bab 1.docx
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan,
merencanakan dan melaksanakan pelayanan keperawatan dalam rangka membantu klien
untuk mencapai dan memelihara kesehatannya seoptimal mungkin. Langkah – langkahnya
dimulai dari (1) pengkajian : pengumpulan data, analisis data dan penentuan masalah, (2)
diagnosis keperawatan, perencanaan tindakan keperawatan, pelaksanaan dan evaluasi
tindakan keperawatan. (Wahit, 2005). Proses keperawatan pada komunitas mencakup
individu, keluarga dan kelompok khusus yang memerlukan pelayanan asuhan keperawatan.
Tahap akhir dari proses keperawatan adalah evaluasi. Evaluasi mengacu kepada
penilaian, tahapan, dan perbaikan. Pada tahap ini perawat menemukan penyebab mengapa
suatu proses keperawatan dapat berhasil atau gagal. Perawat menemukan reaksi klien
terhadap intervensi keperawatan yang telah diberikan dan menetapkan apa yang menjadi
sasaran dari rencana keperawatan dapat diterima. Evaluasi berfokus pada individu klien dan
kelompok dari klien itu sendiri. Proses evaluasi memerlukan beberapa keterampilan dalam
menetapkan rencana asuhan keperawatan., termasuk pengetahuan mengenai standar asuhan
keperawatan, respon klien yang normal terhadap tindakan keperawatan, dan pengetahuan
konsep teladan dari keperawatan.
Proses keperawatan komunitas juga memperhatikan adanya perbedaan budaya di
masing-masing daerah, karena hal itu Leininger (1978) mendefinisikan transkultural di
keperawatan sebagai: “ bidang kemanusiaan dan pengetahuan pada studi formal dan praktik
dalam keperawatan yang difokuskan pada perbedaan studi budaya yang melihat adanya
perbedaan dan kesamaan dalam perawatan, kesehatan, dan pola penyakit didasari atas nilai-
nilai budaya, kepercayaan dan praktik budaya yang berbeda di dunia, dan menggunakan
pengetahuan untuk memberikan pengaruh budaya yang spesifik pada masyarakat.”
Oleh sebab itu kami menangkatl tema ini untuk dianalisis agar mahasiswa dapat
membedakan antara asuhan keperawatan komunitas dan asuhan keperawatan yang ada di
rumah sakit.
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, kami dapat merumuskan rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan keperawatan komunitas dan keperawatan di RS?
2. Apa tujuan keperawatan komunitas dan fungsi RS?
3. Siapa sasaran dari keperawatan komunitas dan RS ?
4. Apa ruang lingkup keperawatan komunitas dan RS?
5. Apa yang dimaksud dengan pengkajian dalam asuhan keperawatan komunitas
dan RS ?
6. Apa yang dimaksud dengan diagnosis keperawatan komunitas dan RS ?
7. Apa yang dimaksud dengan intervensi dalam kepeerawatan komunitas dan RS ?
8. Apa yang dimaksud dengan implementasi dalam keperawatan komunitas dan RS?
9. Apa yang dimaksud dengan evaluasi/penilaian dalam keperawatan komunitas
dan RS ?
C. Tujuan Penyusunan Makalah
a) Tujuan Um um
Mengetahui konsep keperawatan komunitas dan rumah sakit.
Mengetahui perbedaan asuhan keperawatan komunitas dengan rumah sakit.
b) Tujuan Khusus
1. Menjelaskan definisi dari keperawatan komunitas dan definisi dari rumah sakit.
2. Menjelaskan tentang tujuan keperawatan di komunitas dan rumah sakit.
3. Mengetahui siapa saja yang menjadi sasaran dalam keperawatan komunitas
dan rumah sakit.
4. Mengetahui ruang lingkup keperawatan komunitas dan rumah sakit.
5. Menjelaskan tentang definisi dan cara melakukan pengkajian dalam
keperawatan komunitas dan rumah sakit.
6. Menjelaskan tentang apa yang dimaksud dengan diagnosis keperawatan
komunitas dan rumah sakit.
7. Mengetahui cara membuat intervensi untuk asuhan keperawatan komunitas dan
rumah sakit.
2
8. Mengetahui bagaimana cara pelaksanaan dari intervensi dalam asuhan
keperawatan komunitas dan rumah sakit.
9. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan evaluasi / penilaian dalam asuhan
keperawatan komunitas dan rumah sakit.
