bab 2 landasan teori - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/2011-2-00831-mc...

25
13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Teori-teori Dasar Dalam penelitian ini, penulis telah memilih beberapa teori umum yang hendak digunakan sebagai konsep dan penjelasan dalam penelitian ini, diantaranya: 1. Definisi Komunikasi dan Teori Komunikasi Massa 2. Uses and Gratification Dengan berpatokan pada ke dua teori tersebut, diharapakan akan mampu menjabarkan peranan sebuah komunikasi terhadap objek penelitian. Peneliti turut akan menjabarkan bagaimana pemahaman dari tiap-tiap teori melalui keterangan yang ada dibawah ini. 2. 1. 1 Definisi Komunikasi dan Teori Komunikasi Massa Mendalami pemahaman komunikasi itu sendiri, banyak yang mempertanyakan kebenaran dari ilmu komunikasi sebagai ilmu, dan tidak sedikit pula yang memberikan definisi mengenai komunikasi itu sendiri secara mendalam. Dalam bukunya yang berjudul “Teori Komunikasi”, Sasa Djuarsa Senjaya, dan kawan-kawan mengumpulkan sekiranya lima belas definisi mengenai komunikasi dari beberapa ahli

Upload: lekhanh

Post on 08-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00831-MC Bab2001.pdf · Dalam penelitian ini, penulis telah memilih beberapa teori umum

13

BAB 2

LANDASAN TEORI

2. 1 Teori-teori Dasar

Dalam penelitian ini, penulis telah memilih beberapa teori umum yang

hendak digunakan sebagai konsep dan penjelasan dalam penelitian ini,

diantaranya:

1. Definisi Komunikasi dan Teori Komunikasi Massa

2. Uses and Gratification

Dengan berpatokan pada ke dua teori tersebut, diharapakan akan mampu

menjabarkan peranan sebuah komunikasi terhadap objek penelitian. Peneliti

turut akan menjabarkan bagaimana pemahaman dari tiap-tiap teori melalui

keterangan yang ada dibawah ini.

2. 1. 1 Definisi Komunikasi dan Teori Komunikasi Massa

Mendalami pemahaman komunikasi itu sendiri, banyak yang

mempertanyakan kebenaran dari ilmu komunikasi sebagai ilmu, dan

tidak sedikit pula yang memberikan definisi mengenai komunikasi itu

sendiri secara mendalam. Dalam bukunya yang berjudul “Teori

Komunikasi”, Sasa Djuarsa Senjaya, dan kawan-kawan mengumpulkan

sekiranya lima belas definisi mengenai komunikasi dari beberapa ahli

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00831-MC Bab2001.pdf · Dalam penelitian ini, penulis telah memilih beberapa teori umum

14

yang didasari pada komponen konseptual pokok dalam pemahaman

komunikasi:

1. Simbol-simbol/verbal/ujaran

“Komunikasi adalah pertukaran pikiran atau gagasan secara verbal”

(Hoben, 1954).

2. Pengertian/pemahaman

“Komunikasi adalah suatu proses dengan mana kita bisa memahami

dan dipahami olrang lain. Komunikasi merupakan proses yang

dinamis dan secara konstan berubah sesuai dengan situasi yang

berlaku” (Anderson, 1959).

3. Interaksi/hubungan/proses sosial

“Interaksi, juga dalam tingkat biologis, adalah salah satu perwujudan

komunikasi, karena tanpa komunikasi tindakan-tindakan

kebersamaan tidak akan terjadi” (Mead, 1963).

4. Pengurangan rasa ketidakpastian

“Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan untuk

mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif,

mempertahankan atau memperkuat ego” (Branlund, 1964).

5. Proses

“Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi,

keahlian, dan lain-lain, melalui penggunaan simbol-simbol, seperti

kata-kat, gambar-gambar, angka-angka, dan lain-lain” (Berelson dan

Steiner, 1964).

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00831-MC Bab2001.pdf · Dalam penelitian ini, penulis telah memilih beberapa teori umum

15

6. Pengalihan/penyampaian/pertukaran

“Penggunaan kata komunikasi tampaknya menunjuk kepada adanya

sesuatu yang dialihkan dari suatu benda atau orang ke benda atau

orang lainnya kata komunikasi kadang-kadang menunjuk kepada apa

yang dialihkan, alat apa yang dipakai sebagai saluran pengalihan,

atau menunjuk kepada keseluruhan proses upaya pengalihan. Dalam

banyak kasus, apa yang dialihkan itu kemudian menjadi milik atau

bagian bersama. Oleh karena itu, komunikasi juga menuntut adanya

partisipasi.” (Ayer, 1955).

7. Menghubungkan/menggabungkan

“Komunikasi adalah suatu proses yang menghubungkan satu bagian

dalam kehidupan dengan bagian lainnya.” (Ruesch, 1957).

8. Kebersamaan

“Komunikasi adalah suatu proses yang membuat sesuatu dari yang

semula dimiliki oleh seseorang menjadi dimiliki oleh dua orang atau

lebih.” (Gode, 1959).

9. Saluran/alat/jalur

“Komunikasi adalah alat pengirim pesan-pesan kemiliteran

perintah/order, dan lain-lainnya, seperti telegraf, telepon, radio, kurir,

dan lain-lainnya.” (America College Dictionary).

