bab 1.docx

33
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Obesitas atau kegemukan adalah suatu kelainan atau penyakit yang ditandai oleh penimbunan jaringan lemak dalam tubuh secara berlebihan. Obesitas terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara energi yang masuk dengan energi yang keluar. Obesitas sudah mulai menjadi masalah kesehatan diseluruh dunia, bahkan WHO menyatakan bahwa saat ini obesitas telah menjadi epidemik global, sehingga sudah merupakan suatu masalah kesehatan yang harus segera ditangani. Prevalensi obesitas di seluruh dunia baik di negara berkembang maupun negara yang sedang berkembang telah meningkat dalam jumlah yang mengkhawatirkan. Di seluruh dunia lebih dari 1 milyar orang dewasa mengalami overweight dan lebih dari 3 juta mengalami obese. Prevalensi obesitas pada anak usia 6-17 tahun di Amerika Serikat meningkat dari 7,6- 10,8% menjadi 13- 14%, di Rusia 10%, Cina 3,4% dan Inggris 10-17%. (Subradja, 2004). Berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar Nasional tahun 2007 menunjukkan bahwa prevalensi obesitas pada anak usia sekolah di Indonesia mencapai 15,9%. 1

Upload: windy-aprilina

Post on 01-Dec-2015

67 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

BAB 1.docx

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 1.docx

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Obesitas atau kegemukan adalah suatu kelainan atau penyakit yang

ditandai oleh penimbunan jaringan lemak dalam tubuh secara berlebihan. Obesitas

terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara energi yang masuk dengan energi

yang keluar. Obesitas sudah mulai menjadi masalah kesehatan diseluruh dunia,

bahkan WHO menyatakan bahwa saat ini obesitas telah menjadi epidemik global,

sehingga sudah merupakan suatu masalah kesehatan yang harus segera ditangani.

Prevalensi obesitas di seluruh dunia baik di negara berkembang maupun

negara yang sedang berkembang telah meningkat dalam jumlah yang

mengkhawatirkan. Di seluruh dunia lebih dari 1 milyar orang dewasa mengalami

overweight dan lebih dari 3 juta mengalami obese.

Prevalensi obesitas pada anak usia 6-17 tahun di Amerika Serikat

meningkat dari 7,6- 10,8% menjadi 13-14%, di Rusia 10%, Cina 3,4% dan Inggris

10-17%. (Subradja, 2004).

Berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar Nasional tahun 2007

menunjukkan bahwa prevalensi obesitas pada anak usia sekolah di Indonesia

mencapai 15,9%. Sedangkan prevalensi obesitas pada anak SD di beberapa kota

besar di Indonesia berkisar 2,1%–25%. Penelitian di Semarang 9,1% dan 10,6%

anak usia 6-7 tahun, berturut turut menderita overweight dan obesitas, dengan

proporsi laki-laki lebih besar dibanding wanita Timbunan lemak yang berlebihan

berhubungan erat dengan tingginya IMT anak. (Faizah, 2004).

Anak yang mengalami obesitas pada masanya 75% akan menderita

obesitas pula pada masa dewasanya dan berpotensi mengalami berbagai penyebab

kesakitan dan kematian antara lain penyakit kardiovaskular dan diabetes mellitus

dan akibat yang ditimbulkan obesitas ini akan mempunyai dampak terhadap

tumbuh kembang anak itu sendiri. (Agoes, 2003).

Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui program yang dilaksanakan di

Indonesia dalam mengatahui masalah obesitas pada anak usia sekolah.

1

Page 2: BAB 1.docx

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana ringkasan jurnal tersebut?

2. Bagaimana struktur jurnal tersebut?

3. Bagaimana substansi tersebut?

4. Bagaimana metodologi penelitian jurnal tersebut?

5. Bagaimana hasil dan pembahasan jurnal tersebut?

6. Bagaimana kesimpulan jurnal tersebut?

7. Bagaimana daftar pustaka jurnal tersebut?

1.3. Tujuan

1. Mengetahui ringkasan jurnal.

2. Menganalisis struktur jurnal.

3. Menganalisis substansi.

4. Menganalisis metodologi penelitian jurnal.

5. Menganalisis hasil dan pembahasan jurnal.

6. Menganalisis kesimpulan jurnal.

7. Menganalisis daftar pustaka jurnal.

1.4. Manfaat

1. Hasil analisis ini diharapkan dapat memotivasi penulis jurnal untuk lebih

memperhatikan cara penulisan jurnal yang baik dan benar

2. Bagi penulis, jurnal yang dianalisis dapat memberikan tambahan ilmu dan

pengalaman ilmiah di lapangan.

2

Page 3: BAB 1.docx

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Obesitas

Kelebihan berat badan adalah suatu kondisi dimana perbandingan berat

badan dan tinggi badan melebihi standar yang ditentukan. Sedangkan obesitas

adalah kondisi kelebihan lemak, baik di seluruh tubuh atau terlokalisasi pada

bagian bagian tertentu. Obesitas merupakan peningkatan total lemak tubuh, yaitu

apabila ditemukan kelebihan berat badan >20% pada pria dan >25% pada wanita

karena lemak (Ganong W.F, 2003).

