bab 1.docx
DESCRIPTION
BAB 1.docxTRANSCRIPT
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Obesitas atau kegemukan adalah suatu kelainan atau penyakit yang
ditandai oleh penimbunan jaringan lemak dalam tubuh secara berlebihan. Obesitas
terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara energi yang masuk dengan energi
yang keluar. Obesitas sudah mulai menjadi masalah kesehatan diseluruh dunia,
bahkan WHO menyatakan bahwa saat ini obesitas telah menjadi epidemik global,
sehingga sudah merupakan suatu masalah kesehatan yang harus segera ditangani.
Prevalensi obesitas di seluruh dunia baik di negara berkembang maupun
negara yang sedang berkembang telah meningkat dalam jumlah yang
mengkhawatirkan. Di seluruh dunia lebih dari 1 milyar orang dewasa mengalami
overweight dan lebih dari 3 juta mengalami obese.
Prevalensi obesitas pada anak usia 6-17 tahun di Amerika Serikat
meningkat dari 7,6- 10,8% menjadi 13-14%, di Rusia 10%, Cina 3,4% dan Inggris
10-17%. (Subradja, 2004).
Berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar Nasional tahun 2007
menunjukkan bahwa prevalensi obesitas pada anak usia sekolah di Indonesia
mencapai 15,9%. Sedangkan prevalensi obesitas pada anak SD di beberapa kota
besar di Indonesia berkisar 2,1%–25%. Penelitian di Semarang 9,1% dan 10,6%
anak usia 6-7 tahun, berturut turut menderita overweight dan obesitas, dengan
proporsi laki-laki lebih besar dibanding wanita Timbunan lemak yang berlebihan
berhubungan erat dengan tingginya IMT anak. (Faizah, 2004).
Anak yang mengalami obesitas pada masanya 75% akan menderita
obesitas pula pada masa dewasanya dan berpotensi mengalami berbagai penyebab
kesakitan dan kematian antara lain penyakit kardiovaskular dan diabetes mellitus
dan akibat yang ditimbulkan obesitas ini akan mempunyai dampak terhadap
tumbuh kembang anak itu sendiri. (Agoes, 2003).
Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui program yang dilaksanakan di
Indonesia dalam mengatahui masalah obesitas pada anak usia sekolah.
1
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana ringkasan jurnal tersebut?
2. Bagaimana struktur jurnal tersebut?
3. Bagaimana substansi tersebut?
4. Bagaimana metodologi penelitian jurnal tersebut?
5. Bagaimana hasil dan pembahasan jurnal tersebut?
6. Bagaimana kesimpulan jurnal tersebut?
7. Bagaimana daftar pustaka jurnal tersebut?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui ringkasan jurnal.
2. Menganalisis struktur jurnal.
3. Menganalisis substansi.
4. Menganalisis metodologi penelitian jurnal.
5. Menganalisis hasil dan pembahasan jurnal.
6. Menganalisis kesimpulan jurnal.
7. Menganalisis daftar pustaka jurnal.
1.4. Manfaat
1. Hasil analisis ini diharapkan dapat memotivasi penulis jurnal untuk lebih
memperhatikan cara penulisan jurnal yang baik dan benar
2. Bagi penulis, jurnal yang dianalisis dapat memberikan tambahan ilmu dan
pengalaman ilmiah di lapangan.
2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Obesitas
Kelebihan berat badan adalah suatu kondisi dimana perbandingan berat
badan dan tinggi badan melebihi standar yang ditentukan. Sedangkan obesitas
adalah kondisi kelebihan lemak, baik di seluruh tubuh atau terlokalisasi pada
bagian bagian tertentu. Obesitas merupakan peningkatan total lemak tubuh, yaitu
apabila ditemukan kelebihan berat badan >20% pada pria dan >25% pada wanita
karena lemak (Ganong W.F, 2003).
2.2. Penentuan Obesitas
Obesitas dapat dinilai dengan berbagai cara, metode yang lazim digunakan
saat ini antara lain pengukuran IMT (Index Massa Tubuh), lingkar pinggang, serta
perbandingan lingkar pinggang dan panggul.
2.2.1. IMT (Index Massa Tubuh)
Keadaan obesitas ditentukan dengan mengklasifikasikan status gizi
berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT), seperti pada tabel 2.1.
Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan rumus matematis yang berkaitan
dengan lemak tubuh orang dewasa, dan dinyatakan sebagai berat badan dalam
kilogram dibagi dengan kwadrat tinggi badan dalam ukuran meter
(Arisman,2007).
