bab 2 landasan teori kerangka teori -...

27
9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori Kerangka teori merupakan teori yang menjadi acuan untuk menumbuhkan gagasan dan mendasari penelitian. Penulis menyajikan teori – teori yang relevan dan urut sejalan dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini. 2.2 Teori Dasar / Umum 2.2.1 Komunikasi Definisi komunikasi menurut Trenholm dan Arthur Jensen adalah suatu proses di mana sumber mentransmisikan pesan kepada penerima melalui beragam saluran. (Wiryanto, 2004 : 6) Menurut Laswell, komunikasi adalah proses yang menggambarkan siapa mengatakan apa dengan cara apa, kepada siapa dengan efek apa (Suprapto, 2011 : 5) Sedangkan di dalam kamus bahasa Indonesia, komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Kata komunikasi itu sendiri berasal dari bahasa Latin communicatio yang berarti ‘pemberitahuan’ atau ‘pertukaran pikiran. Secara garis besar, dalam suatu proses komunikasi harus terdapat unsur – unsur kesamaan makna agar terjadi suatu

Upload: lamphuc

Post on 16-Mar-2019

241 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

9

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan teori yang menjadi acuan untuk menumbuhkan

gagasan dan mendasari penelitian. Penulis menyajikan teori – teori yang relevan dan

urut sejalan dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini.

2.2 Teori Dasar / Umum

2.2.1 Komunikasi

Definisi komunikasi menurut Trenholm dan Arthur Jensen adalah suatu proses di

mana sumber mentransmisikan pesan kepada penerima melalui beragam saluran.

(Wiryanto, 2004 : 6)

Menurut Laswell, komunikasi adalah proses yang menggambarkan siapa

mengatakan apa dengan cara apa, kepada siapa dengan efek apa (Suprapto, 2011 : 5)

Sedangkan di dalam kamus bahasa Indonesia, komunikasi adalah pengiriman dan

penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang

dimaksud dapat dipahami.

Kata komunikasi itu sendiri berasal dari bahasa Latin communicatio yang berarti

‘pemberitahuan’ atau ‘pertukaran pikiran. Secara garis besar, dalam suatu proses

komunikasi harus terdapat unsur – unsur kesamaan makna agar terjadi suatu

10

pertukaran pikiran dan pengertian antara komunikator (penyebar pesan) dan

komunikan (penerima pesan). (Suprapto, 2011 : 5)

Jadi, dari semua kutipan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi

adalah proses penyampaian atau pengiriman pesan secara verbal dan non verbal yang

melibatkan dua orang atau lebih yang disebut komunikator (penyampai pesan) dan

komunikan (penerima pesan) serta dapat menghasilkan efek tertentu pada

komunikan.

2.2.1.1 Proses Komunikasi

Dalam buku Pengantar Ilmu Komunikasi, Tommy Suprapto mengutip pernyataan

dari Joseph De Vito (1996) yang mengemukakan bahwa komunikasi adalah

transaksi. Artinya, komunikasi merupakan suatu proses di mana komponen –

komponen saling terkait. Pelaku komunikasi beraksi dan bereaksi sebagai satu

kesatuan dan keseluruhan.

Wilbur Schramm mengatakan bahwa untuk mewujudkan terjadinya proses

komunikasi paling sedikit harus memiliki tiga unsur komunikasi, yaitu komunikator,

pesan, dan komunikan.

Ada lima formula komunikasi yang dikemukakan oleh Harold D. Laswell untuk

mewujudkan terjadinya suatu proses komunikasi, yaitu :

- Who, yakni berkenaan dengan siapa yang mengatakan.

- Says What, yakni berkenaan dengan menyatakan apa.

11

- In Which Channel, yakni berkenaan dengan saluran apa.

- To Whom, yakni berkenaan dengan ditujukan kepada siapa.

- With What Effect, yakni berkenaan dengan pengaruh apa.

