analisis bk guru dan siswa kur.13

22
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pendidikan berintikan antara interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam upaya membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi pendidikan dapat terjadi di dalam lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah. Misalnya di dalam lingkungan keluarga interaksi pendidikan terjadi antara orang tua dan anak, proses ini terjadi tanpa adanya rencana yang tertulis. Inilah yang disebut dengan pendidikan informal yaitu pendidikan yang tidak memiliki kurikulum dan tertulis. Pendidikan dalam sekolah tentunya ini lebih bersifat formal. Guru sebagai pendidik telah dipersiapkan secara formal dalam lembaga pendidikan guru dan mempelajari ilmu, keterampilan, dan seni sebagai seorang guru. Di sekolah guru melakukan interaksi pendidikan secara terencana dan sadar. Dalam lingkungan sekolah telah ada kurikulum formal yang bersifat tertulis. Konsep kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan, juga bervariasi sesuai dengan teori yang dianutnya. Menurut Zais (dalam Nana Syaodih, 1997: 7) bahwa kebaikan suatu kurikulum tidak dapat dinilai dari dokumen tertulisnya saja melainkan harus dinilai dalam proses pelaksanaan fungsinya di dalam kelas. Kurikulum bukan hanya rencana tertulis bagi pengajaran, melainkan sesuatu yang fungsional yang beroperasi dalam kelas yang memberikan pedoman dan mengatur lingkungan dan kegiatan yang berlangsung di dalam kelas. Kemajuan suatu bangsa dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang baik. Upaya meningkatkan kualitas pendidikan terus-menerus dilakukan baik secara konvensional maupun inovatif, sehingga pendidikan harus adaptif terhadap perubahan zaman sesuai dengan tuntutan dalam tujuan pendidikan nasional yang terdapat dalam Undang-Undang No. 20 1

Upload: baharudin-sani

Post on 25-Nov-2015

161 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pendidikan berintikan antara interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam upaya membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi pendidikan dapat terjadi di dalam lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah. Misalnya di dalam lingkungan keluarga interaksi pendidikan terjadi antara orang tua dan anak, proses ini terjadi tanpa adanya rencana yang tertulis. Inilah yang disebut dengan pendidikan informal yaitu pendidikan yang tidak memiliki kurikulum dan tertulis. Pendidikan dalam sekolah tentunya ini lebih bersifat formal. Guru sebagai pendidik telah dipersiapkan secara formal dalam lembaga pendidikan guru dan mempelajari ilmu, keterampilan, dan seni sebagai seorang guru. Di sekolah guru melakukan interaksi pendidikan secara terencana dan sadar. Dalam lingkungan sekolah telah ada kurikulum formal yang bersifat tertulis.

Konsep kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan, juga bervariasi sesuai dengan teori yang dianutnya. Menurut Zais (dalam Nana Syaodih, 1997: 7) bahwa kebaikan suatu kurikulum tidak dapat dinilai dari dokumen tertulisnya saja melainkan harus dinilai dalam proses pelaksanaan fungsinya di dalam kelas. Kurikulum bukan hanya rencana tertulis bagi pengajaran, melainkan sesuatu yang fungsional yang beroperasi dalam kelas yang memberikan pedoman dan mengatur lingkungan dan kegiatan yang berlangsung di dalam kelas. Kemajuan suatu bangsa dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang baik. Upaya meningkatkan kualitas pendidikan terus-menerus dilakukan baik secara konvensional maupun inovatif, sehingga pendidikan harus adaptif terhadap perubahan zaman sesuai dengan tuntutan dalam tujuan pendidikan nasional yang terdapat dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional pada Bab II Pasal 3, dinyatakan pendidikan memiliki fungsi dan tujuan sebagai berikut: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi anak didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU Sikdiknas, 2003: 8)

Inovasi sistem pendidikan yang dilakukan pemerintah agar tercapainya tujuan pendidikan seperti yang dimaksudkan diatas salah satunya melakukan perubahan kurikulum sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan. Perubahan tersebut tentunya jauh dari sempurna dan perlu adanya kritik dan saran dari para akademisi. salah satu hal yang menjadi kritikan pada kurikulum 2013 ini yaitu tentang buku guru dan buku siswa. Analisis difokuskan pada unsur sains (IPA) yang terdapat pada masing-masing kompetensi dasar, indikator, dan materi. Mayoritas materi yang terdapat dalam buku guru dan siswa yaitu materi PJOK. Selain itu, terdapat ketidaksesuaian antara buku siswa dan guru. Penganalisis mengklaim bahwa kurikulum ini dirancang oleh orang-orang pada bidang studi tertentu.