10. Replikasi memori

“Komunikasi adalah proses yang mengarahkan perhatian seseorang

dnegn tujuan mereplikasi memori.” (Cartier dan Harwood, 1953).

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00831-MC Bab2001.pdf · Dalam penelitian ini, penulis telah memilih beberapa teori umum

16

11. Tanggapan diskriminatif

“Komunikasi adalah tanggpan diskriminasi dari suatu organisasi

terhadap stimulus.” (Stevens, 1950).

12. Stimuli

“Setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai penyampaian

informasi yang berisikan stimuli diskriminasi, dari suatu sumber

terhadap penerima.” (Newcomb, 1966).

13. Tujuan/kesengajaan

“komunikasi pada dasarnya penyampaian pesan yang disengaja dari

sumber terhadap penerima dengan tujuan mempengaruhi tingkah

laku pihak penerima.” (Miller, 1966).

14. Waktu/situasi

“Proses komunikasi merupakan suatu transisi dari suatu keseluruhan

struktur situasi yang lain sesuai pola yang diinginkan.” (Sondel,

1956).

15. Kekuasaan/kekuatan

“Komunikasi adalah suatu mekanisme yang menimbulkan

kekuatan/kekuasaan.” (Schacter, 1951).

Melalui kelima belas komponen konseptual tersebut, peneliti bisa

menyusun sebuah kerangka acuan yang dapat dijadikan sebagai alat dasar

dalam menganalisis fenomena peristiwa komunikasi. Komponen-

komponen tersebut, baik secara tersendiri maupun tergabung, bisa

dijadikan sebagai titik fokus perhatian dalam sebuah penelitian.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00831-MC Bab2001.pdf · Dalam penelitian ini, penulis telah memilih beberapa teori umum

17

Dalam penelitian ini, peneliti turut memusatkan pada bagaimana

konseptual pemikiran seorang individu terhadap suatu media, yang

kemudian akan berlanjut pada tahap antar individu. Dan pada tahap

tersebut peranan dalam pemahaman sebuah media akan semakin

berkembang dan mencapai tahap pada bentuk komunikasi massa.

Menurut Sasa Djuarsa Senjaya, dan kawan-kawan dalam buku

Teori Komunikasi, komunkasi massa adalah komunikasi melalui media

massa yang ditunjukan kepada sejumah khalayak yang besar. Proses

komunikasi massa melibatkan aspek-aspek komunikasi intrapribadi,

komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok, dan komunikasi

organisasi. Teori-teori komunikasi massa umumnya mefokuskan

perhatiannya pada hal-hal yang menyangkut struktur media, hubungan

media dan masyarakat, hubungan antar media dan khalayak, aspek-aspek

budaya dari komunikasi massa, serta dampak atas hasil komunikasi

massa terhadap individu. (Senjaya, dkk. 2007: 1.28)

Dalam buku Ilmu Pengantar Komunikasi, Deddy Mulyana

menerangkan bahwa teori Komunikasi Massa Merupakan teori

menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau

elektronik (radio, televise), berbiaya relative mahal, yang dikelolah oleh

suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada

sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonym, dan

heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat,

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00831-MC Bab2001.pdf · Dalam penelitian ini, penulis telah memilih beberapa teori umum

18

serentak dan selintas (khususnya media elektronik). Meskipun khalayak

ada kalanya meyampaikan pesan kepada lembaga (dalam bentuk saran-

saran yang sering tertunda), proses komunikasi didominasi oleh lembaga,

karena lembagalah yang menentukan agendanya (Mulyana, 2008, hal.

83-84).

Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada

komunikan yang berjumlah banyak, heterogen, tidak dikenal, atau

ditujukan kepada masyarakat umum, dan proses komunikasinya

dilakukan melalui media yang mampu digunakan untuk komunikasi

massa, yaitu media massa, baik yang berupa media cetak, audio visual,

film, dan media luar ruang (Barata, 2000, hal. 107).

Jadi secara garis besar, peneliti mencoba untuk menggali

bagaimana peranan media penelitian yang berupa film, dalam

menyebarkan nilai dan pesannya terhadap para penontonnya yang

tergolong para penggemar anime di universitas Binua Nusantara. Karena

dengan melihat seberapa besar pesan yang mampu ditangkap oleh para

penonton, akan membantu terbentukanya proses mendasar dari

tercapainya tujuan mendasar penelitian ini.

2. 1. 2 Teori Kegunaan and Gratifikasi

Menurut Richard West dan Lynn H. Turner dalam bukunya yang

berjudul Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi, teori

kegunaan dan gratifikasi merupakan teori yang menjelaskan bahwa orang

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00831-MC Bab2001.pdf · Dalam penelitian ini, penulis telah memilih beberapa teori umum

19

aktif memilih dan menggunakan media tertentu untuk memuaskan

kebutuhan tertentu. Menekankan posisi pengaruh yang terbatas, teori ini

melihat media mempunyai pengaruh terbatas karena pengguna mampu

memilih dan mengendalikan. Orang memiliki kesadaran diri, dan mereka

mampu memahami dan menyatakan alasan mereka menggunakan media.

Mereka meilhat media sebagai salah satu cara memuaskan kebutuhan

yang mereka miliki. Teori kegunaan dan gratifikasi sendiri mencoba

berfokus pada poin yang menekankan pendapat apa yang orang lakukan

dengan media.