(Suprapto, 2011 : 7 – 9)

2.2.2 Komunikasi Massa

2.2.2.1 Definisi

Menurut Bittner dalam buku Komunikasi Massa Suatu Pengantar, komunikasi

massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah

besar orang. (Elvinaro, 2004 : 3)

Komunikasi massa (mass communication) adalah komunikasi yang

menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio,

televisi), berbiaya relative mahal, yang dikelola oleh suat lembaga atau orang yang

dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yanh tersebar di banyak

tempat, anonym, dan heterogen. (Mulyana, 2009 : 83)

Dalam buku Pengantar Ilmu Komunikasi, komunikasi massa adalah proses

penyampaian informasi, ide, dan sikap kepada banyak orang (biasanya dengan

menggunakan mesin atau media yang diklasifikasikan ke dalam media massa, seperti

radio siaran, televisi siaran, surat kabar / majalah dan film). (Suprapto, 2011 : 17)

12

Dari ketiga pernyataan beberapa ahli mengenai definisi komunikasi massa

tersebut, dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa adalah suatu proses

penyampaian pesan kepada khalayak luas dan banyak yang anonym dan heterogen

yang disampaikan melalui media, seperti televisi, radio, surat kabar, dan film.

2.2.2.2 Karakteristik Komunikasi Massa

Dalam buku Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Elvinaro mengutip delapan

karakteristik komunikasi massa, yaitu :

1. Komunikator terlembagakan

Banyak orang yang terlibat dalam proses pembentukan pesan sampai proses

penyampaian pesan.

2. Pesan bersifat umum

Komunikasi massa bersifat terbuka, ditujukan untuk semua orang dan tidak

ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karena itu pesan bersifat

umum. Pesan bisa berupa fakta, peristiwa, atau opini. Pesan harus menarik

atau penting, atau penting sekaligus menarik.

3. Komunikannya anonym atau heterogren

Apabila di dalam komunikasi anapersonil komunikator mengenal

komunikannya, lain halnya dengan komunikasi massa yang dimana

komunikator tidak mengenal komunikannya (anonym). Komunikan dalam

13

komunikasi massa terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda

(heterogen).

4. Media massa menimbulkan keserempakan

Menurut Effendy (1981), keserempakan media massa itu sebagai

keserempakan kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang

jauh dari komunikator, dan penduduk tersebut satu sama lainnya berada

dalam keadaan terpisah

5. Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan

Komunikasi mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan (Mulyana, 2009 :

99). Dimensi isi menunjukkan muatan atau isi komunikasi, yaitu apa yang

dikatakan, sedangkan dimensi hubungan menunjukkan bagaimana cara

mengatakannya, yang juga mengisyaratkan bagaimana hubungan para peserta

komunikasi itu.

6. Komunikasi massa bersifat satu arah

- Komunikator dan komunikan tidak dapat melakukan kontak langsung.

- Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan aktif menerima

pesan, tetapi tidak ada umpan balik.

14

7. Stimulasi alat indera terbatas

Karakteristik ini merupakan salah satu kelemahan dari komunikasi massa.

Pada komunikasi massa, stimulasi alat indera bergantung pada jenis media

massa yang dipakai dalam menyampaikan pesannya. Pada media cetak,

pembaca hanya melihat. Pada radio, khalayak hanya mendengar. Pada

televisi dan film, khalayak menggunakan indera penglihatan dan

pendengaran. Berbeda dengan komunikasi antarpersonil yang bersifat tatap

muka, sehingga seluruh indera pelaku komunikasi bisa digunakan secara

maksimal.

8. Umpan balik tertunda (delayed) dan tidak langsung (indirect)

Dalam komunikasi massa, komunikator tidak dapat dengan segera

mengetahui bagaimana reaksi khalayak terhadap pesan yang

disampaikannya. Tanggapan khalayak hanya bisa diterima melalui telepon, e

– mail, atau surat pembaca. Maka dari itu, feedback komunikasi massa

bersifat indirect. Sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk menyampaikan

feedback tersebut membutuhkan waktu, maka komunikasi massa bersifat

tertunda (delayed).

(Elvinaro, 2004 : 6 - 12)

15

2.2.2.3 Fungsi Komunikasi Massa

Menurut Dominick, seperti yang dikutip Elvinaro dalam buku Komunikasi

Massa Suatu Pengantar, komunikasi massa memiliki lima fungsi, yaitu surveillance

(pengawasan), interpretation (penafsiran), linkage (keterkaitan), transmission of

values (penyebaran nilai), dan entertaintment (hiburan).

