askep fiks kelompok 3 adenium

42
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN MELENA, TB RELAPS DAN ANEMIA DI RUANG ADENIUM RSD dr. SOEBANDI JEMBER Disusun guna memenuhi tugas Program Pendidikan Profesi Ners (PPPN) Stase Keperawatan Medikal Bedah Oleh Kelompok 3 1. CHANDRA AJI PERMANA (072311101062) 2. EKA TRISNAWATI (082311101021) 3. FIKRI ULIL ALBAB (092311101007) 4. RADITYA WAHYU H. (092311101070) 5. MIFTA MIRTHA N.A. (092311101050)

Upload: fikri-ulil-albab

Post on 09-Dec-2015

56 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

askep

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Fiks Kelompok 3 Adenium

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN MELENA, TB

RELAPS DAN ANEMIA DI RUANG ADENIUM

RSD dr. SOEBANDI JEMBER

Disusun guna memenuhi tugas Program Pendidikan Profesi Ners (PPPN)

Stase Keperawatan Medikal Bedah

Oleh

Kelompok 3

1. CHANDRA AJI PERMANA (072311101062)

2. EKA TRISNAWATI (082311101021)

3. FIKRI ULIL ALBAB (092311101007)

4. RADITYA WAHYU H. (092311101070)

5. MIFTA MIRTHA N.A. (092311101050)

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2014

Page 2: Askep Fiks Kelompok 3 Adenium

PERSETUJUAN

Asuhan Keperawatan Pasien dengan ________________________________

telah dilaksanakan pada tanggal ______________ di Ruang _____________

RSD Dr. Soebandi Jember.

Jember, _________ 2014

Pembimbing Ruangan Pembimbing Akademik

( …………..........………… ) ( …............………………. )

Kepala Ruangan,

( …………………………………)

Page 3: Askep Fiks Kelompok 3 Adenium

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBERFORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Nama Mahasiswa : Kelompok 3NIM : -Tempat Pengkajian : Ruang AdeniumTanggal : 10 Juni 2014

I. Identitas KlienNama : Ny. K No. RM : 030878Umur : 20 Tahun Pekerjaan : IRTJenis Kelamin

: Perempuan Status Perkawinan

: Kawin

Agama : Islam Tanggal MRS : 10 Juni 2014Pendidikan : SMP Tanggal

Pengkajian: 10 Juni 2014

Alamat : Jenggawah- Jember Sumber Informasi

: Pasien dan Keluarga

II. Riwayat Kesehatan1. Diagnosa Medik:

TB Relaps + Melena + Anemia

2. Keluhan Utama:Pasien mengeluh badannya lemas dan mengeluh mencret sejak tadi malam dengan tinja berwarna hitam.

3. Riwayat penyakit sekarang:Sejak satu minggu yang lalu pasien mengeluh mencret dan tinjanya berwarna merah, baru tadi pagi berwarna kehitaman. Pasien mengatakan bahwa sejak satu bulan terakhir mengalami diare, BAB lebih dari 4 kali/hari, konsistensinya encer, berwarna kuning coklat. Pasien juga mengatakan bahwa sejak satu tahun terakhir ini batuk-batuk, satu bulan terakhir ini sering keluar keringat dingin dimalam hari.

Page 4: Askep Fiks Kelompok 3 Adenium

4. Riwayat kesehatan terdahulu:a. Penyakit yang pernah dialami:

Pasien pernah menderita penyakit TBC dan telah mendapatkan pengobatan tuntas selama 9 bulan. Pasien juga pernah menderita thypoid, melena, dan diare akut.

b. Alergi (obat, makanan, plester, dll):Pasien hanya memiliki alergi makanan (udang), tetapi tidak memiliki alergi obat, plester, ataupun yang lainnya.

c. Imunisasi:Keluarga mengatakan lupa, karena dulu pasien dilahirkan di dukun

d. Kebiasaan/pola hidup/life style:Pasien memiliki kebiasaan sering makan makanan mie instan mentah sejak mondok dulu, pasien juga sering minum jamu temulawak dan kunir.

e. Obat-obat yang digunakan:pasien pernah mengkonsumsi obat-obatan biordiar, dan licodium.