Dalam teori ini, komunikasi yang ada pada media lebih mengarah

pada apa yang bisa dilakukan orang pada media, sehingga dalam teori ini

khalayak dinilai lebih aktif dalam menggunakan media dalam memenuhi

kebutuhannya. Teori ini turut menjadi bagian dari perluasan teori

kebutuhan dan motivasi Abraham Maslow, yang menerangkan

bagaimana manusia memenuhi kebutuhannya berdasarkan tingkatan-

tingktan tertentu yang terdiri dari:

� Physiological, merupakan pemenuhan kebutuhan biologis atau fisik

yang terdiri dari kebutuhan makan, minum, oksigen, dan kesehatan.

� Safety, merupakan tahap dimana seorang individu merasakan

keamanan atas lingkungan tempat ia berada

� Love and Belongingness, dimana seorang individu merasa bahwa

dirinya memerlukan kasih sayang dan tempat dimana ia tidak merasa

sendirian.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00831-MC Bab2001.pdf · Dalam penelitian ini, penulis telah memilih beberapa teori umum

20

� Self-Esteem, merupakan tahap dimana seseorang ingin dihargai atas

keberadaannya dan tindakannya di dalam jalinan sosial.

� Selft-Actualization, tahap tertinggi manusia dimana ia telah mampu

mengktualisasikan dirinya atas apa tujuan hidupnya (Gea, A. A.

2003: 216).

Dengan memenuhi kebutuhannya pada satu tahap, maka individu

tersebut akan mampu melangkah ketahap pemenuhan kebutuhan lainnya.

Secara umum kita bisa memahami teori kegunaan dan gratifikasi sebagai

teori yang menjelaskan motivasi yang mendorong tiap orang memenuhi

kebutuhannya melalui media.

Alan Rubin (1981) mengemukakan bahwa motivasi yang

medorong khalayak menggunakan media, terutama televisi, dapat

dikelompokan menjadi beberapa kategori: untuk melewatkan waktu,

untuk menemani, kesenangan, pelarian, kenikmatan, interaksi sosial,

relaksasi, informasi, dan untuk mempelajari muatan tertentu.

Teori kegunaan dan gratifikasi memberikan sebuah kerangka

untuk memahami kapan dan bagaimana konsumen media individu

menjadi lebih atau kurang aktif dan konsekuensi dari keterlibatan yang

meningkat atau menurun.

Dari hal tersebut munculah berbagai asumsi mengenai teori

kegunaan dan gratifikasi memegang perannya dalam media. Asumsi-

asumsi itu diantaranya berdasarkan pencetus dari teori ini (Katz, Blumler,

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00831-MC Bab2001.pdf · Dalam penelitian ini, penulis telah memilih beberapa teori umum

21

& Gurevitch, 1974), dimana mereka menyatakan bahwa terdapat lima

asumsi dasar atas teori kegunaan dan gratifikasi, diantaranya:

• Khalayak aktif dan penggunaan medianya berorientasi pada tujuan,

yaitu dengan anggota khalayak individu dapat membawa tingkat

aktivitas yang berbeda untuk penggunaan media mereka, anggota

khalayak juga berusaha untuk menyelesaikan tujuannya melalui

media. Dalam mengidentifikasi klasifikasi kebutuhan dan kepuasan

khalayak, McQuail menerangkan klasifikasi tersebut mencakup

pengalihan (diversion), yang bisa diidentifikasi sebagai keluar dari

rutinitas atau masalah sehari-hari; hubungan personal (personal

relationship), yang terjadi ketika orang menggunakan media sebagai

temannya; identitas personal (persona identitiy), atau cara untuk

menekan nilai-nilai individu; dan pengawasan (surveillance), atau

informasi mengenai bagaimana media akan membantu individu

mencapai sesuatu. Berikut ini table kebutuhan yang dipuaskan oleh

media:

TIPE

KEBUTUHAN

DESKRIPSI CONTOH MEDIA

Kognitif Memperoleh informasi,

pengetahuan, pemahaman

Televisi, video, dan film

Afektf Pengalaman emosional,

menyenangkan, atau estetis

Film, televisi

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00831-MC Bab2001.pdf · Dalam penelitian ini, penulis telah memilih beberapa teori umum

22

Integrasi personal Meningkatkan kredibilitas,

percaya diri, dan status

Video

Integrasi sosial Meningkatkan hubungan

dengan keluarga, teman, dan

lainnya

Internet (e-mail, chat

room, Listserv, IM)

Pelepasan

ketegangan

Pelarian dan pengalihan Televisi, film, video,

radio, internet

• Inisiatif dalam menghubungkan kepuasan kebutuhan pada pilhan

media tertentu terdapat pada anggota khalayak, karena orang pada

dasarnya adalah agen yang katif, mereka mengabil inisiatif. Kita

memilih acara seperti The Simsons ketika kita ingin tertawa dan CNN

World News Tonight ketika kita ingin mendapatkan informasi, tetapi

tidak seorangpun memutuskan untuk apa kita inginkan dari sebuah

media atau bagian isinya. Kita mungkin akan memilih CNN karena

kita ingin dihibur. Implikasi yang ada disini adalah khalayak

mempunyai banyak sekali otonomi dalam proses komunikasi massa.

