analisis faktor - faktor kualitas jasa pelayanan di rm
TRANSCRIPT
i
ANALISIS FAKTOR - FAKTOR KUALITAS JASA PELAYANAN
DI RM. JASO MINANG JAYA
CIKARANG UTARA
Oleh
Sunarto
014200900421
Dipersembahkan Untuk Fakultas Bisnis, President
University Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi
Februari 2015
T,SHfSAR PERSETUJUAN DEWAN fTFffiilTJI
lDew,m Penguji menyatakan bahwa Slaipsi berjudul 'r{ Ane{sis
S'*k**r* Faktor Kualitas Jasa Pelayanan Di Rumah Ntrakan Jeso
Miseag Jaya' yang telah di buat oleh Sunarto jurusan Menejemen,
S'*{fus Bisnis dinilai dan disetujui telah melewati ujian ,1isaa pada
ta*ggal 27 F ebruari 2015.
Llffil/Affipl" S.Pd..M.M
Fenguji I
Peuguji 2
n
Suret Rekomendasi Pcmbimbiag'fuf,psi
Skri.p*i ini yang berjudul "Anrlisis f,'aktor - Falitor 1{a*I*tas.ifgsa
Pel*y**an Di Rumah Makan Jaso Minang Jayan' dibuat dan
diserekan oleh Sunarto untuk memenuhi persyaratan mendapatkan
gelffi Sarjana Ekonomi, telah di tinjau dan telah memerrrhi
persyaratan untuk di uji secara lisan.
Cikm.mg, lndonesia, Februmi, 201 5
Dfik*gk**ui, Pwbf,xrtfogn
Ketua Frogram Manaj emen
111
Pembimbing
iv
PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul “Analisis Faktor –
Faktor Kualitas Jasa Pelayanan Di Rumah Makan Jaso Minang
Jaya” adalah murni hasil karya pribadi, yang disusun berdasarkan
ilmu pengetahuan yang saya peroleh selama ini.
Cikarang,Indonesia, Februari 2015
Sunarto
NIM.014200900421
v
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor – faktor kualitas jasa pelayanan
pada konsumen RM Jaso Minang Jaya sehingga dari beberapa faktor tersebut
dapat di ketahui faktor yang dominan. Data yang digunakan adalah data primer,
sampel yang diteliti sebanyak 100 responden, jumlah variabel yang diteliti adalah
21variabel. Data yang diperoleh dari responden diolah dengan menggunakan
SPSS 16.0 For Windows dan di analisis menggunakan analisis faktor. Hasil
penelitian menunjukan bahwa hasil dari 21 variabel yang dianalisa dengan model
analisis faktor yang merupakan faktor dari kualitas jasa pelayanan setelah di
lakukan proses analisis menjadi 3 faktor yang dominan yaitu Faktor Kondisi
Rumah Makan dengan eigen value 7.935 yang terdiri dari lokasi rumah makan
mudah dijangkau dengan nilai faktor 0.624, karyawan berpakaian rapi
( berseragam) nilai faktor 0.526, Fasilitas tempat cuci tangan selalu dalam
keadaan bersih nilai faktor 0.52, sambutan dari karyawan jaso minang saat
pelanggan datang nilai faktor 0.742, keakuratan kasir saat pelanggan melakukan
pembayaran nilai faktor 0.586, karyawan berpengalaman dan cepat dalam
membuat minuman nilai faktor 0.68, selalu menjaga kesegaran makanan nilai
faktor 0.855 dan pelanggan tidak merasa khawatir dengan kendaraan yang
diparkir nilai faktor 0.673 dan Faktor kedua Kenyamanan Rumah Makan dengan
eigen value 1.700 yang terdiri dari Rumah Makan memiliki fasilitas pendingin
nilai faktor 0.67, fasilitas meja makan yang disediakan bersih nilai faktor 0.823,
karyawan jaso minang berusaha meluangkan waktu untuk menyapa pelanggan
nilai faktor 0.706 dan Faktor ketiga yaitu Faktor Kepastian Pelayanan dengan
nilai eigen value 1.619 yang terdiri dari karyawan jaso minang tepat waktu dalam
pengiriman pesan antar yaitu maksimal 20 menit untuk jarak 5 km dari rumah
makan jaso minang jaya nilai faktor 0.748, karyawan pandai dalam menyajikan
makanan nilai faktor 0.589 dan yang terakhir dari faktor ketiga yaitu makanan
yang disajikan tidak menggunakan bahan pengawet makanan nilai faktornya 0.67.
Kata Kunci: Bukti fisik, Empati, Daya Tanggap, Kehandalan, Jaminan
vi
ABSTRACT
The objective of this research is to analyze the factors on customer service quality
RM Jaso Minang Jaya, so that from several factors can be known the dominant
factor. The data used is primary data , the sample which whas analyzed are about
100 respondents , the total of variables studied were 21 variables. Data obtained
from the respondents were processed by using SPSS 16.0 for Windows and
analyzed by using the factor analysis. The results of research showed that the 21
variables which were analyzed by factor analysis model which is a factor of the
quality of services after doing the analysis process into three dominant factors
which are the condition of RM Jaso Minang Jaya Factor with eigen value 7,935,
which are consist of the location of restaurant that easy to reach with the value
factor 0.624 , Employees dressed (in uniform) value factor 0.526, hand washing
facilities are always in a clean state value factors 0.52, JASO Minang reception of
employees when a customer came factor value 0.742, the accuracy of the cashier
when a customer makes a payment factor value 0.586, experienced employees
and quick in making beverages factor value 0.68, always maintain food freshness
factor of 0.855 and the value of the customer does not feel worried about the
parked vehicle factor value 0.673. The second factor is the comfortable of RM
Jaso Minang Jaya with eigen value 1,700, which consists of Rumah Makan
cooling facilities factor value of 0.67, facilities clean dining table provided value
factor 0823, Jaso Minang employees trying to take the time to greeting the
customers value factor 0706, and the third factor is Assurance Services with eigen
value 1,619, which consists of employees Jaso Minang timely delivery of orders
which a maximum is 20 minutes for a distance of 5 km from Rumah Makan Jaso
Minang jaya value factor 0748, employees proficient in serving factor value 0589
and the last of the three factors, namely the food served is not using a food
preservative factor value 0.67.
Keywords : Tangibles, Empathy, Responsiveness, Reliability, Assurance.
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan
penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Faktor – Faktor Kualitas Jasa
Pelayanan di Rumah Makan Jaso Minang Jaya” Skripsi ini diajukan untuk
menempuh ujian sarjana di Fakultas Bisnis program studi ilmu ekonomi
Manajemen, President University.
Pada kesempatan ini, penulis menyadari bahwa tugas akhir ini dapat terwujud
atas peran banyak pihak. Oleh sebab itu, penulis menyampaikan terima kasih
kepada :
1. Bapak Jajat Kristanto.SE.MM.MBA selaku Ketua Program Studi
Manajemen.
2. Bapak Ir.B.M.A.S. Anaconda B.,MT selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan Tanpa batas dan perhitungan waktu di saat
memberikan bimbingan.
3. Bapak Iman Heru Widjayanto, MBA selaku dosen yang telah memberikan
bimbingan dengan penuh kesabaran dan motivasi dalam penyusunan
skripsi ini
4. Seluruh dosen dan staf Fakultas Ekonomi President University atas
bimbingan dan bantuan yang diberikan selama ini.
5. Bapak Diran selaku pengelola dan pemilik Rumah makan Jaso Minang
Jaya .
6. Bapak Virgo Budiman General Manager PT. Totoku Toryo Indonesia
yang telah memberikan kompensasi waktu selama menjalani proses
kuliah.
viii
7. Keluarga tercinta istriku Titi Hendrawati dan kedua anak saya Merita
Septyana Dewi dan Erlangga Kevin Yudhistira yang selalu memberikan
waktu, dorongan dan doa yang selalu mengiringi langkah saya.
8. Teman-teman mahasiswa khususnya Manajemen angkatan 2009 yang
telah berjuang bersama-sama untuk menyelesaikan skripsi.
9. Semua pihak yang telah membantu, yang tidak dapat saya sebutkan satu
persatu.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan
skripsi ini. Namun penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
pihak-pihak yang berkepentingan khususnya saya pribadi dan RM. Jaso Minang
Jaya.
Cikarang, Februari 2015
Penulis
Sunarto
ix
DAFTAR ISI
Sampul Dalam .............................................................................................. i
Dewan Penguji ............................................................................................ ii
Surat Rekomendasi .................................................................................... iii
Pernyataan Orisinalitas .............................................................................. iv
Abstrak ........................................................................................................ v
Kata Pengantar .......................................................................................... vii
Daftar Isi .................................................................................................... ix
Daftar Tabel .............................................................................................. xii
Daftar Gambar.......................................................................................... xiii
Lampiran………………………………………………………………...xiv
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................... 1
1.1 Latarbelakang Penelitian ........................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................. 5
1.3 Rumusan Masalah .................................................................... 6
1.4 Tujuan Penelitian ...................................................................... 6
1.5 Definisi Istilah ........................................................................... 6
1.6 Lingkup dan Batas Penelitian………………………………….7
x
1.7 Kegunaan Penelitian ................................................................. 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 8
2.1 Kualitas Jasa Pelayanan ............................................................ 8
2.1.1 Pengertian Jasa ................................................................ 8
2.1.2 Karakteristik Jasa ............................................................. 9
2.1.3 Pengertian Pelayanan ..................................................... 10
2.1.4 Kualitas Pelayanan ......................................................... 11
2.1.5 Dimensi Kualitas Jasa .................................................... 12
2.1.6 Pengertian Kepuasan Pelanggan………………………..14
2.1.7 Atribut Kepuasan Pelanggan……………………………15
2.1.8 Metode Pengukuran Kepuasan Konsumen….……….…17
2.2 Penelitian Terdahulu ............................................................. .18
2.3 Kerangka Pemikiran ................................................................ 19
2.4 Definisi Variabel……………………………………..………20
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ............................................ 23
3.1 Kerangka Penelitian ................................................................ 23
3.2 Populasi dan Sampel………………………………………….26
3.3 Instrumen Penelitian ............................................................... 28
3.4 Validitas dan Reliabilitas ........................................................ 33
xi
3.5 Metode Pengumpulan Data ..................................................... 34
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................... 36
4.1 Rumah Makan Jaso Minang Jaya ......................................... 36
4.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ......................................... 37
4.3 Hasil Uji Reliabilitas...………………………………………..41
4.4 Analisa Data…………………………………………………42
4.4.1 Tabulasi Data…………………………………………...42
4.4.2 Pengujian Data………..……….……………………..…42
4.4.3 Penilaian Variabel……….. ……………………………43
4.4.4 Pengujian Dengan MSA.………………………………43
4.4.5 Proses Faktor dan Rotasi…………...…………….…….44
4.4.6 Penentuan Jumlah Faktor...…………………………….46
4.4.7 Component Matrix……………………………………..49
4.4.8 Rotasi Komponent Matrix………………………...……50
4.4.9 Interpretasi Hasil dan Penamaan Faktor……………….52
4.3 Kesimpulan Analisis Data ....................................................... 55
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................. 57
5.1 Kesimpulan ............................................................................. 57
5.2 Saran ....................................................................................... 58
xii
Daftar Pustaka ........................................................................................... 60
Lampiran ................................................................................................... 62
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Hasil Penjualan Rata – Rata RM Jaso Minang Jaya ........................ 4
Tabel 2.1 Operasional Variabel ........................................................................ 21
Tabel 3.2 Skala Likert ...................................................................................... 29
Tabel 4.1 Uji Validitas ..................................................................................... 37
Tabel 4.2 Tabulasi Data Valid .......................................................................... 39
Tabel 4.3 Uji Reliabilitas ................................................................................. 41
Tabel 4.4 Communalities ................................................................................. 45
Tabel 4.5 Variance Explained .......................................................................... 47
Tabel 4.6 Component Matrix ........................................................................... 49
Tabel 4.7 Rotasi Component Matrix ................................................................ 51
Tabel 4.8 Faktor Kondisi Rumah Makan ......................................................... 52
Tabel 4.9 Faktor Kenyamanan Rumah Makan ................................................. 53
Tabel 4.10 Faktor Kepastian Pelayanan Rumah Makan .................................. 54
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Diagram Batang Rata – Rata Penjualan ............................. 4
Gambar 2.1 Dimensi Kualitas Jasa Pelayanan ........................................ 20
Gambar 3.1 Skema Alur Penelitian ......................................................... 30
Gambar 4.1 Grafik Scree Plot………………………………………...…48
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Kuesioner Pretest…………………………………………….…62
LAMPIRAN 2 Data Ordinal Pretest……………………………………………64
LAMPIRAN 3 Konversi Data Ordinal ke Interval Pretest……………………..65
LAMPIRAN 2 Kuesioner Penelitian………………………………………...…66
LAMPIRAN 3 Tabulasi Data Ordinal Kuesioner………………………………68
LAMPIRAN 4 Data Interval Kuesioner……………………………………...…71
LAMPIRAN 5 Faktor Analisis KMO and Bartlett’s Test……………………...72
LAMPIRAN 6 Anti – Image Matrices………………………………….………73
LAMPIRAN 7 Communalities…………………………………………………74
LAMPIRAN 8 Total Variance Explained………………………………………75
LAMPIRAN 9 Scree Plot………………………………………………………76
LAMPIRAN 10 Component Matrix……………………………………………77
LAMPIRAN 11 Rotated Component Matrix…………………………………...78
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Rumah makan adalah istilah umum untuk menyebut usaha gastronomi yang
menyajikan hidangan kepada masyarakat dan menyediakan tempat untuk
menikmati hidangan serta menetapkan tarif tertentu untuk makanan dan
pelayanannya. Walaupun umumnya rumah makan menyajikan makanan di
tempat, tetapi ada juga rumah makan yang menyediakan layanan take-out dining
dan delivery service untuk melayani konsumennya. Rumah makan biasanya
memiliki spesialisasi dalam jenis makanan yang dihidangkannya, misalnya rumah
makan chinese food, rumah makan Padang, rumah makan cepat saji dan
sebagainya.