Analisis yang dilakukan pada buku guru dan siswa ini hanya fokus pada muatan sains (IPA) yang terdapat dalam materi. Jika unsur sains (IPA) tidak terdapat dalam suatu kegiatan pembelajaran maka penganalisis akan menambahkan materi dengan materi yang mengandur unsur sains (IPA). Pada konteks ini, penganalisis juga merevisi indikator yang masih kurang sesuai dengan kegiatan pembelajaran dan materinya.

2. Rumusan MasalahApakah keberadaan materi IPA kelas I tema 2 Subtema 1 berdasarkan kesesuaian; kecakupan materi; kedalaman materi; dan penilaian autentik berdasarkan SKL, KI, dan KD; serta memahami pesan simbolik dan menjabarkan isi yang ada pada buku guru dan buku siswa kurikulum 2013 sudah terpenuhi?

3. Tujuan

Tujuan analisis ini adalah untuk mengungkap keberadaan materi IPA kelas I tema 2 Subtema 1 berdasarkan kesesuaian; kecakupan materi; kedalaman materi; dan penilaian autentik berdasarkan SKL, KI, dan KD; serta memahami pesan simbolik dan menjabarkan isi yang ada pada buku guru dan buku siswa kurikulum 2013.BAB II

HASIL DAN PEMBAHASANA. Analisis Buku Guru dan Siswa Kurikulum 2013

Pada ruang lingkup pembelajaran bagian kegiatan pembelajaran pertama terdapat kata (menggenal) yang tidak memiliki makna dalam KBBI, seharusnya kata yang tepat (mengenal), berasal dari kata dasar (kenal) yang mendapat imbuhan me menjadi mengenal sehingga memiliki makna tahu dan teringat kembali. Terlepas dari kesalahan teknis dalam pengetikan, maka perlu untuk dilakukan tindakan lebih lanjut dalam perbaikannya. Hal ini dikarenakan penggunaan buku teks ini dilakukan secara nasional dan kesalahan-kesalahan kecil yang terjadi perlu diminimalisir agar tidak terjadi salah tafsir dikalangan pendidik maupun peserta didik. Berikutnya kesalahan juga terjadi pada ruang lingkup pembelajaran empat bagian dua. Pada bagian tersebut terdapat pemenggalan kata yang salah yaitu berterima kasih, pemenggalan kata yang salah ini dapat menyebabkan terjadinya perbedaan makna karena terdapat dua kata yang masing-masing memiliki makna sendiri. Dimana kata berterima memiliki makna diterima atau dikabulkan sedangkan kasih yaitu perasaan sayang. Seharusnya pada penulisan kata yang benar yaitu berterimakasih.

Terkadang antara buku guru dan siswa terdapat ketidaksesuain yang akhirnya menyebabkan pendidik menjadi kebingungan. Pengintegrasian semua muatan pelajaran yang kurang lengkap menimbulkan bias pemahaman . Tentu ini harus disadari oleh para pendidik agar informasi yang disampaikan tidak menjadi kesalahan yang dibenarkan. Fokus analisis ini mengenai keberadaan materi IPA dalam setiap pembelajaran. Hasil yang diperoleh pada buku siswa bahwa tidak adanya lembar kerja yang membahas tentang IPA maka pada bagian pemetaan indikator ditambahkan dengan mata pelajaran PJOK yang bermuatan sains dan perubahan materi pada buku siswa pada bagian lima yaitu:

Kompetensi Dasar (KD)1.1 Menghargai tubuh dengan seluruh perangkat gerak dan kemampuannya sebagai anugerah Tuhan yang tidak ternilai.

Indikator:

Memasangkan gambar kegiatan olahraga dan alat gerak tubuh yang digunakan.

Perubahan/penambahan yang terjadi pada pemetaan indikator mengakibatkan langkah-langkah kegiatannya pada pembelajaran pertama juga mengalami perubahan. Adapun perubahannya seperti di bawah ini:

1. Siswa berdiskusi tentang cabang-cabang olahraga yang mereka ketahui dengan arahan guru.

2. Siswa diminta untuk menyebutkan alat gerak.

3. Siswa mendengarkan pertanyaan-pertanyaan guru sebagai berikut:

a. Jika kamu ingin bermain sepak bola, alat gerak apa yang kamu gunakan?

b. Jika kamu ingin bermain bulutangkis, alat gerak apa yang kamu gunakan?

c. Jika kamu ingin bermain kasti, alat gerak apa yang kamu gunakan?