• Media berkompetisi dengan sumber lainnya untuk kepuasan

kebutuhan, yang berarti bahwa media dan khalayak dipengaruh oleh

masyarakat. Pada kencan pertama, contohnya, pergi ke bioskop

merupakan penggunaan media yang lebih mungkin daripada

menyewa sebuah video dan menontonnya di rumah. Seseorang yang

jarang menggunakan media contohnya , menggunakan kepuasan

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00831-MC Bab2001.pdf · Dalam penelitian ini, penulis telah memilih beberapa teori umum

23

lebih dalam perbincangan dnegan teman dan keluarg, mungkin akan

lebih sering beralih pada media dengan frekuensi yang tinggi ketika

mencari informasi selama pemilu.

• Orang mempunyai cukup kesadaran diri akan penggunaan media

mereka, minat, dan motif sehingga dapat memberikan sebuah

gambaran yang akurat mengenai kegunaan tersebut kepada para

peneliti, sehingga menyatakan kembali keyakinan akan khalayak

aktif; hal ini juga mengimplikasikan bahwa orang sadar akan

aktivitas ini. Bahkan peneliti awal mengenai kegunaan dan gratifikasi

mencakup menanyakan kepada responden mengenai mengapa

mereka mengkonsumsi media tertentu. Pendekatan kualitatif ini,

termasuk mewawancarai responden dan secara langsung mengamati

reaksi mereka selama pembicaraan mengenai media tertentu.

Pemikiran secara teknik pengumpulan data ini adalah bahwa orang

berada pada posisi terbaik untuk menjelaskan apa yang mereka

lakukan dan mengapa mereka melakukan itu.

• Penilaian mengenai nilai isi media hanya dapat dinilai oleh khalayak,

yaitu dimana sedikti berbicara mengenai khalayak daripada

mengenai mereka yang melakukan studi mengani ini. Hal ini

menyatakan bahwa peneliti harus mampu mempertahankan

penilaiannya mengenai hubungan natara kebutuhan khalayak akan

media atau muatan tertentu. Teoritikus kegunaan dan gratifikasi

beragumen bahwa karena individu khalayak yang memutuskan untuk

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00831-MC Bab2001.pdf · Dalam penelitian ini, penulis telah memilih beberapa teori umum

24

menggunakan isi tertentu untuk tujuan akhirnya, nilai muatan media

dapat dinilai hanya oleh khalayak. Menurut teoritikus dalam

kegunaan dan gratifikasi, bahkan muatn murahan yang ditemukan

dalam beberapa acara bincang-bincang seperti Jerry Springer

mungkin berfungsi jika muatan ini memberikan kepuasan untuk

khalayaknya. Orang adalah konsumen yang kritis. Menurut J.D.

Rayburn dan Philip Palmgreen (1984), “orang mungkin membaca

surat kabar tertentu karena surat kabar itu hanya satu-stunya yang

ada, tetapi ini tidak menyiaratkan bahwa ia terpuaskan secara penuh

oleh surat kabar tersebut. Bahkan ia mungkin cukup merasa tidak

puas untuk menghentikan langganan jika ada alternative surat kabar

lain” (hal. 542). (West & Turner, 2008: 101-106)

Melalui teori ini, peneliti mencoba untuk menelah pemahaman

yang muncul pada para audience yang berpartisipasi dengan objek

penelitian yang berupa media komunikasi, yaitu film yang berjudul

“Persona 4 Animation”, terhadap bagaimnan alasan dan pengharapan

meraka ketika memilih media tertentu sebagai pemuas kebutuhan mereka.

2. 2 Teori-teori Khusus

Berikut ini peneliti telah memilih beberapa konsep teori yang akan

dikaitkan langsung dengan objek penelitian ini, berikut teori-teori yang

dugunakan:

1. Teori Analitis Carl Jung

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00831-MC Bab2001.pdf · Dalam penelitian ini, penulis telah memilih beberapa teori umum

25

2. Teori Persespsi Diri

3. Teori Identitas

4. Teori Khalayak Aktif

2. 2. 1 Teori Analitis Carl Jung

Jung percaya bahwa akar dari kepribadian berasal dari keberadaan

manusia itu sendiri (King, 2008: 413). Jung juga percaya bahwa jiwa

manusia merupakan kesatuan yang didalamnya terdapat semua pikiran,

perasaan dan tingkah laku baik yang disadari maupun tidak disadari yang

saling berinteraksi satu sama lainnya. Menurut Jess Feist dan Gregory J.

Feist dalam bukunya yang berjudul Theories of Personality menerangkan

konsep struktur jiwa menurut Jung yang terbagi atas beberapa bagian,

yaitu:

1. Ego, yaitu jiwa sadar yang terdiri dari persepsi, ingatan, pikiran, dan

perasaan-perasaan sadar. Ego bekerja pada tingkat conscious. Dari

ego lahir perasaan identitas dan keberlangsungan seseorang. Ego

merupakan gugusan tingkah laku yang pada umumnya dimiliki dan

ditampilkan secara sadar oleh orang-orang dalam suatu masyarakat.

Jadi secara garis besar, ego merupakan bagian dari manusia yang

membuat ia sadar akan siapa dirinya.

