analisi kasus tindak korupsi susno duadji

28
MID SEMESTER ANALISIS KASUS TINDAK KORUPSI SUSNO DUADJI Nama dan NIM Kelompok II : 1. Novina (12.53.02.0050) 2. Fuji Lestari (12.53.02.0052) 3. Selly (12.53.02.0053) AKUNTANSI FORENSIK Dosen : Dr. Wagimin Sendjaja., MBA., CFE., CA., CPA STIE PROFESSIONAL MANAJEMEN COLLEGE INDONESIA MEDAN 2015

Upload: fujilestari

Post on 16-Dec-2015

81 views

Category:

Documents


25 download

DESCRIPTION

Kasus korupsi yand lakukan mantan kabareskim Susno duadji

TRANSCRIPT

MID SEMESTER

ANALISIS KASUS TINDAK KORUPSI SUSNO DUADJINama dan NIM Kelompok II :

1. Novina

(12.53.02.0050)

2. Fuji Lestari

(12.53.02.0052)

3. Selly

(12.53.02.0053)

AKUNTANSI FORENSIK

Dosen : Dr. Wagimin Sendjaja., MBA., CFE., CA., CPA

STIE PROFESSIONAL MANAJEMEN COLLEGE INDONESIA MEDAN 2015

LEMBAR PENGESAHAN

Nama dan NIM Kelompok II :

1. Novina

(12.53.02.0050)

2. Fuji Lestari

(12.53.02.0052)

3. Selly

(12.53.02.0053)

Kelas

: ACC 12408

Semester

: 7 (term 10)

Jurusan

: Accounting

Judul Makalah: ANALISIS KASUS TINDAK KORUPSI SUSNO DUADJILulus / Tidak Lulus:

Dosen

Dr.Wagimin Sendjaja, MBA, CFE, CA, CPAKATA PENGANTARPuji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat rahmat dan karunia Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mid semester ini dengan baik dan tepat waktu. Tugas mid semester ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Akuntansi Forensik. Adapun judul tugas mid semester yang disusun oleh penulis yaitu mengenai : ANALISIS KASUS TINDAK KORUPSI SUSNO DUADJI.

Dalam menyelesaikan tugas mid semester ini, penulis berusaha sebaik mungkin dalam menerapkan apa yang telah dipelajari selama ini. Namun penulis menyadari bahwa tugas mid semester ini masih jauh dari kesempurnaan dan kemungkinan masih adanya beberapa kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kutipan dan saran yang bersifat membantu untuk perbaikan dan penyempurnaan tugas mid semester ini.Selama menyelesaikan tugas mid semester ini, penulis banyak mendapat bantuan dan dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus dan ikhlas kepada :

1. Bapak Thomas Sumarsan Goh, SE, MM, Selaku Ketua STIE PMCI Medan.

2. Bapak Dr.Wagimin Sendjaja, MBA, CFE, CA, CPA, selaku dosen mata pelajaran Akuntansi Forensik.

3. Seluruh dosen STIE PMCI Medan yang telah memberikan ilmunya selama penulis mengikuti masa perkuliahan dan seluruh staf PMCI Medan.

4. Kepada kedua orang tua, saudara dan saudari, serta teman teman yang selalu memberikan doa untuk keberhasilan penulis.

Demikian tugas mid semester yang kami buat semoga bermanfaat bagi pembaca. Akhir kata, penulis juga mengucapkan maaf apabila terdapat kekurangan dan kesalahan kata-kata dalam pembuatan tugas mid test ini. Sekian dan Terima kasih.Medan, 18 Juni 2015

Penulis,

(NOVINA)

(FUJI LESTARI)

(SELLY)

