askep kelompok 4

31
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Lansia merupakan umurnya rawan penyakit karena dengan penurunan system tubuh, salah satu penyakit yang sering terjadi pada usia lanjut yaitu STROKE. STROKE adalah penyakit yang lama penyembuhannya dan bisa juga berupa penyakit permanent. Untuk itu penulis akan mencoba menyusun asuhan keperawatan pada pasien STROKE. B. TUJUAN PENULISAN Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah GERONTIK dari dosen pengampu dan untuk memberi wawasan tentang asuhan keperawatan pada pasien STROKE. C. RUMUSAN MASALAH - Apa itu STROKE ? - Apa penyebab STROKE ? - Bagaimana perjalanan terjadinya penyakit STROKE ? - Bagaiman asuhan keperawatan pada pasien STROKE ? D. SISTEMATIKA PENULISAN Dalam penyusunan makalah ini penulis membagi dalam IV BAB yaitu : 1

Upload: rus-ikuyz

Post on 29-Dec-2015

40 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

askep kelompok 4

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Lansia merupakan umurnya rawan penyakit karena dengan penurunan system

tubuh, salah satu penyakit yang sering terjadi pada usia lanjut yaitu STROKE.

STROKE adalah penyakit yang lama penyembuhannya dan bisa juga berupa

penyakit permanent.

Untuk itu penulis akan mencoba menyusun asuhan keperawatan pada pasien

STROKE.

B. TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas

mata kuliah GERONTIK dari dosen pengampu dan untuk memberi wawasan

tentang asuhan keperawatan pada pasien STROKE.

C. RUMUSAN MASALAH

- Apa itu STROKE ?

- Apa penyebab STROKE ?

- Bagaimana perjalanan terjadinya penyakit STROKE ?

- Bagaiman asuhan keperawatan pada pasien STROKE ?

D. SISTEMATIKA PENULISAN

Dalam penyusunan makalah ini penulis membagi dalam IV BAB yaitu :

BAB I PENDAHULUAN terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, rumusan

masalah, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN TEORITIS terdiri dari definisi, klasifikasi stroke, etiologi,

patofisiologi, tanda dan gejala, pemeriksaan diagnose, penatalaksanaan medis

BAB III TINJAUAN KASUS terdiri dari rencana asuhan keperawatan

BAB IV PENUTUP terdiri dari kesimpulan dan kritik dan saran

1

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. DEFINISI

Stroke adalah deficit neurologist akut yang disebabkan oleh gangguan aliran darah

yang timbul secara mendadak dengan tanda dan gejala sesuai dengan daerah fokal

otak yang terkena (WHO, 1989).

B. KLASIFIKASI STROKE

Berdasarkan proses patologi dan gejala klinisnya stroke dapat diklasifikasikan

menjadi :

1. stroke hemoragik

Terjadi perdarahan cerebral dan mungkin juga perdarahan subarachnoid yeng

disebabkan pecahnya pembuluh darah otak. Umumnya terjadi pada saat

melakukan aktifitas, namun juga dapat terjadi pada saat istirahat. Kesadaran

umumnya menurun dan penyebab yang paling banyak adalah akibat hipertensi

yang tidak terkontrol.

2. stroke non hemoragik

Dapat berupa iskemia, emboli, spasme ataupun thrombus pembuluh darah

otak. Umumnya terjadi setelah beristirahat cukup lama atau angun tidur. Tidak

terjadi perdarahan, kesadaran umumnya baik dan terjadi proses edema otak

oleh karena hipoksia jaringan otak.

Stroke non hemoragik dapat juga diklasifikasikan berdasarkan perjalanan

penyakitnya, yaitu :

1. TIA’S (Trans Ischemic Attack)

Yaitu gangguan neurologist sesaat, beberapa menit atau beberapa jam saja dan

gejala akan hilang sempurna dalam waktu kurang dari 24 jam.

2. Rind (Reversible Ischemic Neurologis Defict)

Gangguan neurologist setempat yang akan hilang secara sempurna dalam waktu

1 minggu dan maksimal 3 minggu.

