artritis reumatoid dan osteoartritis s lailatus syifa 05.doc

22

Click here to load reader

Upload: agung-budiman-agustinus-silalahi

Post on 27-Oct-2015

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Artritis Reumatoid dan Osteoartritis S Lailatus Syifa 05.doc

ARTRITIS REUMATOID

Pendahuluan

Artritis reumatoid (AR) adalah sebuah penyakit kronik, yang ditandai

dengan inflamasi dari tepi atau sinovial persendian. Dia dapat menjadi kerusakan

sendi jangka panjang sehingga menimbulkan nyeri kronik, kehilangan fungsi dan

disabilitas.1

Artritis reumatoid adalah gangguan kronik yang menyerang berbagai

sistem organ. Penyakit ini adalah salah satu dari sekelompok penyakit jaringan

ikat difus yang diperantarai oleh imunitas dan tidak diketahui penyebabnya .

Artritis reumatoid merupakan suatu penyakit yang tersebar luas serta

melibatkan semua kelompok ras dan etnik didunia. Penyakit ini merupakan suatu

penyakit autoimun yang ditandai dengan terdapatnya sinovitis erosif simetrik

yang walaupun terutama mengenai jaringan persendian, seringkali juga

melibatkan organ tubuh lainnya. Sebagian besar pasien menunjukkan gejala

penyakit kronik yang hilang timbul yang jika tidak diobati akanmenyebabkan

terjadinya kerusakan persendian dan deformitas sendi yang progresif yang

menyebabkan disabilitas bahkan kematian dini.

AR juga merupakan penyakit sistemik yang berarti dapat mempengaruhi

organ lain dalam tubuh. Sehingga diagnosis dini dari penyakit ini sangat penting

untuk dapat membuat hidup tetap produktif dan pengobatan AR yang agresif

dapat membatasi kerusakan sendi, sehingga mengurangi keterbatasan gerak,

penurunan kemampuan dalam bekerja, biaya pengobatan yang tinggi dan

operasi.

Destruksi jaringan sendi terjadi melalui 2 cara:

Pertama adalah destruksi pencernaan oleh produksi protease, kolagenase dan

enzim2 hidrolitik lainnya. Enzim ini memecah kartilago, ligamen, tendon dan

tulang pada sendi, serta dilepaskan bersama sama dengan radikal oksigen,

metabolit asam arakidonat untuk leukosit polimorfonuklear dalam cairan sinovial.

Proses ini diduga merupakan bagian dari respon autoimun terhadap antigen yang

diproduksi secara lokal.

Manifestasi yang timbul dapat terbagi artikular, ekstraartikular dan

konstitusinal yaitu berupa kelemahan umum, cepat lelah.

1

Page 2: Artritis Reumatoid dan Osteoartritis S Lailatus Syifa 05.doc

Perkembangan AR terjadi dalam 3 tahap. Yang pertama adalah pembengakan

dari sinovial yang menyebabkan nyeri, perasaan hangat, kaku, kemerahan dan

pembengkakan disekitar sendi. Kedua adalah perkembangan dan pertumbuhan

sel yang cepat, atau pannus, yang menyebabkan sinovial menebal. Pada tahap

ketiga, sel radang akan mengeluarkan enzim yang memecahkan tulang dan

tulang rawan, yang sering mengakibatkan sendi kehilangan bentuk dan postur

(alignment), nyeri yang bertambah, dan kesukaran bergerak.1

Epidemiologi 1,2

AR lebih sering menyerang wanita dengan perbandingan antara wanita dan

pria sebesar 3 : 1 atau sekitar 70% nya adalah wanita. AR juga dapat menyerang

anak-anak, yaitu artritis reumatoid juvenil. Insidennya meningkat sejalan dengan

bertambahnya usia. Insiden puncaknya pada usia 40-60 tahun. Penyakit ini

menyerang orang-orang di seluruh dunia dari berbagai suku bangsa.

AR sering mengalami remisi pada wanita hamil, walaupun gejala akan lebih

nyata dan lebih intens setelah bayi lahir.

