artritis reumatoid print

26
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Artritis reumatoid merupakan inflamasi kronis yang paling sering ditemukan pada sendi. Insiden puncak antara usia 40-60 tahun, lebih sering pada wanita daripada pria dengan perbandingan 3:1. Penyebab utama kelainan ini tidak diketahui. Beberapa teori yang dikemukakan mengenai penyebab artritis adalah infeksi streptokokus hemolitikus dan streptokokus nonhemolitikus, endokrin, autoimun, metabolik, faktor genetik, atau faktor lingkungan. Pada saat ini, artritis reumatoid diduga karena faktor autoimun dan infeksi. Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II, faktor infeksi mungkin disebabkan oleh virus dan organisme mikroplasma atau grup difteroid yang menghasilkan antigen kolagen tipe II dari tulang rawan sendi klien. Penyakit ini tidak dapat dibuktikan hubungan pastinya dengan genetik. Terdapat kaitan dengan tanda genetik seperti HLA-Dw4 dan HLA-DR5 pada orang kulit putih. Tetapi pada orang Amerika kulit hitam, Jepang, dan Indian Chippewa hanya dikaitkan dengan HLA-Dw4. Hipotesis terbaru tentang penyebab penyakit ini adalah adanya faktor genetik yang mengarah pada perkembangan penyakit setelah terjangkit beberapa penyakit virus Epstein-Barr. , 1 | Askep Artritis Reumatoid

Upload: jojo-synyster-gatesdism

Post on 12-Dec-2014

119 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

atritis

TRANSCRIPT

Page 1: Artritis Reumatoid Print

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Artritis reumatoid merupakan inflamasi kronis yang paling sering ditemukan

pada sendi. Insiden puncak antara usia 40-60 tahun, lebih sering pada wanita daripada

pria dengan perbandingan 3:1. Penyebab utama kelainan ini tidak diketahui. Beberapa

teori yang dikemukakan mengenai penyebab artritis adalah infeksi streptokokus

hemolitikus dan streptokokus nonhemolitikus, endokrin, autoimun, metabolik, faktor

genetik, atau faktor lingkungan.

Pada saat ini, artritis reumatoid diduga karena faktor autoimun dan infeksi.

Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II, faktor infeksi mungkin disebabkan

oleh virus dan organisme mikroplasma atau grup difteroid yang menghasilkan antigen

kolagen tipe II dari tulang rawan sendi klien. Penyakit ini tidak dapat dibuktikan

hubungan pastinya dengan genetik. Terdapat kaitan dengan tanda genetik seperti

HLA-Dw4 dan HLA-DR5 pada orang kulit putih. Tetapi pada orang Amerika kulit

hitam, Jepang, dan Indian Chippewa hanya dikaitkan dengan HLA-Dw4. Hipotesis

terbaru tentang penyebab penyakit ini adalah adanya faktor genetik yang mengarah

pada perkembangan penyakit setelah terjangkit beberapa penyakit virus Epstein-Barr.

,

1 | A s k e p A r t r i t i s R e u m a t o i d

Page 2: Artritis Reumatoid Print

1.2 Rumusan masalah

1. Apa definisi dari Artritis reumatoid?

2. Apa etiologi dari Artritis reumatoid?

3. Apa manifestasi klinis dari Artritis reumatoid?

4. Bagaimana patofisiologi dari Artritis reumatoid?

5. Bagaimana pathway dari Artritis reumatoid?

6. Apa pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada klien Artritis reumatoid?

7. Apa penatalaksanaan medis dari Artritis Reumatoid?

8. Apa komplikasi dari Artritis reumatoid?

9. Bagiamana asuhan keperawatan pada klien Artritis reumatoid?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui definisi dari Artritis reumatoid

