bab 1.docx

23
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fisiologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari fungsi, mekanisme dan cara kerja organ, jaringan dan sel-sel organisme. Karena tiap-tiap jenis kehidupan mempunyai sifat-sifat fungsional tersendiri, maka fisiologi biasanya dikelompokkan menjadi bagian- bagian yang lebih khusus antara lain: fisiologi firus, fisiologi bakteri, fisiologi tumbuhan, fisiologi ikan dan sebagainya. Bahkan, lebih spesifik lagi, fisiologi dikelompokkan ke dalam fisiologi pencernaan, fisiologi pertumbuhan, fisiologi reproduksi dan lain-lain. Masing-masing bidang fisiologi tersebut mencoba menerangkan factor-faktor fisika dan kimia yang mempengaruhi seluruh proses kehidupan (Fujaya, 2002). Ilmu yang mempelajari fungsi mekanisme dan cara kerja dari organ, jaringan, sel dari suatu organism. Fungsi fisiologis fungsi komponen tubuh, fungsi nutritif/vegetatif pengambilan dan pemanfaatan makanan, fungsi responsif penyesuaian terhadap lingkungan, fungsi reproduktif memperbanyak keturunan. Fisiologi secara umum adalah metabolisme sel, sistem transportasi pada, sel reproduksi sel dan istilah kadar larutan (Perus, 2014).

