anak hiperbilirubin

45
Berat Badan Lahir Rendah disertai Hiperbilirubinemia pada Neonatus Kurang Bulan Regina Enggeline* Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No.6, Telp 56942061, Jakarta Pendahuluan Di negara-negara berkembang, mayoritas bayi dengan BBLR dilahirkan aterm dan sudah menderita retardasi pertumbuhan intrauteri sebagai akibat dari maternal stunting dan gizi kurang yang terjadi sebelum serta selama kehamian dan/ atau sebagai akibat dari infeksi yang sering terjadi seperti malaria. Skenario 15 Bayi berusia 34 minggu gestasi lahir spontan pervaginam dengan berat 2000gr dan ketuban sedikit keruh. Bayi menangis kuat, aktif, denyut jantung 140x/menit. (+) reflex bersin dengan ekstremitas sedikit biru. Setelah 48 jam dirawat gabung dengan ibunya, bayi tampak kuning dari kepala hingga dada, namun kuat menyusu dan aktif. Pembahasan Anamnesis 1 | Page

Upload: mirah-wilayadi

Post on 28-Dec-2015

26 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

makaklah

TRANSCRIPT

Page 1: Anak Hiperbilirubin

Berat Badan Lahir Rendah disertai

Hiperbilirubinemia pada Neonatus Kurang Bulan

Regina Enggeline*

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara No.6, Telp 56942061, Jakarta

Pendahuluan

Di negara-negara berkembang, mayoritas bayi dengan BBLR dilahirkan aterm dan sudah

menderita retardasi pertumbuhan intrauteri sebagai akibat dari maternal stunting dan gizi

kurang yang terjadi sebelum serta selama kehamian dan/ atau sebagai akibat dari infeksi yang

sering terjadi seperti malaria.

Skenario 15

Bayi berusia 34 minggu gestasi lahir spontan pervaginam dengan berat 2000gr dan ketuban

sedikit keruh. Bayi menangis kuat, aktif, denyut jantung 140x/menit. (+) reflex bersin dengan

ekstremitas sedikit biru. Setelah 48 jam dirawat gabung dengan ibunya, bayi tampak kuning

dari kepala hingga dada, namun kuat menyusu dan aktif.

Pembahasan

Anamnesis

1. Identitas pasien : Nama pasien, Nama suami atau keluarga terdekat, Alamat, Agama,

Pendidikan terakhir, Suku bangsa.

2. Keluhan utama

- Demam , terlihat kuning, batuk, menangis terus-menerus, dan sebagainya.

3. Keluhan tambahan

4. Informasi kehidupan bayi

- Apakah kehamilan, persalinan, dan kelahiran normal?

*NIM: 10.2010.252, Kelompok : D4, Email : [email protected]

1 | P a g e

Page 2: Anak Hiperbilirubin

- Berapa berat lahir bayi?

- Bagaimana keadaan bayi pada hari pertama kehidupannya?

- Apakah bayi mendapat ASI?

- Bagaimana kelengkapan organ bayi setelah lahir?

- Bagaimana nilai skor APGAR bayi?

- Adakah kelainan kongenital yang ditemukan? 1

5. Informasi kesehatan Ibu

- Bagaimana keadaan setelah melahirkan?

- Adakah nyeri di abdomen atau bagian tubuh lain?

- Ada demam?

- Nafsu makan menurun atau tidak?

- Bagaimana BAK dan BAB?

- Bagaimana riwayat pernikahan, kehamilan, dan persalinan sebelumnya?

Pemeriksaan Fisik

Evaluasi Neonatus

1. menilai tahap pertumbuhan dan perkembangan janin, kesesuaian usia kehamilan

2. menilai adaptasi neonatal (skor Apgar, refleks)

3. menilai fisik neonatal secara sistematik (ada/tidak kelainan morfologi/fisiologi)

4. memberi identifikasi : jenis kelamin, berat badan, panjang badan

5. menentukan penanganan yang diperlukan

Klasifikasi neonatus menurut masa gestasi : 2,3

1. kurang bulan (preterm infant) : kurang 259 hari (37 minggu)

2. cukup bulan (term infant) : 259 sampai 294 hari (37-42 minggu)

3. lebih bulan (postterm infant) : lebih dari 294 hari (42 minggu) atau lebih.

2 | P a g e

Page 3: Anak Hiperbilirubin

Klasifikasi neonatus menurut berat lahir : 2,3

1. Berat badan neonatus pada saat kelahiran, ditimbang dalam waktu satu jam sesudah lahir.

Bayi berat lahir cukup : bayi dengan berat lahir > 2500 g.

2. Bayi berat lahir rendah (BBLR) / Low birthweight infant: bayi dengan berat badan lahir

kurang dari 1500 – 2500 g.

3. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) / Very low birthweight infant : bayi dengan berat

badan lahir 1000 – 1500 g.

4. Bayi berat lahir amat sangat rendah (BBLASR) / Extremely very low birthweight infant :

bayi lahir hidup dengan berat badan lahir kurang dari 1000 g.

Klasifikasi menurut berat lahir terhadap masa gestasi dideskripsikan masa gestasi dan ukuran

berat lahir yang sesuai untuk masa kehamilannya : 2,3

1. neonatus cukup/kurang/lebih bulan (NCB/NKB/NLB)

2. sesuai/kecil/besar untuk masa kehamilan (SMK/KMK/BMK)

Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) dapat dikelompokkan menjadi: 2,3

1. Bayi Prematur atau Bayi Pre-Term

Bayi yang berumur kehamilan 37 minggu tanpa memperhatikan berat badan. Sebagian

besar bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram adalah bayi

prematur.Menurut WHO, bayi prematur adalah bayi lahir hidup sebelum usia kehamilan

minggu ke-37 (dihitung dari hari pertama haid terakhir). The American Academy Of

Pediatric, mengambil batasan 38 minggu untuk menyebut prematur.

Klasifikasi bayi prematur

         Berdasarkan atas timbulnya bermacam-macam masalah pada derajat prematuritas maka

bayi prematur digolongkan dalam tiga kelompok yaitu: 4

a.       Bayi yang sangat prematur (extremely premature), yaitu umur kehamilan 20-27

minggu. Bayi dengan masa gestasi 20-27 minggu masih sangat sukar hidup

terutama di negara yang belum atau sedang berkembang. Bayi dengan masa

gestasi 20-27 minggu masih mungkin dapat hidup dengan perawatan yang sangat

intensif (perawatan yang sangat terlatih dan menggunakan alat-alat yang canggih)

agar dicapai hasil yang maksimal.

b.       Bayi pada derajat prematur yang sedang (moderately premature),yaitu umur

kehamilan 28-32 minggu. Pada golongan ini kesanggupan untuk hidup jauh lebih

3 | P a g e

Page 4: Anak Hiperbilirubin

baik dari golongan pertama dan gejala sisa dihadapinya di kemudian hari juga

lebih ringan, agar pengelolaan terhadap bayi ini betul-betul intensif.

c.        Borderline prematur: masa gestasi 32-36

2. Bayi Dismatur

Bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari berat badan yang seharusnya untuk

masa kehamilannya, yaitu berat badan dibawah persentil 0 pada kurva pertumbuhan

intra uterin, bisa disebut dengan bayi kecil untuk masa kehamilan.

Skor APGAR

Skor Apgar atau nilai Apgar (bahasa Inggris: Apgar score) adalah sebuah metode

yang diperkenalkan pertama kali pada tahun 1952 oleh Dr. Virginia Apgar sebagai sebuah

metode sederhana untuk secara cepat menilai kondisi kesehatan bayi baru lahir sesaat setelah

kelahiran. Apgar yang berprofesi sebagai ahli anestesiologi mengembangkan metode skor ini

untuk mengetahui dengan pasti bagaimana pengaruh anestesi obstetrik terhadap bayi.

Skor Apgar dihitung dengan menilai kondisi bayi yang baru lahir menggunakan lima

kriteria sederhana dengan skala nilai nol, satu, dan dua. Kelima nilai kriteria tersebut

kemudian dijumlahkan untuk menghasilkan angka nol hingga 10. Kata "Apgar" belakangan

dibuatkan jembatan keledai sebagai singkatan dari Appearance, Pulse, Grimace, Activity,

Respiration (warna kulit, denyut jantung, respons refleks, tonus otot/keaktifan, dan

pernapasan), untuk mempermudah menghafal.

