apa itu tipologi

Upload: andiani-apriliani

Post on 12-Apr-2018

290 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 Apa Itu Tipologi

    1/13

    Definisi Tipologi dan Morfologi Bangunan

    dalam Arsitektur

    Definisi Tipologi bangunan :

    Tipologi berasal dari dua suku kata yaitu Tipo yang berarti pengelompokan

    dan Logos yang mempunyai arti ilmu atau bidang keilmuan. Jadi Tipologi adalah ilmu

    yang mempelajari pengelompokan suatu benda dan makhluk secara umum. Berikut

    ini adalah beberapa pengertian Tipologi :

    o Tipologi (dalam Arsitektur dan Perancangan Kota)

    Adalah klasifikasi taksonomi ( fisik ) karakteristik umum yang ditemukan

    pada bangunan dan tempat-tempat diperkotaan.

    Tipologi adalah klasifikasi (biasanya berupa klasikasi fisik suatu bangunan)

    karakteristik umum ditemukan pada bangunan dan tempat-tempat

    perkotaan, menurut hubungan mereka dengan kategori yang berbeda,

    seperti intensitas pembangunan (dari alam atau pedesaan ke perkotaan)

    derajat, formalitas, dan sekolah pemikiran (misalnya, modernis atau

    tradisional). Karakteristik individu tersebut membentuk suatupola. Kemudian pola tersebut berhubungan dengan elemen-elemen secara

    hirarkis di skala fisik (dari detail kecil untuk sistem yang besar).

    o Tipologi secara Harfiah

    Tipologi adalah suatu ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang tipe.

    Tipologi arsitektur atau dalam hal ini tipologi bangunan erat kaitannya

    dengan suatu penelusuran elemen-elemen pembentuk suatu sistem objek

    bangunan atau arsitektural. Elemen-elemen tersebut merupakan organisme

    arsitektural terkecil yang berkaitan untuk mengidentifikasi tipologi dan untuk

    membentuk suatu sistem, elemen-elemen tersebut mengalami suatu proyek

    komposisi, baik penggabungan, pengurangan, stilirisasi bentuk dan

    sebagainya.

    o Tipologi / Theologi ( Agama)

    Adalah pengelompokan pada kitabkitab suci.

    o Tipologi ( Biologi )

    Adalah pengelompok / pembagian tipetipe atau jenisjenis makhluk hidupsecara fisik.

  • 7/21/2019 Apa Itu Tipologi

    2/13

    o Menurut Budi A. sukada

    Adalah sebuah pengklasifikasian sebuah tipe berdasarkan atas penelusuran

    terhadap asal usul terbentuknya objek objek terhadap arsitektural yang

    terdiri dari 3 tahap.proses penelusuran terhadap asal usul objek arsitektur.

    o Menurut KBBI

    Adalah ilmu watak tentang bagian manusia dalam golongan golongan

    menurut sifat masingmasing.

    o Manfredo Tafuri

    Mengharmonisasikan pendekatan autonomos terhadap potensi figural

    terhadap tipe bangunan dengan daya tarik dalam kesesuaian antara bagian

    dan keseluruhan.

    Tipologi Arsitektur

    Tipologi arsitektur adalah kegiatan yang berhubungan dengan klasifikasi atau

    pengelompokan karya arsitektural dengan kesamaan ciri-ciri atau totalitas kekhususan yang

    diciptakan oleh suatu masyarakat atau kelas sosial yang terikat dengan ke-permanen-an dari

    karakteristik yang tetap atau konstan. Kesamaan ciri-ciri tersebut antara lain kesamaan

    bentuk dasar,sifat dasar objek kesamaan fungsi objek kesamaan asal-usul sejarah/ tema

    tunggal dalam suatu periode atau masa yang terikat oleh ke-permanen-an dari karakteristik

    yang tetap/ konstan.

    Tipologi Bangunan

    Pengertian Tipologi Bangunan menurut Anthony Vidler Tipologi bangunan adalah

    sebuah studi/ penyelidikan tentang penggabungan elemen-elemen yang memungkinkan

    untuk mencapai/ mendapatkan klasifikasi organisme arsitektur melalui tipe-tipe. Klasifikasi

    mengindikasikan suatu perbuatan meringkas/ mengikhtiarkan, yaitu mengatur penanaman

    yang berbeda, yang masing-masing dapat diidentifikasikan, dan menyusun dalam kelas-kelas

    untuk mengidentifikasikan data umumnya dan memungkinkan membuat perbandingan-

    perbandingan pada kasus-kasus khusus. Klasifikasi tidak memperhatikan suatu tema pada

    suatu saat tertentu (rumah, kuil, dsb.) melainkan berurusan dengan contoh-contoh konkrit

    dari suatu tema tunggal dalam suatu periode atau masa yang terikat oleh kepermanenan

    dari karakteristik yang tetap/ konstan.

  • 7/21/2019 Apa Itu Tipologi

    3/13

    Analisa Tipologi

    Tipologi dapat digunakan sebagai salah satu metode dalam mendefinisikan atau

    mengklasifikasikan objek arsitektural. Tipologi dapat mengidentifikasi perubahan-perubahan

    yang terjadi pada suatu objek dan analisa perubahan tersebut menyangkut bentuk dasar

    objek atau elemen dasar, sifat dasar, fungsi objek serta proses transformasi bentuknya.