D. Manfaat Penyusunan Makalah
Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat sebagai berikut :
1. Menambah referensi tentang perbedaan asuhan keperawatan di komunitas dan di
rumah sakit bagi tenaga kesehatan
2. Menambah pengetahuan pembaca, baik tenaga medis atau masyarakat
3
BAB 2
KONSEP KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS
A. PENGERTIAN
Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang
merupakan gabungan ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan
bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guna
meningkatkan kesehatan, penyempurnaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik,
rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada individu,
keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara
keseluruhan.
B. TUJUAN KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS
1. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat secara menyeluruh dalam
memelihara kesehatannya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal secara
mandiri.
2. Tujuan Khusus
a. Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat.
b. Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk
melaksanakan upaya perawatan dasar dalam rangka mengatasi masalah keperawatan.
c. Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlukan pembinaan dan asuhan
keperawatan.
d. Tertanganinya kelompok masyarakat khusus/ rawan yang memerlukan pembinaan
dan asuhan keperawatan di rumah, di panti dan di masyarakat.
e. Tertanganinya kasus-kasus yang memrlukan penanganan tindak lanjut dan asuhan
keperawatan di rumah.
f. Terlayaninya kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok resiko tinggi yang
memerlukan penanganan dan asuhan keperawatan di rumah dan di puskesmas.
g. Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan sosial untuk menuju
keadaan sehat optimal.
4
C. SASARAN KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS
Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga,
dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk di daerah kumuh, daerah
terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok bayi, balita dan ibu hamil.
Menurut Anderson (1988) sasaran keperawatan komunitas terdiri dari tiga tingkat yaitu:
1) Tingkat Individu
Perawat memberikan asuhan keperawatan kepada individu yang mempunyai masalah
kesehatan tertentu (misalnya TBC, ibu hamil dll) yang di jumpai di poliklinik,
puskesmas dengan sasaran dan pusat perhatian pada masalah kesehatan dan pemecahan
masalah kesehatan individu.
2) Tingkat Keluarga
Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarga yang mempunyai masalah
kesehatan dirawat sebagai bagian dari keluarga dengan mengukur sejauh mana
terpenuhinya tugas kesehatan keluarga yaitu mengenal masalah kesehatan, mengambil
keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan, memberikan perawatan kepada anggota
keluarga, menciptakan lingkungan yang sehat dan memanfaatkan sumber daya dalam
masyarakat untuk meningkatkan kesehatan keluarga. Prioritas pelayanan perawatan
kesehatan masyarakat difokuskan pada keluarga rawan yaitu :
a. Keluarga yang belum terjangkau pelayanan kesehatan, yaitu keluarga dengan : ibu
hamil yang belum ANC, ibu nifas yang persalinannya di tolong oleh dukun dan
neonatusnya, balita tertentu, penyakit kronis menular yang tidak bisa di intervensi
oleh program, penyakit endemis, penyakit kronis tdak menular atau keluarga dengan
kecacatan tertentu (mental atau fisik).
b. Keluarga dengan resiko tinggi, yaitu keluarga dengan ibu hamil yang memiliki
masalah gizi, seperti anemia gizi berat (HB kurang dari 8 gr %) ataupun kurang
energi kronis, keluarga dengan ibu hamil resiko tinggi seperti perdarahan, infeksi,
hipertensi, keluarga dengan balita BGM, keluarga dengan neonates BBLR, keluarga
dengan usia lanjut jompo atau keluarga dengan kasus percobaan bunuh diri.
c. Keluarga dengan tindak lanjut perawatan.
3) Tingkat Komunitas
Dilihat sebagai suatu kesatuan dalam komunitas sebagai klien
a. Pembinaan kelompok khusus
b. Pembinaan desa atau masyarakat bermasalah
5
D. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup praktek perawatan kesehatan masyarakat, meliputi upaya-upaya
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan kesehatan dan
pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitasi), dan mengembalikan serta
memfungsikan kembali baik individu, keluarga dan kelompok-kelompok masyarakat ke
lingkungan sosial dan masyarakatnya (resosialitatif).
Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan masyarakat kegiatan yang ditekankan
adalah upaya promotif dan preventif dengan tidak melupakan upaya-upaya kuratif,
rehabilitatif dan resosialitatif.
1. Upaya Promotif
Upaya promotif dilakukan untukmeningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat, dengan jalan memberikan :
Penyuluhan kesehatan masyarakat
Peningkatan gizi
Pemeliharaan kesehatan perseorangan
Pemeliharaan kesehatan lingkungan
Olahraga secara teratur
Rekreasi
Pendidikan seks
2. Upaya Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan
kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat melalui kegiatan-
kegiatan
Imunisasi massal terhadap bayi dan anak balita serta ibu hamil
Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas, maupun
kunjungan rumah.