Lima kriteria Skor Apgar:

Akronim Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2

AppearanceWarna

kulitseluruhnya biru

warna kulit tubuh normal merah

muda,

tetapi tangan dan kaki kebiruan

(akrosianosis)

warna kulit tubuh,

tangan, dan kaki

normal merah muda,

tidak ada sianosis

PulseDenyut

jantungtidak ada <100 kali/menit >100 kali/menit

GrimaceRespons 

refleks

tidak ada respons

terhadap stimulasi

meringis/menangis lemah ketika

distimulasi

meringis/bersin/batuk

saat stimulasi saluran

napas

Activity Tonus lemah/tidak ada sedikit gerakan bergerak aktif

4 | P a g e

Page 5: Anak Hiperbilirubin

otot

Respiration Pernapasan tidak ada lemah atau tidak teratur

menangis kuat,

pernapasan baik dan

teratur

Tes ini umumnya dilakukan pada waktu satu dan lima menit setelah kelahiran, dan dapat

diulangi jika skor masih rendah.

Jumlah skor Interpretasi Catatan

7-10 Bayi normal

4-6 Agak rendah

Memerlukan tindakan medis segera seperti penyedotan lendir yang

menyumbat jalan napas, atau pemberian oksigen untuk membantu

bernapas.

0-3 Sangat rendah Memerlukan tindakan medis yang lebih intensif

Jumlah skor rendah pada tes menit pertama dapat menunjukkan bahwa bayi yang baru

lahir ini membutuhkan perhatian medis lebih lanjut tetapi belum tentu mengindikasikan akan

terjadi masalah jangka panjang, khususnya jika terdapat peningkatan skor pada tes menit

kelima. Jika skor Apgar tetap dibawah 3 dalam tes berikutnya (10, 15, atau 30 menit), maka

ada risiko bahwa anak tersebut dapat mengalami kerusakan syaraf jangka panjang. Juga ada

risiko kecil tapi signifikan akankerusakan otak. Namun demikian, tujuan tes Apgar adalah

untuk menentukan dengan cepat apakah bayi yang baru lahir tersebut membutuhkan

penanganan medis segera; dan tidak dibuat untuk memberikan prediksi jangka panjang akan

kesehatan bayi tersebut.4,5

Ballard Score

Ballard score merupakan suatu versi sistem Dubowitz. Pada prosedur ini penggunaan

kriteria neurologis tidak tergantung pada keadaan bayi yang tenang dan beristirahat, sehingga

lebih dapat diandalkan selama beberapa jam pertama kehidupan. Penilaian menurut Ballard

adalah dengan menggabungkan hasil penilaian maturitas neuromuskuler dan maturitas fisik.

Kriteria pemeriksaan maturitas neuromuskuler diberi skor, demikian pula kriteria

pemeriksaan maturitas fisik. Jumlah skor pemeriksaan maturitas neuromuskuler dan maturitas

fisik digabungkan, kemudian dengan menggunakan tabel nilai kematangan dicari masa

gestasinya. 5

5 | P a g e

Page 6: Anak Hiperbilirubin

Maturitas Fisik

      1.      Kulit

Pematangan kulit janin melibatkan pengembangan struktur intrinsiknya bersamaan

dengan hilangnya bertahap lapisan pelindung, yang kaseosa vernix. Oleh karena itu,

mengental, mengering dan menjadi kusut dan / atau kulit, dan mungkin mengembangkan

ruam sebagai pematangan janin berlangsung. Fenomena ini dapat terjadi di berbagai langkah

pada janin individu tergantung di bagian atas kondisi ibu dan lingkungan intrauterin. Sebelum

pengembangan epidermis dengan perusahaan stratum korneum, kulit transparan dan

mematuhi agak ke jari pemeriksa. Kemudian menghaluskan, mengental dan menghasilkan

pelumas, dengan vernix, yang menghilang menjelang akhir kehamilan.

Pada jangka panjang dan pasca-panjang, janin dapat mengalihkan mekonium ke dalam cairan

ketuban. Hal ini dapat menambahkan efek untuk mempercepat proses pengeringan,

menyebabkan mengelupas, retak, dehidrasi, dan menanamkan sebuah perkamen, kemudian

kasar, penampilan untuk kulit. Untuk tujuan penilaian, alun-alun yang menggambarkan kulit

bayi yang paling dekat harus dipilih.6

      2.      Lanugo

Lanugo adalah rambut halus menutupi tubuh janin. Dalam ketidakdewasaan ekstrim,

kulit tidak memiliki apapun lanugo. Hal ini mulai muncul di sekitar minggu 24 sampai 25 dan

6 | P a g e

Page 7: Anak Hiperbilirubin

biasanya berlimpah, terutama di bahu dan punggung atas, pada minggu 28 kehamilan.

Penipisan terjadi pertama di atas punggung bawah, mengenakan pergi sebagai kurva tubuh

janin maju ke posisinya matang, tertekuk. Daerah kebotakan muncul dan menjadi lebih besar

dari daerah lumbo-sakral. Pada sebagian besar janin kembali tanpa lanugo, yaitu, bagian

belakang adalah sebagian besar botak. Variabilitas dalam jumlah dan lokasi lanugo pada usia

kehamilan tertentu mungkin disebabkan sebagian ciri-ciri keluarga atau nasional dan untuk

pengaruh hormonal, metabolisme, dan gizi tertentu. Sebagai contoh, bayi dari ibu diabetes

khas memiliki lanugo berlimpah di pinnae mereka dan punggung atas sampai mendekati atau

melampaui penuh panjang kehamilan. Untuk tujuan penilaian, pemeriksa memilih alun-alun

yang paling dekat menggambarkan jumlah relatif lanugo pada daerah atas dan bawah dari

punggung bayi.6

      3.     Garis Telapak Kaki

Bagian ini berhubungan dengan kaki besar lipatan di telapak kaki. Penampilan

pertama dari lipatan muncul di telapak anterior di bola kaki. ini mungkin berhubungan

dengan fleksi kaki di rahim, tetapi dikontribusikan oleh dehidrasi kulit. Bayi non-kulit putih

asal telah dilaporkan memiliki lipatan kaki sedikit pada saat lahir. Tidak ada penjelasan yang

dikenal untuk ini. Di sisi lain, percepatan dilaporkan jatuh tempo neuromuskuler pada bayi

hitam biasanya mengkompensasi ini, mengakibatkan pembatalan efek lipatan kaki tertunda.

Oleh karena itu, biasanya tidak ada over-atau di bawah-perkiraan usia kehamilan karena ras

ketika total skor dilakukan. Bayi sangat prematur dan sangat tidak dewasa tidak memiliki

lipatan kaki terdeteksi. Untuk lebih membantu menentukan usia kehamilan ini bayi,

mengukur panjang kaki atau tumit-jari jarak sangat membantu. Hal ini dilakukan dengan

menempatkan kaki bayi pada pita pengukur metrik dan mencatat jarak dari belakang tumit ke

ujung jari kaki yang besar. Untuk tumit-jari jarak kurang dari 40 mm, mencetak dua

dikurangi (-2) diberikan; bagi mereka antara 40 dan 50 mm, skor minus satu (-1).6

4.      Payudara

Tunas payudara terdiri dari jaringan payudara yang dirangsang untuk tumbuh dengan

estrogen ibu dan jaringan lemak yang tergantung pada status gizi janin. pemeriksa catatan

ukuran areola dan kehadiran atau tidak adanya stippling (diciptakan oleh papila berkembang

dari Montgomery). Pemeriksa kemudian palpates jaringan payudara di bawah kulit dengan

memegangnya dengan ibu jari dan telunjuk, memperkirakan diameter dalam milimeter, dan

memilih alun-alun yang sesuai pada lembar skor. Di bawah-dan over-gizi janin dapat

7 | P a g e

Page 8: Anak Hiperbilirubin

mempengaruhi variasi ukuran payudara pada usia kehamilan tertentu. Efek estrogen ibu dapat

menghasilkan ginekomastia neonatus pada kedua hari keempat kehidupan ekstrauterin.6

      5.      Mata / Telinga

Pinna dari telinga janin perubahan itu konfigurasi dan peningkatan konten tulang

rawan sebagai kemajuan pematangan. Penilaian meliputi palpasi untuk ketebalan tulang

rawan, kemudian melipat pinna maju ke arah wajah dan melepaskannya. Pemeriksa mencatat

kecepatan yang pinna dilipat terkunci kembali menjauh dari wajah ketika dirilis, kemudian

memilih alun-alun yang paling dekat menggambarkan tingkat perkembangan cartilagenous.

