(alkalimetri) ibprofen
DESCRIPTION
alkaliTRANSCRIPT
Analisis Bahan Awal Obat Menggunakan Metode Volumetri dan Spektrofotometri UV
(Ibuprofen)
Ainun Mardhiah Nst., Dwi Margiati., Fitri Nurul Ramadhani., Filla Feranti
Laboratorium Analisis Farmasi
Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung Sumedang Km.21 Jatinangor 45363
Telp. 022 7996200, Fax 022 7796200 e-mail : [email protected]
Abstract
Ibuprofen or acid 2-(-4-isobutylphenyl) propionate had anti-inflammatory and high analgesic
activity especially for reduced pain due to inflammation in a variety of arthritic and arthritis
conditions. The purpose of this research to establish the level of ibuprofen in the initial material
drug with alkalimetry titration of volumetric method where 0.1 N NaOH as titrant and external
standard method used a UV spectrophotometry. In alkalimetry titration that has been done, the
volume of 0.1 N NaOH were completely reacted with ibuprofen was 6.28 mL, so the level of
ibuprofen was obtained from the titration result was 113.9% where the result was not
accordance with the literature. In the external standard method used a UV spectrophotometry,
the yield of absorbance from the sample solution ibuprofen was 0.3613, so concentration was
obtained from ibuprofen was 239.76 ppm with percentage level was 95.904%. The level was not
accordance with the literature. Determined level of ibuprofen with external standard method
used UV spectrophotometry better than the alkalimetry titration method.
Keywords: Ibuprofen, UV spectrophotometry, alkalimetry titration
Abstrak
Ibuprofen atau asam 2-(-4-Isobutilfenil) propionat mempunyai aktivitas antiradang dan analgesik
yang tinggi terutama untuk mengurangi rasa nyeri akibat peradangan pada berbagai kondisi
rematik dan arthritis. Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan kadar ibuprofen dalam bahan
awal obat dengan metode volumetri yaitu titrasi alkalimetri dimana NaOH 0,1 N sebagai titran
dan metode baku luar menggunakan spektrofotometri UV. Dalam titrasi alkalimetri yang telah
dilakukan, volume NaOH 0,1 N yang habis bereaksi dengan ibuprofen adalah 6,28 mL, sehingga
kadar ibuprofen yang diperoleh dari hasil titrasi tersebut adalah 113,9% dimana hasil tersebut
tidak sesuai dengan literatur. Dalam metode baku luar menggunakan spektrofotometri UV,
larutan sampel ibuprofen menghasilkan absorbansi sebesar 0,3613, sehingga diperoleh kadar
sampel ibuprofen yaitu 239,76 ppm dengan persentase kadar sebesar 95,904%. Kadar yang
diperoleh tidak sesuai dengan literatur. Penetapan kadar ibuprofen dengan metode baku luar
menggunakan spektrofotometri UV lebih baik dibandingkan dengan metode titrasi alkalimetri.
Kata kunci : Ibuprofen, spektrofotometri UV, titrasi alkalimetri
Pendahuluan
Ibuprofen atau asam 2-(-4-Isobutilfenil)
propionat dengan rumus molekul C13H18O2
dan bobot molekul 206.28 memiliki
pemerian berupa serbuk hablur putih hingga
hampir putih, berbau khas lemah, dan tidak
berasa dengan titik lebur 75.0 – 77.50C.
Ibuprofen praktis tidak larut dalam air,
sangat mudah larut dalam etanol, dalam
metanol, dalam aseton, dan dalam kloroform
serta sukar larut dalam etil asetat1. Rumus
bangun dari ibuprofen adalah sebagai
berikut:
Gambar 1. Stuktur kimia Ibuprofen1.
Ibuprofen adalah obat anti radang non
steroid yang mempunyai aktivitas antiradang
dan analgesik yang tinggi, terutama
digunakan untuk mengurangi rasa nyeri
akibat peradangan pada berbagai kondisi
rematik dan arthritis. Ibuprofen memiliki
efek samping iritasi saluran cerna2,3.