DAFTAR ISILEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN

LANDASAN TEORI

HASIL DAN PEMBAHASAN

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Tindak pidana korupsi merupakan tindak pidana yang dipandang sebagai sumber hancurnya pembangunan perekonomian di Indonesia. Tindak pidana korupsi ini bahkan dipandang sebagai budaya di negeri tercinta Indonesia. Berbagai usaha pemerintah untuk memberantas korupsi telah dilakukan dan sedang terus diupayakan. Namun, sampai detik ini pun masih banyak kasus korupsi yang terjadi di Negara ini. Banyaknya kasus korupsi ini pun tidak hanya berdampak pada hancurnya perekonomian nasional Indonesia, bahkan dunia internasional pun pernah memasukkan Indonesia sebagai sepuluh besar Negara terkorup di Asia.Salah satu kasus yang sedang marak didengar dari media dan cukup popular dikalangan masyarakat sekarang ialah kasus tindak pidana korupsi dana talangan Bank Century yang melibatkan mantan Kabareskim Polri Susno Duadji.Komjen Pol Drs. Susno Duadji, S.H, M.Sc. (lahir di Pagar Alam, Sumatera Selatan, 1 Juli 1954) adalah mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri (Kabareskrim Polri) yang menjabat sejak 24 Oktober 2008 sampai 24 November 2009. Sebelumnya, beliau menjabat sebagai Wakil Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan Kapolda Jawa Barat. Susno Duadji mempunyai keahlian dibidang kejahatan perbankan, beliau mengikuti pelatihan tentang kejahatan pencucian uang (anti money laundering counterpart training) di Washington, D.C, Amerika Serikat. Beberapa kasus yang melibatkan Susno Duadji antara lain : Kesaksian Mantan Kabareskrim Jenderal Susno Duadji di Pansus Century, rekening haram, dan 6,7 triliun mudah dilacak.Ketika Susno Duadji masih menjabat sebagai Wakil Kepala PPATK, lembaga tersebut menemukan adanya kejanggalan rekening haram tentang aliran dana ke 15 perwira polri yang memiliki dana tidak wajar. Kesaksian Susno Duadji sangat penting bagi Pansus karena beliau menjalankan perintah atasannya (Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri) yang diperintahkan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk menangkap Robert Tantular yang diduga merampok banknya sendiri. Saat Susno Duadji bersaksi, dua mahasiswa di balkon ruang rapat pansus sempat berteriak, Tangkap Maling Century. Kemudian kesaksian Susno Duadji juga diisi perdebatan antar anggota Pansus soal etika di antara mereka.Istilah Cicak dan Buaya begitu popular disemua kalangan pada saat itu ketika Komjen Susno Duadji menjabat sebagai Kabareskim Mabes Polri. Siapa Cicak? dan Siapa Buaya? ketika kini Susno tidak lagi menjadi Kabareskim. Semua berawal ketika Polri ditunding melakukan kriminalisasi terhadap KPK terkait kasus seperti Anggodo-Anggodo dan Century yang berbuntut penahanan dua pimpinan KPK, ketika itu Susno menjabat sebagai Kabareskim, di DPR Susno bersumpah bahwa kasus tersebut tidak ada rekayasa. Cerita berlanjut sampai pada kebijakan presiden untuk menyelesaikan persoalan tersebut diluar pengadilan. Pimpinan KPK kembali ke dalam jabatan dan aktivitasnya.Dalam perkembangannya dan seiring dengan semakin merajalelanya kejahatan korupsi (fraud) dan kejahatn lainnya makan pemberantasan dan pencegahan pencucian uang menjadi keharusan setiap Pemerintah. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul : ANALISIS KASUS TINDAK KORUPSI SUSNO DUADJI.1.2 IDENTIFIKASI MASALAHBerdasarkan Latar Belakang Masalah, maka Identifiasi Masalah yang diperoleh yaitu:

1. Adanya skema fraud dalam analisis kasus tindak korupsi Susno Duadji.

2. Adanya fraud detection dalam analisis kasus tindak korupsi Susno Duadji.3. Adanya fraud investigation dalam analisis kasus tindak korupsi Susno Duadji.4. Adanya fraud prevention dalam analisis kasus tindak korupsi Susno Duadji.5. Adanya tinjauan hukum dalam analisis kasus tindak korupsi Susno Duadji.

1.3 RUMUSAN MASALAH1.1 Apa saja jenis skema fraud yang terdapat dalam analisis kasus tindak korupsi Susno Duadji?

1.2 Bagaimana fraud detection dalam analisis kasus tindak korupsi Susno Duadji?

1.3 Bagaimana fraud investigation dalam analisis kasus tindak korupsi Susno Duadji?

1.4 Bagaimana fraud prevention dalam analisis kasus tindak korupsi Susno Duadji?

1.5 Apa saja tinjauan hukum dalam analisis kasus tindak korupsi Susno Duadji?

1.4 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

1.4.1 TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan penelitian dari tugas mid semester ini, yaitu :

1. Untuk mempelajari apa saja skema fraud dalam analisis kasus tindak korupsi Susno Duadji.2. Untuk mempelajari fraud detection dalam analisis kasus tindak korupsi Susno Duadji.3. Untuk mempelajari fraud investigation dalam analisis kasus tindak korupsi Susno Duadji.4. Untuk mempelajari fraud prevention dalam analisis kasus tindak korupsi Susno Duadji.5. Untuk mempelajari tinjauan hukum dalam analisis kasus tindak korupsi Susno Duadji.1.4.2 MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat penelitian dalam tugas mid semester ini, adalah :1. Bagi penulis, dapat menambah wawasan dan memperluas kemampuan berpikir serta menganalisa masalah secara ilmiah terutama dalam tindak korupsi Susno Duadji.