2. Mengetahui etiologi dari Artritis reumatoid

3. Mengetahui manifestasi klinis dari Artritis reumatoid

4. Mengetahui patofisiologi dari Artritis reumatoid

5. Mengetahui pathway dari Artritis reumatoid

6. Mengetahui pemeriksaan diagnostik yang dilakukan pada klien Artritis

reumatoid

7. Mengetahui penatalaksanaan medis dari Artritis Reumatoid

8. Mengetahui komplikasi dari Artritis reumatoid

9. Mengetahui asuhan keperawatan pada klien Artritis reumatoid

2 | A s k e p A r t r i t i s R e u m a t o i d

Page 3: Artritis Reumatoid Print

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Definisi

Artritis reumatoid adalah penyakit inflamasi nonbakterial yang bersifat sistemik,

progresif, cenderung kronis yang menyerang berbagai sistem organ. Penyakit ini

adalah salah satu dari sekelompok penyakit jaringan penyambung difus yang di

perantarai oleh imunitas dan tidak diketahui sebabnya. Biasanya terjadi destruksi

sendi progresif walaupun episode peradangan sendi dapat mengalami masa remisi.

(Mutaqin, Arif. 2010)

Reumatoid artritis (RA) adalah suatu penyakit sistemik yang bersifat progresif,

yang mengenai jaringan lunak dan cenderung untuk menjadi kronis. (Kapita selekta

kedokteran)

2.2 Etiologi

1. Infeksi streptokokus hemolitikus dan streptokokus nonhemolitikus

2. Endokrin

3. Autoimun

4. Metabolik

5. Faktor genetik

6. Faktor lingkungan.

2.3 Manifestasi Klinis

Kriteria Atritis Reumatoid (American Rheumatism Association, ARA)

Kriteria Tanda dan Gejala

1. Kekauan sendi jari tangan pada pagi hari (morning stiffnes)

2. Nyeri pada pergerakan sendi atau nyeri tekan sekurang-kurangya pada satu

sendi

3. Pembengkakan (oleh penebalan cairan lunak atau oleh efusi cairan ) pada slah

satu sendi secara terus menerus sekurang-kurangnya selama 6 minggu

4. Pembengkakan pada sekurang-kurangnya pada sendi lain

3 | A s k e p A r t r i t i s R e u m a t o i d

Page 4: Artritis Reumatoid Print

5. Pembengkakan sendi yang bersifat simetris

6. Nodul subkutan pada daerah tonjolan tulang pada daerah ektensor

7. Gambaran poto rotgen yang khas pada atritis reumatoid

8. Uji aglitinasi faktor reumatoid

9. Perubahan karakteritik histologis lapisan sinovia

10. Gambaran histologis yang khas pada nodul

11. Pengendapan cairan caousin yang jelek

Hasil penilaian:

Klasik : Bila terdapat 7 kriteria dan berlangsung sekurang-kurangnya selama 6 minggu.

Definitif : Bila terdapat 5 kriteria dan berlangsung sekurang-kurangnya selama 6 minggu.

Kemungkinan reumatoid : Bila terdapat 3 kriteria dan berlangsung sekurang-kurangnya

selama 4 minggu.

2.4 Patofisiologi

Kelainan yang dapat terjadi pada artritis rematoid adalah :

1. Kelainan sinovial berupa sinovitis awalnya terjadi hiperemi dan pembengkakan

pada sel-sel yang meliputi sinovia disertai infitrasi limfosit dan sel-sel plasma.

2. Kelainan pada tendo. Pada tendo terjadi tenosinovitis disertai invasi kolagen yang

dapat menyebabkan ruptur tendo secara parsial atau total.

3. Kelainan pada tulang. Pada artikular di bagi 3 stadium :

a. stadium I (stadium sinovitis) terjadinya kongesti vaskular, proliferasi sinovial di

sertai infitrasi limfosit dan sel-sel plasma. Selanjutnya terjadi penebalan struktur

kapsul sendi di sertai pembentukan vili pada sinovium dan efusi pada sendi

b. Stadium II (destruksi) inflamasi menjadi kronis serta terjadi destruksi sendi dan

tendo. Kerusakan pada tulang rawan sendi disebabkan oleh enzim proteolitik

dan jaringan vaskuler pada lipatan sinovia serta jaringan granulasi yang

terbentuk pada permukaan sendi.

c. Stadium III (deformitas) kombinasi antara destruksi sendi, ketegangan selaput

sendi, dan ruptur tendo akan menyebabkan instabilitas dan deformitas sendi.