Pemberian vitamin A, Yodium melalui posyandu, puskesmas atauun di rumah.
Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui
3. Upaya Kuratif6
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga,
kelompok yang menderita penyakit atau masalah kesehatan, melalui kegiatan-kegitan:
Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan
rumah sakit
Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas.
Perawatan buah dada
Perawatan tali pusat bayi baru lahir
Untuk pemberian terapi, diperlukan kolaborasi dengan dokter, perawatan kesehatan
masyarakat hanya memberikan dan mengawasi penggunaan obat tetapi tidak
menentukan terapi pasien.
4. Upaya Rehabilitatif
Merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-penderita yang dirawat di
rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang
sama, misalnya kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya, dilakukan melalui kegiatan-
kegiatan :
Latihan fisik : bagi yang mengalami gangguan fisik seperti, penderita kusta,
patah tulang, kelainan bawaan.
Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu,
misalnya TBC : latihan napas dan batuk. Penderita stoke melalui fisioterapi
manual yang mungkin dilakukan oleh perawat.
5. Resosialitatif
Adalah upaya untuk mengembalikan individu, keluarga dan kelompok-kelompok
khusus ke dalam pergaulan masyarakt, diantaranya adalah kelompok-kelompok yang
diasingkan oleh masyarakat, karena menderita suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS
atau kelompok-kelompok masyarakat khusus seperti kelompok wanita tuna susila
(WTS), tuna wisma dan sebagainya. Disamping itu adalah bagaimana meyakinkan
masyarakat untuk dapat menerima kembali kelompok-kelompok yang mempunyai
masalah kesehatan tersebut, dan menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang
mereka derita tidak berbahaya terhadap kesehatan secara keseluruhan. Tentunya perlu
memberikan pengertian dengan batasam-batasan yang jelas dan dimengerti.
7
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
A. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis
terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang dihadapi
oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada
fisiologis, psikologis, sosial ekonomi, maupun spiritual dapat ditentukan.
Dalam tahap pengkajian ini terdapat lima kegiatan yaitu : pengumpulan data,
pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan masyarakat dan
prioritas masalah.
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai masalah
kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk
mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, sosial ekonomi dan
spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Oleh karena itu data tersebut harus
akurat dan dapat dilakukan analisa untuk pemecahan masalah.
Yang perlu dikaji pada kelompok atau komunitas adalah :
a. Core atau inti:
data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri: umur, pendidikan, jenis
kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai, keyakinan serta riwayat timbulnya kelompok atau
komunitas.
b. Delapan subsistem yang memepengaruhi komunitas (Betty Neuman) :
Perumahan : rumah yang dihuni oleh penduduk, penerangan,sirkulasi dan kepadatan
Pendidikan : apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan untuk meningkatkan
pengetahuan.
Keamanan dan keselamatan di lingkungan tempat tinggal : apakah tidak menimbulkan
stress.
8
Politik dan kebijakan pemerintah terkait dengan kesehatan : apakah cukup menunjang
sehingga memudahkan komunitas mendapat pelayanan di berbagai bidang termasuk
kesehatan.
Sistem komunikasi : sarana komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan di
komunitas tersebut untuk meningkatkan pengetahuan terkait dengan gangguan nutrisi
misalnya televisi, radio, koran, atau pamflet yang diberikan kepada komunitas.
Ekonomi : tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan apakah sesuai dengan
UMR (Upah Minimum Regional), di bawah UMR atau di atas UMR sehingga upaya
pelayanan kesehatan yang diberikan dapat terjangkau, misalnya anjuran untuk
konsumsi jenis makanan sesuai status ekonomi tersebut.
Rekreasi : apakah tersedia sarananya, kapan saja di buka, dan apakah biayanya
terjangkau oleh komunitas. Rekreasi ini hendaknya dapat digunakan komunitas untuk
mengurangi stress.
c. status kesehatan komunitas
status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan vital statistik, antara lain
angka mortalitas, angka morbiditas, IMR, MMR, serta cakupan imunisasi.
2.. Analisa Data
Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data dengan
kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau
masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah
keperawatan. Tujuan analisis data :
Menetapkan kebutuhan community
Menetapkan kekuatan
Mengidentifikasi pola respon community
Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan
3.. Penentuan Masalah atau Perumusan Masalah Kesehatan9
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan keperawatan yang
dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat dirumuskan yang selanjutnya dilakukan intervensi.