Pada bayi yang sangat prematur, pinnae mungkin tetap terlipat ketika dirilis. Pada bayi

tersebut, pemeriksa mencatat keadaan pembangunan kelopak mata sebagai indikator

tambahan pematangan janin. Pemeriksa tempat ibu jari dan telunjuk pada kelopak atas dan

bawah, dengan lembut memindahkan mereka terpisah untuk memisahkan mereka. Bayi yang

sangat belum dewasa akan memiliki kelopak mata menyatu erat, yaitu, pemeriksa tidak akan

dapat memisahkan fisura palpebra baik dengan traksi lembut. Bayi sedikit lebih dewasa akan

memiliki satu atau kedua kelopak mata menyatu tetapi satu atau keduanya akan sebagian

dipisahkan oleh traksi cahaya ujung jari pemeriksa. temuan ini akan memungkinkan

pemeriksa untuk memilih pada lembar skor dua dikurangi (-2) untuk sedikit menyatu, atau

minus satu (-1) untuk longgar atau kelopak mata sebagian menyatu. Pemeriksa tidak perlu

heran menemukan variasi yang luas dalam status kelopak mata fusi pada bayi individu pada

usia kehamilan tertentu, karena nilai kelopak mata un-fusi dapat dipengaruhi oleh faktor-

faktor yang terkait dengan stres intrauterin dan humoral tertentu.6

      6.      Genitalia Pria

Testis janin mulai turun mereka dari rongga peritoneum ke dalam kantong skrotum

pada sekitar minggu 30 kehamilan. Testis kiri kanan mendahului dan biasanya memasuki

skrotum pada minggu ke-32. Kedua testis biasanya teraba di atas untuk menurunkan kanal

inguinalis pada akhir minggu ke-33 untuk ke-34 kehamilan. Bersamaan, kulit skrotum

mengental dan mengembangkan rugae lebih dalam dan lebih banyak. Testis ditemukan di

dalam zona rugated dianggap turun. Dalam prematuritas ekstrim skrotum ini datar, halus dan

muncul dibedakan seksual. Pada jangka panjang untuk pasca-panjang, skrotum dapat menjadi

terjumbai dan benar-benar dapat menyentuh kasur ketika bayi terletak terlentang. Catatan:

Dalam kriptorkismus benar, skrotum pada sisi yang terkena tampak tidak berpenghuni,

hipoplasia dan dengan rugae terbelakang dibandingkan dengan sisi yang normal, atau, untuk

kehamilan tertentu, ketika bilateral. Dalam kasus seperti itu, sisi normal harus mencetak gol,

8 | P a g e

Page 9: Anak Hiperbilirubin

atau jika bilateral, skor yang serupa dengan yang diperoleh untuk kriteria kematangan lain

harus diberikan.6

      7.      Genitalia Wanita

Untuk memeriksa bayi perempuan, pinggul harus hanya sebagian diculik, yaitu,

sekitar 45° dari horizontal dengan bayi berbaring telentang. Penculikan berlebihan dapat

menyebabkan klitoris dan labia minora untuk tampil lebih menonjol, sedangkan adduksi

dapat menyebabkan labia majora untuk menutupi atas mereka. Dalam prematuritas ekstrim,

labia dan klitoris yang datar sangat menonjol dan mungkin menyerupai lingga laki-laki.

Sebagai pematangan berlangsung, klitoris menjadi kurang menonjol dan labia minora

menjadi lebih menonjol. Menjelang panjang, baik klitoris dan labia minora surut dan

akhirnya diselimuti oleh labia majora memperbesar. Labia mayora mengandung lemak dan

ukuran mereka dipengaruhi oleh nutrisi intrauterin. Lebih-gizi dapat menyebabkan labia

majora besar di awal kehamilan, sedangkan di bawah-gizi, seperti pada retardasi

pertumbuhan intrauterin atau pasca-jatuh tempo, dapat mengakibatkan labia majora kecil

dengan klitoris relatif menonjol dan labia minora larut kehamilan. Temuan ini harus

dilaporkan seperti yang diamati, karena skor yang lebih rendah pada item ini dalam kronis

stres atau pertumbuhan janin terhambat dapat diimbangi dengan skor lebih tinggi pada neuro-

otot item tertentu.6

Maturitas Neuromuskuler

      1.      Postur

9 | P a g e

Page 10: Anak Hiperbilirubin

Otot tubuh total tercermin dalam sikap yang disukai bayi saat istirahat dan ketahanan

untuk meregangkan kelompok otot individu. Sebagai pematangan berlangsung, janin

meningkat secara bertahap mengasumsikan nada fleksor pasif yang berlangsung dalam arah

sentripetal, dengan ekstremitas bawah sedikit di depan ekstremitas atas. Bayi prematur

terutama pameran dilawan nada ekstensor pasif, sedangkan istilah bayi mendekati

menunjukkan nada fleksor semakin kurang menentang pasif. Untuk mendapatkan item

postur, bayi ditempatkan terlentang (jika ditemukan rawan) dan pemeriksa menunggu sampai

bayi mengendap dalam posisi santai atau disukai. Jika bayi ditemukan telentang manipulasi,

lembut (fleksi jika diperpanjang, memperpanjang jika tertekuk) dari ekstremitas akan

memungkinkan bayi untuk mencari posisi dasar kenyamanan. Fleksi pinggul tanpa hasil

penculikan di posisi katak-kaki seperti yang digambarkan dalam postur persegi # 3. Fleksi hip

diiringi penculikan digambarkan oleh sudut lancip di pinggul di alun-alun postur # 4. Sosok

yang paling dekat menggambarkan postur disukai bayi dipilih.6

      2.      Jendela pergelangan tangan

Pergelangan fleksibilitas dan/atau resistensi terhadap ekstensor peregangan

bertanggung jawab untuk sudut yang dihasilkan dari fleksi pada pergelangan tangan.

Pemeriksa meluruskan jari-jari bayi dan berlaku tekanan lembut pada dorsum tangan, dekat

jari-jari. Dari pra-sangat panjang untuk pasca-panjang, sudut yang dihasilkan antara telapak

tangan dan lengan bawah bayi diperkirakan; > 90 °, 90 °, 60 °, 45 °, 30 °, dan 0 °. Alun-alun

yang tepat pada lembar skor dipilih.6

      3.      Gerakan lengan membalik

Manuver ini berfokus pada nada fleksor pasif otot bisep dengan mengukur sudut

mundur berikut perpanjangan sangat singkat dari ekstremitas atas. Dengan bayi berbaring

telentang, pemeriksa tempat satu tangan di bawah siku bayi untuk dukungan. Mengambil

tangan bayi, pemeriksa sebentar set siku dalam fleksi, maka sesaat meluas lengan sebelum

melepaskan tangan. Sudut mundur yang lengan mata air kembali ke fleksi dicatat, dan alun-

alun yang sesuai dipilih pada lembar skor. Bayi yang sangat prematur tidak akan

menunjukkan apapun mundur lengan. # 4 persegi dipilih hanya jika ada kontak antara

kepalan bayi dan wajah. Ini terlihat dalam jangka panjang dan bayi pasca. Perawatan harus

diambil untuk tidak memegang lengan dalam posisi diperpanjang untuk jangka waktu lama,

karena hal ini menyebabkan kelelahan fleksor dan menghasilkan skor yang palsu rendah

karena untuk mundur fleksor miskin.6

      4.      Sudut popliteal

10 | P a g e

Page 11: Anak Hiperbilirubin

Manuver ini menilai pematangan nada fleksor pasif sendi lutut dengan pengujian

untuk ketahanan terhadap perpanjangan ekstremitas bawah. Dengan berbaring telentang bayi,

dan dengan popok kembali bergerak, paha ditempatkan lembut pada perut bayi dengan lutut

tertekuk penuh. Setelah bayi telah rileks dalam posisi ini, pemeriksa lembut menggenggam

kaki di sisi dengan satu tangan sementara mendukung sisi paha dengan lainnya. Perawatan

diambil tidak untuk mengerahkan tekanan pada paha belakang, karena hal ini dapat

mengganggu fungsi mereka. Kaki diperpanjang sampai resistensi pasti untuk ekstensi

dihargai. Pada beberapa bayi, kontraksi hamstring dapat digambarkan selama manuver ini.

