bab 1.docx

23
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Claw hand merupakan salah satu bentuk kecacatan pada tangan yang biasa disebut jari-jari kiting. Claw hand terjadi akibat kerusakan saraf ulnaris dan saraf medianus, dimana kita ketahui bahwa kedua saraf tersebut mempersarafi otot-otot pada jari- jari. Wrist drop atau drop hand yang juga dikenal sebagai paralisis nervus radialis atau neuropati radialis yang menyebabkan kelemahan untuk mendorsofleksikan lengannya dan mengekstensikan jari-jari tangannya. Neuropati radial dihasilkan dari cedera akibat luka tembus atau patah tulang lengan, kompresi, atau iskemia. Gambaran klinis paling umum dari neuropati radial adalah wrist drop. Pola keterlibatan klinis tergantung pada tingkat cedera (Anderson, Wayne E., 2013). 1.2. Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memahami aspek teori dari Claw Hand dan Wrist Drop. 1

Upload: dwi-dharmayanti

Post on 05-Dec-2015

165 views

Category:

Documents


28 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 1.docx

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Claw hand merupakan salah satu bentuk kecacatan pada tangan yang biasa

disebut jari-jari kiting. Claw hand terjadi akibat kerusakan saraf ulnaris dan

saraf medianus, dimana kita ketahui bahwa kedua saraf tersebut mempersarafi

otot-otot pada jari-jari.

Wrist drop atau drop hand yang juga dikenal sebagai paralisis nervus

radialis atau neuropati radialis yang menyebabkan kelemahan untuk

mendorsofleksikan lengannya dan mengekstensikan jari-jari tangannya.

Neuropati radial dihasilkan dari cedera akibat luka tembus atau patah tulang

lengan, kompresi, atau iskemia. Gambaran klinis paling umum dari neuropati

radial adalah wrist drop. Pola keterlibatan klinis tergantung pada tingkat

cedera (Anderson, Wayne E., 2013).

1.2. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memahami aspek teori

dari Claw Hand dan Wrist Drop.

1

Page 2: BAB 1.docx

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1. Anatomi Nervus Radialis

Nervus radialis adalah cabang terbesar dari pleksus brakhialis.

Mulai pada tepi bawah muskulus pektorialis minor sbg lanjutan dari

trunkus posterior pleksus brakllialis. Berasal dari radiks spinalis

servikalis V sampai thorakal I. Sesudah meninggalkan aksila, saraf ini

melilit pada lekukan spiral (musculospiral groove) pada humerus dan

menempel erat pada tulang bersama cabang profunda dari arteri

brakhialis. Setelah mencapai septum intermuskularis lateralis sedikit

dibawah insersio muskulus deltoideus, pada tempat ini dengan landasan

tulang humerus, saraf ini dapat diraba. Pada fossa antekubiti, pada bagian

depan bawah lengan atas setinggi kondilus lateralis humerus, saraf ini

membagi diri dalam 2 cabang terminal yaitu:

a. cabang motoris profundus (nervus interosseus posterior)

b. cabang kutaneus superflsialis

Percabangan ini biasanya terletak pada bagian proksimal lengan bawah,

tetapi dapat bervariasi dalam jarak 4 sampai 4,5 cm dibawah epikondilus

lateralis.

N. interosseus posterior menembus muskulus supinator

untuk mencapai sisi posterior lengan bawah dan memberi persarafan

motorik Cabang kutaneus mencapai superfisial kira-kira 10 cm diatas

pergelangan tangan. Turun sepanjang sisi lateral lengan bawah dan

berakhir dengan memberi persarafan sensorik kekulit dorsum tangan, ibu

jari, telunjuk dan jari tengah (Dyck 1975, Dejong 1979, Chusid 1988).

Nervus radialis pada lengan atas, memberi persarafan motorik

untuk:

a. M. Triseps dan M. Ankoneus; ekstensor lengan bawah

2

Page 3: BAB 1.docx

b. M. Brakhioradialis; fleksor lengan bawah pada posisi

semipronasi.