Restoran merupakan kata resapan yang berasal dari bahasa Perancis yang
diadaptasi oleh bahasa Inggris; "restaurant" yang berasal dari kata "restaurer"
yang berarti "memulihkan". Keberadaan Rumah Makan mulai dikenal sejak abad
ke-9 di daerah Timur Tengah sebelum muncul di Cina. Dalam dunia Islam di
abad pertengahan, terdapat " rumah makan dimana seorang dapat membeli
seluruh jenis makanan yang disediakan". Apabila kita mencermati pertumbuhan
bisnis rumah makan baik di kota-kota besar di Indonesia, sungguh sangat
signifikan kenaikan jumlahnya, begitu banyak orang membuka investasi rumah
makan.
Nasi padang adalah masakan asli dari daerah sumatra barat tetapi pada
kenyataannya banyak sekali orang yang membuka Restoran / Rumah makan
padang tetapi pemiliknya bukan asli orang padang contohnya pemilik rumah
makan Jaso Minang Jaya yang berlokasi di Ruko Pinangsia jalan Citanduy raya
2
blok AA no 11 adalah asli orang jawa yang berasal dari pacitan jawa timur. selain
dari itu pertumbuhan bisnis rumah makan di wilayah Bekasi dewasa ini sangat
signifikan jumlah kenaikannya karena adanya kawasan industri yang
mempekerjakan banyak tenaga kerja yang mengakibatkan pertambahan penduduk
khususnya di daerah cikarang semakin bertambah sehingga begitu banyak orang
membuka usaha rumah makan.Tetapi diisisi lain masih sangat banyak para
pengelola rumah makan yang mengabaikan aspek penting dalam bisnis ini yaitu
Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam memberikan pelayanan yang
terbaik, baik di bagian pelayanan (service) maupun dibagian pengolahan masih
banyak dari mereka yang tidak mendalami akan penting menjaga kualitas
pelayanan di rumah makan yang dikelolanya untuk memuaskan pelanggan.
Didalam lingkungan yang kompetitif, indikator yang dapat menunjukkan
kepuasan konsumen adalah apakah konsumen tersebut akan membeli kembali dan
menggunakan produk tersebut diwaktu yang akan datang. Adapun beberapa
pengertian kepuasan konsumen menurut para peneliti adalah sebagai berikut :
Menurut kotler Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang
muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesan terhadap kinerja atau
hasil suatu produk dan harapan-harapannya. Jadi, kepuasan merupakan fungsi
dari persepsi atau kesan atas kinerja dan harapan. Jika kinerja berada dibawah
harapan maka pelanggan tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan maka
pelanggan akan puas. Jika kinerja melebihi harapan maka pelanggan akan amat
puas atau senang. Kunci untuk menghasikan kesetian pelanggan adalah
memberikan nilai pelanggan yang tinggi.
Membangun kepuasan pelanggan tidak dapat begitu saja diraih, tetapi
memerlukan proses panjang, salah satunya melalui kualitas pelayanan yang
diberikan kepada konsumen guna menyakinkan konsumen untuk setia pada
produk atau jasa yang kita tawarkan.
3
Kualitas pelayanan adalah kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk,
jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau memiliki harapan
dengan lima dimensi utama yakni kehandalan (reliability), daya tanggap
(responsiveness), jaminan (assurance), empati (emphaty), bukti fisik (tangibles)
Tjiptono (2005:273).
Dalam hal ini Rumah Makan Jaso Minang Jaya harus mempertimbangkan
kepuasan pelanggan konsumen selain pencapain keuntungan maksimal. Hal yang
perlu diperhatikan dalam memberikan pelayanan adalah mendengar suara
konsumen, hal ini berarti Rumah Makan Jaso Minang Jaya harus melakukan
interaksi dengan konsumen dengan maksud untuk memperoleh umpan balik
(feed back) berupa tanggapan konsumen tentang sarana dan prasarana yang
berhubungan dengan pelayanan yang diberikan sebagai kontrol dan ukuran
keberhasilan.
Rumah Makan Jaso Minang Jaya ingin mencoba menciptakan pelayanan yang
baik dengan harapan mampu memuaskan pelanggan yang sudah ada dan menarik
pelanggan baru lainnya. Namun dewasa ini persaingan antar usaha sejenis yang
semakin berkembang yang ditandai dengan tingginya tingkat komsumtif
masyarakat terhadap makanan, yang merupakan urutan teratas dalam pemenuhan
kebutuhan primer manusia. Untuk dapat unggul dan mampu mempertahankan
usaha serta pelanggannya, maka tingkat kualitas pelayanan harus diperhatikan dan
konsisten. Dengan kata lain semakin baiknya kualitas pelayanan semakin banyak
pula hasil penjualan yang diperoleh. Dalam hal ini rumah makan jaso minang
perkembangan dari tahun ke tahun belum ada peningkatan yang signifikan terlihat
dari jumlah porsi rata – rata yang terjual dari tahun ke tahun walaupun pada
tahun 2011 terjadi kenaikan tetapi tahun 2012 dan tahun 2013 justru semakin
berkurang.
Adapun tabel dan diagram batang
selama empat tahun terakhir
Rata
Sumber : Data Primer penjualan dari tahun 2010
Gambar Diagram batang
Sumber : Data Primer penjualan dari tahun 2010
Adapun tabel dan diagram batang penjualan Rumah Makan Jaso Minang Jaya
selama empat tahun terakhir dapat dilihat di bawah ini.
Tabel.1.1
Rata – Rata Penjualan tahun 2010 s/d tahun 2013
Primer penjualan dari tahun 2010 s/d 2013
Gambar Diagram batang Penjualan dari tahun 2010 s / d 2013
Primer penjualan dari tahun 2010 s/d 2013
4
Rumah Makan Jaso Minang Jaya
5
Berdasarkan data penjualan diatas Rumah Makan Jaso Minang Jaya tidak
menghendaki para pelanggannya beralih ke kompetitor lain. Oleh sebab itu,
tuntutan untuk selalu memberikan yang terbaik dalam hal Pelayanan yang
diberikan harus menjadi komitmen Rumah Makan Jaso Minang Jaya agar
pelanggan tetap puas sehingga menimbulkan keinginan para pelanggan untuk
kembali melakukan pembelian di Rumah Makan Jaso Minang Jaya.Dengan
demikian Tantangan yang harus dijawab adalah bagaimana rumah makan jaso
minang jaya dapat memenuhi kepuasan pelanggan sehingga penjualannya dapat
meningkat .
1.2 Identifikasi Masalah
Membangun kepuasan pelanggan tidak dapat begitu saja diraih, tetapi
memerlukan proses panjang, salah satunya melalui kualitas pelayanan yang
diberikan kepada konsumen guna menyakinkan konsumen untuk setia pada
produk atau jasa yang di tawarkan. Kualitas pelayanan adalah kondisi dinamis
yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang
memenuhi atau melebihi harapan dengan lima dimensi utama yakni kehandalan
(reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance), empati
(emphaty), bukti fisik (tangibles) Tjiptono (2005:273)
Dalam hal ini Rumah makan Jaso Minang Jaya harus mempertimbangkan
kepuasan pelanggan konsumen selain pencapaian keuntungan yang maksimal.
Hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan pelayanan adalah mendengar
suara dari konsumen, hal ini berarti Jaso Minang harus melakukan interaksi
dengan konsumen dengan maksud untuk memperoleh masukan berupa tanggapan
tentang sarana dan prasarana yang berhubungan dengan pelayanan yang diberikan
oleh rumah makan.
Perkembangan rumah makan jaso minang dari tahun ke tahun belum ada
peningkatan yang signifikan terlihat dari jumlah omset dari tahun 2010 sampai
dengan tahun 2013 belum terlihat peningkatan yang signifikan bahkan di tahun
2012 cenderung turun .
6
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah diatas , maka permasalahan
yang dirumuskan adalah faktor manakah yang paling dominan diantara kualitas
jasa pelayanan yang terdiri dari variabel bukti fisik (tangibles), empati (emphaty),
daya tanggap (responsiveness), kehandalan (reliability) dan jaminan (assurance).
1.4 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah: Untuk
mengetahui faktor yang paling dominan diantara kualitas jasa pelayanan yang
terdiri dari variabel bukti fisik (tangibles), empati (emphaty), daya tanggap
(responsiveness), kehandalan (reliability) dan jaminan (assurance).
1.5 Definisi Istilah
1. Jasa : setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu
pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible
(tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu .
(Kotler, 2002).
2. Kualitas pelayanan : kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk
jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi
harapan (Tjiptono, 2011).
3. Kepuasan pelanggan : perasaan senang atau kecewa seseorang yang
muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap
kinerja (atau hasil) suatu produk dan harapan-harapannya (Kotler, 2002).
7
1.6 Lingkup dan Batas Penelitian
Penelitian ini di lakukan di Rumah Makan Jaso Minang Jaya yang berlokasi di
Ruko Pinangsia jl.Citanduy raya Blok AA.No 11 perumahan Graha Asri Cikarang
utara yang di lakukan pada bulan Maret 2014 s/d Januari 2015, dalam penelitian
ini hanya membahas kualitas jasa pelayanannya untuk mengetahui dan
menganalisis faktor yang dominan diantara kualitas jasa pelayanan yang terdiri
dari variabel Tangible, Empathi , Reliability, Responsiveness dan Assurance,
terhadap kepuasan pelanggan Rumah Makan Jaso Minang Jaya.
1.7 Kegunaan Penelitian
Ada beberapa manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu:
1. Bagi Rumah makan
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi Pemilik
Rumah Makan Jaso Minang Jaya untuk peningkatan kualitas pelayanan
sehingga dapat diharapkan dapat lebih meningkatkan penjualan dimasa yang
akan datang.
2. Bagi Peneliti
Setiap prosedur penelitian mulai dari awal hingga akhir merupakan proses
belajar menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan dan latihan
menjalankan suatu riset.
3. Bagi Kampus
Penelitian ini secara keseluruhan dapat menjadi sumbangan pustaka dan
berguna untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2 . 1 Kualitas Jasa Pelayanan
2. 1. 1 Pengertian Jasa
Jasa merupakan aktivitas ekonomi yang hasilnya tidak merupakan produk dalam
bentuk fisik atau kontruksi, yang biasanya dikonsumsi pada saat yang sama
dengan waktu yang dihasilkan dan memberikan nilai tambah (Lupiyoadi dan
Hamdani, 2006) Definisi lain dikemukakan oleh Gronroos (Tjiptono, 2011):
“Jasa adalah proses yang terdiri atas serangkaian aktivitas intangible yang
biasanya (namun tidak harus selalu) terjadi pada interaksi antara pelanggan dan
karyawan jasa dan/atau sumber daya fisik atau barang dan/atau sistem penyedia
jasa, yang disediakan sebagai solusi atas masalah pelanggan”. Untuk
menghasilkan jasa mungkin perlu atau mungkin pula tidak diperlukan
penggunaan benda nyata (tangible). Akan tetapi sekalipun benda itu perlu namun
tidak terdapat adanya pemindahan hak milik atas benda tersebut".
Berdasakan definisi di atas maka dapat ditarik kesimpulan dasar bahwa jasa
mempunyai karakteristik tersendiri yaitu tidak berwujud dan tidak mengakibatkan
kepemilikan apa pun. Jasa yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan dapat
bersifat jasa murni atau jasa yang mengikat pada produk fisik. Selain itu jasa juga
bersifat abstrak, tidak dapat diraba, dirasa, dilihat, dicium, bahkan didengar
(intangibility), tidak dapat dipisahkan (inseparability), bersifat variatif dalam
bentuk, kualitas dan jenis, dan tergantung dari siapa, kapan, dan di mana jasa itu
dihasilkan (variability), serta tidak akan tahan lama (durability).
9
Salah satu sifat dari jasa atau pelayanan adalah diproduksi dan dikonsumsi pada
saat yang bersamaan.
Produksi jasa dilakukan pada saat pelanggan berhadapan langsung dengan pihak
pemasar, di samping itu interaksi antara pelanggan dan pihak pemasar sangat
penting untuk mewujudkan jasa yang dibentuk. Oleh karena sifat ini, kepuasan
pelanggan terhadap suatu pelayanan sangatlah bergantung pada proses interaksi
atau waktu di mana pelanggan dan peyedia bertemu.
