lampiran 1 rekapitulasi penderita tuberkulosis paru di...

22
LAMPIRAN 1 Rekapitulasi Penderita Tuberkulosis Paru di Puskesmas Fajar Bulan Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat tahun 2018 No Nama Umur Jenis kelamin Hasil pemeriksaan 1 RUM 58 P BTA+ 2 DAR 60 L RO+ 3 REZ 9 L RO+ 4 NUR 56 L BTA+ 5 RAS 53 P BTA+ 6 HEN 32 P BTA+ 7 JUL 42 P RO+ 8 SEP 45 L RO+ 9 MIK 68 L RO+ 10 MUR 60 P RO+, BTA+ 11 SIT 48 P RO+ 12 CAP 23 L RO+ 13 MAR 49 L RO+, BTA+ 14 MUH 10 L RO+ 15 ASM 11 P BTA+ 16 JUM 62 L RO+, BTA+ 17 PAR 64 L BTA+ 18 MUS 69 L RO+ 19 KAR 28 L BTA+ 20 KAN 76 L RO+ 21 EVT 50 P BTA+ 22 DAH 41 P RO+ 23 ROD 45 P RO+ 24 SUI 80 L RO+, BTA+ 25 SUS 31 P RO+ 26 KAR 50 L RO+ 27 SYR 41 L BTA+ 28 KAN 54 L BTA+ 29 ROH 66 L BTA+ 30 SUB 56 P BTA+ 31 SAH 26 P BTA+ 32 YAN 18 L BTA+ 33 TOM 34 L BTA+

Upload: others

Post on 30-Jan-2020

23 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAMPIRAN 1

Rekapitulasi Penderita Tuberkulosis Paru di Puskesmas Fajar BulanKecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat tahun 2018

No Nama UmurJenis

kelamin Hasil pemeriksaan

1 RUM 58 P BTA+

2 DAR 60 L RO+

3 REZ 9 L RO+

4 NUR 56 L BTA+

5 RAS 53 P BTA+

6 HEN 32 P BTA+

7 JUL 42 P RO+

8 SEP 45 L RO+

9 MIK 68 L RO+

10 MUR 60 P RO+, BTA+

11 SIT 48 P RO+

12 CAP 23 L RO+

13 MAR 49 L RO+, BTA+

14 MUH 10 L RO+

15 ASM 11 P BTA+

16 JUM 62 L RO+, BTA+

17 PAR 64 L BTA+

18 MUS 69 L RO+

19 KAR 28 L BTA+

20 KAN 76 L RO+

21 EVT 50 P BTA+

22 DAH 41 P RO+

23 ROD 45 P RO+

24 SUI 80 L RO+, BTA+

25 SUS 31 P RO+

26 KAR 50 L RO+

27 SYR 41 L BTA+

28 KAN 54 L BTA+

29 ROH 66 L BTA+

30 SUB 56 P BTA+

31 SAH 26 P BTA+

32 YAN 18 L BTA+

33 TOM 34 L BTA+

Rekapitulasi Penderita Tuberkulosis Paru di Puskesmas Fajar BulanKecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat tahun 2017

No Nama UmurJenis

kelamin Hasil pemeriksaan

1 MEG 59 P RO+

2 NEM 42 L RO+

3 YAM 38 P BTA+

4 SUH 47 P BTA+

5 YAN 40 L BTA+

6 TIM 71 L BTA+

7 SUN 27 L BTA+

8 MUH 60 L BTA+

9 SAR 32 L BTA+

10 MAM 55 L BTA+

11 NEM 30 P BTA+

12 RUS 60 L BTA+

13 SYAM 53 L RO+

14 ATI 5 P RO+

15 KAN 23 P BTA+

16 ABD 32 L BTA+

17 NOP 40 L BTA+

18 SUM 35 P BTA+

19 ERV 23 P RO+

20 DANG 26 P BTA+

21 SOL 65 L BTA+

22 DIS 29 P BTA+

23 HOL 55 P BTA+

24 RID 11 L RO+

25 RIS 17 P BTA+

26 NID 13 P RO+

27 HAP 5 L RO+

28 ENH 27 P BTA+

29 SOB 48 P BTA+

30 SUK 65 L RO+

31 MAM 19 L RO+

32 NUNG 71 L BTA+

33 ZIH 47 L RO+

34 NAJ 10 L RO+

35 MIS 48 L RO+

Rekapitulasi Penderita Tuberkulosis Paru di Puskesmas Fajar BulanKecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat tahun 2016

