askep umum&kasus artritis reumatoid

25
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN 3.1 Asuhan Keperawatan Artritis Reumatoid Pengkajian A. Anamnesa 1. Identitas Nama, usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, alamat, dan lain-lain. 2. Keluhan utama Identifikasi awitan gejala akut yang muncul seperti adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan atau pada tungkai. 3. Riwayat penyakit sekarang Pengumpulan data dilakukan sejak keluhan muncul. Pada klien arthritis rheumatoid,stadium awal biasanya ditandai dengan gangguan keadaan umum berupa malaise, penurunan berat badan, rasa capek, sedikit panas, dan anemia. Gejala lokal yang terjadi berupa pembengkakan, nyeri, dan gangguan gerak pada sendi metakarpofalangeal. 4. Riwayat penyakit dahulu Pada pengkajian ini, kemungkinan penyebab pendukung terjadinya arthritis rheumatoid. Penyakit tertentu seperti penyakit DM menghambat proses penyembuhan arthritis rheumatoid. 5. Riwayat penyakit keluarga

Upload: aulia-f-u

Post on 10-Dec-2015

23 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

ASKEP Umum&Kasus Artritis Reumatoid

TRANSCRIPT

Page 1: ASKEP Umum&Kasus Artritis Reumatoid

BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Asuhan Keperawatan Artritis Reumatoid

Pengkajian

A. Anamnesa

1. Identitas

Nama, usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, alamat, dan lain-lain.

2. Keluhan utama

Identifikasi awitan gejala akut yang muncul seperti adanya keluhan sakit dan kekakuan

pada tangan atau pada tungkai.

3. Riwayat penyakit sekarang

Pengumpulan data dilakukan sejak keluhan muncul. Pada klien arthritis

rheumatoid,stadium awal biasanya ditandai dengan gangguan keadaan umum berupa

malaise, penurunan berat badan, rasa capek, sedikit panas, dan anemia. Gejala lokal

yang terjadi berupa pembengkakan, nyeri, dan gangguan gerak pada sendi

metakarpofalangeal.

4. Riwayat penyakit dahulu

Pada pengkajian ini, kemungkinan penyebab pendukung terjadinya arthritis

rheumatoid. Penyakit tertentu seperti penyakit DM menghambat proses penyembuhan

arthritis rheumatoid.

5. Riwayat penyakit keluarga

Terdapat riwayat keluarga yang menderitapenyakit yang sama.

6. Riwayat Psiko Sosial

Pasien dengan RA mungkin merasakan adanya kecemasan yang cukup tinggi apalagi

pada pasien yang mengalami deformitas pada sendi-sendi karena ia merasakan adanya

kelemahan-kelemahan pada dirinya dan merasakan kegiatan sehari-hari menjadi

berubah. Perawat dapat melakukan pengkajian terhadap konsep diri klien khususnya

aspek body image dan harga diri klien.

Page 2: ASKEP Umum&Kasus Artritis Reumatoid

B. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik pada Artritis reumatoid dibagi menjadi dua, yaitu pemeriksaan umum

(status generalisata) untuk mendapatkan gambaran umum dan pemeriksaan setempat

(lokalis).

1. Pemeriksaan Umum

Menilai keadaan umum klien: baik/ buruk dengan mencatat TTV meliputi kesadaran

klien (apatis/ sopor/ koma/ gelisah), kesakitan, serta tekanan darah, nadi, pernafasan

dan suhu.

2. Pemeriksaan Lokal

1) Look (Inspeksi)

a. Kaji adanya ketidakmampuan menggerakan sendi dan penurunan dalam

melakukan pergerakan.

b. Pada kondisi dengan rheumatoid artritis didapatkan adanya nyeri pada

persendian dan kekakuan. Secara khas nyeri dirasakan setelah melakukan

aktivitas. Kekakuan pada mulanya diketahui setelah istirahat, semakin lama

semakin progresif hingga sulit untuk melakukan aktivitas.

2) Feel (Palpasi)

Terdapat tanda-tanda inflamasi di bagian sendi yang terjadi peradangan. Nyeri akan

dirasakan klien.

3) Move (Pergerakan terutama mengenai lingkup gerak)

Setelah melakukan pemeriksaan feel, pemeriksaan diteruskan dengan

menggerakkan anggota gerak dan dicatat apakah terdapat hambatan dan keluhan

nyeri untuk menggerakkan persendian yang terjadi peradangan.

