analisis jurnal 1

33
1. Metode yang digunakan untuk penilaian perusahaan. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menilai perusahaan. Metode penilaian perusahaan tersebut dapat dikelompokkan menjadi 6 jenis metode, yaitu : a. Balance Sheet (Laporan Posisi Keuangan) Book Value (Nilai Buku) Adjusted Book Value (Nilai buku yang disesuaikan) Liquidation Value (Nilai Likuidasi) Substantial Value (Nilai substansial) b. Income Statement (Laporan Laba Rugi) Value of Earnings (Nilai dari Laba) Value of The Dividens (Nilai dari Dividen) Sales Multiples Other Multiples (EBIT, EBITDA, operating cash flow, book value) c. Campuran (Goodwill) The “Classic” Valuation Method (Metode Penilaian Klasik) The Simplified “Abbreviated Goodwill Income” Method Union of European Accounting Experts (UEC) Method Indirect Method (Metode Tidak Langsung) Anglo-Saxon or Indirect Method Annual Profit Purchase Method Risk-Bearing and Risk-Free Rate Method d. Cash Flow Discounting (Arus Kas yang Didiskontokan) Free Cash Flow (Arus Kas Bebas) Equity Cash Flow (Arus Kas Ekuitas) Capital Cash Flow (Arus Kas Modal) e. Value Creation (Penciptaan Nilai) Economic Value Added-EVA (Nilai Tambah ekonomi) 1

Upload: ahmad-raziq

Post on 27-Nov-2015

55 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

manajemen keuangan

TRANSCRIPT

Page 1: analisis jurnal 1

1. Metode yang digunakan untuk penilaian perusahaan.

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menilai perusahaan. Metode penilaian

perusahaan tersebut dapat dikelompokkan menjadi 6 jenis metode, yaitu :

a. Balance Sheet (Laporan Posisi Keuangan)

Book Value (Nilai Buku)

Adjusted Book Value (Nilai buku yang disesuaikan)

Liquidation Value (Nilai Likuidasi)

Substantial Value (Nilai substansial)

b. Income Statement (Laporan Laba Rugi)

Value of Earnings (Nilai dari Laba)

Value of The Dividens (Nilai dari Dividen)

Sales Multiples

Other Multiples (EBIT, EBITDA, operating cash flow, book value)

c. Campuran (Goodwill)

The “Classic” Valuation Method (Metode Penilaian Klasik)

The Simplified “Abbreviated Goodwill Income” Method

Union of European Accounting Experts (UEC) Method

Indirect Method (Metode Tidak Langsung)

Anglo-Saxon or Indirect Method

Annual Profit Purchase Method

Risk-Bearing and Risk-Free Rate Method

d. Cash Flow Discounting (Arus Kas yang Didiskontokan)

Free Cash Flow (Arus Kas Bebas)

Equity Cash Flow (Arus Kas Ekuitas)

Capital Cash Flow (Arus Kas Modal)

e. Value Creation (Penciptaan Nilai)

Economic Value Added-EVA (Nilai Tambah ekonomi)

Cash Value Added (Nilai Tambah Kas)

f. Options (Pilihan)

Black and Scholes

Investment Option (Pilihan Investasi)

Expand The Project (Mengembangkan Proyek)

Delay the Investment (Menunda Investasi)

Alternative uses (Menggunakan Alternatif)

1

Page 2: analisis jurnal 1

Jurnal yang berjudul “Metode Penilaian Perusahaan Kesalahan yang Paling Umum

Terjadi Dalam Penilaian” ini, hanya menjelaskan empat kelompok metode yang paling sering

dan banyak digunakan untuk menilai perusahaan yaitu metode balance sheet, income

statement, mixed (goodwill) dan cash flow discounting.

a. Balance Sheet- Based Method (Shareholder’s Equity)

Metode yang berbasis pada laporan posisi keuangan atau metode ekuitas ini

menentukan nilai perusahaan dengan memperkirakan nilai asetnya. Beberapa metode

penilaian perusahaan yang digunakan dalam metode ini antara lain :

Book Value (Nilai Buku)

Nilai buku sebuah perusahaan atau kekayaan bersih, adalah nilai

ekuitas atau modal yang tercatat dalam laporan posisi keuangan.

Adjusted Book Value (Nilai buku yang disesuaikan)

Nilai buku yang disesuaikan diperoleh ketika nilai aset dan kewajiban

perusahaan sesuai dengan nilai pasarnya. Metode ini menyempurnakan

metode nilai buku.

Liquidation Value (Nilai Likuidasi)

Nilai likuidasi adalah nilai perusahaan jika perusahaan tersebut

dilikuidasi. Nilai likuidasi diperoleh dengan mengurangi kekayaan bersih yang

disesuaikan dengan biaya likuidasi perusahaan (pembayaran kepada karyawan,

beban pajak dan biaya likuidasi lainnya).

Substantial Value (Nilai substansial)

Nilai substansial merupakan nilai yang mencerminkan investasi yang

harus dilakukan untuk membentuk sebuah perusahaan yang memiliki kondisi

yang sama seperti perusahaan yang dinilai. Nilai susbtantial juga dapat

didefinisikan sebagai nilai penggantian aset, dengan asumsi perusahaan terus

beroperasi. Umumnya, nilai substansial tidak termasuk aset-aset yang tidak

digunakan untuk operasi perusahaan seperti tanah yang tidak digunakan,

kepemilikan di perusahaan lain. Nilai substansial dapat didefinisikan menjadi

tiga jenis nilai yaitu :

1. Gross Substantial Value, yaitu nilai pasar dari aset

2. Net Substantial Value or Corrected Net Assets, yaitu gross substantial

value dikurangi dengan nilai kewajiban

3. Reduced Gross Substantial Value, yaitu gross substantial value dikurangi

dengan nilai dari hutang yang bebas biaya.

2

Page 3: analisis jurnal 1

b. Income Statement-Based Method

Metode yang berbasis pada Laporan Laba Rugi perusahaan ini menentukan

nilai perusahaan melalui nilai dari laba, penjualan atau indikator lain.