2. Personal Unconscious, merupakan wilayah yang berdekatan dengan

ego. Pada dasarnya terdiri atas pengalaman-pengalaman yang pernah

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00831-MC Bab2001.pdf · Dalam penelitian ini, penulis telah memilih beberapa teori umum

26

disadari tetapi dipilih untuk dilupakan atau diabaikan dengan cara

penekanan. Penglaman-pengalaman yang kurang mendalam turut

disimpan ke dalam personal unconscious. Penekanan pada kenangan

pahit kedalam personal unconscious dapat dilakukan oleh diri sendiri

secara makanik, namun bisa juga karena desakan dari pihak luar

yang lebih kuat. Dalam Personal Unconscious kita turut mengenal

kompleks, yaitu kelompok yang terorganisir dari perasaan, pikiran

dan ingatan-ingatan yang ada dalam Personal Unconscious. Setiap

kompleks memiliki atau mengumpulkan berbagai pengalaman yang

memiliki inti yang menarik atau mengumpulkan berbagai

pengalaman yang memiliki inti yang menarik atau mengumpulkan

pengalaman yang memiliki kesamaan tematik, dimana semakin kuat

daya tarik inti semakin besar pula pengaruhnya terhadap tingkah laku

manusia. Kepribadian dengan kompleks tertentu akan didominasi

oleh ide, perasaan, dan persepsi yang dikandung oleh kompleks itu.

3. Collective Unconscious, merupakan wilayah kekuatan jiwa yang

paling luas dan dalam, serat turut mengatur akar dari empat fungsi

psikologis, yaitu sensasi, intuisi, pemikiran, dan perasaan. Tidak

hanya itu, Collective Unconscious juga merupakan tempat ingatan

dari masa lampau leluhur seseorang yang tidak hanya meliputi

sejarah ras manusia sebagai sebuah spesies tersendiri, tetapi juga

leluhur para manusiawi atau nenek moyang binatangnya. Collective

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00831-MC Bab2001.pdf · Dalam penelitian ini, penulis telah memilih beberapa teori umum

27

Unconscious terdiri dari beberapa Archetype, yang merupakan

ingatan ras akan suatu bentuk pikiran universal yang diturunkan dari

generasi ke generasi. Bentuk pikiran ini menciptakan gambaran-

gambaran yang berkaitan dengan aspek-aspek kehidupan yang dianut

oleh generasi tertentu secara hampir menyeluruh dan kemudian

ditampilkan berulang-ulang pada beberapa generasi berikutnya.

Empat archetype yang penting dalam membentuk kepribadian

seseorang adalah:

a. Persona, merupakan topeng yang dipakai setiap manusia sebagai

respon terhadap tuntutan kebiasaan dan tradisi masyarakat serta

terhadap tuntutan-tuntutan kebiasaan dan tradisi masyarakat terhadap

kebutuhan archetypal sendiri. Persona adalah wajah yang

ditampilkan oleh individu. Persona merupakan kepribadian yang

sadar, yang dapat diidentikkan dengan ego. Dalam mimpi, ia muncul

dalam bentuk sesosok figur yang melambangkan aku dalam suasana

tertentu. Kadang-kadang, dapat berupa seorang tua yang keras,

wanita bijak, orang gagah, badut, atau anak kecil. Inilah perilaku dari

dari pikiran penghasil mimpi kita. Kadang kala, dalam mimpi, hal ini

akan diimbangi dengan sebuah karakter yang memainkan peran yang

berlawanan. Contohnya, seseorang yang dalam keadaan sadar

sebagai sosok yang bermoral, ketika di dalam mimpi bisa jadi berupa

seorang bajingan atau sebaliknya.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00831-MC Bab2001.pdf · Dalam penelitian ini, penulis telah memilih beberapa teori umum

28

b. Shadow, merupakan archetype kegelapan dan penekanan, yang

mewakili hal lain dari diri kita yang hendak kita tidak ingin ketahui

tetapi mencoba bersembunyi dari diri kita dan orang lain. Shadow

sendiri dapat kita pahami sebagai aspek-aspek yang lebih lemah

dominasinya hanya menjadi baying-bayang diri. Jung

mengistilahkannya dengan autonomous complex atau archetype yang

lain, yang muncul ke permukaan di dalam mimpi. Kadang-kadang,

naluri dan desakan diwujudkan dalam bentuk bayang-bayang,

bersama perasaan perasaan negatif dan destruktif. Ia dapat berupa

satu sosok yang mengancam, yang menyamar sebagai seseorang

yang tidak disukai oleh orang-orang yang bermimpi. Satu cara untuk

mengenali bayang-bayang figur di dalam sebuah mimpi adalah

dengan mengamati reaksi dan perasaan kita yang paling negatif

terhadap seseorang atau suasana tertentu, karena hal yang paling

tidak kita sukailah yang membentuk inti dari bayangan tersebut.

c. Anima pada laki-laki merupakan kondisi dimana hal yang mewakili

sebuah pemikiran irasional pada suasana hati dan perasaan seorang

laki-laki akan sisi feminim yang terdapat dalam diri mereka. Secara

garis besar, Anima adalah pusat kasih sayang, emosi, naluri, dan

intuisi dari sisi kepribadian laki-laki. Archetype ini merupakan

bentuk kolektif dari seluruh perempuan yang dikenali oleh seorang

laki-laki dalam hidupnya, khususnya ibunya sendiri. Bergabungnya

sifat tersebut ke dalam kepribadiannya memungkinkan seorang laki-

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00831-MC Bab2001.pdf · Dalam penelitian ini, penulis telah memilih beberapa teori umum