Etiologi2

Penyebab utamanya masih belum diketahui secara pasti. Tetapi ada

beberapa faktor yang menentukan morbiditas penyakit ini, yaitu :

- Faktor genetik

Telah lama diketahui bahwa artritis reumatuid lebih sering dijumpai pada

kembar monozigot dibandingkan kembar dizygot.

Hal ini terbukti dari terdapatnya hubungan antara produk kompleks

histokompatibilitas utama kelas II (MHC klas II), khususnya HLA-DR4 dengan

AR seropositif. Pengemban HLA-DR4 memiliki resiko 4 : 1 untuk menderita

penyakit ini. Petanda ini diturunkan dari orang tua kepada anaknya.

Molekul antigen MHC II dapat dideteksi secara serologis baik dengan cara

mencampurkan limfosit pasien dengan antibody humoral terhadap HLA

tertentu atau dengan dengan melakukan mix lympocyte culture (MLC).

- Faktor imun

Faktor reumatoid adalah suatu antibodi terhadap epitop fraksi Fc lgG yang

dijumpai pada 70-90% pasien AR.

2

Page 3: Artritis Reumatoid dan Osteoartritis S Lailatus Syifa 05.doc

- Faktor hormonal/ hormon sex

Adanya kecenderungan wanita untuk menderita AR dan sering dijumpainya

remisi pada wanita yang sedang hamil menimbulkan dugaan adanya faktor

keseimbangan hormonal sebagai salah satu faktor yang berpengaruh pada

penyakit ini.

Prevalensi artritis reumatoid diketahui 3x lebih banyak diderita kaum wanita

dari kaum pria. Rasio ini dapat mencapai 5:1 pada wanita dalam usia subur.

Akan tetapi, walaupun masih banyak kontroversi dalam hal ini, beberapa

observasi menunjukkan bahwa penggunaan kontrasepsi oral/ preparat

estrogen eksternal bagi wanita yang telah mengalami menopouse

menimbulkan kesan terjadinya penurunan insiden penyakit ini.

- Faktor infeksi

Akhir akhir ini virus Epstein Barr (EBV) telah banyak menarik perhatian para

ahli. Pada pasien yang mengalami infeksi virus ini, sering kali dijumpai gejala

artralgia, walaupun jarang dijumpai gejala artritis yang jelas.

Beberapa klinisi dan peneliti percaya bahwa AR dipicu oleh infeksi. Dugaan ini

muncul karena umumnya onset penyakit ini terjadi secara mendadak dan

timbul dengan disertai gambaran inflamasi yang mencolok. Agen infeksius

yang diduga sebagai penyebab AR antara lain bakteri, mikoplasma atau virus.

Meskipun begitu, penyakit ini tidak menular.

- Faktor HSP (Heat Shock Protein)

Heat shock protein adalah sekelompok protein berukuran sedang (60-90 kDa)

yang dibentuk oleh seluruh spesies sebagai respon terhadap stress.

Mekanismenya belum diketahui dengan jelas.

Klasifikasi dan Kriteria Diagnosa AR2,3

Kriteria American Rheumatism Association untuk Artritis Reumatoid, Revisi

tahun 1987.

Kriteria Definisi

1. Kaku di pagi hari Kekakuan pada pagi hari pada persendian dan

3

Page 4: Artritis Reumatoid dan Osteoartritis S Lailatus Syifa 05.doc

sekitarnya, sekurang-kurangnya selama 1 jam

sebelum perbaikan maksimal.

2. Artritis pada 3

daerah

persendian/lebih

Pembengkakan jaringan lunak atau persendian atau

lebih efusi (bukan pertumbuhan tulang) pada

sekurang-kurangnya 3 sendi secara bersamaan

yang diobservasi oleh seorang dokter.

Ke-14 sendi yang memenuhi kriteria adalah PIP,

MCP, pergelangan tangan, siku, pergelangan sendi,

dan MTP kiri dan kanan.*

3. Artritis pada

persendian tangan

Sekurang-kurangnya terjadi pembengkakan 1

persendian tangan seperti tertera diatas.

