bab 1.docx

Upload: feby

Post on 14-Jan-2016

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ANALISA KADAR KLORIN PADA KERTAS TEH CELUP DALAM UPAYA ANTISIFASI BAYAHA BAGI KESEHATAN MASYARAKAT

ABSTRAK Teh merupakan minuman yang paling banyak dikonsumsi oleh semua lapisan masyarakat karena selain ekonomis, teh juga dianggap dapat memberikan manfaat bagi kesehatan. Akan tetapi semakin maju jaman maka masyarakat lebih memilih teh celup karena mudah dan praktis. Konsumen beranggapan bahwa semakin lama teh celup direndam dalam air maka semakin banyak khasiat yang bisa didapatkan. Tanpa disadari, semakin lama teh celup direndam dalam air maka zat pemutih kertas yang disebut klorin yang terdapat pada kantong teh celup juga akan terlarut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan kadar klorin berdasarkan lama waktu pencelupan dan jenis teh pada teh celup. Jenis penelitian termasuk dalam tinjauan teoritis. Hasil uji menunjukkan bahwa terdapat kandungan klorin berdasarkan perlakuan lama waktu pencelupan.

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangSebagai salah satu minuman yang banyak digemari, teh ternyata mempunyai kelebihan yaitu memberikan banyak manfaat bagi kesehatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teh mampu mencegah serangan influenza, mencegah penyakit jantung dan stroke, menstimulir sistem sirkulasi, memperkuat pembuluh darah, menurunkan kolesterol dalam darah dan masih banyak penyakit lainnya yang mampu diatasi dengan teh Sebagai masyarakat yang selalu mengikuti perkembangan jaman dan teknologi, konsumen lebih memilih sesuatu yang mudah dan praktis begitu pula dengan pola konsumsi teh konsumen lebih menyukai teh celup dari pada teh seduh karena membutuhkan waktu lama untuk menyeduhnya. Teh celup merupakan bubuk teh yang dibungkus kertas berpori-pori halus dan tahan panas. Penggunaan teh celup sangat mudah karena konsumen hanya tinggal mencelupkan teh yang telah dikemas tersebut ke dalam air panas sampai warna air berubah. seringkali konsumen berlama-lama mencelupkan teh celupnya ke dalam air panas dengan asumsi bahwa semakin lama kantong teh celup dicelupkan dalam air panas maka semakin banyak khasiat teh tertinggal dalam minuman. Tetapi tidak demikian karena waktu penyeduhan yang lebih lama (4-8 menit) tidak lagi memiliki efek menenangkan karena daun teh sudah tidak lagi mengandung komposisi apapun yang dianggap menenangkan. Tetapi yang harus diwaspadai dari penggunaan teh celup adalah adanya bahan kimia dalam kantong teh celup. dalam kantong teh celup terdapat klorin, yaitu zat kimia yang lazim digunakan dalam industri kertas dan berfungsi sebagai pemutih, disinfektan kertas, sehingga kertas bebas dari bakteri pembusuk dan tahan lama. Selain itu, kertas dengan klorin memang tampak lebih bersih. Karena bersifat disinfektan, klorin dalam jumlah besar tentu berbahaya. Tak jauh beda dari racun serangga Zat ini akan larut bersamaan dengan proses pencelupan. Klorin atau chlorine, zat kimia yang lazim digunakan dalam industri kertas.

1.2. Rumus MasalahBerdasarkan penjelasan pada latar belakang diatas maka permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah 1. Apa yang dimaksud dengan kandungan zat klorin pada kertas teh celup?2. Apa tujuan dari analisa zat klorin yang terkandung dalam kertas teh celup?3. Bagaimana proses pengumpulan data dalam penelitian?4. Apa saja bahaya zat klorin bagi tubuh manusia?5. Bagaimana cara mengantisipasi bahaya zat klorin pada teh celup?

