bab 1.docx

8
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mutu pelayanan kesehatan adalah derajat dipenuhinya kebutuhan masyarakat atau perorangan terhadap asuhan kesehatan yang sesuai dengan standar profesi yang baik dengan pemanfaatan sumber daya secara wajar, efisien, efektif dalam keterbatasan kemampuan pemerintah dan masyarakat, serta diselenggarakan secara aman dan memuaskan pelanggan sesuai dengan norma dan etika yang baik (Azrul Azwar, 1999) pada buku Bustami (2011:16). Dari batasan yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa mutu pelayanan kesehatan adalah kesesuaian pelayanan kesehatan dengan standar profesi dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara baik, sehingga semua kebutuhan pelanggan dan tujuan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal dapat tercapai. Pelayanan kesehatan, baik di puskesmas, rumah sakit,

Upload: arisfrmnsyah

Post on 25-Nov-2015

11 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

BAB 1.docx

TRANSCRIPT

BAB 1PENDAHULUAN

0. Latar BelakangMutu pelayanan kesehatan adalah derajat dipenuhinya kebutuhan masyarakat atau perorangan terhadap asuhan kesehatan yang sesuai dengan standar profesi yang baik dengan pemanfaatan sumber daya secara wajar, efisien, efektif dalam keterbatasan kemampuan pemerintah dan masyarakat, serta diselenggarakan secara aman dan memuaskan pelanggan sesuai dengan norma dan etika yang baik (Azrul Azwar, 1999) pada buku Bustami (2011:16). Dari batasan yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa mutu pelayanan kesehatan adalah kesesuaian pelayanan kesehatan dengan standar profesi dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara baik, sehingga semua kebutuhan pelanggan dan tujuan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal dapat tercapai. Pelayanan kesehatan, baik di puskesmas, rumah sakit, atau institusi pelayanan kesehatan lainnya, merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang saling terkait, saling tergantung, dan saling mempengaruhi antara satu dengan lainnya. Mutu pelayanan kesehatan di puskesmas dan rumah sakit adalah produk akhir dari interaksi dan ketergantungan yang rumit antara berbagai komponen atau aspek pelayanan. (Bustami, 2011:16). Nursalam (2003:105) dalam bukunya Nursalam (2011:328) menyebutkan kepuasan adalah perasaan senang seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesenangan terhadap aktivitas dan suatu produk dengan harapannya. BPJS adalah badan hukum publik yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial. BPJS terdiri dari BPJS kesehatan dan BPJS ketenagakerjaan (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2013:2).Rumah sakit Hasil survey awal yang didapat oleh peneliti di kelurahan Tunjung, yang berjumlah 45 keluarga diperoleh data sebagai berikut : pola asuh permisif sebanyak 53%, 31% yang menerapkan pola asuh demokratif dan 16% menerapkan pola asuh otoriter. Kemudian peneliti melakukan studi pendahuluan dari 10 anak usia pra sekolah secara acak, didapatkan anak yang memiliki kepribadian koleris 40% orang, yang memiliki kepribadian sanguinis 30% orang, kepribadian melankolis 20% orang dan yang memiliki kepribadian phlegmatis 10% orang. Gunawan (2011:50) mengatakan jumlah anak sanguinis dalam masyarakat 25%-30%, anak koleris sekitar 10% dari populasi, dan jumlah anak phlegmatis 30%-35%. Pola asuh yang berbeda disetiap keluarga ada hubungannya dengan kepribadian anak dari kecil hingga dewasa, terlebih lagi jika orang tua memiliki anak lebih dari satu, maka akan mendapati setiap anaknya memiliki perilaku dan sifat yang berbeda-beda. Perbedaan dalam berprilaku dan sifat inilah yang disebut sifat dasar atau kepribadian. Kepribadian tersebut sudah ada sejak lahir dan akan menetap sampai dewasa. Meskipun tidak dapat diubah secara menyeluruh namun dapat distimulasi dari faktor luar untuk membentuk suatu kepribadian yang lebih baik dengan proses yang lebih kompleks yaitu pola asuh orang tua. Pola asuh otoriter berusaha membentuk, mengendalikan dan mengevaluasi perilaku anak, serta sering memberi hukuman menyebabkan efek negatif pada anak dan pembentukan kepribadian yang kurang efektif (Middlebrook dalam bunda fatih, 2008:56). Pola asuh tersebut akan berdampak tingkah laku yang agresif pada anak. Untuk pola asuh permisif berusaha menerima dan bersikap positif terhadap keinginan-keinginan anak. Dengan begitu anak akan belajar mengatasi masalah yg dihadapi tanpa turut campur orang tua. Akan tetapi ternyata hasilnya sangat tidak kondusif bagi pembentukan karakter anak (Fatih, 2008:55). Dan pola demokratif yang selalu memberi kesempatan pada anak untuk menyampaikan pendapatnya mengajarkan anak untuk memiliki pribadi yang kritis. Tampaknya pola asuh demokratif lebih kondusif dalam pembentukan kepribadian anak (Baumrind dalam Fatih, 2008:56 ). Hampir setiap orang tua berpikir harus memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Mendidik anaknya sesuai dengan pola asuh orang tua masing-masing. Sehingga menjadikan anak berkepribadian baik sesuai dengan yang diinginkan orang tua. Dari penjelasan paragraf sebelumnya, orang tua harus menerapkan pola asuh yang benar terhadap anaknya karena jenis pola asuh yang diterapkan orang tua sangat menentukan keberhasilan pendidikan karakter anak. Kesalahan dalam pengasuhan anak akan mengakibatkan kegagalan dalam pembentukan kepribadian anak yang baik sehingga generasi yang akan membangun masa depan bangsa ini akan menjadi kacau dan tak tentu arah (Fatih:59). Untuk mencegah hal tersebut diperlukan generasi dengan kepribadian yang baik. Misal jenis pola asuh demokratis yang menunjukkan pola asuh yang menerima, yang nantinya anak merasa disayang, dihargai, dilindungi dan diberi dukungan (Rohner dalam Fatih, 2008:58). Pola asuh ini sangat baik untuk pembentukan kepribadian yang pro sosial, percaya diri dan mandiri tetapi sangat peduli dengan lingkungan (Fatih, 2008:58). orang tua yang demokratis lebih mendukung perkembangan anak terutama dalam hal kemandirian dan tanggung jawab (Baumrind dalam Fatih, 2008:56)