Upload: brifelov

Post on 24-Nov-2015

34 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

BAB 1.docx

TRANSCRIPT

4

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Fisiologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari fungsi, mekanisme dan cara kerja organ, jaringan dan sel-sel organisme. Karena tiap-tiap jenis kehidupan mempunyai sifat-sifat fungsional tersendiri, maka fisiologi biasanya dikelompokkan menjadi bagian-bagian yang lebih khusus antara lain: fisiologi firus, fisiologi bakteri, fisiologi tumbuhan, fisiologi ikan dan sebagainya. Bahkan, lebih spesifik lagi, fisiologi dikelompokkan ke dalam fisiologi pencernaan, fisiologi pertumbuhan, fisiologi reproduksi dan lain-lain. Masing-masing bidang fisiologi tersebut mencoba menerangkan factor-faktor fisika dan kimia yang mempengaruhi seluruh proses kehidupan (Fujaya, 2002).Ilmu yang mempelajari fungsi mekanisme dan cara kerja dari organ, jaringan, sel dari suatu organism. Fungsi fisiologis fungsi komponen tubuh, fungsi nutritif/vegetatif pengambilan dan pemanfaatan makanan, fungsi responsif penyesuaian terhadap lingkungan, fungsi reproduktif memperbanyak keturunan. Fisiologi secara umum adalah metabolisme sel, sistem transportasi pada, sel reproduksi sel dan istilah kadar larutan (Perus, 2014).Hormon yang sering digunakan untukmerangsang pemijahan di berbagai negara saatini adalah sGnRHa + domperidon. Salah satu faktor yang mempengaruhi rangsangan pemijahan adalah pemberian dosis yang tepat. Dosis hormon yang kurang tepatakan memberikan hasil yang kurang. supaya ikan mau memijah, maka dalam prosesnya akan lebih baik jika menggunakan manipulasi hormon yaitu melalui penyuntikan beberapa macam hormone. Hormon-hormon yang telah dicoba untuk merangsang pemijahan pada ikan baik betina maupun jantan yaitu ekstrak hipofisa (Reny, 2008).Penerapan kawin rangsang (hipofisasi) menggunakan ekstrak hipofise ikan mas telah dilakukan sejak tahun 1930-an di negaranegara Brazil, Uni Soviet, India, Amerika, dan beberapa negara Eropa lainnya. Selanjutnya teknik hipofisasi ini berkembang pesat di sekitar tahun 1970-an setelah percobaan hipofisasi pada ikan lele, belanak, dan bandeng berhasil. Di Indonesia sendiri ekstrak hipofisa ikan mas telah digunakan sejak tahun 1980-an untuk pemijahan ikanikan ekonomis penting seperti patin, jelawat, dan lele dumbo. Hipofisasi merupakan salah satu teknik untuk mempercepat pemijahan ikan melalui injeksi kelenjar hipofisa. Hipofisasi dapat dilakukan dengan menyuntikkan suspensi kelenjar hipofisa pada tubuh ikan yang akan dibiakkan (Nardi, 2011).Semakin menurunnya kualitas air sebagai akibat meningkatnya pencemaran lingkungan, serta musim dan kondisi alam yang kadang-kadang kurang menguntungkan mengakibatkan pengumpulan benih menjadi lebih sulit dan kurang dapat diandalkan. Untuk mengatasi hal tersebut, saat ini telah banyak didirikan pusat-pusat pembenihan yang jumlahnya terus bertambah dari waktu ke waktu. Perkembangan pembenihan telah begitu pesat terutama untuk perikanan darat, sehingga berjuta-juta benih ikan-ikan telah dapat dihasilkan setiap tahunnya. Dibalik keberhasilan ini, ada beberapa faktor penunjang yang turut berperan. Salah satu diantaranya ialah "hipofisa", si kecil mungil tetapi kemampuannya dalam menunjang produksi benih ikan tidak dapat diragukan lagi (Sutomo, 1988).Dalam upaya meningkatkan produksi ikan salah satu hambatan yang sering ditemui adalah tidak mencukupinya benih yang ada. Untuk mengatasi hal ini dilakukan upaya dalam meningkatkan produksi benih ikan air tawar dengan menggunakan hormon ovaprim sebelum dilakukan teknik induced spawning. Proses perkembangan gonad dan ovulasi pada ikan diatur oleh sistem