4. Siswa diminta menunjukkan pasangan gambar yang salaing berhubungan di buku siswa dengan menarik garis. Misalnya gambar bola dengan kakai dan gambar kasti dengan tangan.

5. Kemudian siswa memilih pasangan gambar yang disukai untuk dijadikan tema dalam menggambar.

6. Siswa menggambar dan mewarnai sesuai tema.

Kekurangan menjadi hasil dari analisis pada bagian ini. Kekurangan tersebut terdapat di dalam kompetensi dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia. Di sana menyebutkan bahwa mengenal teks petunjuk/arahan tentang perawatan tubuh serta pemeliharaan kesehatan dan kebugaran tubuh dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman. Pada kompetensi dasar ini terdapat muatan IPA , namun indikatornya tidak ada yang bermuatan IPA maka perlu untuk ditambahkan . adapun tambahan indikatornya adalah menyebutkan tata cara merawat tubuh. Misalnya mandi.

Pelaksanaan langkah-langkah pembelajaran memang harus teratur/berurutan sesuai rencana agar pemahaman peserta didik terarah. Beberapa hal yang berkaitan tentang bias gender misalnya tentang olahraga yang kebanyakan digeluti oleh laki-laki, namun pertanyaan tersebut diajukan kepada seluruh siswa tanpa memperhatikan siswa perempuan. Bias gender ini terdapat pada bagian dua yang berbunyi siswa menjawab pertanyaan guru tentang kesukaan bermain sepak bola. Ketika pertanyaan ini diajukan oleh guru kepada peserta didik besar kemungkinan mayoritas siswa laki-laki akan mengacungkan tangan. Sementara siswa perempuan akan diam, atau bahkan ada beberapa saja yang suka. Pertanyaan semacam ini hendaknya harus diperhatikan oleh guru agar tidak terkesan membedakan gender dalam pembelajaran.

Sering menjadi polemik dalam penulisan tata bahasa yang benar, baik dalam tingkat dasar ataupun atas. Munkin juga orang tidak mengetahui penulisan awalan yang digabung dengan kata kerja, apakah tata cara penulisannya digabung atau dipisah. Ini menjadi permasalahan yang kronis peserta didik tingkat dasar. Bahkan kesalahan tersebut terjadi dalam buku panduan berskala nasional yaitu buku panduan guru kurikulum 2013. Kesalahan terletak di bagian tujuh pada kata di minta seharusnya diminta. Karena minta merupakan kata kerja dan ditambahkan dengan awalan di maka penulisannya disambung.

Ada beberapa yang perlu diperbaiki dalam konteks ini yaitu langkah-langkah kegiatannya. Karena terdapat kekurangan yang disebabkan adanya tambahan indikator dalam pemetaan indikatornya. Langkah kegiatan yang mulanya ada 11 langkah menjadi 13 langkah dengan tambahan dua kegiatan yaitu:

Siswa diminta menebak gambar yang disediakan.

Siswa diminta menyebutkan tata cara merawat tubuh seperti yang ada pada gambar.

Unsur-unsur pelajaran IPA terlihat pada dua kompetensi dasar mata pelajaran bahasa Indonesia. Namun indikator tidak sedikitpun membahas tentang IPA. Indikator lebih menitikberatkan pada pembahasan bahasa Indonesia. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjelaskan bahwa dalam satu kompetensi dasar terdapat minimal tiga indikator. Dalam pembelajaran tiga (kurikulum 2013) ini ada dua kompetensi dasar hanya terdapat minimal satu indikator. Akan tetapi hal ini tidak menjadi fokus analisis, melainkan apakah dalam setiap kompetensi dasar terdapat indikator yang bermuatan IPA. Maka mata pelajaran bahasa Indonesia ditambahkan satu indikator yang mengandung unsur IPA. Hal ini wajib bagi penganalisis untuk menambahkan materi pada buku siswa mengenai indikator tambahan tersebut.