Ibuprofen memiliki sifat antipiretik yang
merangsang pusat pengaturan panas di
hipotalamus (bagian otak yang bersifat
sangat peka salah satunya terhadap suhu)
sehingga mengakibatkan vasodilatasi perifer
dengan bertambahnya pengeluaran panas
yang disertai dengan keluarnya banyak
keringat4.
Penelitian ini bertujuan untuk
menetapkan kadar ibuprofen dalam bahan
awal obat dengan metode volumetri dan
metode baku luar (external standar
methods) menggunakan spektrofotometri
UV. Volumetri adalah metode analisis kimia
kuantitatif untuk menentukan kadar analit
dengan menggunakan larutan pereaksi yang
konsentrasinya telah diketahui. Pereaksi
harus bereaksi stoikiometri dengan analit
dan kadar zat dihitung dari volume pereaksi
yang bereaksi ekuivalen dengan analit5.
Analisis volumetri yang cocok untuk
ibuprofen adalah reaksi penetralan. Reaksi
penetralan adalah suatu cara penetapan
kadar suatu zat (asam atau basa) berdasarkan
prinsip netralisasi. Bila sebagai titran
digunakan larutan baku asam, maka
penetapan tersebut dinamakan asidimetri.
Sebaliknya bila larutan baku basa sebagai
titran, maka penetapan itu disebut
alkalimetri. Untuk analisis ibuprofen
dilakukan titrasi alkalimetri yang merupakan
suatu metode sederhana, akurat, ekonomis,
dan merupakan alternatif yang baik yang
telah banyak dilakukan6 karena jika ditinjau
dari nilai pKa, ibuprofen dapat ditetapkan
kadarnya secara alkalimetri7. Kadar
ibuprofen dapat ditetapkan secara titrasi
menggunakan larutan NaOH 0.1 N dengan
indikator fenolftalein yang dapat bereaksi
dengan air sehingga cincin laktonnya
terbuka dan membentuk asam yang
berwarna. Metode ini didasarkan pada
perpindahan proton dari zat yang bersifat
asam8.
Kadar ibuprofen juga dapat ditentukan
dengan metode baku luar (external standar
methods) menggunakan spektrofotometri
UV karena ibuprofen memiliki gugus
kromofor yang dapat menyerap radiasi pada
daerah ultraviolet yaitu pada panjang
gelombang maksimum 265 nm9. Metode
bahan baku luar merupakan metode dengan
membuat serangkaian larutan sampel yang
diketahui kadarnya lalu diukur
menggunakan instrumen pada kondisi yang
sama dengan yang dipakai untuk sampel uji.
Kemudian dibuat kurva kalibrasi antara
respon instrumen dengan konsentrasi analit
dan sampel uji dapat dihitung melalui
interpolasi terhadap persamaan garis yang
diperoleh10. Spektrofotometri UV-Visible
adalah pengukuran energi cahaya oleh suatu
sistem kimia pada panjang gelombang
tertentu dimana sinar ultraviolet mempunyai
panjang gelombang antara 200-400 nm
sedangkan sinar tampak (visible)
mempunyai panjang gelombang 400-750
nm. Spektrofotometri UV-Visible lebih
banyak dipakai untuk analisis kuantitatif
dibandingkan kualitatif. Konsentrasi sampel
dalam larutan dapat ditentukan dengan
mengukur absorbansi pada panjang
gelombang tertentu menggunakan hukum
Lambert-Beer11.
Metode Penelitian
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan terdiri dari batang
pengaduk, beaker glass, buret, kaca arloji,
kertas perkamen, labu erlenmeyer, labu ukur
100 ml, 25 ml, dan 5 mL, neraca analitis,
pipet tetes, pipet volume 10 mL, 2 mL, dan
1 mL, plastik wrap, spatel, spektrofotometer
UV, dan statif.
Bahan yang digunakan adalah aquadest
bebas CO2, etanol, serbuk asam oksalat,
serbuk fenolftalein, serbuk ibuprofen, serbuk
ibuprofen BPFI, dan serbuk natrium
hidroksida.
