analisis balanced scorecard sebagai suatu sistem

22
1 ANALISIS BALANCED SCORECARD SEBAGAI SUATU SISTEM PERENCANAAN STRATEGIS DAN PENGUKURAN KINERJA PADA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN Disusun Oleh : Alvi Syahri Ramadhan NIM. 125020304111026 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Derajat Sarjana Ekonomi JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014

Upload: others

Post on 25-May-2022

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS BALANCED SCORECARD SEBAGAI SUATU SISTEM

1

ANALISIS BALANCED SCORECARD SEBAGAI SUATU

SISTEM PERENCANAAN STRATEGIS DAN PENGUKURAN

KINERJA PADA BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

Disusun Oleh

Alvi Syahri Ramadhan

NIM 125020304111026

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Meraih Derajat Sarjana Ekonomi

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2014

2

1 PENDAHULUAN

Setiap organisasi pada hakikatnya bertujuan untuk memenuhi kepentingan

dari stakeholders Tidak terkecuali organisasi sektor publik harus memiliki tujuan

untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan masyarakat sebagai stakeholders-nya

Dengan demikian organisasi harus mencermati visi misi dan dampak dari setiap

aktivitas yang dijalankannya untuk para stakeholders

Dalam menjalankan organisasi tentu sering dijumpai berbagai

kompleksitas yang dapat berakibat terjadinya ketidakselarasan tujuan antara

manajemen dan stakeholders Dalam menselaraskan tujuan setiap unit-unit di

dalam organisasi dibutuhkan suatu rencana strategis yang mencakup visi misi

tujuan strategis dan strategi yang diterapkan disertai dengan indikator-indikator

kinerjanya Organisasi memerlukan suatu mekanisme yang dapat menjamin

kinerja yang ekonomis efektif dan efisien untuk dapat melaksanakan kegiatan

operasional agar sesuai dengan strategi yang direncanakan sehingga tujuan

strategis yang telah ditetapkan di dalam rencana strategis tersebut dapat tercapai

Kaplan dan Norton (1992) mengembangkan suatu sistem pengukuran

kinerja yang tidak hanya memperhatikan komponen aspek keuangan tetapi

memperhatikan juga aspek non-keuangan Sistem pengukuran ini dapat mengukur

keberhasilan organisasi dalam menerjemahkan misi dan strateginya sehingga

organisasi dapat berjalan sesuai dengan visi yang telah ditetapkannya Pengukuran

kinerja ini dikenal dengan Balanced Scorecard (BSC) BSC merupakan

contemporary management tool yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan

organisasi dalam melipatgandakan kinerja keuangan BSC melengkapi

seperangkat ukuran finansial kinerja masa lalu dengan ukuran pendorong (drivers)

kinerja masa depan Dalam pendekatan BSC ukuran kinerja organisasi diperluas

ke perspektif non keuangan seperti kepuasan customers produktivitas dan cost

effectiveness proses bisnisintern dan pembelajaran dan pertumbuhan organisasi

dipacu untuk memperhatikan dan melaksanakan usaha-usaha yang merupakan

pemacu sesungguhnya (the real drivers) untuk mewujudkan kinerja keuangan

Salah satu institusi sektor publik yang telah menerapkan BSC dalam

perencanaan strategis dan manajemen kinerjanya adalah Badan Pemeriksa

Keuangan (BPK) BPK bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab

keuangan negara yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah

Lembaga Negara lainnya Bank Indonesia Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Badan Layanan Umum (BLU) Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan

lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan negara Pihak-pihak yang

berkepentingan terhadap hasil pemeriksaan BPK meliputi lembaga perwakilan

(DPR DPD DPRD) pemerintah (instansi pemerintah yang diperiksaauditee dan

instansi penegak hukum) lembaga lain yang dibentuk berdasarkan undang-

undang warga negara Indonesia dan lembaga-lembaga internasional Dalam

usahanya untuk dapat memenuhi tugas dan tanggung jawab serta harapan dari para stakeholder tersebut BPK melakukan Reformasi Birokrasi yang ditekankan

pada empat aspek yaitu kelembagaan proses bisnis sarana dan prasarana serta

sumber daya manusia Salah satu upaya dalam Reformasi Birokrasi yang

dilakukan BPK dalam bidang kelembagaan adalah menyusun sistem manajemen

kinerja BPK berdasarkan metode BSC untuk pengukuran kinerja lembaga satuan

3

kerja di jajaran BPK serta individual para pegawai BPK Sistem manajemen

kinerja BPK yang berdasarkan metode BSC tersebut dituangkan ke dalam bentuk

Rencana Strategis (Renstra) 2011 sd 2015 dengan memfokuskan pada

peningkatan hubungan dengan para pemangku kepentingan melalui peningkatan

kualitas hubungan kelembagaan penyempurnaan proses bisnis utama melalui

pelaksanaan pemeriksaan yang terintegrasi serta meningkatkan kapasitas

kelembagaan dan peningkatan kompetensi SDM melalui perwujudan BPK sebagai

organisasi yang efisien dan efektif Dalam memonitor pencapaian Renstra BPK

tersebut BPK telah mengembangkan suatu Sistem Manajemen Kinerja (SIMAK)

untuk pengukuran kinerja lembaga dan satuan kerja di jajaran BPK serta

Manajemen Kinerja Individu (MAKIN) untuk pengukuran kinerja individual para

pegawai BPK

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan

analisisevaluasi mengenai penerapan pendekatan BSC sebagai sistem pengukuran

kinerja di BPK Oleh karena itu penelitian ini menganalisis sampai sejauh mana

pendekatan BSC telah diterapkan di dalam sistem perencanaan strategis dan

pengukuran kinerja BPK melalui Renstra 2011 sd 2015

2 KAJIAN PUSTAKA

Kinerja dan Pengukuran Kinerja Menurut Mahsun (2009) kinerja adalah gambaran mengenai tingkat

pencapaian pelaksanaan suatu kegiatanprogramkebijakan dalam mewujudkan

sasaran tujuan misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning

suatu organisasi Sedangkan pengukuran kinerja menurut Yuwono et al (2002)

adalah tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam

rantai nilai yang ada pada organisasi

Balanced Scorecard sebagai Sistem Pengukuran Kinerja pada Instansi

Sektor Publik

Perbedaan utama antara organisasi sektor swasta dan organisasi sektor

publik terletak pada tujuannya yaitu tujuan organisasi sektor swasta lebih

beriorientasi pada laba sedangkan sektor publik lebih berorientasi pada pelayanan

publik BSC digunakan sebagai alat pengukuran kinerja serta sebagai sistem

manajemen strategis yang digunakan untuk menterjemahkan visi misi tujuan

dan strategi ke dalam sasaran strategis dan inisiatif strategis yang terukur

terencana komprehensif koheren dan seimbang Metode BSC diterapkan melalui

empat perspektif kinerja yaitu perspektif pelanggan perspektif proses internal perspektif pertumbuhan dan pembelajaran serta perspektif keuangan

Sasaran strategis adalah sasaran yang hendak dicapai organisasi yang

merupakan terjemahan dari misi visi tujuan dan strategi organisasi Inisiatif

strategis yang merupakan penjabaran dari sasaran strategis kemudian harus

dijabarkan lagi ke dalam penyusunan program dan anggaran Visi adalah suatu

4

pandangan jauh ke depan tentang organisasi atau impian yang ingin dicapai

Pernyataan misi merupakan pernyataan tentang tujuan dan alasan keberadaan

suatu organisasi

Untuk menentukan sebuah pernyataan visi Luis dan Biromo (2008)

menjelaskan beberapa atribut dari pernyataan visi yang efektif yaitu imaginable

desirable feasible fokus flexible dan communicable Niven (2003) menjelaskan

beberapa atribut dari pernyataan misi yang efektif yaitu sederhana dan jelas

menginspirasi perubahan bersifat jangka panjang serta mudah dimengerti dan

dikomunikasikan

Perbandingan Balanced Scorecard Organisasi Sektor Publik dengan Sektor

Swasta

Organisasi sektor publik dapat menggunakan metode BSC dengan

penempatan tumpuan (leverage) yang berbeda Jika dalam organisasi bisnis

leverage-nya adalah perspektif keuangan maka dalam organisasi sektor publik

adalah perspektif pelanggan

Perbandingan BSC Sektor Swasta dengan Sektor Publik Perspektif Swasta Sektor Publik

Pelanggan Bagaiman pelanggan melihat kita Bagaimana masyarakat pengguna pelayanan publik melihat kita

Keuangan Bagaimana kita melihat pemegang saham

Bagaimana kita meningkatkan pendapatan dan mengurangi biaya Bagaimana kita melihat pembayar pajak

Proses Internal Keunggulan apa yang harus kita miliki

Bagaimana kita membangun keunggulan

Pertumbuhan dan Pembelajaran

Bagaiman kita terus memperbaiki dan menciptakan nilai

Bagaimana kita terus melakukan perbaikan dan menambah nilai bagi pelanggan dan stakeholder

(Sumber Mahmudi 2010)

Adanya beberapa perbedaan antara BSC pada sektor swasta dan sektor

publik ini mengakibatkan diperlukannya adaptasi untuk BSC sektor publik

khususnya pada strategy mapping Oleh karena tujuan organisasi sektor publik

lebih berorientasi pada pelayanan publik maka setiap target kinerja pada

perspektif keuangan proses internal dan pertumbuhan serta pembelajaran akan

diarahkan pada upaya-upaya peningkatan kepuasan pelanggan

Strategy Mapping BSC pada Organisasi Sektor Publik

Perspektif Pelanggan

Perspektif Keuangan

Perspektif Proses

Internal

Perspektif Pertumbuhan

dan Pembelajaran

(Sumber Robertson dalam Mahsun 2009)

5

Penerapan BSC pada Beberapa Institusi Sektor Publik di Indonesia dan

Amerika Serikat

Berikut adalah beberapa contoh penerapan BSC untuk institusi sektor

publik di beberapa negara yaitu antara lain

1 Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Metode BSC di Indonesia mulai diterapkan di lingkungan Kementerian

Keuangan sejak tahun 2010 Pada awalnya penerapan BSC di Kementerian

Keuangan awalnya hanya diimplementasikan pada tingkat eselon II dan

dianggap cukup berhasil namun begitu untuk lebih memaksimalkan kinerja

Kementerian Keuangan maka pada tahun 2010 pelaksanaan BSC di Kemenkeu

akan diturunkan ke seluruh unit organisasi yang ada dibawahnya yaitu ke

eselon I II III IV dan sampai ke tingkat pelaksana teknis organisasi

Diharapkan penerapan BSC sampai pada level kebawah ini dapat lebih

meningkatkan profesionalisme dan kinerja Kemenkeu dalam mengelola

keuangan negara

2 Department of Energy Federal Procurement System

Departement Of Energy Federal Procurement System merupakan salah satu

organisasi sektor publik pertama di Amerika yang mengadopsi metode BSC

sebagai sistem pengendalian manajemen strategisnya Hasilnya pada tahun

2002 sebanyak lebih dari 85 pelanggan menyatakan puas atas pelayanan

yang diberikan pemerintah serta sebanyak lebih dari 90 pelanggan

menyatakan kepuasannya atas kualitas barang yang disediakan oleh

pemerintah (wwwbalancedscorecardorg 2001)

3 Defence Financial Accounting Services (DFAS)

DFAS merupakan organisasi keuangan terbesar milik pemerintah Amerika

yang memberikan layanan bantuaninvestasi keuangan bagi para tentara dan

pegawai sipil militer Konsep BSC pada DFAS diterapkan berdasarkan rencana

strategis organisasi yaitu merestrukturisasi perusahaan dan memberikan

pelayanan yang terbaik (best value) untuk meningkatkan kepuasan pelanggan

Hasilnya pada tahun 2002 investasi pelanggan pada DFAS meningkat menjadi

$140 juta dari tahun sebelumnya (wwwbalancedscorecardorg 2003)

Perumusan dan Perencanaan Strategis Sektor Publik Perumusan strategi merupakan proses meneropong masa depan yaitu

melihat masa depan untuk menentukan langkah yang harus dilakukan sekarang

dalam rangka mencapai masa depan Output dari perumusan strategi adalah

pernyataan visi misi tujuan nilai dasar dan strategi organisasi Analisa

perumusan strategis mempertimbangkan analisa SWOT analisa PEST (politik

ekonomi sosial dan teknologi) analisis lingkungan makro dan sebagainya

Berdasarkan hasil analisa perumusan strategis yang telah dilakukan

kemudian tahapan proses perencanaan strategis dalam rerangka BSC dapat dilakukan dalam empat langkah yaitu Penerjemahan tujuan strategis ke dalam

berbagai sasaran strategis dalam empat perspektif penentuan ukuran kinerja

penentuan target kinerja dan perumusan inisiatif strategis

6

Perumusan strategi merupakan proses meneropong masa depan yaitu

melihat masa depan untuk menentukan langkah yang harus dilakukan sekarang

dalam rangka mencapai masa depan Output dari perumusan strategi adalah

pernyataan visi misi tujuan nilai dasar dan strategi organisasi Analisa

perumusan strategis mempertimbangkan analisa SWOT analisa PEST (politik

ekonomi sosial dan teknologi) analisis lingkungan makro dan sebagainya

Penyusunan Program Sektor Publik

Penyusunan program merupakan aktivitas yang dilakukan setelah

perencanaan strategis Hasil dari perencanaan strategis adalah sasaran strategis

target kinerja dan inisiatif strategis yang dijabarkan dalam bentuk program-

program Tahap penyusunan program dalam organisasi sektor publik khususnya

pemerintahan yaitu

1 Tingkat pertama yaitu program makro yang dituangkan dalam bentuk Rencana

Pembangunan Jangka Menengah NasionalDaerah (RPJM NasionalDaerah)

2 Tingkat kedua yaitu program mikro berupa program pada masing-masing

KementerianLembagaSatuan Kerja Perangkat Daerah yang dituangkan dalam

Rencana Strategis (Renstra) dan Rencana Kerja (Renja) instansi RPJM

NasionalDaerah merupakan operasionallisasi dari RPJP NasionalDaerah yang

memuat visi misi arah dan kebijakan pembangunan

Perencanaan dan Penyusunan Anggaran Sektor Publik

Mekanisme perencanaan dan penyusunan anggaran pada instansi sektor

publik adalah sebagai berikut

Mekanisme Perencanaan dan Penyusunan Anggaran Sektor Publik

(Sumber Undang Undang nomor 25 tahun 2004 dan Undang Undang nomor 17 tahun 2003)

Sesuai dengan yang diatur pada Undang Undang nomor 25 tahun 2004

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah satu kesatuan tata cara

perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan

dalam jangka panjang jangka menengah dan tahunan yang dilaksanakan oleh

unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah

Penyusunan Rancangan APBN berpedoman kepada Rencana Kerja

Pemerintah Peraturan Pemerintah nomor 21 tahun 2004 tentang penyusunan

Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara dan Lembaga mengatur bahwa

Penganggaran pada Instansi Pemerintah menggunakan model anggaran berbasis

kinerja Anggaran berbasis kinerja merupakan penyusunan anggaran yang

dilakukan dengan memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran

7

dan hasil yang diharapkan termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dan

keluaran tersebut Untuk itu kementerian negaralembaga diharuskan menyusun

anggaran dengan mengacu kepada indikator kinerja standar biaya dan evaluasi

kinerja lndikator kinerja (performance indicators) dan sasaran (targets)

merupakan bagian dari pengembangan sistem penganggaran berdasarkan kinerja

Penerapan penganggaran berbasis kinerja akan mendukung alokasi anggaran

terhadap prioritas program dan kegiatan Sistem ini terutama berusaha untuk

menghubungkan antara keluaran (outputs) dengan hasil (outcomes) yang disertai

dengan penekanan terhadap efektifitas dan efisiensi terhadap anggaran yang

dialokasikan

Penerapan penganggaran berbasis kinerja tersebut akan tercermin dalam

dokumen anggaran (DIPARKA-KL) Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)

adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang disusun oleh Pengguna

AnggaranKuasa Pengguna Anggaran RKA-KL adalah dokumen perencanaan

dan penganggaran yang berisi program dan kegiatan suatu Kementerian

NegaraLembaga yang merupakan penjabaran dari Rencana Kerja Pemerintah dan

Rencana Strategis Kementerian NegaraLembaga yang bersangkutan dalam satu

tahun anggaran serta anggaran yang diperlukan untuk melaksanakannya

Penyusunan anggaran dalam dokumen RKA-KL merupakan bagian dari

penyusunan APBN

3 METODE PENELITIAN

Fokus penelitian ini adalah mengenai perencanaan strategis dan sistem

penilaian kinerja BPK dengan menggunakan pendekatan BSC Penelitian ini

merupakan penelitian kualitatif Pendekatan kualitatif dipilih agar diperoleh suatu

hasil yang lebih mendekati kenyataan karena peneliti memiliki akses masuk ke

dalam obyek penelitian Peneliti sebagai alat (instrumen) penelitian (Moleong

2000) karena dapat melakukan wawancara mendalam (in depth interview) dengan

pihak pengambil kebijakan pada obyek yang dituju pengamatan penuh dan

pemeran serta sebagai pengamat Studi lapangan dilakukan di BPK Alasan

untuk memilih BPK sebagai studi lapangan karena BPK sebagai salah satu

organisasi sektor publik yang telah menerapkan BSC dalam perencanaan strategis

dan sistem penilaian kinerjanya serta penelitian dapat dilakukan dengan sangat

efektif karena setiap data yang diragukan keabsahannya dapat sesegera mungkin

diuji ulang di lapangan Hal ini terlaksana karena tidak ada jarak lagi antara

peneliti dengan subyek penelitian (key informant)

Sumber data yang digunakan peneliti dari primer dan sekunder Data primer diperoleh melalui wawancara dengan informan terpilih melalui teknik

purposive sampling Data sekunder diperoleh dari sejumlah keterangan atau fakta

yang diperoleh secara tidak langsung yaitu melalui buku-buku yang relevan

dokumen atau arsip BPK dan artikel dari internet yang berkaitan dengan

penelitian ini

8

Setelah mendapatkan data-data yang diperlukan maka langkah-langkah

analisis data adalah sebagai berikut

1 Menganalisis visi misi dan tujuan strategis BPK dengan memperjelas dan

menjabarkannya ke dalam empat perspektif BSC

2 Menganalisis tujuan strategis sasaran strategis dan indikator kinerja utama

yang dikelompokkan ke dalam masing-masing perspektif

3 Menganalisis peta strategis dari sasaran-sasaran strategis yang

memvisualisasikan pola keterkaitan antar sasaran strategis tersebut

4 Menganalisis target untuk setiap pengukuran yang ada dan inisiatif strategis

yang dapat membantu tercapainya target yang dituju tersebut

5 Menganalisis proses implementasi Renstra BPK yang telah menggunakan

pendekatan BSC tersebut dan sistem pengukuran kinerjanya baik kinerja

organisasi maupun kinerja individu

4 PEMBAHASAN

Gambaran Umum BPK

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) merupakan satu lembaga negara yang

bebas dan mandiri dalam memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan

negara Secara hukum kedudukan BPK diatur dalam Undang Undang Dasar 1945

pada pasal 23E 23F dan 23G serta Undang Undang nomor 15 tahun 2006

tentang BPK Untuk melaksanakan tugas dan wewenangnya BPK didukung oleh

seperangkat Undang Undang di bidang keuangan negara yaitu Undang Undang

nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara Undang Undang nomor 1 tahun

2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Undang Undang nomor 15 tahun 2004

tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara

Peraturan perundangan-undangan tersebut secara bersama-sama menegaskan

kedudukan dan peran BPK sebagai lembaga pemeriksa keuangan negara yang

bebas dan mandiri

BPK bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan

negara yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah Lembaga

Negara lainnya Bank Indonesia Badan Usaha Milik Negara Badan Layanan

Umum Badan Usaha Milik Daerah dan lembaga atau badan lain yang mengelola

keuangan negara Jenis pemeriksaan yang dilakukan BPK terdiri dari

(i) Pemeriksaan keuangan dalam rangka memberikan pernyataan opini tentang

tingkat kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan pemerintah

(ii) Pemeriksaan kinerja meliputi aspek ekonomi efisiensi dan efektivitas

program dan kegiatan pemerintah dan (iii) Pemeriksaan dengan tujuan tertentu yang dilakukan dengan tujuan khusus di luar pemeriksaan keuangan dan

pemeriksaan kinerja Termasuk dalam pemeriksaan tujuan tertentu ini adalah

pemeriksaan atas hal-hal lain yang berkaitan dengan keuangan pemeriksaan

investigatif dan pemeriksaan atas permintaan (audit on request) Pihak-pihak

yang berkepentingan terhadap hasil pemeriksaan BPK meliputi lembaga

9

perwakilan (DPR DPD DPRD) pemerintah (instansi pemerintah yang

diperiksaauditee dan instansi penegak hukum) lembaga lain yang dibentuk

berdasarkan undang-undang warga negara Indonesia dan lembaga-lembaga

internasional

Rencana Strategis BPK 2011 ndash 2015

Rencana Strategis (Renstra) BPK 2011 sd 2015 beserta implementasinya

diatur di dalam Keputusan BPK nomor 3KI-XIII252011 tanggal 19 Mei 2011

tentang Perubahan atas Keputusan BPK nomor 7KI-XIII122010 tentang

Rencana Strategis BPK Tahun Anggaran 2011 sampai dengan 2015 dan

Keputusan Sekretaris Jenderal BPK nomor 238KX-XIII252011 tanggal 9 Mei

2011 tentang Rencana Implementasi Renstra BPK TA 2011 sd 2015

Dalam Renstra BPK 2011 sd 2015 BPK telah menetapkan visi misi

tujuan strategis sasaran strategis indikator kinerja utama serta peta strategis

sebagai berikut

1 Visi

Menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara yang kredibel dengan

menjunjung tinggi nilai-nilai dasar untuk berperan aktif dalam mendorong

terwujudnya tata kelola keuangan negara yang akuntabel dan transparan

2 Misi

1) Memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara

2) Memberikan pendapat untuk meningkatkan mutu pengelolaan dan tanggung

jawab keuangan negara dan

3) Berperan aktif dalam menemukan dan mencegah segala bentuk

penyalahgunaan dan penyelewengan keuangan negara

3 Nilai Dasar

1) Independensi

Nilai independensi yang ditanamkan adalah independensi baik secara

kelembagaan organisasi maupun individu Hal ini berarti bahwa BPK

bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan pribadi ekstern

danatau organisasi yang dapat mempengaruhi independensi dalam semua

hal yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan

2) Integritas

Nilai integritas ini dibangun dengan bersikap jujur obyektif dan tegas

dalam menerapkan prinsip nilai dan keputusan

3) Profesionalisme

Nilai profesionalisme dibangun dengan menerapkan prinsip kehati-hatian

ketelitian dan kecermatan serta berpedoman kepada standar yang berlaku

4 Tujuan Strategis

1) Mendorong terwujudnya pengelolaan keuangan negara yang tertib taat pada

peraturan perundang-undangan ekonomis efisien efektif transparan dan

bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan

2) Mewujudkan pemeriksaan yang bermutu untuk menghasilkan laporan hasil pemeriksaan yang bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan pemangku

kepentingan dan

3) Mewujudkan birokrasi yang modern di BPK

10

5 Sasaran Strategis

Sasaran Strategis BPK dalam Renstra 2011 sd 2015 Perspektif BSC Sasaran Strategis Tujuan Strategis

Pemenuhan Kebutuhan dan Harapan Pemilik

Kepentingan

Meningkatkan Efektivitas Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan dan Memenuhi Harapan Pemangku Kepentingan

Mendorong terwujudnya pengelolaan keuangan negara yang tertib taat pada peraturan perundang-undangan ekonomis efisien efektif transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan

Pengelolaan Fungsi Strategis

Meningkatkan Fungsi Manajemen Pemeriksaan

Mewujudkan pemeriksaan yang bermutu untuk menghasilkan laporan hasil pemeriksaan yang bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan pemangku kepentingan

Meningkatkan Mutu Pemberian Pendapat dan Pertimbangan

Meningkatkan Percepatan Penetapan Tuntutan Perbendaharaan dan Pemantauan Penyelesaian Ganti KN

Pertumbuhan dan Pembelajaran

Organisasi

Meningkatkan Efektivitas Penerapan Sistem Pemerolehan Keyakinan Mutu

Pemenuhan dan Harmonisasi Peraturan di Bidang Pemeriksaan Keuangan Negara

Meningkatkan Mutu Kelembagaan dan Ketatalaksanaan

Mewujudkan birokrasi yang modern di BPK

Meningkatkan Kompetensi SDM dan Dukungan Manajemen

Meningkatkan Pemenuhan Standar dan Mutu Sarana dan Prasarana

Keuangan Meningkatkan Pemanfaatan Anggaran

(Sumber Rencana Strategis BPK 2011)

6 Indikator Kinerja Utama

Indikator Kinerja Utama BPK dalam Renstra 2011 sd 2015 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

Meningkatkan Efektivitas Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan dan

Memenuhi Harapan Pemangku Kepentingan

Persentase rekomendasi hasil pemeriksaan yang ditindaklanjuti

Persentase laporan tindak pidana yang ditindaklanjuti instansi penegak hukum

Indeks kepuasan pemangku kepentingan atas hasil pemeriksaan BPK

Meningkatkan Fungsi Manajemen Pemeriksaan

Jumlah Laporan Hasil Pemeriksaan yang diterbitkan

Ketepatan waktu proses pelaksanaan dan pelaporan pemeriksaan

Persentase pemenuhan quality assurance dalam

pemeriksaan

Meningkatkan Mutu Pemberian Pendapat dan Pertimbangan

Jumlah pendapat BPK yang diterbitkan

Meningkatkan Percepatan Penetapan Tuntutan Perbendaharaan dan

Pemantauan Penyelesaian Ganti Kerugian Negara

Persentase penyelesaian penetapan tuntutan perbendaharaan

Jumlah laporan pemantauan kerugian negara yang diterbitkan

Meningkatkan Efektivitas Penerapan Sistem Pemerolehan

Keyakinan Mutu

Persentase rekomendasi peer review yang

ditindaklanjuti

11

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

Pemenuhan dan Harmonisasi Peraturan di Bidang Pemeriksaan

Keuangan Negara

Persentase pemenuhan penyusunan peraturan BPK

Meningkatkan Mutu Kelembagaan dan Ketatalaksanaan

Persentase pemenuhan ketersediaan perangkat lunak (juknisjuklak) pemeriksaannon pemeriksaan

Meningkatkan Kompetensi SDM dan Dukungan Manajemen

Persentase pegawai yang memenuhi standar kompetensi yang dipersyaratkan

Persentase pemenuhan standar jam pelatihan pemeriksa

Indeks kepuasan kerja pegawai

Meningkatkan Pemenuhan Standar dan Mutu Sarana dan

Prasarana

Persentase pemenuhan standar sarana dan prasarana kerja

Persentase proses bisnis yang telah memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Meningkatkan Pemanfaatan Anggaran

Opini atas Laporan Keuangan BPK

Persentase Pemanfaatan Anggaran

(Sumber Rencana Strategis BPK 2011)

7 Peta Strategis

Peta Strategis BPK dalam Renstra 2011 sd 2015

(Sumber Rencana Strategis BPK 2011)

12

Implementasi Renstra BPK 2011 ndash 2015

Dalam implementasinya BPK telah mengembangkan 32 Inisiatif Strategis

(IS) berupa proyek yang berisi kegiatan-kegiatan yang merupakan critical success

factor dalam pencapaian sasaran strategis Inisiatif Strategis (IS) tersebut disajikan

dalam bentuk kegiatan yang merupakan critical success factor pencapaian

Sasaran Strategis

Mekanisme Penilaian Kinerja Organisasi

Pada awal pelaksanaan setiap IS akan dilaksanakan kick off meeting dalam

rangka koordinasi pelaksanaan kegiatan-kegiatan IS di antara satker-satker yang

terlibat Setiap satker sesuai dengan perannya dalam implementasi IS

melaksanakan kegiatan IS yang menjadi tanggung jawabnya Untuk dapat

memantau perkembangan pelaksanaan IS setiap satker pelaksana menyampaikan

laporan pelaksanaan kegiatan IS kepada satker koordinator dan Direktorat PSMK

Direktorat PSMK mengembangkan sistem aplikasi SIMAK BPK yang

akan dimanfaatkan untuk memantau pelaksanaan kegiatan IS Laporan

pelaksanaan kegiatan IS akan dimasukkan ke dalam sistem aplikasi tersebut

sehingga Direktorat PSMK dapat melakukan pemantauan terhadap perkembangan

seluruh IS Berdasarkan hasil pemantauan pelaksanaan seluruh IS Direktorat

PSMK secara periodik akan menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan

IS kepada forum eselon 1 dan Badan

Direktorat PSMK berperan untuk melaksanakan koordinasi pemantauan

dan evaluasi pelaksanaan kegiatan IS Kegiatan pemantauan dilaksanakan dalam

proses implementasi kegiatan dalam IS untuk memastikan bahwa kegiatan dapat

dimplementasikan secara baik Kegiatan evaluasi ditujukan untuk mengambil

langkah pembelajaran dan mengelola umpan balik selama proses pelaksanaan

kegiatan dan mengambil langkah korektif untuk mengatasi permasalahan dan

hambatan yang ada serta mengarahkan bahwa keluaran dan hasil yang diharapkan

dari pelaksanaan setiap IS akan dapat tercapai

Dalam pelaksanaan pemantauan dan evaluasi tujuan yang ingin dicapai

adalah memastikan bahwa kegiatan yang dilaksanakan untuk masing-masing IS

telah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan baik dari segi waktu biaya

maupun cakupan kegiatan (keluaran dan hasil)

Inisiatif strategis yang dijabarkan dalam Rencana Implementasi Renstra

telah disusun berdasarkan indikator kinerja utama dan sasaran strategis BPK

Wide Eselon 1 bertanggung jawab atas pelaksanaan IS yang menjadi tanggung

jawabnya Kegiatan-kegiatan dalam inisiatif strategis dikoordinasikan dan

dilaksanakan oleh satker eselon 2 sesuai dengan pembagian koordinator dan

pelaksana IS Untuk memastikan pelaksanaan kegiatan inisiatif strategis

Direktorat PSMK mengembangkan aplikasi manajemen proyek sebagai bagian

dari sistem manajemen kinerja (SIMAK) BPK Pemantauan terhadap pelaksanaan

kegiatankegiatan inisiatif strategis dilakukan berdasarkan laporan kegiatan periodik yang disampaikan seluruh satker kepada Direktorat PSMK Hasil

pemantauan digunakan untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan implementasi IS

dalam mendukung pencapaian indikator kinerja utama dan sasaran strategis BPK

Wide

13

Untuk memberikan pedoman yang jelas kepada Direktorat PSMK dalam

melakukan pemantauan dan evaluasi Direktorat PSMK akan menyusun SOP

tentang pengelolaan inisiatif strategis termasuk di dalamnya pengembangan

aplikasi yang akan digunakan dalam proses pemantauan dan evaluasi Di samping

itu untuk memberikan kejelasan mengenai peran seluruh pihak yang terlibat

dalam implementasi IS baik sebagai sponsor penanggung jawab satker

koordinator satker pelaksana maupun satker terkait BPK akan menyusun dan

mengembangkan pedoman change management yang dapat digunakan sebagai

acuan dalam pelaksanaan kegiatan dalam IS

Mekanisme Penilaian Kinerja Individu Dalam hal pengukuran kinerja individu BPK telah membentuk suatu

sistem yang disebut dengan Manajemen Kinerja Individu (MAKIN) Selain itu

Pemerintah juga telah mengundangkan sebuah Peraturan Pemerintah nomor 46

tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS Berikut adalah perbandingan

antara MAKIN BPK dengan Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 tentang

Penilaian Prestasi Kerja PNS

Perbandingan MAKIN BPK dengan PP nomor 46 tahun 2011 No Bahasan MAKIN PP 462011

1 Definisi Manajemen Kinerja Individu (MAKIN) adalah proses pengelolaan kinerja individu yang terdiri atas tiga tahap yang saling berkesinambungan yaitu Tahap Perencanaan Tahap Bimbingan dan Tahap Penilaian

Prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh setiap PNS pada satuan organisasi sesuai dengan sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja

2 Ruang Lingkup a MAKIN saat ini berlaku bagi Pemeriksa atas Tugas Pemeriksaan dan Tugas Sesuai Fungsi (Tugas sesuai fungsi akan berlaku efektif pada tahun 2013)

b Ke depannya MAKIN akan diberlakukan untuk seluruh pegawai BPK

Berlaku kepada seluruh PNS (sebagai pengganti DP3)

3 Jangka Waktu Penilaian

a Pemeriksa - Tugas Pemeriksaan

Sesuai dengan jangka waktu di surat tugas

- Tugas Sesuai Fungsi Januari ndash Minggu ke-2 Januari tahun berikutnya

b Non- Pemeriksa Januari-Minggu ke -2 Januari tahun berikutnya

Januari sd Desember tahun berjalan

4 Unsur yang Dinilai

a Sasaran Kerja b Kompetensi Perilaku c Kompetensi Teknis

a Sasaran Kerja b Kompetensi Perilaku

5 Penyusunan SKP Penyusunan SKP telah ditetapkan Organisasi mengacu pada hasil cascading

dan urutan jabatan

Penyusunan SKP merupakan kewajiban PNS

14

No Bahasan MAKIN PP 462011

6 Penilaian SKP a Mempertimbangkan aspek waktu

b Berdasarkan pencapaian target

c Skala nilai 1 - 5

a Mempertimbangkan aspek kuantitas kualitas waktu dan biaya

b Membandingkan antara realisasi dan target

c Skala Nilai 1-100

7 Aspek Penilaian Perilaku Kerja

Achievement Analytical Thinking Concern for order Information Seeking Teamwork dan Cooperation

Orientasi pelayanan integritas komitmen disiplin kerja sama dan kepemimpinan

8 Pihak yang Menilai

a Pemeriksa

- MAKIN Tugas Pemeriksaan Pejabat yang menilai Atasan Langsung sesuai dengan surat Tugas Pemeriksaan

- MAKIN Tugas Sesuai Fungsi Pejabat yang menilai Atasan Langsung sesuai dengan Pola Hubungan antar PFP

b Non-Pemeriksa (staf) Pejabat Struktural

Atasan Langsung paling rendah Pejabat Struktural setingkat eselon V atau pejabat lain yang ditentukan

9 Penilaian Kompetensi Perilaku

a Dilakukan melalui pengamatan dan bimbingan informal

b Skala nilai 1 - 5

a Dilakukan melaui pengamatan

b Skala Nilai 1-100

10 Total Penilaian Rerata bobot nilai SKP kompetensi perilaku dan kompetensi teknis

Penggabungan antara nilai SKP dan kompetensi perilaku

11 Bobot Nilai a Sasaran kerja 60 b Kompetensi Perilaku 20 c Kompetensi Teknis 20

a Sasaran kerja 60 b Kompetensi Perilaku 40

12 Sebutan Nilai Belum ada Ketetapan a 91 ndash ke atas sangat baik b 76 ndash 90 baik c 61 ndash 75 cukup d 51 ndash 60 kurang e 50 ke bawah buruk

13 Sanksi Tidak ada sanksi PNS yang tidak menyusun SKP dan Pejabat penilai yang tidak melaksanakan penilaian prestasi kerja dijatuhi hukuman disiplin

(Sumber Biro SDM BPK 2011)

Evaluasi atas Penerapan Balanced Scorecard sebagai Sistem Perencanaan

Strategis

Secara umum BPK telah menerapkan metode BSC dalam perumusan

rencana strategisnya hal ini terlihat dengan telah adanya pernyataan visi misi

nilai dasar dan tujuan strategi organisasi yang telah diterjemahkan ke dalam

berbagai sasaran strategis dalam empat perspektif BSC Pernyataan visi yang

digunakan BPK dalam rencana strategisnya telah efektif Hal tersebut disebabkan

pernyataan visi tersebut sudah menggambarkan harapan di masa depan menarik

dan menantang layak bersifat umum sehingga tidak dipengaruhi oleh perubahan

organisasi serta mudah dikomunikasikan karena singkat dan jelas pernyataan misi

yang digunakan BPK dalam rencana strategisnya telah efektif oleh karena

pernyataan misi tersebut telah cukup ringkas jelas unik bersifat umum sehingga

15

tidak dipengaruhi oleh perubahan organisasi menghendaki budaya organisasi

yang lebih baik memberikan inspirasi serta bersifat jangka panjang Nilai nilai

dasar yang digunakan BPK sudah memadai dan dapat menjadi landasan dalam

pelaksanaan misi untuk mencapai visi yang diinginkan Selain itu tujuan strategis

yang ditetapkan oleh BPK mampu mendukung pencapaian pernyataan misi yang

ada dan telah dilakukan penjabaran (cascading) atas tujuan strategis tersebut ke

dalam sasaran strategis yang memudahkan dalam pencapaian tujuan strategis

tersebut Selain itu BPK telah menentukan ukuran dan target kinerja yang hendak

dicapai dalam pencapaian sasaran strategis untuk jangka waktu tertentu Sasaran

strategis yang ada telah dijabarkan ke dalam berbagai inisiatif strategis yang

dipilih untuk dapat mewujudkan sasaran strategis tersebut Inisiatif strategis yang

ada telah dijabarkan menjadi kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dengan

output anggaran maupun satker koordinator satker pelaksana serta satker-satker

terkaitnya

Evaluasi atas Strategy Mapping BPK beserta prioritas Perspektif BSC

Pada strategy mapping BSC untuk organisasi sektor publik perspektif

pelanggan adalah tujuan yang utama yang diikuti oleh perspektif keuangan

perspektif proses internal serta yang terakhir adalah perspektif pertumbuhan dan

pembelajaran (Robertson dalam Mahsun 2009) Namun demikian pada strategy

mapping yang digunakan BPK di dalam Renstra 2011-2015 menunjukkan bahwa

yang utama adalah perspektif pelanggan yang diikuti dengan perspektif proses

internal perspektif pertumbuhan dan pembelajaran serta yang terakhir adalah

perspektif keuangan Terdapat perbedaan strategy mapping antara yang telah

dikemukakan oleh Robertson dengan strategy mapping yang digunakan BPK

yaitu menurut Robertson perspektif keuangan seharusnya menjadi tujuan yang

kedua setelah perspektif pelanggan sedangkan menurut BPK perspektif keuangan

adalah merupakan tujuan yang terakhir di bawah tiga perspektif lainnya

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kasubdit Perencanaan Strategis dan

Manajemen Kinerja BPK diketahui bahwa pertimbangan yang dipakai BPK dalam

menentukan prioritas perspektif BSC tersebut adalah BPK merupakan sebuah

institusi sektor publik yang tidak memiliki tugas fungsi dan kewenangan untuk

memungut pendapatan (baik pajak maupun bukan pajak) sehingga perspektif

keuangan di BPK hanya berupa anggaran belanja yang merupakan sumber daya

dalam melaksanakan tugas fungsi dan wewenangnya dalam rangka mencapai

tujuannya Oleh karena itu pencapaian pada perspektif keuangan digunakan oleh

BPK untuk mendukung pencapaian sasaran-sasaran strategis pada ketiga

perspektif lainnya Untuk institusi sektor publik lainnya yang memiliki tugas

fungsi dan kewenangan untuk memungut pendapatan di mana keuangan yang

dikelola terdiri dari pendapatan yang dipungut dan anggaran belanja maka

perspektif keuangan menjadi sangat relevan karena sangat dekat hubungannya

dengan perspektif pelanggan Berdasarkan uraian tersebut maka BPK

memutuskan untuk menempatkan perspektif keuangan di posisi paling bawah dengan tujuan untuk mendukung pencapaian target pada ketiga perspektif lainnya

sehingga diharapkan mampu mendukung pemenuhan tujuan-tujuan strategisnya

16

Evaluasi atas perspektif pada BSC yang telah diterapkan BPK dalam

Renstra 2011-2015 beserta pencapaian kinerjanya sampai dengan tahun

2012

Berikut adalah evaluasi atas perspektif pada BSC yang telah diterapkan BPK

dalam Renstra 2011-2015 beserta pencapaian kinerjanya sampai dengan tahun

2012

1 Perspektif Keuangan

Pencapaian Perspektif Keuangan 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

101 4450 3514 936 27755287000 13913007429 13842279571 55 21 34

Total 4450 3514 936 27755287000 13913007429 13842279571 55 21 34

Keterangan

IS 101 Penerapan Perencanaan dan Penganggaran Berbasis Kinerja secara Menyeluruh dan Konsisten

(Sumber data diolah)

Pencapaian perspektif keuangan sampai dengan 31 Desember 2012 belum

memiliki kinerja kegiatan yang baik karena masih terdapat kekurangan

realisasi kegiatan keluaran dan penyerapan anggaran

2 Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

Pencapaian Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

51 7500 7188 312 4720134000 3270937720 1449196280 12 3 9

52 8000 8433 -433 2011901000 1406262750 605638250 27 18 9

61 7270 6341 929 930314000 686326700 243987300 18 5 13

62 4000 3850 150 2832731306 288750000 2543981306 26 9 17

71 7725 4812 2913 4326975000 2370663010 1956311990 10 4 6

81 4575 4756 -181 2846074000 2663471400 182602600 38 11 27

82 3238 4067 -829 2095786000 1738586500 357199500 12 3 9

83 9228 8196 1032 2134455000 1145909575 988545425 118 12 106

84 7950 7244 706 5598031873 1824019303 3774012570 372 339 33

85 8500 8300 200 486215000 56800000 429415000 8 3 5

91 4975 4117 858 4046875000 2873431000 1173444000 15 4 11

92 5120 6860 -1740 1189325000 977521700 211803300 6 2 4

Total 6507 6180 326 33218817179 19302679658 13916137521 662 413 249

Keterangan

IS 51 Meningkatkan Efektifitas Pelaksanaan Review atas Pilar-Pilar SPKM IS 52 Penyempurnaan Kode Etik dan Pengembangan Perangkatnya IS 61 Percepatan Penyelesaian Peraturan BPK di Bidang Pemeriksaan Keuangan Negara IS 62 Harmonisasi Peraturan Perundang-Undangan di Bidang Pemeriksaan dan Pengelolaan Keuangan Negara IS 71 Perwujudan Organisasi dan Tata Laksana BPK yang Berkualitas IS 81 Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia berbasis Kompetensi Secara Konsisten dan Menyeluruh IS 82 Penerapan Manajemen Kinerja Individu (MAKIN) IS 83 Penerapan Jabatan Fungsional Pemeriksa (JFP) IS 84 Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Kompetensi IS 85 Penerapan Manajemen Karir Yang Jelas IS 91 Pemenuhan Ketersediaan Sarana dan Prasarana Kerja sesuai dengan Standar Sarana dan Prasarana IS 92 Penerapan e-bpk secara Menyeluruh dan Berkelanjutan

(Sumber data diolah)

Berdasarkan data pencapaian inisiatif-inisiatif strategis terkait pencapaian

perspektif pertumbuhan dan pembelajaran sampai dengan 31 Desember 2012

17

di atas diketahui bahwa terdapat empat inisiatif strategis yang memiliki kinerja

yang baik (IS 52 81 82 dan 92) di mana realisasi kegiatan telah melebihi

rencana namun untuk realisasi anggaran maupun keluarannya belum sesuai

rencana dan delapan inisiatif strategis (IS 51 61 62 71 83 84 85 dan

91) belum memiliki kinerja kegiatan penyerapan anggaran maupun keluaran

yang baik karena realisasinya masih di bawah rencana

3 Perspektif Proses Internal

Pencapaian Perspektif Proses Internal 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

21 10000 10000 - 1431185000 1012253131 418931869 3 3 -

22 7306 8126 -820 52014718000 18347626376 33667091624 3055 4262 -1207

23 6750 4245 2505 4343546000 1031927990 3311618010 17 6 11

24 6928 4250 2678 246348000 22625000 223723000 12 6 6

25 7890 6897 993 2785972000 338338600 2447633400 15 9 6

26 5425 5425 - 10376530894 25976097894 -15599567000 21 11 10

27 7750 8241 -491 888720000 599134000 289586000 41 12 29

28 4800 5800 -1000 5973896579 1386190514 4587706065 21 13 8

29 5900 6900 -1000 2701106000 900308935 1800797065 10 4 6

210 7060 2485 4575 1325539000 473167000 852372000 13 1 12

211 6600 5467 1133 448546000 499259000 -50713000 22 10 12

212 2000 4590 -2590 585593000 33211000 552382000 10 - 10

213 5250 2350 2900 1225961000 169169300 1056791700 8 1 7

214 1500 1750 -250 88444100000 140000000 88304100000 6 1 5

31 6111 2900 3211 1838450000 370173000 1468277000 13 1 12

41 5720 9154 -3434 256239000 13275000 242964000 10 4 6

42 7975 7359 616 572001000 48980000 523021000 22 8 14

Total 6174 5643 531 175458451473 51361736740 124096714733 3299 4352 -1053

Keterangan

IS 21 Peningkatan Mutu Perencanaan Pemeriksaan IS 22 Penerapan e-Audit IS 23 Optimalisasi Pemanfaatan Sistem Manajemen Pemeriksaan (SMP) IS 24 Pemanfaatan KAP untuk memeriksa untuk dan atas nama BPK IS 25 Peningkatan Efektivitas Penerapan Risk Based Audit (RBA) dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan IS 26 Peningkatan Kapasitas Pemeriksaan Kinerja IS 27 Peningkatan Kapasitas Pemeriksaan Investigatif IS 28 Pelaksanaan Pemeriksaan dengan Perspektif Lingkungan IS 29 Peningkatan Kapasitas PDTT IS 210 Peningkatan Mutu Pelaporan Hasil Pemeriksaan IS 211 Peningkatan Kualitas Pemberian Keterangan Ahli IS 212 Peningkatan Kualitas Pemberian Bantuan Hukum untuk Pemeriksa IS 213 Peningkatan Kualitas Manajemen Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) IS 214 Peningkatan Pemberdayaan APIP dalam Wewenang dan Tanggung Jawab BPK IS 31 Optimalisasi Pemberian Pendapat BPK IS 41 Percepatan Penyelesaian Tuntutan Perbendaharaan IS 42 Peningkatan Pemantauan Penyelesaian Ganti Kerugian NegaraDaerah

(Sumber data diolah)

Berdasarkan data pencapaian inisiatif-inisiatif strategis terkait pencapaian

perspektif proses internal sampai dengan 31 Desember 2012 di atas diketahui

bahwa terdapat satu inisiatif strategis (IS 21) yang memiliki kinerja yang

sangat baik di mana realisasinya sama atau melebihi rencana baik dari segi

kegiatan anggaran maupun keluaran delapan inisiatif strategis (IS 22 26

27 28 29 212 214 dan 41) yang memiliki kinerja yang baik di mana

realisasi kegiatan melebihi rencana namun untuk realisasi anggaran maupun

keluarannya belum sesuai rencana lima inisiatif strategis (IS 23 24 25 211

18

dan 42) yang belum memiliki kinerja kegiatan penyerapan anggaran maupun

keluaran yang baik karena realisasinya masih di bawah rencana dan tiga

inisiatif strategis (IS 210 213 dan 31) yang perlu mendapat perhatian karena

realisasi kegiatannya lebih kecil dari rencana dan realisasi keluarannya

mengalami keterlambatan yang sangat banyak dari rencana yang telah

ditetapkan

4 Perspektif Pelanggan

Pencapaian Perspektif Pelanggan 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

11 7600 4680 2920 1410802500 295728980 1115073520 22 9 13

12 8200 11368 -3168 19263340000 15072255953 4191084047 230 369 -139

Total 7900 8024 -124 20674142500 15367984933 5306157567 252 378 -126

Keterangan

IS 11 Peningkatan Pengelolaan Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan IS 12 Peningkatan Mutu Hubungan Kelembagaan dengan Pemangku Kepentingan

(Sumber data diolah)

Berdasarkan data pencapaian inisiatif-inisiatif strategis perspektif pelanggan

sampai dengan 31 Desember 2012 di atas diketahui bahwa inisiatif strategis

11 belum memiliki kinerja kegiatan penyerapan anggaran maupun keluaran

yang baik karena masih mengalami kekurangan realisasi kegiatan keluaran

dan penyerapan anggaran dari rencana yang diharapkan Namun demikian

inisiatif strategis 12 memiliki kinerja yang sangat baik karena realisasi

kegiatan serta keluaran melebihi rencana dan adanya penghematan penyerapan

anggaran

Rekapitulasi Perspektif BSC BPK 31 Desember 2012 Perspektif Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

Keuangan 4450 3514 936 27755287000 13913007429 13842279571 55 21 34

Pertumbuhan 6507 6180 326 33218817179 19302679658 13916137521 662 413 249

Internal 6174 5643 531 175458451473 51361736740 124096714733 3299 4352 -1053

Pelanggan 7900 8024 -124 20674142500 15367984933 5306157567 252 378 -126

Total 6353 5927 426 257106698152 99945408760 157161289392 4268 5164 -896

(Sumber data diolah)

Penyelesaian seluruh kegiatan IS telah mencapai 5927 Pencapaian

tersebut masih di bawah target yang telah direncanakan sebesar 6353

Berdasarkan sisi anggaran realisasi penyerapan anggaran secara keseluruhan baru

mencapai 3887 Perlu dilakukan analisis lebih lanjut apakah capaian ini

diakibatkan adanya efisiensi dalam proses pelaksanaan kegiatan atau dikarenakan

proses perencanaan kebutuhan anggaran yang kurang akurat Namun demikian

peneliti berpendapat bahwa hal ini juga kemungkinan dapat disebabkan oleh

model BSC pada Renstra BPK 2011-2015 yang menempatkan perspektif

keuangan pada posisi terbawah sehingga terdapat ketidakselarasan antara

pencapaian kegiatan dan keluaran dengan penyerapan anggaran Sedangkan dari

segi keluaran realisasi keluaran secara keseluruhan telah melebihi target yang

direncanakan Hal ini sebagian besar diakibatkan adanya realisasi penyelesaian

keluaran IS yang terjadi selama proses pelaksanaan kegiatan serta adanya

19

perbedaan satuan keluaran yang diukur di setiap kegiatan Berdasarkan

rekapitulasi di atas juga dapat disimpulkan bahwa perspektif BSC yang memiliki

kinerja terbaik di BPK adalah perspektif pelanggan karena realisasi kegiatan dan

keluarannya telah melebihi rencana yang ditetapkan dengan adanya penghematan

atas penyerapan anggaran Sedangkan perspektif BSC yang paling buruk

kinerjanya adalah perspektif keuangan karena dari segi realisasi kegiatan

penyerapan anggaran dan keluarannya masih belum mencapai rencana yang

diharapkan selain itu kekurangan realisasi keluarannya masih jauh dari rencana

yang diharapkan yaitu sebesar 6182

Evaluasi atas Mekanisme Pengukuran Kinerja organisasi dan individu yang

berdasarkan metode BSC

BPK telah memiliki suatu mekanisme untuk mengukur pencapaikan

kinerja organisasi dan individu yang berdasarkan metode BSC namun demikian

peneliti menilai bahwa masih terdapat beberapa kelemahan dalam mekanisme

pengukuran kinerja yang ada yaitu sebagai berikut

1 Mekanisme pengukuran kinerja organisasi yang ada hanya mampu mengukur

kinerja organisasi pada level eselon 1 dan eselon 2 saja sedangkan untuk level

eselon 3 eselon 4 maupun struktur fungsional tim pemeriksaan tidak terdapat

mekanisme pengukuran kinerjanya

2 Untuk mekanisme pengukuran kinerja individu masih terdapat ketidakjelasan

mengenai sistem mana yang akan dipakai dalam mengukur kinerja individual

para pegawai BPK karena sistem yang telah berjalan dari tahun 2011 yaitu

MAKIN BPK tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011

tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS yang harus mulai diterapkan pada 1

Januari 2014 Selain itu terdapat beberapa kekurangan pada Peraturan

Pemerintah nomor 46 tahun 2011 jika dibandingkan dengan MAKIN BPK

khususnya dalam mengukur kinerja para pemeriksa BPK yaitu di mana

MAKIN BPK mengukur sasaran kerja kompetensi perilaku dan kompetensi

teknis sedangkan Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 hanya mengukur

sasaran kerja dan kompetensi perilaku saja tanpa mengukur kompetensi teknis

Namun demikian MAKIN BPK yang telah berjalan selama ini juga memiliki

kelemahan yaitu MAKIN BPK hanya mengukur kinerja pegawai BPK yang

bertugas sebagai pemeriksa saja sedangkan untuk pegawai BPK non

pemeriksa tidak dapat diukur kinerjanya

5 KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan pada bab 4 dapat

diambil kesimpulan mengenai analisis BSC sebagai suatu sistem perencanaan

strategis dan pengukuran kinerja pada BPK sebagai berikut

20

1 Secara umum BPK telah menerapkan metode BSC dalam perencanaan

strategisnya dengan adanya pernyataan visi dan misi yang efektif nilai dasar

yang jelas dan dapat diterapkan serta tujuan strategi organisasi yang telah

diterjemahkan ke dalam berbagai sasaran strategis dalam empat perspektif

BSC

2 Terdapat perbedaan strategy mapping antara yang telah dikemukakan oleh

Robertson dalam Mahsun (2009) dengan strategy mapping yang digunakan

BPK menurut Robertson perspektif keuangan seharusnya menjadi tujuan yang

kedua setelah perspektif pelanggan sedangkan menurut BPK perspektif

keuangan adalah merupakan tujuan yang terakhir di bawah tiga perspektif

lainnya Hal ini disebabkan posisi BPK sebagai sebuah institusi sektor publik

yang tidak memiliki tugas fungsi dan kewenangan untuk memungut

pendapatan (baik pajak maupun bukan pajak) sehingga perspektif keuangan di

BPK hanya berupa anggaran belanja saja yang merupakan sumber daya dalam

melaksanakan tugas fungsi dan wewenangnya dalam rangka mencapai

tujuannya Oleh karena itu pencapaian pada perspektif keuangan digunakan

oleh BPK untuk mendukung pencapaian sasaran-sasaran strategis pada ketiga

perspektif lainnya

3 Hasil evaluasi atas perspektif pada BSC sampai tingkat inisiatif strategis yang

telah diterapkan BPK dalam Renstra 2011-2015 beserta pencapaian kinerjanya

sampai dengan tahun 2012 dapat disimpulkan bahwa terdapat dua inisiatif

strategis yang memiliki kinerja sangat baik yaitu realisasinya sama atau

melebih rencana baik dari segi kegiatan anggaran maupun keluaran yaitu

inisiatif strategis 12 dan 21 Dua belas inisiatif strategis yang memiliki kinerja

baik yaitu realisasi kegiatannya melebihi rencana namun untuk realisasi

anggaran maupun keluarannya belum sesuai rencana lima belas inisiatif

strategis yang belum memiliki kinerja kegiatan maupun keluaran baik

sehingga masih memerlukan peningkatan pencapaian realisasi serta tiga

inisiatif strategis yang perlu mendapat perhatian karena realisasi kegiatannya

lebih kecil dari rencana dan mengalami keterlambatan yang sangat banyak dari

rencana yang telah ditetapkan

4 Perspektif BSC yang memiliki kinerja terbaik di BPK adalah perspektif

pelanggan karena realisasi kegiatan dan keluarannya telah melebihi rencana

yang ditetapkan dengan adanya penghematan atas penyerapan anggaran

Sedangkan perspektif BSC yang paling buruk kinerjanya adalah perspektif

keuangan karena dari segi realisasi kegiatan penyerapan anggaran dan

keluarannya masih belum mencapai rencana yang diharapkan

5 BPK telah memiliki suatu mekanisme untuk mengukur pencapaikan kinerja

organisasi dan individu yang berdasarkan metode BSC walaupun masih

terdapat kelemahan dalam mekanisme pengukuran kinerja organisasi dan

individu tersebut

6 Mekanisme pengukuran kinerja organisasi yang ada tidak mampu mengukur

kinerja keseluruhan organisasi karena hanya mampu mengukur kinerja organisasi pada level eselon 1 dan eselon 2 saja sedangkan untuk level eselon

3 eselon 4 maupun struktur fungsional tim pemeriksaan tidak terdapat

mekanisme pengukuran kinerjanya

7 Terdapat ketidakjelasan mengenai sistem mana yang akan dipakai dalam

mekanisme pengukuran kinerja individunya karena sistem yang telah berjalan

21

dari tahun 2011 yaitu MAKIN BPK tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah

nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS yang harus mulai

diterapkan pada 1 Januari 2014

Saran

Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil analisis BSC sebagai suatu

sistem perencanaan strategis dan pengukuran kinerja pada BPK adalah sebagai

berikut

1 Perlu ada penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh keputusan BPK dalam

menempatkan perspektif keuangan di bawah ketiga perspektif BSC lainnya

terhadap pencapaian kinerja inisiatif-inisiatif strategisnya

2 BPK perlu memastikan penyelesaian seluruh kegiatan IS sesuai dengan

rencana dan target yang telah ditetapkan baik dari sisi jadwal penyelesaian

kegiatan rencana keluaran maupun efisiensi pemanfaatan anggaran karena IS

merupakan kegiatan strategis yang mempengaruhi keberhasilan BPK dalam

implementasi Renstra BPK 2011-2015

3 BPK perlu mengubah mekanisme pengukuran kinerja organisasinya sehingga

dapat mengukur kinerja organisasi pada level eselon 3 eselon 4 dan struktur

fungsional tim pemeriksaannya

4 BPK perlu menetapkan mekanisme pengukuran kinerja individu yang jelas dan

sesuai dengan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi

Kerja PNS namun tetap dapat mengukur kompetensi teknis pemeriksanya

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Ilmiah dan Buku

Kaplan Robert S dan David Norton 1992 The Balanced Scorecard Measures that Drive

Performance Harvard Business Review

Luis S dan Biromo PA 2008 Step by Step in Cascading Balanced Scorecard to

Fundamental Scorecards PT Gramedia Pustaka Umum Jakarta

Mahmudi 2010 Manajemen Kinerja Sektor Publik STIE YKPN Jakarta

Mahsun Muhamad 2006 Pengukuran Kinerja Sektor Publik BPFE Yogyakarta

Moleong Lexy 2006 Metodologi Penelitian Kualitatif PT Remaja Rosdakarya

Bandung

Niven PR 2003 Balanced Scorecard Step by Step for Governmental and

Nonprofit Agencies John Wiley amp Sons Inc New York

22

Prawirosentono Suyadi 2008 Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan

Kinerja Karyawan BPFE Yogyakarta

Sekaran Uma 2006 Research Methods for Business Metedologi Penelitian

untuk Bisnis Penerbit Salemba Empat Jakarta

Sugiyono 2008 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Penerbit

Alfabeta Bandung

Umar Haryono 2006 Strategic Control Penerbit Universitas Trisakti Jakarta

Wibowo 2007 Manajemen Kinerja PT Raja Grafindo Parsada Jakarta

Yuwono S Sukarno E dan Ikhsan M 2002 Petunjuk Praktis Penyusunan

Balanced Scorecard-Menuju Organisasi yang Berfoukus pada Strategi

PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Zeithaml V A Berry L L and Parasuraman A 1996 The behavioral consequences of

Service quality Journal of Marketing Vol 60

Peraturan

Keputusan BPK nomor 3KI-XIII252011 Tentang Perubahan atas Keputusan

BPK nomor 7KI-XIII122010 tentang Rencana Strategis BPK Tahun

Anggaran 2011 sampai dengan 2015 Jakarta

Keputusan Sekretaris Jenderal BPK nomor 238KX-XIII252011 Tentang

Rencana Implementasi Renstra BPK TA 2011 sd 2015 Jakarta

Keputusan Sekretaris Jenderal BPK nomor 112KX-XIII222012 Tentang

Manajemen Kinerja Individu Tugas Pemeriksaan Jakarta

Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja

PNS Jakarta

Surat Edaran Sekretaris Jenderal BPK nomor 08SEX-XIII242011 Tentang

Implementasi Sistem Manajemen Kinerja Individu dalam Tugas

Pemeriksaan di Lingkungan BPK Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan

Negara Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2006 Tentang Badan

Pemeriksa Keuangan Jakarta

Page 2: ANALISIS BALANCED SCORECARD SEBAGAI SUATU SISTEM

2

1 PENDAHULUAN

Setiap organisasi pada hakikatnya bertujuan untuk memenuhi kepentingan

dari stakeholders Tidak terkecuali organisasi sektor publik harus memiliki tujuan

untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan masyarakat sebagai stakeholders-nya

Dengan demikian organisasi harus mencermati visi misi dan dampak dari setiap

aktivitas yang dijalankannya untuk para stakeholders

Dalam menjalankan organisasi tentu sering dijumpai berbagai

kompleksitas yang dapat berakibat terjadinya ketidakselarasan tujuan antara

manajemen dan stakeholders Dalam menselaraskan tujuan setiap unit-unit di

dalam organisasi dibutuhkan suatu rencana strategis yang mencakup visi misi

tujuan strategis dan strategi yang diterapkan disertai dengan indikator-indikator

kinerjanya Organisasi memerlukan suatu mekanisme yang dapat menjamin

kinerja yang ekonomis efektif dan efisien untuk dapat melaksanakan kegiatan

operasional agar sesuai dengan strategi yang direncanakan sehingga tujuan

strategis yang telah ditetapkan di dalam rencana strategis tersebut dapat tercapai

Kaplan dan Norton (1992) mengembangkan suatu sistem pengukuran

kinerja yang tidak hanya memperhatikan komponen aspek keuangan tetapi

memperhatikan juga aspek non-keuangan Sistem pengukuran ini dapat mengukur

keberhasilan organisasi dalam menerjemahkan misi dan strateginya sehingga

organisasi dapat berjalan sesuai dengan visi yang telah ditetapkannya Pengukuran

kinerja ini dikenal dengan Balanced Scorecard (BSC) BSC merupakan

contemporary management tool yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan

organisasi dalam melipatgandakan kinerja keuangan BSC melengkapi

seperangkat ukuran finansial kinerja masa lalu dengan ukuran pendorong (drivers)

kinerja masa depan Dalam pendekatan BSC ukuran kinerja organisasi diperluas

ke perspektif non keuangan seperti kepuasan customers produktivitas dan cost

effectiveness proses bisnisintern dan pembelajaran dan pertumbuhan organisasi

dipacu untuk memperhatikan dan melaksanakan usaha-usaha yang merupakan

pemacu sesungguhnya (the real drivers) untuk mewujudkan kinerja keuangan

Salah satu institusi sektor publik yang telah menerapkan BSC dalam

perencanaan strategis dan manajemen kinerjanya adalah Badan Pemeriksa

Keuangan (BPK) BPK bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab

keuangan negara yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah

Lembaga Negara lainnya Bank Indonesia Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Badan Layanan Umum (BLU) Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan

lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan negara Pihak-pihak yang

berkepentingan terhadap hasil pemeriksaan BPK meliputi lembaga perwakilan

(DPR DPD DPRD) pemerintah (instansi pemerintah yang diperiksaauditee dan

instansi penegak hukum) lembaga lain yang dibentuk berdasarkan undang-

undang warga negara Indonesia dan lembaga-lembaga internasional Dalam

usahanya untuk dapat memenuhi tugas dan tanggung jawab serta harapan dari para stakeholder tersebut BPK melakukan Reformasi Birokrasi yang ditekankan

pada empat aspek yaitu kelembagaan proses bisnis sarana dan prasarana serta

sumber daya manusia Salah satu upaya dalam Reformasi Birokrasi yang

dilakukan BPK dalam bidang kelembagaan adalah menyusun sistem manajemen

kinerja BPK berdasarkan metode BSC untuk pengukuran kinerja lembaga satuan

3

kerja di jajaran BPK serta individual para pegawai BPK Sistem manajemen

kinerja BPK yang berdasarkan metode BSC tersebut dituangkan ke dalam bentuk

Rencana Strategis (Renstra) 2011 sd 2015 dengan memfokuskan pada

peningkatan hubungan dengan para pemangku kepentingan melalui peningkatan

kualitas hubungan kelembagaan penyempurnaan proses bisnis utama melalui

pelaksanaan pemeriksaan yang terintegrasi serta meningkatkan kapasitas

kelembagaan dan peningkatan kompetensi SDM melalui perwujudan BPK sebagai

organisasi yang efisien dan efektif Dalam memonitor pencapaian Renstra BPK

tersebut BPK telah mengembangkan suatu Sistem Manajemen Kinerja (SIMAK)

untuk pengukuran kinerja lembaga dan satuan kerja di jajaran BPK serta

Manajemen Kinerja Individu (MAKIN) untuk pengukuran kinerja individual para

pegawai BPK

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan

analisisevaluasi mengenai penerapan pendekatan BSC sebagai sistem pengukuran

kinerja di BPK Oleh karena itu penelitian ini menganalisis sampai sejauh mana

pendekatan BSC telah diterapkan di dalam sistem perencanaan strategis dan

pengukuran kinerja BPK melalui Renstra 2011 sd 2015

2 KAJIAN PUSTAKA

Kinerja dan Pengukuran Kinerja Menurut Mahsun (2009) kinerja adalah gambaran mengenai tingkat

pencapaian pelaksanaan suatu kegiatanprogramkebijakan dalam mewujudkan

sasaran tujuan misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning

suatu organisasi Sedangkan pengukuran kinerja menurut Yuwono et al (2002)

adalah tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam

rantai nilai yang ada pada organisasi

Balanced Scorecard sebagai Sistem Pengukuran Kinerja pada Instansi

Sektor Publik

Perbedaan utama antara organisasi sektor swasta dan organisasi sektor

publik terletak pada tujuannya yaitu tujuan organisasi sektor swasta lebih

beriorientasi pada laba sedangkan sektor publik lebih berorientasi pada pelayanan

publik BSC digunakan sebagai alat pengukuran kinerja serta sebagai sistem

manajemen strategis yang digunakan untuk menterjemahkan visi misi tujuan

dan strategi ke dalam sasaran strategis dan inisiatif strategis yang terukur

terencana komprehensif koheren dan seimbang Metode BSC diterapkan melalui

empat perspektif kinerja yaitu perspektif pelanggan perspektif proses internal perspektif pertumbuhan dan pembelajaran serta perspektif keuangan

Sasaran strategis adalah sasaran yang hendak dicapai organisasi yang

merupakan terjemahan dari misi visi tujuan dan strategi organisasi Inisiatif

strategis yang merupakan penjabaran dari sasaran strategis kemudian harus

dijabarkan lagi ke dalam penyusunan program dan anggaran Visi adalah suatu

4

pandangan jauh ke depan tentang organisasi atau impian yang ingin dicapai

Pernyataan misi merupakan pernyataan tentang tujuan dan alasan keberadaan

suatu organisasi

Untuk menentukan sebuah pernyataan visi Luis dan Biromo (2008)

menjelaskan beberapa atribut dari pernyataan visi yang efektif yaitu imaginable

desirable feasible fokus flexible dan communicable Niven (2003) menjelaskan

beberapa atribut dari pernyataan misi yang efektif yaitu sederhana dan jelas

menginspirasi perubahan bersifat jangka panjang serta mudah dimengerti dan

dikomunikasikan

Perbandingan Balanced Scorecard Organisasi Sektor Publik dengan Sektor

Swasta

Organisasi sektor publik dapat menggunakan metode BSC dengan

penempatan tumpuan (leverage) yang berbeda Jika dalam organisasi bisnis

leverage-nya adalah perspektif keuangan maka dalam organisasi sektor publik

adalah perspektif pelanggan

Perbandingan BSC Sektor Swasta dengan Sektor Publik Perspektif Swasta Sektor Publik

Pelanggan Bagaiman pelanggan melihat kita Bagaimana masyarakat pengguna pelayanan publik melihat kita

Keuangan Bagaimana kita melihat pemegang saham

Bagaimana kita meningkatkan pendapatan dan mengurangi biaya Bagaimana kita melihat pembayar pajak

Proses Internal Keunggulan apa yang harus kita miliki

Bagaimana kita membangun keunggulan

Pertumbuhan dan Pembelajaran

Bagaiman kita terus memperbaiki dan menciptakan nilai

Bagaimana kita terus melakukan perbaikan dan menambah nilai bagi pelanggan dan stakeholder

(Sumber Mahmudi 2010)

Adanya beberapa perbedaan antara BSC pada sektor swasta dan sektor

publik ini mengakibatkan diperlukannya adaptasi untuk BSC sektor publik

khususnya pada strategy mapping Oleh karena tujuan organisasi sektor publik

lebih berorientasi pada pelayanan publik maka setiap target kinerja pada

perspektif keuangan proses internal dan pertumbuhan serta pembelajaran akan

diarahkan pada upaya-upaya peningkatan kepuasan pelanggan

Strategy Mapping BSC pada Organisasi Sektor Publik

Perspektif Pelanggan

Perspektif Keuangan

Perspektif Proses

Internal

Perspektif Pertumbuhan

dan Pembelajaran

(Sumber Robertson dalam Mahsun 2009)

5

Penerapan BSC pada Beberapa Institusi Sektor Publik di Indonesia dan

Amerika Serikat

Berikut adalah beberapa contoh penerapan BSC untuk institusi sektor

publik di beberapa negara yaitu antara lain

1 Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Metode BSC di Indonesia mulai diterapkan di lingkungan Kementerian

Keuangan sejak tahun 2010 Pada awalnya penerapan BSC di Kementerian

Keuangan awalnya hanya diimplementasikan pada tingkat eselon II dan

dianggap cukup berhasil namun begitu untuk lebih memaksimalkan kinerja

Kementerian Keuangan maka pada tahun 2010 pelaksanaan BSC di Kemenkeu

akan diturunkan ke seluruh unit organisasi yang ada dibawahnya yaitu ke

eselon I II III IV dan sampai ke tingkat pelaksana teknis organisasi

Diharapkan penerapan BSC sampai pada level kebawah ini dapat lebih

meningkatkan profesionalisme dan kinerja Kemenkeu dalam mengelola

keuangan negara

2 Department of Energy Federal Procurement System

Departement Of Energy Federal Procurement System merupakan salah satu

organisasi sektor publik pertama di Amerika yang mengadopsi metode BSC

sebagai sistem pengendalian manajemen strategisnya Hasilnya pada tahun

2002 sebanyak lebih dari 85 pelanggan menyatakan puas atas pelayanan

yang diberikan pemerintah serta sebanyak lebih dari 90 pelanggan

menyatakan kepuasannya atas kualitas barang yang disediakan oleh

pemerintah (wwwbalancedscorecardorg 2001)

3 Defence Financial Accounting Services (DFAS)

DFAS merupakan organisasi keuangan terbesar milik pemerintah Amerika

yang memberikan layanan bantuaninvestasi keuangan bagi para tentara dan

pegawai sipil militer Konsep BSC pada DFAS diterapkan berdasarkan rencana

strategis organisasi yaitu merestrukturisasi perusahaan dan memberikan

pelayanan yang terbaik (best value) untuk meningkatkan kepuasan pelanggan

Hasilnya pada tahun 2002 investasi pelanggan pada DFAS meningkat menjadi

$140 juta dari tahun sebelumnya (wwwbalancedscorecardorg 2003)

Perumusan dan Perencanaan Strategis Sektor Publik Perumusan strategi merupakan proses meneropong masa depan yaitu

melihat masa depan untuk menentukan langkah yang harus dilakukan sekarang

dalam rangka mencapai masa depan Output dari perumusan strategi adalah

pernyataan visi misi tujuan nilai dasar dan strategi organisasi Analisa

perumusan strategis mempertimbangkan analisa SWOT analisa PEST (politik

ekonomi sosial dan teknologi) analisis lingkungan makro dan sebagainya

Berdasarkan hasil analisa perumusan strategis yang telah dilakukan

kemudian tahapan proses perencanaan strategis dalam rerangka BSC dapat dilakukan dalam empat langkah yaitu Penerjemahan tujuan strategis ke dalam

berbagai sasaran strategis dalam empat perspektif penentuan ukuran kinerja

penentuan target kinerja dan perumusan inisiatif strategis

6

Perumusan strategi merupakan proses meneropong masa depan yaitu

melihat masa depan untuk menentukan langkah yang harus dilakukan sekarang

dalam rangka mencapai masa depan Output dari perumusan strategi adalah

pernyataan visi misi tujuan nilai dasar dan strategi organisasi Analisa

perumusan strategis mempertimbangkan analisa SWOT analisa PEST (politik

ekonomi sosial dan teknologi) analisis lingkungan makro dan sebagainya

Penyusunan Program Sektor Publik

Penyusunan program merupakan aktivitas yang dilakukan setelah

perencanaan strategis Hasil dari perencanaan strategis adalah sasaran strategis

target kinerja dan inisiatif strategis yang dijabarkan dalam bentuk program-

program Tahap penyusunan program dalam organisasi sektor publik khususnya

pemerintahan yaitu

1 Tingkat pertama yaitu program makro yang dituangkan dalam bentuk Rencana

Pembangunan Jangka Menengah NasionalDaerah (RPJM NasionalDaerah)

2 Tingkat kedua yaitu program mikro berupa program pada masing-masing

KementerianLembagaSatuan Kerja Perangkat Daerah yang dituangkan dalam

Rencana Strategis (Renstra) dan Rencana Kerja (Renja) instansi RPJM

NasionalDaerah merupakan operasionallisasi dari RPJP NasionalDaerah yang

memuat visi misi arah dan kebijakan pembangunan

Perencanaan dan Penyusunan Anggaran Sektor Publik

Mekanisme perencanaan dan penyusunan anggaran pada instansi sektor

publik adalah sebagai berikut

Mekanisme Perencanaan dan Penyusunan Anggaran Sektor Publik

(Sumber Undang Undang nomor 25 tahun 2004 dan Undang Undang nomor 17 tahun 2003)

Sesuai dengan yang diatur pada Undang Undang nomor 25 tahun 2004

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah satu kesatuan tata cara

perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan

dalam jangka panjang jangka menengah dan tahunan yang dilaksanakan oleh

unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah

Penyusunan Rancangan APBN berpedoman kepada Rencana Kerja

Pemerintah Peraturan Pemerintah nomor 21 tahun 2004 tentang penyusunan

Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara dan Lembaga mengatur bahwa

Penganggaran pada Instansi Pemerintah menggunakan model anggaran berbasis

kinerja Anggaran berbasis kinerja merupakan penyusunan anggaran yang

dilakukan dengan memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran

7

dan hasil yang diharapkan termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dan

keluaran tersebut Untuk itu kementerian negaralembaga diharuskan menyusun

anggaran dengan mengacu kepada indikator kinerja standar biaya dan evaluasi

kinerja lndikator kinerja (performance indicators) dan sasaran (targets)

merupakan bagian dari pengembangan sistem penganggaran berdasarkan kinerja

Penerapan penganggaran berbasis kinerja akan mendukung alokasi anggaran

terhadap prioritas program dan kegiatan Sistem ini terutama berusaha untuk

menghubungkan antara keluaran (outputs) dengan hasil (outcomes) yang disertai

dengan penekanan terhadap efektifitas dan efisiensi terhadap anggaran yang

dialokasikan

Penerapan penganggaran berbasis kinerja tersebut akan tercermin dalam

dokumen anggaran (DIPARKA-KL) Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)

adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang disusun oleh Pengguna

AnggaranKuasa Pengguna Anggaran RKA-KL adalah dokumen perencanaan

dan penganggaran yang berisi program dan kegiatan suatu Kementerian

NegaraLembaga yang merupakan penjabaran dari Rencana Kerja Pemerintah dan

Rencana Strategis Kementerian NegaraLembaga yang bersangkutan dalam satu

tahun anggaran serta anggaran yang diperlukan untuk melaksanakannya

Penyusunan anggaran dalam dokumen RKA-KL merupakan bagian dari

penyusunan APBN

3 METODE PENELITIAN

Fokus penelitian ini adalah mengenai perencanaan strategis dan sistem

penilaian kinerja BPK dengan menggunakan pendekatan BSC Penelitian ini

merupakan penelitian kualitatif Pendekatan kualitatif dipilih agar diperoleh suatu

hasil yang lebih mendekati kenyataan karena peneliti memiliki akses masuk ke

dalam obyek penelitian Peneliti sebagai alat (instrumen) penelitian (Moleong

2000) karena dapat melakukan wawancara mendalam (in depth interview) dengan

pihak pengambil kebijakan pada obyek yang dituju pengamatan penuh dan

pemeran serta sebagai pengamat Studi lapangan dilakukan di BPK Alasan

untuk memilih BPK sebagai studi lapangan karena BPK sebagai salah satu

organisasi sektor publik yang telah menerapkan BSC dalam perencanaan strategis

dan sistem penilaian kinerjanya serta penelitian dapat dilakukan dengan sangat

efektif karena setiap data yang diragukan keabsahannya dapat sesegera mungkin

diuji ulang di lapangan Hal ini terlaksana karena tidak ada jarak lagi antara

peneliti dengan subyek penelitian (key informant)

Sumber data yang digunakan peneliti dari primer dan sekunder Data primer diperoleh melalui wawancara dengan informan terpilih melalui teknik

purposive sampling Data sekunder diperoleh dari sejumlah keterangan atau fakta

yang diperoleh secara tidak langsung yaitu melalui buku-buku yang relevan

dokumen atau arsip BPK dan artikel dari internet yang berkaitan dengan

penelitian ini

8

Setelah mendapatkan data-data yang diperlukan maka langkah-langkah

analisis data adalah sebagai berikut

1 Menganalisis visi misi dan tujuan strategis BPK dengan memperjelas dan

menjabarkannya ke dalam empat perspektif BSC

2 Menganalisis tujuan strategis sasaran strategis dan indikator kinerja utama

yang dikelompokkan ke dalam masing-masing perspektif

3 Menganalisis peta strategis dari sasaran-sasaran strategis yang

memvisualisasikan pola keterkaitan antar sasaran strategis tersebut

4 Menganalisis target untuk setiap pengukuran yang ada dan inisiatif strategis

yang dapat membantu tercapainya target yang dituju tersebut

5 Menganalisis proses implementasi Renstra BPK yang telah menggunakan

pendekatan BSC tersebut dan sistem pengukuran kinerjanya baik kinerja

organisasi maupun kinerja individu

4 PEMBAHASAN

Gambaran Umum BPK

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) merupakan satu lembaga negara yang

bebas dan mandiri dalam memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan

negara Secara hukum kedudukan BPK diatur dalam Undang Undang Dasar 1945

pada pasal 23E 23F dan 23G serta Undang Undang nomor 15 tahun 2006

tentang BPK Untuk melaksanakan tugas dan wewenangnya BPK didukung oleh

seperangkat Undang Undang di bidang keuangan negara yaitu Undang Undang

nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara Undang Undang nomor 1 tahun

2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Undang Undang nomor 15 tahun 2004

tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara

Peraturan perundangan-undangan tersebut secara bersama-sama menegaskan

kedudukan dan peran BPK sebagai lembaga pemeriksa keuangan negara yang

bebas dan mandiri

BPK bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan

negara yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah Lembaga

Negara lainnya Bank Indonesia Badan Usaha Milik Negara Badan Layanan

Umum Badan Usaha Milik Daerah dan lembaga atau badan lain yang mengelola

keuangan negara Jenis pemeriksaan yang dilakukan BPK terdiri dari

(i) Pemeriksaan keuangan dalam rangka memberikan pernyataan opini tentang

tingkat kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan pemerintah

(ii) Pemeriksaan kinerja meliputi aspek ekonomi efisiensi dan efektivitas

program dan kegiatan pemerintah dan (iii) Pemeriksaan dengan tujuan tertentu yang dilakukan dengan tujuan khusus di luar pemeriksaan keuangan dan

pemeriksaan kinerja Termasuk dalam pemeriksaan tujuan tertentu ini adalah

pemeriksaan atas hal-hal lain yang berkaitan dengan keuangan pemeriksaan

investigatif dan pemeriksaan atas permintaan (audit on request) Pihak-pihak

yang berkepentingan terhadap hasil pemeriksaan BPK meliputi lembaga

9

perwakilan (DPR DPD DPRD) pemerintah (instansi pemerintah yang

diperiksaauditee dan instansi penegak hukum) lembaga lain yang dibentuk

berdasarkan undang-undang warga negara Indonesia dan lembaga-lembaga

internasional

Rencana Strategis BPK 2011 ndash 2015

Rencana Strategis (Renstra) BPK 2011 sd 2015 beserta implementasinya

diatur di dalam Keputusan BPK nomor 3KI-XIII252011 tanggal 19 Mei 2011

tentang Perubahan atas Keputusan BPK nomor 7KI-XIII122010 tentang

Rencana Strategis BPK Tahun Anggaran 2011 sampai dengan 2015 dan

Keputusan Sekretaris Jenderal BPK nomor 238KX-XIII252011 tanggal 9 Mei

2011 tentang Rencana Implementasi Renstra BPK TA 2011 sd 2015

Dalam Renstra BPK 2011 sd 2015 BPK telah menetapkan visi misi

tujuan strategis sasaran strategis indikator kinerja utama serta peta strategis

sebagai berikut

1 Visi

Menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara yang kredibel dengan

menjunjung tinggi nilai-nilai dasar untuk berperan aktif dalam mendorong

terwujudnya tata kelola keuangan negara yang akuntabel dan transparan

2 Misi

1) Memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara

2) Memberikan pendapat untuk meningkatkan mutu pengelolaan dan tanggung

jawab keuangan negara dan

3) Berperan aktif dalam menemukan dan mencegah segala bentuk

penyalahgunaan dan penyelewengan keuangan negara

3 Nilai Dasar

1) Independensi

Nilai independensi yang ditanamkan adalah independensi baik secara

kelembagaan organisasi maupun individu Hal ini berarti bahwa BPK

bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan pribadi ekstern

danatau organisasi yang dapat mempengaruhi independensi dalam semua

hal yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan

2) Integritas

Nilai integritas ini dibangun dengan bersikap jujur obyektif dan tegas

dalam menerapkan prinsip nilai dan keputusan

3) Profesionalisme

Nilai profesionalisme dibangun dengan menerapkan prinsip kehati-hatian

ketelitian dan kecermatan serta berpedoman kepada standar yang berlaku

4 Tujuan Strategis

1) Mendorong terwujudnya pengelolaan keuangan negara yang tertib taat pada

peraturan perundang-undangan ekonomis efisien efektif transparan dan

bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan

2) Mewujudkan pemeriksaan yang bermutu untuk menghasilkan laporan hasil pemeriksaan yang bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan pemangku

kepentingan dan

3) Mewujudkan birokrasi yang modern di BPK

10

5 Sasaran Strategis

Sasaran Strategis BPK dalam Renstra 2011 sd 2015 Perspektif BSC Sasaran Strategis Tujuan Strategis

Pemenuhan Kebutuhan dan Harapan Pemilik

Kepentingan

Meningkatkan Efektivitas Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan dan Memenuhi Harapan Pemangku Kepentingan

Mendorong terwujudnya pengelolaan keuangan negara yang tertib taat pada peraturan perundang-undangan ekonomis efisien efektif transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan

Pengelolaan Fungsi Strategis

Meningkatkan Fungsi Manajemen Pemeriksaan

Mewujudkan pemeriksaan yang bermutu untuk menghasilkan laporan hasil pemeriksaan yang bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan pemangku kepentingan

Meningkatkan Mutu Pemberian Pendapat dan Pertimbangan

Meningkatkan Percepatan Penetapan Tuntutan Perbendaharaan dan Pemantauan Penyelesaian Ganti KN

Pertumbuhan dan Pembelajaran

Organisasi

Meningkatkan Efektivitas Penerapan Sistem Pemerolehan Keyakinan Mutu

Pemenuhan dan Harmonisasi Peraturan di Bidang Pemeriksaan Keuangan Negara

Meningkatkan Mutu Kelembagaan dan Ketatalaksanaan

Mewujudkan birokrasi yang modern di BPK

Meningkatkan Kompetensi SDM dan Dukungan Manajemen

Meningkatkan Pemenuhan Standar dan Mutu Sarana dan Prasarana

Keuangan Meningkatkan Pemanfaatan Anggaran

(Sumber Rencana Strategis BPK 2011)

6 Indikator Kinerja Utama

Indikator Kinerja Utama BPK dalam Renstra 2011 sd 2015 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

Meningkatkan Efektivitas Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan dan

Memenuhi Harapan Pemangku Kepentingan

Persentase rekomendasi hasil pemeriksaan yang ditindaklanjuti

Persentase laporan tindak pidana yang ditindaklanjuti instansi penegak hukum

Indeks kepuasan pemangku kepentingan atas hasil pemeriksaan BPK

Meningkatkan Fungsi Manajemen Pemeriksaan

Jumlah Laporan Hasil Pemeriksaan yang diterbitkan

Ketepatan waktu proses pelaksanaan dan pelaporan pemeriksaan

Persentase pemenuhan quality assurance dalam

pemeriksaan

Meningkatkan Mutu Pemberian Pendapat dan Pertimbangan

Jumlah pendapat BPK yang diterbitkan

Meningkatkan Percepatan Penetapan Tuntutan Perbendaharaan dan

Pemantauan Penyelesaian Ganti Kerugian Negara

Persentase penyelesaian penetapan tuntutan perbendaharaan

Jumlah laporan pemantauan kerugian negara yang diterbitkan

Meningkatkan Efektivitas Penerapan Sistem Pemerolehan

Keyakinan Mutu

Persentase rekomendasi peer review yang

ditindaklanjuti

11

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

Pemenuhan dan Harmonisasi Peraturan di Bidang Pemeriksaan

Keuangan Negara

Persentase pemenuhan penyusunan peraturan BPK

Meningkatkan Mutu Kelembagaan dan Ketatalaksanaan

Persentase pemenuhan ketersediaan perangkat lunak (juknisjuklak) pemeriksaannon pemeriksaan

Meningkatkan Kompetensi SDM dan Dukungan Manajemen

Persentase pegawai yang memenuhi standar kompetensi yang dipersyaratkan

Persentase pemenuhan standar jam pelatihan pemeriksa

Indeks kepuasan kerja pegawai

Meningkatkan Pemenuhan Standar dan Mutu Sarana dan

Prasarana

Persentase pemenuhan standar sarana dan prasarana kerja

Persentase proses bisnis yang telah memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Meningkatkan Pemanfaatan Anggaran

Opini atas Laporan Keuangan BPK

Persentase Pemanfaatan Anggaran

(Sumber Rencana Strategis BPK 2011)

7 Peta Strategis

Peta Strategis BPK dalam Renstra 2011 sd 2015

(Sumber Rencana Strategis BPK 2011)

12

Implementasi Renstra BPK 2011 ndash 2015

Dalam implementasinya BPK telah mengembangkan 32 Inisiatif Strategis

(IS) berupa proyek yang berisi kegiatan-kegiatan yang merupakan critical success

factor dalam pencapaian sasaran strategis Inisiatif Strategis (IS) tersebut disajikan

dalam bentuk kegiatan yang merupakan critical success factor pencapaian

Sasaran Strategis

Mekanisme Penilaian Kinerja Organisasi

Pada awal pelaksanaan setiap IS akan dilaksanakan kick off meeting dalam

rangka koordinasi pelaksanaan kegiatan-kegiatan IS di antara satker-satker yang

terlibat Setiap satker sesuai dengan perannya dalam implementasi IS

melaksanakan kegiatan IS yang menjadi tanggung jawabnya Untuk dapat

memantau perkembangan pelaksanaan IS setiap satker pelaksana menyampaikan

laporan pelaksanaan kegiatan IS kepada satker koordinator dan Direktorat PSMK

Direktorat PSMK mengembangkan sistem aplikasi SIMAK BPK yang

akan dimanfaatkan untuk memantau pelaksanaan kegiatan IS Laporan

pelaksanaan kegiatan IS akan dimasukkan ke dalam sistem aplikasi tersebut

sehingga Direktorat PSMK dapat melakukan pemantauan terhadap perkembangan

seluruh IS Berdasarkan hasil pemantauan pelaksanaan seluruh IS Direktorat

PSMK secara periodik akan menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan

IS kepada forum eselon 1 dan Badan

Direktorat PSMK berperan untuk melaksanakan koordinasi pemantauan

dan evaluasi pelaksanaan kegiatan IS Kegiatan pemantauan dilaksanakan dalam

proses implementasi kegiatan dalam IS untuk memastikan bahwa kegiatan dapat

dimplementasikan secara baik Kegiatan evaluasi ditujukan untuk mengambil

langkah pembelajaran dan mengelola umpan balik selama proses pelaksanaan

kegiatan dan mengambil langkah korektif untuk mengatasi permasalahan dan

hambatan yang ada serta mengarahkan bahwa keluaran dan hasil yang diharapkan

dari pelaksanaan setiap IS akan dapat tercapai

Dalam pelaksanaan pemantauan dan evaluasi tujuan yang ingin dicapai

adalah memastikan bahwa kegiatan yang dilaksanakan untuk masing-masing IS

telah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan baik dari segi waktu biaya

maupun cakupan kegiatan (keluaran dan hasil)