2.2. Penentuan Obesitas

Obesitas dapat dinilai dengan berbagai cara, metode yang lazim digunakan

saat ini antara lain pengukuran IMT (Index Massa Tubuh), lingkar pinggang, serta

perbandingan lingkar pinggang dan panggul.

2.2.1. IMT (Index Massa Tubuh)

Keadaan obesitas ditentukan dengan mengklasifikasikan status gizi

berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT), seperti pada tabel 2.1.

Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan rumus matematis yang berkaitan

dengan lemak tubuh orang dewasa, dan dinyatakan sebagai berat badan dalam

kilogram dibagi dengan kwadrat tinggi badan dalam ukuran meter

(Arisman,2007).

Rumus menentukan IMT :

IMT = BB

TB2

3

Page 4: BAB 1.docx

TABEL 2.1 KLASIFIKASI STATUS GIZI BERDASARKAN IMT

Status Gizi IMTKKP I < 16KKP II 16,0 – 16,9KKP III 17,0 – 18,4Normal 18,5 – 24,9

Obesitas I 25,0 – 29,9Obesitas II 30,0 – 40,0Obesitas III >40,0

Sumber: Maurice ES et al edisi VIII, Lea & Febinger, 1994 dalam Arisman, 2007

2.2.2 Lingkar Pinggang

IMT memiliki korelasi positif dengan total lemak tubuh, tetapi IMT bukan

merupakan indikator terbaik untuk obesitas Selain IMT, metode lain untuk

pengukuran antropometri tubuh adalah dengan cara mengukur lingkar pinggang.

Parameter penentuan obesitas merupakan hal yang paling sulit dilakukan karena

perbedaan cutt of point setiap etnis terhadap IMT maupun lingkar pinggang.

Sehinggga IDF (Internasional Diabetes Federation) mengeluarkan kriteria ukuran

lingkar pinggang berdasarkan etnis (Alberti, 2005).

Tabel 2.2 Kriteria ukuran pinggang berrdasarkan etnis

Negara/grup etnis Lingkar pinggang (cm) pada obesitas

Eropa Pria >94 Wanita >80

Asia Selatan Populasi China, Melayu, dan Asia-India

Pria >90 Wanita >80

China Pria >90 Wanita >80

Jepang Pria >85 Wanita >90

Amerika Tengah Gunakan rekomendasi Asia Selatan hingga tersedia data spesifik

Sub-Sahara Afrika Gunakan rekomendasi Eropa hingga tersedia data spesifik

Timur Tengah Gunakan rekomendasi Eropa hingga tersedia data spesifik

4

Page 5: BAB 1.docx

2.2.3 Rasio Lingkar Perut – Pinggul

Tabel 2.3 Rasio Lingkar perut dan pinggul

Jenis Kelamin Ukuran RLPP Normal

Wanita <0.85 Pria <0.90

2.3. Tipe-Tipe Obesitas

Berdasarkan penyebaran lemak didalam tubuh, ada dua tipe obesitas yaitu:1. Tipe Android

Tipe Android ditandai dengan adanya timbunan lemak pada pinggang,

perut dan bagian atas perut. Bentuk tubuh android biasanya pada wanita yang

sudah mengalami monopause. Dalam penelitian Vogue,seorang peneliti dari

Perancis mengatakan bahwa tipe Android ini potensial beresiko lebih tinggi

menderita penyakit yang berhubungan dengan metabolisme lemak dan glukosa

seperti Diabetes Mellitus, Jantung Koroner, Stroke, Hipertensi (Rimbawan,

2004)

2. Tipe Gynecoid

Gynecoid ditandai dengan adanya penumpukan lemak dibagian bawah

perut seperti panggul, pantat dan paha. Pada tipe gynecoid lebih aman

dibandingkan dengan tipe android, sebab lebih kecil kemungkinan mengalami

resiko terkena penyakit (Rimbawan, 2004).

Menurut Hirsch dan Knittle (1970) dalam Agoes (2003) berdasarkan

kondisi selnya obesitas dapat digolongkan dalam beberapa tipe, yaitu :

1. Tipe Hiperplastik

Obesitas yang terjadi karena jumlah sel yang lebih banyak dibandingkan

kondisi normal, tetapi ukuran sel-selnya sesuai dengan ukuran sel normal. Tipe

ini biasa terjadi pada anak-anak. Upaya menurunkan berat badan ke kondisi

normal diusia anak-anak akan lebih sulit.

5

Page 6: BAB 1.docx

2. Tipe Hipertropik

Obesitas tipe ini terjadi karena ukuran sel yang lebih besar dibandingkan

ukuran sel normal, tetapi jumlah sel normal. Obesitas tipe ini terjadi pada usia

dewasa dan upaya untuk menurunkan berat badan akan lebih mudah

dibandingkan tipe hiperplasti.

3. Tipe Hiperplastik dan Tipe Hipertropik

Obesitas tipe ini terjadi karena jumlah dan ukuran sel melebihi normal.

Obesitas tipe ini dimulai pada anak-anak dan langsung terus setelah dewasa.