2.1.2 Karakteristik Jasa
Menurut Kotler (1997: 263) karakteristik jasa dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Tidak berwujud (intangible)
Suatu jasa mempunyai sifat tidak berwujud, sehingga tidak dapat
dirasakan dan dinikmati sebelum dibeli oleh konsumen. Oleh karena itu
tugas penyedia jasa adalah mengelola bukti untuk mewujudkan jasa atau
barang yang tidak berwujud.
b. Tidak dapat dipisahkan (inseperability)
Pada umumnya jasa yang diproduksi (dihasilkan) dan dirasakan pada
waktu bersamaan dan apabila dikehendaki oleh seseorang untuk
diserahkan kepada pihak lainnya, maka dia akan tetap merupakan bagian
dari jasa tersebut.
c. Bervariasi (variability)
Jasa senantiasa mengalami perubahan, tergantung dari siapa penyedia
jasa, penerima jasa, dan kondisi jasa tersebut diberikan.
10
d. Tidak tahan lama (perishability)
Daya tahan suatu jasa tergantung situasi yang diciptakan oleh berbagai
faktor, misalnya : perubahan zaman, teknologi dan sebagainya.oleh sebab
itu perusahaan yang eksis dibidang jasa perlu untuk menciptakan suatu
sistem pelayanan yang dapat menarik konsumen agar tetap bertahan,
bersaing dan dapat menguasai pangsa pasar.
2.1.3 Pengertian Pelayanan
Bagi perusahaan yang bergerak dalam bidang apapun pelayanan menjadi sangat
berarti, oleh karena itu dalam usaha bisnis dikenal suatu ungkapan yang terkenal
yaitu pembeli adalah raja, yang artinya kita harus melakukan pelayanan sebaik
mungkin seakan-akan kita melayani seorang raja.
Pelayanan merupakan bentuk pemberian layanan yang diberikan oleh produsen
baik terhadap pengguna barang diproduksi maupun jasa yang ditawarkan. Hal
yang paling penting dalam suatu usaha adalah kualitas pelayanan yang diberikan,
konsumen akan merasa puas jika pelayanan yang diberikan sangat baik. Karena
keberhasilan suatu produk sangat ditentukan pula baik tidaknya pelayanan yang
diberikan perusahaan dalam memasarkan produknya baik itu pelayanan sewaktu
penawaran produk, pelayanan keramahan wiraniaga, pelayanan satpam,
pelayanan kasir, pelayanan pengaturan parkir, hingga pelayanan terhadap kondisi
produk pasca pembelian.
Menurut Assauri (1999: 149) pelayanan merupakan bentuk pemberian yang
diberikan oleh produsen baik terhadap pelayanan barang yang diproduksi maupun
terhadap jasa yang ditawarkan guna memperoleh minat konsumen, dengan
demikian pelayanan mempengaruhi minat konsumen terhadap suatu barang atau
jasa dari pihak perusahaan yang menawarkan produk atau jasa.
11
Apabila pelayanan yang ditawarkan perusahaan sesuai dengan keinginan
konsumen maka produk / jasa yang ditawarkan akan dibeli. Sedangkan bila
terjadi pelayanan yang tidak sesuai dengan keinginan konsumen maka dapat
dipastikan produk / jasa tersebut kurang diminati konsumen.
2.1. 4 Kualitas Pelayanan
Bagi perusahaan , kualitas pelayanan merupakan faktor yang sangat penting.
Karena dalam memasarkan produk jasa, interaksi antara produsen dan konsumen
terjadi secara langsung. Aplikasi kualitas pelayanan sebagai sifat dari penampilan
produk atau kinerja merupakan salah satu bagian utama dari strategi perusahaan
dalam meraih keunggulan yang berkesinambungan baik sebagai pemimpin pasar
atau sebagai strategi untuk terus berkembang.
Menurut Goetsh dan Davis (Tjiptono, 2011) bahwa kualitas pelayanan merupakan
kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan
lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.Sedangkan menurut Lewis dan
Booms (Tjiptono, 2011) mendefinisikan kualitas jasa sebagai ukuran seberapa
bagus tingkat layanan yang diberikan mampu sesuai dengan ekspektasi
pelanggan.
Menurut Lyhe (1996: 118) pelayanan bukan hanya mendengarkan dan menjawab
keluhan konsumen, tapi lebih dari itu pelayanan yang berkualitas merupakan
sarana untuk mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan konsumen.Pelayanan
yang berkualitas dan memenuhi kepuasan konsumen terdiri dari tiga komponen
dasar yang harus dipahami bagi setiap perusahaan yaitu:
12
a. Proses sebelum penjualan
Pada tahap ini perusahaan mempunyai kesempatan untuk membentuk
hubungan dengan konsumen. Hal ini dapat dilakukan dengan
menginformasikan produk pada konsumen dan menciptakan kepercayaan
pada konsumen atas produk yang ditawarkan.
b. Proses selama transaksi
Pada fase ini perusahaan harus tetap menjaga kualitas pelayanan agar
konsumen tetap menjadi pelanggan setia. Komunikasi pada fase ini sangat
penting karena konsumen membutuhkan informasi lebih banyak lagi
terhadap produk yang dibeli. Jika pihak perusahaan tidak memahami
tentang produk yang ditawarkan maka konsumen dapat beralih pada
perusahaan lain.
c. Proses sesudah penjualan
Pada fase ini perusahaan diharapkan mendengar atau menanggapi
keluhan dari pihak konsumen atas produk yang telah dibeli.
2.1.5 Dimensi kualitas jasa
Melalui penelitian yang dilakukan Parasuraman, Zeithaml, dan Bary
(Tjiptono, 2011) terdapat lima dimensi utama yang menentukan kualitas
pelayanan jasa sekaligus sebagai ukuran di dalam melihat kualitas jasa yang
dipersepsikan konsumen yaitu:
a. Bukti fisik (tangibles), yaitu dimensi yang mengukur dengan daya tarik
fasilitas fisik, perlengkapan, yang digunakan rumah makan, serta
penampilan karyawan. Keberadaan bukti fisik yang berupa keadaan
bangunan, kebersihan interior, kebersihan eksterior lingkungan rumah
13
makan dan kerapihan berpakaian dari karyawan akan mempengaruhi
kepuasan pelanggan, karena pelanggan akan merasa nyaman dan mudah
untuk melakukan transaksi jika didukung bukti fisik tersebut.
b. Kehandalan (reliability), yaitu dimensi yang mengukur kemampuan
karyawan untuk memberikan layanan yang akurat sejak berkunjung
pertama kali tanpa membuat kesalahan apapun dan menyampaikan tentang
menu yang di hidangkan. Kemampuan yang dimaksud adalah bagaimana
karyawan memberikan pelayanan pada pelanggan dengan cepat, mudah,
dan tepat serta waktu pelayanan pada pelanggan yang memadai atau
sesuai jam kerja perusahaan. Dengan begitu dapat diketahui bahwa
kehandalan dalam pelayanan suatu jasa akan berpengaruh pada tinggi
rendahnya kepuasan pelanggan.
c. Daya tanggap (responsiveness), yaitu dimensi yang mengukur kesediaan
dan kemampuan para karyawan untuk membantu para pelanggan dan
merespon permintaan mereka, serta menginformasikan kapan jasa akan
diberikan dan kemudian memberikan jasa secara cepat. Dalam hal ini
kemampuan karyawan untuk memberikan layanan dengan cepat pada saat
pelanggan melakukan transaksi sehingga pelanggan tidak terlalu lama
menunggu antrian. Daya tanggap dari karyawan berpengaruh pada
kepuasan pelanggan, karena harapanya untuk dilayani secara cepat dan
tepat saat bertransaksi terpenuhi.
d. Jaminan (assurance), yaitu dimensi yang mengukur kemampuan
perusahaan untuk menumbuhkan kepercayaan pelanggan terhadap
perusahaan dan perusahaan dapat menciptakan rasa aman bagi para
pelangganya. Jaminan dari suatu perusahaan akan berpengaruh pada
kepuasan pelanggan karena apa yang diinginkan pelanggan dapat dipenuhi
oleh perusahaan yaitu dengan pengetahuan dan keterampilan dari
14
karyawanya. Kesopanan dan keramahan dari karyawan akan membuat
pelanggan merasa dihargai sehingga mereka puas dengan pelayanan
perusahaan.
e. Empati (empathy), yaitu dimensi yang mengukur kemampuan perusahaan
dalam memahami masalah para pelangganya dan bertindak demi
kepentingan pelanggan, serta memberikan perhatian personal kepada para
pelanggan. Dengan adanya perhatian khusus dan komunikasi yang baik
dari karyawan, pelanggan akan berpengaruh juga pada kepuasan
pelanggan, karena pelanggan akan merasa diperhatikan oleh perusahaan
yaitu apa yang dibutuhkan dan dikeluhkanya ditanggapi secara baik oleh
pihak perusahaan.
2.1. 6 Pengertian Kepuasan Pelanggan
Pengertian secara umum mengenai kepuasan atau ketidak puasan konsumen
merupakan hasil dari adanya perbedaan – perbedaan antara harapan konsumen
dengan kinerja yang dirasakan oleh konsumen tersebut. Dari beragam definisi
kepuasan konsumen yang telah diteliti dan didefinisikan oleh para ahli
pemasaran, dapat disimpulkan bahwa kepuasan konsumen merupakan suatu
tanggapan perilaku konsumen berupa evaluasi purna beli terhadap suatu barang
atau jasa yang dirasakannya (kinerja produk) dibandingkan dengan harapan
konsumen.
Kepuasan konsumen ini sangat tergantung pada persepsi dan harapan konsumen
itu sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dan harapan konsumen
ketika melakukan pembelian suatu barang atau jasa adalah kebutuhan dan
keinginan yang dirasakan oleh konsumen tersebut pada saat melakukan
pembelian suatu barang atau jasa, pengalaman masa lalu ketika mengkonsumsi
barang atau jasa tersebut serta pengalaman teman-teman yang telah
mengkonsumsi barang atau jasa tersebut.
15
Didalam lingkungan yang kompetitif, indikator yang dapat menunjukkan
kepuasan konsumen adalah apakah konsumen tersebut akan membeli kembali dan
menggunakan produk tersebut diwaktu yang akan datang. Adapun beberapa
pengertian kepuasan konsumen menurut para peneliti adalah sebagai berikut :
Menurut kotler Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang
muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesan terhadap kinerja atau
hasil suatu produk dan harapan-harapannya. Jadi, kepuasan merupakan fungsi
dari persepsi atau kesan atas kinerja dan harapan. Jika kinerja berada dibawah
harapan maka pelanggan tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan maka
pelanggan akan puas. Jika kinerja melebihi harapan maka pelanggan akan amat
puas atau senang. Kunci untuk menghasikan kesetian pelanggan adalah
memberikan nilai pelanggan yang tinggi.
2.1.7 Atribut-atribut Pembentuk Kepuasan Pelanggan
Atribut-atribut pembentuk kepuasan pelanggan merupakan kesesuaian harapan
berupa gabungan dari kemampuan suatu produk dari produsen yang diandalkan,
sehingga suatu produk yang dihasilkan dapat sesuai dengan apa yang dijanjikan
oleh produsen. Sedangkan menurut Fandy Tjiptono (2002), atribut-atribut
pembentuk kepuasan pelanggan yaitu :
1. Kemudahan dalam memperoleh
Produk atau jasa yang ditawakan oleh produsen tersedia di outlet-outlet
dan toko yang dekat pembeli potensial.
2. Kesediaan untuk merekomendasikan
Dalam kasus produk yang pembelian ulangnya relatif lama, kesediaan
pelanggan untuk merekomendasikan produk kepada teman atau
keluarganya menjadi ukuran yang penting untuk dianalisis dan ditindak
16
Menurut Kotler (2002 : 158) dalam menentukan tingkat kepuasan konsumen,
terdapat lima faktor utama yang harus diperhatikan oleh perusahaan yaitu :
1. Kualitas produk
Konsumen akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukan
bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas.
2. Kualitas pelayanan
Terutama untuk industri jasa, konsumen akan merasa puas bila mereka
mendapatkan pelayanan yang baik atau yang sesuai dengan yang
diharapkan.
3. Emosional
Konsumen akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa orang
lain akan kagum terhadap dia bila menggunakan produk dengan merek
tertentu yang cenderung mempunyai tingkat kepuasan yang lebih tinggi.
4. Harga
Produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga
yang relatif murah akan memberikan nilai yamg lebih tinggi kepada
konsumennya
5. Biaya
Konsumen yang tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu
membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa dan
cenderung puas terhadap produk atau jasa.
17
2.1.8 Metode Pengukuran Kepuasan Konsumen
Beberapa macam metode dalam pengukuran kepuasan konsumen adalah sebagai
berikut (Kotler, 1997 : 93-96) :
1. Sistem keluhan dan saran
Organisasi yang berpusat konsumen memberikan kesempatan yang luas
kepada para konsumennya untuk menyampaikan saran dan keluhan,
misalnya dengan menyediakan kotak saran, kartu komentar dan customer
hot lines.
2. Pembelanja siluman/ghost shopping
Salah satu cara untuk memperoleh gambaran mengenai konsumen adalah
dengan memperkerjakan beberapa orang berperan atau bersikap sebagai
konsumen potensial produk perusahaan dan pesaing. Kemudian mereka
melaporkan mengenai kekuatan dan kelemahan produk perusahaan dan
pesaing berdasar pengalaman mereka dalam pembelian produk tersebut.