Inisiatif strategis yang dijabarkan dalam Rencana Implementasi Renstra

telah disusun berdasarkan indikator kinerja utama dan sasaran strategis BPK

Wide Eselon 1 bertanggung jawab atas pelaksanaan IS yang menjadi tanggung

jawabnya Kegiatan-kegiatan dalam inisiatif strategis dikoordinasikan dan

dilaksanakan oleh satker eselon 2 sesuai dengan pembagian koordinator dan

pelaksana IS Untuk memastikan pelaksanaan kegiatan inisiatif strategis

Direktorat PSMK mengembangkan aplikasi manajemen proyek sebagai bagian

dari sistem manajemen kinerja (SIMAK) BPK Pemantauan terhadap pelaksanaan

kegiatankegiatan inisiatif strategis dilakukan berdasarkan laporan kegiatan periodik yang disampaikan seluruh satker kepada Direktorat PSMK Hasil

pemantauan digunakan untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan implementasi IS

dalam mendukung pencapaian indikator kinerja utama dan sasaran strategis BPK

Wide

13

Untuk memberikan pedoman yang jelas kepada Direktorat PSMK dalam

melakukan pemantauan dan evaluasi Direktorat PSMK akan menyusun SOP

tentang pengelolaan inisiatif strategis termasuk di dalamnya pengembangan

aplikasi yang akan digunakan dalam proses pemantauan dan evaluasi Di samping

itu untuk memberikan kejelasan mengenai peran seluruh pihak yang terlibat

dalam implementasi IS baik sebagai sponsor penanggung jawab satker

koordinator satker pelaksana maupun satker terkait BPK akan menyusun dan

mengembangkan pedoman change management yang dapat digunakan sebagai

acuan dalam pelaksanaan kegiatan dalam IS

Mekanisme Penilaian Kinerja Individu Dalam hal pengukuran kinerja individu BPK telah membentuk suatu

sistem yang disebut dengan Manajemen Kinerja Individu (MAKIN) Selain itu

Pemerintah juga telah mengundangkan sebuah Peraturan Pemerintah nomor 46

tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS Berikut adalah perbandingan

antara MAKIN BPK dengan Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 tentang

Penilaian Prestasi Kerja PNS

Perbandingan MAKIN BPK dengan PP nomor 46 tahun 2011 No Bahasan MAKIN PP 462011

1 Definisi Manajemen Kinerja Individu (MAKIN) adalah proses pengelolaan kinerja individu yang terdiri atas tiga tahap yang saling berkesinambungan yaitu Tahap Perencanaan Tahap Bimbingan dan Tahap Penilaian

Prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh setiap PNS pada satuan organisasi sesuai dengan sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja

2 Ruang Lingkup a MAKIN saat ini berlaku bagi Pemeriksa atas Tugas Pemeriksaan dan Tugas Sesuai Fungsi (Tugas sesuai fungsi akan berlaku efektif pada tahun 2013)

b Ke depannya MAKIN akan diberlakukan untuk seluruh pegawai BPK

Berlaku kepada seluruh PNS (sebagai pengganti DP3)

3 Jangka Waktu Penilaian

a Pemeriksa - Tugas Pemeriksaan

Sesuai dengan jangka waktu di surat tugas

- Tugas Sesuai Fungsi Januari ndash Minggu ke-2 Januari tahun berikutnya

b Non- Pemeriksa Januari-Minggu ke -2 Januari tahun berikutnya

Januari sd Desember tahun berjalan

4 Unsur yang Dinilai

a Sasaran Kerja b Kompetensi Perilaku c Kompetensi Teknis

a Sasaran Kerja b Kompetensi Perilaku

5 Penyusunan SKP Penyusunan SKP telah ditetapkan Organisasi mengacu pada hasil cascading

dan urutan jabatan

Penyusunan SKP merupakan kewajiban PNS

14

No Bahasan MAKIN PP 462011

6 Penilaian SKP a Mempertimbangkan aspek waktu

b Berdasarkan pencapaian target

c Skala nilai 1 - 5

a Mempertimbangkan aspek kuantitas kualitas waktu dan biaya

b Membandingkan antara realisasi dan target

c Skala Nilai 1-100

7 Aspek Penilaian Perilaku Kerja

Achievement Analytical Thinking Concern for order Information Seeking Teamwork dan Cooperation

Orientasi pelayanan integritas komitmen disiplin kerja sama dan kepemimpinan

8 Pihak yang Menilai

a Pemeriksa

- MAKIN Tugas Pemeriksaan Pejabat yang menilai Atasan Langsung sesuai dengan surat Tugas Pemeriksaan

- MAKIN Tugas Sesuai Fungsi Pejabat yang menilai Atasan Langsung sesuai dengan Pola Hubungan antar PFP

b Non-Pemeriksa (staf) Pejabat Struktural

Atasan Langsung paling rendah Pejabat Struktural setingkat eselon V atau pejabat lain yang ditentukan

9 Penilaian Kompetensi Perilaku

a Dilakukan melalui pengamatan dan bimbingan informal

b Skala nilai 1 - 5

a Dilakukan melaui pengamatan

b Skala Nilai 1-100

10 Total Penilaian Rerata bobot nilai SKP kompetensi perilaku dan kompetensi teknis

Penggabungan antara nilai SKP dan kompetensi perilaku

11 Bobot Nilai a Sasaran kerja 60 b Kompetensi Perilaku 20 c Kompetensi Teknis 20

a Sasaran kerja 60 b Kompetensi Perilaku 40

12 Sebutan Nilai Belum ada Ketetapan a 91 ndash ke atas sangat baik b 76 ndash 90 baik c 61 ndash 75 cukup d 51 ndash 60 kurang e 50 ke bawah buruk

13 Sanksi Tidak ada sanksi PNS yang tidak menyusun SKP dan Pejabat penilai yang tidak melaksanakan penilaian prestasi kerja dijatuhi hukuman disiplin

(Sumber Biro SDM BPK 2011)

Evaluasi atas Penerapan Balanced Scorecard sebagai Sistem Perencanaan

Strategis

Secara umum BPK telah menerapkan metode BSC dalam perumusan

rencana strategisnya hal ini terlihat dengan telah adanya pernyataan visi misi

nilai dasar dan tujuan strategi organisasi yang telah diterjemahkan ke dalam

berbagai sasaran strategis dalam empat perspektif BSC Pernyataan visi yang

digunakan BPK dalam rencana strategisnya telah efektif Hal tersebut disebabkan

pernyataan visi tersebut sudah menggambarkan harapan di masa depan menarik

dan menantang layak bersifat umum sehingga tidak dipengaruhi oleh perubahan

organisasi serta mudah dikomunikasikan karena singkat dan jelas pernyataan misi

yang digunakan BPK dalam rencana strategisnya telah efektif oleh karena

pernyataan misi tersebut telah cukup ringkas jelas unik bersifat umum sehingga

15

tidak dipengaruhi oleh perubahan organisasi menghendaki budaya organisasi

yang lebih baik memberikan inspirasi serta bersifat jangka panjang Nilai nilai

dasar yang digunakan BPK sudah memadai dan dapat menjadi landasan dalam

pelaksanaan misi untuk mencapai visi yang diinginkan Selain itu tujuan strategis

yang ditetapkan oleh BPK mampu mendukung pencapaian pernyataan misi yang

ada dan telah dilakukan penjabaran (cascading) atas tujuan strategis tersebut ke

dalam sasaran strategis yang memudahkan dalam pencapaian tujuan strategis

tersebut Selain itu BPK telah menentukan ukuran dan target kinerja yang hendak

dicapai dalam pencapaian sasaran strategis untuk jangka waktu tertentu Sasaran

strategis yang ada telah dijabarkan ke dalam berbagai inisiatif strategis yang

dipilih untuk dapat mewujudkan sasaran strategis tersebut Inisiatif strategis yang

ada telah dijabarkan menjadi kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dengan

output anggaran maupun satker koordinator satker pelaksana serta satker-satker

terkaitnya

Evaluasi atas Strategy Mapping BPK beserta prioritas Perspektif BSC

Pada strategy mapping BSC untuk organisasi sektor publik perspektif

pelanggan adalah tujuan yang utama yang diikuti oleh perspektif keuangan

perspektif proses internal serta yang terakhir adalah perspektif pertumbuhan dan

pembelajaran (Robertson dalam Mahsun 2009) Namun demikian pada strategy

mapping yang digunakan BPK di dalam Renstra 2011-2015 menunjukkan bahwa

yang utama adalah perspektif pelanggan yang diikuti dengan perspektif proses

internal perspektif pertumbuhan dan pembelajaran serta yang terakhir adalah

perspektif keuangan Terdapat perbedaan strategy mapping antara yang telah

dikemukakan oleh Robertson dengan strategy mapping yang digunakan BPK

yaitu menurut Robertson perspektif keuangan seharusnya menjadi tujuan yang

kedua setelah perspektif pelanggan sedangkan menurut BPK perspektif keuangan

adalah merupakan tujuan yang terakhir di bawah tiga perspektif lainnya

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kasubdit Perencanaan Strategis dan

Manajemen Kinerja BPK diketahui bahwa pertimbangan yang dipakai BPK dalam

menentukan prioritas perspektif BSC tersebut adalah BPK merupakan sebuah

institusi sektor publik yang tidak memiliki tugas fungsi dan kewenangan untuk

memungut pendapatan (baik pajak maupun bukan pajak) sehingga perspektif

keuangan di BPK hanya berupa anggaran belanja yang merupakan sumber daya

dalam melaksanakan tugas fungsi dan wewenangnya dalam rangka mencapai

tujuannya Oleh karena itu pencapaian pada perspektif keuangan digunakan oleh

BPK untuk mendukung pencapaian sasaran-sasaran strategis pada ketiga

perspektif lainnya Untuk institusi sektor publik lainnya yang memiliki tugas

fungsi dan kewenangan untuk memungut pendapatan di mana keuangan yang

dikelola terdiri dari pendapatan yang dipungut dan anggaran belanja maka

perspektif keuangan menjadi sangat relevan karena sangat dekat hubungannya

dengan perspektif pelanggan Berdasarkan uraian tersebut maka BPK

memutuskan untuk menempatkan perspektif keuangan di posisi paling bawah dengan tujuan untuk mendukung pencapaian target pada ketiga perspektif lainnya

sehingga diharapkan mampu mendukung pemenuhan tujuan-tujuan strategisnya

16

Evaluasi atas perspektif pada BSC yang telah diterapkan BPK dalam

Renstra 2011-2015 beserta pencapaian kinerjanya sampai dengan tahun

2012

Berikut adalah evaluasi atas perspektif pada BSC yang telah diterapkan BPK

dalam Renstra 2011-2015 beserta pencapaian kinerjanya sampai dengan tahun

2012

1 Perspektif Keuangan

Pencapaian Perspektif Keuangan 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

101 4450 3514 936 27755287000 13913007429 13842279571 55 21 34

Total 4450 3514 936 27755287000 13913007429 13842279571 55 21 34

Keterangan

IS 101 Penerapan Perencanaan dan Penganggaran Berbasis Kinerja secara Menyeluruh dan Konsisten

(Sumber data diolah)

Pencapaian perspektif keuangan sampai dengan 31 Desember 2012 belum

memiliki kinerja kegiatan yang baik karena masih terdapat kekurangan

realisasi kegiatan keluaran dan penyerapan anggaran

2 Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

Pencapaian Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

51 7500 7188 312 4720134000 3270937720 1449196280 12 3 9

52 8000 8433 -433 2011901000 1406262750 605638250 27 18 9

61 7270 6341 929 930314000 686326700 243987300 18 5 13

62 4000 3850 150 2832731306 288750000 2543981306 26 9 17

71 7725 4812 2913 4326975000 2370663010 1956311990 10 4 6

81 4575 4756 -181 2846074000 2663471400 182602600 38 11 27

82 3238 4067 -829 2095786000 1738586500 357199500 12 3 9

83 9228 8196 1032 2134455000 1145909575 988545425 118 12 106

84 7950 7244 706 5598031873 1824019303 3774012570 372 339 33

85 8500 8300 200 486215000 56800000 429415000 8 3 5

91 4975 4117 858 4046875000 2873431000 1173444000 15 4 11

92 5120 6860 -1740 1189325000 977521700 211803300 6 2 4

Total 6507 6180 326 33218817179 19302679658 13916137521 662 413 249

Keterangan

IS 51 Meningkatkan Efektifitas Pelaksanaan Review atas Pilar-Pilar SPKM IS 52 Penyempurnaan Kode Etik dan Pengembangan Perangkatnya IS 61 Percepatan Penyelesaian Peraturan BPK di Bidang Pemeriksaan Keuangan Negara IS 62 Harmonisasi Peraturan Perundang-Undangan di Bidang Pemeriksaan dan Pengelolaan Keuangan Negara IS 71 Perwujudan Organisasi dan Tata Laksana BPK yang Berkualitas IS 81 Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia berbasis Kompetensi Secara Konsisten dan Menyeluruh IS 82 Penerapan Manajemen Kinerja Individu (MAKIN) IS 83 Penerapan Jabatan Fungsional Pemeriksa (JFP) IS 84 Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Kompetensi IS 85 Penerapan Manajemen Karir Yang Jelas IS 91 Pemenuhan Ketersediaan Sarana dan Prasarana Kerja sesuai dengan Standar Sarana dan Prasarana IS 92 Penerapan e-bpk secara Menyeluruh dan Berkelanjutan

(Sumber data diolah)

Berdasarkan data pencapaian inisiatif-inisiatif strategis terkait pencapaian

perspektif pertumbuhan dan pembelajaran sampai dengan 31 Desember 2012

17

di atas diketahui bahwa terdapat empat inisiatif strategis yang memiliki kinerja

yang baik (IS 52 81 82 dan 92) di mana realisasi kegiatan telah melebihi

rencana namun untuk realisasi anggaran maupun keluarannya belum sesuai

rencana dan delapan inisiatif strategis (IS 51 61 62 71 83 84 85 dan

91) belum memiliki kinerja kegiatan penyerapan anggaran maupun keluaran

yang baik karena realisasinya masih di bawah rencana

3 Perspektif Proses Internal

Pencapaian Perspektif Proses Internal 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

21 10000 10000 - 1431185000 1012253131 418931869 3 3 -

22 7306 8126 -820 52014718000 18347626376 33667091624 3055 4262 -1207

23 6750 4245 2505 4343546000 1031927990 3311618010 17 6 11

24 6928 4250 2678 246348000 22625000 223723000 12 6 6

25 7890 6897 993 2785972000 338338600 2447633400 15 9 6

26 5425 5425 - 10376530894 25976097894 -15599567000 21 11 10

27 7750 8241 -491 888720000 599134000 289586000 41 12 29

28 4800 5800 -1000 5973896579 1386190514 4587706065 21 13 8

29 5900 6900 -1000 2701106000 900308935 1800797065 10 4 6

210 7060 2485 4575 1325539000 473167000 852372000 13 1 12

211 6600 5467 1133 448546000 499259000 -50713000 22 10 12

212 2000 4590 -2590 585593000 33211000 552382000 10 - 10

213 5250 2350 2900 1225961000 169169300 1056791700 8 1 7

214 1500 1750 -250 88444100000 140000000 88304100000 6 1 5

31 6111 2900 3211 1838450000 370173000 1468277000 13 1 12

41 5720 9154 -3434 256239000 13275000 242964000 10 4 6

42 7975 7359 616 572001000 48980000 523021000 22 8 14

Total 6174 5643 531 175458451473 51361736740 124096714733 3299 4352 -1053

Keterangan

IS 21 Peningkatan Mutu Perencanaan Pemeriksaan IS 22 Penerapan e-Audit IS 23 Optimalisasi Pemanfaatan Sistem Manajemen Pemeriksaan (SMP) IS 24 Pemanfaatan KAP untuk memeriksa untuk dan atas nama BPK IS 25 Peningkatan Efektivitas Penerapan Risk Based Audit (RBA) dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan IS 26 Peningkatan Kapasitas Pemeriksaan Kinerja IS 27 Peningkatan Kapasitas Pemeriksaan Investigatif IS 28 Pelaksanaan Pemeriksaan dengan Perspektif Lingkungan IS 29 Peningkatan Kapasitas PDTT IS 210 Peningkatan Mutu Pelaporan Hasil Pemeriksaan IS 211 Peningkatan Kualitas Pemberian Keterangan Ahli IS 212 Peningkatan Kualitas Pemberian Bantuan Hukum untuk Pemeriksa IS 213 Peningkatan Kualitas Manajemen Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) IS 214 Peningkatan Pemberdayaan APIP dalam Wewenang dan Tanggung Jawab BPK IS 31 Optimalisasi Pemberian Pendapat BPK IS 41 Percepatan Penyelesaian Tuntutan Perbendaharaan IS 42 Peningkatan Pemantauan Penyelesaian Ganti Kerugian NegaraDaerah

(Sumber data diolah)

Berdasarkan data pencapaian inisiatif-inisiatif strategis terkait pencapaian

perspektif proses internal sampai dengan 31 Desember 2012 di atas diketahui

bahwa terdapat satu inisiatif strategis (IS 21) yang memiliki kinerja yang

sangat baik di mana realisasinya sama atau melebihi rencana baik dari segi

kegiatan anggaran maupun keluaran delapan inisiatif strategis (IS 22 26

27 28 29 212 214 dan 41) yang memiliki kinerja yang baik di mana

realisasi kegiatan melebihi rencana namun untuk realisasi anggaran maupun

keluarannya belum sesuai rencana lima inisiatif strategis (IS 23 24 25 211

18

dan 42) yang belum memiliki kinerja kegiatan penyerapan anggaran maupun

keluaran yang baik karena realisasinya masih di bawah rencana dan tiga

inisiatif strategis (IS 210 213 dan 31) yang perlu mendapat perhatian karena

realisasi kegiatannya lebih kecil dari rencana dan realisasi keluarannya

mengalami keterlambatan yang sangat banyak dari rencana yang telah

ditetapkan

4 Perspektif Pelanggan

Pencapaian Perspektif Pelanggan 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

11 7600 4680 2920 1410802500 295728980 1115073520 22 9 13

12 8200 11368 -3168 19263340000 15072255953 4191084047 230 369 -139

Total 7900 8024 -124 20674142500 15367984933 5306157567 252 378 -126

Keterangan

IS 11 Peningkatan Pengelolaan Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan IS 12 Peningkatan Mutu Hubungan Kelembagaan dengan Pemangku Kepentingan

(Sumber data diolah)

Berdasarkan data pencapaian inisiatif-inisiatif strategis perspektif pelanggan

sampai dengan 31 Desember 2012 di atas diketahui bahwa inisiatif strategis

11 belum memiliki kinerja kegiatan penyerapan anggaran maupun keluaran

yang baik karena masih mengalami kekurangan realisasi kegiatan keluaran

dan penyerapan anggaran dari rencana yang diharapkan Namun demikian

inisiatif strategis 12 memiliki kinerja yang sangat baik karena realisasi

kegiatan serta keluaran melebihi rencana dan adanya penghematan penyerapan

anggaran

Rekapitulasi Perspektif BSC BPK 31 Desember 2012 Perspektif Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

Keuangan 4450 3514 936 27755287000 13913007429 13842279571 55 21 34

Pertumbuhan 6507 6180 326 33218817179 19302679658 13916137521 662 413 249

Internal 6174 5643 531 175458451473 51361736740 124096714733 3299 4352 -1053

Pelanggan 7900 8024 -124 20674142500 15367984933 5306157567 252 378 -126

Total 6353 5927 426 257106698152 99945408760 157161289392 4268 5164 -896

(Sumber data diolah)

Penyelesaian seluruh kegiatan IS telah mencapai 5927 Pencapaian

tersebut masih di bawah target yang telah direncanakan sebesar 6353

Berdasarkan sisi anggaran realisasi penyerapan anggaran secara keseluruhan baru

mencapai 3887 Perlu dilakukan analisis lebih lanjut apakah capaian ini

diakibatkan adanya efisiensi dalam proses pelaksanaan kegiatan atau dikarenakan

proses perencanaan kebutuhan anggaran yang kurang akurat Namun demikian

peneliti berpendapat bahwa hal ini juga kemungkinan dapat disebabkan oleh

model BSC pada Renstra BPK 2011-2015 yang menempatkan perspektif

keuangan pada posisi terbawah sehingga terdapat ketidakselarasan antara

pencapaian kegiatan dan keluaran dengan penyerapan anggaran Sedangkan dari

segi keluaran realisasi keluaran secara keseluruhan telah melebihi target yang

direncanakan Hal ini sebagian besar diakibatkan adanya realisasi penyelesaian

keluaran IS yang terjadi selama proses pelaksanaan kegiatan serta adanya

19

perbedaan satuan keluaran yang diukur di setiap kegiatan Berdasarkan

rekapitulasi di atas juga dapat disimpulkan bahwa perspektif BSC yang memiliki

kinerja terbaik di BPK adalah perspektif pelanggan karena realisasi kegiatan dan

keluarannya telah melebihi rencana yang ditetapkan dengan adanya penghematan

atas penyerapan anggaran Sedangkan perspektif BSC yang paling buruk

kinerjanya adalah perspektif keuangan karena dari segi realisasi kegiatan

penyerapan anggaran dan keluarannya masih belum mencapai rencana yang

diharapkan selain itu kekurangan realisasi keluarannya masih jauh dari rencana

yang diharapkan yaitu sebesar 6182

Evaluasi atas Mekanisme Pengukuran Kinerja organisasi dan individu yang

berdasarkan metode BSC

BPK telah memiliki suatu mekanisme untuk mengukur pencapaikan

kinerja organisasi dan individu yang berdasarkan metode BSC namun demikian

peneliti menilai bahwa masih terdapat beberapa kelemahan dalam mekanisme

pengukuran kinerja yang ada yaitu sebagai berikut

1 Mekanisme pengukuran kinerja organisasi yang ada hanya mampu mengukur

kinerja organisasi pada level eselon 1 dan eselon 2 saja sedangkan untuk level

eselon 3 eselon 4 maupun struktur fungsional tim pemeriksaan tidak terdapat

mekanisme pengukuran kinerjanya

2 Untuk mekanisme pengukuran kinerja individu masih terdapat ketidakjelasan

mengenai sistem mana yang akan dipakai dalam mengukur kinerja individual

para pegawai BPK karena sistem yang telah berjalan dari tahun 2011 yaitu

MAKIN BPK tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011

tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS yang harus mulai diterapkan pada 1

Januari 2014 Selain itu terdapat beberapa kekurangan pada Peraturan

Pemerintah nomor 46 tahun 2011 jika dibandingkan dengan MAKIN BPK

khususnya dalam mengukur kinerja para pemeriksa BPK yaitu di mana

MAKIN BPK mengukur sasaran kerja kompetensi perilaku dan kompetensi

teknis sedangkan Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 hanya mengukur

sasaran kerja dan kompetensi perilaku saja tanpa mengukur kompetensi teknis

Namun demikian MAKIN BPK yang telah berjalan selama ini juga memiliki

kelemahan yaitu MAKIN BPK hanya mengukur kinerja pegawai BPK yang

bertugas sebagai pemeriksa saja sedangkan untuk pegawai BPK non

pemeriksa tidak dapat diukur kinerjanya

5 KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan pada bab 4 dapat

diambil kesimpulan mengenai analisis BSC sebagai suatu sistem perencanaan

strategis dan pengukuran kinerja pada BPK sebagai berikut

20

1 Secara umum BPK telah menerapkan metode BSC dalam perencanaan

strategisnya dengan adanya pernyataan visi dan misi yang efektif nilai dasar

yang jelas dan dapat diterapkan serta tujuan strategi organisasi yang telah

diterjemahkan ke dalam berbagai sasaran strategis dalam empat perspektif

BSC

2 Terdapat perbedaan strategy mapping antara yang telah dikemukakan oleh

Robertson dalam Mahsun (2009) dengan strategy mapping yang digunakan

BPK menurut Robertson perspektif keuangan seharusnya menjadi tujuan yang

kedua setelah perspektif pelanggan sedangkan menurut BPK perspektif

keuangan adalah merupakan tujuan yang terakhir di bawah tiga perspektif

lainnya Hal ini disebabkan posisi BPK sebagai sebuah institusi sektor publik

yang tidak memiliki tugas fungsi dan kewenangan untuk memungut

pendapatan (baik pajak maupun bukan pajak) sehingga perspektif keuangan di

BPK hanya berupa anggaran belanja saja yang merupakan sumber daya dalam

melaksanakan tugas fungsi dan wewenangnya dalam rangka mencapai

tujuannya Oleh karena itu pencapaian pada perspektif keuangan digunakan

oleh BPK untuk mendukung pencapaian sasaran-sasaran strategis pada ketiga

perspektif lainnya

3 Hasil evaluasi atas perspektif pada BSC sampai tingkat inisiatif strategis yang

telah diterapkan BPK dalam Renstra 2011-2015 beserta pencapaian kinerjanya

sampai dengan tahun 2012 dapat disimpulkan bahwa terdapat dua inisiatif

strategis yang memiliki kinerja sangat baik yaitu realisasinya sama atau

melebih rencana baik dari segi kegiatan anggaran maupun keluaran yaitu

inisiatif strategis 12 dan 21 Dua belas inisiatif strategis yang memiliki kinerja

baik yaitu realisasi kegiatannya melebihi rencana namun untuk realisasi

anggaran maupun keluarannya belum sesuai rencana lima belas inisiatif

strategis yang belum memiliki kinerja kegiatan maupun keluaran baik

sehingga masih memerlukan peningkatan pencapaian realisasi serta tiga

inisiatif strategis yang perlu mendapat perhatian karena realisasi kegiatannya

lebih kecil dari rencana dan mengalami keterlambatan yang sangat banyak dari

rencana yang telah ditetapkan

4 Perspektif BSC yang memiliki kinerja terbaik di BPK adalah perspektif

pelanggan karena realisasi kegiatan dan keluarannya telah melebihi rencana

yang ditetapkan dengan adanya penghematan atas penyerapan anggaran

Sedangkan perspektif BSC yang paling buruk kinerjanya adalah perspektif

keuangan karena dari segi realisasi kegiatan penyerapan anggaran dan

keluarannya masih belum mencapai rencana yang diharapkan

5 BPK telah memiliki suatu mekanisme untuk mengukur pencapaikan kinerja

organisasi dan individu yang berdasarkan metode BSC walaupun masih

terdapat kelemahan dalam mekanisme pengukuran kinerja organisasi dan

individu tersebut

6 Mekanisme pengukuran kinerja organisasi yang ada tidak mampu mengukur

kinerja keseluruhan organisasi karena hanya mampu mengukur kinerja organisasi pada level eselon 1 dan eselon 2 saja sedangkan untuk level eselon

3 eselon 4 maupun struktur fungsional tim pemeriksaan tidak terdapat

mekanisme pengukuran kinerjanya

7 Terdapat ketidakjelasan mengenai sistem mana yang akan dipakai dalam

mekanisme pengukuran kinerja individunya karena sistem yang telah berjalan

21

dari tahun 2011 yaitu MAKIN BPK tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah

nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS yang harus mulai

diterapkan pada 1 Januari 2014

Saran

Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil analisis BSC sebagai suatu

sistem perencanaan strategis dan pengukuran kinerja pada BPK adalah sebagai

berikut

1 Perlu ada penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh keputusan BPK dalam

menempatkan perspektif keuangan di bawah ketiga perspektif BSC lainnya

terhadap pencapaian kinerja inisiatif-inisiatif strategisnya

2 BPK perlu memastikan penyelesaian seluruh kegiatan IS sesuai dengan

rencana dan target yang telah ditetapkan baik dari sisi jadwal penyelesaian

kegiatan rencana keluaran maupun efisiensi pemanfaatan anggaran karena IS

merupakan kegiatan strategis yang mempengaruhi keberhasilan BPK dalam

implementasi Renstra BPK 2011-2015

3 BPK perlu mengubah mekanisme pengukuran kinerja organisasinya sehingga

dapat mengukur kinerja organisasi pada level eselon 3 eselon 4 dan struktur

fungsional tim pemeriksaannya

4 BPK perlu menetapkan mekanisme pengukuran kinerja individu yang jelas dan

sesuai dengan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi

Kerja PNS namun tetap dapat mengukur kompetensi teknis pemeriksanya

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Ilmiah dan Buku

Kaplan Robert S dan David Norton 1992 The Balanced Scorecard Measures that Drive

Performance Harvard Business Review

Luis S dan Biromo PA 2008 Step by Step in Cascading Balanced Scorecard to

Fundamental Scorecards PT Gramedia Pustaka Umum Jakarta

Mahmudi 2010 Manajemen Kinerja Sektor Publik STIE YKPN Jakarta

Mahsun Muhamad 2006 Pengukuran Kinerja Sektor Publik BPFE Yogyakarta

Moleong Lexy 2006 Metodologi Penelitian Kualitatif PT Remaja Rosdakarya

Bandung

Niven PR 2003 Balanced Scorecard Step by Step for Governmental and

Nonprofit Agencies John Wiley amp Sons Inc New York

22

Prawirosentono Suyadi 2008 Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan

Kinerja Karyawan BPFE Yogyakarta

Sekaran Uma 2006 Research Methods for Business Metedologi Penelitian

untuk Bisnis Penerbit Salemba Empat Jakarta

Sugiyono 2008 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Penerbit

Alfabeta Bandung

Umar Haryono 2006 Strategic Control Penerbit Universitas Trisakti Jakarta

Wibowo 2007 Manajemen Kinerja PT Raja Grafindo Parsada Jakarta

Yuwono S Sukarno E dan Ikhsan M 2002 Petunjuk Praktis Penyusunan

Balanced Scorecard-Menuju Organisasi yang Berfoukus pada Strategi

PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Zeithaml V A Berry L L and Parasuraman A 1996 The behavioral consequences of

Service quality Journal of Marketing Vol 60

Peraturan

Keputusan BPK nomor 3KI-XIII252011 Tentang Perubahan atas Keputusan

BPK nomor 7KI-XIII122010 tentang Rencana Strategis BPK Tahun

Anggaran 2011 sampai dengan 2015 Jakarta

Keputusan Sekretaris Jenderal BPK nomor 238KX-XIII252011 Tentang

Rencana Implementasi Renstra BPK TA 2011 sd 2015 Jakarta

Keputusan Sekretaris Jenderal BPK nomor 112KX-XIII222012 Tentang

Manajemen Kinerja Individu Tugas Pemeriksaan Jakarta

Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja

PNS Jakarta

Surat Edaran Sekretaris Jenderal BPK nomor 08SEX-XIII242011 Tentang

Implementasi Sistem Manajemen Kinerja Individu dalam Tugas

Pemeriksaan di Lingkungan BPK Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan

Negara Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2006 Tentang Badan

Pemeriksa Keuangan Jakarta

Page 3: ANALISIS BALANCED SCORECARD SEBAGAI SUATU SISTEM

3

kerja di jajaran BPK serta individual para pegawai BPK Sistem manajemen

kinerja BPK yang berdasarkan metode BSC tersebut dituangkan ke dalam bentuk

Rencana Strategis (Renstra) 2011 sd 2015 dengan memfokuskan pada

peningkatan hubungan dengan para pemangku kepentingan melalui peningkatan

kualitas hubungan kelembagaan penyempurnaan proses bisnis utama melalui

pelaksanaan pemeriksaan yang terintegrasi serta meningkatkan kapasitas

kelembagaan dan peningkatan kompetensi SDM melalui perwujudan BPK sebagai

organisasi yang efisien dan efektif Dalam memonitor pencapaian Renstra BPK

tersebut BPK telah mengembangkan suatu Sistem Manajemen Kinerja (SIMAK)

untuk pengukuran kinerja lembaga dan satuan kerja di jajaran BPK serta

Manajemen Kinerja Individu (MAKIN) untuk pengukuran kinerja individual para

pegawai BPK

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan

analisisevaluasi mengenai penerapan pendekatan BSC sebagai sistem pengukuran

kinerja di BPK Oleh karena itu penelitian ini menganalisis sampai sejauh mana

pendekatan BSC telah diterapkan di dalam sistem perencanaan strategis dan

pengukuran kinerja BPK melalui Renstra 2011 sd 2015

2 KAJIAN PUSTAKA

Kinerja dan Pengukuran Kinerja Menurut Mahsun (2009) kinerja adalah gambaran mengenai tingkat

pencapaian pelaksanaan suatu kegiatanprogramkebijakan dalam mewujudkan

sasaran tujuan misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning

suatu organisasi Sedangkan pengukuran kinerja menurut Yuwono et al (2002)

adalah tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam

rantai nilai yang ada pada organisasi

Balanced Scorecard sebagai Sistem Pengukuran Kinerja pada Instansi

Sektor Publik

Perbedaan utama antara organisasi sektor swasta dan organisasi sektor

publik terletak pada tujuannya yaitu tujuan organisasi sektor swasta lebih

beriorientasi pada laba sedangkan sektor publik lebih berorientasi pada pelayanan

publik BSC digunakan sebagai alat pengukuran kinerja serta sebagai sistem

manajemen strategis yang digunakan untuk menterjemahkan visi misi tujuan

dan strategi ke dalam sasaran strategis dan inisiatif strategis yang terukur

terencana komprehensif koheren dan seimbang Metode BSC diterapkan melalui

empat perspektif kinerja yaitu perspektif pelanggan perspektif proses internal perspektif pertumbuhan dan pembelajaran serta perspektif keuangan

Sasaran strategis adalah sasaran yang hendak dicapai organisasi yang

merupakan terjemahan dari misi visi tujuan dan strategi organisasi Inisiatif

strategis yang merupakan penjabaran dari sasaran strategis kemudian harus

dijabarkan lagi ke dalam penyusunan program dan anggaran Visi adalah suatu

4

pandangan jauh ke depan tentang organisasi atau impian yang ingin dicapai

Pernyataan misi merupakan pernyataan tentang tujuan dan alasan keberadaan

suatu organisasi

Untuk menentukan sebuah pernyataan visi Luis dan Biromo (2008)

menjelaskan beberapa atribut dari pernyataan visi yang efektif yaitu imaginable

desirable feasible fokus flexible dan communicable Niven (2003) menjelaskan

beberapa atribut dari pernyataan misi yang efektif yaitu sederhana dan jelas

menginspirasi perubahan bersifat jangka panjang serta mudah dimengerti dan

dikomunikasikan

Perbandingan Balanced Scorecard Organisasi Sektor Publik dengan Sektor

Swasta

Organisasi sektor publik dapat menggunakan metode BSC dengan

penempatan tumpuan (leverage) yang berbeda Jika dalam organisasi bisnis

leverage-nya adalah perspektif keuangan maka dalam organisasi sektor publik

adalah perspektif pelanggan

Perbandingan BSC Sektor Swasta dengan Sektor Publik Perspektif Swasta Sektor Publik

Pelanggan Bagaiman pelanggan melihat kita Bagaimana masyarakat pengguna pelayanan publik melihat kita

Keuangan Bagaimana kita melihat pemegang saham

Bagaimana kita meningkatkan pendapatan dan mengurangi biaya Bagaimana kita melihat pembayar pajak

Proses Internal Keunggulan apa yang harus kita miliki

Bagaimana kita membangun keunggulan

Pertumbuhan dan Pembelajaran

Bagaiman kita terus memperbaiki dan menciptakan nilai

Bagaimana kita terus melakukan perbaikan dan menambah nilai bagi pelanggan dan stakeholder

(Sumber Mahmudi 2010)

Adanya beberapa perbedaan antara BSC pada sektor swasta dan sektor

publik ini mengakibatkan diperlukannya adaptasi untuk BSC sektor publik

khususnya pada strategy mapping Oleh karena tujuan organisasi sektor publik

lebih berorientasi pada pelayanan publik maka setiap target kinerja pada

perspektif keuangan proses internal dan pertumbuhan serta pembelajaran akan

diarahkan pada upaya-upaya peningkatan kepuasan pelanggan

Strategy Mapping BSC pada Organisasi Sektor Publik

Perspektif Pelanggan

Perspektif Keuangan

Perspektif Proses

Internal

Perspektif Pertumbuhan

dan Pembelajaran

(Sumber Robertson dalam Mahsun 2009)

5

Penerapan BSC pada Beberapa Institusi Sektor Publik di Indonesia dan

Amerika Serikat

Berikut adalah beberapa contoh penerapan BSC untuk institusi sektor

publik di beberapa negara yaitu antara lain

1 Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Metode BSC di Indonesia mulai diterapkan di lingkungan Kementerian

Keuangan sejak tahun 2010 Pada awalnya penerapan BSC di Kementerian

Keuangan awalnya hanya diimplementasikan pada tingkat eselon II dan

dianggap cukup berhasil namun begitu untuk lebih memaksimalkan kinerja

Kementerian Keuangan maka pada tahun 2010 pelaksanaan BSC di Kemenkeu

akan diturunkan ke seluruh unit organisasi yang ada dibawahnya yaitu ke

eselon I II III IV dan sampai ke tingkat pelaksana teknis organisasi

Diharapkan penerapan BSC sampai pada level kebawah ini dapat lebih

meningkatkan profesionalisme dan kinerja Kemenkeu dalam mengelola

keuangan negara

2 Department of Energy Federal Procurement System

Departement Of Energy Federal Procurement System merupakan salah satu

organisasi sektor publik pertama di Amerika yang mengadopsi metode BSC

sebagai sistem pengendalian manajemen strategisnya Hasilnya pada tahun

2002 sebanyak lebih dari 85 pelanggan menyatakan puas atas pelayanan

yang diberikan pemerintah serta sebanyak lebih dari 90 pelanggan

menyatakan kepuasannya atas kualitas barang yang disediakan oleh

pemerintah (wwwbalancedscorecardorg 2001)

3 Defence Financial Accounting Services (DFAS)

DFAS merupakan organisasi keuangan terbesar milik pemerintah Amerika

yang memberikan layanan bantuaninvestasi keuangan bagi para tentara dan

pegawai sipil militer Konsep BSC pada DFAS diterapkan berdasarkan rencana

strategis organisasi yaitu merestrukturisasi perusahaan dan memberikan

pelayanan yang terbaik (best value) untuk meningkatkan kepuasan pelanggan

Hasilnya pada tahun 2002 investasi pelanggan pada DFAS meningkat menjadi

$140 juta dari tahun sebelumnya (wwwbalancedscorecardorg 2003)

Perumusan dan Perencanaan Strategis Sektor Publik Perumusan strategi merupakan proses meneropong masa depan yaitu

melihat masa depan untuk menentukan langkah yang harus dilakukan sekarang

dalam rangka mencapai masa depan Output dari perumusan strategi adalah

pernyataan visi misi tujuan nilai dasar dan strategi organisasi Analisa

perumusan strategis mempertimbangkan analisa SWOT analisa PEST (politik

ekonomi sosial dan teknologi) analisis lingkungan makro dan sebagainya

Berdasarkan hasil analisa perumusan strategis yang telah dilakukan

kemudian tahapan proses perencanaan strategis dalam rerangka BSC dapat dilakukan dalam empat langkah yaitu Penerjemahan tujuan strategis ke dalam

berbagai sasaran strategis dalam empat perspektif penentuan ukuran kinerja

penentuan target kinerja dan perumusan inisiatif strategis

6

Perumusan strategi merupakan proses meneropong masa depan yaitu

melihat masa depan untuk menentukan langkah yang harus dilakukan sekarang

dalam rangka mencapai masa depan Output dari perumusan strategi adalah

pernyataan visi misi tujuan nilai dasar dan strategi organisasi Analisa

perumusan strategis mempertimbangkan analisa SWOT analisa PEST (politik

ekonomi sosial dan teknologi) analisis lingkungan makro dan sebagainya

Penyusunan Program Sektor Publik

Penyusunan program merupakan aktivitas yang dilakukan setelah

perencanaan strategis Hasil dari perencanaan strategis adalah sasaran strategis

target kinerja dan inisiatif strategis yang dijabarkan dalam bentuk program-

program Tahap penyusunan program dalam organisasi sektor publik khususnya

pemerintahan yaitu

1 Tingkat pertama yaitu program makro yang dituangkan dalam bentuk Rencana

Pembangunan Jangka Menengah NasionalDaerah (RPJM NasionalDaerah)

2 Tingkat kedua yaitu program mikro berupa program pada masing-masing

KementerianLembagaSatuan Kerja Perangkat Daerah yang dituangkan dalam

Rencana Strategis (Renstra) dan Rencana Kerja (Renja) instansi RPJM

NasionalDaerah merupakan operasionallisasi dari RPJP NasionalDaerah yang

memuat visi misi arah dan kebijakan pembangunan

Perencanaan dan Penyusunan Anggaran Sektor Publik

Mekanisme perencanaan dan penyusunan anggaran pada instansi sektor

publik adalah sebagai berikut

Mekanisme Perencanaan dan Penyusunan Anggaran Sektor Publik

(Sumber Undang Undang nomor 25 tahun 2004 dan Undang Undang nomor 17 tahun 2003)

Sesuai dengan yang diatur pada Undang Undang nomor 25 tahun 2004

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah satu kesatuan tata cara

perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan

dalam jangka panjang jangka menengah dan tahunan yang dilaksanakan oleh

unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah

Penyusunan Rancangan APBN berpedoman kepada Rencana Kerja

Pemerintah Peraturan Pemerintah nomor 21 tahun 2004 tentang penyusunan

Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara dan Lembaga mengatur bahwa

Penganggaran pada Instansi Pemerintah menggunakan model anggaran berbasis

kinerja Anggaran berbasis kinerja merupakan penyusunan anggaran yang

dilakukan dengan memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran

7

dan hasil yang diharapkan termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dan

keluaran tersebut Untuk itu kementerian negaralembaga diharuskan menyusun

anggaran dengan mengacu kepada indikator kinerja standar biaya dan evaluasi

kinerja lndikator kinerja (performance indicators) dan sasaran (targets)

merupakan bagian dari pengembangan sistem penganggaran berdasarkan kinerja

Penerapan penganggaran berbasis kinerja akan mendukung alokasi anggaran

terhadap prioritas program dan kegiatan Sistem ini terutama berusaha untuk

menghubungkan antara keluaran (outputs) dengan hasil (outcomes) yang disertai

dengan penekanan terhadap efektifitas dan efisiensi terhadap anggaran yang

dialokasikan

Penerapan penganggaran berbasis kinerja tersebut akan tercermin dalam

dokumen anggaran (DIPARKA-KL) Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)

adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang disusun oleh Pengguna

AnggaranKuasa Pengguna Anggaran RKA-KL adalah dokumen perencanaan

dan penganggaran yang berisi program dan kegiatan suatu Kementerian

NegaraLembaga yang merupakan penjabaran dari Rencana Kerja Pemerintah dan

Rencana Strategis Kementerian NegaraLembaga yang bersangkutan dalam satu

tahun anggaran serta anggaran yang diperlukan untuk melaksanakannya

Penyusunan anggaran dalam dokumen RKA-KL merupakan bagian dari

penyusunan APBN

3 METODE PENELITIAN

Fokus penelitian ini adalah mengenai perencanaan strategis dan sistem

penilaian kinerja BPK dengan menggunakan pendekatan BSC Penelitian ini

merupakan penelitian kualitatif Pendekatan kualitatif dipilih agar diperoleh suatu

hasil yang lebih mendekati kenyataan karena peneliti memiliki akses masuk ke

dalam obyek penelitian Peneliti sebagai alat (instrumen) penelitian (Moleong

2000) karena dapat melakukan wawancara mendalam (in depth interview) dengan

pihak pengambil kebijakan pada obyek yang dituju pengamatan penuh dan

pemeran serta sebagai pengamat Studi lapangan dilakukan di BPK Alasan

untuk memilih BPK sebagai studi lapangan karena BPK sebagai salah satu

organisasi sektor publik yang telah menerapkan BSC dalam perencanaan strategis

dan sistem penilaian kinerjanya serta penelitian dapat dilakukan dengan sangat

efektif karena setiap data yang diragukan keabsahannya dapat sesegera mungkin

diuji ulang di lapangan Hal ini terlaksana karena tidak ada jarak lagi antara

peneliti dengan subyek penelitian (key informant)

Sumber data yang digunakan peneliti dari primer dan sekunder Data primer diperoleh melalui wawancara dengan informan terpilih melalui teknik

purposive sampling Data sekunder diperoleh dari sejumlah keterangan atau fakta

yang diperoleh secara tidak langsung yaitu melalui buku-buku yang relevan

dokumen atau arsip BPK dan artikel dari internet yang berkaitan dengan

penelitian ini

8

Setelah mendapatkan data-data yang diperlukan maka langkah-langkah

analisis data adalah sebagai berikut

1 Menganalisis visi misi dan tujuan strategis BPK dengan memperjelas dan

menjabarkannya ke dalam empat perspektif BSC

2 Menganalisis tujuan strategis sasaran strategis dan indikator kinerja utama

yang dikelompokkan ke dalam masing-masing perspektif

3 Menganalisis peta strategis dari sasaran-sasaran strategis yang

memvisualisasikan pola keterkaitan antar sasaran strategis tersebut

4 Menganalisis target untuk setiap pengukuran yang ada dan inisiatif strategis

yang dapat membantu tercapainya target yang dituju tersebut

5 Menganalisis proses implementasi Renstra BPK yang telah menggunakan

pendekatan BSC tersebut dan sistem pengukuran kinerjanya baik kinerja

organisasi maupun kinerja individu

4 PEMBAHASAN

Gambaran Umum BPK

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) merupakan satu lembaga negara yang

bebas dan mandiri dalam memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan

negara Secara hukum kedudukan BPK diatur dalam Undang Undang Dasar 1945

pada pasal 23E 23F dan 23G serta Undang Undang nomor 15 tahun 2006

tentang BPK Untuk melaksanakan tugas dan wewenangnya BPK didukung oleh

seperangkat Undang Undang di bidang keuangan negara yaitu Undang Undang

nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara Undang Undang nomor 1 tahun

2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Undang Undang nomor 15 tahun 2004

tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara

Peraturan perundangan-undangan tersebut secara bersama-sama menegaskan

kedudukan dan peran BPK sebagai lembaga pemeriksa keuangan negara yang

bebas dan mandiri

BPK bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan

negara yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah Lembaga

Negara lainnya Bank Indonesia Badan Usaha Milik Negara Badan Layanan

Umum Badan Usaha Milik Daerah dan lembaga atau badan lain yang mengelola

keuangan negara Jenis pemeriksaan yang dilakukan BPK terdiri dari

(i) Pemeriksaan keuangan dalam rangka memberikan pernyataan opini tentang

tingkat kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan pemerintah

(ii) Pemeriksaan kinerja meliputi aspek ekonomi efisiensi dan efektivitas

program dan kegiatan pemerintah dan (iii) Pemeriksaan dengan tujuan tertentu yang dilakukan dengan tujuan khusus di luar pemeriksaan keuangan dan

pemeriksaan kinerja Termasuk dalam pemeriksaan tujuan tertentu ini adalah

pemeriksaan atas hal-hal lain yang berkaitan dengan keuangan pemeriksaan

investigatif dan pemeriksaan atas permintaan (audit on request) Pihak-pihak

yang berkepentingan terhadap hasil pemeriksaan BPK meliputi lembaga

9

perwakilan (DPR DPD DPRD) pemerintah (instansi pemerintah yang

diperiksaauditee dan instansi penegak hukum) lembaga lain yang dibentuk

berdasarkan undang-undang warga negara Indonesia dan lembaga-lembaga

internasional

Rencana Strategis BPK 2011 ndash 2015

Rencana Strategis (Renstra) BPK 2011 sd 2015 beserta implementasinya

diatur di dalam Keputusan BPK nomor 3KI-XIII252011 tanggal 19 Mei 2011

tentang Perubahan atas Keputusan BPK nomor 7KI-XIII122010 tentang

Rencana Strategis BPK Tahun Anggaran 2011 sampai dengan 2015 dan

Keputusan Sekretaris Jenderal BPK nomor 238KX-XIII252011 tanggal 9 Mei

2011 tentang Rencana Implementasi Renstra BPK TA 2011 sd 2015

Dalam Renstra BPK 2011 sd 2015 BPK telah menetapkan visi misi

tujuan strategis sasaran strategis indikator kinerja utama serta peta strategis

sebagai berikut

1 Visi

Menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara yang kredibel dengan

menjunjung tinggi nilai-nilai dasar untuk berperan aktif dalam mendorong

terwujudnya tata kelola keuangan negara yang akuntabel dan transparan

2 Misi

1) Memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara

2) Memberikan pendapat untuk meningkatkan mutu pengelolaan dan tanggung

jawab keuangan negara dan

3) Berperan aktif dalam menemukan dan mencegah segala bentuk

penyalahgunaan dan penyelewengan keuangan negara

3 Nilai Dasar

1) Independensi

Nilai independensi yang ditanamkan adalah independensi baik secara

kelembagaan organisasi maupun individu Hal ini berarti bahwa BPK

bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan pribadi ekstern

danatau organisasi yang dapat mempengaruhi independensi dalam semua

hal yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan

2) Integritas

Nilai integritas ini dibangun dengan bersikap jujur obyektif dan tegas

dalam menerapkan prinsip nilai dan keputusan

3) Profesionalisme

Nilai profesionalisme dibangun dengan menerapkan prinsip kehati-hatian

ketelitian dan kecermatan serta berpedoman kepada standar yang berlaku

4 Tujuan Strategis

1) Mendorong terwujudnya pengelolaan keuangan negara yang tertib taat pada

peraturan perundang-undangan ekonomis efisien efektif transparan dan

bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan

2) Mewujudkan pemeriksaan yang bermutu untuk menghasilkan laporan hasil pemeriksaan yang bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan pemangku

kepentingan dan

3) Mewujudkan birokrasi yang modern di BPK

10

5 Sasaran Strategis

Sasaran Strategis BPK dalam Renstra 2011 sd 2015 Perspektif BSC Sasaran Strategis Tujuan Strategis

Pemenuhan Kebutuhan dan Harapan Pemilik

Kepentingan

Meningkatkan Efektivitas Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan dan Memenuhi Harapan Pemangku Kepentingan

Mendorong terwujudnya pengelolaan keuangan negara yang tertib taat pada peraturan perundang-undangan ekonomis efisien efektif transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan

Pengelolaan Fungsi Strategis

Meningkatkan Fungsi Manajemen Pemeriksaan

Mewujudkan pemeriksaan yang bermutu untuk menghasilkan laporan hasil pemeriksaan yang bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan pemangku kepentingan

Meningkatkan Mutu Pemberian Pendapat dan Pertimbangan

Meningkatkan Percepatan Penetapan Tuntutan Perbendaharaan dan Pemantauan Penyelesaian Ganti KN

Pertumbuhan dan Pembelajaran

Organisasi

Meningkatkan Efektivitas Penerapan Sistem Pemerolehan Keyakinan Mutu

Pemenuhan dan Harmonisasi Peraturan di Bidang Pemeriksaan Keuangan Negara

Meningkatkan Mutu Kelembagaan dan Ketatalaksanaan

Mewujudkan birokrasi yang modern di BPK

Meningkatkan Kompetensi SDM dan Dukungan Manajemen

Meningkatkan Pemenuhan Standar dan Mutu Sarana dan Prasarana

Keuangan Meningkatkan Pemanfaatan Anggaran

(Sumber Rencana Strategis BPK 2011)

6 Indikator Kinerja Utama

Indikator Kinerja Utama BPK dalam Renstra 2011 sd 2015 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

Meningkatkan Efektivitas Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan dan

Memenuhi Harapan Pemangku Kepentingan

Persentase rekomendasi hasil pemeriksaan yang ditindaklanjuti

Persentase laporan tindak pidana yang ditindaklanjuti instansi penegak hukum

Indeks kepuasan pemangku kepentingan atas hasil pemeriksaan BPK

Meningkatkan Fungsi Manajemen Pemeriksaan

Jumlah Laporan Hasil Pemeriksaan yang diterbitkan

Ketepatan waktu proses pelaksanaan dan pelaporan pemeriksaan

Persentase pemenuhan quality assurance dalam

pemeriksaan

Meningkatkan Mutu Pemberian Pendapat dan Pertimbangan

Jumlah pendapat BPK yang diterbitkan

Meningkatkan Percepatan Penetapan Tuntutan Perbendaharaan dan

Pemantauan Penyelesaian Ganti Kerugian Negara

Persentase penyelesaian penetapan tuntutan perbendaharaan

Jumlah laporan pemantauan kerugian negara yang diterbitkan

Meningkatkan Efektivitas Penerapan Sistem Pemerolehan

Keyakinan Mutu

Persentase rekomendasi peer review yang

ditindaklanjuti

11

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

Pemenuhan dan Harmonisasi Peraturan di Bidang Pemeriksaan

Keuangan Negara

Persentase pemenuhan penyusunan peraturan BPK

Meningkatkan Mutu Kelembagaan dan Ketatalaksanaan

Persentase pemenuhan ketersediaan perangkat lunak (juknisjuklak) pemeriksaannon pemeriksaan

Meningkatkan Kompetensi SDM dan Dukungan Manajemen

Persentase pegawai yang memenuhi standar kompetensi yang dipersyaratkan

Persentase pemenuhan standar jam pelatihan pemeriksa

Indeks kepuasan kerja pegawai

Meningkatkan Pemenuhan Standar dan Mutu Sarana dan

Prasarana

Persentase pemenuhan standar sarana dan prasarana kerja

Persentase proses bisnis yang telah memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Meningkatkan Pemanfaatan Anggaran

Opini atas Laporan Keuangan BPK

Persentase Pemanfaatan Anggaran

(Sumber Rencana Strategis BPK 2011)

7 Peta Strategis

Peta Strategis BPK dalam Renstra 2011 sd 2015

(Sumber Rencana Strategis BPK 2011)

12

Implementasi Renstra BPK 2011 ndash 2015

Dalam implementasinya BPK telah mengembangkan 32 Inisiatif Strategis

(IS) berupa proyek yang berisi kegiatan-kegiatan yang merupakan critical success

factor dalam pencapaian sasaran strategis Inisiatif Strategis (IS) tersebut disajikan

dalam bentuk kegiatan yang merupakan critical success factor pencapaian

Sasaran Strategis

Mekanisme Penilaian Kinerja Organisasi

Pada awal pelaksanaan setiap IS akan dilaksanakan kick off meeting dalam

rangka koordinasi pelaksanaan kegiatan-kegiatan IS di antara satker-satker yang

terlibat Setiap satker sesuai dengan perannya dalam implementasi IS

melaksanakan kegiatan IS yang menjadi tanggung jawabnya Untuk dapat

memantau perkembangan pelaksanaan IS setiap satker pelaksana menyampaikan

laporan pelaksanaan kegiatan IS kepada satker koordinator dan Direktorat PSMK

Direktorat PSMK mengembangkan sistem aplikasi SIMAK BPK yang

akan dimanfaatkan untuk memantau pelaksanaan kegiatan IS Laporan

pelaksanaan kegiatan IS akan dimasukkan ke dalam sistem aplikasi tersebut

sehingga Direktorat PSMK dapat melakukan pemantauan terhadap perkembangan

seluruh IS Berdasarkan hasil pemantauan pelaksanaan seluruh IS Direktorat

PSMK secara periodik akan menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan

IS kepada forum eselon 1 dan Badan

Direktorat PSMK berperan untuk melaksanakan koordinasi pemantauan

dan evaluasi pelaksanaan kegiatan IS Kegiatan pemantauan dilaksanakan dalam

proses implementasi kegiatan dalam IS untuk memastikan bahwa kegiatan dapat

dimplementasikan secara baik Kegiatan evaluasi ditujukan untuk mengambil

langkah pembelajaran dan mengelola umpan balik selama proses pelaksanaan

kegiatan dan mengambil langkah korektif untuk mengatasi permasalahan dan

hambatan yang ada serta mengarahkan bahwa keluaran dan hasil yang diharapkan

dari pelaksanaan setiap IS akan dapat tercapai

Dalam pelaksanaan pemantauan dan evaluasi tujuan yang ingin dicapai

adalah memastikan bahwa kegiatan yang dilaksanakan untuk masing-masing IS

telah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan baik dari segi waktu biaya

maupun cakupan kegiatan (keluaran dan hasil)

Inisiatif strategis yang dijabarkan dalam Rencana Implementasi Renstra

telah disusun berdasarkan indikator kinerja utama dan sasaran strategis BPK

Wide Eselon 1 bertanggung jawab atas pelaksanaan IS yang menjadi tanggung

jawabnya Kegiatan-kegiatan dalam inisiatif strategis dikoordinasikan dan

dilaksanakan oleh satker eselon 2 sesuai dengan pembagian koordinator dan

pelaksana IS Untuk memastikan pelaksanaan kegiatan inisiatif strategis

Direktorat PSMK mengembangkan aplikasi manajemen proyek sebagai bagian

dari sistem manajemen kinerja (SIMAK) BPK Pemantauan terhadap pelaksanaan

kegiatankegiatan inisiatif strategis dilakukan berdasarkan laporan kegiatan periodik yang disampaikan seluruh satker kepada Direktorat PSMK Hasil

pemantauan digunakan untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan implementasi IS

dalam mendukung pencapaian indikator kinerja utama dan sasaran strategis BPK

Wide

13

Untuk memberikan pedoman yang jelas kepada Direktorat PSMK dalam

melakukan pemantauan dan evaluasi Direktorat PSMK akan menyusun SOP

tentang pengelolaan inisiatif strategis termasuk di dalamnya pengembangan

aplikasi yang akan digunakan dalam proses pemantauan dan evaluasi Di samping

itu untuk memberikan kejelasan mengenai peran seluruh pihak yang terlibat

dalam implementasi IS baik sebagai sponsor penanggung jawab satker

koordinator satker pelaksana maupun satker terkait BPK akan menyusun dan

mengembangkan pedoman change management yang dapat digunakan sebagai

acuan dalam pelaksanaan kegiatan dalam IS

Mekanisme Penilaian Kinerja Individu Dalam hal pengukuran kinerja individu BPK telah membentuk suatu

sistem yang disebut dengan Manajemen Kinerja Individu (MAKIN) Selain itu

Pemerintah juga telah mengundangkan sebuah Peraturan Pemerintah nomor 46

tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS Berikut adalah perbandingan

antara MAKIN BPK dengan Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 tentang

Penilaian Prestasi Kerja PNS

Perbandingan MAKIN BPK dengan PP nomor 46 tahun 2011 No Bahasan MAKIN PP 462011

1 Definisi Manajemen Kinerja Individu (MAKIN) adalah proses pengelolaan kinerja individu yang terdiri atas tiga tahap yang saling berkesinambungan yaitu Tahap Perencanaan Tahap Bimbingan dan Tahap Penilaian

Prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh setiap PNS pada satuan organisasi sesuai dengan sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja

2 Ruang Lingkup a MAKIN saat ini berlaku bagi Pemeriksa atas Tugas Pemeriksaan dan Tugas Sesuai Fungsi (Tugas sesuai fungsi akan berlaku efektif pada tahun 2013)

b Ke depannya MAKIN akan diberlakukan untuk seluruh pegawai BPK

Berlaku kepada seluruh PNS (sebagai pengganti DP3)

3 Jangka Waktu Penilaian

a Pemeriksa - Tugas Pemeriksaan

Sesuai dengan jangka waktu di surat tugas

- Tugas Sesuai Fungsi Januari ndash Minggu ke-2 Januari tahun berikutnya

b Non- Pemeriksa Januari-Minggu ke -2 Januari tahun berikutnya

Januari sd Desember tahun berjalan

4 Unsur yang Dinilai

a Sasaran Kerja b Kompetensi Perilaku c Kompetensi Teknis

a Sasaran Kerja b Kompetensi Perilaku

5 Penyusunan SKP Penyusunan SKP telah ditetapkan Organisasi mengacu pada hasil cascading

dan urutan jabatan

Penyusunan SKP merupakan kewajiban PNS

14

No Bahasan MAKIN PP 462011

6 Penilaian SKP a Mempertimbangkan aspek waktu

b Berdasarkan pencapaian target

c Skala nilai 1 - 5

a Mempertimbangkan aspek kuantitas kualitas waktu dan biaya

b Membandingkan antara realisasi dan target

c Skala Nilai 1-100

7 Aspek Penilaian Perilaku Kerja

Achievement Analytical Thinking Concern for order Information Seeking Teamwork dan Cooperation

Orientasi pelayanan integritas komitmen disiplin kerja sama dan kepemimpinan

8 Pihak yang Menilai

a Pemeriksa

- MAKIN Tugas Pemeriksaan Pejabat yang menilai Atasan Langsung sesuai dengan surat Tugas Pemeriksaan

- MAKIN Tugas Sesuai Fungsi Pejabat yang menilai Atasan Langsung sesuai dengan Pola Hubungan antar PFP

b Non-Pemeriksa (staf) Pejabat Struktural

Atasan Langsung paling rendah Pejabat Struktural setingkat eselon V atau pejabat lain yang ditentukan

9 Penilaian Kompetensi Perilaku

a Dilakukan melalui pengamatan dan bimbingan informal

b Skala nilai 1 - 5

a Dilakukan melaui pengamatan

b Skala Nilai 1-100

10 Total Penilaian Rerata bobot nilai SKP kompetensi perilaku dan kompetensi teknis

Penggabungan antara nilai SKP dan kompetensi perilaku

11 Bobot Nilai a Sasaran kerja 60 b Kompetensi Perilaku 20 c Kompetensi Teknis 20

a Sasaran kerja 60 b Kompetensi Perilaku 40

12 Sebutan Nilai Belum ada Ketetapan a 91 ndash ke atas sangat baik b 76 ndash 90 baik c 61 ndash 75 cukup d 51 ndash 60 kurang e 50 ke bawah buruk

13 Sanksi Tidak ada sanksi PNS yang tidak menyusun SKP dan Pejabat penilai yang tidak melaksanakan penilaian prestasi kerja dijatuhi hukuman disiplin

(Sumber Biro SDM BPK 2011)

Evaluasi atas Penerapan Balanced Scorecard sebagai Sistem Perencanaan

Strategis

Secara umum BPK telah menerapkan metode BSC dalam perumusan

rencana strategisnya hal ini terlihat dengan telah adanya pernyataan visi misi

nilai dasar dan tujuan strategi organisasi yang telah diterjemahkan ke dalam

berbagai sasaran strategis dalam empat perspektif BSC Pernyataan visi yang

digunakan BPK dalam rencana strategisnya telah efektif Hal tersebut disebabkan

pernyataan visi tersebut sudah menggambarkan harapan di masa depan menarik

dan menantang layak bersifat umum sehingga tidak dipengaruhi oleh perubahan

organisasi serta mudah dikomunikasikan karena singkat dan jelas pernyataan misi

yang digunakan BPK dalam rencana strategisnya telah efektif oleh karena

pernyataan misi tersebut telah cukup ringkas jelas unik bersifat umum sehingga

15

tidak dipengaruhi oleh perubahan organisasi menghendaki budaya organisasi

yang lebih baik memberikan inspirasi serta bersifat jangka panjang Nilai nilai

dasar yang digunakan BPK sudah memadai dan dapat menjadi landasan dalam

pelaksanaan misi untuk mencapai visi yang diinginkan Selain itu tujuan strategis

yang ditetapkan oleh BPK mampu mendukung pencapaian pernyataan misi yang

ada dan telah dilakukan penjabaran (cascading) atas tujuan strategis tersebut ke

dalam sasaran strategis yang memudahkan dalam pencapaian tujuan strategis

tersebut Selain itu BPK telah menentukan ukuran dan target kinerja yang hendak

dicapai dalam pencapaian sasaran strategis untuk jangka waktu tertentu Sasaran

strategis yang ada telah dijabarkan ke dalam berbagai inisiatif strategis yang

dipilih untuk dapat mewujudkan sasaran strategis tersebut Inisiatif strategis yang

ada telah dijabarkan menjadi kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dengan

output anggaran maupun satker koordinator satker pelaksana serta satker-satker

terkaitnya

Evaluasi atas Strategy Mapping BPK beserta prioritas Perspektif BSC

Pada strategy mapping BSC untuk organisasi sektor publik perspektif

pelanggan adalah tujuan yang utama yang diikuti oleh perspektif keuangan

perspektif proses internal serta yang terakhir adalah perspektif pertumbuhan dan

pembelajaran (Robertson dalam Mahsun 2009) Namun demikian pada strategy

mapping yang digunakan BPK di dalam Renstra 2011-2015 menunjukkan bahwa

yang utama adalah perspektif pelanggan yang diikuti dengan perspektif proses

internal perspektif pertumbuhan dan pembelajaran serta yang terakhir adalah

perspektif keuangan Terdapat perbedaan strategy mapping antara yang telah

dikemukakan oleh Robertson dengan strategy mapping yang digunakan BPK

yaitu menurut Robertson perspektif keuangan seharusnya menjadi tujuan yang

kedua setelah perspektif pelanggan sedangkan menurut BPK perspektif keuangan

adalah merupakan tujuan yang terakhir di bawah tiga perspektif lainnya

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kasubdit Perencanaan Strategis dan

Manajemen Kinerja BPK diketahui bahwa pertimbangan yang dipakai BPK dalam

menentukan prioritas perspektif BSC tersebut adalah BPK merupakan sebuah

institusi sektor publik yang tidak memiliki tugas fungsi dan kewenangan untuk

memungut pendapatan (baik pajak maupun bukan pajak) sehingga perspektif

keuangan di BPK hanya berupa anggaran belanja yang merupakan sumber daya

dalam melaksanakan tugas fungsi dan wewenangnya dalam rangka mencapai

tujuannya Oleh karena itu pencapaian pada perspektif keuangan digunakan oleh

BPK untuk mendukung pencapaian sasaran-sasaran strategis pada ketiga

perspektif lainnya Untuk institusi sektor publik lainnya yang memiliki tugas

fungsi dan kewenangan untuk memungut pendapatan di mana keuangan yang

dikelola terdiri dari pendapatan yang dipungut dan anggaran belanja maka

perspektif keuangan menjadi sangat relevan karena sangat dekat hubungannya

dengan perspektif pelanggan Berdasarkan uraian tersebut maka BPK

memutuskan untuk menempatkan perspektif keuangan di posisi paling bawah dengan tujuan untuk mendukung pencapaian target pada ketiga perspektif lainnya

sehingga diharapkan mampu mendukung pemenuhan tujuan-tujuan strategisnya

16

Evaluasi atas perspektif pada BSC yang telah diterapkan BPK dalam

Renstra 2011-2015 beserta pencapaian kinerjanya sampai dengan tahun

2012

Berikut adalah evaluasi atas perspektif pada BSC yang telah diterapkan BPK

dalam Renstra 2011-2015 beserta pencapaian kinerjanya sampai dengan tahun

2012

1 Perspektif Keuangan

Pencapaian Perspektif Keuangan 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

101 4450 3514 936 27755287000 13913007429 13842279571 55 21 34

Total 4450 3514 936 27755287000 13913007429 13842279571 55 21 34

Keterangan

IS 101 Penerapan Perencanaan dan Penganggaran Berbasis Kinerja secara Menyeluruh dan Konsisten

(Sumber data diolah)

Pencapaian perspektif keuangan sampai dengan 31 Desember 2012 belum

memiliki kinerja kegiatan yang baik karena masih terdapat kekurangan

realisasi kegiatan keluaran dan penyerapan anggaran

2 Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

Pencapaian Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

51 7500 7188 312 4720134000 3270937720 1449196280 12 3 9

52 8000 8433 -433 2011901000 1406262750 605638250 27 18 9

61 7270 6341 929 930314000 686326700 243987300 18 5 13

62 4000 3850 150 2832731306 288750000 2543981306 26 9 17

71 7725 4812 2913 4326975000 2370663010 1956311990 10 4 6

81 4575 4756 -181 2846074000 2663471400 182602600 38 11 27

82 3238 4067 -829 2095786000 1738586500 357199500 12 3 9

83 9228 8196 1032 2134455000 1145909575 988545425 118 12 106

84 7950 7244 706 5598031873 1824019303 3774012570 372 339 33

85 8500 8300 200 486215000 56800000 429415000 8 3 5

91 4975 4117 858 4046875000 2873431000 1173444000 15 4 11

92 5120 6860 -1740 1189325000 977521700 211803300 6 2 4

Total 6507 6180 326 33218817179 19302679658 13916137521 662 413 249

Keterangan

IS 51 Meningkatkan Efektifitas Pelaksanaan Review atas Pilar-Pilar SPKM IS 52 Penyempurnaan Kode Etik dan Pengembangan Perangkatnya IS 61 Percepatan Penyelesaian Peraturan BPK di Bidang Pemeriksaan Keuangan Negara IS 62 Harmonisasi Peraturan Perundang-Undangan di Bidang Pemeriksaan dan Pengelolaan Keuangan Negara IS 71 Perwujudan Organisasi dan Tata Laksana BPK yang Berkualitas IS 81 Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia berbasis Kompetensi Secara Konsisten dan Menyeluruh IS 82 Penerapan Manajemen Kinerja Individu (MAKIN) IS 83 Penerapan Jabatan Fungsional Pemeriksa (JFP) IS 84 Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Kompetensi IS 85 Penerapan Manajemen Karir Yang Jelas IS 91 Pemenuhan Ketersediaan Sarana dan Prasarana Kerja sesuai dengan Standar Sarana dan Prasarana IS 92 Penerapan e-bpk secara Menyeluruh dan Berkelanjutan

(Sumber data diolah)

Berdasarkan data pencapaian inisiatif-inisiatif strategis terkait pencapaian

perspektif pertumbuhan dan pembelajaran sampai dengan 31 Desember 2012

17

di atas diketahui bahwa terdapat empat inisiatif strategis yang memiliki kinerja

yang baik (IS 52 81 82 dan 92) di mana realisasi kegiatan telah melebihi

rencana namun untuk realisasi anggaran maupun keluarannya belum sesuai

rencana dan delapan inisiatif strategis (IS 51 61 62 71 83 84 85 dan

91) belum memiliki kinerja kegiatan penyerapan anggaran maupun keluaran

yang baik karena realisasinya masih di bawah rencana

3 Perspektif Proses Internal

Pencapaian Perspektif Proses Internal 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

21 10000 10000 - 1431185000 1012253131 418931869 3 3 -

22 7306 8126 -820 52014718000 18347626376 33667091624 3055 4262 -1207

23 6750 4245 2505 4343546000 1031927990 3311618010 17 6 11

24 6928 4250 2678 246348000 22625000 223723000 12 6 6

25 7890 6897 993 2785972000 338338600 2447633400 15 9 6

26 5425 5425 - 10376530894 25976097894 -15599567000 21 11 10

27 7750 8241 -491 888720000 599134000 289586000 41 12 29

28 4800 5800 -1000 5973896579 1386190514 4587706065 21 13 8

29 5900 6900 -1000 2701106000 900308935 1800797065 10 4 6

210 7060 2485 4575 1325539000 473167000 852372000 13 1 12

211 6600 5467 1133 448546000 499259000 -50713000 22 10 12

212 2000 4590 -2590 585593000 33211000 552382000 10 - 10

213 5250 2350 2900 1225961000 169169300 1056791700 8 1 7

214 1500 1750 -250 88444100000 140000000 88304100000 6 1 5

31 6111 2900 3211 1838450000 370173000 1468277000 13 1 12

41 5720 9154 -3434 256239000 13275000 242964000 10 4 6

42 7975 7359 616 572001000 48980000 523021000 22 8 14

Total 6174 5643 531 175458451473 51361736740 124096714733 3299 4352 -1053

Keterangan

IS 21 Peningkatan Mutu Perencanaan Pemeriksaan IS 22 Penerapan e-Audit IS 23 Optimalisasi Pemanfaatan Sistem Manajemen Pemeriksaan (SMP) IS 24 Pemanfaatan KAP untuk memeriksa untuk dan atas nama BPK IS 25 Peningkatan Efektivitas Penerapan Risk Based Audit (RBA) dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan IS 26 Peningkatan Kapasitas Pemeriksaan Kinerja IS 27 Peningkatan Kapasitas Pemeriksaan Investigatif IS 28 Pelaksanaan Pemeriksaan dengan Perspektif Lingkungan IS 29 Peningkatan Kapasitas PDTT IS 210 Peningkatan Mutu Pelaporan Hasil Pemeriksaan IS 211 Peningkatan Kualitas Pemberian Keterangan Ahli IS 212 Peningkatan Kualitas Pemberian Bantuan Hukum untuk Pemeriksa IS 213 Peningkatan Kualitas Manajemen Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) IS 214 Peningkatan Pemberdayaan APIP dalam Wewenang dan Tanggung Jawab BPK IS 31 Optimalisasi Pemberian Pendapat BPK IS 41 Percepatan Penyelesaian Tuntutan Perbendaharaan IS 42 Peningkatan Pemantauan Penyelesaian Ganti Kerugian NegaraDaerah

(Sumber data diolah)

Berdasarkan data pencapaian inisiatif-inisiatif strategis terkait pencapaian

perspektif proses internal sampai dengan 31 Desember 2012 di atas diketahui

bahwa terdapat satu inisiatif strategis (IS 21) yang memiliki kinerja yang

sangat baik di mana realisasinya sama atau melebihi rencana baik dari segi

kegiatan anggaran maupun keluaran delapan inisiatif strategis (IS 22 26

27 28 29 212 214 dan 41) yang memiliki kinerja yang baik di mana

realisasi kegiatan melebihi rencana namun untuk realisasi anggaran maupun

keluarannya belum sesuai rencana lima inisiatif strategis (IS 23 24 25 211

18

dan 42) yang belum memiliki kinerja kegiatan penyerapan anggaran maupun

keluaran yang baik karena realisasinya masih di bawah rencana dan tiga

inisiatif strategis (IS 210 213 dan 31) yang perlu mendapat perhatian karena

realisasi kegiatannya lebih kecil dari rencana dan realisasi keluarannya

mengalami keterlambatan yang sangat banyak dari rencana yang telah

ditetapkan

4 Perspektif Pelanggan

Pencapaian Perspektif Pelanggan 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

11 7600 4680 2920 1410802500 295728980 1115073520 22 9 13

12 8200 11368 -3168 19263340000 15072255953 4191084047 230 369 -139

Total 7900 8024 -124 20674142500 15367984933 5306157567 252 378 -126

Keterangan

IS 11 Peningkatan Pengelolaan Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan IS 12 Peningkatan Mutu Hubungan Kelembagaan dengan Pemangku Kepentingan

(Sumber data diolah)

Berdasarkan data pencapaian inisiatif-inisiatif strategis perspektif pelanggan

sampai dengan 31 Desember 2012 di atas diketahui bahwa inisiatif strategis

11 belum memiliki kinerja kegiatan penyerapan anggaran maupun keluaran

yang baik karena masih mengalami kekurangan realisasi kegiatan keluaran

dan penyerapan anggaran dari rencana yang diharapkan Namun demikian

inisiatif strategis 12 memiliki kinerja yang sangat baik karena realisasi

kegiatan serta keluaran melebihi rencana dan adanya penghematan penyerapan

anggaran

Rekapitulasi Perspektif BSC BPK 31 Desember 2012 Perspektif Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

Keuangan 4450 3514 936 27755287000 13913007429 13842279571 55 21 34

Pertumbuhan 6507 6180 326 33218817179 19302679658 13916137521 662 413 249

Internal 6174 5643 531 175458451473 51361736740 124096714733 3299 4352 -1053

Pelanggan 7900 8024 -124 20674142500 15367984933 5306157567 252 378 -126

Total 6353 5927 426 257106698152 99945408760 157161289392 4268 5164 -896

(Sumber data diolah)

Penyelesaian seluruh kegiatan IS telah mencapai 5927 Pencapaian

tersebut masih di bawah target yang telah direncanakan sebesar 6353

Berdasarkan sisi anggaran realisasi penyerapan anggaran secara keseluruhan baru

mencapai 3887 Perlu dilakukan analisis lebih lanjut apakah capaian ini

diakibatkan adanya efisiensi dalam proses pelaksanaan kegiatan atau dikarenakan

proses perencanaan kebutuhan anggaran yang kurang akurat Namun demikian

peneliti berpendapat bahwa hal ini juga kemungkinan dapat disebabkan oleh

model BSC pada Renstra BPK 2011-2015 yang menempatkan perspektif

keuangan pada posisi terbawah sehingga terdapat ketidakselarasan antara

pencapaian kegiatan dan keluaran dengan penyerapan anggaran Sedangkan dari

segi keluaran realisasi keluaran secara keseluruhan telah melebihi target yang

direncanakan Hal ini sebagian besar diakibatkan adanya realisasi penyelesaian

keluaran IS yang terjadi selama proses pelaksanaan kegiatan serta adanya

19

perbedaan satuan keluaran yang diukur di setiap kegiatan Berdasarkan

rekapitulasi di atas juga dapat disimpulkan bahwa perspektif BSC yang memiliki

kinerja terbaik di BPK adalah perspektif pelanggan karena realisasi kegiatan dan

keluarannya telah melebihi rencana yang ditetapkan dengan adanya penghematan

atas penyerapan anggaran Sedangkan perspektif BSC yang paling buruk

kinerjanya adalah perspektif keuangan karena dari segi realisasi kegiatan

penyerapan anggaran dan keluarannya masih belum mencapai rencana yang

diharapkan selain itu kekurangan realisasi keluarannya masih jauh dari rencana

yang diharapkan yaitu sebesar 6182

Evaluasi atas Mekanisme Pengukuran Kinerja organisasi dan individu yang

berdasarkan metode BSC

BPK telah memiliki suatu mekanisme untuk mengukur pencapaikan

kinerja organisasi dan individu yang berdasarkan metode BSC namun demikian

peneliti menilai bahwa masih terdapat beberapa kelemahan dalam mekanisme

pengukuran kinerja yang ada yaitu sebagai berikut

1 Mekanisme pengukuran kinerja organisasi yang ada hanya mampu mengukur

kinerja organisasi pada level eselon 1 dan eselon 2 saja sedangkan untuk level

eselon 3 eselon 4 maupun struktur fungsional tim pemeriksaan tidak terdapat

mekanisme pengukuran kinerjanya

2 Untuk mekanisme pengukuran kinerja individu masih terdapat ketidakjelasan

mengenai sistem mana yang akan dipakai dalam mengukur kinerja individual

para pegawai BPK karena sistem yang telah berjalan dari tahun 2011 yaitu

MAKIN BPK tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011

tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS yang harus mulai diterapkan pada 1

Januari 2014 Selain itu terdapat beberapa kekurangan pada Peraturan

Pemerintah nomor 46 tahun 2011 jika dibandingkan dengan MAKIN BPK

khususnya dalam mengukur kinerja para pemeriksa BPK yaitu di mana

MAKIN BPK mengukur sasaran kerja kompetensi perilaku dan kompetensi

teknis sedangkan Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 hanya mengukur

sasaran kerja dan kompetensi perilaku saja tanpa mengukur kompetensi teknis

Namun demikian MAKIN BPK yang telah berjalan selama ini juga memiliki

kelemahan yaitu MAKIN BPK hanya mengukur kinerja pegawai BPK yang

bertugas sebagai pemeriksa saja sedangkan untuk pegawai BPK non

pemeriksa tidak dapat diukur kinerjanya

5 KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan pada bab 4 dapat

diambil kesimpulan mengenai analisis BSC sebagai suatu sistem perencanaan

strategis dan pengukuran kinerja pada BPK sebagai berikut

20

1 Secara umum BPK telah menerapkan metode BSC dalam perencanaan

strategisnya dengan adanya pernyataan visi dan misi yang efektif nilai dasar

yang jelas dan dapat diterapkan serta tujuan strategi organisasi yang telah

diterjemahkan ke dalam berbagai sasaran strategis dalam empat perspektif

BSC

2 Terdapat perbedaan strategy mapping antara yang telah dikemukakan oleh

Robertson dalam Mahsun (2009) dengan strategy mapping yang digunakan

BPK menurut Robertson perspektif keuangan seharusnya menjadi tujuan yang

kedua setelah perspektif pelanggan sedangkan menurut BPK perspektif

keuangan adalah merupakan tujuan yang terakhir di bawah tiga perspektif

lainnya Hal ini disebabkan posisi BPK sebagai sebuah institusi sektor publik

yang tidak memiliki tugas fungsi dan kewenangan untuk memungut

pendapatan (baik pajak maupun bukan pajak) sehingga perspektif keuangan di

BPK hanya berupa anggaran belanja saja yang merupakan sumber daya dalam

melaksanakan tugas fungsi dan wewenangnya dalam rangka mencapai

tujuannya Oleh karena itu pencapaian pada perspektif keuangan digunakan

oleh BPK untuk mendukung pencapaian sasaran-sasaran strategis pada ketiga

perspektif lainnya

3 Hasil evaluasi atas perspektif pada BSC sampai tingkat inisiatif strategis yang

telah diterapkan BPK dalam Renstra 2011-2015 beserta pencapaian kinerjanya

sampai dengan tahun 2012 dapat disimpulkan bahwa terdapat dua inisiatif

strategis yang memiliki kinerja sangat baik yaitu realisasinya sama atau

melebih rencana baik dari segi kegiatan anggaran maupun keluaran yaitu

inisiatif strategis 12 dan 21 Dua belas inisiatif strategis yang memiliki kinerja

baik yaitu realisasi kegiatannya melebihi rencana namun untuk realisasi

anggaran maupun keluarannya belum sesuai rencana lima belas inisiatif

strategis yang belum memiliki kinerja kegiatan maupun keluaran baik

sehingga masih memerlukan peningkatan pencapaian realisasi serta tiga

inisiatif strategis yang perlu mendapat perhatian karena realisasi kegiatannya

lebih kecil dari rencana dan mengalami keterlambatan yang sangat banyak dari

rencana yang telah ditetapkan

4 Perspektif BSC yang memiliki kinerja terbaik di BPK adalah perspektif

pelanggan karena realisasi kegiatan dan keluarannya telah melebihi rencana

yang ditetapkan dengan adanya penghematan atas penyerapan anggaran

Sedangkan perspektif BSC yang paling buruk kinerjanya adalah perspektif

keuangan karena dari segi realisasi kegiatan penyerapan anggaran dan

keluarannya masih belum mencapai rencana yang diharapkan

5 BPK telah memiliki suatu mekanisme untuk mengukur pencapaikan kinerja

organisasi dan individu yang berdasarkan metode BSC walaupun masih

terdapat kelemahan dalam mekanisme pengukuran kinerja organisasi dan

individu tersebut

6 Mekanisme pengukuran kinerja organisasi yang ada tidak mampu mengukur

kinerja keseluruhan organisasi karena hanya mampu mengukur kinerja organisasi pada level eselon 1 dan eselon 2 saja sedangkan untuk level eselon

3 eselon 4 maupun struktur fungsional tim pemeriksaan tidak terdapat

mekanisme pengukuran kinerjanya

7 Terdapat ketidakjelasan mengenai sistem mana yang akan dipakai dalam

mekanisme pengukuran kinerja individunya karena sistem yang telah berjalan

21

dari tahun 2011 yaitu MAKIN BPK tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah

nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS yang harus mulai

diterapkan pada 1 Januari 2014

Saran

Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil analisis BSC sebagai suatu

sistem perencanaan strategis dan pengukuran kinerja pada BPK adalah sebagai

berikut

1 Perlu ada penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh keputusan BPK dalam

menempatkan perspektif keuangan di bawah ketiga perspektif BSC lainnya

terhadap pencapaian kinerja inisiatif-inisiatif strategisnya

2 BPK perlu memastikan penyelesaian seluruh kegiatan IS sesuai dengan

rencana dan target yang telah ditetapkan baik dari sisi jadwal penyelesaian

kegiatan rencana keluaran maupun efisiensi pemanfaatan anggaran karena IS

merupakan kegiatan strategis yang mempengaruhi keberhasilan BPK dalam

implementasi Renstra BPK 2011-2015

3 BPK perlu mengubah mekanisme pengukuran kinerja organisasinya sehingga

dapat mengukur kinerja organisasi pada level eselon 3 eselon 4 dan struktur

fungsional tim pemeriksaannya

4 BPK perlu menetapkan mekanisme pengukuran kinerja individu yang jelas dan

sesuai dengan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi

Kerja PNS namun tetap dapat mengukur kompetensi teknis pemeriksanya

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Ilmiah dan Buku

Kaplan Robert S dan David Norton 1992 The Balanced Scorecard Measures that Drive

Performance Harvard Business Review

Luis S dan Biromo PA 2008 Step by Step in Cascading Balanced Scorecard to

Fundamental Scorecards PT Gramedia Pustaka Umum Jakarta

Mahmudi 2010 Manajemen Kinerja Sektor Publik STIE YKPN Jakarta

Mahsun Muhamad 2006 Pengukuran Kinerja Sektor Publik BPFE Yogyakarta

Moleong Lexy 2006 Metodologi Penelitian Kualitatif PT Remaja Rosdakarya

Bandung

Niven PR 2003 Balanced Scorecard Step by Step for Governmental and

Nonprofit Agencies John Wiley amp Sons Inc New York

22

Prawirosentono Suyadi 2008 Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan

Kinerja Karyawan BPFE Yogyakarta

Sekaran Uma 2006 Research Methods for Business Metedologi Penelitian

untuk Bisnis Penerbit Salemba Empat Jakarta

Sugiyono 2008 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Penerbit

Alfabeta Bandung

Umar Haryono 2006 Strategic Control Penerbit Universitas Trisakti Jakarta

Wibowo 2007 Manajemen Kinerja PT Raja Grafindo Parsada Jakarta

Yuwono S Sukarno E dan Ikhsan M 2002 Petunjuk Praktis Penyusunan

Balanced Scorecard-Menuju Organisasi yang Berfoukus pada Strategi

PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Zeithaml V A Berry L L and Parasuraman A 1996 The behavioral consequences of

Service quality Journal of Marketing Vol 60

Peraturan

Keputusan BPK nomor 3KI-XIII252011 Tentang Perubahan atas Keputusan

BPK nomor 7KI-XIII122010 tentang Rencana Strategis BPK Tahun

Anggaran 2011 sampai dengan 2015 Jakarta

Keputusan Sekretaris Jenderal BPK nomor 238KX-XIII252011 Tentang

Rencana Implementasi Renstra BPK TA 2011 sd 2015 Jakarta

Keputusan Sekretaris Jenderal BPK nomor 112KX-XIII222012 Tentang

Manajemen Kinerja Individu Tugas Pemeriksaan Jakarta

Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja

PNS Jakarta

Surat Edaran Sekretaris Jenderal BPK nomor 08SEX-XIII242011 Tentang

Implementasi Sistem Manajemen Kinerja Individu dalam Tugas

Pemeriksaan di Lingkungan BPK Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan

Negara Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2006 Tentang Badan

Pemeriksa Keuangan Jakarta

Page 4: ANALISIS BALANCED SCORECARD SEBAGAI SUATU SISTEM

4

pandangan jauh ke depan tentang organisasi atau impian yang ingin dicapai

Pernyataan misi merupakan pernyataan tentang tujuan dan alasan keberadaan

suatu organisasi

Untuk menentukan sebuah pernyataan visi Luis dan Biromo (2008)

menjelaskan beberapa atribut dari pernyataan visi yang efektif yaitu imaginable

desirable feasible fokus flexible dan communicable Niven (2003) menjelaskan

beberapa atribut dari pernyataan misi yang efektif yaitu sederhana dan jelas

menginspirasi perubahan bersifat jangka panjang serta mudah dimengerti dan

dikomunikasikan

Perbandingan Balanced Scorecard Organisasi Sektor Publik dengan Sektor

Swasta

Organisasi sektor publik dapat menggunakan metode BSC dengan

penempatan tumpuan (leverage) yang berbeda Jika dalam organisasi bisnis

leverage-nya adalah perspektif keuangan maka dalam organisasi sektor publik

adalah perspektif pelanggan

Perbandingan BSC Sektor Swasta dengan Sektor Publik Perspektif Swasta Sektor Publik

Pelanggan Bagaiman pelanggan melihat kita Bagaimana masyarakat pengguna pelayanan publik melihat kita

Keuangan Bagaimana kita melihat pemegang saham

Bagaimana kita meningkatkan pendapatan dan mengurangi biaya Bagaimana kita melihat pembayar pajak

Proses Internal Keunggulan apa yang harus kita miliki

Bagaimana kita membangun keunggulan

Pertumbuhan dan Pembelajaran

Bagaiman kita terus memperbaiki dan menciptakan nilai

Bagaimana kita terus melakukan perbaikan dan menambah nilai bagi pelanggan dan stakeholder

(Sumber Mahmudi 2010)

Adanya beberapa perbedaan antara BSC pada sektor swasta dan sektor

publik ini mengakibatkan diperlukannya adaptasi untuk BSC sektor publik

khususnya pada strategy mapping Oleh karena tujuan organisasi sektor publik

lebih berorientasi pada pelayanan publik maka setiap target kinerja pada

perspektif keuangan proses internal dan pertumbuhan serta pembelajaran akan

diarahkan pada upaya-upaya peningkatan kepuasan pelanggan

Strategy Mapping BSC pada Organisasi Sektor Publik

Perspektif Pelanggan

Perspektif Keuangan

Perspektif Proses

Internal

Perspektif Pertumbuhan

dan Pembelajaran

(Sumber Robertson dalam Mahsun 2009)

5

Penerapan BSC pada Beberapa Institusi Sektor Publik di Indonesia dan

Amerika Serikat

Berikut adalah beberapa contoh penerapan BSC untuk institusi sektor

publik di beberapa negara yaitu antara lain

1 Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Metode BSC di Indonesia mulai diterapkan di lingkungan Kementerian