Titrasi Alkalimetri
1. Pembuatan Larutan Baku NaOH 0,1
N
Sebanyak 2 gram NaOH ditimbang.
Aquadest sebanyak 500 mL dipanaskan
hingga mendidih agar bebas dari CO2.
Serbuk NaOH dilarutkan dalam beaker
glass dengan aquadest bebas CO2 lalu
diaduk hingga larut dan homogen.
2. Pembuatan Larutan Baku Primer
Asam Oksalat
Sebanyak 1,57 gram asam oksalat
ditimbang dan dilarutkan dalam labu
ukur 250 mL dengan aquadest
secukupnya, kemudian aquadest
ditambahkan sampai tanda batas.
3. Pembuatan Indikator Fenolftalein
Sebanyak 200 mg Fenolftalein
ditimbang, dilarutkan dalam beaker glass
dengan etanol 96% sebanyak 60 mL,
lalu aquadest ditambahkan hingga 100
mL.
4. Pembakuan NaOH 0,1 N dengan
Asam Oksalat 0,1 N
Sebanyak 10 mL larutan asam
oksalat dimasukkan ke dalam labu
erlenmeyer. Kemudian, ditambahkan
tiga tetes fenolftalein dan dititrasi
dengan NaOH. Titrasi dilakukan
sebanyak tiga kali (triplo). Volume
NaOH dicatat hingga mencapai titik
akhir titrasi (warna rosa). Normalitas
NaOH dihitung.
5. Penetapan Kadar Ibuprofen
Sebanyak 100 mg ibuprofen
dilarutkan dalam etanol 96% (pH netral)
dalam labu erlenmeyer sebanyak 10 mL
lalu dititrasi dengan NaOH. Titrasi
dilakukan sebanyak tiga kali (triplo).
Volume NaOH dicatat hingga mencapai
titik akhir titrasi (warna rosa). Persentase
kadar ibuprofen dalam sampel
ditentukan. Hasil yang didapatkan
dibandingkan dengan literatur.
Spektrofotometri UV
1. Pembuatan Larutan Baku Standar
Ibuprofen BPFI ditimbang sebanyak
12,5 mg, dimasukkan dalam labu ukur
25 mL, dan ditambahkan etanol sampai
larut lalu ad etanol sampai tanda batas.
2. Pengukuran Panjang Gelombang
Maksimum
Larutan baku stok 500 ppm dipipet
ke dalam kuvet. Absorbansi diukur pada
rentang 190-380 nm. Dihasilkan panjang
gelombang maksimum 266 nm.
3. Pembuatan Kurva Baku
Dipipet 4, 3, dan 2,5 mL larutan
baku stok 500 ppm, dimasukkan masing-
masing ke dalam labu ukur 5 mL, ad
dengan etanol hingga tanda batas
sehingga dihasilkan konsentrasi 400
ppm, 300 ppm, dan 250 ppm. Larutan
tersebut diukur pada panjang gelombang
maksimum 266 nm. Hasil dibuat kurva
kalibrasi dengan persamaan regresi linier
konsentrasi terhadap absorbansi.
4. Pengukur Kadar Ibuprofen
Sampel ibuprofen ditimbang 25 mg
dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL
lalu ditambahkan etanol sampai larut dan
ad etanol sampai tanda batas. Absorbansi
diukur pada panjang gelombang
maksimum 266 nm.