1. Surveillance (pengawasan)

Fungsi pengawasan dibagi dalam dua bentuk, (a) warning or beware surveillance

(pengawasan peringatan) dan (b) instrumental surveillance (pengawasan

instrumental).

a. Fungsi pengawasan peringatan terjadi ketika media massa menginformasikan

mengenai ancaman bencana alam atau adanya serangan militer. Peringatan

ini dengan serta merta dapat menjadi ancaman. Kendati banyak informasi

yang mejadi peringatan atau ancaman serius bagi masyarakat yang dimuat

oleh media, banyak pula orang yang tidak mengetahui tentang ancaman itu.

b. Fungsi pengawasan instrumental adalah penyampaian atau penyebaran

informasi yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam

kehidupan sehari – hari.

2. Interpretation (penafsiran)

Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan

penafsiran terhadap kejadian – kejadian penting. Industry media memilih dan

16

memutuskan peristiwa – peristiwa yang akan dimuat atau ditayangkan. Contoh,

halaman tajuk rencana dalam surat kabar.

3. Linkage (pertalian)

Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam sehingga

membentuka pertalian yang berdasarkan kepentingan dan minat yang sama

tentang sesuatu.

4. Transmition of Values (penyebaran nilai – nilai)

Fungsi ini juga disebut socialization (sosialisasi). Sosialisais mengacu pada cara,

dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok. Media mewakili

khalayak dengan model peran yang kita amati dan harapan untuk menirunya.

5. Entertainment (hiburan)

Hampir semua media menjalankan fungsi hiburan. Televisi adalah media massa

yang mengutamakan sajian program hiburan. Radio juga banyak yang

menyajikan program hiburan. Kalau media cetak yang menyajikan isi program

hiburan adalah tabloid dan majalah. Kalau Koran, lebih banyak menyajikan

berita, sedikit hibran.

(Elvinaro, 2004 : 14 - 17)

17

Sedangkan menurut Effendy, ada tiga fungsi komunikasi secara umum, yakni :

1. Fungsi Informasi

Media massa adalah penyebar informasi yang dibutuhkan oleh khalayak yang

bersangkutan sesuai dengan kepentingannya.

2. Fungsi Pendidikan

Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya melalui pengajaran

nilai, etika, serta aturan – aturan yang berlaku.

3. Fungsi Mempengaruhi

Khalayak dapat terpengaruh oleh apa saja yang disajikan media massa.

2.2.2.4 Efek Komunikasi Massa

Di dalam buku Psikologi Komunikasi, efek komunikasi massa ada 4, yaitu

sebagai berikut :

1. Efek Kehadiran Media Massa

Dalam buku tersebut, McLuhan menyatakan bahwa bentuk media saja sudah

memengaruhi kita. Media saja sudah menjadi pesan. Ada pun yang memengaruhi

kita bukan apa yang disampaikan media, tetapi jenis media komunikasi yang kita

pergunakan. Masih menurut McLuhan, media adalah pesan karena media

18

memberntuk dan mengendalikan skala serta bentuk hubungan dan tindakan

manusia.

2. Efek Kognitif Komunikasi Massa

Efek kognitif terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, atau

dipersepsi khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan,

keterampilan, kepercayaan, atau informasi.

3. Efek Afektif Komunikasi Massa

Efek afektif timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi, atai

dibenci khalayak. Efek ini ada hubungannya dengan emosi, sikap, atau nilai.

4. Efek Behavioral Komunikasi Massa

Efek behavioral merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati. Efek ini

meliputi pola – pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan berperilaku.

(Rakhmat, 2011 : 217)

2.2.2.5 Komponen Komunikasi Massa

Menurut Hiebert, Ungurait, dan Bohn atau yang sering disingkat menjadi HUB

(1975), dalam buku Komunikasi Massa Suatu Pengantar (Elvinaro, 2004),

komponen komunikasi massa ada 8 (delapan), yaitu :

19

1. Communicator (Komunikator)

Komunikator adalah si penyampai atau pengirim pesan. Dalam komunikasi

massa, komunikatornya bukan seorang individu, tetapi merupakan suatu institusi,

gabungan dari berbagai pihak.

2. Codes and Content

Codes adalah sistem symbol yang digunakan untuk menyampaikan pesan

komunikasi, contohnya seperti kata – kata lisan, tulisan, foto, dan sebagainya.

Content atau isi adalah makna dari sebuah pesan. Jadi, codes adalah symbol yang

digunakan untuk membawa pesan tersebut. Maka dari itu, codes dan content

saling berkaitan dan berinteraksi dalam komunikasi massa.