Keuangan sejak tahun 2010 Pada awalnya penerapan BSC di Kementerian

Keuangan awalnya hanya diimplementasikan pada tingkat eselon II dan

dianggap cukup berhasil namun begitu untuk lebih memaksimalkan kinerja

Kementerian Keuangan maka pada tahun 2010 pelaksanaan BSC di Kemenkeu

akan diturunkan ke seluruh unit organisasi yang ada dibawahnya yaitu ke

eselon I II III IV dan sampai ke tingkat pelaksana teknis organisasi

Diharapkan penerapan BSC sampai pada level kebawah ini dapat lebih

meningkatkan profesionalisme dan kinerja Kemenkeu dalam mengelola

keuangan negara

2 Department of Energy Federal Procurement System

Departement Of Energy Federal Procurement System merupakan salah satu

organisasi sektor publik pertama di Amerika yang mengadopsi metode BSC

sebagai sistem pengendalian manajemen strategisnya Hasilnya pada tahun

2002 sebanyak lebih dari 85 pelanggan menyatakan puas atas pelayanan

yang diberikan pemerintah serta sebanyak lebih dari 90 pelanggan

menyatakan kepuasannya atas kualitas barang yang disediakan oleh

pemerintah (wwwbalancedscorecardorg 2001)

3 Defence Financial Accounting Services (DFAS)

DFAS merupakan organisasi keuangan terbesar milik pemerintah Amerika

yang memberikan layanan bantuaninvestasi keuangan bagi para tentara dan

pegawai sipil militer Konsep BSC pada DFAS diterapkan berdasarkan rencana

strategis organisasi yaitu merestrukturisasi perusahaan dan memberikan

pelayanan yang terbaik (best value) untuk meningkatkan kepuasan pelanggan

Hasilnya pada tahun 2002 investasi pelanggan pada DFAS meningkat menjadi

$140 juta dari tahun sebelumnya (wwwbalancedscorecardorg 2003)

Perumusan dan Perencanaan Strategis Sektor Publik Perumusan strategi merupakan proses meneropong masa depan yaitu

melihat masa depan untuk menentukan langkah yang harus dilakukan sekarang

dalam rangka mencapai masa depan Output dari perumusan strategi adalah

pernyataan visi misi tujuan nilai dasar dan strategi organisasi Analisa

perumusan strategis mempertimbangkan analisa SWOT analisa PEST (politik

ekonomi sosial dan teknologi) analisis lingkungan makro dan sebagainya

Berdasarkan hasil analisa perumusan strategis yang telah dilakukan

kemudian tahapan proses perencanaan strategis dalam rerangka BSC dapat dilakukan dalam empat langkah yaitu Penerjemahan tujuan strategis ke dalam

berbagai sasaran strategis dalam empat perspektif penentuan ukuran kinerja

penentuan target kinerja dan perumusan inisiatif strategis

6

Perumusan strategi merupakan proses meneropong masa depan yaitu

melihat masa depan untuk menentukan langkah yang harus dilakukan sekarang

dalam rangka mencapai masa depan Output dari perumusan strategi adalah

pernyataan visi misi tujuan nilai dasar dan strategi organisasi Analisa

perumusan strategis mempertimbangkan analisa SWOT analisa PEST (politik

ekonomi sosial dan teknologi) analisis lingkungan makro dan sebagainya

Penyusunan Program Sektor Publik

Penyusunan program merupakan aktivitas yang dilakukan setelah

perencanaan strategis Hasil dari perencanaan strategis adalah sasaran strategis

target kinerja dan inisiatif strategis yang dijabarkan dalam bentuk program-

program Tahap penyusunan program dalam organisasi sektor publik khususnya

pemerintahan yaitu

1 Tingkat pertama yaitu program makro yang dituangkan dalam bentuk Rencana

Pembangunan Jangka Menengah NasionalDaerah (RPJM NasionalDaerah)

2 Tingkat kedua yaitu program mikro berupa program pada masing-masing

KementerianLembagaSatuan Kerja Perangkat Daerah yang dituangkan dalam

Rencana Strategis (Renstra) dan Rencana Kerja (Renja) instansi RPJM

NasionalDaerah merupakan operasionallisasi dari RPJP NasionalDaerah yang

memuat visi misi arah dan kebijakan pembangunan

Perencanaan dan Penyusunan Anggaran Sektor Publik

Mekanisme perencanaan dan penyusunan anggaran pada instansi sektor

publik adalah sebagai berikut

Mekanisme Perencanaan dan Penyusunan Anggaran Sektor Publik

(Sumber Undang Undang nomor 25 tahun 2004 dan Undang Undang nomor 17 tahun 2003)

Sesuai dengan yang diatur pada Undang Undang nomor 25 tahun 2004

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah satu kesatuan tata cara

perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan

dalam jangka panjang jangka menengah dan tahunan yang dilaksanakan oleh

unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah

Penyusunan Rancangan APBN berpedoman kepada Rencana Kerja

Pemerintah Peraturan Pemerintah nomor 21 tahun 2004 tentang penyusunan

Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara dan Lembaga mengatur bahwa

Penganggaran pada Instansi Pemerintah menggunakan model anggaran berbasis

kinerja Anggaran berbasis kinerja merupakan penyusunan anggaran yang

dilakukan dengan memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran

7

dan hasil yang diharapkan termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dan

keluaran tersebut Untuk itu kementerian negaralembaga diharuskan menyusun

anggaran dengan mengacu kepada indikator kinerja standar biaya dan evaluasi

kinerja lndikator kinerja (performance indicators) dan sasaran (targets)

merupakan bagian dari pengembangan sistem penganggaran berdasarkan kinerja

Penerapan penganggaran berbasis kinerja akan mendukung alokasi anggaran

terhadap prioritas program dan kegiatan Sistem ini terutama berusaha untuk

menghubungkan antara keluaran (outputs) dengan hasil (outcomes) yang disertai

dengan penekanan terhadap efektifitas dan efisiensi terhadap anggaran yang

dialokasikan

Penerapan penganggaran berbasis kinerja tersebut akan tercermin dalam

dokumen anggaran (DIPARKA-KL) Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)

adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang disusun oleh Pengguna

AnggaranKuasa Pengguna Anggaran RKA-KL adalah dokumen perencanaan

dan penganggaran yang berisi program dan kegiatan suatu Kementerian

NegaraLembaga yang merupakan penjabaran dari Rencana Kerja Pemerintah dan

Rencana Strategis Kementerian NegaraLembaga yang bersangkutan dalam satu

tahun anggaran serta anggaran yang diperlukan untuk melaksanakannya

Penyusunan anggaran dalam dokumen RKA-KL merupakan bagian dari

penyusunan APBN

3 METODE PENELITIAN

Fokus penelitian ini adalah mengenai perencanaan strategis dan sistem

penilaian kinerja BPK dengan menggunakan pendekatan BSC Penelitian ini

merupakan penelitian kualitatif Pendekatan kualitatif dipilih agar diperoleh suatu

hasil yang lebih mendekati kenyataan karena peneliti memiliki akses masuk ke

dalam obyek penelitian Peneliti sebagai alat (instrumen) penelitian (Moleong

2000) karena dapat melakukan wawancara mendalam (in depth interview) dengan

pihak pengambil kebijakan pada obyek yang dituju pengamatan penuh dan

pemeran serta sebagai pengamat Studi lapangan dilakukan di BPK Alasan

untuk memilih BPK sebagai studi lapangan karena BPK sebagai salah satu

organisasi sektor publik yang telah menerapkan BSC dalam perencanaan strategis

dan sistem penilaian kinerjanya serta penelitian dapat dilakukan dengan sangat

efektif karena setiap data yang diragukan keabsahannya dapat sesegera mungkin

diuji ulang di lapangan Hal ini terlaksana karena tidak ada jarak lagi antara

peneliti dengan subyek penelitian (key informant)

Sumber data yang digunakan peneliti dari primer dan sekunder Data primer diperoleh melalui wawancara dengan informan terpilih melalui teknik

purposive sampling Data sekunder diperoleh dari sejumlah keterangan atau fakta

yang diperoleh secara tidak langsung yaitu melalui buku-buku yang relevan

dokumen atau arsip BPK dan artikel dari internet yang berkaitan dengan

penelitian ini

8

Setelah mendapatkan data-data yang diperlukan maka langkah-langkah

analisis data adalah sebagai berikut

1 Menganalisis visi misi dan tujuan strategis BPK dengan memperjelas dan

menjabarkannya ke dalam empat perspektif BSC

2 Menganalisis tujuan strategis sasaran strategis dan indikator kinerja utama

yang dikelompokkan ke dalam masing-masing perspektif

3 Menganalisis peta strategis dari sasaran-sasaran strategis yang

memvisualisasikan pola keterkaitan antar sasaran strategis tersebut

4 Menganalisis target untuk setiap pengukuran yang ada dan inisiatif strategis

yang dapat membantu tercapainya target yang dituju tersebut

5 Menganalisis proses implementasi Renstra BPK yang telah menggunakan

pendekatan BSC tersebut dan sistem pengukuran kinerjanya baik kinerja

organisasi maupun kinerja individu

4 PEMBAHASAN

Gambaran Umum BPK

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) merupakan satu lembaga negara yang

bebas dan mandiri dalam memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan

negara Secara hukum kedudukan BPK diatur dalam Undang Undang Dasar 1945

pada pasal 23E 23F dan 23G serta Undang Undang nomor 15 tahun 2006

tentang BPK Untuk melaksanakan tugas dan wewenangnya BPK didukung oleh

seperangkat Undang Undang di bidang keuangan negara yaitu Undang Undang

nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara Undang Undang nomor 1 tahun

2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Undang Undang nomor 15 tahun 2004

tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara

Peraturan perundangan-undangan tersebut secara bersama-sama menegaskan

kedudukan dan peran BPK sebagai lembaga pemeriksa keuangan negara yang

bebas dan mandiri

BPK bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan

negara yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah Lembaga

Negara lainnya Bank Indonesia Badan Usaha Milik Negara Badan Layanan

Umum Badan Usaha Milik Daerah dan lembaga atau badan lain yang mengelola

keuangan negara Jenis pemeriksaan yang dilakukan BPK terdiri dari

(i) Pemeriksaan keuangan dalam rangka memberikan pernyataan opini tentang

tingkat kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan pemerintah

(ii) Pemeriksaan kinerja meliputi aspek ekonomi efisiensi dan efektivitas

program dan kegiatan pemerintah dan (iii) Pemeriksaan dengan tujuan tertentu yang dilakukan dengan tujuan khusus di luar pemeriksaan keuangan dan

pemeriksaan kinerja Termasuk dalam pemeriksaan tujuan tertentu ini adalah

pemeriksaan atas hal-hal lain yang berkaitan dengan keuangan pemeriksaan

investigatif dan pemeriksaan atas permintaan (audit on request) Pihak-pihak

yang berkepentingan terhadap hasil pemeriksaan BPK meliputi lembaga

9

perwakilan (DPR DPD DPRD) pemerintah (instansi pemerintah yang

diperiksaauditee dan instansi penegak hukum) lembaga lain yang dibentuk

berdasarkan undang-undang warga negara Indonesia dan lembaga-lembaga

internasional

Rencana Strategis BPK 2011 ndash 2015

Rencana Strategis (Renstra) BPK 2011 sd 2015 beserta implementasinya

diatur di dalam Keputusan BPK nomor 3KI-XIII252011 tanggal 19 Mei 2011

tentang Perubahan atas Keputusan BPK nomor 7KI-XIII122010 tentang

Rencana Strategis BPK Tahun Anggaran 2011 sampai dengan 2015 dan

Keputusan Sekretaris Jenderal BPK nomor 238KX-XIII252011 tanggal 9 Mei

2011 tentang Rencana Implementasi Renstra BPK TA 2011 sd 2015

Dalam Renstra BPK 2011 sd 2015 BPK telah menetapkan visi misi

tujuan strategis sasaran strategis indikator kinerja utama serta peta strategis

sebagai berikut

1 Visi

Menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara yang kredibel dengan

menjunjung tinggi nilai-nilai dasar untuk berperan aktif dalam mendorong

terwujudnya tata kelola keuangan negara yang akuntabel dan transparan

2 Misi

1) Memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara

2) Memberikan pendapat untuk meningkatkan mutu pengelolaan dan tanggung

jawab keuangan negara dan

3) Berperan aktif dalam menemukan dan mencegah segala bentuk

penyalahgunaan dan penyelewengan keuangan negara

3 Nilai Dasar

1) Independensi

Nilai independensi yang ditanamkan adalah independensi baik secara

kelembagaan organisasi maupun individu Hal ini berarti bahwa BPK

bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan pribadi ekstern

danatau organisasi yang dapat mempengaruhi independensi dalam semua

hal yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan

2) Integritas

Nilai integritas ini dibangun dengan bersikap jujur obyektif dan tegas

dalam menerapkan prinsip nilai dan keputusan

3) Profesionalisme

Nilai profesionalisme dibangun dengan menerapkan prinsip kehati-hatian

ketelitian dan kecermatan serta berpedoman kepada standar yang berlaku

4 Tujuan Strategis

1) Mendorong terwujudnya pengelolaan keuangan negara yang tertib taat pada

peraturan perundang-undangan ekonomis efisien efektif transparan dan

bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan

2) Mewujudkan pemeriksaan yang bermutu untuk menghasilkan laporan hasil pemeriksaan yang bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan pemangku

kepentingan dan

3) Mewujudkan birokrasi yang modern di BPK

10

5 Sasaran Strategis

Sasaran Strategis BPK dalam Renstra 2011 sd 2015 Perspektif BSC Sasaran Strategis Tujuan Strategis

Pemenuhan Kebutuhan dan Harapan Pemilik

Kepentingan

Meningkatkan Efektivitas Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan dan Memenuhi Harapan Pemangku Kepentingan

Mendorong terwujudnya pengelolaan keuangan negara yang tertib taat pada peraturan perundang-undangan ekonomis efisien efektif transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan

Pengelolaan Fungsi Strategis

Meningkatkan Fungsi Manajemen Pemeriksaan

Mewujudkan pemeriksaan yang bermutu untuk menghasilkan laporan hasil pemeriksaan yang bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan pemangku kepentingan

Meningkatkan Mutu Pemberian Pendapat dan Pertimbangan

Meningkatkan Percepatan Penetapan Tuntutan Perbendaharaan dan Pemantauan Penyelesaian Ganti KN

Pertumbuhan dan Pembelajaran

Organisasi

Meningkatkan Efektivitas Penerapan Sistem Pemerolehan Keyakinan Mutu

Pemenuhan dan Harmonisasi Peraturan di Bidang Pemeriksaan Keuangan Negara

Meningkatkan Mutu Kelembagaan dan Ketatalaksanaan

Mewujudkan birokrasi yang modern di BPK

Meningkatkan Kompetensi SDM dan Dukungan Manajemen

Meningkatkan Pemenuhan Standar dan Mutu Sarana dan Prasarana

Keuangan Meningkatkan Pemanfaatan Anggaran

(Sumber Rencana Strategis BPK 2011)

6 Indikator Kinerja Utama

Indikator Kinerja Utama BPK dalam Renstra 2011 sd 2015 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

Meningkatkan Efektivitas Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan dan

Memenuhi Harapan Pemangku Kepentingan

Persentase rekomendasi hasil pemeriksaan yang ditindaklanjuti

Persentase laporan tindak pidana yang ditindaklanjuti instansi penegak hukum

Indeks kepuasan pemangku kepentingan atas hasil pemeriksaan BPK

Meningkatkan Fungsi Manajemen Pemeriksaan

Jumlah Laporan Hasil Pemeriksaan yang diterbitkan

Ketepatan waktu proses pelaksanaan dan pelaporan pemeriksaan

Persentase pemenuhan quality assurance dalam

pemeriksaan

Meningkatkan Mutu Pemberian Pendapat dan Pertimbangan

Jumlah pendapat BPK yang diterbitkan

Meningkatkan Percepatan Penetapan Tuntutan Perbendaharaan dan

Pemantauan Penyelesaian Ganti Kerugian Negara

Persentase penyelesaian penetapan tuntutan perbendaharaan

Jumlah laporan pemantauan kerugian negara yang diterbitkan

Meningkatkan Efektivitas Penerapan Sistem Pemerolehan

Keyakinan Mutu

Persentase rekomendasi peer review yang

ditindaklanjuti

11

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

Pemenuhan dan Harmonisasi Peraturan di Bidang Pemeriksaan

Keuangan Negara

Persentase pemenuhan penyusunan peraturan BPK

Meningkatkan Mutu Kelembagaan dan Ketatalaksanaan

Persentase pemenuhan ketersediaan perangkat lunak (juknisjuklak) pemeriksaannon pemeriksaan

Meningkatkan Kompetensi SDM dan Dukungan Manajemen

Persentase pegawai yang memenuhi standar kompetensi yang dipersyaratkan

Persentase pemenuhan standar jam pelatihan pemeriksa

Indeks kepuasan kerja pegawai

Meningkatkan Pemenuhan Standar dan Mutu Sarana dan

Prasarana

Persentase pemenuhan standar sarana dan prasarana kerja

Persentase proses bisnis yang telah memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Meningkatkan Pemanfaatan Anggaran

Opini atas Laporan Keuangan BPK

Persentase Pemanfaatan Anggaran

(Sumber Rencana Strategis BPK 2011)

7 Peta Strategis

Peta Strategis BPK dalam Renstra 2011 sd 2015

(Sumber Rencana Strategis BPK 2011)

12

Implementasi Renstra BPK 2011 ndash 2015

Dalam implementasinya BPK telah mengembangkan 32 Inisiatif Strategis

(IS) berupa proyek yang berisi kegiatan-kegiatan yang merupakan critical success

factor dalam pencapaian sasaran strategis Inisiatif Strategis (IS) tersebut disajikan

dalam bentuk kegiatan yang merupakan critical success factor pencapaian

Sasaran Strategis

Mekanisme Penilaian Kinerja Organisasi

Pada awal pelaksanaan setiap IS akan dilaksanakan kick off meeting dalam

rangka koordinasi pelaksanaan kegiatan-kegiatan IS di antara satker-satker yang

terlibat Setiap satker sesuai dengan perannya dalam implementasi IS

melaksanakan kegiatan IS yang menjadi tanggung jawabnya Untuk dapat

memantau perkembangan pelaksanaan IS setiap satker pelaksana menyampaikan

laporan pelaksanaan kegiatan IS kepada satker koordinator dan Direktorat PSMK

Direktorat PSMK mengembangkan sistem aplikasi SIMAK BPK yang

akan dimanfaatkan untuk memantau pelaksanaan kegiatan IS Laporan

pelaksanaan kegiatan IS akan dimasukkan ke dalam sistem aplikasi tersebut

sehingga Direktorat PSMK dapat melakukan pemantauan terhadap perkembangan

seluruh IS Berdasarkan hasil pemantauan pelaksanaan seluruh IS Direktorat

PSMK secara periodik akan menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan

IS kepada forum eselon 1 dan Badan

Direktorat PSMK berperan untuk melaksanakan koordinasi pemantauan

dan evaluasi pelaksanaan kegiatan IS Kegiatan pemantauan dilaksanakan dalam

proses implementasi kegiatan dalam IS untuk memastikan bahwa kegiatan dapat

dimplementasikan secara baik Kegiatan evaluasi ditujukan untuk mengambil

langkah pembelajaran dan mengelola umpan balik selama proses pelaksanaan

kegiatan dan mengambil langkah korektif untuk mengatasi permasalahan dan

hambatan yang ada serta mengarahkan bahwa keluaran dan hasil yang diharapkan

dari pelaksanaan setiap IS akan dapat tercapai

Dalam pelaksanaan pemantauan dan evaluasi tujuan yang ingin dicapai

adalah memastikan bahwa kegiatan yang dilaksanakan untuk masing-masing IS

telah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan baik dari segi waktu biaya

maupun cakupan kegiatan (keluaran dan hasil)

Inisiatif strategis yang dijabarkan dalam Rencana Implementasi Renstra

telah disusun berdasarkan indikator kinerja utama dan sasaran strategis BPK

Wide Eselon 1 bertanggung jawab atas pelaksanaan IS yang menjadi tanggung

jawabnya Kegiatan-kegiatan dalam inisiatif strategis dikoordinasikan dan

dilaksanakan oleh satker eselon 2 sesuai dengan pembagian koordinator dan

pelaksana IS Untuk memastikan pelaksanaan kegiatan inisiatif strategis

Direktorat PSMK mengembangkan aplikasi manajemen proyek sebagai bagian

dari sistem manajemen kinerja (SIMAK) BPK Pemantauan terhadap pelaksanaan

kegiatankegiatan inisiatif strategis dilakukan berdasarkan laporan kegiatan periodik yang disampaikan seluruh satker kepada Direktorat PSMK Hasil

pemantauan digunakan untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan implementasi IS

dalam mendukung pencapaian indikator kinerja utama dan sasaran strategis BPK

Wide

13

Untuk memberikan pedoman yang jelas kepada Direktorat PSMK dalam

melakukan pemantauan dan evaluasi Direktorat PSMK akan menyusun SOP

tentang pengelolaan inisiatif strategis termasuk di dalamnya pengembangan

aplikasi yang akan digunakan dalam proses pemantauan dan evaluasi Di samping

itu untuk memberikan kejelasan mengenai peran seluruh pihak yang terlibat

dalam implementasi IS baik sebagai sponsor penanggung jawab satker

koordinator satker pelaksana maupun satker terkait BPK akan menyusun dan

mengembangkan pedoman change management yang dapat digunakan sebagai

acuan dalam pelaksanaan kegiatan dalam IS

Mekanisme Penilaian Kinerja Individu Dalam hal pengukuran kinerja individu BPK telah membentuk suatu

sistem yang disebut dengan Manajemen Kinerja Individu (MAKIN) Selain itu

Pemerintah juga telah mengundangkan sebuah Peraturan Pemerintah nomor 46

tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS Berikut adalah perbandingan

antara MAKIN BPK dengan Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 tentang

Penilaian Prestasi Kerja PNS

Perbandingan MAKIN BPK dengan PP nomor 46 tahun 2011 No Bahasan MAKIN PP 462011

1 Definisi Manajemen Kinerja Individu (MAKIN) adalah proses pengelolaan kinerja individu yang terdiri atas tiga tahap yang saling berkesinambungan yaitu Tahap Perencanaan Tahap Bimbingan dan Tahap Penilaian

Prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh setiap PNS pada satuan organisasi sesuai dengan sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja

2 Ruang Lingkup a MAKIN saat ini berlaku bagi Pemeriksa atas Tugas Pemeriksaan dan Tugas Sesuai Fungsi (Tugas sesuai fungsi akan berlaku efektif pada tahun 2013)

b Ke depannya MAKIN akan diberlakukan untuk seluruh pegawai BPK

Berlaku kepada seluruh PNS (sebagai pengganti DP3)

3 Jangka Waktu Penilaian

a Pemeriksa - Tugas Pemeriksaan

Sesuai dengan jangka waktu di surat tugas

- Tugas Sesuai Fungsi Januari ndash Minggu ke-2 Januari tahun berikutnya

b Non- Pemeriksa Januari-Minggu ke -2 Januari tahun berikutnya

Januari sd Desember tahun berjalan

4 Unsur yang Dinilai

a Sasaran Kerja b Kompetensi Perilaku c Kompetensi Teknis

a Sasaran Kerja b Kompetensi Perilaku

5 Penyusunan SKP Penyusunan SKP telah ditetapkan Organisasi mengacu pada hasil cascading

dan urutan jabatan

Penyusunan SKP merupakan kewajiban PNS

14

No Bahasan MAKIN PP 462011

6 Penilaian SKP a Mempertimbangkan aspek waktu

b Berdasarkan pencapaian target

c Skala nilai 1 - 5

a Mempertimbangkan aspek kuantitas kualitas waktu dan biaya

b Membandingkan antara realisasi dan target

c Skala Nilai 1-100

7 Aspek Penilaian Perilaku Kerja

Achievement Analytical Thinking Concern for order Information Seeking Teamwork dan Cooperation

Orientasi pelayanan integritas komitmen disiplin kerja sama dan kepemimpinan

8 Pihak yang Menilai

a Pemeriksa

- MAKIN Tugas Pemeriksaan Pejabat yang menilai Atasan Langsung sesuai dengan surat Tugas Pemeriksaan

- MAKIN Tugas Sesuai Fungsi Pejabat yang menilai Atasan Langsung sesuai dengan Pola Hubungan antar PFP

b Non-Pemeriksa (staf) Pejabat Struktural

Atasan Langsung paling rendah Pejabat Struktural setingkat eselon V atau pejabat lain yang ditentukan

9 Penilaian Kompetensi Perilaku

a Dilakukan melalui pengamatan dan bimbingan informal

b Skala nilai 1 - 5

a Dilakukan melaui pengamatan

b Skala Nilai 1-100

10 Total Penilaian Rerata bobot nilai SKP kompetensi perilaku dan kompetensi teknis

Penggabungan antara nilai SKP dan kompetensi perilaku

11 Bobot Nilai a Sasaran kerja 60 b Kompetensi Perilaku 20 c Kompetensi Teknis 20

a Sasaran kerja 60 b Kompetensi Perilaku 40

12 Sebutan Nilai Belum ada Ketetapan a 91 ndash ke atas sangat baik b 76 ndash 90 baik c 61 ndash 75 cukup d 51 ndash 60 kurang e 50 ke bawah buruk

13 Sanksi Tidak ada sanksi PNS yang tidak menyusun SKP dan Pejabat penilai yang tidak melaksanakan penilaian prestasi kerja dijatuhi hukuman disiplin

(Sumber Biro SDM BPK 2011)

Evaluasi atas Penerapan Balanced Scorecard sebagai Sistem Perencanaan

Strategis

Secara umum BPK telah menerapkan metode BSC dalam perumusan

rencana strategisnya hal ini terlihat dengan telah adanya pernyataan visi misi

nilai dasar dan tujuan strategi organisasi yang telah diterjemahkan ke dalam

berbagai sasaran strategis dalam empat perspektif BSC Pernyataan visi yang

digunakan BPK dalam rencana strategisnya telah efektif Hal tersebut disebabkan

pernyataan visi tersebut sudah menggambarkan harapan di masa depan menarik

dan menantang layak bersifat umum sehingga tidak dipengaruhi oleh perubahan

organisasi serta mudah dikomunikasikan karena singkat dan jelas pernyataan misi

yang digunakan BPK dalam rencana strategisnya telah efektif oleh karena

pernyataan misi tersebut telah cukup ringkas jelas unik bersifat umum sehingga

15

tidak dipengaruhi oleh perubahan organisasi menghendaki budaya organisasi

yang lebih baik memberikan inspirasi serta bersifat jangka panjang Nilai nilai

dasar yang digunakan BPK sudah memadai dan dapat menjadi landasan dalam

pelaksanaan misi untuk mencapai visi yang diinginkan Selain itu tujuan strategis

yang ditetapkan oleh BPK mampu mendukung pencapaian pernyataan misi yang

ada dan telah dilakukan penjabaran (cascading) atas tujuan strategis tersebut ke

dalam sasaran strategis yang memudahkan dalam pencapaian tujuan strategis

tersebut Selain itu BPK telah menentukan ukuran dan target kinerja yang hendak

dicapai dalam pencapaian sasaran strategis untuk jangka waktu tertentu Sasaran

strategis yang ada telah dijabarkan ke dalam berbagai inisiatif strategis yang

dipilih untuk dapat mewujudkan sasaran strategis tersebut Inisiatif strategis yang

ada telah dijabarkan menjadi kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dengan

output anggaran maupun satker koordinator satker pelaksana serta satker-satker

terkaitnya

Evaluasi atas Strategy Mapping BPK beserta prioritas Perspektif BSC

Pada strategy mapping BSC untuk organisasi sektor publik perspektif

pelanggan adalah tujuan yang utama yang diikuti oleh perspektif keuangan

perspektif proses internal serta yang terakhir adalah perspektif pertumbuhan dan

pembelajaran (Robertson dalam Mahsun 2009) Namun demikian pada strategy

mapping yang digunakan BPK di dalam Renstra 2011-2015 menunjukkan bahwa

yang utama adalah perspektif pelanggan yang diikuti dengan perspektif proses

internal perspektif pertumbuhan dan pembelajaran serta yang terakhir adalah

perspektif keuangan Terdapat perbedaan strategy mapping antara yang telah

dikemukakan oleh Robertson dengan strategy mapping yang digunakan BPK

yaitu menurut Robertson perspektif keuangan seharusnya menjadi tujuan yang

kedua setelah perspektif pelanggan sedangkan menurut BPK perspektif keuangan

adalah merupakan tujuan yang terakhir di bawah tiga perspektif lainnya

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kasubdit Perencanaan Strategis dan

Manajemen Kinerja BPK diketahui bahwa pertimbangan yang dipakai BPK dalam

menentukan prioritas perspektif BSC tersebut adalah BPK merupakan sebuah

institusi sektor publik yang tidak memiliki tugas fungsi dan kewenangan untuk

memungut pendapatan (baik pajak maupun bukan pajak) sehingga perspektif

keuangan di BPK hanya berupa anggaran belanja yang merupakan sumber daya

dalam melaksanakan tugas fungsi dan wewenangnya dalam rangka mencapai

tujuannya Oleh karena itu pencapaian pada perspektif keuangan digunakan oleh

BPK untuk mendukung pencapaian sasaran-sasaran strategis pada ketiga

perspektif lainnya Untuk institusi sektor publik lainnya yang memiliki tugas

fungsi dan kewenangan untuk memungut pendapatan di mana keuangan yang

dikelola terdiri dari pendapatan yang dipungut dan anggaran belanja maka

perspektif keuangan menjadi sangat relevan karena sangat dekat hubungannya

dengan perspektif pelanggan Berdasarkan uraian tersebut maka BPK

memutuskan untuk menempatkan perspektif keuangan di posisi paling bawah dengan tujuan untuk mendukung pencapaian target pada ketiga perspektif lainnya

sehingga diharapkan mampu mendukung pemenuhan tujuan-tujuan strategisnya

16

Evaluasi atas perspektif pada BSC yang telah diterapkan BPK dalam

Renstra 2011-2015 beserta pencapaian kinerjanya sampai dengan tahun

2012

Berikut adalah evaluasi atas perspektif pada BSC yang telah diterapkan BPK

dalam Renstra 2011-2015 beserta pencapaian kinerjanya sampai dengan tahun

2012

1 Perspektif Keuangan

Pencapaian Perspektif Keuangan 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

101 4450 3514 936 27755287000 13913007429 13842279571 55 21 34

Total 4450 3514 936 27755287000 13913007429 13842279571 55 21 34

Keterangan

IS 101 Penerapan Perencanaan dan Penganggaran Berbasis Kinerja secara Menyeluruh dan Konsisten

(Sumber data diolah)

Pencapaian perspektif keuangan sampai dengan 31 Desember 2012 belum

memiliki kinerja kegiatan yang baik karena masih terdapat kekurangan

realisasi kegiatan keluaran dan penyerapan anggaran

2 Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

Pencapaian Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

51 7500 7188 312 4720134000 3270937720 1449196280 12 3 9

52 8000 8433 -433 2011901000 1406262750 605638250 27 18 9

61 7270 6341 929 930314000 686326700 243987300 18 5 13

62 4000 3850 150 2832731306 288750000 2543981306 26 9 17

71 7725 4812 2913 4326975000 2370663010 1956311990 10 4 6

81 4575 4756 -181 2846074000 2663471400 182602600 38 11 27

82 3238 4067 -829 2095786000 1738586500 357199500 12 3 9

83 9228 8196 1032 2134455000 1145909575 988545425 118 12 106

84 7950 7244 706 5598031873 1824019303 3774012570 372 339 33

85 8500 8300 200 486215000 56800000 429415000 8 3 5

91 4975 4117 858 4046875000 2873431000 1173444000 15 4 11

92 5120 6860 -1740 1189325000 977521700 211803300 6 2 4

Total 6507 6180 326 33218817179 19302679658 13916137521 662 413 249

Keterangan

IS 51 Meningkatkan Efektifitas Pelaksanaan Review atas Pilar-Pilar SPKM IS 52 Penyempurnaan Kode Etik dan Pengembangan Perangkatnya IS 61 Percepatan Penyelesaian Peraturan BPK di Bidang Pemeriksaan Keuangan Negara IS 62 Harmonisasi Peraturan Perundang-Undangan di Bidang Pemeriksaan dan Pengelolaan Keuangan Negara IS 71 Perwujudan Organisasi dan Tata Laksana BPK yang Berkualitas IS 81 Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia berbasis Kompetensi Secara Konsisten dan Menyeluruh IS 82 Penerapan Manajemen Kinerja Individu (MAKIN) IS 83 Penerapan Jabatan Fungsional Pemeriksa (JFP) IS 84 Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Kompetensi IS 85 Penerapan Manajemen Karir Yang Jelas IS 91 Pemenuhan Ketersediaan Sarana dan Prasarana Kerja sesuai dengan Standar Sarana dan Prasarana IS 92 Penerapan e-bpk secara Menyeluruh dan Berkelanjutan

(Sumber data diolah)

Berdasarkan data pencapaian inisiatif-inisiatif strategis terkait pencapaian

perspektif pertumbuhan dan pembelajaran sampai dengan 31 Desember 2012

17

di atas diketahui bahwa terdapat empat inisiatif strategis yang memiliki kinerja

yang baik (IS 52 81 82 dan 92) di mana realisasi kegiatan telah melebihi

rencana namun untuk realisasi anggaran maupun keluarannya belum sesuai

rencana dan delapan inisiatif strategis (IS 51 61 62 71 83 84 85 dan

91) belum memiliki kinerja kegiatan penyerapan anggaran maupun keluaran

yang baik karena realisasinya masih di bawah rencana

3 Perspektif Proses Internal

Pencapaian Perspektif Proses Internal 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

21 10000 10000 - 1431185000 1012253131 418931869 3 3 -

22 7306 8126 -820 52014718000 18347626376 33667091624 3055 4262 -1207

23 6750 4245 2505 4343546000 1031927990 3311618010 17 6 11

24 6928 4250 2678 246348000 22625000 223723000 12 6 6

25 7890 6897 993 2785972000 338338600 2447633400 15 9 6

26 5425 5425 - 10376530894 25976097894 -15599567000 21 11 10

27 7750 8241 -491 888720000 599134000 289586000 41 12 29

28 4800 5800 -1000 5973896579 1386190514 4587706065 21 13 8

29 5900 6900 -1000 2701106000 900308935 1800797065 10 4 6

210 7060 2485 4575 1325539000 473167000 852372000 13 1 12

211 6600 5467 1133 448546000 499259000 -50713000 22 10 12

212 2000 4590 -2590 585593000 33211000 552382000 10 - 10

213 5250 2350 2900 1225961000 169169300 1056791700 8 1 7

214 1500 1750 -250 88444100000 140000000 88304100000 6 1 5

31 6111 2900 3211 1838450000 370173000 1468277000 13 1 12

41 5720 9154 -3434 256239000 13275000 242964000 10 4 6

42 7975 7359 616 572001000 48980000 523021000 22 8 14

Total 6174 5643 531 175458451473 51361736740 124096714733 3299 4352 -1053

Keterangan

IS 21 Peningkatan Mutu Perencanaan Pemeriksaan IS 22 Penerapan e-Audit IS 23 Optimalisasi Pemanfaatan Sistem Manajemen Pemeriksaan (SMP) IS 24 Pemanfaatan KAP untuk memeriksa untuk dan atas nama BPK IS 25 Peningkatan Efektivitas Penerapan Risk Based Audit (RBA) dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan IS 26 Peningkatan Kapasitas Pemeriksaan Kinerja IS 27 Peningkatan Kapasitas Pemeriksaan Investigatif IS 28 Pelaksanaan Pemeriksaan dengan Perspektif Lingkungan IS 29 Peningkatan Kapasitas PDTT IS 210 Peningkatan Mutu Pelaporan Hasil Pemeriksaan IS 211 Peningkatan Kualitas Pemberian Keterangan Ahli IS 212 Peningkatan Kualitas Pemberian Bantuan Hukum untuk Pemeriksa IS 213 Peningkatan Kualitas Manajemen Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) IS 214 Peningkatan Pemberdayaan APIP dalam Wewenang dan Tanggung Jawab BPK IS 31 Optimalisasi Pemberian Pendapat BPK IS 41 Percepatan Penyelesaian Tuntutan Perbendaharaan IS 42 Peningkatan Pemantauan Penyelesaian Ganti Kerugian NegaraDaerah

(Sumber data diolah)

Berdasarkan data pencapaian inisiatif-inisiatif strategis terkait pencapaian

perspektif proses internal sampai dengan 31 Desember 2012 di atas diketahui

bahwa terdapat satu inisiatif strategis (IS 21) yang memiliki kinerja yang

sangat baik di mana realisasinya sama atau melebihi rencana baik dari segi

kegiatan anggaran maupun keluaran delapan inisiatif strategis (IS 22 26

27 28 29 212 214 dan 41) yang memiliki kinerja yang baik di mana

realisasi kegiatan melebihi rencana namun untuk realisasi anggaran maupun

keluarannya belum sesuai rencana lima inisiatif strategis (IS 23 24 25 211

18

dan 42) yang belum memiliki kinerja kegiatan penyerapan anggaran maupun

keluaran yang baik karena realisasinya masih di bawah rencana dan tiga

inisiatif strategis (IS 210 213 dan 31) yang perlu mendapat perhatian karena

realisasi kegiatannya lebih kecil dari rencana dan realisasi keluarannya

mengalami keterlambatan yang sangat banyak dari rencana yang telah

ditetapkan

4 Perspektif Pelanggan

Pencapaian Perspektif Pelanggan 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

11 7600 4680 2920 1410802500 295728980 1115073520 22 9 13

12 8200 11368 -3168 19263340000 15072255953 4191084047 230 369 -139

Total 7900 8024 -124 20674142500 15367984933 5306157567 252 378 -126

Keterangan

IS 11 Peningkatan Pengelolaan Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan IS 12 Peningkatan Mutu Hubungan Kelembagaan dengan Pemangku Kepentingan

(Sumber data diolah)

Berdasarkan data pencapaian inisiatif-inisiatif strategis perspektif pelanggan

sampai dengan 31 Desember 2012 di atas diketahui bahwa inisiatif strategis

11 belum memiliki kinerja kegiatan penyerapan anggaran maupun keluaran

yang baik karena masih mengalami kekurangan realisasi kegiatan keluaran

dan penyerapan anggaran dari rencana yang diharapkan Namun demikian

inisiatif strategis 12 memiliki kinerja yang sangat baik karena realisasi

kegiatan serta keluaran melebihi rencana dan adanya penghematan penyerapan

anggaran

Rekapitulasi Perspektif BSC BPK 31 Desember 2012 Perspektif Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

Keuangan 4450 3514 936 27755287000 13913007429 13842279571 55 21 34

Pertumbuhan 6507 6180 326 33218817179 19302679658 13916137521 662 413 249

Internal 6174 5643 531 175458451473 51361736740 124096714733 3299 4352 -1053

Pelanggan 7900 8024 -124 20674142500 15367984933 5306157567 252 378 -126

Total 6353 5927 426 257106698152 99945408760 157161289392 4268 5164 -896

(Sumber data diolah)

Penyelesaian seluruh kegiatan IS telah mencapai 5927 Pencapaian

tersebut masih di bawah target yang telah direncanakan sebesar 6353

Berdasarkan sisi anggaran realisasi penyerapan anggaran secara keseluruhan baru

mencapai 3887 Perlu dilakukan analisis lebih lanjut apakah capaian ini

diakibatkan adanya efisiensi dalam proses pelaksanaan kegiatan atau dikarenakan

proses perencanaan kebutuhan anggaran yang kurang akurat Namun demikian

peneliti berpendapat bahwa hal ini juga kemungkinan dapat disebabkan oleh

model BSC pada Renstra BPK 2011-2015 yang menempatkan perspektif

keuangan pada posisi terbawah sehingga terdapat ketidakselarasan antara

pencapaian kegiatan dan keluaran dengan penyerapan anggaran Sedangkan dari

segi keluaran realisasi keluaran secara keseluruhan telah melebihi target yang

direncanakan Hal ini sebagian besar diakibatkan adanya realisasi penyelesaian

keluaran IS yang terjadi selama proses pelaksanaan kegiatan serta adanya

19

perbedaan satuan keluaran yang diukur di setiap kegiatan Berdasarkan

rekapitulasi di atas juga dapat disimpulkan bahwa perspektif BSC yang memiliki

kinerja terbaik di BPK adalah perspektif pelanggan karena realisasi kegiatan dan

keluarannya telah melebihi rencana yang ditetapkan dengan adanya penghematan

atas penyerapan anggaran Sedangkan perspektif BSC yang paling buruk

kinerjanya adalah perspektif keuangan karena dari segi realisasi kegiatan

penyerapan anggaran dan keluarannya masih belum mencapai rencana yang

diharapkan selain itu kekurangan realisasi keluarannya masih jauh dari rencana

yang diharapkan yaitu sebesar 6182

Evaluasi atas Mekanisme Pengukuran Kinerja organisasi dan individu yang

berdasarkan metode BSC

BPK telah memiliki suatu mekanisme untuk mengukur pencapaikan

kinerja organisasi dan individu yang berdasarkan metode BSC namun demikian

peneliti menilai bahwa masih terdapat beberapa kelemahan dalam mekanisme

pengukuran kinerja yang ada yaitu sebagai berikut

1 Mekanisme pengukuran kinerja organisasi yang ada hanya mampu mengukur

kinerja organisasi pada level eselon 1 dan eselon 2 saja sedangkan untuk level

eselon 3 eselon 4 maupun struktur fungsional tim pemeriksaan tidak terdapat

mekanisme pengukuran kinerjanya

2 Untuk mekanisme pengukuran kinerja individu masih terdapat ketidakjelasan

mengenai sistem mana yang akan dipakai dalam mengukur kinerja individual

para pegawai BPK karena sistem yang telah berjalan dari tahun 2011 yaitu

MAKIN BPK tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011

tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS yang harus mulai diterapkan pada 1

Januari 2014 Selain itu terdapat beberapa kekurangan pada Peraturan

Pemerintah nomor 46 tahun 2011 jika dibandingkan dengan MAKIN BPK

khususnya dalam mengukur kinerja para pemeriksa BPK yaitu di mana

MAKIN BPK mengukur sasaran kerja kompetensi perilaku dan kompetensi

teknis sedangkan Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 hanya mengukur

sasaran kerja dan kompetensi perilaku saja tanpa mengukur kompetensi teknis

Namun demikian MAKIN BPK yang telah berjalan selama ini juga memiliki

kelemahan yaitu MAKIN BPK hanya mengukur kinerja pegawai BPK yang

bertugas sebagai pemeriksa saja sedangkan untuk pegawai BPK non

pemeriksa tidak dapat diukur kinerjanya

5 KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan pada bab 4 dapat

diambil kesimpulan mengenai analisis BSC sebagai suatu sistem perencanaan

strategis dan pengukuran kinerja pada BPK sebagai berikut

20

1 Secara umum BPK telah menerapkan metode BSC dalam perencanaan

strategisnya dengan adanya pernyataan visi dan misi yang efektif nilai dasar

yang jelas dan dapat diterapkan serta tujuan strategi organisasi yang telah

diterjemahkan ke dalam berbagai sasaran strategis dalam empat perspektif

BSC

2 Terdapat perbedaan strategy mapping antara yang telah dikemukakan oleh

Robertson dalam Mahsun (2009) dengan strategy mapping yang digunakan

BPK menurut Robertson perspektif keuangan seharusnya menjadi tujuan yang

kedua setelah perspektif pelanggan sedangkan menurut BPK perspektif

keuangan adalah merupakan tujuan yang terakhir di bawah tiga perspektif

lainnya Hal ini disebabkan posisi BPK sebagai sebuah institusi sektor publik

yang tidak memiliki tugas fungsi dan kewenangan untuk memungut

pendapatan (baik pajak maupun bukan pajak) sehingga perspektif keuangan di

BPK hanya berupa anggaran belanja saja yang merupakan sumber daya dalam

melaksanakan tugas fungsi dan wewenangnya dalam rangka mencapai

tujuannya Oleh karena itu pencapaian pada perspektif keuangan digunakan

oleh BPK untuk mendukung pencapaian sasaran-sasaran strategis pada ketiga

perspektif lainnya

3 Hasil evaluasi atas perspektif pada BSC sampai tingkat inisiatif strategis yang

telah diterapkan BPK dalam Renstra 2011-2015 beserta pencapaian kinerjanya

sampai dengan tahun 2012 dapat disimpulkan bahwa terdapat dua inisiatif

strategis yang memiliki kinerja sangat baik yaitu realisasinya sama atau

melebih rencana baik dari segi kegiatan anggaran maupun keluaran yaitu

inisiatif strategis 12 dan 21 Dua belas inisiatif strategis yang memiliki kinerja

baik yaitu realisasi kegiatannya melebihi rencana namun untuk realisasi

anggaran maupun keluarannya belum sesuai rencana lima belas inisiatif

strategis yang belum memiliki kinerja kegiatan maupun keluaran baik

sehingga masih memerlukan peningkatan pencapaian realisasi serta tiga

inisiatif strategis yang perlu mendapat perhatian karena realisasi kegiatannya

lebih kecil dari rencana dan mengalami keterlambatan yang sangat banyak dari

rencana yang telah ditetapkan

4 Perspektif BSC yang memiliki kinerja terbaik di BPK adalah perspektif

pelanggan karena realisasi kegiatan dan keluarannya telah melebihi rencana

yang ditetapkan dengan adanya penghematan atas penyerapan anggaran

Sedangkan perspektif BSC yang paling buruk kinerjanya adalah perspektif

keuangan karena dari segi realisasi kegiatan penyerapan anggaran dan

keluarannya masih belum mencapai rencana yang diharapkan

5 BPK telah memiliki suatu mekanisme untuk mengukur pencapaikan kinerja

organisasi dan individu yang berdasarkan metode BSC walaupun masih

terdapat kelemahan dalam mekanisme pengukuran kinerja organisasi dan

individu tersebut

6 Mekanisme pengukuran kinerja organisasi yang ada tidak mampu mengukur

kinerja keseluruhan organisasi karena hanya mampu mengukur kinerja organisasi pada level eselon 1 dan eselon 2 saja sedangkan untuk level eselon

3 eselon 4 maupun struktur fungsional tim pemeriksaan tidak terdapat

mekanisme pengukuran kinerjanya

7 Terdapat ketidakjelasan mengenai sistem mana yang akan dipakai dalam

mekanisme pengukuran kinerja individunya karena sistem yang telah berjalan

21

dari tahun 2011 yaitu MAKIN BPK tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah

nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS yang harus mulai

diterapkan pada 1 Januari 2014

Saran

Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil analisis BSC sebagai suatu

sistem perencanaan strategis dan pengukuran kinerja pada BPK adalah sebagai

berikut

1 Perlu ada penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh keputusan BPK dalam

menempatkan perspektif keuangan di bawah ketiga perspektif BSC lainnya

terhadap pencapaian kinerja inisiatif-inisiatif strategisnya

2 BPK perlu memastikan penyelesaian seluruh kegiatan IS sesuai dengan

rencana dan target yang telah ditetapkan baik dari sisi jadwal penyelesaian

kegiatan rencana keluaran maupun efisiensi pemanfaatan anggaran karena IS

merupakan kegiatan strategis yang mempengaruhi keberhasilan BPK dalam

implementasi Renstra BPK 2011-2015

3 BPK perlu mengubah mekanisme pengukuran kinerja organisasinya sehingga

dapat mengukur kinerja organisasi pada level eselon 3 eselon 4 dan struktur

fungsional tim pemeriksaannya

4 BPK perlu menetapkan mekanisme pengukuran kinerja individu yang jelas dan

sesuai dengan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi

Kerja PNS namun tetap dapat mengukur kompetensi teknis pemeriksanya

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Ilmiah dan Buku

Kaplan Robert S dan David Norton 1992 The Balanced Scorecard Measures that Drive

Performance Harvard Business Review

Luis S dan Biromo PA 2008 Step by Step in Cascading Balanced Scorecard to

Fundamental Scorecards PT Gramedia Pustaka Umum Jakarta

Mahmudi 2010 Manajemen Kinerja Sektor Publik STIE YKPN Jakarta

Mahsun Muhamad 2006 Pengukuran Kinerja Sektor Publik BPFE Yogyakarta

Moleong Lexy 2006 Metodologi Penelitian Kualitatif PT Remaja Rosdakarya

Bandung

Niven PR 2003 Balanced Scorecard Step by Step for Governmental and

Nonprofit Agencies John Wiley amp Sons Inc New York

22

Prawirosentono Suyadi 2008 Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan

Kinerja Karyawan BPFE Yogyakarta

Sekaran Uma 2006 Research Methods for Business Metedologi Penelitian

untuk Bisnis Penerbit Salemba Empat Jakarta

Sugiyono 2008 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Penerbit

Alfabeta Bandung

Umar Haryono 2006 Strategic Control Penerbit Universitas Trisakti Jakarta

Wibowo 2007 Manajemen Kinerja PT Raja Grafindo Parsada Jakarta

Yuwono S Sukarno E dan Ikhsan M 2002 Petunjuk Praktis Penyusunan

Balanced Scorecard-Menuju Organisasi yang Berfoukus pada Strategi

PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Zeithaml V A Berry L L and Parasuraman A 1996 The behavioral consequences of

Service quality Journal of Marketing Vol 60

Peraturan

Keputusan BPK nomor 3KI-XIII252011 Tentang Perubahan atas Keputusan

BPK nomor 7KI-XIII122010 tentang Rencana Strategis BPK Tahun

Anggaran 2011 sampai dengan 2015 Jakarta

Keputusan Sekretaris Jenderal BPK nomor 238KX-XIII252011 Tentang

Rencana Implementasi Renstra BPK TA 2011 sd 2015 Jakarta

Keputusan Sekretaris Jenderal BPK nomor 112KX-XIII222012 Tentang

Manajemen Kinerja Individu Tugas Pemeriksaan Jakarta

Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja

PNS Jakarta

Surat Edaran Sekretaris Jenderal BPK nomor 08SEX-XIII242011 Tentang

Implementasi Sistem Manajemen Kinerja Individu dalam Tugas

Pemeriksaan di Lingkungan BPK Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan

Negara Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2006 Tentang Badan

Pemeriksa Keuangan Jakarta

Page 5: ANALISIS BALANCED SCORECARD SEBAGAI SUATU SISTEM

5

Penerapan BSC pada Beberapa Institusi Sektor Publik di Indonesia dan

Amerika Serikat

Berikut adalah beberapa contoh penerapan BSC untuk institusi sektor

publik di beberapa negara yaitu antara lain

1 Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Metode BSC di Indonesia mulai diterapkan di lingkungan Kementerian

Keuangan sejak tahun 2010 Pada awalnya penerapan BSC di Kementerian

Keuangan awalnya hanya diimplementasikan pada tingkat eselon II dan

dianggap cukup berhasil namun begitu untuk lebih memaksimalkan kinerja

Kementerian Keuangan maka pada tahun 2010 pelaksanaan BSC di Kemenkeu

akan diturunkan ke seluruh unit organisasi yang ada dibawahnya yaitu ke

eselon I II III IV dan sampai ke tingkat pelaksana teknis organisasi

Diharapkan penerapan BSC sampai pada level kebawah ini dapat lebih

meningkatkan profesionalisme dan kinerja Kemenkeu dalam mengelola

keuangan negara

2 Department of Energy Federal Procurement System

Departement Of Energy Federal Procurement System merupakan salah satu

organisasi sektor publik pertama di Amerika yang mengadopsi metode BSC

sebagai sistem pengendalian manajemen strategisnya Hasilnya pada tahun

2002 sebanyak lebih dari 85 pelanggan menyatakan puas atas pelayanan

yang diberikan pemerintah serta sebanyak lebih dari 90 pelanggan

menyatakan kepuasannya atas kualitas barang yang disediakan oleh

pemerintah (wwwbalancedscorecardorg 2001)

3 Defence Financial Accounting Services (DFAS)

DFAS merupakan organisasi keuangan terbesar milik pemerintah Amerika

yang memberikan layanan bantuaninvestasi keuangan bagi para tentara dan

pegawai sipil militer Konsep BSC pada DFAS diterapkan berdasarkan rencana

strategis organisasi yaitu merestrukturisasi perusahaan dan memberikan

pelayanan yang terbaik (best value) untuk meningkatkan kepuasan pelanggan

Hasilnya pada tahun 2002 investasi pelanggan pada DFAS meningkat menjadi

$140 juta dari tahun sebelumnya (wwwbalancedscorecardorg 2003)

Perumusan dan Perencanaan Strategis Sektor Publik Perumusan strategi merupakan proses meneropong masa depan yaitu

melihat masa depan untuk menentukan langkah yang harus dilakukan sekarang

dalam rangka mencapai masa depan Output dari perumusan strategi adalah

pernyataan visi misi tujuan nilai dasar dan strategi organisasi Analisa

perumusan strategis mempertimbangkan analisa SWOT analisa PEST (politik

ekonomi sosial dan teknologi) analisis lingkungan makro dan sebagainya

Berdasarkan hasil analisa perumusan strategis yang telah dilakukan

kemudian tahapan proses perencanaan strategis dalam rerangka BSC dapat dilakukan dalam empat langkah yaitu Penerjemahan tujuan strategis ke dalam

berbagai sasaran strategis dalam empat perspektif penentuan ukuran kinerja

penentuan target kinerja dan perumusan inisiatif strategis

6

Perumusan strategi merupakan proses meneropong masa depan yaitu

melihat masa depan untuk menentukan langkah yang harus dilakukan sekarang

dalam rangka mencapai masa depan Output dari perumusan strategi adalah

pernyataan visi misi tujuan nilai dasar dan strategi organisasi Analisa

perumusan strategis mempertimbangkan analisa SWOT analisa PEST (politik

ekonomi sosial dan teknologi) analisis lingkungan makro dan sebagainya

Penyusunan Program Sektor Publik

Penyusunan program merupakan aktivitas yang dilakukan setelah

perencanaan strategis Hasil dari perencanaan strategis adalah sasaran strategis

target kinerja dan inisiatif strategis yang dijabarkan dalam bentuk program-

program Tahap penyusunan program dalam organisasi sektor publik khususnya

pemerintahan yaitu

1 Tingkat pertama yaitu program makro yang dituangkan dalam bentuk Rencana

Pembangunan Jangka Menengah NasionalDaerah (RPJM NasionalDaerah)

2 Tingkat kedua yaitu program mikro berupa program pada masing-masing

KementerianLembagaSatuan Kerja Perangkat Daerah yang dituangkan dalam

Rencana Strategis (Renstra) dan Rencana Kerja (Renja) instansi RPJM

NasionalDaerah merupakan operasionallisasi dari RPJP NasionalDaerah yang

memuat visi misi arah dan kebijakan pembangunan

Perencanaan dan Penyusunan Anggaran Sektor Publik

Mekanisme perencanaan dan penyusunan anggaran pada instansi sektor

publik adalah sebagai berikut

Mekanisme Perencanaan dan Penyusunan Anggaran Sektor Publik

(Sumber Undang Undang nomor 25 tahun 2004 dan Undang Undang nomor 17 tahun 2003)

Sesuai dengan yang diatur pada Undang Undang nomor 25 tahun 2004

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah satu kesatuan tata cara

perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan

dalam jangka panjang jangka menengah dan tahunan yang dilaksanakan oleh

unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah

Penyusunan Rancangan APBN berpedoman kepada Rencana Kerja

Pemerintah Peraturan Pemerintah nomor 21 tahun 2004 tentang penyusunan

Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara dan Lembaga mengatur bahwa

Penganggaran pada Instansi Pemerintah menggunakan model anggaran berbasis

kinerja Anggaran berbasis kinerja merupakan penyusunan anggaran yang

dilakukan dengan memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran

7

dan hasil yang diharapkan termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dan

keluaran tersebut Untuk itu kementerian negaralembaga diharuskan menyusun

anggaran dengan mengacu kepada indikator kinerja standar biaya dan evaluasi

kinerja lndikator kinerja (performance indicators) dan sasaran (targets)

merupakan bagian dari pengembangan sistem penganggaran berdasarkan kinerja

Penerapan penganggaran berbasis kinerja akan mendukung alokasi anggaran

terhadap prioritas program dan kegiatan Sistem ini terutama berusaha untuk

menghubungkan antara keluaran (outputs) dengan hasil (outcomes) yang disertai

dengan penekanan terhadap efektifitas dan efisiensi terhadap anggaran yang

dialokasikan

Penerapan penganggaran berbasis kinerja tersebut akan tercermin dalam

dokumen anggaran (DIPARKA-KL) Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)

adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang disusun oleh Pengguna

AnggaranKuasa Pengguna Anggaran RKA-KL adalah dokumen perencanaan

dan penganggaran yang berisi program dan kegiatan suatu Kementerian

NegaraLembaga yang merupakan penjabaran dari Rencana Kerja Pemerintah dan

Rencana Strategis Kementerian NegaraLembaga yang bersangkutan dalam satu

tahun anggaran serta anggaran yang diperlukan untuk melaksanakannya

Penyusunan anggaran dalam dokumen RKA-KL merupakan bagian dari

penyusunan APBN

3 METODE PENELITIAN

Fokus penelitian ini adalah mengenai perencanaan strategis dan sistem

penilaian kinerja BPK dengan menggunakan pendekatan BSC Penelitian ini

merupakan penelitian kualitatif Pendekatan kualitatif dipilih agar diperoleh suatu

hasil yang lebih mendekati kenyataan karena peneliti memiliki akses masuk ke

dalam obyek penelitian Peneliti sebagai alat (instrumen) penelitian (Moleong

2000) karena dapat melakukan wawancara mendalam (in depth interview) dengan

pihak pengambil kebijakan pada obyek yang dituju pengamatan penuh dan

pemeran serta sebagai pengamat Studi lapangan dilakukan di BPK Alasan

untuk memilih BPK sebagai studi lapangan karena BPK sebagai salah satu

organisasi sektor publik yang telah menerapkan BSC dalam perencanaan strategis

dan sistem penilaian kinerjanya serta penelitian dapat dilakukan dengan sangat

efektif karena setiap data yang diragukan keabsahannya dapat sesegera mungkin

diuji ulang di lapangan Hal ini terlaksana karena tidak ada jarak lagi antara

peneliti dengan subyek penelitian (key informant)

Sumber data yang digunakan peneliti dari primer dan sekunder Data primer diperoleh melalui wawancara dengan informan terpilih melalui teknik

purposive sampling Data sekunder diperoleh dari sejumlah keterangan atau fakta

yang diperoleh secara tidak langsung yaitu melalui buku-buku yang relevan

dokumen atau arsip BPK dan artikel dari internet yang berkaitan dengan

penelitian ini

8

Setelah mendapatkan data-data yang diperlukan maka langkah-langkah

analisis data adalah sebagai berikut

1 Menganalisis visi misi dan tujuan strategis BPK dengan memperjelas dan

menjabarkannya ke dalam empat perspektif BSC

2 Menganalisis tujuan strategis sasaran strategis dan indikator kinerja utama

yang dikelompokkan ke dalam masing-masing perspektif

3 Menganalisis peta strategis dari sasaran-sasaran strategis yang

memvisualisasikan pola keterkaitan antar sasaran strategis tersebut

4 Menganalisis target untuk setiap pengukuran yang ada dan inisiatif strategis

yang dapat membantu tercapainya target yang dituju tersebut

5 Menganalisis proses implementasi Renstra BPK yang telah menggunakan

pendekatan BSC tersebut dan sistem pengukuran kinerjanya baik kinerja

organisasi maupun kinerja individu

4 PEMBAHASAN

Gambaran Umum BPK

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) merupakan satu lembaga negara yang

bebas dan mandiri dalam memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan

negara Secara hukum kedudukan BPK diatur dalam Undang Undang Dasar 1945

pada pasal 23E 23F dan 23G serta Undang Undang nomor 15 tahun 2006

tentang BPK Untuk melaksanakan tugas dan wewenangnya BPK didukung oleh

seperangkat Undang Undang di bidang keuangan negara yaitu Undang Undang

nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara Undang Undang nomor 1 tahun

2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Undang Undang nomor 15 tahun 2004

tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara

Peraturan perundangan-undangan tersebut secara bersama-sama menegaskan

kedudukan dan peran BPK sebagai lembaga pemeriksa keuangan negara yang

bebas dan mandiri

BPK bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan

negara yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah Lembaga

Negara lainnya Bank Indonesia Badan Usaha Milik Negara Badan Layanan

Umum Badan Usaha Milik Daerah dan lembaga atau badan lain yang mengelola

keuangan negara Jenis pemeriksaan yang dilakukan BPK terdiri dari

(i) Pemeriksaan keuangan dalam rangka memberikan pernyataan opini tentang

tingkat kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan pemerintah

(ii) Pemeriksaan kinerja meliputi aspek ekonomi efisiensi dan efektivitas

program dan kegiatan pemerintah dan (iii) Pemeriksaan dengan tujuan tertentu yang dilakukan dengan tujuan khusus di luar pemeriksaan keuangan dan

pemeriksaan kinerja Termasuk dalam pemeriksaan tujuan tertentu ini adalah

pemeriksaan atas hal-hal lain yang berkaitan dengan keuangan pemeriksaan

investigatif dan pemeriksaan atas permintaan (audit on request) Pihak-pihak

yang berkepentingan terhadap hasil pemeriksaan BPK meliputi lembaga

9

perwakilan (DPR DPD DPRD) pemerintah (instansi pemerintah yang

diperiksaauditee dan instansi penegak hukum) lembaga lain yang dibentuk

berdasarkan undang-undang warga negara Indonesia dan lembaga-lembaga

internasional

Rencana Strategis BPK 2011 ndash 2015

Rencana Strategis (Renstra) BPK 2011 sd 2015 beserta implementasinya

diatur di dalam Keputusan BPK nomor 3KI-XIII252011 tanggal 19 Mei 2011

tentang Perubahan atas Keputusan BPK nomor 7KI-XIII122010 tentang

Rencana Strategis BPK Tahun Anggaran 2011 sampai dengan 2015 dan

Keputusan Sekretaris Jenderal BPK nomor 238KX-XIII252011 tanggal 9 Mei

2011 tentang Rencana Implementasi Renstra BPK TA 2011 sd 2015

Dalam Renstra BPK 2011 sd 2015 BPK telah menetapkan visi misi

tujuan strategis sasaran strategis indikator kinerja utama serta peta strategis

sebagai berikut

1 Visi

Menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara yang kredibel dengan

menjunjung tinggi nilai-nilai dasar untuk berperan aktif dalam mendorong

terwujudnya tata kelola keuangan negara yang akuntabel dan transparan

2 Misi

1) Memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara

2) Memberikan pendapat untuk meningkatkan mutu pengelolaan dan tanggung

jawab keuangan negara dan

3) Berperan aktif dalam menemukan dan mencegah segala bentuk

penyalahgunaan dan penyelewengan keuangan negara

3 Nilai Dasar

1) Independensi

Nilai independensi yang ditanamkan adalah independensi baik secara

kelembagaan organisasi maupun individu Hal ini berarti bahwa BPK

bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan pribadi ekstern

danatau organisasi yang dapat mempengaruhi independensi dalam semua

hal yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan

2) Integritas

Nilai integritas ini dibangun dengan bersikap jujur obyektif dan tegas

dalam menerapkan prinsip nilai dan keputusan

3) Profesionalisme

Nilai profesionalisme dibangun dengan menerapkan prinsip kehati-hatian

ketelitian dan kecermatan serta berpedoman kepada standar yang berlaku

4 Tujuan Strategis

1) Mendorong terwujudnya pengelolaan keuangan negara yang tertib taat pada

peraturan perundang-undangan ekonomis efisien efektif transparan dan

bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan

2) Mewujudkan pemeriksaan yang bermutu untuk menghasilkan laporan hasil pemeriksaan yang bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan pemangku

kepentingan dan

3) Mewujudkan birokrasi yang modern di BPK

10

5 Sasaran Strategis

Sasaran Strategis BPK dalam Renstra 2011 sd 2015 Perspektif BSC Sasaran Strategis Tujuan Strategis

Pemenuhan Kebutuhan dan Harapan Pemilik

Kepentingan

Meningkatkan Efektivitas Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan dan Memenuhi Harapan Pemangku Kepentingan

Mendorong terwujudnya pengelolaan keuangan negara yang tertib taat pada peraturan perundang-undangan ekonomis efisien efektif transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan

Pengelolaan Fungsi Strategis

Meningkatkan Fungsi Manajemen Pemeriksaan

Mewujudkan pemeriksaan yang bermutu untuk menghasilkan laporan hasil pemeriksaan yang bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan pemangku kepentingan

Meningkatkan Mutu Pemberian Pendapat dan Pertimbangan

Meningkatkan Percepatan Penetapan Tuntutan Perbendaharaan dan Pemantauan Penyelesaian Ganti KN

Pertumbuhan dan Pembelajaran

Organisasi

Meningkatkan Efektivitas Penerapan Sistem Pemerolehan Keyakinan Mutu

Pemenuhan dan Harmonisasi Peraturan di Bidang Pemeriksaan Keuangan Negara

Meningkatkan Mutu Kelembagaan dan Ketatalaksanaan

Mewujudkan birokrasi yang modern di BPK

Meningkatkan Kompetensi SDM dan Dukungan Manajemen

Meningkatkan Pemenuhan Standar dan Mutu Sarana dan Prasarana

Keuangan Meningkatkan Pemanfaatan Anggaran

(Sumber Rencana Strategis BPK 2011)

6 Indikator Kinerja Utama

Indikator Kinerja Utama BPK dalam Renstra 2011 sd 2015 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

Meningkatkan Efektivitas Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan dan

Memenuhi Harapan Pemangku Kepentingan

Persentase rekomendasi hasil pemeriksaan yang ditindaklanjuti

Persentase laporan tindak pidana yang ditindaklanjuti instansi penegak hukum

Indeks kepuasan pemangku kepentingan atas hasil pemeriksaan BPK

Meningkatkan Fungsi Manajemen Pemeriksaan

Jumlah Laporan Hasil Pemeriksaan yang diterbitkan

Ketepatan waktu proses pelaksanaan dan pelaporan pemeriksaan

Persentase pemenuhan quality assurance dalam

pemeriksaan

Meningkatkan Mutu Pemberian Pendapat dan Pertimbangan

Jumlah pendapat BPK yang diterbitkan

Meningkatkan Percepatan Penetapan Tuntutan Perbendaharaan dan

Pemantauan Penyelesaian Ganti Kerugian Negara

Persentase penyelesaian penetapan tuntutan perbendaharaan

Jumlah laporan pemantauan kerugian negara yang diterbitkan

Meningkatkan Efektivitas Penerapan Sistem Pemerolehan

Keyakinan Mutu

Persentase rekomendasi peer review yang

ditindaklanjuti

11

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

Pemenuhan dan Harmonisasi Peraturan di Bidang Pemeriksaan

Keuangan Negara

Persentase pemenuhan penyusunan peraturan BPK

Meningkatkan Mutu Kelembagaan dan Ketatalaksanaan

Persentase pemenuhan ketersediaan perangkat lunak (juknisjuklak) pemeriksaannon pemeriksaan

Meningkatkan Kompetensi SDM dan Dukungan Manajemen

Persentase pegawai yang memenuhi standar kompetensi yang dipersyaratkan

Persentase pemenuhan standar jam pelatihan pemeriksa

Indeks kepuasan kerja pegawai

Meningkatkan Pemenuhan Standar dan Mutu Sarana dan

Prasarana

Persentase pemenuhan standar sarana dan prasarana kerja

Persentase proses bisnis yang telah memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Meningkatkan Pemanfaatan Anggaran

Opini atas Laporan Keuangan BPK

Persentase Pemanfaatan Anggaran

(Sumber Rencana Strategis BPK 2011)

7 Peta Strategis

Peta Strategis BPK dalam Renstra 2011 sd 2015

(Sumber Rencana Strategis BPK 2011)

12

Implementasi Renstra BPK 2011 ndash 2015

Dalam implementasinya BPK telah mengembangkan 32 Inisiatif Strategis

(IS) berupa proyek yang berisi kegiatan-kegiatan yang merupakan critical success

factor dalam pencapaian sasaran strategis Inisiatif Strategis (IS) tersebut disajikan

dalam bentuk kegiatan yang merupakan critical success factor pencapaian

Sasaran Strategis

Mekanisme Penilaian Kinerja Organisasi

Pada awal pelaksanaan setiap IS akan dilaksanakan kick off meeting dalam

rangka koordinasi pelaksanaan kegiatan-kegiatan IS di antara satker-satker yang

terlibat Setiap satker sesuai dengan perannya dalam implementasi IS

melaksanakan kegiatan IS yang menjadi tanggung jawabnya Untuk dapat

memantau perkembangan pelaksanaan IS setiap satker pelaksana menyampaikan

laporan pelaksanaan kegiatan IS kepada satker koordinator dan Direktorat PSMK

Direktorat PSMK mengembangkan sistem aplikasi SIMAK BPK yang

akan dimanfaatkan untuk memantau pelaksanaan kegiatan IS Laporan

pelaksanaan kegiatan IS akan dimasukkan ke dalam sistem aplikasi tersebut

sehingga Direktorat PSMK dapat melakukan pemantauan terhadap perkembangan

seluruh IS Berdasarkan hasil pemantauan pelaksanaan seluruh IS Direktorat

PSMK secara periodik akan menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan

IS kepada forum eselon 1 dan Badan

Direktorat PSMK berperan untuk melaksanakan koordinasi pemantauan

dan evaluasi pelaksanaan kegiatan IS Kegiatan pemantauan dilaksanakan dalam

proses implementasi kegiatan dalam IS untuk memastikan bahwa kegiatan dapat

dimplementasikan secara baik Kegiatan evaluasi ditujukan untuk mengambil

langkah pembelajaran dan mengelola umpan balik selama proses pelaksanaan

kegiatan dan mengambil langkah korektif untuk mengatasi permasalahan dan

hambatan yang ada serta mengarahkan bahwa keluaran dan hasil yang diharapkan

dari pelaksanaan setiap IS akan dapat tercapai

Dalam pelaksanaan pemantauan dan evaluasi tujuan yang ingin dicapai

adalah memastikan bahwa kegiatan yang dilaksanakan untuk masing-masing IS

telah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan baik dari segi waktu biaya

maupun cakupan kegiatan (keluaran dan hasil)

Inisiatif strategis yang dijabarkan dalam Rencana Implementasi Renstra

telah disusun berdasarkan indikator kinerja utama dan sasaran strategis BPK

Wide Eselon 1 bertanggung jawab atas pelaksanaan IS yang menjadi tanggung

jawabnya Kegiatan-kegiatan dalam inisiatif strategis dikoordinasikan dan

dilaksanakan oleh satker eselon 2 sesuai dengan pembagian koordinator dan

pelaksana IS Untuk memastikan pelaksanaan kegiatan inisiatif strategis

Direktorat PSMK mengembangkan aplikasi manajemen proyek sebagai bagian

dari sistem manajemen kinerja (SIMAK) BPK Pemantauan terhadap pelaksanaan

kegiatankegiatan inisiatif strategis dilakukan berdasarkan laporan kegiatan periodik yang disampaikan seluruh satker kepada Direktorat PSMK Hasil

pemantauan digunakan untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan implementasi IS

dalam mendukung pencapaian indikator kinerja utama dan sasaran strategis BPK

Wide

13

Untuk memberikan pedoman yang jelas kepada Direktorat PSMK dalam

melakukan pemantauan dan evaluasi Direktorat PSMK akan menyusun SOP

tentang pengelolaan inisiatif strategis termasuk di dalamnya pengembangan

aplikasi yang akan digunakan dalam proses pemantauan dan evaluasi Di samping

itu untuk memberikan kejelasan mengenai peran seluruh pihak yang terlibat

dalam implementasi IS baik sebagai sponsor penanggung jawab satker

koordinator satker pelaksana maupun satker terkait BPK akan menyusun dan

mengembangkan pedoman change management yang dapat digunakan sebagai

acuan dalam pelaksanaan kegiatan dalam IS

Mekanisme Penilaian Kinerja Individu Dalam hal pengukuran kinerja individu BPK telah membentuk suatu

sistem yang disebut dengan Manajemen Kinerja Individu (MAKIN) Selain itu

Pemerintah juga telah mengundangkan sebuah Peraturan Pemerintah nomor 46

tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS Berikut adalah perbandingan

antara MAKIN BPK dengan Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 tentang

Penilaian Prestasi Kerja PNS

Perbandingan MAKIN BPK dengan PP nomor 46 tahun 2011 No Bahasan MAKIN PP 462011

1 Definisi Manajemen Kinerja Individu (MAKIN) adalah proses pengelolaan kinerja individu yang terdiri atas tiga tahap yang saling berkesinambungan yaitu Tahap Perencanaan Tahap Bimbingan dan Tahap Penilaian

Prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh setiap PNS pada satuan organisasi sesuai dengan sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja

2 Ruang Lingkup a MAKIN saat ini berlaku bagi Pemeriksa atas Tugas Pemeriksaan dan Tugas Sesuai Fungsi (Tugas sesuai fungsi akan berlaku efektif pada tahun 2013)

b Ke depannya MAKIN akan diberlakukan untuk seluruh pegawai BPK

Berlaku kepada seluruh PNS (sebagai pengganti DP3)

3 Jangka Waktu Penilaian

a Pemeriksa - Tugas Pemeriksaan

Sesuai dengan jangka waktu di surat tugas

- Tugas Sesuai Fungsi Januari ndash Minggu ke-2 Januari tahun berikutnya

b Non- Pemeriksa Januari-Minggu ke -2 Januari tahun berikutnya

Januari sd Desember tahun berjalan

4 Unsur yang Dinilai

a Sasaran Kerja b Kompetensi Perilaku c Kompetensi Teknis

a Sasaran Kerja b Kompetensi Perilaku

5 Penyusunan SKP Penyusunan SKP telah ditetapkan Organisasi mengacu pada hasil cascading

dan urutan jabatan

Penyusunan SKP merupakan kewajiban PNS

14

No Bahasan MAKIN PP 462011

6 Penilaian SKP a Mempertimbangkan aspek waktu

b Berdasarkan pencapaian target

c Skala nilai 1 - 5

a Mempertimbangkan aspek kuantitas kualitas waktu dan biaya

b Membandingkan antara realisasi dan target

c Skala Nilai 1-100

7 Aspek Penilaian Perilaku Kerja

Achievement Analytical Thinking Concern for order Information Seeking Teamwork dan Cooperation

Orientasi pelayanan integritas komitmen disiplin kerja sama dan kepemimpinan

8 Pihak yang Menilai

a Pemeriksa

- MAKIN Tugas Pemeriksaan Pejabat yang menilai Atasan Langsung sesuai dengan surat Tugas Pemeriksaan

- MAKIN Tugas Sesuai Fungsi Pejabat yang menilai Atasan Langsung sesuai dengan Pola Hubungan antar PFP

b Non-Pemeriksa (staf) Pejabat Struktural

Atasan Langsung paling rendah Pejabat Struktural setingkat eselon V atau pejabat lain yang ditentukan

9 Penilaian Kompetensi Perilaku

a Dilakukan melalui pengamatan dan bimbingan informal

b Skala nilai 1 - 5

a Dilakukan melaui pengamatan

b Skala Nilai 1-100

10 Total Penilaian Rerata bobot nilai SKP kompetensi perilaku dan kompetensi teknis

Penggabungan antara nilai SKP dan kompetensi perilaku

11 Bobot Nilai a Sasaran kerja 60 b Kompetensi Perilaku 20 c Kompetensi Teknis 20

a Sasaran kerja 60 b Kompetensi Perilaku 40

12 Sebutan Nilai Belum ada Ketetapan a 91 ndash ke atas sangat baik b 76 ndash 90 baik c 61 ndash 75 cukup d 51 ndash 60 kurang e 50 ke bawah buruk

13 Sanksi Tidak ada sanksi PNS yang tidak menyusun SKP dan Pejabat penilai yang tidak melaksanakan penilaian prestasi kerja dijatuhi hukuman disiplin

(Sumber Biro SDM BPK 2011)

Evaluasi atas Penerapan Balanced Scorecard sebagai Sistem Perencanaan

Strategis

Secara umum BPK telah menerapkan metode BSC dalam perumusan

rencana strategisnya hal ini terlihat dengan telah adanya pernyataan visi misi

nilai dasar dan tujuan strategi organisasi yang telah diterjemahkan ke dalam

berbagai sasaran strategis dalam empat perspektif BSC Pernyataan visi yang

digunakan BPK dalam rencana strategisnya telah efektif Hal tersebut disebabkan

pernyataan visi tersebut sudah menggambarkan harapan di masa depan menarik

dan menantang layak bersifat umum sehingga tidak dipengaruhi oleh perubahan

organisasi serta mudah dikomunikasikan karena singkat dan jelas pernyataan misi

yang digunakan BPK dalam rencana strategisnya telah efektif oleh karena

pernyataan misi tersebut telah cukup ringkas jelas unik bersifat umum sehingga

15

tidak dipengaruhi oleh perubahan organisasi menghendaki budaya organisasi

yang lebih baik memberikan inspirasi serta bersifat jangka panjang Nilai nilai

dasar yang digunakan BPK sudah memadai dan dapat menjadi landasan dalam

pelaksanaan misi untuk mencapai visi yang diinginkan Selain itu tujuan strategis

yang ditetapkan oleh BPK mampu mendukung pencapaian pernyataan misi yang

ada dan telah dilakukan penjabaran (cascading) atas tujuan strategis tersebut ke

dalam sasaran strategis yang memudahkan dalam pencapaian tujuan strategis

tersebut Selain itu BPK telah menentukan ukuran dan target kinerja yang hendak

dicapai dalam pencapaian sasaran strategis untuk jangka waktu tertentu Sasaran

strategis yang ada telah dijabarkan ke dalam berbagai inisiatif strategis yang

dipilih untuk dapat mewujudkan sasaran strategis tersebut Inisiatif strategis yang

ada telah dijabarkan menjadi kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dengan

output anggaran maupun satker koordinator satker pelaksana serta satker-satker

terkaitnya

Evaluasi atas Strategy Mapping BPK beserta prioritas Perspektif BSC

Pada strategy mapping BSC untuk organisasi sektor publik perspektif

pelanggan adalah tujuan yang utama yang diikuti oleh perspektif keuangan

perspektif proses internal serta yang terakhir adalah perspektif pertumbuhan dan

pembelajaran (Robertson dalam Mahsun 2009) Namun demikian pada strategy

mapping yang digunakan BPK di dalam Renstra 2011-2015 menunjukkan bahwa

yang utama adalah perspektif pelanggan yang diikuti dengan perspektif proses

internal perspektif pertumbuhan dan pembelajaran serta yang terakhir adalah

perspektif keuangan Terdapat perbedaan strategy mapping antara yang telah

dikemukakan oleh Robertson dengan strategy mapping yang digunakan BPK

yaitu menurut Robertson perspektif keuangan seharusnya menjadi tujuan yang

kedua setelah perspektif pelanggan sedangkan menurut BPK perspektif keuangan

adalah merupakan tujuan yang terakhir di bawah tiga perspektif lainnya

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kasubdit Perencanaan Strategis dan

Manajemen Kinerja BPK diketahui bahwa pertimbangan yang dipakai BPK dalam

menentukan prioritas perspektif BSC tersebut adalah BPK merupakan sebuah

institusi sektor publik yang tidak memiliki tugas fungsi dan kewenangan untuk

memungut pendapatan (baik pajak maupun bukan pajak) sehingga perspektif

keuangan di BPK hanya berupa anggaran belanja yang merupakan sumber daya

dalam melaksanakan tugas fungsi dan wewenangnya dalam rangka mencapai

tujuannya Oleh karena itu pencapaian pada perspektif keuangan digunakan oleh

BPK untuk mendukung pencapaian sasaran-sasaran strategis pada ketiga

perspektif lainnya Untuk institusi sektor publik lainnya yang memiliki tugas

fungsi dan kewenangan untuk memungut pendapatan di mana keuangan yang

dikelola terdiri dari pendapatan yang dipungut dan anggaran belanja maka

perspektif keuangan menjadi sangat relevan karena sangat dekat hubungannya

dengan perspektif pelanggan Berdasarkan uraian tersebut maka BPK

memutuskan untuk menempatkan perspektif keuangan di posisi paling bawah dengan tujuan untuk mendukung pencapaian target pada ketiga perspektif lainnya

sehingga diharapkan mampu mendukung pemenuhan tujuan-tujuan strategisnya

16

Evaluasi atas perspektif pada BSC yang telah diterapkan BPK dalam

Renstra 2011-2015 beserta pencapaian kinerjanya sampai dengan tahun

2012

Berikut adalah evaluasi atas perspektif pada BSC yang telah diterapkan BPK

dalam Renstra 2011-2015 beserta pencapaian kinerjanya sampai dengan tahun

2012

1 Perspektif Keuangan

Pencapaian Perspektif Keuangan 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

101 4450 3514 936 27755287000 13913007429 13842279571 55 21 34

Total 4450 3514 936 27755287000 13913007429 13842279571 55 21 34

Keterangan

IS 101 Penerapan Perencanaan dan Penganggaran Berbasis Kinerja secara Menyeluruh dan Konsisten

(Sumber data diolah)

Pencapaian perspektif keuangan sampai dengan 31 Desember 2012 belum

memiliki kinerja kegiatan yang baik karena masih terdapat kekurangan

realisasi kegiatan keluaran dan penyerapan anggaran

2 Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

Pencapaian Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

51 7500 7188 312 4720134000 3270937720 1449196280 12 3 9

52 8000 8433 -433 2011901000 1406262750 605638250 27 18 9

61 7270 6341 929 930314000 686326700 243987300 18 5 13

62 4000 3850 150 2832731306 288750000 2543981306 26 9 17

71 7725 4812 2913 4326975000 2370663010 1956311990 10 4 6

81 4575 4756 -181 2846074000 2663471400 182602600 38 11 27

82 3238 4067 -829 2095786000 1738586500 357199500 12 3 9

83 9228 8196 1032 2134455000 1145909575 988545425 118 12 106

84 7950 7244 706 5598031873 1824019303 3774012570 372 339 33

85 8500 8300 200 486215000 56800000 429415000 8 3 5

91 4975 4117 858 4046875000 2873431000 1173444000 15 4 11

92 5120 6860 -1740 1189325000 977521700 211803300 6 2 4

Total 6507 6180 326 33218817179 19302679658 13916137521 662 413 249

Keterangan

IS 51 Meningkatkan Efektifitas Pelaksanaan Review atas Pilar-Pilar SPKM IS 52 Penyempurnaan Kode Etik dan Pengembangan Perangkatnya IS 61 Percepatan Penyelesaian Peraturan BPK di Bidang Pemeriksaan Keuangan Negara IS 62 Harmonisasi Peraturan Perundang-Undangan di Bidang Pemeriksaan dan Pengelolaan Keuangan Negara IS 71 Perwujudan Organisasi dan Tata Laksana BPK yang Berkualitas IS 81 Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia berbasis Kompetensi Secara Konsisten dan Menyeluruh IS 82 Penerapan Manajemen Kinerja Individu (MAKIN) IS 83 Penerapan Jabatan Fungsional Pemeriksa (JFP) IS 84 Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Kompetensi IS 85 Penerapan Manajemen Karir Yang Jelas IS 91 Pemenuhan Ketersediaan Sarana dan Prasarana Kerja sesuai dengan Standar Sarana dan Prasarana IS 92 Penerapan e-bpk secara Menyeluruh dan Berkelanjutan

(Sumber data diolah)

Berdasarkan data pencapaian inisiatif-inisiatif strategis terkait pencapaian

perspektif pertumbuhan dan pembelajaran sampai dengan 31 Desember 2012

17

di atas diketahui bahwa terdapat empat inisiatif strategis yang memiliki kinerja

yang baik (IS 52 81 82 dan 92) di mana realisasi kegiatan telah melebihi

rencana namun untuk realisasi anggaran maupun keluarannya belum sesuai

rencana dan delapan inisiatif strategis (IS 51 61 62 71 83 84 85 dan

91) belum memiliki kinerja kegiatan penyerapan anggaran maupun keluaran

yang baik karena realisasinya masih di bawah rencana

3 Perspektif Proses Internal

Pencapaian Perspektif Proses Internal 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

21 10000 10000 - 1431185000 1012253131 418931869 3 3 -

22 7306 8126 -820 52014718000 18347626376 33667091624 3055 4262 -1207

23 6750 4245 2505 4343546000 1031927990 3311618010 17 6 11

24 6928 4250 2678 246348000 22625000 223723000 12 6 6

25 7890 6897 993 2785972000 338338600 2447633400 15 9 6

26 5425 5425 - 10376530894 25976097894 -15599567000 21 11 10

27 7750 8241 -491 888720000 599134000 289586000 41 12 29

28 4800 5800 -1000 5973896579 1386190514 4587706065 21 13 8

29 5900 6900 -1000 2701106000 900308935 1800797065 10 4 6

210 7060 2485 4575 1325539000 473167000 852372000 13 1 12

211 6600 5467 1133 448546000 499259000 -50713000 22 10 12

212 2000 4590 -2590 585593000 33211000 552382000 10 - 10

213 5250 2350 2900 1225961000 169169300 1056791700 8 1 7

214 1500 1750 -250 88444100000 140000000 88304100000 6 1 5

31 6111 2900 3211 1838450000 370173000 1468277000 13 1 12

41 5720 9154 -3434 256239000 13275000 242964000 10 4 6

42 7975 7359 616 572001000 48980000 523021000 22 8 14

Total 6174 5643 531 175458451473 51361736740 124096714733 3299 4352 -1053

Keterangan

IS 21 Peningkatan Mutu Perencanaan Pemeriksaan IS 22 Penerapan e-Audit IS 23 Optimalisasi Pemanfaatan Sistem Manajemen Pemeriksaan (SMP) IS 24 Pemanfaatan KAP untuk memeriksa untuk dan atas nama BPK IS 25 Peningkatan Efektivitas Penerapan Risk Based Audit (RBA) dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan IS 26 Peningkatan Kapasitas Pemeriksaan Kinerja IS 27 Peningkatan Kapasitas Pemeriksaan Investigatif IS 28 Pelaksanaan Pemeriksaan dengan Perspektif Lingkungan IS 29 Peningkatan Kapasitas PDTT IS 210 Peningkatan Mutu Pelaporan Hasil Pemeriksaan IS 211 Peningkatan Kualitas Pemberian Keterangan Ahli IS 212 Peningkatan Kualitas Pemberian Bantuan Hukum untuk Pemeriksa IS 213 Peningkatan Kualitas Manajemen Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) IS 214 Peningkatan Pemberdayaan APIP dalam Wewenang dan Tanggung Jawab BPK IS 31 Optimalisasi Pemberian Pendapat BPK IS 41 Percepatan Penyelesaian Tuntutan Perbendaharaan IS 42 Peningkatan Pemantauan Penyelesaian Ganti Kerugian NegaraDaerah

(Sumber data diolah)

Berdasarkan data pencapaian inisiatif-inisiatif strategis terkait pencapaian

perspektif proses internal sampai dengan 31 Desember 2012 di atas diketahui

bahwa terdapat satu inisiatif strategis (IS 21) yang memiliki kinerja yang

sangat baik di mana realisasinya sama atau melebihi rencana baik dari segi

kegiatan anggaran maupun keluaran delapan inisiatif strategis (IS 22 26

27 28 29 212 214 dan 41) yang memiliki kinerja yang baik di mana

realisasi kegiatan melebihi rencana namun untuk realisasi anggaran maupun

keluarannya belum sesuai rencana lima inisiatif strategis (IS 23 24 25 211

18

dan 42) yang belum memiliki kinerja kegiatan penyerapan anggaran maupun

keluaran yang baik karena realisasinya masih di bawah rencana dan tiga

inisiatif strategis (IS 210 213 dan 31) yang perlu mendapat perhatian karena

realisasi kegiatannya lebih kecil dari rencana dan realisasi keluarannya

mengalami keterlambatan yang sangat banyak dari rencana yang telah

ditetapkan

4 Perspektif Pelanggan

Pencapaian Perspektif Pelanggan 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

11 7600 4680 2920 1410802500 295728980 1115073520 22 9 13

12 8200 11368 -3168 19263340000 15072255953 4191084047 230 369 -139

Total 7900 8024 -124 20674142500 15367984933 5306157567 252 378 -126

Keterangan

IS 11 Peningkatan Pengelolaan Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan IS 12 Peningkatan Mutu Hubungan Kelembagaan dengan Pemangku Kepentingan

(Sumber data diolah)

Berdasarkan data pencapaian inisiatif-inisiatif strategis perspektif pelanggan

sampai dengan 31 Desember 2012 di atas diketahui bahwa inisiatif strategis

11 belum memiliki kinerja kegiatan penyerapan anggaran maupun keluaran

yang baik karena masih mengalami kekurangan realisasi kegiatan keluaran

dan penyerapan anggaran dari rencana yang diharapkan Namun demikian

inisiatif strategis 12 memiliki kinerja yang sangat baik karena realisasi

kegiatan serta keluaran melebihi rencana dan adanya penghematan penyerapan

anggaran

Rekapitulasi Perspektif BSC BPK 31 Desember 2012 Perspektif Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