Rumus menentukan IMT :
IMT = BB
TB2
3
TABEL 2.1 KLASIFIKASI STATUS GIZI BERDASARKAN IMT
Status Gizi IMTKKP I < 16KKP II 16,0 – 16,9KKP III 17,0 – 18,4Normal 18,5 – 24,9
Obesitas I 25,0 – 29,9Obesitas II 30,0 – 40,0Obesitas III >40,0
Sumber: Maurice ES et al edisi VIII, Lea & Febinger, 1994 dalam Arisman, 2007
2.2.2 Lingkar Pinggang
IMT memiliki korelasi positif dengan total lemak tubuh, tetapi IMT bukan
merupakan indikator terbaik untuk obesitas Selain IMT, metode lain untuk
pengukuran antropometri tubuh adalah dengan cara mengukur lingkar pinggang.
Parameter penentuan obesitas merupakan hal yang paling sulit dilakukan karena
perbedaan cutt of point setiap etnis terhadap IMT maupun lingkar pinggang.
Sehinggga IDF (Internasional Diabetes Federation) mengeluarkan kriteria ukuran
lingkar pinggang berdasarkan etnis (Alberti, 2005).
Tabel 2.2 Kriteria ukuran pinggang berrdasarkan etnis
Negara/grup etnis Lingkar pinggang (cm) pada obesitas
Eropa Pria >94 Wanita >80
Asia Selatan Populasi China, Melayu, dan Asia-India
Pria >90 Wanita >80
China Pria >90 Wanita >80
Jepang Pria >85 Wanita >90
Amerika Tengah Gunakan rekomendasi Asia Selatan hingga tersedia data spesifik
Sub-Sahara Afrika Gunakan rekomendasi Eropa hingga tersedia data spesifik
Timur Tengah Gunakan rekomendasi Eropa hingga tersedia data spesifik
4
2.2.3 Rasio Lingkar Perut – Pinggul
Tabel 2.3 Rasio Lingkar perut dan pinggul
Jenis Kelamin Ukuran RLPP Normal
Wanita <0.85 Pria <0.90
2.3. Tipe-Tipe Obesitas
Berdasarkan penyebaran lemak didalam tubuh, ada dua tipe obesitas yaitu:1. Tipe Android
Tipe Android ditandai dengan adanya timbunan lemak pada pinggang,
perut dan bagian atas perut. Bentuk tubuh android biasanya pada wanita yang
sudah mengalami monopause. Dalam penelitian Vogue,seorang peneliti dari
Perancis mengatakan bahwa tipe Android ini potensial beresiko lebih tinggi
menderita penyakit yang berhubungan dengan metabolisme lemak dan glukosa
seperti Diabetes Mellitus, Jantung Koroner, Stroke, Hipertensi (Rimbawan,
2004)
2. Tipe Gynecoid
Gynecoid ditandai dengan adanya penumpukan lemak dibagian bawah
perut seperti panggul, pantat dan paha. Pada tipe gynecoid lebih aman
dibandingkan dengan tipe android, sebab lebih kecil kemungkinan mengalami
resiko terkena penyakit (Rimbawan, 2004).
Menurut Hirsch dan Knittle (1970) dalam Agoes (2003) berdasarkan
kondisi selnya obesitas dapat digolongkan dalam beberapa tipe, yaitu :
1. Tipe Hiperplastik
Obesitas yang terjadi karena jumlah sel yang lebih banyak dibandingkan
kondisi normal, tetapi ukuran sel-selnya sesuai dengan ukuran sel normal. Tipe
ini biasa terjadi pada anak-anak. Upaya menurunkan berat badan ke kondisi
normal diusia anak-anak akan lebih sulit.
5
2. Tipe Hipertropik
Obesitas tipe ini terjadi karena ukuran sel yang lebih besar dibandingkan
ukuran sel normal, tetapi jumlah sel normal. Obesitas tipe ini terjadi pada usia
dewasa dan upaya untuk menurunkan berat badan akan lebih mudah
dibandingkan tipe hiperplasti.
3. Tipe Hiperplastik dan Tipe Hipertropik
Obesitas tipe ini terjadi karena jumlah dan ukuran sel melebihi normal.
Obesitas tipe ini dimulai pada anak-anak dan langsung terus setelah dewasa.
Upaya menurunkan berat badan paling sulit dan paling beresiko terhadap
terjadinya komplikasi penyakit, seperti penyakit degenerative (Agoes, 2003).
2.4. Faktor yang Mempengaruhi Obesitas
2.4.1. Faktor genetik
Parental fatness merupakan faktor genetik yang berperanan besar.Bila
kedua orang tua obesitas, 80% anaknya menjadi obesitas.Bila salah satu orang tua
obesitas, kejadian obesitas menjadi 40% dan bila kedua orang tua tidak obesitas,
prevalensi menjadi 14% (Mustofa, 2010).