No Nama UmurJenis

kelamin Hasil pemeriksaan

1 RAH 81 P RO+

2 DUL 47 L RO+

3 ABD 46 L BTA+

4 FIIR 31 L RO+, BTA+

5 DEV 17 L BTA+

6 SUR 45 P BTA+

7 SEP 20 P BTA+

8 SAU 41 P BTA+

9 SAR 50 L BTA+

10 LEM 18 P BTA+

11 ENH 24 P BTA+

12 SRI 35 P BTA+

13 NOV 22 P RO+

14 DOM 60 L RO+

15 RIK 23 L RO+

16 JUS 34 P BTA+

17 ZAR 30 L BTA+

18 SEF 22 P BTA+

19 RIZ 5 L RO+

20 SAK 80 L RO+, BTA+

21 PAS 20 P RO+

22 TRI 20 P RO+

23 JUL 42 L RO+, BTA+

24 ANI 48 P BTA+

25 TRIM 30 P RO+, BTA+

26 RUS 48 P RO+

27 HEN 37 L RO+, BTA+

28 AM 33 L RO+, BTA+

29 SUK 45 L RO+, BTA+

30 MUR 54 L RO+, BTA+

31 SUW 32 L RO+, BTA+

32 HER 20 L RO+, BTA+

33 MAR 55 L RO+, BTA+

34 SIT 35 P RO+, BTA+

35 SUR 18 P BTA+

Rekapitulasi Penderita Tuberkulosis Paru di Puskesmas Fajar BulanKecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat tahun 2015

No Nama UmurJenis

kelaminHasil

pemeriksaan1 JOH 37 L BTA+2 JAR 50 L BTA+3 DEN 33 L RO+, BTA+4 SUY 80 L BTA+5 SIT 23 P BTA+6 JUN 39 P BTA+7 TUT 62 L RO+, BTA+8 ROH 13 L RO+9 MAS 45 L BTA+10 MUS 47 P RO+11 SAK 6 P BTA+12 MIS 35 L RO+, BTA+13 SUR 38 P RO+, BTA+14 MAS 33 P BTA+15 HAR 44 L RO+, BTA+16 AMI 45 L BTA+17 ALA 38 P BTA+18 MAE 55 P RO+, BTA+19 DEL 70 P BTA+20 SUR 22 P BTA+21 RUS 33 P BTA+22 MUR 40 L BTA+23 WID 24 L BTA+24 SUT 70 L RO+, BTA+25 HUL 39 P BTA+26 NOP 22 P BTA+27 SIL 18 P RO+, BTA+28 SOL 43 L BTA+29 IND 23 L BTA+30 BAM 41 L BTA+31 YUS 45 P BTA+32 MUG 35 P BTA+33 NOP 23 P BTA+34 JAS 44 P BTA+35 PON 47 P BTA+36 ELA 26 L BTA+37 ITO 24 P BTA+38 SOP 65 L BTA+39 BAS 73 P BTA+40 ASI 50 P BTA+

41 EKO 59 L RO+42 MUN 40 P BTA+43 YAY 28 P RO+, BTA+44 SAS 26 P RO+, BTA+45 NUR 29 P BTA+46 SITR 45 P BTA+47 NAR 39 P BTA+48 SUA 20 L BTA+49 FIR 25 L BTA+50 MAN 30 P BTA+51 HEN 27 L BTA+52 KAI 37 L RO+53 HED 40 L RO+54 JUN 35 L BTA+55 PAR 48 P BTA+

Rekapitulasi Penderita Tuberkulosis Paru di Puskesmas Fajar BulanKecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat tahun 2014