3. Gatekeeper

Gatekeeper merupakan pihak yang menentukan penilaian apakah suatu informasi

penting atau tidak, informasinya penting atau tidak untuk dinaikkan jadi berita,

dan menghapus informasi yang tidak memiliki nilai berita.

4. Regulator

Peran regulator hampir sama dengan gatekeeper, tetapi regulator bekerja di luar

institusi media yang menghasilkan berita. Regulator dapat menghentikan aliran

berita dan menghapus suatu informasi, tetapi tidak dapat menambah atau

memulai informasi. Bentuknya lebih seperti sensor. Di Indonesia, kategori

regulator adalah pemerintah beserta Undang – Undangnya, khalayak penonton,

20

pembaca, pendengar, asosiasi profesi, Lembaga Sensor Film (LSF), Dewan Pers,

dan Komite Penyiaran Indonesia (KPI)

5. Media

Media massa terdiri dari : (1) media cetak (surat kabar, majalah), (2) media

elektronik (radio, televisi, dan internet).

6. Audience (Audiens)

Marshall McLuhan menjabarkan audience sebagai sentral komunikasi maasa

yang secara konstan dibombardir oleh media. media mendistribusikan informasi

yang merasuk pada masing – masing individu, sehingga audience hampir tidak

bisa menghindar dari media massa.

7. Filter

Pada setiap pembahasan komponen komunikasi massa, harus dipertimbangkan

masalah budaya, karena seringkaliproses komunikasi massa menghadapi

hambatan berupa perbedaan budaya.

8. Feedback (Umpan Balik)

Dalam komunikasi massa, respons dari audiens pasti ada. Tetapi komunikator

tidak bisa melihat langsung respons dari komunikannya

21

2.2.2.6 Karakteristik Audiens Komunikasi Massa

Ada beberapa karakteristik audiens Komunikasi Massa, yakni :

a. Audiens biasanya terdiri atas individu – individu yang memilih produk media

yang mereka gunaka berdasarkan kebiasaan dan atas kesadaran diri.

b. Audiens berjumlah besar, dalam artian sejumlah besar khalayak yang dalam

waktu singkat dapat dijangkau oleh komunikator komunikasi massa.

c. Audiens bersifat heterogen.

d. Audiens bersifat anonym. Komunikator tidak dapt mengetahui identitas

komunikannya dan pada siapa berkomunikasi.

e. Audiens biasanya tersebar, baik dalam konteks ruang dan waktu.

2.2.3 Media Massa

2.2.3.1 Pengertian

Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber

kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat – alat komunikasi mekanis

seperti surat kabar, film, radio, dan televisi. (Cangara, 2008 : 126)

Media massa adalah saluran yang dihasilkan oleh teknologi modern. Media

massa menunjuk pada hasil produk teknologi modern sebagai saluran dalam

22

komunikasi massa. Media massa bentuknya antara lain media elektronil (televisi,

radio), media cetak (surat kabar, majalah, tabloid), buku, dan film, dan internet.

(Nurudin, 2011 : 4-5)

2.2.3.2 Bentuk – bentuk Media Massa

Ada beberapa bentuk dari media massa menurut Nurudin dalam buku Pengantar

Komunikasi Massa, yaitu sebagai berikut :

1. Media Massa Elektronik (Electronic Media), meliputi televisi, radio, film. Media

massa elektronik ialah jenis media massa yang isinya disebarluaskan melalui

suara atau gambar dan suara dengan menggunakan teknologi elektro.

2. Media Massa Cetak (Printed Media), meliputi surat kabar, majalah, tabloid,

buku. Media massa cetak ialah media yang dicetak dalam lembaran kertas.

3. Internet. Termasuk media online.

2.2.4 Bentuk Program Televisi Non Drama

2.2.4.1 Variety Show

Menurut Naratama (2002), yang dikutip oleh Mabruri dalam buku Penulisan

Naskah TV, variety show adalah format acara televisi yang mengkombinasikan

berbagai format lainnya seperti talk show, magazine show, kuis, game show, music

concert, dan lain sebagainya. Keberagaman format di dalam satu acara televisi

membuat acara televisi menjadi tidak membosankan karena tidak selalu

23

menayangkan satu format acara saja sehingga bisa menghibur khalayak yang

menonton. (Mabruri, 2011 : 19)