3. Analisis kehilangan konsumen/lost customer analysis
Perusahaan sebaiknya menghubungi konsumen yang telah berhenti
membeli atau yang telah pindah pemasok agar dapat memahami mengapa
hal itu terjadi dan mengambil kebijakan perbaikan selanjutnya.
4. Survei kepuasan konsumen
Melalui survei, perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik
secara langsung dari konsumen serta juga memberikan tanda (signal)
positif bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap para konsumennya.
18
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang kualitas pelayanan terhadap kepuasan sudah banyak dilakukan
sebelumnya. Penelitian Leksmana ( 2006 ) dengan judul “ Pengaruh Kualitas
Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada Rumah Makan Ayam Bakar
Wong Solo cabang Malang”, metode penelitian yang digunakan adalah regresi
yang menyatakan variabel yang digunakan sebagai penentu kepuasan konsumen
adalah bukti fisik, kehandalan, daya tanggap, jaminan, dan empati. Hasil
penelitian menunjukan bahwa variabel kepuasan pelanggan ( Y ) dijelaskan oleh
variabel kualitas pelayanan ( X ) dengan nilai R square ( R² ) sebesar 51,8%
sedangkan sisanya 48,2% dijelaskan oleh variabel lain diluar variabel bebas yang
diteliti.
Penelitian tentang kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan ini juga
dilakukan oleh Kumala Sari ( 2007 ) dengan judul “ Analisis pengaruh kualitas
pelayanan terhadap kepuasan konsumen pada restoran Es Teler 77 cabang Plaza
Medan Fair. Hasil penelitian Kumala Sari menunjukkan bahwa variabel kepuasan
konsumen ( Y ) dijelaskan oleh variabel kualitas pelayanan ( X ) dengan nilai R
square ( R² ) sebesar 49,2% sedangkan sisanya 50,8% dijelaskan oleh variabel
lain diluar variabel bebas yang diteliti yang tidak dimasukkan dalam model
penelitian ini.
Penelitian yang dilakukan Istianto dan Tyra (2011) yang berjudul Analisis
Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Rumah Makan Ketty
Resto, yang memiliki variabel bebas tangible (bukti fisik), reliability
(kehandalan), responsiveness (daya tanggap), assurance (jaminan), emphaty
(kepedulian), dan variabel terikat kepuasan pelanggan. Diperoleh hasil
diantaranya menunjukkan bahwa secara keseluruhan variabel yaitu reliability,
responsiveness, assurance, emphaty, dan tangible berpengaruh secara signifikan
terhadap kepuasan pelanggan. Hasil pengolahan pada persamaan regresi dengan
angka R square (koefisien determinasi) sebesar 0,597 menunjukkan bahwa
besarnya pengaruh variabel dependent sebesar 59,7 % sedangkan sisanya 40,3 %
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitiannya misalnya
19
produk, promosi, dan harga. Sedangkan pengujian secara parsial pun
menunjukkan bahwa variabel kualitas layanan seluruhnya reliability,
responsiveness, assurance, emphaty, dan tangibles berpengaruh secara positif dan
signifikan.
2. 3 Kerangka Pemikiran
Untuk mengukur tingkat kepuasan pelanggan secara empirik menurut
Parasuraman et al. ( dalam Lupiyoadi, 2001 : 148), kepuasan pelanggan dapat
dipahami oleh perusahaan dengan meneliti 5 ( lima ) dimensi kualitas pelayanan
yaitu : bukti fisisk ( tangible ), keandalan ( reliability ), jaminan ( assurance ),
daya tanggap ( responsiveness ), dan empati ( empathy ) .
Jika Rumah Makan Jaso Minang Jaya dapat menjabarkan kelima dimensi tersebut
dalam suatu mekanisme pelayanan, maka kepuasan pelanggan akan lebih mudah
diwujudkan atau dengan kata lain harapan pelanggan untuk merasa puas dengan
pelayanan Rumah Makan Jaso Minang Jaya akan lebih mendekati harapan /
kenyataan .pelayanan dikatakan berkualitas apabila pelanggan merasa puas, baik
pada saat terjadinya kontak pelayanan maupun disaat pasca pembelian.
Pelanggan Rumah Makan Jaso Minang Jaya dikatakan puas apabila terdapat
kesesuaian antara harapan pelanggan setelah mengevaluasi menu masakan dan
pelayanan yang diterimanya. Ketidakpuasan akan timbul jika harapan dan
keinginan pelanggan tidak sesuai dengan kualifikasi pelayanan yang
diterimanya.secara sistematik, kerangka berfikir dalam penulisan ini dapat
digambarkan dalam gambar 2.1
Gambar 2.1 Dimensi Kualitas Jasa Pelayanan
2.4. Definisi Variabel
Definisi variabel penelitian merupakan batasan pendefinisian dari serangkaian
variabel yang digunakan dalam penulisan penelitian, dengan maksud menghindari
kemungkinan adanya makna ganda, sekaligus mendefinisikan variabel
sampai dengan kemungkin
( Abdul Hamid 2007 : 32 ). Jadi definisi variabel merupakan penjabaran atau
penjelasan mengenai variabel
5 dimensi dan 21 indikator. Untuk mengetahui kualitas jasa
dominan terhadap kepuasan konsumen di Rumah Makan Jaso Minang Jaya, maka
indikatornya dapat dilihat pada tabel 2.1 di bawah ini.
Gambar 2.1 Dimensi Kualitas Jasa Pelayanan
2.4. Definisi Variabel
Definisi variabel penelitian merupakan batasan pendefinisian dari serangkaian
variabel yang digunakan dalam penulisan penelitian, dengan maksud menghindari
kemungkinan adanya makna ganda, sekaligus mendefinisikan variabel
sampai dengan kemungkinan pengukuran dan cara pengukurannya
( Abdul Hamid 2007 : 32 ). Jadi definisi variabel merupakan penjabaran atau
penjelasan mengenai variabel – variabel yang ada, dalam penelitian ini terdiri dari
5 dimensi dan 21 indikator. Untuk mengetahui kualitas jasa
dominan terhadap kepuasan konsumen di Rumah Makan Jaso Minang Jaya, maka
indikatornya dapat dilihat pada tabel 2.1 di bawah ini.
20
Definisi variabel penelitian merupakan batasan pendefinisian dari serangkaian
variabel yang digunakan dalam penulisan penelitian, dengan maksud menghindari
kemungkinan adanya makna ganda, sekaligus mendefinisikan variabel – variabel
an pengukuran dan cara pengukurannya
( Abdul Hamid 2007 : 32 ). Jadi definisi variabel merupakan penjabaran atau
variabel yang ada, dalam penelitian ini terdiri dari
pelayanan yang
dominan terhadap kepuasan konsumen di Rumah Makan Jaso Minang Jaya, maka
Tabel 2.1
Operasional Variabel
21
Sumber : Tjiptono ( 2000 : 70 ) dan data Primer
Sumber : Tjiptono ( 2000 : 70 ) dan data Primer
22
23
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor - faktor yang dominan terhadap
kualitas jasa pelayanan di Rumah Makan Jaso Minang Jaya dengan menggunakan
metode statistik multivariat dengan analisis faktor, Analisis faktor adalah sebuah
model dimana tidak terdapat variabel bebas dan variabel tergantung , analisis
faktor tidak mengklasifikasikan variabel kedalam kategori bebas dan tergantung
melainkan mencari hubungan interdepedensi antar variabel agar dapat
mengidentifikasikan dimensi dimensi atau kedalam faktor – faktor.
Analisis faktor pertama kali dilakukan oleh Charles Spearman dengan tujuan
utamanya adalah menjelaskan hubungan diantara variabel kedalam beberapa
faktor. Faktor – faktor tersebut merupakan besaran acak ( Random Quantities )
yang dapat diamati atau diukur secara langsung.
Kegunaan analisis faktor yang utama adalah melakukan pengurangan data atau
dengan kata lain melakukan reduksi / ringkasan dari sejumlah variabel menjadi
beberapa faktor. Pengurangan dilakukan dengan melihat interdepedensi beberapa
variabel yang dapat dijadikan satu yang disebut factor.sehingga di temukan
faktor – faktor yang dominan atau penting .
24
Prinsip utama analisis faktor adalah korelasi, maka asumsi – asumsi yang terkait
dengan metode statistic korelasi :
a. Besar korelasi atau korelasi antar independen variabel harus cukup kuat.
b. Besar korelasi parsial, korelasi antar dua variabel dengan menganggap
tetap variabel yang lain.
c. Pengujian sebuah matriks korelasi diukur dengan besaran Barlett Test Of
Spericity atau dengan Measure Sampling Adequacy ( MSA )
Setelah sampel didapat dan uji asumsi terpenuhi, maka langkah selanjutnya
adalah melakukan proses analisis faktor, proses tersebut meliputi :
a. Menguji variabel apasaja yang akan di analisis.
b. Menguji variabel – variabel yang sudah ditentukan , menggunakan
Bartlett Test of Sphericity dan MSA.
c. Melakukan proses inti analisis faktor yaitu faktoring, atau menurunkan
satu atau lebih factor dari variabel – variabel yang telah lolos dari uji
variabel sebelumnya.
d. Melakukan proses faktor rotation atau rotasi terhadap faktor yang
terbentuk. Tujuan rotasi untuk memperjelas variabel yang masuk kedalam
faktor tertentu.
e. Interpretasi dari faktor yang telah terbentuk, yang dianggap bisa mewakili
variabel – variabel dari anggota faktor tersebut.
f. Validasi atas hasil faktor untuk mengetahui apakah faktor yang terbentuk
telah valid.
25
Tahap pertama dalam analisis faktor adalah dengan menilai mana saja variabel
yang dianggap layak, untuk dimasukan dalam analisis selanjutnya.pengujian ini
dilakukan dengan memasukkan semua variabel yang ada, dan kemudian sejumlah
variabel tersebut dilakukan pengujian.
Logika pengujian adalah jika sebuah variabel mempunyai kecenderungan
mengelompok dan membentuk sebuah faktor , variabel tersebut akan mempunyai
korelasi yang cukup tinggi dengan variabel lain.sebaliknya jika variabel dengan
korelasi yang lemah dengan variabel yang lain , akan cenderung tidak akan
mengelompok dalam faktor tertentu.
Uji KMO Dan Bartlett Test,memiliki beberapa hal yaitu angka KMO haruslah
berada diatas 0.5 dan signifikan harus dibawah 0,05. Sedangkan pada uji MSA
angkanya harus berada 0 sampai 1, dengan kriteria :
a. MSA = 1, Variabel dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel yang
lain.
b. MSA > 0,5, Variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut
c. MSA < 0,5, Variabel tidak bisa diprediksi dan tidak dapat dianalisis lebih
lanjut, atau dikeluarkan dari variabel.
Setelah satu atau lebih faktor terbentuk , dengan sebuah faktor yang berisi dari
beberapa variabel, mungkin saja sebuah faktor ada yang sulit untuk masuk
kedalam faktor mana, maka proses selanjutnya adalah melakukan proses rotasi
yang akan memperjelas kedudukan sebuah variabel didalam sebuah faktor, dalam
penelitian ini menggunakan metode varimax dan langkah selanjutnya yaitu
penamaan dan intrepetasi hasil penelitian.
26
3.2 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi (population) yaitu sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang
mempunyai karakteristik tertentu (Indriantoro dan Supomo, 1999 : 115). Dalam
penelitian ini yang menjadi populasi adalah pengunjung dewasa yang datang ke
Rumah Makan Jaso Minang Jaya yang makan ditempat maupun yang beli di
bungkus untuk dibawa pulang, maka populasi dalam penelitian ini dapat
digolongkan ke dalam populasi tak terbatas.
Menurut Sarwono (2012 : 71) populasi tak terbatas diartikan sebagai sumber data
yang tidak dapat ditentukan batas-batasnya, sehingga dapat dinyatakan dalam
bentuk jumlah secara kuantitatif. Dalam keadaan seperti ini jumlahnya tidak dapat
dihitung sehingga hanya menggambarkan suatu kelompok obyek secara kualitas
dengan karakteristik yang bersifat umum.
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono, 2010 : 81). Untuk mendapat informasi dari setiap anggota
populasi, peneliti harus menentukan sampel yang sejenis atau yang mewakili
populasi dalam jumlah tertentu. Menurut pendapat Roscoe dalam buku Research
Methods For Business (1982 : 253) yang dikutip Sugiyono (2010) mengatakan
bahwa :
27
1. Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk
kebanyakan penelitian.
2. Jika sampel dipecah ke dalam subsampel (pria/wanita, junior/senior, dan
sebagainya), ukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori adalah tepat.
3. Dalam penelitian multivariate (termasuk analisis regresi berganda), ukuran
sampel sebaiknya 10x lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian.
4. Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eskperimen
yang ketat, penelitian yang sukses adalah mungkin dengan ukuran sampel
kecil antara 10 sampai dengan 20.
Menurut santoso dan tjiptono, di dalam M Hariwijaya ( 2008 : 56 ), menjelaskan
bahwa sampel adalah semacam miniatur dari populasinya. Dalam pengambilan
sampel untuk sebuah penelitian dapat menggunakan kuesioner, untuk
memperoleh tanggapan dari konsumen yang masuk dalam sampel yang diteliti.
Dalam melakukan sebuah penelitian seseorang peneliti tidak mungkin meneliti
seluruh anggota populasi. Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil
melalui cara – cara tertentu, jelas, dan lengkap yang dianggap bisa mewakili
populasi. Sampel itu sendiri merupakan subset dari sebuah populasi yang terdiri
dari beberapa anggota populasi.