1.3. Tujuan Penelitian Tujuan Umum 1. Untuk mengetahui kandungan zat klorin pada kertas teh celup 2. Agar mengetahui tujuan dari analisa zat klorin yang terkandung dalam kertas teh3. Untuk mengetahui bahaya zat klorin bagi tubuh manusia4. Untuk mengantisipasi bahaya zata klorin pada teh celup Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui proses pengumpulan data dalam penelitian

1.4 Manfaat Penelitian1.4.1 Manfaat bagi masyarakat umumMasyarakat dapat mengetahui bahaya zat klorin pada kertas the celup yang digunakan dalam kehidupan sehari hari1.4.2 Manfaat bagi ilmu pengetahuan Dapat membuka cakrawala berpikir kreatifitas bagi pelajar untuk mengembangkan ide- ide yang memajukan ilmu pengetahuan 1.4.3 Manfaat bagi pemerintah Pemerintah dapat mengantisipasi bahaya kandungan zat klorin pada kertas the celup dengan mensosialisasikan kepada masyarakat 1.4.4 Manfaat praktis Penulis dapat mengetahui hasil analisa bahwa kandungan zat klorin berbahaya bagi tubuh manusia.1.4.5 Manfaat teoritisDi dalam proses penelitian ini dapat bermanfaat bagi lingkungan sekitar baik keluarga maupun masyarakat.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kandungan klorin pada kantong teh celup menurut Anonymous (2003)

Menurut Anonymous (2003), dalam kantong teh celup terdapat klorin, yaitu zat kimia yang lazim digunakan dalam industri kertas dan berfungsi sebagai pemutih, disinfektan kertas, sehingga kertas bebas dari bakteri pembusuk dan tahan lama. Selain itu, kertas dengan klorin memang tampak lebih bersih. Karena bersifat disinfektan, klorin dalam jumlah besar tentu berbahaya. Tak jauh beda dari racun serangga Zat ini akan larut bersamaan dengan proses pencelupan. Klorin atau chlorine, zat kimia yang lazim digunakan dalam industri kertas.2.2 Penggunaan teh celup dalam jangka waktu lama menurut menurut Fulder (2004)Menurut Fulder (2004), waktu penyeduhan yang lebih lama (4-8 menit) tidak lagi memiliki efek menenangkan karena daun teh sudah tidak lagi mengandung komposisi apapun yang dianggap menenangkan. Tetapi yang harus diwaspadai dari penggunaan teh celup adalah adanya bahan kimia dalam kantong teh celup3.3 Manfaat teh bagi kesehatan menurut (Yudana dan Luize, 1998)Sebagai salah satu minuman yang banyak digemari, teh ternyata mempunyai kelebihan yaitu memberikan banyak manfaat bagi kesehatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teh mampu mencegah serangan influenza, mencegah penyakit jantung dan stroke, menstimulir sistem sirkulasi, memperkuat pembuluh darah, menurunkan kolesterol dalam darah dan masih banyak penyakit lainnya yang mampu diatasi dengan teh (Yudana dan Luize, 1998)BAB IIIMETODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif, dimana penulis menggunakan metode dari hasil pengamatan dan dari tinjauan pustaka dan tinjauan teoritis. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Simple Random Sampling yaitu pengambilan sampel anggota populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini antara lain variabel bebas yakni lama pencelupan dan jenis teh, variabel terikat yakni Kadar klorin, serta variabel kontrol yaitu suhu air penyeduh (80 0 C) dan air yang digunakan (aquadest). Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ceret, kompor, beaker glass, termometer, pinset jam/stop watch, gelas ukur, piper ukur, erlenmeyer, buret, karet hisap, tabung reaksi, kuvet, tijmbangan analitik, spektofotometri, dan batang pengaduk. Sedangkan bahan-bahannya antara lain teh celup, teh hitam celup, aquades, FeCl 3 0,1 M, K 3 Fe(CN) 6 0,008 M, Na 2 S 2 O 3 5H 2 O, HCl, KI, dan indikator kanji. Cara kerja proses penyeduhan teh celup pertama air direbus kemudian air rebus tersebut dituangkan sebanyak 250 ml ke dalam gelas sambil memasukkan termometer ke dalamnya dan menunggu hingga suhu air turun sampai 80oC dan kemudian teh celup dimasukkan pada air tersebut setelah itu teh celup direndam masing-masing 2 menit, 4 menit, 6 menit, dan 8 menit dan kemudian diambil teh celup tersebut. Cara kerja proses perendaman kentong teh celup pertama air direbus sampai benar- benar mendidih lalu tuangkan air rebusan tersebut sebanyak 250 ml ke dalam gelas sambil memasukkan termometer ke dalamnya dan menunggu hingga suhu air turun sampai 80oC, kemudian dilanjutkan dengan pengambilan kantong teh celup tersebut lalu memasukkan kantong teh celup ke dalam air setelah itu teh celup direndam masing-masing 2 menit, 4 menit, 6 menit, dan 8 menit dan kemudian diambil teh celup tersebut dengan piset.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL 4.1.1 Analisis Kadar Klorin Kadar klorin dalam air hasil pencelupan teh celup dianalisis dengan metode thiosulfat titration denga langkah-langkah sebagai berikut: Mengambil volume sampel sebanyak 200 ml. Menuangkan 5 ml asam asetik (glacial) ke dalam sampel lalu menambahkan 1 g KI (warna kuning akan tampak) dan mengaduknya terus. Menambahkan 2 ml kanji dan sampel akan berwarna biru. Menitrasi sampel dengan Na2S2O3 0,010 N dengan mikroburet sampai warna biru hilang pada titik akhir titrasi. Menghitung jumlah klor aktif dengan rumus:

Dimana: A : ml titran Na2S 2O 3 untuk sampeL B : ml titran Na2 S 2O 3 untuk blangko sampel (bisa positif atau negatif) N : normaliti larutan titran Na 2 S 2 O 3s V : volume sampel (ml)

4.2 PEMBAHASAN

4.2.1 Analisa DataData yang diperoleh dianalisis dengan ANAVA faktorial. Sebelum melangkah pada uji anova maka data perlu di uji asumsi terlebih dahulu yang meliputi uji Normalitas (Uji Liliefors) dan Uji Homogenitas (Uji Barttlet), dengan maksud untuk mengetahui apakah varians datanya normal, homogen atau tidak.Berdasarkan analisis anava faktorial, perlakuan lama pencelupan (A) berpengaruh sangat nyata terhadap kadar klorin. Hasil uji Duncans 0,05 menunjukkan bahwa kadar klorin tertinggi diperoleh pada perlakuan A4 (Lama Pencelupan 8 menit) yaitu sebesar 0,036 dan kadar klorin terendah diperoleh pada perlakuan A1 (Lama Pencelupan 2 menit) yaitu sebesar 0,010. 4.2.2 Diagram Rerata Kadar Klorin pada Teh Celup Berdasarkan Lama Pencelupan

Gambar 4.2.2 Diagram Rerata Kadar Klorin pada Teh Celup Berdasarkan Lama Pencelupan Diagram tersebut menunjukkan bahwa semakin lama pencelupan, kadar klorin semakin tinggi. Hal ini disebabkan semakin lama waktu pencelupan maka semakin banyak klorin yang larut dalam air. Sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Suyitno, dkk (1989) bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kelarutan suatu zat adalah waktu, dimana semakin lama waktu kontak maka makin banyak zat yang dapat larut dalam air. Hal ini didukung pula oleh sifat klorin yang dapat larut dalam air dan bereaksi (Cotton dan Wilkinson, 1989). Menurut Keenan (1989), reaksi antara klorin dengan air adalah sebagai berikut:

Cl 2 + HOH HClO + HCl

Sedangkan perlakuan jenis teh dan interaksi antara lama pencelupan dan jenis teh, berdasarkan analisis anava faktorial tidak menunjukkan beda nyata yang artinya bahwa perlakuan jenis teh dan interaksi antara lama pencelupan dan jenis teh tidak berpengaruh terhadap kadar klorin. Hal ini diduga karena dalam teh tidak terkandung klorin sehingga meskipun jenis teh yang berbeda tersebut dicelupkan ke dalam air maka jumlah klorin tidak akan bertambah. Menurut Anonymous (2005), rerata kadar klorin pada kantong teh celup adalah berkisar antara 0,04-1,1 ppm sedangkan rerata kadar klorin pada penelitian ini berkisar antara 0,008-0,025 ppm. Data tersebut menunjukkan bahwa kadar klorin pada teh celup lebih kecil dari kadar klorin pada kantong teh celup. Hal ini berarti bahwa keberadaan teh berpengaruh terhadap kelarutan klorin dalam air. Penghambatan kelarutan klorin pada teh ini diduga karena adanya komposisi lain yang terkandung dalam teh dimana komposisi tersebut mampu berikatan dengan klorin sehingga menyebabkan klorin sulit larut dalam air. Menurut WHO (2004), nilai ambang batas residu klorin dalam air adalah 0,5 ppm. Klorin yang dihasilkan pada teh celup adalah berkisar antara 0,008-0,025 ppm. Data tersebut menunjukkan bahwa air hasil pencelupan teh celup mengandung klorin yang aman untuk dikonsumsi manusia. Akan tetapi perlu diwaspai akumulasi kronik dalam tubuh karena klorin dapat menimbulkan efek bagi kesehatan. 4.2.3 Asal mula teh celupSecara tidak sengaja teh celup ditemukan oleh Thomas Sullivan, seorang pedagang teh dan kopi dari New York, dia mengirim sample teh dalam kantong sutra kecil kepada para pelanggannya. Dia menggunakan kantong sutra karena alasan ekonomis, kalau menggunakan kaleng, selain biaya pembuatannya lebih mahal, teh yang dikemas juga harus lebih banyak.Pada awalnya para pelanggan Thomas bingung dengan kemasan baru ini. Mereka menganggap kemasan ini sama saja dengan teh yang dimasukkan dalam saringan metal, mereka langsung melemparkan begitu saja kemasan tersebut ke dalam air panas. Baru kemudian mereka menyadari bahwa ternyata kemasan tersebut cukup praktis untuk menyeduh teh secara langsung. Mereka menganggap ini lebih praktis karena tidak perlu membersihkan saringan teh atau teko. Selesai diseduh, kemasan berikut tehnya bisa langsung dibuang. Lama-kelamaan permintaan sample teh dalam kemasan makin banyak, dan pada akhirnya Thomas Sullivan menyadari bahwa ini bisa menjadi dagangan yang menguntungkan. Teh celupnya mulai dipasarkan secara komersial pada tahun 1904, dan dengan cepat popularitasnya menyebar ke seluruh penjuru dunia.Akan tetapi, disadari pula, kemasan tersebut membawa problem sendiri: Kualitas aroma dan rasa. Daun teh, membutuhkan ruangan untuk mengembang, sehingga bisa mengeluarkan aroma dan rasa yang optimal. Solusinya adalah membuat kemasan lebih besar, dan daun teh yang digunakan ukurannya yang paling kecil. Ukuran ini dikenal dengan nama Fanning dan Dust yang merupakan tingkat terendah dari kualifikasi kualitas teh. Ukuran yang kecil menyebabkan zat tannin lebih cepat keluar, sehingga menimbulkan rasa pahit.Bagaimanapun, aroma dan rasa terbaik akan keluar dari hasil seduhan loose tea atau teh tubruk. Jadi kalau anda memang ingin meningkatkan apresiasi anda terhadap teh, mulailah beralih ke loose tea. Dari segi kepraktisan, memang lebih repot. Tetapi ritual penyeduhan teh merupakan bagian dari seni teh itu sendiri. Dan jangan lupa untuk tidak membiarkan ampas teh tetap di dalam teko atau cangkir Anda.Namun seiring perkembangan zaman, kantong teh kemudian berganti, dari sutera ke kertas, inilah yang kemudian menimbulkan masalah.