4. Artritis simetris Keterlibatan sendi yang sama (seperti yang tertera

pada kriteria 2) pada kedua belah sisi (keterlibatan

PIP, MCP atau MTP bilateral dapat diterima

walaupun tidak mutlak bersifat simetris).

5. Nodul reumatoid Nodul subkutan pada penonjolan tulang atau

permukaan ekstensor atau daerah juxta artrikular

yang diobservasi oleh seorang dokter.

6. Faktor reumatoid

serum

Terdapatnya titer abnormal faktor reumatoid serum

yang diperiksa dengan cara memberikan hasil

positif kurang dari 5% kelompok kontrol yang

diperiksa.

7. Perubahan

gambaran radiologis

Perubahan gambaran radiologis yang khas bagi AR

pada pemeriksaan sinar X tangan posteroantrior

atau pergelangan tangan yang harus menunjukkan

adanya erosi atau dekalsifikasi tulang yang

berlokalisasi pada sendi atau daerah yang

berdekatan dengan sendi (perubahan akibat

osteoartritis saja tidak memenuhi persayaratan).

Untuk keperluan klasifikasi, seseorang dikatakan menderita artritis

reumatoid jika ia sekurang-kurangnya memenuhi 1 sampai 4 dari 7 kriteria

diatas. Kriteria 1 sampai 4 harus terdapat minimal selama 6 minggu. Pasien

4

Page 5: Artritis Reumatoid dan Osteoartritis S Lailatus Syifa 05.doc

dengan dua diagnosis tidak dieksklusikan. Pembagian diagnosis sebagai artritis

reumatoid klasik, definit, probable atau possible tidak perlu dibuat.

PIP : Proximal interphalangeal, MCP : Metacarpophalangeal, MTP :

Metatarsophalangeal.

Manifestasi AR

Manifestasi Artrikular 2,4

Manifestasi artikular AR dapat dibagi menjadi 2 kategori :

1. Gejala inflamasi akibat aktivitas sinovitis yang bersifat reversibel

2. Gejala akibat kerusakan struktur persendian yang bersifat ireversibel

Manifestasi yang pertama dapat diatasi dengan pengobatan medikamentosa

atau pengobatan non surgikal. Sedangkan manifestasi kedua merupakan

proses yang tidak dapat diperbaiki lagi dan memerlukan modifikasi mekanik

atau pembedahan rekonstruktif.

Gejala klinis yang berhubungan dengan aktivitas sinovitis adalah kaku pagi

hari yang pada umumnya berlangsung lebih lama daripada yang dialami

pasien osteoartritis yaitu lebih dari 1 jam. Lamanya kaku pagi hari pada AR ini

agaknya berhubungan dengan lamanya imobilisasi (saat pasien tidur) serta

beratnya inflamasi. Inflamasi akan menyebabkan terjadinya imobilisasi

persendian yang jika berlangsung lama akan mengurangi pergerakan sendi

baik secara aktif maupun secara pasif. Otot dan tendon yang berdekatan

dengan persendian yang mengalami peradangan cenderung untuk mengalami

spasme dan pemendekan. Deformitas persendian pada AR dapat juga terjadi

akibat beberapa mekanisme yang berhubungan dengan terjadinya sinovitis

pada pembentukan pannus. Sinovitis akan menyebabkan kerusakan rawan

sendi dan erosi tulang periartrikular sehingga menyebabkan terbentuknya

permukaan sendi yang tidak rata.

Persendian yang dipengaruhi oleh AR 1,2

Vertebra servikalis

Walaupun AR jarang

melibatkan segmen

vertebre lainnya, vertebre

servicalis merupakan

segmen yang sering

Gejala dini AR pada vertebrae servikalis

umumnya bermanifestasi sebagai: Kekakuan

pada seluruh segmen leher dan umumnya

keterbatasan gerak.