Keuangan 4450 3514 936 27755287000 13913007429 13842279571 55 21 34

Pertumbuhan 6507 6180 326 33218817179 19302679658 13916137521 662 413 249

Internal 6174 5643 531 175458451473 51361736740 124096714733 3299 4352 -1053

Pelanggan 7900 8024 -124 20674142500 15367984933 5306157567 252 378 -126

Total 6353 5927 426 257106698152 99945408760 157161289392 4268 5164 -896

(Sumber data diolah)

Penyelesaian seluruh kegiatan IS telah mencapai 5927 Pencapaian

tersebut masih di bawah target yang telah direncanakan sebesar 6353

Berdasarkan sisi anggaran realisasi penyerapan anggaran secara keseluruhan baru

mencapai 3887 Perlu dilakukan analisis lebih lanjut apakah capaian ini

diakibatkan adanya efisiensi dalam proses pelaksanaan kegiatan atau dikarenakan

proses perencanaan kebutuhan anggaran yang kurang akurat Namun demikian

peneliti berpendapat bahwa hal ini juga kemungkinan dapat disebabkan oleh

model BSC pada Renstra BPK 2011-2015 yang menempatkan perspektif

keuangan pada posisi terbawah sehingga terdapat ketidakselarasan antara

pencapaian kegiatan dan keluaran dengan penyerapan anggaran Sedangkan dari

segi keluaran realisasi keluaran secara keseluruhan telah melebihi target yang

direncanakan Hal ini sebagian besar diakibatkan adanya realisasi penyelesaian

keluaran IS yang terjadi selama proses pelaksanaan kegiatan serta adanya

19

perbedaan satuan keluaran yang diukur di setiap kegiatan Berdasarkan

rekapitulasi di atas juga dapat disimpulkan bahwa perspektif BSC yang memiliki

kinerja terbaik di BPK adalah perspektif pelanggan karena realisasi kegiatan dan

keluarannya telah melebihi rencana yang ditetapkan dengan adanya penghematan

atas penyerapan anggaran Sedangkan perspektif BSC yang paling buruk

kinerjanya adalah perspektif keuangan karena dari segi realisasi kegiatan

penyerapan anggaran dan keluarannya masih belum mencapai rencana yang

diharapkan selain itu kekurangan realisasi keluarannya masih jauh dari rencana

yang diharapkan yaitu sebesar 6182

Evaluasi atas Mekanisme Pengukuran Kinerja organisasi dan individu yang

berdasarkan metode BSC

BPK telah memiliki suatu mekanisme untuk mengukur pencapaikan

kinerja organisasi dan individu yang berdasarkan metode BSC namun demikian

peneliti menilai bahwa masih terdapat beberapa kelemahan dalam mekanisme

pengukuran kinerja yang ada yaitu sebagai berikut

1 Mekanisme pengukuran kinerja organisasi yang ada hanya mampu mengukur

kinerja organisasi pada level eselon 1 dan eselon 2 saja sedangkan untuk level

eselon 3 eselon 4 maupun struktur fungsional tim pemeriksaan tidak terdapat

mekanisme pengukuran kinerjanya

2 Untuk mekanisme pengukuran kinerja individu masih terdapat ketidakjelasan

mengenai sistem mana yang akan dipakai dalam mengukur kinerja individual

para pegawai BPK karena sistem yang telah berjalan dari tahun 2011 yaitu

MAKIN BPK tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011

tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS yang harus mulai diterapkan pada 1

Januari 2014 Selain itu terdapat beberapa kekurangan pada Peraturan

Pemerintah nomor 46 tahun 2011 jika dibandingkan dengan MAKIN BPK

khususnya dalam mengukur kinerja para pemeriksa BPK yaitu di mana

MAKIN BPK mengukur sasaran kerja kompetensi perilaku dan kompetensi

teknis sedangkan Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 hanya mengukur

sasaran kerja dan kompetensi perilaku saja tanpa mengukur kompetensi teknis

Namun demikian MAKIN BPK yang telah berjalan selama ini juga memiliki

kelemahan yaitu MAKIN BPK hanya mengukur kinerja pegawai BPK yang

bertugas sebagai pemeriksa saja sedangkan untuk pegawai BPK non

pemeriksa tidak dapat diukur kinerjanya

5 KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan pada bab 4 dapat

diambil kesimpulan mengenai analisis BSC sebagai suatu sistem perencanaan

strategis dan pengukuran kinerja pada BPK sebagai berikut

20

1 Secara umum BPK telah menerapkan metode BSC dalam perencanaan

strategisnya dengan adanya pernyataan visi dan misi yang efektif nilai dasar

yang jelas dan dapat diterapkan serta tujuan strategi organisasi yang telah

diterjemahkan ke dalam berbagai sasaran strategis dalam empat perspektif

BSC

2 Terdapat perbedaan strategy mapping antara yang telah dikemukakan oleh

Robertson dalam Mahsun (2009) dengan strategy mapping yang digunakan

BPK menurut Robertson perspektif keuangan seharusnya menjadi tujuan yang

kedua setelah perspektif pelanggan sedangkan menurut BPK perspektif

keuangan adalah merupakan tujuan yang terakhir di bawah tiga perspektif

lainnya Hal ini disebabkan posisi BPK sebagai sebuah institusi sektor publik

yang tidak memiliki tugas fungsi dan kewenangan untuk memungut

pendapatan (baik pajak maupun bukan pajak) sehingga perspektif keuangan di

BPK hanya berupa anggaran belanja saja yang merupakan sumber daya dalam

melaksanakan tugas fungsi dan wewenangnya dalam rangka mencapai

tujuannya Oleh karena itu pencapaian pada perspektif keuangan digunakan

oleh BPK untuk mendukung pencapaian sasaran-sasaran strategis pada ketiga

perspektif lainnya

3 Hasil evaluasi atas perspektif pada BSC sampai tingkat inisiatif strategis yang

telah diterapkan BPK dalam Renstra 2011-2015 beserta pencapaian kinerjanya

sampai dengan tahun 2012 dapat disimpulkan bahwa terdapat dua inisiatif

strategis yang memiliki kinerja sangat baik yaitu realisasinya sama atau

melebih rencana baik dari segi kegiatan anggaran maupun keluaran yaitu

inisiatif strategis 12 dan 21 Dua belas inisiatif strategis yang memiliki kinerja

baik yaitu realisasi kegiatannya melebihi rencana namun untuk realisasi

anggaran maupun keluarannya belum sesuai rencana lima belas inisiatif

strategis yang belum memiliki kinerja kegiatan maupun keluaran baik

sehingga masih memerlukan peningkatan pencapaian realisasi serta tiga

inisiatif strategis yang perlu mendapat perhatian karena realisasi kegiatannya

lebih kecil dari rencana dan mengalami keterlambatan yang sangat banyak dari

rencana yang telah ditetapkan

4 Perspektif BSC yang memiliki kinerja terbaik di BPK adalah perspektif

pelanggan karena realisasi kegiatan dan keluarannya telah melebihi rencana

yang ditetapkan dengan adanya penghematan atas penyerapan anggaran

Sedangkan perspektif BSC yang paling buruk kinerjanya adalah perspektif

keuangan karena dari segi realisasi kegiatan penyerapan anggaran dan

keluarannya masih belum mencapai rencana yang diharapkan

5 BPK telah memiliki suatu mekanisme untuk mengukur pencapaikan kinerja

organisasi dan individu yang berdasarkan metode BSC walaupun masih

terdapat kelemahan dalam mekanisme pengukuran kinerja organisasi dan

individu tersebut

6 Mekanisme pengukuran kinerja organisasi yang ada tidak mampu mengukur

kinerja keseluruhan organisasi karena hanya mampu mengukur kinerja organisasi pada level eselon 1 dan eselon 2 saja sedangkan untuk level eselon

3 eselon 4 maupun struktur fungsional tim pemeriksaan tidak terdapat

mekanisme pengukuran kinerjanya

7 Terdapat ketidakjelasan mengenai sistem mana yang akan dipakai dalam

mekanisme pengukuran kinerja individunya karena sistem yang telah berjalan

21

dari tahun 2011 yaitu MAKIN BPK tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah

nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS yang harus mulai

diterapkan pada 1 Januari 2014

Saran

Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil analisis BSC sebagai suatu

sistem perencanaan strategis dan pengukuran kinerja pada BPK adalah sebagai

berikut

1 Perlu ada penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh keputusan BPK dalam

menempatkan perspektif keuangan di bawah ketiga perspektif BSC lainnya

terhadap pencapaian kinerja inisiatif-inisiatif strategisnya

2 BPK perlu memastikan penyelesaian seluruh kegiatan IS sesuai dengan

rencana dan target yang telah ditetapkan baik dari sisi jadwal penyelesaian

kegiatan rencana keluaran maupun efisiensi pemanfaatan anggaran karena IS

merupakan kegiatan strategis yang mempengaruhi keberhasilan BPK dalam

implementasi Renstra BPK 2011-2015

3 BPK perlu mengubah mekanisme pengukuran kinerja organisasinya sehingga

dapat mengukur kinerja organisasi pada level eselon 3 eselon 4 dan struktur

fungsional tim pemeriksaannya

4 BPK perlu menetapkan mekanisme pengukuran kinerja individu yang jelas dan

sesuai dengan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi

Kerja PNS namun tetap dapat mengukur kompetensi teknis pemeriksanya

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Ilmiah dan Buku

Kaplan Robert S dan David Norton 1992 The Balanced Scorecard Measures that Drive

Performance Harvard Business Review

Luis S dan Biromo PA 2008 Step by Step in Cascading Balanced Scorecard to

Fundamental Scorecards PT Gramedia Pustaka Umum Jakarta

Mahmudi 2010 Manajemen Kinerja Sektor Publik STIE YKPN Jakarta

Mahsun Muhamad 2006 Pengukuran Kinerja Sektor Publik BPFE Yogyakarta

Moleong Lexy 2006 Metodologi Penelitian Kualitatif PT Remaja Rosdakarya

Bandung

Niven PR 2003 Balanced Scorecard Step by Step for Governmental and

Nonprofit Agencies John Wiley amp Sons Inc New York

22

Prawirosentono Suyadi 2008 Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan

Kinerja Karyawan BPFE Yogyakarta

Sekaran Uma 2006 Research Methods for Business Metedologi Penelitian

untuk Bisnis Penerbit Salemba Empat Jakarta

Sugiyono 2008 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Penerbit

Alfabeta Bandung

Umar Haryono 2006 Strategic Control Penerbit Universitas Trisakti Jakarta

Wibowo 2007 Manajemen Kinerja PT Raja Grafindo Parsada Jakarta

Yuwono S Sukarno E dan Ikhsan M 2002 Petunjuk Praktis Penyusunan

Balanced Scorecard-Menuju Organisasi yang Berfoukus pada Strategi

PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Zeithaml V A Berry L L and Parasuraman A 1996 The behavioral consequences of

Service quality Journal of Marketing Vol 60

Peraturan

Keputusan BPK nomor 3KI-XIII252011 Tentang Perubahan atas Keputusan

BPK nomor 7KI-XIII122010 tentang Rencana Strategis BPK Tahun

Anggaran 2011 sampai dengan 2015 Jakarta

Keputusan Sekretaris Jenderal BPK nomor 238KX-XIII252011 Tentang

Rencana Implementasi Renstra BPK TA 2011 sd 2015 Jakarta

Keputusan Sekretaris Jenderal BPK nomor 112KX-XIII222012 Tentang

Manajemen Kinerja Individu Tugas Pemeriksaan Jakarta

Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja

PNS Jakarta

Surat Edaran Sekretaris Jenderal BPK nomor 08SEX-XIII242011 Tentang

Implementasi Sistem Manajemen Kinerja Individu dalam Tugas

Pemeriksaan di Lingkungan BPK Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan

Negara Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2006 Tentang Badan

Pemeriksa Keuangan Jakarta

Page 6: ANALISIS BALANCED SCORECARD SEBAGAI SUATU SISTEM

6

Perumusan strategi merupakan proses meneropong masa depan yaitu

melihat masa depan untuk menentukan langkah yang harus dilakukan sekarang

dalam rangka mencapai masa depan Output dari perumusan strategi adalah

pernyataan visi misi tujuan nilai dasar dan strategi organisasi Analisa

perumusan strategis mempertimbangkan analisa SWOT analisa PEST (politik

ekonomi sosial dan teknologi) analisis lingkungan makro dan sebagainya

Penyusunan Program Sektor Publik

Penyusunan program merupakan aktivitas yang dilakukan setelah

perencanaan strategis Hasil dari perencanaan strategis adalah sasaran strategis

target kinerja dan inisiatif strategis yang dijabarkan dalam bentuk program-

program Tahap penyusunan program dalam organisasi sektor publik khususnya

pemerintahan yaitu

1 Tingkat pertama yaitu program makro yang dituangkan dalam bentuk Rencana

Pembangunan Jangka Menengah NasionalDaerah (RPJM NasionalDaerah)

2 Tingkat kedua yaitu program mikro berupa program pada masing-masing

KementerianLembagaSatuan Kerja Perangkat Daerah yang dituangkan dalam

Rencana Strategis (Renstra) dan Rencana Kerja (Renja) instansi RPJM

NasionalDaerah merupakan operasionallisasi dari RPJP NasionalDaerah yang

memuat visi misi arah dan kebijakan pembangunan

Perencanaan dan Penyusunan Anggaran Sektor Publik

Mekanisme perencanaan dan penyusunan anggaran pada instansi sektor

publik adalah sebagai berikut

Mekanisme Perencanaan dan Penyusunan Anggaran Sektor Publik

(Sumber Undang Undang nomor 25 tahun 2004 dan Undang Undang nomor 17 tahun 2003)

Sesuai dengan yang diatur pada Undang Undang nomor 25 tahun 2004

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional adalah satu kesatuan tata cara

perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana pembangunan

dalam jangka panjang jangka menengah dan tahunan yang dilaksanakan oleh

unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat pusat dan daerah

Penyusunan Rancangan APBN berpedoman kepada Rencana Kerja

Pemerintah Peraturan Pemerintah nomor 21 tahun 2004 tentang penyusunan

Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara dan Lembaga mengatur bahwa

Penganggaran pada Instansi Pemerintah menggunakan model anggaran berbasis

kinerja Anggaran berbasis kinerja merupakan penyusunan anggaran yang

dilakukan dengan memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran

7

dan hasil yang diharapkan termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dan

keluaran tersebut Untuk itu kementerian negaralembaga diharuskan menyusun

anggaran dengan mengacu kepada indikator kinerja standar biaya dan evaluasi

kinerja lndikator kinerja (performance indicators) dan sasaran (targets)

merupakan bagian dari pengembangan sistem penganggaran berdasarkan kinerja

Penerapan penganggaran berbasis kinerja akan mendukung alokasi anggaran

terhadap prioritas program dan kegiatan Sistem ini terutama berusaha untuk

menghubungkan antara keluaran (outputs) dengan hasil (outcomes) yang disertai

dengan penekanan terhadap efektifitas dan efisiensi terhadap anggaran yang

dialokasikan

Penerapan penganggaran berbasis kinerja tersebut akan tercermin dalam

dokumen anggaran (DIPARKA-KL) Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)

adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang disusun oleh Pengguna

AnggaranKuasa Pengguna Anggaran RKA-KL adalah dokumen perencanaan

dan penganggaran yang berisi program dan kegiatan suatu Kementerian

NegaraLembaga yang merupakan penjabaran dari Rencana Kerja Pemerintah dan

Rencana Strategis Kementerian NegaraLembaga yang bersangkutan dalam satu

tahun anggaran serta anggaran yang diperlukan untuk melaksanakannya

Penyusunan anggaran dalam dokumen RKA-KL merupakan bagian dari

penyusunan APBN

3 METODE PENELITIAN

Fokus penelitian ini adalah mengenai perencanaan strategis dan sistem

penilaian kinerja BPK dengan menggunakan pendekatan BSC Penelitian ini

merupakan penelitian kualitatif Pendekatan kualitatif dipilih agar diperoleh suatu

hasil yang lebih mendekati kenyataan karena peneliti memiliki akses masuk ke

dalam obyek penelitian Peneliti sebagai alat (instrumen) penelitian (Moleong

2000) karena dapat melakukan wawancara mendalam (in depth interview) dengan

pihak pengambil kebijakan pada obyek yang dituju pengamatan penuh dan

pemeran serta sebagai pengamat Studi lapangan dilakukan di BPK Alasan

untuk memilih BPK sebagai studi lapangan karena BPK sebagai salah satu

organisasi sektor publik yang telah menerapkan BSC dalam perencanaan strategis

dan sistem penilaian kinerjanya serta penelitian dapat dilakukan dengan sangat

efektif karena setiap data yang diragukan keabsahannya dapat sesegera mungkin

diuji ulang di lapangan Hal ini terlaksana karena tidak ada jarak lagi antara

peneliti dengan subyek penelitian (key informant)

Sumber data yang digunakan peneliti dari primer dan sekunder Data primer diperoleh melalui wawancara dengan informan terpilih melalui teknik

purposive sampling Data sekunder diperoleh dari sejumlah keterangan atau fakta

yang diperoleh secara tidak langsung yaitu melalui buku-buku yang relevan

dokumen atau arsip BPK dan artikel dari internet yang berkaitan dengan

penelitian ini

8

Setelah mendapatkan data-data yang diperlukan maka langkah-langkah

analisis data adalah sebagai berikut

1 Menganalisis visi misi dan tujuan strategis BPK dengan memperjelas dan

menjabarkannya ke dalam empat perspektif BSC

2 Menganalisis tujuan strategis sasaran strategis dan indikator kinerja utama

yang dikelompokkan ke dalam masing-masing perspektif

3 Menganalisis peta strategis dari sasaran-sasaran strategis yang

memvisualisasikan pola keterkaitan antar sasaran strategis tersebut

4 Menganalisis target untuk setiap pengukuran yang ada dan inisiatif strategis

yang dapat membantu tercapainya target yang dituju tersebut

5 Menganalisis proses implementasi Renstra BPK yang telah menggunakan

pendekatan BSC tersebut dan sistem pengukuran kinerjanya baik kinerja

organisasi maupun kinerja individu

4 PEMBAHASAN

Gambaran Umum BPK

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) merupakan satu lembaga negara yang

bebas dan mandiri dalam memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan

negara Secara hukum kedudukan BPK diatur dalam Undang Undang Dasar 1945

pada pasal 23E 23F dan 23G serta Undang Undang nomor 15 tahun 2006

tentang BPK Untuk melaksanakan tugas dan wewenangnya BPK didukung oleh

seperangkat Undang Undang di bidang keuangan negara yaitu Undang Undang

nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara Undang Undang nomor 1 tahun

2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Undang Undang nomor 15 tahun 2004

tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara

Peraturan perundangan-undangan tersebut secara bersama-sama menegaskan

kedudukan dan peran BPK sebagai lembaga pemeriksa keuangan negara yang

bebas dan mandiri

BPK bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan

negara yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah Lembaga

Negara lainnya Bank Indonesia Badan Usaha Milik Negara Badan Layanan

Umum Badan Usaha Milik Daerah dan lembaga atau badan lain yang mengelola

keuangan negara Jenis pemeriksaan yang dilakukan BPK terdiri dari

(i) Pemeriksaan keuangan dalam rangka memberikan pernyataan opini tentang

tingkat kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan pemerintah

(ii) Pemeriksaan kinerja meliputi aspek ekonomi efisiensi dan efektivitas

program dan kegiatan pemerintah dan (iii) Pemeriksaan dengan tujuan tertentu yang dilakukan dengan tujuan khusus di luar pemeriksaan keuangan dan

pemeriksaan kinerja Termasuk dalam pemeriksaan tujuan tertentu ini adalah

pemeriksaan atas hal-hal lain yang berkaitan dengan keuangan pemeriksaan

investigatif dan pemeriksaan atas permintaan (audit on request) Pihak-pihak

yang berkepentingan terhadap hasil pemeriksaan BPK meliputi lembaga

9

perwakilan (DPR DPD DPRD) pemerintah (instansi pemerintah yang

diperiksaauditee dan instansi penegak hukum) lembaga lain yang dibentuk

berdasarkan undang-undang warga negara Indonesia dan lembaga-lembaga

internasional

Rencana Strategis BPK 2011 ndash 2015

Rencana Strategis (Renstra) BPK 2011 sd 2015 beserta implementasinya

diatur di dalam Keputusan BPK nomor 3KI-XIII252011 tanggal 19 Mei 2011

tentang Perubahan atas Keputusan BPK nomor 7KI-XIII122010 tentang

Rencana Strategis BPK Tahun Anggaran 2011 sampai dengan 2015 dan

Keputusan Sekretaris Jenderal BPK nomor 238KX-XIII252011 tanggal 9 Mei

2011 tentang Rencana Implementasi Renstra BPK TA 2011 sd 2015

Dalam Renstra BPK 2011 sd 2015 BPK telah menetapkan visi misi

tujuan strategis sasaran strategis indikator kinerja utama serta peta strategis

sebagai berikut

1 Visi

Menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara yang kredibel dengan

menjunjung tinggi nilai-nilai dasar untuk berperan aktif dalam mendorong

terwujudnya tata kelola keuangan negara yang akuntabel dan transparan

2 Misi

1) Memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara

2) Memberikan pendapat untuk meningkatkan mutu pengelolaan dan tanggung

jawab keuangan negara dan

3) Berperan aktif dalam menemukan dan mencegah segala bentuk

penyalahgunaan dan penyelewengan keuangan negara

3 Nilai Dasar

1) Independensi

Nilai independensi yang ditanamkan adalah independensi baik secara

kelembagaan organisasi maupun individu Hal ini berarti bahwa BPK

bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan pribadi ekstern

danatau organisasi yang dapat mempengaruhi independensi dalam semua

hal yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan

2) Integritas

Nilai integritas ini dibangun dengan bersikap jujur obyektif dan tegas

dalam menerapkan prinsip nilai dan keputusan

3) Profesionalisme

Nilai profesionalisme dibangun dengan menerapkan prinsip kehati-hatian

ketelitian dan kecermatan serta berpedoman kepada standar yang berlaku

4 Tujuan Strategis

1) Mendorong terwujudnya pengelolaan keuangan negara yang tertib taat pada

peraturan perundang-undangan ekonomis efisien efektif transparan dan

bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan

2) Mewujudkan pemeriksaan yang bermutu untuk menghasilkan laporan hasil pemeriksaan yang bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan pemangku

kepentingan dan

3) Mewujudkan birokrasi yang modern di BPK

10

5 Sasaran Strategis

Sasaran Strategis BPK dalam Renstra 2011 sd 2015 Perspektif BSC Sasaran Strategis Tujuan Strategis

Pemenuhan Kebutuhan dan Harapan Pemilik

Kepentingan

Meningkatkan Efektivitas Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan dan Memenuhi Harapan Pemangku Kepentingan

Mendorong terwujudnya pengelolaan keuangan negara yang tertib taat pada peraturan perundang-undangan ekonomis efisien efektif transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan

Pengelolaan Fungsi Strategis

Meningkatkan Fungsi Manajemen Pemeriksaan

Mewujudkan pemeriksaan yang bermutu untuk menghasilkan laporan hasil pemeriksaan yang bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan pemangku kepentingan

Meningkatkan Mutu Pemberian Pendapat dan Pertimbangan

Meningkatkan Percepatan Penetapan Tuntutan Perbendaharaan dan Pemantauan Penyelesaian Ganti KN

Pertumbuhan dan Pembelajaran

Organisasi

Meningkatkan Efektivitas Penerapan Sistem Pemerolehan Keyakinan Mutu

Pemenuhan dan Harmonisasi Peraturan di Bidang Pemeriksaan Keuangan Negara

Meningkatkan Mutu Kelembagaan dan Ketatalaksanaan

Mewujudkan birokrasi yang modern di BPK

Meningkatkan Kompetensi SDM dan Dukungan Manajemen

Meningkatkan Pemenuhan Standar dan Mutu Sarana dan Prasarana

Keuangan Meningkatkan Pemanfaatan Anggaran

(Sumber Rencana Strategis BPK 2011)

6 Indikator Kinerja Utama

Indikator Kinerja Utama BPK dalam Renstra 2011 sd 2015 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

Meningkatkan Efektivitas Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan dan

Memenuhi Harapan Pemangku Kepentingan

Persentase rekomendasi hasil pemeriksaan yang ditindaklanjuti

Persentase laporan tindak pidana yang ditindaklanjuti instansi penegak hukum

Indeks kepuasan pemangku kepentingan atas hasil pemeriksaan BPK

Meningkatkan Fungsi Manajemen Pemeriksaan

Jumlah Laporan Hasil Pemeriksaan yang diterbitkan

Ketepatan waktu proses pelaksanaan dan pelaporan pemeriksaan

Persentase pemenuhan quality assurance dalam

pemeriksaan

Meningkatkan Mutu Pemberian Pendapat dan Pertimbangan

Jumlah pendapat BPK yang diterbitkan

Meningkatkan Percepatan Penetapan Tuntutan Perbendaharaan dan

Pemantauan Penyelesaian Ganti Kerugian Negara

Persentase penyelesaian penetapan tuntutan perbendaharaan

Jumlah laporan pemantauan kerugian negara yang diterbitkan

Meningkatkan Efektivitas Penerapan Sistem Pemerolehan

Keyakinan Mutu

Persentase rekomendasi peer review yang

ditindaklanjuti

11

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

Pemenuhan dan Harmonisasi Peraturan di Bidang Pemeriksaan

Keuangan Negara

Persentase pemenuhan penyusunan peraturan BPK

Meningkatkan Mutu Kelembagaan dan Ketatalaksanaan

Persentase pemenuhan ketersediaan perangkat lunak (juknisjuklak) pemeriksaannon pemeriksaan

Meningkatkan Kompetensi SDM dan Dukungan Manajemen

Persentase pegawai yang memenuhi standar kompetensi yang dipersyaratkan

Persentase pemenuhan standar jam pelatihan pemeriksa

Indeks kepuasan kerja pegawai

Meningkatkan Pemenuhan Standar dan Mutu Sarana dan

Prasarana

Persentase pemenuhan standar sarana dan prasarana kerja

Persentase proses bisnis yang telah memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Meningkatkan Pemanfaatan Anggaran

Opini atas Laporan Keuangan BPK

Persentase Pemanfaatan Anggaran

(Sumber Rencana Strategis BPK 2011)

7 Peta Strategis

Peta Strategis BPK dalam Renstra 2011 sd 2015

(Sumber Rencana Strategis BPK 2011)

12

Implementasi Renstra BPK 2011 ndash 2015

Dalam implementasinya BPK telah mengembangkan 32 Inisiatif Strategis

(IS) berupa proyek yang berisi kegiatan-kegiatan yang merupakan critical success

factor dalam pencapaian sasaran strategis Inisiatif Strategis (IS) tersebut disajikan

dalam bentuk kegiatan yang merupakan critical success factor pencapaian

Sasaran Strategis

Mekanisme Penilaian Kinerja Organisasi

Pada awal pelaksanaan setiap IS akan dilaksanakan kick off meeting dalam

rangka koordinasi pelaksanaan kegiatan-kegiatan IS di antara satker-satker yang

terlibat Setiap satker sesuai dengan perannya dalam implementasi IS

melaksanakan kegiatan IS yang menjadi tanggung jawabnya Untuk dapat

memantau perkembangan pelaksanaan IS setiap satker pelaksana menyampaikan

laporan pelaksanaan kegiatan IS kepada satker koordinator dan Direktorat PSMK

Direktorat PSMK mengembangkan sistem aplikasi SIMAK BPK yang

akan dimanfaatkan untuk memantau pelaksanaan kegiatan IS Laporan

pelaksanaan kegiatan IS akan dimasukkan ke dalam sistem aplikasi tersebut

sehingga Direktorat PSMK dapat melakukan pemantauan terhadap perkembangan

seluruh IS Berdasarkan hasil pemantauan pelaksanaan seluruh IS Direktorat

PSMK secara periodik akan menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan

IS kepada forum eselon 1 dan Badan

Direktorat PSMK berperan untuk melaksanakan koordinasi pemantauan

dan evaluasi pelaksanaan kegiatan IS Kegiatan pemantauan dilaksanakan dalam

proses implementasi kegiatan dalam IS untuk memastikan bahwa kegiatan dapat

dimplementasikan secara baik Kegiatan evaluasi ditujukan untuk mengambil

langkah pembelajaran dan mengelola umpan balik selama proses pelaksanaan

kegiatan dan mengambil langkah korektif untuk mengatasi permasalahan dan

hambatan yang ada serta mengarahkan bahwa keluaran dan hasil yang diharapkan

dari pelaksanaan setiap IS akan dapat tercapai

Dalam pelaksanaan pemantauan dan evaluasi tujuan yang ingin dicapai

adalah memastikan bahwa kegiatan yang dilaksanakan untuk masing-masing IS

telah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan baik dari segi waktu biaya

maupun cakupan kegiatan (keluaran dan hasil)

Inisiatif strategis yang dijabarkan dalam Rencana Implementasi Renstra

telah disusun berdasarkan indikator kinerja utama dan sasaran strategis BPK

Wide Eselon 1 bertanggung jawab atas pelaksanaan IS yang menjadi tanggung

jawabnya Kegiatan-kegiatan dalam inisiatif strategis dikoordinasikan dan

dilaksanakan oleh satker eselon 2 sesuai dengan pembagian koordinator dan

pelaksana IS Untuk memastikan pelaksanaan kegiatan inisiatif strategis

Direktorat PSMK mengembangkan aplikasi manajemen proyek sebagai bagian

dari sistem manajemen kinerja (SIMAK) BPK Pemantauan terhadap pelaksanaan

kegiatankegiatan inisiatif strategis dilakukan berdasarkan laporan kegiatan periodik yang disampaikan seluruh satker kepada Direktorat PSMK Hasil

pemantauan digunakan untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan implementasi IS

dalam mendukung pencapaian indikator kinerja utama dan sasaran strategis BPK

Wide

13

Untuk memberikan pedoman yang jelas kepada Direktorat PSMK dalam

melakukan pemantauan dan evaluasi Direktorat PSMK akan menyusun SOP

tentang pengelolaan inisiatif strategis termasuk di dalamnya pengembangan

aplikasi yang akan digunakan dalam proses pemantauan dan evaluasi Di samping

itu untuk memberikan kejelasan mengenai peran seluruh pihak yang terlibat

dalam implementasi IS baik sebagai sponsor penanggung jawab satker

koordinator satker pelaksana maupun satker terkait BPK akan menyusun dan

mengembangkan pedoman change management yang dapat digunakan sebagai

acuan dalam pelaksanaan kegiatan dalam IS

Mekanisme Penilaian Kinerja Individu Dalam hal pengukuran kinerja individu BPK telah membentuk suatu

sistem yang disebut dengan Manajemen Kinerja Individu (MAKIN) Selain itu

Pemerintah juga telah mengundangkan sebuah Peraturan Pemerintah nomor 46

tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS Berikut adalah perbandingan

antara MAKIN BPK dengan Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 tentang

Penilaian Prestasi Kerja PNS

Perbandingan MAKIN BPK dengan PP nomor 46 tahun 2011 No Bahasan MAKIN PP 462011

1 Definisi Manajemen Kinerja Individu (MAKIN) adalah proses pengelolaan kinerja individu yang terdiri atas tiga tahap yang saling berkesinambungan yaitu Tahap Perencanaan Tahap Bimbingan dan Tahap Penilaian

Prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh setiap PNS pada satuan organisasi sesuai dengan sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja

2 Ruang Lingkup a MAKIN saat ini berlaku bagi Pemeriksa atas Tugas Pemeriksaan dan Tugas Sesuai Fungsi (Tugas sesuai fungsi akan berlaku efektif pada tahun 2013)

b Ke depannya MAKIN akan diberlakukan untuk seluruh pegawai BPK

Berlaku kepada seluruh PNS (sebagai pengganti DP3)

3 Jangka Waktu Penilaian

a Pemeriksa - Tugas Pemeriksaan

Sesuai dengan jangka waktu di surat tugas

- Tugas Sesuai Fungsi Januari ndash Minggu ke-2 Januari tahun berikutnya

b Non- Pemeriksa Januari-Minggu ke -2 Januari tahun berikutnya

Januari sd Desember tahun berjalan

4 Unsur yang Dinilai

a Sasaran Kerja b Kompetensi Perilaku c Kompetensi Teknis

a Sasaran Kerja b Kompetensi Perilaku

5 Penyusunan SKP Penyusunan SKP telah ditetapkan Organisasi mengacu pada hasil cascading

dan urutan jabatan

Penyusunan SKP merupakan kewajiban PNS

14

No Bahasan MAKIN PP 462011

6 Penilaian SKP a Mempertimbangkan aspek waktu

b Berdasarkan pencapaian target

c Skala nilai 1 - 5

a Mempertimbangkan aspek kuantitas kualitas waktu dan biaya

b Membandingkan antara realisasi dan target

c Skala Nilai 1-100

7 Aspek Penilaian Perilaku Kerja

Achievement Analytical Thinking Concern for order Information Seeking Teamwork dan Cooperation

Orientasi pelayanan integritas komitmen disiplin kerja sama dan kepemimpinan

8 Pihak yang Menilai

a Pemeriksa

- MAKIN Tugas Pemeriksaan Pejabat yang menilai Atasan Langsung sesuai dengan surat Tugas Pemeriksaan

- MAKIN Tugas Sesuai Fungsi Pejabat yang menilai Atasan Langsung sesuai dengan Pola Hubungan antar PFP

b Non-Pemeriksa (staf) Pejabat Struktural

Atasan Langsung paling rendah Pejabat Struktural setingkat eselon V atau pejabat lain yang ditentukan

9 Penilaian Kompetensi Perilaku

a Dilakukan melalui pengamatan dan bimbingan informal

b Skala nilai 1 - 5

a Dilakukan melaui pengamatan

b Skala Nilai 1-100

10 Total Penilaian Rerata bobot nilai SKP kompetensi perilaku dan kompetensi teknis

Penggabungan antara nilai SKP dan kompetensi perilaku

11 Bobot Nilai a Sasaran kerja 60 b Kompetensi Perilaku 20 c Kompetensi Teknis 20

a Sasaran kerja 60 b Kompetensi Perilaku 40

12 Sebutan Nilai Belum ada Ketetapan a 91 ndash ke atas sangat baik b 76 ndash 90 baik c 61 ndash 75 cukup d 51 ndash 60 kurang e 50 ke bawah buruk

13 Sanksi Tidak ada sanksi PNS yang tidak menyusun SKP dan Pejabat penilai yang tidak melaksanakan penilaian prestasi kerja dijatuhi hukuman disiplin

(Sumber Biro SDM BPK 2011)

Evaluasi atas Penerapan Balanced Scorecard sebagai Sistem Perencanaan

Strategis

Secara umum BPK telah menerapkan metode BSC dalam perumusan

rencana strategisnya hal ini terlihat dengan telah adanya pernyataan visi misi

nilai dasar dan tujuan strategi organisasi yang telah diterjemahkan ke dalam

berbagai sasaran strategis dalam empat perspektif BSC Pernyataan visi yang

digunakan BPK dalam rencana strategisnya telah efektif Hal tersebut disebabkan

pernyataan visi tersebut sudah menggambarkan harapan di masa depan menarik

dan menantang layak bersifat umum sehingga tidak dipengaruhi oleh perubahan

organisasi serta mudah dikomunikasikan karena singkat dan jelas pernyataan misi

yang digunakan BPK dalam rencana strategisnya telah efektif oleh karena

pernyataan misi tersebut telah cukup ringkas jelas unik bersifat umum sehingga

15

tidak dipengaruhi oleh perubahan organisasi menghendaki budaya organisasi

yang lebih baik memberikan inspirasi serta bersifat jangka panjang Nilai nilai

dasar yang digunakan BPK sudah memadai dan dapat menjadi landasan dalam

pelaksanaan misi untuk mencapai visi yang diinginkan Selain itu tujuan strategis

yang ditetapkan oleh BPK mampu mendukung pencapaian pernyataan misi yang

ada dan telah dilakukan penjabaran (cascading) atas tujuan strategis tersebut ke

dalam sasaran strategis yang memudahkan dalam pencapaian tujuan strategis

tersebut Selain itu BPK telah menentukan ukuran dan target kinerja yang hendak

dicapai dalam pencapaian sasaran strategis untuk jangka waktu tertentu Sasaran

strategis yang ada telah dijabarkan ke dalam berbagai inisiatif strategis yang

dipilih untuk dapat mewujudkan sasaran strategis tersebut Inisiatif strategis yang

ada telah dijabarkan menjadi kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dengan

output anggaran maupun satker koordinator satker pelaksana serta satker-satker

terkaitnya

Evaluasi atas Strategy Mapping BPK beserta prioritas Perspektif BSC

Pada strategy mapping BSC untuk organisasi sektor publik perspektif

pelanggan adalah tujuan yang utama yang diikuti oleh perspektif keuangan

perspektif proses internal serta yang terakhir adalah perspektif pertumbuhan dan

pembelajaran (Robertson dalam Mahsun 2009) Namun demikian pada strategy

mapping yang digunakan BPK di dalam Renstra 2011-2015 menunjukkan bahwa

yang utama adalah perspektif pelanggan yang diikuti dengan perspektif proses

internal perspektif pertumbuhan dan pembelajaran serta yang terakhir adalah

perspektif keuangan Terdapat perbedaan strategy mapping antara yang telah

dikemukakan oleh Robertson dengan strategy mapping yang digunakan BPK

yaitu menurut Robertson perspektif keuangan seharusnya menjadi tujuan yang

kedua setelah perspektif pelanggan sedangkan menurut BPK perspektif keuangan

adalah merupakan tujuan yang terakhir di bawah tiga perspektif lainnya

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kasubdit Perencanaan Strategis dan

Manajemen Kinerja BPK diketahui bahwa pertimbangan yang dipakai BPK dalam

menentukan prioritas perspektif BSC tersebut adalah BPK merupakan sebuah

institusi sektor publik yang tidak memiliki tugas fungsi dan kewenangan untuk

memungut pendapatan (baik pajak maupun bukan pajak) sehingga perspektif

keuangan di BPK hanya berupa anggaran belanja yang merupakan sumber daya

dalam melaksanakan tugas fungsi dan wewenangnya dalam rangka mencapai

tujuannya Oleh karena itu pencapaian pada perspektif keuangan digunakan oleh

BPK untuk mendukung pencapaian sasaran-sasaran strategis pada ketiga

perspektif lainnya Untuk institusi sektor publik lainnya yang memiliki tugas

fungsi dan kewenangan untuk memungut pendapatan di mana keuangan yang

dikelola terdiri dari pendapatan yang dipungut dan anggaran belanja maka

perspektif keuangan menjadi sangat relevan karena sangat dekat hubungannya

dengan perspektif pelanggan Berdasarkan uraian tersebut maka BPK

memutuskan untuk menempatkan perspektif keuangan di posisi paling bawah dengan tujuan untuk mendukung pencapaian target pada ketiga perspektif lainnya

sehingga diharapkan mampu mendukung pemenuhan tujuan-tujuan strategisnya

16

Evaluasi atas perspektif pada BSC yang telah diterapkan BPK dalam

Renstra 2011-2015 beserta pencapaian kinerjanya sampai dengan tahun

2012

Berikut adalah evaluasi atas perspektif pada BSC yang telah diterapkan BPK

dalam Renstra 2011-2015 beserta pencapaian kinerjanya sampai dengan tahun

2012

1 Perspektif Keuangan

Pencapaian Perspektif Keuangan 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

101 4450 3514 936 27755287000 13913007429 13842279571 55 21 34

Total 4450 3514 936 27755287000 13913007429 13842279571 55 21 34

Keterangan

IS 101 Penerapan Perencanaan dan Penganggaran Berbasis Kinerja secara Menyeluruh dan Konsisten

(Sumber data diolah)

Pencapaian perspektif keuangan sampai dengan 31 Desember 2012 belum

memiliki kinerja kegiatan yang baik karena masih terdapat kekurangan

realisasi kegiatan keluaran dan penyerapan anggaran

2 Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

Pencapaian Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

51 7500 7188 312 4720134000 3270937720 1449196280 12 3 9

52 8000 8433 -433 2011901000 1406262750 605638250 27 18 9

61 7270 6341 929 930314000 686326700 243987300 18 5 13

62 4000 3850 150 2832731306 288750000 2543981306 26 9 17

71 7725 4812 2913 4326975000 2370663010 1956311990 10 4 6

81 4575 4756 -181 2846074000 2663471400 182602600 38 11 27

82 3238 4067 -829 2095786000 1738586500 357199500 12 3 9

83 9228 8196 1032 2134455000 1145909575 988545425 118 12 106

84 7950 7244 706 5598031873 1824019303 3774012570 372 339 33

85 8500 8300 200 486215000 56800000 429415000 8 3 5

91 4975 4117 858 4046875000 2873431000 1173444000 15 4 11

92 5120 6860 -1740 1189325000 977521700 211803300 6 2 4

Total 6507 6180 326 33218817179 19302679658 13916137521 662 413 249

Keterangan

IS 51 Meningkatkan Efektifitas Pelaksanaan Review atas Pilar-Pilar SPKM IS 52 Penyempurnaan Kode Etik dan Pengembangan Perangkatnya IS 61 Percepatan Penyelesaian Peraturan BPK di Bidang Pemeriksaan Keuangan Negara IS 62 Harmonisasi Peraturan Perundang-Undangan di Bidang Pemeriksaan dan Pengelolaan Keuangan Negara IS 71 Perwujudan Organisasi dan Tata Laksana BPK yang Berkualitas IS 81 Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia berbasis Kompetensi Secara Konsisten dan Menyeluruh IS 82 Penerapan Manajemen Kinerja Individu (MAKIN) IS 83 Penerapan Jabatan Fungsional Pemeriksa (JFP) IS 84 Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Kompetensi IS 85 Penerapan Manajemen Karir Yang Jelas IS 91 Pemenuhan Ketersediaan Sarana dan Prasarana Kerja sesuai dengan Standar Sarana dan Prasarana IS 92 Penerapan e-bpk secara Menyeluruh dan Berkelanjutan

(Sumber data diolah)

Berdasarkan data pencapaian inisiatif-inisiatif strategis terkait pencapaian

perspektif pertumbuhan dan pembelajaran sampai dengan 31 Desember 2012

17

di atas diketahui bahwa terdapat empat inisiatif strategis yang memiliki kinerja

yang baik (IS 52 81 82 dan 92) di mana realisasi kegiatan telah melebihi

rencana namun untuk realisasi anggaran maupun keluarannya belum sesuai

rencana dan delapan inisiatif strategis (IS 51 61 62 71 83 84 85 dan

91) belum memiliki kinerja kegiatan penyerapan anggaran maupun keluaran

yang baik karena realisasinya masih di bawah rencana

3 Perspektif Proses Internal

Pencapaian Perspektif Proses Internal 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

21 10000 10000 - 1431185000 1012253131 418931869 3 3 -

22 7306 8126 -820 52014718000 18347626376 33667091624 3055 4262 -1207

23 6750 4245 2505 4343546000 1031927990 3311618010 17 6 11

24 6928 4250 2678 246348000 22625000 223723000 12 6 6

25 7890 6897 993 2785972000 338338600 2447633400 15 9 6

26 5425 5425 - 10376530894 25976097894 -15599567000 21 11 10

27 7750 8241 -491 888720000 599134000 289586000 41 12 29

28 4800 5800 -1000 5973896579 1386190514 4587706065 21 13 8

29 5900 6900 -1000 2701106000 900308935 1800797065 10 4 6

210 7060 2485 4575 1325539000 473167000 852372000 13 1 12

211 6600 5467 1133 448546000 499259000 -50713000 22 10 12

212 2000 4590 -2590 585593000 33211000 552382000 10 - 10

213 5250 2350 2900 1225961000 169169300 1056791700 8 1 7

214 1500 1750 -250 88444100000 140000000 88304100000 6 1 5

31 6111 2900 3211 1838450000 370173000 1468277000 13 1 12

41 5720 9154 -3434 256239000 13275000 242964000 10 4 6

42 7975 7359 616 572001000 48980000 523021000 22 8 14

Total 6174 5643 531 175458451473 51361736740 124096714733 3299 4352 -1053

Keterangan

IS 21 Peningkatan Mutu Perencanaan Pemeriksaan IS 22 Penerapan e-Audit IS 23 Optimalisasi Pemanfaatan Sistem Manajemen Pemeriksaan (SMP) IS 24 Pemanfaatan KAP untuk memeriksa untuk dan atas nama BPK IS 25 Peningkatan Efektivitas Penerapan Risk Based Audit (RBA) dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan IS 26 Peningkatan Kapasitas Pemeriksaan Kinerja IS 27 Peningkatan Kapasitas Pemeriksaan Investigatif IS 28 Pelaksanaan Pemeriksaan dengan Perspektif Lingkungan IS 29 Peningkatan Kapasitas PDTT IS 210 Peningkatan Mutu Pelaporan Hasil Pemeriksaan IS 211 Peningkatan Kualitas Pemberian Keterangan Ahli IS 212 Peningkatan Kualitas Pemberian Bantuan Hukum untuk Pemeriksa IS 213 Peningkatan Kualitas Manajemen Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) IS 214 Peningkatan Pemberdayaan APIP dalam Wewenang dan Tanggung Jawab BPK IS 31 Optimalisasi Pemberian Pendapat BPK IS 41 Percepatan Penyelesaian Tuntutan Perbendaharaan IS 42 Peningkatan Pemantauan Penyelesaian Ganti Kerugian NegaraDaerah

(Sumber data diolah)

Berdasarkan data pencapaian inisiatif-inisiatif strategis terkait pencapaian

perspektif proses internal sampai dengan 31 Desember 2012 di atas diketahui

bahwa terdapat satu inisiatif strategis (IS 21) yang memiliki kinerja yang

sangat baik di mana realisasinya sama atau melebihi rencana baik dari segi

kegiatan anggaran maupun keluaran delapan inisiatif strategis (IS 22 26

27 28 29 212 214 dan 41) yang memiliki kinerja yang baik di mana

realisasi kegiatan melebihi rencana namun untuk realisasi anggaran maupun

keluarannya belum sesuai rencana lima inisiatif strategis (IS 23 24 25 211

18

dan 42) yang belum memiliki kinerja kegiatan penyerapan anggaran maupun

keluaran yang baik karena realisasinya masih di bawah rencana dan tiga

inisiatif strategis (IS 210 213 dan 31) yang perlu mendapat perhatian karena

realisasi kegiatannya lebih kecil dari rencana dan realisasi keluarannya

mengalami keterlambatan yang sangat banyak dari rencana yang telah

ditetapkan

4 Perspektif Pelanggan

Pencapaian Perspektif Pelanggan 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

11 7600 4680 2920 1410802500 295728980 1115073520 22 9 13

12 8200 11368 -3168 19263340000 15072255953 4191084047 230 369 -139

Total 7900 8024 -124 20674142500 15367984933 5306157567 252 378 -126

Keterangan

IS 11 Peningkatan Pengelolaan Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan IS 12 Peningkatan Mutu Hubungan Kelembagaan dengan Pemangku Kepentingan

(Sumber data diolah)

Berdasarkan data pencapaian inisiatif-inisiatif strategis perspektif pelanggan

sampai dengan 31 Desember 2012 di atas diketahui bahwa inisiatif strategis

11 belum memiliki kinerja kegiatan penyerapan anggaran maupun keluaran

yang baik karena masih mengalami kekurangan realisasi kegiatan keluaran

dan penyerapan anggaran dari rencana yang diharapkan Namun demikian

inisiatif strategis 12 memiliki kinerja yang sangat baik karena realisasi

kegiatan serta keluaran melebihi rencana dan adanya penghematan penyerapan

anggaran

Rekapitulasi Perspektif BSC BPK 31 Desember 2012 Perspektif Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

Keuangan 4450 3514 936 27755287000 13913007429 13842279571 55 21 34

Pertumbuhan 6507 6180 326 33218817179 19302679658 13916137521 662 413 249

Internal 6174 5643 531 175458451473 51361736740 124096714733 3299 4352 -1053

Pelanggan 7900 8024 -124 20674142500 15367984933 5306157567 252 378 -126

Total 6353 5927 426 257106698152 99945408760 157161289392 4268 5164 -896

(Sumber data diolah)

Penyelesaian seluruh kegiatan IS telah mencapai 5927 Pencapaian

tersebut masih di bawah target yang telah direncanakan sebesar 6353

Berdasarkan sisi anggaran realisasi penyerapan anggaran secara keseluruhan baru

mencapai 3887 Perlu dilakukan analisis lebih lanjut apakah capaian ini

diakibatkan adanya efisiensi dalam proses pelaksanaan kegiatan atau dikarenakan

proses perencanaan kebutuhan anggaran yang kurang akurat Namun demikian

peneliti berpendapat bahwa hal ini juga kemungkinan dapat disebabkan oleh

model BSC pada Renstra BPK 2011-2015 yang menempatkan perspektif

keuangan pada posisi terbawah sehingga terdapat ketidakselarasan antara

pencapaian kegiatan dan keluaran dengan penyerapan anggaran Sedangkan dari

segi keluaran realisasi keluaran secara keseluruhan telah melebihi target yang

direncanakan Hal ini sebagian besar diakibatkan adanya realisasi penyelesaian

keluaran IS yang terjadi selama proses pelaksanaan kegiatan serta adanya

19

perbedaan satuan keluaran yang diukur di setiap kegiatan Berdasarkan

rekapitulasi di atas juga dapat disimpulkan bahwa perspektif BSC yang memiliki

kinerja terbaik di BPK adalah perspektif pelanggan karena realisasi kegiatan dan

keluarannya telah melebihi rencana yang ditetapkan dengan adanya penghematan

atas penyerapan anggaran Sedangkan perspektif BSC yang paling buruk

kinerjanya adalah perspektif keuangan karena dari segi realisasi kegiatan

penyerapan anggaran dan keluarannya masih belum mencapai rencana yang

diharapkan selain itu kekurangan realisasi keluarannya masih jauh dari rencana

yang diharapkan yaitu sebesar 6182

Evaluasi atas Mekanisme Pengukuran Kinerja organisasi dan individu yang

berdasarkan metode BSC

BPK telah memiliki suatu mekanisme untuk mengukur pencapaikan

kinerja organisasi dan individu yang berdasarkan metode BSC namun demikian

peneliti menilai bahwa masih terdapat beberapa kelemahan dalam mekanisme

pengukuran kinerja yang ada yaitu sebagai berikut

1 Mekanisme pengukuran kinerja organisasi yang ada hanya mampu mengukur

kinerja organisasi pada level eselon 1 dan eselon 2 saja sedangkan untuk level

eselon 3 eselon 4 maupun struktur fungsional tim pemeriksaan tidak terdapat

mekanisme pengukuran kinerjanya

2 Untuk mekanisme pengukuran kinerja individu masih terdapat ketidakjelasan

mengenai sistem mana yang akan dipakai dalam mengukur kinerja individual

para pegawai BPK karena sistem yang telah berjalan dari tahun 2011 yaitu

MAKIN BPK tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011

tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS yang harus mulai diterapkan pada 1

Januari 2014 Selain itu terdapat beberapa kekurangan pada Peraturan

Pemerintah nomor 46 tahun 2011 jika dibandingkan dengan MAKIN BPK

khususnya dalam mengukur kinerja para pemeriksa BPK yaitu di mana

MAKIN BPK mengukur sasaran kerja kompetensi perilaku dan kompetensi

teknis sedangkan Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 hanya mengukur

sasaran kerja dan kompetensi perilaku saja tanpa mengukur kompetensi teknis

Namun demikian MAKIN BPK yang telah berjalan selama ini juga memiliki

kelemahan yaitu MAKIN BPK hanya mengukur kinerja pegawai BPK yang

bertugas sebagai pemeriksa saja sedangkan untuk pegawai BPK non

pemeriksa tidak dapat diukur kinerjanya

5 KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan pada bab 4 dapat

diambil kesimpulan mengenai analisis BSC sebagai suatu sistem perencanaan

strategis dan pengukuran kinerja pada BPK sebagai berikut

20

1 Secara umum BPK telah menerapkan metode BSC dalam perencanaan

strategisnya dengan adanya pernyataan visi dan misi yang efektif nilai dasar

yang jelas dan dapat diterapkan serta tujuan strategi organisasi yang telah

diterjemahkan ke dalam berbagai sasaran strategis dalam empat perspektif

BSC

2 Terdapat perbedaan strategy mapping antara yang telah dikemukakan oleh

Robertson dalam Mahsun (2009) dengan strategy mapping yang digunakan

BPK menurut Robertson perspektif keuangan seharusnya menjadi tujuan yang

kedua setelah perspektif pelanggan sedangkan menurut BPK perspektif

keuangan adalah merupakan tujuan yang terakhir di bawah tiga perspektif

lainnya Hal ini disebabkan posisi BPK sebagai sebuah institusi sektor publik

yang tidak memiliki tugas fungsi dan kewenangan untuk memungut

pendapatan (baik pajak maupun bukan pajak) sehingga perspektif keuangan di

BPK hanya berupa anggaran belanja saja yang merupakan sumber daya dalam

melaksanakan tugas fungsi dan wewenangnya dalam rangka mencapai

tujuannya Oleh karena itu pencapaian pada perspektif keuangan digunakan

oleh BPK untuk mendukung pencapaian sasaran-sasaran strategis pada ketiga

perspektif lainnya

3 Hasil evaluasi atas perspektif pada BSC sampai tingkat inisiatif strategis yang

telah diterapkan BPK dalam Renstra 2011-2015 beserta pencapaian kinerjanya

sampai dengan tahun 2012 dapat disimpulkan bahwa terdapat dua inisiatif

strategis yang memiliki kinerja sangat baik yaitu realisasinya sama atau

melebih rencana baik dari segi kegiatan anggaran maupun keluaran yaitu

inisiatif strategis 12 dan 21 Dua belas inisiatif strategis yang memiliki kinerja

baik yaitu realisasi kegiatannya melebihi rencana namun untuk realisasi

anggaran maupun keluarannya belum sesuai rencana lima belas inisiatif

strategis yang belum memiliki kinerja kegiatan maupun keluaran baik

sehingga masih memerlukan peningkatan pencapaian realisasi serta tiga

inisiatif strategis yang perlu mendapat perhatian karena realisasi kegiatannya

lebih kecil dari rencana dan mengalami keterlambatan yang sangat banyak dari

rencana yang telah ditetapkan

4 Perspektif BSC yang memiliki kinerja terbaik di BPK adalah perspektif

pelanggan karena realisasi kegiatan dan keluarannya telah melebihi rencana

yang ditetapkan dengan adanya penghematan atas penyerapan anggaran

Sedangkan perspektif BSC yang paling buruk kinerjanya adalah perspektif

keuangan karena dari segi realisasi kegiatan penyerapan anggaran dan

keluarannya masih belum mencapai rencana yang diharapkan

5 BPK telah memiliki suatu mekanisme untuk mengukur pencapaikan kinerja

organisasi dan individu yang berdasarkan metode BSC walaupun masih

terdapat kelemahan dalam mekanisme pengukuran kinerja organisasi dan

individu tersebut

6 Mekanisme pengukuran kinerja organisasi yang ada tidak mampu mengukur

kinerja keseluruhan organisasi karena hanya mampu mengukur kinerja organisasi pada level eselon 1 dan eselon 2 saja sedangkan untuk level eselon

3 eselon 4 maupun struktur fungsional tim pemeriksaan tidak terdapat

mekanisme pengukuran kinerjanya

7 Terdapat ketidakjelasan mengenai sistem mana yang akan dipakai dalam

mekanisme pengukuran kinerja individunya karena sistem yang telah berjalan

21

dari tahun 2011 yaitu MAKIN BPK tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah

nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS yang harus mulai

diterapkan pada 1 Januari 2014

Saran

Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil analisis BSC sebagai suatu

sistem perencanaan strategis dan pengukuran kinerja pada BPK adalah sebagai

berikut

1 Perlu ada penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh keputusan BPK dalam

menempatkan perspektif keuangan di bawah ketiga perspektif BSC lainnya

terhadap pencapaian kinerja inisiatif-inisiatif strategisnya

2 BPK perlu memastikan penyelesaian seluruh kegiatan IS sesuai dengan

rencana dan target yang telah ditetapkan baik dari sisi jadwal penyelesaian

kegiatan rencana keluaran maupun efisiensi pemanfaatan anggaran karena IS

merupakan kegiatan strategis yang mempengaruhi keberhasilan BPK dalam

implementasi Renstra BPK 2011-2015

3 BPK perlu mengubah mekanisme pengukuran kinerja organisasinya sehingga

dapat mengukur kinerja organisasi pada level eselon 3 eselon 4 dan struktur

fungsional tim pemeriksaannya

4 BPK perlu menetapkan mekanisme pengukuran kinerja individu yang jelas dan

sesuai dengan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi

Kerja PNS namun tetap dapat mengukur kompetensi teknis pemeriksanya

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Ilmiah dan Buku

Kaplan Robert S dan David Norton 1992 The Balanced Scorecard Measures that Drive

Performance Harvard Business Review

Luis S dan Biromo PA 2008 Step by Step in Cascading Balanced Scorecard to

Fundamental Scorecards PT Gramedia Pustaka Umum Jakarta

Mahmudi 2010 Manajemen Kinerja Sektor Publik STIE YKPN Jakarta

Mahsun Muhamad 2006 Pengukuran Kinerja Sektor Publik BPFE Yogyakarta

Moleong Lexy 2006 Metodologi Penelitian Kualitatif PT Remaja Rosdakarya

Bandung

Niven PR 2003 Balanced Scorecard Step by Step for Governmental and

Nonprofit Agencies John Wiley amp Sons Inc New York

22

Prawirosentono Suyadi 2008 Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan

Kinerja Karyawan BPFE Yogyakarta

Sekaran Uma 2006 Research Methods for Business Metedologi Penelitian

untuk Bisnis Penerbit Salemba Empat Jakarta

Sugiyono 2008 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Penerbit

Alfabeta Bandung

Umar Haryono 2006 Strategic Control Penerbit Universitas Trisakti Jakarta

Wibowo 2007 Manajemen Kinerja PT Raja Grafindo Parsada Jakarta

Yuwono S Sukarno E dan Ikhsan M 2002 Petunjuk Praktis Penyusunan

Balanced Scorecard-Menuju Organisasi yang Berfoukus pada Strategi

PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Zeithaml V A Berry L L and Parasuraman A 1996 The behavioral consequences of

Service quality Journal of Marketing Vol 60

Peraturan

Keputusan BPK nomor 3KI-XIII252011 Tentang Perubahan atas Keputusan

BPK nomor 7KI-XIII122010 tentang Rencana Strategis BPK Tahun

Anggaran 2011 sampai dengan 2015 Jakarta

Keputusan Sekretaris Jenderal BPK nomor 238KX-XIII252011 Tentang

Rencana Implementasi Renstra BPK TA 2011 sd 2015 Jakarta

Keputusan Sekretaris Jenderal BPK nomor 112KX-XIII222012 Tentang

Manajemen Kinerja Individu Tugas Pemeriksaan Jakarta

Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja

PNS Jakarta

Surat Edaran Sekretaris Jenderal BPK nomor 08SEX-XIII242011 Tentang

Implementasi Sistem Manajemen Kinerja Individu dalam Tugas

Pemeriksaan di Lingkungan BPK Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan

Negara Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2006 Tentang Badan

Pemeriksa Keuangan Jakarta

Page 7: ANALISIS BALANCED SCORECARD SEBAGAI SUATU SISTEM

7

dan hasil yang diharapkan termasuk efisiensi dalam pencapaian hasil dan

keluaran tersebut Untuk itu kementerian negaralembaga diharuskan menyusun

anggaran dengan mengacu kepada indikator kinerja standar biaya dan evaluasi

kinerja lndikator kinerja (performance indicators) dan sasaran (targets)

merupakan bagian dari pengembangan sistem penganggaran berdasarkan kinerja

Penerapan penganggaran berbasis kinerja akan mendukung alokasi anggaran

terhadap prioritas program dan kegiatan Sistem ini terutama berusaha untuk

menghubungkan antara keluaran (outputs) dengan hasil (outcomes) yang disertai

dengan penekanan terhadap efektifitas dan efisiensi terhadap anggaran yang

dialokasikan

Penerapan penganggaran berbasis kinerja tersebut akan tercermin dalam

dokumen anggaran (DIPARKA-KL) Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)

adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang disusun oleh Pengguna

AnggaranKuasa Pengguna Anggaran RKA-KL adalah dokumen perencanaan

dan penganggaran yang berisi program dan kegiatan suatu Kementerian

NegaraLembaga yang merupakan penjabaran dari Rencana Kerja Pemerintah dan

Rencana Strategis Kementerian NegaraLembaga yang bersangkutan dalam satu

tahun anggaran serta anggaran yang diperlukan untuk melaksanakannya

Penyusunan anggaran dalam dokumen RKA-KL merupakan bagian dari

penyusunan APBN

3 METODE PENELITIAN

Fokus penelitian ini adalah mengenai perencanaan strategis dan sistem

penilaian kinerja BPK dengan menggunakan pendekatan BSC Penelitian ini

merupakan penelitian kualitatif Pendekatan kualitatif dipilih agar diperoleh suatu

hasil yang lebih mendekati kenyataan karena peneliti memiliki akses masuk ke

dalam obyek penelitian Peneliti sebagai alat (instrumen) penelitian (Moleong

2000) karena dapat melakukan wawancara mendalam (in depth interview) dengan

pihak pengambil kebijakan pada obyek yang dituju pengamatan penuh dan

pemeran serta sebagai pengamat Studi lapangan dilakukan di BPK Alasan

untuk memilih BPK sebagai studi lapangan karena BPK sebagai salah satu

organisasi sektor publik yang telah menerapkan BSC dalam perencanaan strategis

dan sistem penilaian kinerjanya serta penelitian dapat dilakukan dengan sangat

efektif karena setiap data yang diragukan keabsahannya dapat sesegera mungkin

diuji ulang di lapangan Hal ini terlaksana karena tidak ada jarak lagi antara

peneliti dengan subyek penelitian (key informant)

Sumber data yang digunakan peneliti dari primer dan sekunder Data primer diperoleh melalui wawancara dengan informan terpilih melalui teknik

purposive sampling Data sekunder diperoleh dari sejumlah keterangan atau fakta

yang diperoleh secara tidak langsung yaitu melalui buku-buku yang relevan

dokumen atau arsip BPK dan artikel dari internet yang berkaitan dengan

penelitian ini

8

Setelah mendapatkan data-data yang diperlukan maka langkah-langkah

analisis data adalah sebagai berikut

1 Menganalisis visi misi dan tujuan strategis BPK dengan memperjelas dan

menjabarkannya ke dalam empat perspektif BSC

2 Menganalisis tujuan strategis sasaran strategis dan indikator kinerja utama

yang dikelompokkan ke dalam masing-masing perspektif

3 Menganalisis peta strategis dari sasaran-sasaran strategis yang

memvisualisasikan pola keterkaitan antar sasaran strategis tersebut

4 Menganalisis target untuk setiap pengukuran yang ada dan inisiatif strategis

yang dapat membantu tercapainya target yang dituju tersebut

5 Menganalisis proses implementasi Renstra BPK yang telah menggunakan

pendekatan BSC tersebut dan sistem pengukuran kinerjanya baik kinerja

organisasi maupun kinerja individu

4 PEMBAHASAN

Gambaran Umum BPK

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) merupakan satu lembaga negara yang

bebas dan mandiri dalam memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan

negara Secara hukum kedudukan BPK diatur dalam Undang Undang Dasar 1945

pada pasal 23E 23F dan 23G serta Undang Undang nomor 15 tahun 2006

tentang BPK Untuk melaksanakan tugas dan wewenangnya BPK didukung oleh

seperangkat Undang Undang di bidang keuangan negara yaitu Undang Undang

nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara Undang Undang nomor 1 tahun

2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Undang Undang nomor 15 tahun 2004

tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara

Peraturan perundangan-undangan tersebut secara bersama-sama menegaskan

kedudukan dan peran BPK sebagai lembaga pemeriksa keuangan negara yang

bebas dan mandiri

BPK bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan

negara yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah Lembaga

Negara lainnya Bank Indonesia Badan Usaha Milik Negara Badan Layanan

Umum Badan Usaha Milik Daerah dan lembaga atau badan lain yang mengelola

keuangan negara Jenis pemeriksaan yang dilakukan BPK terdiri dari

(i) Pemeriksaan keuangan dalam rangka memberikan pernyataan opini tentang

tingkat kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan pemerintah

(ii) Pemeriksaan kinerja meliputi aspek ekonomi efisiensi dan efektivitas

program dan kegiatan pemerintah dan (iii) Pemeriksaan dengan tujuan tertentu yang dilakukan dengan tujuan khusus di luar pemeriksaan keuangan dan

pemeriksaan kinerja Termasuk dalam pemeriksaan tujuan tertentu ini adalah

pemeriksaan atas hal-hal lain yang berkaitan dengan keuangan pemeriksaan

investigatif dan pemeriksaan atas permintaan (audit on request) Pihak-pihak

yang berkepentingan terhadap hasil pemeriksaan BPK meliputi lembaga

9

perwakilan (DPR DPD DPRD) pemerintah (instansi pemerintah yang

diperiksaauditee dan instansi penegak hukum) lembaga lain yang dibentuk

berdasarkan undang-undang warga negara Indonesia dan lembaga-lembaga

internasional

Rencana Strategis BPK 2011 ndash 2015

Rencana Strategis (Renstra) BPK 2011 sd 2015 beserta implementasinya

diatur di dalam Keputusan BPK nomor 3KI-XIII252011 tanggal 19 Mei 2011

tentang Perubahan atas Keputusan BPK nomor 7KI-XIII122010 tentang

Rencana Strategis BPK Tahun Anggaran 2011 sampai dengan 2015 dan

Keputusan Sekretaris Jenderal BPK nomor 238KX-XIII252011 tanggal 9 Mei

2011 tentang Rencana Implementasi Renstra BPK TA 2011 sd 2015

Dalam Renstra BPK 2011 sd 2015 BPK telah menetapkan visi misi

tujuan strategis sasaran strategis indikator kinerja utama serta peta strategis

sebagai berikut

1 Visi

Menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara yang kredibel dengan

menjunjung tinggi nilai-nilai dasar untuk berperan aktif dalam mendorong

terwujudnya tata kelola keuangan negara yang akuntabel dan transparan

2 Misi

1) Memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara

2) Memberikan pendapat untuk meningkatkan mutu pengelolaan dan tanggung

jawab keuangan negara dan

3) Berperan aktif dalam menemukan dan mencegah segala bentuk

penyalahgunaan dan penyelewengan keuangan negara

3 Nilai Dasar

1) Independensi

Nilai independensi yang ditanamkan adalah independensi baik secara

kelembagaan organisasi maupun individu Hal ini berarti bahwa BPK

bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan pribadi ekstern

danatau organisasi yang dapat mempengaruhi independensi dalam semua

hal yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan

2) Integritas

Nilai integritas ini dibangun dengan bersikap jujur obyektif dan tegas

dalam menerapkan prinsip nilai dan keputusan

3) Profesionalisme

Nilai profesionalisme dibangun dengan menerapkan prinsip kehati-hatian

ketelitian dan kecermatan serta berpedoman kepada standar yang berlaku

4 Tujuan Strategis

1) Mendorong terwujudnya pengelolaan keuangan negara yang tertib taat pada

peraturan perundang-undangan ekonomis efisien efektif transparan dan

bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan

2) Mewujudkan pemeriksaan yang bermutu untuk menghasilkan laporan hasil pemeriksaan yang bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan pemangku

kepentingan dan

3) Mewujudkan birokrasi yang modern di BPK

10

5 Sasaran Strategis

Sasaran Strategis BPK dalam Renstra 2011 sd 2015 Perspektif BSC Sasaran Strategis Tujuan Strategis

Pemenuhan Kebutuhan dan Harapan Pemilik

Kepentingan

Meningkatkan Efektivitas Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan dan Memenuhi Harapan Pemangku Kepentingan

Mendorong terwujudnya pengelolaan keuangan negara yang tertib taat pada peraturan perundang-undangan ekonomis efisien efektif transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan

Pengelolaan Fungsi Strategis

Meningkatkan Fungsi Manajemen Pemeriksaan

Mewujudkan pemeriksaan yang bermutu untuk menghasilkan laporan hasil pemeriksaan yang bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan pemangku kepentingan

Meningkatkan Mutu Pemberian Pendapat dan Pertimbangan

Meningkatkan Percepatan Penetapan Tuntutan Perbendaharaan dan Pemantauan Penyelesaian Ganti KN

Pertumbuhan dan Pembelajaran

Organisasi

Meningkatkan Efektivitas Penerapan Sistem Pemerolehan Keyakinan Mutu

Pemenuhan dan Harmonisasi Peraturan di Bidang Pemeriksaan Keuangan Negara

Meningkatkan Mutu Kelembagaan dan Ketatalaksanaan

Mewujudkan birokrasi yang modern di BPK

Meningkatkan Kompetensi SDM dan Dukungan Manajemen

Meningkatkan Pemenuhan Standar dan Mutu Sarana dan Prasarana

Keuangan Meningkatkan Pemanfaatan Anggaran

(Sumber Rencana Strategis BPK 2011)

6 Indikator Kinerja Utama

Indikator Kinerja Utama BPK dalam Renstra 2011 sd 2015 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

Meningkatkan Efektivitas Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan dan

Memenuhi Harapan Pemangku Kepentingan

Persentase rekomendasi hasil pemeriksaan yang ditindaklanjuti

Persentase laporan tindak pidana yang ditindaklanjuti instansi penegak hukum

Indeks kepuasan pemangku kepentingan atas hasil pemeriksaan BPK

Meningkatkan Fungsi Manajemen Pemeriksaan

Jumlah Laporan Hasil Pemeriksaan yang diterbitkan

Ketepatan waktu proses pelaksanaan dan pelaporan pemeriksaan

Persentase pemenuhan quality assurance dalam

pemeriksaan

Meningkatkan Mutu Pemberian Pendapat dan Pertimbangan

Jumlah pendapat BPK yang diterbitkan

Meningkatkan Percepatan Penetapan Tuntutan Perbendaharaan dan

Pemantauan Penyelesaian Ganti Kerugian Negara

Persentase penyelesaian penetapan tuntutan perbendaharaan

Jumlah laporan pemantauan kerugian negara yang diterbitkan

Meningkatkan Efektivitas Penerapan Sistem Pemerolehan

Keyakinan Mutu

Persentase rekomendasi peer review yang

ditindaklanjuti

11

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

Pemenuhan dan Harmonisasi Peraturan di Bidang Pemeriksaan

Keuangan Negara

Persentase pemenuhan penyusunan peraturan BPK

Meningkatkan Mutu Kelembagaan dan Ketatalaksanaan

Persentase pemenuhan ketersediaan perangkat lunak (juknisjuklak) pemeriksaannon pemeriksaan

Meningkatkan Kompetensi SDM dan Dukungan Manajemen

Persentase pegawai yang memenuhi standar kompetensi yang dipersyaratkan

Persentase pemenuhan standar jam pelatihan pemeriksa

Indeks kepuasan kerja pegawai

Meningkatkan Pemenuhan Standar dan Mutu Sarana dan

Prasarana

Persentase pemenuhan standar sarana dan prasarana kerja

Persentase proses bisnis yang telah memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Meningkatkan Pemanfaatan Anggaran

Opini atas Laporan Keuangan BPK

Persentase Pemanfaatan Anggaran

(Sumber Rencana Strategis BPK 2011)

7 Peta Strategis

Peta Strategis BPK dalam Renstra 2011 sd 2015

(Sumber Rencana Strategis BPK 2011)

12

Implementasi Renstra BPK 2011 ndash 2015

Dalam implementasinya BPK telah mengembangkan 32 Inisiatif Strategis

(IS) berupa proyek yang berisi kegiatan-kegiatan yang merupakan critical success

factor dalam pencapaian sasaran strategis Inisiatif Strategis (IS) tersebut disajikan

dalam bentuk kegiatan yang merupakan critical success factor pencapaian

Sasaran Strategis

Mekanisme Penilaian Kinerja Organisasi

Pada awal pelaksanaan setiap IS akan dilaksanakan kick off meeting dalam

rangka koordinasi pelaksanaan kegiatan-kegiatan IS di antara satker-satker yang

terlibat Setiap satker sesuai dengan perannya dalam implementasi IS

melaksanakan kegiatan IS yang menjadi tanggung jawabnya Untuk dapat

memantau perkembangan pelaksanaan IS setiap satker pelaksana menyampaikan

laporan pelaksanaan kegiatan IS kepada satker koordinator dan Direktorat PSMK

Direktorat PSMK mengembangkan sistem aplikasi SIMAK BPK yang

akan dimanfaatkan untuk memantau pelaksanaan kegiatan IS Laporan

pelaksanaan kegiatan IS akan dimasukkan ke dalam sistem aplikasi tersebut

sehingga Direktorat PSMK dapat melakukan pemantauan terhadap perkembangan

seluruh IS Berdasarkan hasil pemantauan pelaksanaan seluruh IS Direktorat

PSMK secara periodik akan menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan

IS kepada forum eselon 1 dan Badan

Direktorat PSMK berperan untuk melaksanakan koordinasi pemantauan

dan evaluasi pelaksanaan kegiatan IS Kegiatan pemantauan dilaksanakan dalam

proses implementasi kegiatan dalam IS untuk memastikan bahwa kegiatan dapat

dimplementasikan secara baik Kegiatan evaluasi ditujukan untuk mengambil

langkah pembelajaran dan mengelola umpan balik selama proses pelaksanaan

kegiatan dan mengambil langkah korektif untuk mengatasi permasalahan dan

hambatan yang ada serta mengarahkan bahwa keluaran dan hasil yang diharapkan

dari pelaksanaan setiap IS akan dapat tercapai

Dalam pelaksanaan pemantauan dan evaluasi tujuan yang ingin dicapai

adalah memastikan bahwa kegiatan yang dilaksanakan untuk masing-masing IS

telah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan baik dari segi waktu biaya

maupun cakupan kegiatan (keluaran dan hasil)

Inisiatif strategis yang dijabarkan dalam Rencana Implementasi Renstra

telah disusun berdasarkan indikator kinerja utama dan sasaran strategis BPK

Wide Eselon 1 bertanggung jawab atas pelaksanaan IS yang menjadi tanggung

jawabnya Kegiatan-kegiatan dalam inisiatif strategis dikoordinasikan dan

dilaksanakan oleh satker eselon 2 sesuai dengan pembagian koordinator dan

pelaksana IS Untuk memastikan pelaksanaan kegiatan inisiatif strategis

Direktorat PSMK mengembangkan aplikasi manajemen proyek sebagai bagian

dari sistem manajemen kinerja (SIMAK) BPK Pemantauan terhadap pelaksanaan

kegiatankegiatan inisiatif strategis dilakukan berdasarkan laporan kegiatan periodik yang disampaikan seluruh satker kepada Direktorat PSMK Hasil

pemantauan digunakan untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan implementasi IS

dalam mendukung pencapaian indikator kinerja utama dan sasaran strategis BPK

Wide

13

Untuk memberikan pedoman yang jelas kepada Direktorat PSMK dalam

melakukan pemantauan dan evaluasi Direktorat PSMK akan menyusun SOP

tentang pengelolaan inisiatif strategis termasuk di dalamnya pengembangan

aplikasi yang akan digunakan dalam proses pemantauan dan evaluasi Di samping

itu untuk memberikan kejelasan mengenai peran seluruh pihak yang terlibat

dalam implementasi IS baik sebagai sponsor penanggung jawab satker

koordinator satker pelaksana maupun satker terkait BPK akan menyusun dan

mengembangkan pedoman change management yang dapat digunakan sebagai

acuan dalam pelaksanaan kegiatan dalam IS

Mekanisme Penilaian Kinerja Individu Dalam hal pengukuran kinerja individu BPK telah membentuk suatu

sistem yang disebut dengan Manajemen Kinerja Individu (MAKIN) Selain itu

Pemerintah juga telah mengundangkan sebuah Peraturan Pemerintah nomor 46

tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS Berikut adalah perbandingan

antara MAKIN BPK dengan Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 tentang

Penilaian Prestasi Kerja PNS

Perbandingan MAKIN BPK dengan PP nomor 46 tahun 2011 No Bahasan MAKIN PP 462011

1 Definisi Manajemen Kinerja Individu (MAKIN) adalah proses pengelolaan kinerja individu yang terdiri atas tiga tahap yang saling berkesinambungan yaitu Tahap Perencanaan Tahap Bimbingan dan Tahap Penilaian

Prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh setiap PNS pada satuan organisasi sesuai dengan sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja

2 Ruang Lingkup a MAKIN saat ini berlaku bagi Pemeriksa atas Tugas Pemeriksaan dan Tugas Sesuai Fungsi (Tugas sesuai fungsi akan berlaku efektif pada tahun 2013)

b Ke depannya MAKIN akan diberlakukan untuk seluruh pegawai BPK

Berlaku kepada seluruh PNS (sebagai pengganti DP3)

3 Jangka Waktu Penilaian

a Pemeriksa - Tugas Pemeriksaan

Sesuai dengan jangka waktu di surat tugas

- Tugas Sesuai Fungsi Januari ndash Minggu ke-2 Januari tahun berikutnya

b Non- Pemeriksa Januari-Minggu ke -2 Januari tahun berikutnya

Januari sd Desember tahun berjalan

4 Unsur yang Dinilai

a Sasaran Kerja b Kompetensi Perilaku c Kompetensi Teknis

a Sasaran Kerja b Kompetensi Perilaku

5 Penyusunan SKP Penyusunan SKP telah ditetapkan Organisasi mengacu pada hasil cascading

dan urutan jabatan

Penyusunan SKP merupakan kewajiban PNS

14

No Bahasan MAKIN PP 462011

6 Penilaian SKP a Mempertimbangkan aspek waktu

b Berdasarkan pencapaian target

c Skala nilai 1 - 5

a Mempertimbangkan aspek kuantitas kualitas waktu dan biaya

b Membandingkan antara realisasi dan target

c Skala Nilai 1-100

7 Aspek Penilaian Perilaku Kerja

Achievement Analytical Thinking Concern for order Information Seeking Teamwork dan Cooperation

Orientasi pelayanan integritas komitmen disiplin kerja sama dan kepemimpinan

8 Pihak yang Menilai

a Pemeriksa

- MAKIN Tugas Pemeriksaan Pejabat yang menilai Atasan Langsung sesuai dengan surat Tugas Pemeriksaan

- MAKIN Tugas Sesuai Fungsi Pejabat yang menilai Atasan Langsung sesuai dengan Pola Hubungan antar PFP

b Non-Pemeriksa (staf) Pejabat Struktural

Atasan Langsung paling rendah Pejabat Struktural setingkat eselon V atau pejabat lain yang ditentukan

9 Penilaian Kompetensi Perilaku

a Dilakukan melalui pengamatan dan bimbingan informal

b Skala nilai 1 - 5

a Dilakukan melaui pengamatan

b Skala Nilai 1-100

10 Total Penilaian Rerata bobot nilai SKP kompetensi perilaku dan kompetensi teknis

Penggabungan antara nilai SKP dan kompetensi perilaku

11 Bobot Nilai a Sasaran kerja 60 b Kompetensi Perilaku 20 c Kompetensi Teknis 20

a Sasaran kerja 60 b Kompetensi Perilaku 40

12 Sebutan Nilai Belum ada Ketetapan a 91 ndash ke atas sangat baik b 76 ndash 90 baik c 61 ndash 75 cukup d 51 ndash 60 kurang e 50 ke bawah buruk

13 Sanksi Tidak ada sanksi PNS yang tidak menyusun SKP dan Pejabat penilai yang tidak melaksanakan penilaian prestasi kerja dijatuhi hukuman disiplin

(Sumber Biro SDM BPK 2011)

Evaluasi atas Penerapan Balanced Scorecard sebagai Sistem Perencanaan

Strategis

Secara umum BPK telah menerapkan metode BSC dalam perumusan

rencana strategisnya hal ini terlihat dengan telah adanya pernyataan visi misi

nilai dasar dan tujuan strategi organisasi yang telah diterjemahkan ke dalam

berbagai sasaran strategis dalam empat perspektif BSC Pernyataan visi yang

digunakan BPK dalam rencana strategisnya telah efektif Hal tersebut disebabkan

pernyataan visi tersebut sudah menggambarkan harapan di masa depan menarik

dan menantang layak bersifat umum sehingga tidak dipengaruhi oleh perubahan

organisasi serta mudah dikomunikasikan karena singkat dan jelas pernyataan misi

yang digunakan BPK dalam rencana strategisnya telah efektif oleh karena

pernyataan misi tersebut telah cukup ringkas jelas unik bersifat umum sehingga

15

tidak dipengaruhi oleh perubahan organisasi menghendaki budaya organisasi

yang lebih baik memberikan inspirasi serta bersifat jangka panjang Nilai nilai

dasar yang digunakan BPK sudah memadai dan dapat menjadi landasan dalam

pelaksanaan misi untuk mencapai visi yang diinginkan Selain itu tujuan strategis

yang ditetapkan oleh BPK mampu mendukung pencapaian pernyataan misi yang

ada dan telah dilakukan penjabaran (cascading) atas tujuan strategis tersebut ke

dalam sasaran strategis yang memudahkan dalam pencapaian tujuan strategis

tersebut Selain itu BPK telah menentukan ukuran dan target kinerja yang hendak

dicapai dalam pencapaian sasaran strategis untuk jangka waktu tertentu Sasaran

strategis yang ada telah dijabarkan ke dalam berbagai inisiatif strategis yang

dipilih untuk dapat mewujudkan sasaran strategis tersebut Inisiatif strategis yang

ada telah dijabarkan menjadi kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dengan

output anggaran maupun satker koordinator satker pelaksana serta satker-satker

terkaitnya

Evaluasi atas Strategy Mapping BPK beserta prioritas Perspektif BSC

Pada strategy mapping BSC untuk organisasi sektor publik perspektif

pelanggan adalah tujuan yang utama yang diikuti oleh perspektif keuangan

perspektif proses internal serta yang terakhir adalah perspektif pertumbuhan dan

pembelajaran (Robertson dalam Mahsun 2009) Namun demikian pada strategy

mapping yang digunakan BPK di dalam Renstra 2011-2015 menunjukkan bahwa

yang utama adalah perspektif pelanggan yang diikuti dengan perspektif proses

internal perspektif pertumbuhan dan pembelajaran serta yang terakhir adalah

perspektif keuangan Terdapat perbedaan strategy mapping antara yang telah

dikemukakan oleh Robertson dengan strategy mapping yang digunakan BPK

yaitu menurut Robertson perspektif keuangan seharusnya menjadi tujuan yang

kedua setelah perspektif pelanggan sedangkan menurut BPK perspektif keuangan

adalah merupakan tujuan yang terakhir di bawah tiga perspektif lainnya

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kasubdit Perencanaan Strategis dan

Manajemen Kinerja BPK diketahui bahwa pertimbangan yang dipakai BPK dalam

menentukan prioritas perspektif BSC tersebut adalah BPK merupakan sebuah

institusi sektor publik yang tidak memiliki tugas fungsi dan kewenangan untuk

memungut pendapatan (baik pajak maupun bukan pajak) sehingga perspektif

keuangan di BPK hanya berupa anggaran belanja yang merupakan sumber daya

dalam melaksanakan tugas fungsi dan wewenangnya dalam rangka mencapai

tujuannya Oleh karena itu pencapaian pada perspektif keuangan digunakan oleh

BPK untuk mendukung pencapaian sasaran-sasaran strategis pada ketiga

perspektif lainnya Untuk institusi sektor publik lainnya yang memiliki tugas

fungsi dan kewenangan untuk memungut pendapatan di mana keuangan yang

dikelola terdiri dari pendapatan yang dipungut dan anggaran belanja maka

perspektif keuangan menjadi sangat relevan karena sangat dekat hubungannya

dengan perspektif pelanggan Berdasarkan uraian tersebut maka BPK

memutuskan untuk menempatkan perspektif keuangan di posisi paling bawah dengan tujuan untuk mendukung pencapaian target pada ketiga perspektif lainnya

sehingga diharapkan mampu mendukung pemenuhan tujuan-tujuan strategisnya

16

Evaluasi atas perspektif pada BSC yang telah diterapkan BPK dalam

Renstra 2011-2015 beserta pencapaian kinerjanya sampai dengan tahun

2012

Berikut adalah evaluasi atas perspektif pada BSC yang telah diterapkan BPK

dalam Renstra 2011-2015 beserta pencapaian kinerjanya sampai dengan tahun

2012

1 Perspektif Keuangan

Pencapaian Perspektif Keuangan 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

101 4450 3514 936 27755287000 13913007429 13842279571 55 21 34

Total 4450 3514 936 27755287000 13913007429 13842279571 55 21 34

Keterangan

IS 101 Penerapan Perencanaan dan Penganggaran Berbasis Kinerja secara Menyeluruh dan Konsisten

(Sumber data diolah)

Pencapaian perspektif keuangan sampai dengan 31 Desember 2012 belum

memiliki kinerja kegiatan yang baik karena masih terdapat kekurangan

realisasi kegiatan keluaran dan penyerapan anggaran

2 Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

Pencapaian Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

51 7500 7188 312 4720134000 3270937720 1449196280 12 3 9

52 8000 8433 -433 2011901000 1406262750 605638250 27 18 9

61 7270 6341 929 930314000 686326700 243987300 18 5 13

62 4000 3850 150 2832731306 288750000 2543981306 26 9 17

71 7725 4812 2913 4326975000 2370663010 1956311990 10 4 6

81 4575 4756 -181 2846074000 2663471400 182602600 38 11 27

82 3238 4067 -829 2095786000 1738586500 357199500 12 3 9

83 9228 8196 1032 2134455000 1145909575 988545425 118 12 106

84 7950 7244 706 5598031873 1824019303 3774012570 372 339 33

85 8500 8300 200 486215000 56800000 429415000 8 3 5

91 4975 4117 858 4046875000 2873431000 1173444000 15 4 11

92 5120 6860 -1740 1189325000 977521700 211803300 6 2 4

Total 6507 6180 326 33218817179 19302679658 13916137521 662 413 249

Keterangan

IS 51 Meningkatkan Efektifitas Pelaksanaan Review atas Pilar-Pilar SPKM IS 52 Penyempurnaan Kode Etik dan Pengembangan Perangkatnya IS 61 Percepatan Penyelesaian Peraturan BPK di Bidang Pemeriksaan Keuangan Negara IS 62 Harmonisasi Peraturan Perundang-Undangan di Bidang Pemeriksaan dan Pengelolaan Keuangan Negara IS 71 Perwujudan Organisasi dan Tata Laksana BPK yang Berkualitas IS 81 Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia berbasis Kompetensi Secara Konsisten dan Menyeluruh IS 82 Penerapan Manajemen Kinerja Individu (MAKIN) IS 83 Penerapan Jabatan Fungsional Pemeriksa (JFP) IS 84 Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Kompetensi IS 85 Penerapan Manajemen Karir Yang Jelas IS 91 Pemenuhan Ketersediaan Sarana dan Prasarana Kerja sesuai dengan Standar Sarana dan Prasarana IS 92 Penerapan e-bpk secara Menyeluruh dan Berkelanjutan

(Sumber data diolah)

Berdasarkan data pencapaian inisiatif-inisiatif strategis terkait pencapaian

perspektif pertumbuhan dan pembelajaran sampai dengan 31 Desember 2012

17

di atas diketahui bahwa terdapat empat inisiatif strategis yang memiliki kinerja

yang baik (IS 52 81 82 dan 92) di mana realisasi kegiatan telah melebihi

rencana namun untuk realisasi anggaran maupun keluarannya belum sesuai

rencana dan delapan inisiatif strategis (IS 51 61 62 71 83 84 85 dan

91) belum memiliki kinerja kegiatan penyerapan anggaran maupun keluaran

yang baik karena realisasinya masih di bawah rencana

3 Perspektif Proses Internal

Pencapaian Perspektif Proses Internal 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