Beberapa metode penilaian perusahaan yang digunakan dalam metode ini antara lain :

Value of Earnings (Nilai dari Laba)

Berdasarkan metode ini, nilai ekuitas atau nilai modal diperoleh

dengan mengalikan laba bersih tahunan dengan sebuah rasio yaitu PER-Price

Earning Ratio, atau dapat dirumuskan sebagai berikut :

Nilai ekuitas = PER x laba

Value of The Dividens (Nilai dari Dividen)

Dividen adalah bagian dari laba yang secara efektif dibayarkan kepada

pemegang saham. Menurut metode ini, nilai saham adalah

net present value (nilai sekarang bersih) dari dividen yang kita harapkan untuk

didapat dari perusahaan.

Jika perusahaan diharapkan membayar dividen konstan setiap tahun, maka

nilai dividennya dapat dinyatakan sebagai berikut :

Nilai ekuitas = DPS / Ke

(DPS : dividen per saham yang dibayarkan perusahaan; Ke : tingkat

pengembalian modal yang disyaratkan)

Namun, jika dividen yang diharapkan tumbuh tanpa batas pada tingkat

tahunan yang konstan (g), maka nilai dividen dapat dinyatakan sebagai berikut

:

Nilai ekuitas = DPS1 / (Ke-g)

(DPS1 : dividen per saham untuk tahun selanjutnya).

Bukti empiris menunjukkan bahwa perusahaan yang membayar

dividen lebih (sebagai persentase dari laba perusahaan) tidak memperoleh

pertumbuhan harga saham mereka sebagai hasilnya. Hal ini terjadi karena

ketika sebuah perusahaan membayar dividen lebih, maka uang perusahaan

akan lebih banyak dibayarkan kepada pemegang saham dibandingkan

digunakan untuk investasi baru.

Sales Multiples

3

Page 4: analisis jurnal 1

Metode penilaian ini menentukan nilai perusahaan dengan mengalikan

penjualan dengan sebuah angka yang tergantung pada kondisi pasar.

Rasio harga / penjualan dapat dipisahkan menjadi dua rasio yaitu PER (harga /

laba) dan return on sales (laba / penjualan).

Harga/Penjualan = (harga / laba) x (laba / penjualan).

Other Multiples

Beberapa pengali lainnya yang dapat digunakan selain PER adalah

laba sebelum beban pajak dan bunga (EBIT), laba sebelum beban bunga,

pajak, penyusutan dan amortisasi (EBITDA), nilai dari perusahaan (operating

cash flow), nilai dari ekuitas (book value).

c. Goodwill-Based Method

Secara umum, goodwill merupakan nilai bahwa sebuah perusahaan memiliki

nilai di atas nilai buku atau di atas nilai buku yang disesuaikan. Pada dasarnya,

metode ini berusaha untuk menentukan nilai perusahaan dengan memperkirakan nilai

yang merupakan gabungan dari aset ditambah capital gain yang dihasilkan dari nilai

laba di masa depan, jadi berdasarkan metode ini penilaian dimulai dengan menilai

aset perusahaan dan kemudian menambahkan jumlah yang terkait dengan laba di

masa depan.

Beberapa metode penilaian perusahaan yang digunakan dalam metode ini antara lain :

The “Classic” Valuation Method (Metode Penilaian Klasik)

Metode ini menyatakan bahwa nilai perusahaan sama dengan nilai aset

bersihnya (net substansial value) ditambah nilai goodwill. Goodwill tersebut

dinilai sebagai n kali laba bersih perusahaan. Menurut metode ini, rumus yang

digunakan untuk menilai perusahaan adalah :

V = A + (nx B) atau V = A + (zx F)

(A = nilai aktiva bersih; n = koefisien antara 1,5 dan 3; B = laba bersih;

z = persentase dari pendapatan penjualan; dan F = penjualan)

Rumus pertama digunakan terutama untuk perusahaan industri, sedangkan

yang kedua umumnya digunakan untuk perusahaan di bidang perdagangan

eceran.

The Simplified “Abbreviated Goodwill Income” Method

4

Page 5: analisis jurnal 1

Berdasarkan metode ini, nilai perusahaan dinyatakan dengan rumus

berikut:

V = A + an (B - iA)

(A = aset bersih yang telah dikoreksi atau nilai substansial bersih; an = Nilai

sekarang, pada tingkat t, dari anuitas apa tahun n, dengan n antara 5 dan 8

tahun; B = laba bersih tahun sebelumnya atau perkiraan untuk tahun

mendatang;

i = tingkat bunga yang diperoleh dari sebuah penempatan alternatif, yang bisa

menjadi obligasi, pengembalian ekuitas, atau laba atas investasi real estate

(setelah pajak)).

an (B - iA)= goodwill.

Berdasarkan rumus diatas, nilai perusahaan adalah nilai kekayaan bersih yang

disesuaikan ditambah nilai goodwill.

Union of European Accounting Experts (UEC) Method

Berdasarkan metode ini, nilai perusahaan diperoleh dari persamaan

berikut:

V = A + an (B - iV) atau V = [A + (an x )B] / (1 + ian)

Menurut UEC, nilai total perusahaan adalah sama dengan nilai substansial

atau nilai yang cukup besar (atau nilai revaluasi aset bersih) ditambah

goodwill. Nilai total perusahaan tersebut dihitung dengan mengkapitalisasi

nilai goodwill pada tingkat bunga majemuk (menggunakan faktor an),

superprofit yang merupakan laba yang diperoleh dengan berinvestasi pada

tingkat bebas risiko i pada modal yang sama dengan nilai V perusahaan.

Perbedaan antara metode ini dan metode sebelumnya terletak pada

nilai goodwill tersebut, dimana dalam metode ini goodwill dihitung dari nilai

V yang kita cari, sementara di metode sebelumnya goodwill dihitung dari aset

bersih A.