2.4.2. Faktor lingkungan
a. Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan
kebutuhan energi, sehingga apabila aktivitas fisik rendah maka kemungkinan
terjadinya obesitas akan meningkat. Misalnya pada anak seperti berkurangnya
lapangan tempat bermain serta tersedianya hiburan dalam bentuk game
elektonik atau playstation dan tontonan televisi (Nugraha, 2009). Kurangnya
aktivitas fisik inilah yang menjadi penyebab obesitas karena kurangnya
pembakaran lemak dan sedikitnya energi yang dipergunakan (Mustofa, 2010).
b. Gaya hidup
Kecenderungan anak-anak sekarang suka makan “fast food” yang berkalori
tinggi seperti hamburger, pizza, ayam goring dengan kentang goring, es krim,
aneka macam mie dan lain-lain (Soetjiningsih, 1995).
6
c. Sosial ekonomi
Perubahan pengetahuan, sikap, perilaku dan gaya hidup, pola makan, serta
peningkatan pendapatan mempengaruhi pemilihan jenis dan jumlah makanan
yang dikonsumsi (Syarif, 2003).
d. Nutrisi
Peranan faktor nutrisi dimulai sejak dalam kandungan dimana jumlah
lemak tubuh dan pertumbuhan bayi dipengaruhi berat badan ibu.Kenaikan
berat badan dan lemak anak dipengaruhi oleh waktu pertama kali mendapat
makanan padat, asupan tinggi kalori dari karbohidrat dan lemak (Syarif, 2003).
Terjadinya obesitas merupakan dampak dari terjadinya kelebihan asupan
energy (energy intake) dibandingkan dengan yang diperlukan
(energyexpenditure) oleh tubuh sehingga kelebihan asupan energi disimpan
dalam bentuk lemak (Nugraha, 2009).
Makanan merupakan sumber dari asupan energi. Di dalam makanan yang
akan diubah menjadi energi adalah karbohidrat, protein dan lemak. Apabila
asupan karbohidrat, protein dan lemak berlebih, maka karbohidrat akan
disimpan sebagai glikogen dalam jumlah terbatas dan sisanya lemak, protein
akan dibentuk sebagai protein tubuh dan sisanya lemak, sedangkan lemak akan
disimpan sebagai lemak. Tubuh memiliki kemampuan menyimpan lemak tidak
terbatas (Nugraha, 2009).
Faktor-faktor yang berpengaruh dari asupan makanan yang menyebabkan
obesitas adalah kuantitas, porsi sekali makan, kepadatan energi dari makanan
yang dimakan, kebiasaan makan (Nugraha, 2009).
Regulasi dan metabolisme di dalam tubuh terdiri dari dua faktor yaitu
controller (otak) dan controlled system/nutrient partitioning yaitu organ lain di
luar otak yang berperan dalam menggunakan dan menyimpan energi seperti
saluran cerna, liver, otot, ginjal dan jaringan adiposa (Nugraha, 2009)
Otak akan menerima sinyal (input) dari lingkungan ataupun dari dalam
tubuh sendiri dalam bentuk menghambat atau mengaktivasi motor sistem dan
memodulasi sistem saraf dan hormonal untuk mencari atau menjauhi makanan.
Hasil (output) dari sinyal yang diterima oleh otak akan mempengaruhi
7
pemilihan jenis makanan, porsi makan, lama makan, absorpsi serta
metabolisme zat gizi di dalam tubuh. Zat gizi tertentu yang secara khusus
berpengaruh terhadap otak untuk meningkatkan asupan makanan adalah zat
lemak (Nugraha, 2009)
Sinyal neural dan humoral yang mempengaruhi otak diantaranya berasal
dari saluran cerna. Saluran cerna diketahui mengeluarkan beberapa peptida
yang mempengaruhi asupan makanan diantaranya adalah kolesistokinin,
gastrin-releasing peptide, oksintomodulin, neuromedin B dan neuropeptida
YY3-36 yang akan mengurangi asupan makanan. Terdapat pula hormom-
hormon yang mempengaruhi asupan makanan melalui rangsangan ke otak baik
meningkatkan ataupun menurunkan yaitu norepinefrin, serotonin, dopaminin
dan histamin. Diantaranya histamin, apabila sekresi histamin berkurang, maka
asupan makanan akan meningkat (Nugraha, 2009).
Peptida lain adalah leptin. Leptin terutama disekresi oleh sel adipositi
meskipun juga dapat dihasilkan oleh plasenta dan gaster. Leptin akan bekerja
pada reseptor leptin di otak yang akan menghambat produksi peptide
neuropeptida Y (NPY) dan peptide agouti-related (AGRP) yang merupakan
peptin yang poten untuk merangsang makanan. Gangguan pada produksi leptin
atau reseptornya akan mengakibatkan keinginan makan yang berlebihan
(Nugraha, 2009).
2.5. Dampak obesitas
Dari segi fisik, orang yang mengalami obesitas akan mengalami rendah
diri dan merasa kurang percaya diri. Sehingga seringkali akan mengalami
tekanan, baik dari dirinya sendiri maupun dari lingkungannya ( Purwati, 2001)
Kelebihan penimbunan lemak diatas 20% berat badan idial, akan
menimbulkan permasalahan kesehatan hingga terjadi gangguan fungsi organ
tubuh (Misnadierly, 2007).