29

laki untuk mengembangkan sisi sensitif dari tabiatnya, sehingga

memungkinkannya untuk menjadi individu yang tidak terlalu agresif,

baik hati, hangat dan penuh pengertian. Tidak mengakui atau

menekan anima mengakibatkan timbulnya sifat keras kepala, keras,

kaku, dan bahkan kejam secara fisik maupun emosi.

d. Animus merupakan elemen kepribadian maskulin yang terdapat

dalam diri wanita. Secara garis besar Animus bisa dipahami sebagai

sisi praktis, independen, percaya diri, dan keberanian mengambil

resiko dari kepribadian wanita. Sebagai sebuah archetype, hal ini

merupakan bentuk kolektif dari seluruh laki-laki yang dikenal oleh

seorang wanita di dalam hidupnya, terutama ayahnya sendiri.

Bergabungnya sifat ini ke dalam memungkinkan dirinya untuk

menjadi seorang pemimpin, pengelola yang baik, dan pencari nafkah.

Namun, jika seorang wanita mengabaikan aspek-aspek ini dalam

dirinya, maka ia menjadi cengeng, tergantung, cerewet, dan tidak

aman.

Dengan teori ini, peneliti mencoba untuk bisa memahami

bagaimana keterkaitan konsep pribadi selalu mendasari tindakan dan

pemikiran manusia terhadap hasil dari penelitian yang hendak dilakukan

oleh peneliti, terutama mengenai bagaimana teori ini menekankan alasan-

alasan dasar terbentuknya sebuah tanggapan dari pada narasumber yang

menjadi objek penelitian ini.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00831-MC Bab2001.pdf · Dalam penelitian ini, penulis telah memilih beberapa teori umum

30

2. 2. 2 Teori Persepsi Diri

Pemahaman mengenai teori ini berdasar pada sebuah proses

psikologis yang diasosiasikan dengan interprestasi dan pemberian makna

terhadap orang atau objek tertentu yang bisa kita sebut persepsi. Dalam

buku Teori Komunikasi, Sasa Djuarsa Senjaya, dkk. Menjelaskan

bagaimana definisi dari sebuah persepsi itu sendiri dengan mengutip

pandangan Cohen, Fisher (1987: 118) yang menerangkan bahwa persepsi

merupakan interprestasi terhadap berbagai sensasi sebagai representasi

dari objek-objek eksternal, jadi persepsi adalah pengetahuan tentang apa

yang dapat ditangkap oleh indra kita. Definisi ini sendiri melibatkan

sejumlah karakteristik yang mendasari upaya kita untuk memahami

proses antarpribadi.

Konsep dari syarat berlangsungnya sebuah persepsi sendiri dapat

kita pahami melalui tiga tahap, yaitu:

• Suatu tindakan persepsi mensyaratkan kehadiran objek eksternal

untuk dapat ditangkap oleh indra kita. Dalam hal persepsi terhadap

pribadi, kehadirannya sebagai objek eksternal mungkin kurang nyata,

tetapi keberadaannya jelas dapat kita rasakan.

• Adanya informasi untuk diinterprestasikan. Informasi yang dimaksud

disini adalah segla sesuatu yang diperoleh melalui sensasi atau indra

yang kita miliki.

• Berhubungan dengan sifat representative dari pengindraan.

Maksudnya, kita tidak dapat mengartikan makna suatu objek secara

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00831-MC Bab2001.pdf · Dalam penelitian ini, penulis telah memilih beberapa teori umum

31

langsung karena kita sebenarnya hanya mengartikan makna dari

informasi yang kita anggap mewakili objek tersebut.

Jadi, dapat kita simpulkan bahwa meskipun sebuah persepsi

didasari hanya pada pengamatan langsung, hal ini bukanlah sesuatu yang

“sebenarnya” dalam artian kita dapat menangkap atau menguasai objek

tersebut. Kita melihat, membaui, mendengar, mencicipi, dan meraba,

tetapi apa yang harus kita interprestasikan adalah penampakan, bau, rasa,

dan bentuk yang mewakili sesuatu, dan kita tidak akan pernah dapat

“merasakan” objek itu sendiri. Konsekuensinya adalah bahwa

pengetahuan yang kita peroleh melalui persepsi bukanlah tentang apakah

suatu objek, melainkan apa yang tampak sebagai objek tersebut.

Adakalanya penampakan dapat menyesatkan seperti yang kita alami

dalam ilusi optis, special effects dalam film, dan sebagainya.

Sebuah persepsi merupakan hal yang terjadi dalam benak individu

yang mempersepsikan suatu objek, dan bukan didalam objek, dan selalu

merupakan pengetahuan tentang penampakan. Maka apa yang jelas bagi

orang lain mungkin terasa membingungkan bagi kita. Dalam konteks

inilah kita perlu memahami tataran intra pribadi dari komunikasi

antarpribadi dengan melihat lebih jauh sifat-sifat persepsi sebagai

berikut:

• Persepsi adalah pengalaman, dimana untuk mengartikan makna dari

seseorang, objek, atau peristiwa, kita harus memiliki dasar/basis

untuk melakukan interprestasi. Dasar ini biasanya kita temukan pada

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00831-MC Bab2001.pdf · Dalam penelitian ini, penulis telah memilih beberapa teori umum

32

pengalaman masa lalu kita dengan orang, objek, atau peristiwa

tersebut, atau dengan hal-hal yang menyerupai. Tanpa landasan

pengalaman sebagai pembanding, tidak mungkin untuk

mempersepsikan suatu makan, sebab ini akan membawa kita kepada

suatu kebingungan.