hormone. Hormon estrogen, terutama estradiol 17 b mempengaruhi sintesis vitelogenin di hati dan hormon gonadotropin berfungsi mempercepat proses kematangan akhir oosit dalam persiapan ovulasi atau pun spermiasi. supaya ikan mau memijah, maka dalam prosesnya akan lebih baik jika menggunakan manipulasi hormon yaitu melalui penyuntikan beberapa macam hormon (Aryanto., dkk, 2007).Tujuan PraktikumAdapun tujuan dari praktikum ini adalah :1. Untuk mengetahui atau mengenal kelenjar hipofisa2. Untuk mengetahui fungsi hipofisa pada ikan3. Untuk mengetahui pada saat kapan hipofisa ada pada ikanBAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ikan Mas (Cyprinus carpio)Ikan mas merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan memanjang pipih kesamping dan lunak. Ikan mas sudah dipelihara sejak tahun 475 sebelum masehi di Cina. Di Indonesia ikan mas mulai dipelihara sekitar tahun 1920. Ikan mas yang terdapat di Indonesia merupakan merupakan ikan mas yang dibawa dari Cina, Eropa, Taiwan dan Jepang. Ikan mas Punten dan Majalaya merupakan hasil seleksi di Indonesia. Sampai saat ini sudah terdapat 10 ikan mas yang dapat diidentifikasi berdasarkan karakteristik morfologisnya. Budidaya ikan mas telah berkembang pesat di kolam biasa, di sawah, waduk, sungai air deras, bahkan ada yang dipelihara dalam keramba di perairan umum (Jayanto, 2012).Spesies ikan mas (Cyprinus carpio L.) masuk dalam genus cyprinus dari famili cyprinidae. Ikan mas mempunyai ciri-ciri badan memanjang, sedikit pipih kesamping. Mulut terletak diujung tengah (terminal), mempunyai sungut dua pasang, sirip punggung dengan jari-jari keras berjumlah 17-22 serta sirip dada dengan jumlah 15 jari-jari keras. Letak permulaan sirip punggung ini berseberangan dengan permulaan sirip perut yang hanya ada satu dengan jumlah jari-jari keras antara 7-9. Ikan mas mempunyai sisik yang relatif besar dengan tipe cycloid, mempunyai garis rusuk yang lengkap pada pertengahan sirip ekor dengan jumlah antara 35-39 (Winda, 2007).Menurut Jayanto (2012), Dalam ilmu taksonomi hewan, klasifikasi ikan mas adalah sebagai berikut: Kingdom: AnimaliaFilum : Chordata Kelas : Pisces Ordo : Ostariophysi Famili : Cyprinidae Genus : Cyprinus Spesies : (Cyprinus carpio).Ikan mas jenis ikan berbadan memanjang pipih kesamping (comprossed) dengan ukuran dan warna badan sangat beragam. Mulutnya terletak di bagian tengah ujung kepala (terminal) dan dapat disembulkan (protaktil). Di bagian anterior mulut terdapat dua pasang sungut. Di ujung dalam mulut terdapat gigi kerongkongan (pharyngeal teeth) yang terbentuk atas tiga baris gigi geraham.. Induk ikan mas bersifat non-guarders, tetapi pada beberapa spesies jantan biasa membangun sarang dan melindungi telur-telur. Ikan mas dapat ditemukan di lingkungan payau, dan air tawar dan air tawar terutama Primer. Dapat hidup pada kisaran suhu 3-35 C, toleran terhadap berbagai kondisi, berkembang di sungai keruh besar. Ikan termasuk omnivora, makan utama berupa serangga air, krustasea, annelida, moluska, tanaman air dan ganggang. Betina yang mencapai panjang 47 cm dapat memproduksi sekitar 300.000 telur (Muslimah, 2011). 