No Nama UmurJenis

kelamin Hasil pemeriksaan

1 MIS 37 L RO+

2 ASI 26 P BTA+

3 MAC 46 P BTA+

4 SUT 45 L RO+, BTA+

5 ADA 63 L BTA+

6 SAH 55 L RO+,BTA+

7 PID 74 P BTA+

8 SUT 72 L RO+, BTA+

9 MAT 39 L BTA+

10 EMI 47 P RO+, BTA+

11 SIT 69 P BTA+

12 MAN 46 P BTA+

13 MUH 87 L RO+, BTA+

14 SUN 34 P BTA+

15 ASE 35 L RO+

16 JUN 35 L RO+

17 MUS 32 P RO+

18 KAR 58 L RO+

19 MUR 45 L RO+

20 SUM 32 P RO+

21 YEN 19 P RO+

22 SOL 51 L RO+

LAMPIRAN 4

Lampiran 2

Prosedur Pengumpulan Sampel Dahak

A. WaktuPengambilanDahak

Berdasarkan Permenkes 67 tahun 2016 tentang Penanggulangan Tuberkulosis,

pemeriksaan laboratorium untuk diagnosis dan followup memerlukan masing-

masing 2(dua) contoh uji dahak, terdiri dari:

1. S (Sewaktu, pertama): Dahak dikumpulkan saat datang pada kunjungan

pertama kelaboratorium fasilitas kesehatan masyarakat.

2. P (Pagi): Dahak dikumpulkan pagi segera setelah bangun tidur pada harike-2,

dibawa langsung oleh pasien kelaboratorium

Diperbolehkan untuk pasien mengumpulkan dua dahak Sewaktu pada hari yang

sama untuk menghindari kemungkinan hilangnya pasien jika datang keesokan

harinya. Jarak pengambilan dahak minimal 1(satu) jam, dan dahak yang

dikumpulkan harus berkualitas.

B. TempatPengumpulanDahak

Pengumpulan dahak dilakukan diruang terbuka dan dengan sinar matahari

langsung atau diruangan tertutup dengan ventilasi yang baik.

C. PersiapanPengumpulandahak

a. Persiapanpasien

1. Pasien diberitahu bahwa contoh uji dahak sangat bernilai untuk menentukan

status penyakitnya, karena itu anjuran pemeriksaan dua untuk pasien baru dan

dalam pemantauan pengobatanharusdipenuhi.

2. Dahak yang baik adalah yang berasal dari saluran nafas bagian bawah ,

berupa lendir yang berwarna kuning kehijauan (mukopurulen).

3. Pasien berdahak dalam keadaan perut kosong, sebelum makan/minum dan

membersihkan rongga mulut terlebih dahulu dengan berkumur air bersih.

4. Bilaada kesulitan berdahak pasien harus diberi obat ekspektoran yang dapat

merangsang pengeluaran dahak dan diminum pada malam sebelum

mengeluarkan dahak. Olahraga ringan sebelum berdahak juga dapat

merangsang dahak keluar.

5. Dahak adalah bahan infeksius sehingga pasien harus berhati- hati saat

berdahak dan mencuci tangan.

6. Pasien dianjurkan membaca prosedur tetap pengumpulan dahak yang tersedia

ditempat/lokasi berdahak.

b. Persiapan Alat

1. Pot dahak bersih dan kering, diameter mulutpot 4-6cm, transparan, berwarna

bening, bertutup ulir. Pot tidak boleh bocor. Sebelum diserahkan kepada

pasien, pot dahak harus sudah diberi identitas sesuai identitas/nomor register

pada formTB05.

2. Formulir Permohonan Pemeriksaan Laboratorium (TB05)

3. Label, pensil, spidol

D. Cara Berdahak

1. Kumur-kumur dengan air bersih sebelum mengeluarkan dahak

2. Bila memakai gigi palsu, lepaskan sebelum berkumur

3. Tarik nafas dalam (2-3kali)

4. Buka tutup pot, dekatkan kemulut, berdahak dengan kuat dan ludahkan

kedalam pot dahak

5. Tutup pot yang berisi dahak dengan rapat

6. Pasien harus mencuci tangan dengan air dan sabun anti septik

7. Bila perlu hal diatas dapat diulangi sampai mendapatkan dahak yang

berkualitas baik dan volume yang cukup (3-5ml)

8. Bila dahak sulit dikeluarkan, dapat dilakukan hal sebagai berikut:

a) Lakukan olahraga ringan kemudian menarik nafas dalam beberapa kali.