Namun demikian masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin dapat diatasi sekaligus. Oleh
karena itu diperlukan prioritas masalah.
4. Prioritas Masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan perlu
mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria, diantaranya adalah :
Perhatian masyarakat
Prevalensi kejadian
Berat ringannya masalah
Kemungkinan masalah untuk diatasi
Tersedianya sumber daya masyarakat
Aspek politis
Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan hierarki kebutuhan menurut Abraham
H. Maslow yaitu :
Keadaan yang mengancam kehidupan
Keadaan yang mengancam kesehatan
Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan
Dalam menyusun atau mengurut masalah atau diagnosis komunitas sesuai dengan
prioritas (penapisan) yang digunakan dalam keperawatan komunitas adalah format penapisan
menurut Meuke dan Stanhope, Lancaster 1988 :
1. Format A (Meuke) : Seleksi atau penapisan diagnosa kesehatan komunitas
2. Format B (Stanhope dan Lancaster 1988)
Format B : Prioritas masalah (Stanhope dan Lancaster 1988)
B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
10
Setelah dilakukan pengkajian yang sesuai dengan data-data yang dicari, maka kemudian
dikelompokkan dan dianalisa seberapa besar stressor yang mengancam masyarakat dan
seberapa berat reaksi yang timbul pada masyarakat tersebut. Berdasarkan hal tersebut diatas
dapat disusun diagnose keperawatan komunitas dimana terdiri dari: Masalah kesehatan,
Karakteristik populasi, karakteristik lingkungan.
1. Merumuskan diagnosa keperawatan komunitas memerlukan pemikiran yang kritis
dalam mengambil keputusan
2. Ini sebuah tantangan dan tugas utama
3. Komplit dan validnya diagnosa akan berdampak pada tahap selanjutnya dari proses
keperawatan dan dasar dari perencanaan program kesehatan.
Contoh:
Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada komunitas di RW 04
Kelurahan Kampung Melayu berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tubuh. Masalah kesehatan yang
ditemukan di masyarakat disampaikan dalam pelaksanaan lokakarya mini atau istilah
lainnya musyawarah masyarakat desa/RW. Data dapat disajikan dengan menggunakan
grafik, table ataupun melalui sosio drama.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
tahap ketiga dari proses keperawatan merupakan tindakan menetapkan apa yang harus
dilakukan untuk membantu sasaran dalam upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Langkah pertama dalam tahap perencanaan adalah menetapkan tujuan dan sasaran kegiatan
untuk mengatsi masalah yang telah ditetapkan sesuai dengan diagnosis keperawatan. Dalam
menentukan tahap berikutnya yaitu rencana pelaksanaan kegiatan maka ada dua faktor yang
mempengaruhi dan dipertimbangkan dalam menyusun rencana tersebut yaitu sifat masalah
dan sumber/ potensi masyarakat seperti dana, sarana, tenaga yang tersedia. Dalam
pelaksanaan pengembangan masyarakat dilakukan tahapan sebagai berikut :
a). Tahap persiapan
dengan dilakukan pemilihan daerah yang menjadi prioritas menentukan cara untuk
berhubungan dengan masyarakat, mempelajari dan bekerja sama dengan masyarakat.
b). Tahap pengorganisasian
11
dengan persiapan pembentukan kelompok kerja kesehatan untuk menumbuhkan
kepedulian terhadap kesehatan dalam masyarakat. Kelompok kerja kesehatan
(pokjakes) adalah suatu wadah kegiatan yang dibentuk oleh masyarakat secara
bergotong-royong untuk menolong diri mereka sendiri dalam mengenal dan
memecahkan masalah atau kebutuhan kesehatan dan kesejahteraan, meningkatkan
kemampuan masyarakat berperan serta dalam pembangunan kesehatan di wilayahnya.
c). Tahap pendidikan dan latihan
Kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat.
Melakukan pengkajian
Membuat program berdasarkan maslah atau diagnosa keperawatan
Melatih kader
Keperawatan langsung terhadap individu, keluarga dan masyarakat.
d). Tahap formasi kepemimpinan
e). Tahap koordinasi intersektoral
f). Tahap akhir
dengan melakukan supervisi atau kunjungan bertahap untuk mengevaluasi serta
memberikan umpan balik untuk perbaikan kegiatan kelompok kerja kesehatan lebih
lanjut.
Untuk lebih sengkatnya perencanaan dapat diperoleh dengan tahapan sbb :
Pendidikan kesehatan tentang gangguan nutrisi
Demonstrasi pengolahan dan pemilihan makanan yang baik.
Melakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan kurang gizi melalui pemeriksaan
fisik dan laboratorium.
Bekerjasama dengan aparat pemda setempat untuk mengamankan lingkungan atau
komunitas bila sterssor dari lingkungan.
Rujukan ke rumah sakit bila diperlukan.
D. IMPLEMENTASI
12
Perawat bertangguang jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah direncakan yang
sifatnya :
a) Bantuan dalam upaya mengatasi masalah-masalah kurang nutrisi, mempertahankan
kondisi seimbang atau sehat dan meningkatkan kesehatan
b) Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah kurang gizi.
c) Sebagai advokat komunitas, untuk sekaligus memfasilitasi terpenuhinya kebutuhan
komunitas.
Pada kegiatan praktik keperawatan komunitas berfokus pada tingkat pencegahan, yaitu :
a) Pencegahan primer, yaitu pencegahan sebelum sakit dan difokuskan pada populasi
sehat, mencakup pada kegiatan kesehatan secara umum serta perlindungan khusus
terhadap penyakit, contoh : imunisasi, penyuluhan gizi, simulasi dan bimbingan dini
dalam kesehatan keluarga.
b) Pencegahan sekunder, yaitu kegiatan yang dilakukan pada saat terjadinya perubahan
derajat kesehatan masyarakat dan ditemukan masalah kesehatan. Pencegahan sekunder
ini menekankan pada diagnosa dini dan tindakan untuk menghambat proses penyakit,
contoh : mengkaji keterbelakangan tumbuh kembang anak, memotivasi keluarga untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan seperti mata, gigi, telinga dll.
c) Pencegahan tertier, yaitu kegiatan yang menekankan pengembalian individu pada
tingkat berfungsinya secara optimal dari ketidakmampuan keluarga, contoh :
membantu keluarga yang mempunyai anak dengan resiko gangguan kurang gizi untuk
melakukan pemeriksaan secara teratur ke posyandu.
E. EVALUASI atau PENILAIAN
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan.
Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan pedoman
atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan
membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari
dan tingkat kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah ditetapkan
atau dirumuskan sebelumnya. Kegiatan yang dilakukan dalam penilaian menurut Nasrul
Effendy, 1998 :
1) Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang telah
ditetapkan
13
2) Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai dengan
pelaksanaan
3) Hasil penelitian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan selanjutnya
apabila masalah belum teratasi
Perlu dipahami bersama oleh perawat kesehatan masyarakat bahwa evaluasi dilakukan
dengan melihat respon komunitas terhadap program kesehatan. Macam evaluasi : 1) formatif
dan sumatif, 2) input, proses, dan output.
Focus evalausi :
1) Relevansi
Apakah program diperlukan ?
Yang ada atau yang baru.
2) Perkembangan atau kemajuan
Apakah dilaksanakan sesuai dengan rencana ?
Bagaimana staf, fasilitas, jumlah peserta ?
3) Cost efficiency (efisiensi biaya)
Bagaimana biaya ?
Apa keuntungan program ?
4) Efektifitas
Apakah tujuan tercapai ?
Apakah klien puas ?
Apakah fokus pada formatif dan hasil jangka pendek
5) Impact
Apakah dampak jangka panjang?
Apa perubahan perilaku dalam 6 minggu atau 6 bulan atau 1 tahun?
Apakah status kesehatan meningkat?
Kegunaan evaluasi :
1) Menentukan perkembangan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan
2) Menilai hasil guna, daya guna, dan produktifitas asuhan keperawatan yang diberikan
3) Menilai asuhan keperawatan dan sebagai umpan balik untuk memperbaiki atau
menyusun rencana baru dalam proses keperawatan
Hasil evaluasi :
Terdapat tiga kemungkinan dalam hasil evaluasi :
14
1) Tujuan tercapai
Apabial individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat telah menunjukkan kemajuan
sesuai dengan criteria yang telah ditetapkan
2) Tujuan tercapai sebagaian
Apabila tujuan itu tidak tercapai secara maksimal, sehingga perlu dicari penyebab dan
cara memperbaikinya atau mengatasinya
3) Tujuan tidak tercapai
Apabila individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat tidak menunjukkan perubahan
kemajuan sama sekali bahkan timbul masalah baru. Dalam hal ini perlu dikaji secara
mendalam apakah terdapat problem dalam data, analisis, diagnosis, tindakan, dan
faktor-faktor yang lain tidak sesuai sehingga menjadi penyebab tidak tercapainya
tujuan
BAB 3
KONSEP KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT
A. PENGERTIAN
Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik.