5

Page 6: Artritis Reumatoid dan Osteoartritis S Lailatus Syifa 05.doc

terlibat pada AR

Gelang bahu

Peradangan pada gelang bahu akan

mengurangi lingkup gerak sendi gelang bahu,

karena dalam aktivitas sehari-hari gerakan bahu

tidak memerlukan lingkup gerak luas.

Umumnya pada keadaan ini pasien tidak

merasa terganggu dengan keterbatasan

tersebut. Sukar diketahui dengan pemeriksaan

fisik. Hanya penemuan objektif yaitu gerakan

yang terbatas (frozen shoulder syndrome)

Siku Sinovitis artikulasio kubiti dapat dengan mudah

diketahui dengan palpasi. Dapat menimbulkan

gejala neuropai tekan.

Tangan dan pergelangan

tangan

Keterlibatan persendian pergelangan tangan,

MCP dan PIP hampir selalu dijumpai pada AR.

Gambaran swan neck deformities, boutonniere,

pergesaran ulnar atau deviasi jari dan

subluksasi sendi MCP sering dijumpai pada AR

Panggul

Keterlibatan panggul sering pada AR tetapi

manifestasi dini tidak terlihat.

Pada keadaan dini keterlibatan sendi panggul

mungkin hanya dapat terlihat sebagai

keterbatasan gerak yang tidak jelas/ gangguan

ringan pada kegiatan tertentu seperti saat

mengenakan sepatu. Walaupun demikian jika

obstruksi rawan sendi telah terjadi, gejala

gangguan sendi panggul akan berkembang

lebih cepat dibandingkan gangguan pada

persendian lainnya.

LututPenebalan efusi dan sinovial lutut umumnya

mudah dideteksi pada pemeriksaan.

Kaki dan pergelangan kaki Keterlibatan persendian MTP, talonavikularis

dan pergelangan kaki merupakan gambaran

khas AR.

6

Page 7: Artritis Reumatoid dan Osteoartritis S Lailatus Syifa 05.doc

Manifestasi ekstraartikular 1,2

Kulit Nodul reumatoid sering muncul pada 50%

penderita AR. Vaskulitis yang bermanifestasi

sebagai lesi purpura atau ekimosis pada kulit

dan nekrosis kuku.

Mata Keratoconjunctivitis sicca, episkleritis, skleritis

Sistem respiratorikKeterlibatan paru adalah umum walaupun

asimtomatik. Gejala yang timbul dapat berupa

nyeri tenggorokan, nyeri menelan atau disfonia.

Sistem kardiovaskular

Lesi inflamatif yang menyerupai nodul rematoid

dapat dijumpai pada miokardium dan katup

jantung. Lesi ini dapat menyebabkan disfungsi

katup, fenomena embolisasi, gangguan

konduksi, aortitis dan kardiomiopati.

Sistem saraf Umumnya tidak memberikan gambaran yang

jelas. Biasanya berhubungan dengan mielopati

akiba instabilitas vertebra srvikalis, neuropati

jepitan atau neuropati iskemik akibat vaskulitis.

Sistem hematologis

Anemia mikrositik hipokrom dengan kadar besi

serum rendah dan kapasitas iron-binding yang

normal atau rendah biasanya muncul pada AR

aktif.

Sistem gastrointestinal Umumnya tidak ada yang spesifik kecuali

xerostomia yang berhubungan dengan sindrom

Sjogren atau komplikasi gastrointestinal akibat

vaskulitis

Ginjal Proteinuria yang timbul akibat OAINS.

Manifestasi konstitusional 2

Lelah, anoreksia, berat badan menurun, demam, nyeri otot, depresi, tangan

dan kaki dingin serta berkeringat dan keterlibatan kelenjar sekitar mata dan

mulut menyebabkan penurunan produksi airmata dan saliva (sindrom

Sjogren)

7

Page 8: Artritis Reumatoid dan Osteoartritis S Lailatus Syifa 05.doc

Pemeriksaan Laboratorium 1,2

Beberapa hasil uji laboratorium dipakai untuk membantu menegakkan diagnosis

AR.