c. M. Ekstensor Karpi Radialis Longus dan Brevis; ekstensor radial

tangan

Pada lengan bawah, melalui cabang motoris profunda memberi

persarafan motorik untuk:

a. M. Supinator; supinator lengan bawah

b. M. Ekstensor Digitorum; ekstensor ruas jari telunjuk, jari tengah,

jari manis dan kelingking

c. M. Ekstensor Digiti Minime; ekstensor ruas kelingking dan

tangan

d. M. Ekstensor Karpi Ulnaris; ekstensor ulnar tangan

e. M. Abduktor Pollicis Longus; abduktor ibu jari dan ekstensor

radial tangan

f. M. Ekstensor Pollicis Brevis dan Longus; ekstensor ibu jari dan

ekstensor radial tangan

g. M. Ekstensor Indicis; ekstensor telunjuk dan tangan

Fungsi utama dari nervus radialis ini adalah untuk ekstensi sendi

siku, pergelangan tangan dan jari (Dyck 1987, Chusid 1988). Cabang

sensorik nervus radialis biasanya mempersarafi sisi posterior lengan atas,

lengan bawah, tangan dan jari jari kecuali kelingking dan sisi ulnar jari

manis, tetapi karena ada anstomosis dan persarafan yang tumpang tindih,

maka distribusi sensoriknys ini sulit ditentukan. Jika ada terdapat

maksimal pada daerah dorsum ibu jari dan telunjuk (Dejong 1979, Gilroy

1992, Dyck 1987).

3

Page 4: BAB 1.docx

Gambar 2.1. Pleksus Brachialis

Gambar 2.2. Inervasi Nervus Radialis

4

Page 5: BAB 1.docx

Gambar 2.3. Jaras Nervus Radialis

2.2. Anatomi Nervus Ulnaris

Tipe : campuran sensoris dan motoris.

Origo : dari serabut medial pleksus brakialis.

Perjalanan dan percabangan : berjalan pada m.korakobrakialis

menuju pertengahan lengan dimana nervus ini menembus septum

intermuskularis medialis bersama dengan a.kolateralis ulnaris

superior dan memasuki kompartemen posterior. Kemudian

berbelok di bawah epikondilus medialis dan lewat diantara dua

kaput m.fleksor karpi ulnaris memasuki lengan bawah dan

mensyarafi m.fleksor karpi ulnaris dan setengah m.fleksor

digitorum profunda. Di lengan bawah bagian bawah arteri berada

disisi lateral n.ulnaris dan tendon m.fleksor karpi ulnaris. Di sisi

terjadi percabangan menjadi cabang kutaneus dorsalis dan

palmaris. N.ulnaris lewat disebelah superfisial retinakulum

muskulorum fleksorum manus dan akhirnya terbagi menjadi

cabang-cabang terminal. Yaitu:

a. Cabang terminalis superfisialis-berakhir sebagai m.digitalis

terminal yang mempersyarafi kulit kelingking dan setengah

medial jari manis.

b. Cabang terminalis profunda-mempersyarafi otot-otot

hipotenar dan dua m.lumbrikalis, m.interosei, dan m.adduktor

polisis.

5

Page 6: BAB 1.docx

Akibat trauma : sering terjadi pada siku (misalnya fraktur

epikodilus medialis) atau pada pergelangan tangan akibat laserasi.

a. Defisit motoris-pada lesi yang ringan tangan menjadi

‘clawhand’. Akibat hilangnya fungsi m.interosei dan

m.lumbrikalis, artikulasio metakarpofalangealis pada jari

manis dan kelingking menjadi hiperekstensi disrtai fleksi

artikulasio interfalangealis. ‘clawhand’ terjadi karena tidak

adanya hambatan terhadap aksi ekstensor dan fleksor

digitorum profunda. Bila trauma terjadi setinggi siku atau

lebih atas lagi, jari manis dan kelingking lebih lurus karena

tidak ada persyarafan dari n.ulnaris menuju m.fleksor

digitorum profunda. Otot-otot kecil pada tangan mengecil

kecuali otot tenar dan dua m.lumbrikalis lateral (dipersarafi

oleh n.medianus).

b. Defisit sensoris-terjadi pada permukaan telapak dan

permukaan punggung tangan dan bagian medial 1 ½ jari.

Defisit yang terjadi bermacam-macam akibat adanya

tumpang tindih.

2.3. Anatomi Nervus Medianus

6

Page 7: BAB 1.docx

Tipe : campuran sensoris dan motoris.

Origo ; dari penyatuan dua radiks dari serabut medial dan lateral

disebelah lateral a. Aksilaris pada aksila.

Perjalanan dan percabangan : n. Medianus pada ulanya terletak

disebelah lateral a.brakialis namun kemudian menyilang kesebelah

medial dipertengahan lengan. Pada fosa kubiti nervus ini terletak

disebelah medial a.brakialis yang terleta di sebelah medial tendon

bisipitalis. N.medianus lewat dibagian dalam aponeurosis

bisipitalis kemudian diantara kedua kaput m.pronator teres.