2

3. stroke in Volution

Stroke yang terjadi masih terus berkembang dimana gangguan yang muncul

semakin berat dan bertambah buruk. Proses ini biasanya berjalan dalam

beberapa jam atau beberapa hari.

4. Stroke Komplit

Gangguan neurologist yang timbul bersifat menetap atau permanent.

C. ETIOLOGI

Ada beberapa factor risiko stroke yang sering teridentifikasi, yaitu ;

1. Hipertensi, dapat disebabkan oleh aterosklerosis atau sebaliknya. Proses ini

dapat menimbulkan pecahnya pembuluh darah atau timbulnya thrombus

sehingga dapat mengganggu aliran darah cerebral.

2. Aneurisma pembuluh darah cerebral

Adanya kelainan pembuluh darah yakni berupa penebalan pada satu tempat

yang diikuti oleh penipisan di tempat lain. Pada daerah penipisan dengan

maneuver tertentu dapat menimbulkan perdarahan.

3. Kelainan jantung / penyakit jantung

Paling banyak dijumpai pada pasien post MCI, atrial fibrilasi dan endokarditis.

Kerusakan kerja jantung akan menurunkan kardiak output dan menurunkan

aliran darah ke otak. Ddisamping itu dapat terjadi proses embolisasi yang

bersumber pada kelainan jantung dan pembuluh darah.

4. Diabetes mellitus (DM)

Penderita DM berpotensi mengalami stroke karena 2 alasan, yeitu terjadinya

peningkatan viskositas darah sehingga memperlambat aliran darah khususnya

serebral dan adanya kelainan microvaskuler sehingga berdampak juga terhadap

kelainan yang terjadi pada pembuluh darah serebral.

5. Usia lanjut

Pada usia lanjut terjadi proses kalsifikasi pembuluh darah, termasuk pembuluh

darah otak.

6. Polocitemia

Pada policitemia viskositas darah meningkat dan aliran darah menjadi lambat

sehingga perfusi otak menurun.

3

7. Peningkatan kolesterol (lipid total)

Kolesterol tubuh yang tinggi dapat menyebabkan aterosklerosis dan

terbentuknya embolus dari lemak.

8. Obesitas

Pada obesitas dapat terjadi hipertensi dan peningkatan kadar kolesterol

sehingga dapat mengakibatkan gangguan pada pembuluh darah, salah satunya

pembuluh drah otak.

9. Perokok

Pada perokok akan timbul plaque pada pembuluh darah oleh nikotin sehingga

terjadi aterosklerosis.

10. kurang aktivitas fisik

Kurang aktivitas fisik dapat juga mengurangi kelenturan fisik termasuk

kelenturan pembuluh darah (embuluh darah menjadi kaku), salah satunya

pembuluh darah otak.

D. PATOFISIOLOGI

1. Stroke non hemoragik

Iskemia disebabkan oleh adanya penyumbatan aliran darah otak oleh thrombus

atau embolus. Trombus umumnya terjadi karena berkembangnya aterosklerosis

pada dinding pembuluh darah, sehingga arteri menjadi tersumbat, aliran darah

ke area thrombus menjadi berkurang, menyebabkan iskemia kemudian menjadi

kompleks iskemia akhirnya terjadi infark pada jaringan otak. Emboli

disebabkan oleh embolus yang berjalan menuju arteri serebral melalui arteri

karotis. Terjadinya blok pada arteri tersebut menyebabkan iskemia yang tiba-

tiba berkembang cepat dan terjadi gangguan neurologist fokal. Perdarahan otak

dapat ddisebabkan oleh pecahnya dinding pembuluh darah oleh emboli.