2.2 Hipofisa Pada IkanTarget produksi dapat berupa jumlah ikan yang dihasilkan (menghitung tingkat kelangsungan hidupnya) khususnya untuk kegiatan pembenihan dan dapat pula berupa bobot yang dihasilkan (menghitung biomassa). Penyediaan benih yang bermutu dalam jumlah cukup dan kontinyu merupakan faktor penting dalam upaya pengembangan budidaya ikan konsumsi.teknologi pemijahan ikan dapat dilakukan dengan memanipulasi yaitu dengan cara induced breeding, yaitu dengan pembuahan buatan setelah sebelumnya diberikan suntikan hormon perangsang pada induk jantan dan betina. Perlakuaannya adalah dengan dosis penyuntikan induk jantan diberikan setengah dari dosis betina, yang dilakukan satu kali bersamaan penyuntikan kedua induk betina. Setelah disuntik, kedua induk dimasukan ke dalam bak pemijahan (Wiranada., dkk, 2009).Kelenjar hipofisa mempunyai peran yang sangat penting, dimana kelenjar yang dihasilkan berupa hormon yang berpengaruh dalam pertumbuhan dan perkembangbiakan. Kerusakan dalam pengambilan ekstrak hormon mengakibatkan hormon tersebut tidak berfungsi. Hormon yang berpengaruh dalam pemijahan ikan adalah gonadotropin yang berfungsi dalam pematangan gonad dan mengontrol ekskresi hormon yang dihasilkan oleh gonad, Hipofisa adalah kelenjar endokrin yang terletak dalam sella tursika, yaitu lekukan dalam tulang sfenoid. Kelenjar hipofisa paling tidak menghasilkan tujuh hormon yaitu GH, ACTH, TSH, LTH, FSH, LH, ICSH, MSH. Hipofisa terletak dibawah otak, jadi untuk mengambil kelenjar hipofisa langkah pertama yang harus diambil adalah mengeluarkan otak (Khotimah., dkk, 2011).FSH dan LH adalah dua hormon yang mempunyai daya kerja mengatur fungsi kelenjar kelamin. FSH mempunyai daya kerja merangsang pertumbuhan folikel pada ovarium dan pada testis memberikan rangsangan terhadap spermatogenesis. LH mempunyai daya kerja merangsang ovulasi dan menguningkan folikel ovarium dan pada hewan jantan. Hormon ini merangsang fungsi sel-sel interstisial pada testis serta mempertinggi atau meningkatkan produksi hormon steroid, baik pada hewan betina maupun hewan jantan. Hipofisa pada ikan dilakukan karena kelenjar hipofisa ikan mengandung gonadotropin semacam LH (LH-like gonadotropin), yang mana hormon ini akan merangsang ovarium untuk mempercepat ovulasi sehingga mempercepat terjadinya pemijahan atau ovulasi pada ikan. Demikian juga, pada ikan jantan akan dapat merangsang spermiasi (Mutianugrah., dkk, 2012).Kelenjar hipofisa pada ikan terletak dibagian bawah otak kecil ikan, begitu juga pada makhluk hidup bertulang belakang memiliki kelenjar hipofisa. Kelenjar hipofisa ini ukurannya sebesar butir kacang hijau bahkan lebih kecil. Lalu dalam aplikasi dan kenyataan dilapangan bahwa umumnya ikan donor banyak dipilih dari ikan mas. Hal ini dikarenakan ikan mas mudah dalam pengadaannya dan bersifat universal sehingga dapat digunakan untuk donor segala macam ikan konsumsi. Ikan mas (Cryprinus carpio) baik untuk segala ikan donor universal artinya dapat dipakai secara efektif pada berbagai jenis ikan baik sefamili maupun tidak sefamili (Khotimah., dkk, 2011).Fungsi hipofisasi dalam perikanan yaitu digunakan sebagai metoda untuk mempercepat pematangan gonad induk ikan agar berovulasi, yaitu menyuntikkan cairan kelenjar hipofisa ikan donor kedalam tubuh induk ikan yang akan dipijahkan. System ini dikenal dengan system pemijahan buatan, terutama untuk memijahkan jenis-jenis ikan yang yang sulit berpijah. Akan tetapi dalam system hipofisa selalu diperlukan ikan donor (ikan mas) yang harus dikorbankan. Syarat ikan donor beratnya 2 kali ikan resipien. Ikan resipien adalah jenis yang sama mempunyai berat 0.5 kali ikan donor. Perbandingan berat resipien dan donor yaitu 1 : 1.5 dan penyuntikan dilakukan dua kali (Jatno, 2014).Syarat ikan donor yang dipersiapkan adalah ikan mas yang telah dewasa dan matang gonad, diutamakan berjenis kelamin jantan karena lebih cepat dewasa dan periodisasi pemijahannya cukup pendek sehingga kualitas hormon cukup stabil setiap saat. Ikan donor sebaiknya sejenis dengan ikan resipien, sehingga dapat meminimalkan kemungkinan ketidak cocokan antara hormonnya. Ukuran ikan donor harus lebih besar dari pada ikan resipien dengan perbandingan berat 2:1. Ikan donor yang baik dapat