Penambahan indikator pada kompetensi dasar bahasa Indonesia menyebabkan desain dari buku siswa juga mengalami perubahan. Semula uraian kegiatan pembelajaran 3 dengan materi menyimak cerita olahraga sambil bermain menjadi materi awal, ketika materi baru dan langkah-langkah-langkah kegiatan yang baru dimasukkan maka materi awal akan menjadi materi kedua, begitu seterusnya. Tambahan materi yang terjadi karena tidak adanya muatan IPA dalam keseluruhan materi pembelajaran yang terdapat pada buku siswa ataupun guru. Adapun materi tambahan yang diajukan penganalisis sebagai berikut:

Materi menyimak cerita olahraga sambil bermain ada beberapa bagian langkah-langkah kegiatan tidak terdapat kesesuaian dengan buku siswa. Ketidaksesuaian tersebut ada pada langkah-langkah kegiatan yang mengarahkan siswa untuk berlatih menyimak melalui permainan kuda bisik. Sedangkan permainan yang dimaksud tidak ada dalam buku siswa. Sehingga penganalisis berpendapat bahwa permainan kuda bisik yang tertera dalam langkah-langkah kegiatan merupakan kegiatan insidental yang sengaja diselipkan oleh guru sebagai model pembelajaran. Seharusnya arahan/petunjuk yang terdapat dalam proses pembelajaran harusnya memiliki acuan yang real dan harus dicantumkan dalam buku siswa. Dan yang menjadi catatan khusus dari penganalisis yaitu antara buku guru dan siswa harus benar-benar padu (sesuai).

Kejanggalan terjadi pada penggunaan kosakata bagian tujuan pembelajaran. Kalimat yang digunakan yaitu dengan diskusi, siswa mampu menceritakan apa yang dirasakan setelah berolahraga dengan tepat. Apakah mungkin siswa kelas 1 mampu melakukan diskusi dengan tepat sementara kemampuan membacanya kurang. Jadi pemilihan kata/kegiatan harus disesuaikan dengan karakteristik siswa kelas rendah terlebih kelas 1.

Guru yang kreatif merupakan guru yang mampu menjadikan lingkungan sekitar sebagai media pembelajaran. Sumber belajar bukan hanya pada buku yang dipegang atau menjadi acuannya, melainkan benda-benda yang ada disekitarnya dan bahkan dirinya sendiri mampu menjadi media dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Cameroon (1992) (dalam Johnson, 2007: 211) mengatakan bahwa kreativitas adalah ciptaan alami kehidupan, diri kita sendiri adalah ciptaan. Dan pada gilirannya, kita ditakdirkan untuk meneruskan kreativitas dengan menjadikan diri kita kreatif.

Hal ini berkaitan dengan media pembelajaran yang digunakan pada langkah-langkah pembelajaran 4. Selain buku siswa yang digunakan sebagai media, tubuh siswa juga sangat penting dijadikan media pembelajaran yang konkret. Dengan menggunakan tubuh sebagai media materi pelajaran akan lebih cepat diserap oleh peserta didik.

Indikator pertama pada mata pelajaran bahasa Indonesia mengalami perubahan pada kata teks deskriptif menjadi teks lagu. Pada buku siswa tidak terdapat materi dengan menggunakan teks deskriptif. Materi yang disediakan dalam bentuk lagu yang bertemakan olahraga. Agar pada pembelajaran 4 ini unsur sainsnya ada maka lagu tersebut diganti dengan lagu yang bertema panca indra. Perubahan ini juga berkaitan dengan indikator pertama mata pelajaran SBDP yang semula menyanyikan lagu bertema olahraga lancar dan percaya diri sesuai arahan menjadi menyanyikan lagu bertema panca indra dengan lancar dan percaya diri sesuai arahan.Perubahan indikator menyebabkan materi, tujuan, media dan alat pembelajaran, serta langkah-langkah kegiatan mengalami perubahan pula. Tujuan perubahan tersebut agar unsur IPA masuk dalam pembelajaran ini. Adapun hasil setelah direvisi menjadi:Bernyanyi Lagu Bertema Dua Mata Saya

Media dan Alat Pembelajaran:

Teks Lagu Dua Mata Saya

Langkah-Langkah Kegiatan:

1. Siswa memperhatikan teks lagu dua mata saya.

2. Guru mengajarkan lagu dua mata saya.

3. Siswa menyanyikan lagu bersama-sama disertai gerakan yang mengarah ke anggota tubuh yang terdapat pada teks lagu.

4. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok.

5. Siswa mendengarkan penjelasan tentang menyambung lagu. Berikut ini adalah aturannya:

a. Setiap kelompok secara bergiliran menyanyikan sebaris lagu.

b. Guru menunjuk kelompok yang pertama kali menyanyikan baris pertama lagu.

c. Guru akan menunjuk kelompok menyanyikan lagu secara acak.

d. Setiap kelompok diharapkan selalu dalam keadaan siap.