5. Riwayat penyakit keluarga:Bapak pasien pernah menderita penyakit paru

Genogram:

Keterangan :

= Laki-laki

= Perempuan

= Meninggal

= Pasien

= Bapak pasien yang pernah menderita penyakit paru

Page 5: Askep Fiks Kelompok 3 Adenium

III. Pengkajian Keperawatan1. Persepsi kesehatan & pemeliharaan kesehatan

Pasien mengatakan bahwa orang sakit itu seperti sekarang ini, diare, dan mencret. Sedangkan sehat itu adalah kondisi badan yang bagus, tidak sakit, serta tidak masuk angin. Pasien dan keluarga mengatakan bahwa pasien sudah tidak lagi makan-makanan mie instan mentah, makan asam dan pedas.Interpretasi :Persepsi kesehatan pasien cukup

2. Pola nutrisi/ metabolik (ABCD)- Antropometri :

Berat Badan terakhir pasien 40 kg, dan Tinggi Badan pasien 152 cm, Usia pasien 20 tahun, Lingkar Lengan Atas pasien 17 cmInterpretasi : Berdasarkan Relatif Body Weight (RBW), status gizi pasien dalam kategori kurus (76,92%) < 90% . Berdasarkan LLA/U, status gizi pasien dalam kategori kurang (64,15%) (standara: 60-90%).

- Clinical sign : Pasien tampak kurus, lemah, pucat, rambutnya berwarna hitam, mata cowong (-), kulit lembab, mukosa bibir kering, turgor kulit cukupInterpretasi : Berdasarkan tanda klinis pasien dalam kondisi kurang cairan dan nutrisi

- Biomedical Sign : a. Hb 4,7 gr/dlb. GDS 175 mg/dl

Interpretasi :Kadar Hb pasien mengalami penurunan, sedangkan gula darah sewaktu pasien dalam batas normal.

- Diet Pattern :Pasien makan 3 kali/hari dengan lauk sayur mayur, tahu, tempe, dan telur, terkadang dengan lauk daging ayam, atau daging sapi. Saat ini pasien tidak makan karena merasa mual

Page 6: Askep Fiks Kelompok 3 Adenium

Interpretasi :Pola makan pasien kurang optimal

3. Pola eliminasi: BAK

- Frekuensi : 5-7 kali/hari- Jumlah : 1200 cc/hari- Warna : kuning - Bau : amoniak- Karakter : jernih- BJ : -- Alat Bantu : pempes dan kateter urin (11 Juni 2014)- Kemandirian : dibantu- Lain : -

BAB - Frekuensi : lebih dari 4 kali/hari- Jumlah : 100 cc- Konsistensi : encer- Warna : hitam- Bau : bau- Karakter : -- BJ : -- Alat Bantu : pempes/popok- Kemandirian : dibantu - Lain : -

Interpretasi :Pasien mengalami gangguan dalam pola eliminasinya

4. Pola aktivitas & latihanPasien beraktivitas dan latihan ditempat tidur

c.1. Aktivitas harian (Activity Daily Living)Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4Makan / minum √Toileting √Berpakaian √Mobilitas di tempat tidur √Berpindah √Ambulasi / ROM √

Keterangan:0 = ketergantungan total, tidak dapat berpartisipasi dalam aktivitas

Page 7: Askep Fiks Kelompok 3 Adenium

1 = membutuhkan pertolongan orang lain dan peralatan atau alat bantu2 = membutuhkan pertolongan orang lain untuk bantuan, pengawasan,

pendidikan3 = membutuhkan peralatan atau alat bantu4 = mandiri penuh

Status Oksigenasi :Sianosis (-), frekuensi pernafasan pasien 24 kali/menit, suara nafas tambahan ronkhi (+), batuk (+), sputum (+), oedem (+), CRT > 2 detikFungsi kardiovaskuler : Suara jantung S1 dan S2 tunggal dan regulerTerapi oksigen :Pasien mendapat terapi oksigenasi nasal 2 liter/menit (10 juni 2014)Interpretasi : Terdapat hambatan bersihan jalan napas pasien

5. Pola tidur & istirahatDurasi : 30 menit- 1 jamGangguan tidur : sulit mempertahankan kondisi tidurKeadaan bangun tidur : tidak nyaman Lain-lain :Interpretasi : terdapat gangguan pada pola dan kualitas tidur pasien

6. Pola kognitif & perceptualFungsi Kognitif dan Memori :Pasien dapat berhitung sederhana dan dapat mengingat kebiasaanya yang tidak baik pada masa mondoknyaFungsi dan keadaan indera : Keadaan keempat indra pasien baik, pada indra penglihatan pasien terdapat gangguan myopi tetapi sudah terkoreksi dengan kacamata.Interpretasi : Fungsi pola kognitif & perceptual tidak terdapat gangguan

7. Pola persepsi diriGambaran diri : Pasien menggambarkan dirinya seorang perempuan yang kurus, berat badannya sudah jauh turun dari sebelumnya karena menderita diare selama 1 bulan.Identitas diri : Pasien adalah seorang perempuan berusia 20 tahunHarga diri :

Page 8: Askep Fiks Kelompok 3 Adenium

Pasien mengatakan dirinya kalau sakit tidak bisa mengurusi suamiIdeal Diri : Pasien mengatkan bahwa ingin segera sembuh dan pulang, karena seharusnya dirinya sudah beraktivitas mengurus keluarga dan suaminya dirumah.Peran Diri : Pasien mengatakan peran dirinya sebagai istri saat ini tidak berjalan. sebagai ibu rumah tangga yang bertanggung jawab melayani suami tidak berjalan karena sakitnya.Interpretasi : Pola persepsi pasien mengalami gangguan pada pola gambaran dirinya.