    Menurut Rafael Moneo, analisa tipologi dibagi menjadi 3 fase yaitu:

    a. Menganalisa tipologi dengan cara menggali dari sejarah untuk mengetahui ide awal

    dari suatu komposisi; atau dengan kata lain mengetahui asal-usul atau kejadian

    suatu objek arsitektural.

    b. Menganalisa tipologi dengan cara mengetahui fungsi suatu objek.

    c. Menganalisa tipologi dengan cara mencari bentuk sederhana suatu bangunan

    melalui pencarian bangun dasar serta sifat dasarnya.

    1. Secara harfiah,

    Tipologi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang tipe.

    2. Raphael Moneo

    Secara sederhana tipologi dapat didefinisikan sebagai sebuah konsep yang

    memerikan (describe) sebuah kelompok objek atas dasar kesamaan sifat-sifat dasar.

    Bahkan bisa juga dikatakan bahwa tipologi berarti tindakan berpikir dalam rangka

    pengelompokan.

    3. Eccle des Beaux Arts

  • 7/21/2019 Apa Itu Tipologi

    4/13

    Definisi tipologi dapat dibedakan atas tiga kutub utama, tergantung dari kriteria

    klasifikasi yang digunakan, maksud/ tujuan dari pembuat teori arsitektur, dan derajat

    permeabilitas dari sistem klasifikasi itu sendiri.

    a) Definisi pertama, yang digunakan oleh ahli teori arsitektur dan arsitek Itali dan

    Perancis selama 2 dasawarsa terakhir, memperlakukan tipologi sebagai suatutotalitas kekhususan yang menggambarkan saat diciptakaannya karya

    arsitektur oleh suatu masyarakat atau oleh suatu kelas sosial.

    b) Definisi kedua,didasarkan pada karakteristik spasial dan formal dari tipe itu

    sendiri. Tipe-tipe spasial seperti kuil dengan denah berbangun lingkaran

    dapat ditemukan pada periode sejarah-sejarah yang berbeda dan pada

    masyarakat yang berbeda pula.

    c) Definisi ketigadari tipologi didasarkan pada pengklasifikasian bangunan

    menurut penggunaan dan berdasar karakteristik kelembagaannya. Kualitas-kialitas semacam itu konsisten dalam masyarakat yang berbeda dan

    berlangsung terus-menerus sepanjang sejarah, seperti gereja, sekolah,

    pemandian, rumah sakit dan sebagainya.

    4. Gianugo Polesello

    Tipologi arsitektur dibangun dalam bentuk-bentuk arsip dari given types, yaitu

    bentuk-bentuk arsitektural yang disederhanakan menjadi bangun-bangun asal

    elementernya yang geometrik. Aturannya ialah bahwa given types ini berasal dari

    sejarah, tetapi juga merupakan hasil penemuan. Tetapi jenis-jenis ini selalumerupakan given types yaitu elemen-elemen yang merupakan bagian dari suatu

    sistem (yaitu proyek komposisi), namun juga sekaligus berdiri sendiri dalam sistem

    tersebut.

    5. Anthony Vidler

    Tipologi bangunan adalah sebuah studi/ penyelidikan tentang penggabungan

    elemen-elemen yang memungkinkan untuk mencapai/ mendapatkan klasifikasi

    organisme arsitektur melalui tipe-tipe. Klasifikasi mengindikasikan suatu perbuatan

    meringkas/ mengikhtiarkan, yaitu mengatur penanaman yang berbeda, yang masing-

    masing dapat diidentifikasikan, dan menyusun dalam kelas-kelas untuk

    mengidentifikasikan data umumnya dan memungkinkan membuat perbandingan-

    perbandingan pada kasus-kasus khusus. Klasifikasi tidak memperhatikan suatu tema

    pada suatu saat tertentu (rumah, kuil, dsb.) melainkan berurusan dengan contoh-

    contoh konkrit dari suatu tema tunggal dalam suatu periode atau masa yang terikat

    oleh ke-permanen-an dari karakteristik yang tetap/ konstan (misalnya rumah

    bergaya Gothik, jalan pada masa abad ke-19, kebun anggur bergaya Roman, dsb).

    Hal itu menjadi instrumen pemberi tanda dari gejala atau fenomena, yang

    membandingkan istilah-istilah yang berbeda dalam hubungannya dengan bentuk-

    bentuk kota.

  • 7/21/2019 Apa Itu Tipologi

    5/13

    6. Carlo Aymonio

    Tipologi suatu bangunan adalah ilmu yang mempelajari kemungkinan penggabungan

    elemen-elemen dengan tipe-tipe yang tujuannya untuk mendapatkan suatu

    klasifikasi organisme-organisme arsitektural. Jadi tipe di sini digunakan sebagi alat

    untuk menggabungkan elemen-elemen sehingga didapatkan klasifikasi.

    Suatu studi tentang elemen organisasional dan struktural yang artifisial (dalam arti

    bukan hanya bangunan tapi juga dinding, jalan, taman, dll. komponen-komponen

    kota) dalam hubungannya dengan bentuk kota dalam suatu kurun sejarah yang

    spesifik. Definisi ini didasarkan pada kenyataan bahwa klasifikasi sebagai tujuan dari

    tipologi tidak hanya mengelompokkan bangunan-bangunan melainkan sudah lebih

    luas yang mencakup komponen-komponen suatu kota seperti jalan, taman, dan

    sebagainya.

    Pada dasarnya tipologi menurut tujuan klasifikasinya dapat dibedakan atas duapengertian (lepas dari tujuan nilai-nilai estetika).

    Pertama, Tipologi bebas, bertujuan klasifikasi dengan tipe-tipe formal, yang

    menyediakan suatu metode untuk analisis dan perbandingan untuk fenomena-

    fenomena seni.