Bila terasa akan batuk, nafas ditahan selama mungkin lalu dibatukkan.

b) Malam harinya sebelum tidur, banyak minum air atau diberi obat

ekspektoran yang dapat merangsang pengeluaran dahak

9. Pot berisi dahak diserahkan kepada petugas laboratorium dengan

menempatkan pot dahak di tempat yang telah disediakan (Kemenkes, 2017b)

E. Penilaian kualitas contoh uji dahak

Petugas laboratorium harus melakukan penilaian terhadap dahak pasien. Tanpa

membuka tutup pot, petugas laboratorium melihat dahak melalui dinding pot yang

transparan. Hal-hal yang perlu diamati adalah:

1. Volume3,5-5ml

2. Kekentalan:mukoid

3. Warna:Hijaukekuningan(purulen)

Bila ternyatacontohujiyangdiserahkanadalahairliur, petugas harus

meminta pasien berdahak kembali, sebaiknya dengan

pendampingan.Bila dahak yang diperoleh tidak memenuhi syarat,

petugaslab tetap harus melakukan pemeriksaan dengan memilih bagian

yang paling kental dan diberi catatan bahwa “spesimen tidak memenuhi

syarat/air liur”.

Perhatian : pada saat mendampingi pasien berdahak, petugas harus berada di

belakang pasien dan hindari arah angin menuju petugas.

Sumber: Kemenkes, 2012

E. Penilaian kualitas contoh uji dahak

Petugas laboratorium harus melakukan penilaian terhadap dahak pasien. Tanpa

membuka tutup pot, petugas laboratorium melihat dahak melalui dinding pot yang

transparan. Hal-hal yang perlu diamati adalah:

1. Volume3,5-5ml

2. Kekentalan:mukoid

3. Warna:Hijaukekuningan(purulen)

Bila ternyatacontohujiyangdiserahkanadalahairliur, petugas harus

meminta pasien berdahak kembali, sebaiknya dengan

pendampingan.Bila dahak yang diperoleh tidak memenuhi syarat,

petugaslab tetap harus melakukan pemeriksaan dengan memilih bagian

yang paling kental dan diberi catatan bahwa “spesimen tidak memenuhi

syarat/air liur”.

Perhatian : pada saat mendampingi pasien berdahak, petugas harus berada di

belakang pasien dan hindari arah angin menuju petugas.

Sumber: Kemenkes, 2012

E. Penilaian kualitas contoh uji dahak

Petugas laboratorium harus melakukan penilaian terhadap dahak pasien. Tanpa

membuka tutup pot, petugas laboratorium melihat dahak melalui dinding pot yang

transparan. Hal-hal yang perlu diamati adalah:

1. Volume3,5-5ml

2. Kekentalan:mukoid

3. Warna:Hijaukekuningan(purulen)

Bila ternyatacontohujiyangdiserahkanadalahairliur, petugas harus

meminta pasien berdahak kembali, sebaiknya dengan

pendampingan.Bila dahak yang diperoleh tidak memenuhi syarat,

petugaslab tetap harus melakukan pemeriksaan dengan memilih bagian

yang paling kental dan diberi catatan bahwa “spesimen tidak memenuhi

syarat/air liur”.

Perhatian : pada saat mendampingi pasien berdahak, petugas harus berada di

belakang pasien dan hindari arah angin menuju petugas.

Sumber: Kemenkes, 2012

Lampiran 3

Prosedur Pemeriksaan Mikroskopis Tuberkulosis paru

A. Prinsip : Mycobacterium tuberkulosis mempunyai lapisan dinding lipid

(Mycolicacid) yang tahan terhadap asam. Proses pemanasan

mempermudah masuknya Calbol Fuchsin kedalam dinding sel.

Dinding sel tetap mengikat zat warna Carbol Fuchsin walaupun

didekolorisasi dengan asam alkohol.