Upaya menurunkan berat badan paling sulit dan paling beresiko terhadap

terjadinya komplikasi penyakit, seperti penyakit degenerative (Agoes, 2003).

2.4. Faktor yang Mempengaruhi Obesitas

2.4.1. Faktor genetik

Parental fatness merupakan faktor genetik yang berperanan besar.Bila

kedua orang tua obesitas, 80% anaknya menjadi obesitas.Bila salah satu orang tua

obesitas, kejadian obesitas menjadi 40% dan bila kedua orang tua tidak obesitas,

prevalensi menjadi 14% (Mustofa, 2010).

2.4.2. Faktor lingkungan

a. Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan

kebutuhan energi, sehingga apabila aktivitas fisik rendah maka kemungkinan

terjadinya obesitas akan meningkat. Misalnya pada anak seperti berkurangnya

lapangan tempat bermain serta tersedianya hiburan dalam bentuk game

elektonik atau playstation dan tontonan televisi (Nugraha, 2009). Kurangnya

aktivitas fisik inilah yang menjadi penyebab obesitas karena kurangnya

pembakaran lemak dan sedikitnya energi yang dipergunakan (Mustofa, 2010).

b. Gaya hidup

Kecenderungan anak-anak sekarang suka makan “fast food” yang berkalori

tinggi seperti hamburger, pizza, ayam goring dengan kentang goring, es krim,

aneka macam mie dan lain-lain (Soetjiningsih, 1995).

6

Page 7: BAB 1.docx

c. Sosial ekonomi

Perubahan pengetahuan, sikap, perilaku dan gaya hidup, pola makan, serta

peningkatan pendapatan mempengaruhi pemilihan jenis dan jumlah makanan

yang dikonsumsi (Syarif, 2003).

d. Nutrisi

Peranan faktor nutrisi dimulai sejak dalam kandungan dimana jumlah

lemak tubuh dan pertumbuhan bayi dipengaruhi berat badan ibu.Kenaikan

berat badan dan lemak anak dipengaruhi oleh waktu pertama kali mendapat

makanan padat, asupan tinggi kalori dari karbohidrat dan lemak (Syarif, 2003).

Terjadinya obesitas merupakan dampak dari terjadinya kelebihan asupan

energy (energy intake) dibandingkan dengan yang diperlukan

(energyexpenditure) oleh tubuh sehingga kelebihan asupan energi disimpan

dalam bentuk lemak (Nugraha, 2009).

Makanan merupakan sumber dari asupan energi. Di dalam makanan yang

akan diubah menjadi energi adalah karbohidrat, protein dan lemak. Apabila

asupan karbohidrat, protein dan lemak berlebih, maka karbohidrat akan

disimpan sebagai glikogen dalam jumlah terbatas dan sisanya lemak, protein

akan dibentuk sebagai protein tubuh dan sisanya lemak, sedangkan lemak akan

disimpan sebagai lemak. Tubuh memiliki kemampuan menyimpan lemak tidak

terbatas (Nugraha, 2009).

Faktor-faktor yang berpengaruh dari asupan makanan yang menyebabkan

obesitas adalah kuantitas, porsi sekali makan, kepadatan energi dari makanan

yang dimakan, kebiasaan makan (Nugraha, 2009).

Regulasi dan metabolisme di dalam tubuh terdiri dari dua faktor yaitu

controller (otak) dan controlled system/nutrient partitioning yaitu organ lain di

luar otak yang berperan dalam menggunakan dan menyimpan energi seperti

saluran cerna, liver, otot, ginjal dan jaringan adiposa (Nugraha, 2009)

Otak akan menerima sinyal (input) dari lingkungan ataupun dari dalam

tubuh sendiri dalam bentuk menghambat atau mengaktivasi motor sistem dan

memodulasi sistem saraf dan hormonal untuk mencari atau menjauhi makanan.

Hasil (output) dari sinyal yang diterima oleh otak akan mempengaruhi

7

Page 8: BAB 1.docx

pemilihan jenis makanan, porsi makan, lama makan, absorpsi serta

metabolisme zat gizi di dalam tubuh. Zat gizi tertentu yang secara khusus

berpengaruh terhadap otak untuk meningkatkan asupan makanan adalah zat

lemak (Nugraha, 2009)

Sinyal neural dan humoral yang mempengaruhi otak diantaranya berasal

dari saluran cerna. Saluran cerna diketahui mengeluarkan beberapa peptida

yang mempengaruhi asupan makanan diantaranya adalah kolesistokinin,

gastrin-releasing peptide, oksintomodulin, neuromedin B dan neuropeptida

YY3-36 yang akan mengurangi asupan makanan. Terdapat pula hormom-

hormon yang mempengaruhi asupan makanan melalui rangsangan ke otak baik

meningkatkan ataupun menurunkan yaitu norepinefrin, serotonin, dopaminin

dan histamin. Diantaranya histamin, apabila sekresi histamin berkurang, maka

asupan makanan akan meningkat (Nugraha, 2009).