2. Stroke hemoragik

Pembuluh darah otak yang pecah menyebabkan darah mengalir ke substansi

atau ruangan subarachnoid yang menimbulkan perubahan komponen

intracranial yang seharusnya konstan. Adanya perubahan komponen

intracranial yang tidak dapat dikompensasi tubuh akan menimbulkan

peningkatan TIK yang bila berlanjut akan menyebabkan herniasi otak sehingga

timbul kematian. Di samping itu, darah yang mengalir ke substansi otak atau

ruang subarachnoid dapat menyebabkan edema, spasme pembuluh darah otak

4

dan penekanan pada daerah tersebut menimbulkan aliran darah berkurang atau

tidak ada sehingga terjadi nekrosis jaringan otak.

E. TANDA DAN GEJALA

Tanda dan gejala yang muncul sangat tergantung pada daerah dan luasnya daerah

otak yang terkena.

1. Pengaruh terhadap status mental

Tidak sadar : 30% - 40%

Konfuse : 45% dari pasien biasanya sadar

2. Daerah arteri serebri media, arteri karotis interna akan menimbulkan:

Hemiplegia kontralateral yang disertai hemianesthesia (30%-80%)

Afasia bila mengenai hemisfer dominant (35%-50%)

Apraksia bila mengenai hemisfer non dominant(30%)

3. Daerah arteri serebri anterior akan menimbulkan gejala:

hemiplegia dan hemianesthesia kontralateral terutama tungkai (30%-80%)

inkontinensia urin, afasia, atau apraksia tergantung hemisfer mana yang

terkena

4. Daerah arteri serebri posterior

Nyeri spontan pada kepala

Afasia bila mengenai hemisfer dominant (35-50%)

5. Daerah vertebra basiler akan menimbulkan:

Sering fatal karena mengenai pusat-pusat vital di batang otak

Hemiplegia alternans atau tetraplegia

Kelumpuhan pseudobulbar (kelumpuhan otot mata, kesulitan menelan, emosi

labil)

Apabila dilihat bagian hemisfer mana yang terkena, gejala dapat berupa:

1. Stroke hemisfer kanan

Hemiparese sebelah kiri tubuh

Penilaian buruk

Mempunyai kerentanan terhadap sisi kontralateral sebagai kemungkinan

terjatuh ke sisi yang berlawanan

2. stroke hemisfer kiri

mengalami hemiparese kanan

5

perilaku lambat dan sangat berhati-hati

kelainan bidang pandang sebelah kanan

disfagia global

afasia

mudah frustasi

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan penunjang disgnostik yang dapat dilakukan adalah :

1. laboratorium: mengarah pada pemeriksaan darah lengkap, elektrolit, kolesterol,

dan bila perlu analisa gas darah, gula darah dsb.

2. CT scan kepala untuk mengetahui lokasi dan luasnya perdarahan atau infark

3. MRI untuk mengetahui adanya edema, infark, hematom dan bergesernya

struktur otak

4. angiografi untuk mengetahui penyebab dan gambaran yang jelas mengenai

pembuluh darah yang terganggu.

G. PENATALAKSANAAN MEDIS

Secara umum, penatalaksanaan pada pasien stroke adalah:

1. Posisi kepala dan badan atas 20-30 derajat, posisi miring jika muntah dan boleh

dimulai mobilisasi bertahap jika hemodinamika stabil

2. Bebaskan jalan nafas dan pertahankan ventilasi yang adekuat, bila perlu

diberikan ogsigen sesuai kebutuhan

3. Tanda-tanda vital diusahakan stabil

4. Bed rest

5. Koreksi adanya hiperglikemia atau hipoglikemia

6. Pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit

7. Kandung kemih yang penuh dikosongkan, bila perlu lakukan kateterisasi

8. Pemberian cairan intravena berupa kristaloid atau koloid dan hindari

penggunaan glukosa murni atau cairan hipotonik

9. Hindari kenaikan suhu, batuk, konstipasi, atau suction berlebih yang dapat

meningkatkan TIK

10. Nutrisi per oral hanya diberikan jika fungsi menelan baik. Jika kesadaran

menurun atau ada gangguan menelan sebaiknya dipasang NGT

6

11. Penatalaksanaan spesifik berupa:

Stroke non hemoragik: asetosal, neuroprotektor, trombolisis, antikoagulan,

obat hemoragik

Stroke hemoragik: mengobati penyebabnya, neuroprotektor, tindakan

pembedahan, menurunkan TIK yang tinggi

7

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK  PADA NY. S

DENGAN STROKE DI PANTI WISMA ASISI

SUKABUMI

A. PENGKAJIAN

1. Identitas kien

Nama : Ny. S

Umur : 57 tahun

Alamat : Jakarta

Pendidikan : SMP

Jenis kelamin : Perempuan

Suku : Menado

Agama : Katholik

Status perkawinan : Janda

2. Identitas penanggung jawab

Nama : Ny. D

Umur : 78 tahun

Alamat : Jakarta

Jenis kelamin : Perempuan

Suku : Menado

Agama : Katholik

Hubungan dengan klien : Ibu

3. Riwayat masuk panti

Tahun/tgl masuk panti : 11 Juli 2009

Dikirim oleh : Ibunya

Alasan di kirim ke panti : Stroke

4. Riwayat kesehatan

a) Keluhan utama

Stroke

b) Riwayat kesehatan sekarang

Tidak terkaji, tetapi dari data yang di peroleh klien mengalami stroke,

ektremitas atas dan bawah bagian kananlemas,klien menggunakan korsi roda

untuk beraktivitas dan sebagian aktivitas di bantu oleh suster.

8

c) Riwayat kesehatan lalu

Tidak terkaji, dari data yang diperoleh klien pernah mengalami stroke dan

mengalami hypertensi.

d) Riwayat kesehatan keluarga

Tidak terkaji, dari data yang diperoleh dalam anggota keluarganya tidak

memiliki penyakit menular.

Genogram

Keterangan:

: Laki-laki

: Perempuan

: Meninggal

: Menikah

: Klien

5. Pengkajian fisik

Td : 160/90 mmHg

N : 82x/menit

S : 36o c

R : 20x/menit

a. Penampilan umum

Composmetis

b. Sistem pernafasan

Frekuensi nafas 20x/menit, irama nafas vesikuler, retraksi dinding dada

simetris, tidak ada PCH (pergerakan cuping hidung), tidak ada suara nafas

tambahan.

9

c. Sistem kardiovaskuler

Bunyi jantung lup dup, dan tidak ada bunyi tambahan.

d. Sistem pencernaan

Bentuk mulut simetris, mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis, terdapat gigi

dan reflek menelan masih baik.

e. Sistem muskuluskeletal

Bentuk kedua tangan dan kaki simetris, tampak ada scoliosis, kekuatan otot

lemah.

f. Sistem integument

Terdapat lesi di kulit kaki, kulit berwarna coklat, akral teraba hangat, elastic

kulit berkurang, CRT 2 detik.

g. Sistem reproduksi

tidak terkaji, karena klien tidak mau berbicara.

h. Sistem perkemihan

tidak ada distensi kandung kemih, tidak ada keluhan nyeri pada perkemihan.

i. Sistem persyarapan

indra penciuman masih berfungsi, baik dan bias membedakan wangi-wangian

yang diberikan.s

- ketajaman dan fungsi penglihatan Ny.S baik.

- pergerakan bola mata Ny.S simetris.

- tidak terdapat paralisis di wajahnya.

- reflek menelan kurang baik.

- Ny.S mengalami system gangguan bicara.

6. Pengkajian katz indeks, barthel indeks, dan pengkajian keseimbangan.

a. Katz indeks

A. Mandiri dalam makan kontinensia (bab,bak) menggunakan pakaian, pergi

ke toilet, berpindah dan mandi.

B. Mandiri semua kecuali salah satu saja fungsi lain.

C. Mandiri kecuali mandi dan slah satu fungsi lain.

D. Mandiri kecuali berpakaian dan salah satu lagi fungsi yang lain.

E. Mandiri kecuali mandi, berpakaian,ke toilet, dan satu fungsi yang lain.

F. Mandiri kecuali berpakaian, ketoilet, berpindah, dan satu fungsi lain.

G. Ketergantungan dalam semua fungsi di atas.

10

Interpretasi : Klien termasuk kedalam kategori G (ketergantungan untuk

semua fungsi di atas)

B. Barthel indeks

No

.