- Hitung jenis darah

Penderita AR umumnya jumlah sel darah merah rendah (anemia), sel darah

putih dapat meninggi yang menandakan infeksi. Jika sel darah putihnya

rendah kemungkinan sindrom Felty yang merupakan komplikasi AR karena

obat-obatan.

- LED

Pada AR nilainya dapat tinggi (100 mm/jam atau lebih tinggi lagi) yang

mengindikasikan adanya inflamasi.

- C-Reactive Protein

Protein ini ditemukan di dalam tubuh dan meningkat jika terdapat inflamasi

- Rheumatoid Factor (RF)

Hampir 70-80% orang dengan RF menderita AR, semakin tinggi jumlahnya,

semakin aktif dan berat penyakitnya. Penderita AR digolongkan seronegatif

dan seropositif

- Antinuclear Antibodies (ANA)

Terdapat pada 30-40% penderita AR.

Pemeriksaan Radiologis

Dari Classification of Joint Disease From Radiologic Standpoint 6, AR termasuk :

- Penyakit yang ditandai oleh osteoporosis dari tulang sekitar sendi dan

penyempitan ruang sendi dengan resorpsi tulang subkondral.

- Penyakit yang ditandai oleh ankylosis. Hal ini adalah perubahan lanjut

nonspesifik pada semua penyakit sendi yang destruktif.

AR juga dapat diperiksa dengan Magnetic Resonace Imaging (MRI), ultrasound

sendi, dan Bone Densitrometry (DEXA).1

Konsep pengobatan AR:

8

Page 9: Artritis Reumatoid dan Osteoartritis S Lailatus Syifa 05.doc

Tujuan utama dari program pengobatan adalah sebagai berikut :

1. Menghilangkan gejala inflamasi aktif baik lokal maupun sistemik.

2. Mencegah terjadinya destruksi jaringan.

3. Mencegah terjadinya deformitas dan memelihara fungsi persendian agar

tetap dalam kedaan baik.

4. Mengembalikan kelainan fungsi organ dan persendian yang terlibat agar

selaput mungkin menjadi normal kembali.

Karena itu ada sejumlah cara penatalaksanaan untuk mencapai tujuan tersebut,

yaitu : 1,2

Edukasi

Penerangan tentang kemungkinan faktor etiologi, riwayat alamiah penyakit

dan penatalaksanaan AR kepada pasien merupakan amat penting untuk

dilakukan. Sehingga dapat dikontrol perubahan emosional, motivasi dan

kognitif yang terganggu akibat penyakit ini.

Medikamentosa

- Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS)

Diberikan pada pasien AR sejak masa dini

Digunakan untuk mengurangi inflamasi dan meredakan nyeri, juga

memberikan efek analgesik yang sangat baik. Contohnya : aspirin,

ibuprofen, indometasin, valdecoxib dan celecoxib. Hati-hati terhadap efek

toksisitasnya pada sistem gastrointestinal.

OAINS bekerja dengan cara:

1. Memungkinkan stabilisasi membran lisosomal

2. menghambat pembebesan dan aktivitas mediator inflamasi (histamin,

serotonon, enzim lisosomal)

3. menghambat migrasi sel ke tempat peradangan

4. menghambat proliferasi seluler

5. menetralisasi... seluler

6. menekan rasa nyeri

- Obat Analgetik

Digunakan untuk meredakan nyeri tapi tidak berpengaruh pada inflamasi

contohnya : asetaminofen, propoksifen, mepeidin dan morfin.

9

Page 10: Artritis Reumatoid dan Osteoartritis S Lailatus Syifa 05.doc

- Kortikosteroid

Hanya diresepkan pada dosis pemeliharaan yang rendah untuk mencegah

kerusakan sendi contohnya : glukokortiroid, prednison.