Bercabang menjadi cabang interoseus anterior tidak jauh

dibawahnya. Cabang ini turun bersama dengan a.interosea anterior

dan memasok darah ke otot-otot profunda kompartemen fleksor

lengan bawah kecuali pada setengah bagian ulnaris m.fleksor

digitorum profunda. Di lengan bawah n.medianus terletak diantara

fleksor digitorum superfisialis dan fleksor digitorum profunda dan

mensyarafi seluruh fleksor sisanya kecuali m.fleksor karpi ulnaris.

Sedikit di atas pergelangan tangan nervus ini muncul dari sisi

lateral m.fleksor digitorum superfisialis dan bercabang menjadi

cabang kutaneus palmaris yang membawa serabut sensoris pada

kulit diatas eminensia tenar.

Di pergelangan tangan n. Medianus lewat dibawah

retinakulum muskulorum leksorum manus (melalui kanalis karpi)

di garis tengah dan disisi terbagi menjadi cabang-cabang

terminal:cabang rekuren menuju otot-otot eminensia tenar (namun

tidak ke m.adduktor polisis), cabang menuju mm.lumbrikalis ke-1

dan ke-2, dan persarafan kutaneus menuju kulit telapak jempol,

telunjuk, jari tengah, dan setengah lateral jari manis.

7

Page 8: BAB 1.docx

2.4. Definisi Claw Hand

Claw hand merupakan salah satu bentuk kecacatan pada tangan

yang biasa disebut jari-jari kiting. Claw hand terjadi akibat kerusakan

saraf ulnaris dan saraf medianus, dimana kita ketahui bahwa kedua saraf

tersebut mempersarafi otot-otot pada jari-jari . Claw hand termasuk

kecacatan fisik pada tangan yaitu metacarpopalangeal joint hyperextensi,

proximal interpalangeal joint fleksi, dan distal interpalangeal joint fleksi.

Kelumpuhan atau claw hand tersebut dianggap permanet jika pada waktu

mulai terjadinya kelemahan sampai lumpuh diatas 6 bulan.

2.5. Etiologi

N. Unaris mengandung serabut-serabut radiks ventral/dorsal C.8

dan T.1. Ia merupakan salah satu cabang terbesar dari fesikulus medialis.

Di belakang kondilus medialis humeri ia dapat teraba. Otot-otot yang

disarafinya ialah m. fleksor karpi ulnaris, kedua m. digitorum profundus

sisi ulnar, m. palamris brevis, kedua m. lumbrikalis sisi ulnar, kedua m.

interosei dorsalis sisi ulnar, m. aduktor polisis dan bagian ulnar . fleksos

polisis brevis. Karena kelumpuhan otot-otot tersebut, maka tangan yang

lumpuh memperlihatkan sikap khas, yang dinamakan ‘clawhand’. Dimana

8

Page 9: BAB 1.docx

didalam kelainan itu, jari kelingking dan jari manis tidak dapat berfleksi

dipersendian metakarpofalangeal, sedangkan segenap falangs jari-jari

tersebut bersikap menekuk. Sedangkan ibu jari tidak dapat melakukan

aduksi serta atrofi melanda otot interosei sisi ulnar dan otot-otot hipotenar.

Kawasan sensoriknya adalah kulit yang menutupi jari kelingking dan

separuh jari manis. Lesi pada n. ulnaris dapat terjadi karena fraktur atau

dislokasi di siku. Oleh sebab kubitus vagus atau osteofit n. ulnaris dapat

tergeser, sehigga pindah dari belakang kondilus humeri ke depannya.

Sering juga dijumpai neuritis n. ulnaris karena kuman Hansen. Pada tahap

dininya dirasakan nyeri sepanjang jari kelingking, namun pada tahap

lanjutnya terdapat anesthesia (mati rasa) dan ‘clawhand’.

Indikasi pasien yang mengalami operasi sublimis transfer

1. Tangan yang agak kaku, misalnya pada waktu meluruskan

jarinya terasa seperti mengeper bengkok kembali ke posisi

fleksi

2. Tangan yang membutuhkan latihan fisioterapi yang lama

untuk mengatasi kontraktur flexinya atau masih tersisa

kontrakturnya setelah fisioterapi yang berkepanjangan.

