analisis capaian program tuberkulosis di puskesmas
TRANSCRIPT
ANALISIS CAPAIAN PROGRAM TUBERKULOSIS
DI PUSKESMAS : SEBUAH TINJAUAN
SISTEMATIC REVIEW
Oleh :
RISKY MEIRINASARI
16132011020
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA
PALEMBANG
2020
ii
ANALISIS CAPAIAN PROGRAM TUBERKULOSIS
DI PUSKESMAS : SEBUAH TINJAUAN
SISTEMATIC REVIEW
Skripsi ini diajukan sebagai
salah satu syarat memperoleh gelar
SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT
Oleh :
RISKY MEIRINASARI
16132011020
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA
PALEMBANG
2020
iii
ABSTRAK
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA PALEMBANG
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
Skripsi, 25 Agustus 2020
RISKY MEIRINASARI
ANALIS CAPAIAN PROGRAM TUBERKULOSIS DI PUSKESMAS :
SEBUAH TINJAUAN SISTEMATIK
(xv + 25 halaman, 4 tabel, 1 bagan, 2 lampiran)
Latar Belakang : Program puskesmas adalah rencana komprehensif yang meliputi
penggunaan sumber daya untuk masa yang akan datang dalam bentuk sebuah pola
yang terintegrasi dan yang menetapkan suatu urutan program dan kegiatan yang perlu
dilaksanakan serta jadwal waktu untuk masing-masing program dan kegiatan tersebut
dalam rangka usaha mencapai tujuan puskesmas.
Tujuan penelitian : ini adalah diketahuinya analisis capaian program tuberkulosis di
puskesmas : sebuah tinjauan sistematik.
Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan
pendekatan observasi dan wawancara mendalam. Pencarian artikel diakses dari 3
basis yaitu SINTA, GARUDA, GOOGLE SCHOLAR. Setelah di review dari 2 jurnal
yang Kualitatif, dengan pendekatan observasi dan wawancara mendalam
Hasil : Berdasarkan Analisis capaian program Tuberkulosis di Puskesmas.
Kesimpulan : hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa analisis
capaian program tuberkulosis di puskesmas belum berjalan dengan baik sehingga
belum mencapai target yang telah ditentukan. Dari artikel yang di review didapatkan
faktor rendahnya Capaian Program Tuberkulosis disebabkan penemuan penderita
Tuberkulosis di Puskesmas yang masih rendah hal ini disebabkan oleh banyak faktor
yaitu belum terlaksananya semua kebijakan yang ditetapkan dari pusat seperti belum
terlaksananya PPM di Kabupaten, serta monitoring/pengawasan yang belum optimal
oleh Puskesmas dan Dinas Kesehatan dan masih belum adanya kerjasama, koordinasi
lintas sektor antara Puskesmas dengan Kecamatan ataupun dengan Tokoh
Masyarakat.
Kata Kunci : Capaian Program tuberkulosis, Program Tuberkulosis, Tuberkulosis Bibliography : 7 (2014-2020)
iv
ABSTRACT
BINA HUSADA COLLEGE OF HEALTH SCIENCE
PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM
Student Thesis, August 25th 2020
RISKY MEIRINASARI
ANALYSIS OF TUBERCULOSIS PROGRAM ACHIEVEMENTS IN
PUSKESMAS : A SYSTEMATIC REVIEW
(XV + 25 pages, 4 tables, 1 charts, 2 appendices)
Background: The puskesmas program is a comprehensive plan that includes the use
of resources for the future in the form of an integrated pattern and which establishes a
sequence of programs and activities that need to be carried out and the time schedule
for each of these programs and activities in order to achieve the goal of the health
center.
Research Objectives : This is to know the analysis of the outcomes of the
tuberculosis program in public health centers: a systematic review.
Research Methods: This study is a qualitative study with an in-depth observation
and interview approach. Search for articles is accessed from 3 bases namely SINTA,
GARUDA, GOOGLE SCHOLAR. After reviewing 2 qualitative journals, with an in-
depth observation and interview approach
Results: Based on the analysis of the results of the Tuberculosis program at the
Puskesmas.
Conclusion: the results of the research that have been carried out can be concluded
that the analysis of the results of the tuberculosis program at the health center has not
been going well so that it has not reached the predetermined target. From the articles
that were reviewed, it was found that the low achievement of the Tuberculosis
Program was due to the low findings of Tuberculosis patients at the Puskesmas, this
was due to many factors, namely the incomplete policies set by the central
government such as not implementing PPM in the district, as well as monitoring /
supervision that was not optimal by Puskesmas and Health Offices and there is still
no collaboration, cross-sectoral coordination between Puskesmas and Kecamatan or
with community leaders.
Keywords : Outcomes of the tuberculosis program, tuberculosis program,
tuberculosis
Reference : 7 (2014-2020)
v
vi
vii
RIWAYAT HIDUP PENULIS
A. Biodata Diri
Nama : Risky Meirinasari
Tempat/Tanggal Lahir : Palembang, 27 Mei 1996
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : Belum menikah
Alamat :Prumnas Talang Kelapa, Blok VI, Rt 50, Rw 14,
No.479, Kec. Alang-Alang Lebar, Kel. Tl.Kelapa
Nomor Telepon : 085378034228
Email : [email protected]
Orang Tua
Ayah : M.Syafarudin, S.Pd
Ibu : Aini Septiana, S.Pd
B. Riwayat Pendidikan
2000-2002 : TK AIDIL FITRI PALEMBANG
2002-2008 : SD NEGERI 137 PALEMBANG
2008-2011 : SMP NEGERI 52 PALEMBANG
2011-2014 : SMA NEGERI 22 PALEMBANG
2016-2020 : STIK BINA HUSADA PALEMBANG
viii
PERSEMBAHAN DAN MOTTO
Kupersembahkan semua ini kepada :
Ayahanda dan Ibunda tercinta yang senantiasa mendoakanku;
Ayah (Aini Septiana, S.Pd) dan Ibu (Aini Septiana, S.Pd), selalu saya ucapkan terima
kasih karena kalian sudah melahirkan saya, membesarkan saya dengan penuh kasih
sayang, mendo'akan saya, serta memberikan nasehat dan dukungan baik moral
maupun material agar saya dapat menggapai cita-cita dan menjadi orang yang
sukses dunia dan akhirat.Terimakasih juga kepada saudariku (Rina Septri
Anisya)yang telah memberikan semangat dan mengharapkan keberhasilanku;
saya ucapkan terima kasih telah memberi semangat kepada saya, untuk menyelesai
kan skripsi ini, dan keluarga saya terima kasih atas nasehat dan do’a nya.