( Ferdinand,2011 ).
Seperti yang diuraikan diatas bahwa Secara umum, jumlah sampel dalam analisis
faktor minimal 50 pengamatan. bahkan seharusnya ukuran sampel sebanyak 100
atau lebih besar. Biasanya ukuran sampel dalam analisis ini dianjurkan memiliki
paling sedikit 5 kali jumlah variabel yang akan diamati, karena semakin banyak
sampel yang dipilih akan mencapai patokan rasio 10:1, dalam arti untuk satu
variabel ada 10 sampel (Hair, 2010). Dalam pengertian SPSS, hal ini berarti untuk
setiap 1 kolom yang ada, seharusnya terdapat 10 baris data, sehingga jika ada 5
kolom (variabel), minimal seharusnya ada 50 baris data (sampel).
28
Data dalam analisis faktor minimal adalah interval, sehingga apabila data yg
diperoleh berupa data ordinal, harus ditransformasikan menjadi data interval,
dengan menggunakan metode successive interval (Suliyanto,2005).
Dalam penelitian ini jumlah sampel yang digunakan adalah 100 responden .
3.3 Instrumen Penelitian
Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :
1.Wawancara
Penulis mengadakan wawancara secara langsung dengan pihak yang
bersangkutan yaitu dengan pemilik rumah makan Jaso Minang Jaya guna
mendapatkan data – data yang diperlukan.
2.Observasi
Peneliti melakukan pengamatan langsung di tempat penelitian yaitu di Rumah
Makan Jaso Minang Jaya di Ruko Pinangsia jl.Citanduy Raya Blok AA no 11
Cikarang Utara.
3.Kuesioner
Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan tertulis kepada konsumen Rumah Makan
Jaso Minang Jaya dengan mengisi dan mengikuti panduan yang ada pada
kuesioner ( angket ).Angket ,metode angkat adalah daftar pertanyaan yang
diberikan kepada orang lain yang besedia memberikan respon sesuai permintaan
pengguna. Tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap
mengenai suatu masalah dan responden tanpa merasa khawatir bila responden
memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar
pernyataan. Disamping itu, responden mengetahui informasi tertentu yang
diminta.
Dalam penelitian ini, peneliti
(2003 : 107) skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan prestasi seorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial,
ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang selanjutnya disebut sebagai
variabel peneliti maka ya
Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item
item instrument yang dapat berupa peryataan atau pertanyaan. dalam mengetahui
pendapat responden dalam menjawab pertanyaan
diajukan, maka digunakanlah kuesioner sebagai alat. pengumpulan data
merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang berguna untuk memperoleh
informasi dari responden .dalam hal ini digunakan pendekatan skala likert.
Sumber : Freddy Rangkuti,
Jawaban menunjukkan kecenderungan (ke arah positif atau negatif) penilaian
responden terkait dengan pernyataan yang dibagi ke dalam 5 tingkatan yaitu:
1. Sangat Setuju (SS)
2. Setuju (S)
3. Netral (N)
4. Tidak Setuju (TS)
5. Sangat Tidak Setuju (STS)
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala likert. Menurut Sugiyono
107) skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan prestasi seorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial,
ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang selanjutnya disebut sebagai
variabel peneliti maka yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.
Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item
item instrument yang dapat berupa peryataan atau pertanyaan. dalam mengetahui
pendapat responden dalam menjawab pertanyaan dalam pernyataan yang sudah
diajukan, maka digunakanlah kuesioner sebagai alat. pengumpulan data
merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang berguna untuk memperoleh
informasi dari responden .dalam hal ini digunakan pendekatan skala likert.
Tabel 3.1 Model Skala Likert
Sumber : Freddy Rangkuti,( 2005 : 66)
Jawaban menunjukkan kecenderungan (ke arah positif atau negatif) penilaian
responden terkait dengan pernyataan yang dibagi ke dalam 5 tingkatan yaitu:
Sangat Setuju (SS) : diberi skor 5
Setuju (S) : diberi skor 4
Netral (N) : diberi skor 3
Tidak Setuju (TS) : diberi skor 2
Sangat Tidak Setuju (STS) : diberi skor 1
29
menggunakan skala likert. Menurut Sugiyono
107) skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan prestasi seorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial,
ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang selanjutnya disebut sebagai
ng akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.
Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-
item instrument yang dapat berupa peryataan atau pertanyaan. dalam mengetahui
dalam pernyataan yang sudah
diajukan, maka digunakanlah kuesioner sebagai alat. pengumpulan data
merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang berguna untuk memperoleh
informasi dari responden .dalam hal ini digunakan pendekatan skala likert.
Jawaban menunjukkan kecenderungan (ke arah positif atau negatif) penilaian
responden terkait dengan pernyataan yang dibagi ke dalam 5 tingkatan yaitu:
3.3.1 Alur Penelitian
Gambar 3.1 Skema Alur Penelitian
Sumber : Hasil pengembangan penulis
3.3.1 Alur Penelitian
Gambar 3.1 Skema Alur Penelitian
Sumber : Hasil pengembangan penulis
30
31
Deskripsi skema kerangka penelitian di atas sebagai berikut:
1. Topik
Peneliti mendapatkan sebuah topik dalam penelitian yang berhubungan dengan
kualitas jasa pelayanan terhadap kepuasan pelanggan, dalam hal ini yang
diteliti adalah pelanggan / konsumen Rumah Makan Jaso Minang Jaya di jl.
Citanduy Raya blok AA no 11 Graha Asri Cikarang Utara.
2. Studi Literatur
Studi literatur yang digunakan dalam penelitian ini didapat dari beberapa buku
guna menunjang data dalam pengumpulan kajian teori yang berkaitan dengan
topik yang diteliti.
3. Pra Kuesioner
Tindak lanjut yang dilakukan peneliti setelah mendapatkan studi literatur
adalah membuat konsep pra kuesioner. Dengan hasil yang diperoleh pada saat
melaksanakan studi literatur, peneliti selanjutnya membuat kisi-kisi untuk
kuesioner yang akan digunakan saat penelitian.
4. Uji Validitas dan Reliabilitas
Tahap selanjutnya setelah peneliti membuat pra kuesioner adalah menguji
cobakan kuesioner tersebut. Tujuan diadakannya uji coba yaitu untuk
mengetahui apakah butir pertanyaan yang digunakan oleh peneliti dalam
kuesioner termasuk kategori valid atau tidak, serta reliabel atau tidak reliabel.
5. Kuesioner
Butir pertanyaan yang telah mendapatkan hasil valid dan reliabel disajikan
dalam tabel untuk mengetahui butir pertanyaan yang dapat digunakan atau
tidak oleh peneliti dalam pembuatan kuesioner penelitian. Selanjutnya
kuesioner diberikan kepada pelanggan Rumah Makan Jaso Minang Jaya.
sebanyak 100 pengunjung untuk diisi sesuai dengan petunjuk pengisian.
32
6. Scoring / Tabulasi Data
Setelah kuesioner telah terkumpul, peneliti melakukan tabulasi data. Untuk
mempermudah dalam proses scoring, maka dilakukan dengan menggunakan
aplikasi Microsoft Exel, dan syarat analisis faktor minimal harus data interval
karena data tersebut masih data ordinal maka data tersebut di transfer ke data
interval dengan menggunakan SIM ( Succesive Interval Methode ).
7. Pengujian Data
Tahapan berikutnya melakukan pengujian data penelitian yaitu menguji
apakah data tersebut layak dilakukan untuk pengolahan data atau tidak dalam
pengujian ini peneliti menggunakan uji normalitas Kolmogorov – smirnov.
menganalisis faktor kualitas jasa pelayanan yang dominan pada Rumah Makan
Jaso Minang Jaya dengan menggunakan Analisis Faktor. Hasil pengolahan
data dengan menggunakan SPSS kemudian disajikan dengan tabel agar lebih
memudahkan dalam mendeskripsikan hasil penelitian.
8. Pengolahan Data
Data yang telah dianggap layak selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan
analisis faktor, Hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS kemudian
disajikan dengan tabel agar lebih memudahkan dalam mendeskripsikan hasil
penelitian. Dalam pengolahan data mengunakan rumus sesuai dengan buku
panduan yang digunakan oleh peneliti.
9. Interpretasi Hasil
Data penelitian yang telah dihitung / diolah kemudian dilakukan interpretasi
hasil dan penamaan dan dilakukan kesimpulan dalam pengolahan data.
33
10. Kesimpulan
Tahap terakhir dalam penelitian adalah menyimpulkan hasil penelitian, yaitu
mulai dari awal masalah topik yang ditentukan sampai hasil yang telah
diperoleh untuk menjawab topik penelitian.
3.4 Validitas dan Reliabilitas
1.Uji Validitas
Uji validitas adalah untuk mengetahui tingkat kevalidan dari instrumen
(kuesioner) yang digunakan dalam pengumpulan data. Uji validitas dilakukan
untuk mengetahui item-item yang tersaji dalam kuesioner benar-benar mampu
mengungkapkan dengan pasti apa yang akan diteliti.
Menurut Sugiyono (2004:138) cara yang digunakan adalah dengan analisa item,
di mana setiap nilai yang ada pada setiap butir pertanyaan dikorelasikan dengan
total nilai seluruh butir pertanyaan untuk suatu variabel dengan menggunakan
rumus korelasi product moment. Syarat minimum untuk dikatakan valid adalah
nilai rhitung > dari nilai rtabel.
Adapun perhitungan korelasi product moment, dengan rumus seperti yang
dikemukakan oleh Arikunto (2002:220):
( )( )
( ){ } ( ){ }2222xy
yynxxn
yxxynr
∑∑∑∑
∑∑∑
−−
−=
34
di mana:
rxy = koefisien korelasi skor item dan skor total
n = banyaknya sampel
x = skor item
y = skor total
Uji validitas secara empirik dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor
item dengan skor total variabel. Teknik korelasi yang digunakan adalah pearson’s
product moment. Angka koefisien korelasi (rhitung) dihitung dengan program SPSS
for Windows. Suatu item dinyatakan valid apabila memiliki rhitung > rtabel.
Pengujian dilakukan dengan sampel sebanyak 15 responden dan taraf signifikansi
5% sehingga diperoleh rtabel sebesar 0,514.
3.5 Metode Pengumpulan Data
Metode dalam pengumpulan data yang akan di gunakan dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan data primer dan data skunder . sumber data primer
berasal dari pengunjung yang makan / membeli nasi pada rumah makan jaso
minang jaya dengan menggunakan kuesioner.
1. Data primer, merupakan sumber data yang dilakukan di lapangan, dengan
kata lain data primer merupakan data yang berasal dari sumber asli atau
data pertama, tidak tersedia sebelumnya dalam bentuk file – file atau yang
lainnya, data harus dicari melalui narasumber / responden ( Jonathan
sarwono, 2006 : 8 ). Tehnik yang digunakan adalah dengan menggunakan
metode kuesioner yang merupakan tehnik pengumpulan data dengan cara
memperoleh data dari rsponden dengan mengutarakan / mengajukan
beberapa pernyataan kepada pengunjung.kuesioner yang akan diajukan
kepada responden berupa sekumpulan pertanyaan tertutup, dikarenakan
jawaban telah tersediakan.
35
2. Data skunder
Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga peneliti
tinggal mencari dan mengumpulkan data tersebut ( jonathan sarwono 2006
: 11 ), data tersebut dapat diperoleh dari sumber bacaan yang bisa didapat
dari : buku, intrnet, jurnal ilmiah, laporan penelitian, skripsi, tesis,dan
dimedia massa.
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Rumah Makan Jaso Minang Jaya
Rumah makan jaso minang didirikan pada tahun 2008 yang berlokasi di
jl.Citanduy raya Blok AA no 11 di ruko pinangsia Graha Asri Cikarang
utara.rumah makan jaso minang jaya mengambil lokasi di daerah perumahan
graha asri karena dekat dengan tempat tinggal penduduk dan dekat dengan area
perkantoran seperti bank dan tempat usaha lainya seperti pertokoan dan usaha
lainya, karena target pasar rumah makan jaso minang jaya yaitu kalangan
menengah kebawah dan rumah makan jaso minang khusus menjual makanan khas
dari minang walaupun pemilik rumah makan jaso minang jaya orang jawa yaitu
dari Pacitan jawa timur.
Pemilik Rumah Makan awalnya bekerja sebagai tukang masak / koki di suatu
restoran padang dijakarta selama 20 tahun, sejak tahun 1982 sampai tahun 2002.
Tahun 2002 berhenti bekerja sebagai koki dan mendirikan usaha sendiri dan
berkembang sampai sekarang. mengingat hidup sebagai karyawan yang hanya
menerima gaji tidak bisa berkembang pesat seperti usaha sendiri sehingga
memutuskan untuk mendirikan rumah makan bersama 3 orang temannya dan
sampai saat ini telah berkembang menjadi 9 tempat
Sebelumnya nama rumah makan tersebut adalah Rumah Makan.Karya Minang
JB.karena restoran tersebut dekat dengan tempat tinggal pemilik maka dengan
beberapa pertimbangan di gantilah nama menjadi Rumah Makan Jaso Minang
Jaya , karena sebelumnya Restoran tersebut pemiliknya 3 orang sejak tahun 2012
pemilik seutuhnya adalah Bp.Diran.