8. Pola seksualitas & reproduksiPola seksualitas : tidak terkajiFungsi reproduksi : sejak 1,5 bulan terakhir pasien belum menstruasi, dan biasanya pasien menstruasi 2 kali dalam sebulan. Interpretasi : pola menstruasi pasien tidak teratur

9. Pola peran & hubunganHubungan pasien dengan anggota keluarganya baikInterpretasi : tidak terdapat gangguan

10. Pola manajemen koping-stressPasien didukung dan dirawat oleh suami, dan ibu pasienInterpretasi : koping-stres pasien baik

11. System nilai & keyakinanTidak terkajiInterpretasi : -

IV. Pemeriksaan FisikKeadaan umum:Kondisi umum pasien saat ini lemah, kesadaran pasien kompos mentis (GCS 4-5-6), pasien mengeluh mual, tidak enak makan, akral pasien dingin, berkeringat dan pasien mengeluh pusing, batuk (+), suara nafas ronkhi (+)Tanda vital:

- Tekanan Darah : 80/50 mm/Hg- Nadi : 110 X/mnt

Page 9: Askep Fiks Kelompok 3 Adenium

- RR : 24 X/mnt- Suhu : 35,3 0C

Interpretasi :Kondisi pasien dalam keadaan lemah, penurunan tekanan darah, dan peningkatan nadi yang menandakan kondisi pasien syok

Pengkajian Fisik (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi) 1. Kepala

Inspeksi: rambut berwarna hitam, panjang, dan keringPalpasi: tidak terdapat massa dan nyeri tekan

2. Mata Inspeksi: Mata tidak cowong, palpebra oedem, isokor, reflek pupil 4/4 mm, dan reflek cahaya +2/+2

3. TelingaInspeksi: telinga pasien simetris, tidak terdapat massa, dan lesiPalpasi: tidak ada nyeri tekan

4. HidungInspeksi: tidak terdapat massa atau lesiPalpasi: tidak ada nyeri tekan pada hidung pasien

5. MulutInspeksi: mulut pasien simetris, tidak terdapat massa, atau lesi. Mukosa bibir pasien kering dan tampak pucat, serta lidah pasien tampak kotor

6. LeherInspeksi: tidak terdapat lesi, ataupun pembesaran kelenjar tiroid

7. DadaInspeksi: pengembangan dada pasien seimbang, tampak IntracostaeAuskultasi: suara nafas ronkhi (+), wheezing (-) vesikuler (+)

8. AbdomenInspeksi: tidak terdapat massa dan lesiPalpasi: Nyeri tekan pasien (+)Perkusi: timpaniAuskultasi: bising usus (+) 10 kali/menit

9. UrogenitalInspeksi: pasien terpasang kateter urin

10. EkstremitasInspeksi: kedua ekstremitas pasien simetris, kelainan (-), petekie (-), edema (+).

Page 10: Askep Fiks Kelompok 3 Adenium

Palpasi: CRT > 2 detik, akral dinginLain-lain: mobilisasi pasien terbatas, kekuatan otot pasien dengan skor 4 (ekstermits atas) dan skor 2 (ekstermitas bawah)

11. Kulit dan kukuInspeksi: kulit pasien tampak pucatPalpasi: Akral pasien dingin dan basah

12. Keadaan lokalPasien mengeluh lemes, mual, diare, dan pusing

V. TerapiTanggal Terapi Obat Cairan

10 Juni 2014

1. Cefotaxime 3 x 1 gram2. Ranitidin 2 x 50 mg3. Antrain 3 x 1 gram4. Kalnex 3 x 500 mg5. Omeprazole 2 x 40 mg6. Sucralfat 3 x 1(sediaan:

500 mg/5ml)7. Vit. K 2 x 10 mg

1. Infus RL 1500 cc (20 tpm)

2. Infuse Gelatine Polisuccinate 500 ml

3. Tranfusi WB kolf I (250 cc)

11 Juni 2014

1 Cefotaxime 3 x 1 gram2 Ranitidin 2 x 50 mg3 Antrain 3 x 1 gram4 Kalnex 3 x 500 mg5 Omeprazole 2 x 40 mg6 Sucralfat 3 x 1 (sediaan:

500 mg/5ml)7 Vit. K 2 x 10 mg

1 Infus RL 1500 cc (20 tpm)

2 Tranfusi WB kolf I (200 cc)

12 Juni 2014

1 Cefotaxime 3 x 1 gram2 Ranitidin 2 x 50 mg3 Antrain 3 x 1 gram4 Kalnex 3 x 500 mg5 Omeprazole 2 x 40 mg6 Sucralfat 3 x 1 (sediaan:

1 Infus RL 1500 cc (20 tpm)

2 Tranfusi PRC kolf I (250 cc)

2 2 2 2 2 2

2 2 2 2 2 2

4 4 4 4 44 4 4 4 4

Page 11: Askep Fiks Kelompok 3 Adenium

500 mg/5ml)7 Vit. K 2 x 10 mg8 Spironolactone 1 x 19 Furosemid 1 x 20 mg

VI. Pemeriksaan Penunjang & Laboratorium

Tanggal Jenis Pemeriksaan

Hasil Nilai Normal Interpretasi

10 Juni 2014

HbLekositHematokritTrombositSGOTSGPTGlukosa sewaktuKreatinin serumBUNUrea

4,79,5

14,73073022

1750,78

18

12,0 – 16,0 gr/dl4,5-11 109/L

36-46 %150-450 109/L

10-31 U/L/370C)9-36 U/L/370C)

< 200 mg/dl0,5-11 mg/dl6-12 mg/dl

26-43 g/24 jam

TurunNormalTurun

NormalNormalNormalNormalNormalTurun

Normal

Jember,10 Juni 2014Pengambil Data,

(Kelompok 3)

Page 12: Askep Fiks Kelompok 3 Adenium

ANALISA DATA

NO DATA PENUNJANG ETIOLOGI MASALAH1 DS: pasien mengatakan badannya terasa lemes, pasien BAB

berwarna hitam, encer, dan lebih dari 4 kali/hariDO: - GCS 4-5-6- CRT > 2 detik- Membran mukosa kering- konjungtiva anemis- akral dingin- Tanda-tanda vital (TD 80/50 mmHg, Nadi 110 kali/menit,

RR 24 kali/menit, Suhu 35,3 0C) - bising usus (+) 10 kali/menit- Nyeri (+)- Oedem (+)- Hb 4,7 gr/dl- Hematokrit 14,7 %

Perdarahan gastrointestinal

Perfusi jaringan gastrointestinal tidak

efektif

2 DS: pasien mengatakan mual, tidak enak makan, dan rasa tidak enak dimulut. pasien juga mengatakan bahwa perutnya terasa penuh serta badannya terasa lemes.

DO: - Pasien tampak kurus, lemah, dan pucat - Membran mukosa kering

Intake tidak adekuat, nausea

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Page 13: Askep Fiks Kelompok 3 Adenium

- Lidah pasien kotor - Turgor kulit cukup- Berat badan 37 kg- status gizi pasien dalam kategori kurus (71,15%) < 90%- Hb 4,7 gr/dl- GDS 175 mg/dl

3 DS: pasien mengatakan badannya terasa lemesDO: - Membran mukosa kering- Tanda Vital (TD 80/50 mmHg, Nadi 110 kali/menit, RR 24

kali/menit)- Aktivitas sehari-hari pasien dibantu dengan skor 2- Pasien tampak lemah- CRT > 2 detik- Hb 4,7 gr/dl- Mobilisasi terbatas, kekuatan otot skor 4 (ekstermitas

atas) dan skor 2 (ekstermitas bawah)

Kelemahan umum akibat penurunan kadar Hb

Intoleransi aktivitas

4 DS: -DO: - Pasien batuk-batuk- Sputum (+)- RR 24 kali/menit- Suara nafas tambahan ronkhi (+)

Obstruksi jalan nafas akibat penumpukan sekret

Bersihan jalan nafas tidak efektif

Page 14: Askep Fiks Kelompok 3 Adenium

5 DS: Pasien mengatakan perutnya sakit dan terasa penuh, skala nyeri pasien 3

DO:- Nyeri tekan (+)- Pasien melaporkan rasa nyerinya- Nadi 110 kali/menit- RR 24 kali/menit

Proses penyakit Nyeri akut

6 DS: Pasien mengatakan susah tidur, tidurnya sebentar-sebentar bangun karena batuk-batuk, dan keadaan bangun tidur tidak nyaman

DO:- Durasi tidur 30 menit -1 jam dalam sehari- Pasien sulit mempertahankan kondisi tidur

Kondisi penyakit (gejala batuk)

Gangguan pola tidur

Page 15: Askep Fiks Kelompok 3 Adenium

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO TANGGAL MUNCUL DIAGNOSA KEPERAWATAN PARAF1

2

3

4

5

6

10 Juni 2014

10 Juni 2014

10 Juni 2014

10 Juni 2014

10 Juni 2014

10 Juni 2014

Perfusi jaringan gastrointestinal tidak efektif b.d perdarahan gastrointestinal

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake tidak adekuat, nausea

Intoleransi aktivitas b. d kelemahan umum akibat penurunan kadar Hb

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d Obstruksi jalan nafas akibat penumpukan sekret