Kelainan yang timbul ialah ankilosis jaringan yang selajutnya ankilosis tulang.

4. Kelainan pada jaringan ekstra-artikular.

4 | A s k e p A r t r i t i s R e u m a t o i d

Page 5: Artritis Reumatoid Print

a. Otot. Terjadi miopati pada elektromiograf menunjukan adanya degenerasi

serabut otot. Terjadi atrofi otot yang di sebabkan oleh kurangnya penggunaan

otot akibat inflamasi sendi yang ada.

b. Pembuluh darah kapiler. Terjadi proliferasi tunika intima, terjadi perubahan

pada pembuluh darah berupa artitis nekrotik. Akibatnya terjadi gangguan repons

sendi yang ada.

c. Nodul subkutan. Terdiri dari jaringan nekrotik di bagian sentral dan dikelilingi

oleh lapisan sel mononuklear yang tersusun secara radial dengan jaringan ikat

yang padat dan diinfiltrasi oleh sel-sel bulat.

d. Kelenjar limfe. Terjadi pembesaran kelenjar limfe yang berasal dari aliran limfe

sendi, hiperplasia folikular dan proliferasi jaringan ikat yang mengakibatkan

splenomegali.

e. Saraf. Pada saraf terjadi perubahan jaringan,reaksi epitelioid, serta infiltrasi

leukosit yang menyebabkan neuropati.

f. Organ visera. Kelainan ini bisa terjadi pada organ visera seperti jantung

dengnan adanya demam reumatik yang kemungkinan akan menyebabkan

gangguan pada katup jantung dan berakhir dengan kegagalan fungsi jantung

sebagai pompa jantung.

5 | A s k e p A r t r i t i s R e u m a t o i d

Page 6: Artritis Reumatoid Print

2.5 Pathway

6 | A s k e p A r t r i t i s R e u m a t o i d

Inflamasi non-bakterial disebabkan oleh infeksi, endokrin, autoimun,metabolik, dan faktor genetik serta faktor lingkungan

Artritis reumatoid

sinovitis tenosinovitis Kelainan pada tulang Kelainan pada jaringan ekstra artikular

Gambaran khas nodul subkutan

Hiperemia dan pembengkakan

I invasi kolagen Erosi tulang & kerusakan tulang

rawan

Nekrosis dan kerusakan dalam sendi

Ruptur tendo secara parsial atau total

Instabilitas dan deformitas sendi

1. nyeri 2.Hambatan mobilitas fisik

Gangguan mekanis & fungsional pada sendi

Gambaran khas nodul subkutan

Perubahan bentuk tubuh pada tulang dan sendi

6. gangguan konsep diri 4.ansietas 7.kebutuhan

informasi

miopati sistemik Kelenjar limfe

saraf Inflamasi keluar ekstra-artikular

Atrofi otot Splenomegali

Anemia Osteoporosis generalisata

Neuropati perifer

Kelemahan fisik

5.Gangguan sensorik

3.Defisit perawatan diri

4.Resiko trauma

Peperikarditis,miokarditis dan radang katup jantung

Ke kegagalan fungsi jantung

Page 7: Artritis Reumatoid Print

2.6 Pemeriksaan Diagnostik

a. Pemeriksaan radiologi. Pada tahap awal, foto rontgen tidak menunjukkan

kelainan yang mencolok. Pada tahap lanjut, terlihat rarefaksi korteks sendi yang

difus dan disertai trabekulasi tulang, obliterasi ruang sendi yang memberi

perubahan degeneratif berupa densitas, iregularitas permukaan sendi, serta

spurring marginal. Selanjutnya bila terjadi destruksi tulang rawan, akan terlihat

penyempitan ruang sendi dengan erosi pada beberapa tempat.