• Persepsi adalah selektif, dimana ketika kita mepersepsiakan sesuatu,

kita cenderung memperhatikan hanya bagian-bagian tertentu dari

suautu objek atau orang. Dengan kata lain, kita melakukan seleksi

hanya pada karakteristik tertentu dari objek persepsi kita dan

mengabaikan orang lain. Dalam hal ini biasanya kita

mempersepsikan apa yang kita “inginkan” atas dasar sikap, nilai, dan

keyakinan yang ada dalam diri kita, dan mengabaikan karakteristik

yang tidak relevan atau berlawanan dengan nilai dan keyakinan

tersebut.

• Persepsi adalah penyimpulan, dimana ketika kita menilai proses

psikologis dari persepsi mencakup penarikan kesimpulan melalui

suatu proses induksi secara logis. Interprestasi yang dihasilkan

melalui persepsi pada dasarnya adalah penyimpulan atas informasi

yang tidak lengkap. Dengan kata lain, mempersepsikan makna

adalah melompat kepada suatu kesimpulan yang tidak sepenuhnya

didasarkan atas data yang dapat ditangkap oleh indra kita. Sifat ini

saling mengisi dengan sifat kedua. Pada sifat kedua, persepsi adalah

selektif karena keterbatasan kapasitas otak maka kita hanya dapat

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00831-MC Bab2001.pdf · Dalam penelitian ini, penulis telah memilih beberapa teori umum

33

mempersepsikan sebagian karakteristik dari objek. Melalui

penyimpulan ini kita berusaha untuk mendapatkan gambaran yang

lebih lengkap mengenai objek yang kita persepsiakn atas dasar

sebagian karakteristik dari objek tertentu.

• Persepsi tidak akurat, dimana setiap persepsi yang kita lakukan, akan

mengandung kesalahan dalam kadar tertentu, hal ini disebabkan oleh

pengaruh pengalaman masa lalu, selektivitas, dan penyimpulan.

Biasanya ketidakakuratan ini terjadi karena penyimpulan yang terlalu

mudah, atau menyamaratakan. Adakalanya persepsi tidak akurat

karena orang menganggap sama sesuatu yang sebenarnya hanya

mirip. Dan semakin jauh jarak antara orang mempersepsi dnegan

objeknya maka semakin tidak akurat persepsinya, meskipun

demikian kita biasanya mengabaikan ketidak akuratan tersebut dalam

kegiatan persepsi kita sehari-hari, dan ketidakakuratan persepsi tidak

selalu menjadi/menimbulkan masalah dalam komunikasi antarpribadi.

• Persepsi adalah evaluative, dimana persepsi tidak akan pernah

objektif karena kita melakukan interpretasi berdasarkan pengalaman

dan merefleksikan sikap, nilai, dan keyakinan pribadi yang

digunakan untuk memberi makna pada objek persepsi. Karena

persepsi merupakan proses kognitif psikologis yang ada di dalam diri

kita, maka cenderung bersifat subyektif. Fisher (1987: 125) bahkan

mengemukakan bahwa persepsi bukan hanya merupakan proses

intrapribadi, tetapi juga sesuatu yang sangat pribadi, dan tidak

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00831-MC Bab2001.pdf · Dalam penelitian ini, penulis telah memilih beberapa teori umum

34

terhindarkannya keterlibatan pribadi dalam tindakan persepsi

menyebabkan persepsi sangat subyektif.

Pada dasarnya, bagaimana kita hendak menilai sesuatu obyek atau

pun sebuah pristiwa, tanggapan dari diri kita lah yang akan

mempengaruhi bagaimana kita menanggapi atau menindak keputuasn

yang kita pilih. Hal tersebut bisa kita sebut sebagai persepsi, suautu hal

yang muncul dalam pemikiran kita ketika kita hendak menilai sesuatu

berdasarkan bagaimana suatu objek mempengaruhi pemikiran kita,

sehingga terkadang kita menilai sesuatu secara subyektif. (Senjaya, dkk.,

2007: 2.13-2.16).

Dengan mempertimbangkan hal ini, peneliti mencoba menggali

bagaimana para narasumber yang menjadi penonton film “Persoan 4

Animation” memberi tanggapan mereka terhadap film yang telah mereka

lihat, walalupun terkadang tanggapan tersebut cenderung bersifat

subyektif, namun peneliti akan menekankan hal tersebut sebagai hasil

penelitian yang penting untuk mencapai tujuan penelitian ini.

2. 2. 3 Teori Identitas

Onong Uchjana Effendy menekankan bahwa dalam ilmu jiwa

sosial terdapat gejala yang disebut identifikasi psikologis, dimana dalam

menghayati sebuah film kerap kali penonton menyamakan seluruh

pribadinya dengan salah satu karakter dalam film. Tidak hanya

memahami atau merasakan, melainkan layaknya baik sang karakter film

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00831-MC Bab2001.pdf · Dalam penelitian ini, penulis telah memilih beberapa teori umum

35

dengan penonton ada dalam satu kondisi yang sama. Penonton yang

menyukai suatu film akan cenderung terbawa dalam alur cerita film

tersebut, sehingga ia merasa seakan-akan dirinya turut ada dalam film

yang bersangkutan dan menjadi pemain itu sendiri. (Effendy, 2003: 207-

208)

Media cenderung menampilkan sosok figure secara eksplisit

dengan disertai kondisi dramatis yang melibatkan respon-respon menarik

dan memberikan bahan identitas peranan untuk memperkaya konsep diri.