6. Pada akhir kegiatan setiap kelompok maju ke depan kelas untuk menyanyikan lagu tersebut. Kompetensi dasar mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan kompetensi dasar yang terdapat unsur IPA, namun tidak demikian dengan indikatornya yang sangat jauh berbeda baik dari segi bahasa terlebih lagi IPA. Indikator yang terdapat pada mata pelajaran indonesia lebih mengarah pada PJOK, sehingga indikator tersebut dihapus karena unsur PJOK hampir semua ada pada mata pelajaran yang tercantum pada pemetaan indikator. Oleh sebab itu, kami memasukkan indikator yang mengandung unsur IPA, adapun indikator tambahannya sebagai berikut: Menjawab pertanyaan tentang teks petunjuk merawat tubuh (cuci tangan).

Mempraktekkan teks petunjuk merawat tubuh (cuci tangan).

Dengan adanya indikator tambahan, tentunya mengakibat materi pada buku siswa juga ditambah dengan materi baru. Materi yang disisipkan pada pembelajaran awal yaitu dengan tema cuci tangan, materinya sebagai berikut:

A. Perencanaan Tindak Lanjut

Dari semua hasil analisis dapat dibuat perencanaan untuk perbaikan dari berbagai aspek. Hasil analisis dapat dirangkum dalam tabel sebagai berikut.

FORMAT ANALISIS BUKU GURU

Judul buku: DIRIKU - Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013

Kelas

: 1 (Satu)Jenjang

: Sekolah DasarTema/Sub : Kegemaranku/ Gemar Berolahraga

NO. ASPEK YANG DIANALISIS HASIL ANALISISTINDAK LANJUT HASIL ANALISIS

PB 1PB 2PB 3PB 4PB 5PB 6

1. Kesesuaian dengan SKL SSSSSSBisa dilaksanakan

2. Kesesuaian dengan KI KSKSKSKSKSKSPerlu perbaikan

3. Kesesuaian dengan KD KSKSKSKSKSKSPerlu perbaikan

4. Kecukupan materi ditinjau dari:

a. cakupan konsep/materi esensial;

b. alokasi waktu. KS

SS

SKS

SS

SKS

SS

SPerlu perbaikan

Bisa dilaksanakan

5. Kedalaman materi pengayaan ditinjau dari:

a. Pola pikir keilmuan; dan

b. Karakteristik siswa S

SSSSSSSSSSSBisa dilaksanakan

Bisa dilaksanakan

6. Informasi pembelajaran sesuai Standar Proses SSSSSSBisa dilaksanakan

7. Penerapan Pendekatan ScientificSSSSSSBisa dilaksanakan

8. Instrumen penilaian autentik SSSSSSBisa dilaksanakan

9.Kolom Interaksi antara guru dengan orang tuaSKSSSSSPerlu perbaikan

FORMAT ANALISIS BUKU SISWA

Judul buku: DIRIKU - Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013

Kelas

: 1 (Satu) Jenjang

: Sekolah DasarTema/Sub : Kegemaranku/ Gemar Berolahraga NO. ASPEK YANG DIANALISIS HASIL ANALISISTINDAK LANJUT HASIL ANALISIS

PB 1PB 2PB 3PB 4PB 5PB 6

1. Kesesuaian dengan SKL SSSSSSBisa dilaksanakan

2. Kesesuaian dengan KI KSKSKSKSKSKSPerlu perbaikan

3. Kesesuaian dengan KD KSKSKSKSKSKSPerlu perbaikan

4. Kecukupan materi ditinjau dari:

c. cakupan konsep/materi esensial;

d. alokasi waktu. KS

SS

SKS

SS

SKS

SS

SPerlu perbaikan

Bisa dilaksanakan

5. Kedalaman materi pengayaan ditinjau dari:

c. Pola pikir keilmuan; dan

d. Karakteristik siswa S

SSSSSSSSSSSBisa dilaksanakan

Bisa dilaksanakan

6. Informasi pembelajaran sesuai Standar Proses SSSSSSBisa dilaksanakan

7. Penerapan Pendekatan ScientificSSSSSSBisa dilaksanakan

8. Instrumen penilaian autentik yang tersedia dalam buku siswaSSSSSSBisa dilaksanakan

9.Kolom Interaksi antara guru dengan orang tuaSKSSSSSPerlu perbaikan

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis di atas ditemukan beberapa fakta di antaranya: ketidaksesuaian antara buku guru dan buku siswa tentang materi IPA kelas I tema 2 Subtema 1; kecakupannya belum memadai; kedalamannya belum memadai; dan penilaian autentik tidak tersedia; serta pesan simbolik belum sesuai dengan urutannya, dan tidak tersedia uraian yang menjabarkan isi pada masing-masing gambar.