21 10000 10000 - 1431185000 1012253131 418931869 3 3 -

22 7306 8126 -820 52014718000 18347626376 33667091624 3055 4262 -1207

23 6750 4245 2505 4343546000 1031927990 3311618010 17 6 11

24 6928 4250 2678 246348000 22625000 223723000 12 6 6

25 7890 6897 993 2785972000 338338600 2447633400 15 9 6

26 5425 5425 - 10376530894 25976097894 -15599567000 21 11 10

27 7750 8241 -491 888720000 599134000 289586000 41 12 29

28 4800 5800 -1000 5973896579 1386190514 4587706065 21 13 8

29 5900 6900 -1000 2701106000 900308935 1800797065 10 4 6

210 7060 2485 4575 1325539000 473167000 852372000 13 1 12

211 6600 5467 1133 448546000 499259000 -50713000 22 10 12

212 2000 4590 -2590 585593000 33211000 552382000 10 - 10

213 5250 2350 2900 1225961000 169169300 1056791700 8 1 7

214 1500 1750 -250 88444100000 140000000 88304100000 6 1 5

31 6111 2900 3211 1838450000 370173000 1468277000 13 1 12

41 5720 9154 -3434 256239000 13275000 242964000 10 4 6

42 7975 7359 616 572001000 48980000 523021000 22 8 14

Total 6174 5643 531 175458451473 51361736740 124096714733 3299 4352 -1053

Keterangan

IS 21 Peningkatan Mutu Perencanaan Pemeriksaan IS 22 Penerapan e-Audit IS 23 Optimalisasi Pemanfaatan Sistem Manajemen Pemeriksaan (SMP) IS 24 Pemanfaatan KAP untuk memeriksa untuk dan atas nama BPK IS 25 Peningkatan Efektivitas Penerapan Risk Based Audit (RBA) dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan IS 26 Peningkatan Kapasitas Pemeriksaan Kinerja IS 27 Peningkatan Kapasitas Pemeriksaan Investigatif IS 28 Pelaksanaan Pemeriksaan dengan Perspektif Lingkungan IS 29 Peningkatan Kapasitas PDTT IS 210 Peningkatan Mutu Pelaporan Hasil Pemeriksaan IS 211 Peningkatan Kualitas Pemberian Keterangan Ahli IS 212 Peningkatan Kualitas Pemberian Bantuan Hukum untuk Pemeriksa IS 213 Peningkatan Kualitas Manajemen Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) IS 214 Peningkatan Pemberdayaan APIP dalam Wewenang dan Tanggung Jawab BPK IS 31 Optimalisasi Pemberian Pendapat BPK IS 41 Percepatan Penyelesaian Tuntutan Perbendaharaan IS 42 Peningkatan Pemantauan Penyelesaian Ganti Kerugian NegaraDaerah

(Sumber data diolah)

Berdasarkan data pencapaian inisiatif-inisiatif strategis terkait pencapaian

perspektif proses internal sampai dengan 31 Desember 2012 di atas diketahui

bahwa terdapat satu inisiatif strategis (IS 21) yang memiliki kinerja yang

sangat baik di mana realisasinya sama atau melebihi rencana baik dari segi

kegiatan anggaran maupun keluaran delapan inisiatif strategis (IS 22 26

27 28 29 212 214 dan 41) yang memiliki kinerja yang baik di mana

realisasi kegiatan melebihi rencana namun untuk realisasi anggaran maupun

keluarannya belum sesuai rencana lima inisiatif strategis (IS 23 24 25 211

18

dan 42) yang belum memiliki kinerja kegiatan penyerapan anggaran maupun

keluaran yang baik karena realisasinya masih di bawah rencana dan tiga

inisiatif strategis (IS 210 213 dan 31) yang perlu mendapat perhatian karena

realisasi kegiatannya lebih kecil dari rencana dan realisasi keluarannya

mengalami keterlambatan yang sangat banyak dari rencana yang telah

ditetapkan

4 Perspektif Pelanggan

Pencapaian Perspektif Pelanggan 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

11 7600 4680 2920 1410802500 295728980 1115073520 22 9 13

12 8200 11368 -3168 19263340000 15072255953 4191084047 230 369 -139

Total 7900 8024 -124 20674142500 15367984933 5306157567 252 378 -126

Keterangan

IS 11 Peningkatan Pengelolaan Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan IS 12 Peningkatan Mutu Hubungan Kelembagaan dengan Pemangku Kepentingan

(Sumber data diolah)

Berdasarkan data pencapaian inisiatif-inisiatif strategis perspektif pelanggan

sampai dengan 31 Desember 2012 di atas diketahui bahwa inisiatif strategis

11 belum memiliki kinerja kegiatan penyerapan anggaran maupun keluaran

yang baik karena masih mengalami kekurangan realisasi kegiatan keluaran

dan penyerapan anggaran dari rencana yang diharapkan Namun demikian

inisiatif strategis 12 memiliki kinerja yang sangat baik karena realisasi

kegiatan serta keluaran melebihi rencana dan adanya penghematan penyerapan

anggaran

Rekapitulasi Perspektif BSC BPK 31 Desember 2012 Perspektif Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

Keuangan 4450 3514 936 27755287000 13913007429 13842279571 55 21 34

Pertumbuhan 6507 6180 326 33218817179 19302679658 13916137521 662 413 249

Internal 6174 5643 531 175458451473 51361736740 124096714733 3299 4352 -1053

Pelanggan 7900 8024 -124 20674142500 15367984933 5306157567 252 378 -126

Total 6353 5927 426 257106698152 99945408760 157161289392 4268 5164 -896

(Sumber data diolah)

Penyelesaian seluruh kegiatan IS telah mencapai 5927 Pencapaian

tersebut masih di bawah target yang telah direncanakan sebesar 6353

Berdasarkan sisi anggaran realisasi penyerapan anggaran secara keseluruhan baru

mencapai 3887 Perlu dilakukan analisis lebih lanjut apakah capaian ini

diakibatkan adanya efisiensi dalam proses pelaksanaan kegiatan atau dikarenakan

proses perencanaan kebutuhan anggaran yang kurang akurat Namun demikian

peneliti berpendapat bahwa hal ini juga kemungkinan dapat disebabkan oleh

model BSC pada Renstra BPK 2011-2015 yang menempatkan perspektif

keuangan pada posisi terbawah sehingga terdapat ketidakselarasan antara

pencapaian kegiatan dan keluaran dengan penyerapan anggaran Sedangkan dari

segi keluaran realisasi keluaran secara keseluruhan telah melebihi target yang

direncanakan Hal ini sebagian besar diakibatkan adanya realisasi penyelesaian

keluaran IS yang terjadi selama proses pelaksanaan kegiatan serta adanya

19

perbedaan satuan keluaran yang diukur di setiap kegiatan Berdasarkan

rekapitulasi di atas juga dapat disimpulkan bahwa perspektif BSC yang memiliki

kinerja terbaik di BPK adalah perspektif pelanggan karena realisasi kegiatan dan

keluarannya telah melebihi rencana yang ditetapkan dengan adanya penghematan

atas penyerapan anggaran Sedangkan perspektif BSC yang paling buruk

kinerjanya adalah perspektif keuangan karena dari segi realisasi kegiatan

penyerapan anggaran dan keluarannya masih belum mencapai rencana yang

diharapkan selain itu kekurangan realisasi keluarannya masih jauh dari rencana

yang diharapkan yaitu sebesar 6182

Evaluasi atas Mekanisme Pengukuran Kinerja organisasi dan individu yang

berdasarkan metode BSC

BPK telah memiliki suatu mekanisme untuk mengukur pencapaikan

kinerja organisasi dan individu yang berdasarkan metode BSC namun demikian

peneliti menilai bahwa masih terdapat beberapa kelemahan dalam mekanisme

pengukuran kinerja yang ada yaitu sebagai berikut

1 Mekanisme pengukuran kinerja organisasi yang ada hanya mampu mengukur

kinerja organisasi pada level eselon 1 dan eselon 2 saja sedangkan untuk level

eselon 3 eselon 4 maupun struktur fungsional tim pemeriksaan tidak terdapat

mekanisme pengukuran kinerjanya

2 Untuk mekanisme pengukuran kinerja individu masih terdapat ketidakjelasan

mengenai sistem mana yang akan dipakai dalam mengukur kinerja individual

para pegawai BPK karena sistem yang telah berjalan dari tahun 2011 yaitu

MAKIN BPK tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011

tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS yang harus mulai diterapkan pada 1

Januari 2014 Selain itu terdapat beberapa kekurangan pada Peraturan

Pemerintah nomor 46 tahun 2011 jika dibandingkan dengan MAKIN BPK

khususnya dalam mengukur kinerja para pemeriksa BPK yaitu di mana

MAKIN BPK mengukur sasaran kerja kompetensi perilaku dan kompetensi

teknis sedangkan Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 hanya mengukur

sasaran kerja dan kompetensi perilaku saja tanpa mengukur kompetensi teknis

Namun demikian MAKIN BPK yang telah berjalan selama ini juga memiliki

kelemahan yaitu MAKIN BPK hanya mengukur kinerja pegawai BPK yang

bertugas sebagai pemeriksa saja sedangkan untuk pegawai BPK non

pemeriksa tidak dapat diukur kinerjanya

5 KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan pada bab 4 dapat

diambil kesimpulan mengenai analisis BSC sebagai suatu sistem perencanaan

strategis dan pengukuran kinerja pada BPK sebagai berikut

20

1 Secara umum BPK telah menerapkan metode BSC dalam perencanaan

strategisnya dengan adanya pernyataan visi dan misi yang efektif nilai dasar

yang jelas dan dapat diterapkan serta tujuan strategi organisasi yang telah

diterjemahkan ke dalam berbagai sasaran strategis dalam empat perspektif

BSC

2 Terdapat perbedaan strategy mapping antara yang telah dikemukakan oleh

Robertson dalam Mahsun (2009) dengan strategy mapping yang digunakan

BPK menurut Robertson perspektif keuangan seharusnya menjadi tujuan yang

kedua setelah perspektif pelanggan sedangkan menurut BPK perspektif

keuangan adalah merupakan tujuan yang terakhir di bawah tiga perspektif

lainnya Hal ini disebabkan posisi BPK sebagai sebuah institusi sektor publik

yang tidak memiliki tugas fungsi dan kewenangan untuk memungut

pendapatan (baik pajak maupun bukan pajak) sehingga perspektif keuangan di

BPK hanya berupa anggaran belanja saja yang merupakan sumber daya dalam

melaksanakan tugas fungsi dan wewenangnya dalam rangka mencapai

tujuannya Oleh karena itu pencapaian pada perspektif keuangan digunakan

oleh BPK untuk mendukung pencapaian sasaran-sasaran strategis pada ketiga

perspektif lainnya

3 Hasil evaluasi atas perspektif pada BSC sampai tingkat inisiatif strategis yang

telah diterapkan BPK dalam Renstra 2011-2015 beserta pencapaian kinerjanya

sampai dengan tahun 2012 dapat disimpulkan bahwa terdapat dua inisiatif

strategis yang memiliki kinerja sangat baik yaitu realisasinya sama atau

melebih rencana baik dari segi kegiatan anggaran maupun keluaran yaitu

inisiatif strategis 12 dan 21 Dua belas inisiatif strategis yang memiliki kinerja

baik yaitu realisasi kegiatannya melebihi rencana namun untuk realisasi

anggaran maupun keluarannya belum sesuai rencana lima belas inisiatif

strategis yang belum memiliki kinerja kegiatan maupun keluaran baik

sehingga masih memerlukan peningkatan pencapaian realisasi serta tiga

inisiatif strategis yang perlu mendapat perhatian karena realisasi kegiatannya

lebih kecil dari rencana dan mengalami keterlambatan yang sangat banyak dari

rencana yang telah ditetapkan

4 Perspektif BSC yang memiliki kinerja terbaik di BPK adalah perspektif

pelanggan karena realisasi kegiatan dan keluarannya telah melebihi rencana

yang ditetapkan dengan adanya penghematan atas penyerapan anggaran

Sedangkan perspektif BSC yang paling buruk kinerjanya adalah perspektif

keuangan karena dari segi realisasi kegiatan penyerapan anggaran dan

keluarannya masih belum mencapai rencana yang diharapkan

5 BPK telah memiliki suatu mekanisme untuk mengukur pencapaikan kinerja

organisasi dan individu yang berdasarkan metode BSC walaupun masih

terdapat kelemahan dalam mekanisme pengukuran kinerja organisasi dan

individu tersebut

6 Mekanisme pengukuran kinerja organisasi yang ada tidak mampu mengukur

kinerja keseluruhan organisasi karena hanya mampu mengukur kinerja organisasi pada level eselon 1 dan eselon 2 saja sedangkan untuk level eselon

3 eselon 4 maupun struktur fungsional tim pemeriksaan tidak terdapat

mekanisme pengukuran kinerjanya

7 Terdapat ketidakjelasan mengenai sistem mana yang akan dipakai dalam

mekanisme pengukuran kinerja individunya karena sistem yang telah berjalan

21

dari tahun 2011 yaitu MAKIN BPK tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah

nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS yang harus mulai

diterapkan pada 1 Januari 2014

Saran

Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil analisis BSC sebagai suatu

sistem perencanaan strategis dan pengukuran kinerja pada BPK adalah sebagai

berikut

1 Perlu ada penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh keputusan BPK dalam

menempatkan perspektif keuangan di bawah ketiga perspektif BSC lainnya

terhadap pencapaian kinerja inisiatif-inisiatif strategisnya

2 BPK perlu memastikan penyelesaian seluruh kegiatan IS sesuai dengan

rencana dan target yang telah ditetapkan baik dari sisi jadwal penyelesaian

kegiatan rencana keluaran maupun efisiensi pemanfaatan anggaran karena IS

merupakan kegiatan strategis yang mempengaruhi keberhasilan BPK dalam

implementasi Renstra BPK 2011-2015

3 BPK perlu mengubah mekanisme pengukuran kinerja organisasinya sehingga

dapat mengukur kinerja organisasi pada level eselon 3 eselon 4 dan struktur

fungsional tim pemeriksaannya

4 BPK perlu menetapkan mekanisme pengukuran kinerja individu yang jelas dan

sesuai dengan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi

Kerja PNS namun tetap dapat mengukur kompetensi teknis pemeriksanya

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Ilmiah dan Buku

Kaplan Robert S dan David Norton 1992 The Balanced Scorecard Measures that Drive

Performance Harvard Business Review

Luis S dan Biromo PA 2008 Step by Step in Cascading Balanced Scorecard to

Fundamental Scorecards PT Gramedia Pustaka Umum Jakarta

Mahmudi 2010 Manajemen Kinerja Sektor Publik STIE YKPN Jakarta

Mahsun Muhamad 2006 Pengukuran Kinerja Sektor Publik BPFE Yogyakarta

Moleong Lexy 2006 Metodologi Penelitian Kualitatif PT Remaja Rosdakarya

Bandung

Niven PR 2003 Balanced Scorecard Step by Step for Governmental and

Nonprofit Agencies John Wiley amp Sons Inc New York

22

Prawirosentono Suyadi 2008 Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan

Kinerja Karyawan BPFE Yogyakarta

Sekaran Uma 2006 Research Methods for Business Metedologi Penelitian

untuk Bisnis Penerbit Salemba Empat Jakarta

Sugiyono 2008 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Penerbit

Alfabeta Bandung

Umar Haryono 2006 Strategic Control Penerbit Universitas Trisakti Jakarta

Wibowo 2007 Manajemen Kinerja PT Raja Grafindo Parsada Jakarta

Yuwono S Sukarno E dan Ikhsan M 2002 Petunjuk Praktis Penyusunan

Balanced Scorecard-Menuju Organisasi yang Berfoukus pada Strategi

PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Zeithaml V A Berry L L and Parasuraman A 1996 The behavioral consequences of

Service quality Journal of Marketing Vol 60

Peraturan

Keputusan BPK nomor 3KI-XIII252011 Tentang Perubahan atas Keputusan

BPK nomor 7KI-XIII122010 tentang Rencana Strategis BPK Tahun

Anggaran 2011 sampai dengan 2015 Jakarta

Keputusan Sekretaris Jenderal BPK nomor 238KX-XIII252011 Tentang

Rencana Implementasi Renstra BPK TA 2011 sd 2015 Jakarta

Keputusan Sekretaris Jenderal BPK nomor 112KX-XIII222012 Tentang

Manajemen Kinerja Individu Tugas Pemeriksaan Jakarta

Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja

PNS Jakarta

Surat Edaran Sekretaris Jenderal BPK nomor 08SEX-XIII242011 Tentang

Implementasi Sistem Manajemen Kinerja Individu dalam Tugas

Pemeriksaan di Lingkungan BPK Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan

Negara Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2006 Tentang Badan

Pemeriksa Keuangan Jakarta

Page 8: ANALISIS BALANCED SCORECARD SEBAGAI SUATU SISTEM

8

Setelah mendapatkan data-data yang diperlukan maka langkah-langkah

analisis data adalah sebagai berikut

1 Menganalisis visi misi dan tujuan strategis BPK dengan memperjelas dan

menjabarkannya ke dalam empat perspektif BSC

2 Menganalisis tujuan strategis sasaran strategis dan indikator kinerja utama

yang dikelompokkan ke dalam masing-masing perspektif

3 Menganalisis peta strategis dari sasaran-sasaran strategis yang

memvisualisasikan pola keterkaitan antar sasaran strategis tersebut

4 Menganalisis target untuk setiap pengukuran yang ada dan inisiatif strategis

yang dapat membantu tercapainya target yang dituju tersebut

5 Menganalisis proses implementasi Renstra BPK yang telah menggunakan

pendekatan BSC tersebut dan sistem pengukuran kinerjanya baik kinerja

organisasi maupun kinerja individu

4 PEMBAHASAN

Gambaran Umum BPK

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) merupakan satu lembaga negara yang

bebas dan mandiri dalam memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan

negara Secara hukum kedudukan BPK diatur dalam Undang Undang Dasar 1945

pada pasal 23E 23F dan 23G serta Undang Undang nomor 15 tahun 2006

tentang BPK Untuk melaksanakan tugas dan wewenangnya BPK didukung oleh

seperangkat Undang Undang di bidang keuangan negara yaitu Undang Undang

nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara Undang Undang nomor 1 tahun

2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Undang Undang nomor 15 tahun 2004

tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara

Peraturan perundangan-undangan tersebut secara bersama-sama menegaskan

kedudukan dan peran BPK sebagai lembaga pemeriksa keuangan negara yang

bebas dan mandiri

BPK bertugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan

negara yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah Lembaga

Negara lainnya Bank Indonesia Badan Usaha Milik Negara Badan Layanan

Umum Badan Usaha Milik Daerah dan lembaga atau badan lain yang mengelola

keuangan negara Jenis pemeriksaan yang dilakukan BPK terdiri dari

(i) Pemeriksaan keuangan dalam rangka memberikan pernyataan opini tentang

tingkat kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan pemerintah

(ii) Pemeriksaan kinerja meliputi aspek ekonomi efisiensi dan efektivitas

program dan kegiatan pemerintah dan (iii) Pemeriksaan dengan tujuan tertentu yang dilakukan dengan tujuan khusus di luar pemeriksaan keuangan dan

pemeriksaan kinerja Termasuk dalam pemeriksaan tujuan tertentu ini adalah

pemeriksaan atas hal-hal lain yang berkaitan dengan keuangan pemeriksaan

investigatif dan pemeriksaan atas permintaan (audit on request) Pihak-pihak

yang berkepentingan terhadap hasil pemeriksaan BPK meliputi lembaga

9

perwakilan (DPR DPD DPRD) pemerintah (instansi pemerintah yang

diperiksaauditee dan instansi penegak hukum) lembaga lain yang dibentuk

berdasarkan undang-undang warga negara Indonesia dan lembaga-lembaga

internasional

Rencana Strategis BPK 2011 ndash 2015

Rencana Strategis (Renstra) BPK 2011 sd 2015 beserta implementasinya

diatur di dalam Keputusan BPK nomor 3KI-XIII252011 tanggal 19 Mei 2011

tentang Perubahan atas Keputusan BPK nomor 7KI-XIII122010 tentang

Rencana Strategis BPK Tahun Anggaran 2011 sampai dengan 2015 dan

Keputusan Sekretaris Jenderal BPK nomor 238KX-XIII252011 tanggal 9 Mei

2011 tentang Rencana Implementasi Renstra BPK TA 2011 sd 2015

Dalam Renstra BPK 2011 sd 2015 BPK telah menetapkan visi misi

tujuan strategis sasaran strategis indikator kinerja utama serta peta strategis

sebagai berikut

1 Visi

Menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara yang kredibel dengan

menjunjung tinggi nilai-nilai dasar untuk berperan aktif dalam mendorong

terwujudnya tata kelola keuangan negara yang akuntabel dan transparan

2 Misi

1) Memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara

2) Memberikan pendapat untuk meningkatkan mutu pengelolaan dan tanggung

jawab keuangan negara dan

3) Berperan aktif dalam menemukan dan mencegah segala bentuk

penyalahgunaan dan penyelewengan keuangan negara

3 Nilai Dasar

1) Independensi

Nilai independensi yang ditanamkan adalah independensi baik secara

kelembagaan organisasi maupun individu Hal ini berarti bahwa BPK

bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan pribadi ekstern

danatau organisasi yang dapat mempengaruhi independensi dalam semua

hal yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan

2) Integritas

Nilai integritas ini dibangun dengan bersikap jujur obyektif dan tegas

dalam menerapkan prinsip nilai dan keputusan

3) Profesionalisme

Nilai profesionalisme dibangun dengan menerapkan prinsip kehati-hatian

ketelitian dan kecermatan serta berpedoman kepada standar yang berlaku

4 Tujuan Strategis

1) Mendorong terwujudnya pengelolaan keuangan negara yang tertib taat pada

peraturan perundang-undangan ekonomis efisien efektif transparan dan

bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan

2) Mewujudkan pemeriksaan yang bermutu untuk menghasilkan laporan hasil pemeriksaan yang bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan pemangku

kepentingan dan

3) Mewujudkan birokrasi yang modern di BPK

10

5 Sasaran Strategis

Sasaran Strategis BPK dalam Renstra 2011 sd 2015 Perspektif BSC Sasaran Strategis Tujuan Strategis

Pemenuhan Kebutuhan dan Harapan Pemilik

Kepentingan

Meningkatkan Efektivitas Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan dan Memenuhi Harapan Pemangku Kepentingan

Mendorong terwujudnya pengelolaan keuangan negara yang tertib taat pada peraturan perundang-undangan ekonomis efisien efektif transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan

Pengelolaan Fungsi Strategis

Meningkatkan Fungsi Manajemen Pemeriksaan

Mewujudkan pemeriksaan yang bermutu untuk menghasilkan laporan hasil pemeriksaan yang bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan pemangku kepentingan

Meningkatkan Mutu Pemberian Pendapat dan Pertimbangan

Meningkatkan Percepatan Penetapan Tuntutan Perbendaharaan dan Pemantauan Penyelesaian Ganti KN

Pertumbuhan dan Pembelajaran

Organisasi

Meningkatkan Efektivitas Penerapan Sistem Pemerolehan Keyakinan Mutu

Pemenuhan dan Harmonisasi Peraturan di Bidang Pemeriksaan Keuangan Negara

Meningkatkan Mutu Kelembagaan dan Ketatalaksanaan

Mewujudkan birokrasi yang modern di BPK

Meningkatkan Kompetensi SDM dan Dukungan Manajemen

Meningkatkan Pemenuhan Standar dan Mutu Sarana dan Prasarana

Keuangan Meningkatkan Pemanfaatan Anggaran

(Sumber Rencana Strategis BPK 2011)

6 Indikator Kinerja Utama

Indikator Kinerja Utama BPK dalam Renstra 2011 sd 2015 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

Meningkatkan Efektivitas Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan dan

Memenuhi Harapan Pemangku Kepentingan

Persentase rekomendasi hasil pemeriksaan yang ditindaklanjuti

Persentase laporan tindak pidana yang ditindaklanjuti instansi penegak hukum

Indeks kepuasan pemangku kepentingan atas hasil pemeriksaan BPK

Meningkatkan Fungsi Manajemen Pemeriksaan

Jumlah Laporan Hasil Pemeriksaan yang diterbitkan

Ketepatan waktu proses pelaksanaan dan pelaporan pemeriksaan

Persentase pemenuhan quality assurance dalam

pemeriksaan

Meningkatkan Mutu Pemberian Pendapat dan Pertimbangan

Jumlah pendapat BPK yang diterbitkan

Meningkatkan Percepatan Penetapan Tuntutan Perbendaharaan dan

Pemantauan Penyelesaian Ganti Kerugian Negara

Persentase penyelesaian penetapan tuntutan perbendaharaan

Jumlah laporan pemantauan kerugian negara yang diterbitkan

Meningkatkan Efektivitas Penerapan Sistem Pemerolehan

Keyakinan Mutu

Persentase rekomendasi peer review yang

ditindaklanjuti

11

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

Pemenuhan dan Harmonisasi Peraturan di Bidang Pemeriksaan

Keuangan Negara

Persentase pemenuhan penyusunan peraturan BPK

Meningkatkan Mutu Kelembagaan dan Ketatalaksanaan

Persentase pemenuhan ketersediaan perangkat lunak (juknisjuklak) pemeriksaannon pemeriksaan

Meningkatkan Kompetensi SDM dan Dukungan Manajemen

Persentase pegawai yang memenuhi standar kompetensi yang dipersyaratkan

Persentase pemenuhan standar jam pelatihan pemeriksa

Indeks kepuasan kerja pegawai

Meningkatkan Pemenuhan Standar dan Mutu Sarana dan

Prasarana

Persentase pemenuhan standar sarana dan prasarana kerja

Persentase proses bisnis yang telah memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Meningkatkan Pemanfaatan Anggaran

Opini atas Laporan Keuangan BPK

Persentase Pemanfaatan Anggaran

(Sumber Rencana Strategis BPK 2011)

7 Peta Strategis

Peta Strategis BPK dalam Renstra 2011 sd 2015

(Sumber Rencana Strategis BPK 2011)

12

Implementasi Renstra BPK 2011 ndash 2015

Dalam implementasinya BPK telah mengembangkan 32 Inisiatif Strategis

(IS) berupa proyek yang berisi kegiatan-kegiatan yang merupakan critical success

factor dalam pencapaian sasaran strategis Inisiatif Strategis (IS) tersebut disajikan

dalam bentuk kegiatan yang merupakan critical success factor pencapaian

Sasaran Strategis

Mekanisme Penilaian Kinerja Organisasi

Pada awal pelaksanaan setiap IS akan dilaksanakan kick off meeting dalam

rangka koordinasi pelaksanaan kegiatan-kegiatan IS di antara satker-satker yang

terlibat Setiap satker sesuai dengan perannya dalam implementasi IS

melaksanakan kegiatan IS yang menjadi tanggung jawabnya Untuk dapat

memantau perkembangan pelaksanaan IS setiap satker pelaksana menyampaikan

laporan pelaksanaan kegiatan IS kepada satker koordinator dan Direktorat PSMK

Direktorat PSMK mengembangkan sistem aplikasi SIMAK BPK yang

akan dimanfaatkan untuk memantau pelaksanaan kegiatan IS Laporan

pelaksanaan kegiatan IS akan dimasukkan ke dalam sistem aplikasi tersebut

sehingga Direktorat PSMK dapat melakukan pemantauan terhadap perkembangan

seluruh IS Berdasarkan hasil pemantauan pelaksanaan seluruh IS Direktorat

PSMK secara periodik akan menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan

IS kepada forum eselon 1 dan Badan

Direktorat PSMK berperan untuk melaksanakan koordinasi pemantauan

dan evaluasi pelaksanaan kegiatan IS Kegiatan pemantauan dilaksanakan dalam

proses implementasi kegiatan dalam IS untuk memastikan bahwa kegiatan dapat

dimplementasikan secara baik Kegiatan evaluasi ditujukan untuk mengambil

langkah pembelajaran dan mengelola umpan balik selama proses pelaksanaan

kegiatan dan mengambil langkah korektif untuk mengatasi permasalahan dan

hambatan yang ada serta mengarahkan bahwa keluaran dan hasil yang diharapkan

dari pelaksanaan setiap IS akan dapat tercapai

Dalam pelaksanaan pemantauan dan evaluasi tujuan yang ingin dicapai

adalah memastikan bahwa kegiatan yang dilaksanakan untuk masing-masing IS

telah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan baik dari segi waktu biaya

maupun cakupan kegiatan (keluaran dan hasil)

Inisiatif strategis yang dijabarkan dalam Rencana Implementasi Renstra

telah disusun berdasarkan indikator kinerja utama dan sasaran strategis BPK

Wide Eselon 1 bertanggung jawab atas pelaksanaan IS yang menjadi tanggung

jawabnya Kegiatan-kegiatan dalam inisiatif strategis dikoordinasikan dan

dilaksanakan oleh satker eselon 2 sesuai dengan pembagian koordinator dan

pelaksana IS Untuk memastikan pelaksanaan kegiatan inisiatif strategis

Direktorat PSMK mengembangkan aplikasi manajemen proyek sebagai bagian

dari sistem manajemen kinerja (SIMAK) BPK Pemantauan terhadap pelaksanaan

kegiatankegiatan inisiatif strategis dilakukan berdasarkan laporan kegiatan periodik yang disampaikan seluruh satker kepada Direktorat PSMK Hasil

pemantauan digunakan untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan implementasi IS

dalam mendukung pencapaian indikator kinerja utama dan sasaran strategis BPK

Wide

13

Untuk memberikan pedoman yang jelas kepada Direktorat PSMK dalam

melakukan pemantauan dan evaluasi Direktorat PSMK akan menyusun SOP

tentang pengelolaan inisiatif strategis termasuk di dalamnya pengembangan

aplikasi yang akan digunakan dalam proses pemantauan dan evaluasi Di samping

itu untuk memberikan kejelasan mengenai peran seluruh pihak yang terlibat

dalam implementasi IS baik sebagai sponsor penanggung jawab satker

koordinator satker pelaksana maupun satker terkait BPK akan menyusun dan

mengembangkan pedoman change management yang dapat digunakan sebagai

acuan dalam pelaksanaan kegiatan dalam IS

Mekanisme Penilaian Kinerja Individu Dalam hal pengukuran kinerja individu BPK telah membentuk suatu

sistem yang disebut dengan Manajemen Kinerja Individu (MAKIN) Selain itu

Pemerintah juga telah mengundangkan sebuah Peraturan Pemerintah nomor 46

tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS Berikut adalah perbandingan

antara MAKIN BPK dengan Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 tentang

Penilaian Prestasi Kerja PNS

Perbandingan MAKIN BPK dengan PP nomor 46 tahun 2011 No Bahasan MAKIN PP 462011

1 Definisi Manajemen Kinerja Individu (MAKIN) adalah proses pengelolaan kinerja individu yang terdiri atas tiga tahap yang saling berkesinambungan yaitu Tahap Perencanaan Tahap Bimbingan dan Tahap Penilaian

Prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh setiap PNS pada satuan organisasi sesuai dengan sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja

2 Ruang Lingkup a MAKIN saat ini berlaku bagi Pemeriksa atas Tugas Pemeriksaan dan Tugas Sesuai Fungsi (Tugas sesuai fungsi akan berlaku efektif pada tahun 2013)

b Ke depannya MAKIN akan diberlakukan untuk seluruh pegawai BPK

Berlaku kepada seluruh PNS (sebagai pengganti DP3)

3 Jangka Waktu Penilaian

a Pemeriksa - Tugas Pemeriksaan

Sesuai dengan jangka waktu di surat tugas

- Tugas Sesuai Fungsi Januari ndash Minggu ke-2 Januari tahun berikutnya

b Non- Pemeriksa Januari-Minggu ke -2 Januari tahun berikutnya

Januari sd Desember tahun berjalan

4 Unsur yang Dinilai

a Sasaran Kerja b Kompetensi Perilaku c Kompetensi Teknis

a Sasaran Kerja b Kompetensi Perilaku

5 Penyusunan SKP Penyusunan SKP telah ditetapkan Organisasi mengacu pada hasil cascading

dan urutan jabatan

Penyusunan SKP merupakan kewajiban PNS

14

No Bahasan MAKIN PP 462011

6 Penilaian SKP a Mempertimbangkan aspek waktu

b Berdasarkan pencapaian target

c Skala nilai 1 - 5

a Mempertimbangkan aspek kuantitas kualitas waktu dan biaya

b Membandingkan antara realisasi dan target

c Skala Nilai 1-100

7 Aspek Penilaian Perilaku Kerja

Achievement Analytical Thinking Concern for order Information Seeking Teamwork dan Cooperation

Orientasi pelayanan integritas komitmen disiplin kerja sama dan kepemimpinan

8 Pihak yang Menilai

a Pemeriksa

- MAKIN Tugas Pemeriksaan Pejabat yang menilai Atasan Langsung sesuai dengan surat Tugas Pemeriksaan

- MAKIN Tugas Sesuai Fungsi Pejabat yang menilai Atasan Langsung sesuai dengan Pola Hubungan antar PFP

b Non-Pemeriksa (staf) Pejabat Struktural

Atasan Langsung paling rendah Pejabat Struktural setingkat eselon V atau pejabat lain yang ditentukan

9 Penilaian Kompetensi Perilaku

a Dilakukan melalui pengamatan dan bimbingan informal

b Skala nilai 1 - 5

a Dilakukan melaui pengamatan

b Skala Nilai 1-100

10 Total Penilaian Rerata bobot nilai SKP kompetensi perilaku dan kompetensi teknis

Penggabungan antara nilai SKP dan kompetensi perilaku

11 Bobot Nilai a Sasaran kerja 60 b Kompetensi Perilaku 20 c Kompetensi Teknis 20

a Sasaran kerja 60 b Kompetensi Perilaku 40

12 Sebutan Nilai Belum ada Ketetapan a 91 ndash ke atas sangat baik b 76 ndash 90 baik c 61 ndash 75 cukup d 51 ndash 60 kurang e 50 ke bawah buruk

13 Sanksi Tidak ada sanksi PNS yang tidak menyusun SKP dan Pejabat penilai yang tidak melaksanakan penilaian prestasi kerja dijatuhi hukuman disiplin

(Sumber Biro SDM BPK 2011)

Evaluasi atas Penerapan Balanced Scorecard sebagai Sistem Perencanaan

Strategis

Secara umum BPK telah menerapkan metode BSC dalam perumusan

rencana strategisnya hal ini terlihat dengan telah adanya pernyataan visi misi

nilai dasar dan tujuan strategi organisasi yang telah diterjemahkan ke dalam

berbagai sasaran strategis dalam empat perspektif BSC Pernyataan visi yang

digunakan BPK dalam rencana strategisnya telah efektif Hal tersebut disebabkan

pernyataan visi tersebut sudah menggambarkan harapan di masa depan menarik

dan menantang layak bersifat umum sehingga tidak dipengaruhi oleh perubahan

organisasi serta mudah dikomunikasikan karena singkat dan jelas pernyataan misi

yang digunakan BPK dalam rencana strategisnya telah efektif oleh karena

pernyataan misi tersebut telah cukup ringkas jelas unik bersifat umum sehingga

15

tidak dipengaruhi oleh perubahan organisasi menghendaki budaya organisasi

yang lebih baik memberikan inspirasi serta bersifat jangka panjang Nilai nilai

dasar yang digunakan BPK sudah memadai dan dapat menjadi landasan dalam

pelaksanaan misi untuk mencapai visi yang diinginkan Selain itu tujuan strategis

yang ditetapkan oleh BPK mampu mendukung pencapaian pernyataan misi yang

ada dan telah dilakukan penjabaran (cascading) atas tujuan strategis tersebut ke

dalam sasaran strategis yang memudahkan dalam pencapaian tujuan strategis

tersebut Selain itu BPK telah menentukan ukuran dan target kinerja yang hendak

dicapai dalam pencapaian sasaran strategis untuk jangka waktu tertentu Sasaran

strategis yang ada telah dijabarkan ke dalam berbagai inisiatif strategis yang

dipilih untuk dapat mewujudkan sasaran strategis tersebut Inisiatif strategis yang

ada telah dijabarkan menjadi kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dengan

output anggaran maupun satker koordinator satker pelaksana serta satker-satker

terkaitnya

Evaluasi atas Strategy Mapping BPK beserta prioritas Perspektif BSC

Pada strategy mapping BSC untuk organisasi sektor publik perspektif

pelanggan adalah tujuan yang utama yang diikuti oleh perspektif keuangan

perspektif proses internal serta yang terakhir adalah perspektif pertumbuhan dan

pembelajaran (Robertson dalam Mahsun 2009) Namun demikian pada strategy

mapping yang digunakan BPK di dalam Renstra 2011-2015 menunjukkan bahwa

yang utama adalah perspektif pelanggan yang diikuti dengan perspektif proses

internal perspektif pertumbuhan dan pembelajaran serta yang terakhir adalah

perspektif keuangan Terdapat perbedaan strategy mapping antara yang telah

dikemukakan oleh Robertson dengan strategy mapping yang digunakan BPK

yaitu menurut Robertson perspektif keuangan seharusnya menjadi tujuan yang

kedua setelah perspektif pelanggan sedangkan menurut BPK perspektif keuangan

adalah merupakan tujuan yang terakhir di bawah tiga perspektif lainnya

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kasubdit Perencanaan Strategis dan

Manajemen Kinerja BPK diketahui bahwa pertimbangan yang dipakai BPK dalam

menentukan prioritas perspektif BSC tersebut adalah BPK merupakan sebuah

institusi sektor publik yang tidak memiliki tugas fungsi dan kewenangan untuk

memungut pendapatan (baik pajak maupun bukan pajak) sehingga perspektif

keuangan di BPK hanya berupa anggaran belanja yang merupakan sumber daya

dalam melaksanakan tugas fungsi dan wewenangnya dalam rangka mencapai

tujuannya Oleh karena itu pencapaian pada perspektif keuangan digunakan oleh

BPK untuk mendukung pencapaian sasaran-sasaran strategis pada ketiga

perspektif lainnya Untuk institusi sektor publik lainnya yang memiliki tugas

fungsi dan kewenangan untuk memungut pendapatan di mana keuangan yang

dikelola terdiri dari pendapatan yang dipungut dan anggaran belanja maka

perspektif keuangan menjadi sangat relevan karena sangat dekat hubungannya

dengan perspektif pelanggan Berdasarkan uraian tersebut maka BPK

memutuskan untuk menempatkan perspektif keuangan di posisi paling bawah dengan tujuan untuk mendukung pencapaian target pada ketiga perspektif lainnya

sehingga diharapkan mampu mendukung pemenuhan tujuan-tujuan strategisnya

16

Evaluasi atas perspektif pada BSC yang telah diterapkan BPK dalam

Renstra 2011-2015 beserta pencapaian kinerjanya sampai dengan tahun

2012

Berikut adalah evaluasi atas perspektif pada BSC yang telah diterapkan BPK

dalam Renstra 2011-2015 beserta pencapaian kinerjanya sampai dengan tahun

2012

1 Perspektif Keuangan

Pencapaian Perspektif Keuangan 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

101 4450 3514 936 27755287000 13913007429 13842279571 55 21 34

Total 4450 3514 936 27755287000 13913007429 13842279571 55 21 34

Keterangan

IS 101 Penerapan Perencanaan dan Penganggaran Berbasis Kinerja secara Menyeluruh dan Konsisten

(Sumber data diolah)

Pencapaian perspektif keuangan sampai dengan 31 Desember 2012 belum

memiliki kinerja kegiatan yang baik karena masih terdapat kekurangan

realisasi kegiatan keluaran dan penyerapan anggaran

2 Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

Pencapaian Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

51 7500 7188 312 4720134000 3270937720 1449196280 12 3 9

52 8000 8433 -433 2011901000 1406262750 605638250 27 18 9

61 7270 6341 929 930314000 686326700 243987300 18 5 13

62 4000 3850 150 2832731306 288750000 2543981306 26 9 17

71 7725 4812 2913 4326975000 2370663010 1956311990 10 4 6

81 4575 4756 -181 2846074000 2663471400 182602600 38 11 27

82 3238 4067 -829 2095786000 1738586500 357199500 12 3 9

83 9228 8196 1032 2134455000 1145909575 988545425 118 12 106

84 7950 7244 706 5598031873 1824019303 3774012570 372 339 33

85 8500 8300 200 486215000 56800000 429415000 8 3 5

91 4975 4117 858 4046875000 2873431000 1173444000 15 4 11

92 5120 6860 -1740 1189325000 977521700 211803300 6 2 4

Total 6507 6180 326 33218817179 19302679658 13916137521 662 413 249

Keterangan

IS 51 Meningkatkan Efektifitas Pelaksanaan Review atas Pilar-Pilar SPKM IS 52 Penyempurnaan Kode Etik dan Pengembangan Perangkatnya IS 61 Percepatan Penyelesaian Peraturan BPK di Bidang Pemeriksaan Keuangan Negara IS 62 Harmonisasi Peraturan Perundang-Undangan di Bidang Pemeriksaan dan Pengelolaan Keuangan Negara IS 71 Perwujudan Organisasi dan Tata Laksana BPK yang Berkualitas IS 81 Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia berbasis Kompetensi Secara Konsisten dan Menyeluruh IS 82 Penerapan Manajemen Kinerja Individu (MAKIN) IS 83 Penerapan Jabatan Fungsional Pemeriksa (JFP) IS 84 Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Kompetensi IS 85 Penerapan Manajemen Karir Yang Jelas IS 91 Pemenuhan Ketersediaan Sarana dan Prasarana Kerja sesuai dengan Standar Sarana dan Prasarana IS 92 Penerapan e-bpk secara Menyeluruh dan Berkelanjutan

(Sumber data diolah)

Berdasarkan data pencapaian inisiatif-inisiatif strategis terkait pencapaian

perspektif pertumbuhan dan pembelajaran sampai dengan 31 Desember 2012

17

di atas diketahui bahwa terdapat empat inisiatif strategis yang memiliki kinerja

yang baik (IS 52 81 82 dan 92) di mana realisasi kegiatan telah melebihi

rencana namun untuk realisasi anggaran maupun keluarannya belum sesuai

rencana dan delapan inisiatif strategis (IS 51 61 62 71 83 84 85 dan

91) belum memiliki kinerja kegiatan penyerapan anggaran maupun keluaran

yang baik karena realisasinya masih di bawah rencana

3 Perspektif Proses Internal

Pencapaian Perspektif Proses Internal 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

21 10000 10000 - 1431185000 1012253131 418931869 3 3 -

22 7306 8126 -820 52014718000 18347626376 33667091624 3055 4262 -1207

23 6750 4245 2505 4343546000 1031927990 3311618010 17 6 11

24 6928 4250 2678 246348000 22625000 223723000 12 6 6

25 7890 6897 993 2785972000 338338600 2447633400 15 9 6

26 5425 5425 - 10376530894 25976097894 -15599567000 21 11 10

27 7750 8241 -491 888720000 599134000 289586000 41 12 29

28 4800 5800 -1000 5973896579 1386190514 4587706065 21 13 8

29 5900 6900 -1000 2701106000 900308935 1800797065 10 4 6

210 7060 2485 4575 1325539000 473167000 852372000 13 1 12

211 6600 5467 1133 448546000 499259000 -50713000 22 10 12

212 2000 4590 -2590 585593000 33211000 552382000 10 - 10

213 5250 2350 2900 1225961000 169169300 1056791700 8 1 7

214 1500 1750 -250 88444100000 140000000 88304100000 6 1 5

31 6111 2900 3211 1838450000 370173000 1468277000 13 1 12

41 5720 9154 -3434 256239000 13275000 242964000 10 4 6

42 7975 7359 616 572001000 48980000 523021000 22 8 14

Total 6174 5643 531 175458451473 51361736740 124096714733 3299 4352 -1053

Keterangan

IS 21 Peningkatan Mutu Perencanaan Pemeriksaan IS 22 Penerapan e-Audit IS 23 Optimalisasi Pemanfaatan Sistem Manajemen Pemeriksaan (SMP) IS 24 Pemanfaatan KAP untuk memeriksa untuk dan atas nama BPK IS 25 Peningkatan Efektivitas Penerapan Risk Based Audit (RBA) dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan IS 26 Peningkatan Kapasitas Pemeriksaan Kinerja IS 27 Peningkatan Kapasitas Pemeriksaan Investigatif IS 28 Pelaksanaan Pemeriksaan dengan Perspektif Lingkungan IS 29 Peningkatan Kapasitas PDTT IS 210 Peningkatan Mutu Pelaporan Hasil Pemeriksaan IS 211 Peningkatan Kualitas Pemberian Keterangan Ahli IS 212 Peningkatan Kualitas Pemberian Bantuan Hukum untuk Pemeriksa IS 213 Peningkatan Kualitas Manajemen Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) IS 214 Peningkatan Pemberdayaan APIP dalam Wewenang dan Tanggung Jawab BPK IS 31 Optimalisasi Pemberian Pendapat BPK IS 41 Percepatan Penyelesaian Tuntutan Perbendaharaan IS 42 Peningkatan Pemantauan Penyelesaian Ganti Kerugian NegaraDaerah

(Sumber data diolah)

Berdasarkan data pencapaian inisiatif-inisiatif strategis terkait pencapaian

perspektif proses internal sampai dengan 31 Desember 2012 di atas diketahui

bahwa terdapat satu inisiatif strategis (IS 21) yang memiliki kinerja yang

sangat baik di mana realisasinya sama atau melebihi rencana baik dari segi

kegiatan anggaran maupun keluaran delapan inisiatif strategis (IS 22 26

27 28 29 212 214 dan 41) yang memiliki kinerja yang baik di mana

realisasi kegiatan melebihi rencana namun untuk realisasi anggaran maupun

keluarannya belum sesuai rencana lima inisiatif strategis (IS 23 24 25 211

18

dan 42) yang belum memiliki kinerja kegiatan penyerapan anggaran maupun

keluaran yang baik karena realisasinya masih di bawah rencana dan tiga

inisiatif strategis (IS 210 213 dan 31) yang perlu mendapat perhatian karena

realisasi kegiatannya lebih kecil dari rencana dan realisasi keluarannya

mengalami keterlambatan yang sangat banyak dari rencana yang telah

ditetapkan

4 Perspektif Pelanggan

Pencapaian Perspektif Pelanggan 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

11 7600 4680 2920 1410802500 295728980 1115073520 22 9 13

12 8200 11368 -3168 19263340000 15072255953 4191084047 230 369 -139

Total 7900 8024 -124 20674142500 15367984933 5306157567 252 378 -126

Keterangan

IS 11 Peningkatan Pengelolaan Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan IS 12 Peningkatan Mutu Hubungan Kelembagaan dengan Pemangku Kepentingan

(Sumber data diolah)

Berdasarkan data pencapaian inisiatif-inisiatif strategis perspektif pelanggan

sampai dengan 31 Desember 2012 di atas diketahui bahwa inisiatif strategis

11 belum memiliki kinerja kegiatan penyerapan anggaran maupun keluaran

yang baik karena masih mengalami kekurangan realisasi kegiatan keluaran

dan penyerapan anggaran dari rencana yang diharapkan Namun demikian

inisiatif strategis 12 memiliki kinerja yang sangat baik karena realisasi

kegiatan serta keluaran melebihi rencana dan adanya penghematan penyerapan

anggaran

Rekapitulasi Perspektif BSC BPK 31 Desember 2012 Perspektif Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

Keuangan 4450 3514 936 27755287000 13913007429 13842279571 55 21 34

Pertumbuhan 6507 6180 326 33218817179 19302679658 13916137521 662 413 249

Internal 6174 5643 531 175458451473 51361736740 124096714733 3299 4352 -1053

Pelanggan 7900 8024 -124 20674142500 15367984933 5306157567 252 378 -126

Total 6353 5927 426 257106698152 99945408760 157161289392 4268 5164 -896

(Sumber data diolah)

Penyelesaian seluruh kegiatan IS telah mencapai 5927 Pencapaian

tersebut masih di bawah target yang telah direncanakan sebesar 6353

Berdasarkan sisi anggaran realisasi penyerapan anggaran secara keseluruhan baru

mencapai 3887 Perlu dilakukan analisis lebih lanjut apakah capaian ini

diakibatkan adanya efisiensi dalam proses pelaksanaan kegiatan atau dikarenakan

proses perencanaan kebutuhan anggaran yang kurang akurat Namun demikian

peneliti berpendapat bahwa hal ini juga kemungkinan dapat disebabkan oleh

model BSC pada Renstra BPK 2011-2015 yang menempatkan perspektif

keuangan pada posisi terbawah sehingga terdapat ketidakselarasan antara

pencapaian kegiatan dan keluaran dengan penyerapan anggaran Sedangkan dari

segi keluaran realisasi keluaran secara keseluruhan telah melebihi target yang

direncanakan Hal ini sebagian besar diakibatkan adanya realisasi penyelesaian

keluaran IS yang terjadi selama proses pelaksanaan kegiatan serta adanya

19

perbedaan satuan keluaran yang diukur di setiap kegiatan Berdasarkan

rekapitulasi di atas juga dapat disimpulkan bahwa perspektif BSC yang memiliki

kinerja terbaik di BPK adalah perspektif pelanggan karena realisasi kegiatan dan

keluarannya telah melebihi rencana yang ditetapkan dengan adanya penghematan

atas penyerapan anggaran Sedangkan perspektif BSC yang paling buruk

kinerjanya adalah perspektif keuangan karena dari segi realisasi kegiatan

penyerapan anggaran dan keluarannya masih belum mencapai rencana yang

diharapkan selain itu kekurangan realisasi keluarannya masih jauh dari rencana

yang diharapkan yaitu sebesar 6182

Evaluasi atas Mekanisme Pengukuran Kinerja organisasi dan individu yang

berdasarkan metode BSC

BPK telah memiliki suatu mekanisme untuk mengukur pencapaikan

kinerja organisasi dan individu yang berdasarkan metode BSC namun demikian

peneliti menilai bahwa masih terdapat beberapa kelemahan dalam mekanisme

pengukuran kinerja yang ada yaitu sebagai berikut

1 Mekanisme pengukuran kinerja organisasi yang ada hanya mampu mengukur

kinerja organisasi pada level eselon 1 dan eselon 2 saja sedangkan untuk level

eselon 3 eselon 4 maupun struktur fungsional tim pemeriksaan tidak terdapat

mekanisme pengukuran kinerjanya

2 Untuk mekanisme pengukuran kinerja individu masih terdapat ketidakjelasan

mengenai sistem mana yang akan dipakai dalam mengukur kinerja individual

para pegawai BPK karena sistem yang telah berjalan dari tahun 2011 yaitu

MAKIN BPK tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011

tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS yang harus mulai diterapkan pada 1

Januari 2014 Selain itu terdapat beberapa kekurangan pada Peraturan

Pemerintah nomor 46 tahun 2011 jika dibandingkan dengan MAKIN BPK

khususnya dalam mengukur kinerja para pemeriksa BPK yaitu di mana

MAKIN BPK mengukur sasaran kerja kompetensi perilaku dan kompetensi

teknis sedangkan Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 hanya mengukur

sasaran kerja dan kompetensi perilaku saja tanpa mengukur kompetensi teknis

Namun demikian MAKIN BPK yang telah berjalan selama ini juga memiliki

kelemahan yaitu MAKIN BPK hanya mengukur kinerja pegawai BPK yang

bertugas sebagai pemeriksa saja sedangkan untuk pegawai BPK non

pemeriksa tidak dapat diukur kinerjanya

5 KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan pada bab 4 dapat

diambil kesimpulan mengenai analisis BSC sebagai suatu sistem perencanaan

strategis dan pengukuran kinerja pada BPK sebagai berikut

20

1 Secara umum BPK telah menerapkan metode BSC dalam perencanaan

strategisnya dengan adanya pernyataan visi dan misi yang efektif nilai dasar

yang jelas dan dapat diterapkan serta tujuan strategi organisasi yang telah

diterjemahkan ke dalam berbagai sasaran strategis dalam empat perspektif

BSC

2 Terdapat perbedaan strategy mapping antara yang telah dikemukakan oleh

Robertson dalam Mahsun (2009) dengan strategy mapping yang digunakan

BPK menurut Robertson perspektif keuangan seharusnya menjadi tujuan yang

kedua setelah perspektif pelanggan sedangkan menurut BPK perspektif

keuangan adalah merupakan tujuan yang terakhir di bawah tiga perspektif

lainnya Hal ini disebabkan posisi BPK sebagai sebuah institusi sektor publik

yang tidak memiliki tugas fungsi dan kewenangan untuk memungut

pendapatan (baik pajak maupun bukan pajak) sehingga perspektif keuangan di

BPK hanya berupa anggaran belanja saja yang merupakan sumber daya dalam

melaksanakan tugas fungsi dan wewenangnya dalam rangka mencapai

tujuannya Oleh karena itu pencapaian pada perspektif keuangan digunakan

oleh BPK untuk mendukung pencapaian sasaran-sasaran strategis pada ketiga

perspektif lainnya

3 Hasil evaluasi atas perspektif pada BSC sampai tingkat inisiatif strategis yang

telah diterapkan BPK dalam Renstra 2011-2015 beserta pencapaian kinerjanya

sampai dengan tahun 2012 dapat disimpulkan bahwa terdapat dua inisiatif

strategis yang memiliki kinerja sangat baik yaitu realisasinya sama atau

melebih rencana baik dari segi kegiatan anggaran maupun keluaran yaitu

inisiatif strategis 12 dan 21 Dua belas inisiatif strategis yang memiliki kinerja

baik yaitu realisasi kegiatannya melebihi rencana namun untuk realisasi

anggaran maupun keluarannya belum sesuai rencana lima belas inisiatif

strategis yang belum memiliki kinerja kegiatan maupun keluaran baik

sehingga masih memerlukan peningkatan pencapaian realisasi serta tiga

inisiatif strategis yang perlu mendapat perhatian karena realisasi kegiatannya

lebih kecil dari rencana dan mengalami keterlambatan yang sangat banyak dari

rencana yang telah ditetapkan

4 Perspektif BSC yang memiliki kinerja terbaik di BPK adalah perspektif

pelanggan karena realisasi kegiatan dan keluarannya telah melebihi rencana

yang ditetapkan dengan adanya penghematan atas penyerapan anggaran

Sedangkan perspektif BSC yang paling buruk kinerjanya adalah perspektif

keuangan karena dari segi realisasi kegiatan penyerapan anggaran dan

keluarannya masih belum mencapai rencana yang diharapkan

5 BPK telah memiliki suatu mekanisme untuk mengukur pencapaikan kinerja

organisasi dan individu yang berdasarkan metode BSC walaupun masih

terdapat kelemahan dalam mekanisme pengukuran kinerja organisasi dan

individu tersebut

6 Mekanisme pengukuran kinerja organisasi yang ada tidak mampu mengukur

kinerja keseluruhan organisasi karena hanya mampu mengukur kinerja organisasi pada level eselon 1 dan eselon 2 saja sedangkan untuk level eselon

3 eselon 4 maupun struktur fungsional tim pemeriksaan tidak terdapat

mekanisme pengukuran kinerjanya

7 Terdapat ketidakjelasan mengenai sistem mana yang akan dipakai dalam

mekanisme pengukuran kinerja individunya karena sistem yang telah berjalan

21

dari tahun 2011 yaitu MAKIN BPK tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah

nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS yang harus mulai

diterapkan pada 1 Januari 2014

Saran

Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil analisis BSC sebagai suatu

sistem perencanaan strategis dan pengukuran kinerja pada BPK adalah sebagai

berikut

1 Perlu ada penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh keputusan BPK dalam

menempatkan perspektif keuangan di bawah ketiga perspektif BSC lainnya

terhadap pencapaian kinerja inisiatif-inisiatif strategisnya

2 BPK perlu memastikan penyelesaian seluruh kegiatan IS sesuai dengan

rencana dan target yang telah ditetapkan baik dari sisi jadwal penyelesaian

kegiatan rencana keluaran maupun efisiensi pemanfaatan anggaran karena IS

merupakan kegiatan strategis yang mempengaruhi keberhasilan BPK dalam

implementasi Renstra BPK 2011-2015

3 BPK perlu mengubah mekanisme pengukuran kinerja organisasinya sehingga

dapat mengukur kinerja organisasi pada level eselon 3 eselon 4 dan struktur

fungsional tim pemeriksaannya

4 BPK perlu menetapkan mekanisme pengukuran kinerja individu yang jelas dan

sesuai dengan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi

Kerja PNS namun tetap dapat mengukur kompetensi teknis pemeriksanya

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Ilmiah dan Buku

Kaplan Robert S dan David Norton 1992 The Balanced Scorecard Measures that Drive

Performance Harvard Business Review

Luis S dan Biromo PA 2008 Step by Step in Cascading Balanced Scorecard to

Fundamental Scorecards PT Gramedia Pustaka Umum Jakarta

Mahmudi 2010 Manajemen Kinerja Sektor Publik STIE YKPN Jakarta

Mahsun Muhamad 2006 Pengukuran Kinerja Sektor Publik BPFE Yogyakarta

Moleong Lexy 2006 Metodologi Penelitian Kualitatif PT Remaja Rosdakarya

Bandung

Niven PR 2003 Balanced Scorecard Step by Step for Governmental and

Nonprofit Agencies John Wiley amp Sons Inc New York

22

Prawirosentono Suyadi 2008 Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan

Kinerja Karyawan BPFE Yogyakarta

Sekaran Uma 2006 Research Methods for Business Metedologi Penelitian

untuk Bisnis Penerbit Salemba Empat Jakarta

Sugiyono 2008 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Penerbit

Alfabeta Bandung

Umar Haryono 2006 Strategic Control Penerbit Universitas Trisakti Jakarta

Wibowo 2007 Manajemen Kinerja PT Raja Grafindo Parsada Jakarta

Yuwono S Sukarno E dan Ikhsan M 2002 Petunjuk Praktis Penyusunan

Balanced Scorecard-Menuju Organisasi yang Berfoukus pada Strategi

PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Zeithaml V A Berry L L and Parasuraman A 1996 The behavioral consequences of

Service quality Journal of Marketing Vol 60

Peraturan

Keputusan BPK nomor 3KI-XIII252011 Tentang Perubahan atas Keputusan

BPK nomor 7KI-XIII122010 tentang Rencana Strategis BPK Tahun

Anggaran 2011 sampai dengan 2015 Jakarta

Keputusan Sekretaris Jenderal BPK nomor 238KX-XIII252011 Tentang

Rencana Implementasi Renstra BPK TA 2011 sd 2015 Jakarta

Keputusan Sekretaris Jenderal BPK nomor 112KX-XIII222012 Tentang

Manajemen Kinerja Individu Tugas Pemeriksaan Jakarta

Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja

PNS Jakarta

Surat Edaran Sekretaris Jenderal BPK nomor 08SEX-XIII242011 Tentang

Implementasi Sistem Manajemen Kinerja Individu dalam Tugas

Pemeriksaan di Lingkungan BPK Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan

Negara Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2006 Tentang Badan

Pemeriksa Keuangan Jakarta

Page 9: ANALISIS BALANCED SCORECARD SEBAGAI SUATU SISTEM

9

perwakilan (DPR DPD DPRD) pemerintah (instansi pemerintah yang

diperiksaauditee dan instansi penegak hukum) lembaga lain yang dibentuk

berdasarkan undang-undang warga negara Indonesia dan lembaga-lembaga

internasional

Rencana Strategis BPK 2011 ndash 2015

Rencana Strategis (Renstra) BPK 2011 sd 2015 beserta implementasinya

diatur di dalam Keputusan BPK nomor 3KI-XIII252011 tanggal 19 Mei 2011

tentang Perubahan atas Keputusan BPK nomor 7KI-XIII122010 tentang

Rencana Strategis BPK Tahun Anggaran 2011 sampai dengan 2015 dan

Keputusan Sekretaris Jenderal BPK nomor 238KX-XIII252011 tanggal 9 Mei

2011 tentang Rencana Implementasi Renstra BPK TA 2011 sd 2015

Dalam Renstra BPK 2011 sd 2015 BPK telah menetapkan visi misi

tujuan strategis sasaran strategis indikator kinerja utama serta peta strategis

sebagai berikut

1 Visi

Menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara yang kredibel dengan

menjunjung tinggi nilai-nilai dasar untuk berperan aktif dalam mendorong

terwujudnya tata kelola keuangan negara yang akuntabel dan transparan

2 Misi

1) Memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara

2) Memberikan pendapat untuk meningkatkan mutu pengelolaan dan tanggung

jawab keuangan negara dan

3) Berperan aktif dalam menemukan dan mencegah segala bentuk

penyalahgunaan dan penyelewengan keuangan negara

3 Nilai Dasar

1) Independensi

Nilai independensi yang ditanamkan adalah independensi baik secara

kelembagaan organisasi maupun individu Hal ini berarti bahwa BPK

bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan pribadi ekstern

danatau organisasi yang dapat mempengaruhi independensi dalam semua

hal yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan

2) Integritas

Nilai integritas ini dibangun dengan bersikap jujur obyektif dan tegas

dalam menerapkan prinsip nilai dan keputusan

3) Profesionalisme

Nilai profesionalisme dibangun dengan menerapkan prinsip kehati-hatian

ketelitian dan kecermatan serta berpedoman kepada standar yang berlaku

4 Tujuan Strategis

1) Mendorong terwujudnya pengelolaan keuangan negara yang tertib taat pada

peraturan perundang-undangan ekonomis efisien efektif transparan dan

bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan

2) Mewujudkan pemeriksaan yang bermutu untuk menghasilkan laporan hasil pemeriksaan yang bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan pemangku

kepentingan dan

3) Mewujudkan birokrasi yang modern di BPK

10

5 Sasaran Strategis

Sasaran Strategis BPK dalam Renstra 2011 sd 2015 Perspektif BSC Sasaran Strategis Tujuan Strategis

Pemenuhan Kebutuhan dan Harapan Pemilik

Kepentingan

Meningkatkan Efektivitas Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan dan Memenuhi Harapan Pemangku Kepentingan

Mendorong terwujudnya pengelolaan keuangan negara yang tertib taat pada peraturan perundang-undangan ekonomis efisien efektif transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan

Pengelolaan Fungsi Strategis

Meningkatkan Fungsi Manajemen Pemeriksaan

Mewujudkan pemeriksaan yang bermutu untuk menghasilkan laporan hasil pemeriksaan yang bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan pemangku kepentingan

Meningkatkan Mutu Pemberian Pendapat dan Pertimbangan

Meningkatkan Percepatan Penetapan Tuntutan Perbendaharaan dan Pemantauan Penyelesaian Ganti KN

Pertumbuhan dan Pembelajaran

Organisasi

Meningkatkan Efektivitas Penerapan Sistem Pemerolehan Keyakinan Mutu

Pemenuhan dan Harmonisasi Peraturan di Bidang Pemeriksaan Keuangan Negara

Meningkatkan Mutu Kelembagaan dan Ketatalaksanaan

Mewujudkan birokrasi yang modern di BPK

Meningkatkan Kompetensi SDM dan Dukungan Manajemen

Meningkatkan Pemenuhan Standar dan Mutu Sarana dan Prasarana

Keuangan Meningkatkan Pemanfaatan Anggaran

(Sumber Rencana Strategis BPK 2011)

6 Indikator Kinerja Utama

Indikator Kinerja Utama BPK dalam Renstra 2011 sd 2015 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

Meningkatkan Efektivitas Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan dan

Memenuhi Harapan Pemangku Kepentingan

Persentase rekomendasi hasil pemeriksaan yang ditindaklanjuti

Persentase laporan tindak pidana yang ditindaklanjuti instansi penegak hukum

Indeks kepuasan pemangku kepentingan atas hasil pemeriksaan BPK

Meningkatkan Fungsi Manajemen Pemeriksaan

Jumlah Laporan Hasil Pemeriksaan yang diterbitkan

Ketepatan waktu proses pelaksanaan dan pelaporan pemeriksaan

Persentase pemenuhan quality assurance dalam

pemeriksaan

Meningkatkan Mutu Pemberian Pendapat dan Pertimbangan

Jumlah pendapat BPK yang diterbitkan

Meningkatkan Percepatan Penetapan Tuntutan Perbendaharaan dan

Pemantauan Penyelesaian Ganti Kerugian Negara

Persentase penyelesaian penetapan tuntutan perbendaharaan

Jumlah laporan pemantauan kerugian negara yang diterbitkan

Meningkatkan Efektivitas Penerapan Sistem Pemerolehan

Keyakinan Mutu

Persentase rekomendasi peer review yang

ditindaklanjuti

11

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

Pemenuhan dan Harmonisasi Peraturan di Bidang Pemeriksaan

Keuangan Negara

Persentase pemenuhan penyusunan peraturan BPK

Meningkatkan Mutu Kelembagaan dan Ketatalaksanaan

Persentase pemenuhan ketersediaan perangkat lunak (juknisjuklak) pemeriksaannon pemeriksaan

Meningkatkan Kompetensi SDM dan Dukungan Manajemen

Persentase pegawai yang memenuhi standar kompetensi yang dipersyaratkan

Persentase pemenuhan standar jam pelatihan pemeriksa

Indeks kepuasan kerja pegawai

Meningkatkan Pemenuhan Standar dan Mutu Sarana dan

Prasarana

Persentase pemenuhan standar sarana dan prasarana kerja

Persentase proses bisnis yang telah memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Meningkatkan Pemanfaatan Anggaran

Opini atas Laporan Keuangan BPK

Persentase Pemanfaatan Anggaran

(Sumber Rencana Strategis BPK 2011)

7 Peta Strategis

Peta Strategis BPK dalam Renstra 2011 sd 2015

(Sumber Rencana Strategis BPK 2011)

12

Implementasi Renstra BPK 2011 ndash 2015

Dalam implementasinya BPK telah mengembangkan 32 Inisiatif Strategis

(IS) berupa proyek yang berisi kegiatan-kegiatan yang merupakan critical success

factor dalam pencapaian sasaran strategis Inisiatif Strategis (IS) tersebut disajikan

dalam bentuk kegiatan yang merupakan critical success factor pencapaian

Sasaran Strategis

Mekanisme Penilaian Kinerja Organisasi

Pada awal pelaksanaan setiap IS akan dilaksanakan kick off meeting dalam

rangka koordinasi pelaksanaan kegiatan-kegiatan IS di antara satker-satker yang

terlibat Setiap satker sesuai dengan perannya dalam implementasi IS

melaksanakan kegiatan IS yang menjadi tanggung jawabnya Untuk dapat

memantau perkembangan pelaksanaan IS setiap satker pelaksana menyampaikan

laporan pelaksanaan kegiatan IS kepada satker koordinator dan Direktorat PSMK

Direktorat PSMK mengembangkan sistem aplikasi SIMAK BPK yang

akan dimanfaatkan untuk memantau pelaksanaan kegiatan IS Laporan

pelaksanaan kegiatan IS akan dimasukkan ke dalam sistem aplikasi tersebut

sehingga Direktorat PSMK dapat melakukan pemantauan terhadap perkembangan

seluruh IS Berdasarkan hasil pemantauan pelaksanaan seluruh IS Direktorat

PSMK secara periodik akan menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan

IS kepada forum eselon 1 dan Badan

Direktorat PSMK berperan untuk melaksanakan koordinasi pemantauan

dan evaluasi pelaksanaan kegiatan IS Kegiatan pemantauan dilaksanakan dalam

proses implementasi kegiatan dalam IS untuk memastikan bahwa kegiatan dapat

dimplementasikan secara baik Kegiatan evaluasi ditujukan untuk mengambil

langkah pembelajaran dan mengelola umpan balik selama proses pelaksanaan

kegiatan dan mengambil langkah korektif untuk mengatasi permasalahan dan

hambatan yang ada serta mengarahkan bahwa keluaran dan hasil yang diharapkan

dari pelaksanaan setiap IS akan dapat tercapai

Dalam pelaksanaan pemantauan dan evaluasi tujuan yang ingin dicapai

adalah memastikan bahwa kegiatan yang dilaksanakan untuk masing-masing IS

telah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan baik dari segi waktu biaya

maupun cakupan kegiatan (keluaran dan hasil)

Inisiatif strategis yang dijabarkan dalam Rencana Implementasi Renstra

telah disusun berdasarkan indikator kinerja utama dan sasaran strategis BPK

Wide Eselon 1 bertanggung jawab atas pelaksanaan IS yang menjadi tanggung

jawabnya Kegiatan-kegiatan dalam inisiatif strategis dikoordinasikan dan

dilaksanakan oleh satker eselon 2 sesuai dengan pembagian koordinator dan

pelaksana IS Untuk memastikan pelaksanaan kegiatan inisiatif strategis

Direktorat PSMK mengembangkan aplikasi manajemen proyek sebagai bagian

dari sistem manajemen kinerja (SIMAK) BPK Pemantauan terhadap pelaksanaan

kegiatankegiatan inisiatif strategis dilakukan berdasarkan laporan kegiatan periodik yang disampaikan seluruh satker kepada Direktorat PSMK Hasil

pemantauan digunakan untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan implementasi IS

dalam mendukung pencapaian indikator kinerja utama dan sasaran strategis BPK

Wide

13

Untuk memberikan pedoman yang jelas kepada Direktorat PSMK dalam

melakukan pemantauan dan evaluasi Direktorat PSMK akan menyusun SOP

tentang pengelolaan inisiatif strategis termasuk di dalamnya pengembangan

aplikasi yang akan digunakan dalam proses pemantauan dan evaluasi Di samping

itu untuk memberikan kejelasan mengenai peran seluruh pihak yang terlibat

dalam implementasi IS baik sebagai sponsor penanggung jawab satker

koordinator satker pelaksana maupun satker terkait BPK akan menyusun dan

mengembangkan pedoman change management yang dapat digunakan sebagai

acuan dalam pelaksanaan kegiatan dalam IS

Mekanisme Penilaian Kinerja Individu Dalam hal pengukuran kinerja individu BPK telah membentuk suatu

sistem yang disebut dengan Manajemen Kinerja Individu (MAKIN) Selain itu

Pemerintah juga telah mengundangkan sebuah Peraturan Pemerintah nomor 46

tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS Berikut adalah perbandingan

antara MAKIN BPK dengan Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 tentang

Penilaian Prestasi Kerja PNS

Perbandingan MAKIN BPK dengan PP nomor 46 tahun 2011 No Bahasan MAKIN PP 462011

1 Definisi Manajemen Kinerja Individu (MAKIN) adalah proses pengelolaan kinerja individu yang terdiri atas tiga tahap yang saling berkesinambungan yaitu Tahap Perencanaan Tahap Bimbingan dan Tahap Penilaian

Prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh setiap PNS pada satuan organisasi sesuai dengan sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja

2 Ruang Lingkup a MAKIN saat ini berlaku bagi Pemeriksa atas Tugas Pemeriksaan dan Tugas Sesuai Fungsi (Tugas sesuai fungsi akan berlaku efektif pada tahun 2013)

b Ke depannya MAKIN akan diberlakukan untuk seluruh pegawai BPK

Berlaku kepada seluruh PNS (sebagai pengganti DP3)

3 Jangka Waktu Penilaian

a Pemeriksa - Tugas Pemeriksaan

Sesuai dengan jangka waktu di surat tugas

- Tugas Sesuai Fungsi Januari ndash Minggu ke-2 Januari tahun berikutnya

b Non- Pemeriksa Januari-Minggu ke -2 Januari tahun berikutnya

Januari sd Desember tahun berjalan

4 Unsur yang Dinilai

a Sasaran Kerja b Kompetensi Perilaku c Kompetensi Teknis

a Sasaran Kerja b Kompetensi Perilaku

5 Penyusunan SKP Penyusunan SKP telah ditetapkan Organisasi mengacu pada hasil cascading

dan urutan jabatan

Penyusunan SKP merupakan kewajiban PNS

14

No Bahasan MAKIN PP 462011

6 Penilaian SKP a Mempertimbangkan aspek waktu

b Berdasarkan pencapaian target

c Skala nilai 1 - 5

a Mempertimbangkan aspek kuantitas kualitas waktu dan biaya

b Membandingkan antara realisasi dan target

c Skala Nilai 1-100

7 Aspek Penilaian Perilaku Kerja

Achievement Analytical Thinking Concern for order Information Seeking Teamwork dan Cooperation

Orientasi pelayanan integritas komitmen disiplin kerja sama dan kepemimpinan

8 Pihak yang Menilai

a Pemeriksa

- MAKIN Tugas Pemeriksaan Pejabat yang menilai Atasan Langsung sesuai dengan surat Tugas Pemeriksaan

- MAKIN Tugas Sesuai Fungsi Pejabat yang menilai Atasan Langsung sesuai dengan Pola Hubungan antar PFP

b Non-Pemeriksa (staf) Pejabat Struktural

Atasan Langsung paling rendah Pejabat Struktural setingkat eselon V atau pejabat lain yang ditentukan

9 Penilaian Kompetensi Perilaku

a Dilakukan melalui pengamatan dan bimbingan informal

b Skala nilai 1 - 5

a Dilakukan melaui pengamatan

b Skala Nilai 1-100

10 Total Penilaian Rerata bobot nilai SKP kompetensi perilaku dan kompetensi teknis

Penggabungan antara nilai SKP dan kompetensi perilaku

11 Bobot Nilai a Sasaran kerja 60 b Kompetensi Perilaku 20 c Kompetensi Teknis 20

a Sasaran kerja 60 b Kompetensi Perilaku 40

12 Sebutan Nilai Belum ada Ketetapan a 91 ndash ke atas sangat baik b 76 ndash 90 baik c 61 ndash 75 cukup d 51 ndash 60 kurang e 50 ke bawah buruk

13 Sanksi Tidak ada sanksi PNS yang tidak menyusun SKP dan Pejabat penilai yang tidak melaksanakan penilaian prestasi kerja dijatuhi hukuman disiplin

(Sumber Biro SDM BPK 2011)

Evaluasi atas Penerapan Balanced Scorecard sebagai Sistem Perencanaan

Strategis

Secara umum BPK telah menerapkan metode BSC dalam perumusan

rencana strategisnya hal ini terlihat dengan telah adanya pernyataan visi misi

nilai dasar dan tujuan strategi organisasi yang telah diterjemahkan ke dalam

berbagai sasaran strategis dalam empat perspektif BSC Pernyataan visi yang

digunakan BPK dalam rencana strategisnya telah efektif Hal tersebut disebabkan

pernyataan visi tersebut sudah menggambarkan harapan di masa depan menarik

dan menantang layak bersifat umum sehingga tidak dipengaruhi oleh perubahan

organisasi serta mudah dikomunikasikan karena singkat dan jelas pernyataan misi

yang digunakan BPK dalam rencana strategisnya telah efektif oleh karena

pernyataan misi tersebut telah cukup ringkas jelas unik bersifat umum sehingga

15

tidak dipengaruhi oleh perubahan organisasi menghendaki budaya organisasi

yang lebih baik memberikan inspirasi serta bersifat jangka panjang Nilai nilai

dasar yang digunakan BPK sudah memadai dan dapat menjadi landasan dalam

pelaksanaan misi untuk mencapai visi yang diinginkan Selain itu tujuan strategis

yang ditetapkan oleh BPK mampu mendukung pencapaian pernyataan misi yang

ada dan telah dilakukan penjabaran (cascading) atas tujuan strategis tersebut ke

dalam sasaran strategis yang memudahkan dalam pencapaian tujuan strategis

tersebut Selain itu BPK telah menentukan ukuran dan target kinerja yang hendak

dicapai dalam pencapaian sasaran strategis untuk jangka waktu tertentu Sasaran

strategis yang ada telah dijabarkan ke dalam berbagai inisiatif strategis yang

dipilih untuk dapat mewujudkan sasaran strategis tersebut Inisiatif strategis yang

ada telah dijabarkan menjadi kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dengan

output anggaran maupun satker koordinator satker pelaksana serta satker-satker

terkaitnya

Evaluasi atas Strategy Mapping BPK beserta prioritas Perspektif BSC

Pada strategy mapping BSC untuk organisasi sektor publik perspektif

pelanggan adalah tujuan yang utama yang diikuti oleh perspektif keuangan

perspektif proses internal serta yang terakhir adalah perspektif pertumbuhan dan

pembelajaran (Robertson dalam Mahsun 2009) Namun demikian pada strategy

mapping yang digunakan BPK di dalam Renstra 2011-2015 menunjukkan bahwa

yang utama adalah perspektif pelanggan yang diikuti dengan perspektif proses

internal perspektif pertumbuhan dan pembelajaran serta yang terakhir adalah

perspektif keuangan Terdapat perbedaan strategy mapping antara yang telah

dikemukakan oleh Robertson dengan strategy mapping yang digunakan BPK

yaitu menurut Robertson perspektif keuangan seharusnya menjadi tujuan yang

kedua setelah perspektif pelanggan sedangkan menurut BPK perspektif keuangan

adalah merupakan tujuan yang terakhir di bawah tiga perspektif lainnya

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kasubdit Perencanaan Strategis dan

Manajemen Kinerja BPK diketahui bahwa pertimbangan yang dipakai BPK dalam

menentukan prioritas perspektif BSC tersebut adalah BPK merupakan sebuah

institusi sektor publik yang tidak memiliki tugas fungsi dan kewenangan untuk

memungut pendapatan (baik pajak maupun bukan pajak) sehingga perspektif

keuangan di BPK hanya berupa anggaran belanja yang merupakan sumber daya

dalam melaksanakan tugas fungsi dan wewenangnya dalam rangka mencapai

tujuannya Oleh karena itu pencapaian pada perspektif keuangan digunakan oleh

BPK untuk mendukung pencapaian sasaran-sasaran strategis pada ketiga

perspektif lainnya Untuk institusi sektor publik lainnya yang memiliki tugas

fungsi dan kewenangan untuk memungut pendapatan di mana keuangan yang

dikelola terdiri dari pendapatan yang dipungut dan anggaran belanja maka

perspektif keuangan menjadi sangat relevan karena sangat dekat hubungannya

dengan perspektif pelanggan Berdasarkan uraian tersebut maka BPK

memutuskan untuk menempatkan perspektif keuangan di posisi paling bawah dengan tujuan untuk mendukung pencapaian target pada ketiga perspektif lainnya

sehingga diharapkan mampu mendukung pemenuhan tujuan-tujuan strategisnya

16

Evaluasi atas perspektif pada BSC yang telah diterapkan BPK dalam

Renstra 2011-2015 beserta pencapaian kinerjanya sampai dengan tahun

2012

Berikut adalah evaluasi atas perspektif pada BSC yang telah diterapkan BPK

dalam Renstra 2011-2015 beserta pencapaian kinerjanya sampai dengan tahun

2012

1 Perspektif Keuangan

Pencapaian Perspektif Keuangan 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

101 4450 3514 936 27755287000 13913007429 13842279571 55 21 34

Total 4450 3514 936 27755287000 13913007429 13842279571 55 21 34

Keterangan

IS 101 Penerapan Perencanaan dan Penganggaran Berbasis Kinerja secara Menyeluruh dan Konsisten

(Sumber data diolah)

Pencapaian perspektif keuangan sampai dengan 31 Desember 2012 belum

memiliki kinerja kegiatan yang baik karena masih terdapat kekurangan

realisasi kegiatan keluaran dan penyerapan anggaran

2 Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

Pencapaian Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

51 7500 7188 312 4720134000 3270937720 1449196280 12 3 9

52 8000 8433 -433 2011901000 1406262750 605638250 27 18 9

61 7270 6341 929 930314000 686326700 243987300 18 5 13

62 4000 3850 150 2832731306 288750000 2543981306 26 9 17

71 7725 4812 2913 4326975000 2370663010 1956311990 10 4 6

81 4575 4756 -181 2846074000 2663471400 182602600 38 11 27

82 3238 4067 -829 2095786000 1738586500 357199500 12 3 9

83 9228 8196 1032 2134455000 1145909575 988545425 118 12 106

84 7950 7244 706 5598031873 1824019303 3774012570 372 339 33

85 8500 8300 200 486215000 56800000 429415000 8 3 5

91 4975 4117 858 4046875000 2873431000 1173444000 15 4 11

92 5120 6860 -1740 1189325000 977521700 211803300 6 2 4

Total 6507 6180 326 33218817179 19302679658 13916137521 662 413 249

Keterangan

IS 51 Meningkatkan Efektifitas Pelaksanaan Review atas Pilar-Pilar SPKM IS 52 Penyempurnaan Kode Etik dan Pengembangan Perangkatnya IS 61 Percepatan Penyelesaian Peraturan BPK di Bidang Pemeriksaan Keuangan Negara IS 62 Harmonisasi Peraturan Perundang-Undangan di Bidang Pemeriksaan dan Pengelolaan Keuangan Negara IS 71 Perwujudan Organisasi dan Tata Laksana BPK yang Berkualitas IS 81 Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia berbasis Kompetensi Secara Konsisten dan Menyeluruh IS 82 Penerapan Manajemen Kinerja Individu (MAKIN) IS 83 Penerapan Jabatan Fungsional Pemeriksa (JFP) IS 84 Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Kompetensi IS 85 Penerapan Manajemen Karir Yang Jelas IS 91 Pemenuhan Ketersediaan Sarana dan Prasarana Kerja sesuai dengan Standar Sarana dan Prasarana IS 92 Penerapan e-bpk secara Menyeluruh dan Berkelanjutan

(Sumber data diolah)

Berdasarkan data pencapaian inisiatif-inisiatif strategis terkait pencapaian

perspektif pertumbuhan dan pembelajaran sampai dengan 31 Desember 2012

17

di atas diketahui bahwa terdapat empat inisiatif strategis yang memiliki kinerja

yang baik (IS 52 81 82 dan 92) di mana realisasi kegiatan telah melebihi

rencana namun untuk realisasi anggaran maupun keluarannya belum sesuai

rencana dan delapan inisiatif strategis (IS 51 61 62 71 83 84 85 dan

91) belum memiliki kinerja kegiatan penyerapan anggaran maupun keluaran

yang baik karena realisasinya masih di bawah rencana

3 Perspektif Proses Internal

Pencapaian Perspektif Proses Internal 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

21 10000 10000 - 1431185000 1012253131 418931869 3 3 -

22 7306 8126 -820 52014718000 18347626376 33667091624 3055 4262 -1207

23 6750 4245 2505 4343546000 1031927990 3311618010 17 6 11

24 6928 4250 2678 246348000 22625000 223723000 12 6 6

25 7890 6897 993 2785972000 338338600 2447633400 15 9 6

26 5425 5425 - 10376530894 25976097894 -15599567000 21 11 10

27 7750 8241 -491 888720000 599134000 289586000 41 12 29

28 4800 5800 -1000 5973896579 1386190514 4587706065 21 13 8

29 5900 6900 -1000 2701106000 900308935 1800797065 10 4 6

210 7060 2485 4575 1325539000 473167000 852372000 13 1 12

211 6600 5467 1133 448546000 499259000 -50713000 22 10 12

212 2000 4590 -2590 585593000 33211000 552382000 10 - 10

213 5250 2350 2900 1225961000 169169300 1056791700 8 1 7

214 1500 1750 -250 88444100000 140000000 88304100000 6 1 5

31 6111 2900 3211 1838450000 370173000 1468277000 13 1 12

41 5720 9154 -3434 256239000 13275000 242964000 10 4 6

42 7975 7359 616 572001000 48980000 523021000 22 8 14

Total 6174 5643 531 175458451473 51361736740 124096714733 3299 4352 -1053

Keterangan

IS 21 Peningkatan Mutu Perencanaan Pemeriksaan IS 22 Penerapan e-Audit IS 23 Optimalisasi Pemanfaatan Sistem Manajemen Pemeriksaan (SMP) IS 24 Pemanfaatan KAP untuk memeriksa untuk dan atas nama BPK IS 25 Peningkatan Efektivitas Penerapan Risk Based Audit (RBA) dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan IS 26 Peningkatan Kapasitas Pemeriksaan Kinerja IS 27 Peningkatan Kapasitas Pemeriksaan Investigatif IS 28 Pelaksanaan Pemeriksaan dengan Perspektif Lingkungan IS 29 Peningkatan Kapasitas PDTT IS 210 Peningkatan Mutu Pelaporan Hasil Pemeriksaan IS 211 Peningkatan Kualitas Pemberian Keterangan Ahli IS 212 Peningkatan Kualitas Pemberian Bantuan Hukum untuk Pemeriksa IS 213 Peningkatan Kualitas Manajemen Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) IS 214 Peningkatan Pemberdayaan APIP dalam Wewenang dan Tanggung Jawab BPK IS 31 Optimalisasi Pemberian Pendapat BPK IS 41 Percepatan Penyelesaian Tuntutan Perbendaharaan IS 42 Peningkatan Pemantauan Penyelesaian Ganti Kerugian NegaraDaerah

(Sumber data diolah)

Berdasarkan data pencapaian inisiatif-inisiatif strategis terkait pencapaian

perspektif proses internal sampai dengan 31 Desember 2012 di atas diketahui

bahwa terdapat satu inisiatif strategis (IS 21) yang memiliki kinerja yang

sangat baik di mana realisasinya sama atau melebihi rencana baik dari segi

kegiatan anggaran maupun keluaran delapan inisiatif strategis (IS 22 26

27 28 29 212 214 dan 41) yang memiliki kinerja yang baik di mana

realisasi kegiatan melebihi rencana namun untuk realisasi anggaran maupun

keluarannya belum sesuai rencana lima inisiatif strategis (IS 23 24 25 211

18

dan 42) yang belum memiliki kinerja kegiatan penyerapan anggaran maupun

keluaran yang baik karena realisasinya masih di bawah rencana dan tiga

inisiatif strategis (IS 210 213 dan 31) yang perlu mendapat perhatian karena

realisasi kegiatannya lebih kecil dari rencana dan realisasi keluarannya

mengalami keterlambatan yang sangat banyak dari rencana yang telah

ditetapkan

4 Perspektif Pelanggan

Pencapaian Perspektif Pelanggan 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

11 7600 4680 2920 1410802500 295728980 1115073520 22 9 13

12 8200 11368 -3168 19263340000 15072255953 4191084047 230 369 -139

Total 7900 8024 -124 20674142500 15367984933 5306157567 252 378 -126

Keterangan

IS 11 Peningkatan Pengelolaan Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan IS 12 Peningkatan Mutu Hubungan Kelembagaan dengan Pemangku Kepentingan

(Sumber data diolah)

Berdasarkan data pencapaian inisiatif-inisiatif strategis perspektif pelanggan

sampai dengan 31 Desember 2012 di atas diketahui bahwa inisiatif strategis

11 belum memiliki kinerja kegiatan penyerapan anggaran maupun keluaran

yang baik karena masih mengalami kekurangan realisasi kegiatan keluaran

dan penyerapan anggaran dari rencana yang diharapkan Namun demikian

inisiatif strategis 12 memiliki kinerja yang sangat baik karena realisasi

kegiatan serta keluaran melebihi rencana dan adanya penghematan penyerapan

anggaran

Rekapitulasi Perspektif BSC BPK 31 Desember 2012 Perspektif Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

Keuangan 4450 3514 936 27755287000 13913007429 13842279571 55 21 34

Pertumbuhan 6507 6180 326 33218817179 19302679658 13916137521 662 413 249

Internal 6174 5643 531 175458451473 51361736740 124096714733 3299 4352 -1053

Pelanggan 7900 8024 -124 20674142500 15367984933 5306157567 252 378 -126

Total 6353 5927 426 257106698152 99945408760 157161289392 4268 5164 -896

(Sumber data diolah)

Penyelesaian seluruh kegiatan IS telah mencapai 5927 Pencapaian

tersebut masih di bawah target yang telah direncanakan sebesar 6353

Berdasarkan sisi anggaran realisasi penyerapan anggaran secara keseluruhan baru

mencapai 3887 Perlu dilakukan analisis lebih lanjut apakah capaian ini

diakibatkan adanya efisiensi dalam proses pelaksanaan kegiatan atau dikarenakan

proses perencanaan kebutuhan anggaran yang kurang akurat Namun demikian

peneliti berpendapat bahwa hal ini juga kemungkinan dapat disebabkan oleh

model BSC pada Renstra BPK 2011-2015 yang menempatkan perspektif

keuangan pada posisi terbawah sehingga terdapat ketidakselarasan antara

pencapaian kegiatan dan keluaran dengan penyerapan anggaran Sedangkan dari

segi keluaran realisasi keluaran secara keseluruhan telah melebihi target yang

direncanakan Hal ini sebagian besar diakibatkan adanya realisasi penyelesaian

keluaran IS yang terjadi selama proses pelaksanaan kegiatan serta adanya

19

perbedaan satuan keluaran yang diukur di setiap kegiatan Berdasarkan

rekapitulasi di atas juga dapat disimpulkan bahwa perspektif BSC yang memiliki

kinerja terbaik di BPK adalah perspektif pelanggan karena realisasi kegiatan dan

keluarannya telah melebihi rencana yang ditetapkan dengan adanya penghematan

atas penyerapan anggaran Sedangkan perspektif BSC yang paling buruk

kinerjanya adalah perspektif keuangan karena dari segi realisasi kegiatan

penyerapan anggaran dan keluarannya masih belum mencapai rencana yang

diharapkan selain itu kekurangan realisasi keluarannya masih jauh dari rencana

yang diharapkan yaitu sebesar 6182

Evaluasi atas Mekanisme Pengukuran Kinerja organisasi dan individu yang

berdasarkan metode BSC

BPK telah memiliki suatu mekanisme untuk mengukur pencapaikan

kinerja organisasi dan individu yang berdasarkan metode BSC namun demikian

peneliti menilai bahwa masih terdapat beberapa kelemahan dalam mekanisme

pengukuran kinerja yang ada yaitu sebagai berikut

1 Mekanisme pengukuran kinerja organisasi yang ada hanya mampu mengukur

kinerja organisasi pada level eselon 1 dan eselon 2 saja sedangkan untuk level

eselon 3 eselon 4 maupun struktur fungsional tim pemeriksaan tidak terdapat

mekanisme pengukuran kinerjanya

2 Untuk mekanisme pengukuran kinerja individu masih terdapat ketidakjelasan

mengenai sistem mana yang akan dipakai dalam mengukur kinerja individual

para pegawai BPK karena sistem yang telah berjalan dari tahun 2011 yaitu

MAKIN BPK tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011

tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS yang harus mulai diterapkan pada 1