Berdasarkan undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, yang dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
B. TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT
Rumah Sakit Umum mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Tugas rumah sakit umum adalah melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan peningkatan dan pencegahan serta pelaksanaan upaya rujukan.
15
Dimana untuk menyelenggarakan fungsinya, maka Rumah Sakit umum menyelenggarakan kegiatan :
a. Pelayanan medis b. Pelayanan dan asuhan keperawatanc. Pelayanan penunjang medis dan nonmedisd. Pelayanan kesehatan kemasyarakatan dan rujukane. Pendidikan, penelitian dan pengembanganf. Administrasi umum dan keuangan
C. SASARAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT
Sasaran keperawatan di rumah sakit adalah individu, individu mempunyai sifat yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya yang mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurangnya kemauan menuju kemandirian pasien/klien.
D. RUANG LINGKUP PELAYANAN DI RUMAH SAKIT
ruang lingkup pelayanan kesehatan di rumah sakit memiliki cakupan yang lebih sempit jika dibandingkan dengan pelayanan kesehatan di komunitas, karena hanya berfokus pada upaya kuratif dan juga rehabilitatif.
ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT
A. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan sistematis untuk
dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan keperawatan yang di hadapi pasien baik
fisik, mental, sosial maupun spiritual dapat ditentukan.tahap ini mencakup tiga kegiatan,yaitu
Pengumpulan Data, Analisis Data dan Penentuan Masalah kesehatan serta keperawatan.
a. Pengumpulan data
Tujuan :
Diperoleh data dan informasi mengenai masalah kesehatan yang ada pada pasien
sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut
yang menyangkut aspek fisik, mental, sosial dan spiritual serta faktor lingkungan yang
mempengaruhinya. Data tersebut harus akurat dan mudah dianalisis.
Jenis data antara lain: 16
Data Objektif, yaitu data yang dapat diobservasi dan diukur (lyer et al., 1996)
informasi tersebut biasanya diperoleh melalui “senses” :2S (sight,smell) dan HT
(hearing dan touch atau taste) selama pemeriksaan fisik. Contoh data objektif :
frekuensi pernapasan, tekanan darah, edema dana berat badan.
Data subjekif, yaitu data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap
suatu situasi dan kejadian. Informasi tersebut tidak dapat ditentukan oleh perawat
secara independen tetapi melalui suatu interaksi atau komunikasi. Data subjektif sering
di dapatkan dari riwayat keperawatan termasuk persepsi klien, perasaan, dan ide
tentang status kesehatannya. Misalnya, penjelasan klien tentang nyeri, lemah, frustasi,
mual atau malu. Informasi yang diberikan sumber lainnya, mialnya dari keluarga,
konsultan, dan tenaga kesehatan lainnya juga dapat sebagai datsa subjektif jika di
dasarkan pada pendapat klien (lyer et al., 1996, p.23)
Adapun focus dalam pengumpulan data meliputi :
Status kesehatan sebelumnya dan sekarang
Pola koping sebelumnya dan sekarang
Fungsi status sebelumnya dan sekarang
Respon terhadap terapi medis dan tindakan keperawatan
Resiko untuk masalah potensial
Hal-hal yang menjadi dorongan atau kekuatan klien
b. Klasifikasi dan Analisa data
Data tersebut bisa diperoleh dari keadaan klien yang tidak sesuai dengan standar kriteria
yang sudah ada. Untuk itu perawat harus jeli dan memahami tentang standar keperawatan
sebagai bahan perbandingan, apakah keadaan kesehatan klien sesuai atau tidak dengan standar
yang ada. Pengelompokan data adalah mengelompokkan data-data klien atau keadaan tertentu
dimana klien mengalami permasalahan kesehatan atau keperawatan berdasarkan kriteria
permasalahannya. Setelah data dikelompokkan maka perawat dapat mengidentifikasi masalah
keperawatan klien dan merumuskannya. Pengelompokkan data dapat disusun berdasarkan “
pola respon manusia (taksonomi NANDA)” dan atau “pola fungsi kesehatan (Gordon, 1982)”
c. Perumusan masalah
17
Setelah analisa data dilakukan, dapat dirumuskan beberapa masalah kesehatan. Masalah
kesehatan tersebut ada yang dapat diintervensi dengan Asuhan Keperawatan (Masalah
Keperawatan) tetapi ada juga yang tidak dan lebih memerlukan tindakan medis. Selanjutnya
disusun Diagnosis Keperawatan sesuai dengan prioritas.