2. Bagi pembaca, dapat mengetahui inti dari peneletian dan sebagai masukan.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 LANDASAN TEORI

2.1.1 Fraud (Kecurangan)

The Institute of Internal Auditor di Amerika mendefinisikan kecurangan mencakup suatu ketidakberesan dan tindakan ilegal yang bercirikan penipuan yang disengaja. Ia dapat dilakukan untuk manfaat dan atau kerugian organisasi oleh orang di luar atau dalam organisasi ( Karni, 2000:34).

Menurut Michael J.Cormer pengertian fraud sebagai berikut : Fraud is any behavior by which one person gains or intends to gain a dishonest advantage over another. A crime is an intentional act that violates the criminal law under which no legal excuse applies and where there is a state to codify such laws and endorce penalties in response to their breach. The distinction is important. Not all frauds are crims and the majority of crimes are not frauds. Companies lose through frauds, but the police and other enforcement bodies can take action only against crimes.

Yang artinya: Kecurangan merupakan suatu perilaku dimana seseorang mengambil atau secara sengaja mengambil manfaat secara tidak jujur atas orang lain. Kejahatan merupakan suatu tindakan yang disengaja yang melanggar undang-undang kriminal yang secara hukum tidak boleh dilakukan dimana sebuah negara mengikuti hukum tersebut dan memberikan hukuman atas pelanggaran yang dilakukan. Perbedaan ini penting, karena tidak semua kecurangan adalah kejahatan dan sebagian besar kejahatan bukan kecurangan. Perusahaan menderita kerugian akibat kecurangan, tetapi polisi dan badan penegak hukum lainnya bisa mengambil tindakan hanya terhadap kejahatan.

Fraud mengandung beberapa unsur, yaitu:

Tindakan yang disengaja

Kecurangan

Keuntung pribadi/kelompok atau kerugian di pihak lain

Oleh Association of Certified Fraud Examiners (ACFE), internal fraud (tindakan penyelewengan di dalam perusahaan atas institusi) dikelompokan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu:

1. Fraud Terhadap Aset (Asset Misappropriation)

2. Fraud Terhadap Laporan Keuangan (Fraudulent Statements)

3. Korupsi (Corruption)

2.1.2 Pengertian Tindak Pidana KorupsiKorupsi dalam bahasa latin di sebut corruptio cprruptus dalam bahasa belanda disebut corruptie, dalam bahasa inggris disebut corruption arti harfiahnya menunukan kepada perbuatan yang rusak, busuk, bejat, tidak jujur dan dasngkut pautkan dengan keuanggan.

Menurut Transparency International adalah prilaku pejabat publik maupun pegawai publik baik politisi maupun peegawai negeri yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau meperkaya mereka yangd ekat dengan menyalah gunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka.

Korupsi di dalam Blacks Law Dictionary adalah suatu perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk memberikan suatu keuntungan yang tidak sesuatu dengan kewajiban resmi dan hak-hak dari pihak-pihak lain, secara salah menggunakan jabatanya atau karakternya untuk mendapatkan suatu keuntungan untuk dirinya sendiri atau untuk orang lain, bersaman dengan kewajibanya dan hak-hak dari pihak lain.

Dalam pengertian lain, korupsi dapat diartikan sebagai perilaku tidak mematuih prinsip, dilakukan oleh perorangan disektor swsta atau pejabat publik. Dan keputusan dibuat berdasarkan hubungan pribadi atau keluarga, korupsi akan timbul termasuk juga konflik kepetnigan dan nepotisme.2.1.3 Peraturan Tindak Pidana Korupsi Menurut UU1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11Tahun 1980: Tindak Pidana Suap

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1983: Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1994: Perubahan UU 6-1983 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan

4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999: Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme

5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999: Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2000: Perubahan Kedua UU 6-1983 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan

7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20Tahun 2001: Perubahan Atas Undang-undang No. 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002: Kepolisian Negara Republik Indonesia