Kriteria Dengan

bantuan

Mandiri

1. Makan 5

2. Minum 5

3. Berpindah dari kursi roda ketempat tidur

dan sebaliknya

5-10

4 Personal toilet (cuci muka,menyisir

rambut,gosok gigi)

0

5. Keluar masuk toilet(mencuci pakaian

menyeka tubuh,menyiram)

5

6. Mandi 5

7. Jalan di permukaan datar 0

8. Naik turun tangga 5

9. Menggunakan pakaian 5

10. Kontrol BAB 5

Jumlah 50

Ny.S termasuk ke kategori ketergantungan total

C. Keseimbangan

a. Perubahan posisi/gerakan keseimbangan

- Bangun dari kursi :

- Duduk ke kursi :

- Menahan dorongan pada sternum :

- Mata menutup : 0

- Perputaran leher : 1

- Gerakkan menggapai sesuatu : 1

- Membungkuk : 1

b.komponen gaya berjalan

- Berjalan sesuai perintah :

11

- Kemampuan mengangkat kaki saat berjalan :

- Kontinitas langkah kaki saat berjalan : 1

- Kesimetrisan langkah : 1

- Menyimpang jalur pada saat berjalan : 1

- Berbalik : 1

Interpretasi : 6-5 resiko jatuh rendah

6-10 resiko jatuh sedang

11-15 resiko jatuh tinggi

Klien termasuk ke resiko jatuh tinggi

7. Status emosional YA TIDAK

a. Mengalami sukar tidur

b. Sering mengalami gelisah

c. Sering murung atau menangis sendiri

d. Sering was-was atau khawa

YA TIDAK

a. keluhan lebih 3 bulan atau lebih dari 1x dalam 1 bulan

b. ada masalah atau fikiran

c. ada gangguan atau masalah dengan keluarga lain

d. menggunakan obat tidur atau penenang atas anjuran dokter

e. cenderung mengurung diri

N

O

Pertanyaan benar salah

1 Tanggal berapa hari ini?

2 Hari apa sekang ini?

3 Apa nama tempat ini?

4 Dimana alamat anda?

5 Berapa umur anda?

6 Kapan anda lahir (minimal tahun lahir)?

7 Siapa presiden Indonesia sekarang?

8 Siapa presiden Indonesia sebelumnya?

12

9 Siapa nama ibu anda?

10 Kurangi 3 dari 20pengurangan 3 dari setiap angka

dari semua secara umum

Total 7 3

Keterangan :a.0-3 :fungsi intelektual utuh

b.4-5 :kerusakan intelektual ringan

c.6-8 :kerusakan intelektual sedang

d.9-10 :kerusakan intelektual berat

c.Status kognitif

No. Aspek

Kognitif

Nilai

Mks

Nilai

Klien

Kriteria

1. Orientasi 5 2 Menyebutkan dengan benar

-  Tahun

- Musim

-  Tanggal

-  Bulan

2. Orientasi 5 2 Dimana kita sekarang berada?

- Negara Indonesia

-   Propinsi Jabar

-   Kota

 -  wisma

3. Registrasi 3 1 Pemeriksa mengatakan nama 3 objek selama

1 detik kemudian klien mengulang nama

objek tersebut

þ   Objek gelas

þ   Objek piring

þ   Objek garpu

4. Perhatian dan

kalkulasi

5 1 Minta klien untuk memulai dari angka 100

kemudian dikurangi 7 sampai 5 tahap

-  100

-  93

13

-   86

-   79

-  72

5. Mengingat 3 1 Minta klien untuk menyebutkan atau

mengulang ketiga objek pada no.2

þ  Objek pohon

þ  Objek motor

þ  Objek kipas

6. Bahasa 9 Tunjukkan pada klien suatu benda (2 objek)

tanyakan namanya!