B. Tujuan : Mengetahui ada tidaknya bakteri tahan asam pada sampel

C. Alat

1. Kaca sediaan (objek glass)

2. Lidi/batang bambu dengan ujung berserabut (raught-end)

3. Lampu spritus/bunsen

4. Wadah pembuangan berisi disinfektan (misalnya fenol 5%)

5. Wadah pembuangan untuk aplikator (harus tahan bocor)

6. Alat pelindung diri untuk petugas

7. Rak pengecatan

8. Penjepit kayu

D. Bahan

1. Sampel dahak suspek tuberkulosis paru

2. Reagen Ziehl Neelsen A: Calbol Fuchin 1%

3. Reagen Ziehl Neelsen B: Asam Alkohol 3%

4. Reagen Ziehl Neelsen C: Mythylen Blue 0,1% (Kemenkes, 2017b)

E. Pemberian identifikasi dahak

Sebelum melaksanakan pembuatan sediaan dahak, terlebih dulu kaca sediaan

yang diberi identitas dengan menuliskan pada bagian frosted dengan pensil 2B

atau diberi label (jika menggunakan kaca sediaan non-frosted) dengan nomor

identitas sesuai dengan Form TB05

Nomor Identitas Sediaan = 2digit/7-11digit/1digit/4digit_

Keterangan:

2digit=tahun

7-11digit=7untuk RS,11untuk Puskesmas

1digit=1untuk terduga TBSO,2 untuk terdugaTBRO

4digit=nourutTB.06

“_”=kode huruf sesuai waktu pengambilan dahak

F. Cara membuat sediaan dahak

1. Siapkan alat dan bahan

2. Ambil contoh uji dahak pada bagian yang purulen dengan lidi berserk kabut

3. Sebarkan diatas kaca sediaan dengan bentuk oval ukuran 2x3

4. kemudian ratakan dengan tusuk gigi membentuk spiral kecil- kecil

(Jangan membuat gerakan spiral bila sediaan dahak sudah kering karena

akanmenyebabkanaerosol). Lidi dimasukkan kedalam wadah berisi

desinfektan

5. keringkan dalam suhu kamar

6. Fiksasi dilakukan dengan memegang kaca sediaan dengan penjepit kayu,

pastikan kaca sedian menghadap ke atas,lewatkan sediaan di atas api

bunsen yang berwarna biru 2- 3 kali selama1-2detik.

G. Pewarnaan metode Ziehl neelsen

1. Letakkan sediaan diatas rak dengan jarak 1jari

2. Sediaan ditetesi larutan Carbol Fuchsin 1% dimulai dari ujung kaca sediaan

hingga menutupi seluruh permukaan kaca sediaan

3. Panaskan sediaan dengan sulut api sampai keluar uap (jangan sampai

mendidih), kemudian dinginkan selama 10 menit.

4. Bilas sediaan secara perlahan dengan air mengalir, jangan menyiramkan atau

menyemprotkan air tepat pada apusan

5. Buang sisa air pada sediaan

6. Genangi dengan asam alkohol 3% samapi tidak tampak warna merah carbol

fuchin

7. Tuangkan methylene blue 0,1% hingga menutupi seluruh sediaan dan

biarkanselama1menit.

8. Bilas dengan air mengalir

9. Keringkan sediaan padarak pengering (Kemenkes, 2017 b)

Hasil pewarnaan apusan

Contoh sediaan apus dahak yang baik

Sumber: Kemenkes, 2012

Pembacaan sediaan

Pembacaan sediaan dahak menggunakan mikroskop dengan lensa objektif 10x

untuk menentukan fokus kemudian pada lensa objektif100x.Dilakukan pembacaan

disepanjang garis horisontal terpanjang dari ujung kiri ke ujung kanan atau

sebaliknya. Dengan demikian akan dibaca minimal 100 lapang pandang. BTA akan

tampak sebagai kuman berwarna merah baik sendiri maupun bergerombol.