b. Pemeriksaan laboratorium. Ditemukan peningkatan laju endap darah, anemia

normositik hipokrom, reaksi protein-C positif dan mukoprotein meningkat,

faktor reumatoid positif 80% (uji Rose-Waaler) dan faktor antinuklear positif

80%, tetapi kedua uji ini tidak spesfifik.

2.7 Penatalaksanaan medis

Menurut Apley (1995), penataksanaan medis yang dilakukan pada arthritis

rheumatoid, meliputi :

a. Konservatif : Imobilisasi dengan pembebatan lokal dan injeksi metilprednisolon

dan nitrogen mustard biasanya mengurangi sinovitas. Mayoritas klien dapat

ditanggapi dengan adanya konservatif.

b. Pembedahan : sinovektomi, oseotomi siprakondilus, dan atroplasti.

2.8 Komplikasi

1. Ankilosis fibrosa atau tulang

2. Kontraktur jaringan tulang

3. Deformitas sendi

4. Kompresi medula spinalis

5. Carpal tunnel syndrom

6. Osteoporosis

7. Infeksi berulang

8. Nekrosis sendi panggul

7 | A s k e p A r t r i t i s R e u m a t o i d

Page 8: Artritis Reumatoid Print

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses keperawatan.

Untuk itu, diperlukan kecermatan dan ketelitian dalam menangani masalah klien

sehingga dapat memberi arah terhadap tindakan keperawatan.

1. Anamnesis. Dilakukan untuk mengetahui:

a. Identitas meliputi nama, jenis kelamin , usia, alamat, agama, bahasa yang

digunakan, status pernikahan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan

darah, nomor register, tanggal masuk rumah sakit, dan diagnosis medis.

Pada umumnya keluhan utama artritis reumatoid adalah nyeri pada daerah

sendi yang mengalami masalah. Untuk memperoleh pengkajian yang lengkap

tentang nyeri klien, perawat dapat menggunakan metode PQRST.

b. Riwayat penyakit sekarang. Pengumpulan data dilakukan sejak keluhan

muncul. Pada klien artritis reumatoid, stadium awal biasanya ditandai dengan

gangguan keadaan umum berupa malaise, penurunan berat badan rasa capek,

sedikit panas dan anemia. Gejala lokal yang terjadi berupa pembengkakan,

nyeri, dan gangguan gerak pada sendi metakarpofalangeal. Perlu dikaji kapan

gangguan sensorik muncul. Gejala awal terjadi pada sendi. Persendian yang

paling sering terkena adalah sendi tangan, pergelangan tangan, sendi lutut,

sendi siku, pergelangan kaki, sendi bahu, serta sendi panggul, dan biasanya

bersifat bilateral/simetris. Akan tetapi, kadang artritis reumatoid dapat terjadi

pada satu sendi.

c. Riwayat penyakit dahulu. Pada pengkajian ini, ditemukan kemungkinan

penyebab yang mendukung terjadinya artritis reumatoid. Penyakit tertentu

seperti penyakit diabetes menghambat proses penyembuhan artritis reumatoid.

Masalah lain yang perlu ditanyakan adalah apakah klien pernah dirawat

dengan masalah yang sama. Sering klien ini menggunakan obat antireumatik

jangka panjang sehingga perlu dikaji jenis obat yang digunakan (NSAID,

Antibiotik, dan analgesik).