9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30Tahun 2002: Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

10. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2003: Mahkamah Konstitusi

11. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16Tahun 2004: Kejaksaan Republik Indonesia

12. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2006: Bantuan Timbal Balik Dalam Masalah Pidana

13. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2006: Pengesahan United Nations Convention Against Corruption, 2003 (Konvensi PBB Menentang Korupsi, 2003)

14. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 46Tahun 2009: Pengadilan Tindak Pidana Korupsi

15. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3Tahun 2010: Pencabutan Peraturan Pemerintah Pengganti UU No. 4 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas UU No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

16. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2010; Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang

17. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2011: Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 Tentang Mahkamah Konstitusi

2.1.4 Perkembangan Tindak Pidana Korupsi di Indonesia

Di Indonesia praktek korupsi sudah semakin meluas dan bahkan sudah sampai disegala aspek kehidupan, baik itu ditingkat seluruh kelembagaan di pusat maupun di daerah, korupsi bak seperti pelaku kecanduan narkoba yang sulit diberantas karena sudah menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi setiap saat dan serta manjadi jalan hidup oleh koruptor untuk memperoleh harta kekayaan sebanyak-banyaknya (way of life), tanpa mempedulikan lagi yang namanya hukum serta azas kemanusiaan. Perilaku korupsi di Indonesia dalam sejarahnya sudah menjadi kebiasaan (budaya) yang sulit untuk diberantas, karena banyaknya permasalahan-permasalahan diberbagai aspek yang mendukung terjadinya korupsi itu sendiri. Kompleksitas korupsi ini seolah-olah tidak menjadi permasalahan prioritas yang harus diselesaikan secara bersama-sama namun lebih kepada korupsi dijadikan alat bagi penguasa yang mempunyai wewenang dan otoritas untuk memberikan kesempatan serta peluang untuk dirinya sendiri dan kelompoknya (partai) agar korupsi itu ada dibawah tangannya.

Ini bisa dilihat dari berbagai indikator misalnya dimulainya dari Peraturan PerUndang-Undangan itu sendiri yang memberikan kelemahan-kelamahan terjadinya korupsi, itu baru dilihat dari segi peraturannya yang memberikan peluang atau celah serta kesempatan terjadinya korupsi, belum lagi dari sistem yang bobrok yang diperlakukakan oleh lembaga-lembaga negara pada umumnya yang tidak terkontrol dan anehnya orang yang semulanya adalah seorang yang anti korupsi ketika sudah memasuki sisitem yang bobrok tersebut malah ikut-ikutan masuk ke dalam sistem yang tidak dikehendakinya, jadi orang yang baik, cerdas, profesional, dan mempunyai track record yang bagus tidak menjadi jaminan dia bisa terhindar dari kejahatan korupsi.

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 GAMBARAN KASUSKomjen Pol Drs. Susno Duadji, S.H, M.Sc.(lahir di Pagar Alam, Sumatera Selatan, 1 Juli 1954) adalah mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri (Kabareskrim Polri) yang menjabat sejak 24 Oktober 2008 hingga 24 November 2009. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Wakil Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan Kapolda Jawa Barat.

Nama Susno menjadi bahan pembicaraan masyarakat setelah kasus kriminalisasi pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (Bibit dan Chandra), maupun kasus pembunuhan berencana yang didakwakan kepada Ketua KPK Antasari Azhar direktur PT. Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen. Setelah itu, kasus selanjutnya yang melibatkan antara anggota KPK dan anggota POLRI saat Susno menjabat sebagai Kabareskrim. Ketika Susno di wawancarai di media menyebut istilah Cicak Vs Buaya untuk menggambarkan antara kepolisian dan KPK terkait kasus Anggoro-Anggodo dan kasus Bank Century yang berbuntut pada penahanan dua pimpinan KPK, ketika itu Susno Duadji disinyalir pernah menemui Anggoro di Singapura dan KPK menyatakan akan berniat mengkaji ulang atas dugaan keterlibatan Susno Duadji dalam kaitannya dengan kasus Bank Century yang dilatar belakangi oleh sikap Susno Duadji yang telah memberikan rekaman kasus korupsi Anggodo kepada KPK yang diperdengarkan di Mahkamah Konstitusi.