    Kedua, Tipologi terapan yang bertujuan klasifikasi dengan tipe-tipe fungsional yang

    memberikan metode analisis dari fenomena-fenomena yang membentuk suatu

    keseluruhan.

    7. Budi A. Sukada

    Tipologi adalah penelusuran asal-usul terbentuknya objek-objek arsitektural yang

    terdiri dari tiga tahap, yaitu: Pertama, menentukan bentuk dasar (formal structures)

    yang ada di tiap objek arsitektural. Yang dimaksudkan bentuk dasar ialah unsur-

    unsur geometrik utama, seperti segitiga, segi empat, lingkaran, dan elips, berikut

    segala variasi masing-masing unsur tersebut. Kedua, menentukan sifat dasar

    (properties) yang dimiliki oleh setiap objek arsitektural berdasarkan bentuk

    dasarnya, misalnya: bujur sangkar bersifat statis, lingkaran bersifat memusat dsb.

    Ketiga, mempelajari proses perkembangan bentuk dasar sampai perwujudannya saat

    itu.

    Tipologi sebagai Metoda

    Sebagai suatu metoda, tipologi digunakan sebagai alat analisis objek. Dengan tipologi, suatu

    objek arsitektural dianalisa perubah-perubahnya, yaitu yang menyangkut bangun dasar,

    sifat dasar, serta proses perkembangan bangun dasar tersebut sampai ke bentuk yang

    sekarang serta fungsi dari objek tersebut. Dari hasil analisa tipologi tersebut, kita dapat

    menentukan tipe dari objek dan menempatkannya secara benar dalam klasifikasi tipe yang

    sudah ada.

  • 7/21/2019 Apa Itu Tipologi

    6/13

    Sebagai suatu metode, tipologi juga dapat digunakan untuk menerangkan perubah-perubah

    dari suatu tipe, di mana suatu tipe memiliki ciri-ciri tertentu yang dapat membedakannya

    dengan tipe-tipe yang lain. Maksudnya adalah tipologi dapat membantu menerangkan suatu

    tipe berdasar ciri-ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh setiap objek arsitektural.

    Menurut Rafael Moneo, analisa tipologi dapat dibagi menjadi 3 fase yaitu:

    1. Menganalisa tipologi dengan cara menggali dari sejarah untuk mengetahui

    ide awal dari suatu komposisi; atau dengan kata lain mengetahui asal-usul atau

    kejadian suatu objek arsitektural.

    2. Menganalisa tipologi dengan cara mengetahui fungsi suatu objek.

    3. Menganalisa tipologi dengan cara mencari bentuk sederhana suatu bangunan

    melalui pencarian bangun dasar serta sifat dasarnya.

    Menurut Carlo Aymonito

    Tipologi bangunan seharusnya didefinisikan lagi dalam batasan-batasan dari suatu

    penelitian yang dilakukan manakala ada kesempatan. Tipologi bangunan merupakan salah

    satu alat yang diperlukan untuk melakukan studi terhadap fenomena kota. Tipologi bebas/

    tipologi formal menyediakan dirinya untuk dipakai sebagai suatu analisis kritis dan

    perbandingan terhadap fenomena-fenomena seni. Dalam hal ini klasifikasi yang ada disusun

    berdasarkan kuantitas khas yang formal dan tertentu.

    Sebagai metode, tipologi menganalisa suatu objek arsitektural (dalam hal ini bangunan) dan

    mencoba mencari karakter-karakter khas yang ada, yang akhirnya akan menjadi dasar

    klasifikasi objek tersebut. Dengan kata lain, karakter khas ini menjadi alat identifikasi objek-objek arsitektural tersebut.

    Contoh:

    Jika kita meneliti gereja-gereja St. Peter di Roma (Bramate, 1503) dan Pallazo

    Farnesse di Caprarola (Giacomo da Vignola, 1547), maka kita akan memiliki ciri khas

    dalam hal ciri organisasi ruangnya yang memusat. Secara tipologi kita akan

    mengatakan bahwa ciri organisasi yang memusat ini akan menjadi alat identifikasi

    yang menunjukkan kesamaan tipe dari kedua objek tersebut. Dengan kata lain, 2

    objek tersebut dapat digolongkan dalam satu kelas yang sama dalam hal klasifikasi.Tujuan dari klasifikasi ini bukan evaluasi artistik maupun definisi historik.

    Adapun tipologi terapan menyediakan metode analisis dari fenomena-fenomena yang

    membentuk suatu keseluruhan. Dalam hal ini klasifikasi disusun berdasarkan kuantitas khas

    dari struktural, tidak formal seperti tipologi bebas. Dalam kasus ini, tetapan dari fenomena

    juga merupakan hasil dari suatu perbandingan kasus-kasus yang konkrit dan itu

    dipergunakan sebagai alat untuk menciptakan hubungan di antara keberadaan yang

    berbeda-beda.

    Dalam tipologi terapan, definisi historik pun ikut berperan serta. Tipologi terapanmemungkinkan kita untuk menciptakan suatu hubungan dengan bentuk kota pada

  • 7/21/2019 Apa Itu Tipologi

    7/13

    umumnya sebagai suatu istilah dialektika. Hubungan antara tipe bangunan dan bentuk kota

    secara faktual dan prinsipil tidaklah tetap. Jika pada tipologi bebas karakter-karakter itu

    dihubungkan dengan waktu dan bentuk kota serta perkembangannya.