Pada titik ini terbentuk pada sudut lutut oleh atas dan kaki bagian bawah diukur.6

Catatan: a) Hal ini penting bahwa pemeriksa menunggu sampai bayi berhenti menendang

aktif sebelum memperpanjang kaki. b) Posisi terang akan mengganggu kehamilan sungsang

dengan ini manuver untuk 24 sampai 48 jam pertama usia karena kelelahan berkepanjangan

fleksor intrauterin. Tes harus diulang setelah pemulihan telah terjadi; bergantian, skor yang

sama dengan yang diperoleh untuk item lain dalam ujian dapat diberikan.6

      5.      Scarf Sign (Tanda selendang)

Manuver ini tes nada pasif fleksor tentang korset bahu. Dengan bayi terlentang

berbaring, pemeriksa menyesuaikan kepala bayi untuk garis tengah dan mendukung tangan

bayi di dada bagian atas dengan satu tangan. ibu jari tangan lain pemeriksa ditempatkan pada

siku bayi. Pemeriksa dorongan siku di dada, penebangan untuk fleksi pasif atau resistensi

terhadap perpanjangan otot fleksor bahu korset posterior. Titik pada dada yang siku bergerak

dengan mudah sebelum resistensi yang signifikan dicatat. Tengara mencatat dalam rangka

meningkatkan kematangan adalah: jilbab penuh di tingkat leher (-1); aksila kontralateral baris

(0); baris puting kontralateral (1); proses xyphoid (2); baris puting ipsilateral (3), dan aksila

ipsilateral baris (4).6

      6.      Tumit ke Telinga

Manuver ini mengukur nada fleksor pasif tentang korset panggul dengan tes fleksi

pasif atau resistensi terhadap perpanjangan otot fleksor pinggul posterior. Bayi ditempatkan

terlentang dan tertekuk ekstremitas bawah dibawa untuk beristirahat di kasur bersama bagasi

bayi. Pemeriksa mendukung paha bayi lateral samping tubuh dengan satu telapak tangan. Sisi

lain digunakan untuk menangkap kaki bayi di sisi dan tarik ke arah telinga ipsilateral.

Para menebang pemeriksa untuk ketahanan terhadap perpanjangan fleksor panggul korset

posterior dan catatan lokasi dari tumit mana resistensi yang signifikan adalah dihargai.

Tengara mencatat dalam rangka meningkatkan kematangan termasuk resistensi terasa ketika

11 | P a g e

Page 12: Anak Hiperbilirubin

tumit pada atau dekat: telinga (-1); hidung (0); dagu tingkat (1); baris puting (2); daerah pusar

(3), dan femoralis lipatan (4).6

      

Jumlah skor pemeriksaan maturitas neuromuskuler dan maturitas fisik digabungkan,

kemudian dengan menggunakan tabel nilai kematangan dicari masa gestasi sehingga didapat

usia kehamilan dalam minggu.6

Kemudian menggunakan grafik dari Battaglia f dan Lubchenco dicari titik

perpotongan antara umur kehamilan yang kita dapatkan dengan berat badan lahir bayi

sehingga didapat interpretasi apakah bayi tersebut Besar Masa Kehamilan (BMK), Sesuai

Masa Kehamilan (SMK), atau Kecil Masa Kehamilan (KMK).2,3

Kecil Masa Kehamilan (KMK) yaitu jika bayi lahir dengan BB

dibawah persentil ke-10 kurva pertumbuhan janin.

12 | P a g e

Page 13: Anak Hiperbilirubin

Sesuai Masa Kehamilan (SMK) yaitu jika bayi lahir dengan BB

diantara persentil ke-10 dan ke-90 kurva pertumbuhan janin.

Besar Masa Kehamilan (BMK) yaitu jika bayi lahir dengan BB diatas

persentil ke-90 pada kurvapertumbuhan janin.

Pemeriksaan lain :

- Kardiovaskular

Denyut jantung rata-rata 120-160/menit pada bagian apical dengan ritme yang

teratur ; pada saat kelahiran, kebisingan jantung terdengar pada seperempat bagian

intercostals, yang menunjukkan aliran darah dari kanan ke kiri karena hipertensi atau

atelektasis paru.2,4,7

- Gastrointestinal

Penonjolan abdomen; pengeluaran mekonium biasanya terjadi dalam waktu 12

jam; refleks menelan dan menghisap yang lemah ; ketidaknormalan konginetal lain.2

13 | P a g e

Page 14: Anak Hiperbilirubin

- Integumen

Kulit yang bewarna merah atau merah muda, kekuning-kuningan, sianosis

atau campuran bermacam warna ; sedikit vernik kasiosa, dengan rambut lanugo di

sekujur tubuh ; kurus, kulit tampak transparan, halus dan mengkilat ; edema yang

menyeluruh atau dibagian tertentu yang terjadi pada saat kelahiran, kuku pendek

belum melewati ujung jari, rambut jarang atau tidak ada sama sekali, ptekie atau

ekimosis.2,4

- Muskuloskeletal

Tulang kartilago telinga belum tumbuh sempurna, lembut dan lunak ; tulang

tengkorak dan tulang rusuk lunak ;gerakan lemah dan tidak aktif atau letargi.2

- Neurologis

Refleks dan gerakan pada tes neurologis tanpa tidak resisten, gerak refleks

hanya berkembang sebagian ; menelan, mengisap, dan batuk sangat lemah atau tidak

efektif ; tidak ada atau menurunnya tanda neurologis ; mata mungkin menutup atau

mengatup apabila umur belum mencapai 25 sampai 26 ; suhu tubuh tidak stabil,

biasanya hipotermia ; gemetar, kejang, mata berputar-putar, biasanya bersifat

sementara, tetapi mungkin juga ini mengindikasikan adanya kelainan neurologis.2,4

- Paru

Jumlah pernapasan rata-rata antara 40 sampai 60 permenit diselingi dengan

apnea ; pernapasan tidak teratur, dengan laring nasal (nasal melebar), dengkuran,

retraksi (interkostal, suprasternal, substernal).2,7

- Ginjal

Berkemih terjadi setelah 8 jam kelahiran ; ketidakmampuan untuk melarutkan

ekskresi ke dalam urin.

- Reproduksi

Bayi perempuan; Clitoris yang menonjol dengan labia minora yg belum

berkembang; bayi laki-laki: skrotum yg belum berkembang sempurna dengan ruga

yang kecil. Testis tidak turun ke skrotum.4,7

- Sikap

Tangis yang lemah, tidak aktif dan tremor.

14 | P a g e

Page 15: Anak Hiperbilirubin

Pemeriksaan Penunjang

Nilai laboratorium darah neonatus normal

- Hb : 14 – 22 g/dl(kadar Hb-F tinggi, menurun dengan pertambahan usia)

- Ht : 43 – 63 %

- Eritrosit : 4.2 – 6 juta /mm3

- Retikulosit : 3 – 7 %

- Leukosit : 5000 – 30000 /mm3 Jika ada infeksi < 5000/mm3.

- Trombosit : 150000 – 350000 /mm3

- Volume darah : 85 cc/kgBB

Nilai laboratorium cairan otak neonatus normal

- warna : 90 – 94 % xantochrome (kekuning2an jernih)

- Nonne / Pandy (+) Pada usia di atas 3 bulan harus sudahnegatif.

- Protein : 200-220 mg/dl

- Glukosa : 70-80 mg/dl

- Eritrosit : 1000 – 2000 / LPB

- Leukosit 10 – 20 / LPB

menunjukkan fungsi BBB (blood-brain barrier) masih belum sempurna.