Indirect Method (Metode Tidak Langsung)

Berdasarkan metode ini, rumus untuk mencari nilai perusahaan adalah

sebagai berikut:

V = (A + B / i) / 2 atau V = A + (B - iA) / 2i

Tingkat i merupakan tingkat bunga yang dibayar atas obligasi Treasury jangka

panjang. Metode ini memberikan bobot yang sama dengan nilai aset bersih

(substansial value) dan nilai dari tingkat pengembalian. Metode ini memiliki

5

Page 6: analisis jurnal 1

sejumlah besar varian yang diperoleh dengan memberikan bobot yang berbeda

untuk nilai substansial dan nilai kapitalisasi laba.

Anglo-Saxon or Indirect Method

Berdasarkan metode ini, rumus untuk mencari nilai perusahaan adalah

sebagai berikut:

V = A + (B - iA) / tm

Dalam metode ini, nilai goodwill diperoleh dengan menyajikan kembali waktu

yang terbatas dari nilai superprofit yang diperoleh perusahaan. Superprofit

merupakan perbedaan antara laba bersih dan apa yang akan diperoleh

perusahaan ketika berada pada tingkat bunga i, dimana modal sama dengan

nilai aset perusahaan. Tingkat tm adalah tingkat bunga yang diperoleh dari

pendapatan tetap efek dikalikan dengan koefisien antara 1,25 dan 1,5 untuk

menyesuaikan risiko.

Annual Profit Purchase Method

Berdasarkan metode ini, rumus untuk mencari nilai perusahaan adalah

sebagai berikut:

V = A + m (B - iA).

Dalam metode ini, nilai goodwill adalah sama dengan jumlah keuntungan atau

laba perusahaan pada beberap atahun. Pembeli disiapkan untuk membayar

penjual nilai dari aset bersih ditambah jumlah tahun superprofit (m). Jumlah

tahun (m) yang digunakan umumnya berkisar antara 3 dan 5, dan tingkat

bunga (i) adalah tingkat bunga untuk pinjaman jangka panjang.

Risk-Bearing and Risk-Free Rate Method

Berdasarkan metode ini, rumus untuk mencari nilai perusahaan adalah

sebagai berikut:

V = A + (B - iV) / t atau V = (A + B / t) / (1 + i / t)

Tingkat i adalah tingkat alternatif, penempatan bebas risiko, tingkat t adalah

tingkat risk-bearing yang digunakan untuk menyajikan kembali superprofit

dan tingkat ini sama dengan tingkat i yang meningkat karena rasio risiko.

Menurut

metode ini, nilai perusahaan adalah sama dengan aset bersih yang meningkat

karena penyajian kembali superprofit. Rumus diatas merupakan varian dari

metode UEC ketika jumlah tahun cenderung menuju tak terhingga.

6

Page 7: analisis jurnal 1

d. Cash Flow Discounting-Based Method

Berdasarkan metode ini nilai perusahaan ditentukan dengan memperkirakan

arus kas yang akan dihasilkan di masa depan dan kemudian didiskontokan pada

tingkat diskonto yang disesuaikan dengan risiko arus. Dalam metode penilaian

berbasis arus kas yang didiskontokan, tingkat diskonto yang sesuai ditentukan untuk

setiap jenis arus kas. Menentukan tingkat diskonto adalah salah satu tugas yang paling

penting dan harus memperhitungkan risiko, volatilitas di masa lalu; dalam prakteknya,

tingkat diskonto minimum sering diatur oleh pihak yang berkepentingan, seperti

pembeli atau penjual yang tidak siap untuk berinvestasi atau menjual kurang dari

tingkat pengembalian tertentu.

Beberapa langkah dasar untuk mendapatkan penilaian yang akurat dengan

menggunakan arus kas yang didiskontokan, yaitu :

1. Melakukan analisis strategis dan historis perusahaan dan industri

2. Memproyeksikan arus kas di masa depan

3. Menentukan biaya (pengembalian yang disyaratkan ) dari modal

4. Menentukan nilai sekarang bersih (NPV) dari arus kas masa depan

5. Menginterpretasikan hasil

Ada tiga jenis arus kas yang dapat digunakan dalam metode penilaian berbasis

arus kas yang disikontokan, antara lain :

Free Cash Flow (Arus Kas Bebas)

Arus kas bebas adalah arus kas operasi, yaitu, arus kas yang dihasilkan

dari kegiatan operasi perusahaan, tanpa memperhitungkan akun pinjaman

(hutang), setelah pajak. Arus kas bebas adalah uang yang tersedia di

perusahaan setelah menutupi investasi aset tetap dan kebutuhan modal kerja,

dengan asumsi bahwa tidak ada utang sehingga tidak ada biaya keuangan

(bunga).

Untuk menghitung arus kas bebas di masa depan, kita harus

meramalkan kas yang akan kita terima dan yang harus dibayar pada setiap

periode. Ini pada dasarnya adalah pendekatan yang digunakan untuk

menyusun anggaran kas. Namun, dalam penilaian perusahaan, dibutuhkan

permalan arus kas yang lebih jauh ke depan daripada yang biasanya dilakukan

dalam peramalan untuk menyusun anggaran kas. Ketika menghitung arus kas

7

Page 8: analisis jurnal 1

bebas, kita harus mengabaikan pembiayaan untuk operasi perusahaan dan

berkonsentrasi pada pengembalian keuangan setelah pajak atas aset

perusahaan.

Untuk menghitung nilai perusahaan dengan menggunakan arus kas

bebas, arus kas bebas didiskontokan (disajikan kembali) dengan menggunakan

biaya rata-rata tertimbang dari hutang dan ekuitas atau rata-rata tertimbang

dari biaya modal (WACC):

E + D = nilai sekarang [FCF; WACC]

WACC = E Ke + D Kd (1-T)

E + D

(D = nilai pasar dari hutang; E = nilai pasar dari ekuitas; Kd = biaya hutang

sebelum pajak = pengembalian yang disyaratkan untuk hutang; T = tarif pajak;

Ke = pengembalian yang disyaratkan untuk ekuitas, yang mencerminkan

risiko ekuitas).