8
Orang dengan obesitas akan lebih mudah terserang penyakit degeneratif.
Penyakit – penyakit tersebut antara lain :
a. Hipertensi
Orang dengan obesitas akan mempunyai resiko yang tinggi terhadap
penyakit hipertensi. Menurut hasil penelitian menunjukkan bahwa pada usia 20
– 39 tahun orang obesitas mempunyai resiko dua kali lebih besar terserang
hipertensi dibandingkan dengan orang yang mempunyai berat badan normal
(Wirakusumah, 1994).
b. Jantung koroner
Penyakit jantung koroner adalah penyakit yang terjadi akibat penyempitan
pembuluh darah koroner. Hasil penelitian menyebutkan bahwa dari 500
penderita kegemukan, sekitar 88 % mendapat resiko terserang penyakit jantung
koroner. Meningkatnya factor resiko penyakit jantung koroner sejalan dengan
terjadinya penambahan berat. badan seseorang. Penelitian lain juga
menunjukkan kegemukan yang terjadi pada usia 20 – 40 tahun ternyata
berpengaruh lebih besar terjadinya penyakit jantung dibandingkan kegemukan
yang terjadi pada usia yang lebih tua (Purwati, 2001).
c. Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus dapat disebut penyakit keturunan, tetapi kondisi tersebut
tidak selalu timbul jika seseorang tidak kelebihan berat badan. Lebih dari 90 %
penderita diabetes mellitus tipe serangan dewasa adalah penderita kegemukan.
Pada umumnya penderita diabetes mempunyai kadar lemak yang abnormal
dalam darah. Maka, dianjurkan bagi penderita diabetes yang ingin menurunkan
berat badan sebaiknya dilakukan dengan mengurangi konsumsi bahan makanan
sumber lemak dan lebih banyak mengkonsumsi makanan tinggi serat (Purwati,
2001)
d. Gout
Penderita obesitas mempunyai resiko tinggi terhadap penyakit radang
sendi yang lebih serius jika dibandingkan dengan orang yang berat badannya
ideal. Penderita obesitas yang juga menderita gout harus menurunkan berat
badannya secara perlahan-lahan (Purwati, 2001)
9
e. Batu Empedu
Penderita obesitas mempunyai resiko terserang batu empedu lebih tinggi
karena ketika tubuh mengubah kelebihan lemak makanan menjadi lemak
tubuh, cairan empedu lebih banyak diproduksi didalam hati dan disimpan
dalam kantong empedu. Penyakit batu empedu lebih sering terjadi pada
penderita obesitas tipe buah apel. Penurunan berat badan tidak akan mengobati
penyakit batu empedu, tetapi hanya membantu dalam pencegahannya.
Sedangkan untuk mengobati batu empedu harus menggunakan sinar ultrasonic
maupun melalui pembedahan (Andrianto, 1990).
f. Kanker
Hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa laki-laki dengan obesitas
akan beresiko terkena kanker usus besar, rectum, dan kelenjar prostate.
Sedangkan pada wanita akan beresiko terkena kanker rahim dan kanker
payudara.
Untuk mengurangi resiko tersebut konsumsi lemak total harus dikurangi.
Pengurangan lemak dalam makanan sebanyak 20 – 25 % perkilo kalori
merupakan pencegahan terhadap resiko penyakit kanker payudara (Purwati,
2001).
10
BAB 3. ANALISIS JURNAL
3.1. Ringkasan Jurnal
3.1.1. Latar Belakang Jurnal
Prevalensi obesitas meningkat pada tahun-tahun terakhir. Penelitian di
Amerika pada tahun 1997, 21-24% anak Amerika menderita overweight dan 15%
menderita obesitas. Prevalensi obesitas pada anak SD di beberapa kota besar di
Indonesia berkisar 2,1%–25-%.
Anak obesitas memiliki tingkat aktivitas fisik dan tingkat kesegaran
jasmani yang rendah. Aktivitas fisik yang tidak adekuat menyebabkan semakin
banyak lemak tubuh yang ditimbun pada jaringan, sedangkan kesegaran jasmani
yang rendah dapat mempengaruhi kesehatan fisik anak obes.
Olahraga dapat meningkatkan tingkat kesegaran jasmani anak obesitas.
Seseorang yang secara fisik bugar dapat melakukan aktivitas fisik sehari-harinya
dengan giat, memiliki risiko rendah dalam masalah kesehatan dan dapat
menikmati olahraga serta berbagai aktivitas lainnya.
3.1.2. Isi Jurnal
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh diet dan olahraga
terhadap indeks massa tubuh, lemak tubuh dan kesegaran jasmani anak obesitas,
dengan metode intervensi yang dilakukan di sekolah.