Pada bayi prematur: 8

• Jumlah leukosit 18.000/mm3, netrofil meningkat sampai 23.000-24.000/mm3 hari

pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis)

• HT: 43-61% (peningkatan sampai 65% atau lebih menandakan polisitemia, penurunan

kadar menunjukkan anemia atau hemoragic prenatal/perinatal)

• Hb: 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia atau hemolisis

berlebihan)

• Bilirubin total: 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1-2hari, dan 12 mg/dl pada

3-5hari

• Destrosix: tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-rata 40-50

mg/dl meningkat 60-70 mg/dl pada hari ketiga

• Pemantauan elektrolit (Na, K, Cl): biasanya dalam batas normal pada awalnya

• Pemeriksaan analisa gas darah

• Tes kocok/shake test

15 | P a g e

Page 16: Anak Hiperbilirubin

o Interpretasi:

o (+)   : Bila terdapat gelembung-gelembung yang membentuk cincin artinya surfaktan

terdapat dalam paru dengan jumlah cukup.

o (-)    : Bila tidak ada gelembung berarti tidak ada surfaktan.

o Ragu : Bila terdapat gelembung tapi tidak ada cincin.

Radiologi9

Foto thoraks/baby gram pada bayi baru lahir dengan usia kehamilan kurang bulan,

dapat dimulai pada umur 8 jam.

USG kepala terutama pada bayi dengan usia kehamilan 35 minggu dimulai pada umur

2 hari.

Diagnosis Kerja

Berdasarkan skenario, usia bayi 34 minggu gestasi menyatakan neonatus kurang

bulan (NKB), dengan berat badan lahir 2000 gram diukur pada kurva Lubchenco didapatkan

berat badan bayi sesuai masa kehamilan (SMK), namun berat badan tersebut termasuk Berat

Badan Lahir Rendah (BBLR). Kepala dan dada bayi terlihat kuning, dengan kata lain bayi

tersebut mengalami hiperbilirubinemia.

Diagnosis Banding

I. Inkompatibilitas ABO

Penyakit hemolitik dapat terjadi bila antigen golongan darah mayor fetus berbeda

dengan ibunya. Golongan darah mayor adalah A,B,AB, dan O. Ada atau tidak ada antibody

dan antigen menentukan apakah akan terjadi aglutinasi. Antibodi anti A atau anti B yang

terdapat alamiah dan sudah ada dalam sirkulasi maternal melintasi plasenta dan menyerang

SDM fetal, sering menyebabkan hemolisi. Biasanya reaksi hemolitik lebih ringan dari

inkompatibilitas Rh. Jaundis muncul segera setelah lahir (selama 24 jam pertama) dan akdar

bilirubin tak terkonjugasi dalam serum meningkat cepat. Hiperbilirubinemia dan jaundis

terjadi akibat ketidakmampuan hati mengkonjugasi dan mengekskresi kelebihan bilirubin. 10

16 | P a g e

Page 17: Anak Hiperbilirubin

II. Inkompatibilitas Rh

Golongan darah Rh terdiri atas beberapa antigen (dengan D menjadi yang paling

prevalen). Untuk mudahnya, hanya istilah Rh-positif (adanya antigen) dan Rh-negatif( tidak

ada antigen) yang akan didiskusikan disini. Ada atau tidak ada factor Rh yang terjadi natural

menentukan golongan darah.Umumnya tidak ada masalah yang bisa diantisipasi bila

golongan darah Rh ibu dan fetus sama atau bila ibunya Rh-positif dan bayinya Rh-negatif.

Kesulitan baru terjadi bila ibunya Rh-negatif dan bayinya Rh-positif. Meskipun sirkulasi

darah maternal dan fetal terpisah, SDM fetal(dengan antigen asing terhdap ibu) terkadang

dapat mencapai sirkulasi maternal malalui retakan kecil pada pembuluh darah plasenta.

Mekanisme pertahanan natural ibu merespon terhadap se lasing ini dengan memproduksi

antibody-anti Rh.

Dalam keadaan normal, porses isoimunisasi ini tidak berefek pada fetus Rh-positif,

karena sensitisasi inisial terhadap antigen Rh jarang terjadi sebelum onset persalinan. Akan

tetapi, dengan tingginya resiko darah fetal pindah ke sirkulasi maternal selama pemisahan

plasenta, produksi antibody maternal menjadi terangsang. Selama kehamilan berikutnya

dengan fetus Rh-positif, antibody maternal yang sudah terbentuk tadi terhadap sel darah Rh-

positif memasuki sirkulasi fetal, ketika mereka menyerang dan menghancurkan eritrosit fetal.

Karena kondisi ini dimulai inutero, maka fetus berusaha mengompensasi adanya

hemolisis progresif dengan mempercepat kecepatan eritropoiesis, sebagai akibatnya, muncul

SDM imatur(eritroblas) di dalam sirkulasi fetal, dari sini munculnya istilah eritroblastosis

fetalis.

Terdapat banyak variasi dalam perkembangan sensitiasi maternal terhadap antigen

Rh-positif. Sensitisasi dapat terjadi selama kehamilan pertama bila wanita pernah menerima

transfuse darah Rh-positif. Tidak terjadi sensitisasi jika barier plasenta yang kuat

menghambat transfer darah fetal ke dalam sirkulasi maternal. Pada sekitar 10-15% ibu yang

tersensitisasi, tidak terdapat reaksi hemolitik pada bayi yang baru lahir.

Pada kebanyakan eritroblastosis fetalis berat(hidrops fetalis), hemolisis progresif

menyebabkan hipoksia fetal, gagal jantung, edema umum(anasarka), dan efusi ke rongga

pericardial, pleural, dan peritoneal. Bayi dilahirkan mati atau dengan distress respirasi berat.

Deteksi awal isoimunisasi intrauterine dengan ultrasonografi dan pengambilan sampel vili

koriales dan diikuti penganganan dengan transfuse darah fetal memperbaiki hasil secara

dramatis pada fetus yang terkena. 10

17 | P a g e

Page 18: Anak Hiperbilirubin

III. Sepsis Neonatus

Sepsis neonatus terjadi dalam tiga periode, yaitu :

a. Sepsis onset dini

Sering mulai dalam rahim dan biasanya merupakan akibat infeksi yang disebabkan

oleh bakteri dalam saluran genitourinaria ibu. Organisme yang terkait dengan sepsis ini

adalah Streptokokus grup B, E.coli, Klebsiella, L. Monocytogenes, dan H. Influenzae yang

tidak dapat ditentukan tipenya. Kebanyakan bayi yang terinfeksi adalah premature dan

menunjukkan tanda kardiorespirasi nonspesifik, seperti mendengkur, takipnea, dan sianosis

pada saat lahir. Bayi dengan sepsis onset dini harus dievaluasi melalui kultur darah dan cairan

serebrospinal (CSS) melalui pewarnaan gram, hitung jumlah sel, serta kadar protein dan

glukosa CSS. Gas darah arteri harus dimonitor untuk mendeteksi hipoksemia dan asidosis

metabolic yang dapat disebabkan oleh hipoksia, syok, atau keduanya. Tekanan darah, curah

urine, dan perfusi perifer harus dimonitor untuk menentukan kebutuhan untuk mengobati

syok septic dengan cairan dan agen vasopresor.

b. Sepsis onset lambat (8-28 hari)

Biasanya terjadi pada bayi cukup bulan sehat yang dipulangkan dari perawatan bayi baru lahir

normal, dalam kesehatan yang baik. Manifestasi klinis antara lain lesu, susah makan,

hipotonia, apati, kejang, fontanel cembung, demam, dan hiperbilirubinemia direk.

c. Sepsis yang didapat secara nosokomial ( 8hari sampai pulang)

Terjadi terutama pada bayi premature di NICU, banyak dari bayi ini telah dikolonisasi oleh

bakteri resisten-banyak obat yang berasal dari NICU. Manifestasi klinis awal infeksi

nosokomial pada bayi premature dapat tidak kentara dan meliputi apnea dan bradikardia,

instabilitas suhu, perut kembung, dan susah makan. Pada stadium yang lebih lanjut bisa

terlihat syok, DIC, perburukkan status pernapasan, dan reaksi local seperti omfalitis, kotoran

mata, diare, dan impetigo bulosa. 11

Patofisiologi

Ikterus Neonatorum 1

18 | P a g e

Page 19: Anak Hiperbilirubin

Sebagian bayi baru lahir normal yang sehat tampak ikterik setelah lahir. Inutero, bilirubin melewati

plasenta dan diekskresikan oleh ibu. Setelah lahir, bayi harus mengaktivasi sistem ekskresinya sendiri.