Motto :
“Barang siapa yang menempuh jalan buat mencari ilmu, tentu Allah akan
memudahkannya ke jalan untuk masuk.” ( HR. Tirmidzi).
ix
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu
syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Program Studi Kesehatan Masyarakat
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Bina Husada.
Dengan selesainya penulisan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Hamyatri Rawalillah, SKM,M.Kes, sebagai pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan selama penulisan skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Amar Muntaha, KM,
M.Kes selaku Ketua STIK Bina Husada, Ibu Maria Ulfah, SKM, MPH, selaku Ketua
Program Studi Kesehatan Masyarakat yang telah memberikan kemudahan dalam
pengurusan administrasi penulisan skripsi ini. Selain itu penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada Ibu Yusnilasari, SKM, M.Kes dan Ibu Santi Rosalina, SST,
M.Kes, selaku penguji dalam penyusunan skripsi ini dan Ibu Maria Ulfah, SKM,
MPH, selaku pembimbing akademik selama mengikuti pendidikan di Program Studi
Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Husada.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih belum sempurna oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan
dan kesempurnaan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang memerlukan dan
bagi siapa saja yang membacanya.
Palembang, 21 Agustus 2020
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN JUDUL DENGAN SPESIFIKASI ........................................ ii
ABSTRAK ................................................................................................... iii
ABSTRACT ................................................................................................ iv
LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................... v
PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI ....................................................... vi
RIWAYAT HIDUP PENULIS ................................................................. vii
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO ..................................... viii
UCAPAN TERIMA KASIH ...................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xii
DAFTAR BAGAN .................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2. Pertanyaan Penelitian......................................................................... 4
1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5
BAB II METODELOGI PENELITIAN
2.1. Metode Pencarian .............................................................................. 6
2.1.1. Sumber Pencarian ........................................................................... 6
2.1.2. Strategi Pencarian ........................................................................... 6
2.2. Seleksi Studi ...................................................................................... 8
2.2.1. Strategi Seleksi Studi ...................................................................... 8
2.2.2. Kriteria Inklusi ................................................................................ 9
2.2.3. Kriteria Ekslusi ............................................................................... 9
2.3. Kriterian Kualitas Studi ..................................................................... 9
2.4. Ekstraksi Data .................................................................................. 10
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil ................................................................................................. 11
3.1.1. Karakteristik Studi ........................................................................ 12
3.1.2. Gambaran Perbedaan Rata-Rata Jumlah Antara Artikel yang
terbit di Jurnal Sinta Portal Garuda dan Google Scholar yang
Meneliti tentang Program Tuberkulosis ....................................... 14
3.1.3. Analisis Capaian Program Tuberkulosis ...................................... 14
3.1.4. Faktor yang Berhubungan dengan Capaian Program tuberkulosis
Di Puskesmas ................................................................................. 16
xi
3.1.5. Metode yang Digunakan dalam Mengukur Capaian Program
Program Tuberkulosis di Puskesmas .............................................. 20
3.1.6. Strategi yang Digunakan dalam Program Penanggulangan
Tuberkulosis di Puskesmas ............................................................ 20
BAB IV KESIMPULAN
4.1. Kesimpulan ...................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR BAGAN
Bagan
Bagan Prisam 2.1 .............................................................................................................. 8
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor Tabel
Halaman
Tabel 2.1 ............................................................................................................................ 6
Tabel 2.2 ............................................................................................................................ 9
Tabel 2.3 ............................................................................................................................ 9
Tabel 3.1 .......................................................................................................................... 12
xiv
LAMPIRAN
Nomor Lampiran
1. Lampiran Jurnal Eavaluasi Penanggulangan Tuberkulosis Paru di Puskesmas
dalam Penemuan Penderita Tuberkulosis Paru di Kabupaten Sijunjung
2. Analisis Implementasi Penemuan Pasien TB Paru Program Penanggulangan
TB Paru di Puskesmas Balai Selasa
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran
serta masyarakat di samping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok (Satrianegara,
2014). Puskesmas sesuai dengan fungsinya (sebagai pusat pembangunan berwawasan
kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga, serta pusat pelayanan
kesehatan dasar) berkewajiban mengupayakan, menyediakan, dan menyelenggarakan
pelayanan yang bermutu dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan
kesehatan yang berkualitas dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan
nasional terwujudnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat
(Satrianegara, 2014).
Program puskesmas adalah rencana komprehensif yang meliputi penggunaan
sumber daya untuk masa yang akan datang dalam bentuk sebuah pola yang
terintegrasi dan yang menetapkan suatu urutan program dan kegiatan yang perlu
dilaksanakan serta jadwal waktu untuk masing-masing program dan kegiatan tersebut
dalam rangka usaha mencapai tujuan puskesmas (Satrianegara, 2014).
2
Tuberkulosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini mampu hidup selama berbulan-bulan di
tempat yang sejuk dan gelap, terutama ditempat yang lembab. Kuman Tuberkulosis
dapat menimbulkan infeksi pada paru-paru sehingga disebut Tuberkulosis paru.
Selain menginfeksi paru, kuman Tuberkulosis bisa masuk ke pembuluh darah dan
menyebar keseluruh tubuh yang lain, seperti tulang , sendi, selaput otak, kelenjar
getah bening, dan lainnya. Penyakit Tuberkulosis diluar paru disebut Tuberkulosis
Extrapulmoner (TB, 2017).
Indonesia termasuk High Burden Country pada kasus Tuberkulosis yang
sampai saat ini belum sepenuhnya memenuhi target (WHO, 2016). Angka deteksi
kasus baru/Case Detection Rate (CDR) belum pernah melampaui 60% dari target
70% sedangkan angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) masih berflutasi.
Belum tercapainya target CDR tersebut menggambarkan bahwa dari setiap 3 kasus
Tuberkulosis diperkirakan ada 1 kasus yang tidak ditemukan dan tidak diobati
(Kemkes, 2014), akibatnya kasus yang tidak diobati tersebut akan menyebabkan
terjadinya penularan di masyarakat sehingga akan terjadi kasus baru (Reviono, 2018).
Setiap peringatan hari Tuberkulosis Sedunia pada tanggal 24 Maret tanggal
ketika Robert Koch menemukan bakteri Mycobacterium tuberculosis pada 1882.