4.2.4 Teh celup masa sekarangTeh celup terdiri dari ramuan teh, yang kemudian untuk menambah keharumannya, di Indonesia biasanya dicampur melati, yang kesemuanya dikemas dalam kantong kecil. Tehnya sendiri tidak berbahaya, yang berbahaya adalah kantong kertas kemasannya. Kantong teh terbuat dari kertas kecil berserat renggang, seperti sudah disebutkan di depan, pada masa awalnya kantongnya terbuat dari sutera atau nylon yang diisi dengan daun teh, agar dapat menyeduh teh dengan hemat dan praktis. Daun tehnya tetap berada dalam kantong ketika teh diseduh dengan air panas, membuatnya sangat mudah mengeluarkan dan membuang daun teh yang sudah diseduh itu, menyeduh teh menjadi semakin mudah karena kantung itu diikatkan pada selembar benang dengan label kertas di ujung yang lain. Jadi benang ini juga berfungsi sebagai alat untuk mencelupkan daun teh dan mengangkatnya.

4.2.5 Bahaya ChlorinePada umumnya kertas dibuat dari pulp (bubur kertas), yang terbuat dari bahan kayu, bubur ini berwarna coklat tua, untuk membuat serat pulp itu berwarna putih, digunakan sejenis bahan kimia pemutih yang terbuat dari senyawa chlorine yang sangat pekat. Sayang dalam prosesnya, chlorine ini tetap tertinggal dalam produk kertas karena tidak dilakukan penetralan karena biayanya sangat tinggi. Kertas semacam inilah yang kemudian digunakan sebagai kantong teh celup. Hindari mencelupkan kantong teh terlalu lama, karena Anda tentu berpikir bahwa semakin lama Anda merendam teh celup itu dalam air panas, semakin banyak sari teh yang tertinggal dalam cangkir Anda. Namun yang terjadi justru sebaliknya. Akan semakin banyak kandungan chlorine di kantong teh celup yang larut dalam teh Anda, apa lagi kalau Anda merendamnya lebih dari 3 menit. Dalam industri kertas, chlorine memang biasa digunakan sebagai bahan insektisida, disinfektan, pengawet, pembersih dan pemutih kertas, yang kemudian digunakan untuk membuat tissue, popok, kain dan sebagainya; juga sumpit kayu sekali pakai, oleh sebab itu di China, sumpit jenis ini dilarang digunakan. Kenapa? Berdasarkan penelitian, diduga ada kaitan antara konsumsi chlorine dalam tubuh dengan kemandulan pria, lahir cacat, keterbelakangan mental serta kanker.1. Kandungan zat klorin di kantong kertas teh celupKandungan zat klorin di kantong kertas teh celup akan larut. Apalagi jika Anda mencelupkan kantong teh lebih dari 3 5 menit. Klorin atau chlorine, zat kimia yang lazim digunakan dalam industri kertas. Fungsinya, disinfektan kertas, sehingga kertas bebas dari bakteri pembusuk dan tahan lama. Selain itu, kertas dengan klorin memang tampak lebih bersih. Karena bersifat disinfektan, klorin dalam jumlah besar tentu berbahaya. Tak jauh beda dari racun serangga. Banyak penelitian mencurigai kaitan antara asupan klorin dalam tubuh manusia dengan kemandulan pada pria, bayi lahir cacat, mental terbelakang, dan kanker.2. (Penelitian)Chlorine tergolong powerful oxidizing agent, bersifat toxic dan corrosive. Biasa digunakan dalam proses bleaching (contoh di pabrik kertas), manufacturing syntetic rubber & plastic, serta desinfektan untuk pemurnian air. Kadar klorin di dalam kemasan teh yang cuma 200 ml, bisa jadi lebih tinggi dibandingkan dengan klorin dipengolahan PDAM yang sekian ribu kubik karena konsentras nya merupakan fungsi dari volume mG/Liter. Jadi jangan dilihat volume total, tapi dalam tiap liternya.3. Tanggapan LSMKertas terbuat dari bubur pulp yang berwarna coklat tua kehitaman. Agar serat berwarna putih, diperlukan sejenis bahan pengelantang (sejenis rinso/baycline) senyawa chlorine yang kekuatan sangat keras sekali. Kertas sama dengan kain, karena memiliki serat. Di negara maju, produk ini harus melakukan proses neutralization dengan biaya cukup mahal supaya terbebas dari chlorine dan terdapat label kesehatan. Tissue atau kertas makanan dari negera maju yang dapat label Depkes-nya tidak akan mengeluarkan cahayatersebut saat kena UV. Kertas rokok sama saja, bahkan ada calsium carbonat supaya daya bakarnya sama dengan tembakau dan akan terurai jadi CO saat dibakar. Di Indonesia tidak ada yang kontrol, jadi harap berhati-hati.