Peptida lain adalah leptin. Leptin terutama disekresi oleh sel adipositi

meskipun juga dapat dihasilkan oleh plasenta dan gaster. Leptin akan bekerja

pada reseptor leptin di otak yang akan menghambat produksi peptide

neuropeptida Y (NPY) dan peptide agouti-related (AGRP) yang merupakan

peptin yang poten untuk merangsang makanan. Gangguan pada produksi leptin

atau reseptornya akan mengakibatkan keinginan makan yang berlebihan

(Nugraha, 2009).

2.5. Dampak obesitas

Dari segi fisik, orang yang mengalami obesitas akan mengalami rendah

diri dan merasa kurang percaya diri. Sehingga seringkali akan mengalami

tekanan, baik dari dirinya sendiri maupun dari lingkungannya ( Purwati, 2001)

Kelebihan penimbunan lemak diatas 20% berat badan idial, akan

menimbulkan permasalahan kesehatan hingga terjadi gangguan fungsi organ

tubuh (Misnadierly, 2007).

8

Page 9: BAB 1.docx

Orang dengan obesitas akan lebih mudah terserang penyakit degeneratif.

Penyakit – penyakit tersebut antara lain :

a. Hipertensi

Orang dengan obesitas akan mempunyai resiko yang tinggi terhadap

penyakit hipertensi. Menurut hasil penelitian menunjukkan bahwa pada usia 20

– 39 tahun orang obesitas mempunyai resiko dua kali lebih besar terserang

hipertensi dibandingkan dengan orang yang mempunyai berat badan normal

(Wirakusumah, 1994).

b. Jantung koroner

Penyakit jantung koroner adalah penyakit yang terjadi akibat penyempitan

pembuluh darah koroner. Hasil penelitian menyebutkan bahwa dari 500

penderita kegemukan, sekitar 88 % mendapat resiko terserang penyakit jantung

koroner. Meningkatnya factor resiko penyakit jantung koroner sejalan dengan

terjadinya penambahan berat. badan seseorang. Penelitian lain juga

menunjukkan kegemukan yang terjadi pada usia 20 – 40 tahun ternyata

berpengaruh lebih besar terjadinya penyakit jantung dibandingkan kegemukan

yang terjadi pada usia yang lebih tua (Purwati, 2001).

c. Diabetes Mellitus

Diabetes mellitus dapat disebut penyakit keturunan, tetapi kondisi tersebut

tidak selalu timbul jika seseorang tidak kelebihan berat badan. Lebih dari 90 %

penderita diabetes mellitus tipe serangan dewasa adalah penderita kegemukan.

Pada umumnya penderita diabetes mempunyai kadar lemak yang abnormal

dalam darah. Maka, dianjurkan bagi penderita diabetes yang ingin menurunkan

berat badan sebaiknya dilakukan dengan mengurangi konsumsi bahan makanan

sumber lemak dan lebih banyak mengkonsumsi makanan tinggi serat (Purwati,

2001)

d. Gout

Penderita obesitas mempunyai resiko tinggi terhadap penyakit radang

sendi yang lebih serius jika dibandingkan dengan orang yang berat badannya

ideal. Penderita obesitas yang juga menderita gout harus menurunkan berat

badannya secara perlahan-lahan (Purwati, 2001)

9

Page 10: BAB 1.docx

e. Batu Empedu

Penderita obesitas mempunyai resiko terserang batu empedu lebih tinggi

karena ketika tubuh mengubah kelebihan lemak makanan menjadi lemak

tubuh, cairan empedu lebih banyak diproduksi didalam hati dan disimpan

dalam kantong empedu. Penyakit batu empedu lebih sering terjadi pada

penderita obesitas tipe buah apel. Penurunan berat badan tidak akan mengobati

penyakit batu empedu, tetapi hanya membantu dalam pencegahannya.

Sedangkan untuk mengobati batu empedu harus menggunakan sinar ultrasonic

maupun melalui pembedahan (Andrianto, 1990).

f. Kanker

Hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa laki-laki dengan obesitas

akan beresiko terkena kanker usus besar, rectum, dan kelenjar prostate.

Sedangkan pada wanita akan beresiko terkena kanker rahim dan kanker

payudara.

Untuk mengurangi resiko tersebut konsumsi lemak total harus dikurangi.

Pengurangan lemak dalam makanan sebanyak 20 – 25 % perkilo kalori

merupakan pencegahan terhadap resiko penyakit kanker payudara (Purwati,

2001).

10

Page 11: BAB 1.docx

BAB 3. ANALISIS JURNAL

3.1. Ringkasan Jurnal

3.1.1. Latar Belakang Jurnal

Prevalensi obesitas meningkat pada tahun-tahun terakhir. Penelitian di

Amerika pada tahun 1997, 21-24% anak Amerika menderita overweight dan 15%

menderita obesitas. Prevalensi obesitas pada anak SD di beberapa kota besar di

Indonesia berkisar 2,1%–25-%.

Anak obesitas memiliki tingkat aktivitas fisik dan tingkat kesegaran

jasmani yang rendah. Aktivitas fisik yang tidak adekuat menyebabkan semakin

banyak lemak tubuh yang ditimbun pada jaringan, sedangkan kesegaran jasmani

yang rendah dapat mempengaruhi kesehatan fisik anak obes.