    Contoh:

    Gereja St. Peter Pallazo Farnesse di Caprarola dan beberapa bangunan yang

    dibangun pada abad pertengahan memiliki karakter yang sama dalam hal organisasi

    terpusat. Dengan kenyataan ini secara umum kita bisa menyimpulkan bahwa pada

    zaman Renaisans berkembang suatu langgam arsitektur dengan karakter seperti di

    atas. Seperti diuraikan di atas hal ini tidak mutlak sebab pada masa-masa berikutnya

    bisa saja tipe/ langgam seperti ini hadir kembali.

    Sebagai metode analisis, khususnya dalam hal menganalisa asal-usul dan perkembangan

    bentuk dasar, tipologi sering berkaitan dengan morfologi yaitu ilmu yang mempelajari

    perubahan bentuk. Sebagai sebuah metoda, tipologi berguna sebagai alat untuk melacakbentuk-bentuk objek arsitektural sampai didapatkan akar bentukan tadi. Akar bentukan

    menyangkut struktur bangun (formal structures) dan sifat-sifat dasar (properties).

    TIPOLOGI ARSITEKTUR BANGUNAN

    Tipologi adalah suatu studi yang berkaitan dengan tipe dari beberapa objek yang

    memiliki jenis yang sama.Tipologi merupakan sebuah bidang studi yang mengklasifikasikan,mengkelaskan, mengelompokkan objek dengan ciri khas struktur formal yang sama dan

    kesamaan sifat dasar ke dalam tipe-tipe tertentu dengan cara memilah bentuk keragaman

    dan kesamaan jenis. Aspek klasifikasi dalam pengenalan tipologi mengarah pada usaha

    untuk mengklasifikasikan, mengkelaskan, mengelompokkan objek berdasarkan aspek-

    aspek/kaidah-kaidah tertentu. Aspek-aspek yang dapat diklasifikasikan dapat berupa fungsi,

    bentuk, maupun gaya. Tipologi merupakan ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang

    berkaitan dengan tipe. Arti kata tipe sendiri berasal dari bahasa Yunani typosyang berarti

    the root of, atau dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai akar dari(Loekito, 1994).

    Moneo (1976)dalam Loekito (1994), secara konsepsional mendefinisikan tipologi sebagai

    sebuah konsep yang mendeskripsikan sebuah kelompok obyek atas dasar kesamaan

    karakter bentuk-bentuk dasarnya.

    Amiuza (2006) dalam kajiannya mengatakan, tipologi merupakan suatu konsep

    mendeskripsikan kelompok objek berdasarkan atas kesamaan sifat-sifat dasar yang

    berusaha memilah atau mengklasifikasikan bentuk keragaman dan kesamaan jenis. Dalam

    hal ini, tipologi merupakan hasil elaborasi karakteristik arsitektur, yang tersusun dari

    berbagai unsur kultural lokal dan luar yang spesifik dalam suatu struktur klasifikasi, baik

    secara klasifikasi fungsi, geometrik, maupun langgam/gaya.

    Secara umum, tipologi berlandaskan pada kemungkinan mengelompokkan beberapa

    objek, karena memiliki kesamaan dalam sifat-sifat dasarnya. Tipologi juga dapat diartikan

    sebagai sebuah tindakan berpikir dalam rangka pengelompokan (Loekito 1994). Pada awal

    mulanya, tipologi sering disalah artikan sebagai sebuh cara melakukan klasifikasi atas dasar

  • 7/21/2019 Apa Itu Tipologi

    8/13

    kriteria model. Kata tipe menggambarkan sesuatu yang bersifat spesifik, dan tidak dapat

    diulang, sedangkan kata model berarti sesuatu yang ada atau hadir karena akan diulang

    (Loekito 1994).

    Tipologi adalah studi tetang tipe. Tipe adalah kelompok dari objek yang dicirikan oleh

    struktur formal yang sama, sehingga tipologi dikatakan sebagai studi tentang

    pengelompokkan objek sebagai model melalui kesamaan struktur. Struktur formal yang

    dimaksud disini tidak hanya berupa istilah yang berkaitan dengan geometrik fisik semata,

    tetapi berkaitan dengan apa yang disebut sebagai deeper geometry, yaitu geometri yang

    tidak hanya sebatas pada perbandingan geometri matematis, akan tetapi berkaitan dengan

    realita mulai dari aktivitas sosial sampai dengan konstruksi bangunan. Struktur formal juga

    diartikan sebagai kaitan atau inter-relasi antar elemen (Sugini dalamAplikawati 2006).

    Tjahjono (1992) mengatakan bahwa studi tipologi dalam dunia arsitektur berarti studi

    dalam usaha pemilahan, klasifikasi, hingga dapat terungkap keragaman dan kesamaan

    dalam produk arsitektur yang satu dengan yang lainnya. Pada dasarnya, tipologi merupakan

    konsep yang mendeskripsikan kelompok objek atas dasar kesamaan sifat-sifat dasar.

    Menurut Sukadadalam Sulistijowati (1991), ada tiga tahapan yang harus ditempuh untukmenentukan suatu tipologi, yaitu sebagai berikut: 1. Menentukan bentuk-bentuk dasar yang

    ada dalam setiap objek arsitektural; 2. Menentukan sifat-sifat dasar yang dimiliki oleh setiap

    objek arsitektural berdasarkan bentuk dasar yang ada dan melekat pada objek arsitektural

    tersebut; dan 3.Mempelajari proses perkembangan bentuk dasar tersebut sampai pada

    perwujudannya saat ini.

    Habraken (1988) dalamRusdi (1993) mengidentifikasikan tipologi arsitektur dalam

    sebuah parameter pola analisis yang berkaitan dengan Tipologi Galgeon, yang bertolak dari

    dasar perancangan arsitektur yang dipelopori oleh Vitruvius, parameter tersebut adalah: 1.