Terlebih ketika kekebalan ganda kuman Tuberkulosis terhadap obat anti-
Tuberkulosis (Multi-drug resistance ; MDR) semakin merebak akibat kasus
Tuberkulosis yang tidak disembuhkan dengan tuntas. Keadaan ini dapat
menyebabkan terjadinya epidemi Tuberkulosis yang sulit ditangani. Memang
3
pengobatan Tuberkulosis yang tidak tuntas dapat berujung pada kematian. Karena
itulah, pemahaman “Berobat hingga tuntas” harus terus digencarkan (TB, 2017).
Harus diakui bahwa kemiskinan, yang menyebabkan buruknya asupan gizi,
buruknya sanitasi dan perumahan seperti kurang cahaya dapat berakibat pada
kerentanan masyarakat terhadap Tuberkulosis. Demikian pula dengan besarnya
masalah kesehatan lain seperti merokok, diabetes, dan pandemi HIV/AIDS bisa
mempengaruhi tingginya penderita Tuberkulosis. Karena itulah WHO menaruh
perhatian serius terhadap pengendalian Tuberkulosis. Pada awal 1990-an WHO dan
IUATLD (International Union Against Tuberkulosis and Lung Disease)
mengembangkan Strategi DOTS (Directly Observed Treatment Short-Course).
Strategi ini terbukti dapat menyembuhkan 95% penderita. Keberhasilan luar biasa
ini dicapai di semua negara dengan keadaan sosial ekonominya paling (TB, 2017).
Secara global pada tahun 2016 terdapat 10,4 juta kasus insiden Tuberkulosis
(8,8 Juta-12 Juta) yang setara dengan 120 kasus per 100.000 penduduk. Lima negara
dengan kasus insiden tertinggi yaitu India, Indonesia, Cina, Philipina, dan Pakistan.
Badan Kesehatan Dunia mendefinisikan negara dengan beban tinggi/High Burden
Countries (HBC) untuk TBC berdasarkan 3 Indikator yaitu TBC, TB/HIV, dan MDR
TBC. Terdapat 48 Negara yang masuk dalam daftar tersebut. Satu Negara dapat
masuk dalam satu daftar tersebut atau keduanya bahkan bisa masuk dalam ketiganya.
Indonesia dalam 13 Negara lain, masuk dalam daftar HBC untuk ke 3 Indikator
tersebut. Artinya Indonesia memiliki permasalahan besar dalam menghadapi penyakit
Tuberkulosis (Kementerian Kesehatan RI 2018).
4
Mengingat pentingnya Analisis Capaian Program Tuberkulosis di Puskesmas,
maka pada penelitian ini dikumpulkan data-data dari penelitian terdahulu tentang
capaian program Tuberkulosis untuk mengetahui Analisis Capaian Program
Tuberkulosis di Puskesmas.
Data-data yang dikumpulkan adalah jurnal terindeks sinta yang membahas
tentang Capaian Program Tuberkulosis di Puskesmas dari Tahun 2015 hingga 2020.
Data-data tersebut diidentifikasi menggunakan metode Systematic Review. Dengan
penggunaan metode Sistematic Review ini akan membahas keterkaitan satu artikel
dengan artikel lainnya mengenai Analisis Capaian Program Tuberkulosis di
Puskesmas.
1.2. Pertanyaan Penelitian
1) Bagaimana gambaran perbedaan rata-rata jumlah antara artikel yang terbit
di jurnal Sinta, Portal Garuda dan Google Scholar yang meneliti tentang
program Tuberkulosis di Puskesmas
2) Bagaimana Analisis Capaian Program Tuberkulosis di Puskesmas
3) Apa saja faktor yang mempengaruhi Capaian Program Tuberkulosis di
Puskesmas
4) Apa saja metode yang digunakan dalam mengukur Capaian Program
Tuberkulosis di Puskesmas
5) Apa saja strategi yang digunakan dalam Program penanggulangan
Tuberkulosis di Puskesmas
5
1.3. Tujuan Penelitian
1) Diketahuinya gambaran perbedaan rata-rata jumlah antara artikel yang terbit
di jurnal Sinta, Portal Garuda dan Google Scholar yang meneliti tentang
Program Tuberkulosis di Puskesmas
2) Diketahuinya bagaimana Analisis Capaian Program Tuberkulosis di
Puskesmas
3) Diketahuinya apa saja faktor yang mempengaruhui Capaian Program
Tuberkulosis di Puskesmas
4) Diketahuinya apa saja metode yang digunakan dalam mengukur Capaian
Program Tuberkulosis di Puskesmas
5) Diketahuinya apa saja strategi yang digunakan dalam Program
Penanggulangan Tuberkulosis di Puskesmas
6
BAB II
METODE PENELITIAN
2.1. Metode Pencarian
2.1.1. Sumber Pencarian
Untuk mengidentifikasi studi yang relvan, pencarian utama melalui Sinta
(sinta.ristekbrin.go.id) dan sumber pencarian lain melalui portal Garuda
(garuda.ristekbrin.go.id) serta Google Scholar (scholar.google.com).