Olahraga dapat meningkatkan tingkat kesegaran jasmani anak obesitas.

Seseorang yang secara fisik bugar dapat melakukan aktivitas fisik sehari-harinya

dengan giat, memiliki risiko rendah dalam masalah kesehatan dan dapat

menikmati olahraga serta berbagai aktivitas lainnya.

3.1.2. Isi Jurnal

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh diet dan olahraga

terhadap indeks massa tubuh, lemak tubuh dan kesegaran jasmani anak obesitas,

dengan metode intervensi yang dilakukan di sekolah.

Intervensi diet berupa konseling pada anak dan orangtua. Sedangkan

intervensi olahraga tiga kali 45 menit per minggu selama 8 minggu. Pengambilan

data pada awal dan akhir penelitian berupa data antropometri dengan

menggunakan timbangan Tanita BC 545 Inner Scan Body Composition dan

tingkat kesegaran jasmani diukur menggunakan 20 meter shuttle run test,

kemudian dilakukan analisis data dengan t-test berpasangan dan analisis

multivariat.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Intervensi diet dan olahraga

selama 8 minggu menurunkan indeks massa tubuh, meningkatkan tingkat

kesegaran jasmani, tetapi tidak didapatkan pengaruh yang signifikan terhadap

lemak tubuh. Asupan diet merupakan variabel yang paling berpengaruh

11

Page 12: BAB 1.docx

3.2. Struktur

3.2.1. Judul Jurnal

Penulisan sebuah judul penelitian harus berbentuk frase atau kelompok

kata dan sebaiknya tidak lebih dari 15 kata dalam Bahasa Indonesia, yang mana

tidak termasuk kata sambung dan kata depan.

Judul “Pengaruh Intervensi Diet dan Olah Raga Terhadap Indeks Massa

Tubuh, Lemak Tubuh, dan Kesegaran Jasmani pada Anak Obes” sudah spesifik,

dimana judul tersebut dapat menggambarkan sasaran dan masalah yang akan

dibahas. Judul ini juga sudah cukup efektif dan tidak terlalu panjang, karena

terdiri dari 14 kata. Selain itu, judul tersebut sudah cukup menarik, karena

pembaca dapat langsung menangkap makna yang disampaikan dalam jurnal dalam

sekali baca.

Dalam judul penelitian ini juga sudah dicantumkan variabel penelitian

yang diteliti, yaitu diet, olahraga, indeks massa tubuh, lemak tubuh, kesegaran

jasmani, dan obes.

3.2.2. Nama Penulis

Dalam penulisan nama peneliti suatu jurnal bila peneliti lebih dari satu

orang, maka harus mencantumkan semua nama peneliti. Dan harus

mencantumkan nama lembaga tempat peneliti bekerja. Hal ini bertujuan untuk

lebih meyakinkan apakah penelitian tersebut benar-benar di lakukan oleh orang

yang berkompeten dan berkaitan erat dengan penelitian tersebut.

Dalam jurnal ini, nama semua peneliti yang bekerjasama sudah dituliskan.

Penelitian ini dilakukan oleh orang, yaitu: MS Anam, M Mexitalia, Bagoes

Widjanarko, Adriyan Pramono, Hardhono Susanto, Hertanto Wahyu Subagio.

Selain itu, dalam jurnal penelitian ini sudah dicantumkan nama lembaga

tempat peneliti bekerja. Yaitu Bagian Ilmu Kesehatan Anak/RS Dr Kariadi,

Fakultas Kesehatan Masyarakat, Program Studi Ilmu Gizi, Bagian Anatomi,

Bagian Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang.

Dengan mencantumkan hal tersebut sehingga tidak menimbulkan keraguan bagi

pembaca.

12

Page 13: BAB 1.docx

3.2.3. Penerbit

Jurnal yang berjudul “Pengaruh Intervensi Diet dan Olah Raga Terhadap

Indeks Massa Tubuh, Lemak Tubuh, dan Kesegaran Jasmani pada Anak

Obes” diterbitkan oleh Sari Pediatri, Vol. 12, No. 1, Juni 2010.

3.2.4. Abstrak

Abstrak harus berbahasa inggris. Dan berdasarkan ketentuan, jumlah kata

maksimum dalam abstrak biasanya adalah 200 kata. Selain itu juga perlu

diperhatikan untuk menghindari pengulangan judul dalam abstrak untuk

menghemat kata.

Isi abstrak menggambarkan butir-butir pokok/utama dari keseluruhan

jurnal seperti tujuan penelitian, pembahasan, dan kesimpulan. Sehingga dapat

mempersingkat waktu dalam memahami jurnal.  

Di bawah abstrak juga perlu dicantumkan kata-kata kunci (key words)

yang dapat dipakai untuk mengindeks jurnal tersebut. Kata kunci (key word)

adalah kata-kata yang penting dan paling menonjol dalam karangan ilmiah itu.

Abstrak dalam jurnal penelitian ini tidak menggunakan bahasa inggris dan

jumlah kata dalam abstrak tersebut tidak lebih dari 200 kata, tepatnya yaitu 193

kata. Abstrak penelitian ini sudah menggambarkan beberapa hal penting yang ada

dalam jurnal, antara lain latar belakang masalah yang di angkat dalam penelitian,

tujuan penelitian, metode, hasil dan kesimpulan hasil penelitian.