C. Pemeriksaan laboratorium

1) Tes serologi : Sedimentasi eritrosit meningkat, Darah bisa terjadi anemia dan

leukositosis, Reumatoid faktor terjadi 50-90% penderita

2) Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan lunak, erosi

sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan (perubahan awal) berkembang

menjadi formasi kista tulang, memperkecil jarak sendi dan subluksasio. Perubahan

osteoartristik yang terjadi secara bersamaan.

Page 3: ASKEP Umum&Kasus Artritis Reumatoid

3) Scan radionuklida : mengidentifikasi peradangan sinovium

4) Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan irregularitas/

degenerasi tulang pada sendi

5) Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih besar dari normal:

buram, berkabut, munculnya warna kuning ( respon inflamasi, produk-produk

pembuangan degeneratif ); elevasi SDP dan lekosit, penurunan viskositas dan

komplemen (C3 dan C4).

6) Ig ( Ig M dan Ig G); peningkatan besar menunjukkan proses autoimun sebagai

penyebab AR.

7) Biopsi membran sinovial: menunjukkan perubahan inflamasi dan perkembangan

panas.

8) Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA (Fine Needle Aspiration) atau

atroskopi; cairan sendi terlihat keruh karena mengandung banyak leukosit dan kurang

kental dibanding cairan sendi.

D. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan distensi jaringan akibat inflamasi

2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas

3. Resiko cidera berhubungan degan keterbatasan gerak

4. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit

5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi ditandai dengan klien

tidak dapat menjelaskan tentang penyakitnya dan cemas berlebihan

Page 4: ASKEP Umum&Kasus Artritis Reumatoid

E. Intervensi

No Diagnosa Tujuan , Kriteria Hasil NIC Rasional

1. Nyeri

berhubungan

dengan

distensi

jaringan

akibat

inflamasi

NOC:

pain control

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

nyeri pasien dapat berkurang

Indikator:

Kriteria 5 4 3 2 1

Menyatakan

lokasi nyeri

Menggunakan

upaya

preventif

Upaya non

analgesic

Upaya

analgesic

secara tepat

Laporan

perubahan

pada gejala

nyeri

Mandiri:

1. Kaji lokasi nyeri,

karakteristik nyeri,

durasi nyeri,

frekuensi nyeri,

kualitas nyeri,

intensitas nyeri,

faktor presipitasi

nyeri

2. Observasi ketidak-

nyamanan nonverbal

3. Identifikasi

pengaruh nyeri

terhadap kualitas

hidup (tidur, nafsu

makan, aktifitas,

pengetahuan, mood

dll)

Kolaborasi:

4. pemberian analgesic

Monitoring:

5. Monitoring TTV

6. Monitoring

karakteristik nyeri

Health education

7. Ajarkan prinsip

1. Dengan

mengetahui

karakteristik nyeri

klien, perawat

dapat memberikan

intervensi sesuai

respon klien.

2. Untuk mengetahui

ketidaknyamanan

akibat nyeri yang

tidak bisa

disampaikan

secara verbal oleh

klien

3. Agar perawat

dapat

meningkatkan

kualitas hidup

klien.

4. Untuk meringan-

kan nyeri yang

dirasakan klien

5. untuk mengetahui

status vital pasien

sehingga perawat

dapat menentukan

intervensi

selanjutnya

6. untuk

Page 5: ASKEP Umum&Kasus Artritis Reumatoid

menagemen nyeri

8. Ajarkan meng-

gunakan teknik

nonfarmakologi

(relaksasi, hypnosis,

terapi music,

distraksi, dll)

9. Berikan informasi

tentang nyeri yang

dialami pasien

(penyebab,onset dll)

mengevaluasi

karakteristik nyeri

dan efektifitas

terapi yang

diberikan.

7. Agar pasien dapat

memanage nyeri

yang dirasakan

8. Sebagai terapi

tambahan untuk

mengatasi nyeri

klien

9. Untuk meningkat-

kan pengetahuan

klien terhadap

nyeri yang dirasa

2. Hambatan

mobilitas

fisik

berhubungan

dengan

deformitas

NOC:

mobility level

Self care: ADL

Joint Movement: Active and

passive

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 2x24 jam

klien mampu melaksanakan

aktivitas fisik sesuai dengan

kemampuannya.