0. Rumusan MasalahBagaimana hubungan mutu pelayanan kesehatan BPJS terhadap kepuasan pasien di Rumah Sakit Dr. Ramelan Surabaya?

0. Tujuan Penelitian2. Tujuan UmumMenganalisa hubungan antara mutu pelayanan kesehatan BPJS terhadap kepuasan pasien di Rumah Sakit Dr. Ramelan Surabaya.2. Tujuan Khusus1. Mengidentifikasi mutu pelayanan kesehatan BPJS di Unit Rawat Jalan Rumah Sakit Dr. Ramelan Surabaya1. Mengidentifikasi kepuasan pasien di Rumah Sakit Dr. Ramelan Surabaya1. Menganalisis hubungan mutu pelayanan kesehatan BPJS terhadap kepuasan pasien di Rumah Sakit Dr. Ramelan Surabaya0. Manfaat Penelitian3. TeoritisDapat membuktikan secara ilmiah tentang hubungan mutu pelayanan kesehatan BPJS terhadap kepuasan pasien 3. Praktis1. Bagi Orang tuaDengan hasil penelitian ini diharapkan orang tua di masyarakat mampu mengaplikasikan pola asuh yang baik sehingga membentuk kepribadian anak yang baik pula. Dan bisa menjadi ilmu yang bermanfaat dikemudian hari.1. Bagi IptekHasil penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu pendidikan khususnya para mahasiswa.1. Bagi Profesi KeperawatanDiharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan bagi profesi dalam mengembangkan perencanaan keperawatan yang akan dilakukan tentang hubungan pola asuh dengan kepribadian anak usia pra sekolah.