Dibawah abstrak juga sudah ditampilkan beberapa kata kunci (key words)

yaitu: diet, olahraga, indeks massa tubuh, lemak tubuh, kesegaran jasmani, obes

3.3. Substansi

3.3.1. Latar Belakang

Latar belakang tidak harus diberi judul dan dapat ditulis langsung setelah

abstrak. Bagian ini menyajikan secara singkat rasional penelitian, masalah dan

tindakan pemecahan masalah, serta tujuan penelitian. Pada bagian ini

dicantumkan landasan teori secara ringkas yang langsung menangani masalah

13

Page 14: BAB 1.docx

yang diteliti, disertai rujukan pustaka yang terjamin otoritas penulisnya (Diklat

karya Tulis Ilmiah Guru, 2008).

Latar belakang jurnal “Pengaruh Intervensi Diet dan Olah Raga Terhadap

Indeks Massa Tubuh, Lemak Tubuh, dan Kesegaran Jasmani pada Anak Obes”

sudah menampilkan besaran masalah yang terjadi, namun data beberapa besaran

masalah yang disampaikan oleh penulis sudah cukup lama. Pada jurnal tersebut

data yang disampaikan juga sudah runtut, yaitu dari yang bersifat global terlebih

dahulu, kemudian nasional dan regional.

Dalam latar belakang tersebut dijelaskan bahwa obesitas pada anak

disebabkan karena anak obesitas memiliki tingkat aktivitas fisik dan tingkat

kesegaran jasmani yang rendah. Aktivitas fisik yang tidak adekuat menyebabkan

semakin banyak lemak tubuh yang ditimbun pada jaringan, sedangkan kesegaran

jasmani yang rendah dapat mempengaruhi kesehatan fisik anak obes.

Konsep solusi yang diberikan dalam latar belakang jurnal, yakni

memberikan intervensi diet asupan dan olahraga agar dapat meningkatkan tingkat

kesegaran jasmani anak obesitas. Kesegaran jasmani didefinisikan sebagai suatu

keadaan yang dimiliki atau dicapai seseorang dalam kaitannya dengan

kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik. Seseorang yang secara fisik bugar

dapat melakukan aktivitas fisik sehari-harinya dengan giat, memiliki risiko rendah

dalam masalah kesehatan dan dapat menikmati olahraga serta berbagai aktivitas

lainnya.

3.3.2. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini dijelaskan dalam abtrak dan latar belakang.

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh diet dan olahraga terhadap

indeks massa tubuh, lemak tubuh dan kesegaran jasmani anak obesitas, dengan

metode intervensi yang dilakukan di sekolah.

3.4. Metodologi Penelitian

3.4.1. Desain Penelitian

14

Page 15: BAB 1.docx

Desain penelitian yang digunakan adalah Penelitian pra eksperimental one

group pre and post test design.

3.4.2. Sampel Penelitian

Penelitian tersebut dilakukan di SD Bernadus Semarang dari bulan Juni –

September 2009 pada anak umur 9-10 tahun. Pemilihan subjek penelitian dengan

cara consecutive sampling, seluruh murid SD obes dan bersedia mengikuti

penelitian menjalani intervensi diet dan olahraga. Sehingga sampel yang didapat

sebanyak dilakukan pada 21 anak, 17 laki-laki dan 4 perempuan. Dari 21 anak

tersebut satu anak perempuan tidak melanjutkan penelitian karena pindah sekolah

pada minggu kedua intervensi,sehingga data akhir yang didapatkan dan dapat

dianalisis 20 anak (17 laki-laki dan 3 perempuan).

3.4.3.Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Jenis dan cara pengumpulan data yang diambil adalah :

1. Data Primer

Data primer meliputi pengukuran awal dan pengukuran akhir berupa data

antropometri (BB, TB, indeks massa tubuh, lemak tubuh). Berat badan dan lemak

tubuh diukur dengan timbangan Tanita BC 545 Inner Scan Body Composition

yang telah distandarisasi dan dengan tingkat ketelitian 100 gram. Penimbangan

dilakukan dengan melepas sepatu namun masih menggunakan seragam olahraga

sekolah

Tinggi badan diukur dengan microtoise yang sudah distandarisasi, dengan

tingkat ketelitian 0,1 cm. Pengukuran dilakukan dengan posisi tegak, muka

menghadap lurus ke depan tanpa memakai alas kaki.

Tingkat kesegaran jasmani diukur menggunakan 20 metre shuttle run test,

pengukuran dengan cara anak berlari secara ulang alik sejauh 20 meter, sambil

mendengar serangkaian bunyi sinyal “ding” yang terekam dalam kaset, kemudian

hasil akan dikonversikan dalam VO2 maks dengan menggunakan kalkulator

VO2maks.