Namun, biasanya aktivasi ini mengalami keterlambatan sehingga kadar bilirubin dalam darah

meningkat. Ikterus fisiologis ini tampak pada usia 2-3 hari dan mulai hilang mendekati akhir minggu

pertama. Pada ikterus fisiologis, sebagian besar bilirubin merupakan bilirubin tak terkonjugasi dan

bayi dalam keadaan umum yang baik. Keadaaan ini lebih berat dan lama jika terjadi pada bayi

prematur, jika hipoksia, dan hipoglikemia lebih lanjut membatasi konyugasi bilirubin, dan jika bayi

mengalami ileus atau obstruksi usus sehingga terjadi peningkatan reabsorpsi bilirubin oleh usus.

Bilirubin tak terkonjugasi larut dalam lemak. Sebagian besar terikat dengan albumin dan beredar

dalam sirkulasi darah. Sebagian kecil bilirubin bebas yang keluar dari peredaran darah dan masuk ke

dalam fraksi lemak sel-sel otak, dapat menyebabkan kerusakan sementara ataupun kerusakan

permanen yang dikenal sebagai kerikterus. Ketika hal itu terjadi, bayi akan berperilaku abnormal, sulit

minum,mungkin mengalami kejang, dan timbul opistotonus yaitu punggung melengkung dan kepala

ekstensi ke belakang.

Pada bayi aterm sehat, kadar bilirubin tak terkonjugasi lebih dari 380 µmol/l dianggap berbahaya,

tetapi ambang batas tersebut lebih rendah untuk bayi prematur dan bayi sakit.

Penyebab ikterus neonatorum, menurut waktu kemudian

24 jam pertama Hari kedua-kelima Setelah akhir minggu

kedua

Penyakit hemolisis Fisiologis Ikterus air susu ibu (breast

milk jaundice)

Inkompatibilitas rhesus Infeksi Hipotiroidisme

Inkompatibilitas ABO Hematoma Hepatitis

Defisiensi G6PD Galaktosemia dan

kelainan metabolik lain

Atresia bilier dan masalah

traktus biliaris lainnya

Sferositosis Ikterus non hemolitik

familial

Stenosis pilorus

19 | P a g e

Page 20: Anak Hiperbilirubin

Infeksi kongenital Bayi dari ibu diabetes

Gejala Klinik

Tanda klinis atau penampilan yang tampak sangat bervariasi, bergantung pada usia kehamilan saat

bayi dilahirkan. Makin premature atau makin kecil umur kehamilan saat dilahirkan makin besar pula

perbedaannya dengan bayi yang lahir cukup bulan.

Tanda dan gejala bayi prematur : 2

- Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu.

- Berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gram.

- Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46cm.

- Kuku panjangnya belum melewati ujung jari.

- Batas dahi dan rambut kepala tidak jelas.

- Lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33cm.

- Lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30cm.

- Rambut lanugo masih banyak.

- Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang.

- Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya, sehingga seolah-olah tidak

teraba tulang rawan daun telinga.

- Tumit mengilap, telapak kaki halus.

- Alat kelamin pada bayi laki-laki pigmentasi dan rugae pada skrotum kurang. Testis belum

turun ke dalam skrotum. Untuk bayi perempuan klitoris menonjol, labia minora belum

tertutup oleh labia mayora.

- Tonus otot lemah, sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya lemah.

- Fungsi saraf yang belum atau kurang matang, mengakibatkan reflex isap, menelan dan batuk

masih lemah atau tidak efektif, dan tangisnya lemah.

20 | P a g e

Page 21: Anak Hiperbilirubin

- Jaringan kelenjar mamae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan jaringan lemak

masih kurang.

- Verniks kaseosa tidak ada atau sedikit.

Gejala hiperbilirubinemia

Berdasarkan gejalanya, kuning dibagi menjadi dua, fisiologis (alami) dan patologis

(penyakit). Perbedaannya adalah sebagai berikut:

I. Kuning Fisiologis Adalah kuning yang timbul dalam minggu pertama usia bayi,

biasanya di hari ke tiga atau empat. Kuning fisiologis sendiri terbagi menjadi dua

fase, yaitu:

1. Fase pertama, dimana level bilirubin meningkat:

- Bayi cukup bulan: kuning meningkat sampai dengan hari kelima

dengan kenaikan sampai dengan 12 mg/dL.

- Bayi prematur: kuning meningkat sampai dengan seminggu, dengan

kenaikan serum bilirubin hingga 15 mg/dL.

2. Fase kedua, dimana level bilirubin menurun dalam dua minggu hingga

mendekati nilai normal 2mg/dL:

- Bayi prematur: fase kedua bisa berlangsung lebih dari sebulan.

- Pada bayi yang minum ASI eksklusif, fase kedua dapat berlangsung

hingga lebih dari sebulan.

II. Kuning Patologis, cirinya:

- Kuning timbul dalam 24 jam pertama usia bayi.

- Kenaikan pesat total bilirubin lebih dari 0,5 mg/dL per jam atau 5mg/dL per

24 jam.

- Total bilirubin lebih dari 19,5 mg/dL.

- Direct bilirubin lebih dari 2 mg/dL.10-12

Etiologi

Penyebab bayi lahir prematur :

a. Faktor ibu

- Toksemia gravidarum, yaitu preeklampsi dan eklampsi

21 | P a g e

Page 22: Anak Hiperbilirubin

- Kelainan bentuk uterus (mis. Ukterus bikornis, inkompeten serviks)

- Tumor (mis. Mioma uteri, sistoma)

- Ibu yang menderita penyakit antara lain TBC, penyakit jantung, demam tinggi,dan

lainnya.

- Trauma pada masa kehamilan, missal jatuh atau stress.

- Usia ibu pada waktu hamil kurang dari 20tahun atau lebih dari 35 tahun.

- Plasenta antara lain solusio plasenta, plasenta praevia.

b. Faktor janin

- Kehamilan ganda

- Hidraamnion

- Ketuban pecah dini

- Cacat bawaan

- Infeksi (mis. Rubeolla, sifilis, toksoplasmosis)

- Insufisiensi plasenta

- Inkompatibilitas darah ibu dan janin

c. Faktor plasenta : plasenta previa dan solusio plasenta

d. Tidak diketahui 2

Hiperbilirubinemia

Salah satu fenomena bayi baru lahir diantaranya adalah kuning atau jaundice. Kulit

bayi menguning karena kadar bilirubin yang meningkat sampai diatas 5 mg/dL

(hiperbilirubinemia). Kuning ini biasanya mulai nampak pada hari ketiga atau keempat

setelah bayi lahir dan bisa sampai usia dua-tiga bulan. Ada juga yang dari 24 jam pertama

sudah kuning dan pertama kali yang tampak kekuningan biasanya mata. Setelah itu muka,

lalu dada dan menyusul perut. Ikterus pada bayi baru lahir pada minggu pertama terjadi pada

60% bayi cukup bulan dan 80% bayi kurang bulan. Hal ini adalah keadaan yang fisiologis.

22 | P a g e

Page 23: Anak Hiperbilirubin

Walaupun demikian, sebagian bayi akan mengalami ikterus yang berat sehingga memerlukan

pemeriksaan dan tata laksana yang benar untuk mencegah kesakitan dan kematian.10

Penyebab Umum:11-13

1. Kurang asupan ASI pada bayi ASI eksklusif

Kuning yang paling umum terjadi adalah breastfeeding jaundice. Biasanya ini

disebabkan asupan ASI masih kurang maksimal. Bisa karena latch on belum

sempurna, kurangnya frekuensi menyusui atau kurangnya produksi ASI.

Breastfeeding jaundice tidak berbahaya, yang dibutuhkan hanya memperbanyak

asupan ASI untuk mendorong bilirubin keluar melalui pup bayi.