2.1.2. Strategi Pencarian
Pencarian literatur menggunakan pendekatan PICO berdasarkan kata kunci
sebagai berikut :
Tabel 2.1
Population
(Populasi)
Intervention
(Intervensi)
Comparison
(Perbandingan)
Outcomes
(Hasil)
Konsep Utama Konsep Utama Konsep Utama Konsep Utama
Petugas Pelaksana
Program
Tuberkulosis,
Sasaran Program
Tuberkulosis
Program
Tuberkulosis di
Puskesmas, Faktor
pendukung
program
Tuberkulosis
- Capaian Program
Tuberkulosis
Sinonim/ Istilah
Pencarian
Sinonoim/Istilah
Pencarian
Sinonim/ Istilah
Pencarian
Sinonim/ Istilah
Pencarian
Petugas pelaksana
program
Tuberkulosis atau
Bidan
Kebijakan atau
pengetahuan atau
penemuan
penderita
- Cakupan Program
Tuberkulosis
7
Sasaran program
Tuberkulosis atau
Penderita
Tuberkulosis atau
Keluarga penderita
Tuberkulosis
Tuberkulosis atau
Evaluasi atau
Sarana dan
prasarana
8
2.2. Seleksi Studi
2.2.1. Strategi seleksi studi
Seleksi studi berpedoman pada diagram PRISMA
Diagram 2.1
Diagram Alur PRISMA
Artikel diidentifikasi melalui pencariaan basis data Sinta
(n = 31 )
Scre
enin
g In
clu
ded
El
igib
ility
Id
enti
fica
tio
n
Artikel tambahan diidentifikasi melalui Google Schoolar
(n = 786 )
Artikel setelah dihilangkan duplikasi (n = 9 )
Artikel setelah disaring (n = 4 )
Catatan dikecualikan (n = 5 )
Artikel full text yang dinilai untuk kelayakan
(n = 2 )
Artikel full text dikecualikan
(n = 2 )
Studi termasuk dalam sintesis kualitatif
(n = 2 )
Studi termasuk dalam sintesis kuantitatif
(meta-analysis) (n = 0 )
Artikel diidentifikasi
melalui pencarian
basis data Garuda
(n= 21)
9
2.2.2. Kriteria Inklusi
Tabel 2.2
Kriteria inklusi studi ditetapkan berdasarkan pendekata PICOS, yang secara
rinci dijabarkan sebagai berikut :
Participant/Population (Populasi) Petugas pelaksana program Sasaran
program Tuberkulosis
Intervention (Intervensi) Program Tuberkulosis di Puskesmas,
Faktor pendukung
Comparison (Perbandingan) -
Outcomes (Hasil) Hasil ukur capaian program
Tuberkulosis, hasil ukur faktor
pendukung program Tuberkulosis
Study Design Kualitatif
2.2.3. Kriteria Eksklusi
Tidak ada kriteria ekkslusi yang di tetapkan dalam penelitian ini
2.3. Kriteria Kualitas Studi
Tabel 2.3
Pencarian Literatur Dipublikasikan hanya dari jurnal
terindeks SINTA
Batas Pencarian 2015-2020
Skrining / Penyaringan Full teks dengan 2 penulis/peninjau
Abstraksi Data Satu orang mengabstrak data sementara
yang lain memverifikasi
Risiko Penilaian Bias Satu orang menilai sementara yang lain
memverifikasi
Apakah 2 penulis akan secara mandiri
menilai studi
Ya
Proses Penelitian Full Teks
Bagaimana perbedaan pendapat akan
dikelola
Perbedaan pendapat akan dikelola oleh
orang yang ahli
Alat penilaian risiko bias/alat
penilaian kualitas studi
-
10
2.4. Ekstraksi Data
Data studi akan diekstraksi menggunakan format standar dan dimasukkan ke
dalam tabel. Data akan diekstraksi oleh satu reviewer dan diperiksa keakuratan dan
kelengkapannya oleh reviewer kedua. Data yang diekstraksi meliputi :
a. Info Umum : Nama Penulis, negara/provinsi/kota, info jurnal, Tahun
Publikasi, Judul artikel
b. Khusus : Kriteria Inklusi, item pertanyaan / tujuan penelitian.
11
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil
3.1.1. Karakteristik Studi
Karakteristik studi berisis tentang :
A. Info Umum : Nama Penulis, Negara, Tahun publikasi
B. Khusus : Kriteria inklusi, item RQ
Karakteristik studi yang didapatkan dari proses ekstraksi data dapat dilihat pada
tabel 3.1
12
Tabel 3.1.
Karakteristik Studi Tinjauan Sistematis
Analisis Capaian Program Tuberkulosis di Puskesmas
NO Info Umum Info Khusus
Nama
Penulis
Judul Artikel Lokasi Penelitian
(Negara/ Provinsi/Kota)
Nama Jurnal Tahun
Publikasi
Hasil Ukur Program Tuberkulosis
1. Deswinda,
Rasyid., &
Firdawati
Evaluas
Penanggulangan
Tuberkulosis paru di
Puskesmas dalam
Penemuan Penderita
Tuberkulosis paru di
Kabupaten
Sijunjung
Indonesia/Sumatra
Barat/Padang
Jurnal.fk.Unand,
(SINTA I)
2019 Hasil capaian program
Penanggulangan Tuberkulosis paru
dalam penemuan penderita
Tuberkulosis di Kabupaten
Sijunjung sampai Bulan November
Tahun 2018 tidak mencapai target
yang sudah ditetapkan, Capaian
penemuan penderita Tuberkulosis
di Kabupaten Sijunjung baru
mencapai 20,7 % dari target
Kabupaten 40% dan Target
Nasional 70%. Sedangkan
penemuan penderita Tuberkulosis
di Puskesmas Sungai Lansek
sampai Bulan November 2018
adalah 28% dan Puskesmas
Kumanis 21%. Hal ini dapat
membuktikan bahwa pelaksanaan
penemuan penderita Tuberkulosis
di Kabupaten Sijunjung belum
13
maksimal hal ini disebabkan oleh
banyak faktor. Salah satunya
adalah belum terlaksananya semua
Kebijakan yang ditetapkan dari
Pusat seperti belum terlaksananya
PPM di Kabupaten, Serta
Monitoring/Pengawasan yang
belum Optimal oleh Puskesmas
dan Dinas Kesehatan 2. Zarwita.,
Rasyid., &
Abdina
Analisis
Implementasi
Penemuan Pasien
Tuberkulosis paru
dalam Program
Penanggulangan
Tuberkulosis paru di
Puskesmas Balai
Selasa
Indonesia/Sumatra
Barat/Padang
Jurnal.fk.Unand,
(SINTA I)
2019 Capaian penemuan penderita
Tuberkulosis paru di Puskesmas
Balai Selasa yang masih rendah
yaitu 46% di Tahun 2017
sedangkan target yang ditentukan
adalah 70%. Banyak kendala yang
ditemukan di lapangan seperti
masih adanya tenaga program
Tuberkulosis yang mempunyai
tugas Rangkap dan masih belum
adanya kerjasama dan koordinasi
lintas sektor antara Puskesmas
dengan Kecamatan ataupun
dengan Tokoh Masyarakat
14
3.1.2. Gambaran perbedaan rata-rata jumlah antara artikel yang terbit di
jurnal Sinta, Portal Garuda dan Google Scholar yang meneliti tentang program
Tuberkulosis di Puskesmas
Berdasarkan analisis jurnal yang di review didapatkan arttikel dengan kata
kunci Capaian Program Tuberkulosis, Program tuberkulosis dan Tuberkulosis dari
Basis Data Sinta sebanyak 31 Artikel, Artikel diidentifikasi melalui pencarian Basis
Data Garuda sebanyak 21 Artikel dan Artikel tambahan diidentifikasi melalui Google
Schooler sebanyak 786 Artikel. 2 artikel untuk dijadikan review yang berasal dari
Google Schoolar terindeks Sinta tentang Analisis Capaian Program Tuberkulosis di
Puskesmas, yang pertama yaitu dengan judul “Analisis Implementasi Penemuan
Pasien Tuberkulosis paru dalam Program Penanggulangan Tuberkulosis paru di
Puskesmas Balai Selasa” yang ditulis oleh Deri Zarwita, Rosfita Rasyid, Abdiana
(2019), yang kedua dengan judul “Evaluasi Penanggulangan Tuberkulosis paru di
Puskesmas dalam Penemuan Penderita Tuberkulosis paru di Kabupaten Sijunjung”
yang ditulis oleh Deswinda, Rosfita Rasyid, Firdawati (2019).