- Disease Modifying Antirheumatic Drugs (DMARD)

Digunakan bersama dengan OAINS dan atau prednison untuk

memperlambat kerusakan sendi. Contohnya : metotreksat, senyawa emas,

penisilamin, azatioprin, klorokuin, hidroksiklorokuin, sulfasalazin.

Terdapat 2 cara pendekatan:

1. pemberian DMARD tunggal yang dimulai dari saat yang

sangat dini

2. menggunakan 2 atau lebih DMARD secara simultan/

secara siklik seperti penggunaan obat-obatan

imunosupresif pada pengobatan penyakit keganasan.

Beberapa jenis DMARD yang lazim digunakan:

- klorokuin

banyak ditemukan di Indonesia dan murah

efek sampingnya kecil

- sulfazalazine

- D-penicillamine

- Garam emas (auro sodium thiomalatel (AST)

intramuskular

- Biologic Response Modifiers

- Terapi Imunoadsorpsi Protein-A

Operasi

- Sinovektomi : memotong / memindahkan sinovium yang sakit

atau tepi dari persendian. Hasilnya adalah

pengurangan pembengkakan dan nyeri.

- Operasi Artroskopi : dilakukan pada lutut dan bahu.

- Osteotomi : “memotong tulang” untuk meningkatkan

stabilitas dengan mendistribusi ulang beban

pada sendi.

- Joint Replacement Surgery atau Artroplasti

10

Page 11: Artritis Reumatoid dan Osteoartritis S Lailatus Syifa 05.doc

- Artrodesis atau penggabungan (fusion)

Rehabilitasi

- Olah raga

Jenis oleh raga yang dapat dilakukan ada 3 yaitu fleksibilitas (peregangan),

beban (tahanan), dan aerobik.

- Keseimbangan antara aktivitas dan istirahat.

- Mengatasi depresi

Dilakukan dengan : - Relaksasi dan tidur

- Terapi lainnya :

o Pijatan

o Akupuntur

o Diet

o Suplemen

11

Page 12: Artritis Reumatoid dan Osteoartritis S Lailatus Syifa 05.doc

OSTEOARTRITIS

Pendahuluan

Osteoartritis adalah penyakit degeneratif dari sendi, yang merupakan tipe

paling sering muncul dari artritis. Ditandai dengan kerusakan kartilago sendi.

Sehingga terjadi gesekan antar tulang yang menimbulkan nyeri dan keterbatasan

gerak.1

Penyakit ini bersifat kronik, progresif lambat, tidak meradang dan ditandai oleh

adanya deteriorasi dan abarasi dari rawan sendi dan adanya pembentukan tulang

baru pada persendian.

Epidemiologi 7

Sering dijumpai pada wanita dan ditemukan pada orang-orang yang lebih

dari 45 tahun. Insiden bertambah dengan meningkatnya usia. Sendi-sendi yang

paling sering diserang adalah sendi-sendi yang harus memikul beban tubuh,

antara lain lutut, panggul, vertebra lumbal dan servikal, dan sendi-sendi pada

jari. Gambaran khas dari osteoartritis adalah keterlibatan sendi palang-palang

distal dan proksimal, sementara sendi metakarpofalangeal biasanya tidak

diserang.

Etiologi

Sama seperti AR, osteoartritis juga tidak diketahui dengan pasti

penyebabnya. Tetapi ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap timbulnya

osteoartritis, yaitu : 7,8,9

- Faktor usia

Peningkatan usia sepertinya ada hubungannya dengan perubahan-perubahan

dalam fungsi kondrosit, menimbulkan perubahan komposisi rawan sendi yang

mengarah pada pekembangan osteoartritis.

- Faktor genetik

Genetik memiliki peran dalam perkembangan osteoartritis terutama di

tangan. Mungkin sebagian orang dilahirkan dengan adanya defek kartilago

atau kartilago yang tipis yang memungkinkan sendi bergabung.

- Faktor hormonal dan jenis kelamin

12

Page 13: Artritis Reumatoid dan Osteoartritis S Lailatus Syifa 05.doc

Terlihat dengan banyaknya penderita osteoartritis adalah wanita serta

hubungan antara estrogen dan pembentukan tulang.