Indicator

Kriteria 5 4 3 2 1

keseimbangan

koordinasi

Pergerakan

Exercise therapy: joint

mobility

1. Tentukan

keterbatasan dari

pergerakan dan

efeknya terhadap

fungsi pemenuhan

ADL

2. Kolaborasi dengan

terapis untuk latihan

pengembangan dan

jadwalkan latihan

fisik

3. Jelaskan pada klien

tujuan dari diadakan-

1. Setelah

mengetahui

manifestasi yang

muncul pada

pasien, diharapkan

perawat mampu

menyusun terapi

yang sesuai

2. Ahli terapi akan

mampu mem-

berikan pelatihan

pada pasien secara

maksimal

3. Informasi yang

jelas akan

Page 6: ASKEP Umum&Kasus Artritis Reumatoid

otot

ADL

Kepatuhan

jadwal latihan

nya latihan fisik

4. Berikan dukungan

untuk melakukan

latihan fisik secara

teratur

menambah

kepatuhan pasien

4. Dukungan positif

diperlukan agar

pasien dapat

menjalankan terapi

sampai tuntas

3. Resiko

cidera

berhubungan

degan

keterbatasan

gerak

NOC:

Risk control

Safety behavior

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 2x24 jam

klien tidak mengalami injury

Indicator

Kriteria 5 4 3 2 1

Perlindungan

untuk

mencegah

jatuh

Menggunakan

alat bantu

mobilitas

Pencahayaan

yang tepat

Lantai yang

tidak licin

Fall prevention

1. Identifikasi

kemampuan fisik

pasien

2. Kaji riwayat jatuh

dari pasien dan

keluarga

3. Ajarkan pasien cara

menggunakan alat

bantu yang sesuai

4. Bantu pasien

beradaptasi dengan

keadaan tubuhnya

setelah sakit

Manajemen

lingkungan

1. Sediakan

lingkungan yang

aman

2. Identifikasi

kebutuhan

keamanan pasien

3. Menganjurkan

Fall prevention

1. Mengetahui

tingkat resiko yang

mungkin dialami

2. Setelah

mengetahui

riwayat perawat

akan tahu faktor

apa saja yang

dapat membuat

pasien cedera

3. Alat bantu yang

sesuai dapat

membantu

mobilisasi pasien

dan penggunaan

yang tepat akan

meminimalkan

cedera yang

disebabkan alat

bantu

4. Dengan

mengetahui tingkat

fisiknya sendiri

Page 7: ASKEP Umum&Kasus Artritis Reumatoid

keluarga untuk

menemani pasien

4. Memindahkan

barang-barang yang

dapat

membahayakan

pasien akan

mampu menjaga

dirinya dari cidera

4. Hipertermia

berhubungan

dengan

proses

penyakit

NOC:

Thermoregulasi

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jaam

suhu tubuh dalam batas 36-370C

Indikator:

Kriteria 5 4 3 2 1

Hipertermia

Penurunan

suhu kulit

Perubahan

warna kulit

Dehidrasi

RR

Berkeringat

saat panas

Penatalaksanaan

demam

1. Kaji perubahan suhu

2. Kaji warna kulit

3. Kaji WBC

4. Kolaborasi

pemberian antipiretik

Manajemen

lingkungan

5. Kaji suhu

lingkungan sekitar

pasien

6. Berikan suhu yang

sesuai dengan

kondisi pasien

Managemen cairan

7. Monitoring status

hidrasi pasien

8. kolaborasi

pemberian cairan

via IV line

1. Mengetahui

adanya perubahan

suhu yang

signifikan

2. Lingkungan bisa

mempengaruhi

termoregulasi

tubuh pasien

3. Peningkatan suhu

tubuh dapat

menyebabkan

keluarnya cairan

dan ion tubuh

sehingga

menyebabkan

dehidrasi.

5. Kurang NOC: 1. Mengkaji 1. Mengetahui

Page 8: ASKEP Umum&Kasus Artritis Reumatoid

pengetahuan

berhubungan

dengan

kurangnya

informasi;

prognosis

penyakit

Knowledge: disease process &

health behavior

Dalam waktu 2x24 jam, klien dan

keluarga memahami proses

penyakit

serta pencegahannya

Indikator:

Kriteria 5 4 3 2 1

Nama

penyakit

Proses dan

penyebab

penyakit

Manifestasi

penyakit

Menjelaskan

cara

meminimalkan

perkembangan

penyakit

Komplikasi

Upaya

pencegahan

komplikasi

pengetahuan klien

mengenai

penyakitnya

2. Menjelaskan pada

pasien tentang

proses penyakitnya,

tanda dan gejala

yang muncul pada

penyakitnya.

