga, jika ingin mempersuasi audiens yang memegang

    tingkah laku berbeda dari pembicara, lakukanlah operasi antisipasi eksposur

    selektif.

  • 31

    2. Ask for Reasonable Amounts of Change Meminta Perubahan yang

    Sesuai

    The greater and more important the change you want to encourage in your

    audience, the more difficult your task will be. Persuasion, therefore, is most

    effective when it strives for small changes and works over a period of time.

    Semakin besar dan penting perubahan yang diinginkan untuk mendorong

    audiens, semakin sulit tugas yang akan dikerjakan. Persuasi, karena itu

    adalah yang paling efektif ketika berusaha untuk perubahan kecil dan

    bekerja selama periode waktu.

    3. Identify With Your Audience Identifikasi Audiens

    In some cases similiarity of cultural, educational, or social background may

    help you identify yourself with your audience. So avoid even implying

    similarities between yourself nd your audience that dont exist.

    Dalam beberapa kasus persamaan budaya, edukasi, atau latar belakang sosial

    dapat membantu untuk mengidentifikasi audiens. Sehingga hindari

    menyiratkan persamaan-persamaan yang tidak ada dengan audiens.

    4. Use Logical Appeals Gunakan Banding Logis

    Persuasion from logical argument that proves to be the most effective. When

    the speaker persuades listeners with logic, the listeners are more likely to

    remain persuaded over time and are more likely to resist counter arguments

    that may come up in the future.

    Persuasi dari argumen yang logis membuktikan bahwa hal tersebut adalah

    yang paling efektif. Ketika pembicara mempersuasi audiens dengan logis,

    audiens akan lebih mengingat persuasi tersebut dalam jangka waktu yang

    lama dan akan menolak argumen kontra yang mungkin akan muncul di masa

    depan.

    5. Use Emotional Appeals Gunakan Banding Emosional

    This appeals to feelings, needs, desires, and wants. One of the most useful

    analyses is motives remains Abraham Maslows hierarchy of needs. The

    theory proposes that you seek to fulfill the needs at the lowest level first and

    that only when those needs are satisfied do the needs at the next level begin

  • 32

    to exert influence on your behaviour. The implication for you as a speaker is

    that you have to know what needs of your audience are unsatisfied.

    Prinsip ini membandingkan perasaan, kebutuhan, hasrat, dan keinginan.

    Salah satu analisis yang berguna adalah hierarki Abraham Maslow tentang

    kebutuhan manusia. Teori ini mengusulkan bahwa untuk memenuhi

    kebutuhan pada tingkat terendah dan jika kebutuhan sudah terpenuhi,

    lakukan kebutuhan tersebut di tingkat berikutnya mulai dari memberikan

    pengaruh pada perilaku. Implikasi untuk seorang pembicara adalah harus

    mengetahui kebutuhan audiens tentang apa yang belum terpenuhi.

    6. Use Credibility Appeals Gunakan Banding Kredibilitas

    Your credibility is the degree to which your audience sees you as a

    believable spokeperson. If your listeners see you as competent and

    knowledgeable, of good character, and charismatic or dynamic, they will

    think you credible. As result, youll be more effective in changing their

    attitudes or in moving them to do something.

    Kredibilitas adalah hal yang menjadi tolak ukur kepercayaan pendengar

    dalam melihat seorang pembicara. Jika pendengar melihat pembicara yang

    kompeten dan memiliki banyak wawasan, berkarakter baik, dan karismatik

    atau dinamis, mereka akan berpikir bahwa pembicara tersebut dapat

    dipercaya. Sebagai hasilnya, akan lebih efektif dalam mengubah tingkah

    laku mereka atau menggerakan mereka untuk melakukan sesuatu.

    7. Motivate Your Listeners Motivasi Pendengar

    If you want to persuade your listeners, you have to motivate them to believe

    or to act in some way.

    Jika ingin mempersuasi pendengar, pembicara harus memotivasi pendengar

    untuk percaya atau untuk bertindak dalam beberapa cara.