8 | A s k e p A r t r i t i s R e u m a t o i d

Page 9: Artritis Reumatoid Print

d. Riwayat penyakit keluarga. Kaji tentang adakah keluarga dari generasi

terdahulu yang mengalami keluhan yang sama dengan klien.

e. Riwayat psikososial. Kaji respons emosi klien terhadap penyakit dan perannya

dalam keluarga dan masyarakat. Klien ini dapat mengalami ketakutan akan

kecacatan karena perubahan bentuk sendi dan pandangan terhadap dirinya

yang salah (gangguan citra diri). Klien ini uga dapat mengalami penurunan

libido sampai tidak dapat melakukan hubungan seksual karena harus

menjalani rawat inap dan kelemahan fisik serta nyeri. Klien artritis reumatoid

akan merasa cemas tentang fungsi tubuhnya sehingga perawat perlu mengkaji

mekanisme koping klien. Kebutuhan tidur dan istirahat juga harus dikaji,

Selain lingkungan, lama tidur, kebiasaan, kesulitan dan penggunaan obat tidur.

2. Pemeriksaan Fisik

Setelah melakukan anamnesis, PF sangat berguna untuk mendukung data

anamnesis. Pemeriksaan fisik dilakukan persistem (B1-B6) dengan fokus

pemeriksaan B6 (Bone) yang dikaitkan dengan keluhan klien.

a. B1 (Breathing). Tidak menunjukan kelainan sistem pernapasan pada saat

inspeksi, taktil fremitus seimbang, tidak ada suara tambahan.

b. B2 (Blood). Tidak ada iktus jantung pada saat palpasi. Nadi meningkat, pada

auskultasi ada suara S1 dan S2 tunggal dan tidak ada murmur.

c. B3 (Brain). Kesadaran kompos metis. Pada kasus yang lebih parah, klien

dapat mengeluh pusing dan gelisah.

Kepala dan wajah : Ada sianosis

Mata : Sklera tidak ikterik

Leher : JVP normal

Telinga : Tes weber normal. Tidak ada lesi atau nyeri tekan

Hidung : Tidak ada deformitas, tidak ada cuping hidung

Mulut dan faring : Tidak ada pembesaran tonsil, gusi, tidak terjadi

perdarahan, mukosa mulut tidak pucat

Status mental : Penampilan dan tingkah laku tidak mengalami perubahan

Pemeriksaan saraf kranial :

- Saraf I. Tidak ada kelainan pada fungsi penciuman

9 | A s k e p A r t r i t i s R e u m a t o i d

Page 10: Artritis Reumatoid Print

- Saraf II. Tes ketajaman penglihatan normal

- Saraf III, IV dan VI. Tidak ada gangguan mengangkat kelopak mata,

pupil isokhor

- Saraf V. Tidak mengalami paralisis pada otot wajah dan refleks

kornea biasanya tidak ada kelainan

- Saraf VII. Persepsi pengecapan dalam batas normal dan wajah

simetris

- Saraf VIII. Tidak ditemukan tuli konduktif atau tuli perseptif

- Saraf IX dan X. Kemampuan menelan baik

- Saraf XI. Tidak ada atrofi otot sternokleidomastoid dan trapezius

- Saraf XII. Lidah simetris, tidak ada deviasi pada satu sisi dan tidak

ada fasikulasi, indra pengecapan normal

d. B4 (Bladder). Produksi urine biasanya dalam batas normal dan tidak ada

keluhan pada sistem perkemihan.

e. B5 (Bowel). Umumnya tidak mengalami gangguan eliminasi. Meskipun

demikian, perlu dikaji frekuensi, konsistensi, warna serta bau feses. Frekuensi

berkemih, kepekatan urine, warna, bau dan jumlah urine juga harus dikaji.

Gangguan gastrointestinal yang sering adalah mual, nyeri lambung, yang

menyebabkan klien tidak nafsu makan, terutama klien yang menggunakan obat

ruematik dan NSAID. Peristaltik yang menurun menyebabkan klien jarang

defekasi.

f. B6 (Bone).