3. Mengidentifikasi

kemungkinan

penyebab dari

penyakitnya

4. Mendiskusikan

perubahan gaya

hidup yang dapat

mencegah

timbulnya

komplikasi

5. Menjelaskan

informasi kepada

keluarga/orang

terdekat tentang

kondisi klien

tingkat

pengetahuan klien

2. Memberikan

pengetahuan pada

pasien dan

keluarga tentang

penyakit dan

meningkatkan

pemahaman.

3. Memberikan

informasi

mengenai

pencegahan

keparahan

penyakit.

4. Meningkatkan

perubahan perilaku

yang dapat

mencegah

keparahan

penyakit

5. Membantu dan

mendukung proses

kesembuhan klien.

Page 9: ASKEP Umum&Kasus Artritis Reumatoid

3.2 Kasus semu Artritis Reumatoid

Ny. S usia 51 tahun dibawa ke rumah sakit A dengan keluhan nyeri di daerah persendian

pergelangan tangan, pergelangan kaki dan lutut. Beliau juga mengatakan persendiannya

terasa nyeri dan kaku di pagi hari sejak 2 bulan terakhir sehingga mengalami kesulitan

dalam berjalan jauh dan pergerakan yang tidak aktif. Pada saat dilakukan pengkajian klien

tampak lemah, teraba adanya pembengkakan di kedua persendian pergelangan tangannya,

suhu tubuh 37oC, tekanan darahnya 140/90, nadinya 90x/mnt, pernafasannya 25x/mnt, klien

juga mengatakan tidak nafsu makan. Saat dibawa ke rumah sakit pasien mengatakan takut.

Ny. S menderita hipertensi sejak 3 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan sinar X terlihat

pembengkakan, erosi sendi dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan. Hasil pemeriksaan

atroskopi menunjukkan cairan sendi terlihat keruh karena mengandung banyak leukosit dan

kurang kental dibanding cairan sendi. Serta diemukan Reumatoid faktor pada tes serologi.

IgM dan IgG juga meningkat.

A. Pengkajian

1. Identitas pasien

a) Nama : Ny. S

b) Umur : 51 tahun

c) Jenis kelamin : Perempuan

d) Suku bangsa : Indonesia

e) Agama : Islam

f) Pendidikan : SMA

g) Alamat : Surabaya

h) Diagnosa : Artritis Reumatoid

2. Keluhan utama

Ny. S mengatakan nyeri di daerah persendian pergelangan tangan, pergelangan kaki

dan lutut.

3. Riwayat penyakit sekarang

Ny. S mengatakan persendiannya terasa nyeri dan kaku di pagi hari sejak 2 bulan

terakhir sehingga mengalami kesulitan dalam berjalan jauh dan pergerakan yang tidak

aktif. Pasien sering merasakan kesulitan, merasakan lelah, lambat laun sendi semakin

Page 10: ASKEP Umum&Kasus Artritis Reumatoid

kaku dan membengkak. Pada pemeriksaan sinar X terlihat pembengkakan, erosi sendi

dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan.

4. Riwayat penyakit dahulu

Ny. S mengatakan memiliki riwayat hipertensi sejak 3 tahun yang lalu.

5. Riwayat penyakit keluarga

Dari keluarga Ny. S, Ayah Ny. S memiliki riwayat hipertensi.

6. Riwayat psikologis

Pasien menunjukkan tanda-tanda kecemasan yang berat dan mengatakan merasa takut

terkait penyakitnya.

B. Pemeriksaan fisik

Keadaan umum pasien: lemah

a. Tanda-tanda vital

Suhu : 37°C

Nadi : 90 x/menit

Tekanan darah : 140/90 mmHg

RR : 25 x/menit

1) B1 (Breathing) : Nafas pendek

2) B2 (Blood) : TD= 140/90 mmHg, Hipertensi

3) B3 (Brain) : Tidak ditemukan masalah keperawatan

4) B4 (Bladder) : Tidak ditemukan masalah keperawatan

5) B5 ( Bowel) : Tidak ditemukan masalah keperawatan

6) B6 (Bone)

a. Look

Teraba adanya pembengkakan di kedua persendian pergelangan tangan.

b. Feel

Ny. S mengatakan nyeri di daerah persendian pergelangan tangan, pergelangan

kaki dan lutut. Teraba hangat pada sendi yang nyeri.

c. Move (Pergerakan terutama lingkup gerak)

Pergerakan minimal saat menggerakkan sendi yang nyeri. Klien sering mengalami

kelemahan fisik sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari.