H. Interpretasi hasil

Pelaporan hasil pemeriksaan mikroskopis dengan mengacu kepada skala

International Union Against Tuberculosis and Lung Disease (IUATLD)

a. Negatif : tidak ditemukannya BTA (+) dalam 100 lapangan pandang.

b. Scanty : ditemukannya 1-9 BTA (+) dalam 100 lapangan pandang

(tuliskan jumlah BTA (+) yang ditemukan)

c. 1+ : ditemukan 10-99 BTA (+) dalam 100 lapangan pandang

d. 2+ : ditemukan 1-10 BTA (+) setiap 1 lapangan pandang

(minimal 50 lapangan pandang)

e. 3+ : ditemukan ≥ 10 BTA (+) dalam 1 lapangan pandang

(minimal 20lapangan pandang) (Kemenkes RI, 2017b).

9. Keringkan sediaan padarak pengering (Kemenkes, 2017 b)

Hasil pewarnaan apusan

Contoh sediaan apus dahak yang baik

Sumber: Kemenkes, 2012

Pembacaan sediaan

Pembacaan sediaan dahak menggunakan mikroskop dengan lensa objektif 10x

untuk menentukan fokus kemudian pada lensa objektif100x.Dilakukan pembacaan

disepanjang garis horisontal terpanjang dari ujung kiri ke ujung kanan atau

sebaliknya. Dengan demikian akan dibaca minimal 100 lapang pandang. BTA akan

tampak sebagai kuman berwarna merah baik sendiri maupun bergerombol.

H. Interpretasi hasil

Pelaporan hasil pemeriksaan mikroskopis dengan mengacu kepada skala

International Union Against Tuberculosis and Lung Disease (IUATLD)

a. Negatif : tidak ditemukannya BTA (+) dalam 100 lapangan pandang.

b. Scanty : ditemukannya 1-9 BTA (+) dalam 100 lapangan pandang

(tuliskan jumlah BTA (+) yang ditemukan)

c. 1+ : ditemukan 10-99 BTA (+) dalam 100 lapangan pandang

d. 2+ : ditemukan 1-10 BTA (+) setiap 1 lapangan pandang

(minimal 50 lapangan pandang)

e. 3+ : ditemukan ≥ 10 BTA (+) dalam 1 lapangan pandang

(minimal 20lapangan pandang) (Kemenkes RI, 2017b).

9. Keringkan sediaan padarak pengering (Kemenkes, 2017 b)

Hasil pewarnaan apusan

Contoh sediaan apus dahak yang baik

Sumber: Kemenkes, 2012

Pembacaan sediaan

Pembacaan sediaan dahak menggunakan mikroskop dengan lensa objektif 10x

untuk menentukan fokus kemudian pada lensa objektif100x.Dilakukan pembacaan

disepanjang garis horisontal terpanjang dari ujung kiri ke ujung kanan atau

sebaliknya. Dengan demikian akan dibaca minimal 100 lapang pandang. BTA akan

tampak sebagai kuman berwarna merah baik sendiri maupun bergerombol.

H. Interpretasi hasil

Pelaporan hasil pemeriksaan mikroskopis dengan mengacu kepada skala

International Union Against Tuberculosis and Lung Disease (IUATLD)

a. Negatif : tidak ditemukannya BTA (+) dalam 100 lapangan pandang.

b. Scanty : ditemukannya 1-9 BTA (+) dalam 100 lapangan pandang

(tuliskan jumlah BTA (+) yang ditemukan)

c. 1+ : ditemukan 10-99 BTA (+) dalam 100 lapangan pandang

d. 2+ : ditemukan 1-10 BTA (+) setiap 1 lapangan pandang

(minimal 50 lapangan pandang)

e. 3+ : ditemukan ≥ 10 BTA (+) dalam 1 lapangan pandang

(minimal 20lapangan pandang) (Kemenkes RI, 2017b).

LAMPIRAN 4

DOKUMENTASI KEGIATAN PENELITIAN

Gambar 1. Puskesmas Fajar Bulan Kecamatan Way Tenong Kabupaten Lampung Barat

Gambar 2. Melakukan pencatatan data hasil pemeriksaan tuberkulosis paru di puskesmas fajar BulanKecamatan Way Tenong Kabupaten Way Tenong

Gambar 3. Pot dahak Gambar 4. Cat Ziehl Neelsen

Gambar 5. Hasil pewarnaan Ziehl Neeelsen Gambar 6. Pembacaan sediaan dahak

HASIL PENGAMATAN