Intervensi diet berupa konseling pada anak dan orangtua. Sedangkan
intervensi olahraga tiga kali 45 menit per minggu selama 8 minggu. Pengambilan
data pada awal dan akhir penelitian berupa data antropometri dengan
menggunakan timbangan Tanita BC 545 Inner Scan Body Composition dan
tingkat kesegaran jasmani diukur menggunakan 20 meter shuttle run test,
kemudian dilakukan analisis data dengan t-test berpasangan dan analisis
multivariat.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Intervensi diet dan olahraga
selama 8 minggu menurunkan indeks massa tubuh, meningkatkan tingkat
kesegaran jasmani, tetapi tidak didapatkan pengaruh yang signifikan terhadap
lemak tubuh. Asupan diet merupakan variabel yang paling berpengaruh
11
3.2. Struktur
3.2.1. Judul Jurnal
Penulisan sebuah judul penelitian harus berbentuk frase atau kelompok
kata dan sebaiknya tidak lebih dari 15 kata dalam Bahasa Indonesia, yang mana
tidak termasuk kata sambung dan kata depan.
Judul “Pengaruh Intervensi Diet dan Olah Raga Terhadap Indeks Massa
Tubuh, Lemak Tubuh, dan Kesegaran Jasmani pada Anak Obes” sudah spesifik,
dimana judul tersebut dapat menggambarkan sasaran dan masalah yang akan
dibahas. Judul ini juga sudah cukup efektif dan tidak terlalu panjang, karena
terdiri dari 14 kata. Selain itu, judul tersebut sudah cukup menarik, karena
pembaca dapat langsung menangkap makna yang disampaikan dalam jurnal dalam
sekali baca.
Dalam judul penelitian ini juga sudah dicantumkan variabel penelitian
yang diteliti, yaitu diet, olahraga, indeks massa tubuh, lemak tubuh, kesegaran
jasmani, dan obes.
3.2.2. Nama Penulis
Dalam penulisan nama peneliti suatu jurnal bila peneliti lebih dari satu
orang, maka harus mencantumkan semua nama peneliti. Dan harus
mencantumkan nama lembaga tempat peneliti bekerja. Hal ini bertujuan untuk
lebih meyakinkan apakah penelitian tersebut benar-benar di lakukan oleh orang
yang berkompeten dan berkaitan erat dengan penelitian tersebut.
Dalam jurnal ini, nama semua peneliti yang bekerjasama sudah dituliskan.
Penelitian ini dilakukan oleh orang, yaitu: MS Anam, M Mexitalia, Bagoes
Widjanarko, Adriyan Pramono, Hardhono Susanto, Hertanto Wahyu Subagio.
Selain itu, dalam jurnal penelitian ini sudah dicantumkan nama lembaga
tempat peneliti bekerja. Yaitu Bagian Ilmu Kesehatan Anak/RS Dr Kariadi,
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Program Studi Ilmu Gizi, Bagian Anatomi,
Bagian Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang.
Dengan mencantumkan hal tersebut sehingga tidak menimbulkan keraguan bagi
pembaca.
12
3.2.3. Penerbit
Jurnal yang berjudul “Pengaruh Intervensi Diet dan Olah Raga Terhadap
Indeks Massa Tubuh, Lemak Tubuh, dan Kesegaran Jasmani pada Anak
Obes” diterbitkan oleh Sari Pediatri, Vol. 12, No. 1, Juni 2010.
3.2.4. Abstrak
Abstrak harus berbahasa inggris. Dan berdasarkan ketentuan, jumlah kata
maksimum dalam abstrak biasanya adalah 200 kata. Selain itu juga perlu
diperhatikan untuk menghindari pengulangan judul dalam abstrak untuk
menghemat kata.
Isi abstrak menggambarkan butir-butir pokok/utama dari keseluruhan
jurnal seperti tujuan penelitian, pembahasan, dan kesimpulan. Sehingga dapat
mempersingkat waktu dalam memahami jurnal.
Di bawah abstrak juga perlu dicantumkan kata-kata kunci (key words)
yang dapat dipakai untuk mengindeks jurnal tersebut. Kata kunci (key word)
adalah kata-kata yang penting dan paling menonjol dalam karangan ilmiah itu.
Abstrak dalam jurnal penelitian ini tidak menggunakan bahasa inggris dan
jumlah kata dalam abstrak tersebut tidak lebih dari 200 kata, tepatnya yaitu 193
kata. Abstrak penelitian ini sudah menggambarkan beberapa hal penting yang ada
dalam jurnal, antara lain latar belakang masalah yang di angkat dalam penelitian,
tujuan penelitian, metode, hasil dan kesimpulan hasil penelitian.