2.2.4.2 Program Musik (Concert Music)

Concert Music menurut Naratama (2002) yang dikutip dalam buku Penulisan

Naskah TV, adalah format program televisi yang menyajikan pertunjukkan musik

dari satu atau banyak penyanyi dan pemain musik, yang diselenggarakan di lokasi

indoor maupun outdoor dimana Produksi Televisi harus menggunakan system

rekaman Multi Kamera. (Mabruri, 2011 : 20)

Salah satu contoh program televisi yang berbentuk variety show adalah program

Dahsyat di RCTI. Program Dahsyat termasuk variety show karena tidak selalu

menampilkan suguhan materi musik saja, tetapi Dahsyat juga memiliki materi

bincang – bincang atau chit-chat, game show yang melibatkan pengisi acara, acara

memasak, sekilas infotaintment, serta masih banyak lagi yang di luar materi musik

yang ditampilkan di setiap segmennya. Pada ajang Panasonic Awards 2012, Dahsyat

meraih penghargaan sebagai ‘Variety Show Terfavorit’.

Tetapi, secara garis besar, program Dahsyat lebih banyak menampilkan acara

musik. Hal tersebut bisa dilihat dari pengisi acara yang tampil adalah penyanyi atau

band, pemutaran klip, dan pembacaan deretan lagu dari urutan 20 s/d 1. Kepanjangan

dari nama Dahsyat juga lebih menekankan pada musik, yaitu ‘Deretan Lagu Hits

Teratas’.

24

2.3 Teori Khusus

2.3.1 Minat Menonton

2.3.1.1 Definisi

Dalam buku Belajar dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhinya, Slameto

(2003:180), minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal

atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan

akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. (Slameto, 2003 :

180)

Menurut Kamus Bahasa Indonesia, kata ‘minat’ berarti kecenderungan hati yang

tinggi terhadap sesuatu.

Minat menonton berarti seseorang memiliki rasa suka dan rasa tertarik untuk

menonton, khususnya dalam hal ini adalah menonton suatu program televisi. Suatu

program televisi memiliki unsur menarik yang bisa membuat penonton tertarik dan

berminat untuk menonton.

Content program atau isi program televisi merupakan salah satu unsur yang

dapat mempengaruhi tingkat minat menonton. Minat menonton bisa berkembang

karena pengaruh dari tiga efek, yaitu Efek Kognitif (berkaitan dengan transmisi

pengetahuan, keterampilan, kepercayaan, atau informasi, Efek Afektif (berkaitan

dengan emosi, sikap, atau nilai), dan Efek Behavioral (berkaitan dengan pola – pola

tindakan, kegiatan, atau kebiasaan berperilaku).

25

2.3.2 Televisi

2.3.2.1 Definisi

Televisi adalah sebuah media telekomunikasi yang dikenal sebagai penerima

siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu yang monokrom (hitam putih)

maupun warna.

Televisi berasal dari bahasa Yunani. Kata tele berarti jauh dan visio berarti

penglihatan. Sehingga televisi dapat diartikan sebagai telekomunikasi yang dapat

dilihat dari jarak jauh. (Rahmawati & Rusnadi, 2011 : 3)

2.3.2.2 Sejarah Singkat Televisi

Heibert, Ungrait, dan Bohn (1975) dalam buku Komunikasi Massa Suatu

Pengantar, mengungkapkan bahwa sebagaimana radio siaran, penemuan televisi

telah melalui berbagai eksperimen yang dilakukan oleh para ilmuwan di akhir abad

19 dengan dasar penelitian yang dilakukan oleh James Clark Maxwell dan Heinrich

Hertz, serta Marconi pada tahun1890. Paul Nipkow dan William Jenkins melalui

eksperimennya menemukan metode pengiriman gambar melalui kabel.

Televisi sebagai pesawat transmisi dimulai pada tahun 1925 dengan

menggunakan metode mekanikal dari Jenkins. Pada tahun 1928 General Electronic

Company mulai menyelenggarakan acara siaran televisi secara regular. Pada tahun

1939, President Franklin D. Roosevelet tampil di layar televisi. Sedangkan siaran

26

televisi komersil di Amerika dimulai pada 1 September 1940. (Elvinaro, 2004 : 135 -

136)

Di Indonesia, televisi pertama kali diperkenalkan pada yahun 1962, ketika

Indonesia mendapat kehormatan untuk menyelenggarakan pesta olahraga Asian

Games di Jakarta. Stasiun televisi pertama di Indonesia adalah TVRI yang

merupakan milik pemerintah. Pada saat itu, jangkauan siaran TVRI baru mencakup

Jakarta dan Bogor serta daerah sekitarnya yang berada dalam radiu 80 km,

sedangkan waktu siaran hanya 2 jam per hari. Tetapi dengan penambahan jaringan

200 km dengan kapasitas transmitter 25 watt, maka liputan TVRI telah dapat

diterima di Bandung dan beberapa daerah lainnya di Jawa Barat. tiga tahun susudah

beroperasi di Jakarta, TVRI semakin mengembangkan pembangunan stasiunnya di

beberapa kota besar di Indonesia.