Prioritas masalah ditentukan berdasarkan kriteria penting dan segera.
Penting mencakup kegawatan dan apabila tidak diatasi akan menimbulkan
komplikasi, sedangkan
Segera mencakup waktu misalnya pada pasien stroke yang tidak sadar maka tindakan
harus segera dilakukan untuk mencegah komplikasi yang lebih parah atau kematian.
Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan hierarki kebutuhan menurut Maslow,
yaitu : Keadaan yang mengancam kehidupan, keadaan yang mengancam kesehatan,
persepsi tentang kesehatan dan keperawatan.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia (status
kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat secara
akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga
status kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah (Carpenito,2000).
Perumusan diagnosa keperawatan :
Actual : Menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data klinik yang
ditemukan. Contoh : kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan
kehilangan cairan secara abnormal (Taylor, Lilis & LeMone,1988, p.283)
Resiko : Menjelaskan masalah kesehatan nyata akan terjadi jika tidak dilakukan
intervensi. Contoh : resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan diare yang
terus menerus.
Kemungkinan : Menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan untuk memastikan
masalah keperawatan kemungkinan. Contoh : kemungkinan gangguan konsep diri
( rendah diri / terisolasi) berhubungan dengan diare.
Wellness (sejahtera) : Keputusan klinik tentang keadaan individu, keluarga atau
masyarakat dalam transisi dari tingkat sejahtera tertentu ketingkat sejahtera yang lebih 18
tinggi. Pernyataan diagnosa keperawatan yang dituliskan adalah “ potensial untuk
peningkatan..........”. perlu dicatat bahwa diagnosa keperawatan kategori ini tidak
mengandung unsur “faktor yang berhubungan”
Contoh : Potensial peningkatan hubungan dalam keluarga
Hasil yang diharapkan meliputi :
Makan pagi bersama selama 5 hari / minggu
Melibatkan anak dalam pengambilan keputusan keluarga
Menjaga kerahasiaan setiapa anggota keluarga
Syndrom : diagnose yang terdiri dar kelompok diagnosa keperawatan actual dan
resiko tinggi yang diperkirakan muncul/timbul karena suatu kejadian atau situasi
tertentu. Menurut NANDA ada 2 diagnosa keperawatan sindrom :
1. Syndrom trauma pemerkosaan ( rape trauma syndrome )
Pada diagnosa keperawatan di atas lebih menunjukkan adanya kelompok tanda
dan gejala tersebut meliputi : cemas, takut, sedih, gangguan istirahat dan tidur,
dan resiko tinggi nyeri sewaktu melakukan hubungan seksual.
2. Resiko Syndrom penyalahgunaan ( risk for disuse syndrome )
Contoh : resiko konstipasi, resiko perubahan fungsi pernapasan, resiko infeksi,
resiko trombosis, resiko ganguan akivitas, resiko perlukaan, dsb.
C. INTERVENSI
Semua tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien beralih dari status
kesehatan saat ini kestatus kesehatan yang di uraikan dalam hasil yang di harapkan
(Gordon,1994).
Merupakan pedoman tertulis untuk perawatan klien. Rencana perawatan terorganisasi
sehingga setiap perawat dapat dengan cepat mengidentifikasi tindakan perawatan yang
diberikan. Rencana asuhan keperawatan yang di rumuskan dengan tepat memfasilitasi
konyinuitas asuhan perawatan dari satu perawat ke perawat lainnya. Sebagai hasil, semua
perawat mempunyai kesempatan untuk memberikan asuhan yang berkualitas tinggi dan
konsisten.
19
Rencana asuhan keperawatan tertulis mengatur pertukaran informasi oleh perawat dalam
laporan pertukaran dinas. Rencana perawatan tertulis juga mencakup kebutuhan klien jangka
panjang(potter,1997)
Untuk mengevaluasi rencana tindakan keperawatan, maka ada beberapa komponen yang perlu diperhatikan :
1. Menentukan prioritas masalah
Melalui pengkajian, perawat akan mampu mengidentifikasi respon klien yang actual atau potensial yang memerlukan suatu tindakan. Dalam menentukan perencanaan perlu menyusun suatu system untuk menentukan diagnose yangn akan diambil tindakan pertama kali. Salah satu system yang bisa digunakan adalah hirarki Kebutuhan manusia.