-  Objek sepatu

-  Objek sandal

Minta klien untuk mengulang kata berikut:

-  Tak ada jika

- Dan atau

-  Tetapi

(bila benar nilai 1)

Minta klien untuk mengikuti perintah

berikut:

-  Ambil kertas di tangan anda

-  Lipat dua

-  Taruh di lantai

Perintahkan pada klien untuk hal berikut

(bila aktifitas sesuai perintah nilai 1)

-  Tutup mata anda

Perintahkan pada klien menilai satu kalimat

dan menyalin gambar:

-  Tulis satu kalimat

-  Menyalin gambar

Keterangan :>23 : aspek kognitif dan fungsi intelektual baik

18 : kerusakan aspek fungsi mental ringan

<17 : kerusakan aspek fungsi berat

14

8. Data Sosial

a. Kemampuan social

Klien kurang mampu bersosialisasi dengan orang lain dan kemampuan

berkomunikasi pun kurang baik.

b. Sikap klien terhadap orang lain

Klien bersikap baik terhadap orang lain.

c. Harapan klien dalam bersosialisasi dengan orang lain

tidak terkaji

d. kepuasan dalam bersosialisasi

tidak terkaji

9. Data spiritual

a. masalah keagamaan

klien beragama katolik tidak ada masalah

b. kegiatan keagamaan

untuk kegiatan keagamaan klien selain melaksanakan dan mengikuti doa

bersama.

c. Keyakinan dan konsep kematian

tidak terkaji

d. Harapan-harapan klien

harapan klien ingin cepat sembuh dari penyakit yang di deritanya sekarang.

10.Analisa Data

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1. DS: Tidak terkaji

DO: -Ektremitas bawah

kanan klien

tampak lemas.

-Klien duduk di kursi roda

Keterbatasan neuromuscular(akibat stroke)

Fungsi syaraf terganggu

Terjadi kerusakan

Menyebabkan kelemahan paa anggota tubuh ketidak mampuan ergerakan sendi

Gangguan keseimbangan

Resiko terjadinya cedera

Resiko

terjadinya

cedera

15

2. DS: Tidak terkaji

DO: Klien tidak dapat

berbicara dengan baik

(Tidak jelas)

Stroke

Terjadi terjadinya

pembengkakan didalam

pembuluh darah otak

Embolisme serebral

Iskemia neuro/penurunan

aliran darah ke otak

Suplai darah ke otak

terlambat

Terganggunya neurpus

carnial VII dan XII

Gangguan komunikasi verbal

Gangguan

komunikasi

11.Rencana Asuhan Keperawatan

NO DIANOSA

KEPERAWATAN

TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

1. Resikoterjadinya

cedera

-Tupan :

setelah

dilakukan

tindakan

selama 4 hari,

resiko cedera

tidak terjadi

-Tupen :

setelah

dilakukan

1. Observasi TTV

2. Hitung tingkat

keseimbangan

klien .

- Minimalkan

tempat dan benda

yang dapat

mencederai klien

- Motivasi klien

untuk latihan fisik

1. Mengetahui

keadaan.

-

Mengidentifikasi

kelemahan dan

untuk

menentukan

intervensi

meminimalkan

cedera

16

tindakan

keperawatan

selama 1 hari

pasien tidak

mengalami

cedera/trauma

dengan

criteria : -

pasien

terhindardari

cedera fisik

- pasien dapat

melakukan

aktivitas secara

optimal

contoh : Olah raga

- Hitung tingkat

kemandirian

-

Mempertahankan

dan

meningkatkan

kualitas hidup

sehat

- Melakukan

intervensi

selanjutnya

2. Gangguan

omunikasi verbal

behubungan

dengan

terganggunya

Nervus Cranial

VII dan XII

-Tupan :

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 4 hari,

gangguan

komunikasi

verbal dapat

teratasi.