Untuk menghitung nilai dari perusahaan sebaga nilai yg unlevered

ditambah nilai dari tax shield yang didiskontokan dilakukan dengan

menambahkan dua nilai: di satu sisi, nilai perusahaan dengan asumsi bahwa

perusahaan tidak memiliki hutang dan, di sisi lain, nilai tax shield yang

diperoleh dengan fakta bahwa perusahaan dibiayai dengan hutang.

Nilai dari perusahaan yang tidak memiliki hutang diperoleh dengan

mendiskontokan arus kas bebas, dengan menggunakan tingkat pengembalian

yang disyaratkan untuk ekuitas. Tingkat (Ku) dikenal sebagai tingkat

unlevered atau tingkat pengembalian yang disyaratkan untuk aset. Tingkat

pengembalian yang disyaratkan untuk aset lebih kecil dari tingkat

pengembalian yang disyaratkan untuk ekuitas jika perusahaan memiliki hutang

dalam struktur modalnya, dalam hal ini, para pemegang saham akan

menanggung risiko keuangan karena adanya hutang dan akan menuntut lebih

tinggi premi risiko ekuitas.

Dalam kasus ketika perushaan tidak memiliki hutang, tingkat

pengembalian untuk ekuitas (Ke = Ku) adalah setara dengan rata-rata

tertimbang biaya modal (WACC), karena menggunakan modal sebagai satu-

satunya sumber pembiayaan.

Nilai sekarang dari tax shield muncul dari fakta bahwa perusahaan

dibiayai dengan hutang, perusahaan akan membayar pajak yang lebih rendah

8

Page 9: analisis jurnal 1

dibayar sebagai konsekuensi dari bunga yang dibayar atas hutang pada setiap

periode. Untuk mencari nilai sekarang dari tax shield, pertama-tama kita harus

menghitung penghematan yang diperoleh dengan cara ini untuk setiap tahun,

dengan mengalikan bunga yang dibayarkan dengan tarif pajak. Kemudian,

hasilnya didiskontokan pada tingkat yang dianggap tepat.

D + E = NPV (FCF; Ku) + nilai dari deb’s tax shield

Equity Cash Flow (Arus Kas Ekuitas)

Arus kas ekuitas dihitung dengan mengurangkan arus kas bebas

dengan bunga dan pembayaran pokok (setelah pajak) yang dibayar pada setiap

periode kepada pemegang hutang dan menambah hutang baru, atau dengan

kata lain, arus kas ekuitas adalah arus kas yang tersisa yang tersedia di

perusahaan setelah menutupi investasi aset tetap dan kebutuhan modal kerja

dan setelah membayar beban keuangan dan membayar bagian yang sesuai dari

pokok utang (dalam hal ini perusahaan memiliki hutang). Definisi arus kas

tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :

ECF = FCF - [pembayaran bunga x (1 - T)] - cicilan pokok + hutang baru

Ketika membuat proyeksi, dividen dan pembayaran lainnya untuk

pemegang saham harus sesuai dengan arus kas ekuitas. Arus kas ini

mengasumsikan adanya struktur pembiayaan tertentu dalam setiap periode,

dimana

Biaya bunga sesuai dengan hutang yang dibayar, angsuran pokok

dibayar pada tanggal jatuh tempo yang sesuai dan menerima dana dari hutang

baru. Setelah itu ada jumlah tertentu yang merupakan kas yang tersedia bagi

para pemegang saham, yang akan dialokasikan untuk membayar dividen atau

pembelian kembali saham.

Untuk menentukan nilai pasar dari ekuitas perusahaan dapat dilakukan

dengan mendiskontokan arus kas ekuitas pada tingkat pengembalian yang

disyaratkan untuk ekuitas perusahaan (Ke). Ketika nilai ini akan ditambahkan

ke nilai pasar dari hutang, akan diperoleh nilai total perusahaan.

Capital Cash Flow (Arus Kas Modal)

Arus kas modal adalah arus kas yang merupakan penjumlahan dari arus kas

hutang dan arus kas ekuitas, atau dapat dirumuskan sebagai berikut :

CCF = ECF + DCF = ECF + I - ΔD

I = D Kd

9

Page 10: analisis jurnal 1

Menurut model penilaianperusahaan dengan menggunakan arus kas modal

yang didiskontokan, nilai perusahaan (nilai pasar dari ekuitas ditambah nilai

pasar

dari hutang) sama dengan nilai sekarang dari arus kas modal (CCF) yang

didiskontokan pada rata-rata tertimbang biaya modal sebelum pajak

(WACCBT), atau dapat dirumuskan sebagi berikut :

E + D = nilai sekarang [CCF; WACCBT]

WACCBT = E Ke + D Kd

E + D

CCF = (ECF + DCF)

2. Perbedaan (Kelebihan dan Kekurangan Untuk Masing-masing Metode

Penialaian Perusahaan).

a. Balance Sheet- Based Method (Shareholder’s Equity)

Kelemahan dari metode ini adalah metode ini menganggap bahwa nilai

perusahaan pada dasarnya terletak pada laporan posisi keuangan perusahaannya.

Dengan demikian, metode ini menentukan nilai hanya dari sudut pandang yang

statis, yakni dari laporan posisi keuangan saja. Sehingga, tidak

mempertimbangkan perubahan yang mungkin terjadi di perusahaan di masa depan

atau nilai sementara dari uang, karena laporan posisi keuangan hanya

mempertimbangakan data di masa lalu. Selain itu metode ini juga tidak

memperhitungkan faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi nilai seperti:

kondisi industri pada saat ini, sumber daya manusia atau masalah yang dihadapi

perusahaan, kontrak yang mana hal tersebut tidak muncul dalam laporan akuntansi

(laporan posisi keuangan).