ditangkap dari perairan alam maupun dari kolam pemeliharaan yang dikelola secara intensif, asalkan umurnya tidak kurang dari 1 tahun. Ikan donor yang diambil dari kolam pemelihara memiliki kelebihan karena dapat diketahui secara pasti umur ikan tersebut dan dapat dipilih ikan yang berkualitas baik. Ikan donor harus dalam kondisi sehat, tidak ada luka fisik atau cacat karena dapat menimbulkan infeksi dan penularan bibit penyakit (Muslimah, 2011).Induk ikan yang disuntik dengan hormon hipofisa, penyuntikkan hormon LHRH, dan lain lain dapat menambah atau meningkatkan konsentrasi hormon gonadotropin dalam darah sehingga mampu menginduksi perkembangan telur dan pemijahan. Sedangkan induk ikan yang tidak diberikan dosis ovaprim akan terjadi kelambatan dalam proses pemijahan, hal ini dikarenakan kandungan gonadotropin dalam tubuh belum cukup untuk terjadinya ovulasi, dan tidak adanya rangsangan hormonal dari luar yang dapat meningkatkan kandungan gonadotropin dalam tubuh ikan (Manantung., dkk, 2013).Hormon untuk perangsangan pemijahan antara lain golongan gonadotropin, LHRH-a dan steroid. Gonadotropin adalah hormon berbahan baku protein yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa. Hormon ini memanipulasi gonad sehingga bisa matang dan berovulasi. Hormon gonadotropin bisa berbentuk ekstrak kelenjar hipofisa ikan (biasanya ikan mas dan salmon) dan gonadotropin mamalia (seperti HCG, human chorionic gonadotropine; LH, luteinizing hormone; FSH, follicle stimulating hormone; dan PMSG, pregnant mare serum gonadotropin). Penggunaan hormon gonadotropin biasanya kombinasi antara ekstrak kelenjar hipofisa ikan dengan gonadotropin mamalia (Effendi., dkk, 2003).Kelebihan dari hormon hipofisa adalah hormon ini bisa disimpan dalam waktu lama sampai dua tahun. Penggunaan hormon ini juga relatif mudah (hanya membutuhkan sedikit alat dan bahan), tidak membutuhkan refrigenerator dalam penyimpanan, dosis dapat diperkirakan berdasar berat tubuh donor dan resepien, adanya kemungkinan terdapat hormon hormon lain yang memiliki sifat sinergik. Kekurangan dari teknik hipofisasi adalah adanya kemungkinan terjadi reaksi imunitas (penolakan) dari dalam tubuh ikan terutama jika donor hipofisa berasal dari ikan yang berbeda jenis, adanya kemungkinan penularan penyakit, adanya hormon hormon lain yang mungkin akan merubah atau malah menghilangkan pengaruh hormon gonadotropin (Mutianugrah., dkk, 2012).Kelenjar hipofisa atau kelenjar pituitari adalah struktur utama dari endokrin. Dua bagiannya mengilustrasikan dua mode dari sintesis dan kontrol hormon. Pada hipofisa bagian posterior, hormon diproduksi di sel-sel neurosekretori dengan bagian badan mereka ada di hipotalamus dan dikeluarkan setelah stimulasi saraf. Hipofisa bagian anterior, hormon diproduksi pada sel-sel yang terspesialisasi, dan pelepasannya distimulasi atau dilakukan dengan melepaskan hormon yang dibuat di hipotalamus. Rangkaian yang kompleks ini membentuk beberapa titik kontrol. Hipofisa terletak di bawah otak, jadi untuk mengambil kelenjar hipofisa langkah pertama yang harus diambil adalah mengeluarkan otak (Khotimah., dkk, 2011).Pengambilan kelenjar yang digunakan untuk memicu proses pemijahan ini dilakukan pada kelenjar hipofisa karena hipofisa bersifat sangat vital pada kehidupan kelangsungan ikan. Hipofisa dapat dihasilkan berbagai hormon yang memicu terhadap sex reversal ikan seperti hormon somatotropin berfungsi untuk hormone pertumbuhan badan. Kemudian prolactin yang berperan untuk mengatur kegiatan hormon-hormon sex dan terakhir adalah hormon gonadotropin untuk merangsang terjadinya perubahan untuk memijah pada saat ikan siap memijah dan sudah matang kelamin (Muslimah, 2011).