- Tupen :

Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan

selama 1 hari,

gangguan

komunikasi

verbal

- Obsevasi TTV

- Minta Klien

untuk mengikuti

perintah

sederhana seperti

“Buka mata”

- Gunakan

pertanyaantertutup

dengan jawaban

YA/TIDAK

- Bicaradengan

nada normal dan

hindari

percakapan cepat.

17

berkurang

dengan criteria

hasil : klien

dapat

berkomunikasi

dengan baik

dan jelas

12.Implementasi Dan Evakuasi

N

O

TGL/

WAKTU

IMPLEMENTASI PARA

F

TGL/

WAKTU

EVAKUAS

I

PARA

F

1. 27-12-12 - Mengimplementa

si

TTV

R/ TD :160/90

mmHg

N :82x/mnt

R : 20x/mnt

S : 36° C

- Menghitung

tingkat

keseimbangan R/

resiko jatuh

sedang.

- Meminimalkan

tempat tempat dan

benda yang dapat

mencederai klien

R/ klien aman.

- Memotivasi klien

untuk latihan fisik

R/ klien mengerti.

27 – 12 - 12 S : -

O : Usia

Ektremenita

s bawah

kanan klien

A : Masalah

belum

teratasi

P :

Intervensi

dilanjutkan

18

- Menghitung

tingkat

kemqndiriaqn

klien. R/

ketergantungan

semua.

2. 28 – 12 – 12 - Mengobsevasi

TTV

R/ TD : 170/90

N : 84x/mnt

R : 20x/mnt

S : 36,5°C

- Meminta klien

untuk mengikuti

perintah

sederhana seperti

“Buka Mata” R/

klien mengikuti

- Menggunakan

pertanyaan

tertutup dengan

jwaban

YA/TIDAK. R/

klien mengikuti

- Berbicara dengan

nada normal dan

menghindari

percakapan

cepat. R/ klien

tampak nyaman

28 – 12 – 12 S : -

O : Klien

tidak dapat

berbicara

dengan baik

(tiak jelas)

A : Masalah

belum

teratasi

P :

Intervensi

dilakukan

19

20

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa STROKE adalah deficit

neurologist akut yang disebabkan oleh gangguan aliran darah yang timbul secara

mendadak dengan tanda dan gejala sesuai dengan daerah fokal otak yang terkena

(WHO, 1989).

STROKE dibagi menjadi dua macam yaitu STROKE hemoragik dan non

hemoragik.

B. KRITIK DAN SARAN

Adapun kritik dan saran yang kami inginkan agar dalam penyusunan makalah

berikutnya lebih lengkap dari makalah ini dan semoga makalah ini dapat

dimanfaatkan dengan sebaik – baiknya.

21

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan

rahmat dan hidayahnya pada kita semua. Shalawat dan salam semoga tercurahkan

kepada junjungan kita nabi Muhamad SAW. Mudah - muadahan kita dijadikan

makhluk yang bertaqwa, beersabar dan bersyukur atas segala nikmat dan karunia-Nya.

Berkat rido-Nya kami dapat menyusun makalah yang berjudul "ASUHAN

KEPERAWATAN STROKE PADA LANSIA" untuk memenuhi tugas mata kuliah

GERONTIK.

Saya ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam

penyelesaian makalah ini. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,

untuk itu kami memohon kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk

kesempurnaan makalah ini.

Mudah - mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin…

Sukabumi, Januari 2013

Penyusun

22

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .....................................................................................i

DAFTAR ISI ...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang.......................................................................................1

B. Tujuan penulisan...................................................................................1

C. Rumusan masalah..................................................................................1

D. Sistematika penulisan............................................................................1

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi..................................................................................................2

B. Klasifikasi stroke ..................................................................................2

C. Etiologi..................................................................................................3

D. Patofisiologi..........................................................................................4

E. TTanda dan gejala.................................................................................5

F. Pemeriksaan diagnose...........................................................................6

G. Penatalaksanaan medis..........................................................................6

BAB III TINJAUAN KASUS

A. Rencana asuhan keperawatan................................................................8

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................................20

B. Kritik dan saran...................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA

23