Salah satu penilaian perusahaan dengan metode berbasis laporan posisi

keuangan ini adalah dengan menggunakan nilai buku. Kelemahan dari metode

penilaian menggunakan nilai buku ini adalah nilai buku hanya menilai jumlah

ekuitas atau modal dari perusahaan, selain itu nilai buku biasanya berbeda dengan

nilai pasar sehingga ketika menggunakan nilai buku sebagai nilai perusahaan

maka hal ini akan kurang mencerminkan nilai dari perusahaan tersebut. Namun

demikian, kelebihan dari metode penilaian berbasis laporan posisi keuangan ini

adalah mudah digunakan atau diaplikasikan, karena tidak ada rumus khusus yang

10

Page 11: analisis jurnal 1

digunakan untuk memperoleh nilai perusahaan, nilai perusahaan dapat ditentukan

misalnya dengan menggunakan nilai buku (nilai ekuitas yang tercatat di laporan

posisi keuangan).

Kemudian kelemahan lainnya dari metode penilaian ini yakni ketika

menggunakan nilai likuidasi untuk menilai perusahaan. Kelemahannya adalah

hanya terbatas penggunaannya untuk kondisi tertentu yaitu saat perusahaan dibeli

dengan tujuan dilikuidasi di pada saat tertentu di kemudian hari. Namun demikian,

kelebihan dari metode penilaian dengan menggunakan nilai likuidasi ini adalah,

nilai likuidasi ini mencerminkan nilai minimum dari perusahaan, jika perusahaan

diasumsikan terus beroperasi maka nilai ini tentu akan terus meningkat atau lebih

besar dari nilai likuidasinya.

b. Income Statement-Based Method

Kelemahan dari metode ini adalah metode berbasis laporan laba rugi

perusahaan ini hanya menentukan nilai perusahaan melalui nilai yang terdapat

atau tercatat di laporan laba rugi perusahaan seperti nilai dari laba atau penjualan.

Sama halnya seperti metode penilaian berbasis laporan posisi keuangan, metode

ini menentukan nilai hanya dari sudut pandang yang statis, yakni dari laporan laba

rugi saja. Sehingga tidak mempertimbangkan perubahan yang mungkin terjadi di

perusahaan di masa depan atau nilai sementara dari uang, karena laporan laba rugi

juga hanya mempertimbangakan data di masa lalu.

Kelebihan dari metode penilaian berbasis laporan laba rugi ini adalah mudah

digunakan atau diaplikasikan, karena tidak ada rumus khusus yang digunakan

untuk memperoleh nilai perusahaan, nilai perusahaan dapat ditentukan misalnya

dengan mengalikan rasio PER dengan laba bersih.

c. Goodwill-Based Method

Kelemahan dari metode ini adalah, metode berbasis goodwill ini menilai

perusahaan secara statis hanya mempertimbangakan atau menghitung aset

perusahaan (goodwill). Namun demikian, kelebihan dari metode berbasis goodwill

ini adalah metode ini mencoba untuk menilai perusahaan dengan nilai yang akan

dihasilkan perusahaan di masa depan seperti misalnya nilai laba bersih yang

diramalkan akan diperoleh untuk tahun selanjutnya.

d. Cash Flow Discounting-Based Method

Diantara keempat metode yang telah dijelaskan, metode yang paling baik atau

paling tepat digunakan untuk menilai perusahaan adalah dengan menggunakan

11

Page 12: analisis jurnal 1

metode berbasis arus kas yang didiskontokan. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Fernandez mengenai nilai ekuitas dari perusahaan Alf, Inc yang

diperoleh dengan metode yang berbeda yakni berdasarkan ekuitas pemegang

saham, laba dan goodwill ditunjukkan pada tabel di bawah ini :

Masalah paling mendasar dari ketiga metode tersebut adalah bahwa sebagian

didasarkan hanya pada laporan posisi keuangan, sementara yang lain didasarkan

pada laporan laba rugi, namun tidak satupun dari kedua hal tersebut

mempertimbangkan hal lain kecuali data historis atau data di masa lalu. Sementara

itu nilai perusahaan seharusnya mencerminkan nilai perusahaan di masa depan,

bukan berdasar pada data di masa lalu.

Saat ini, metode arus kas yang didiskontokan adalah metode yang lebih

banyak digunakan karena hanya metode ini yang secara konseptual merupakan

metode penilaian yang benar. Dalam metode ini, perusahaan dipandang sebagai

mesin penghasil kas dan nilai perusahaan diperoleh dengan menghitung nilai

sekarang dari arus kas dengan menggunakan tingkat diskonto yang sesuai.

Metode arus kas yang idiskontokan ini berdasar pada hal-hal yang jelas atau rinci,

sangat hati-hati dalam melakukan peramalan, untuk setiap periode, dari masing-

masing item keuangan yang berhubungan dengan arus kas operasi perusahaan,

seperti misalnya, penjualan, personil, bahan baku, administrasi dan biaya

penjualan, pengembalian pinjaman. Sehingga, pendekatan konseptual ini mirip

dengan anggaran kas. Anggaran kas merupakan proyeksi atau peramalan arus kas

yang akan diperoleh perusahaan di masa depan.

Selain itu kelebihan lainnya, menurut Fernandez, ada banyak metode untuk

menilai perusahaan dengan mendiskontokan arus kas yang diharapkan. Fernández

12

Page 13: analisis jurnal 1

menjelaskan sepuluh metode yang berbeda untuk menilai perusahaan dengan

menggunakan arus kas yang didiskontokan dan hasilnya menunjukkan bahwa

kesepuluh metode tersebut selalu memberikan nilai yang sama. Hasil ini logis,

karena semua metode menganalisis realitas yang sama di bawah hipotesis yang

sama, mereka hanya berbeda dalam arus kas yang diambil sebagai titik awal untuk

penilaian. Dengan demikian, metode yang paling tepat untuk menilai sebuah

perusahaan adalah dengan mendiskontokan arus kas masa depan yang diharapkan

sebagai nilai ekuitas perusahaan, dengan asumsi perusahaan terus beroperasi dan

perusahaan memiliki kapasitas untuk menghasilkan arus kas untuk pemilik ekuitas

tersebut.

3. Kesalahaan yang UmumTerjadi Dalam Melakukan Penilaian

Ada banyak kesalahan yang terjadi dalam melakukan penilaian terhadap perusahaan.