Nyeri akut b.d proses penyakit

Gangguan pola tidur b.d kondisi penyakit (gejala batuk)

Page 16: Askep Fiks Kelompok 3 Adenium

INTERVENSI KEPERAWATAN

NODIAGNOSA

KEPERAWATANTUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI

1 Perfusi jaringan gastrointestinal tidak efektif b.d perdarahan gastrointestinal

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam perfusi jaringan gastrointestinal pasien adekuat

a. Jumlah, warna, dan konsistensi dalam batas normal

b. Bising usus normal

c. Tanda-tanda vital dalam rentang normal (TD 110-130/70-90 mmHg, Nadi 60-100 kali/menit, RR 16-20 kali/menit, Suhu 36,5-37,5 0C)

d. Membran mukosa merah

e. Konjungtiva tidak anemis

f. Akral hangatg. Intake-output

seimbang

1. Monitor tanda vital pasien2. Monitor bising usus

pasien3. Monitor dan catat intake

output pasien4. Monitor hidrasi pasien

(turgor kulit, mukosa bibir, sianosis)

5. Monitor diare pasien6. Monitor tanda syok

hipovolemik7. Kolaborasi pemberian

cairan infuse dan tranfusi darah

8. Kolaborasi pemberian pengobatan

Page 17: Askep Fiks Kelompok 3 Adenium

h. Hemoglobin dan Hematokrit dalam rentang normal

2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d Obstruksi jalan nafas akibat penumpukan sekret

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam bersihan jalan nafas pasien menjadi efektif

a. Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih

b. Tidak ada sianosisc. Tidak ada dyspneud. Mampu mengeluarkan

sputume. Mampu bernafas dengan

mudahf. Menunjukkan jalan nafas

yang pateng. Frekuensi pernapasan

dalam rentang normal (RR=16-20x/menit)

1. Auskultasi suara nafas 2. Berikan oksigen3. Posisikan pasien untuk

memaksimalkan ventilasi4. Lakukan fisioterapi dada5. Keluarkan secret dengan

batuk efektif6. Atur intake untuk cairan7. Berikan bronkodilator bila

perlu

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake tidak adekuat, nausea

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam, kebutuhan nutrisi pasien seimbang atau tercukupi

a. Berat badan pasien tetap/meningkat

b. Mual berkurang/ hilanga. Pasien dapat

mengatasi mual dan muntahnya

c. Pasien mengingesti zat

1. Kaji kebutuhan nutrisi pasien2. Kaji ketidakmampuan pasien

untuk makan3. Observasi asupan makanan

dan cairan pasien4. Pertahankan kebersihan

mulut pasien

Page 18: Askep Fiks Kelompok 3 Adenium

gizi yang cukup untuk kesehatan

d. tidak ada tanda malnutrisi

5. Jelaskan pada keluarga dan pasien tentang pentingnya nutrisi dan akibat bila kekurangan

6. Anjurkan pasien makan makanan yang tidak berbau menusuk atau tidak sedap

7. Anjurkan pasien untuk makan saat mual mereda

8. Anjurkan pasien makan sedikit-sedikit tapi sering

9. Anjurkan pasien makan dlam kondisi makanan hangat

10.Sajikan makanan dalam porsi kecil tapi sering

11.Observasi intake dan out put dalam 24 jam

12.Monitor turgor kulit, mual muntah, pucat, kemerahan, dan konjungtiva pasien

13.Kolaborasi untuk pemberian nutrisi parenteral jika kebutuhan nutrisi melalui oral tidak mencukupi kebutuhan

Page 19: Askep Fiks Kelompok 3 Adenium

gizi pasien14.Kolaborasi pemberian cairan

infuse15.Kolaborasi pemberian obat

anti mual3 Intoleransi aktifitas

b.d kelemahan umum akibat penurunan kadar Hb

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam pasien dapat beraktivitas

a. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik dgn tanda-tanda vital sesuai (TD 80/50 mmHg, Nadi 110 kali/menit, RR 24 kali/menit, Suhu 35,3 0C)

b. Warna kulit normal, hangat & kering

c. Pasien menyatakan pentingnya aktivitas seca-ra bertahap

d. Pasien menyatakan pentingnya keseimbangan latihan & Istirahat

e. Peningkatan toleransi aktivitas

1. Tentukan penyebab intoleransi aktivitas (fisik, atau psikis/motivasi)

2. Observasi adanya pembatasan pasien dalam beraktifitas

3. Kaji kesesuaian aktivitas & istirahat pasien sehari-hari

4. Tingkatkan aktivitas secara bertahap, biarkan pasien berpartisipasi dapat perubahan posisi, berpindah & perawatan diri