3.1.3. Analisis Capaian Program Tuberkulosis di Puskesmas
Berdasarkan analisis artikel yang didapatkan bahwa Capaian Program
Tuberkulosis di Puskesmas belum mencapai target yang telah ditetapkan target
Nasional 70% dan target Kabupaten 40% (Deswinda, 2019). Pemerintah juga
menetapka CNR yang harus dicapai oleh 85%, untuk CDR yang harus di capai adalah
70% dan untuk Succes Rate atau angka kesembuhan yang harus di capai adalah 88%
(Zarwita, 2019).
15
Indonesia termasuk High Burden Country pada kasus Tuberkulosis yang
sampai saat ini belum sepenuhnya memenuhi target (WHO, 2016). Angka deteksi
kasus baru/Case Detection Rate (CDR) belum pernah melampaui 60% dari target
70% sedangkan angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) masih berflutasi.
Belum tercapainya target CDR tersebut menggambarkan bahwa dari setiap 3 kasus
Tuberkulosis diperkirakan ada 1 kasus yang tidak ditemukan dan tidak diobati
(Kemkes, 2014), akibatnya kasus yang tidak diobati tersebut akan menyebabkan
terjadinya penularan di masyarakat sehingga akan terjadi kasus baru (Reviono, 2018).
Berdasarkan analisis artikel didapatkan bahwa pelaksanaan penemuan
penderita Tuberkulosis paru di Puskesmas Balai Selasa dengan judul “Analisis
Implementasi Penemuan Pasien Tuberkulosis paru dalam Program Penanggulangan
Tuberkulosis Paru di Puskesmas Balai Selasa” yang ditlulis oleh Deri zerwita, Rosfita
Rasyid & Abdian (2019) adalah capaian masih rendah penemuan penderita
Tuberkulosis paru bahkan mengalami penurunan pada dua tahun terakhir. Tahun
2017 capaian penemuan penderita Tuberkulosis paru hanya mencapai angka 46%
sedangkan target yang ditetapkan adalah 70%.
Sedangkan berdasarkan hasil penelitian artikel yang berjudul “Evaluasi
Penanggulangan Tuberkulosis paru di Puskesmas dalam Penemuan Penderita
Tuberkulosis paru di Kabupaten Sijunjung” yang ditulis oleh Deswinda, Rosfita
Rasyid & Firdawati (2019) adalah capaian penemuan penderita Tuberkulosis di
Kabupaten Sijunjung baru mencapai 20,7% dari target kabupaten 40% dan target
Nasional 70%. Sedangkan penemuan penderita Tuberkulosis di Puskesmas Sungai
16
Lansek sampai Bulan November 2018 adalah 28% dan Puskesmas Kumanis 21% hal
ini dapat membuktikan bahwa pelaksanaan penemuan penderita Tuberkulosis di
Kabupaten Sijunjung belum maksimal sehingga tidak mencapai target yang telah di
tetapkan.
3.1.4. Faktor yang yang berhubungan dengan Capaian Program Tuberkulosis di
Puskesmas
Dari artikel yang di review didapatkan faktor rendahnya Capaian Program
Tuberkulosis disebabkan penemuan penderita Tuberkulosis di Puskesmas yang
masih rendah yang disebabkan oleh berbagai macam faktor penyebab.
Berdasarkan hasil penelitian artikel yang berjudul “Evaluasi Penanggulangan
Tuberkulosis paru di Puskesmas dalam Penemuan Penderita Tuberkulosis paru di
Kabupaten Sijunjung” yang ditulis oleh Deswinda, Rosfita Rasyid & Firdawati
(2019) terhadap rendahnya penemuan penderita Tuberkulosis salah satunya adalah
belum terlaksananya semua kebijakkan yang ditetapkan dari pusat seperti belum
terlaksananya PPM di Kabupaten. Hal ini sesuai dengan penelitian Minardo dan Arso
(2015) bahwa Puskesmas tidak mempunyai rencana implementasi kebijakan
Tuberkulosis, sehingga petugas memiliki motivasi yang lemah dalam meningkatkan
penemuan penderita Tuberkulosis, Serta Monitoring Pengawasan yang belum
Optimal oleh Puskesmas dan Dinas Kesehatan. Penelitian yang dilakukan oleh Yasni
(2012) ditemukan bahwa ada hubungan antara monitoring dan evaluasi dengan
penemuan penderita Tuberkulosis di Kabupaten Sijunjung. Supervisi yang baik akan
meningkatkan kinerja petugas dalam penemuan penderita Tuberkulosis. Senada
17
dengan penelitian Budi et al (2013), 77% Puskesmas supervisinya kepada bidan
Pustu, Poskesri kurang baik terhadap cakupan penemuan suspek Tuberkulosis.
Diperlukan pengawasan/Supervisi oleh Dinas Kesehatan secara terencana dan
bermutu ke Puskesmas.
Sedangkan berdasarkan analisis Artikel dengan judul “Anlisis Implementasi
Penemuan Pasien Tuberkulosis paru dalam Program Penanggulangan Tuberkulosis
paru di Puskesmas Balai Selasa” yang ditulis oleh Deri Zerwita, Rosfita Rasyid &
Abdiana bahwa banyak kendala yang ditemukan dilapangan seperti masih adanya
tenaga prorgram Tuberkulosis yang mempunyai tugas rangkap. Abraham (2018)
menyatakan jika masalah sumber daya menjadi salah satu masalah dalam hal
penemuan pasien Tuberkulosis paru, dimana masih kurangnya ketersediaan tenaga
terlatih dalam program pengendalian Tuberkulosis paru di Puskesmas. Penelitian ini
senada dengan penelitian Latifah, Rahayu, dan Indrawati (2018) bahwa tugas rangkap
mempengaruhi p=0,014) kinerja petugas program Tuberkulosis Puskesmas (Rahayu
&Indrawati, 2018), dan masih belum adanya kerjasama dan koordinasi lintas sektor
antara puskesmas dengan Kecamatan ataupun dengan Tokoh Masyarakat. Penelitian
Abraham juga mendapatkan haasil jika faktor yang mempengaruhi terhadap
penemuan penderita Tuberkulosis paru adalah masalah komunikasi, seperti sosialisasi
tentang penyakit Tuberkulosis paru dalam program promosi kesehatan tidak pernah
maksimal, tanpa inovasi dan belum menjangkau keseluruh lapisan masyarakat.