Kesalahan yang umum terjadi adalah sebagai berikut :

1) Kesalahan dalam perhitungan tingkat diskonto dan tentang risiko perusahaan

Ada beberapa kesalahan terkait dengan perhitungan tingkat diskonto dan risiko perusahaan,

yaitu :

a. Menggunakan tingkat bebas risiko yang salah untuk penilaian, hal ini terjadi karena

dalam melakukan penilaian, perusahaan umumnya :

Menggunakan rata-rata dari tingkat bebas risiko di masa lalu.

Menggunakan tingkat pemerintahan jangka pendek.

Melakukan kesalahan dalam perhitungan tingkat bebas risiko riil.

b. Menggunakan beta yang salah untuk penilaian, hal ini terjadi karena dalam

melakukan penilaian, perusahaan umumnya :

Menggunakan beta industri di masa lalu, atau rata-rata beta dari perusahaan

sejenis, ketika hasil yang diperoleh bertentangan dengan akal sehat.

Menggunakan beta perusahaan di masa lalu ketika hasilnya bertentangan dengan

akal sehat.

Mengasumsikan bahwa beta dihitung dari data di masa lalu yang

mempertimbangkan country risk.

Menggunakan rumus yang salah untuk beta yang levering dan unlevering.

Menyatakan bahwa estimasi terbaik dari beta perusahaan yang berasal dari pasar

yang ada adalah beta perusahaan sehubungan dengan S & P 500.

Ketika menilai sebuah akuisisi, digunakan beta dari perusahaan yang mengakuisisi

13

Page 14: analisis jurnal 1

c. Menggunakan premi risiko pasar yang salah untuk penilaian, hal ini terjadi karena

dalam melakukan penilaian, perusahaan umumnya :

Menganggap bahwa premi risiko pasar yang disyaratkan adalah sama dengan

premi ekuitas di masa lalu.

Menganggap bahwa premi risiko pasar yang disyaratkan adalah sama dengan nol.

Mengasumsikan bahwa premi risiko pasar yang disyaratkan adalah premi risiko

yang diharapkan.

d. Kesalahan dalam perhitungan WACC-Weighted Average Cost of Capital, hal ini

terjadi karena dalam melakukan penilaian, perusahaan umumnya :

Salah dalam mendefinisikan WACC.

Rasio hutang terhadap ekuitas yang digunakan untuk menghitung WACC berbeda

dengan rasio hutang terhadap ekuitas yang dihasilkan dari penilaian.

Menggunakan tingkat diskonto yang lebih rendah dari tingkat bebas risiko.

Menggunakan tarif pajak yang berlaku, bukan tarif pajak efektif untuk perusahaan

yang berhutang.

Menilai semua bisnis yang berbeda dari perusahaan yang terdiversifikasi dengan

menggunakan WACC sama (hutang yang sama dan tingkat pengembalian modal

yang disyaratkan yang sama).

Mempertimbangkan bahwa WACC / (1-T) adalah merupakan pengembalian yang

wajar bagi para pemangku kepentingan perusahaan.

Menggunakan rumus yang salah untuk WACC ketika nilai utang tidak sama

dengan nilai bukunya.

Menghitung WACC dengan asumsi struktur modal pada jumlah tertentu dan

menguranginya dengan hutang yang diperoleh dari perhitungan nilai perusahaan.

Menghitung WACC menggunakan nilai buku dari hutang dan ekuitas.

Menghitung WACC menggunakan rumus yang tidak biasa.

e. Kesalahan dalam perhitungan nilai pelindung pajak (tax shield), hal ini terjadi karena

dalam melakukan penilaian, perusahaan umumnya :

Mendiskontokan tax shield dengan menggunakan biaya hutang atau tingkat

pengembalian yang disyaratkan untuk unlevered equity.

Menggunakan rumus yang tidak biasa atau khusus.

f. Kesalahan dalam menggunakan country risk, hal ini terjadi karena dalam melakukan

penilaian, perusahaan umumnya :

14

Page 15: analisis jurnal 1

Tidak mempertimbangkan country risk, dengan alasan bahwa country risk itu ada

berbagai jenis.

Mengasumsikan bahwa sebuah bencana atau kejadian yang terjadi dalam sebuah

pasar yang ada akan meningkatkan beta dari perusahaan negara yang dihitung

sehubungan dengan S & P 500.

Mengasumsikan bahwa sebuah kesepakatan dengan instansi pemerintah akan

menghilangkan country risk.

Mengasumsikan bahwa beta disediakan oleh Market Guide dengan penyesuaian

Bloomberg yang menggabungkan risiko likuidasi dan small cap premium.

Memperhitungkan premi country risk dengan cara yang tidak biasa.

g. Memasukkan illiquidity premium, small cap premium dan premi tertentu ketika ketiga

nilai tersebut tidak tepat untuk digunakan.

2) Kesalahan ketika menghitung atau meramalkan arus kas yang diharapkan

Ada beberapa kesalahan terkait dengan perhitungan atau peramalan arus kas yang

diharapkan, yaitu :

a. Definisi yang salah dari arus kas, hal ini terjadi karena dalam melakukan penilaian,

perusahaan umumnya :

Mengabaikan adanya peningkatan dalam modal kerja yang disyaratkan ketika

menghitung arus kas .

Mempertimbangkan adanya peningkatan posisi kas perusahaan atau investasi

keuangan sebagai arus kas ekuitas.

Melakukan kesalahan dalam perhitungan pajak yang akan mempengaruhi arus

kas ekuitas.

Dalam melakukan penilaian, arus kas modal yang diharapkan tidak sama

dengan dividen yang diharapkan ditambah pembayaran lain untuk pemegang

saham (contohnya : pembelian kembali saham).

Mempertimbangkan laba bersih sebagai arus kas.

Mempertimbangkan laba bersih ditambah depresiasi sebagai arus kas.

b. Kesalahan ketika menilai perusahaan musiman, hal ini terjadi karena dalam

melakukan penilaian, perusahaan umumnya melakukan kesalahan dalam perhitungan

kebutuhan modal kerja musiman, saham yang setara kas dan hutang musiman.

c. Kesalahan karena tidak memproyeksikan atau meramalkan laporan posisi keuangan,

hal ini terjadi karena dalam melakukan penilaian, perusahaan umumnya :

15

Page 16: analisis jurnal 1

Mengabaikan akun yang ada pada laporan posisi keuangan yang

mempengaruhi arus kas.