5. Pastikan pasien mengubah posisi secara bertahap.

6. Monitor gejala intoleransi aktivitas, seperti mual, pucat, pusing, gangguan kesadaran & tanda vital

7. Lakukan latihan ROM jika

Page 20: Askep Fiks Kelompok 3 Adenium

pasien tidak dapat menoleransi aktivitas

8. Bantu pasien memilih aktifitas yang mampu untuk dilakukan

Page 21: Askep Fiks Kelompok 3 Adenium

CATATAN PERKEMBANGAN

DIAGNOSA: perfusi jaringan gastrointestinal tidak efektifWAKTU IMPLEMENTASI PARAF EVALUASI

10 juni 2014(12.00 WIB)

(12.15 WIB)

(12.30 WIB)

(13.30 WIB)

1. Memantau tanda vital pasien2. Memantau hidrasi pasien (turgor kulit,

mukosa bibir, CRT)3. Memantau diare pasien4. Memantau tanda syok hipovolemik5. Melaksanakan hasil kolaborasi

pemberian cairan infuse RL 1500 cc/24 jam dengan tetesan infuse 20 tpm

6. Melaksanakan hasil kolaborasi pemberian cairan infuse Gelatine Polisuccinate 500 ml

7. Melaksanakan hasil kolaborasi terapi obat Kalnex 3 x 500 mg, Vit.K 2 x 2 mg dan Omeprazole 2 x 40 mg

8. Melaksanakan hasil kolaborasi pemberian tranfusi darah WB Kolf I (250 cc) dengan tetesan 28 tpm

9. Memantau dan mencatat intake output pasien

JAM: (13.30 WIB)S: Pasien mengatakan bahwa dirinya belum BABO: TD 80/60 mmHg, Nadi 108 kali/menit, RR 24

kali/menit, membran mukosa bibir kering, turgor kulit cukup, konjungtiva anemis, akral dingin, CRT > 2 detik

A: perfusi jaringan gastrointestinal belum teratasi

P: Lanjutkan intervensi

Page 22: Askep Fiks Kelompok 3 Adenium

11 juni 2014(07.30 WIB)

(08.00 WIB)

(08.30 WIB)

(12.00 WIB)

1. Memantau tanda vital pasien2. Memantau hidrasi pasien (turgor kulit,

mukosa bibir)3. Memantau diare pasien4. Memantau tanda syok hipovolemik5. Melaksanakan hasil kolaborasi

pemberian cairan infuse RL 1500 cc/24 jam dengan tetesan infuse 20 tpm

6. Melaksanakan hasil kolaborasi terapi obat Kalnex 3 x 500 mg, Vit.K 2 x 2 mg, dan Omeprazole 2 x 40 mg

7. Melaksanakan hasil kolaborasi pemberian tranfusi darah WB Kolf I (250 cc) dengan tetesan 28 tpm

8. Memantau dan mencatat intake output pasien

JAM: (13.30 WIB)S: Pasien mengatakan bahwa dirinya BAB 1

kali/hari dengan konsistensi encer dan berwarna hitam

O: TD 100/40 mmHg, Nadi 68 kali/menit, RR 22 kali/menit, membran mukosa bibir kering, turgor kulit cukup, konjungtiva anemis, akral dingin, CRT > 2 detik

A: perfusi jaringan gastrointestinal belum teratasi

P: Lanjutkan intervensi

12 Juni 2014(07.30 WIB)

(08.00 WIB)

1. Memantau tanda vital pasien2. Memantau hidrasi pasien (turgor kulit,

mukosa bibir)3. Memantau diare pasien4. Memantau tanda syok hipovolemik5. Melaksanakan hasil kolaborasi

pemberian cairan infuse RL 1500 cc/24 jam dengan tetesan infuse 20 tpm

JAM: (13.30 WIB)S : Pasien mengatakan bahwa dirinya BAB 1

kali/hari dengan konsistensi encer dan berwarna hitam

O: TD 90/60 mmHg, Nadi 82 kali/menit, RR 20 kali/menit, membran mukosa bibir kering, turgor kulit cukup, konjungtiva anemis, akral dingin, CRT > 2 detik

Page 23: Askep Fiks Kelompok 3 Adenium

(08.30 WIB)

(12.00 WIB)

6. Melaksanakan hasil kolaborasi terapi obat Kalnex 3 x 500 mg, Vit.K 2 x 2 mg, dan Omeprazole 2 x 40 mg

7. Melaksanakan hasil kolaborasi pemberian tranfusi darah WB Kolf I (250 cc) dengan tetesan 28 tpm

8. Memantau dan mencatat intake output pasien

A: perfusi jaringan gastrointestinal belum teratasi

P: Lanjutkan intervensi

Page 24: Askep Fiks Kelompok 3 Adenium

CATATAN PERKEMBANGAN

DIAGNOSA: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhWAKTU IMPLEMENTASI PARAF EVALUASI