B. Saran Berdasarkan hasil analisis isi seperti disajikan di atas, disarankan sebagai berikut.1. Agar sesuai antara buku guru dan buku siswa hendaknya perlu diadakan seleksi sebelum diterapkan pada pembelajaran.

2. Agar kecakupan materinya memadai maka KD dan indikator pada pemetaannya harus memuat materi IPA yang tepat.3. Perlu menambahkan materi IPA pada setiap kegiatan pembelajaran dengan mengacu pada kompetensi dasar.4. Perlu dibuat lembar instrumen penilaian autentik.5. Memberikan penjelasan pada gambar-gambar agar tidak terjadi bias pemahaman pada gambar yang terdapat pada buku siswa.Ada beberapa kekeliruan yang diperoleh dari Standar Kompetensi Lulusan (SKL) terhadap domain/ranah sikap (afektif), keterampilan (psikomotorik), dan pengetahuan (kognitif). Kekeliruan-kekeliruan tersebut diantaranya, pada domain pengetahuan (kognitif) terdapat kata menerapkan. Kata tersebut seharusnya merupakan domain keterampilan (psikomotorik). Berdasarkan taksonomi Bloom bahwa terdapat enam tingkatan yaitu C1 (mengetahui), C2 (memahami), C3 (menerapkan), C4 (analisis), C5 (sintesis), dan C6 (evaluasi). Inilah yang menjadi dasar perbaikan kata menerapkan termasuk dalam domain keterampilan (psikomotorik).

IPA

PJOK

menghargai tubuh dengan seluruh perangkat gerak dan kemampuannya sebagai anugerah Tuhan yang tidak ternilai.

Indikator

memasangkan kegiatan olahraga dengan alat gerak tubuh yang digunakan.

IPA

Pasangkan kegiatan-kegiatan olahraga dibawa ini dengan alat gerak!

Gambar kegiatan olahragaGambar alat gerak

(tangan dan Kaki)

IPA

Menyebutkan tata cara merawat tubuh

Terjadi penambahan 2 langkah kegiatan pembelajaran

Terjadi penambahan 2 langkah kegiatan pembelajaran

IPA

Menyebutkan cara menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh

Tujuan pembelajaran:

Dengan tanya jawab siswa dapat menyebutkan cara menjaga kebugaran tubuh

Media :

Buku siswa

Langkah-langkah kegiatan:

Siswa menyimak guru membacakan teks pendek tentang menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh

Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan guru.

Siswa menyebutkan kata-kata yang belum dimengerti.

MATERI BUKU SISWA

Dengar cerita yang dibacakan gurumu!

Dewi selalu berolahraga sebelum berangkat ke sekolah

Dewi sadar akan pentingnya manfaat berolahraga

Rajin berolahraga dapat membuat tubuh tetap bugar dan sehat

Olahraga dapat dilakukan setiap saat.

IPA

IPA

IPA

IPA

Uraian kegiatan pembelajaran 6

MENCUCI TANGAN

Tujuan pembelajaran:

Dengan dek bergambar dan praktek langsung siswa dapat melaksanakan salah atu cara merawat tubuh yaitu mencuci tangan.

Langkah-langkah kegiatan

Siswa menyimak guru yang membacakan teks bergambar tentang cuci tangan.

Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan guru seputar teks yang baru dibacakan.

Siswa menyebutkan kata-kata yang belum dimengerti.

Guru mengajak siswa keluar untuk mempraktekkan cara mencuci tangan yang baik

Penilaian:

Observasi (pengamatan)

Lembar pengamatan praktek mencuci tangan

Nama Baik sekaliBaikCukupPerlu bimbingan4321

Petunjuk:

Basahi kedua telapak tangan dengan air yang mengalir.

Usap dan gosok kedua punggung tangan secara bergantian.

Gosok sela-sela jari hingga bersih.

Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan mengatupkan.

Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian.

Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan.

Bersihkan kedua pergelangan tangan secara bergantian dan kemudian dibilas secara keseluruhan.

13