BAB IIIMETODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat PraktikumPraktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 8 April 2014 pada pukul 10.00 11.40 WIB. Praktikum ini dilakukan di laboratorium Terpadu Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan.3.2 Alat dan Bahan PraktikumAdapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah pisau dapur untuk memotong ikan, talenan untuk tempat memotong ikan, nampan sebagai wadah ikan, timbangan untuk mengukur berat ikan, tusuk gigi untuk mengambil hipofisa ikan, tissu untuk membersihkan lemak ikan dari hipofisa, kertas millimeter untuk mengukur panjang udang, serbet untuk membersihkan alat praktikum, kamera untuk mengambil gambar ikan pada saat praktikum, dan kertas A4 untuk menulis laporan sementara.Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah ikan mas (Cyprinus carpio) 3 ekor dengan berat 500 gram.3.3 Prosedur PraktikumAdapun prosedur praktikum ini adalah:1. Diambil ikan dan diletakkan pada nampan.2. Dipotong kepala ikan di belakang operculum sampai tulang vertebrae terputus.3. Dipotong secara horizontal kepala dibelah bagian atas mata sampai kelihatan otaknya.4. Dibersihkan lemak yang ada dalam otak dengan menggunakan tissu.5. Diambil otaknya dengan menggunakan tusuk gigi dengan cara ikan dihadapkan ke atas. Dimasukkan telunjuk kedalam mulut ikan untuk memudahkan kerja.6. Dibersihkan lagi sisa sisa lemak dengan tissu. 7. Diambil hipofisa dengan menggunakan tusuk gigi secara perlahan dan jangan sampai pecah.BAB IVHASI DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Gambar 1. Ikan Mas (Cyprinus carpio)