10 Juni 2014(12.00 WIB)

(12.15 WIB)

(12.30 WIB)

(13.30 WIB)

1. Mengkaji kebutuhan nutrisi pasien2. Mengkaji ketidakmampuan makan pasien 3. Memotivasi pasien untuk meningkatkan

kebersihan mulutnya4. Berkolaborasi untuk pemberian diit nutrisi

(1600 kal) 5. Melaksanakan hasil kolaborasi pemberian

Infuse Gelatine Polisuccinate 500 ml6. Melaksanakan hasil kolaborasi pemberian

obat ranitidin 2 x 50 mg7. Memberikan health edukasi pada keluarga

dan pasien tentang pentingnya nutrisi dan akibat bila kekurangan nutrisi

8. Menganjurkan pasien untuk makan banyak saat mual mereda

9. Menganjurkan pasien makan sedikit-sedikit tapi sering

10. Mengobservasi intake dan out put pasien 11. Memonitor turgor kulit, mual muntah,

JAM: 13.30 WIBS: Pasien mengatakan bahwa masih merasa

mual, muntah dan tidak nafsu makanO: pasien tampak lemah, anemis (+), turgor kulit

cukup, lidah pasien tampak kotor Input output Infus: 1500 UP: 1200 Minum: 100 BAB: 200 Transfusi: 250 IWL: 200,1 Obat 150 Muntah: 150 IWM: 400,2 Jumlah: 1750,1 Jumlah: 2400,2 BC: + 650,1A: ketidakseimbangan nutrisi kurang belum

teratasiP: Lanjutkan intervensi

Page 25: Askep Fiks Kelompok 3 Adenium

pucat, kemerahan, dan konjungtiva pasien

11 Juni 2014(07.30 WIB)

(08.00 WIB)

(08.15 WIB)

(12.00 WIB)

1. Mengkaji kebutuhan nutrisi pasien2. Mengkaji ketidakmampuan makan pasien 3. Memotivasi pasien untuk meningkatkan

kebersihan mulutnya4. Berkolaborasi untuk pemberian diit nutrisi

(1600 kal) 5. Melaksanakan hasil kolaborasi pemberian

obat ranitidin 2 x 50 mg6. Memberikan health edukasi pada keluarga

dan pasien tentang pentingnya nutrisi dan akibat bila kekurangan nutrisi

7. Menganjurkan pasien makan makanan yang tidak berbau menusuk atau tidak sedap

8. Menganjurkan pasien untuk makan banyak saat mual mereda

9. Menganjurkan pasien makan sedikit-sedikit tapi sering

10. Menganjurkan pasien makan dalam kondisi makanan hangat

11. Mengobservasi intake dan out put pasien

JAM: 13.30 WIBS: Pasien mengatakan bahwa masih merasa

mual dan sempat muntahO: pasien tampak lemah, anemis (+), turgor kulit

cukup, lidah pasien tampak kotor Input output Infus: 1500 UP: 2300 Minum: 400 BAB: 100 Transfusi: 250 IWL: 395,5 Obat 150 Muntah: 150 IWM: 791 Jumlah:2945,5 Jumlah: 3091 BC: +145,5A: ketidakseimbangan nutrisi kurang belum

teratasiP: Lanjutkan intervensi

Page 26: Askep Fiks Kelompok 3 Adenium

dalam 24 jam12. Memonitor turgor kulit, mual muntah,

pucat, kemerahan, dan konjungtiva pasien12 Juni 2014(07.30 WIB)

(08.00 WIB)

(08.15 WIB)

(12.00 WIB)

1. Mengkaji kebutuhan nutrisi pasien2. Mengkaji ketidakmampuan makan pasien 3. Memotivasi pasien untuk meningkatkan

kebersihan mulutnya4. Berkolaborasi untuk pemberian diit nutrisi

(1600 kal) 5. Melaksanakan hasil kolaborasi pemberian

obat ranitidin 2 x 50 mg6. Memberikan health edukasi pada keluarga

dan pasien tentang pentingnya nutrisi dan akibat bila kekurangan nutrisi

7. Menganjurkan pasien untuk makan banyak saat mual mereda

8. Menganjurkan pasien makan sedikit-sedikit tapi sering

9. Menganjurkan pasien makan dalam kondisi makanan hangat

10. Mengobservasi intake dan out put pasien dalam 24 jam

11. Memonitor turgor kulit, mual muntah, pucat, kemerahan, dan konjungtiva pasien

JAM: 13.30 WIBS: Pasien mengatakan bahwa masih merasa

mual dan sempat muntah, keluarga pasien mengatakan pasien makan sedikit-sedikit sampai makanan habis

O: pasien tampak lemah, anemis (+), turgor kulit cukup, lidah pasien tampak kotor