2. Menentukan kriteria hasil ( outcomes )
Tujuan klien dan tujuan keperawatan adalah standar atau ukuran yang digunakan untuk mengevaluasi kemajuan klien atau ketrampilan perawat.
Tujuan klien :
merupakan pernyataan yang menjelaskan suatu perilaku klien, keluarga, atau kelompok yang dapat diukur setelah intervensi keperawatan di berikan.
Tujuan Keperawatan :
Adalah pernyataan yang menjelaskan suatu tindakan yang dapat diukur berdasarkan kemampuan dan kewenangan perawat.
Pedoman penulisan kriteria hasil berdasarkan SMART :
S = Spesifik ( tujuan harus spesifik dan tidak menimbulkan arti ganda )
M = Measurable ( tujuan keperawatan harus dapat diukur, khususnya tentang
Perilaku klien; dapat di lihat, didengar, diraba, dirasakan dan dibau )
A = Achievable ( tujuan harus di capai )
R = Reasonable ( Tujuan harus dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah )
T = Time ( Tujuan keperawatan )
20
3. Menentukan rencana tindakan
Rencana tindakan adalah desain spesifik intervensi untuk membantu klien dalam mencapai kriteria hasil. Rencana tindakan dilaksanakan berdasarkan komponen penyebab dari diagnose keperawatan.
D. IMPLEMENTASI
Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap
pelaksanaan dimulai dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing
orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana
tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
masalah kesehatan klien.
Adapun tahap-tahap dalam tindakan keperawatan adalah sebagai berikut :
Tahap 1 : persiapan
Tahap awal tindakan keperawatan ini menuntut perawat untuk mengevaluasi
yang diindentifikasi pada tahap perencanaan.
Tahap 2 : intervensi
Focus tahap pelaksanaan tindakan perawatan adalah kegiatan dan pelaksanaan
tindakan dari perencanaan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan emosional.
Pendekatan tindakan keperawatan meliputi tindakan : independen, dependen
dan interdependen
Tahap 3 : dokumentasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan yang lengkap
dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan.
21
E. EVALUASI
Perencanaan evaluasi memuat criteria keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan jalan membandingkan antara proses
dengan pedoman/rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat
dengan membandingkan antara tingkat kemandirian pasien dalam kehidupan sehari-hari dan
tingkat kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan yang telah di rumuskan sebelumnya.
Sasaran evaluasi adalah sebagai berikut:
Proses asuhan keperawatan, berdasarkan criteria/ rencana yang telah disusun.
Hasil tindakan keperawatan ,berdasarkan criteria keberhasilan yang telah di rumuskan
dalam rencana evaluasi.
Hasil Evaluasi
Terdapat 3 kemungkinan hasil evaluasi yaitu :
1. Tujuan tercapai,apabila pasien telah menunjukan perbaikan/ kemajuan sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan.
2. Tujuan tercapai sebagian,apabila tujuan itu tidak tercapai secara maksimal,
sehingga perlu di cari penyebab dan cara mengatasinya.
3. Tujuan tidak tercapai, apabila pasien tidak menunjukan perubahan/kemajuan
sama sekali bahkan timbul masalah baru.dalam hal ini perawat perlu untuk
mengkaji secara lebih mendalam apakah terdapat data, analisis, diagnosa,
tindakan, dan faktor-faktor lain yang tidak sesuai yang menjadi penyebab tidak
tercapainya tujuan.
22
BAB 4
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah membaca isi dari pembahasan makalahb diatas maka kami menarik suatu
kesimpulan :
Keperawatan komunitas adalah suatu bidang perawatan khusus yang merupakan
gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan merupakan
bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan
dalam meningkatkan dedrajat kesehatan, penyempumaan kondisi sosial, perbaikan
lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, dan
ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu
mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan.
Komunitas sebagai klien yang dimaksud termasuk kelompok risiko tinggi, antara lain:
orang yang tinggal di daerah terpencil, daerah rawan, daerah kumuh, dll.
Rumah Sakit mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Tugas rumah sakit umum adalah melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara
berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan penyembuhan dan pemulihan
yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan peningkatan dan pencegahan serta
pelaksanaan upaya rujukan.
B. SARAN
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna maka dari itu kami ingin meminta kritik
dan saran dari pembaca serta dosen pengasuh agar makalah yang saya buat bisa
menjadi sempurna dan jauh lebih baik dari sebelumnya, serta krtik dan saran yang
sifatnya membangun dari para pembaca mudah - mudahan bisa menjadikan makalah ini
jauh lebih sempurna dan bermanfaat bagi semuanya.
23