37
Mekanisme kerja sama dalam menjalankan usaha tersebut adalah berbagi hasil
dengan karyawanya yaitu 50: 50 dengan tutup buku setiap 60 hari / 2 bulan
Karena jika berbagi hasil dengan karyawan maka karyawan akan maksimal dalam
bekerja karena jika mendapatkan keuntungan besar , karyawan juga mendapatkan
hasil yang besar , selain dari itu dari strategi pemasaran rumah makan jaso
minang berupaya membuat pelanggan kembali berkunjung , karena konsumen
yang puas paling tidak akan kembali berkunjung ( makan ) . kendala usaha ini
adalah pelanggan masih belum maksimal / stabil pada setiap harinya dan adanya
bahan pokok yang fluktuatif yang mengakibatkan biaya produksi
meningkat.Omzet / pendapatan per hari pada tahun 2013 sekitar Rp 3.500 000.
4.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Tabel 4.1 Uji Validitas
No
Item Pernyataan
R -
Hitung
R –
Tabel
Keterangan
1 Rumah makan memiliki fasilitas pendingin
ruangan
0.688 0,514 Valid
2 Lokasi Rumah Makan mudah dijangkau karena
dilalui kendaraan umum
0.813 0,514 Valid
3 Fasilitas meja makan yang di sediakan bersih 0.781 0,514 Valid
4 Karyawan Jaso Minang berseragam 0.744 0,514 Valid
5 tempat cuci tangan (wastafel ) selalu dalam
keadaan bersih
0.753 0,514 Valid
6 Karyawan Jaso Minang mengucapkan selamat
datang ketika pelanggan datang
0.728 0,514 Valid
7 Karyawan Jaso Minang mengucapkan maaf jika
terjadi kesalahan dalam pelayanan.
0.610 0,514 Valid
38
8
karyawan jaso minang selalu berusaha
meluangkan waktu untuk berbincang dengan
pelanggan
0.802 0,514 Valid
9 Karyawan Jaso Minang mengucapkan terima
kasih sebelum pelanggan meninggalkan tempat
0.850 0,514 Valid
10 karyawan jaso minang selalu membalas sapaan
pelanggan
0.867 0,514 Valid
11 karyawan jaso minang memberikan informasi
secara jelas tentang menu yang tersedia kepada
pelanggan
0.622 0,514 Valid
12 Karyawan selalu membersihkan meja sebelum di
pakai kembali oleh pelanggan .
0.714 0,514 Valid
13 Jaso Minang memiliki waktu buka dari jam
09.00 s/d jam 21.00 dalam melayani pelanggan
0.620 0,514 Valid
14 Karyawan Jaso Minang memberikan tempat
duduk tambahan jika tempat duduk yang sudah
di sediakan penuh
0.668 0,514 Valid
15 Jaso Minang tepat waktu pada saat pengiriman
pesan antar.yaitu maksimal 20 menit untuk jarak
5 Km dari Rumah makan jaso minang
0.804 0,514 Valid
16 Karyawan jaso minang mengetahui resep dan
cara memasak menu masakan
-0.258 0,514 Tidak
Valid
17 Karyawan jaso minang menanggapi setiap
permintaan pelanggan secara cepat ( tidak lebih
dari 3 menit).
-0.148 0,514 Tidak
Valid
18 Keakuratan perhitungan administrasi oleh kasir
pada saat anda membayar
0.668 0,514 Valid
19 Karyawan jaso minang pandai dalam menyajikan
makanan ( dalam pemilihan tempat saji seperti
ukuran piring dan peletakan makanan pada meja
pelanggan )
0.753 0,514 Valid
20 Karyawan jaso minang berpengalaman dalam
membuat minuman yang dipesan ( mengetahui
komposisi dan cara pembuatan serta penyajian )
0.813 0,514 Valid
21 Jaso minang selalu menjaga kesegaran makanan
( makanan yang disajikan tidak lebih dari 1 hari
setelah dimasak )
0.578 0,514 Valid
22 Makanan yang disajikan di Jaso minang tidak
menggunakan bahan pengawet makanan.
0.768 0,514 Valid
23 Pelanggan tidak merasa khawatir dengan
kendaraan yang diparkir karena adanya petugas
parkir
0.638 0,514 Valid
39
24 Jenis menu masakan yang disajikan selalu sama
setiap pengunjung datang
-0.303 0,514 Tidak
Valid
25 Masakan yang di sajikan di pastikan halal
( adanya sertifikasi halal dari otoritas pengawas
bisnis rumah makan )
0.051 0,514 Tidak
Valid
Sumber : Perhitungan Pearson Product Moment menggunakan SPSS 16 for
windows
Dari data di atas dengan jumlah 25 pernyataan dinyatakan 4 pernyataan tidak
valid dan tidak di gunakan untuk kuesioner yang akan di berikan ke responden.
Tabel 4.2 Tabulasi Data yang Valid
No Item Pernyataan R –
Hitung
R -
Tabel Keterangan
1 Rumah makan memiliki fasilitas pendingin
ruangan 0.688 0,514 Valid
2 Lokasi Rumah Makan mudah dijangkau
karena dilalui kendaraan umum 0.813 0,514 Valid
3 Fasilitas meja makan yang di sediakan bersih 0.781 0,514 Valid
4 Karyawan Jaso Minang berseragam 0.744 0,514 Valid
5 tempat cuci tangan (wastafel ) selalu dalam
keadaan bersih 0.753 0,514 Valid
6 Karyawan Jaso Minang mengucapkan
selamat datang ketika pelanggan datang 0.728 0,514 Valid
7 Karyawan Jaso Minang mengucapkan maaf
jika terjadi kesalahan dalam pelayanan. 0.610 0,514 Valid
8
karyawan jaso minang selalu berusaha
meluangkan waktu untuk berbincang dengan
pelanggan
0.802 0,514 Valid
9
Karyawan Jaso Minang mengucapkan terima
kasih sebelum pelanggan meninggalkan
tempat
0.850 0,514 Valid
10 karyawan jaso minang selalu membalas
sapaan pelanggan 0.867 0,514 Valid
11
karyawan jaso minang memberikan
informasi secara jelas tentang menu yang
tersedia kepada pelanggan
0.622 0,514 Valid
40
12 Karyawan selalu membersihkan meja
sebelum di pakai kembali oleh pelanggan . 0.714 0,514 Valid
13
Jaso Minang memiliki waktu buka dari jam
09.00 s/d jam 21.00 dalam melayani
pelanggan
0.620 0,514 Valid
14
Karyawan Jaso Minang memberikan tempat
duduk tambahan jika tempat duduk yang
sudah di sediakan penuh
0.668 0,514 Valid
15
Jaso Minang tepat waktu pada saat
pengiriman pesan antar.yaitu maksimal 20
menit untuk jarak 5 Km dari Rumah makan
jaso minang
0.804 0,514 Valid
16 Keakuratan perhitungan administrasi oleh
kasir pada saat anda membayar 0.668 0,514 Valid
17
Karyawan jaso minang pandai dalam
menyajikan makanan ( dalam pemilihan
tempat saji seperti ukuran piring dan
peletakan makanan pada meja pelanggan )
0.753 0,514 Valid
18
Karyawan jaso minang berpengalaman
dalam membuat minuman yang dipesan (
mengetahui komposisi dan cara pembuatan
serta penyajian )
0.813 0,514 Valid
19
Jaso minang selalu menjaga kesegaran
makanan ( makanan yang disajikan tidak
lebih dari 1 hari setelah dimasak )
0.578 0,514 Valid
20
Makanan yang disajikan di Jaso minang
tidak menggunakan bahan pengawet
makanan.
0.768 0,514 Valid
21
Pelanggan tidak merasa khawatir dengan
kendaraan yang diparkir karena adanya
petugas parkir
0.638 0,514 Valid
Sumber : Perhitungan Pearson Product Moment menggunakan SPSS 16 for
windows
Tabel diatas adalah kuesioner dari data yang valid sehingga dari 21 pernyataan
tersebut dapat digunakan untuk kuesioner yang akan di isi oleh konsumen.
41
4. 3 Uji Reliabilitas
Sedangkan uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui adanya konsistensi alat
ukur dalam penggunaannya, atau dengan kata lain alat ukur tersebut mempunyai
hasil yang konsisten apabila digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda.
Dalam penelitian ini jumlah sampel yang dilakukan uji reliabilitas sebanyak 15
responden.
Menurut Arikunto (1998:145): “Untuk uji reliabilitas digunakan Teknik Alpha
Cronbach, dimana suatu instrumen dapat dikatakan handal (reliabel) bila
memiliki koefisien keandalan atau alpha sebesar 0,6 atau lebih.
Semakin nilai alpha-nya mendekati satu maka nilai reliabilitas datanya semakin
terpercaya. Hasil pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
Tabel 4.3 Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha
Based on
Standardized Items N of Items
.912 .912 21
Sumber : Hasil Output SPSS
Dari tabel 4.3 memperlihatkan hasil perhitungan uji reliabilitas memiliki
koefisien alpha > 0,6. Yaitu 0.912 Dengan demikian variabelnya dapat
dinyatakan reliabel dan datanya dapat digunakan untuk analisis.
42
4.4 Analisa Data
4.4.1 Tabulasi data
Setelah kuesioner diisi dan dikumpulkan, peneliti melakukan tabulasi data.
Jawaban responden dalam kuesioner dikonversi menjadi skor dan diinputkan ke
dalam spreadsheet dengan menggunakan program komputer Microsoft Excel,
karena data tersebut masih data ordinal sedangkan syarat analisis faktor minimal
data interval maka data tersebut di ubah menjadi data interval dengan
menggunakan SIM
( successful interval method )
4.4.2 Pengujian Data
Analisis faktor merupakan salah satu analisis dalam teknik statistika multivariat
untuk mengidentifikasi dimensi yang mendasari sekelompok variabel kemudian
membangun struktur pengelompokkan baru yang lebih sederhana berdasarkan
sifat dasar tersebut. Dimensi yang mendasar ini tidak dapat terobservasi
kuantitasnya dan disebut sebagai faktor. Dengan kata lain, proses analisis faktor
mencoba menemukan hubungan (interrelationship) antar sejumlah variabel-
variabel yang saling independen satu dengan yang lain, sehingga bisa dibuat satu
atau beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah
variabel awal tanpa kehilangan sebagian besar informasi penting yang terkandung
didalamnya.
Proses analisis faktor didasarkan pada matriks korelasi antara variabel yang satu
dengan variabel-variabel lain, untuk memperoleh analisis faktor yang semua
varaibel-variabelnya harus berkorelasi.
43
Untuk menguji ketepatan dalam model faktor, uji statistik yang digunakan adalah
barletts test sphericity dan Kiser-Mayer-Olkin (KMO) untuk mengetahui
kecukupan sampelnya.
1. Nilai KMO sebesar 0,9 adalah baik sekali
2. Nilai KMO sebesar 0,8 adalah baik
3. Nilai KMO sebesar 0,7 adalah sedang/agak baik
4. Nilai KMO sebesar 0,6 adalah cukup
5. Nilai KMO sebesar 0,5 adalah kurang
6. Nilai KMO sebesar < 0,5 adalah ditolak.
4.4.3 Penilaian Variabel
Setelah di lakukan pengujian maka dilakukan penilaian terhadap variabel yang
dianggap layak ( appropriateness ) untuk di masukan dalam analisis selanjutnya.
Dalam pengujian minimum nilai KMO dan Bartlett’s yaitu 0,56 dengan
signifikansi < 0,001 yang mana variabel dianggap layak. Pada penelitian ini
setelah di analisis angka KMO dan Bartlett’s adalah 0,823 dengan signifikansi
0,000 ; karena angka tersebut sudah diatas 0,5 dan signifikansi di bawah 0,001
maka variabel dan sampel yang ada sudah bisa di analisis dengan analisis faktor.
4.4.4 Pengujian dengan MSA ( Measure of Sampling Adequacy).
Tujuan pengujian dengan MSA untuk melakukan penyaringan terhadap semua
variabel , hingga di dapat variabel – variabel yang memenuhi syarat untuk di
analisis. MSA adalah sebuah indeks perbandingan jarak antara koefisien korelasi dengan
koefisien korelasi parsialnya secara parsial setiap item/variabel. Untuk dapat dilakukan
analisis faktor, nilai MSA dianggap cukup apabila nilai MSA > 0,5. Apabila ada
item/variabel yang tidak memiliki nilai MSA > 0,5, variabel tersebut harus dikeluarkan
dari analisis faktor secara bertahap satu persatu. Syarat variabel yang layak untuk di
analisis adalah yang mendapatkan nilai di atas 0,5 pada Anti – Image Correlation.
Pada penelitian ini angka MSA pada Anti – Image correlation adalah diatas 0.5
maka dengan demikian sudah bisa di lanjutkan dengan proses selanjutnya.
44
4.4.5 Proses Faktor dan Rotasi
Setelah semua variabel memiliki nilai yang cukup , tahap selanjutnya adalah
melakukan proses inti dari analisis factor yaitu melakukan ekstraksi terhadap
sekumpulan variabel yang sudah ada sehingga terbentuk satu atau beberapa faktor
. dalam melakukan proses ekstraksi ini metode yang di gunakan adalah Principal
Component Analysis , setelah 3 faktor terbentuk untuk mengetahui dari 21 item
pernyataan / variabel yang akan masuk ke dalam faktor mana , maka di lakukan
proses rotasi dengan menggunakan metode varimax ( bagian dari orthogonal)
untuk membuat faktor dengan melihat nilai communalities , Loading Faktor ,
Eigen Value , Component Matrix dan Rotasi komponen Matrix .