18
Penerjemah Teori darwin pada abad XIX yaitu Herbert Spencer
Menjelaskan dalam konteks sosial, bahwa secara individu manusia untuk
bertahan hidup harus berjuang dan bersaing dengan sesama manusia. Secara
berkelompok manusia misalnya dalam sebuah organisasi, teori Darwin menjelaskan
bahwa ada seseorang yang dapat mencapai posisi puncak organisasi karena
keterampilan, kecakapan dan superioritasnya (Riniwati, 2016).
Model Tradisional yang bersumber pada pemikiran Max Weber
Menggariskan pentingnya pengetahuan, keterampilan, keahlian pegawai,
disiplin, hierarkis, spesialisasi pegawai dan jabatan serta karir (Riniawati, 2016).
Teori George C. Edward Edward III (dalam Subarsono, 2011: 90-92)
Berpandangan bahwa implementasi kebijakan dipengaruhi oleh empat
variabel antara lain komunikasi, yaitu keberhasilan implementasi kebijakkan
mensyaratkan agar implementor mengetahui apa yang harus dilakukan. Sumber daya,
meskipun isi kebijakan masyarakat telah dikomunikasikan secara jelas dan konsisten,
tetapi apabila implementor kekurangan sumberdaya untuk melaksanakan, maka
efektivitas implementasi menjadi terendala. Disposisi, watak dan karakteristikyang
dimiliki oleh implementor, seperti komitmen, kejujuran, sifat demokratis. Apabila
implementor memiliki disposisi yang baik. Maka tujuan kebijakan dapat tercapai.
Struktur birokrasi, bertugas mengimplementasikan kebijakan disposisi terdiri pada
aspek pada struktur organisasi yakni Standard Operating Procedure (SOP) dan
fragmentasi (Subekti, 2017).
19
Teori McClelland (Teori Kebutuhan Berprestasi)
Dari McClelland dikenal tentang teori kebutuhan untuk mencapai prestasi atau
Need For Acievement (N.Ach) yang menyatakan bahwa motivasi berbeda-beda,
sesuai dengan kekuatan kebutuhan seseorang akan prestasi. Murray sebagaimana
dikutip oleh Winardi merumuskan kebutuhan akan prestasi tersebut sebagai
keiinginan melaksanakan sesuatu tugas atau pekerjaan yang sulit. Menguasai,
memanipulasi, atau mengorganisasi obyek-obyek fisik, manusia, atau ide-ide
melaksanakan hal-hal tersebut secara mungkin dan seindependen mungkin, sesuai
kondisi yang berlaku. Mengatasi kendala-kendala, mencapai standar tinggi. Mencapai
perfoma puncak untuk diri sendiri. Mampu menang dalam persaingan dengan pihak
lain meningkatkan kemampuan diri melalui penerapan bakat secara berhasil (Subekti,
2017).
Teori penetapan tujuan (goal setting theory)
Edwin Locke mengemukakan bahwa dalam penetapan tujuan memiliki empat
macam mekanisme motivasional yakni : a) tujuan –tujuan mengarahkan perhatian b)
tujuan-tujuan mengatur upaya c)tujuan-tujuan meningkatkan persistensi d) tujuan-
tujuan menunjang strategi-strategi dan rencana-rencana kegiatan (Subekti, 2017).
Teori Victor H. Vroom (Teori Harapan )
Victor H. Vroom, dalam bukunya yang berjudul “Work And Motivation”
mengetengahkan suatu teori yang disebut sebagai “Teori Harapan”. Menurut teori ini
motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seorang dan
perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang
20
diinginkan itu. Artinya, apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu, dan jalan
tampaknya terbuka untuk memperolehya, yang bersangkutan akan berupaya
mendapatkannya (Subekti, 2017).
3.1.5. Metode yang Digunakan dalam Mengukur Capaian Program
Tuberkulosis di Puskesmas
Jenis metode penelitian yang digunakan dalam mengukur Capaian Program
tuberkulosis ini adalah metode yang dilaksanakan dalam penemuan penderita
Tuberkulosis yang sesuai dengan buku pedoman Tuberkulosis yaitu secara Pasif case
finding dan Aktif case finding. Namun belum semua yang ada di buku pedoman
dilaksanakan seperti tidak adanya penjaringan berkala dan skrining massal di
kantong-kantong Tuberkulosis, metode penemuan secara pasif lebih banyak
dilakukan dari pada aktif karena pengelola program lebih banyak bekerja di
pelayanan. Peneliti ini senada dengan penelitian Nugraini et al (2015), dimana
petugas lebih mengutamakan penemuan secara pasif dibandingkan active case
finding.
3.1.6. Strategi yang digunakan dalam Program penanggulangan Tuberkulosis di
Puskesmas
Directly Observed Treatment Short Course Strategy (DOTS) merupakan
strategi yang sangat efektif dan ekonomis dalam penanggulangan kasus Tuberkulosis.
Strategi ini telah berhasil menurunkan prevelensi Tuberkulosis apabila dilakukan
dengan pencapaian indikator yang baik (Reviono, 2018).
21
Pada awal 1990-an WHO dan IUATLD (International Union Against
Tuberculosis and Lung Disease) menggambarkan strategi pengendalian Tuberkulosis
yang dikenal dengan strategi DOTS (Directly Observed Treatment Short-course).
Strategi ini terbukti dalam menyembuhkan 95% penderita. Keberhasilan luar biasa ini
dicapai di semua negara yang menggunakan strategi DOTS, bahkan di negara dengan
keadaan sosial ekonominya paling rendah. Atas keberhasilan tersebut, sejak 1995
WHO merekomendasikan DOTS sebagai strategi dalam pengendalian Tuberkulosis.