3. Tangan yang mengalami paralisis ekstensor pergelangan

tangan yang tidak memungkinkan transfer ekstensor-flexor

tendon ,misalnya pada paralisis n.radialis.Dan dimana tidak

ada Palmaris atau terlalu lemah

2.6. Pemeriksaan

Froment's sign

Sebuah tes yang dirancang untuk menentukan adanya

kelemahan otot adduktor policis karena kelumpuhan nervus

ulnaris. Pasien diminta untuk memegang selembar kertas memakai

ujung ibu jari dan sisi radial jari telunjuk. Hasil uji positif jika saat

penguji menarik kertas dari pegangan pasien maka phalang

terminal ibu jari pasien akan terfleksikan atau jika sendi MCP di

ibu jari menjadi sangat memanjang (Jeanne’s sign).

9

Page 10: BAB 1.docx

Radiologi

2.7. Definisi Drop Hand

Nervus radialis berasal dari akar C5 hingga T1. Serabut-serabut

saraf ini berjalan di sepanjang batang tubuh bagian atas, tengah dan

bawah dan berlanjut sebagai “posterior cord” dan berakhir sebagai nervus

radialis.

Nervus radialis rentan terjepit di axilla (crutch palsy), lengan atas

(spiral groove), lengan bawah (nervus interosseous posterior), dan di

pergelangan tangan (cheiralgia parasthetica). Neuropati radialis dapat

timbul akibat trauma langsung pada saraf, neuropati kompresif, neuritis,

atau fraktur humerus kompleks.

2.8. Etiologi

10

Page 11: BAB 1.docx

Neuropati radialis dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor

mana mungkin terjadi sendiri-sendiri atau secara bersamaan (multiple

factors). Misalnya, suatu diabetes melitus yang pada mulanya subklinis

akan menjadi simptomatis sesudah adanya suatu trauma atau kompresi

yang mengenai saraf.

1. Trauma

Pada fraktur dan dislokasi, neuropati terjadi karena

penekanan saraf oleh fragmen tulang, hematom, kallus yang

berbentuk sesudah fraktur, atau karena peregangan saraf akibat

suatu dislokasi. Neuropati radialis sering terjadi pada fraktur

kaput humerus. Paresis nervus radialis dapat terjadi akibat

tidur dengan menggantungkan lengan diatas sandaran kursi

(Saturday night palsy), atau tidur dengan kepala diatas lengan

atas. Akibat penekanan pada waktu saraf ini menembus septum

intermuskularis lateralis. Pada tempat dimana saraf ini terletak

agak superfisial dan menempel pada tulang (Dyck 1987).

Disamping itu trauma pada waktu olah raga, kerja, pemakain

kruk, atau posisi tangan pada waktu operasi dapat

menyebabkan terjadinya parese nervus ini.

2. Infeksi

Dapat terjadi karena: sifilis, herpes zoster, leprae dan TBC.

Bisa mengenai saraf atau banyak saraf.

3. Toksisitas

Lebih spesifik mengenai nervus radialis adalah pada lead

intoxication.

4. Penyakit vaskuler

5. Neoplasma

2.9. Gambaran Klinis

Lesi neuropati radialis sewaktu melilit humerus atau sewaktu

berjalan seperfisial pada aspek lateral lengan atas, sering akibat kelamaan

11

Page 12: BAB 1.docx

menggantung lengan diatas sandaran kursi (Saturday nigth palsy), akibat

tertekannya lengan karena posisi yang tidak tepat selama anestesi atau

tidur, penggunaan tomiket yang tidak benar atau akibat iritasi dan

kompresi oleh kallus sesudah fraktur tulang.

Paralisis otot ekstensor sehingga tidak mampu mengekstensikan jari-

jari, pergelangan tangan dan siku, pronasi tangan dengan fleksi

pergelangan dan jari-jari dalam posisi “wrist drop”.

Gejalanya:

tidak dapat ekstensi siku karena parese triseps

tidak dapat fleksi siku pada posisi lengan bawah antara pronasi

dan supinasi karena parese m.brakhioradialis

tidak dapat supinasi lengan bawah karena parese m.brakhioradialis

tidak dapat supinasi lengan bawah karena parese m. supinator

wrist drop dan finger drop karena parese ekstensor pergelangan

tangan dan jari

gangguan abduksi ibu jari tangan

refleks trispes negatif atau menurun

gangguan sensorik berupa parestesi pada bagian dorsal distal

lengan bawah, sisi leteral dan dorsal tangan, ibu jari, telunjuk dan

jari tengah.