Gambar 2. Kepala Ikan

Gambar 3. Hipofisa

Klasifikasi Ikan Mas:Kingdom: AnimaliaFilum : Chordata Kelas : Pisces Ordo : Ostariophysi Famili : Cyprinidae Genus : Cyprinus Spesies : (Cyprinus carpio).Nama IkanPanjangBerat

Ikan Mas (Cyprinus carpio)31 mm500 gr

Data Morphometrik Ikan Mas

Keterangan pengamatan pada saat praktikum pengambilan hipofisa:1. Bentuk hipofisa bulat segitiga.2. Warnanya agak keputihan / merah keputih putihan.3. Ikan mas dipilih menjadi bahan praktikum pengambilan hipofisa karena ikan mas mudah dalam pengadaannya dan bersifat universal sehingga dapat digunakan untuk donor segala macam ikan konsumsi.4. Hippofisa ada dalam ikan pada saat ikan sudah matang gonad yaitu Tingkat Kematangan Gonad (TKG) 4 yaitu hubungannya dengan fungsinya untuk memudahkan proses pemijahan.

4.2 PembahasanTeknologi pemijahan ikan dapat dilakukan dengan memanipulasi yaitu dengan pembuahan buatan setelah sebelumnya diberikan suntikan hormon perangsang pada induk jantan dan betina. Perlakuaannya adalah dengan dosis penyuntikan induk jantan diberikan setengah dari dosis betina, yang dilakukan satu kali bersamaan penyuntikan kedua induk betina. Hormon yang digunakan adalah hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisa. Hal ini sesuai dengan literatur Khotimah, dkk (2011) yang menyatakan bahwa kelenjar hipofisa mempunyai peran yang sangat penting, dimana kelenjar yang dihasilkan berupa hormon yang berpengaruh dalam pertumbuhan dan perkembangbiakan. Kerusakan dalam pengambilan ekstrak hormon mengakibatkan hormon tersebut tidak berfungsi. Hormon yang berpengaruh dalam pemijahan ikan adalah gonadotropin yang berfungsi dalam pematangan gonad dan mengontrol ekskresi hormon yang dihasilkan oleh gonad, Hipofisa adalah kelenjar endokrin yang terletak dalam sella tursika, yaitu lekukan dalam tulang sphenoid.Pemijahan pada ikan dapat dipercepat dengan adanya hormon hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisa. Hormon tersebut akan merangsang ovarium pada ikan betina dan merangsang sperma pada ikan jantan. Hal ini sesuai dengan literatur Mutianugrah, dkk (2012), yang menyatakan bahwa FSH mempunyai daya kerja merangsang pertumbuhan folikel pada ovarium dan pada testis memberikan rangsangan terhadap spermatogenesis. LH mempunyai daya kerja merangsang ovulasi dan menguningkan folikel ovarium dan pada hewan jantan. Hormon ini merangsang fungsi sel-sel interstisial pada testis serta mempertinggi atau meningkatkan produksi hormon steroid, baik pada hewan betina maupun hewan jantan. Hipofisa pada ikan dilakukan karena kelenjar hipofisa ikan mengandung gonadotropin.Pada praktikum ini ikan yang dipilih untuk menjadi bahan praktikum pengambilan hipofisa adalah ikan mas (Cyprinus carpio) karena ikan mas banyak dibudidayakan dan mudah didapat dan hipofisa ikan mas baik digunakan untuk berbagai jenis ikan. Hal ini sesuai dengan literatur Khotimah, dkk (2011), yang menyatakan bahwa kelenjar hipofisa pada ikan terletak dibagian bawah otak kecil ikan, begitu juga pada makhluk hidup bertulang belakang memiliki kelenjar hipofisa. Kelenjar hipofisa ini ukurannya sebesar butir kacang hijau bahkan lebih kecil. Lalu dalam aplikasi dan kenyataan dilapangan bahwa umumnya ikan donor banyak dipilih dari ikan mas. Hal ini dikarenakan ikan mas mudah dalam pengadaannya dan bersifat universal sehingga dapat digunakan untuk donor segala macam ikan konsumsi. Ikan mas (Cryprinus carpio) baik untuk segala ikan donor universal artinya dapat dipakai secara efektif pada berbagai jenis ikan baik sefamili maupun tidak sefamili.Hipofisa terdapat pada ikan saat ikan sudah matang gonad atau pada saat Tingkat Kematangan Gonad (TKG) 4 yaitu hubungannya dengan fungsinya untuk memudahkan proses pemijahan. Hal ini sesuai dengan literatur Muslimah (2011), yang menyatakan bahwa syarat ikan donor yang dipersiapkan adalah ikan mas yang telah dewasa dan matang gonad, diutamakan berjenis kelamin jantan karena lebih cepat dewasa dan periodisasi pemijahannya cukup pendek sehingga kualitas hormon cukup stabil setiap saat. Ikan donor sebaiknya sejenis dengan ikan resipien, sehingga dapat meminimalkan kemungkinan ketidak cocokan antara hormonnya. Ikan donor yang baik dapat ditangkap dari perairan alam maupun dari kolam pemeliharaan yang dikelola secara intensif, asalkan umurnya tidak kurang dari 1 tahun. Ikan donor yang diambil dari kolam pemelihara memiliki kelebihan karena dapat diketahui secara pasti umur ikan tersebut dan dapat dipilih ikan yang berkualitas baik. Hormon yang paling utama dalam perangsang pemijahan dan memanipulasi gonad supaya lebih cepat matang pada ikan yang dihasilkan kelenjar hipofisa adalah hormon gonadotropin. Hal ini sesuai dengan literatur Effendi, dkk (2003), yang menyatakan bahwa hormon untuk perangsangan pemijahan antara lain