4.2.6 Antisifasi Bahaya Klorin bagi Kesehatan Masyarakat1. Jangan terlalu lama merendam teh celup dalam air panas, jangan lebih dari 3 menit.2. Hindari penggunaan teh celup, sebagai gantinya, kembali seperti dulu, dengan menggunakan teh tubruk, atau teh teko, kalau mau lebih nikmat lagi, lakukan ritual minum teh seperti di China, Korea atau Jepang, ini bisa menenangkan dan meningkatkan rasa hormat kepada orang lain, karena pada intinya, ritual minum teh adalah penghormatan kepada orang yang dilayani, sekaligus memberikan kehormatan kepada orang yang diberi kesempatan melayani, dengan menuangkan teh ke mangkuk rekan di hadapannya.

BAB VSIMPULAN DAN SARANTeh dipercaya dapat memberikan kesehatan bagi tubuh karena mengandung beberapa zat penting antara lain seperti antioksidan yang berperan penting memerangi radikal bebas dalam tubuh manusia. Tapi budaya minum teh di jaman modern dan serba instan ini sekarang banyak berubah. Kalau dulu orang membuat teh dengan menyeduh, menyaring dan menyajikannya dalam poci/gelas, sekarang orang cukup mencelupkan teh celup kemasan yang lebih praktis dan mudah untuk membuat secangkir teh. Tetapi dibalik kemudahan-nya ini ternyata tersimpan bahaya bagi kesehtan tubuh manusia. Penyebabnya adalah pada kemasannya, kantong kertas kecil berserat renggang yang mengandung chlorine, yang bisa menggangu kesehatan misalnya kemandulan, keterbelakangan mental dan kanker.Saat hendak minum teh, apakah Anda terbiasa mencelupkan kantong teh celup berlama-lama? Mungkin Anda senang mencelupkan teh lama-lama karena berpikir semakin lama kantong teh dicelupkan dalam air panas, makin banyak khasiat teh tertinggal dalam minuman teh karena teh semakin pekat.Jika Anda sering merendamnya lama-lama maka berhati-hatilah.Karena chlorine yang terdapat di kantong teh akan ikut larut dalam minuman teh Anda.

DAFTAR PUSTAKAhttps://www.google.com/https://www.google.com/search?q=KANDUNGAA+KANTONG+TN+CLORINE+PAD&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-ahttps://www.google.com/search?q=pengertian+klorin&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-ahttps://www.google.com/search?q=hasil+penelitian+kertas+tehcelup+serta+rumus+kimianya&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-ahttps://www.google.com/search?q=hasil+penelitian+kertas+tehcelup+serta+rumus+kimianya&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a#q=antisifasi+bahaya+klorin+pada+kantong+teh+celup&rls=org.mozilla:en-US:official

Lampiran:

18