3.2 KRONOLOGI KASUSCerita Susno memang banyak menimbulkan kontroversi, berikut adalah kronologi kasus Susno Duadji yang dikumpulkan :

2 Juli 2009 : Susno Duadji banyak dibicarakan orang sejak dia berani melontarkan kata-kata kontroversial. Kata-kata kontroversial itu menyinggung persaingan antara KPK dan Polri dan Susno pun menganalogikan persaingan itu seperti Cicak Vs Buaya. Akibatnya, masyarakat mendukung KPK namun mengolok-olok polri.

10 Juli-3 November 2009 : Kontroversi Susno berlanjut. Susno yang saat

itu menjabat sebagai Kabareskrim Mabes Polri mengaku menemu tersangka kasus korupsi Anggoro Widjojo di Singapura.

4 November 2009 : Adnan Buyung Nasution ditunjuk menjadi Ketua Tim 8 untuk menyelesaikan kasus 'Cicak vs Buaya'. Adnan memaksa Kapolri untuk memecat Susno Duadji. 5 November 2009 : Susno Duadji menyatakan mundur dari jabatan sebagai Kabareskrim Mabes Polri.

24 November 2009 : Polri mengambil sikap terkait ulah Susno dan mencopotnya sebagai Kabareskrim Mabes Polri, dan digantikan Irjen Ito Sumardi.

7 Januari 2010 : Susno Duadji dihadirkan sebagai saksi kasus pembunuhan yang melibatkan mantan Ketua KPK Antasari Azhar sebagai terdakwa dalam pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen.

15 Maret 2010: Usai dipecat dan tidak lagi berseragam Susno Duadji melontarkan tudingan ke tubuh polri. Dia menyebut adanya makelar kasus yang melibatkan beberapa petinggi Polri dan melibatkan pegawai Ditjen Pajak Gayus Tambunan. Para petinggi Polri dibuat kesal dengan ulah Susno. Akibatnya, Gayus diperiksa dan akhirnya terbukti ada penggelapan pajak yang merugikan negara miliaran rupiah. 23 Maret 2010 : Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Edward Aritonang mengumumkan kepada media mengenai penetapan tersangka terhadap Susno Duadji. Dan dicekal agar tidak berpergian ke luar negeri. 12 April 2010 : Susno mencoba berangkat menuju Singapura, namun langkahnya keburu ketahuan Polri yang mengejarnya hingga ke Bandara. Sempat terjadi ketegangan dalam penangkapan Susno di Terminal II Pintu D1 Bandara Soekarno-Hatta.

13 April 2010 : Susno menyebut Sjahril Djohan sebagai makelar kasus. Dia juga menuduhnya telah merekayasa kasus PT Salmah Arwana Lestari (SAL) dari perdata menjadi pidana hingga menjerat dirinya. 20 April 2010: Untuk pertama kalinya Susno diperiksa dalam dugaan kasus korupsi dan pencucian uang yang dilakukan mantan pegawai pajak Gayus H Tambunan. 29 September 2010 : Sidang perdana Susno digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Susno didakwa karena telah menerima suap untuk memuluskan kasus PT. Salmah Arowana Lestari (SAL) dan pemotongan dana pengamanan Pilgub Jawa Barat. 24 Maret 2011 : Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menjatuhkan vonis kepada Susno dengan hukuman penjara selama 3,5 tahun, dan denda sebesar Rp 200 juta. Susno juga dituntut membayar uang pengganti Rp 4 miliar atau 1 tahun hukuman penjara. Sementara itu, untuk perkara PT Salmah Arowana Lestari (SAL), Susno dijatuhi hukuman sesuai dakwaan kelima yaitu Pasal 11 UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Dalam kasus korupsi dana pengamanan Pemilihan Gubernur Jawa Barat tahun 2008, pengadilan menjatuhkan vonis kepada Susno yang terbukti karena melanggar Pasal 3 UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dengan ancaman hukuman 20 tahun penjara. Susno pun mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi DKI Jakarta. 11 November 2011 : Banding Susno ditolak Pengadilan Tinggi DKI Jakarta.

22 November 2012 : Mahkamah Agung (MA) juga menolak kasasi Susno Duadji.

17 April 2013 : Jaksa Agung Basrief Arief mengatakan Susno Duadji segera dieksekusi setelah jaksa menerima salinan putusan dari MA.

24 April 2013 : Kejaksaan Tinggi DKI yang dibantu Kejati Jabar dan Kejari Bandung berusaha mengeksekusi Susno dari rumahnya di Dago Pakar, Bandung. Upaya eksekusi itu dihalang-halangi personel polisi dari Polda Jabar dan Yusril Ihza Mahendra. Polda Jabar pun berjanji akan membantu kejaksaan untuk mengeksekusi Susno setelah surat eksekusinya jelas.