  • 33

    2.2.3.9 Kerangka Pemikiran Berbicara Persuasif

    Based on the psychology of persuasion, Monroes motivated

    sequence framework is composed of five phases, which sequentially move

    receivers toward accepting and acting on a speakers proposition. Its

    persuasive structure especially meets the needs of speaker who desire to

    move audience members to action. (Gamble & Gamble, 2005).

    Berdasarkan pada psikologis persuasi, kerangka pemikiran urutan motivasi

    Monroe tersusun dari lima (5) fase yang secara berurutan menggerakkan

    penerima ke arah menerima dan bertindak atas proposisi pembicara. Struktur

    persuasif tersebut memenuhi kebutuhan pembicara yang ingin

    menggerakkan audiens untuk bertindak. (Gamble & Gamble, 2005)

    Berikut adalah penjelasan dari lima (5) fase yang telah disebutkan

    diatas:

    Phase one : Attention. At the outset of a speech, the speakers primary task

    is to gain the audiences attention. The speaker entices the collective

    appetite of receivers in an effort to spark interest in his or her proposal (by

    asking a question, referring to their experiences, using an illustration or a

    dramatic story, or providing an eye-catching visual. As a result, your

    audience members should realize why your message is important to them

    and why they should listen to what you have to say.)

    Fase pertama : Perhatian. Pada awal pidato, tugas utama pembicara adalah

    untuk memperoleh perhatian audiens. Pembicara membujuk selera kolektif

    penerima dengan usaha untuk memicu minat dalam pengutaraan (dengan

    menananyakan pertanyaan, mengacu pada pengalaman mereka,

    menggunakan ilustrasi atau cerita dramatis, atau menyediakan visual yang

    menarik. Sebagai hasilnya, audiens akan menyadari mengapa pesan

    pembicara penting untuk mereka dan mengapa mereka harus mendengarkan

    yang disampaikan oleh pembicara).

    Phase two : Need. Your objective is to show how the identified need has an

    impact on the lives of audience members and how it affects their personal

    goals.

  • 34

    Fase kedua : Kebutuhan. Tujuan pembicara adalah untuk menunjukkan

    bagaimana kebutuhan diidentifikasi memiliki dampak dalam kehidupan

    audiens dan bagaimana hal itu mempengaruhi tujuan pribadi mereka.

    Phase three : Satisfaction. Having shown the audience members that a need

    exists, the speakers next task is to satisfy their desire for a solution (by

    using examples and illustrations to flesh out what you want audience

    members to believe or do, and explaning why you are asking them to believe

    or do this, you help them understand how they can satisfy the need you

    described previously).

    Fase ketiga : Kepuasan. Setelah memperlihatkan audiens dengan kebutuhan

    yang ada, tugas selanjutnya dari pembicara adalah memenuhi keinginan

    mereka untuk sebuah solusi (dengan menggunakan contoh dan ilustrasi

    untuk menyempurnakan apa yang audiens inginkan untuk percaya atau

    lakukan, dan menjelaskan mengapa pembicara menanyakan kepada mereka

    untuk percaya atau bertindak, pembicara membantu mereka untuk

    memahami bagaimana mereka dapat merasa puas terhadap kebutuhan yang

    telah dideskripsikan sebelumnya).

    Phase four : Visualization. The speaker visualizes the plans benefits for

    receivers, describing how things will improve when the plan is put into

    action.

    Fase keempat : Visualisasi. Pembicara menvisualisasikan rencana-rencana

    keuntungan untuk penerima, mendeskripsikan bagaimana hal tersebut akan

    meningkat ketika rencana dimasukkan kedalam tindakan.

    Phase five : Action. The speakers next task is to move receivers in a

    particular direction by telling them what they should do to ensure that need

    is satisfied. In effects, the speaker asks receivers to support the policy and

    act on it.