Perkembangan osteoartritis sendi-sendi interfalangs distal tangan (Nodus

Heberden) dipengaruhi oleh jenis kelamin dan lebih dominan pada wanita, 10

kali lebih sering. Wanita lebih sering terkena osteoartritis lutut dan banyak

sendi, sedangkan pria lebih sering terkena osteoartritis paha, pergelangan

tangan dan leher.

- Faktor kegemukan dan penyakit metabolik

Obesitas akan membani lutut sehingga cenderung timbul oasteoartritis lutut.

Meskipun sendi-sendi yang lain juga ikut terkena. Hubungan dengan penyakit

metabolik adalah kemungkinan penderita osteoartritis memiliki resiko tinggi

penyakit jantung koroner, hipertensi dan diabetes mellitus.

- Faktor cedera sendi, pekerjaan atau olah raga

Adanya cedera sendi, pekerjaan memakai satu sendi yang terus menerus dan

olah raga dapat meningkatkan resiko terjadinya osteoartritis.

- Faktor pertumbuhan

Kelainan kongenital dan pertumbuhan paha (misalnya perthes dan dislokasi

kongenital paha) dikaitkan dengan osteoartritis paha pada usia muda.

- Faktor-faktor lain

Tingginya kepadatan tulang meningkatkan resiko timbulnya osteoartritis.

Suku bangsa juga mempengaruhi prevalensi dan pola sendi yang terkena.

Manifestasi Klinis 7,8

Nyeri sendi

Biasanya timbul sebagai keluhan utama. Nyeri dirasakan bertambah saat

bergerak dan sedikit berkurang saat istirahat.

Hambatan gerak sendi

Gangguan ini bertambah sejalan dengan bertambahnya rasa nyeri.

Kaku pagi

Dapat timbul setelah imobilitas, seperti duduk di kursi / mobil dalam waktu

lama, atau setelah bangun tidur.

Krepitasi

Adalah rasa gemeretak pada sendi yang sakit.

Pembesaran sendi (deformitas)

13

Page 14: Artritis Reumatoid dan Osteoartritis S Lailatus Syifa 05.doc

Pembesaran sendi ini terjadi perlahan-lahan, sering terlihat di lutut atau

tangan.

Perubahan gaya berjalan

Merupakan gejala yang paling menyusahkan karena dapat mengganggu

kemandirian pada penderita yang tua.

Pemeriksaan Fisik7

Terlihat dari :

1. Hambatan gerak

Perubahan ini seringkali ada meskipun pada osteoartritis yang masih dini.

Bertambah berat dengan keparahan penyakit. Hambatan dapat berupa

konsentris (seluruh arah gerak) ataupun eksentris (1 arah gerak).

2. Krepitasi

Gejala ini sangat berarti pada osteoartritis lutut.

3. Pembengkakan sendi yang asimetris

Terjadi karena efusi pada sendi atau dapat karena osteofit yang mengubah

permukan sendi.

4. Tanda-tanda peradangan

Tanda-tanda berupa nyeri tekan, gangguan gerak, rasa hangat yang merata

dan warna kemerahan, mungkin dijumpai karena adanya sinovitis.

5. Perubahan bentuk (deformitas) sendi yang permanen.

Dapat timbul karena kontraktur sendi yang lama, perubahan permukaan

sendi, kecacatan dan gaya berdiri dan perubahan pada tulang dan permukaan

sendi.

6. Perubahan gaya berjalan.

Hampir selalu berhubungan dengan nyeri karena menjadi tumpuan berat

badan.

Pemeriksaan Laboratorium

Hasil pemeriksaan laboratorium tidak banyak berguna. Petanda (marker) masih

diteliti kegunaannya.