Kalau tadinya hanya TVRI sebagai satu – satunya saluran televisi resmi

pemerintah di Indonesia, maka sejak digulirkannya regulasi baru dalam bidang

penyiaran dan media massa sebagai hasil reformasiyang dicanangkan sejak tahun

1997, jumlah stasiun televisi di Indonesia baik di Jakarta maupun di daerah – daerah

berkembang sangat pesat, ditambah lagi jaringan televisi kabel dengan siaran –

siaran yang mendunia dengan sajian berbagai macam program. Semua ini

menandakan bahwa industri komunikasi di Indonesia semakin maju. (Cangara, 2008

: 144 – 145)

27

2.3.2.3 Perkembangan Televisi

Dari semua media komunikasi yang ada, televisilah yang paling berpengaruh

pada kehidupan manusia. Televisi mengalami perkembangansecara dramatis,

terutama melalui pertumbuhan televisi kabel. Transmisi program televisi kabel

menjangkau seluruh pelosok negeri dengan bantuan satelit dan diterima langsung

pada layar televisi di rumah dengan menggunakan wire atau microwave (wireless

cable) yang membuka tambahan saluran televisi bagi pemirsa. Televisi tambah

marak lagi setelah dikembangkannya Direct Broadcast Satellite (DBS).

Tahun 1948 merupakan tahun penting dalam dunia pertelevisian dengan adanya

perubahan dari televisi eksperimen ke televisi komersial di Amerika. Karena

perkembangan televisi yang sangat cepat, dari waktu ke waktu media ini memiliki

dampak terhadap kehidupan masyarakat sehari – hari.

Penonton televisi kini lebih selektif. Jam tayang televisi bertambah. Sistem

penyampaian program lebih berkembang. Kini sedikitnya terdapat 5 (lima) metode

penyampaian program televisi yang telah dikembangkan, yaitu :

1. Over – the – air reception of network and local station program. Kualitas

gambar yang masih kuno ditingkatkan dengan High Density Television (HDTV).

2. Cable. Program disampaikan melalui satelit ke system kabel lokal, kemudian

didistribusikanke rumah – rumah dengan kabel di bawah tanah atau dengan

tambahan kabel.

28

3. Digital cable. Kabel serat optic yang ditanam di bawah tanah tetapi memiliki

kapasitas lebih tinggi yang bisa memuat 500 lebih saluran. System ini

memungkinkan terjadinya komunikasi televisi dua arah.

4. Wireless cable. Sejumlah system kabel menyampaikan program bagi pelanggan

yang menggunakan transmisi microwave (gelombang pendek) meskipun kael ini

di bawah tanah.

5. Direct Broadcast Satellite (DBS). Program – program ditransmisikan oleh satelit

langsung dengan menggunakan piringan yang berdiameter 18 inci sitaruh di atap

rumah atau yang lebih dikenal dengan istilah antenna parabola.

(Elvinaro, 2004 : 134 - 135)

2.3.2.4 Fungsi Televisi

Dalam buku Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Elvinaro, fungsi televisi sama

dengan fungsi media massa lainnya, yakni memberikan informasi, mendidik,

menghibur, dan membujuk. Tetapi, fungsi menghibur lebih dominan pada media

televisi.

Program Dahsyat RCTI lebih merupakan program yang menghibur karena

menampilkan presenter – presenter yang lucu, kalimat – kalimat yang diucapkan

juga dapat membuat penonton tertawa, serta menampilkan pertunjukkan musik. Jadi,

bisa dikatakan kalau program Dahsyat RCTI termasuk salah satu fungsi televisi yang

dominan, yaitu fungsi menghibur.