Tingkat aktivitas fisik harian diukur mengunakan GPAQ (global physical

activity questionairre) suatu kuesioner aktivitas fisik yang telah luas digunakan

15

Page 16: BAB 1.docx

dengan cara wawancara terhadap subjek mengenai aktivitas fisik yang dilakukan

selama satu bulan terakhir dengan interval berapa kali perminggu dan durasi

dalam menit, kemudian ditentukan kategori aktif atau tidak aktif (subjek dikatakan

aktif jika memenuhi kategori adekuat atau vigorous yaitu melakukan aktivitas

fisik paling sedikit tiga jam selama seminggu, atau melakukan aktivitas fisik

sedang paling sedikit tiga kali 20 menit dalam seminggu dan dikatakan tidak aktif

jika memenuhi kriteria inadekuat yaitu tidak memenuhi kategori aktif ), sebelum

intervensi.

Sedangkan asupan diet harian diambil sebelum, selama dan sesudah

intervensi dengan three days food recall yang dilakukan setiap minggu selama

intrevensi.

3.4.4. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini instrumen penelitian yang dipakai adalah :

1. Timbangan Tanita BC 545 Inner Scan Body Composition yang telah

distandarisasi dan dengan tingkat ketelitian 100 gram digunakan untuk

mengukur berat badan dan lemak tubuh.

2. Microtoise yang sudah distandarisasi, dengan tingkat ketelitian 0,1 cm

digunakan untuk mengukur tinggi badan.

3. 20 metre shuttle run test digunakan untuk mengukur tingkat kesegaran

jasmani.

4. GPAQ (global physical activity questionairre) digunakan untuk mengukur

tingkat aktivitas fisik harian.

5. Three days food recall yang dilakukan setiap minggu digunakan untuk

mengukur asupan diet harian diambil sebelum, selama dan sesudah

intervensi.

3.4.5. Analisis data

Analisis statistik dengan uji t-test berpasangan dan diikuti uji multivariat

regresi linier dengan menggunakan software SPSS 15.0 for Windows.

16

Page 17: BAB 1.docx

3.5. Hasil dan Pembahasan

Intervensi yang dilakukan dalam penelitian ini berupa intervensi diet dan

olahraga. Program intervensi diet berupa konseling asupan diet terhadap orang tua

pada awal penelitian dan pada anak dilakukan setiap dua minggu sekali..

Asupan diet awal subjek 1923,6 kkal/hari, setelah intervensi berupa

konseling dietetik mengenai diet kolesterol tahap I, turun menjadi 1502,3

kkal/hari. Selama delapan minggu pengamatan asupan diet harian dengan

menggunakan food recall setiap minggu sekali, didapatkan rerata asupan diet

harian 1503.3 kkal/hari, dengan asupan terendah 1116,7 kkal/hari dan yang

tertinggi 1930,7 kkal/hari. Didapatkan hasil berat badan subjek penelitian

menurun 0,7 kg setelah intervensi diet dan olahraga selama delapan minggu.

Sedangkan indeks massa tubuh subjek penelitian menurun 0,6 kg/m2. Lemak

tubuh subjek tidak berbeda secara bermakna sebelum dan setelah intervensi,

meskipun didapatkan penurunan rata-rata sekitar 1,2%.

Intervensi olahraga berupa program aktivitas fisik selama delapan minggu

dengan frekuensi 3 x @45 menit per minggu dengan intensitas sedang sampai

vigorous. Intervensi dilakukan pada bulan Juni – September 2009 24 kali

pertemuan.

Hasil intervensi olahraga berupa senam dan lari dengan intensitas sedang

dan vigorous, dengan rata-rata nilai METs (metabolic equivalent) 7,0 (6,9

kkal/kg/jam). Seluruh subjek penelitian memiliki tingkat kesegaran jasmani yang

rendah baik sebelum maupun setelah intervensi diet dan olahraga, meskipun

demikian didapatkan peningkatan kesegaran jasmani 1,66 ml/kg/menit setelah

intervensi.

Tidak didapatkan perbedaan lemak tubuh sebelum dan sesudah intervensi

olahraga. Beberapa alasan yang dapat menjelaskan tidak adanya perbedaan lemak

tubuh sebelum dan setelah intervensi adalah, yang pertama intervensi diet dan

olahraga selama delapan minggu belum cukup untuk menurunkan persentase

lemak tubuh subjek, sehingga dibutuhkan waktu yang lebih lama. Yang kedua

komposisi diet yang didapat dari three day food recall menghasilkan data

penurunan asupan kolesterol sebelum dan sesudah intervensi, akan tetapi asupan

17

Page 18: BAB 1.docx

karbohidrat tetap tinggi. Hal tersebut akan tetap mempengaruhi komposisi lemak

tubuh subjek pada akhir intervensi.

Berdasarkan VO2maks, tingkat kesegaran jasmani seluruh subjek

penelitian masuk dalam kategori kurang sekali dengan rerata VO2maks 20

ml/kg/menit dan mengalami peningkatan VO2maks setelah intervensi olahraga

dan diet meskipun masih dalam kategori kurang sekali.

Dari pengukuran aktivitas fisik pada 21 subjek menggunakan kuesioner

aktivitas fisik GPAQ didapatkan hasil 11 (52,4%) anak memiliki tingkat aktivitas

fisik yang aktif, sedangkan 10 (47,6%) anak inaktif. Indeks massa tubuh subjek

yang tidak aktif ditemukan lebih tinggi dibandingkan dengan subjek yang aktif.