2.10. Pemeriksaan Fisik

Hasil pemeriksaan fisik bergantung pada lokasi cedera sesuai dengan

perjalanan anatomi saraf. Cedera di axilla akan menyebabkan kelemahan

pada ekstensi siku, ekstensi pergelangan tangan dan ekstensi jari.

Biasanya terdapat deviasi radial pergelangan tangan dengan ekstensi,

karena fleksor carpi radialis (yang dipersarafi oleh nervus medianus)

tidak terpengaruh. Seluruh distribusi sensorik dari nervus radialis akan

terpengaruh. Apabila cedera di dalam spinal groove, hasil pemeriksaan

akan sama, kecuali fungsi triceps yang tidak terganggu.

12

Page 13: BAB 1.docx

Neuropati radialis pada lengan bawah biasanya akan menyebabkan

berkurangnya fungsi sensorik. Jika saraf terjepit pada otot supinator,

kekuatan supinator seharusnya normal. Hal ini dikarenakan percabangan

yang menginervasi otot supinator keluar ke arah proksimal otot. Pasien

akan memiliki deviasi radialis dengan ekstensi pergelangan tangan dan

kelemahan dari ekstensor jari. Cedera sensori radial superficialis akan

menghasilkan parestesi atau disestesi sepanjang distribusi sensorik radial

di tangan.

Gambar

2.4. Wrist Drop

2.11. Diagnosa

Diagnosa suatu neuropati radialis ditegakkan dengan pemeriksaan

Elektromiografi.

2.12. Penatalaksanaan

1. Pasen neuropati radialis akibat fraktur atau dislokasi, dapat

mengalami perbaikan spontan. Pasen dengan Saturday nigth palsy

biasanya membaik dalam 6-8 minggu bahkan kadang-kadang lebih

lama (Dyck 1987)

13

Page 14: BAB 1.docx

2. Fisioterapi

3. Operasi pada keadaan terdorongnya nervus radialis oleh tulang atau

jaringan lunak, juga adanya jebakan pada muskulus supinator. Dapat

membaik dalam beberapa minggu atau bulan.

2.13. Penatalaksanaan Fisioterapi

Untuk tahap ini, fisioterapi direncakan beberapa program

terapi yang akan diberikan pada pasien antara lain: terapis

memberikan beberapa terapi fisik pada daerah yang mengalami

gangguan gerak fungsional akibat lesi saraf perifer nervus radialis.

Dalam hal ini yang mengalami gangguan adalah kelompok otot

ekstensor. Terapi fisik yang diberikan merupakan modalitas manual

terapi dan electrical therapy.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Claw hand merupakan salah satu bentuk kecacatan pada tangan yang biasa

disebut jari-jari kiting. Claw hand terjadi akibat kerusakan saraf ulnaris dan

saraf medianus, dimana kita ketahui bahwa kedua saraf tersebut mempersarafi

otot-otot pada jari-jari. Dimana pemeriksaan yang dapat dilakukan Froment's

sign, radiologi.

14

Page 15: BAB 1.docx

Wrist drop atau drop hand yang juga dikenal sebagai paralisis nervus

radialis atau neuropati radialis yang menyebabkan kelemahan untuk

mendorsofleksikan lengannya dan mengekstensikan jari-jari tangannya.

Neuropati radial dihasilkan dari cedera akibat luka tembus atau patah tulang

lengan, kompresi, atau iskemia. Pola keterlibatan klinis tergantung pada

lokasi dan tingkat cedera.

Untuk mendiagnosa adanya neuropati radialis dapat dilakukan dengan

pemeriksaan fisik dan penunjang yaitu dengan elektromiografi (EMG).

Tatalaksana untuk paralisis nervus radialis ini dapat dilakukan dengan

fisioterapi dan operasi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Snell, Richard S.2006. Anatomi Klinik Untu Mahasiswa

Kedokteran. Edisi 6, Jakarta:EGC.

2. Adam RD ;Victor M. Principles of neurology. 4th ed. New York:

McGraw Hill, 1989

3. Thomas PK. Symptomatoly and differential diagnosis of peripheral

neuropathy, in peripheral neuropathy. Dyck P. (ed.). philadelphia;

WB Saunders, 1975

15

Page 16: BAB 1.docx

4. WHO. Peripheral neuropathies, Report of WHO Study Group,

Jeneva, 1980

16