3.3 A. SKEMA FRAUDBambang Soesatyo, anggota Pansus menyatakan bahwa Susno menerima surat yang dikirimkan oleh pemegang saham bank century di Singapura, yaitu: Hesham al Warraq dan Rafat Ali Rizvi mengenai kepentingan dalam bail out yang menyatakan mereka siap membayar biaya yang dipakai untuk menyelamatkan bank tersebut.

B. FRAUD DETECTION

Pernyataan oleh Kepala PPATK Yunus Husein mengenai terungkapnya 15 rekening perwira polri yang tidak wajar yang diduga berkaitan dengan Susno Duadji dimana Susno masih menjabat di PPATK pada masa itu. Dicuragi Susno mengetahui semua nama-nama perwira yang bersangkutan karena ke-15 rekening yang dicurigai tersebut menggunakan nama asli perwira polri yang bersangkutan. C. FRAUD INVESTIGATIONSusno Duadji dihadirkan sebagai saksi kasus pembunuhan yang melibatkan mantan Ketua KPK Antasari Azhar sebagai terdakwa dalam pembunuhan Direktur PT. Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen.

Humas Polri, Irjen Pol Edward Aritonang mengumumkan kepada media mengenai penetapan tersangka terhadap Susno Duadji dan dicekal agar tidak berpergian ke luar negeri.

Selain itu, Susno juga diperiksa dalam dugaan kasus korupsi dan pencucian uang yang dilakukan mantan pegawai pajak Gayus H Tambunan.D. FRAUD PREVENTION

Peraturan di Bank Indonesia seharusnya tidak boleh berubah secara mendadak. Bank Indonesia harus mengikuti prosedur yang ditetapkan sehingga pencairan dana ke Bank Century tidak akan terjadi apabila prosedurnya diikuti. Begitu juga dengan otoritas pencairan dananya.E. TINJAUAN HUKUMPengadilan Negeri Jakarta Selatan menjatuhkan vonis kepada Susno dengan hukuman penjara selama 3,5 tahun, dan denda sebesar Rp 200 juta. Susno juga dituntut membayar uang pengganti Rp 4 miliar atau 1 tahun hukuman penjara.

Dalam kasus korupsi, pengadilan menjatuhkan vonis kepada Susno yang terbukti karena melanggar Pasal 3 UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dengan ancaman hukuman 20 tahun penjara.BAB IVKESIMPULAN

Berdasarkan analisis yang dilakukan, maka kesimpulan yang diperoleh, yaitu:

Susno Duadji merupakan seorang yang mempunyai keahlian di bidang kejahatan perbankan, mengikuti pelatihan tentang kejahatan penggelapan dana dan tindak korupsi.

Atas tindakannya, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menjatuhkan vonis kepada Susno dengan hukuman penjara selama 3,5 tahun, dan denda sebesar Rp 200 juta. Susno juga dituntut membayar uang pengganti Rp 4 miliar atau 1 tahun hukuman penjara.Selain itu, pengadilan juga menjatuhkan vonis kepada Susno yang terbukti karena melanggar Pasal 3 UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dengan ancaman hukuman 20 tahun penjara.

Dimana Susno mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi DKI Jakarta namun ditolak.

DAFTAR PUSTAKA

1. http://sobatbaru.blogspot.com/2010/05/pengertian-kecurangan.html2. http://jurnalakuntansikeuangan.com/2012/05/apa-itu-fraud-apa-saja-jenis-modusnya-plus-contoh-di-bag-mana-terjadi/3. http://www.pengertianpakar.com/2015/02/pengertian-dan-ciri-korupsi-menurut.html#_4. http://www.kompasiana.com/iskandarjet/kronologi-cicak-vs-buaya-dari-anggoro-bibit-chandra-lalu-ke-susno_54fd6183a33311751f50fccf5. http://www.merdeka.com/peristiwa/kronologi-kasus-susno-duadji.html6. https://korandemokrasiindonesia.wordpress.com/2010/01/19/pansus-century-susno-duaji-susno-duadji-siap-buka-bukaan-di-pansus-century/7. http://www.kompasiana.com/muhamtu/peraturan-perundang-undangan-mengenai-korupsi-extra-ordinary-crime_54f73113a33311b26d8b468bi