    Sistem Spasial, sistem ini berhubungan dengan pola ruang, orientasi, dan hierarkinya; 2.

    Sistem Fisik, sistem fisik dan kualitas figural berhubungan dengan wujud, pembatas ruang,dan karakter bahannya; dan 3. Sistem Stilistik, berhubungan dengan elemen atap, kolom,

    bukaan, dan ragam hias bangunan.

    Tiga alasan pentingnya tipologi dalam arsitektur, yaitu antara lain (Aplikawati

    2006:13): 1. Membantu proses analisis terhadap objek arsitektur yang sudah ada (dalam hal

    ini berfungsi sebagai penggambaran objek); 2. Berfungsi sebagai media komunikasi, dalam

    hal ini terkait dengan transfer pengetahuan; dan 3. Membantu kepentingan proses

    mendesain (membantu menciptakan produk baru). Tipologi arsitektur dibangun dalam

    bentuk arsip dari given tipes, yaitu bentuk arsitektural yang disederhanakan menjadi

    bentuk geometrik. Given tipes dapat berasal dari sejarah, tetapi dapat juga bersal dari

    hasil penemuan yang baru (Palasello dalamSulistijowati 1991:13). Menurut Sulistijowati(1991:12), pengenalan tipologi akan mengarah pada upaya untuk mengkelaskan,

    mengelompokkan atau mengklasifikasikan berdasar aspek atau kaidah tertentu. Aspek

    tersebut antara lain: 1. Fungsi (meliputi penggunaan ruang, struktural, simbolis, dan lain-

    lain); 2. Geometrik (meliputi bentuk, prinsip tatanan, dan lain-lain); dan 3. Langgam

    (meliputi periode, lokasi atau geografi, politik atau kekuasaan, etnik dan budaya, dan lain-

    lain).

    TINJAUAN KEBUDAYAAN

    Menurut Tutuko (2003), terdapat tiga ciri utama yang harus diperhatikan dalam

    memahami struktur ruang lingkup sosial kota kolonial, yaitu budaya, teknologi, dan strukturkekuasaan kolonial. Arsitektur rumah tinggal merupakan hasil dari kebudayaan. Hidayatun

  • 7/21/2019 Apa Itu Tipologi

    9/13

    (2004) menjelaskan bahwa, agama, sosial-budaya, ekonomi, dan politik, serta lingkungan

    dan iklim memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap bentuk-bentuk arsitektur yang

    terjadi pada masa dan tempat tertentu. Kemudian Kartono (2004) menambahkan bahwa

    sistem budaya, sistem sosial, dan sistem teknologi dapat mempengaruhi wujud arsitektur.

    Kebudayaan selalu senafas dengan jamannya. Ekspresi budaya berupa ilmu

    pengetahuan dan seni akan ditentukan olehpatronutama, yaitu penguasa (Widagdo

    2005). Kebudayaan akan mempengaruhi segala sistem kehidupan. Rapoport (1963),

    menegaskan pendapatnya bahwa kebudayaan akan mempengaruhi artefak, namun artefak

    tidak akan dapat mempengaruhi kebudayaan itu sendiri. Proses akulturasi akan timbul

    apabila kebudayaan bertemu dengan kebudayaan lainnya, sehingga kebudayaan lain itu

    lambat laun akan diterima dan diolah, tanpa menghilangkan ataupun mengalahkan dari

    salah satunya (Koentjaraningrat 1996 dalamRukmi et al.2003). Widagdo (2005)

    mengatakan, kebudayaan adalah sistem dan nilai-nilai sosial, politik, ekonomi, yang

    dipengaruhi oleh religi, teknologi, dan ilmu pengetahuan. Pendapat lain diutarakan oleh

    Mangunwijaya (1992), bahwa kebudayaan berkaitan erat dengan pemikiran dan falsafah

    hidup. Kebudayaan menyangkut segala aspek kehidupan, baik itu religi, sistem dan fungsisosial dan kesemuanya akan berpengaruh terhadap perkembangan arsitektur.

    Bangunan kolonial Belanda juga merupakan bangunan yang tercipta dari kebudayaan

    bangsa Belanda, baik secara murni, maupun yang sudah dipadukan dengan budaya

    tradisional, dan kondisi lingkungan sekitar. Bangunan kolonial memiliki makna dan simbol-

    simbol yang dapat dilihat dari fungsi, bentuk, maupun gaya arsitekturnya. Elemen-elemen

    penyusun bangunan merupakan sebuah simbol yang memiliki makna tersendiri, dan dapat

    dipahami dan dipelajari melalui kajian arsitektural. Pada akhirnya pendapat Suptandar

    (2001) memperjelas bahwa, orang-orang Belanda, pemilik perkebunan, golongan priyayi,

    dan penduduk pribumi yang telah mencapai pendidikan tinggi merupakan masyarakat

    papan atas pada saat itu. Mereka ikut serta dalam penyebaran kebudayaan indis, lewat gayahidup yang serba mewah. Pemerintah Kolonial Belanda menjadikan Arsitektur Indis sebagai

    standar dalam pembangunan gedung-gedung, baik milik pemerintah maupun swasta.

    Bentuk tersebut ditiru oleh mereka yang berkecukupan, terutama para pedagang dari etnis

    tertentu, dengan harapan agar memperoleh kesan pada status sosial yang sama dengan

    para penguasa dan priyayi.