Mempertimbangkan revaluasi atau penilaian kembali aset sebagai arus kas.

d. Keyakinan yang berlebihan ketika meramal arus kas

3) Kesalahan dalam perhitungan nilai sisa

Ada beberapa kesalahan terkait dengan perhitungan nilai sisa, yaitu :

a. Ketidakkonsistenan dalam menggunakan arus kas.

b. Menggunakan rumus khusus yang tidak memiliki arti ekonomi.

c. Memilih untuk menggunakan rata-rata aritmatika dibandingkan rata-rata geometris

untuk menilai pertumbuhan.

d. Menghitung nilai sisa dengan menggunakan rumus yang salah.

4) Ketidakkonsistenan dan kesalahan konseptual

Ada beberapa kesalahan terkait dengan ketidakkonsistenan dan konseptual, yaitu :

a. Kesalahan Konseptual tentang arus kas bebas dan arus kas ekuitas, hal ini terjadi

karena dalam melakukan penilaian, perusahaan umumnya :

Mempertimbangkan kas di perusahaan sebagai arus kas ekuitas ketika

perusahaan tidak memiliki rencana untuk mendistribusikannya.

Menggunakan arus kas riil dan tingkat diskonto nominal, atau sebaliknya.

b. Kesalahan ketika menggunakan kelipatan atau perkalian, hal ini terjadi karena dalam

melakukan penilaian, perusahaan umumnya :

Menggunakan rata-rata dari kelipatan atau perkalian yang diambil dari

transaksi yang dilakukan selama periode yang sangat lama.

Menggunakan kelipatan atau perkalian dengan cara yang berbeda dari yang

seharusnya.

Menggunakan kelipatan atau perkalian dari transaksi yang luar biasa.

Menggunakan kelipatan atau perkalian tanpa menggunakan akal sehat.

c. Ketidakkonsistenan dalam waktu, hal ini terjadi karena dalam melakukan penilaian,

perusahaan umumnya :

Mengasumsikan bahwa nilai ekuitas akan konstan selama lima tahun ke

depan.

Nilai ekuitas atau nilai perusahaan tidak memenuhi persyaratan tentang

konsistensi dalam masalah waktu.

d. Kesalahan konseptual lainnya, hal ini terjadi karena dalam melakukan penilaian,

perusahaan umumnya :

16

Page 17: analisis jurnal 1

Tidak mempertimbangkan arus kas yang dihasilkan dari investasi masa depan.

Mempertimbangkan bahwa perubahan dalam kondisi ekonomi dapat

membatalkan penandatanganan kontrak.

Mempertimbangkan bahwa nilai hutang sama dengan nilai buku bukunya

tersebut ketika keduanya sebenanarnya berbeda.

Tidak menggunakan rumus yang benar ketika nilai hutang tidak sama dengan

nilai bukunya.

Memasukkan nilai opsi yang tidak memiliki arti ekonomi.

Tidak menyertakan nilai aset non-operasional.

Adanya ketidakkonsistenan antara tingkat diskonto dan inflasi yang

diharapkan.

Menilai sebuah perusahaan induk dengan asumsi kerugian permanen (tanpa

penghematan pajak) di beberapa perusahaan dan dengan asumsi keuntungan

permanen pada perusahaan lainnya.

Menggunakan konsep yang salah tentang struktur modal yang optimal.

Mengasumsikan proyeksi arus kas yang jauh lebih tinggi daripada arus kas di

masa lalu pada perusahaan yang telah berkembang, tanpa alasan yang jelas.

Asumsi tentang penjualan di masa depan, margin, dan lain-lain yang tidak

sesuai dengan lingkungan ekonomi, prospek industri, atau analisis kompetitif.

Mempertimbangkan bahwa ROE adalah tingkat pengembalian untuk

pemegang saham.

Mempertimbangkan bahwa ROA adalah tingkat pengembalian dari hutang dan

pemegang modal.

Menggunakan tingkat diskonto yang berbeda dan tidak konsisten untuk arus

kas dari tahun yang berbeda atau untuk komponen yang berbeda dari arus kas

bebas.

Menggunakan tingkat pengembalian pasar di masa lalu sebagai proxy untuk

tingkat pengembalian modal yang disyaratkan.

Menambahkan nilai likuidasi dan nilai sekarang dari arus kas.

Menggunakan rumus khusus untuk menilai aset tidak berwujud.

Menyatakan bahwa metode arus kas yang didiskontokan memberikan

penilaian yang berbeda.

Memiliki pemikiran yang salah tentang makna pasar yang efisien.

Menggunakan diskonto ketika menilai perusahaan yang terdiversifikasi.

17

Page 18: analisis jurnal 1

5) Kesalahan ketika menafsirkan hasil penilaian

Ada beberapa kesalahan terkait dengan penafsiran hasil penilaian, yaitu :

a. Dua hal yang membingungkan antara nilai dengan harga.

b. Menegaskan bahwa "penilaian adalah fakta ilmiah, bukan pendapat".

c. Menyatakan bahwa sebuah penilaian berlaku untuk semua orang.

d. Menyatakan bahwa sebuah perusahaan memiliki nilai yang sama untuk semua

pembeli.

e. Dua hal yang membingungkan antara nilai strategis bagi pembeli dengan nilai pasar

wajar.

f. Mempertimbangkan bahwa goodwill termasuk nilai merek dan modal intelektual.

g. Mengabaikan bahwa penilaian bertumpu pada sekumpulan harapan tentang arus kas

yang akan dihasilkan dan risiko yang akan dihadapi.

h. Menegaskan bahwa "penilaian adalah titik awal dari negosiasi".

i. Menegaskan bahwa "penilaian adalah 50% seni dan 50% ilmu".