Dibawah abstrak juga sudah ditampilkan beberapa kata kunci (key words)
yaitu: diet, olahraga, indeks massa tubuh, lemak tubuh, kesegaran jasmani, obes
3.3. Substansi
3.3.1. Latar Belakang
Latar belakang tidak harus diberi judul dan dapat ditulis langsung setelah
abstrak. Bagian ini menyajikan secara singkat rasional penelitian, masalah dan
tindakan pemecahan masalah, serta tujuan penelitian. Pada bagian ini
dicantumkan landasan teori secara ringkas yang langsung menangani masalah
13
yang diteliti, disertai rujukan pustaka yang terjamin otoritas penulisnya (Diklat
karya Tulis Ilmiah Guru, 2008).
Latar belakang jurnal “Pengaruh Intervensi Diet dan Olah Raga Terhadap
Indeks Massa Tubuh, Lemak Tubuh, dan Kesegaran Jasmani pada Anak Obes”
sudah menampilkan besaran masalah yang terjadi, namun data beberapa besaran
masalah yang disampaikan oleh penulis sudah cukup lama. Pada jurnal tersebut
data yang disampaikan juga sudah runtut, yaitu dari yang bersifat global terlebih
dahulu, kemudian nasional dan regional.
Dalam latar belakang tersebut dijelaskan bahwa obesitas pada anak
disebabkan karena anak obesitas memiliki tingkat aktivitas fisik dan tingkat
kesegaran jasmani yang rendah. Aktivitas fisik yang tidak adekuat menyebabkan
semakin banyak lemak tubuh yang ditimbun pada jaringan, sedangkan kesegaran
jasmani yang rendah dapat mempengaruhi kesehatan fisik anak obes.
Konsep solusi yang diberikan dalam latar belakang jurnal, yakni
memberikan intervensi diet asupan dan olahraga agar dapat meningkatkan tingkat
kesegaran jasmani anak obesitas. Kesegaran jasmani didefinisikan sebagai suatu
keadaan yang dimiliki atau dicapai seseorang dalam kaitannya dengan
kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik. Seseorang yang secara fisik bugar
dapat melakukan aktivitas fisik sehari-harinya dengan giat, memiliki risiko rendah
dalam masalah kesehatan dan dapat menikmati olahraga serta berbagai aktivitas
lainnya.
3.3.2. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini dijelaskan dalam abtrak dan latar belakang.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh diet dan olahraga terhadap
indeks massa tubuh, lemak tubuh dan kesegaran jasmani anak obesitas, dengan
metode intervensi yang dilakukan di sekolah.
3.4. Metodologi Penelitian
3.4.1. Desain Penelitian
14
Desain penelitian yang digunakan adalah Penelitian pra eksperimental one
group pre and post test design.
3.4.2. Sampel Penelitian
Penelitian tersebut dilakukan di SD Bernadus Semarang dari bulan Juni –
September 2009 pada anak umur 9-10 tahun. Pemilihan subjek penelitian dengan
cara consecutive sampling, seluruh murid SD obes dan bersedia mengikuti
penelitian menjalani intervensi diet dan olahraga. Sehingga sampel yang didapat
sebanyak dilakukan pada 21 anak, 17 laki-laki dan 4 perempuan. Dari 21 anak
tersebut satu anak perempuan tidak melanjutkan penelitian karena pindah sekolah
pada minggu kedua intervensi,sehingga data akhir yang didapatkan dan dapat
dianalisis 20 anak (17 laki-laki dan 3 perempuan).
3.4.3.Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Jenis dan cara pengumpulan data yang diambil adalah :
1. Data Primer
Data primer meliputi pengukuran awal dan pengukuran akhir berupa data
antropometri (BB, TB, indeks massa tubuh, lemak tubuh). Berat badan dan lemak
tubuh diukur dengan timbangan Tanita BC 545 Inner Scan Body Composition
yang telah distandarisasi dan dengan tingkat ketelitian 100 gram. Penimbangan
dilakukan dengan melepas sepatu namun masih menggunakan seragam olahraga
sekolah
Tinggi badan diukur dengan microtoise yang sudah distandarisasi, dengan
tingkat ketelitian 0,1 cm. Pengukuran dilakukan dengan posisi tegak, muka
menghadap lurus ke depan tanpa memakai alas kaki.
Tingkat kesegaran jasmani diukur menggunakan 20 metre shuttle run test,
pengukuran dengan cara anak berlari secara ulang alik sejauh 20 meter, sambil
mendengar serangkaian bunyi sinyal “ding” yang terekam dalam kaset, kemudian
hasil akan dikonversikan dalam VO2 maks dengan menggunakan kalkulator
VO2maks.
Tingkat aktivitas fisik harian diukur mengunakan GPAQ (global physical
activity questionairre) suatu kuesioner aktivitas fisik yang telah luas digunakan
15
dengan cara wawancara terhadap subjek mengenai aktivitas fisik yang dilakukan
selama satu bulan terakhir dengan interval berapa kali perminggu dan durasi
dalam menit, kemudian ditentukan kategori aktif atau tidak aktif (subjek dikatakan
aktif jika memenuhi kategori adekuat atau vigorous yaitu melakukan aktivitas
fisik paling sedikit tiga jam selama seminggu, atau melakukan aktivitas fisik
sedang paling sedikit tiga kali 20 menit dalam seminggu dan dikatakan tidak aktif
jika memenuhi kriteria inadekuat yaitu tidak memenuhi kategori aktif ), sebelum
intervensi.