Look : Didapatkan adanya pembengkakan yang tidak biasa (abnormal),

deformitas pada daerah sendi kecil tangan, pergelangan kaki, dan sendi

besar lutut, panggul, dan pergelangan tangan. Adanya degenerasi serabut

otot memungkinkan terjadinya pengecilan, atrofi otot yang disebabkan

oleh tidak digunakannya otot akibat inflamasi sendi. Sering ditemukan

nodul subkutan multipel.

Feel : Nyeri tekan pada sendi yang sakit

Move : Ada gangguan mekanis dan fungsional pada sendi dengan

manifestasi nyeri bila menggerakkan sendi yang sakit. Klien sering

mengalami kelemahan fisik sehingga mengganggu aktivitas hidup sehari-

hari.

10 | A s k e p A r t r i t i s R e u m a t o i d

Page 11: Artritis Reumatoid Print

3.2 Diagnosa keperawatan

Masalah keperawatan utama klien artritis reumatoid adalah sebagai berikut.

1. Nyeri

2. Hambatan mobilitas fisik

3. Gangguan konsep diri (citra diri)

4. Defisiensi pengetahuan tentang prognosis dan kebutuhan pengobatan

3.3 Intervensi

Prioritas rencana asuhan keperawatan meliputi hal-hal sebagai berikut.

1. Menurunkan dan menaikkan adaptasi nyeri.

2. Memberi dukungan psikologis.

3. Mempertahankan fungsi sendi dan mencegahterjadinya defermitas.

4. Membantu meningkatkan fungsi anggota gerak yang terganggu.

5. Pemenuhan kebutuhan pendidikan dan latihan dalam rehabilitasi.

Diagnosa keperawatan : Nyeri sendi yang berhubungan dengan peradangan.

Tujuan keperawatan : Nyeri berkurang,hilang dan teratasi.

Kriteria hasil : Klien melaporkan penurunan nyeri,menunjukan perilaku relaks. Memperagakan

keterampilan reduksi nyeri yang dipelajari dengan peningkatan keberhasilan. Sklala

nyeri 0-1 atau teratasi.

Intervensi Rasional

MANDIRI

Kaji lokasi,intensitas,dan tipe nyeri. Observasi

kemajuan nyeri kedaerah yang baru. Kaji nyeri

dengan skala 0-4.

Bantu klien dalam mengidentifikasi faktor

pencetus.

Jelaskan dan bantu klien terkait dengan tindakan

pereda nyeri nonfarmakologi dan non-invasif.

Ajarkan relaksasi: teknik mengurangi

ketegangan otot rangka yang dapat mengurangi

Nyeri merupakan respon subjektif yang dapat

dikaji dengan menggunakan skala nyeri. Klien

melaporkan nyeri biasanya diatas tingkat cedera.

Nyeri dipengaruhi oleh kecemasan dan

peradangan pada sendi.

Pendekatan dengan menggunakan relaksasi dan

tindakan nonfarmakologi lain menunjukan

keefektifandalam mengurangi nyeri.

Akan melancarkan peredaran darah sehingga

kebutuhan oksigen pada jaringan terpenuhi dan

11 | A s k e p A r t r i t i s R e u m a t o i d

Page 12: Artritis Reumatoid Print

intensitas nyeri dan tingkatkan relaksasi masase.

Ajarkan metode distraksi selama nyeri akut.

Beri kesempatan waktu istirahat bila terasa nyeri

dan beri posisi yang nyaman (mis. Ketika

tidur,beri bantal kecil di punggung pasien)

Tingkatkan pengetahuan tentang penyebab nyeri

dan hubungan dengan berapa lama nyeri akan

berlangsung.

KOLABORASI

Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian

analgesic NSAID oral.

mengurangi nyeri.

Mengalihkan perhatian klien ke hal yang

menyenangkan.

Istirahat merelaksasi semua jaringan sehingga

akan meningkatkan kenyamanan.

Pengetahuan tersebut membantu mengurangi

nyeri dan dapat membantu meningkatkan

kepatuhan klien terhadap rencana teurapetik.