29

2.3.2.5 Faktor yang Perlu Diperhatikan Dalam Media Televisi

Pesan yang akan disampaikan melalui media televisi memerlukan pertimbangan

lain agar pesan dapat diterima oleh khalayak sasaran. Berikut faktor – faktor yang

perlu diperhatikan.

a. Pemirsa

Dalam hal ini komunikator harus memahami kebiasaan dan minat pemirsa baik

yang termasuk kategori anak – anak, remaja, dewasa atau pun orang tua;

kebiasaan wanita bekerja dengan kebiasaan ibu rumah tangga. Hal ini berkaitan

dengan materi pesan dan jam penayangan.

b. Waktu

Setelah komunikator mengetahui minat dan kebiasaan tiap kategori pemirsa,

langkah selanjutnya adalah menyesuaikan waktu penayangan dengan minat dan

kebiasaan pemirsa. Misalnya, program Islami ditayangkan pada waktu Subuh.

Mengapa ditayangkan pada waktu Subuh? Jawabannya jelas sekali karena orang

Islam bangun Subuh untuk melaksanakan ibadah Shalat Subuh. Program anak –

anak ditayangkan sore karena kalau ditayangkan pagi, anak – anak sedang berada

di sekolah sehingga tidak bisa menonton. Bagi semua stasiun televisi, pukul

19.30 sampai pukul 21.00 WIB dianggap sebagai waktu utama (Prime Time),

yakni waktu yang dianggap paling baik untuk menayangka program pilihan,

karena pada waktu itulah seluruh anggota keluarga berkumpul dan punya waktu

30

untuk menonton televisi. Oleh karena itu, pada waktu tersebut, programnya

selalu dipenuhi oleh iklan.

c. Durasi

Durasi berkaitan dengan waktu, yaitu jumlah menit dalam setiap tayangan

program. Misalnya program “Intens” di RCTI berdurasi 60 menit, “Seputar

Indonesia” di RCTI berdurasi 30 menit. Durasi masing – masing program

disesuaikan dengan jenis dan tuntutan skrip atau naskah. Suatu program tidak

akan mencapai sasaran karena durasi terlalu singkat atau terlalu lama.

d. Metode Penyajian

Telah diketahui bahwa fungsi utama televisi menurut khalayak pada umumnya

adalah untuk menghibur, selanjutnya aalah informasi. Tetapi, fungsi nonhiburan

dan noninformasi harus tetap ada karena sama pentingnya bagi keperluan kedua

pihak, komunikator dan komunikan. Cara agar fungsi nonhiburan dan

noninformasi tetap diminati pemirsa adalah dengan mengemas pesan sedemikian

rupa, menggunakan metode penyajian tertentu dimana pesan nonhiburan dapat

mengundang unsur hiburan. (Elvinaro, 2004 : 140 – 142)

2.3.3 Remaja

2.3.3.1 Definisi

Kata “Remaja” berasal dari bahasa Latin, Adolescence yang berarti tumbuh atau

tumbuh menjadi dewasa. Pada masa ini sebenarnya tidak mempunyai tempat yang

31

jelas karena tidak termasuk golongan anak, tetapi tidak juga termasuk golongan

dewasa atau tua. Masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa

yang mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi untuk memasuki masa

dewasa.

Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12

hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu

12 – 15 tahun = masa remaja awal, 15 – 18 tahun = masa remaja pertengahan, dan 18

– 21 tahun = masa remaja akhir. (http://belajarpsikologi.com/pengertian-remaja/,

diakses pada Minggu, 18 Maret 2012, pukul 17.00)

Menurut AGB Nielsen, penonton televisi usia remaja memiliki rentang usia

antara 15 – 19 tahun.

(http://www.agbnielsen.net/Uploads/Indonesia/Nielsen_Newsletter_Oct_2010-

Ind.pdf , diakses pada Sabtu, 11 Agustus 2012, pukul 12.45)

Jadi, bisa disimpulkan bahwa remaja adalah pribadi yang mengalami masa

peralihan dari anak – anak menuju dewasa yang diiringi dengan pertumbuhan

dan perkembangan fisik maupun psikisnya dalam rentang usia antara 12

hingga 21 tahun.

32

2.3.4 Teori S-O-R

Pada tahun 1930-an, lahir suatu model klasik komunikasi yang banyak mendapat

pengaruh teori psikologi, Teori S-O-R singkatan dari Stimulus-Organism-Response.

Objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama yaitu manusia yang

jiwanya meliputi komponen-komponen : sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan

konasi. Asumsi dasar dari model ini adalah media massa menimbulkan efek yang

terarah, segera dan langsung terhadap komunikan. Jadi unsur-unsur dalam model ini

adalah :

- Pesan (stimulus, S)

- Komunikan (organism, O)

- Efek (Response, R)

Teori S-O-R memiliki nama lain, yaitu Model S – R. Seperti yang dikutip Deddy

Mulyana dalam buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar dikatakan bahwa, model ini

menunjukkan komunikasi sebagai proses aksi – reaksi yang sangat sederhana. Model

ini mengasumsikan bahwa kata – kata verbal (lisan – tulisan), isyarat – isyarat

nonverbal, gambar – gambar, dan tindak – tindakan tertentu akan merangsang orang

lain untuk memberikan respons dengan cara tertentu. Proses ini dapat bersifat timbal

– balik dan mempunyai banyak efek. Setiap efek dapat mengubah tindakan

komunikasi (communication act) berikutnya. (Mulyana, 2009 : 144)

33

Gambar 2.1

Model S – R

Stimulus Respons

(Mulyana, 2009 : 143)

Model inilah yang kemudian mempengaruhi suatu teori klasik komunikasi yaitu

Hypodermic Needle atau teori jarum suntik. Model ini mempunyai asumsi bahwa

komponen – komponen komunikasi (komunikator, pesan, media)amat perkasa dalam

mempengaruhi komunikasi. Disebut model Jarum Hipodermik karena dalam model

ini dikesankan seakan – akan komunikasi “disuntuikkan” langsung ke dalam jiwa

komunikan.

Model ini sering juga disebut “Bullet Theory” (Teori Peluru) karena komunikan

dianggap secara pasif menerima berondongan pesan – pesan komunikasi. Variabel

efek diukur pada segi kognitif (perubahan pendapat, penambahan pengetahuan,

perubahan kepercayaan), segi afektif (sikap, perasaan, kesukaan), dan segi

behavioral (perilaku atau kecenderungan perilaku). (Rakhmat, 2009 : 62 & 64)

Stimulus (rangsang) yang diberikan pada organisme dapat diterima atau ditolak.

Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti stimulus itu tidak efektif

mempengaruhi perhatian individu dan berhenti disini. Tetapi bila stimulus diterima

oleh organisme berarti ada perhatian dari individu dan stimulus tersebut efektif.

34

Apabila dikaitkan dengan hubungan content program Dahsyat edisi Sabtu dan

Minggu dengan minat menonton siswa kelas 3 SMPN 68 Jakarta, konsep Dahsyat

edisi Sabtu dan Minggu yang lebih anak - anak merupakan stimulus yang kemudian

akan menimbulkan respon dari siswa kelas 3 SMPN 68 Jakarta dengan masih

berminatkah mereka menonton program tersebut. Tingkat minat menonton itulah

yang merupakan bentuk dari responnya.

2.3.5 Kerangka Pikir

Media massa yang paling efektif untuk menyampaikan pesan adalah televisi.

Dengan perpaduan gambar dan suara, pesan yang diterima oleh masyarakat akan

mudah dimengerti. Masyarakat membutuhkan pesan yang memiliki unsur hiburan.

Semua stasiun televisi berlomba – lomba membuat program yang dapat menghibur

masyarakat. Salah satunya adalah stasiun televisi swasta RCTI.

RCTI memiliki program Dahsyat yang merupakan program musik yang sangat

menghibur. Tetapi, unsur yang paling menonjol di Dahsyat adalah unsur musik.

Dahsyat tayang setiap hari. Senin – Jumat pukul 07.30 – 10.45 dan Sabtu dan

Minggu pukul 08.30 – 10.45. Konsep Dahsyat edisi Senin – Jumat lebih remaja,

sedangkan Sabtu dan Minggu berkonsep anak – anak dan remaja.

Penonton remaja yang bersekolah tidak bisa menonton Dahsyat edisi Senin –

Jumat karena jamnya bersamaan dengan waktu sekolah mereka. Maka dari itu, kalau

35

mereka ingin menonton Dahsyat, mereka harus menonton edisi Sabtu dan Minggu

yang bertemakan anak – anak dan remaja.

Dengan konsep Dahsyat edisi Sabtu dan Minggu yang seperti itu akan

mempengaruhi tingkat minat menonton Dahsyat pada remaja. Efek – efek yang

dapat mengembangkan minat menonton audience televisi adalah efek kognitif, efek

afektif, dan efek behavioral.