Sedangkan asupan diet harian diambil sebelum, selama dan sesudah
intervensi dengan three days food recall yang dilakukan setiap minggu selama
intrevensi.
3.4.4. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini instrumen penelitian yang dipakai adalah :
1. Timbangan Tanita BC 545 Inner Scan Body Composition yang telah
distandarisasi dan dengan tingkat ketelitian 100 gram digunakan untuk
mengukur berat badan dan lemak tubuh.
2. Microtoise yang sudah distandarisasi, dengan tingkat ketelitian 0,1 cm
digunakan untuk mengukur tinggi badan.
3. 20 metre shuttle run test digunakan untuk mengukur tingkat kesegaran
jasmani.
4. GPAQ (global physical activity questionairre) digunakan untuk mengukur
tingkat aktivitas fisik harian.
5. Three days food recall yang dilakukan setiap minggu digunakan untuk
mengukur asupan diet harian diambil sebelum, selama dan sesudah
intervensi.
3.4.5. Analisis data
Analisis statistik dengan uji t-test berpasangan dan diikuti uji multivariat
regresi linier dengan menggunakan software SPSS 15.0 for Windows.
16
3.5. Hasil dan Pembahasan
Intervensi yang dilakukan dalam penelitian ini berupa intervensi diet dan
olahraga. Program intervensi diet berupa konseling asupan diet terhadap orang tua
pada awal penelitian dan pada anak dilakukan setiap dua minggu sekali..
Asupan diet awal subjek 1923,6 kkal/hari, setelah intervensi berupa
konseling dietetik mengenai diet kolesterol tahap I, turun menjadi 1502,3
kkal/hari. Selama delapan minggu pengamatan asupan diet harian dengan
menggunakan food recall setiap minggu sekali, didapatkan rerata asupan diet
harian 1503.3 kkal/hari, dengan asupan terendah 1116,7 kkal/hari dan yang
tertinggi 1930,7 kkal/hari. Didapatkan hasil berat badan subjek penelitian
menurun 0,7 kg setelah intervensi diet dan olahraga selama delapan minggu.
Sedangkan indeks massa tubuh subjek penelitian menurun 0,6 kg/m2. Lemak
tubuh subjek tidak berbeda secara bermakna sebelum dan setelah intervensi,
meskipun didapatkan penurunan rata-rata sekitar 1,2%.
Intervensi olahraga berupa program aktivitas fisik selama delapan minggu
dengan frekuensi 3 x @45 menit per minggu dengan intensitas sedang sampai
vigorous. Intervensi dilakukan pada bulan Juni – September 2009 24 kali
pertemuan.
Hasil intervensi olahraga berupa senam dan lari dengan intensitas sedang
dan vigorous, dengan rata-rata nilai METs (metabolic equivalent) 7,0 (6,9
kkal/kg/jam). Seluruh subjek penelitian memiliki tingkat kesegaran jasmani yang
rendah baik sebelum maupun setelah intervensi diet dan olahraga, meskipun
demikian didapatkan peningkatan kesegaran jasmani 1,66 ml/kg/menit setelah
intervensi.
Tidak didapatkan perbedaan lemak tubuh sebelum dan sesudah intervensi
olahraga. Beberapa alasan yang dapat menjelaskan tidak adanya perbedaan lemak
tubuh sebelum dan setelah intervensi adalah, yang pertama intervensi diet dan
olahraga selama delapan minggu belum cukup untuk menurunkan persentase
lemak tubuh subjek, sehingga dibutuhkan waktu yang lebih lama. Yang kedua
komposisi diet yang didapat dari three day food recall menghasilkan data
penurunan asupan kolesterol sebelum dan sesudah intervensi, akan tetapi asupan
17
karbohidrat tetap tinggi. Hal tersebut akan tetap mempengaruhi komposisi lemak
tubuh subjek pada akhir intervensi.
Berdasarkan VO2maks, tingkat kesegaran jasmani seluruh subjek
penelitian masuk dalam kategori kurang sekali dengan rerata VO2maks 20
ml/kg/menit dan mengalami peningkatan VO2maks setelah intervensi olahraga
dan diet meskipun masih dalam kategori kurang sekali.
Dari pengukuran aktivitas fisik pada 21 subjek menggunakan kuesioner
aktivitas fisik GPAQ didapatkan hasil 11 (52,4%) anak memiliki tingkat aktivitas
fisik yang aktif, sedangkan 10 (47,6%) anak inaktif. Indeks massa tubuh subjek
yang tidak aktif ditemukan lebih tinggi dibandingkan dengan subjek yang aktif.