2. Kelahiran prematur

Bayi prematur belum bisa memproses bilirubin secepat bayi cukup bulan. Mereka

juga minum lebih sedikit dan mencerna lebih lambat. Jadi bilirubin yang terbuang

melalui pup bayi juga lebih sedikit.

3. Perbedaan golongan darah (ABO incompatible)

Bila golongan darah ibu berbeda dengan bayi, bayi mungkin menerima antibodi dari

ibu melalui plasenta yang menyebabkan sel darahnya memecah lebih cepat. Kuning

yang disebabkan oleh perbedaan golongan darah ini munculnya lebih cepat daripada

breastfeeding jaundice.  Pada beberapa bayi baru lahir, tercampurnya dua golongan

darah dalam satu tubuh ini bisa berbahaya.

Epidemiologi

Menurut Word Health organization (WHO) setiap tahun di seluruh dunia terdapat

sekitar 130 juta kelahiran.Satu dari 10 kelahiran tersebut adalah prematur, dan sebagian besar

terjadi di negara-negara miskin di mana harapan hidup rendah, dan perekonomian yang

rendah. Bayi prematur adalah bayi yang lahir di bawah dari 37 minggu atau berat bayi kurang

dari 2.500 gram. Salah satu faktor penyebabnya adalah usia ibu yang sangat muda, dimana

sebagian besar organ-organ reproduksi ibu belum matang seluruhnya. Salah satu penanganan

yang dapat dilakukan adalah perawatan metode kangguru (PMK). Di Indonesia, menurut

Dinkes RI angka kematian bayi (AKB) sebesar 269 (26,9%) per 1000 kelahiran.

Penatalaksanaan

23 | P a g e

Page 24: Anak Hiperbilirubin

Hiperbilirubinemia

Nilai bilirubin dibawah 9 mg/dL -> normal, walau kadang nampak agak kuning.

Tidak perlu tindakan apapun. Boleh dijemur pagi-pagi kalau lagi ada matahari.

Cukupi ASInya.

Nilai bilirubin 9-12 mg/dL -> boleh dilakukan fototerapi, jadwal tidak perlu ketat.

Bisa diambil waktu menyusui disela-sela fototerapi. Diperbanyak asupan ASI.

Nilai bilirubin 12-15 mg/dL -> lakukan fototerapi dengan jadwal ketat, biasanya

dalam satuan per 12 atau 24 jam (misalnya 2 x 24 jam, 3 x 12jam). Ketat di sini

maksudnya proses penyinaran tidak boleh terganggu. Jadi pemberian minum bayi

terpaksa dilakukan di dalam box dengan terus disinari UV. Bila proses terpotong,

waktu yang hilang akan ditambahkan. Asupan ASI justru harus lebih banyak daripada

kondisi dengan bilirubin dibawah 12 mg/dL. Jadi kalau saya akan memilih lamanya

fototerapi molor, tapi bayi mendapat banyak ASI secara langsung karena pemberian

ASI secara langsung juga menjadi jaminan suplainya makin banyak di sesi-sesi

menyusui berikutnya.

Nilai bilirubin diatas 20 mg/dL -> dicek kemungkinan kuning patologis.11-13

Fototerapi UV (ultraviolet)

Nilai bilirubin didapat melalui tes darah. Bila nilai bilirubin lebih dari 9 mg/dL,

biasanya dokter menyarankan fototerapi UV (ultraviolet) atau lebih dikenal dengan ‘disinar’.

Paparan sinar UV diketahui mampu membantu memecah bilirubin. Caranya, bayi ditaruh

dalam box yang diatasnya dipasang lampu ungu (UV). Mata bayi ditutup untuk menghindari

sinar UV yang merusak mata, dan baju bayi dilepas untuk penyerapan maksimal sinar UV.11-

13

Transfusi Immunoglobulin

Pada kasus yang disebabkan oleh perbedaan golongan darah, kenaikan bilirubin

terlalu pesat sehingga fototerapi diperkirakan tidak mampu mengimbangi dan menurunkan

pertambahannya. Dalam kondisi ini tindakan yang disarankan adalah transfusi

immunoglobulin untuk menurunkan level antibodi sehingga mengurangi kecepatan

pemecahan bilirubin.11-13

Transfusi Pertukaran Darah

24 | P a g e

Page 25: Anak Hiperbilirubin

Pada kasus dimana tindakan lain tidak memberikan hasil, bayi akan memerlukan

transfusi penukaran darah. Prosedur ini dilakukan dengan cara beberapa kali mengambil

sedikit darah bayi, mengencerkan (dilute) bilirubin dan antibodi bawaan ibu, kemudian

mentransfusikan kembali darah yang sudah bersih ke bayi. Prosedur ini dilakukan di NICU

(newborn intensive care unit).11=13

Prematur

1. Suhu dan lingkungan

a. Untuk mencegah hipotermia perlu diusahakan lingkungan yang cukup hangat untuk

bayi dan dalam keadaan istirahat konsumsi okigen paling sedikit, sehingga suhu tubuh

bayi tetap normal. Menutupi kepala bayi dengan topi yang membungkus secara baik

tetapi longgar dapat mengurangi kehilangan panas melalui kulit kepala.

b. Inkubator

Inkubator menghangatkan bayi dengan menghembuskanudarahangat ke bayi. Bila

bayi di rawat di dalam incubator maka suhu untuk bayi dengan berat badan kurang

dari 2 kg adalah 35 ˚C dan untuk bayi dengan berat badan 2 kg adalah 34 ˚C agar ia

dapat mempertahankan suhu tubuh sekitar 37 ˚C. Kelembapan incubator berkisar 50%

menghasilkan lingkungan termal yang jauh lebih stabil dan mengurangi kehilangan

panas serta cairan.

2. Pernapasan

Penatalaksanaan jika sindrom gawat napas dengan kortikosteroid antenatal, terapi

surfaktan – profilaksis/penyelamatan melalui selang trakea, terapi oksigen, pencegahan

kolaps paru dengan menggunakan CPAP (continuous positive airway pressure, tekanan

jalan napas positif kontinu) atau PEEP (positive end expiratory pressure, tekanan

ekspirasi akhir positif) pada ventilator mekanis, ekspansi paru dengan memberikan

tekanan inspirasi puncak dengan ventilator mekanis jika perlu

3. Cairan dan elektrolit parenteral

Jenis cairan yang biasanya digunakan adalah glukosa 10% dengan natrium klorida 2-3

mEq/kg/hari, kalium klorida 1-2 mEq/kg/hari, dan kalsium glukonat 200 mg/kg/hari

4. Hiperbilirubinemia

Terapi sinar dan transfusi tukar

25 | P a g e

Page 26: Anak Hiperbilirubin

5. Vitamin K

Untuk mencegah terjadinya pendarahan

6. Anemia

Pemberiaan zat besi dan transfusi darah

7. Pemberian makan

Teknik pemberian makan juga memerlukan perhatian khusus. Banyak bayi prematur tidak

dapat mengisap dari dot dan diberi makan melalui selang. Untuk mereka harus digunakan

selang orogastrik karena selang nasogastnk akan mengurangi diameter saluran napas atas

hingga 50%, dan sebagian besar bayi menyelenggarakan pernapasan secara obligat

melalui hidung. Bayi prematur dergan volume lambung yang kecil harus makan dalam

porsi kecil tetapi sering (biasanya setiap 2 jam). Bayi premature dapat disusui oleh ibunya

ke dalam wadah steril sehingga dapat diberikan melalui selang lambung selama cara

penyusuan ini dibutuhkan. Bila ASI tidak tersedia dapat diberikan susu formula yang

komposisinya mendekati ASI. Asupan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan yang adekuat

adalah kalori, protein, kalsium, fosfor, vitamin D, vitamin E, vitamin B12, asam folat dan

zat besi.