NSAID menghambat sintesis prostaglandin yang

mempunyai efek analgesic efektif sebagai pereda

nyeri arthritis rheumatoid.

Diagnosa Keperawatan: Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan kerusakan ujung

tulang dan sendi

Tujuan Perawatan: Klien mampu melaksanakan aktivitas fisik sesuai dengan

kemampuannya.

Kriteria Hasil : Klien ikut program latihan, tidak mengalami kantraktur sendi, kekuatan otot

bertambah, klien menunjukan peningkatan mobilitas dan mempertahankan

koordinasi optimal.

Intervensi Rasional

Mandiri

Kaji mobilitas dan observasi adanya

peningkatan kerusakan. Kaji secara teratur

fungsi motorik.

Atur posisi fisiologis

Mengetahui tingkat kemampuan klien dalam

melakukan aktivitas

Pengaturan posisi fisiologis dapat membantu

perbaikan sirkulasi oksigenisasi lokal dan

mengurangi penekanan lokal jaringan

12 | A s k e p A r t r i t i s R e u m a t o i d

Page 13: Artritis Reumatoid Print

Ajarkan klien melakukan latihan gerak aktif

pada ekstremitas yang tidak sakit

Bantu klien melakukan latihan ROM dan

perawatan diri sesuai toleransi

Pantau kemajuan dan perkembangan

kemampuan klien dalam melakukan

aktivitas

Kolaborasi

Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk

melatih fisik klien

Gerakkan aktif memberi massa, tonus, dan

kekuatan otot, serta memperbaiki fungsi

jantung dan pernapasan

Untuk mempertahankan fleksibilitas sendi

sesuai kemampuan

Untuk mendeteksi perkembangan klien

Kemampuan mobilisasi ekstremitas dapat

ditingkatkan dengan fisik dan tim fisiologis

Diagnosa Keperawatan: Defisiensi pengetahuan yang berhubungan dengan kurang informasi

tentang penatalaksanaan perawtan di rumah

Tujuan Perawatan : Klien dan keluarga dapat memahami cara perawatan di rumah

Kriteria Hasil : Klien mengungkapkan pengetahuan tentang proses penyakit, rencana

pengobatan, dan gejala kemajuan penyakit; mengekspresikan pengertian

tentang jadwal pengobatan

Intervensi Rasional

Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga

tentang perawatan di rumah

Diskusikan entang pengobatan: nama,

jadwal, tujuan, dosis dan efek samping

Menjadi data dasar bagi perawat untuk

menjelaskan sesuai pengetahuan klien dan

dapat menghindari pembicaraan yang tidak

perlu karena klien dan keluarga sudah

mengetahuinya

Memberi pengetahuan dasar tentang obat-

obatan yang akan digunakan sehingga dapat

mengurangi dampak komplikasi dan efek

samping obat

13 | A s k e p A r t r i t i s R e u m a t o i d

Page 14: Artritis Reumatoid Print

Diskusikan tanda dan gejala kemajuan

penyakit, peningkatan nyeri dan mobilitas

Beri dukungan psikologis agar klien

menjalankan apa yang sudah disepalati

Membantu klien dan keluarga dalam

penatalaksanaan perawatan klien artritis

reumatoid

Meningkatkan kemauan klien dan keluarga

tentang pentingnya perawatan di rumah

Diagnosa Keperawatan : Gangguan citra diri yang berhubungan dengan gangguan dan perubahan

strukur tubuh

Tujuan Perawatan : Citra diri klien meningkat

Kriteria Hasil : Klien mampu menyatakan atau mengomunikasikan dengan orang terdekat