Aktivitas fisik sebagai suatu bentuk pengeluaran energi dapat merupakan salah
satu target untuk tatalaksana obesitas yang efektif disamping pembatasan diet.
Didapatkan selain menurunkan berat badan juga dapat meningkatkan kebugaran
fisik termasuk system kardiorespirasi
Berdasarkan analisis regresi multivariat didapatkan bahwa perubahan
asupan diet merupakan predictor yang lebih berpengaruh terhadap perubahan
indeks massa tubuh dibandingkan dengan olahraga. Sedangkan untuk hubungan
variabel lain tidak didapatkan kemaknaan secara statistik dan bukan merupakan
suatu faktor predictor.
3.6. Kesimpulan
Kesimpulan dalam jurnal tersebut telah sesuai dengan syarat penulisan
kesimpulan yang baik dan benar, dimana kesimpulan pada jurnal tersebut telah
cukup singkat dan padat serta telah merefleksikan hasil penelitiannya tersebut.
Selain itu dalam kesimpulan telah dipaparkan rekomendasi perlunya dilakukan
penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh diet dan olahraga pada anak obesitas
dengan menggunakan durasi intervensi yang lebih panjang, dan pengendalian
faktor perancu yang lebih ketat seperti pengukuran tingkat aktivitas fisik harian
menggunakan alat yang objektif seperti accelerometer.
18
3.7. Daftar Pustaka
Pustaka yang digunakan sebagai referensi harus relevan dengan judul
penelitian. Rentang waktu penggunaan jurnal sebagai referensi tidak boleh lebih
dari 5 tahun terakhir. Hal ini dikarenakan suatu penelitian bersifat dinamis dan
selalu ada perubahan dari tahun ke tahun. Oleh karena itu, referensi juga harus
diperbaharahui. Selain itu, penyusunan urutan daftar pustaka harus berdasarkan
alfabet yang secara berturut-turut dari atas ke bawah, tanpa menggunakan angka
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2010, Sehingga penggunaan jurnal
sebagai referensi/pustaka tidak boleh sebelum tahun 2005. Namun dalam jurnal
tersebut, masih terdapat beberapa referensi yang masih menggunakan jurnal lama.
Dan dalam menyusun urutan daftar pustaka, tidak diurutkan secara alfabetis. .
19
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis terhadap jurnal yang berjudul “Pengaruh
Intervensi Diet dan Olah Raga Terhadap Indeks Massa Tubuh, Lemak Tubuh, dan
Kesegaran Jasmani pada Anak Obes” terdapat beberapa kekurangan dari jurnal
tersebut seperti abstrak yang tidak berbahasa inggris dan rentang waktu pustaka
dengan waktu penelitian yang terlalu lama lama. Namun, secara keseluruhan
jurnal tersebut sudah cukup baik.
4.2 Saran
Menurut kami jurnal yang berjudul “Pengaruh Intervensi Diet dan Olah
Raga Terhadap Indeks Massa Tubuh, Lemak Tubuh, dan Kesegaran Jasmani pada
Anak Obes” dapat memperbaiki kekurangan yang ada, seperti memperbaiki
abstrak dan memperbaharui pustaka yang digunakan.
20
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, D ,dan Poppy, M. 2003. Mencegah dan Mengatasi Kegemukan pada
Balita. Jakata: Puspa Swara.
Andrianto, Petrus. 1990. Gangguan Fisiologis Manusia dan Mekanisme Penyakit.
Jakarta : ECG.
Arisman. 2007. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC
Faizah, Z. 2004. Faktor Risiko Obesitas Pada Murid Sekolah Dasar Usia 6-7
Tahun Di Semarang. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro
Ganong, W. F., 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ganong. Edisi 22. Jakarta:
EGC
Misnadierly. 2007. Obesitas Sebagai Faktor Resiko Berbagai penyakit. Jakarta:
Pustaka Obor Populer
Mustofa, A. 2010. Solusi Ampuh Mengatasi Obesitas Disertai Pembahasan
Tentang Sebab, Akibat dan Solusi Mengenai Obesitas. Yogyakarta:
Hanggar Kreator
Nugraha, G. I., 2009. Etiologi dan Patofisiologi Obesitas. Dalam: Soegih, R. R.,
dan Wiramihardja, K. K. (Editor). Obesitas Permasalahan dan Terapi
Praktis. Jakarta: Sagung Seto
Purwati, Susi. 2001. Perencanaan Menu Untuk Penderita Kegemukan. Jakarta:
Penebar Swadaya
Rimbawan dan Albiner Siagian, 2004. Indeks Glikemik Pangan. Bogor: Penebar
Swadaya
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC.
21
Subradja, D. 2004. Obesitas Primer pada Anak. Bandung: PT. Kiblat Utama
Wirakusumah ES, 1994. Cara Aman dan Efektif Menurunkan Berat Badan.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
22