Aktivitas fisik sebagai suatu bentuk pengeluaran energi dapat merupakan salah

satu target untuk tatalaksana obesitas yang efektif disamping pembatasan diet.

Didapatkan selain menurunkan berat badan juga dapat meningkatkan kebugaran

fisik termasuk system kardiorespirasi

Berdasarkan analisis regresi multivariat didapatkan bahwa perubahan

asupan diet merupakan predictor yang lebih berpengaruh terhadap perubahan

indeks massa tubuh dibandingkan dengan olahraga. Sedangkan untuk hubungan

variabel lain tidak didapatkan kemaknaan secara statistik dan bukan merupakan

suatu faktor predictor.

3.6. Kesimpulan

Kesimpulan dalam jurnal tersebut telah sesuai dengan syarat penulisan

kesimpulan yang baik dan benar, dimana kesimpulan pada jurnal tersebut telah

cukup singkat dan padat serta telah merefleksikan hasil penelitiannya tersebut.

Selain itu dalam kesimpulan telah dipaparkan rekomendasi perlunya dilakukan

penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh diet dan olahraga pada anak obesitas

dengan menggunakan durasi intervensi yang lebih panjang, dan pengendalian

faktor perancu yang lebih ketat seperti pengukuran tingkat aktivitas fisik harian

menggunakan alat yang objektif seperti accelerometer.

18

Page 19: BAB 1.docx

3.7. Daftar Pustaka

Pustaka yang digunakan sebagai referensi harus relevan dengan judul

penelitian. Rentang waktu penggunaan jurnal sebagai referensi tidak boleh lebih

dari 5 tahun terakhir. Hal ini dikarenakan suatu penelitian bersifat dinamis dan

selalu ada perubahan dari tahun ke tahun. Oleh karena itu, referensi juga harus

diperbaharahui. Selain itu, penyusunan urutan daftar pustaka harus berdasarkan

alfabet yang secara berturut-turut dari atas ke bawah, tanpa menggunakan angka

Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2010, Sehingga penggunaan jurnal

sebagai referensi/pustaka tidak boleh sebelum tahun 2005. Namun dalam jurnal

tersebut, masih terdapat beberapa referensi yang masih menggunakan jurnal lama.

Dan dalam menyusun urutan daftar pustaka, tidak diurutkan secara alfabetis. .

19

Page 20: BAB 1.docx

BAB 4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis terhadap jurnal yang berjudul “Pengaruh

Intervensi Diet dan Olah Raga Terhadap Indeks Massa Tubuh, Lemak Tubuh, dan

Kesegaran Jasmani pada Anak Obes” terdapat beberapa kekurangan dari jurnal

tersebut seperti abstrak yang tidak berbahasa inggris dan rentang waktu pustaka

dengan waktu penelitian yang terlalu lama lama. Namun, secara keseluruhan

jurnal tersebut sudah cukup baik.

4.2 Saran

Menurut kami jurnal yang berjudul “Pengaruh Intervensi Diet dan Olah

Raga Terhadap Indeks Massa Tubuh, Lemak Tubuh, dan Kesegaran Jasmani pada

Anak Obes” dapat memperbaiki kekurangan yang ada, seperti memperbaiki

abstrak dan memperbaharui pustaka yang digunakan.

20

Page 21: BAB 1.docx

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, D ,dan Poppy, M. 2003. Mencegah dan Mengatasi Kegemukan pada

Balita. Jakata: Puspa Swara.

Andrianto, Petrus. 1990. Gangguan Fisiologis Manusia dan Mekanisme Penyakit.

Jakarta : ECG.

Arisman. 2007. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC

Faizah, Z. 2004. Faktor Risiko Obesitas Pada Murid Sekolah Dasar Usia 6-7

Tahun Di Semarang. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro

Ganong, W. F., 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ganong. Edisi 22. Jakarta:

EGC

Misnadierly. 2007. Obesitas Sebagai Faktor Resiko Berbagai penyakit. Jakarta:

Pustaka Obor Populer

Mustofa, A. 2010. Solusi Ampuh Mengatasi Obesitas Disertai Pembahasan

Tentang Sebab, Akibat dan Solusi Mengenai Obesitas. Yogyakarta:

Hanggar Kreator

Nugraha, G. I., 2009. Etiologi dan Patofisiologi Obesitas. Dalam: Soegih, R. R.,

dan Wiramihardja, K. K. (Editor). Obesitas Permasalahan dan Terapi

Praktis. Jakarta: Sagung Seto

Purwati, Susi. 2001. Perencanaan Menu Untuk Penderita Kegemukan. Jakarta:

Penebar Swadaya

Rimbawan dan Albiner Siagian, 2004. Indeks Glikemik Pangan. Bogor: Penebar

Swadaya

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC.

21

Page 22: BAB 1.docx

Subradja, D. 2004. Obesitas Primer pada Anak. Bandung: PT. Kiblat Utama

Wirakusumah ES, 1994. Cara Aman dan Efektif Menurunkan Berat Badan.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

22