D Indonesia, Program Nasional pengendalian Tuberkulosis mulai menerapkan
strategi DOTS dilaksanaka secara nasional di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan
(Fasyankes), terutam Puskesmas yang diintegrasikan dalam pelayanan kesehatan
dasar, bila diterapkan dengan konsisten strategi DOTS dapat digunakan untuk
menekankan angka penyebaran kuman Tuberkulosis (Tim Program TB St, Carolus,
2017)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Deri Zarwita, Rosfita Rasyid,
Abdiana yng berjudul “Analisis Implementasi Penemuan Pasien Tuberkulosis Paru
dalam Program Penanggulangan Tuberkulosis paru di Puskesmas Balai Selasa”.
Strategi yang digunakan di Puskesmas Balai Selasa adalah masih mengacu kepada
kebijakan Kementrian Kesehatan tentang penanggulangan Tuberkulosis paru melalui
Strategi Directly Observed Treatment Short-Cours (DOTS). Upaya menyampaikan
kebijakan ini masih belum maksimal, karena masih ada bidan-bidan yang lupa atau
tidak paham tentang langkah-langkah mengenai penemuan penderita Tuberkulosis
paru melalui strategi DOTS. Kunci keberhasilan program penanggulangan
22
Tuberkulosis paru adalah dengan menerapkan Strategi DOTS. Pemahaman tentang
DOTS merupakan hal yang amat penting agar Tuberkulosis paru dapat ditanggulangi
dengan baik. Penelitian yang dilakukan Ulya dan Thabrany (2017) melalui
penghitungan nilai ACER didapatkan bahwa Puskesmas dengan metode DOTS
mempunyai biaya penyelenggaraan pengobatan Tuberkulosis paru paling kecil
sehingga terbukti Puskesmas merupakan yang paling efektif untuk penanganan
Tuberkulosis paru. Puskesmas sebagai penanggung jawab program di masyarakat
hanya membutuhkan biaya Rp. 1.948.284 per 1% kenaikan success rate pasien
Tuberkulosis paru. Hal ini sesuai Permenkes 67 tahun 2016 dimana Puskesmas
merupakan kepanjangan tangan dari Dinas Kesehatan Program Tuberkulosis paru
wilayahnya dengan mamanfaatkan jejaring faskes di wilayahnya.
24
BAB IV
KESIMPULAN
4.1. Kesimpulan
1. Berdasarkan analisis artikel yang didapatkan bahwa Capaian program
tuberkulosis di Puskesmas belum mencapai target yang telah ditentukan
dari target kabupaten 40% dan target Nasional 70%.
2. Berdasarkan dari artikel yang di review didapatka faktor yang
berhubungan dengan capaian program Tuberkulosis di Puskesmas yaitu,
belum terlaksananya semua kebijakan yang ditetapkan dari pusat seperti
belum terlaksananya PPM di Kabupaten, Serta Monitoring/ Pengawasan
yang belum optimal oleh Puskesmas dan Dinas Kesehatan, Masih adanya
tenaga program Tuberkulosis yang mempunyai tugas ragkap, dan masih
belum adanya kerjasama dan koordinasi lintas sektor antara Puskesmas
dengan Kecamatan ataupun dengan tokoh masyarakat
3. Dalam mengukur Capaian Program tuberkulosis ini adalah metode yang
dilaksanakan dalam penemuan penderita Tuberkulosis yang sesuai dengan
buku pedoman Tuberkulosis yaitu secara Pasif case finding dan Aktif case
finding. Namun belum semua yang ada di buku pedoman dilaksanakan
karena metode penemuan secara pasif lebih banyak dilakukan dari pada
aktif
4. Directly Observed Treatment Short Course Strategy (DOTS) merupakan
strategi yang sangat efektif dan ekonomis dalam penanggulangan kasus
25
Tuberkulosis. Strategi ini telah berhasil menurunkan prevelensi
Tuberkulosis apabila dilakukan dengan pencapaian indikator yang baik
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Kesehatan RI. 2018.
“InfoDatin Tuberculosis.” Kementerian Kesehatan RI: 1.
https://www.depkes.go.id/article/view/18030500005/waspadai-peningkatan-
penyakitmenular.html%0Ahttp://www.depkes.go.id/article/view/17070700004
program-indonesia-sehat-dengan-pendekatan-keluarga.html.
( https://www.depkes.go.id/article/view/18030500005/waspadai-peningkatan-
penyakitmenular.html%0Ahttp://www.depkes.go.id/article/view/17070700004/
program-indonesia-sehat-dengan-pendekatan-keluarga.html. Diakses pada
tanggal 15 Juli 2020 Pukul 15.00 WIB ).
Rasyid, Rosfita. 2018.
Artikel Penelitian Evaluasi Penanggulangan Tuberkulosis Paru Di Puskesmas
Dalam Penemuan Penderita Tuberkulosis Paru Di Kabupaten Sijunjung.” 8(2):
211–19. ( http://jurnal.fk.unand.ac.id ,Diakses pada tanggal 14 Juli 2020 Pukul
20.00 WIB ).
Reviono. 2018.
Tuberculosis Never Ending Story. Surakarta : Penerbit UNS (UNS Press).
Satrianegara, m. f., 2014.
Organisasi dan manajemen pelayanan Puskesmas dan Rumah Sakit. Jakarta:
Selamba Medika.
TB, T. P., 2017.
Tuberkulosis Bisa Disembuhkan. Jakarta: KPG(Kepustakaan Populer
Gramedia).
Riniwati Harsuko. 2016.
Manajemen Sumberdaya Manusia. UB Press : Malang.
Zarwita, Deri, and Rosfita Rasyid. 2019.
Artikel Penelitian Analisis Implementasi Penemuan Pasien TB Paru Dalam
Program Penanggulangan TB Paru Di Puskesmas Balai Selasa.” 8(3): 689–99.
( http://jurnal.fk.unand.ac.id ,Diakses pada tanggal 14 Juli 2020 Pukul 20.00
WIB ) .