    Bentuk dalam Arsitektur

    Sebuah bangunan dibentuk dari bentukan-bentukan dasar geometri, dan pada

    umumnya menampilkan sebuah tingkatan hierarki dan biasanya penyusunan komposisi

    yang jelas dan terpusat menurut sistem geometri.Nix (1953) dalamPamungkas (2002), bentuk ditentukan oleh adanya hubungan

    campur tangan dan kegiatan manusia, dan mengenai penentuan secara langsung maupun

    tidak langsung, tergantung kepada apa-apa saja yang di dalam pemberian bentuk

    ditentukan secara primer dan kemudian apa yang timbul karena kegiatan primer tersebut.

    Penentuan bentuk dapat meningkat lebih jauh, yaitu berasal dari massa, lewat ukuran

    menuju ke suatu hal yang ditentukan. Objek menjadi lebih mudah untuk dikenali dan

    diidentifikasikan, dapat diuraikan dan memiliki sesuatu yang dapat diukur, diamati, dan

    dihitung, baik yang bersifat mendatar, maupun yang bersifat berdiri.

    Handinoto dalamWiyatiningsih (2000), penyesuaian bentuk bangunan indis terhadap

    kondisi iklim tropis basah digambarkan dengan ciri-ciri pokok bentuk plafon tinggi, overstekyang cukup lebar, adanya beranda-beranda yang cukup dalam, baik di depan atau di

  • 7/21/2019 Apa Itu Tipologi

    10/13

    belakang rumah. Plafon yang tinggi akan mempunyai volume ruang yang lebih besar,

    sehingga kemungkinan terjadi panas dalam ruangan akibat radiasi dapat

    diperkecil. Overstekyang cukup lebar dapat dipakai untuk menahan tampias air hujan, dan

    juga untuk pembayangan terhadap tembok yang terkena sinar matahari langsung. Beranda

    depan dan belakang merupakan adaptasi terhadap arsitektur tradisional Jawa.

    Pada awal abad ke-19 sampai dengan tahun 1920-an, arsitektur kolonial Belanda

    berkembang di Indonesia, banyak pengaruh Eropa dan terjadi percampuran bentuk

    Arsitektur Barat dan tradisional, termasuk pada penggunaan elemen bangunan dan detail

    ragam hiasnya pada seni bangunan (Trianingrum 2006:14).

    Bentuk arsitektur kolonial Belanda di Indonesia sesudah tahun 1900-an merupakan

    bentuk yang spesifik. Bentuk tersebut merupakan hasil kompromi dari arsitektur modern

    yang berkembang di Belanda pada jaman yang bersamaan dengan iklim tropis basah

    Indonesia. Ada juga beberapa bangunan arsitektur kolonial Belanda yang mengambil

    elemen-elemen tradisional setempat, yang kemudian diterapkan ke dalam bentuk

    arsitekturnya. Hasil keseluruhan dari arsitektur kolonial Belanda di Indonesia tersebut

    adalah suatu bentuk yang khas yang berlainan dengan arsitektur modern yang ada diBelanda sendiri (Trianingrum 2006:24).

    Wajah/Muka Bangunan

    Selubung bangunan merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan ciri dari

    suatu bentukan kolonial. Ciri bangunan yang dapat terlihat dari wajah bangunan atau

    selubung bangunan adalah bentuk atap, ornamen atau ragam hias, dan juga elemen-elemen

    penyusun wajah bangunan lainnya seperti bukaan dan dinding bangunan (Suryokusumo

    2006). Selubung bangunan tersebut tentunya mengalami adaptasi dengan iklim, karena

    faktor tersebut berhubungan langsung dengan penghawaan dan pencahayaan pada

    bangunan yang menentukan kenyamanan penghuni bangunan.Dalam pandangan Krier (2001), wajah bangunan menyampaikan keadaan budaya saat

    bangunan tersebut dibangun, wajah bangunan mengungkap kriteria tatanan dan penataan,

    dan berjasa dalam memberikan kemungkinan dan kreativitas dalam ornamentasi dan

    dekorasi. Krier (2001) mempertegas pendapatnya, bahwa muka bangunan merupakan

    wajah bangunan yang memamerkan keberadaan sebuah bangunan kepada publik. Muka

    bangunan dibentuk oleh dimensi, komposisi, serta ragam hias. Komposisi muka bangunan

    mempertimbangkan persyaratan fungsional pada dasarnya berkaitan dengan kesatuan

    proporsi yang baik, harmonis, dan selaras, penyusunan elemen horizontal dan vertikal yang

    terstruktur, bahan, warna, dan elemen dekoratif lainnya. Hal lainnya tidak kalah penting

    untuk mendapatkan perhatian lebih adalah proporsi bukaan, ketinggian bangunan, prinsipperulangan, keseimbangan komposisi yang baik, serta tema yang tercakup ke dalam variasi.

    Selanjutnya menurut Krier (2001), wajah bangunan juga menceritakan dan

    mencerminkan kepribadian penghuni bangunannya, memberikan semacam identits kolektif

    sebagai suatu komunitas bagi mereka, dan pada puncaknya merupakan representasi

    komunitas tersebut dalam publik. Aspek penting dalam wajah bangunan adalah pembuatan

    semacam pembedaan antara elemen horizontal dan vertikal, dimana proporsi elemen

    tersebut harus sesuai terhadap keseluruhannya. Setelah prinsip penyusunan wajah

    bangunan ini, kondisi konstruksi dapat dibuat terlihat, misalnya artikulasi vertikal pada tiang

    sebagai penyangga. Penggunaan elemen-elemen naratif seperti balok jendela untuk

    mempertegas independensi jendela, teritisan yang menghasilkan bayangan, bahan-bahanyang menonjolkan massa juga dapat digunakan (Krier,2001). Pendapat Lippsmeier (1980:74-