    Fase kelima : Tindakan. Tugas selanjutnya bagi pembicara adalah untuk

    menggerakkan penerima pada arah tertentu dengan memberi tahu mereka

    apa yang seharusnya dilakukan untuk memastikan kebutuhan tersebut sudah

  • 35

    terpuaskan. Efeknya, pembicara menanyakan penerima untuk mendukung

    kebijaksanaan dan bertindak.

    2.2.3.10 Strategi Komunikasi Persuasif

    Menurut Goodall, Goodall, & Schiefelbein (2010), strategi

    komunikasi persuasif sebagai berikut:

    Tabel 2.2.2.10 Strategi Komunikasi Persuasif

    Brutal Rational Rational/Emotional Mindful

    Conscious

    Communicati

    on Choice

    Characterized by

    one sided

    persuasion. Uses

    the hammer

    method of

    persuasion.

    Provides the

    listener with no

    choice

    Characterized

    by two sided

    exchanges.

    Uses the pro

    vs con method

    of persuasion.

    Allows listener

    to test

    alternatives

    before coming

    to a

    conclusion

    Characterized by

    mass appeal to a

    large audience.

    Uses monroes

    motivated sequence

    to persuade.

    Presents listener

    with attention

    getter, need,

    solution, and call to

    action

    Characterized

    by a

    connection

    between the

    audience and

    the speaker.

    Uses an

    understanding

    of the needs of

    the audience

    and a

    personal

    commitment

    to satisfy

    those needs as

    persuasion.

    Emphasizes

    personal

    choice in

    decision-

    making

    A mindful

    approach to

    persuasion;

    appropriate

    in any

    context, but it

    takes more

    work by all

    parties.

    Strong Pathos

    Logos

    Pathos

    Ethos

    Mindless Persuasion Mindful Persuasion

    Sumber : Buku Business and Professional Communication In The Global

    Workplace, Third Edition (2010)

  • 36

    Jenis strategi persuasif Public Relations menurut Ruslan (2010),

    strategi persuasif memiliki ciri-ciri, antara lain:

    a. Informasi atau pesan yang disampaikan harus berdasarkan pada

    kebutuhan atau kepentingan khalayak sebagai sasarannya.

    b. PR sebagai komunikator dan sekaligus mediator berupaya membentuk

    sikap dan pendapat yang positif dari masyarakat melalui rangsangan atau

    stimulasi.

    c. Mendorong publik untuk berperan serta dalam aktivitas perusahaan atau

    organisasi agar tercipta perubahan sikap dan penilaian.

    d. Perubahan sikap dan penilaian dari publik dapat terjadi maka pembinaan

    dan pengembangan terus-menerus dilakukan agar peran serta tersebut

    terpelihara dengan baik.

    2.2.4 Public Relations

    2.2.4.1 Pengertian Public Relations

    Menurut Dansk Public Relations Klub of Denmark dalam (Wilcox

    D. L., Cameron, Ault, & Agee, 2005), Public Relations didefinisikan

    sebagai berikut Public Relations is sustained and systematic managerial

    effort through which private an public organizations seek to establish

    understanding, sympathy, and support in those public circles with which

    they have or expect to obtain contact.. Public Relations adalah

    berkelanjutan dan usaha manajerial sistematik dimana swasta merupakan

    organisasi publik yang berusaha untuk membangun pemahaman, simpati

    dan dukungan pada mereka di kalangan publik yang mereka miliki atau

    berharap untuk mendapatan kontrak. Public Relations is the management

    function that establishes and maintains mutually beneficial relationships

    between an organization and the publics or whom its success or failure

    depends. (Broom & Sha, 2013). Public Relations adalah fungsi

    manajemen yang membentuk dan memelihara hubungan yang saling

    menguntungkan antara organisasi dan masyarakat yang menjadi sandaran

    keberhasilan atau kegagalan.

  • 37

    Menurut The Institute of Public Relations, Public Relations adalah

    keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan

    berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik

    dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya.

    (Nova, 2009). Definisi Public Relations yang tercantum dalam

    Encyclopedia Britannica, PR is doing good and getting credit for it.