Page 11: ASKEP Umum&Kasus Artritis Reumatoid

C. Pemeriksaan Laboratorium

1) Tes serologi : Sedimentasi eritrosit meningkat. Darah bisa terjadi anemia dan

leukositosis, ditemukan Reumatoid faktor pada tes serologi.

2) Scan radionuklida : mengidentifikasi peradangan sinovium

3) Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih besar dari

normal: buram, berkabut, munculnya warna kuning ( respon inflamasi, produk-

produk pembuangan degeneratif ); elevasi SDP dan lekosit, penurunan viskositas dan

komplemen (C3 dan C4).

4) Ig ( Ig M dan Ig G); peningkatan besar menunjukkan proses autoimun sebagai

penyebab AR.

5) Biopsi membran sinovial: menunjukkan perubahan inflamasi dan perkembangan

panas.

6) Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA (Fine Needle Aspiration) atau

atroskopi; cairan sendi terlihat keruh karena mengandung banyak leukosit dan kurang

kental dibanding cairan sendi.

7) Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan irregularitas/

degenerasi tulang pada sendi

8) Pada pemeriksaan sinar X terlihat pembengkakan, erosi sendi dan osteoporosis dari

tulang yang berdekatan.

D. Analisa Data

Data EtiologiMasalah

Keperawatan

DS: Pasien mengatakan nyeri pada persendian

pergelangan tangan, pergelangan kaki, dan

lutut

DO:

P: Nyeri terasa ketika pasien beraktifitas

Q: Nyeri berupa nyeri kronis dan akut

R: Nyeri terasa pada persendian pergelangan

tangan, pergelangan kaki, dan lutut

Peradangan sendi

Pelepasan peptide antigenic

Aktivasi sel T arithrogenik

Respon nyeri

Nyeri

Page 12: ASKEP Umum&Kasus Artritis Reumatoid

S: Pasien menunjukan mimik wajah tidak

nyaman. Nyeri berada pada skala 5 dari

rentang 1-10

T: Nyeri terasa terus menerus dan memburuk

ketika pasien beraktifitas

DS: Pasien mengatakan merasa kaku sendi

saat jarinya digerakan. Nyeri yang dirasakan

pasien ketika menggerakkan jari

menyebabkan pasien meminimalkan

pergerakan

DO: Tampak beberapa edema pada daerah

pergelangan tangan pasien dengan diameter

±3cm

Peradangan sendi

Erosi kartilago

Adhesi permukaan sendi

Kekakuan sendi

Gangguan mobilitas

Fisik

Gangguan

mobilitas fisik

DS: -

DO: Rentang gerak sendi pasien menurun,

terjadi kekakuan dan edema pada daerah yang

terkena, pada pemeriksaan rontgen terlihat

erosi sendi dan osteoporosis dari tulang yang

berdekatan

Kerusakan kartilago dan

tulang

Tendon dan ligament

melemah

Hilangnya kekuatan otot

Resiko cidera

Resiko cedera

E. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan distensi jaringan akibat inflamasi

2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas

3. Resiko cidera berhubungan degan keterbatasan gerak

Page 13: ASKEP Umum&Kasus Artritis Reumatoid

F. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan , Kriteria Hasil NIC Rasional

1. Nyeri

berhubungan

dengan

distensi

jaringan

akibat

inflamasi

NOC:

pain control

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1x24 jam

nyeri pasien dapat berkurang

Indikator:

Kriteria 5 4 3 2 1

Menyatakan

lokasi nyeri

Menggunakan

upaya

preventif

Upaya non

analgesic

Upaya

analgesic

secara tepat

Laporan

perubahan

pada gejala

nyeri

Mandiri:

1. Kaji lokasi nyeri,

karakteristik nyeri,

durasi nyeri,

frekuensi nyeri,

kualitas nyeri,

intensitas nyeri,

factor presipitasi

nyeri

2. Observasi ketidak-

nyamanan

nonverbal

3. Identifikasi

pengaruh nyeri

terhadap kualitas

hidup (tidur, nafsu

makan, aktifitas,

pengetahuan, mood

dll)

Kolaborasi:

4. pemberian analgesic

Monitoring:

5. Monitoring TTV

6. Monitoring

karakteristik nyeri

Health education

1. Dengan

mengetahui

karakteristik nyeri

klien, perawat

dapat memberikan

intervensi sesuai

respon klien.