Isi yang bersifat fiktif eksplisit menampilkan orang dalam peranan-

peranan yang secara tipikal dirancang untuk dikagumi dan seringkali

diwarnai glamour dengan fantasi yang memudahkan khalayak untuk

mengambil peran pendorong ego melalui identifikasi dengan tokoh-tokoh.

Ketika orang-orang yang disajikan media memainkan peranan “rakyat

biasa”, maka penyajian media tetap menegaskan dan meninggikan

makna peran-peran tersebut, yang sebenarnya secara meluas diperankan

oleh kebanyakan anggota khalayak. (Rakhmat, 2008: 215-216).

Dengan mempertimbangkan bagaimana pola pikir seorang

individu terhadap tanggapannya mengenai seorang karakter yang terdapat

dalam film yang ia lihat. Karena berdasarkan hal itu akan mempengaruhi

bagaimana penilaian dan alasan mereka membuat keputusan dalam

memilih film tersebut sebagai media alternative mereka.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00831-MC Bab2001.pdf · Dalam penelitian ini, penulis telah memilih beberapa teori umum

36

2 .2. 4 Teori Khalayak Aktif

Menurut Ricard West dan Lynn H. Turner dalam bukunya yang

berjudul Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi, teori

khalayak aktif merupakan teori yang didasarkan pada asumsi bahwa

konsumen media adalah aktif harus menjelaskan apa yang dikatakan

sebagai “Khalayak Aktif.” Mark Levy dan Sven Windahl (1985)

menjawab masalah ini dengan cara:

Sebagaimana dipahami secara umum oleh penelitian gratifikasi, istilah “aktivitas khalayak” merujuk pada orientasi sukarela dan selektif oleh khalayak terhadap proses komunikasi. Singkatnya, hal ini menyatakan bahwa penggunaan media dimotivasi oleh kebutuhan dan tujuan yang didefinisikan oleh khalayak itu sendiri, dan bahwa partisipasi aktif dalam proses komunikasi mungkin difasilitasi, dibatasi, atau memengaruhi kepuasan dan pengaruh yang dihubungkan dengan eksposur. Pemikiran terbaru juga menyatakan bahwa aktivitas khalayak paling baik dikonseptualisasikan sebagai sebuah variable konstruk, dengan khalayak mempertunjukan berbagai jenis dan tingkat aktivitas. (hal.110)

Jay G. Blumler (1979) juga menawarkan beberapa saran jenis

aktivitas khalayak yang dapat dilakukan oleh konsumen media.

Termasuk di dalamnya kegunaan, kesengajaan, selektivitas, dan kesulitan

untuk mempengaruhi, dengan penjelasan sebagai berikut:

• Kegunaan (utility), yaitu dimana media memiliki kegunaan bagi

orang, dan orang dapat menempatkan media pada kegunaan tersebut.

Seperti ketika saat orang mendengarkan radio karena mereka ingin

mendapatkan informasi lalu lintas. Mereka membeli CD Online.

Mereka membaca majalah mode untuk mengetahui gaya terbaru.

• Kesengajaan (intentionality), yaitu dimana ketika motivasi orang

menentukan konsumsi mereka akan isi media. Ketika orang hendak

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00831-MC Bab2001.pdf · Dalam penelitian ini, penulis telah memilih beberapa teori umum

37

dihibur, mereka akan menonton komedi. Ketika ingin mengetahui

suatu berita dengan lebih mendalam, terdapat Charlie Rose atau

Nightline.

• Selektivitas (selectivity), yaitu bahwa khalayak menggunakan media

dapat merefleksikan ketertarikan dan preferensi mereka. Jika anda

penggemar Jazz, anda mungkin mendengarkan program Jazz pada

stasiun NPR local.

• Kesulitan untuk mempengaruhi (imperviousness to influence), yaitu

bahwa khalayak membentuk pemahaman mereka sendiri dari isi dan

bahwa makna memengaruhi apa yang mereka pikirkan dan lakukan.

Mereka sering secara aktif menghindari jenis pengaruh media

tertentu. Contohnya, beberapa orang membeli produk berdasarkan

kualitas dan nilai daripada berdasarkan kampanye periklanan. Atau

mereka tidak memperlihatkan serangan terhadap orang lain, tidak

peduli seberapa banyak mereka menikmati film laga/ petualangan

dan acara televisi.

Melalui pemahaman ini peneliti mencoba untuk menegaskan

bahwa sebagaimana tujuan proses ini adalah untuk mengetahui tanggapan

dari pada narasumber mengenai film “Persona 4 Animation”, maka

peneliti tidak meneliti pada tahap pemahaman bagaimana pengaruh

secara nyata dalam objek penelitian pada para narasumber. Namun secara

garis besar, para narasumber bebas dalam memberi keputusan atas media

yang mereka gunakan sebagai kebutuhan.