Sumber : Hasil output SPSS
Tabel 4.4 Tabel Communalities
Sumber : Hasil output SPSS
45
46
Pada tabel 4.4 diatas bahwa variabel Rumah makan memiliki fasilitas pendingin
ruangan ( Q1) angkanya adalah 0.637 hal ini menunjukan bahwa sekitar 63.7 %
varian dari variabel Rumah makan memiliki fasilitas pendingin ruangan bisa di
jelaskan oleh factor yang terbentuk , variabel Lokasi Rumah Makan mudah
dijangkau karena dilalui kendaraan , begitu juga dengan tabel Q2 S /D Q21
dapat terlihat prosentase varian dari variabel sehingga dapat di jelaskan oleh
faktor yang terbentuk.
4.4.6 Penentuan Jumlah Faktor
Penentuan jumlah faktor yang ditentukan untuk mewakili variabel-variabel yang
akan dianalisis didasarkan pada besarnya eigenvalue serta persentase total
variannya. Hanya faktor yang memiliki eigenvalue sama atau lebih besar dari satu
yang dipertahankan dalm model analisis faktor, sedangkan yang lainnya
dikeluarkan dari model.
Menurut singgih santoso ( 2004 : 3 ) menjelaskan bahwa tabel total variance
explained menggambarkan jumlah faktor yang terbentuk . dalam melihat faktor
yang terbentuk didasarkan pada eigenvalue ≥ 1, dianggap sebagai suatu faktor,
sebaliknya jika suatu variabel hanya memiliki eigenvalue < 1, tidak dimasukan
dalam model pada penelitian ini nilai eigen valuenya adalah 1.3 jadi yang nilai
eigenvalue kurang dari 1.3 tidak dimasukan dalam faktor.
Sumber : Hasil Output SPSS
Melihat tabel 4.5 diatas pada nilai eigenvalue yang nilainya di atas 1.3 ada tiga ,
berarti faktor yang terbentuk dari 21 variabel adalah tiga faktor.
Tabel 4.5 Total Variance Explained
Hasil Output SPSS
Melihat tabel 4.5 diatas pada nilai eigenvalue yang nilainya di atas 1.3 ada tiga ,
berarti faktor yang terbentuk dari 21 variabel adalah tiga faktor.
47
Melihat tabel 4.5 diatas pada nilai eigenvalue yang nilainya di atas 1.3 ada tiga ,
Jika tabel Total Variance menjelaskan dasar jumlah faktor yang didapat dengan
perhitungan angka , maka Scree Plot menampakkan hal tersebut dengan grafik
Sumber : Hasil Output SPSS
Gambar 4.1 Grafik Scree Plot
Jika tabel Total Variance menjelaskan dasar jumlah faktor yang didapat dengan
tungan angka , maka Scree Plot menampakkan hal tersebut dengan grafik
Sumber : Hasil Output SPSS
Gambar 4.1 Grafik Scree Plot
48
Jika tabel Total Variance menjelaskan dasar jumlah faktor yang didapat dengan
tungan angka , maka Scree Plot menampakkan hal tersebut dengan grafik
4.4.7 Component Matrix
Sumber : Hasil output SPSS
4.4.7 Component Matrix
Tabel 4.6 Component Matrix
Sumber : Hasil output SPSS
49
50
Pada tabel 4.6 component matrik diatas menunjukan distribusi dari 21 variabel
tersebut pada tiga faktor yang terbentuk , sedangkan angka – angka yang ada pada
tabel tersebut adalah Faktor loading yang menunjukkan besarnya korelasi suatu
variabel dengan faktor 1 , faktor 2 dan faktor 3 . untuk proses penentuan variabel
mana yang akan masuk ke faktor yang mana maka dilakukan perbandingan besar
korelasi pada setiap baris .
4.4.8 Rotasi Komponent Matrix
Rotasi komponen matrik digunakan untuk mendapatkan struktur faktor yang lebih
jelas dan sederhana untuk membuat interpretasi variabel agar lebih mudah.
Interpretasi tersebut dimulai dari baris / faktor sisi kiri ke faktor sisi kanan. Dan
kemudian menemukan variabel yang memiliki loading factor paling besar pada
setiap faktor. Pengolahan data ini menggunakan ortogonal varimax
Sumber : Hasil output SPSS
Hasil proses rotasi ( Rotated
variabel yang lebih jelas faktor loading yang sebelumnya kecil semakin diperkecil
dan sebaliknya faktor loading yang sebelumnya besar semakin diperbesar.
Tabel 4.7 Rotated Component Matrix
Sumber : Hasil output SPSS
Hasil proses rotasi ( Rotated Component Matrix ) memperlihatkan distribusi
variabel yang lebih jelas faktor loading yang sebelumnya kecil semakin diperkecil
dan sebaliknya faktor loading yang sebelumnya besar semakin diperbesar.
51
Component Matrix ) memperlihatkan distribusi
variabel yang lebih jelas faktor loading yang sebelumnya kecil semakin diperkecil
dan sebaliknya faktor loading yang sebelumnya besar semakin diperbesar.
4.4.9. Interpretasi Hasil dan Penamaan
Faktor 1: Kondisi Rumah Makan
Faktor pertama memiliki prosentase 37.784 % dari nilai Variabel yang ada , yang
mana terdiri dari 8 variabel, yang berarti faktor ini merupakan faktor yang paling
dominan dan berpengaruh terhadap tingkat kualitas pelayanan di RM. Jas
Minang Jaya.
Variabel dari F
Sumber : Hasil Output SPSS
Hasil dan Penamaan Faktor
1: Kondisi Rumah Makan
Faktor pertama memiliki prosentase 37.784 % dari nilai Variabel yang ada , yang
mana terdiri dari 8 variabel, yang berarti faktor ini merupakan faktor yang paling
dominan dan berpengaruh terhadap tingkat kualitas pelayanan di RM. Jas
Variabel dari Faktor Kondisi Rumah Makan sebagai berikut:
Tabel 4.8 Kondisi Rumah Makan
Sumber : Hasil Output SPSS
52
Faktor pertama memiliki prosentase 37.784 % dari nilai Variabel yang ada , yang
mana terdiri dari 8 variabel, yang berarti faktor ini merupakan faktor yang paling
dominan dan berpengaruh terhadap tingkat kualitas pelayanan di RM. Jaso
aktor Kondisi Rumah Makan sebagai berikut:
Faktor pertama diatas terdiri dari variabel Q2 , Q4 , Q5, Q6 , Q16 , Q18 , Q19 ,
Q21 di faktor 1 ini berasal
Bukti fisik , empathi, kehandalan dan jaminan ini berarti sebagian konsumen
yang datang di pengaruhi lokasi rumah makan yang mudah di jangkau, karyawan
yang berpakaian rapi adanya fasilitas tempat cuci tan
keramahan para karyawan , keakuratan saat melakukan pembayaran , pas dalam
komposisi membuat minuman ,selalu menjaga kesegaran makanan yang disajikan
dan pengunjung tidak merasa khawatir saat memarkir kendaraannya karena
adanya petugas parkir yang menjaganya.
Faktor 2 : Kenyamanan Rumah Makan
Faktor kedua memiliki prosentase sebesar 8.094 yang mana terdiri dari 3
variabel. Faktor ini merupakan faktor kedua yang paling berpengaruh terhadap
tingkat kualitas pelayanan di RM Jaso Minan
sebagai berikut:
Variabel dari F
Sumber : Hasil Output SPSS
Faktor pertama diatas terdiri dari variabel Q2 , Q4 , Q5, Q6 , Q16 , Q18 , Q19 ,
Q21 di faktor 1 ini berasal dari dimensi variabel yang berbeda yaitu
Bukti fisik , empathi, kehandalan dan jaminan ini berarti sebagian konsumen
yang datang di pengaruhi lokasi rumah makan yang mudah di jangkau, karyawan
yang berpakaian rapi adanya fasilitas tempat cuci tangan yang selalu bersih ,
keramahan para karyawan , keakuratan saat melakukan pembayaran , pas dalam
komposisi membuat minuman ,selalu menjaga kesegaran makanan yang disajikan
dan pengunjung tidak merasa khawatir saat memarkir kendaraannya karena
ugas parkir yang menjaganya.
Faktor 2 : Kenyamanan Rumah Makan
Faktor kedua memiliki prosentase sebesar 8.094 yang mana terdiri dari 3
variabel. Faktor ini merupakan faktor kedua yang paling berpengaruh terhadap
tingkat kualitas pelayanan di RM Jaso Minang. Variabel dari faktor ini adalah
Variabel dari Faktor Kenyamanan Rumah Makan sebagai berikut:
Tabel 4.9 Kenyamanan Rumah Makan
Sumber : Hasil Output SPSS
53
Faktor pertama diatas terdiri dari variabel Q2 , Q4 , Q5, Q6 , Q16 , Q18 , Q19 ,
dari dimensi variabel yang berbeda yaitu Variabel
Bukti fisik , empathi, kehandalan dan jaminan ini berarti sebagian konsumen
yang datang di pengaruhi lokasi rumah makan yang mudah di jangkau, karyawan
gan yang selalu bersih ,
keramahan para karyawan , keakuratan saat melakukan pembayaran , pas dalam
komposisi membuat minuman ,selalu menjaga kesegaran makanan yang disajikan
dan pengunjung tidak merasa khawatir saat memarkir kendaraannya karena
Faktor kedua memiliki prosentase sebesar 8.094 yang mana terdiri dari 3
variabel. Faktor ini merupakan faktor kedua yang paling berpengaruh terhadap
g. Variabel dari faktor ini adalah
aktor Kenyamanan Rumah Makan sebagai berikut:
Faktor kedua diatas terdiri dari variabel Q1, Q3 dan Q8. Var
ini berasal dari dimensi variabel yang berbeda yaitu Bukti fisik / Tangibel dan
empathi ini berarti sebagian konsumen yang datang di pengaruhi dengan adanya
ruangan yang nyaman , fasilitas meja makan yang bersih dan disebabkan
keramahan karyawan dengan pengunjung
Faktor 3 : Kepastian Pelayanan Rumah Makan
Faktor ketiga ini sebesar 7.711 yang mana terdiri dari 3 variabel. Faktor ini
merupakan faktor ketiga yang paling berpengaruh terhadap tingkat kualitas
pelayanan di Rumah Makan Ja
sebagai berikut:
Variabel dari Faktor Kepastian Pelayanan Rumah Makan sebagai berikut:
Tabel 4.10 Kepastian Pelayanan Rumah Makan
Sumber : Hasil Output SPSS
Faktor ketiga diatas terdiri dari variabel Q15, Q17 dan Q20, faktor 3 ini berasal
dari dimensi variabel yang berbeda yaitu daya tanggap, kehandalan dan variabel
jaminan berarti sebagian konsumen yang pesan makanan untuk diantar di
sebabkan adanya kepasti
pengiriman, dan pengunjung yang datang untuk makan lebih tertarik dalam tehnik
Faktor kedua diatas terdiri dari variabel Q1, Q3 dan Q8. Variable diatas faktor 2
ini berasal dari dimensi variabel yang berbeda yaitu Bukti fisik / Tangibel dan
empathi ini berarti sebagian konsumen yang datang di pengaruhi dengan adanya
ruangan yang nyaman , fasilitas meja makan yang bersih dan disebabkan
ahan karyawan dengan pengunjung
Faktor 3 : Kepastian Pelayanan Rumah Makan
Faktor ketiga ini sebesar 7.711 yang mana terdiri dari 3 variabel. Faktor ini
merupakan faktor ketiga yang paling berpengaruh terhadap tingkat kualitas
pelayanan di Rumah Makan Jaso Minang Jaya, Variabel dari faktor ini adalah
aktor Kepastian Pelayanan Rumah Makan sebagai berikut:
Tabel 4.10 Kepastian Pelayanan Rumah Makan
Sumber : Hasil Output SPSS
Faktor ketiga diatas terdiri dari variabel Q15, Q17 dan Q20, faktor 3 ini berasal
dari dimensi variabel yang berbeda yaitu daya tanggap, kehandalan dan variabel
jaminan berarti sebagian konsumen yang pesan makanan untuk diantar di
sebabkan adanya kepastian pelayanan tentang ketepatan dan kecepatan saat
pengiriman, dan pengunjung yang datang untuk makan lebih tertarik dalam tehnik
54
iable diatas faktor 2
ini berasal dari dimensi variabel yang berbeda yaitu Bukti fisik / Tangibel dan
empathi ini berarti sebagian konsumen yang datang di pengaruhi dengan adanya
ruangan yang nyaman , fasilitas meja makan yang bersih dan disebabkan
Faktor ketiga ini sebesar 7.711 yang mana terdiri dari 3 variabel. Faktor ini
merupakan faktor ketiga yang paling berpengaruh terhadap tingkat kualitas
so Minang Jaya, Variabel dari faktor ini adalah
aktor Kepastian Pelayanan Rumah Makan sebagai berikut:
Faktor ketiga diatas terdiri dari variabel Q15, Q17 dan Q20, faktor 3 ini berasal
dari dimensi variabel yang berbeda yaitu daya tanggap, kehandalan dan variabel
jaminan berarti sebagian konsumen yang pesan makanan untuk diantar di
an pelayanan tentang ketepatan dan kecepatan saat
pengiriman, dan pengunjung yang datang untuk makan lebih tertarik dalam tehnik
55
penyajiannya dan yang lebih yakin lagi bahwa pelanggan sangat percaya bahwa
makanan yang disajikan tidak menggunakan bahan pengawet makanan.
