bab 1.doc

3
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, Isu pernikahan dini saat ini marak dibicarakan. Hal ini dipicu oleh pernikahan Pujiono Cahyo Widianto, seorang hartawan sekaligus pengasuh pesantren dengan Lutviana Ulfah. Pernikahan antara pria berusia 43 tahun dengan gadis belia berusia 12 tahun ini mengundang reaksi keras dari Komnas Perlindungan Anak. Bahkan dari para pengamat berlomba memberikan opini yang bernada menyudutkan. Umumnya komentar yang terlontar memandang hal tersebut bernilai negatif. Sebenarnya kalau kita mau menelisik lebih jauh, fenomena pernikahan dini bukanlah hal yang baru di Indonesia, khususnya daerah Jawa. Diyakini bahwa mbah buyut kita dulu banyak yang menikahi gadis di bawah umur. Bahkan jaman dulu pernikahan di usia ”matang” akan menimbulkan preseden buruk di mata masyarakat. Perempuan yang tidak segera menikah justru akan mendapat tanggapan miring atau lazim disebut perawan kaseb. Namun seiring perkembangan zaman, image masyarakat justru sebaliknya. Arus globalisasi yang melaju dengan kencang mengubah cara pandang masyarakat. Perempuan yang menikah di usia belia dianggap sebagai hal yang tabu. Bahkan lebih jauh lagi, hal itu dianggap menghancurkan masa depan wanita, memberangus kreativitasnya serta mencegah wanita untuk mendapatkan pengetahuan dan wawasan yang lebih luas. Disisi lain, terjadinya pernikahan anak di bawah umur seringkali terjadi atas dasar beberapa factor, salah satunya seperti faktor ekonomi yg mendesak (kemiskinan). Banyak orang

Upload: rikayulianti14

Post on 08-Dec-2015

213 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

khkugugj

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 1.doc

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Indonesia, Isu pernikahan dini saat ini marak dibicarakan. Hal ini dipicu oleh

pernikahan Pujiono Cahyo Widianto, seorang hartawan sekaligus pengasuh pesantren dengan

Lutviana Ulfah. Pernikahan antara pria berusia 43 tahun dengan gadis belia berusia 12 tahun

ini mengundang reaksi keras dari Komnas Perlindungan Anak. Bahkan dari para pengamat

berlomba memberikan opini yang bernada menyudutkan. Umumnya komentar yang terlontar

memandang hal tersebut bernilai negatif.

Sebenarnya kalau kita mau menelisik lebih jauh, fenomena pernikahan dini bukanlah hal

yang baru di Indonesia, khususnya daerah Jawa. Diyakini bahwa mbah buyut kita dulu

banyak yang menikahi gadis di bawah umur. Bahkan jaman dulu pernikahan di usia ”matang”

akan menimbulkan preseden buruk di mata masyarakat. Perempuan yang tidak segera

menikah justru akan mendapat tanggapan miring atau lazim disebut perawan kaseb. Namun

seiring perkembangan zaman, image masyarakat justru sebaliknya. Arus globalisasi yang

melaju dengan kencang mengubah cara pandang masyarakat. Perempuan yang menikah di

usia belia dianggap sebagai hal yang tabu. Bahkan lebih jauh lagi, hal itu dianggap

menghancurkan masa depan wanita, memberangus kreativitasnya serta mencegah wanita

untuk mendapatkan pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.

Disisi lain, terjadinya pernikahan anak di bawah umur seringkali terjadi atas dasar

beberapa factor, salah satunya seperti faktor ekonomi yg mendesak (kemiskinan). Banyak

orang tua dari keluarga miskin beranggapan bahwa dengan menikahkan anaknya, meskipun

anak yang masih di bawah umur akan mengurangi angka beban ekonomi keluarganya  dan

dimungkinkan dapat membantu beban ekonomi keluarga tanpa berpikir panjang akan dampak

positif ataupun negatif terjadinya pernikahan anaknya yang masih dibawah umur.

Pada era globalisasi, kasus pernikahan dini terjadi ketika remaja sudah banyak yang

melakukan pernikahan di usia dini. Pernikahan dini juga mempunyai berbagai dampak bagi

remaja. Sebagai generasi muda dan penerus bangsa, remaja tidaklah harus selalu mengambil

langkah yang dianggap mudah untuk menjalin kasih dengan pasangan melalui pernikahan

dalam usia yang dini, semua itu harus melewati proses yang panjang dan harus ada kesiapan

dari masing – masing pihak, karena jika tidak pernikahan yang akan dilakukan hanya akan

menjadi pernikahan yang sia – sia. Adanya penguraian hal ini membuat kami mengangkat

tema “ Peranan Pemerintah dalam Mensikapi Maraknya Pernikahan Dini Di Indonesia”.

Page 2: BAB 1.doc

1.2 Rumusan Masalah

Adapun permasalahan-permasalahan dalam pembuatan makalah ini adalah :

a. Apakah definisi dari pernikahan dini ?

b. Bagaimana peranan pemerintah dalam mensikapi maraknya pernikahan dini ?

c. Bagaimana dampak dari pernikahan dini ?

d. Bagaimana solusi untuk mengurangi maraknya pernikahan dini ?