Januari 2014 Selain itu terdapat beberapa kekurangan pada Peraturan

Pemerintah nomor 46 tahun 2011 jika dibandingkan dengan MAKIN BPK

khususnya dalam mengukur kinerja para pemeriksa BPK yaitu di mana

MAKIN BPK mengukur sasaran kerja kompetensi perilaku dan kompetensi

teknis sedangkan Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 hanya mengukur

sasaran kerja dan kompetensi perilaku saja tanpa mengukur kompetensi teknis

Namun demikian MAKIN BPK yang telah berjalan selama ini juga memiliki

kelemahan yaitu MAKIN BPK hanya mengukur kinerja pegawai BPK yang

bertugas sebagai pemeriksa saja sedangkan untuk pegawai BPK non

pemeriksa tidak dapat diukur kinerjanya

5 KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan pada bab 4 dapat

diambil kesimpulan mengenai analisis BSC sebagai suatu sistem perencanaan

strategis dan pengukuran kinerja pada BPK sebagai berikut

20

1 Secara umum BPK telah menerapkan metode BSC dalam perencanaan

strategisnya dengan adanya pernyataan visi dan misi yang efektif nilai dasar

yang jelas dan dapat diterapkan serta tujuan strategi organisasi yang telah

diterjemahkan ke dalam berbagai sasaran strategis dalam empat perspektif

BSC

2 Terdapat perbedaan strategy mapping antara yang telah dikemukakan oleh

Robertson dalam Mahsun (2009) dengan strategy mapping yang digunakan

BPK menurut Robertson perspektif keuangan seharusnya menjadi tujuan yang

kedua setelah perspektif pelanggan sedangkan menurut BPK perspektif

keuangan adalah merupakan tujuan yang terakhir di bawah tiga perspektif

lainnya Hal ini disebabkan posisi BPK sebagai sebuah institusi sektor publik

yang tidak memiliki tugas fungsi dan kewenangan untuk memungut

pendapatan (baik pajak maupun bukan pajak) sehingga perspektif keuangan di

BPK hanya berupa anggaran belanja saja yang merupakan sumber daya dalam

melaksanakan tugas fungsi dan wewenangnya dalam rangka mencapai

tujuannya Oleh karena itu pencapaian pada perspektif keuangan digunakan

oleh BPK untuk mendukung pencapaian sasaran-sasaran strategis pada ketiga

perspektif lainnya

3 Hasil evaluasi atas perspektif pada BSC sampai tingkat inisiatif strategis yang

telah diterapkan BPK dalam Renstra 2011-2015 beserta pencapaian kinerjanya

sampai dengan tahun 2012 dapat disimpulkan bahwa terdapat dua inisiatif

strategis yang memiliki kinerja sangat baik yaitu realisasinya sama atau

melebih rencana baik dari segi kegiatan anggaran maupun keluaran yaitu

inisiatif strategis 12 dan 21 Dua belas inisiatif strategis yang memiliki kinerja

baik yaitu realisasi kegiatannya melebihi rencana namun untuk realisasi

anggaran maupun keluarannya belum sesuai rencana lima belas inisiatif

strategis yang belum memiliki kinerja kegiatan maupun keluaran baik

sehingga masih memerlukan peningkatan pencapaian realisasi serta tiga

inisiatif strategis yang perlu mendapat perhatian karena realisasi kegiatannya

lebih kecil dari rencana dan mengalami keterlambatan yang sangat banyak dari

rencana yang telah ditetapkan

4 Perspektif BSC yang memiliki kinerja terbaik di BPK adalah perspektif

pelanggan karena realisasi kegiatan dan keluarannya telah melebihi rencana

yang ditetapkan dengan adanya penghematan atas penyerapan anggaran

Sedangkan perspektif BSC yang paling buruk kinerjanya adalah perspektif

keuangan karena dari segi realisasi kegiatan penyerapan anggaran dan

keluarannya masih belum mencapai rencana yang diharapkan

5 BPK telah memiliki suatu mekanisme untuk mengukur pencapaikan kinerja

organisasi dan individu yang berdasarkan metode BSC walaupun masih

terdapat kelemahan dalam mekanisme pengukuran kinerja organisasi dan

individu tersebut

6 Mekanisme pengukuran kinerja organisasi yang ada tidak mampu mengukur

kinerja keseluruhan organisasi karena hanya mampu mengukur kinerja organisasi pada level eselon 1 dan eselon 2 saja sedangkan untuk level eselon

3 eselon 4 maupun struktur fungsional tim pemeriksaan tidak terdapat

mekanisme pengukuran kinerjanya

7 Terdapat ketidakjelasan mengenai sistem mana yang akan dipakai dalam

mekanisme pengukuran kinerja individunya karena sistem yang telah berjalan

21

dari tahun 2011 yaitu MAKIN BPK tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah

nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS yang harus mulai

diterapkan pada 1 Januari 2014

Saran

Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil analisis BSC sebagai suatu

sistem perencanaan strategis dan pengukuran kinerja pada BPK adalah sebagai

berikut

1 Perlu ada penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh keputusan BPK dalam

menempatkan perspektif keuangan di bawah ketiga perspektif BSC lainnya

terhadap pencapaian kinerja inisiatif-inisiatif strategisnya

2 BPK perlu memastikan penyelesaian seluruh kegiatan IS sesuai dengan

rencana dan target yang telah ditetapkan baik dari sisi jadwal penyelesaian

kegiatan rencana keluaran maupun efisiensi pemanfaatan anggaran karena IS

merupakan kegiatan strategis yang mempengaruhi keberhasilan BPK dalam

implementasi Renstra BPK 2011-2015

3 BPK perlu mengubah mekanisme pengukuran kinerja organisasinya sehingga

dapat mengukur kinerja organisasi pada level eselon 3 eselon 4 dan struktur

fungsional tim pemeriksaannya

4 BPK perlu menetapkan mekanisme pengukuran kinerja individu yang jelas dan

sesuai dengan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi

Kerja PNS namun tetap dapat mengukur kompetensi teknis pemeriksanya

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Ilmiah dan Buku

Kaplan Robert S dan David Norton 1992 The Balanced Scorecard Measures that Drive

Performance Harvard Business Review

Luis S dan Biromo PA 2008 Step by Step in Cascading Balanced Scorecard to

Fundamental Scorecards PT Gramedia Pustaka Umum Jakarta

Mahmudi 2010 Manajemen Kinerja Sektor Publik STIE YKPN Jakarta

Mahsun Muhamad 2006 Pengukuran Kinerja Sektor Publik BPFE Yogyakarta

Moleong Lexy 2006 Metodologi Penelitian Kualitatif PT Remaja Rosdakarya

Bandung

Niven PR 2003 Balanced Scorecard Step by Step for Governmental and

Nonprofit Agencies John Wiley amp Sons Inc New York

22

Prawirosentono Suyadi 2008 Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan

Kinerja Karyawan BPFE Yogyakarta

Sekaran Uma 2006 Research Methods for Business Metedologi Penelitian

untuk Bisnis Penerbit Salemba Empat Jakarta

Sugiyono 2008 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Penerbit

Alfabeta Bandung

Umar Haryono 2006 Strategic Control Penerbit Universitas Trisakti Jakarta

Wibowo 2007 Manajemen Kinerja PT Raja Grafindo Parsada Jakarta

Yuwono S Sukarno E dan Ikhsan M 2002 Petunjuk Praktis Penyusunan

Balanced Scorecard-Menuju Organisasi yang Berfoukus pada Strategi

PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Zeithaml V A Berry L L and Parasuraman A 1996 The behavioral consequences of

Service quality Journal of Marketing Vol 60

Peraturan

Keputusan BPK nomor 3KI-XIII252011 Tentang Perubahan atas Keputusan

BPK nomor 7KI-XIII122010 tentang Rencana Strategis BPK Tahun

Anggaran 2011 sampai dengan 2015 Jakarta

Keputusan Sekretaris Jenderal BPK nomor 238KX-XIII252011 Tentang

Rencana Implementasi Renstra BPK TA 2011 sd 2015 Jakarta

Keputusan Sekretaris Jenderal BPK nomor 112KX-XIII222012 Tentang

Manajemen Kinerja Individu Tugas Pemeriksaan Jakarta

Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja

PNS Jakarta

Surat Edaran Sekretaris Jenderal BPK nomor 08SEX-XIII242011 Tentang

Implementasi Sistem Manajemen Kinerja Individu dalam Tugas

Pemeriksaan di Lingkungan BPK Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan

Negara Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2006 Tentang Badan

Pemeriksa Keuangan Jakarta

Page 10: ANALISIS BALANCED SCORECARD SEBAGAI SUATU SISTEM

10

5 Sasaran Strategis

Sasaran Strategis BPK dalam Renstra 2011 sd 2015 Perspektif BSC Sasaran Strategis Tujuan Strategis

Pemenuhan Kebutuhan dan Harapan Pemilik

Kepentingan

Meningkatkan Efektivitas Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan dan Memenuhi Harapan Pemangku Kepentingan

Mendorong terwujudnya pengelolaan keuangan negara yang tertib taat pada peraturan perundang-undangan ekonomis efisien efektif transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan

Pengelolaan Fungsi Strategis

Meningkatkan Fungsi Manajemen Pemeriksaan

Mewujudkan pemeriksaan yang bermutu untuk menghasilkan laporan hasil pemeriksaan yang bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan pemangku kepentingan

Meningkatkan Mutu Pemberian Pendapat dan Pertimbangan

Meningkatkan Percepatan Penetapan Tuntutan Perbendaharaan dan Pemantauan Penyelesaian Ganti KN

Pertumbuhan dan Pembelajaran

Organisasi

Meningkatkan Efektivitas Penerapan Sistem Pemerolehan Keyakinan Mutu

Pemenuhan dan Harmonisasi Peraturan di Bidang Pemeriksaan Keuangan Negara

Meningkatkan Mutu Kelembagaan dan Ketatalaksanaan

Mewujudkan birokrasi yang modern di BPK

Meningkatkan Kompetensi SDM dan Dukungan Manajemen

Meningkatkan Pemenuhan Standar dan Mutu Sarana dan Prasarana

Keuangan Meningkatkan Pemanfaatan Anggaran

(Sumber Rencana Strategis BPK 2011)

6 Indikator Kinerja Utama

Indikator Kinerja Utama BPK dalam Renstra 2011 sd 2015 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

Meningkatkan Efektivitas Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan dan

Memenuhi Harapan Pemangku Kepentingan

Persentase rekomendasi hasil pemeriksaan yang ditindaklanjuti

Persentase laporan tindak pidana yang ditindaklanjuti instansi penegak hukum

Indeks kepuasan pemangku kepentingan atas hasil pemeriksaan BPK

Meningkatkan Fungsi Manajemen Pemeriksaan

Jumlah Laporan Hasil Pemeriksaan yang diterbitkan

Ketepatan waktu proses pelaksanaan dan pelaporan pemeriksaan

Persentase pemenuhan quality assurance dalam

pemeriksaan

Meningkatkan Mutu Pemberian Pendapat dan Pertimbangan

Jumlah pendapat BPK yang diterbitkan

Meningkatkan Percepatan Penetapan Tuntutan Perbendaharaan dan

Pemantauan Penyelesaian Ganti Kerugian Negara

Persentase penyelesaian penetapan tuntutan perbendaharaan

Jumlah laporan pemantauan kerugian negara yang diterbitkan

Meningkatkan Efektivitas Penerapan Sistem Pemerolehan

Keyakinan Mutu

Persentase rekomendasi peer review yang

ditindaklanjuti

11

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

Pemenuhan dan Harmonisasi Peraturan di Bidang Pemeriksaan

Keuangan Negara

Persentase pemenuhan penyusunan peraturan BPK

Meningkatkan Mutu Kelembagaan dan Ketatalaksanaan

Persentase pemenuhan ketersediaan perangkat lunak (juknisjuklak) pemeriksaannon pemeriksaan

Meningkatkan Kompetensi SDM dan Dukungan Manajemen

Persentase pegawai yang memenuhi standar kompetensi yang dipersyaratkan

Persentase pemenuhan standar jam pelatihan pemeriksa

Indeks kepuasan kerja pegawai

Meningkatkan Pemenuhan Standar dan Mutu Sarana dan

Prasarana

Persentase pemenuhan standar sarana dan prasarana kerja

Persentase proses bisnis yang telah memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Meningkatkan Pemanfaatan Anggaran

Opini atas Laporan Keuangan BPK

Persentase Pemanfaatan Anggaran

(Sumber Rencana Strategis BPK 2011)

7 Peta Strategis

Peta Strategis BPK dalam Renstra 2011 sd 2015

(Sumber Rencana Strategis BPK 2011)

12

Implementasi Renstra BPK 2011 ndash 2015

Dalam implementasinya BPK telah mengembangkan 32 Inisiatif Strategis

(IS) berupa proyek yang berisi kegiatan-kegiatan yang merupakan critical success

factor dalam pencapaian sasaran strategis Inisiatif Strategis (IS) tersebut disajikan

dalam bentuk kegiatan yang merupakan critical success factor pencapaian

Sasaran Strategis

Mekanisme Penilaian Kinerja Organisasi

Pada awal pelaksanaan setiap IS akan dilaksanakan kick off meeting dalam

rangka koordinasi pelaksanaan kegiatan-kegiatan IS di antara satker-satker yang

terlibat Setiap satker sesuai dengan perannya dalam implementasi IS

melaksanakan kegiatan IS yang menjadi tanggung jawabnya Untuk dapat

memantau perkembangan pelaksanaan IS setiap satker pelaksana menyampaikan

laporan pelaksanaan kegiatan IS kepada satker koordinator dan Direktorat PSMK

Direktorat PSMK mengembangkan sistem aplikasi SIMAK BPK yang

akan dimanfaatkan untuk memantau pelaksanaan kegiatan IS Laporan

pelaksanaan kegiatan IS akan dimasukkan ke dalam sistem aplikasi tersebut

sehingga Direktorat PSMK dapat melakukan pemantauan terhadap perkembangan

seluruh IS Berdasarkan hasil pemantauan pelaksanaan seluruh IS Direktorat

PSMK secara periodik akan menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan

IS kepada forum eselon 1 dan Badan

Direktorat PSMK berperan untuk melaksanakan koordinasi pemantauan

dan evaluasi pelaksanaan kegiatan IS Kegiatan pemantauan dilaksanakan dalam

proses implementasi kegiatan dalam IS untuk memastikan bahwa kegiatan dapat

dimplementasikan secara baik Kegiatan evaluasi ditujukan untuk mengambil

langkah pembelajaran dan mengelola umpan balik selama proses pelaksanaan

kegiatan dan mengambil langkah korektif untuk mengatasi permasalahan dan

hambatan yang ada serta mengarahkan bahwa keluaran dan hasil yang diharapkan

dari pelaksanaan setiap IS akan dapat tercapai

Dalam pelaksanaan pemantauan dan evaluasi tujuan yang ingin dicapai

adalah memastikan bahwa kegiatan yang dilaksanakan untuk masing-masing IS

telah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan baik dari segi waktu biaya

maupun cakupan kegiatan (keluaran dan hasil)

Inisiatif strategis yang dijabarkan dalam Rencana Implementasi Renstra

telah disusun berdasarkan indikator kinerja utama dan sasaran strategis BPK

Wide Eselon 1 bertanggung jawab atas pelaksanaan IS yang menjadi tanggung

jawabnya Kegiatan-kegiatan dalam inisiatif strategis dikoordinasikan dan

dilaksanakan oleh satker eselon 2 sesuai dengan pembagian koordinator dan

pelaksana IS Untuk memastikan pelaksanaan kegiatan inisiatif strategis

Direktorat PSMK mengembangkan aplikasi manajemen proyek sebagai bagian

dari sistem manajemen kinerja (SIMAK) BPK Pemantauan terhadap pelaksanaan

kegiatankegiatan inisiatif strategis dilakukan berdasarkan laporan kegiatan periodik yang disampaikan seluruh satker kepada Direktorat PSMK Hasil

pemantauan digunakan untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan implementasi IS

dalam mendukung pencapaian indikator kinerja utama dan sasaran strategis BPK

Wide

13

Untuk memberikan pedoman yang jelas kepada Direktorat PSMK dalam

melakukan pemantauan dan evaluasi Direktorat PSMK akan menyusun SOP

tentang pengelolaan inisiatif strategis termasuk di dalamnya pengembangan

aplikasi yang akan digunakan dalam proses pemantauan dan evaluasi Di samping

itu untuk memberikan kejelasan mengenai peran seluruh pihak yang terlibat

dalam implementasi IS baik sebagai sponsor penanggung jawab satker

koordinator satker pelaksana maupun satker terkait BPK akan menyusun dan

mengembangkan pedoman change management yang dapat digunakan sebagai

acuan dalam pelaksanaan kegiatan dalam IS

Mekanisme Penilaian Kinerja Individu Dalam hal pengukuran kinerja individu BPK telah membentuk suatu

sistem yang disebut dengan Manajemen Kinerja Individu (MAKIN) Selain itu

Pemerintah juga telah mengundangkan sebuah Peraturan Pemerintah nomor 46

tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS Berikut adalah perbandingan

antara MAKIN BPK dengan Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 tentang

Penilaian Prestasi Kerja PNS

Perbandingan MAKIN BPK dengan PP nomor 46 tahun 2011 No Bahasan MAKIN PP 462011

1 Definisi Manajemen Kinerja Individu (MAKIN) adalah proses pengelolaan kinerja individu yang terdiri atas tiga tahap yang saling berkesinambungan yaitu Tahap Perencanaan Tahap Bimbingan dan Tahap Penilaian

Prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh setiap PNS pada satuan organisasi sesuai dengan sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja

2 Ruang Lingkup a MAKIN saat ini berlaku bagi Pemeriksa atas Tugas Pemeriksaan dan Tugas Sesuai Fungsi (Tugas sesuai fungsi akan berlaku efektif pada tahun 2013)

b Ke depannya MAKIN akan diberlakukan untuk seluruh pegawai BPK

Berlaku kepada seluruh PNS (sebagai pengganti DP3)

3 Jangka Waktu Penilaian

a Pemeriksa - Tugas Pemeriksaan

Sesuai dengan jangka waktu di surat tugas

- Tugas Sesuai Fungsi Januari ndash Minggu ke-2 Januari tahun berikutnya

b Non- Pemeriksa Januari-Minggu ke -2 Januari tahun berikutnya

Januari sd Desember tahun berjalan

4 Unsur yang Dinilai

a Sasaran Kerja b Kompetensi Perilaku c Kompetensi Teknis

a Sasaran Kerja b Kompetensi Perilaku

5 Penyusunan SKP Penyusunan SKP telah ditetapkan Organisasi mengacu pada hasil cascading

dan urutan jabatan

Penyusunan SKP merupakan kewajiban PNS

14

No Bahasan MAKIN PP 462011

6 Penilaian SKP a Mempertimbangkan aspek waktu

b Berdasarkan pencapaian target

c Skala nilai 1 - 5

a Mempertimbangkan aspek kuantitas kualitas waktu dan biaya

b Membandingkan antara realisasi dan target

c Skala Nilai 1-100

7 Aspek Penilaian Perilaku Kerja

Achievement Analytical Thinking Concern for order Information Seeking Teamwork dan Cooperation

Orientasi pelayanan integritas komitmen disiplin kerja sama dan kepemimpinan

8 Pihak yang Menilai

a Pemeriksa

- MAKIN Tugas Pemeriksaan Pejabat yang menilai Atasan Langsung sesuai dengan surat Tugas Pemeriksaan

- MAKIN Tugas Sesuai Fungsi Pejabat yang menilai Atasan Langsung sesuai dengan Pola Hubungan antar PFP

b Non-Pemeriksa (staf) Pejabat Struktural

Atasan Langsung paling rendah Pejabat Struktural setingkat eselon V atau pejabat lain yang ditentukan

9 Penilaian Kompetensi Perilaku

a Dilakukan melalui pengamatan dan bimbingan informal

b Skala nilai 1 - 5

a Dilakukan melaui pengamatan

b Skala Nilai 1-100

10 Total Penilaian Rerata bobot nilai SKP kompetensi perilaku dan kompetensi teknis

Penggabungan antara nilai SKP dan kompetensi perilaku

11 Bobot Nilai a Sasaran kerja 60 b Kompetensi Perilaku 20 c Kompetensi Teknis 20

a Sasaran kerja 60 b Kompetensi Perilaku 40

12 Sebutan Nilai Belum ada Ketetapan a 91 ndash ke atas sangat baik b 76 ndash 90 baik c 61 ndash 75 cukup d 51 ndash 60 kurang e 50 ke bawah buruk

13 Sanksi Tidak ada sanksi PNS yang tidak menyusun SKP dan Pejabat penilai yang tidak melaksanakan penilaian prestasi kerja dijatuhi hukuman disiplin

(Sumber Biro SDM BPK 2011)

Evaluasi atas Penerapan Balanced Scorecard sebagai Sistem Perencanaan

Strategis

Secara umum BPK telah menerapkan metode BSC dalam perumusan

rencana strategisnya hal ini terlihat dengan telah adanya pernyataan visi misi

nilai dasar dan tujuan strategi organisasi yang telah diterjemahkan ke dalam

berbagai sasaran strategis dalam empat perspektif BSC Pernyataan visi yang

digunakan BPK dalam rencana strategisnya telah efektif Hal tersebut disebabkan

pernyataan visi tersebut sudah menggambarkan harapan di masa depan menarik

dan menantang layak bersifat umum sehingga tidak dipengaruhi oleh perubahan

organisasi serta mudah dikomunikasikan karena singkat dan jelas pernyataan misi

yang digunakan BPK dalam rencana strategisnya telah efektif oleh karena

pernyataan misi tersebut telah cukup ringkas jelas unik bersifat umum sehingga

15

tidak dipengaruhi oleh perubahan organisasi menghendaki budaya organisasi

yang lebih baik memberikan inspirasi serta bersifat jangka panjang Nilai nilai

dasar yang digunakan BPK sudah memadai dan dapat menjadi landasan dalam

pelaksanaan misi untuk mencapai visi yang diinginkan Selain itu tujuan strategis

yang ditetapkan oleh BPK mampu mendukung pencapaian pernyataan misi yang

ada dan telah dilakukan penjabaran (cascading) atas tujuan strategis tersebut ke

dalam sasaran strategis yang memudahkan dalam pencapaian tujuan strategis

tersebut Selain itu BPK telah menentukan ukuran dan target kinerja yang hendak

dicapai dalam pencapaian sasaran strategis untuk jangka waktu tertentu Sasaran

strategis yang ada telah dijabarkan ke dalam berbagai inisiatif strategis yang

dipilih untuk dapat mewujudkan sasaran strategis tersebut Inisiatif strategis yang

ada telah dijabarkan menjadi kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dengan

output anggaran maupun satker koordinator satker pelaksana serta satker-satker

terkaitnya

Evaluasi atas Strategy Mapping BPK beserta prioritas Perspektif BSC

Pada strategy mapping BSC untuk organisasi sektor publik perspektif

pelanggan adalah tujuan yang utama yang diikuti oleh perspektif keuangan

perspektif proses internal serta yang terakhir adalah perspektif pertumbuhan dan

pembelajaran (Robertson dalam Mahsun 2009) Namun demikian pada strategy

mapping yang digunakan BPK di dalam Renstra 2011-2015 menunjukkan bahwa

yang utama adalah perspektif pelanggan yang diikuti dengan perspektif proses

internal perspektif pertumbuhan dan pembelajaran serta yang terakhir adalah

perspektif keuangan Terdapat perbedaan strategy mapping antara yang telah

dikemukakan oleh Robertson dengan strategy mapping yang digunakan BPK

yaitu menurut Robertson perspektif keuangan seharusnya menjadi tujuan yang

kedua setelah perspektif pelanggan sedangkan menurut BPK perspektif keuangan

adalah merupakan tujuan yang terakhir di bawah tiga perspektif lainnya

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kasubdit Perencanaan Strategis dan

Manajemen Kinerja BPK diketahui bahwa pertimbangan yang dipakai BPK dalam

menentukan prioritas perspektif BSC tersebut adalah BPK merupakan sebuah

institusi sektor publik yang tidak memiliki tugas fungsi dan kewenangan untuk

memungut pendapatan (baik pajak maupun bukan pajak) sehingga perspektif

keuangan di BPK hanya berupa anggaran belanja yang merupakan sumber daya

dalam melaksanakan tugas fungsi dan wewenangnya dalam rangka mencapai

tujuannya Oleh karena itu pencapaian pada perspektif keuangan digunakan oleh

BPK untuk mendukung pencapaian sasaran-sasaran strategis pada ketiga

perspektif lainnya Untuk institusi sektor publik lainnya yang memiliki tugas

fungsi dan kewenangan untuk memungut pendapatan di mana keuangan yang

dikelola terdiri dari pendapatan yang dipungut dan anggaran belanja maka

perspektif keuangan menjadi sangat relevan karena sangat dekat hubungannya

dengan perspektif pelanggan Berdasarkan uraian tersebut maka BPK

memutuskan untuk menempatkan perspektif keuangan di posisi paling bawah dengan tujuan untuk mendukung pencapaian target pada ketiga perspektif lainnya

sehingga diharapkan mampu mendukung pemenuhan tujuan-tujuan strategisnya

16

Evaluasi atas perspektif pada BSC yang telah diterapkan BPK dalam

Renstra 2011-2015 beserta pencapaian kinerjanya sampai dengan tahun

2012

Berikut adalah evaluasi atas perspektif pada BSC yang telah diterapkan BPK

dalam Renstra 2011-2015 beserta pencapaian kinerjanya sampai dengan tahun

2012

1 Perspektif Keuangan

Pencapaian Perspektif Keuangan 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

101 4450 3514 936 27755287000 13913007429 13842279571 55 21 34

Total 4450 3514 936 27755287000 13913007429 13842279571 55 21 34

Keterangan

IS 101 Penerapan Perencanaan dan Penganggaran Berbasis Kinerja secara Menyeluruh dan Konsisten

(Sumber data diolah)

Pencapaian perspektif keuangan sampai dengan 31 Desember 2012 belum

memiliki kinerja kegiatan yang baik karena masih terdapat kekurangan

realisasi kegiatan keluaran dan penyerapan anggaran

2 Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

Pencapaian Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

51 7500 7188 312 4720134000 3270937720 1449196280 12 3 9

52 8000 8433 -433 2011901000 1406262750 605638250 27 18 9

61 7270 6341 929 930314000 686326700 243987300 18 5 13

62 4000 3850 150 2832731306 288750000 2543981306 26 9 17

71 7725 4812 2913 4326975000 2370663010 1956311990 10 4 6

81 4575 4756 -181 2846074000 2663471400 182602600 38 11 27

82 3238 4067 -829 2095786000 1738586500 357199500 12 3 9

83 9228 8196 1032 2134455000 1145909575 988545425 118 12 106

84 7950 7244 706 5598031873 1824019303 3774012570 372 339 33

85 8500 8300 200 486215000 56800000 429415000 8 3 5

91 4975 4117 858 4046875000 2873431000 1173444000 15 4 11

92 5120 6860 -1740 1189325000 977521700 211803300 6 2 4

Total 6507 6180 326 33218817179 19302679658 13916137521 662 413 249

Keterangan

IS 51 Meningkatkan Efektifitas Pelaksanaan Review atas Pilar-Pilar SPKM IS 52 Penyempurnaan Kode Etik dan Pengembangan Perangkatnya IS 61 Percepatan Penyelesaian Peraturan BPK di Bidang Pemeriksaan Keuangan Negara IS 62 Harmonisasi Peraturan Perundang-Undangan di Bidang Pemeriksaan dan Pengelolaan Keuangan Negara IS 71 Perwujudan Organisasi dan Tata Laksana BPK yang Berkualitas IS 81 Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia berbasis Kompetensi Secara Konsisten dan Menyeluruh IS 82 Penerapan Manajemen Kinerja Individu (MAKIN) IS 83 Penerapan Jabatan Fungsional Pemeriksa (JFP) IS 84 Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Kompetensi IS 85 Penerapan Manajemen Karir Yang Jelas IS 91 Pemenuhan Ketersediaan Sarana dan Prasarana Kerja sesuai dengan Standar Sarana dan Prasarana IS 92 Penerapan e-bpk secara Menyeluruh dan Berkelanjutan

(Sumber data diolah)

Berdasarkan data pencapaian inisiatif-inisiatif strategis terkait pencapaian

perspektif pertumbuhan dan pembelajaran sampai dengan 31 Desember 2012

17

di atas diketahui bahwa terdapat empat inisiatif strategis yang memiliki kinerja

yang baik (IS 52 81 82 dan 92) di mana realisasi kegiatan telah melebihi

rencana namun untuk realisasi anggaran maupun keluarannya belum sesuai

rencana dan delapan inisiatif strategis (IS 51 61 62 71 83 84 85 dan

91) belum memiliki kinerja kegiatan penyerapan anggaran maupun keluaran

yang baik karena realisasinya masih di bawah rencana

3 Perspektif Proses Internal

Pencapaian Perspektif Proses Internal 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

21 10000 10000 - 1431185000 1012253131 418931869 3 3 -

22 7306 8126 -820 52014718000 18347626376 33667091624 3055 4262 -1207

23 6750 4245 2505 4343546000 1031927990 3311618010 17 6 11

24 6928 4250 2678 246348000 22625000 223723000 12 6 6

25 7890 6897 993 2785972000 338338600 2447633400 15 9 6

26 5425 5425 - 10376530894 25976097894 -15599567000 21 11 10

27 7750 8241 -491 888720000 599134000 289586000 41 12 29

28 4800 5800 -1000 5973896579 1386190514 4587706065 21 13 8

29 5900 6900 -1000 2701106000 900308935 1800797065 10 4 6

210 7060 2485 4575 1325539000 473167000 852372000 13 1 12

211 6600 5467 1133 448546000 499259000 -50713000 22 10 12

212 2000 4590 -2590 585593000 33211000 552382000 10 - 10

213 5250 2350 2900 1225961000 169169300 1056791700 8 1 7

214 1500 1750 -250 88444100000 140000000 88304100000 6 1 5

31 6111 2900 3211 1838450000 370173000 1468277000 13 1 12

41 5720 9154 -3434 256239000 13275000 242964000 10 4 6

42 7975 7359 616 572001000 48980000 523021000 22 8 14

Total 6174 5643 531 175458451473 51361736740 124096714733 3299 4352 -1053

Keterangan

IS 21 Peningkatan Mutu Perencanaan Pemeriksaan IS 22 Penerapan e-Audit IS 23 Optimalisasi Pemanfaatan Sistem Manajemen Pemeriksaan (SMP) IS 24 Pemanfaatan KAP untuk memeriksa untuk dan atas nama BPK IS 25 Peningkatan Efektivitas Penerapan Risk Based Audit (RBA) dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan IS 26 Peningkatan Kapasitas Pemeriksaan Kinerja IS 27 Peningkatan Kapasitas Pemeriksaan Investigatif IS 28 Pelaksanaan Pemeriksaan dengan Perspektif Lingkungan IS 29 Peningkatan Kapasitas PDTT IS 210 Peningkatan Mutu Pelaporan Hasil Pemeriksaan IS 211 Peningkatan Kualitas Pemberian Keterangan Ahli IS 212 Peningkatan Kualitas Pemberian Bantuan Hukum untuk Pemeriksa IS 213 Peningkatan Kualitas Manajemen Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) IS 214 Peningkatan Pemberdayaan APIP dalam Wewenang dan Tanggung Jawab BPK IS 31 Optimalisasi Pemberian Pendapat BPK IS 41 Percepatan Penyelesaian Tuntutan Perbendaharaan IS 42 Peningkatan Pemantauan Penyelesaian Ganti Kerugian NegaraDaerah

(Sumber data diolah)

Berdasarkan data pencapaian inisiatif-inisiatif strategis terkait pencapaian

perspektif proses internal sampai dengan 31 Desember 2012 di atas diketahui

bahwa terdapat satu inisiatif strategis (IS 21) yang memiliki kinerja yang

sangat baik di mana realisasinya sama atau melebihi rencana baik dari segi

kegiatan anggaran maupun keluaran delapan inisiatif strategis (IS 22 26

27 28 29 212 214 dan 41) yang memiliki kinerja yang baik di mana

realisasi kegiatan melebihi rencana namun untuk realisasi anggaran maupun

keluarannya belum sesuai rencana lima inisiatif strategis (IS 23 24 25 211

18

dan 42) yang belum memiliki kinerja kegiatan penyerapan anggaran maupun

keluaran yang baik karena realisasinya masih di bawah rencana dan tiga

inisiatif strategis (IS 210 213 dan 31) yang perlu mendapat perhatian karena

realisasi kegiatannya lebih kecil dari rencana dan realisasi keluarannya

mengalami keterlambatan yang sangat banyak dari rencana yang telah

ditetapkan

4 Perspektif Pelanggan

Pencapaian Perspektif Pelanggan 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

11 7600 4680 2920 1410802500 295728980 1115073520 22 9 13

12 8200 11368 -3168 19263340000 15072255953 4191084047 230 369 -139

Total 7900 8024 -124 20674142500 15367984933 5306157567 252 378 -126

Keterangan

IS 11 Peningkatan Pengelolaan Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan IS 12 Peningkatan Mutu Hubungan Kelembagaan dengan Pemangku Kepentingan

(Sumber data diolah)

Berdasarkan data pencapaian inisiatif-inisiatif strategis perspektif pelanggan

sampai dengan 31 Desember 2012 di atas diketahui bahwa inisiatif strategis

11 belum memiliki kinerja kegiatan penyerapan anggaran maupun keluaran

yang baik karena masih mengalami kekurangan realisasi kegiatan keluaran

dan penyerapan anggaran dari rencana yang diharapkan Namun demikian

inisiatif strategis 12 memiliki kinerja yang sangat baik karena realisasi

kegiatan serta keluaran melebihi rencana dan adanya penghematan penyerapan

anggaran

Rekapitulasi Perspektif BSC BPK 31 Desember 2012 Perspektif Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

Keuangan 4450 3514 936 27755287000 13913007429 13842279571 55 21 34

Pertumbuhan 6507 6180 326 33218817179 19302679658 13916137521 662 413 249

Internal 6174 5643 531 175458451473 51361736740 124096714733 3299 4352 -1053

Pelanggan 7900 8024 -124 20674142500 15367984933 5306157567 252 378 -126

Total 6353 5927 426 257106698152 99945408760 157161289392 4268 5164 -896

(Sumber data diolah)

Penyelesaian seluruh kegiatan IS telah mencapai 5927 Pencapaian

tersebut masih di bawah target yang telah direncanakan sebesar 6353

Berdasarkan sisi anggaran realisasi penyerapan anggaran secara keseluruhan baru

mencapai 3887 Perlu dilakukan analisis lebih lanjut apakah capaian ini

diakibatkan adanya efisiensi dalam proses pelaksanaan kegiatan atau dikarenakan

proses perencanaan kebutuhan anggaran yang kurang akurat Namun demikian

peneliti berpendapat bahwa hal ini juga kemungkinan dapat disebabkan oleh

model BSC pada Renstra BPK 2011-2015 yang menempatkan perspektif

keuangan pada posisi terbawah sehingga terdapat ketidakselarasan antara

pencapaian kegiatan dan keluaran dengan penyerapan anggaran Sedangkan dari

segi keluaran realisasi keluaran secara keseluruhan telah melebihi target yang

direncanakan Hal ini sebagian besar diakibatkan adanya realisasi penyelesaian

keluaran IS yang terjadi selama proses pelaksanaan kegiatan serta adanya

19

perbedaan satuan keluaran yang diukur di setiap kegiatan Berdasarkan

rekapitulasi di atas juga dapat disimpulkan bahwa perspektif BSC yang memiliki

kinerja terbaik di BPK adalah perspektif pelanggan karena realisasi kegiatan dan

keluarannya telah melebihi rencana yang ditetapkan dengan adanya penghematan

atas penyerapan anggaran Sedangkan perspektif BSC yang paling buruk

kinerjanya adalah perspektif keuangan karena dari segi realisasi kegiatan

penyerapan anggaran dan keluarannya masih belum mencapai rencana yang

diharapkan selain itu kekurangan realisasi keluarannya masih jauh dari rencana

yang diharapkan yaitu sebesar 6182

Evaluasi atas Mekanisme Pengukuran Kinerja organisasi dan individu yang

berdasarkan metode BSC

BPK telah memiliki suatu mekanisme untuk mengukur pencapaikan

kinerja organisasi dan individu yang berdasarkan metode BSC namun demikian

peneliti menilai bahwa masih terdapat beberapa kelemahan dalam mekanisme

pengukuran kinerja yang ada yaitu sebagai berikut

1 Mekanisme pengukuran kinerja organisasi yang ada hanya mampu mengukur

kinerja organisasi pada level eselon 1 dan eselon 2 saja sedangkan untuk level

eselon 3 eselon 4 maupun struktur fungsional tim pemeriksaan tidak terdapat

mekanisme pengukuran kinerjanya

2 Untuk mekanisme pengukuran kinerja individu masih terdapat ketidakjelasan

mengenai sistem mana yang akan dipakai dalam mengukur kinerja individual

para pegawai BPK karena sistem yang telah berjalan dari tahun 2011 yaitu

MAKIN BPK tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011

tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS yang harus mulai diterapkan pada 1

Januari 2014 Selain itu terdapat beberapa kekurangan pada Peraturan

Pemerintah nomor 46 tahun 2011 jika dibandingkan dengan MAKIN BPK

khususnya dalam mengukur kinerja para pemeriksa BPK yaitu di mana

MAKIN BPK mengukur sasaran kerja kompetensi perilaku dan kompetensi

teknis sedangkan Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 hanya mengukur

sasaran kerja dan kompetensi perilaku saja tanpa mengukur kompetensi teknis

Namun demikian MAKIN BPK yang telah berjalan selama ini juga memiliki

kelemahan yaitu MAKIN BPK hanya mengukur kinerja pegawai BPK yang

bertugas sebagai pemeriksa saja sedangkan untuk pegawai BPK non

pemeriksa tidak dapat diukur kinerjanya

5 KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan pada bab 4 dapat

diambil kesimpulan mengenai analisis BSC sebagai suatu sistem perencanaan

strategis dan pengukuran kinerja pada BPK sebagai berikut

20

1 Secara umum BPK telah menerapkan metode BSC dalam perencanaan

strategisnya dengan adanya pernyataan visi dan misi yang efektif nilai dasar

yang jelas dan dapat diterapkan serta tujuan strategi organisasi yang telah

diterjemahkan ke dalam berbagai sasaran strategis dalam empat perspektif

BSC

2 Terdapat perbedaan strategy mapping antara yang telah dikemukakan oleh

Robertson dalam Mahsun (2009) dengan strategy mapping yang digunakan

BPK menurut Robertson perspektif keuangan seharusnya menjadi tujuan yang

kedua setelah perspektif pelanggan sedangkan menurut BPK perspektif

keuangan adalah merupakan tujuan yang terakhir di bawah tiga perspektif

lainnya Hal ini disebabkan posisi BPK sebagai sebuah institusi sektor publik

yang tidak memiliki tugas fungsi dan kewenangan untuk memungut

pendapatan (baik pajak maupun bukan pajak) sehingga perspektif keuangan di

BPK hanya berupa anggaran belanja saja yang merupakan sumber daya dalam

melaksanakan tugas fungsi dan wewenangnya dalam rangka mencapai

tujuannya Oleh karena itu pencapaian pada perspektif keuangan digunakan

oleh BPK untuk mendukung pencapaian sasaran-sasaran strategis pada ketiga

perspektif lainnya

3 Hasil evaluasi atas perspektif pada BSC sampai tingkat inisiatif strategis yang

telah diterapkan BPK dalam Renstra 2011-2015 beserta pencapaian kinerjanya

sampai dengan tahun 2012 dapat disimpulkan bahwa terdapat dua inisiatif

strategis yang memiliki kinerja sangat baik yaitu realisasinya sama atau

melebih rencana baik dari segi kegiatan anggaran maupun keluaran yaitu

inisiatif strategis 12 dan 21 Dua belas inisiatif strategis yang memiliki kinerja

baik yaitu realisasi kegiatannya melebihi rencana namun untuk realisasi

anggaran maupun keluarannya belum sesuai rencana lima belas inisiatif

strategis yang belum memiliki kinerja kegiatan maupun keluaran baik

sehingga masih memerlukan peningkatan pencapaian realisasi serta tiga

inisiatif strategis yang perlu mendapat perhatian karena realisasi kegiatannya

lebih kecil dari rencana dan mengalami keterlambatan yang sangat banyak dari

rencana yang telah ditetapkan

4 Perspektif BSC yang memiliki kinerja terbaik di BPK adalah perspektif

pelanggan karena realisasi kegiatan dan keluarannya telah melebihi rencana

yang ditetapkan dengan adanya penghematan atas penyerapan anggaran

Sedangkan perspektif BSC yang paling buruk kinerjanya adalah perspektif

keuangan karena dari segi realisasi kegiatan penyerapan anggaran dan

keluarannya masih belum mencapai rencana yang diharapkan

5 BPK telah memiliki suatu mekanisme untuk mengukur pencapaikan kinerja

organisasi dan individu yang berdasarkan metode BSC walaupun masih

terdapat kelemahan dalam mekanisme pengukuran kinerja organisasi dan

individu tersebut

6 Mekanisme pengukuran kinerja organisasi yang ada tidak mampu mengukur

kinerja keseluruhan organisasi karena hanya mampu mengukur kinerja organisasi pada level eselon 1 dan eselon 2 saja sedangkan untuk level eselon

3 eselon 4 maupun struktur fungsional tim pemeriksaan tidak terdapat

mekanisme pengukuran kinerjanya

7 Terdapat ketidakjelasan mengenai sistem mana yang akan dipakai dalam

mekanisme pengukuran kinerja individunya karena sistem yang telah berjalan

21

dari tahun 2011 yaitu MAKIN BPK tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah

nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS yang harus mulai

diterapkan pada 1 Januari 2014

Saran

Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil analisis BSC sebagai suatu

sistem perencanaan strategis dan pengukuran kinerja pada BPK adalah sebagai

berikut

1 Perlu ada penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh keputusan BPK dalam

menempatkan perspektif keuangan di bawah ketiga perspektif BSC lainnya

terhadap pencapaian kinerja inisiatif-inisiatif strategisnya

2 BPK perlu memastikan penyelesaian seluruh kegiatan IS sesuai dengan

rencana dan target yang telah ditetapkan baik dari sisi jadwal penyelesaian

kegiatan rencana keluaran maupun efisiensi pemanfaatan anggaran karena IS

merupakan kegiatan strategis yang mempengaruhi keberhasilan BPK dalam

implementasi Renstra BPK 2011-2015

3 BPK perlu mengubah mekanisme pengukuran kinerja organisasinya sehingga

dapat mengukur kinerja organisasi pada level eselon 3 eselon 4 dan struktur

fungsional tim pemeriksaannya

4 BPK perlu menetapkan mekanisme pengukuran kinerja individu yang jelas dan

sesuai dengan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi

Kerja PNS namun tetap dapat mengukur kompetensi teknis pemeriksanya

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Ilmiah dan Buku

Kaplan Robert S dan David Norton 1992 The Balanced Scorecard Measures that Drive

Performance Harvard Business Review

Luis S dan Biromo PA 2008 Step by Step in Cascading Balanced Scorecard to

Fundamental Scorecards PT Gramedia Pustaka Umum Jakarta

Mahmudi 2010 Manajemen Kinerja Sektor Publik STIE YKPN Jakarta

Mahsun Muhamad 2006 Pengukuran Kinerja Sektor Publik BPFE Yogyakarta

Moleong Lexy 2006 Metodologi Penelitian Kualitatif PT Remaja Rosdakarya

Bandung

Niven PR 2003 Balanced Scorecard Step by Step for Governmental and

Nonprofit Agencies John Wiley amp Sons Inc New York

22

Prawirosentono Suyadi 2008 Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan

Kinerja Karyawan BPFE Yogyakarta

Sekaran Uma 2006 Research Methods for Business Metedologi Penelitian

untuk Bisnis Penerbit Salemba Empat Jakarta

Sugiyono 2008 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Penerbit

Alfabeta Bandung

Umar Haryono 2006 Strategic Control Penerbit Universitas Trisakti Jakarta

Wibowo 2007 Manajemen Kinerja PT Raja Grafindo Parsada Jakarta

Yuwono S Sukarno E dan Ikhsan M 2002 Petunjuk Praktis Penyusunan

Balanced Scorecard-Menuju Organisasi yang Berfoukus pada Strategi

PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Zeithaml V A Berry L L and Parasuraman A 1996 The behavioral consequences of

Service quality Journal of Marketing Vol 60

Peraturan

Keputusan BPK nomor 3KI-XIII252011 Tentang Perubahan atas Keputusan

BPK nomor 7KI-XIII122010 tentang Rencana Strategis BPK Tahun

Anggaran 2011 sampai dengan 2015 Jakarta

Keputusan Sekretaris Jenderal BPK nomor 238KX-XIII252011 Tentang

Rencana Implementasi Renstra BPK TA 2011 sd 2015 Jakarta

Keputusan Sekretaris Jenderal BPK nomor 112KX-XIII222012 Tentang

Manajemen Kinerja Individu Tugas Pemeriksaan Jakarta

Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja

PNS Jakarta

Surat Edaran Sekretaris Jenderal BPK nomor 08SEX-XIII242011 Tentang

Implementasi Sistem Manajemen Kinerja Individu dalam Tugas

Pemeriksaan di Lingkungan BPK Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan

Negara Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2006 Tentang Badan

Pemeriksa Keuangan Jakarta

Page 11: ANALISIS BALANCED SCORECARD SEBAGAI SUATU SISTEM

11

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

Pemenuhan dan Harmonisasi Peraturan di Bidang Pemeriksaan

Keuangan Negara

Persentase pemenuhan penyusunan peraturan BPK

Meningkatkan Mutu Kelembagaan dan Ketatalaksanaan

Persentase pemenuhan ketersediaan perangkat lunak (juknisjuklak) pemeriksaannon pemeriksaan

Meningkatkan Kompetensi SDM dan Dukungan Manajemen

Persentase pegawai yang memenuhi standar kompetensi yang dipersyaratkan

Persentase pemenuhan standar jam pelatihan pemeriksa

Indeks kepuasan kerja pegawai

Meningkatkan Pemenuhan Standar dan Mutu Sarana dan

Prasarana

Persentase pemenuhan standar sarana dan prasarana kerja

Persentase proses bisnis yang telah memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

Meningkatkan Pemanfaatan Anggaran

Opini atas Laporan Keuangan BPK

Persentase Pemanfaatan Anggaran

(Sumber Rencana Strategis BPK 2011)

7 Peta Strategis

Peta Strategis BPK dalam Renstra 2011 sd 2015

(Sumber Rencana Strategis BPK 2011)

12

Implementasi Renstra BPK 2011 ndash 2015

Dalam implementasinya BPK telah mengembangkan 32 Inisiatif Strategis

(IS) berupa proyek yang berisi kegiatan-kegiatan yang merupakan critical success

factor dalam pencapaian sasaran strategis Inisiatif Strategis (IS) tersebut disajikan

dalam bentuk kegiatan yang merupakan critical success factor pencapaian

Sasaran Strategis

Mekanisme Penilaian Kinerja Organisasi

Pada awal pelaksanaan setiap IS akan dilaksanakan kick off meeting dalam

rangka koordinasi pelaksanaan kegiatan-kegiatan IS di antara satker-satker yang

terlibat Setiap satker sesuai dengan perannya dalam implementasi IS

melaksanakan kegiatan IS yang menjadi tanggung jawabnya Untuk dapat

memantau perkembangan pelaksanaan IS setiap satker pelaksana menyampaikan

laporan pelaksanaan kegiatan IS kepada satker koordinator dan Direktorat PSMK

Direktorat PSMK mengembangkan sistem aplikasi SIMAK BPK yang

akan dimanfaatkan untuk memantau pelaksanaan kegiatan IS Laporan

pelaksanaan kegiatan IS akan dimasukkan ke dalam sistem aplikasi tersebut

sehingga Direktorat PSMK dapat melakukan pemantauan terhadap perkembangan

seluruh IS Berdasarkan hasil pemantauan pelaksanaan seluruh IS Direktorat

PSMK secara periodik akan menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan

IS kepada forum eselon 1 dan Badan

Direktorat PSMK berperan untuk melaksanakan koordinasi pemantauan

dan evaluasi pelaksanaan kegiatan IS Kegiatan pemantauan dilaksanakan dalam

proses implementasi kegiatan dalam IS untuk memastikan bahwa kegiatan dapat

dimplementasikan secara baik Kegiatan evaluasi ditujukan untuk mengambil

langkah pembelajaran dan mengelola umpan balik selama proses pelaksanaan

kegiatan dan mengambil langkah korektif untuk mengatasi permasalahan dan

hambatan yang ada serta mengarahkan bahwa keluaran dan hasil yang diharapkan

dari pelaksanaan setiap IS akan dapat tercapai

Dalam pelaksanaan pemantauan dan evaluasi tujuan yang ingin dicapai

adalah memastikan bahwa kegiatan yang dilaksanakan untuk masing-masing IS

telah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan baik dari segi waktu biaya

maupun cakupan kegiatan (keluaran dan hasil)

Inisiatif strategis yang dijabarkan dalam Rencana Implementasi Renstra

telah disusun berdasarkan indikator kinerja utama dan sasaran strategis BPK

Wide Eselon 1 bertanggung jawab atas pelaksanaan IS yang menjadi tanggung

jawabnya Kegiatan-kegiatan dalam inisiatif strategis dikoordinasikan dan

dilaksanakan oleh satker eselon 2 sesuai dengan pembagian koordinator dan

pelaksana IS Untuk memastikan pelaksanaan kegiatan inisiatif strategis

Direktorat PSMK mengembangkan aplikasi manajemen proyek sebagai bagian

dari sistem manajemen kinerja (SIMAK) BPK Pemantauan terhadap pelaksanaan

kegiatankegiatan inisiatif strategis dilakukan berdasarkan laporan kegiatan periodik yang disampaikan seluruh satker kepada Direktorat PSMK Hasil

pemantauan digunakan untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan implementasi IS

dalam mendukung pencapaian indikator kinerja utama dan sasaran strategis BPK

Wide

13

Untuk memberikan pedoman yang jelas kepada Direktorat PSMK dalam

melakukan pemantauan dan evaluasi Direktorat PSMK akan menyusun SOP

tentang pengelolaan inisiatif strategis termasuk di dalamnya pengembangan

aplikasi yang akan digunakan dalam proses pemantauan dan evaluasi Di samping

itu untuk memberikan kejelasan mengenai peran seluruh pihak yang terlibat

dalam implementasi IS baik sebagai sponsor penanggung jawab satker

koordinator satker pelaksana maupun satker terkait BPK akan menyusun dan

mengembangkan pedoman change management yang dapat digunakan sebagai

acuan dalam pelaksanaan kegiatan dalam IS

Mekanisme Penilaian Kinerja Individu Dalam hal pengukuran kinerja individu BPK telah membentuk suatu

sistem yang disebut dengan Manajemen Kinerja Individu (MAKIN) Selain itu

Pemerintah juga telah mengundangkan sebuah Peraturan Pemerintah nomor 46

tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS Berikut adalah perbandingan

antara MAKIN BPK dengan Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 tentang

Penilaian Prestasi Kerja PNS

Perbandingan MAKIN BPK dengan PP nomor 46 tahun 2011 No Bahasan MAKIN PP 462011

1 Definisi Manajemen Kinerja Individu (MAKIN) adalah proses pengelolaan kinerja individu yang terdiri atas tiga tahap yang saling berkesinambungan yaitu Tahap Perencanaan Tahap Bimbingan dan Tahap Penilaian

Prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh setiap PNS pada satuan organisasi sesuai dengan sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja

2 Ruang Lingkup a MAKIN saat ini berlaku bagi Pemeriksa atas Tugas Pemeriksaan dan Tugas Sesuai Fungsi (Tugas sesuai fungsi akan berlaku efektif pada tahun 2013)

b Ke depannya MAKIN akan diberlakukan untuk seluruh pegawai BPK

Berlaku kepada seluruh PNS (sebagai pengganti DP3)

3 Jangka Waktu Penilaian

a Pemeriksa - Tugas Pemeriksaan

Sesuai dengan jangka waktu di surat tugas

- Tugas Sesuai Fungsi Januari ndash Minggu ke-2 Januari tahun berikutnya

b Non- Pemeriksa Januari-Minggu ke -2 Januari tahun berikutnya

Januari sd Desember tahun berjalan

4 Unsur yang Dinilai

a Sasaran Kerja b Kompetensi Perilaku c Kompetensi Teknis

a Sasaran Kerja b Kompetensi Perilaku

5 Penyusunan SKP Penyusunan SKP telah ditetapkan Organisasi mengacu pada hasil cascading

dan urutan jabatan

Penyusunan SKP merupakan kewajiban PNS

14

No Bahasan MAKIN PP 462011

6 Penilaian SKP a Mempertimbangkan aspek waktu

b Berdasarkan pencapaian target

c Skala nilai 1 - 5

a Mempertimbangkan aspek kuantitas kualitas waktu dan biaya

b Membandingkan antara realisasi dan target

c Skala Nilai 1-100

7 Aspek Penilaian Perilaku Kerja

Achievement Analytical Thinking Concern for order Information Seeking Teamwork dan Cooperation

Orientasi pelayanan integritas komitmen disiplin kerja sama dan kepemimpinan

8 Pihak yang Menilai

a Pemeriksa

- MAKIN Tugas Pemeriksaan Pejabat yang menilai Atasan Langsung sesuai dengan surat Tugas Pemeriksaan

- MAKIN Tugas Sesuai Fungsi Pejabat yang menilai Atasan Langsung sesuai dengan Pola Hubungan antar PFP

b Non-Pemeriksa (staf) Pejabat Struktural

Atasan Langsung paling rendah Pejabat Struktural setingkat eselon V atau pejabat lain yang ditentukan

9 Penilaian Kompetensi Perilaku

a Dilakukan melalui pengamatan dan bimbingan informal

b Skala nilai 1 - 5

a Dilakukan melaui pengamatan

b Skala Nilai 1-100

10 Total Penilaian Rerata bobot nilai SKP kompetensi perilaku dan kompetensi teknis

Penggabungan antara nilai SKP dan kompetensi perilaku

11 Bobot Nilai a Sasaran kerja 60 b Kompetensi Perilaku 20 c Kompetensi Teknis 20

a Sasaran kerja 60 b Kompetensi Perilaku 40

12 Sebutan Nilai Belum ada Ketetapan a 91 ndash ke atas sangat baik b 76 ndash 90 baik c 61 ndash 75 cukup d 51 ndash 60 kurang e 50 ke bawah buruk

13 Sanksi Tidak ada sanksi PNS yang tidak menyusun SKP dan Pejabat penilai yang tidak melaksanakan penilaian prestasi kerja dijatuhi hukuman disiplin

(Sumber Biro SDM BPK 2011)

Evaluasi atas Penerapan Balanced Scorecard sebagai Sistem Perencanaan

Strategis

Secara umum BPK telah menerapkan metode BSC dalam perumusan

rencana strategisnya hal ini terlihat dengan telah adanya pernyataan visi misi

nilai dasar dan tujuan strategi organisasi yang telah diterjemahkan ke dalam

berbagai sasaran strategis dalam empat perspektif BSC Pernyataan visi yang

digunakan BPK dalam rencana strategisnya telah efektif Hal tersebut disebabkan

pernyataan visi tersebut sudah menggambarkan harapan di masa depan menarik

dan menantang layak bersifat umum sehingga tidak dipengaruhi oleh perubahan

organisasi serta mudah dikomunikasikan karena singkat dan jelas pernyataan misi

yang digunakan BPK dalam rencana strategisnya telah efektif oleh karena

pernyataan misi tersebut telah cukup ringkas jelas unik bersifat umum sehingga

15

tidak dipengaruhi oleh perubahan organisasi menghendaki budaya organisasi

yang lebih baik memberikan inspirasi serta bersifat jangka panjang Nilai nilai

dasar yang digunakan BPK sudah memadai dan dapat menjadi landasan dalam

pelaksanaan misi untuk mencapai visi yang diinginkan Selain itu tujuan strategis

yang ditetapkan oleh BPK mampu mendukung pencapaian pernyataan misi yang

ada dan telah dilakukan penjabaran (cascading) atas tujuan strategis tersebut ke

dalam sasaran strategis yang memudahkan dalam pencapaian tujuan strategis

tersebut Selain itu BPK telah menentukan ukuran dan target kinerja yang hendak

dicapai dalam pencapaian sasaran strategis untuk jangka waktu tertentu Sasaran

strategis yang ada telah dijabarkan ke dalam berbagai inisiatif strategis yang

dipilih untuk dapat mewujudkan sasaran strategis tersebut Inisiatif strategis yang

ada telah dijabarkan menjadi kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dengan

output anggaran maupun satker koordinator satker pelaksana serta satker-satker

terkaitnya

Evaluasi atas Strategy Mapping BPK beserta prioritas Perspektif BSC

Pada strategy mapping BSC untuk organisasi sektor publik perspektif

pelanggan adalah tujuan yang utama yang diikuti oleh perspektif keuangan

perspektif proses internal serta yang terakhir adalah perspektif pertumbuhan dan

pembelajaran (Robertson dalam Mahsun 2009) Namun demikian pada strategy

mapping yang digunakan BPK di dalam Renstra 2011-2015 menunjukkan bahwa

yang utama adalah perspektif pelanggan yang diikuti dengan perspektif proses

internal perspektif pertumbuhan dan pembelajaran serta yang terakhir adalah

perspektif keuangan Terdapat perbedaan strategy mapping antara yang telah

dikemukakan oleh Robertson dengan strategy mapping yang digunakan BPK

yaitu menurut Robertson perspektif keuangan seharusnya menjadi tujuan yang

kedua setelah perspektif pelanggan sedangkan menurut BPK perspektif keuangan

adalah merupakan tujuan yang terakhir di bawah tiga perspektif lainnya

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kasubdit Perencanaan Strategis dan

Manajemen Kinerja BPK diketahui bahwa pertimbangan yang dipakai BPK dalam

menentukan prioritas perspektif BSC tersebut adalah BPK merupakan sebuah

institusi sektor publik yang tidak memiliki tugas fungsi dan kewenangan untuk

memungut pendapatan (baik pajak maupun bukan pajak) sehingga perspektif

keuangan di BPK hanya berupa anggaran belanja yang merupakan sumber daya

dalam melaksanakan tugas fungsi dan wewenangnya dalam rangka mencapai

tujuannya Oleh karena itu pencapaian pada perspektif keuangan digunakan oleh

BPK untuk mendukung pencapaian sasaran-sasaran strategis pada ketiga

perspektif lainnya Untuk institusi sektor publik lainnya yang memiliki tugas

fungsi dan kewenangan untuk memungut pendapatan di mana keuangan yang

dikelola terdiri dari pendapatan yang dipungut dan anggaran belanja maka

perspektif keuangan menjadi sangat relevan karena sangat dekat hubungannya

dengan perspektif pelanggan Berdasarkan uraian tersebut maka BPK

memutuskan untuk menempatkan perspektif keuangan di posisi paling bawah dengan tujuan untuk mendukung pencapaian target pada ketiga perspektif lainnya

sehingga diharapkan mampu mendukung pemenuhan tujuan-tujuan strategisnya

16

Evaluasi atas perspektif pada BSC yang telah diterapkan BPK dalam

Renstra 2011-2015 beserta pencapaian kinerjanya sampai dengan tahun

2012

Berikut adalah evaluasi atas perspektif pada BSC yang telah diterapkan BPK

dalam Renstra 2011-2015 beserta pencapaian kinerjanya sampai dengan tahun

2012

1 Perspektif Keuangan

Pencapaian Perspektif Keuangan 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

101 4450 3514 936 27755287000 13913007429 13842279571 55 21 34

Total 4450 3514 936 27755287000 13913007429 13842279571 55 21 34

Keterangan

IS 101 Penerapan Perencanaan dan Penganggaran Berbasis Kinerja secara Menyeluruh dan Konsisten

(Sumber data diolah)

Pencapaian perspektif keuangan sampai dengan 31 Desember 2012 belum

memiliki kinerja kegiatan yang baik karena masih terdapat kekurangan

realisasi kegiatan keluaran dan penyerapan anggaran

2 Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

Pencapaian Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

51 7500 7188 312 4720134000 3270937720 1449196280 12 3 9

52 8000 8433 -433 2011901000 1406262750 605638250 27 18 9

61 7270 6341 929 930314000 686326700 243987300 18 5 13

62 4000 3850 150 2832731306 288750000 2543981306 26 9 17

71 7725 4812 2913 4326975000 2370663010 1956311990 10 4 6

81 4575 4756 -181 2846074000 2663471400 182602600 38 11 27

82 3238 4067 -829 2095786000 1738586500 357199500 12 3 9

83 9228 8196 1032 2134455000 1145909575 988545425 118 12 106

84 7950 7244 706 5598031873 1824019303 3774012570 372 339 33

85 8500 8300 200 486215000 56800000 429415000 8 3 5

91 4975 4117 858 4046875000 2873431000 1173444000 15 4 11

92 5120 6860 -1740 1189325000 977521700 211803300 6 2 4

Total 6507 6180 326 33218817179 19302679658 13916137521 662 413 249

Keterangan

IS 51 Meningkatkan Efektifitas Pelaksanaan Review atas Pilar-Pilar SPKM IS 52 Penyempurnaan Kode Etik dan Pengembangan Perangkatnya IS 61 Percepatan Penyelesaian Peraturan BPK di Bidang Pemeriksaan Keuangan Negara IS 62 Harmonisasi Peraturan Perundang-Undangan di Bidang Pemeriksaan dan Pengelolaan Keuangan Negara IS 71 Perwujudan Organisasi dan Tata Laksana BPK yang Berkualitas IS 81 Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia berbasis Kompetensi Secara Konsisten dan Menyeluruh IS 82 Penerapan Manajemen Kinerja Individu (MAKIN) IS 83 Penerapan Jabatan Fungsional Pemeriksa (JFP) IS 84 Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Kompetensi IS 85 Penerapan Manajemen Karir Yang Jelas IS 91 Pemenuhan Ketersediaan Sarana dan Prasarana Kerja sesuai dengan Standar Sarana dan Prasarana IS 92 Penerapan e-bpk secara Menyeluruh dan Berkelanjutan

(Sumber data diolah)

Berdasarkan data pencapaian inisiatif-inisiatif strategis terkait pencapaian

perspektif pertumbuhan dan pembelajaran sampai dengan 31 Desember 2012

17

di atas diketahui bahwa terdapat empat inisiatif strategis yang memiliki kinerja

yang baik (IS 52 81 82 dan 92) di mana realisasi kegiatan telah melebihi

rencana namun untuk realisasi anggaran maupun keluarannya belum sesuai

rencana dan delapan inisiatif strategis (IS 51 61 62 71 83 84 85 dan

91) belum memiliki kinerja kegiatan penyerapan anggaran maupun keluaran

yang baik karena realisasinya masih di bawah rencana

3 Perspektif Proses Internal

Pencapaian Perspektif Proses Internal 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

21 10000 10000 - 1431185000 1012253131 418931869 3 3 -

22 7306 8126 -820 52014718000 18347626376 33667091624 3055 4262 -1207

23 6750 4245 2505 4343546000 1031927990 3311618010 17 6 11

24 6928 4250 2678 246348000 22625000 223723000 12 6 6

25 7890 6897 993 2785972000 338338600 2447633400 15 9 6

26 5425 5425 - 10376530894 25976097894 -15599567000 21 11 10

27 7750 8241 -491 888720000 599134000 289586000 41 12 29

28 4800 5800 -1000 5973896579 1386190514 4587706065 21 13 8

29 5900 6900 -1000 2701106000 900308935 1800797065 10 4 6

210 7060 2485 4575 1325539000 473167000 852372000 13 1 12

211 6600 5467 1133 448546000 499259000 -50713000 22 10 12

212 2000 4590 -2590 585593000 33211000 552382000 10 - 10

213 5250 2350 2900 1225961000 169169300 1056791700 8 1 7

214 1500 1750 -250 88444100000 140000000 88304100000 6 1 5

31 6111 2900 3211 1838450000 370173000 1468277000 13 1 12

41 5720 9154 -3434 256239000 13275000 242964000 10 4 6

42 7975 7359 616 572001000 48980000 523021000 22 8 14

Total 6174 5643 531 175458451473 51361736740 124096714733 3299 4352 -1053

Keterangan

IS 21 Peningkatan Mutu Perencanaan Pemeriksaan IS 22 Penerapan e-Audit IS 23 Optimalisasi Pemanfaatan Sistem Manajemen Pemeriksaan (SMP) IS 24 Pemanfaatan KAP untuk memeriksa untuk dan atas nama BPK IS 25 Peningkatan Efektivitas Penerapan Risk Based Audit (RBA) dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan IS 26 Peningkatan Kapasitas Pemeriksaan Kinerja IS 27 Peningkatan Kapasitas Pemeriksaan Investigatif IS 28 Pelaksanaan Pemeriksaan dengan Perspektif Lingkungan IS 29 Peningkatan Kapasitas PDTT IS 210 Peningkatan Mutu Pelaporan Hasil Pemeriksaan IS 211 Peningkatan Kualitas Pemberian Keterangan Ahli IS 212 Peningkatan Kualitas Pemberian Bantuan Hukum untuk Pemeriksa IS 213 Peningkatan Kualitas Manajemen Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) IS 214 Peningkatan Pemberdayaan APIP dalam Wewenang dan Tanggung Jawab BPK IS 31 Optimalisasi Pemberian Pendapat BPK IS 41 Percepatan Penyelesaian Tuntutan Perbendaharaan IS 42 Peningkatan Pemantauan Penyelesaian Ganti Kerugian NegaraDaerah

(Sumber data diolah)

Berdasarkan data pencapaian inisiatif-inisiatif strategis terkait pencapaian

perspektif proses internal sampai dengan 31 Desember 2012 di atas diketahui

bahwa terdapat satu inisiatif strategis (IS 21) yang memiliki kinerja yang

sangat baik di mana realisasinya sama atau melebihi rencana baik dari segi

kegiatan anggaran maupun keluaran delapan inisiatif strategis (IS 22 26

27 28 29 212 214 dan 41) yang memiliki kinerja yang baik di mana

realisasi kegiatan melebihi rencana namun untuk realisasi anggaran maupun

keluarannya belum sesuai rencana lima inisiatif strategis (IS 23 24 25 211

18

dan 42) yang belum memiliki kinerja kegiatan penyerapan anggaran maupun

keluaran yang baik karena realisasinya masih di bawah rencana dan tiga

inisiatif strategis (IS 210 213 dan 31) yang perlu mendapat perhatian karena

realisasi kegiatannya lebih kecil dari rencana dan realisasi keluarannya

mengalami keterlambatan yang sangat banyak dari rencana yang telah

ditetapkan

4 Perspektif Pelanggan

Pencapaian Perspektif Pelanggan 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

11 7600 4680 2920 1410802500 295728980 1115073520 22 9 13

12 8200 11368 -3168 19263340000 15072255953 4191084047 230 369 -139

Total 7900 8024 -124 20674142500 15367984933 5306157567 252 378 -126

Keterangan

IS 11 Peningkatan Pengelolaan Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan IS 12 Peningkatan Mutu Hubungan Kelembagaan dengan Pemangku Kepentingan

(Sumber data diolah)

Berdasarkan data pencapaian inisiatif-inisiatif strategis perspektif pelanggan

sampai dengan 31 Desember 2012 di atas diketahui bahwa inisiatif strategis

11 belum memiliki kinerja kegiatan penyerapan anggaran maupun keluaran

yang baik karena masih mengalami kekurangan realisasi kegiatan keluaran

dan penyerapan anggaran dari rencana yang diharapkan Namun demikian

inisiatif strategis 12 memiliki kinerja yang sangat baik karena realisasi

kegiatan serta keluaran melebihi rencana dan adanya penghematan penyerapan

anggaran

Rekapitulasi Perspektif BSC BPK 31 Desember 2012 Perspektif Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

Keuangan 4450 3514 936 27755287000 13913007429 13842279571 55 21 34

Pertumbuhan 6507 6180 326 33218817179 19302679658 13916137521 662 413 249

Internal 6174 5643 531 175458451473 51361736740 124096714733 3299 4352 -1053

Pelanggan 7900 8024 -124 20674142500 15367984933 5306157567 252 378 -126

Total 6353 5927 426 257106698152 99945408760 157161289392 4268 5164 -896

(Sumber data diolah)

Penyelesaian seluruh kegiatan IS telah mencapai 5927 Pencapaian

tersebut masih di bawah target yang telah direncanakan sebesar 6353

Berdasarkan sisi anggaran realisasi penyerapan anggaran secara keseluruhan baru

mencapai 3887 Perlu dilakukan analisis lebih lanjut apakah capaian ini

diakibatkan adanya efisiensi dalam proses pelaksanaan kegiatan atau dikarenakan

proses perencanaan kebutuhan anggaran yang kurang akurat Namun demikian

peneliti berpendapat bahwa hal ini juga kemungkinan dapat disebabkan oleh

model BSC pada Renstra BPK 2011-2015 yang menempatkan perspektif

keuangan pada posisi terbawah sehingga terdapat ketidakselarasan antara

pencapaian kegiatan dan keluaran dengan penyerapan anggaran Sedangkan dari

segi keluaran realisasi keluaran secara keseluruhan telah melebihi target yang

direncanakan Hal ini sebagian besar diakibatkan adanya realisasi penyelesaian

keluaran IS yang terjadi selama proses pelaksanaan kegiatan serta adanya

19

perbedaan satuan keluaran yang diukur di setiap kegiatan Berdasarkan

rekapitulasi di atas juga dapat disimpulkan bahwa perspektif BSC yang memiliki

kinerja terbaik di BPK adalah perspektif pelanggan karena realisasi kegiatan dan

keluarannya telah melebihi rencana yang ditetapkan dengan adanya penghematan

atas penyerapan anggaran Sedangkan perspektif BSC yang paling buruk

kinerjanya adalah perspektif keuangan karena dari segi realisasi kegiatan

penyerapan anggaran dan keluarannya masih belum mencapai rencana yang

diharapkan selain itu kekurangan realisasi keluarannya masih jauh dari rencana

yang diharapkan yaitu sebesar 6182

Evaluasi atas Mekanisme Pengukuran Kinerja organisasi dan individu yang

berdasarkan metode BSC

BPK telah memiliki suatu mekanisme untuk mengukur pencapaikan

kinerja organisasi dan individu yang berdasarkan metode BSC namun demikian

peneliti menilai bahwa masih terdapat beberapa kelemahan dalam mekanisme

pengukuran kinerja yang ada yaitu sebagai berikut

1 Mekanisme pengukuran kinerja organisasi yang ada hanya mampu mengukur

kinerja organisasi pada level eselon 1 dan eselon 2 saja sedangkan untuk level

eselon 3 eselon 4 maupun struktur fungsional tim pemeriksaan tidak terdapat

mekanisme pengukuran kinerjanya

2 Untuk mekanisme pengukuran kinerja individu masih terdapat ketidakjelasan

mengenai sistem mana yang akan dipakai dalam mengukur kinerja individual

para pegawai BPK karena sistem yang telah berjalan dari tahun 2011 yaitu

MAKIN BPK tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011

tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS yang harus mulai diterapkan pada 1

Januari 2014 Selain itu terdapat beberapa kekurangan pada Peraturan

Pemerintah nomor 46 tahun 2011 jika dibandingkan dengan MAKIN BPK

khususnya dalam mengukur kinerja para pemeriksa BPK yaitu di mana

MAKIN BPK mengukur sasaran kerja kompetensi perilaku dan kompetensi

teknis sedangkan Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 hanya mengukur

sasaran kerja dan kompetensi perilaku saja tanpa mengukur kompetensi teknis

Namun demikian MAKIN BPK yang telah berjalan selama ini juga memiliki

kelemahan yaitu MAKIN BPK hanya mengukur kinerja pegawai BPK yang

bertugas sebagai pemeriksa saja sedangkan untuk pegawai BPK non

pemeriksa tidak dapat diukur kinerjanya

5 KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan pada bab 4 dapat

diambil kesimpulan mengenai analisis BSC sebagai suatu sistem perencanaan

strategis dan pengukuran kinerja pada BPK sebagai berikut

20

1 Secara umum BPK telah menerapkan metode BSC dalam perencanaan

strategisnya dengan adanya pernyataan visi dan misi yang efektif nilai dasar

yang jelas dan dapat diterapkan serta tujuan strategi organisasi yang telah

diterjemahkan ke dalam berbagai sasaran strategis dalam empat perspektif

BSC

2 Terdapat perbedaan strategy mapping antara yang telah dikemukakan oleh

Robertson dalam Mahsun (2009) dengan strategy mapping yang digunakan

BPK menurut Robertson perspektif keuangan seharusnya menjadi tujuan yang

kedua setelah perspektif pelanggan sedangkan menurut BPK perspektif

keuangan adalah merupakan tujuan yang terakhir di bawah tiga perspektif

lainnya Hal ini disebabkan posisi BPK sebagai sebuah institusi sektor publik

yang tidak memiliki tugas fungsi dan kewenangan untuk memungut

pendapatan (baik pajak maupun bukan pajak) sehingga perspektif keuangan di

BPK hanya berupa anggaran belanja saja yang merupakan sumber daya dalam

melaksanakan tugas fungsi dan wewenangnya dalam rangka mencapai

tujuannya Oleh karena itu pencapaian pada perspektif keuangan digunakan

oleh BPK untuk mendukung pencapaian sasaran-sasaran strategis pada ketiga

perspektif lainnya

3 Hasil evaluasi atas perspektif pada BSC sampai tingkat inisiatif strategis yang

telah diterapkan BPK dalam Renstra 2011-2015 beserta pencapaian kinerjanya

sampai dengan tahun 2012 dapat disimpulkan bahwa terdapat dua inisiatif

strategis yang memiliki kinerja sangat baik yaitu realisasinya sama atau

melebih rencana baik dari segi kegiatan anggaran maupun keluaran yaitu

inisiatif strategis 12 dan 21 Dua belas inisiatif strategis yang memiliki kinerja

baik yaitu realisasi kegiatannya melebihi rencana namun untuk realisasi

anggaran maupun keluarannya belum sesuai rencana lima belas inisiatif

strategis yang belum memiliki kinerja kegiatan maupun keluaran baik

sehingga masih memerlukan peningkatan pencapaian realisasi serta tiga

inisiatif strategis yang perlu mendapat perhatian karena realisasi kegiatannya

lebih kecil dari rencana dan mengalami keterlambatan yang sangat banyak dari

rencana yang telah ditetapkan

4 Perspektif BSC yang memiliki kinerja terbaik di BPK adalah perspektif

pelanggan karena realisasi kegiatan dan keluarannya telah melebihi rencana

yang ditetapkan dengan adanya penghematan atas penyerapan anggaran

Sedangkan perspektif BSC yang paling buruk kinerjanya adalah perspektif

keuangan karena dari segi realisasi kegiatan penyerapan anggaran dan

keluarannya masih belum mencapai rencana yang diharapkan

5 BPK telah memiliki suatu mekanisme untuk mengukur pencapaikan kinerja

organisasi dan individu yang berdasarkan metode BSC walaupun masih

terdapat kelemahan dalam mekanisme pengukuran kinerja organisasi dan

individu tersebut

6 Mekanisme pengukuran kinerja organisasi yang ada tidak mampu mengukur

kinerja keseluruhan organisasi karena hanya mampu mengukur kinerja organisasi pada level eselon 1 dan eselon 2 saja sedangkan untuk level eselon

3 eselon 4 maupun struktur fungsional tim pemeriksaan tidak terdapat

mekanisme pengukuran kinerjanya

7 Terdapat ketidakjelasan mengenai sistem mana yang akan dipakai dalam

mekanisme pengukuran kinerja individunya karena sistem yang telah berjalan

21

dari tahun 2011 yaitu MAKIN BPK tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah

nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS yang harus mulai

diterapkan pada 1 Januari 2014

Saran

Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil analisis BSC sebagai suatu

sistem perencanaan strategis dan pengukuran kinerja pada BPK adalah sebagai

berikut

1 Perlu ada penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh keputusan BPK dalam

menempatkan perspektif keuangan di bawah ketiga perspektif BSC lainnya

terhadap pencapaian kinerja inisiatif-inisiatif strategisnya

2 BPK perlu memastikan penyelesaian seluruh kegiatan IS sesuai dengan

rencana dan target yang telah ditetapkan baik dari sisi jadwal penyelesaian

kegiatan rencana keluaran maupun efisiensi pemanfaatan anggaran karena IS

merupakan kegiatan strategis yang mempengaruhi keberhasilan BPK dalam

implementasi Renstra BPK 2011-2015

3 BPK perlu mengubah mekanisme pengukuran kinerja organisasinya sehingga

dapat mengukur kinerja organisasi pada level eselon 3 eselon 4 dan struktur

fungsional tim pemeriksaannya

4 BPK perlu menetapkan mekanisme pengukuran kinerja individu yang jelas dan

sesuai dengan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi

Kerja PNS namun tetap dapat mengukur kompetensi teknis pemeriksanya

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Ilmiah dan Buku

Kaplan Robert S dan David Norton 1992 The Balanced Scorecard Measures that Drive

Performance Harvard Business Review

Luis S dan Biromo PA 2008 Step by Step in Cascading Balanced Scorecard to

Fundamental Scorecards PT Gramedia Pustaka Umum Jakarta

Mahmudi 2010 Manajemen Kinerja Sektor Publik STIE YKPN Jakarta

Mahsun Muhamad 2006 Pengukuran Kinerja Sektor Publik BPFE Yogyakarta

Moleong Lexy 2006 Metodologi Penelitian Kualitatif PT Remaja Rosdakarya

Bandung

Niven PR 2003 Balanced Scorecard Step by Step for Governmental and

Nonprofit Agencies John Wiley amp Sons Inc New York

22

Prawirosentono Suyadi 2008 Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan

Kinerja Karyawan BPFE Yogyakarta

Sekaran Uma 2006 Research Methods for Business Metedologi Penelitian

untuk Bisnis Penerbit Salemba Empat Jakarta

Sugiyono 2008 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Penerbit

Alfabeta Bandung

Umar Haryono 2006 Strategic Control Penerbit Universitas Trisakti Jakarta

Wibowo 2007 Manajemen Kinerja PT Raja Grafindo Parsada Jakarta

Yuwono S Sukarno E dan Ikhsan M 2002 Petunjuk Praktis Penyusunan

Balanced Scorecard-Menuju Organisasi yang Berfoukus pada Strategi

PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Zeithaml V A Berry L L and Parasuraman A 1996 The behavioral consequences of

Service quality Journal of Marketing Vol 60

Peraturan

Keputusan BPK nomor 3KI-XIII252011 Tentang Perubahan atas Keputusan

BPK nomor 7KI-XIII122010 tentang Rencana Strategis BPK Tahun

Anggaran 2011 sampai dengan 2015 Jakarta

Keputusan Sekretaris Jenderal BPK nomor 238KX-XIII252011 Tentang

Rencana Implementasi Renstra BPK TA 2011 sd 2015 Jakarta

Keputusan Sekretaris Jenderal BPK nomor 112KX-XIII222012 Tentang

Manajemen Kinerja Individu Tugas Pemeriksaan Jakarta

Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja

PNS Jakarta

Surat Edaran Sekretaris Jenderal BPK nomor 08SEX-XIII242011 Tentang

Implementasi Sistem Manajemen Kinerja Individu dalam Tugas

Pemeriksaan di Lingkungan BPK Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan

Negara Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2006 Tentang Badan

Pemeriksa Keuangan Jakarta

Page 12: ANALISIS BALANCED SCORECARD SEBAGAI SUATU SISTEM

12

Implementasi Renstra BPK 2011 ndash 2015

Dalam implementasinya BPK telah mengembangkan 32 Inisiatif Strategis

(IS) berupa proyek yang berisi kegiatan-kegiatan yang merupakan critical success

factor dalam pencapaian sasaran strategis Inisiatif Strategis (IS) tersebut disajikan

dalam bentuk kegiatan yang merupakan critical success factor pencapaian

Sasaran Strategis

Mekanisme Penilaian Kinerja Organisasi

Pada awal pelaksanaan setiap IS akan dilaksanakan kick off meeting dalam

rangka koordinasi pelaksanaan kegiatan-kegiatan IS di antara satker-satker yang

terlibat Setiap satker sesuai dengan perannya dalam implementasi IS

melaksanakan kegiatan IS yang menjadi tanggung jawabnya Untuk dapat

memantau perkembangan pelaksanaan IS setiap satker pelaksana menyampaikan

laporan pelaksanaan kegiatan IS kepada satker koordinator dan Direktorat PSMK

Direktorat PSMK mengembangkan sistem aplikasi SIMAK BPK yang

akan dimanfaatkan untuk memantau pelaksanaan kegiatan IS Laporan

pelaksanaan kegiatan IS akan dimasukkan ke dalam sistem aplikasi tersebut

sehingga Direktorat PSMK dapat melakukan pemantauan terhadap perkembangan

seluruh IS Berdasarkan hasil pemantauan pelaksanaan seluruh IS Direktorat

PSMK secara periodik akan menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan

IS kepada forum eselon 1 dan Badan

Direktorat PSMK berperan untuk melaksanakan koordinasi pemantauan

dan evaluasi pelaksanaan kegiatan IS Kegiatan pemantauan dilaksanakan dalam

proses implementasi kegiatan dalam IS untuk memastikan bahwa kegiatan dapat

dimplementasikan secara baik Kegiatan evaluasi ditujukan untuk mengambil

langkah pembelajaran dan mengelola umpan balik selama proses pelaksanaan

kegiatan dan mengambil langkah korektif untuk mengatasi permasalahan dan

hambatan yang ada serta mengarahkan bahwa keluaran dan hasil yang diharapkan

dari pelaksanaan setiap IS akan dapat tercapai

Dalam pelaksanaan pemantauan dan evaluasi tujuan yang ingin dicapai

adalah memastikan bahwa kegiatan yang dilaksanakan untuk masing-masing IS

telah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan baik dari segi waktu biaya

maupun cakupan kegiatan (keluaran dan hasil)

Inisiatif strategis yang dijabarkan dalam Rencana Implementasi Renstra

telah disusun berdasarkan indikator kinerja utama dan sasaran strategis BPK

Wide Eselon 1 bertanggung jawab atas pelaksanaan IS yang menjadi tanggung

jawabnya Kegiatan-kegiatan dalam inisiatif strategis dikoordinasikan dan

dilaksanakan oleh satker eselon 2 sesuai dengan pembagian koordinator dan

pelaksana IS Untuk memastikan pelaksanaan kegiatan inisiatif strategis

Direktorat PSMK mengembangkan aplikasi manajemen proyek sebagai bagian

dari sistem manajemen kinerja (SIMAK) BPK Pemantauan terhadap pelaksanaan

kegiatankegiatan inisiatif strategis dilakukan berdasarkan laporan kegiatan periodik yang disampaikan seluruh satker kepada Direktorat PSMK Hasil

pemantauan digunakan untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan implementasi IS

dalam mendukung pencapaian indikator kinerja utama dan sasaran strategis BPK

Wide

13

Untuk memberikan pedoman yang jelas kepada Direktorat PSMK dalam

melakukan pemantauan dan evaluasi Direktorat PSMK akan menyusun SOP

tentang pengelolaan inisiatif strategis termasuk di dalamnya pengembangan

aplikasi yang akan digunakan dalam proses pemantauan dan evaluasi Di samping

itu untuk memberikan kejelasan mengenai peran seluruh pihak yang terlibat

dalam implementasi IS baik sebagai sponsor penanggung jawab satker

koordinator satker pelaksana maupun satker terkait BPK akan menyusun dan

mengembangkan pedoman change management yang dapat digunakan sebagai

acuan dalam pelaksanaan kegiatan dalam IS

Mekanisme Penilaian Kinerja Individu Dalam hal pengukuran kinerja individu BPK telah membentuk suatu

sistem yang disebut dengan Manajemen Kinerja Individu (MAKIN) Selain itu

Pemerintah juga telah mengundangkan sebuah Peraturan Pemerintah nomor 46

tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS Berikut adalah perbandingan

antara MAKIN BPK dengan Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 tentang

Penilaian Prestasi Kerja PNS

Perbandingan MAKIN BPK dengan PP nomor 46 tahun 2011 No Bahasan MAKIN PP 462011

1 Definisi Manajemen Kinerja Individu (MAKIN) adalah proses pengelolaan kinerja individu yang terdiri atas tiga tahap yang saling berkesinambungan yaitu Tahap Perencanaan Tahap Bimbingan dan Tahap Penilaian

Prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh setiap PNS pada satuan organisasi sesuai dengan sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja

2 Ruang Lingkup a MAKIN saat ini berlaku bagi Pemeriksa atas Tugas Pemeriksaan dan Tugas Sesuai Fungsi (Tugas sesuai fungsi akan berlaku efektif pada tahun 2013)

b Ke depannya MAKIN akan diberlakukan untuk seluruh pegawai BPK

Berlaku kepada seluruh PNS (sebagai pengganti DP3)

3 Jangka Waktu Penilaian

a Pemeriksa - Tugas Pemeriksaan

Sesuai dengan jangka waktu di surat tugas

- Tugas Sesuai Fungsi Januari ndash Minggu ke-2 Januari tahun berikutnya

b Non- Pemeriksa Januari-Minggu ke -2 Januari tahun berikutnya

Januari sd Desember tahun berjalan

4 Unsur yang Dinilai

a Sasaran Kerja b Kompetensi Perilaku c Kompetensi Teknis

a Sasaran Kerja b Kompetensi Perilaku

5 Penyusunan SKP Penyusunan SKP telah ditetapkan Organisasi mengacu pada hasil cascading

dan urutan jabatan

Penyusunan SKP merupakan kewajiban PNS

14

No Bahasan MAKIN PP 462011

6 Penilaian SKP a Mempertimbangkan aspek waktu

b Berdasarkan pencapaian target

c Skala nilai 1 - 5

a Mempertimbangkan aspek kuantitas kualitas waktu dan biaya

b Membandingkan antara realisasi dan target

c Skala Nilai 1-100

7 Aspek Penilaian Perilaku Kerja

Achievement Analytical Thinking Concern for order Information Seeking Teamwork dan Cooperation

Orientasi pelayanan integritas komitmen disiplin kerja sama dan kepemimpinan

8 Pihak yang Menilai

a Pemeriksa

- MAKIN Tugas Pemeriksaan Pejabat yang menilai Atasan Langsung sesuai dengan surat Tugas Pemeriksaan

- MAKIN Tugas Sesuai Fungsi Pejabat yang menilai Atasan Langsung sesuai dengan Pola Hubungan antar PFP

b Non-Pemeriksa (staf) Pejabat Struktural

Atasan Langsung paling rendah Pejabat Struktural setingkat eselon V atau pejabat lain yang ditentukan

9 Penilaian Kompetensi Perilaku

a Dilakukan melalui pengamatan dan bimbingan informal

b Skala nilai 1 - 5

a Dilakukan melaui pengamatan

b Skala Nilai 1-100

10 Total Penilaian Rerata bobot nilai SKP kompetensi perilaku dan kompetensi teknis

Penggabungan antara nilai SKP dan kompetensi perilaku

11 Bobot Nilai a Sasaran kerja 60 b Kompetensi Perilaku 20 c Kompetensi Teknis 20

a Sasaran kerja 60 b Kompetensi Perilaku 40

12 Sebutan Nilai Belum ada Ketetapan a 91 ndash ke atas sangat baik b 76 ndash 90 baik c 61 ndash 75 cukup d 51 ndash 60 kurang e 50 ke bawah buruk

13 Sanksi Tidak ada sanksi PNS yang tidak menyusun SKP dan Pejabat penilai yang tidak melaksanakan penilaian prestasi kerja dijatuhi hukuman disiplin

(Sumber Biro SDM BPK 2011)