  • 7/21/2019 Apa Itu Tipologi

    11/13

    90) mempertegas lagi mengenai elemen wajah bangunan dari sebuah bangunan yang

    sekaligus merupakan komponen-komponen yang mempengaruhi wajah bangunan adalah:

    1. Atap; 2. Dinding; dan 3.Lantai.

    Elemen-elemen pendukung wajah bangunan menurut Krier (2001), antara lain adalah

    sebagai berikut: 1. Pintu, pintu memainkan peranan penting dan sangat menentukan dalam

    menghasilkan arah dan makna yang tepat pada suatu ruang. Ukuran umum pintu yang biasa

    digunakan adalah perbandingan proporsi 1:2 atau 1:3. ukuran pintu selalu memiliki makna

    yang berbeda, misalnya pintu berukuran pendek, digunakan sebagai entranceke dalam

    ruangan yang lebih privat. Skala manusia tidak selalu menjadi patokan untuk menentukan

    ukuran sebuah pintu. Contohnya pada sebuah bangunan monumental, biasanya ukuran dari

    pintu dan bukaan lainnya disesuaikan dengan proporsi kawasan sekitarnya. Posisi pintu

    ditentukan oleh fungsi ruangan atau bangunan, bahkan pada batasan-batasan fungsional

    yang rumit, yang memiliki keharmonisan geometris dengan ruang tersebut. Proporsi tinggi

    pintu dan ambang datar pintu terhadap bidang-bidang sisa pada sisi-sisi lubang pintu adalah

    hal yang penting untuk diperhatikan. Sebagai suatu aturan, pengaplikasian sistem proporsi

    yang menentukan denah lantai dasar dan tinggi sebuah bangunan, juga terhadap elemen-elemen pintu dan jendela. Alternatif lainnya adalah dengan membuat relung-relung pada

    dinding atau konsentrasi suatu kelompok bukaan seperti pintu dan

    jendela; 2. Jendela,jendela dapat membuat orang yang berada di luar bangunan dapat

    membayangkan keindahan ruangan-ruangan dibaliknya, begitu pula sebaliknya. Albert

    (tt) dalamKrier (2001), mengungkapkannya sebagai berikut: ...dari sisi manapun kita

    memasukkan cahaya, kita wajib membuat bukaan untuknya, yang selalu memberikan kita

    pandangan ke langit yang bebas, dan puncak bukaan tersebut tidak boleh terlalu rendah,

    karena kita harus melihat cahaya dengan mata kita, dan bukanlah dengan tumit kita: selain

    ketidaknyamanannya, yaitu jika seseorang berada di antara sesuatu dan jendela, cahaya

    akan terperangkap, dan seluruh bagian dari sisa ruangan akan gelap...Pada beberapamasa, valuasi dan makna dari tingkat-tingkat tertentu diaplikasikan pada rancangan

    jendelanya. Susunan pada bangunan-bangunan ini mewakili kondisi-kondisi sosial, karena

    masing-masing tingkat dihuni oleh anggota dari kelas sosial yang berbeda.

    Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan jendela pada wajah bangunan,

    antara lain adalah sebagai berikut: - Proporsi geometris wajah bangunan; - Penataan

    komposisi, yaitu dengan pembuatan zona wajah bangunan yang terencana; -

    Memperhatikan keharmonisan proporsi geometri; - Jendela memberikan distribusi pada

    wajah bangunan, oleh karena itu, salah satu efek atau elemen tertentu tidak dapat

    dihilangkan atau bahkan dihilangkan; dan -Jendela dapat bergabung dalam kelompok-

    kelompok kecil atau membagi wajah bangunan dengan elemen-elemen yang hampirterpisah dan membentuk simbol atau makna tertentu; 3.Dinding, keberadaan jendela

    memang menjadi salah satu unsur penting dalam pembentukan wajah bangunan bangunan,

    akan tetapi dinding juga memiliki peranan yang tidak kalah pentingnya dengan jendela,

    dalam pembentukan wajah bangunan. Penataan dinding juga dapat diperlakukan sebagai

    bagian dari seni pahat sebuah bangunan, bagian khusus dari bangunan dapat ditonjolkan

    dengan pengolahan dinding yang unik, yang bisa didapatkan dari pemilihan bahan, ataupun

    carafinishingdari dinding itu sendiri, seperti warna cat, tekstur, dan juga tekniknya.

    Permainan kedalaman dinding juga dapat digunakan sebagai alat untuk menonjolkan wajah

    bangunan; 4. Atap, jenis atap ada bermacam-macam. Jenis yang sering dijumpai saat ini

    adalah atap datar yang terbuat dari beton cor dan atap miring berbentuk perisai ataupunpelana. Secara umum, atap adalah ruang yang tidak jelas, yang paling sering dikorbankan

  • 7/21/2019 Apa Itu Tipologi

    12/13

    untuk tujuan eksploitasi volume bangunan. Atap merupakan mahkota bagi bangunan yang

    disangga oleh kaki dan tubuh bangunan, bukti dan fungsinya sebagai perwujudan

    kebanggaan dan martabat dari bangunan itu sendiri.

    Secara visual, atap merupakan sebuah akhiran dari wajah bangunan, yang seringkali

    disisipi dengan loteng, sehingga atap bergerak mundur dari pandangan mata manusia.