golongan gonadotropin, LHRH-a dan steroid. Gonadotropin adalah hormon berbahan baku protein yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa. Hormon ini memanipulasi gonad sehingga bisa matang dan berovulasi. Hormon gonadotropin bisa berbentuk ekstrak kelenjar hipofisa ikan (biasanya ikan mas dan salmon) dan gonadotropin mamalia. Penggunaan hormon gonadotropin biasanya kombinasi antara ekstrak kelenjar hipofisa ikan dengan gonadotropin mamalia. BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KesimpulanAdapun kesimpulan dari praktikum ini adalah:1. Kelenjar hipofisa mempunyai peran penting, dimana kelenjar yang dihasilkan berupa hormon yang berpengaruh dalam pertumbuhan dan perkembangbiakan.2. Hormon untuk perangsangan pemijahan antara lain golongan gonadotropin. Gonadotropin adalah hormon berbahan baku protein yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa.3. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan bahwa pemijahan pada ikan dapat dipercepat dengan adanya hormon hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisa. Hormon tersebut akan merangsang ovarium pada ikan betina dan merangsang sperma pada ikan jantan.4. Pada praktikum yang telah dilakukan ikan yang dipilih untuk menjadi bahan praktikum pengambilan hipofisa adalah ikan mas (Cyprinus carpio) karena ikan mas banyak dibudidayakan dan mudah didapat dan hipofisa ikan mas baik digunakan untuk berbagai jenis ikan.5. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan bahwa syarat ikan donor yang dipersiapkan adalah ikan mas yang telah dewasa dan matang gonadpada saat TKG IV yaitu hubungannya dengan fungsinya untuk memudahkan proses pemijahan. 5.2 SaranAdapun saran dari praktikum ini adalah diharapkan kepada para praktikan agar datang lebih tepat waktu dan melakukan praktikum dengan sungguh-sungguh agar hasil praktikum yang diperoleh lebih maksimal dan sesuai dengan yang di harapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Aryanto, A., Syandri, H dan Muhar, N. 2007. Penggunaan Kombinasi Hormon Ovaprim Dan Ekstrak Hipofisa Ikan Mas Untuk Merangsang Pemijahan Ikan Bawal Air Tawar ( Colossoma macropomum ).Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Universitas Bung Hatta, Jakarta.Effendi., Prasetya, T., Sudrajat, A., Suhenda, N dan Sumawidjaja, K. 2003. Pematangan Gonad Induk Ikan Botia (Botia macracanthus) Dalam Kolam. Jurusan Badidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.Fujaya. 2012. Fisiologi Ikan Dasar Pengetahuan Tekhnologi Perikanan. Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.Jatno, A. I. 2014. Laporan Praktikum Genetika Dan Pemuliaan Ikan. Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan Dan Kelautan, Universitas Semarang, Semarang.Jayanto. 2012. Makalah Budidaya Ikan Mas Dipekarangan. Pemanfaatan Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau, Pekanbaru.Khotimah, C., Ratnawati dan Rahmawati, N.2011. Tugas Biologi Terapan. Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah, Surabaya.Manantung, V., Hengky, J dan Monijung, R. 2013. Evaluasi Kualitas, Kuantitas Telur Dan Larva Ikan Patin Siam (Pangasianodon Hiphopthalmus) Dengan Penambahan Ovaprim Dosis Berbeda. Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau. Pekanbaru.Muslimah, S. 2011. Laporan Praktikum Biologi Perikanan Hipofisasi Ikan Mas. Jurusan Biologi, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.Mutianugrah, P., Iskandar dan Subhan, U. 2012.Pengaruh Penambahan Tepung Hipofisa Sapi Dalam Pakan Buatan TerhadapPertumbuhan Ikan Tambakan (Helostoma temminckii). Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran, Bandung.Nardi. 2011. Laporan Praktikum Pengawetan Hipofisa Ikan Mas. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang.Perus. 2014. Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Air. Program Studi Ilmu Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan Dan Kelautan, Universitas Padjajaran, Bandung.Reny Itishom. 2008. Pengaruh Sgnrha + Domperidon Dengan Dosis Pemberian Yang Berbeda Terhadap Ovulasi Ikan Mas (Cyprinus Carpio L.) Strain Punten The Effect Of Sgnrha + Domperidon In Different Doses To Ovulation Of Punten Strain Goldfish (Cyprinus carpio ). Departemen Biologi Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga, Surabaya.Sutomo. 1988. Peranan Hipofisa Dalam Produksi Benih Ikan. Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Universitas Bung Hatta, Jakarta.Winda. 2007. Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Air. Program Studi Ilmu Perairan Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Wirananda, A., Danianto, B., Ilham, B., Arista, I., Jumanto., Sugihartoyo. M., W. N. Nestin., Sari, R. P., Fitria, R dan Triyugo, W. 2009. Laporan Resmi Teknologi Pembenihan Ikan. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Semarang.