Evaluasi atas Penerapan Balanced Scorecard sebagai Sistem Perencanaan

Strategis

Secara umum BPK telah menerapkan metode BSC dalam perumusan

rencana strategisnya hal ini terlihat dengan telah adanya pernyataan visi misi

nilai dasar dan tujuan strategi organisasi yang telah diterjemahkan ke dalam

berbagai sasaran strategis dalam empat perspektif BSC Pernyataan visi yang

digunakan BPK dalam rencana strategisnya telah efektif Hal tersebut disebabkan

pernyataan visi tersebut sudah menggambarkan harapan di masa depan menarik

dan menantang layak bersifat umum sehingga tidak dipengaruhi oleh perubahan

organisasi serta mudah dikomunikasikan karena singkat dan jelas pernyataan misi

yang digunakan BPK dalam rencana strategisnya telah efektif oleh karena

pernyataan misi tersebut telah cukup ringkas jelas unik bersifat umum sehingga

15

tidak dipengaruhi oleh perubahan organisasi menghendaki budaya organisasi

yang lebih baik memberikan inspirasi serta bersifat jangka panjang Nilai nilai

dasar yang digunakan BPK sudah memadai dan dapat menjadi landasan dalam

pelaksanaan misi untuk mencapai visi yang diinginkan Selain itu tujuan strategis

yang ditetapkan oleh BPK mampu mendukung pencapaian pernyataan misi yang

ada dan telah dilakukan penjabaran (cascading) atas tujuan strategis tersebut ke

dalam sasaran strategis yang memudahkan dalam pencapaian tujuan strategis

tersebut Selain itu BPK telah menentukan ukuran dan target kinerja yang hendak

dicapai dalam pencapaian sasaran strategis untuk jangka waktu tertentu Sasaran

strategis yang ada telah dijabarkan ke dalam berbagai inisiatif strategis yang

dipilih untuk dapat mewujudkan sasaran strategis tersebut Inisiatif strategis yang

ada telah dijabarkan menjadi kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dengan

output anggaran maupun satker koordinator satker pelaksana serta satker-satker

terkaitnya

Evaluasi atas Strategy Mapping BPK beserta prioritas Perspektif BSC

Pada strategy mapping BSC untuk organisasi sektor publik perspektif

pelanggan adalah tujuan yang utama yang diikuti oleh perspektif keuangan

perspektif proses internal serta yang terakhir adalah perspektif pertumbuhan dan

pembelajaran (Robertson dalam Mahsun 2009) Namun demikian pada strategy

mapping yang digunakan BPK di dalam Renstra 2011-2015 menunjukkan bahwa

yang utama adalah perspektif pelanggan yang diikuti dengan perspektif proses

internal perspektif pertumbuhan dan pembelajaran serta yang terakhir adalah

perspektif keuangan Terdapat perbedaan strategy mapping antara yang telah

dikemukakan oleh Robertson dengan strategy mapping yang digunakan BPK

yaitu menurut Robertson perspektif keuangan seharusnya menjadi tujuan yang

kedua setelah perspektif pelanggan sedangkan menurut BPK perspektif keuangan

adalah merupakan tujuan yang terakhir di bawah tiga perspektif lainnya

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kasubdit Perencanaan Strategis dan

Manajemen Kinerja BPK diketahui bahwa pertimbangan yang dipakai BPK dalam

menentukan prioritas perspektif BSC tersebut adalah BPK merupakan sebuah

institusi sektor publik yang tidak memiliki tugas fungsi dan kewenangan untuk

memungut pendapatan (baik pajak maupun bukan pajak) sehingga perspektif

keuangan di BPK hanya berupa anggaran belanja yang merupakan sumber daya

dalam melaksanakan tugas fungsi dan wewenangnya dalam rangka mencapai

tujuannya Oleh karena itu pencapaian pada perspektif keuangan digunakan oleh

BPK untuk mendukung pencapaian sasaran-sasaran strategis pada ketiga

perspektif lainnya Untuk institusi sektor publik lainnya yang memiliki tugas

fungsi dan kewenangan untuk memungut pendapatan di mana keuangan yang

dikelola terdiri dari pendapatan yang dipungut dan anggaran belanja maka

perspektif keuangan menjadi sangat relevan karena sangat dekat hubungannya

dengan perspektif pelanggan Berdasarkan uraian tersebut maka BPK

memutuskan untuk menempatkan perspektif keuangan di posisi paling bawah dengan tujuan untuk mendukung pencapaian target pada ketiga perspektif lainnya

sehingga diharapkan mampu mendukung pemenuhan tujuan-tujuan strategisnya

16

Evaluasi atas perspektif pada BSC yang telah diterapkan BPK dalam

Renstra 2011-2015 beserta pencapaian kinerjanya sampai dengan tahun

2012

Berikut adalah evaluasi atas perspektif pada BSC yang telah diterapkan BPK

dalam Renstra 2011-2015 beserta pencapaian kinerjanya sampai dengan tahun

2012

1 Perspektif Keuangan

Pencapaian Perspektif Keuangan 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

101 4450 3514 936 27755287000 13913007429 13842279571 55 21 34

Total 4450 3514 936 27755287000 13913007429 13842279571 55 21 34

Keterangan

IS 101 Penerapan Perencanaan dan Penganggaran Berbasis Kinerja secara Menyeluruh dan Konsisten

(Sumber data diolah)

Pencapaian perspektif keuangan sampai dengan 31 Desember 2012 belum

memiliki kinerja kegiatan yang baik karena masih terdapat kekurangan

realisasi kegiatan keluaran dan penyerapan anggaran

2 Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

Pencapaian Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

51 7500 7188 312 4720134000 3270937720 1449196280 12 3 9

52 8000 8433 -433 2011901000 1406262750 605638250 27 18 9

61 7270 6341 929 930314000 686326700 243987300 18 5 13

62 4000 3850 150 2832731306 288750000 2543981306 26 9 17

71 7725 4812 2913 4326975000 2370663010 1956311990 10 4 6

81 4575 4756 -181 2846074000 2663471400 182602600 38 11 27

82 3238 4067 -829 2095786000 1738586500 357199500 12 3 9

83 9228 8196 1032 2134455000 1145909575 988545425 118 12 106

84 7950 7244 706 5598031873 1824019303 3774012570 372 339 33

85 8500 8300 200 486215000 56800000 429415000 8 3 5

91 4975 4117 858 4046875000 2873431000 1173444000 15 4 11

92 5120 6860 -1740 1189325000 977521700 211803300 6 2 4

Total 6507 6180 326 33218817179 19302679658 13916137521 662 413 249

Keterangan

IS 51 Meningkatkan Efektifitas Pelaksanaan Review atas Pilar-Pilar SPKM IS 52 Penyempurnaan Kode Etik dan Pengembangan Perangkatnya IS 61 Percepatan Penyelesaian Peraturan BPK di Bidang Pemeriksaan Keuangan Negara IS 62 Harmonisasi Peraturan Perundang-Undangan di Bidang Pemeriksaan dan Pengelolaan Keuangan Negara IS 71 Perwujudan Organisasi dan Tata Laksana BPK yang Berkualitas IS 81 Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia berbasis Kompetensi Secara Konsisten dan Menyeluruh IS 82 Penerapan Manajemen Kinerja Individu (MAKIN) IS 83 Penerapan Jabatan Fungsional Pemeriksa (JFP) IS 84 Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Kompetensi IS 85 Penerapan Manajemen Karir Yang Jelas IS 91 Pemenuhan Ketersediaan Sarana dan Prasarana Kerja sesuai dengan Standar Sarana dan Prasarana IS 92 Penerapan e-bpk secara Menyeluruh dan Berkelanjutan

(Sumber data diolah)

Berdasarkan data pencapaian inisiatif-inisiatif strategis terkait pencapaian

perspektif pertumbuhan dan pembelajaran sampai dengan 31 Desember 2012

17

di atas diketahui bahwa terdapat empat inisiatif strategis yang memiliki kinerja

yang baik (IS 52 81 82 dan 92) di mana realisasi kegiatan telah melebihi

rencana namun untuk realisasi anggaran maupun keluarannya belum sesuai

rencana dan delapan inisiatif strategis (IS 51 61 62 71 83 84 85 dan

91) belum memiliki kinerja kegiatan penyerapan anggaran maupun keluaran

yang baik karena realisasinya masih di bawah rencana

3 Perspektif Proses Internal

Pencapaian Perspektif Proses Internal 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

21 10000 10000 - 1431185000 1012253131 418931869 3 3 -

22 7306 8126 -820 52014718000 18347626376 33667091624 3055 4262 -1207

23 6750 4245 2505 4343546000 1031927990 3311618010 17 6 11

24 6928 4250 2678 246348000 22625000 223723000 12 6 6

25 7890 6897 993 2785972000 338338600 2447633400 15 9 6

26 5425 5425 - 10376530894 25976097894 -15599567000 21 11 10

27 7750 8241 -491 888720000 599134000 289586000 41 12 29

28 4800 5800 -1000 5973896579 1386190514 4587706065 21 13 8

29 5900 6900 -1000 2701106000 900308935 1800797065 10 4 6

210 7060 2485 4575 1325539000 473167000 852372000 13 1 12

211 6600 5467 1133 448546000 499259000 -50713000 22 10 12

212 2000 4590 -2590 585593000 33211000 552382000 10 - 10

213 5250 2350 2900 1225961000 169169300 1056791700 8 1 7

214 1500 1750 -250 88444100000 140000000 88304100000 6 1 5

31 6111 2900 3211 1838450000 370173000 1468277000 13 1 12

41 5720 9154 -3434 256239000 13275000 242964000 10 4 6

42 7975 7359 616 572001000 48980000 523021000 22 8 14

Total 6174 5643 531 175458451473 51361736740 124096714733 3299 4352 -1053

Keterangan

IS 21 Peningkatan Mutu Perencanaan Pemeriksaan IS 22 Penerapan e-Audit IS 23 Optimalisasi Pemanfaatan Sistem Manajemen Pemeriksaan (SMP) IS 24 Pemanfaatan KAP untuk memeriksa untuk dan atas nama BPK IS 25 Peningkatan Efektivitas Penerapan Risk Based Audit (RBA) dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan IS 26 Peningkatan Kapasitas Pemeriksaan Kinerja IS 27 Peningkatan Kapasitas Pemeriksaan Investigatif IS 28 Pelaksanaan Pemeriksaan dengan Perspektif Lingkungan IS 29 Peningkatan Kapasitas PDTT IS 210 Peningkatan Mutu Pelaporan Hasil Pemeriksaan IS 211 Peningkatan Kualitas Pemberian Keterangan Ahli IS 212 Peningkatan Kualitas Pemberian Bantuan Hukum untuk Pemeriksa IS 213 Peningkatan Kualitas Manajemen Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) IS 214 Peningkatan Pemberdayaan APIP dalam Wewenang dan Tanggung Jawab BPK IS 31 Optimalisasi Pemberian Pendapat BPK IS 41 Percepatan Penyelesaian Tuntutan Perbendaharaan IS 42 Peningkatan Pemantauan Penyelesaian Ganti Kerugian NegaraDaerah

(Sumber data diolah)

Berdasarkan data pencapaian inisiatif-inisiatif strategis terkait pencapaian

perspektif proses internal sampai dengan 31 Desember 2012 di atas diketahui

bahwa terdapat satu inisiatif strategis (IS 21) yang memiliki kinerja yang

sangat baik di mana realisasinya sama atau melebihi rencana baik dari segi

kegiatan anggaran maupun keluaran delapan inisiatif strategis (IS 22 26

27 28 29 212 214 dan 41) yang memiliki kinerja yang baik di mana

realisasi kegiatan melebihi rencana namun untuk realisasi anggaran maupun

keluarannya belum sesuai rencana lima inisiatif strategis (IS 23 24 25 211

18

dan 42) yang belum memiliki kinerja kegiatan penyerapan anggaran maupun

keluaran yang baik karena realisasinya masih di bawah rencana dan tiga

inisiatif strategis (IS 210 213 dan 31) yang perlu mendapat perhatian karena

realisasi kegiatannya lebih kecil dari rencana dan realisasi keluarannya

mengalami keterlambatan yang sangat banyak dari rencana yang telah

ditetapkan

4 Perspektif Pelanggan

Pencapaian Perspektif Pelanggan 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

11 7600 4680 2920 1410802500 295728980 1115073520 22 9 13

12 8200 11368 -3168 19263340000 15072255953 4191084047 230 369 -139

Total 7900 8024 -124 20674142500 15367984933 5306157567 252 378 -126

Keterangan

IS 11 Peningkatan Pengelolaan Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan IS 12 Peningkatan Mutu Hubungan Kelembagaan dengan Pemangku Kepentingan

(Sumber data diolah)

Berdasarkan data pencapaian inisiatif-inisiatif strategis perspektif pelanggan

sampai dengan 31 Desember 2012 di atas diketahui bahwa inisiatif strategis

11 belum memiliki kinerja kegiatan penyerapan anggaran maupun keluaran

yang baik karena masih mengalami kekurangan realisasi kegiatan keluaran

dan penyerapan anggaran dari rencana yang diharapkan Namun demikian

inisiatif strategis 12 memiliki kinerja yang sangat baik karena realisasi

kegiatan serta keluaran melebihi rencana dan adanya penghematan penyerapan

anggaran

Rekapitulasi Perspektif BSC BPK 31 Desember 2012 Perspektif Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

Keuangan 4450 3514 936 27755287000 13913007429 13842279571 55 21 34

Pertumbuhan 6507 6180 326 33218817179 19302679658 13916137521 662 413 249

Internal 6174 5643 531 175458451473 51361736740 124096714733 3299 4352 -1053

Pelanggan 7900 8024 -124 20674142500 15367984933 5306157567 252 378 -126

Total 6353 5927 426 257106698152 99945408760 157161289392 4268 5164 -896

(Sumber data diolah)

Penyelesaian seluruh kegiatan IS telah mencapai 5927 Pencapaian

tersebut masih di bawah target yang telah direncanakan sebesar 6353

Berdasarkan sisi anggaran realisasi penyerapan anggaran secara keseluruhan baru

mencapai 3887 Perlu dilakukan analisis lebih lanjut apakah capaian ini

diakibatkan adanya efisiensi dalam proses pelaksanaan kegiatan atau dikarenakan

proses perencanaan kebutuhan anggaran yang kurang akurat Namun demikian

peneliti berpendapat bahwa hal ini juga kemungkinan dapat disebabkan oleh

model BSC pada Renstra BPK 2011-2015 yang menempatkan perspektif

keuangan pada posisi terbawah sehingga terdapat ketidakselarasan antara

pencapaian kegiatan dan keluaran dengan penyerapan anggaran Sedangkan dari

segi keluaran realisasi keluaran secara keseluruhan telah melebihi target yang

direncanakan Hal ini sebagian besar diakibatkan adanya realisasi penyelesaian

keluaran IS yang terjadi selama proses pelaksanaan kegiatan serta adanya

19

perbedaan satuan keluaran yang diukur di setiap kegiatan Berdasarkan

rekapitulasi di atas juga dapat disimpulkan bahwa perspektif BSC yang memiliki

kinerja terbaik di BPK adalah perspektif pelanggan karena realisasi kegiatan dan

keluarannya telah melebihi rencana yang ditetapkan dengan adanya penghematan

atas penyerapan anggaran Sedangkan perspektif BSC yang paling buruk

kinerjanya adalah perspektif keuangan karena dari segi realisasi kegiatan

penyerapan anggaran dan keluarannya masih belum mencapai rencana yang

diharapkan selain itu kekurangan realisasi keluarannya masih jauh dari rencana

yang diharapkan yaitu sebesar 6182

Evaluasi atas Mekanisme Pengukuran Kinerja organisasi dan individu yang

berdasarkan metode BSC

BPK telah memiliki suatu mekanisme untuk mengukur pencapaikan

kinerja organisasi dan individu yang berdasarkan metode BSC namun demikian

peneliti menilai bahwa masih terdapat beberapa kelemahan dalam mekanisme

pengukuran kinerja yang ada yaitu sebagai berikut

1 Mekanisme pengukuran kinerja organisasi yang ada hanya mampu mengukur

kinerja organisasi pada level eselon 1 dan eselon 2 saja sedangkan untuk level

eselon 3 eselon 4 maupun struktur fungsional tim pemeriksaan tidak terdapat

mekanisme pengukuran kinerjanya

2 Untuk mekanisme pengukuran kinerja individu masih terdapat ketidakjelasan

mengenai sistem mana yang akan dipakai dalam mengukur kinerja individual

para pegawai BPK karena sistem yang telah berjalan dari tahun 2011 yaitu

MAKIN BPK tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011

tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS yang harus mulai diterapkan pada 1

Januari 2014 Selain itu terdapat beberapa kekurangan pada Peraturan

Pemerintah nomor 46 tahun 2011 jika dibandingkan dengan MAKIN BPK

khususnya dalam mengukur kinerja para pemeriksa BPK yaitu di mana

MAKIN BPK mengukur sasaran kerja kompetensi perilaku dan kompetensi

teknis sedangkan Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 hanya mengukur

sasaran kerja dan kompetensi perilaku saja tanpa mengukur kompetensi teknis

Namun demikian MAKIN BPK yang telah berjalan selama ini juga memiliki

kelemahan yaitu MAKIN BPK hanya mengukur kinerja pegawai BPK yang

bertugas sebagai pemeriksa saja sedangkan untuk pegawai BPK non

pemeriksa tidak dapat diukur kinerjanya

5 KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan pada bab 4 dapat

diambil kesimpulan mengenai analisis BSC sebagai suatu sistem perencanaan

strategis dan pengukuran kinerja pada BPK sebagai berikut

20

1 Secara umum BPK telah menerapkan metode BSC dalam perencanaan

strategisnya dengan adanya pernyataan visi dan misi yang efektif nilai dasar

yang jelas dan dapat diterapkan serta tujuan strategi organisasi yang telah

diterjemahkan ke dalam berbagai sasaran strategis dalam empat perspektif

BSC

2 Terdapat perbedaan strategy mapping antara yang telah dikemukakan oleh

Robertson dalam Mahsun (2009) dengan strategy mapping yang digunakan

BPK menurut Robertson perspektif keuangan seharusnya menjadi tujuan yang

kedua setelah perspektif pelanggan sedangkan menurut BPK perspektif

keuangan adalah merupakan tujuan yang terakhir di bawah tiga perspektif

lainnya Hal ini disebabkan posisi BPK sebagai sebuah institusi sektor publik

yang tidak memiliki tugas fungsi dan kewenangan untuk memungut

pendapatan (baik pajak maupun bukan pajak) sehingga perspektif keuangan di

BPK hanya berupa anggaran belanja saja yang merupakan sumber daya dalam

melaksanakan tugas fungsi dan wewenangnya dalam rangka mencapai

tujuannya Oleh karena itu pencapaian pada perspektif keuangan digunakan

oleh BPK untuk mendukung pencapaian sasaran-sasaran strategis pada ketiga

perspektif lainnya

3 Hasil evaluasi atas perspektif pada BSC sampai tingkat inisiatif strategis yang

telah diterapkan BPK dalam Renstra 2011-2015 beserta pencapaian kinerjanya

sampai dengan tahun 2012 dapat disimpulkan bahwa terdapat dua inisiatif

strategis yang memiliki kinerja sangat baik yaitu realisasinya sama atau

melebih rencana baik dari segi kegiatan anggaran maupun keluaran yaitu

inisiatif strategis 12 dan 21 Dua belas inisiatif strategis yang memiliki kinerja

baik yaitu realisasi kegiatannya melebihi rencana namun untuk realisasi

anggaran maupun keluarannya belum sesuai rencana lima belas inisiatif

strategis yang belum memiliki kinerja kegiatan maupun keluaran baik

sehingga masih memerlukan peningkatan pencapaian realisasi serta tiga

inisiatif strategis yang perlu mendapat perhatian karena realisasi kegiatannya

lebih kecil dari rencana dan mengalami keterlambatan yang sangat banyak dari

rencana yang telah ditetapkan

4 Perspektif BSC yang memiliki kinerja terbaik di BPK adalah perspektif

pelanggan karena realisasi kegiatan dan keluarannya telah melebihi rencana

yang ditetapkan dengan adanya penghematan atas penyerapan anggaran

Sedangkan perspektif BSC yang paling buruk kinerjanya adalah perspektif

keuangan karena dari segi realisasi kegiatan penyerapan anggaran dan

keluarannya masih belum mencapai rencana yang diharapkan

5 BPK telah memiliki suatu mekanisme untuk mengukur pencapaikan kinerja

organisasi dan individu yang berdasarkan metode BSC walaupun masih

terdapat kelemahan dalam mekanisme pengukuran kinerja organisasi dan

individu tersebut

6 Mekanisme pengukuran kinerja organisasi yang ada tidak mampu mengukur

kinerja keseluruhan organisasi karena hanya mampu mengukur kinerja organisasi pada level eselon 1 dan eselon 2 saja sedangkan untuk level eselon

3 eselon 4 maupun struktur fungsional tim pemeriksaan tidak terdapat

mekanisme pengukuran kinerjanya

7 Terdapat ketidakjelasan mengenai sistem mana yang akan dipakai dalam

mekanisme pengukuran kinerja individunya karena sistem yang telah berjalan

21

dari tahun 2011 yaitu MAKIN BPK tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah

nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS yang harus mulai

diterapkan pada 1 Januari 2014

Saran

Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil analisis BSC sebagai suatu

sistem perencanaan strategis dan pengukuran kinerja pada BPK adalah sebagai

berikut

1 Perlu ada penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh keputusan BPK dalam

menempatkan perspektif keuangan di bawah ketiga perspektif BSC lainnya

terhadap pencapaian kinerja inisiatif-inisiatif strategisnya

2 BPK perlu memastikan penyelesaian seluruh kegiatan IS sesuai dengan

rencana dan target yang telah ditetapkan baik dari sisi jadwal penyelesaian

kegiatan rencana keluaran maupun efisiensi pemanfaatan anggaran karena IS

merupakan kegiatan strategis yang mempengaruhi keberhasilan BPK dalam

implementasi Renstra BPK 2011-2015

3 BPK perlu mengubah mekanisme pengukuran kinerja organisasinya sehingga

dapat mengukur kinerja organisasi pada level eselon 3 eselon 4 dan struktur

fungsional tim pemeriksaannya

4 BPK perlu menetapkan mekanisme pengukuran kinerja individu yang jelas dan

sesuai dengan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi

Kerja PNS namun tetap dapat mengukur kompetensi teknis pemeriksanya

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Ilmiah dan Buku

Kaplan Robert S dan David Norton 1992 The Balanced Scorecard Measures that Drive

Performance Harvard Business Review

Luis S dan Biromo PA 2008 Step by Step in Cascading Balanced Scorecard to

Fundamental Scorecards PT Gramedia Pustaka Umum Jakarta

Mahmudi 2010 Manajemen Kinerja Sektor Publik STIE YKPN Jakarta

Mahsun Muhamad 2006 Pengukuran Kinerja Sektor Publik BPFE Yogyakarta

Moleong Lexy 2006 Metodologi Penelitian Kualitatif PT Remaja Rosdakarya

Bandung

Niven PR 2003 Balanced Scorecard Step by Step for Governmental and

Nonprofit Agencies John Wiley amp Sons Inc New York

22

Prawirosentono Suyadi 2008 Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan

Kinerja Karyawan BPFE Yogyakarta

Sekaran Uma 2006 Research Methods for Business Metedologi Penelitian

untuk Bisnis Penerbit Salemba Empat Jakarta

Sugiyono 2008 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Penerbit

Alfabeta Bandung

Umar Haryono 2006 Strategic Control Penerbit Universitas Trisakti Jakarta

Wibowo 2007 Manajemen Kinerja PT Raja Grafindo Parsada Jakarta

Yuwono S Sukarno E dan Ikhsan M 2002 Petunjuk Praktis Penyusunan

Balanced Scorecard-Menuju Organisasi yang Berfoukus pada Strategi

PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Zeithaml V A Berry L L and Parasuraman A 1996 The behavioral consequences of

Service quality Journal of Marketing Vol 60

Peraturan

Keputusan BPK nomor 3KI-XIII252011 Tentang Perubahan atas Keputusan

BPK nomor 7KI-XIII122010 tentang Rencana Strategis BPK Tahun

Anggaran 2011 sampai dengan 2015 Jakarta

Keputusan Sekretaris Jenderal BPK nomor 238KX-XIII252011 Tentang

Rencana Implementasi Renstra BPK TA 2011 sd 2015 Jakarta

Keputusan Sekretaris Jenderal BPK nomor 112KX-XIII222012 Tentang

Manajemen Kinerja Individu Tugas Pemeriksaan Jakarta

Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja

PNS Jakarta

Surat Edaran Sekretaris Jenderal BPK nomor 08SEX-XIII242011 Tentang

Implementasi Sistem Manajemen Kinerja Individu dalam Tugas

Pemeriksaan di Lingkungan BPK Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan

Negara Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2006 Tentang Badan

Pemeriksa Keuangan Jakarta

Page 13: ANALISIS BALANCED SCORECARD SEBAGAI SUATU SISTEM

13

Untuk memberikan pedoman yang jelas kepada Direktorat PSMK dalam

melakukan pemantauan dan evaluasi Direktorat PSMK akan menyusun SOP

tentang pengelolaan inisiatif strategis termasuk di dalamnya pengembangan

aplikasi yang akan digunakan dalam proses pemantauan dan evaluasi Di samping

itu untuk memberikan kejelasan mengenai peran seluruh pihak yang terlibat

dalam implementasi IS baik sebagai sponsor penanggung jawab satker

koordinator satker pelaksana maupun satker terkait BPK akan menyusun dan

mengembangkan pedoman change management yang dapat digunakan sebagai

acuan dalam pelaksanaan kegiatan dalam IS

Mekanisme Penilaian Kinerja Individu Dalam hal pengukuran kinerja individu BPK telah membentuk suatu

sistem yang disebut dengan Manajemen Kinerja Individu (MAKIN) Selain itu

Pemerintah juga telah mengundangkan sebuah Peraturan Pemerintah nomor 46

tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS Berikut adalah perbandingan

antara MAKIN BPK dengan Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 tentang

Penilaian Prestasi Kerja PNS

Perbandingan MAKIN BPK dengan PP nomor 46 tahun 2011 No Bahasan MAKIN PP 462011

1 Definisi Manajemen Kinerja Individu (MAKIN) adalah proses pengelolaan kinerja individu yang terdiri atas tiga tahap yang saling berkesinambungan yaitu Tahap Perencanaan Tahap Bimbingan dan Tahap Penilaian

Prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh setiap PNS pada satuan organisasi sesuai dengan sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja

2 Ruang Lingkup a MAKIN saat ini berlaku bagi Pemeriksa atas Tugas Pemeriksaan dan Tugas Sesuai Fungsi (Tugas sesuai fungsi akan berlaku efektif pada tahun 2013)

b Ke depannya MAKIN akan diberlakukan untuk seluruh pegawai BPK

Berlaku kepada seluruh PNS (sebagai pengganti DP3)

3 Jangka Waktu Penilaian

a Pemeriksa - Tugas Pemeriksaan

Sesuai dengan jangka waktu di surat tugas

- Tugas Sesuai Fungsi Januari ndash Minggu ke-2 Januari tahun berikutnya

b Non- Pemeriksa Januari-Minggu ke -2 Januari tahun berikutnya

Januari sd Desember tahun berjalan

4 Unsur yang Dinilai

a Sasaran Kerja b Kompetensi Perilaku c Kompetensi Teknis

a Sasaran Kerja b Kompetensi Perilaku

5 Penyusunan SKP Penyusunan SKP telah ditetapkan Organisasi mengacu pada hasil cascading

dan urutan jabatan

Penyusunan SKP merupakan kewajiban PNS

14

No Bahasan MAKIN PP 462011

6 Penilaian SKP a Mempertimbangkan aspek waktu

b Berdasarkan pencapaian target

c Skala nilai 1 - 5

a Mempertimbangkan aspek kuantitas kualitas waktu dan biaya

b Membandingkan antara realisasi dan target

c Skala Nilai 1-100

7 Aspek Penilaian Perilaku Kerja

Achievement Analytical Thinking Concern for order Information Seeking Teamwork dan Cooperation

Orientasi pelayanan integritas komitmen disiplin kerja sama dan kepemimpinan

8 Pihak yang Menilai

a Pemeriksa

- MAKIN Tugas Pemeriksaan Pejabat yang menilai Atasan Langsung sesuai dengan surat Tugas Pemeriksaan

- MAKIN Tugas Sesuai Fungsi Pejabat yang menilai Atasan Langsung sesuai dengan Pola Hubungan antar PFP

b Non-Pemeriksa (staf) Pejabat Struktural

Atasan Langsung paling rendah Pejabat Struktural setingkat eselon V atau pejabat lain yang ditentukan

9 Penilaian Kompetensi Perilaku

a Dilakukan melalui pengamatan dan bimbingan informal

b Skala nilai 1 - 5

a Dilakukan melaui pengamatan

b Skala Nilai 1-100

10 Total Penilaian Rerata bobot nilai SKP kompetensi perilaku dan kompetensi teknis

Penggabungan antara nilai SKP dan kompetensi perilaku

11 Bobot Nilai a Sasaran kerja 60 b Kompetensi Perilaku 20 c Kompetensi Teknis 20

a Sasaran kerja 60 b Kompetensi Perilaku 40

12 Sebutan Nilai Belum ada Ketetapan a 91 ndash ke atas sangat baik b 76 ndash 90 baik c 61 ndash 75 cukup d 51 ndash 60 kurang e 50 ke bawah buruk

13 Sanksi Tidak ada sanksi PNS yang tidak menyusun SKP dan Pejabat penilai yang tidak melaksanakan penilaian prestasi kerja dijatuhi hukuman disiplin

(Sumber Biro SDM BPK 2011)

Evaluasi atas Penerapan Balanced Scorecard sebagai Sistem Perencanaan

Strategis

Secara umum BPK telah menerapkan metode BSC dalam perumusan

rencana strategisnya hal ini terlihat dengan telah adanya pernyataan visi misi

nilai dasar dan tujuan strategi organisasi yang telah diterjemahkan ke dalam

berbagai sasaran strategis dalam empat perspektif BSC Pernyataan visi yang

digunakan BPK dalam rencana strategisnya telah efektif Hal tersebut disebabkan

pernyataan visi tersebut sudah menggambarkan harapan di masa depan menarik

dan menantang layak bersifat umum sehingga tidak dipengaruhi oleh perubahan

organisasi serta mudah dikomunikasikan karena singkat dan jelas pernyataan misi

yang digunakan BPK dalam rencana strategisnya telah efektif oleh karena

pernyataan misi tersebut telah cukup ringkas jelas unik bersifat umum sehingga

15

tidak dipengaruhi oleh perubahan organisasi menghendaki budaya organisasi

yang lebih baik memberikan inspirasi serta bersifat jangka panjang Nilai nilai

dasar yang digunakan BPK sudah memadai dan dapat menjadi landasan dalam

pelaksanaan misi untuk mencapai visi yang diinginkan Selain itu tujuan strategis

yang ditetapkan oleh BPK mampu mendukung pencapaian pernyataan misi yang

ada dan telah dilakukan penjabaran (cascading) atas tujuan strategis tersebut ke

dalam sasaran strategis yang memudahkan dalam pencapaian tujuan strategis

tersebut Selain itu BPK telah menentukan ukuran dan target kinerja yang hendak

dicapai dalam pencapaian sasaran strategis untuk jangka waktu tertentu Sasaran

strategis yang ada telah dijabarkan ke dalam berbagai inisiatif strategis yang

dipilih untuk dapat mewujudkan sasaran strategis tersebut Inisiatif strategis yang

ada telah dijabarkan menjadi kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dengan

output anggaran maupun satker koordinator satker pelaksana serta satker-satker

terkaitnya

Evaluasi atas Strategy Mapping BPK beserta prioritas Perspektif BSC

Pada strategy mapping BSC untuk organisasi sektor publik perspektif

pelanggan adalah tujuan yang utama yang diikuti oleh perspektif keuangan

perspektif proses internal serta yang terakhir adalah perspektif pertumbuhan dan

pembelajaran (Robertson dalam Mahsun 2009) Namun demikian pada strategy

mapping yang digunakan BPK di dalam Renstra 2011-2015 menunjukkan bahwa

yang utama adalah perspektif pelanggan yang diikuti dengan perspektif proses

internal perspektif pertumbuhan dan pembelajaran serta yang terakhir adalah

perspektif keuangan Terdapat perbedaan strategy mapping antara yang telah

dikemukakan oleh Robertson dengan strategy mapping yang digunakan BPK

yaitu menurut Robertson perspektif keuangan seharusnya menjadi tujuan yang

kedua setelah perspektif pelanggan sedangkan menurut BPK perspektif keuangan

adalah merupakan tujuan yang terakhir di bawah tiga perspektif lainnya

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kasubdit Perencanaan Strategis dan

Manajemen Kinerja BPK diketahui bahwa pertimbangan yang dipakai BPK dalam

menentukan prioritas perspektif BSC tersebut adalah BPK merupakan sebuah

institusi sektor publik yang tidak memiliki tugas fungsi dan kewenangan untuk

memungut pendapatan (baik pajak maupun bukan pajak) sehingga perspektif

keuangan di BPK hanya berupa anggaran belanja yang merupakan sumber daya

dalam melaksanakan tugas fungsi dan wewenangnya dalam rangka mencapai

tujuannya Oleh karena itu pencapaian pada perspektif keuangan digunakan oleh

BPK untuk mendukung pencapaian sasaran-sasaran strategis pada ketiga

perspektif lainnya Untuk institusi sektor publik lainnya yang memiliki tugas

fungsi dan kewenangan untuk memungut pendapatan di mana keuangan yang

dikelola terdiri dari pendapatan yang dipungut dan anggaran belanja maka

perspektif keuangan menjadi sangat relevan karena sangat dekat hubungannya

dengan perspektif pelanggan Berdasarkan uraian tersebut maka BPK

memutuskan untuk menempatkan perspektif keuangan di posisi paling bawah dengan tujuan untuk mendukung pencapaian target pada ketiga perspektif lainnya

sehingga diharapkan mampu mendukung pemenuhan tujuan-tujuan strategisnya

16

Evaluasi atas perspektif pada BSC yang telah diterapkan BPK dalam

Renstra 2011-2015 beserta pencapaian kinerjanya sampai dengan tahun

2012

Berikut adalah evaluasi atas perspektif pada BSC yang telah diterapkan BPK

dalam Renstra 2011-2015 beserta pencapaian kinerjanya sampai dengan tahun

2012

1 Perspektif Keuangan

Pencapaian Perspektif Keuangan 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

101 4450 3514 936 27755287000 13913007429 13842279571 55 21 34

Total 4450 3514 936 27755287000 13913007429 13842279571 55 21 34

Keterangan

IS 101 Penerapan Perencanaan dan Penganggaran Berbasis Kinerja secara Menyeluruh dan Konsisten

(Sumber data diolah)

Pencapaian perspektif keuangan sampai dengan 31 Desember 2012 belum

memiliki kinerja kegiatan yang baik karena masih terdapat kekurangan

realisasi kegiatan keluaran dan penyerapan anggaran

2 Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

Pencapaian Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

51 7500 7188 312 4720134000 3270937720 1449196280 12 3 9

52 8000 8433 -433 2011901000 1406262750 605638250 27 18 9

61 7270 6341 929 930314000 686326700 243987300 18 5 13

62 4000 3850 150 2832731306 288750000 2543981306 26 9 17

71 7725 4812 2913 4326975000 2370663010 1956311990 10 4 6

81 4575 4756 -181 2846074000 2663471400 182602600 38 11 27

82 3238 4067 -829 2095786000 1738586500 357199500 12 3 9

83 9228 8196 1032 2134455000 1145909575 988545425 118 12 106

84 7950 7244 706 5598031873 1824019303 3774012570 372 339 33

85 8500 8300 200 486215000 56800000 429415000 8 3 5

91 4975 4117 858 4046875000 2873431000 1173444000 15 4 11

92 5120 6860 -1740 1189325000 977521700 211803300 6 2 4

Total 6507 6180 326 33218817179 19302679658 13916137521 662 413 249

Keterangan

IS 51 Meningkatkan Efektifitas Pelaksanaan Review atas Pilar-Pilar SPKM IS 52 Penyempurnaan Kode Etik dan Pengembangan Perangkatnya IS 61 Percepatan Penyelesaian Peraturan BPK di Bidang Pemeriksaan Keuangan Negara IS 62 Harmonisasi Peraturan Perundang-Undangan di Bidang Pemeriksaan dan Pengelolaan Keuangan Negara IS 71 Perwujudan Organisasi dan Tata Laksana BPK yang Berkualitas IS 81 Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia berbasis Kompetensi Secara Konsisten dan Menyeluruh IS 82 Penerapan Manajemen Kinerja Individu (MAKIN) IS 83 Penerapan Jabatan Fungsional Pemeriksa (JFP) IS 84 Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Kompetensi IS 85 Penerapan Manajemen Karir Yang Jelas IS 91 Pemenuhan Ketersediaan Sarana dan Prasarana Kerja sesuai dengan Standar Sarana dan Prasarana IS 92 Penerapan e-bpk secara Menyeluruh dan Berkelanjutan

(Sumber data diolah)

Berdasarkan data pencapaian inisiatif-inisiatif strategis terkait pencapaian

perspektif pertumbuhan dan pembelajaran sampai dengan 31 Desember 2012

17

di atas diketahui bahwa terdapat empat inisiatif strategis yang memiliki kinerja

yang baik (IS 52 81 82 dan 92) di mana realisasi kegiatan telah melebihi

rencana namun untuk realisasi anggaran maupun keluarannya belum sesuai

rencana dan delapan inisiatif strategis (IS 51 61 62 71 83 84 85 dan

91) belum memiliki kinerja kegiatan penyerapan anggaran maupun keluaran

yang baik karena realisasinya masih di bawah rencana

3 Perspektif Proses Internal

Pencapaian Perspektif Proses Internal 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

21 10000 10000 - 1431185000 1012253131 418931869 3 3 -

22 7306 8126 -820 52014718000 18347626376 33667091624 3055 4262 -1207

23 6750 4245 2505 4343546000 1031927990 3311618010 17 6 11

24 6928 4250 2678 246348000 22625000 223723000 12 6 6

25 7890 6897 993 2785972000 338338600 2447633400 15 9 6

26 5425 5425 - 10376530894 25976097894 -15599567000 21 11 10

27 7750 8241 -491 888720000 599134000 289586000 41 12 29

28 4800 5800 -1000 5973896579 1386190514 4587706065 21 13 8

29 5900 6900 -1000 2701106000 900308935 1800797065 10 4 6

210 7060 2485 4575 1325539000 473167000 852372000 13 1 12

211 6600 5467 1133 448546000 499259000 -50713000 22 10 12

212 2000 4590 -2590 585593000 33211000 552382000 10 - 10

213 5250 2350 2900 1225961000 169169300 1056791700 8 1 7

214 1500 1750 -250 88444100000 140000000 88304100000 6 1 5

31 6111 2900 3211 1838450000 370173000 1468277000 13 1 12

41 5720 9154 -3434 256239000 13275000 242964000 10 4 6

42 7975 7359 616 572001000 48980000 523021000 22 8 14

Total 6174 5643 531 175458451473 51361736740 124096714733 3299 4352 -1053

Keterangan

IS 21 Peningkatan Mutu Perencanaan Pemeriksaan IS 22 Penerapan e-Audit IS 23 Optimalisasi Pemanfaatan Sistem Manajemen Pemeriksaan (SMP) IS 24 Pemanfaatan KAP untuk memeriksa untuk dan atas nama BPK IS 25 Peningkatan Efektivitas Penerapan Risk Based Audit (RBA) dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan IS 26 Peningkatan Kapasitas Pemeriksaan Kinerja IS 27 Peningkatan Kapasitas Pemeriksaan Investigatif IS 28 Pelaksanaan Pemeriksaan dengan Perspektif Lingkungan IS 29 Peningkatan Kapasitas PDTT IS 210 Peningkatan Mutu Pelaporan Hasil Pemeriksaan IS 211 Peningkatan Kualitas Pemberian Keterangan Ahli IS 212 Peningkatan Kualitas Pemberian Bantuan Hukum untuk Pemeriksa IS 213 Peningkatan Kualitas Manajemen Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) IS 214 Peningkatan Pemberdayaan APIP dalam Wewenang dan Tanggung Jawab BPK IS 31 Optimalisasi Pemberian Pendapat BPK IS 41 Percepatan Penyelesaian Tuntutan Perbendaharaan IS 42 Peningkatan Pemantauan Penyelesaian Ganti Kerugian NegaraDaerah

(Sumber data diolah)

Berdasarkan data pencapaian inisiatif-inisiatif strategis terkait pencapaian

perspektif proses internal sampai dengan 31 Desember 2012 di atas diketahui

bahwa terdapat satu inisiatif strategis (IS 21) yang memiliki kinerja yang

sangat baik di mana realisasinya sama atau melebihi rencana baik dari segi

kegiatan anggaran maupun keluaran delapan inisiatif strategis (IS 22 26

27 28 29 212 214 dan 41) yang memiliki kinerja yang baik di mana

realisasi kegiatan melebihi rencana namun untuk realisasi anggaran maupun

keluarannya belum sesuai rencana lima inisiatif strategis (IS 23 24 25 211

18

dan 42) yang belum memiliki kinerja kegiatan penyerapan anggaran maupun

keluaran yang baik karena realisasinya masih di bawah rencana dan tiga

inisiatif strategis (IS 210 213 dan 31) yang perlu mendapat perhatian karena

realisasi kegiatannya lebih kecil dari rencana dan realisasi keluarannya

mengalami keterlambatan yang sangat banyak dari rencana yang telah

ditetapkan

4 Perspektif Pelanggan

Pencapaian Perspektif Pelanggan 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

11 7600 4680 2920 1410802500 295728980 1115073520 22 9 13

12 8200 11368 -3168 19263340000 15072255953 4191084047 230 369 -139

Total 7900 8024 -124 20674142500 15367984933 5306157567 252 378 -126

Keterangan

IS 11 Peningkatan Pengelolaan Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan IS 12 Peningkatan Mutu Hubungan Kelembagaan dengan Pemangku Kepentingan

(Sumber data diolah)

Berdasarkan data pencapaian inisiatif-inisiatif strategis perspektif pelanggan

sampai dengan 31 Desember 2012 di atas diketahui bahwa inisiatif strategis

11 belum memiliki kinerja kegiatan penyerapan anggaran maupun keluaran

yang baik karena masih mengalami kekurangan realisasi kegiatan keluaran

dan penyerapan anggaran dari rencana yang diharapkan Namun demikian

inisiatif strategis 12 memiliki kinerja yang sangat baik karena realisasi

kegiatan serta keluaran melebihi rencana dan adanya penghematan penyerapan

anggaran

Rekapitulasi Perspektif BSC BPK 31 Desember 2012 Perspektif Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

Keuangan 4450 3514 936 27755287000 13913007429 13842279571 55 21 34

Pertumbuhan 6507 6180 326 33218817179 19302679658 13916137521 662 413 249

Internal 6174 5643 531 175458451473 51361736740 124096714733 3299 4352 -1053

Pelanggan 7900 8024 -124 20674142500 15367984933 5306157567 252 378 -126

Total 6353 5927 426 257106698152 99945408760 157161289392 4268 5164 -896

(Sumber data diolah)

Penyelesaian seluruh kegiatan IS telah mencapai 5927 Pencapaian

tersebut masih di bawah target yang telah direncanakan sebesar 6353

Berdasarkan sisi anggaran realisasi penyerapan anggaran secara keseluruhan baru

mencapai 3887 Perlu dilakukan analisis lebih lanjut apakah capaian ini

diakibatkan adanya efisiensi dalam proses pelaksanaan kegiatan atau dikarenakan

proses perencanaan kebutuhan anggaran yang kurang akurat Namun demikian

peneliti berpendapat bahwa hal ini juga kemungkinan dapat disebabkan oleh

model BSC pada Renstra BPK 2011-2015 yang menempatkan perspektif

keuangan pada posisi terbawah sehingga terdapat ketidakselarasan antara

pencapaian kegiatan dan keluaran dengan penyerapan anggaran Sedangkan dari

segi keluaran realisasi keluaran secara keseluruhan telah melebihi target yang

direncanakan Hal ini sebagian besar diakibatkan adanya realisasi penyelesaian

keluaran IS yang terjadi selama proses pelaksanaan kegiatan serta adanya

19

perbedaan satuan keluaran yang diukur di setiap kegiatan Berdasarkan

rekapitulasi di atas juga dapat disimpulkan bahwa perspektif BSC yang memiliki

kinerja terbaik di BPK adalah perspektif pelanggan karena realisasi kegiatan dan

keluarannya telah melebihi rencana yang ditetapkan dengan adanya penghematan

atas penyerapan anggaran Sedangkan perspektif BSC yang paling buruk

kinerjanya adalah perspektif keuangan karena dari segi realisasi kegiatan

penyerapan anggaran dan keluarannya masih belum mencapai rencana yang

diharapkan selain itu kekurangan realisasi keluarannya masih jauh dari rencana

yang diharapkan yaitu sebesar 6182

Evaluasi atas Mekanisme Pengukuran Kinerja organisasi dan individu yang

berdasarkan metode BSC

BPK telah memiliki suatu mekanisme untuk mengukur pencapaikan

kinerja organisasi dan individu yang berdasarkan metode BSC namun demikian

peneliti menilai bahwa masih terdapat beberapa kelemahan dalam mekanisme

pengukuran kinerja yang ada yaitu sebagai berikut

1 Mekanisme pengukuran kinerja organisasi yang ada hanya mampu mengukur

kinerja organisasi pada level eselon 1 dan eselon 2 saja sedangkan untuk level

eselon 3 eselon 4 maupun struktur fungsional tim pemeriksaan tidak terdapat

mekanisme pengukuran kinerjanya

2 Untuk mekanisme pengukuran kinerja individu masih terdapat ketidakjelasan

mengenai sistem mana yang akan dipakai dalam mengukur kinerja individual

para pegawai BPK karena sistem yang telah berjalan dari tahun 2011 yaitu

MAKIN BPK tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011

tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS yang harus mulai diterapkan pada 1

Januari 2014 Selain itu terdapat beberapa kekurangan pada Peraturan

Pemerintah nomor 46 tahun 2011 jika dibandingkan dengan MAKIN BPK

khususnya dalam mengukur kinerja para pemeriksa BPK yaitu di mana

MAKIN BPK mengukur sasaran kerja kompetensi perilaku dan kompetensi

teknis sedangkan Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 hanya mengukur

sasaran kerja dan kompetensi perilaku saja tanpa mengukur kompetensi teknis

Namun demikian MAKIN BPK yang telah berjalan selama ini juga memiliki

kelemahan yaitu MAKIN BPK hanya mengukur kinerja pegawai BPK yang

bertugas sebagai pemeriksa saja sedangkan untuk pegawai BPK non

pemeriksa tidak dapat diukur kinerjanya

5 KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan pada bab 4 dapat

diambil kesimpulan mengenai analisis BSC sebagai suatu sistem perencanaan

strategis dan pengukuran kinerja pada BPK sebagai berikut

20

1 Secara umum BPK telah menerapkan metode BSC dalam perencanaan

strategisnya dengan adanya pernyataan visi dan misi yang efektif nilai dasar

yang jelas dan dapat diterapkan serta tujuan strategi organisasi yang telah

diterjemahkan ke dalam berbagai sasaran strategis dalam empat perspektif

BSC

2 Terdapat perbedaan strategy mapping antara yang telah dikemukakan oleh

Robertson dalam Mahsun (2009) dengan strategy mapping yang digunakan

BPK menurut Robertson perspektif keuangan seharusnya menjadi tujuan yang

kedua setelah perspektif pelanggan sedangkan menurut BPK perspektif

keuangan adalah merupakan tujuan yang terakhir di bawah tiga perspektif

lainnya Hal ini disebabkan posisi BPK sebagai sebuah institusi sektor publik

yang tidak memiliki tugas fungsi dan kewenangan untuk memungut

pendapatan (baik pajak maupun bukan pajak) sehingga perspektif keuangan di

BPK hanya berupa anggaran belanja saja yang merupakan sumber daya dalam

melaksanakan tugas fungsi dan wewenangnya dalam rangka mencapai

tujuannya Oleh karena itu pencapaian pada perspektif keuangan digunakan

oleh BPK untuk mendukung pencapaian sasaran-sasaran strategis pada ketiga

perspektif lainnya

3 Hasil evaluasi atas perspektif pada BSC sampai tingkat inisiatif strategis yang

telah diterapkan BPK dalam Renstra 2011-2015 beserta pencapaian kinerjanya

sampai dengan tahun 2012 dapat disimpulkan bahwa terdapat dua inisiatif

strategis yang memiliki kinerja sangat baik yaitu realisasinya sama atau

melebih rencana baik dari segi kegiatan anggaran maupun keluaran yaitu

inisiatif strategis 12 dan 21 Dua belas inisiatif strategis yang memiliki kinerja

baik yaitu realisasi kegiatannya melebihi rencana namun untuk realisasi

anggaran maupun keluarannya belum sesuai rencana lima belas inisiatif

strategis yang belum memiliki kinerja kegiatan maupun keluaran baik

sehingga masih memerlukan peningkatan pencapaian realisasi serta tiga

inisiatif strategis yang perlu mendapat perhatian karena realisasi kegiatannya

lebih kecil dari rencana dan mengalami keterlambatan yang sangat banyak dari

rencana yang telah ditetapkan

4 Perspektif BSC yang memiliki kinerja terbaik di BPK adalah perspektif

pelanggan karena realisasi kegiatan dan keluarannya telah melebihi rencana

yang ditetapkan dengan adanya penghematan atas penyerapan anggaran

Sedangkan perspektif BSC yang paling buruk kinerjanya adalah perspektif

keuangan karena dari segi realisasi kegiatan penyerapan anggaran dan

keluarannya masih belum mencapai rencana yang diharapkan

5 BPK telah memiliki suatu mekanisme untuk mengukur pencapaikan kinerja

organisasi dan individu yang berdasarkan metode BSC walaupun masih

terdapat kelemahan dalam mekanisme pengukuran kinerja organisasi dan

individu tersebut

6 Mekanisme pengukuran kinerja organisasi yang ada tidak mampu mengukur

kinerja keseluruhan organisasi karena hanya mampu mengukur kinerja organisasi pada level eselon 1 dan eselon 2 saja sedangkan untuk level eselon

3 eselon 4 maupun struktur fungsional tim pemeriksaan tidak terdapat

mekanisme pengukuran kinerjanya

7 Terdapat ketidakjelasan mengenai sistem mana yang akan dipakai dalam

mekanisme pengukuran kinerja individunya karena sistem yang telah berjalan

21

dari tahun 2011 yaitu MAKIN BPK tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah

nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS yang harus mulai

diterapkan pada 1 Januari 2014

Saran

Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil analisis BSC sebagai suatu

sistem perencanaan strategis dan pengukuran kinerja pada BPK adalah sebagai

berikut

1 Perlu ada penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh keputusan BPK dalam

menempatkan perspektif keuangan di bawah ketiga perspektif BSC lainnya

terhadap pencapaian kinerja inisiatif-inisiatif strategisnya

2 BPK perlu memastikan penyelesaian seluruh kegiatan IS sesuai dengan

rencana dan target yang telah ditetapkan baik dari sisi jadwal penyelesaian

kegiatan rencana keluaran maupun efisiensi pemanfaatan anggaran karena IS

merupakan kegiatan strategis yang mempengaruhi keberhasilan BPK dalam

implementasi Renstra BPK 2011-2015

3 BPK perlu mengubah mekanisme pengukuran kinerja organisasinya sehingga

dapat mengukur kinerja organisasi pada level eselon 3 eselon 4 dan struktur

fungsional tim pemeriksaannya

4 BPK perlu menetapkan mekanisme pengukuran kinerja individu yang jelas dan

sesuai dengan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi

Kerja PNS namun tetap dapat mengukur kompetensi teknis pemeriksanya

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Ilmiah dan Buku

Kaplan Robert S dan David Norton 1992 The Balanced Scorecard Measures that Drive

Performance Harvard Business Review

Luis S dan Biromo PA 2008 Step by Step in Cascading Balanced Scorecard to

Fundamental Scorecards PT Gramedia Pustaka Umum Jakarta

Mahmudi 2010 Manajemen Kinerja Sektor Publik STIE YKPN Jakarta

Mahsun Muhamad 2006 Pengukuran Kinerja Sektor Publik BPFE Yogyakarta

Moleong Lexy 2006 Metodologi Penelitian Kualitatif PT Remaja Rosdakarya

Bandung

Niven PR 2003 Balanced Scorecard Step by Step for Governmental and

Nonprofit Agencies John Wiley amp Sons Inc New York

22

Prawirosentono Suyadi 2008 Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan

Kinerja Karyawan BPFE Yogyakarta

Sekaran Uma 2006 Research Methods for Business Metedologi Penelitian

untuk Bisnis Penerbit Salemba Empat Jakarta

Sugiyono 2008 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Penerbit

Alfabeta Bandung

Umar Haryono 2006 Strategic Control Penerbit Universitas Trisakti Jakarta

Wibowo 2007 Manajemen Kinerja PT Raja Grafindo Parsada Jakarta

Yuwono S Sukarno E dan Ikhsan M 2002 Petunjuk Praktis Penyusunan

Balanced Scorecard-Menuju Organisasi yang Berfoukus pada Strategi

PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Zeithaml V A Berry L L and Parasuraman A 1996 The behavioral consequences of

Service quality Journal of Marketing Vol 60

Peraturan

Keputusan BPK nomor 3KI-XIII252011 Tentang Perubahan atas Keputusan

BPK nomor 7KI-XIII122010 tentang Rencana Strategis BPK Tahun

Anggaran 2011 sampai dengan 2015 Jakarta

Keputusan Sekretaris Jenderal BPK nomor 238KX-XIII252011 Tentang

Rencana Implementasi Renstra BPK TA 2011 sd 2015 Jakarta

Keputusan Sekretaris Jenderal BPK nomor 112KX-XIII222012 Tentang

Manajemen Kinerja Individu Tugas Pemeriksaan Jakarta

Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja

PNS Jakarta

Surat Edaran Sekretaris Jenderal BPK nomor 08SEX-XIII242011 Tentang

Implementasi Sistem Manajemen Kinerja Individu dalam Tugas

Pemeriksaan di Lingkungan BPK Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan

Negara Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2006 Tentang Badan

Pemeriksa Keuangan Jakarta

Page 14: ANALISIS BALANCED SCORECARD SEBAGAI SUATU SISTEM

14

No Bahasan MAKIN PP 462011

6 Penilaian SKP a Mempertimbangkan aspek waktu

b Berdasarkan pencapaian target

c Skala nilai 1 - 5

a Mempertimbangkan aspek kuantitas kualitas waktu dan biaya

b Membandingkan antara realisasi dan target

c Skala Nilai 1-100

7 Aspek Penilaian Perilaku Kerja

Achievement Analytical Thinking Concern for order Information Seeking Teamwork dan Cooperation

Orientasi pelayanan integritas komitmen disiplin kerja sama dan kepemimpinan

8 Pihak yang Menilai

a Pemeriksa

- MAKIN Tugas Pemeriksaan Pejabat yang menilai Atasan Langsung sesuai dengan surat Tugas Pemeriksaan

- MAKIN Tugas Sesuai Fungsi Pejabat yang menilai Atasan Langsung sesuai dengan Pola Hubungan antar PFP

b Non-Pemeriksa (staf) Pejabat Struktural

Atasan Langsung paling rendah Pejabat Struktural setingkat eselon V atau pejabat lain yang ditentukan

9 Penilaian Kompetensi Perilaku

a Dilakukan melalui pengamatan dan bimbingan informal

b Skala nilai 1 - 5

a Dilakukan melaui pengamatan

b Skala Nilai 1-100

10 Total Penilaian Rerata bobot nilai SKP kompetensi perilaku dan kompetensi teknis

Penggabungan antara nilai SKP dan kompetensi perilaku

11 Bobot Nilai a Sasaran kerja 60 b Kompetensi Perilaku 20 c Kompetensi Teknis 20

a Sasaran kerja 60 b Kompetensi Perilaku 40

12 Sebutan Nilai Belum ada Ketetapan a 91 ndash ke atas sangat baik b 76 ndash 90 baik c 61 ndash 75 cukup d 51 ndash 60 kurang e 50 ke bawah buruk

13 Sanksi Tidak ada sanksi PNS yang tidak menyusun SKP dan Pejabat penilai yang tidak melaksanakan penilaian prestasi kerja dijatuhi hukuman disiplin

(Sumber Biro SDM BPK 2011)

Evaluasi atas Penerapan Balanced Scorecard sebagai Sistem Perencanaan

Strategis

Secara umum BPK telah menerapkan metode BSC dalam perumusan

rencana strategisnya hal ini terlihat dengan telah adanya pernyataan visi misi

nilai dasar dan tujuan strategi organisasi yang telah diterjemahkan ke dalam

berbagai sasaran strategis dalam empat perspektif BSC Pernyataan visi yang

digunakan BPK dalam rencana strategisnya telah efektif Hal tersebut disebabkan

pernyataan visi tersebut sudah menggambarkan harapan di masa depan menarik

dan menantang layak bersifat umum sehingga tidak dipengaruhi oleh perubahan

organisasi serta mudah dikomunikasikan karena singkat dan jelas pernyataan misi

yang digunakan BPK dalam rencana strategisnya telah efektif oleh karena

pernyataan misi tersebut telah cukup ringkas jelas unik bersifat umum sehingga

15

tidak dipengaruhi oleh perubahan organisasi menghendaki budaya organisasi

yang lebih baik memberikan inspirasi serta bersifat jangka panjang Nilai nilai

dasar yang digunakan BPK sudah memadai dan dapat menjadi landasan dalam

pelaksanaan misi untuk mencapai visi yang diinginkan Selain itu tujuan strategis

yang ditetapkan oleh BPK mampu mendukung pencapaian pernyataan misi yang

ada dan telah dilakukan penjabaran (cascading) atas tujuan strategis tersebut ke

dalam sasaran strategis yang memudahkan dalam pencapaian tujuan strategis

tersebut Selain itu BPK telah menentukan ukuran dan target kinerja yang hendak

dicapai dalam pencapaian sasaran strategis untuk jangka waktu tertentu Sasaran

strategis yang ada telah dijabarkan ke dalam berbagai inisiatif strategis yang

dipilih untuk dapat mewujudkan sasaran strategis tersebut Inisiatif strategis yang

ada telah dijabarkan menjadi kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dengan

output anggaran maupun satker koordinator satker pelaksana serta satker-satker

terkaitnya

Evaluasi atas Strategy Mapping BPK beserta prioritas Perspektif BSC

Pada strategy mapping BSC untuk organisasi sektor publik perspektif

pelanggan adalah tujuan yang utama yang diikuti oleh perspektif keuangan

perspektif proses internal serta yang terakhir adalah perspektif pertumbuhan dan

pembelajaran (Robertson dalam Mahsun 2009) Namun demikian pada strategy

mapping yang digunakan BPK di dalam Renstra 2011-2015 menunjukkan bahwa

yang utama adalah perspektif pelanggan yang diikuti dengan perspektif proses

internal perspektif pertumbuhan dan pembelajaran serta yang terakhir adalah

perspektif keuangan Terdapat perbedaan strategy mapping antara yang telah

dikemukakan oleh Robertson dengan strategy mapping yang digunakan BPK

yaitu menurut Robertson perspektif keuangan seharusnya menjadi tujuan yang

kedua setelah perspektif pelanggan sedangkan menurut BPK perspektif keuangan

adalah merupakan tujuan yang terakhir di bawah tiga perspektif lainnya

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kasubdit Perencanaan Strategis dan

Manajemen Kinerja BPK diketahui bahwa pertimbangan yang dipakai BPK dalam

menentukan prioritas perspektif BSC tersebut adalah BPK merupakan sebuah

institusi sektor publik yang tidak memiliki tugas fungsi dan kewenangan untuk

memungut pendapatan (baik pajak maupun bukan pajak) sehingga perspektif

keuangan di BPK hanya berupa anggaran belanja yang merupakan sumber daya

dalam melaksanakan tugas fungsi dan wewenangnya dalam rangka mencapai

tujuannya Oleh karena itu pencapaian pada perspektif keuangan digunakan oleh

BPK untuk mendukung pencapaian sasaran-sasaran strategis pada ketiga

perspektif lainnya Untuk institusi sektor publik lainnya yang memiliki tugas

fungsi dan kewenangan untuk memungut pendapatan di mana keuangan yang

dikelola terdiri dari pendapatan yang dipungut dan anggaran belanja maka

perspektif keuangan menjadi sangat relevan karena sangat dekat hubungannya

dengan perspektif pelanggan Berdasarkan uraian tersebut maka BPK

memutuskan untuk menempatkan perspektif keuangan di posisi paling bawah dengan tujuan untuk mendukung pencapaian target pada ketiga perspektif lainnya

sehingga diharapkan mampu mendukung pemenuhan tujuan-tujuan strategisnya

16

Evaluasi atas perspektif pada BSC yang telah diterapkan BPK dalam

Renstra 2011-2015 beserta pencapaian kinerjanya sampai dengan tahun

2012

Berikut adalah evaluasi atas perspektif pada BSC yang telah diterapkan BPK

dalam Renstra 2011-2015 beserta pencapaian kinerjanya sampai dengan tahun

2012

1 Perspektif Keuangan

Pencapaian Perspektif Keuangan 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

101 4450 3514 936 27755287000 13913007429 13842279571 55 21 34

Total 4450 3514 936 27755287000 13913007429 13842279571 55 21 34

Keterangan

IS 101 Penerapan Perencanaan dan Penganggaran Berbasis Kinerja secara Menyeluruh dan Konsisten

(Sumber data diolah)

Pencapaian perspektif keuangan sampai dengan 31 Desember 2012 belum

memiliki kinerja kegiatan yang baik karena masih terdapat kekurangan

realisasi kegiatan keluaran dan penyerapan anggaran

2 Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

Pencapaian Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

51 7500 7188 312 4720134000 3270937720 1449196280 12 3 9

52 8000 8433 -433 2011901000 1406262750 605638250 27 18 9

61 7270 6341 929 930314000 686326700 243987300 18 5 13

62 4000 3850 150 2832731306 288750000 2543981306 26 9 17

71 7725 4812 2913 4326975000 2370663010 1956311990 10 4 6

81 4575 4756 -181 2846074000 2663471400 182602600 38 11 27

82 3238 4067 -829 2095786000 1738586500 357199500 12 3 9

83 9228 8196 1032 2134455000 1145909575 988545425 118 12 106

84 7950 7244 706 5598031873 1824019303 3774012570 372 339 33

85 8500 8300 200 486215000 56800000 429415000 8 3 5

91 4975 4117 858 4046875000 2873431000 1173444000 15 4 11

92 5120 6860 -1740 1189325000 977521700 211803300 6 2 4

Total 6507 6180 326 33218817179 19302679658 13916137521 662 413 249

Keterangan

IS 51 Meningkatkan Efektifitas Pelaksanaan Review atas Pilar-Pilar SPKM IS 52 Penyempurnaan Kode Etik dan Pengembangan Perangkatnya IS 61 Percepatan Penyelesaian Peraturan BPK di Bidang Pemeriksaan Keuangan Negara IS 62 Harmonisasi Peraturan Perundang-Undangan di Bidang Pemeriksaan dan Pengelolaan Keuangan Negara IS 71 Perwujudan Organisasi dan Tata Laksana BPK yang Berkualitas IS 81 Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia berbasis Kompetensi Secara Konsisten dan Menyeluruh IS 82 Penerapan Manajemen Kinerja Individu (MAKIN) IS 83 Penerapan Jabatan Fungsional Pemeriksa (JFP) IS 84 Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Kompetensi IS 85 Penerapan Manajemen Karir Yang Jelas IS 91 Pemenuhan Ketersediaan Sarana dan Prasarana Kerja sesuai dengan Standar Sarana dan Prasarana IS 92 Penerapan e-bpk secara Menyeluruh dan Berkelanjutan

(Sumber data diolah)

Berdasarkan data pencapaian inisiatif-inisiatif strategis terkait pencapaian

perspektif pertumbuhan dan pembelajaran sampai dengan 31 Desember 2012

17

di atas diketahui bahwa terdapat empat inisiatif strategis yang memiliki kinerja

yang baik (IS 52 81 82 dan 92) di mana realisasi kegiatan telah melebihi

rencana namun untuk realisasi anggaran maupun keluarannya belum sesuai

rencana dan delapan inisiatif strategis (IS 51 61 62 71 83 84 85 dan

91) belum memiliki kinerja kegiatan penyerapan anggaran maupun keluaran

yang baik karena realisasinya masih di bawah rencana

3 Perspektif Proses Internal

Pencapaian Perspektif Proses Internal 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

21 10000 10000 - 1431185000 1012253131 418931869 3 3 -

22 7306 8126 -820 52014718000 18347626376 33667091624 3055 4262 -1207

23 6750 4245 2505 4343546000 1031927990 3311618010 17 6 11

24 6928 4250 2678 246348000 22625000 223723000 12 6 6

25 7890 6897 993 2785972000 338338600 2447633400 15 9 6

26 5425 5425 - 10376530894 25976097894 -15599567000 21 11 10

27 7750 8241 -491 888720000 599134000 289586000 41 12 29

28 4800 5800 -1000 5973896579 1386190514 4587706065 21 13 8

29 5900 6900 -1000 2701106000 900308935 1800797065 10 4 6

210 7060 2485 4575 1325539000 473167000 852372000 13 1 12

211 6600 5467 1133 448546000 499259000 -50713000 22 10 12

212 2000 4590 -2590 585593000 33211000 552382000 10 - 10

213 5250 2350 2900 1225961000 169169300 1056791700 8 1 7

214 1500 1750 -250 88444100000 140000000 88304100000 6 1 5

31 6111 2900 3211 1838450000 370173000 1468277000 13 1 12

41 5720 9154 -3434 256239000 13275000 242964000 10 4 6

42 7975 7359 616 572001000 48980000 523021000 22 8 14

Total 6174 5643 531 175458451473 51361736740 124096714733 3299 4352 -1053

Keterangan

IS 21 Peningkatan Mutu Perencanaan Pemeriksaan IS 22 Penerapan e-Audit IS 23 Optimalisasi Pemanfaatan Sistem Manajemen Pemeriksaan (SMP) IS 24 Pemanfaatan KAP untuk memeriksa untuk dan atas nama BPK IS 25 Peningkatan Efektivitas Penerapan Risk Based Audit (RBA) dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan IS 26 Peningkatan Kapasitas Pemeriksaan Kinerja IS 27 Peningkatan Kapasitas Pemeriksaan Investigatif IS 28 Pelaksanaan Pemeriksaan dengan Perspektif Lingkungan IS 29 Peningkatan Kapasitas PDTT IS 210 Peningkatan Mutu Pelaporan Hasil Pemeriksaan IS 211 Peningkatan Kualitas Pemberian Keterangan Ahli IS 212 Peningkatan Kualitas Pemberian Bantuan Hukum untuk Pemeriksa IS 213 Peningkatan Kualitas Manajemen Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) IS 214 Peningkatan Pemberdayaan APIP dalam Wewenang dan Tanggung Jawab BPK IS 31 Optimalisasi Pemberian Pendapat BPK IS 41 Percepatan Penyelesaian Tuntutan Perbendaharaan IS 42 Peningkatan Pemantauan Penyelesaian Ganti Kerugian NegaraDaerah

(Sumber data diolah)

Berdasarkan data pencapaian inisiatif-inisiatif strategis terkait pencapaian

perspektif proses internal sampai dengan 31 Desember 2012 di atas diketahui

bahwa terdapat satu inisiatif strategis (IS 21) yang memiliki kinerja yang

sangat baik di mana realisasinya sama atau melebihi rencana baik dari segi

kegiatan anggaran maupun keluaran delapan inisiatif strategis (IS 22 26

27 28 29 212 214 dan 41) yang memiliki kinerja yang baik di mana

realisasi kegiatan melebihi rencana namun untuk realisasi anggaran maupun

keluarannya belum sesuai rencana lima inisiatif strategis (IS 23 24 25 211

18

dan 42) yang belum memiliki kinerja kegiatan penyerapan anggaran maupun

keluaran yang baik karena realisasinya masih di bawah rencana dan tiga

inisiatif strategis (IS 210 213 dan 31) yang perlu mendapat perhatian karena

realisasi kegiatannya lebih kecil dari rencana dan realisasi keluarannya

mengalami keterlambatan yang sangat banyak dari rencana yang telah

ditetapkan

4 Perspektif Pelanggan

Pencapaian Perspektif Pelanggan 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

11 7600 4680 2920 1410802500 295728980 1115073520 22 9 13

12 8200 11368 -3168 19263340000 15072255953 4191084047 230 369 -139

Total 7900 8024 -124 20674142500 15367984933 5306157567 252 378 -126

Keterangan

IS 11 Peningkatan Pengelolaan Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan IS 12 Peningkatan Mutu Hubungan Kelembagaan dengan Pemangku Kepentingan

(Sumber data diolah)

Berdasarkan data pencapaian inisiatif-inisiatif strategis perspektif pelanggan

sampai dengan 31 Desember 2012 di atas diketahui bahwa inisiatif strategis

11 belum memiliki kinerja kegiatan penyerapan anggaran maupun keluaran

yang baik karena masih mengalami kekurangan realisasi kegiatan keluaran

dan penyerapan anggaran dari rencana yang diharapkan Namun demikian

inisiatif strategis 12 memiliki kinerja yang sangat baik karena realisasi

kegiatan serta keluaran melebihi rencana dan adanya penghematan penyerapan

anggaran

Rekapitulasi Perspektif BSC BPK 31 Desember 2012 Perspektif Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

Keuangan 4450 3514 936 27755287000 13913007429 13842279571 55 21 34

Pertumbuhan 6507 6180 326 33218817179 19302679658 13916137521 662 413 249

Internal 6174 5643 531 175458451473 51361736740 124096714733 3299 4352 -1053

Pelanggan 7900 8024 -124 20674142500 15367984933 5306157567 252 378 -126

Total 6353 5927 426 257106698152 99945408760 157161289392 4268 5164 -896

(Sumber data diolah)

Penyelesaian seluruh kegiatan IS telah mencapai 5927 Pencapaian

tersebut masih di bawah target yang telah direncanakan sebesar 6353

Berdasarkan sisi anggaran realisasi penyerapan anggaran secara keseluruhan baru

mencapai 3887 Perlu dilakukan analisis lebih lanjut apakah capaian ini

diakibatkan adanya efisiensi dalam proses pelaksanaan kegiatan atau dikarenakan

proses perencanaan kebutuhan anggaran yang kurang akurat Namun demikian

peneliti berpendapat bahwa hal ini juga kemungkinan dapat disebabkan oleh

model BSC pada Renstra BPK 2011-2015 yang menempatkan perspektif

keuangan pada posisi terbawah sehingga terdapat ketidakselarasan antara

pencapaian kegiatan dan keluaran dengan penyerapan anggaran Sedangkan dari

segi keluaran realisasi keluaran secara keseluruhan telah melebihi target yang

direncanakan Hal ini sebagian besar diakibatkan adanya realisasi penyelesaian

keluaran IS yang terjadi selama proses pelaksanaan kegiatan serta adanya

19

perbedaan satuan keluaran yang diukur di setiap kegiatan Berdasarkan

rekapitulasi di atas juga dapat disimpulkan bahwa perspektif BSC yang memiliki

kinerja terbaik di BPK adalah perspektif pelanggan karena realisasi kegiatan dan

keluarannya telah melebihi rencana yang ditetapkan dengan adanya penghematan

atas penyerapan anggaran Sedangkan perspektif BSC yang paling buruk

kinerjanya adalah perspektif keuangan karena dari segi realisasi kegiatan

penyerapan anggaran dan keluarannya masih belum mencapai rencana yang

diharapkan selain itu kekurangan realisasi keluarannya masih jauh dari rencana

yang diharapkan yaitu sebesar 6182

Evaluasi atas Mekanisme Pengukuran Kinerja organisasi dan individu yang

berdasarkan metode BSC

BPK telah memiliki suatu mekanisme untuk mengukur pencapaikan

kinerja organisasi dan individu yang berdasarkan metode BSC namun demikian

peneliti menilai bahwa masih terdapat beberapa kelemahan dalam mekanisme

pengukuran kinerja yang ada yaitu sebagai berikut

1 Mekanisme pengukuran kinerja organisasi yang ada hanya mampu mengukur

kinerja organisasi pada level eselon 1 dan eselon 2 saja sedangkan untuk level

eselon 3 eselon 4 maupun struktur fungsional tim pemeriksaan tidak terdapat

mekanisme pengukuran kinerjanya

2 Untuk mekanisme pengukuran kinerja individu masih terdapat ketidakjelasan

mengenai sistem mana yang akan dipakai dalam mengukur kinerja individual

para pegawai BPK karena sistem yang telah berjalan dari tahun 2011 yaitu

MAKIN BPK tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011

tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS yang harus mulai diterapkan pada 1

Januari 2014 Selain itu terdapat beberapa kekurangan pada Peraturan

Pemerintah nomor 46 tahun 2011 jika dibandingkan dengan MAKIN BPK

khususnya dalam mengukur kinerja para pemeriksa BPK yaitu di mana

MAKIN BPK mengukur sasaran kerja kompetensi perilaku dan kompetensi

teknis sedangkan Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 hanya mengukur

sasaran kerja dan kompetensi perilaku saja tanpa mengukur kompetensi teknis

Namun demikian MAKIN BPK yang telah berjalan selama ini juga memiliki

kelemahan yaitu MAKIN BPK hanya mengukur kinerja pegawai BPK yang

bertugas sebagai pemeriksa saja sedangkan untuk pegawai BPK non

pemeriksa tidak dapat diukur kinerjanya

5 KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan pada bab 4 dapat

diambil kesimpulan mengenai analisis BSC sebagai suatu sistem perencanaan

strategis dan pengukuran kinerja pada BPK sebagai berikut

20

1 Secara umum BPK telah menerapkan metode BSC dalam perencanaan

strategisnya dengan adanya pernyataan visi dan misi yang efektif nilai dasar

yang jelas dan dapat diterapkan serta tujuan strategi organisasi yang telah

diterjemahkan ke dalam berbagai sasaran strategis dalam empat perspektif

BSC

2 Terdapat perbedaan strategy mapping antara yang telah dikemukakan oleh

Robertson dalam Mahsun (2009) dengan strategy mapping yang digunakan

BPK menurut Robertson perspektif keuangan seharusnya menjadi tujuan yang

kedua setelah perspektif pelanggan sedangkan menurut BPK perspektif

keuangan adalah merupakan tujuan yang terakhir di bawah tiga perspektif

lainnya Hal ini disebabkan posisi BPK sebagai sebuah institusi sektor publik

yang tidak memiliki tugas fungsi dan kewenangan untuk memungut

pendapatan (baik pajak maupun bukan pajak) sehingga perspektif keuangan di

BPK hanya berupa anggaran belanja saja yang merupakan sumber daya dalam

melaksanakan tugas fungsi dan wewenangnya dalam rangka mencapai

tujuannya Oleh karena itu pencapaian pada perspektif keuangan digunakan

oleh BPK untuk mendukung pencapaian sasaran-sasaran strategis pada ketiga

perspektif lainnya

3 Hasil evaluasi atas perspektif pada BSC sampai tingkat inisiatif strategis yang

telah diterapkan BPK dalam Renstra 2011-2015 beserta pencapaian kinerjanya

sampai dengan tahun 2012 dapat disimpulkan bahwa terdapat dua inisiatif

strategis yang memiliki kinerja sangat baik yaitu realisasinya sama atau

melebih rencana baik dari segi kegiatan anggaran maupun keluaran yaitu

inisiatif strategis 12 dan 21 Dua belas inisiatif strategis yang memiliki kinerja

baik yaitu realisasi kegiatannya melebihi rencana namun untuk realisasi

anggaran maupun keluarannya belum sesuai rencana lima belas inisiatif

strategis yang belum memiliki kinerja kegiatan maupun keluaran baik

sehingga masih memerlukan peningkatan pencapaian realisasi serta tiga

inisiatif strategis yang perlu mendapat perhatian karena realisasi kegiatannya

lebih kecil dari rencana dan mengalami keterlambatan yang sangat banyak dari

rencana yang telah ditetapkan

4 Perspektif BSC yang memiliki kinerja terbaik di BPK adalah perspektif

pelanggan karena realisasi kegiatan dan keluarannya telah melebihi rencana

yang ditetapkan dengan adanya penghematan atas penyerapan anggaran

Sedangkan perspektif BSC yang paling buruk kinerjanya adalah perspektif

keuangan karena dari segi realisasi kegiatan penyerapan anggaran dan

keluarannya masih belum mencapai rencana yang diharapkan

5 BPK telah memiliki suatu mekanisme untuk mengukur pencapaikan kinerja

organisasi dan individu yang berdasarkan metode BSC walaupun masih

terdapat kelemahan dalam mekanisme pengukuran kinerja organisasi dan

individu tersebut

6 Mekanisme pengukuran kinerja organisasi yang ada tidak mampu mengukur

kinerja keseluruhan organisasi karena hanya mampu mengukur kinerja organisasi pada level eselon 1 dan eselon 2 saja sedangkan untuk level eselon

3 eselon 4 maupun struktur fungsional tim pemeriksaan tidak terdapat

mekanisme pengukuran kinerjanya

7 Terdapat ketidakjelasan mengenai sistem mana yang akan dipakai dalam

mekanisme pengukuran kinerja individunya karena sistem yang telah berjalan

21

dari tahun 2011 yaitu MAKIN BPK tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah

nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS yang harus mulai

diterapkan pada 1 Januari 2014

Saran

Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil analisis BSC sebagai suatu

sistem perencanaan strategis dan pengukuran kinerja pada BPK adalah sebagai

berikut

1 Perlu ada penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh keputusan BPK dalam

menempatkan perspektif keuangan di bawah ketiga perspektif BSC lainnya

terhadap pencapaian kinerja inisiatif-inisiatif strategisnya

2 BPK perlu memastikan penyelesaian seluruh kegiatan IS sesuai dengan

rencana dan target yang telah ditetapkan baik dari sisi jadwal penyelesaian

kegiatan rencana keluaran maupun efisiensi pemanfaatan anggaran karena IS

merupakan kegiatan strategis yang mempengaruhi keberhasilan BPK dalam

implementasi Renstra BPK 2011-2015

3 BPK perlu mengubah mekanisme pengukuran kinerja organisasinya sehingga

dapat mengukur kinerja organisasi pada level eselon 3 eselon 4 dan struktur

fungsional tim pemeriksaannya

4 BPK perlu menetapkan mekanisme pengukuran kinerja individu yang jelas dan

sesuai dengan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi

Kerja PNS namun tetap dapat mengukur kompetensi teknis pemeriksanya

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Ilmiah dan Buku

Kaplan Robert S dan David Norton 1992 The Balanced Scorecard Measures that Drive

Performance Harvard Business Review

Luis S dan Biromo PA 2008 Step by Step in Cascading Balanced Scorecard to

Fundamental Scorecards PT Gramedia Pustaka Umum Jakarta

Mahmudi 2010 Manajemen Kinerja Sektor Publik STIE YKPN Jakarta

Mahsun Muhamad 2006 Pengukuran Kinerja Sektor Publik BPFE Yogyakarta

Moleong Lexy 2006 Metodologi Penelitian Kualitatif PT Remaja Rosdakarya

Bandung

Niven PR 2003 Balanced Scorecard Step by Step for Governmental and

Nonprofit Agencies John Wiley amp Sons Inc New York

22

Prawirosentono Suyadi 2008 Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan

Kinerja Karyawan BPFE Yogyakarta

Sekaran Uma 2006 Research Methods for Business Metedologi Penelitian

untuk Bisnis Penerbit Salemba Empat Jakarta

Sugiyono 2008 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Penerbit

Alfabeta Bandung

Umar Haryono 2006 Strategic Control Penerbit Universitas Trisakti Jakarta

Wibowo 2007 Manajemen Kinerja PT Raja Grafindo Parsada Jakarta

Yuwono S Sukarno E dan Ikhsan M 2002 Petunjuk Praktis Penyusunan

Balanced Scorecard-Menuju Organisasi yang Berfoukus pada Strategi

PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Zeithaml V A Berry L L and Parasuraman A 1996 The behavioral consequences of

Service quality Journal of Marketing Vol 60

Peraturan

Keputusan BPK nomor 3KI-XIII252011 Tentang Perubahan atas Keputusan

BPK nomor 7KI-XIII122010 tentang Rencana Strategis BPK Tahun

Anggaran 2011 sampai dengan 2015 Jakarta

Keputusan Sekretaris Jenderal BPK nomor 238KX-XIII252011 Tentang

Rencana Implementasi Renstra BPK TA 2011 sd 2015 Jakarta

Keputusan Sekretaris Jenderal BPK nomor 112KX-XIII222012 Tentang

Manajemen Kinerja Individu Tugas Pemeriksaan Jakarta

Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja

PNS Jakarta

Surat Edaran Sekretaris Jenderal BPK nomor 08SEX-XIII242011 Tentang

Implementasi Sistem Manajemen Kinerja Individu dalam Tugas

Pemeriksaan di Lingkungan BPK Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan

Negara Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2006 Tentang Badan

Pemeriksa Keuangan Jakarta

Page 15: ANALISIS BALANCED SCORECARD SEBAGAI SUATU SISTEM

15

tidak dipengaruhi oleh perubahan organisasi menghendaki budaya organisasi

yang lebih baik memberikan inspirasi serta bersifat jangka panjang Nilai nilai

dasar yang digunakan BPK sudah memadai dan dapat menjadi landasan dalam

pelaksanaan misi untuk mencapai visi yang diinginkan Selain itu tujuan strategis

yang ditetapkan oleh BPK mampu mendukung pencapaian pernyataan misi yang

ada dan telah dilakukan penjabaran (cascading) atas tujuan strategis tersebut ke

dalam sasaran strategis yang memudahkan dalam pencapaian tujuan strategis

tersebut Selain itu BPK telah menentukan ukuran dan target kinerja yang hendak

dicapai dalam pencapaian sasaran strategis untuk jangka waktu tertentu Sasaran

strategis yang ada telah dijabarkan ke dalam berbagai inisiatif strategis yang

dipilih untuk dapat mewujudkan sasaran strategis tersebut Inisiatif strategis yang

ada telah dijabarkan menjadi kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dengan

output anggaran maupun satker koordinator satker pelaksana serta satker-satker

terkaitnya

Evaluasi atas Strategy Mapping BPK beserta prioritas Perspektif BSC

Pada strategy mapping BSC untuk organisasi sektor publik perspektif

pelanggan adalah tujuan yang utama yang diikuti oleh perspektif keuangan

perspektif proses internal serta yang terakhir adalah perspektif pertumbuhan dan

pembelajaran (Robertson dalam Mahsun 2009) Namun demikian pada strategy

mapping yang digunakan BPK di dalam Renstra 2011-2015 menunjukkan bahwa

yang utama adalah perspektif pelanggan yang diikuti dengan perspektif proses

internal perspektif pertumbuhan dan pembelajaran serta yang terakhir adalah

perspektif keuangan Terdapat perbedaan strategy mapping antara yang telah

dikemukakan oleh Robertson dengan strategy mapping yang digunakan BPK

yaitu menurut Robertson perspektif keuangan seharusnya menjadi tujuan yang

kedua setelah perspektif pelanggan sedangkan menurut BPK perspektif keuangan

adalah merupakan tujuan yang terakhir di bawah tiga perspektif lainnya

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kasubdit Perencanaan Strategis dan

Manajemen Kinerja BPK diketahui bahwa pertimbangan yang dipakai BPK dalam

menentukan prioritas perspektif BSC tersebut adalah BPK merupakan sebuah

institusi sektor publik yang tidak memiliki tugas fungsi dan kewenangan untuk

memungut pendapatan (baik pajak maupun bukan pajak) sehingga perspektif

keuangan di BPK hanya berupa anggaran belanja yang merupakan sumber daya

dalam melaksanakan tugas fungsi dan wewenangnya dalam rangka mencapai

tujuannya Oleh karena itu pencapaian pada perspektif keuangan digunakan oleh

BPK untuk mendukung pencapaian sasaran-sasaran strategis pada ketiga

perspektif lainnya Untuk institusi sektor publik lainnya yang memiliki tugas

fungsi dan kewenangan untuk memungut pendapatan di mana keuangan yang

dikelola terdiri dari pendapatan yang dipungut dan anggaran belanja maka

perspektif keuangan menjadi sangat relevan karena sangat dekat hubungannya

dengan perspektif pelanggan Berdasarkan uraian tersebut maka BPK

memutuskan untuk menempatkan perspektif keuangan di posisi paling bawah dengan tujuan untuk mendukung pencapaian target pada ketiga perspektif lainnya

sehingga diharapkan mampu mendukung pemenuhan tujuan-tujuan strategisnya

16

Evaluasi atas perspektif pada BSC yang telah diterapkan BPK dalam

Renstra 2011-2015 beserta pencapaian kinerjanya sampai dengan tahun

2012

Berikut adalah evaluasi atas perspektif pada BSC yang telah diterapkan BPK

dalam Renstra 2011-2015 beserta pencapaian kinerjanya sampai dengan tahun

2012

1 Perspektif Keuangan

Pencapaian Perspektif Keuangan 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

101 4450 3514 936 27755287000 13913007429 13842279571 55 21 34

Total 4450 3514 936 27755287000 13913007429 13842279571 55 21 34

Keterangan

IS 101 Penerapan Perencanaan dan Penganggaran Berbasis Kinerja secara Menyeluruh dan Konsisten

(Sumber data diolah)

Pencapaian perspektif keuangan sampai dengan 31 Desember 2012 belum

memiliki kinerja kegiatan yang baik karena masih terdapat kekurangan

realisasi kegiatan keluaran dan penyerapan anggaran

2 Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

Pencapaian Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

51 7500 7188 312 4720134000 3270937720 1449196280 12 3 9

52 8000 8433 -433 2011901000 1406262750 605638250 27 18 9

61 7270 6341 929 930314000 686326700 243987300 18 5 13

62 4000 3850 150 2832731306 288750000 2543981306 26 9 17

71 7725 4812 2913 4326975000 2370663010 1956311990 10 4 6

81 4575 4756 -181 2846074000 2663471400 182602600 38 11 27

82 3238 4067 -829 2095786000 1738586500 357199500 12 3 9

83 9228 8196 1032 2134455000 1145909575 988545425 118 12 106

84 7950 7244 706 5598031873 1824019303 3774012570 372 339 33

85 8500 8300 200 486215000 56800000 429415000 8 3 5

91 4975 4117 858 4046875000 2873431000 1173444000 15 4 11

92 5120 6860 -1740 1189325000 977521700 211803300 6 2 4

Total 6507 6180 326 33218817179 19302679658 13916137521 662 413 249

Keterangan

IS 51 Meningkatkan Efektifitas Pelaksanaan Review atas Pilar-Pilar SPKM IS 52 Penyempurnaan Kode Etik dan Pengembangan Perangkatnya IS 61 Percepatan Penyelesaian Peraturan BPK di Bidang Pemeriksaan Keuangan Negara IS 62 Harmonisasi Peraturan Perundang-Undangan di Bidang Pemeriksaan dan Pengelolaan Keuangan Negara IS 71 Perwujudan Organisasi dan Tata Laksana BPK yang Berkualitas IS 81 Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia berbasis Kompetensi Secara Konsisten dan Menyeluruh IS 82 Penerapan Manajemen Kinerja Individu (MAKIN) IS 83 Penerapan Jabatan Fungsional Pemeriksa (JFP) IS 84 Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Kompetensi IS 85 Penerapan Manajemen Karir Yang Jelas IS 91 Pemenuhan Ketersediaan Sarana dan Prasarana Kerja sesuai dengan Standar Sarana dan Prasarana IS 92 Penerapan e-bpk secara Menyeluruh dan Berkelanjutan

(Sumber data diolah)

Berdasarkan data pencapaian inisiatif-inisiatif strategis terkait pencapaian

perspektif pertumbuhan dan pembelajaran sampai dengan 31 Desember 2012

17

di atas diketahui bahwa terdapat empat inisiatif strategis yang memiliki kinerja

yang baik (IS 52 81 82 dan 92) di mana realisasi kegiatan telah melebihi

rencana namun untuk realisasi anggaran maupun keluarannya belum sesuai

rencana dan delapan inisiatif strategis (IS 51 61 62 71 83 84 85 dan

91) belum memiliki kinerja kegiatan penyerapan anggaran maupun keluaran

yang baik karena realisasinya masih di bawah rencana

3 Perspektif Proses Internal

Pencapaian Perspektif Proses Internal 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

21 10000 10000 - 1431185000 1012253131 418931869 3 3 -

22 7306 8126 -820 52014718000 18347626376 33667091624 3055 4262 -1207

23 6750 4245 2505 4343546000 1031927990 3311618010 17 6 11

24 6928 4250 2678 246348000 22625000 223723000 12 6 6

25 7890 6897 993 2785972000 338338600 2447633400 15 9 6

26 5425 5425 - 10376530894 25976097894 -15599567000 21 11 10

27 7750 8241 -491 888720000 599134000 289586000 41 12 29

28 4800 5800 -1000 5973896579 1386190514 4587706065 21 13 8

29 5900 6900 -1000 2701106000 900308935 1800797065 10 4 6

210 7060 2485 4575 1325539000 473167000 852372000 13 1 12

211 6600 5467 1133 448546000 499259000 -50713000 22 10 12

212 2000 4590 -2590 585593000 33211000 552382000 10 - 10

213 5250 2350 2900 1225961000 169169300 1056791700 8 1 7

214 1500 1750 -250 88444100000 140000000 88304100000 6 1 5

31 6111 2900 3211 1838450000 370173000 1468277000 13 1 12

41 5720 9154 -3434 256239000 13275000 242964000 10 4 6

42 7975 7359 616 572001000 48980000 523021000 22 8 14

Total 6174 5643 531 175458451473 51361736740 124096714733 3299 4352 -1053

Keterangan

IS 21 Peningkatan Mutu Perencanaan Pemeriksaan IS 22 Penerapan e-Audit IS 23 Optimalisasi Pemanfaatan Sistem Manajemen Pemeriksaan (SMP) IS 24 Pemanfaatan KAP untuk memeriksa untuk dan atas nama BPK IS 25 Peningkatan Efektivitas Penerapan Risk Based Audit (RBA) dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan IS 26 Peningkatan Kapasitas Pemeriksaan Kinerja IS 27 Peningkatan Kapasitas Pemeriksaan Investigatif IS 28 Pelaksanaan Pemeriksaan dengan Perspektif Lingkungan IS 29 Peningkatan Kapasitas PDTT IS 210 Peningkatan Mutu Pelaporan Hasil Pemeriksaan IS 211 Peningkatan Kualitas Pemberian Keterangan Ahli IS 212 Peningkatan Kualitas Pemberian Bantuan Hukum untuk Pemeriksa IS 213 Peningkatan Kualitas Manajemen Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) IS 214 Peningkatan Pemberdayaan APIP dalam Wewenang dan Tanggung Jawab BPK IS 31 Optimalisasi Pemberian Pendapat BPK IS 41 Percepatan Penyelesaian Tuntutan Perbendaharaan IS 42 Peningkatan Pemantauan Penyelesaian Ganti Kerugian NegaraDaerah