14

Page 15: Artritis Reumatoid dan Osteoartritis S Lailatus Syifa 05.doc

Pemeriksaan Radiologis

Dari Classification of Joint Disease From Radiographic Standpoint,

oateoartritis termasuk dalam penyakit yang ditandai oleh respon proliferasi

kapsular dan subkondral. Adanya capsular lipping, spurring, kalsifikasi dan

ossifikasi yang terlihat dalam berbagai tingkat.6

Dan gambaran radiologisnya ialah :

a. Penyempitan ruang sendi yang seringkali asimetris (lebih berat pada bagian

yang menanggung beban)

b. Peningkatan densitas (sklerosis) tulang subkondral

c. Kista tulang

d. Osteofit pada pinggir sendi

e. Perubahan struktur anatomi sendi

Pemeriksaan radiologis lain (MRI, artroskopi, artrografi) diperlukan bila pasien-

pasien dicurigai mempunyai penyakit-penyakit yang berat meskipun jarang

(osteonekrosis, neuropati charcot, pimented sinovitis).7

Diagnosis

Pada dasarnya merupakan gabungan dari gejala klinis dan perubahan radiografi.

Diagnosis Banding 7

1. Penyakit-penyakit metabolik dan herediter yang menimbulkan gambaran

radiologis oateoartritis (hiperparatiroidisme, oochronosis dan alkaptonuria)

2. Penyakit sendi lain yang cukup berat (osteonekrosis, neuropati charcot,

sinovitis vilonodular dan kondromatosis sinovial)

3. Penyakit sendi peradangan atau kristal (gout, pseudogout, artritis bakterial

dan AR).

4. Penyakit reumatik jaringan ikat (bursitis anserin, periartritis bahu, sindrom

carpal tunnel dan tenosinovitis)

Penatalaksanaan Osteoartritis 7

- Medikamentosa

Yang bertujuan mengurangi rasa sakit, meningkatkan mobilitas dan

mengurangi ketidakmampuan. Contohnya : OAINS , analgetik, kortikosteroid.

- Pelindung sendi

15

Page 16: Artritis Reumatoid dan Osteoartritis S Lailatus Syifa 05.doc

Sebagai koreksi terhadap postur yang buruk dan penyangga lordosis lumbal

yang berlebihan. Contohnya : tongkat, alat-alat listrik yang membantu

meringankan kerja sendi.

- Diet

Diet untuk pasien osteoartritis yang gemuk harus diutamakan, karena dapat

mengurangi keluhan dan peradangan.

- Dukungan psiko-sosial

- Fisioterapi

Meliputi pemakaian panas dan dingin program latihan yang tepat. Latihan

isometrik lebih baik daripada isotonik karena mengurangi tegangan sendi.

- Operasi

Osteotomi

Debridemen sendi

Pembersihan osteofit

Artroplasti total / parsial

Artrodesis

Kondroplasti (artroplasti abrasi)

16

Page 17: Artritis Reumatoid dan Osteoartritis S Lailatus Syifa 05.doc

DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.arthritis.org

2. Adnan HM, Daud ARR, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Artritis Reumatoid, Jilid

I Edisi Ketiga. Jakarta : 62-70,1996.

3. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/rheumatoidarthritis.htm

4. Carter MA, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, Artritis

Reumatoid, Buku 2 Edisi keempat. Jakarta : 1223-9,1995.

5. Vaughan DR, Asbury T, Riordan-Eva P, Oftalmologi Umum, Edisi 14. Jakarta :

340, 1995.

6. Meschan I, Synopsis of Analysis of Roentgen Signs in General Radiologi,

Radiology of Joint, Asian Edition. Tokyo : 154-63, 1978.

7. Kalim H, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Penyakit Sendi Degeneratif

(Osteoartritis), Jilid I Edisi Ketiga. Jakarta : 76-84, 1996.

8. Carter MA, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit, Osteoartritis,

Buku 2 Edisi keempat. Jakarta : 1218-22,1996.

9. Lumenta NA, Nefro K, dkk, Kenali Jenis Penyakit dan Cara Penyembuhannya,

Penyakit Sendi dan Cara Mengatasinya. Jakarta : 229-35, 2004.

17