2. Untuk mengetahui

ketidaknyamanan

akibat nyeri yang

tidak bisa

disampaikan secara

verbal oleh klien

3. Agar perawat dapat

meningkatkan

kualitas hidup

klien.

4. Untuk meringan-

kan nyeri yang

dirasakan klien

5. untuk mengetahui

status vital pasien

sehingga perawat

dapat menentukan

intervensi

selanjutnya

6. untuk

mengevaluasi

karakteristik nyeri

Page 14: ASKEP Umum&Kasus Artritis Reumatoid

7. Ajarkan prinsip

menagemen nyeri

8. Ajarkan meng-

gunakan teknik

nonfarmakologi

(relaksasi, hypnosis,

terapi music,

distraksi, dll)

9. Berikan informasi

tentang nyeri yang

dialami pasien

(penyebab,onset dll)

dan efektifitas

terapi yang

diberikan.

7. Agar pasien dapat

memanage nyeri

yang dirasakan

8. Sebagai terapi

tambahan untuk

mengatasi nyeri

klien

9. Untuk meningkat-

kan pengetahuan

klien terhadap

nyeri yang dirasa

2. Hambatan

mobilitas

fisik

berhubungan

dengan

deformitas

NOC:

mobility level

Self care: ADL

Joint Movement: Active and

passive

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 2x24 jam

klien mampu melaksanakan

aktivitas fisik sesuai dengan

kemampuannya.

Indicator

Kriteria 5 4 3 2 1

keseimbangan

koordinasi

Pergerakan

otot

Exercise therapy: joint

mobility

1. Tentukan

keterbatasan dari

pergerakan dan

efeknya terhadap

fungsi pemenuhan

ADL

2. Kolaborasi dengan

terapis untuk latihan

pengembangan dan

jadwalkan latihan

fisik

3. Jelaskan pada klien

tujuan dari

diadakan-nya

latihan fisik

1.Setelah mengetahui

manifestasi yang

muncul pada

pasien, diharapkan

perawat mampu

menyusun terapi

yang sesuai

2.Ahli terapi akan

mampu mem-

berikan pelatihan

pada pasien secara

maksimal

3.Informasi yang

jelas akan

menambah

kepatuhan pasien

4.Dukungan positif

Page 15: ASKEP Umum&Kasus Artritis Reumatoid

ADL

Kepatuhan

jadwal latihan

4. Berikan dukungan

untuk melakukan

latihan fisik secara

teratur

diperlukan agar

pasien dapat

menjalankan terapi

sampai tuntas

3. Resiko

cidera

berhubungan

degan

keterbatasan

gerak

NOC:

Risk control

Safety behavior

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 2x24 jam

klien tidak mengalami injury

Indicator

Kriteria 5 4 3 2 1

Perlindungan

untuk

mencegah

jatuh

Menggunakan

alat bantu

mobilitas

Pencahayaan

yang tepat

Lantai yang

tidak licin

Fall prevention

1. Identifikasi

kemampuan fisik

pasien

2. Kaji riwayat jatuh

dari pasien dan

keluarga

3. Ajarkan pasien cara

menggunakan alat

bantu yang sesuai

4. Bantu pasien

beradaptasi dengan

keadaan tubuhnya

setelah sakit

Manajemen

lingkungan

5. Sediakan

lingkungan yang

aman

6. Identifikasi

kebutuhan

keamanan pasien

7. Menganjurkan

keluarga untuk

menemani pasien

8. Memindahkan

Fall prevention

1. Mengetahui

tingkat resiko yang

mungkin dialami

2. Setelah

mengetahui

riwayat perawat

akan tahu faktor

apa saja yang

dapat membuat

pasien cedera

3. Alat bantu yang

sesuai dapat

membantu

mobilisasi pasien

dan penggunaan

yang tepat akan

meminimalkan

cedera yang

disebabkan alat

bantu

4. Dengan

mengetahui

tingkat fisiknya

sendiri pasien akan

mampu menjaga

dirinya dari cidera

Page 16: ASKEP Umum&Kasus Artritis Reumatoid

barang-barang yang

dapat

membahayakan

G. Evaluasi

Evaluasi yang dilakukan pada diagnosa keperawatan pasien arthritis reumatoid adalah

berdasarkan kriteria evaluasi dari diagnosa keperawatan tersebut. Adapun evaluasinya

adalah sebagai berikut:

1. Nyeri berkurang

2. Gangguan mobilisasi dapat diminimalisasi

3. Resiko cedera tidak terjadi