(Sumber data diolah)

Berdasarkan data pencapaian inisiatif-inisiatif strategis terkait pencapaian

perspektif proses internal sampai dengan 31 Desember 2012 di atas diketahui

bahwa terdapat satu inisiatif strategis (IS 21) yang memiliki kinerja yang

sangat baik di mana realisasinya sama atau melebihi rencana baik dari segi

kegiatan anggaran maupun keluaran delapan inisiatif strategis (IS 22 26

27 28 29 212 214 dan 41) yang memiliki kinerja yang baik di mana

realisasi kegiatan melebihi rencana namun untuk realisasi anggaran maupun

keluarannya belum sesuai rencana lima inisiatif strategis (IS 23 24 25 211

18

dan 42) yang belum memiliki kinerja kegiatan penyerapan anggaran maupun

keluaran yang baik karena realisasinya masih di bawah rencana dan tiga

inisiatif strategis (IS 210 213 dan 31) yang perlu mendapat perhatian karena

realisasi kegiatannya lebih kecil dari rencana dan realisasi keluarannya

mengalami keterlambatan yang sangat banyak dari rencana yang telah

ditetapkan

4 Perspektif Pelanggan

Pencapaian Perspektif Pelanggan 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

11 7600 4680 2920 1410802500 295728980 1115073520 22 9 13

12 8200 11368 -3168 19263340000 15072255953 4191084047 230 369 -139

Total 7900 8024 -124 20674142500 15367984933 5306157567 252 378 -126

Keterangan

IS 11 Peningkatan Pengelolaan Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan IS 12 Peningkatan Mutu Hubungan Kelembagaan dengan Pemangku Kepentingan

(Sumber data diolah)

Berdasarkan data pencapaian inisiatif-inisiatif strategis perspektif pelanggan

sampai dengan 31 Desember 2012 di atas diketahui bahwa inisiatif strategis

11 belum memiliki kinerja kegiatan penyerapan anggaran maupun keluaran

yang baik karena masih mengalami kekurangan realisasi kegiatan keluaran

dan penyerapan anggaran dari rencana yang diharapkan Namun demikian

inisiatif strategis 12 memiliki kinerja yang sangat baik karena realisasi

kegiatan serta keluaran melebihi rencana dan adanya penghematan penyerapan

anggaran

Rekapitulasi Perspektif BSC BPK 31 Desember 2012 Perspektif Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

Keuangan 4450 3514 936 27755287000 13913007429 13842279571 55 21 34

Pertumbuhan 6507 6180 326 33218817179 19302679658 13916137521 662 413 249

Internal 6174 5643 531 175458451473 51361736740 124096714733 3299 4352 -1053

Pelanggan 7900 8024 -124 20674142500 15367984933 5306157567 252 378 -126

Total 6353 5927 426 257106698152 99945408760 157161289392 4268 5164 -896

(Sumber data diolah)

Penyelesaian seluruh kegiatan IS telah mencapai 5927 Pencapaian

tersebut masih di bawah target yang telah direncanakan sebesar 6353

Berdasarkan sisi anggaran realisasi penyerapan anggaran secara keseluruhan baru

mencapai 3887 Perlu dilakukan analisis lebih lanjut apakah capaian ini

diakibatkan adanya efisiensi dalam proses pelaksanaan kegiatan atau dikarenakan

proses perencanaan kebutuhan anggaran yang kurang akurat Namun demikian

peneliti berpendapat bahwa hal ini juga kemungkinan dapat disebabkan oleh

model BSC pada Renstra BPK 2011-2015 yang menempatkan perspektif

keuangan pada posisi terbawah sehingga terdapat ketidakselarasan antara

pencapaian kegiatan dan keluaran dengan penyerapan anggaran Sedangkan dari

segi keluaran realisasi keluaran secara keseluruhan telah melebihi target yang

direncanakan Hal ini sebagian besar diakibatkan adanya realisasi penyelesaian

keluaran IS yang terjadi selama proses pelaksanaan kegiatan serta adanya

19

perbedaan satuan keluaran yang diukur di setiap kegiatan Berdasarkan

rekapitulasi di atas juga dapat disimpulkan bahwa perspektif BSC yang memiliki

kinerja terbaik di BPK adalah perspektif pelanggan karena realisasi kegiatan dan

keluarannya telah melebihi rencana yang ditetapkan dengan adanya penghematan

atas penyerapan anggaran Sedangkan perspektif BSC yang paling buruk

kinerjanya adalah perspektif keuangan karena dari segi realisasi kegiatan

penyerapan anggaran dan keluarannya masih belum mencapai rencana yang

diharapkan selain itu kekurangan realisasi keluarannya masih jauh dari rencana

yang diharapkan yaitu sebesar 6182

Evaluasi atas Mekanisme Pengukuran Kinerja organisasi dan individu yang

berdasarkan metode BSC

BPK telah memiliki suatu mekanisme untuk mengukur pencapaikan

kinerja organisasi dan individu yang berdasarkan metode BSC namun demikian

peneliti menilai bahwa masih terdapat beberapa kelemahan dalam mekanisme

pengukuran kinerja yang ada yaitu sebagai berikut

1 Mekanisme pengukuran kinerja organisasi yang ada hanya mampu mengukur

kinerja organisasi pada level eselon 1 dan eselon 2 saja sedangkan untuk level

eselon 3 eselon 4 maupun struktur fungsional tim pemeriksaan tidak terdapat

mekanisme pengukuran kinerjanya

2 Untuk mekanisme pengukuran kinerja individu masih terdapat ketidakjelasan

mengenai sistem mana yang akan dipakai dalam mengukur kinerja individual

para pegawai BPK karena sistem yang telah berjalan dari tahun 2011 yaitu

MAKIN BPK tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011

tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS yang harus mulai diterapkan pada 1

Januari 2014 Selain itu terdapat beberapa kekurangan pada Peraturan

Pemerintah nomor 46 tahun 2011 jika dibandingkan dengan MAKIN BPK

khususnya dalam mengukur kinerja para pemeriksa BPK yaitu di mana

MAKIN BPK mengukur sasaran kerja kompetensi perilaku dan kompetensi

teknis sedangkan Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 hanya mengukur

sasaran kerja dan kompetensi perilaku saja tanpa mengukur kompetensi teknis

Namun demikian MAKIN BPK yang telah berjalan selama ini juga memiliki

kelemahan yaitu MAKIN BPK hanya mengukur kinerja pegawai BPK yang

bertugas sebagai pemeriksa saja sedangkan untuk pegawai BPK non

pemeriksa tidak dapat diukur kinerjanya

5 KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan pada bab 4 dapat

diambil kesimpulan mengenai analisis BSC sebagai suatu sistem perencanaan

strategis dan pengukuran kinerja pada BPK sebagai berikut

20

1 Secara umum BPK telah menerapkan metode BSC dalam perencanaan

strategisnya dengan adanya pernyataan visi dan misi yang efektif nilai dasar

yang jelas dan dapat diterapkan serta tujuan strategi organisasi yang telah

diterjemahkan ke dalam berbagai sasaran strategis dalam empat perspektif

BSC

2 Terdapat perbedaan strategy mapping antara yang telah dikemukakan oleh

Robertson dalam Mahsun (2009) dengan strategy mapping yang digunakan

BPK menurut Robertson perspektif keuangan seharusnya menjadi tujuan yang

kedua setelah perspektif pelanggan sedangkan menurut BPK perspektif

keuangan adalah merupakan tujuan yang terakhir di bawah tiga perspektif

lainnya Hal ini disebabkan posisi BPK sebagai sebuah institusi sektor publik

yang tidak memiliki tugas fungsi dan kewenangan untuk memungut

pendapatan (baik pajak maupun bukan pajak) sehingga perspektif keuangan di

BPK hanya berupa anggaran belanja saja yang merupakan sumber daya dalam

melaksanakan tugas fungsi dan wewenangnya dalam rangka mencapai

tujuannya Oleh karena itu pencapaian pada perspektif keuangan digunakan

oleh BPK untuk mendukung pencapaian sasaran-sasaran strategis pada ketiga

perspektif lainnya

3 Hasil evaluasi atas perspektif pada BSC sampai tingkat inisiatif strategis yang

telah diterapkan BPK dalam Renstra 2011-2015 beserta pencapaian kinerjanya

sampai dengan tahun 2012 dapat disimpulkan bahwa terdapat dua inisiatif

strategis yang memiliki kinerja sangat baik yaitu realisasinya sama atau

melebih rencana baik dari segi kegiatan anggaran maupun keluaran yaitu

inisiatif strategis 12 dan 21 Dua belas inisiatif strategis yang memiliki kinerja

baik yaitu realisasi kegiatannya melebihi rencana namun untuk realisasi

anggaran maupun keluarannya belum sesuai rencana lima belas inisiatif

strategis yang belum memiliki kinerja kegiatan maupun keluaran baik

sehingga masih memerlukan peningkatan pencapaian realisasi serta tiga

inisiatif strategis yang perlu mendapat perhatian karena realisasi kegiatannya

lebih kecil dari rencana dan mengalami keterlambatan yang sangat banyak dari

rencana yang telah ditetapkan

4 Perspektif BSC yang memiliki kinerja terbaik di BPK adalah perspektif

pelanggan karena realisasi kegiatan dan keluarannya telah melebihi rencana

yang ditetapkan dengan adanya penghematan atas penyerapan anggaran

Sedangkan perspektif BSC yang paling buruk kinerjanya adalah perspektif

keuangan karena dari segi realisasi kegiatan penyerapan anggaran dan

keluarannya masih belum mencapai rencana yang diharapkan

5 BPK telah memiliki suatu mekanisme untuk mengukur pencapaikan kinerja

organisasi dan individu yang berdasarkan metode BSC walaupun masih

terdapat kelemahan dalam mekanisme pengukuran kinerja organisasi dan

individu tersebut

6 Mekanisme pengukuran kinerja organisasi yang ada tidak mampu mengukur

kinerja keseluruhan organisasi karena hanya mampu mengukur kinerja organisasi pada level eselon 1 dan eselon 2 saja sedangkan untuk level eselon

3 eselon 4 maupun struktur fungsional tim pemeriksaan tidak terdapat

mekanisme pengukuran kinerjanya

7 Terdapat ketidakjelasan mengenai sistem mana yang akan dipakai dalam

mekanisme pengukuran kinerja individunya karena sistem yang telah berjalan

21

dari tahun 2011 yaitu MAKIN BPK tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah

nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS yang harus mulai

diterapkan pada 1 Januari 2014

Saran

Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil analisis BSC sebagai suatu

sistem perencanaan strategis dan pengukuran kinerja pada BPK adalah sebagai

berikut

1 Perlu ada penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh keputusan BPK dalam

menempatkan perspektif keuangan di bawah ketiga perspektif BSC lainnya

terhadap pencapaian kinerja inisiatif-inisiatif strategisnya

2 BPK perlu memastikan penyelesaian seluruh kegiatan IS sesuai dengan

rencana dan target yang telah ditetapkan baik dari sisi jadwal penyelesaian

kegiatan rencana keluaran maupun efisiensi pemanfaatan anggaran karena IS

merupakan kegiatan strategis yang mempengaruhi keberhasilan BPK dalam

implementasi Renstra BPK 2011-2015

3 BPK perlu mengubah mekanisme pengukuran kinerja organisasinya sehingga

dapat mengukur kinerja organisasi pada level eselon 3 eselon 4 dan struktur

fungsional tim pemeriksaannya

4 BPK perlu menetapkan mekanisme pengukuran kinerja individu yang jelas dan

sesuai dengan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi

Kerja PNS namun tetap dapat mengukur kompetensi teknis pemeriksanya

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Ilmiah dan Buku

Kaplan Robert S dan David Norton 1992 The Balanced Scorecard Measures that Drive

Performance Harvard Business Review

Luis S dan Biromo PA 2008 Step by Step in Cascading Balanced Scorecard to

Fundamental Scorecards PT Gramedia Pustaka Umum Jakarta

Mahmudi 2010 Manajemen Kinerja Sektor Publik STIE YKPN Jakarta

Mahsun Muhamad 2006 Pengukuran Kinerja Sektor Publik BPFE Yogyakarta

Moleong Lexy 2006 Metodologi Penelitian Kualitatif PT Remaja Rosdakarya

Bandung

Niven PR 2003 Balanced Scorecard Step by Step for Governmental and

Nonprofit Agencies John Wiley amp Sons Inc New York

22

Prawirosentono Suyadi 2008 Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan

Kinerja Karyawan BPFE Yogyakarta

Sekaran Uma 2006 Research Methods for Business Metedologi Penelitian

untuk Bisnis Penerbit Salemba Empat Jakarta

Sugiyono 2008 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Penerbit

Alfabeta Bandung

Umar Haryono 2006 Strategic Control Penerbit Universitas Trisakti Jakarta

Wibowo 2007 Manajemen Kinerja PT Raja Grafindo Parsada Jakarta

Yuwono S Sukarno E dan Ikhsan M 2002 Petunjuk Praktis Penyusunan

Balanced Scorecard-Menuju Organisasi yang Berfoukus pada Strategi

PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Zeithaml V A Berry L L and Parasuraman A 1996 The behavioral consequences of

Service quality Journal of Marketing Vol 60

Peraturan

Keputusan BPK nomor 3KI-XIII252011 Tentang Perubahan atas Keputusan

BPK nomor 7KI-XIII122010 tentang Rencana Strategis BPK Tahun

Anggaran 2011 sampai dengan 2015 Jakarta

Keputusan Sekretaris Jenderal BPK nomor 238KX-XIII252011 Tentang

Rencana Implementasi Renstra BPK TA 2011 sd 2015 Jakarta

Keputusan Sekretaris Jenderal BPK nomor 112KX-XIII222012 Tentang

Manajemen Kinerja Individu Tugas Pemeriksaan Jakarta

Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja

PNS Jakarta

Surat Edaran Sekretaris Jenderal BPK nomor 08SEX-XIII242011 Tentang

Implementasi Sistem Manajemen Kinerja Individu dalam Tugas

Pemeriksaan di Lingkungan BPK Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan

Negara Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2006 Tentang Badan

Pemeriksa Keuangan Jakarta

Page 16: ANALISIS BALANCED SCORECARD SEBAGAI SUATU SISTEM

16

Evaluasi atas perspektif pada BSC yang telah diterapkan BPK dalam

Renstra 2011-2015 beserta pencapaian kinerjanya sampai dengan tahun

2012

Berikut adalah evaluasi atas perspektif pada BSC yang telah diterapkan BPK

dalam Renstra 2011-2015 beserta pencapaian kinerjanya sampai dengan tahun

2012

1 Perspektif Keuangan

Pencapaian Perspektif Keuangan 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

101 4450 3514 936 27755287000 13913007429 13842279571 55 21 34

Total 4450 3514 936 27755287000 13913007429 13842279571 55 21 34

Keterangan

IS 101 Penerapan Perencanaan dan Penganggaran Berbasis Kinerja secara Menyeluruh dan Konsisten

(Sumber data diolah)

Pencapaian perspektif keuangan sampai dengan 31 Desember 2012 belum

memiliki kinerja kegiatan yang baik karena masih terdapat kekurangan

realisasi kegiatan keluaran dan penyerapan anggaran

2 Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

Pencapaian Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

51 7500 7188 312 4720134000 3270937720 1449196280 12 3 9

52 8000 8433 -433 2011901000 1406262750 605638250 27 18 9

61 7270 6341 929 930314000 686326700 243987300 18 5 13

62 4000 3850 150 2832731306 288750000 2543981306 26 9 17

71 7725 4812 2913 4326975000 2370663010 1956311990 10 4 6

81 4575 4756 -181 2846074000 2663471400 182602600 38 11 27

82 3238 4067 -829 2095786000 1738586500 357199500 12 3 9

83 9228 8196 1032 2134455000 1145909575 988545425 118 12 106

84 7950 7244 706 5598031873 1824019303 3774012570 372 339 33

85 8500 8300 200 486215000 56800000 429415000 8 3 5

91 4975 4117 858 4046875000 2873431000 1173444000 15 4 11

92 5120 6860 -1740 1189325000 977521700 211803300 6 2 4

Total 6507 6180 326 33218817179 19302679658 13916137521 662 413 249

Keterangan

IS 51 Meningkatkan Efektifitas Pelaksanaan Review atas Pilar-Pilar SPKM IS 52 Penyempurnaan Kode Etik dan Pengembangan Perangkatnya IS 61 Percepatan Penyelesaian Peraturan BPK di Bidang Pemeriksaan Keuangan Negara IS 62 Harmonisasi Peraturan Perundang-Undangan di Bidang Pemeriksaan dan Pengelolaan Keuangan Negara IS 71 Perwujudan Organisasi dan Tata Laksana BPK yang Berkualitas IS 81 Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia berbasis Kompetensi Secara Konsisten dan Menyeluruh IS 82 Penerapan Manajemen Kinerja Individu (MAKIN) IS 83 Penerapan Jabatan Fungsional Pemeriksa (JFP) IS 84 Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Kompetensi IS 85 Penerapan Manajemen Karir Yang Jelas IS 91 Pemenuhan Ketersediaan Sarana dan Prasarana Kerja sesuai dengan Standar Sarana dan Prasarana IS 92 Penerapan e-bpk secara Menyeluruh dan Berkelanjutan

(Sumber data diolah)

Berdasarkan data pencapaian inisiatif-inisiatif strategis terkait pencapaian

perspektif pertumbuhan dan pembelajaran sampai dengan 31 Desember 2012

17

di atas diketahui bahwa terdapat empat inisiatif strategis yang memiliki kinerja

yang baik (IS 52 81 82 dan 92) di mana realisasi kegiatan telah melebihi

rencana namun untuk realisasi anggaran maupun keluarannya belum sesuai

rencana dan delapan inisiatif strategis (IS 51 61 62 71 83 84 85 dan

91) belum memiliki kinerja kegiatan penyerapan anggaran maupun keluaran

yang baik karena realisasinya masih di bawah rencana

3 Perspektif Proses Internal

Pencapaian Perspektif Proses Internal 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

21 10000 10000 - 1431185000 1012253131 418931869 3 3 -

22 7306 8126 -820 52014718000 18347626376 33667091624 3055 4262 -1207

23 6750 4245 2505 4343546000 1031927990 3311618010 17 6 11

24 6928 4250 2678 246348000 22625000 223723000 12 6 6

25 7890 6897 993 2785972000 338338600 2447633400 15 9 6

26 5425 5425 - 10376530894 25976097894 -15599567000 21 11 10

27 7750 8241 -491 888720000 599134000 289586000 41 12 29

28 4800 5800 -1000 5973896579 1386190514 4587706065 21 13 8

29 5900 6900 -1000 2701106000 900308935 1800797065 10 4 6

210 7060 2485 4575 1325539000 473167000 852372000 13 1 12

211 6600 5467 1133 448546000 499259000 -50713000 22 10 12

212 2000 4590 -2590 585593000 33211000 552382000 10 - 10

213 5250 2350 2900 1225961000 169169300 1056791700 8 1 7

214 1500 1750 -250 88444100000 140000000 88304100000 6 1 5

31 6111 2900 3211 1838450000 370173000 1468277000 13 1 12

41 5720 9154 -3434 256239000 13275000 242964000 10 4 6

42 7975 7359 616 572001000 48980000 523021000 22 8 14

Total 6174 5643 531 175458451473 51361736740 124096714733 3299 4352 -1053

Keterangan

IS 21 Peningkatan Mutu Perencanaan Pemeriksaan IS 22 Penerapan e-Audit IS 23 Optimalisasi Pemanfaatan Sistem Manajemen Pemeriksaan (SMP) IS 24 Pemanfaatan KAP untuk memeriksa untuk dan atas nama BPK IS 25 Peningkatan Efektivitas Penerapan Risk Based Audit (RBA) dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan IS 26 Peningkatan Kapasitas Pemeriksaan Kinerja IS 27 Peningkatan Kapasitas Pemeriksaan Investigatif IS 28 Pelaksanaan Pemeriksaan dengan Perspektif Lingkungan IS 29 Peningkatan Kapasitas PDTT IS 210 Peningkatan Mutu Pelaporan Hasil Pemeriksaan IS 211 Peningkatan Kualitas Pemberian Keterangan Ahli IS 212 Peningkatan Kualitas Pemberian Bantuan Hukum untuk Pemeriksa IS 213 Peningkatan Kualitas Manajemen Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) IS 214 Peningkatan Pemberdayaan APIP dalam Wewenang dan Tanggung Jawab BPK IS 31 Optimalisasi Pemberian Pendapat BPK IS 41 Percepatan Penyelesaian Tuntutan Perbendaharaan IS 42 Peningkatan Pemantauan Penyelesaian Ganti Kerugian NegaraDaerah

(Sumber data diolah)

Berdasarkan data pencapaian inisiatif-inisiatif strategis terkait pencapaian

perspektif proses internal sampai dengan 31 Desember 2012 di atas diketahui

bahwa terdapat satu inisiatif strategis (IS 21) yang memiliki kinerja yang

sangat baik di mana realisasinya sama atau melebihi rencana baik dari segi

kegiatan anggaran maupun keluaran delapan inisiatif strategis (IS 22 26

27 28 29 212 214 dan 41) yang memiliki kinerja yang baik di mana

realisasi kegiatan melebihi rencana namun untuk realisasi anggaran maupun

keluarannya belum sesuai rencana lima inisiatif strategis (IS 23 24 25 211

18

dan 42) yang belum memiliki kinerja kegiatan penyerapan anggaran maupun

keluaran yang baik karena realisasinya masih di bawah rencana dan tiga

inisiatif strategis (IS 210 213 dan 31) yang perlu mendapat perhatian karena

realisasi kegiatannya lebih kecil dari rencana dan realisasi keluarannya

mengalami keterlambatan yang sangat banyak dari rencana yang telah

ditetapkan

4 Perspektif Pelanggan

Pencapaian Perspektif Pelanggan 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

11 7600 4680 2920 1410802500 295728980 1115073520 22 9 13

12 8200 11368 -3168 19263340000 15072255953 4191084047 230 369 -139

Total 7900 8024 -124 20674142500 15367984933 5306157567 252 378 -126

Keterangan

IS 11 Peningkatan Pengelolaan Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan IS 12 Peningkatan Mutu Hubungan Kelembagaan dengan Pemangku Kepentingan

(Sumber data diolah)

Berdasarkan data pencapaian inisiatif-inisiatif strategis perspektif pelanggan

sampai dengan 31 Desember 2012 di atas diketahui bahwa inisiatif strategis

11 belum memiliki kinerja kegiatan penyerapan anggaran maupun keluaran

yang baik karena masih mengalami kekurangan realisasi kegiatan keluaran

dan penyerapan anggaran dari rencana yang diharapkan Namun demikian

inisiatif strategis 12 memiliki kinerja yang sangat baik karena realisasi

kegiatan serta keluaran melebihi rencana dan adanya penghematan penyerapan

anggaran

Rekapitulasi Perspektif BSC BPK 31 Desember 2012 Perspektif Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

Keuangan 4450 3514 936 27755287000 13913007429 13842279571 55 21 34

Pertumbuhan 6507 6180 326 33218817179 19302679658 13916137521 662 413 249

Internal 6174 5643 531 175458451473 51361736740 124096714733 3299 4352 -1053

Pelanggan 7900 8024 -124 20674142500 15367984933 5306157567 252 378 -126

Total 6353 5927 426 257106698152 99945408760 157161289392 4268 5164 -896

(Sumber data diolah)

Penyelesaian seluruh kegiatan IS telah mencapai 5927 Pencapaian

tersebut masih di bawah target yang telah direncanakan sebesar 6353

Berdasarkan sisi anggaran realisasi penyerapan anggaran secara keseluruhan baru

mencapai 3887 Perlu dilakukan analisis lebih lanjut apakah capaian ini

diakibatkan adanya efisiensi dalam proses pelaksanaan kegiatan atau dikarenakan

proses perencanaan kebutuhan anggaran yang kurang akurat Namun demikian

peneliti berpendapat bahwa hal ini juga kemungkinan dapat disebabkan oleh

model BSC pada Renstra BPK 2011-2015 yang menempatkan perspektif

keuangan pada posisi terbawah sehingga terdapat ketidakselarasan antara

pencapaian kegiatan dan keluaran dengan penyerapan anggaran Sedangkan dari

segi keluaran realisasi keluaran secara keseluruhan telah melebihi target yang

direncanakan Hal ini sebagian besar diakibatkan adanya realisasi penyelesaian

keluaran IS yang terjadi selama proses pelaksanaan kegiatan serta adanya

19

perbedaan satuan keluaran yang diukur di setiap kegiatan Berdasarkan

rekapitulasi di atas juga dapat disimpulkan bahwa perspektif BSC yang memiliki

kinerja terbaik di BPK adalah perspektif pelanggan karena realisasi kegiatan dan

keluarannya telah melebihi rencana yang ditetapkan dengan adanya penghematan

atas penyerapan anggaran Sedangkan perspektif BSC yang paling buruk

kinerjanya adalah perspektif keuangan karena dari segi realisasi kegiatan

penyerapan anggaran dan keluarannya masih belum mencapai rencana yang

diharapkan selain itu kekurangan realisasi keluarannya masih jauh dari rencana

yang diharapkan yaitu sebesar 6182

Evaluasi atas Mekanisme Pengukuran Kinerja organisasi dan individu yang

berdasarkan metode BSC

BPK telah memiliki suatu mekanisme untuk mengukur pencapaikan

kinerja organisasi dan individu yang berdasarkan metode BSC namun demikian

peneliti menilai bahwa masih terdapat beberapa kelemahan dalam mekanisme

pengukuran kinerja yang ada yaitu sebagai berikut

1 Mekanisme pengukuran kinerja organisasi yang ada hanya mampu mengukur

kinerja organisasi pada level eselon 1 dan eselon 2 saja sedangkan untuk level

eselon 3 eselon 4 maupun struktur fungsional tim pemeriksaan tidak terdapat

mekanisme pengukuran kinerjanya

2 Untuk mekanisme pengukuran kinerja individu masih terdapat ketidakjelasan

mengenai sistem mana yang akan dipakai dalam mengukur kinerja individual

para pegawai BPK karena sistem yang telah berjalan dari tahun 2011 yaitu

MAKIN BPK tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011

tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS yang harus mulai diterapkan pada 1

Januari 2014 Selain itu terdapat beberapa kekurangan pada Peraturan

Pemerintah nomor 46 tahun 2011 jika dibandingkan dengan MAKIN BPK

khususnya dalam mengukur kinerja para pemeriksa BPK yaitu di mana

MAKIN BPK mengukur sasaran kerja kompetensi perilaku dan kompetensi

teknis sedangkan Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 hanya mengukur

sasaran kerja dan kompetensi perilaku saja tanpa mengukur kompetensi teknis

Namun demikian MAKIN BPK yang telah berjalan selama ini juga memiliki

kelemahan yaitu MAKIN BPK hanya mengukur kinerja pegawai BPK yang

bertugas sebagai pemeriksa saja sedangkan untuk pegawai BPK non

pemeriksa tidak dapat diukur kinerjanya

5 KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan pada bab 4 dapat

diambil kesimpulan mengenai analisis BSC sebagai suatu sistem perencanaan

strategis dan pengukuran kinerja pada BPK sebagai berikut

20

1 Secara umum BPK telah menerapkan metode BSC dalam perencanaan

strategisnya dengan adanya pernyataan visi dan misi yang efektif nilai dasar

yang jelas dan dapat diterapkan serta tujuan strategi organisasi yang telah

diterjemahkan ke dalam berbagai sasaran strategis dalam empat perspektif

BSC

2 Terdapat perbedaan strategy mapping antara yang telah dikemukakan oleh

Robertson dalam Mahsun (2009) dengan strategy mapping yang digunakan

BPK menurut Robertson perspektif keuangan seharusnya menjadi tujuan yang

kedua setelah perspektif pelanggan sedangkan menurut BPK perspektif

keuangan adalah merupakan tujuan yang terakhir di bawah tiga perspektif

lainnya Hal ini disebabkan posisi BPK sebagai sebuah institusi sektor publik

yang tidak memiliki tugas fungsi dan kewenangan untuk memungut

pendapatan (baik pajak maupun bukan pajak) sehingga perspektif keuangan di

BPK hanya berupa anggaran belanja saja yang merupakan sumber daya dalam

melaksanakan tugas fungsi dan wewenangnya dalam rangka mencapai

tujuannya Oleh karena itu pencapaian pada perspektif keuangan digunakan

oleh BPK untuk mendukung pencapaian sasaran-sasaran strategis pada ketiga

perspektif lainnya

3 Hasil evaluasi atas perspektif pada BSC sampai tingkat inisiatif strategis yang

telah diterapkan BPK dalam Renstra 2011-2015 beserta pencapaian kinerjanya

sampai dengan tahun 2012 dapat disimpulkan bahwa terdapat dua inisiatif

strategis yang memiliki kinerja sangat baik yaitu realisasinya sama atau

melebih rencana baik dari segi kegiatan anggaran maupun keluaran yaitu

inisiatif strategis 12 dan 21 Dua belas inisiatif strategis yang memiliki kinerja

baik yaitu realisasi kegiatannya melebihi rencana namun untuk realisasi

anggaran maupun keluarannya belum sesuai rencana lima belas inisiatif

strategis yang belum memiliki kinerja kegiatan maupun keluaran baik

sehingga masih memerlukan peningkatan pencapaian realisasi serta tiga

inisiatif strategis yang perlu mendapat perhatian karena realisasi kegiatannya

lebih kecil dari rencana dan mengalami keterlambatan yang sangat banyak dari

rencana yang telah ditetapkan

4 Perspektif BSC yang memiliki kinerja terbaik di BPK adalah perspektif

pelanggan karena realisasi kegiatan dan keluarannya telah melebihi rencana

yang ditetapkan dengan adanya penghematan atas penyerapan anggaran

Sedangkan perspektif BSC yang paling buruk kinerjanya adalah perspektif

keuangan karena dari segi realisasi kegiatan penyerapan anggaran dan

keluarannya masih belum mencapai rencana yang diharapkan

5 BPK telah memiliki suatu mekanisme untuk mengukur pencapaikan kinerja

organisasi dan individu yang berdasarkan metode BSC walaupun masih

terdapat kelemahan dalam mekanisme pengukuran kinerja organisasi dan

individu tersebut

6 Mekanisme pengukuran kinerja organisasi yang ada tidak mampu mengukur

kinerja keseluruhan organisasi karena hanya mampu mengukur kinerja organisasi pada level eselon 1 dan eselon 2 saja sedangkan untuk level eselon

3 eselon 4 maupun struktur fungsional tim pemeriksaan tidak terdapat

mekanisme pengukuran kinerjanya

7 Terdapat ketidakjelasan mengenai sistem mana yang akan dipakai dalam

mekanisme pengukuran kinerja individunya karena sistem yang telah berjalan

21

dari tahun 2011 yaitu MAKIN BPK tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah

nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS yang harus mulai

diterapkan pada 1 Januari 2014

Saran

Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil analisis BSC sebagai suatu

sistem perencanaan strategis dan pengukuran kinerja pada BPK adalah sebagai

berikut

1 Perlu ada penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh keputusan BPK dalam

menempatkan perspektif keuangan di bawah ketiga perspektif BSC lainnya

terhadap pencapaian kinerja inisiatif-inisiatif strategisnya

2 BPK perlu memastikan penyelesaian seluruh kegiatan IS sesuai dengan

rencana dan target yang telah ditetapkan baik dari sisi jadwal penyelesaian

kegiatan rencana keluaran maupun efisiensi pemanfaatan anggaran karena IS

merupakan kegiatan strategis yang mempengaruhi keberhasilan BPK dalam

implementasi Renstra BPK 2011-2015

3 BPK perlu mengubah mekanisme pengukuran kinerja organisasinya sehingga

dapat mengukur kinerja organisasi pada level eselon 3 eselon 4 dan struktur

fungsional tim pemeriksaannya

4 BPK perlu menetapkan mekanisme pengukuran kinerja individu yang jelas dan

sesuai dengan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi

Kerja PNS namun tetap dapat mengukur kompetensi teknis pemeriksanya

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Ilmiah dan Buku

Kaplan Robert S dan David Norton 1992 The Balanced Scorecard Measures that Drive

Performance Harvard Business Review

Luis S dan Biromo PA 2008 Step by Step in Cascading Balanced Scorecard to

Fundamental Scorecards PT Gramedia Pustaka Umum Jakarta

Mahmudi 2010 Manajemen Kinerja Sektor Publik STIE YKPN Jakarta

Mahsun Muhamad 2006 Pengukuran Kinerja Sektor Publik BPFE Yogyakarta

Moleong Lexy 2006 Metodologi Penelitian Kualitatif PT Remaja Rosdakarya

Bandung

Niven PR 2003 Balanced Scorecard Step by Step for Governmental and

Nonprofit Agencies John Wiley amp Sons Inc New York

22

Prawirosentono Suyadi 2008 Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan

Kinerja Karyawan BPFE Yogyakarta

Sekaran Uma 2006 Research Methods for Business Metedologi Penelitian

untuk Bisnis Penerbit Salemba Empat Jakarta

Sugiyono 2008 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Penerbit

Alfabeta Bandung

Umar Haryono 2006 Strategic Control Penerbit Universitas Trisakti Jakarta

Wibowo 2007 Manajemen Kinerja PT Raja Grafindo Parsada Jakarta

Yuwono S Sukarno E dan Ikhsan M 2002 Petunjuk Praktis Penyusunan

Balanced Scorecard-Menuju Organisasi yang Berfoukus pada Strategi

PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Zeithaml V A Berry L L and Parasuraman A 1996 The behavioral consequences of

Service quality Journal of Marketing Vol 60

Peraturan

Keputusan BPK nomor 3KI-XIII252011 Tentang Perubahan atas Keputusan

BPK nomor 7KI-XIII122010 tentang Rencana Strategis BPK Tahun

Anggaran 2011 sampai dengan 2015 Jakarta

Keputusan Sekretaris Jenderal BPK nomor 238KX-XIII252011 Tentang

Rencana Implementasi Renstra BPK TA 2011 sd 2015 Jakarta

Keputusan Sekretaris Jenderal BPK nomor 112KX-XIII222012 Tentang

Manajemen Kinerja Individu Tugas Pemeriksaan Jakarta

Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja

PNS Jakarta

Surat Edaran Sekretaris Jenderal BPK nomor 08SEX-XIII242011 Tentang

Implementasi Sistem Manajemen Kinerja Individu dalam Tugas

Pemeriksaan di Lingkungan BPK Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan

Negara Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2006 Tentang Badan

Pemeriksa Keuangan Jakarta

Page 17: ANALISIS BALANCED SCORECARD SEBAGAI SUATU SISTEM

17

di atas diketahui bahwa terdapat empat inisiatif strategis yang memiliki kinerja

yang baik (IS 52 81 82 dan 92) di mana realisasi kegiatan telah melebihi

rencana namun untuk realisasi anggaran maupun keluarannya belum sesuai

rencana dan delapan inisiatif strategis (IS 51 61 62 71 83 84 85 dan

91) belum memiliki kinerja kegiatan penyerapan anggaran maupun keluaran

yang baik karena realisasinya masih di bawah rencana

3 Perspektif Proses Internal

Pencapaian Perspektif Proses Internal 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

21 10000 10000 - 1431185000 1012253131 418931869 3 3 -

22 7306 8126 -820 52014718000 18347626376 33667091624 3055 4262 -1207

23 6750 4245 2505 4343546000 1031927990 3311618010 17 6 11

24 6928 4250 2678 246348000 22625000 223723000 12 6 6

25 7890 6897 993 2785972000 338338600 2447633400 15 9 6

26 5425 5425 - 10376530894 25976097894 -15599567000 21 11 10

27 7750 8241 -491 888720000 599134000 289586000 41 12 29

28 4800 5800 -1000 5973896579 1386190514 4587706065 21 13 8

29 5900 6900 -1000 2701106000 900308935 1800797065 10 4 6

210 7060 2485 4575 1325539000 473167000 852372000 13 1 12

211 6600 5467 1133 448546000 499259000 -50713000 22 10 12

212 2000 4590 -2590 585593000 33211000 552382000 10 - 10

213 5250 2350 2900 1225961000 169169300 1056791700 8 1 7

214 1500 1750 -250 88444100000 140000000 88304100000 6 1 5

31 6111 2900 3211 1838450000 370173000 1468277000 13 1 12

41 5720 9154 -3434 256239000 13275000 242964000 10 4 6

42 7975 7359 616 572001000 48980000 523021000 22 8 14

Total 6174 5643 531 175458451473 51361736740 124096714733 3299 4352 -1053

Keterangan

IS 21 Peningkatan Mutu Perencanaan Pemeriksaan IS 22 Penerapan e-Audit IS 23 Optimalisasi Pemanfaatan Sistem Manajemen Pemeriksaan (SMP) IS 24 Pemanfaatan KAP untuk memeriksa untuk dan atas nama BPK IS 25 Peningkatan Efektivitas Penerapan Risk Based Audit (RBA) dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan IS 26 Peningkatan Kapasitas Pemeriksaan Kinerja IS 27 Peningkatan Kapasitas Pemeriksaan Investigatif IS 28 Pelaksanaan Pemeriksaan dengan Perspektif Lingkungan IS 29 Peningkatan Kapasitas PDTT IS 210 Peningkatan Mutu Pelaporan Hasil Pemeriksaan IS 211 Peningkatan Kualitas Pemberian Keterangan Ahli IS 212 Peningkatan Kualitas Pemberian Bantuan Hukum untuk Pemeriksa IS 213 Peningkatan Kualitas Manajemen Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) IS 214 Peningkatan Pemberdayaan APIP dalam Wewenang dan Tanggung Jawab BPK IS 31 Optimalisasi Pemberian Pendapat BPK IS 41 Percepatan Penyelesaian Tuntutan Perbendaharaan IS 42 Peningkatan Pemantauan Penyelesaian Ganti Kerugian NegaraDaerah

(Sumber data diolah)

Berdasarkan data pencapaian inisiatif-inisiatif strategis terkait pencapaian

perspektif proses internal sampai dengan 31 Desember 2012 di atas diketahui

bahwa terdapat satu inisiatif strategis (IS 21) yang memiliki kinerja yang

sangat baik di mana realisasinya sama atau melebihi rencana baik dari segi

kegiatan anggaran maupun keluaran delapan inisiatif strategis (IS 22 26

27 28 29 212 214 dan 41) yang memiliki kinerja yang baik di mana

realisasi kegiatan melebihi rencana namun untuk realisasi anggaran maupun

keluarannya belum sesuai rencana lima inisiatif strategis (IS 23 24 25 211

18

dan 42) yang belum memiliki kinerja kegiatan penyerapan anggaran maupun

keluaran yang baik karena realisasinya masih di bawah rencana dan tiga

inisiatif strategis (IS 210 213 dan 31) yang perlu mendapat perhatian karena

realisasi kegiatannya lebih kecil dari rencana dan realisasi keluarannya

mengalami keterlambatan yang sangat banyak dari rencana yang telah

ditetapkan

4 Perspektif Pelanggan

Pencapaian Perspektif Pelanggan 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

11 7600 4680 2920 1410802500 295728980 1115073520 22 9 13

12 8200 11368 -3168 19263340000 15072255953 4191084047 230 369 -139

Total 7900 8024 -124 20674142500 15367984933 5306157567 252 378 -126

Keterangan

IS 11 Peningkatan Pengelolaan Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan IS 12 Peningkatan Mutu Hubungan Kelembagaan dengan Pemangku Kepentingan

(Sumber data diolah)

Berdasarkan data pencapaian inisiatif-inisiatif strategis perspektif pelanggan

sampai dengan 31 Desember 2012 di atas diketahui bahwa inisiatif strategis

11 belum memiliki kinerja kegiatan penyerapan anggaran maupun keluaran

yang baik karena masih mengalami kekurangan realisasi kegiatan keluaran

dan penyerapan anggaran dari rencana yang diharapkan Namun demikian

inisiatif strategis 12 memiliki kinerja yang sangat baik karena realisasi

kegiatan serta keluaran melebihi rencana dan adanya penghematan penyerapan

anggaran

Rekapitulasi Perspektif BSC BPK 31 Desember 2012 Perspektif Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

Keuangan 4450 3514 936 27755287000 13913007429 13842279571 55 21 34

Pertumbuhan 6507 6180 326 33218817179 19302679658 13916137521 662 413 249

Internal 6174 5643 531 175458451473 51361736740 124096714733 3299 4352 -1053

Pelanggan 7900 8024 -124 20674142500 15367984933 5306157567 252 378 -126

Total 6353 5927 426 257106698152 99945408760 157161289392 4268 5164 -896

(Sumber data diolah)

Penyelesaian seluruh kegiatan IS telah mencapai 5927 Pencapaian

tersebut masih di bawah target yang telah direncanakan sebesar 6353

Berdasarkan sisi anggaran realisasi penyerapan anggaran secara keseluruhan baru

mencapai 3887 Perlu dilakukan analisis lebih lanjut apakah capaian ini

diakibatkan adanya efisiensi dalam proses pelaksanaan kegiatan atau dikarenakan

proses perencanaan kebutuhan anggaran yang kurang akurat Namun demikian

peneliti berpendapat bahwa hal ini juga kemungkinan dapat disebabkan oleh

model BSC pada Renstra BPK 2011-2015 yang menempatkan perspektif

keuangan pada posisi terbawah sehingga terdapat ketidakselarasan antara

pencapaian kegiatan dan keluaran dengan penyerapan anggaran Sedangkan dari

segi keluaran realisasi keluaran secara keseluruhan telah melebihi target yang

direncanakan Hal ini sebagian besar diakibatkan adanya realisasi penyelesaian

keluaran IS yang terjadi selama proses pelaksanaan kegiatan serta adanya

19

perbedaan satuan keluaran yang diukur di setiap kegiatan Berdasarkan

rekapitulasi di atas juga dapat disimpulkan bahwa perspektif BSC yang memiliki

kinerja terbaik di BPK adalah perspektif pelanggan karena realisasi kegiatan dan

keluarannya telah melebihi rencana yang ditetapkan dengan adanya penghematan

atas penyerapan anggaran Sedangkan perspektif BSC yang paling buruk

kinerjanya adalah perspektif keuangan karena dari segi realisasi kegiatan

penyerapan anggaran dan keluarannya masih belum mencapai rencana yang

diharapkan selain itu kekurangan realisasi keluarannya masih jauh dari rencana

yang diharapkan yaitu sebesar 6182

Evaluasi atas Mekanisme Pengukuran Kinerja organisasi dan individu yang

berdasarkan metode BSC

BPK telah memiliki suatu mekanisme untuk mengukur pencapaikan

kinerja organisasi dan individu yang berdasarkan metode BSC namun demikian

peneliti menilai bahwa masih terdapat beberapa kelemahan dalam mekanisme

pengukuran kinerja yang ada yaitu sebagai berikut

1 Mekanisme pengukuran kinerja organisasi yang ada hanya mampu mengukur

kinerja organisasi pada level eselon 1 dan eselon 2 saja sedangkan untuk level

eselon 3 eselon 4 maupun struktur fungsional tim pemeriksaan tidak terdapat

mekanisme pengukuran kinerjanya

2 Untuk mekanisme pengukuran kinerja individu masih terdapat ketidakjelasan

mengenai sistem mana yang akan dipakai dalam mengukur kinerja individual

para pegawai BPK karena sistem yang telah berjalan dari tahun 2011 yaitu

MAKIN BPK tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011

tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS yang harus mulai diterapkan pada 1

Januari 2014 Selain itu terdapat beberapa kekurangan pada Peraturan

Pemerintah nomor 46 tahun 2011 jika dibandingkan dengan MAKIN BPK

khususnya dalam mengukur kinerja para pemeriksa BPK yaitu di mana

MAKIN BPK mengukur sasaran kerja kompetensi perilaku dan kompetensi

teknis sedangkan Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 hanya mengukur

sasaran kerja dan kompetensi perilaku saja tanpa mengukur kompetensi teknis

Namun demikian MAKIN BPK yang telah berjalan selama ini juga memiliki

kelemahan yaitu MAKIN BPK hanya mengukur kinerja pegawai BPK yang

bertugas sebagai pemeriksa saja sedangkan untuk pegawai BPK non

pemeriksa tidak dapat diukur kinerjanya

5 KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan pada bab 4 dapat

diambil kesimpulan mengenai analisis BSC sebagai suatu sistem perencanaan

strategis dan pengukuran kinerja pada BPK sebagai berikut

20

1 Secara umum BPK telah menerapkan metode BSC dalam perencanaan

strategisnya dengan adanya pernyataan visi dan misi yang efektif nilai dasar

yang jelas dan dapat diterapkan serta tujuan strategi organisasi yang telah

diterjemahkan ke dalam berbagai sasaran strategis dalam empat perspektif

BSC

2 Terdapat perbedaan strategy mapping antara yang telah dikemukakan oleh

Robertson dalam Mahsun (2009) dengan strategy mapping yang digunakan

BPK menurut Robertson perspektif keuangan seharusnya menjadi tujuan yang

kedua setelah perspektif pelanggan sedangkan menurut BPK perspektif

keuangan adalah merupakan tujuan yang terakhir di bawah tiga perspektif

lainnya Hal ini disebabkan posisi BPK sebagai sebuah institusi sektor publik

yang tidak memiliki tugas fungsi dan kewenangan untuk memungut

pendapatan (baik pajak maupun bukan pajak) sehingga perspektif keuangan di

BPK hanya berupa anggaran belanja saja yang merupakan sumber daya dalam

melaksanakan tugas fungsi dan wewenangnya dalam rangka mencapai

tujuannya Oleh karena itu pencapaian pada perspektif keuangan digunakan

oleh BPK untuk mendukung pencapaian sasaran-sasaran strategis pada ketiga

perspektif lainnya

3 Hasil evaluasi atas perspektif pada BSC sampai tingkat inisiatif strategis yang

telah diterapkan BPK dalam Renstra 2011-2015 beserta pencapaian kinerjanya

sampai dengan tahun 2012 dapat disimpulkan bahwa terdapat dua inisiatif

strategis yang memiliki kinerja sangat baik yaitu realisasinya sama atau

melebih rencana baik dari segi kegiatan anggaran maupun keluaran yaitu

inisiatif strategis 12 dan 21 Dua belas inisiatif strategis yang memiliki kinerja

baik yaitu realisasi kegiatannya melebihi rencana namun untuk realisasi

anggaran maupun keluarannya belum sesuai rencana lima belas inisiatif

strategis yang belum memiliki kinerja kegiatan maupun keluaran baik

sehingga masih memerlukan peningkatan pencapaian realisasi serta tiga

inisiatif strategis yang perlu mendapat perhatian karena realisasi kegiatannya

lebih kecil dari rencana dan mengalami keterlambatan yang sangat banyak dari

rencana yang telah ditetapkan

4 Perspektif BSC yang memiliki kinerja terbaik di BPK adalah perspektif

pelanggan karena realisasi kegiatan dan keluarannya telah melebihi rencana

yang ditetapkan dengan adanya penghematan atas penyerapan anggaran

Sedangkan perspektif BSC yang paling buruk kinerjanya adalah perspektif

keuangan karena dari segi realisasi kegiatan penyerapan anggaran dan

keluarannya masih belum mencapai rencana yang diharapkan

5 BPK telah memiliki suatu mekanisme untuk mengukur pencapaikan kinerja

organisasi dan individu yang berdasarkan metode BSC walaupun masih

terdapat kelemahan dalam mekanisme pengukuran kinerja organisasi dan

individu tersebut

6 Mekanisme pengukuran kinerja organisasi yang ada tidak mampu mengukur

kinerja keseluruhan organisasi karena hanya mampu mengukur kinerja organisasi pada level eselon 1 dan eselon 2 saja sedangkan untuk level eselon

3 eselon 4 maupun struktur fungsional tim pemeriksaan tidak terdapat

mekanisme pengukuran kinerjanya

7 Terdapat ketidakjelasan mengenai sistem mana yang akan dipakai dalam

mekanisme pengukuran kinerja individunya karena sistem yang telah berjalan

21

dari tahun 2011 yaitu MAKIN BPK tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah

nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS yang harus mulai

diterapkan pada 1 Januari 2014

Saran

Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil analisis BSC sebagai suatu

sistem perencanaan strategis dan pengukuran kinerja pada BPK adalah sebagai

berikut

1 Perlu ada penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh keputusan BPK dalam

menempatkan perspektif keuangan di bawah ketiga perspektif BSC lainnya

terhadap pencapaian kinerja inisiatif-inisiatif strategisnya

2 BPK perlu memastikan penyelesaian seluruh kegiatan IS sesuai dengan

rencana dan target yang telah ditetapkan baik dari sisi jadwal penyelesaian

kegiatan rencana keluaran maupun efisiensi pemanfaatan anggaran karena IS

merupakan kegiatan strategis yang mempengaruhi keberhasilan BPK dalam

implementasi Renstra BPK 2011-2015

3 BPK perlu mengubah mekanisme pengukuran kinerja organisasinya sehingga

dapat mengukur kinerja organisasi pada level eselon 3 eselon 4 dan struktur

fungsional tim pemeriksaannya

4 BPK perlu menetapkan mekanisme pengukuran kinerja individu yang jelas dan

sesuai dengan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi

Kerja PNS namun tetap dapat mengukur kompetensi teknis pemeriksanya

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Ilmiah dan Buku

Kaplan Robert S dan David Norton 1992 The Balanced Scorecard Measures that Drive

Performance Harvard Business Review

Luis S dan Biromo PA 2008 Step by Step in Cascading Balanced Scorecard to

Fundamental Scorecards PT Gramedia Pustaka Umum Jakarta

Mahmudi 2010 Manajemen Kinerja Sektor Publik STIE YKPN Jakarta

Mahsun Muhamad 2006 Pengukuran Kinerja Sektor Publik BPFE Yogyakarta

Moleong Lexy 2006 Metodologi Penelitian Kualitatif PT Remaja Rosdakarya

Bandung

Niven PR 2003 Balanced Scorecard Step by Step for Governmental and

Nonprofit Agencies John Wiley amp Sons Inc New York

22

Prawirosentono Suyadi 2008 Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan

Kinerja Karyawan BPFE Yogyakarta

Sekaran Uma 2006 Research Methods for Business Metedologi Penelitian

untuk Bisnis Penerbit Salemba Empat Jakarta

Sugiyono 2008 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Penerbit

Alfabeta Bandung

Umar Haryono 2006 Strategic Control Penerbit Universitas Trisakti Jakarta

Wibowo 2007 Manajemen Kinerja PT Raja Grafindo Parsada Jakarta

Yuwono S Sukarno E dan Ikhsan M 2002 Petunjuk Praktis Penyusunan

Balanced Scorecard-Menuju Organisasi yang Berfoukus pada Strategi

PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Zeithaml V A Berry L L and Parasuraman A 1996 The behavioral consequences of

Service quality Journal of Marketing Vol 60

Peraturan

Keputusan BPK nomor 3KI-XIII252011 Tentang Perubahan atas Keputusan

BPK nomor 7KI-XIII122010 tentang Rencana Strategis BPK Tahun

Anggaran 2011 sampai dengan 2015 Jakarta

Keputusan Sekretaris Jenderal BPK nomor 238KX-XIII252011 Tentang

Rencana Implementasi Renstra BPK TA 2011 sd 2015 Jakarta

Keputusan Sekretaris Jenderal BPK nomor 112KX-XIII222012 Tentang

Manajemen Kinerja Individu Tugas Pemeriksaan Jakarta

Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja

PNS Jakarta

Surat Edaran Sekretaris Jenderal BPK nomor 08SEX-XIII242011 Tentang

Implementasi Sistem Manajemen Kinerja Individu dalam Tugas

Pemeriksaan di Lingkungan BPK Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan

Negara Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2006 Tentang Badan

Pemeriksa Keuangan Jakarta

Page 18: ANALISIS BALANCED SCORECARD SEBAGAI SUATU SISTEM

18

dan 42) yang belum memiliki kinerja kegiatan penyerapan anggaran maupun

keluaran yang baik karena realisasinya masih di bawah rencana dan tiga

inisiatif strategis (IS 210 213 dan 31) yang perlu mendapat perhatian karena

realisasi kegiatannya lebih kecil dari rencana dan realisasi keluarannya

mengalami keterlambatan yang sangat banyak dari rencana yang telah

ditetapkan

4 Perspektif Pelanggan

Pencapaian Perspektif Pelanggan 31 Desember 2012 IS Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

11 7600 4680 2920 1410802500 295728980 1115073520 22 9 13

12 8200 11368 -3168 19263340000 15072255953 4191084047 230 369 -139

Total 7900 8024 -124 20674142500 15367984933 5306157567 252 378 -126

Keterangan

IS 11 Peningkatan Pengelolaan Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan IS 12 Peningkatan Mutu Hubungan Kelembagaan dengan Pemangku Kepentingan

(Sumber data diolah)

Berdasarkan data pencapaian inisiatif-inisiatif strategis perspektif pelanggan

sampai dengan 31 Desember 2012 di atas diketahui bahwa inisiatif strategis

11 belum memiliki kinerja kegiatan penyerapan anggaran maupun keluaran

yang baik karena masih mengalami kekurangan realisasi kegiatan keluaran

dan penyerapan anggaran dari rencana yang diharapkan Namun demikian

inisiatif strategis 12 memiliki kinerja yang sangat baik karena realisasi

kegiatan serta keluaran melebihi rencana dan adanya penghematan penyerapan

anggaran

Rekapitulasi Perspektif BSC BPK 31 Desember 2012 Perspektif Kegiatan () Anggaran (Rp) Keluaran (Unit)

Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih Rencana Realisasi Selisih

Keuangan 4450 3514 936 27755287000 13913007429 13842279571 55 21 34

Pertumbuhan 6507 6180 326 33218817179 19302679658 13916137521 662 413 249

Internal 6174 5643 531 175458451473 51361736740 124096714733 3299 4352 -1053

Pelanggan 7900 8024 -124 20674142500 15367984933 5306157567 252 378 -126

Total 6353 5927 426 257106698152 99945408760 157161289392 4268 5164 -896

(Sumber data diolah)

Penyelesaian seluruh kegiatan IS telah mencapai 5927 Pencapaian

tersebut masih di bawah target yang telah direncanakan sebesar 6353

Berdasarkan sisi anggaran realisasi penyerapan anggaran secara keseluruhan baru

mencapai 3887 Perlu dilakukan analisis lebih lanjut apakah capaian ini

diakibatkan adanya efisiensi dalam proses pelaksanaan kegiatan atau dikarenakan

proses perencanaan kebutuhan anggaran yang kurang akurat Namun demikian

peneliti berpendapat bahwa hal ini juga kemungkinan dapat disebabkan oleh

model BSC pada Renstra BPK 2011-2015 yang menempatkan perspektif

keuangan pada posisi terbawah sehingga terdapat ketidakselarasan antara

pencapaian kegiatan dan keluaran dengan penyerapan anggaran Sedangkan dari

segi keluaran realisasi keluaran secara keseluruhan telah melebihi target yang

direncanakan Hal ini sebagian besar diakibatkan adanya realisasi penyelesaian

keluaran IS yang terjadi selama proses pelaksanaan kegiatan serta adanya

19

perbedaan satuan keluaran yang diukur di setiap kegiatan Berdasarkan

rekapitulasi di atas juga dapat disimpulkan bahwa perspektif BSC yang memiliki

kinerja terbaik di BPK adalah perspektif pelanggan karena realisasi kegiatan dan

keluarannya telah melebihi rencana yang ditetapkan dengan adanya penghematan

atas penyerapan anggaran Sedangkan perspektif BSC yang paling buruk

kinerjanya adalah perspektif keuangan karena dari segi realisasi kegiatan

penyerapan anggaran dan keluarannya masih belum mencapai rencana yang

diharapkan selain itu kekurangan realisasi keluarannya masih jauh dari rencana

yang diharapkan yaitu sebesar 6182

Evaluasi atas Mekanisme Pengukuran Kinerja organisasi dan individu yang

berdasarkan metode BSC

BPK telah memiliki suatu mekanisme untuk mengukur pencapaikan

kinerja organisasi dan individu yang berdasarkan metode BSC namun demikian

peneliti menilai bahwa masih terdapat beberapa kelemahan dalam mekanisme

pengukuran kinerja yang ada yaitu sebagai berikut

1 Mekanisme pengukuran kinerja organisasi yang ada hanya mampu mengukur

kinerja organisasi pada level eselon 1 dan eselon 2 saja sedangkan untuk level

eselon 3 eselon 4 maupun struktur fungsional tim pemeriksaan tidak terdapat

mekanisme pengukuran kinerjanya

2 Untuk mekanisme pengukuran kinerja individu masih terdapat ketidakjelasan

mengenai sistem mana yang akan dipakai dalam mengukur kinerja individual

para pegawai BPK karena sistem yang telah berjalan dari tahun 2011 yaitu

MAKIN BPK tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011

tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS yang harus mulai diterapkan pada 1

Januari 2014 Selain itu terdapat beberapa kekurangan pada Peraturan

Pemerintah nomor 46 tahun 2011 jika dibandingkan dengan MAKIN BPK

khususnya dalam mengukur kinerja para pemeriksa BPK yaitu di mana

MAKIN BPK mengukur sasaran kerja kompetensi perilaku dan kompetensi

teknis sedangkan Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 hanya mengukur

sasaran kerja dan kompetensi perilaku saja tanpa mengukur kompetensi teknis

Namun demikian MAKIN BPK yang telah berjalan selama ini juga memiliki

kelemahan yaitu MAKIN BPK hanya mengukur kinerja pegawai BPK yang

bertugas sebagai pemeriksa saja sedangkan untuk pegawai BPK non

pemeriksa tidak dapat diukur kinerjanya

5 KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan pada bab 4 dapat

diambil kesimpulan mengenai analisis BSC sebagai suatu sistem perencanaan

strategis dan pengukuran kinerja pada BPK sebagai berikut

20

1 Secara umum BPK telah menerapkan metode BSC dalam perencanaan

strategisnya dengan adanya pernyataan visi dan misi yang efektif nilai dasar

yang jelas dan dapat diterapkan serta tujuan strategi organisasi yang telah

diterjemahkan ke dalam berbagai sasaran strategis dalam empat perspektif

BSC

2 Terdapat perbedaan strategy mapping antara yang telah dikemukakan oleh

Robertson dalam Mahsun (2009) dengan strategy mapping yang digunakan

BPK menurut Robertson perspektif keuangan seharusnya menjadi tujuan yang

kedua setelah perspektif pelanggan sedangkan menurut BPK perspektif

keuangan adalah merupakan tujuan yang terakhir di bawah tiga perspektif

lainnya Hal ini disebabkan posisi BPK sebagai sebuah institusi sektor publik

yang tidak memiliki tugas fungsi dan kewenangan untuk memungut

pendapatan (baik pajak maupun bukan pajak) sehingga perspektif keuangan di

BPK hanya berupa anggaran belanja saja yang merupakan sumber daya dalam

melaksanakan tugas fungsi dan wewenangnya dalam rangka mencapai

tujuannya Oleh karena itu pencapaian pada perspektif keuangan digunakan

oleh BPK untuk mendukung pencapaian sasaran-sasaran strategis pada ketiga

perspektif lainnya

3 Hasil evaluasi atas perspektif pada BSC sampai tingkat inisiatif strategis yang

telah diterapkan BPK dalam Renstra 2011-2015 beserta pencapaian kinerjanya

sampai dengan tahun 2012 dapat disimpulkan bahwa terdapat dua inisiatif

strategis yang memiliki kinerja sangat baik yaitu realisasinya sama atau

melebih rencana baik dari segi kegiatan anggaran maupun keluaran yaitu

inisiatif strategis 12 dan 21 Dua belas inisiatif strategis yang memiliki kinerja

baik yaitu realisasi kegiatannya melebihi rencana namun untuk realisasi

anggaran maupun keluarannya belum sesuai rencana lima belas inisiatif

strategis yang belum memiliki kinerja kegiatan maupun keluaran baik

sehingga masih memerlukan peningkatan pencapaian realisasi serta tiga

inisiatif strategis yang perlu mendapat perhatian karena realisasi kegiatannya

lebih kecil dari rencana dan mengalami keterlambatan yang sangat banyak dari

rencana yang telah ditetapkan

4 Perspektif BSC yang memiliki kinerja terbaik di BPK adalah perspektif

pelanggan karena realisasi kegiatan dan keluarannya telah melebihi rencana

yang ditetapkan dengan adanya penghematan atas penyerapan anggaran

Sedangkan perspektif BSC yang paling buruk kinerjanya adalah perspektif

keuangan karena dari segi realisasi kegiatan penyerapan anggaran dan

keluarannya masih belum mencapai rencana yang diharapkan

5 BPK telah memiliki suatu mekanisme untuk mengukur pencapaikan kinerja

organisasi dan individu yang berdasarkan metode BSC walaupun masih

terdapat kelemahan dalam mekanisme pengukuran kinerja organisasi dan

individu tersebut

6 Mekanisme pengukuran kinerja organisasi yang ada tidak mampu mengukur

kinerja keseluruhan organisasi karena hanya mampu mengukur kinerja organisasi pada level eselon 1 dan eselon 2 saja sedangkan untuk level eselon

3 eselon 4 maupun struktur fungsional tim pemeriksaan tidak terdapat

mekanisme pengukuran kinerjanya

7 Terdapat ketidakjelasan mengenai sistem mana yang akan dipakai dalam

mekanisme pengukuran kinerja individunya karena sistem yang telah berjalan

21

dari tahun 2011 yaitu MAKIN BPK tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah

nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS yang harus mulai

diterapkan pada 1 Januari 2014

Saran

Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil analisis BSC sebagai suatu

sistem perencanaan strategis dan pengukuran kinerja pada BPK adalah sebagai

berikut

1 Perlu ada penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh keputusan BPK dalam

menempatkan perspektif keuangan di bawah ketiga perspektif BSC lainnya

terhadap pencapaian kinerja inisiatif-inisiatif strategisnya

2 BPK perlu memastikan penyelesaian seluruh kegiatan IS sesuai dengan

rencana dan target yang telah ditetapkan baik dari sisi jadwal penyelesaian

kegiatan rencana keluaran maupun efisiensi pemanfaatan anggaran karena IS

merupakan kegiatan strategis yang mempengaruhi keberhasilan BPK dalam

implementasi Renstra BPK 2011-2015

3 BPK perlu mengubah mekanisme pengukuran kinerja organisasinya sehingga

dapat mengukur kinerja organisasi pada level eselon 3 eselon 4 dan struktur

fungsional tim pemeriksaannya

4 BPK perlu menetapkan mekanisme pengukuran kinerja individu yang jelas dan

sesuai dengan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi

Kerja PNS namun tetap dapat mengukur kompetensi teknis pemeriksanya

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Ilmiah dan Buku

Kaplan Robert S dan David Norton 1992 The Balanced Scorecard Measures that Drive

Performance Harvard Business Review

Luis S dan Biromo PA 2008 Step by Step in Cascading Balanced Scorecard to

Fundamental Scorecards PT Gramedia Pustaka Umum Jakarta

Mahmudi 2010 Manajemen Kinerja Sektor Publik STIE YKPN Jakarta

Mahsun Muhamad 2006 Pengukuran Kinerja Sektor Publik BPFE Yogyakarta

Moleong Lexy 2006 Metodologi Penelitian Kualitatif PT Remaja Rosdakarya

Bandung

Niven PR 2003 Balanced Scorecard Step by Step for Governmental and

Nonprofit Agencies John Wiley amp Sons Inc New York

22

Prawirosentono Suyadi 2008 Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan

Kinerja Karyawan BPFE Yogyakarta

Sekaran Uma 2006 Research Methods for Business Metedologi Penelitian

untuk Bisnis Penerbit Salemba Empat Jakarta

Sugiyono 2008 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Penerbit

Alfabeta Bandung

Umar Haryono 2006 Strategic Control Penerbit Universitas Trisakti Jakarta

Wibowo 2007 Manajemen Kinerja PT Raja Grafindo Parsada Jakarta

Yuwono S Sukarno E dan Ikhsan M 2002 Petunjuk Praktis Penyusunan

Balanced Scorecard-Menuju Organisasi yang Berfoukus pada Strategi

PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Zeithaml V A Berry L L and Parasuraman A 1996 The behavioral consequences of

Service quality Journal of Marketing Vol 60

Peraturan

Keputusan BPK nomor 3KI-XIII252011 Tentang Perubahan atas Keputusan

BPK nomor 7KI-XIII122010 tentang Rencana Strategis BPK Tahun

Anggaran 2011 sampai dengan 2015 Jakarta

Keputusan Sekretaris Jenderal BPK nomor 238KX-XIII252011 Tentang

Rencana Implementasi Renstra BPK TA 2011 sd 2015 Jakarta

Keputusan Sekretaris Jenderal BPK nomor 112KX-XIII222012 Tentang

Manajemen Kinerja Individu Tugas Pemeriksaan Jakarta

Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja

PNS Jakarta

Surat Edaran Sekretaris Jenderal BPK nomor 08SEX-XIII242011 Tentang

Implementasi Sistem Manajemen Kinerja Individu dalam Tugas

Pemeriksaan di Lingkungan BPK Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan

Negara Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2006 Tentang Badan

Pemeriksa Keuangan Jakarta

Page 19: ANALISIS BALANCED SCORECARD SEBAGAI SUATU SISTEM

19

perbedaan satuan keluaran yang diukur di setiap kegiatan Berdasarkan

rekapitulasi di atas juga dapat disimpulkan bahwa perspektif BSC yang memiliki

kinerja terbaik di BPK adalah perspektif pelanggan karena realisasi kegiatan dan

keluarannya telah melebihi rencana yang ditetapkan dengan adanya penghematan

atas penyerapan anggaran Sedangkan perspektif BSC yang paling buruk

kinerjanya adalah perspektif keuangan karena dari segi realisasi kegiatan

penyerapan anggaran dan keluarannya masih belum mencapai rencana yang

diharapkan selain itu kekurangan realisasi keluarannya masih jauh dari rencana

yang diharapkan yaitu sebesar 6182

Evaluasi atas Mekanisme Pengukuran Kinerja organisasi dan individu yang

berdasarkan metode BSC

BPK telah memiliki suatu mekanisme untuk mengukur pencapaikan

kinerja organisasi dan individu yang berdasarkan metode BSC namun demikian

peneliti menilai bahwa masih terdapat beberapa kelemahan dalam mekanisme

pengukuran kinerja yang ada yaitu sebagai berikut

1 Mekanisme pengukuran kinerja organisasi yang ada hanya mampu mengukur

kinerja organisasi pada level eselon 1 dan eselon 2 saja sedangkan untuk level

eselon 3 eselon 4 maupun struktur fungsional tim pemeriksaan tidak terdapat

mekanisme pengukuran kinerjanya

2 Untuk mekanisme pengukuran kinerja individu masih terdapat ketidakjelasan

mengenai sistem mana yang akan dipakai dalam mengukur kinerja individual

para pegawai BPK karena sistem yang telah berjalan dari tahun 2011 yaitu

MAKIN BPK tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011

tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS yang harus mulai diterapkan pada 1

Januari 2014 Selain itu terdapat beberapa kekurangan pada Peraturan

Pemerintah nomor 46 tahun 2011 jika dibandingkan dengan MAKIN BPK

khususnya dalam mengukur kinerja para pemeriksa BPK yaitu di mana

MAKIN BPK mengukur sasaran kerja kompetensi perilaku dan kompetensi

teknis sedangkan Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 hanya mengukur

sasaran kerja dan kompetensi perilaku saja tanpa mengukur kompetensi teknis

Namun demikian MAKIN BPK yang telah berjalan selama ini juga memiliki

kelemahan yaitu MAKIN BPK hanya mengukur kinerja pegawai BPK yang

bertugas sebagai pemeriksa saja sedangkan untuk pegawai BPK non

pemeriksa tidak dapat diukur kinerjanya

5 KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan pada bab 4 dapat

diambil kesimpulan mengenai analisis BSC sebagai suatu sistem perencanaan

strategis dan pengukuran kinerja pada BPK sebagai berikut

20

1 Secara umum BPK telah menerapkan metode BSC dalam perencanaan

strategisnya dengan adanya pernyataan visi dan misi yang efektif nilai dasar

yang jelas dan dapat diterapkan serta tujuan strategi organisasi yang telah

diterjemahkan ke dalam berbagai sasaran strategis dalam empat perspektif

BSC

2 Terdapat perbedaan strategy mapping antara yang telah dikemukakan oleh

Robertson dalam Mahsun (2009) dengan strategy mapping yang digunakan

BPK menurut Robertson perspektif keuangan seharusnya menjadi tujuan yang

kedua setelah perspektif pelanggan sedangkan menurut BPK perspektif

keuangan adalah merupakan tujuan yang terakhir di bawah tiga perspektif

lainnya Hal ini disebabkan posisi BPK sebagai sebuah institusi sektor publik

yang tidak memiliki tugas fungsi dan kewenangan untuk memungut

pendapatan (baik pajak maupun bukan pajak) sehingga perspektif keuangan di

BPK hanya berupa anggaran belanja saja yang merupakan sumber daya dalam

melaksanakan tugas fungsi dan wewenangnya dalam rangka mencapai

tujuannya Oleh karena itu pencapaian pada perspektif keuangan digunakan

oleh BPK untuk mendukung pencapaian sasaran-sasaran strategis pada ketiga

perspektif lainnya

3 Hasil evaluasi atas perspektif pada BSC sampai tingkat inisiatif strategis yang

telah diterapkan BPK dalam Renstra 2011-2015 beserta pencapaian kinerjanya

sampai dengan tahun 2012 dapat disimpulkan bahwa terdapat dua inisiatif

strategis yang memiliki kinerja sangat baik yaitu realisasinya sama atau

melebih rencana baik dari segi kegiatan anggaran maupun keluaran yaitu

inisiatif strategis 12 dan 21 Dua belas inisiatif strategis yang memiliki kinerja

baik yaitu realisasi kegiatannya melebihi rencana namun untuk realisasi

anggaran maupun keluarannya belum sesuai rencana lima belas inisiatif

strategis yang belum memiliki kinerja kegiatan maupun keluaran baik

sehingga masih memerlukan peningkatan pencapaian realisasi serta tiga

inisiatif strategis yang perlu mendapat perhatian karena realisasi kegiatannya

lebih kecil dari rencana dan mengalami keterlambatan yang sangat banyak dari

rencana yang telah ditetapkan

4 Perspektif BSC yang memiliki kinerja terbaik di BPK adalah perspektif

pelanggan karena realisasi kegiatan dan keluarannya telah melebihi rencana

yang ditetapkan dengan adanya penghematan atas penyerapan anggaran

Sedangkan perspektif BSC yang paling buruk kinerjanya adalah perspektif

keuangan karena dari segi realisasi kegiatan penyerapan anggaran dan

keluarannya masih belum mencapai rencana yang diharapkan

5 BPK telah memiliki suatu mekanisme untuk mengukur pencapaikan kinerja

organisasi dan individu yang berdasarkan metode BSC walaupun masih

terdapat kelemahan dalam mekanisme pengukuran kinerja organisasi dan

individu tersebut

6 Mekanisme pengukuran kinerja organisasi yang ada tidak mampu mengukur

kinerja keseluruhan organisasi karena hanya mampu mengukur kinerja organisasi pada level eselon 1 dan eselon 2 saja sedangkan untuk level eselon

3 eselon 4 maupun struktur fungsional tim pemeriksaan tidak terdapat

mekanisme pengukuran kinerjanya

7 Terdapat ketidakjelasan mengenai sistem mana yang akan dipakai dalam

mekanisme pengukuran kinerja individunya karena sistem yang telah berjalan

21

dari tahun 2011 yaitu MAKIN BPK tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah

nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS yang harus mulai

diterapkan pada 1 Januari 2014

Saran

Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil analisis BSC sebagai suatu

sistem perencanaan strategis dan pengukuran kinerja pada BPK adalah sebagai

berikut

1 Perlu ada penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh keputusan BPK dalam

menempatkan perspektif keuangan di bawah ketiga perspektif BSC lainnya

terhadap pencapaian kinerja inisiatif-inisiatif strategisnya

2 BPK perlu memastikan penyelesaian seluruh kegiatan IS sesuai dengan

rencana dan target yang telah ditetapkan baik dari sisi jadwal penyelesaian

kegiatan rencana keluaran maupun efisiensi pemanfaatan anggaran karena IS

merupakan kegiatan strategis yang mempengaruhi keberhasilan BPK dalam

implementasi Renstra BPK 2011-2015

3 BPK perlu mengubah mekanisme pengukuran kinerja organisasinya sehingga

dapat mengukur kinerja organisasi pada level eselon 3 eselon 4 dan struktur

fungsional tim pemeriksaannya

4 BPK perlu menetapkan mekanisme pengukuran kinerja individu yang jelas dan

sesuai dengan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi

Kerja PNS namun tetap dapat mengukur kompetensi teknis pemeriksanya

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Ilmiah dan Buku

Kaplan Robert S dan David Norton 1992 The Balanced Scorecard Measures that Drive

Performance Harvard Business Review

Luis S dan Biromo PA 2008 Step by Step in Cascading Balanced Scorecard to

Fundamental Scorecards PT Gramedia Pustaka Umum Jakarta

Mahmudi 2010 Manajemen Kinerja Sektor Publik STIE YKPN Jakarta

Mahsun Muhamad 2006 Pengukuran Kinerja Sektor Publik BPFE Yogyakarta

Moleong Lexy 2006 Metodologi Penelitian Kualitatif PT Remaja Rosdakarya

Bandung

Niven PR 2003 Balanced Scorecard Step by Step for Governmental and

Nonprofit Agencies John Wiley amp Sons Inc New York

22

Prawirosentono Suyadi 2008 Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan

Kinerja Karyawan BPFE Yogyakarta

Sekaran Uma 2006 Research Methods for Business Metedologi Penelitian

untuk Bisnis Penerbit Salemba Empat Jakarta

Sugiyono 2008 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Penerbit

Alfabeta Bandung

Umar Haryono 2006 Strategic Control Penerbit Universitas Trisakti Jakarta

Wibowo 2007 Manajemen Kinerja PT Raja Grafindo Parsada Jakarta

Yuwono S Sukarno E dan Ikhsan M 2002 Petunjuk Praktis Penyusunan

Balanced Scorecard-Menuju Organisasi yang Berfoukus pada Strategi

PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Zeithaml V A Berry L L and Parasuraman A 1996 The behavioral consequences of

Service quality Journal of Marketing Vol 60

Peraturan

Keputusan BPK nomor 3KI-XIII252011 Tentang Perubahan atas Keputusan

BPK nomor 7KI-XIII122010 tentang Rencana Strategis BPK Tahun

Anggaran 2011 sampai dengan 2015 Jakarta

Keputusan Sekretaris Jenderal BPK nomor 238KX-XIII252011 Tentang

Rencana Implementasi Renstra BPK TA 2011 sd 2015 Jakarta

Keputusan Sekretaris Jenderal BPK nomor 112KX-XIII222012 Tentang

Manajemen Kinerja Individu Tugas Pemeriksaan Jakarta

Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja

PNS Jakarta

Surat Edaran Sekretaris Jenderal BPK nomor 08SEX-XIII242011 Tentang

Implementasi Sistem Manajemen Kinerja Individu dalam Tugas

Pemeriksaan di Lingkungan BPK Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan

Negara Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2006 Tentang Badan

Pemeriksa Keuangan Jakarta

Page 20: ANALISIS BALANCED SCORECARD SEBAGAI SUATU SISTEM

20

1 Secara umum BPK telah menerapkan metode BSC dalam perencanaan

strategisnya dengan adanya pernyataan visi dan misi yang efektif nilai dasar

yang jelas dan dapat diterapkan serta tujuan strategi organisasi yang telah

diterjemahkan ke dalam berbagai sasaran strategis dalam empat perspektif

BSC

2 Terdapat perbedaan strategy mapping antara yang telah dikemukakan oleh

Robertson dalam Mahsun (2009) dengan strategy mapping yang digunakan

BPK menurut Robertson perspektif keuangan seharusnya menjadi tujuan yang

kedua setelah perspektif pelanggan sedangkan menurut BPK perspektif

keuangan adalah merupakan tujuan yang terakhir di bawah tiga perspektif

lainnya Hal ini disebabkan posisi BPK sebagai sebuah institusi sektor publik

yang tidak memiliki tugas fungsi dan kewenangan untuk memungut

pendapatan (baik pajak maupun bukan pajak) sehingga perspektif keuangan di

BPK hanya berupa anggaran belanja saja yang merupakan sumber daya dalam

melaksanakan tugas fungsi dan wewenangnya dalam rangka mencapai

tujuannya Oleh karena itu pencapaian pada perspektif keuangan digunakan

oleh BPK untuk mendukung pencapaian sasaran-sasaran strategis pada ketiga

perspektif lainnya

3 Hasil evaluasi atas perspektif pada BSC sampai tingkat inisiatif strategis yang

telah diterapkan BPK dalam Renstra 2011-2015 beserta pencapaian kinerjanya

sampai dengan tahun 2012 dapat disimpulkan bahwa terdapat dua inisiatif

strategis yang memiliki kinerja sangat baik yaitu realisasinya sama atau

melebih rencana baik dari segi kegiatan anggaran maupun keluaran yaitu

inisiatif strategis 12 dan 21 Dua belas inisiatif strategis yang memiliki kinerja

baik yaitu realisasi kegiatannya melebihi rencana namun untuk realisasi

anggaran maupun keluarannya belum sesuai rencana lima belas inisiatif

strategis yang belum memiliki kinerja kegiatan maupun keluaran baik

sehingga masih memerlukan peningkatan pencapaian realisasi serta tiga

inisiatif strategis yang perlu mendapat perhatian karena realisasi kegiatannya

lebih kecil dari rencana dan mengalami keterlambatan yang sangat banyak dari

rencana yang telah ditetapkan

4 Perspektif BSC yang memiliki kinerja terbaik di BPK adalah perspektif

pelanggan karena realisasi kegiatan dan keluarannya telah melebihi rencana

yang ditetapkan dengan adanya penghematan atas penyerapan anggaran

Sedangkan perspektif BSC yang paling buruk kinerjanya adalah perspektif

keuangan karena dari segi realisasi kegiatan penyerapan anggaran dan

keluarannya masih belum mencapai rencana yang diharapkan

5 BPK telah memiliki suatu mekanisme untuk mengukur pencapaikan kinerja

organisasi dan individu yang berdasarkan metode BSC walaupun masih

terdapat kelemahan dalam mekanisme pengukuran kinerja organisasi dan

individu tersebut

6 Mekanisme pengukuran kinerja organisasi yang ada tidak mampu mengukur

kinerja keseluruhan organisasi karena hanya mampu mengukur kinerja organisasi pada level eselon 1 dan eselon 2 saja sedangkan untuk level eselon

3 eselon 4 maupun struktur fungsional tim pemeriksaan tidak terdapat

mekanisme pengukuran kinerjanya

7 Terdapat ketidakjelasan mengenai sistem mana yang akan dipakai dalam

mekanisme pengukuran kinerja individunya karena sistem yang telah berjalan

21

dari tahun 2011 yaitu MAKIN BPK tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah

nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS yang harus mulai

diterapkan pada 1 Januari 2014

Saran

Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil analisis BSC sebagai suatu

sistem perencanaan strategis dan pengukuran kinerja pada BPK adalah sebagai

berikut

1 Perlu ada penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh keputusan BPK dalam

menempatkan perspektif keuangan di bawah ketiga perspektif BSC lainnya

terhadap pencapaian kinerja inisiatif-inisiatif strategisnya

2 BPK perlu memastikan penyelesaian seluruh kegiatan IS sesuai dengan

rencana dan target yang telah ditetapkan baik dari sisi jadwal penyelesaian

kegiatan rencana keluaran maupun efisiensi pemanfaatan anggaran karena IS

merupakan kegiatan strategis yang mempengaruhi keberhasilan BPK dalam

implementasi Renstra BPK 2011-2015

3 BPK perlu mengubah mekanisme pengukuran kinerja organisasinya sehingga

dapat mengukur kinerja organisasi pada level eselon 3 eselon 4 dan struktur

fungsional tim pemeriksaannya

4 BPK perlu menetapkan mekanisme pengukuran kinerja individu yang jelas dan

sesuai dengan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi

Kerja PNS namun tetap dapat mengukur kompetensi teknis pemeriksanya

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Ilmiah dan Buku

Kaplan Robert S dan David Norton 1992 The Balanced Scorecard Measures that Drive

Performance Harvard Business Review

Luis S dan Biromo PA 2008 Step by Step in Cascading Balanced Scorecard to

Fundamental Scorecards PT Gramedia Pustaka Umum Jakarta

Mahmudi 2010 Manajemen Kinerja Sektor Publik STIE YKPN Jakarta

Mahsun Muhamad 2006 Pengukuran Kinerja Sektor Publik BPFE Yogyakarta

Moleong Lexy 2006 Metodologi Penelitian Kualitatif PT Remaja Rosdakarya

Bandung

Niven PR 2003 Balanced Scorecard Step by Step for Governmental and

Nonprofit Agencies John Wiley amp Sons Inc New York

22

Prawirosentono Suyadi 2008 Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan

Kinerja Karyawan BPFE Yogyakarta

Sekaran Uma 2006 Research Methods for Business Metedologi Penelitian

untuk Bisnis Penerbit Salemba Empat Jakarta

Sugiyono 2008 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Penerbit

Alfabeta Bandung

Umar Haryono 2006 Strategic Control Penerbit Universitas Trisakti Jakarta

Wibowo 2007 Manajemen Kinerja PT Raja Grafindo Parsada Jakarta

Yuwono S Sukarno E dan Ikhsan M 2002 Petunjuk Praktis Penyusunan

Balanced Scorecard-Menuju Organisasi yang Berfoukus pada Strategi

PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Zeithaml V A Berry L L and Parasuraman A 1996 The behavioral consequences of

Service quality Journal of Marketing Vol 60

Peraturan

Keputusan BPK nomor 3KI-XIII252011 Tentang Perubahan atas Keputusan

BPK nomor 7KI-XIII122010 tentang Rencana Strategis BPK Tahun

Anggaran 2011 sampai dengan 2015 Jakarta

Keputusan Sekretaris Jenderal BPK nomor 238KX-XIII252011 Tentang

Rencana Implementasi Renstra BPK TA 2011 sd 2015 Jakarta

Keputusan Sekretaris Jenderal BPK nomor 112KX-XIII222012 Tentang

Manajemen Kinerja Individu Tugas Pemeriksaan Jakarta

Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja

PNS Jakarta

Surat Edaran Sekretaris Jenderal BPK nomor 08SEX-XIII242011 Tentang

Implementasi Sistem Manajemen Kinerja Individu dalam Tugas

Pemeriksaan di Lingkungan BPK Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan

Negara Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2006 Tentang Badan

Pemeriksa Keuangan Jakarta

Page 21: ANALISIS BALANCED SCORECARD SEBAGAI SUATU SISTEM

21

dari tahun 2011 yaitu MAKIN BPK tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah

nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS yang harus mulai

diterapkan pada 1 Januari 2014

Saran

Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil analisis BSC sebagai suatu

sistem perencanaan strategis dan pengukuran kinerja pada BPK adalah sebagai

berikut

1 Perlu ada penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh keputusan BPK dalam

menempatkan perspektif keuangan di bawah ketiga perspektif BSC lainnya

terhadap pencapaian kinerja inisiatif-inisiatif strategisnya

2 BPK perlu memastikan penyelesaian seluruh kegiatan IS sesuai dengan

rencana dan target yang telah ditetapkan baik dari sisi jadwal penyelesaian

kegiatan rencana keluaran maupun efisiensi pemanfaatan anggaran karena IS

merupakan kegiatan strategis yang mempengaruhi keberhasilan BPK dalam

implementasi Renstra BPK 2011-2015

3 BPK perlu mengubah mekanisme pengukuran kinerja organisasinya sehingga

dapat mengukur kinerja organisasi pada level eselon 3 eselon 4 dan struktur

fungsional tim pemeriksaannya

4 BPK perlu menetapkan mekanisme pengukuran kinerja individu yang jelas dan

sesuai dengan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi

Kerja PNS namun tetap dapat mengukur kompetensi teknis pemeriksanya

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Ilmiah dan Buku

Kaplan Robert S dan David Norton 1992 The Balanced Scorecard Measures that Drive

Performance Harvard Business Review

Luis S dan Biromo PA 2008 Step by Step in Cascading Balanced Scorecard to

Fundamental Scorecards PT Gramedia Pustaka Umum Jakarta

Mahmudi 2010 Manajemen Kinerja Sektor Publik STIE YKPN Jakarta

Mahsun Muhamad 2006 Pengukuran Kinerja Sektor Publik BPFE Yogyakarta

Moleong Lexy 2006 Metodologi Penelitian Kualitatif PT Remaja Rosdakarya

Bandung

Niven PR 2003 Balanced Scorecard Step by Step for Governmental and

Nonprofit Agencies John Wiley amp Sons Inc New York

22

Prawirosentono Suyadi 2008 Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan

Kinerja Karyawan BPFE Yogyakarta

Sekaran Uma 2006 Research Methods for Business Metedologi Penelitian

untuk Bisnis Penerbit Salemba Empat Jakarta

Sugiyono 2008 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Penerbit

Alfabeta Bandung

Umar Haryono 2006 Strategic Control Penerbit Universitas Trisakti Jakarta

Wibowo 2007 Manajemen Kinerja PT Raja Grafindo Parsada Jakarta

Yuwono S Sukarno E dan Ikhsan M 2002 Petunjuk Praktis Penyusunan

Balanced Scorecard-Menuju Organisasi yang Berfoukus pada Strategi

PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Zeithaml V A Berry L L and Parasuraman A 1996 The behavioral consequences of

Service quality Journal of Marketing Vol 60

Peraturan

Keputusan BPK nomor 3KI-XIII252011 Tentang Perubahan atas Keputusan

BPK nomor 7KI-XIII122010 tentang Rencana Strategis BPK Tahun

Anggaran 2011 sampai dengan 2015 Jakarta

Keputusan Sekretaris Jenderal BPK nomor 238KX-XIII252011 Tentang

Rencana Implementasi Renstra BPK TA 2011 sd 2015 Jakarta

Keputusan Sekretaris Jenderal BPK nomor 112KX-XIII222012 Tentang

Manajemen Kinerja Individu Tugas Pemeriksaan Jakarta

Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja

PNS Jakarta

Surat Edaran Sekretaris Jenderal BPK nomor 08SEX-XIII242011 Tentang

Implementasi Sistem Manajemen Kinerja Individu dalam Tugas

Pemeriksaan di Lingkungan BPK Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan

Negara Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2006 Tentang Badan

Pemeriksa Keuangan Jakarta

Page 22: ANALISIS BALANCED SCORECARD SEBAGAI SUATU SISTEM

22

Prawirosentono Suyadi 2008 Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan

Kinerja Karyawan BPFE Yogyakarta

Sekaran Uma 2006 Research Methods for Business Metedologi Penelitian

untuk Bisnis Penerbit Salemba Empat Jakarta

Sugiyono 2008 Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R amp D Penerbit

Alfabeta Bandung

Umar Haryono 2006 Strategic Control Penerbit Universitas Trisakti Jakarta

Wibowo 2007 Manajemen Kinerja PT Raja Grafindo Parsada Jakarta

Yuwono S Sukarno E dan Ikhsan M 2002 Petunjuk Praktis Penyusunan

Balanced Scorecard-Menuju Organisasi yang Berfoukus pada Strategi

PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta

Zeithaml V A Berry L L and Parasuraman A 1996 The behavioral consequences of

Service quality Journal of Marketing Vol 60

Peraturan

Keputusan BPK nomor 3KI-XIII252011 Tentang Perubahan atas Keputusan

BPK nomor 7KI-XIII122010 tentang Rencana Strategis BPK Tahun

Anggaran 2011 sampai dengan 2015 Jakarta

Keputusan Sekretaris Jenderal BPK nomor 238KX-XIII252011 Tentang

Rencana Implementasi Renstra BPK TA 2011 sd 2015 Jakarta

Keputusan Sekretaris Jenderal BPK nomor 112KX-XIII222012 Tentang

Manajemen Kinerja Individu Tugas Pemeriksaan Jakarta

Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja

PNS Jakarta

Surat Edaran Sekretaris Jenderal BPK nomor 08SEX-XIII242011 Tentang

Implementasi Sistem Manajemen Kinerja Individu dalam Tugas

Pemeriksaan di Lingkungan BPK Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan

Negara Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2006 Tentang Badan

Pemeriksa Keuangan Jakarta