6. Kesalahan Organisasi

Ada beberapa kesalahan yang dilakukan oleh organisasi atau perusahaan, yaitu :

a. Membuat sebuah penilaian tanpa memeriksa perkiraan yang telah dibuat oleh klien.

b. Memperoleh penilaian dari sebuah bank investasi tanpa ikut terlibat di dalamnya.

c. Hanya melibatkan departemen keuangan dalam menilai suatu perusahaan.

Dari semua kesalahan diatas, kesalahan yang paling umum terjadi dalam melakukan

penilaian perusahaan adalah :

1) Menggunakan beta industri di masa lalu, atau rata-rata beta dari perusahaan sejenis,

ketika hasil yang diperoleh bertentangan dengan akal sehat.

2) Menggunakan rumus yang salah untuk beta yang levering dan unlevering.

3) Ketika menilai sebuah akuisisi, digunakan beta dari perusahaan yang mengakuisisi

4) Menganggap bahwa premi risiko pasar yang disyaratkan adalah sama dengan premi

ekuitas di masa lalu.

5) Menganggap bahwa premi risiko pasar yang disyaratkan adalah sama dengan nol.

6) Rasio hutang terhadap ekuitas yang digunakan untuk menghitung WACC berbeda

dengan rasio hutang terhadap ekuitas yang dihasilkan dari penilaian.

7) Menilai semua bisnis yang berbeda dari perusahaan yang terdiversifikasi dengan

menggunakan WACC sama (hutang yang sama dan tingkat pengembalian modal yang

disyaratkan yang sama).

18

Page 19: analisis jurnal 1

8) Menggunakan rumus yang salah untuk WACC ketika nilai utang tidak sama dengan

nilai bukunya.

9) Mendiskontokan tax shield dengan menggunakan biaya hutang atau tingkat

pengembalian yang disyaratkan untuk unlevered equity.

10) Tidak mempertimbangkan country risk, dengan alasan bahwa country risk itu ada

berbagai jenis.

11) Mempertimbangkan adanya peningkatan posisi kas perusahaan atau investasi

keuangan sebagai arus kas ekuitas.

12) Melakukan kesalahan dalam perhitungan pajak yang akan mempengaruhi arus kas

ekuitas.

13) Dalam melakukan penilaian, arus kas modal yang diharapkan tidak sama dengan

dividen yang diharapkan ditambah pembayaran lain untuk pemegang saham

(contohnya : pembelian kembali saham).

14) Melakukan kesalahan dalam perhitungan kebutuhan modal kerja musiman dan saham

yang setara kas.

15) Mengabaikan akun yang ada pada laporan posisi keuangan yang mempengaruhi arus

kas.

16) Keyakinan yang berlebihan ketika meramal arus kas.

17) Ketidakkonsistenan dalam menggunakan arus kas.

18) Memilih untuk menggunakan rata-rata aritmatika dibandingkan rata-rata geometris

untuk menilai pertumbuhan.

19) Mempertimbangkan kas di perusahaan sebagai arus kas ekuitas ketika perusahaan

tidak memiliki rencana untuk mendistribusikannya.

20) Menggunakan arus kas riil dan tingkat diskonto nominal, atau sebaliknya.

21) Nilai ekuitas atau nilai perusahaan tidak memenuhi persyaratan tentang konsistensi

dalam masalah waktu.

22) Mempertimbangkan bahwa nilai hutang sama dengan nilai buku bukunya tersebut

ketika keduanya sebenanarnya berbeda.

23) Menggunakan konsep yang salah tentang struktur modal yang optimal.

24) Asumsi tentang penjualan di masa depan, margin, dan lain-lain yang tidak sesuai

dengan lingkungan ekonomi, prospek industri, atau analisis kompetitif.

25) Mempertimbangkan bahwa ROE adalah tingkat pengembalian untuk pemegang

saham.

26) Dua hal yang membingungkan antara nilai dengan harga.

19

Page 20: analisis jurnal 1

27) Menyatakan bahwa sebuah perusahaan memiliki nilai yang sama untuk semua

pembeli.

28) Mempertimbangkan bahwa goodwill termasuk nilai merek dan modal intelektual.

29) Memperoleh penilaian dari sebuah bank investasi tanpa ikut terlibat di dalamnya.

4. Komentar Tentang Bagaimana Cara Untuk Keluar Dari Kesalahan atau Untuk

Mengatasi Masalah

Dari banyaknya kesalahan yang terjadi dalam melakukan penilaian perusahaan seperti

yang telah dijelaskan sebelumnya, maka cara yang dapat dilakukan untuk keluar dari

kesalahan atau mengurangi kesalahan yang tersebut adalah sebagai berikut :

a. Sebelum melakukan penilaian, kita harus melakukan analisis atas perusahaan yang

akan dinilai. Analisis ini meliputi analisis keuangan dan analisis strategis dan

kompetitif dari perusahaan. Dengan melakukan analisis kita mengetahui kondisi dan

jenis perusahaan sehingga kita dapat menentukan metode penilaian yang paling tepat

digunakan untuk menilai perusahaan.

b. Metode penilaian yang digunakan untuk menilai perusahaan merupakan metode yang

secara konseptual benar, rumusnya benar, mempertimbangkan hal-hal yang

mempengaruhi penilaian secara tepat dan benar, berdasar pada asumsi yang tepat serta

masuk akal.

c. Dalam melakukan penilaian kita harus mempertimbangkan risiko perusahaan dan

menggunakan beta yang tepat untuk penilaian.

d. Tingkat diskonto yang digunakan dalam penilaian juga harus merupakan tingkat

diskonto yang disesuaikan

e. Ketika meramalkan atau memproyeksikan arus kas di masa depan, perusahaan harus

mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi arus kas di masa depan.

Dengan melakukan beberapa cara yang telah dijelaskan diatas, kesalahan dalam melakukan

penilaian perusahaan dapat dikurangi atau sebisa mungkin dihindari, sehingga hasil dari

penilaian dapat mencerminkan nilai perusahaan yang sebenarnya dan dapat dijadikan sebagai

dasar pengambilan keputusan.

20