Input output Infus: 1500 UP: 2900 Minum: 500 BAB: 100 Transfusi: 250 IWL: 395,5 Obat 150 Muntah: 150 IWM: 791 Jumlah: 3545,5 Jumlah: 3191 BC: -354,5A: ketidakseimbangan nutrisi teratasi sebagianP: Lanjutkan intervensi

Page 27: Askep Fiks Kelompok 3 Adenium
Page 28: Askep Fiks Kelompok 3 Adenium

CATATAN PERKEMBANGAN

DIAGNOSA: Intoleransi aktivitasWAKTU IMPLEMENTASI PARAF EVALUASI

10 Juni 2014(12.00 WIB)

(12.30 WIB)

(12.45 WIB)

(13.30 WIB)

1. Mengkaji penyebab intoleransi aktivitas (fisik, atau psikis/motivasi)

2. Mengkaji kesesuaian aktivitas & istirahat pasien sehari-hari

3. Mengobservasi adanya pembatasan pasien dalam beraktifitas

4. Memberikan health edukasi pada pasien dan keluarga untuk meningkatkan aktivitas pasien secara bertahap mulai dari perubahan posisi, berpindah maupun dalam perawatan dirinya

5. Membantu pasien mengubah posisi secara bertahap

6. Melakukan latihan ROM aktif pada pasien7. Monitor gejala intoleransi aktivitas, seperti

mual, pucat, pusing, dan gangguan kesadaran

8. Memantau tanda vital pasien

JAM: 13.30 WIBS: Pasien mengatakan bahwa masih merasa

lemasO: Tanda-tanda vital (TD 80/60 mmHg, Nadi

108 kali/menit, RR 24 kali/menit), pasien tampak lemah, pucat, anemis (+), akral dingin, bedrest di tempat tidur, mobilisasi terbatas dengan skor 2, kekuatan otot 2

A: intoleransi aktivitas belum teratasiP: Lanjutkan intervensi

11 Juni 2014 1. Mengkaji penyebab intoleransi aktivitas JAM: 13.30 WIB

Page 29: Askep Fiks Kelompok 3 Adenium

(07.30 WIB)

(08.45 WIB)

(09.00 WIB)

(10.00 WIB)

(12.00 WIB)

(fisik, atau psikis/motivasi)2. Mengkaji kesesuaian aktivitas & istirahat

pasien sehari-hari3. Mengobservasi adanya pembatasan pasien

dalam beraktifitas4. Memberikan health edukasi pada pasien dan

keluarga untuk meningkatkan aktivitas pasien secara bertahap mulai dari perubahan posisi, berpindah maupun dalam perawatan dirinya

5. Membantu pasien mengubah posisi secara bertahap

6. Melakukan latihan ROM aktif pada pasien7. Monitor gejala intoleransi aktivitas, seperti

mual, pucat, pusing, dan gangguan kesadaran

8. Memantau tanda vital pasien

S: Pasien mengatakan bahwa masih merasa lemas

O: Tanda-tanda vital (TD 100/40 mmHg, Nadi 68 kali/menit, RR 22 kali/menit), pasien tampak lemah, pucat, anemis (+), akral dingin, bedrest di tempat tidur, mobilisasi terbatas dengan skor 2, kekuatan otot 2

A: intoleransi aktivitas belum teratasiP: Lanjutkan intervensi

12 Juni 2014(07.30 WIB)

(08.45 WIB)

1. Mengkaji penyebab intoleransi aktivitas (fisik, atau psikis/motivasi)

2. Mengkaji kesesuaian aktivitas & istirahat pasien sehari-hari

3. Mengobservasi adanya pembatasan pasien dalam beraktifitas

4. Memberikan health edukasi pada pasien dan

JAM: 13.30 WIBS: Pasien mengatakan bahwa masih merasa

lemasO: Tanda-tanda vital (TD 90/60 mmHg, Nadi 82

kali/menit, RR 20 kali/menit), pasien masih tampak lemah dalam merubah posisinya, pucat, anemis (+), akral dingin, pasien

Page 30: Askep Fiks Kelompok 3 Adenium

(09.00 WIB)

(10.00 WIB)

(12.00 WIB)

keluarga untuk meningkatkan aktivitas pasien secara bertahap mulai dari perubahan posisi, berpindah maupun dalam perawatan dirinya

5. Membantu pasien mengubah posisi secara bertahap

6. Melakukan latihan ROM aktif pada pasien7. Monitor gejala intoleransi aktivitas, seperti

mual, pucat, pusing, dan gangguan kesadaran

8. Memantau tanda vital pasien

bedrest di tempat tidur, mobilisasi pasien dibantu ditempat tidur, pasien tampak duduk ditempat tidur dengan sanggahan keluarga, kekuatan otot pasien 3

A: intoleransi aktivitas teratasi sebagianP: Lanjutkan intervensi