4.5 Kesimpulan Analisis Data
Dari dimensi kualitas jasa pelayanan yang terdiri dari variable tangible , Empathy
,Responsivenes , Realibility dan Assurance / Jaminan setelah di lakukan analisa
dengan methode analisa faktor peneliti memperoleh hasil penelitian, berdasarkan
hasil perhitungan dari 5 Variabel dan 21 item pernyataan setelah dianalisa dan di
ekstrak / di reduksi hasilnya menjadi 3 Faktor . dari prosentase kumulatif 3 faktor
diperoleh prosentase sebesar 53.588 %.
Faktor yang terbentuk
Faktor 1
Faktor satu ini dinamakan kondisi Rumah Makan terdiri atas variabel Q2 , Q4 ,
Q5, Q6 , Q16 , Q18 , Q19 , Q21 di faktor 1 ini berasal dari dimensi variabel yang
berbeda yaitu Variabel Bukti fisik , empathi, kehandalan dan jaminan ini berarti
sebagian konsumen yang datang di pengaruhi lokasi rumah makan yang mudah di
jangkau, karyawan yang berpakaian rapi adanya fasilitas tempat cuci tangan yang
selalu bersih keramahan para karyawan , keakuratan saat melakukan pembayaran
, pas dalam komposisi membuat minuman ,selalu menjaga kesegaran makanan
yang disajikan dan pengunjung tidak merasa khawatir saat memarkir
kendaraannya karena adanya petugas parkir yang menjaganya, sehingga faktor
tersebut diberi nama Kondisi Rumah Makan hal ini berarti sebagian besar
konsumen yang datang ke Rumah Makan Jaso Minang Jaya lebih di sebabkan
oleh faktor diatas.
56
Faktor 2
Faktor kedua ini dinamakan Kenyamanan,Dari faktor kedua yang terdiri dari
variabel Q1, Q3 dan Q8. Variabel diatas faktor 2 ini berasal dari dimensi
variabel yang berbeda yaitu Bukti fisik / Tangibel dan empathi ini berarti
sebagian konsumen yang datang di pengaruhi dengan adanya ruangan yang
nyaman , fasilitas meja makan yang bersih dan disebabkan keramahan karyawan
dengan pengunjung sehingga faktor tersebut diberi nama Kenyamanan Rumah
Makan hal ini berarti sebagian besar konsumen yang datang ke Rumah Makan
Jaso Minang Jaya lebih di sebabkan oleh faktor diatas.
Faktor 3
Faktor ketiga ini dinamakan Pelayanan, dari Faktor ketiga diatas terdiri dari
variabel Q15, Q17 dan Q20, yang berasal dari dimensi variabel yang berbeda
yaitu daya tanggap, kehandalan dan jaminan berarti sebagian konsumen yang
pesan makanan untuk diantar di sebabkan adanya kepastian pelayanan tentang
ketepatan dan kecepatan saat pengiriman, dan pengunjung yang datang untuk
makan lebih tertarik dalam tehnik penyajiannya dan yang lebih yakin lagi bahwa
pelanggan sangat percaya bahwa makanan yang disajikan tidak menggunakan
bahan pengawet makanan, sehingga faktor tersebut diberi nama Kepastian
Pelayanan Rumah Makan hal ini berarti sebagian besar konsumen yang datang
ke Rumah Makan Jaso Minang Jaya lebih di sebabkan oleh faktor diatas.
57
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor kualitas jasa
pelayanan yang dominan pada Rumah Makan Jaso Minang Jaya. berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan terhadap 100 responden di Rumah Makan Jaso
Minang Jaya, penelitian menyimpulkan tiga faktor kualitas pelayanan yang
dominan yang mempengaruhi kualitas jasa pelayanan pada Rumah Makan Jaso
Minang Jaya, yaitu:
1. Faktor yang paling dominan adalah Kondisi Rumah Makan (37,784%) :
sebagian konsumen yang datang di pengaruhi lokasi rumah makan yang
mudah di jangkau, karyawan yang berpakaian rapi adanya fasilitas tempat
cuci tangan yang selalu bersih , keramahan para karyawan , keakuratan
kasir saat pelanggan melakukan pembayaran , komposisi yang pas saat
membuat minuman ,selalu menjaga kesegaran makanan yang disajikan
dan pengunjung tidak merasa khawatir saat memarkir kendaraannya
karena adanya petugas parkir yang menjaganya
2. Faktor yang dominan kedua adalah Kenyamanan Rumah Makan
(8,094%): Faktor yang dominan kedua ini disebabkan sebagian besar
konsumen yang datang di pengaruhi dengan adanya ruangan yang nyaman
fasilitas meja makan yang bersih dan keramahan karyawan dengan
pengunjung sehingga faktor tersebut diberi nama Kenyamanan Rumah
Makan hal ini berarti sebagian besar konsumen yang datang ke Rumah
Makan Jaso Minang Jaya lebih disebabkan oleh kenyamanannya.
58
3. Faktor ketiga yang dominan yaitu Pelayanan Rumah Makan (7,711%):
Pelanggan yang pesan makanan untuk diantar di sebabkan adanya
kepastian pelayanan tentang ketepatan dan kecepatan saat pengiriman, dan
pengunjung yang datang untuk makan lebih tertarik dalam penyajiannya
dan yang lebih yakin lagi bahwa pelanggan sangat percaya bahwa
makanan yang disajikan tidak menggunakan bahan pengawet makanan
5.2 Saran
Untuk Rumah Makan Jaso Minang Jaya
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah didapatkan, peneliti
menyarankan agar rumah makan jaso minang jaya memperhatikan dan
meningkatkan kualitas jasa pelayanannya dalam hal hubungan dengan pelanggan
:
1. Rumah Makan Jaso Minang Jaya diharapkan dapat meningkatkan dan
mempertahankan kondisi rumah makan yang menjadi faktor paling
dominan dalam kualitas jasa pelayanan rumah makan. Hal ini perlu
dilakukan supaya kepuasan pelanggan akan kualitas pelayanan yang
diberikan oleh rumah makan tetap terjaga.
2. Rumah makan jaso minang sekiranya harus tetap menjaga dan
meningkatkan kenyamanan rumah makan karena berdasarkan hasil
penelitian faktor kenyamanan cukup dominan berpengaruh pada kualitas
jasa pelayanan yang ditawarkan yang tentu saja berujung pada pencapaian
kepuasan pelanggan rumah makan.
3. Rumah makan jaso minang harus tetap menjaga dan mempertahankan
ketepatan waktu pengiriman pesanan, presentasi atau penyajian makanan
yang menarik serta menjamin kualitas bahan makanan yang masih segar
sehingga di pastikan bahwa makanan yang di sajikan terjaga kualitasnya.
59
4. Rumah Makan Jaso Minang Sebaiknya Melakukan Pengembangan dan
perbaikan dalam hal promosi untuk menarik konsumen guna peningkatan
volume penjualan, promosi dapat dilakukan melalui berbagai media
seperti penyebaran brosur mengenai rumah makan, pemasangan baner
atau spanduk di lokasi yang startegis, iklan melalui media local seperti
radio dan televisi local. Penggunaan media promosi dengan menggunakan
media social pun perlu dipertimbangkan seperti melalui situs facebook,
twitter dll.
5. Rumah makan sebaiknya melakukan kontrol dini menganai penilaian
pelanggan yang berkunjung terhadap kualitas pelayanan yang diberikan,
dengan cara meminta pelanggan yang berkunjung untuk memberikan
komentar atau penilaian atas pelayanan dengan menggunakan isian kertas
angket atau Tanya jawab secara langsung.
60
DAFTAR PUSTAKA
Alma Buchari, (2005). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa,
Edisi Revisi, Alfabeta , Bandung.
Armelia.( 2009 ) Analysis The Dominant Service Quality Factors At Theater Imax
Keong Emas. President University.
Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Edisi Revisi. Cetakan Kesembilan. Jakarta: Rineka Cipta
Benny, Paulus.( 2008 ). The Analysis of Service Quality in Paparons. Cikarang :
President University.
Danang Sunyoto. Analisis Validitas & Asumsi Klasik . Cetakan 1,
(2012 ) Yogyakarta : Gava Media.
Ghozali, I.(2001) . Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Jonathan, Sarwono. (2012). Metode Riset Skripsi Pendekatan Kuantitatif. Jakarta:
Elex Media Komputindo
. (2002). Manajemen Pemasaran Jilid I dan 2 (Terjemahan Benjamin
Molan). Jakarta : PT Indeks Komplek Gramedia.
Lupiyoadi, Rambat dan Hamdani. (2006). Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta:
Salemba Empat.
Parasuraman, A. Valerie A.Zeithmal,dkk, (1985), A conceptual Model of Service
Quality and its implications for Future Research, Journal of Marketing,
Vol.49 hal 41 – 50.
Philip Kotler, (2002). Manajemen Pemasaran: Perencanaan, Implementasi dan
Pengendalian, Edisi kesembilan,Jilid I Jakarta: PT Prenhallindo.
Riduwan. (2004). Metode Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.
61
Ray Leonardo.(2011 ) The Analysis Of Service Quality And Customer Satisfaction
Study Case Of Inta Beauty Salon, President University.
Santoso, S. (2004). Buku Latihan SPSS Statistik Parametik. Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo Gramedia
Sekaran, Uma. (2003). Research Methods For Business : A Skill-Building
Approach, 3rd
edition. New York: John Wiley & Sons, Inc
Sugiyono. (2004). Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Pertama. Bandung: Alpha
Beta
________. (2008). Metode Penelitian Bisnis Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Cetakan kedua. Bandung: Alpha Beta
Tjiptono, Fandy & Chandra, Gregorius. ( 2007 ). Service Quality & Satisfaction.
Yogyakarta: Andi Offset.
. (2011). Service,Quality & Satisaction. Edisi Ketiga: Yogyakarta.
Andi Offset.
62
63
64
65
66
KUESIONER PENELITIAN
ANALISIS FAKTOR - FAKTOR KUALITAS JASA PELAYANAN
DI RUMAH MAKAN JASO MINANG JAYA
Petunjuk : Pilih salah satu dari lima pilihan jawaban yang tersedia, sesuai dengan pilihan anda
dengan memberi tanda ( V ).
Keterangan : SS : Sangat setuju. S : Setuju, N : Netral/ragu-ragu, TS : Tidak setuju, STS : Sangat
Tidak Setuju.
NO Variabel Bukti Fisik ( tangibility ) SS S N TS STS
1 Rumah makan memiliki fasilitas pendingin ruangan
2 Lokasi Rumah Makan mudah dijangkau karena dilalui kendaraan
umum
3 Fasilitas meja makan yang di sediakan bersih
4 Karyawan Jaso Minang berseragam
5 tempat cuci tangan (wastafel ) selalu dalam keadaan bersih
Variabel Empati ( Empathy ) SS S N TS STS
6 Karyawan Jaso Minang mengucapkan selamat datang ketika
pelanggan datang
7 Karyawan Jaso Minang mengucapkan maaf jika terjadi kesalahan
dalam pelayanan.
8 karyawan jaso minang selalu berusaha meluangkan waktu untuk
berbincang dengan pelanggan
9 Karyawan Jaso Minang mengucapkan terima kasih sebelum
pelanggan meninggalkan tempat
10 karyawan jaso minang selalu membalas sapaan pelanggan
67
Variabel Daya Tanggap ( Responsiveness ) SS S N TS STS
11 karyawan jaso minang memberikan informasi secara jelas tentang
menu yang tersedia kepada pelanggan
12 Karyawan selalu membersihkan meja sebelum di pakai kembali oleh
pelanggan .
13 Jaso Minang memiliki waktu buka dari jam 09.00 s/d jam 21.00
dalam melayani pelanggan
14 Karyawan Jaso Minang memberikan tempat duduk tambahan jika
tempat duduk yang sudah di sediakan penuh
15
Jaso Minang tepat waktu pada saat pengiriman pesan antar.yaitu
maksimal 20 menit untuk jarak 5 Km dari Rumah makan jaso
minang
Variabel Kehandalan ( Reliability SS S N TS STS
16 Keakuratan perhitungan administrasi oleh kasir pada saat anda
membayar
17
Karyawan jaso minang pandai dalam menyajikan makanan ( dalam
pemilihan tempat saji seperti ukuran piring dan peletakan makanan
pada meja pelanggan )
18
Karyawan jaso minang berpengalaman dalam membuat minuman
yang dipesan ( mengetahui komposisi dan cara pembuatan serta
penyajian )
Variabel Jaminan ( Assurance ) SS S N TS STS
19 Jaso minang selalu menjaga kesegaran makanan ( makanan yang
disajikan tidak lebih dari 1 hari setelah dimasak )
20 Makanan yang disajikan di Jaso minang tidak menggunakan bahan
pengawet makanan.
21 Pelanggan tidak merasa khawatir dengan kendaraan yang diparkir
karena adanya petugas parkir
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78