LAMPIRAN
JURNAL YANG TELAH DI EKSTRAKSI DATA
http://jurnal.fk.unand.ac.id
Artikel Penelitian
Evaluasi Penanggulangan Tuberkulosis Paru di Puskesmas dalam Penemuan
Penderita Tuberkulosis Paru di Kabupaten Sijunjung
Deswinda1 , Rosfita Rasyid
2, Firdawati
3
Abstrak
Indonesia merupakan negara nomor dua dengan beban tertinggi akibat
Tuberkulosis (TB) di dunia setelah India. Penemuaan penderita TB di Kabupaten
Sijunjung dari tahun 2013 sampai 2017 terus mengalami penurunan. Tujuan
penelitian ini adalah melakukan evaluasi terhadap penanggulangan TB paru di
puskesmas dalam penemuan penderita TB paru dengan pendekatan sistem, yaitu
input (kebijakan, sumberdaya manusia, metode, dana, sarana), proses
(perencanaan, penggerakkan-pelaksanaan, monitoring dan evaluasi), dan output
(pencapaian program penemuan penderita TB) di Kabupaten Sijunjung tahun
2018. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan program TB berpedoman
kepada peraturan dari pusat (kementerian kesehatan), tenaga kesehatan dalam
penemuan penderita TB kurang, metode yang digunakan dalam penemuan
penderita TB adalah pasif dan aktif, dana dan sarana guna penemuan penderita TB
masih kurang. Proses, perencanaan di puskesmas sudah sesuai dengan pedoman,
penggerakkan-pelaksanaan dalam penemuan penderita TB belum berjalan dengan
baik, monitoring dan evaluasi dalam penemuan penderita TB belum berjalan
dengan baik. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa program
penanggulangan TB dalam penemuan penderita TB paru di Kabupaten Sijunjung
belum berjalan dengan baik dan hasilnya belum mencapai target yang ditetapkan.
Kata kunci: evaluasi, program penanggulangan, tuberkulosis, penemuan penderita
Abstract
Indonesia is the second country that had highest cases with Tuberculosis
(TB) in the world after India. Discovery of TB’s patients in Sijunjung Regency
from 2013 to 2017 continued to be decrease. The objective of this study was to
evaluated toward the pulmonary TB’s in public health center through the
discovery of pulmonary TB patients with a systems approach, including inputs
(policies, human resources, methods, funds, facilities), processes (planning,
mobilizing-implementation, monitoring and evaluation ), and output (achievement
of TB’s patient discovery program) in the Sijunjung regency in 2018. The results
showed that TB program policies were guided by regulations from the center
(ministry of health), health workers in the discovery of TB found lack of patient,
the methods that was used in finding TB patients were passive and active, funds
and facilities for finding TB patients were still lacking. The planning process in
public health center had been appropriate within the guideline of Movement-
Implementation in the discovery of TB’s patients have not gone well, monitoring
and either its evaluation. It could be inferred that the TB’s prevention program in
the discovery of pulmonary TB’s patients in Sijunjung regency had not gone well
and the results have not yet reached the set targets.
Keywords: evaluation, prevention program, tuberculosis, patients discovery
Affiliasi penulis: 1. Dinas Kesehatan Kabupaten Sijunjung, 2. Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat. Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Padang (FK Unand). 3. Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat FK Unand
Korespondensi: Deswinda, Email: [email protected] Telp:08217051482
http://jurnal.fk.unand.ac.id
Artikel Penelitian
Analisis Implementasi Penemuan Pasien TB Paru dalam Program
Penanggulangan TB Paru di Puskesmas Balai Selasa
Deri Zarwita1, Rosfita Rasyid
2, Abdiana
2
Abstrak
Keberhasilan penanggulangan TB Paru di Indonesia ditentukan melalui tiga
indikator yaitu Case Notification Rate (CNR), Case Detection Rate (CDR) dan
Succes Rate. Capaian pada tahun 2015 dan tahun 2016 di Propinsi Sumatera Barat
masih jauh dari target Standar Pelayanan Minimal (SPM). Tahun 2017 Puskesmas
Balai Selasa penemuan kasus terendah sebanyak 18 kasus. Tujuan: Menganalisis
penemuan pasien TB Paru dalam penanggulangan TB di Puskesmas Balai Selasa
Kabupaten Pesisir Selatan. Metode: Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus
2018 sampai April 2019 dengan metode kualitatif. Pengumpulan data primer
didapatkan dari wawancara mendalam, Focus Group Discussion (FGD), dan
observasi. Informan dalam penelitian ini berjumlah 13 orang dan peserta FGD
sebanyak 20 orang. Hasil: Kebijakan yang dipakai dalam penemuan penderita TB
paru adalah kebijakan pusat dengan strategi DOTS, namun belum disosialisasikan
kepada semua tenaga kesehatan. Tenaga pelaksana di puskesmas mencukupi
secara kuantitas dan kualitas, hanya koordinator TB masih diberikan tugas
rangkap, dana penemuan penderita TB masih kurang untuk kegiatan sweeping,
sarana untuk pemeriksaan dahak belum ada di Puskesmas Balai Selasa. Penemuan
penderita TB belum direncanakan secara terinci di dalam Plan Of Acion (POA),
pelaksanaan penemuan penderita TB masih bersifat pasif, monitoring dan evaluasi
belum dilakukan secara maksimal di puskesmas. Simpulan: Pelaksanaan
penemuan pasien TB di Puskesmas Balai Selasa masih belum optimal dan cakupan
penemuan penderita juga masih rendah.
Kata kunci: TB paru, penemuan, penanggulangan, stigma Abstract
The success of controlling pulmonary TB in Indonesia is determined by: Case
Notification Rate, Case Detection Rate and Success Rate. Achievements in 2015
and 2016, West Sumatra Province are still far from the Minimum Service Standart
target. In 2017, the Balai Selasa Health Centers found the lowest number of cases
of eighteen cases. Objectives: To analyzed the findings of patients with pulmonary
Tuberculosis (TB) in TB control at the Balai Selasa Health Centers in South
Coastal District. Methods: This research was conducted in August 2018 to April
2019 with qualitative methods. Primary data collection was obtained from in-depth
interviews, Focus Group Discussion and observation. The informants were thirteen
people and twenty FGD participants. Results: The policy used in the discovery of
pulmonary TB sufferers was central policy with the Directly Observed Treatment
Short-course Strategy (DOTS), but it has not been socialized to all health workers.
Implementing staff at the Community Health Centers were sufficient in quantity and
quality, only TB coordinators are still given multiple assignments, funds for finding
TB sufferers were still lacking for sweeping activities, facilities for sputum
examinations were not available. The discovery of TB sufferers has not been
planned in detail in Plan Of Action, the implementation of the discovery of TB
patients is still passive, monitoring and evaluation have not been carried out
maximally at the Community Health Centers. Conclusions: The implementation of
TB findings is still not optimal and coverage of sufferers' discoveries is low.
Keywords: pulmonary TB, discovery, prevention, stigma
Affiliasi penulis: 1. Puskesmas Balai Selasa Kabupaten Pesisir Selatan. 2. Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas
Andalas Padang.
Korespondensi: Deri Zarwita, E-mail : [email protected], Hp : 081363042525