8. Infeksi

Upayakan pencegahan infeksi dari lingkungan: cuci tangan sebelum dan sesudah

memegang bayi; isolasi bayi bila perlu; lakukan prosedur tindakan secara steril; cegah

kontak dengan orang tua yang menderita penyakit infeksi; ajarkan orang tua untuk

melakukan tindakan pencegahan infeksi silang atau perpindahan mikroorganisme.4

26 | P a g e

Page 27: Anak Hiperbilirubin

Komplikasi

Bilirubin indirek yang larut dalam lemak bila menembus sawar darah otak akan

terikat oleh sel otak yang terdiri terutama dari lemak. Sel otak dapat menjadi rusak, bayi

kejang, menderita kernikterus, bahkan menyebabkan kematian. Bila kernikterus dapat dilalui,

bayi dapat tumbuh tapi tidak berkembang. Selain bahaya tersebut, bilirubin direk yang 

bertumpuk di hati akan merusak sel hati menyebabkan sirosis hepatik. Hiperbilirubinemia

(kadar bilirubin tinggi) pada bayi kurang bulan lebih sering terjadi, lebih cepat terlihat, dan

berlangsung lebih lama. Kadar bilirubin di dalam darah bayi kurang bulan juga lebih tinggi

dibanding bayi cukup bulan). Hal ini disebabkan oleh sel hati yang masih imatur, uptake dan

konyugasi bilirubin lambat dan sirkulasi enterohepatik yang meningkat.11,12

Pencegahan

Obat-obatan

Obat yang diberikan kepada wanita hamil yang mengalami gejala kelahiran prematur

di antaranya adalah terbutaline, ritodrine, magnesium sulfate, indomethacin, keterolac, dan

sulindac. Obat-obatan ini berfungsi menghentikan kontraksi dan mampu menunda kelahiran

sampai 2 – 7 hari. Selama penundaan tersebut, wanita hamil akan diberikan steroid seperti

betamethasone dan dexamethasone yang mempercepat pertumbuhan paru-paru dan organ lain

pada bayi dalam kandungan Mama. Steroid ini membantu mengurangi tingkat kematian bayi

yang terlahir prematur sampai lebih dari 30%.  Pemberian obat-obatan ini harus dalam

pengawasan dokter kandungan.14

Pembatasan aktivitas

Beberapa dokter akan menyarankan ibu untuk membatasi aktivitas yang dapat

memicu kontraksi uterus. Beberapa wanita hamil akan disarankan untuk beristirahat

beberapa kali dalam sehari, sementara wanita lainnya akan diminta untuk bedrest

total. Pembatasan aktivitas ini akan mempengaruhi fisik wanita yang sedang hamil,

karena beristirahat terlalu banyak bisa meningkatkan resiko pembekuan darah. Karena

itu wanita hamil yang sedang bedrest akan disarankan untuk melakukan peregangan

sederhana dan gerakan lainnya yang menenangkan.

Efek lain dari pembatasan aktivitas pada wanita hamil adalah rasa bosan, gelisah,

terisolasi, bahkan depresi. Suami harus terus memberikan dukungan kepada istrinya

sehingga peran suami dalam rumah tangga akan bertambah.14

27 | P a g e

Page 28: Anak Hiperbilirubin

Tetap aktif

Salah satu cara untuk menghindari rasa bersalah, bosan, ataupun gelisah saat

bedrest adalah dengan mencari aktivitas baru yang tidak membutuhkan banyak

gerakan berat. Ibu bisa menggunakan waktu ini untuk membangun ikatan dengan si

kecil dalam kandungannya, misalnya dengan membacakan cerita untuk calon bayi.14

Perawatan di Rumah Sakit

Tergantung pada kondisi kesehatan ibu dan faktor lainnya, dokter kandungan

mungkin akan menyarankan ibu untuk dirawat di Rumah Sakit.Bila perawatan di atas

tidak bisa atau terlambat dilakukan, maka dokter akan berusaha yang terbaik untuk

membantu persalinan dengan lancer walaupun prematur, serta menjaga kesehatan

bayi yang terlahir lebih awal. Umumnya persalinan prematur berjalan lebih singkat

dan mudah dibandingkan persalinan normal, terutama karena kepala bayi prematur

umumnya lebih lembut dan kecil dibandingkan bayi yang terlahir normal. Beberapa

kelahiran prematur dilakukan dengan episiotomi.14

Bayi yang terlahir prematur dan BBLR umumnya belum memiliki organ yang

matang. Karena itu, bayi akan memerlukan perawatan khusus dalam inkubator dimana

temperatur lingkungan dapat dikendalikan dan persediaan oksigen dapat disesuaikan

dengan kebutuhan bayi. Selain itu, bayi yang terlahir prematur juga lebih rentan

terhadap infeksi karena daya tahannya terhadap infeksi masih lemah sehingga

perawatan bayi prematur harus dilakukan dengan lebih hati-hati.14

Prognosis

Kebanyakkan bayi BBLR sembuh dari penyakit neonatus tanpa sekuele jangka panjang. Lebih dari

90% bayi dengan berat badan lebih dari 1.500 gr bertahan hidup, dan sebanyak 50% bayed engan

berat badan 750 gr bertahan hidup. Antara 10-25% BBLR yang bertahan hidup menderita masalah

perkembangan ringan, dan 5-10% menderita masalah perkembangan berat; yang paling kecil memiliki

resiko paling besar. Sekuele jangka panjang antara lain retinopati prematuritas dengan kebutaan,

kehilangan pendengaran, hidrosefalus, mikrosefali, retardasi mental, cerebral palsy (diplegia spastik),

insufisiensi paru kronik (BPD), sindrom usus pendek, dan kegagalan pertumbuhan. 10

Penutup

Kesimpulan

28 | P a g e

Page 29: Anak Hiperbilirubin

Pada skenario ini, bayi dengan usia 34 minggu gestasi lahir dengan berat 2000gr lalu setelah 48 jam

tampak kuning mengalami ikterus fisiologis yang terjadi pada bayi-bayi kurang bulan dimana berat

badan sesuai masa kehamilan tetapi termasuk bayi berat lahir rendah. Penanganan yang tepat dengan

pemberian gizi cukup dan menghindari resiko dari infeksi dapat memberikan prognosis yang baik.

Daftar Pustaka

1. Hull David, Johnston Derek I. Dasar-dasar Pediatri. Edisi 3. Jakarta : EGC, 2008. h.4-6, 61-3.

2. Surasmi, Asrining. Perawatan bayi risiko tinggi. Jakarta: EGC, 2003.h.3-53.

3. Ida Bagus Gde Manuaba. Pengantar kuliah obstetri. Jakarta:EGC, 2007.h.282-335.

4. Alpers, Ann. Buku ajar pediatric Rudolph. Edisi 20. Jakarta:EGC, 2006.h.229-86.

5. Leveno, Kenneth J. Obstetri Williams: panduan ringkas. Edisi 21. Jakarta: EGC,

2009.h.282-90.

6. Ballard JL, Khoury JC, Wedig K, et al: New Ballard Score, expanded to include

extremely premature  infants. J Pediatrics 1991; 119:417-23.

7. Ita Lina. http://italina89.wordpress.com/2008/05/87/penyakit-pada-bayi-baru-lahir.

Diakses 3Juni 2013.

8. James, S.R., Ashwill. Nursing Care of Children Principle and Practice. Elsevier:

Philadelphia,2007.p.15-29.

9. Kirpalani, Haresh. Imaging of the newborn. 2nd Edition. New York: Cambridge

University Press, 2011.p.10-1.

10. Robert M. Kliegman, ann M. Arvin. Ilmu kesehatan anak nelson, Jakarta : EGC.h 260-2.

11. Lawrence RA, Lawrence RM. Hyperbilirubinemia and jaundice. Dalam:

Breastfeeding: a guide for the medical profession. Edisi ke-6. St.Louis:

Mosby; 2005. h.532-40.

12. Indrasanto E, Darmasetiawani N, Rohsiswatmo R, Kaban KR.

Hiperbilirubinemia pada neonatus. Dalam: Paket Pelatihan Obstetri dan

Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK). Jakarta: JNPK-KR, IDAI,

POGI,USAID; 2008. h.109-27.

13. Martin CR, Cloherty JP. Neonatal hyperbilirubinemia. Dalam: Cloherty JP,

Eichenwald EC, Stark AR .Manual of Neonatal Care. Edisi ke-6. New York:

McGraw Hill; 2008. h.181-212.

29 | P a g e

Page 30: Anak Hiperbilirubin

14. Anonim. Pregnancy and parenting. http://health.howstuffworks.com/pregnancy-and-

parenting/pregnancy/labor-delivery/treating-preterm-labor.htm. Diakses pada 3 Juni

2013.

30 | P a g e