    Perlunya bagian ini diperlakukan dari segi fungsi dan bentuk, berasal dari kenyataan

    bangunan memiliki bagian bawah (alas) yang menyuarakan hubungan dengan bumi, dan

    bagian atas yang memberitahu batas bangunan berakhir dalam konteks vertikal; dan 5. Sun

    Shading/Luifel,wajah bangunan memerlukan perlindungan dari cuaca dan iklim, oleh karena

    itu perlu adanya penggunaan ornamen atau bentukan-bentukan yang dapat melindungi

    wajah bangunan dari kedua faktor tersebut. Ornamen tersebut dapat berupa sun

    shadingyang biasanya diletakkan di bagian atas wajah dan bukaan-bukaan yang ada pada

    wajah bangunan. Sun shadingjuga dapat menimbulkan efek berupa bayangan pada wajah

    bangunan yang dapat menjadikan wajah bangunan terlihat lebih indah.

    Elemen lainnya yang dapat digunakan sebagai pendukung wajah bangunan kolonial

    Belanda adalah: 1. Gable/gevel, berada pada bagian tampak bangunan, berbentuk segitigayang mengikuti bentukan atap. Bisa juga diartikan sebagai bagian wajah bangunan yang

    berbentuk segitiga yang terletak pada dinding samping di bawah condongan

    atap; 2.Tower/Menara, variasi bentuknya beragam, mulai dari bulat, kotak atau segi empat

    ramping, segi enam, atau bentuk-bentuk geometris lainnya, dan ada juga yang dipadukan

    dengan geveldepan; 3. Dormer/Cerobong asap semu, berfungsi untuk penghawaan dan

    pencahayaan. Di tempat asalnya, Belanda, dormerbiasanya menjulang tinggi dan digunakan

    sebagai ruang atau cerobong asap untuk perapian. Biasanya diwujudkan dalam bentuk

    hiasan batu yang diberi ornamen berbentuk bunga atau sulur-suluran;4. Tympannon/Tadah

    angin, merupakan lambang masa prakristen yang diwujudkan dalam bentuk pohon hayat,

    kepala kuda, atau roda matahari. Lambang masa kristen diwujudkan pada penggunaanbentukan-bentukan salib dan hati; 5. Ballustrade, ballustrade adalah pagar yang biasanya

    terbuat dari beton cor yang digunakan sebagai pagar pembatas balkon, atau dek

    bangunan; 6. Bouvenlicht/Lubang ventilasi, bouvenlichtadalah bukaan pada bagian wajah

    bangunan yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan kesehatan dan kenyamanan

    termal. Bouvenlichttidak tergantung dari keadaan cuaca, berkaitan fungsinya dengan

    kesehatan, akan tetapi apabila dikaitkan dengan kenyamanan termal,

    maka bouvenlichtsangat bergantung pada kondisi cuaca. Bouvenlichtberfungsi untuk

    mengalirkan udara dari luar ke dalam bangunan, dan sebaliknya, oleh karena itu, ukuran

    dari bouvenlichtharus disesuaikan dengan kondisi cuaca. Dalam penggunaannya, dapat

    diusahakan agar bouvenlichtterhindar dari sinar matahari secaralangsung; 7.Windwijzer(Penunjuk angin), merupakan ornamen yang diletakkan di atas nok

    atap. Ornamen ini berfungsi sebagai penunjuk arah angin; 8. Nok Acroterie(Hiasan puncak

    atap), terletak di bagian puncak atap. Ornamen ini dulunya dipakai pada rumah-rumah

    petani di Belanda, dan terbuat dari daun alang-alang. Di Indonesia, ornamen ini dibuat dari

    bahan beton atau semen; 9. Geveltoppen(Hiasan kemuncak atap depan); - Voorschot,

    berbentuk segitiga dan terletak di bagian depan rumah. Biasanya dihias dengan papan kayu

    yang dipasang vertikal, dan memiliki makna simbolik; - Oelebord/oelenbret, berupa papan

    kayu berukir, digambarkan sebagai dua angsa yang bertolak belakang yang bermakna

    pembawa sinar terang atau pemilik wilayah. Selain angsa, pada bangunan indis seringkali

    simbol angsa digantikan bentuk pohon kalpa; dan - Makelaar, papan kayu berukir yangditempel secara vertikal, dan diwujudkan seperti pohon palem atau manusia; dan 10. Ragam

  • 7/21/2019 Apa Itu Tipologi

    13/13

    hias pada tubuh bangunan, biasanya berupa:- Hiasan/ornamen ikal sulur tumbuhan yang

    berujung tanduk kambing; - Hiasan pada lubang angin diatas pintu dan jendela; dan

    Kolom,ada tiga jenis kolom yang terkenal pada bangunan kolonial, yaitu kolom doric, ionic,

    dancornithian. Kolom-kolom ini banyak ditemukan pada bangunan kolonial klasik dengan

    gaya Yunani atau Romawi. Kolom biasanya diekspose sedemikian rupa, terutama pada

    bagian serambi bangunan kolonial.

    Dikatakan oleh Hadipradianto (2004) bahwa kriteria penataan wajah bangunan antara

    lain mencakup: 1. Prinsip-prinsip komposisi; 2. Penyelesaian akhir (material, warna, tekstur);

    3. Proporsi arsitektural (perbandingan bukaan masif, unsur vertikal-horisontal, keterkaitan

    visual antar elemen); dan 4. Pemakaian elemen dekoratif. Penataan wajah bangunan dapat

    diwujudkan dengan mengkaji skala massa. Kemudian Hadipradianto (2004) menegaskan

    kembali bahwa untuk mendapatkan kesan menyatu, ada tiga syarat yang harus dipenuhi

    dalam menyusun bentukan wajah bangunan, yaitu antara lain: 1. Dominasi; 2. Perulangan;

    dan 3. Komposisi.