    (Humas adalah upaya melakukan hal-hal baik sehingga mendapatkan

    kepercayaan). Menurut John E. Marston dalam Rosady Ruslan (2012)

    definisi dari komunikasi dan persuasif sebagai berikut: Public Relations is

    planned, persuasive communication design to influence significant public.

    Public Relations adalah sesuatu yang terstruktur berupa komunikasi

    persuasif yang di desain untuk mempengaruhi publik secara signifikan.

    Cutlip-Center-Broom dalam Morissan (2010) menyatakan bahwa Public

    Relations didefinisikan sebagai the planned effort to influence opinion

    through good character an responsible performance, based on mutually

    satisfactory two-ways communications. Public Relations merupakan

    usaha terencana untuk mempengaruhi pandangan melalui karakter yang

    baik serta tindakan yang bertanggung jawab, didasarkan atas komunikasi

    dua arah yang saling memuaskan.

    2.2.4.2 Tugas Public Relations

    Menurut Rumanti (2005), terdapat empat (4) tugas pokok seorang

    Public Relations yaitu :

    1. Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian informasi /

    pesan secara lisan, tertulis atau melalui gambar (visual), sehingga publik

    mempunyai pengertian yang benar tentang lembaga/perusahaan dan segenap

    tujuan serta kegiatan yang dilakukannya.

    2. Memonitor, merekam dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat umum

    atau masyarakat.

    3. Memperbaiki citra organisasi

    4. Komunikasi

  • 38

    2.2.4.3 Elemen Aktivitas Public Relations

    Menurut John Marston dalam Wilcox D. L., Cameron, Ault, & Agee

    (2005), terdapat empat (4) elemen yang terdapat dalam aktivitas Public

    Relations, yaitu :

    1. Research. What is the problem or situation?

    Penelitian. (Apa masalahnya atau situasinya?)

    2. Action (Program Planning). What is going to be done about it?

    Tindakan (Rencana Program). Apa yang akan dilakukan tentang hal itu?

    3. Communication (Execution). How will the public be told?

    Komunikasi (Eksekusi). Bagaimana publik akan diberitahu?

    4. Evaluation. Was the audience reached and what was the effect?

    Evaluasi. Apakah audiens tercapai dan apa sajakah efek yang terjadi?

    2.2.4.4 Atribut Praktisi Public Relations

    Menjadi seorang praktisi Public Relations bukanlah hanya

    mengandalkan kemampuan untuk berbicara di depan umum saja. Menurut

    Harrison (2011), untuk menjadi seorang praktisi Public Relations yang baik

    harus menerapkan kemampuan-kemampuan diantara nya sebagai berikut :

    1. Sound interpersonal skills for dealing with people at all levels.

    Kemampuan interpersonal untuk membuat kesepakatan dengan orang-orang

    di berbagai level.

    2. Ability to write and speak well. Memiliki kemampuan untuk menulis dan

    berbicara dengan baik.

    3. Good spelling and understanding of grammar. Memiliki kemampuan

    mengeja dan mengerti grammar dengan baik.

    4. Organisational skills and the abilty to multi-task. Kemampuan organisasi

    dan kemampuan untuk melakukan hal-hal secara bersamaan.

    5. Creativity in problem solving. Memiliki kreativitas dalam pemecahan

    masalah.

    6. Ability to meet deadlines. Kemampuan untuk berhadapan dengan

    deadline.

  • 39

    7. Interest in whats happening in the world, especially in the media.

    Tertarik dengan apa yang sedang terjadi di dunia, khususnya di bidang

    media.

    8. Sense of humour. Memiliki rasa humor (James, 2006).

  • 40

    2.3 Kerangka Konseptual

    Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

    Sumber : Penulis

    STRATEGI PERSUASIF

    PADA PUBLIC RELATIONS

    PT. SUMBERRAYA PASADA USAHA

    Komunikasi

    Interpersonal

    Komunikasi

    Persuasif

    MEMBANGUN KOMUNIKASI YANG

    KONDUSIF DENGAN CLIENT