tentang situasi dan perubahan yang terjadi, mampu menyatakan

penerimaan diri, mengakui dan menggabungkan perubahan ke dalam

konsep diri dengan cara yang akurat

Intervensi Rasional

Mandiri

Kaji perubahan persepsi dan hubungannya

dengan ketidakmampuan

Anjurkan klien mengekspresikan perasaan

termasuk sikap bermusuhan dan marah

Ingatkan kembali realitas bahwa klien masih

dapat menggunakan sisi yang sakit dan

belajar mengontrol sisi yang sehat

Bantu dan anjurkan perawatan yang baik

dan memperbaiki kebiasaan

Menentukan bantuan individual dalam

menyusun rencana perawatan atau pemilihan

intervensi

Menunjukan penerimaan, membantu klien

untuk mengenal, dan mulai menyesuaikan

dengan perasaan tersebut

Membantu klien melihat bahwa perawat

menerima kedua bagian sebagai keseluruhan

tubuh. Mengizinkan klien untuk merasakan

adanya harapan dan mulai menerima situasi

baru

Membantu meningkatkan perasaan harga diri

dan mengontrol lebih dari satu area

kehidupan

14 | A s k e p A r t r i t i s R e u m a t o i d

Page 15: Artritis Reumatoid Print

Anjurkan orang terdekat mengizinkan klien

melakukan sebanyak mungkin hal untuk

dirinya

Bersama klien mencari alternatif koping

yang positif

Dukung perilaku atau usaha, seperti

peningkatan minat atau partisipasi dalam

aktivitas rehabilitasi

Kolaborasi

Rujuk ke ahli neuropsikologi dan konseling

bila ada indikasi

Menghidupkan kembali perasaan mandiri dan

membantu perkembangan harga diri serta

memengaruhi proses rehabilitasi

Dukungan perawat kepada klien dapat

meningkatkan rasa percaya diri

Klien dapat beradaptasi terhadap perubahan

dan pengertian tentang peran individu di

masa mendatang

Dapat memfasilitasi perubahan peran yang

penting untuk perkembangan pereasaan

3.4 Implementasi

Implementasi yang dilakukan yaitu sesuai dengan intervensi yang telah direncanakan.

3.5 Evaluasi

Hasil asuhan keperawatan yang di harapkan adalah sebagai berikut.

1. Terpenuhinya penurunan dan peningkatan adaptasi nyeri.

2. Terpenuhinya dukungan psikologis.

3. Tercapainya fungsi sendi dan mencegah terjadi deformitas.

4. Tercapainya peningkatan fungsi anggota gerak yang terganggu.

5. Terpenuhinya kebutuhan pendidikan dan latihan dalam rehabilitasi.

15 | A s k e p A r t r i t i s R e u m a t o i d

Page 16: Artritis Reumatoid Print

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Artritis reumatoid adalah penyakit inflamasi nonbakterial yang bersifat

sistemik, progresif, cenderung kronis yang menyerang berbagai sistem organ.

Penyakit ini adalah salah satu dari sekelompok penyakit jaringan penyambung difus

yang di perantarai oleh imunitas dan tidak diketahui sebabnya. Biasanya terjadi

destruksi sendi progresif walaupun episode peradangan sendi dapat mengalami masa

remisi.

4.2 Saran

Artritis reumatoid adalah salah satu penyakit gangguan reumatologi yang

sangat berbahaya yang sering terjadi pada masyarakat, oleh karena itu sangat penting

bagi kita sebagai perawat untuk memberi pendidikan kesehatan pada masyarakat atau

pasien agar bisa mencegah atau bila sudah menderita artritis reumatoid dapat

menanganinya.

Pendidikan kesehatan pada masyarakat atau pasien adalah hal penting dalam

menjalankan prinsip untuk membantu mempelajari perawatan diri yang efektif. Hal-

hal penting yang harus diberikan oleh perawat dalam pendidikan kesehatan.

Oleh karena itu, sangat penting bagi kita sebagai perawat untuk mengetahui

lebih rinci dari artritis reumatoid ini agar kita dapat mencegahnya, dan dapat

memberikan asuhan keperawatan yang tepat untuk klien.

16 | A s k e p A r t r i t i s R e u m a t o i d