Hasil
1. Absorbansi Larutan Baku dan Sampel
Tabel 1. Absorbansi Larutan Baku Ibuprofen pada λ Maks 266 nm
Konsentrasi larutan baku
Absorbansi 1 Absorbansi 2 Absorbansi 3 Absorbansi rata-rata
500 ppm 0,7466 0,7472 0,7466 0,7468400 ppm 0,5894 0,5887 0,5885 0,5887300 ppm 0,4563 0,4574 0,4570 0,4569250 ppm 0,3742 0,3737 0,3775 0,3753
Tabel 2. Absorbansi Larutan Sampel Ibuprofen pada λ Maks 266 nm
Konsentrasi larutan sampel
Absorbansi 1 Absorbansi 2 Absorbansi 3 Absorbansi rata-rata
250 ppm 0,3607 0,3620 0,3612 0,3613
2. Kurva Kalibrasi Larutan Baku Ibuprofen
250 ppm 300 ppm 400 ppm 500 ppm0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
Kurva Kalibrasi Larutan Baku Ibuprofen
Absorbansi
Abso
rban
si
Diskusi
Telah dilakukan analisis kuantitatif yaitu
penetapan kadar ibuprofen dalam bahan
awal obat dengan metode volumetri dan
metode baku luar (external standar
methods) menggunakan spektrofotometri
UV. Kadar ibuprofen dapat ditentukan
dengan metode titrasi alkalimetri dengan
NaOH 0,1 N. Indikator yang digunakan
adalah fenolftalein yang berubah warna
menjadi merah muda ketika titik ekuivalen
atau kesetaraan mol titran dengan mol titran
terjadi. Dalam pembuatan larutan baku
sekunder NaOH 0,1 N terlebih dahulu
dilakukan pembuatan air bebas CO2 karena
CO2 dapat bereaksi dengan air menjadi
H2CO3 sehingga titrasi dapat menjadi tidak
tepat. Dalam penetapan kadar ibuprofen
dilakukan titrasi sebanyak 3 kali (triplo)
untuk dihasilkan data yang akurat. Volume
NaOH 0,1 N sebagai titran yang habis
bereaksi dengan ibuprofen berturut-turut
adalah 6,1 mL, 6,5 mL, dan 6,2 mL,
sehingga jika dirata-ratakan jumlah titran
yang habis bereaksi dengan ibuprofen
adalah 6,28 mL. Kadar ibuprofen yang
diperoleh dari hasil titrasi tersebut adalah
113,9%. Kadar tersebut tidak sesuai dengan
literatur dimana menurut Depkes RI (2012)
dalam Farmakope Indonesia Edisi Kelima,
kadar ibuprofen yang dipersyaratkan adalah
97-103%. Ketidaksesuaian ini
dimungkinkan terjadi karena kesalahan
dalam titrasi dan ketidakmurnian zat sampel.
Selanjutnya kadar ibuprofen ditentukan
dengan metode baku luar (external standar
methods) menggunakan spektrofotometri
UV. Prinsip dasar pada spektrofotometri UV
adalah sampel harus jernih dan larut
sempurna serta tidak ada partikel koloid
(suspensi). Larutan baku dibuat dengan
berbagai konsentrasi yaitu 500, 400, 300,
dan 250 ppm. Larutan sampel ibuprofen
dibuat dengan dilarutkannya 25 mg dalam
100 mL etanol. Sebenarnya bisa saja jika 2,5
mg sampel dilarutkan dalam 10 mL tetapi
dengan pertimbangan akurasi dari alat
timbang, maka konsentrasi 250 ppm sampel
dibuat dari 25 mg sampel dilarutkan dalam
100 ml etanol karena dikhawatirkan jika
penimbangan dalam jumlah sangat kecil
maka tingkat error akan semakin besar.
Larutan sampel dimasukkan ke dalam kuvet
untuk diukur absorbansinya. Kuvet yang
dipakai tidak boleh berwarna sehingga dapat
mentransmisikan semua cahaya,
permukaannnya secara optis harus benar-
benar sejajar, harus tahan (tidak bereaksi)
terhadap bahan-bahan kimia, tidak boleh
rapuh, dan mempunyai bentuk yang
sederhana. Hasil pengukuran diperoleh
absorbansi pada panjang gelombang
maksimum 266 nm pada larutan baku
dengan konsentrasi 500, 400, 300, dan 250
ppm berturut turut adalah 0,7468, 0,5887,
0,4569, dan 0,3753, sedangkan sampel
dengan konsentrasi 250 ppm menghasilkan
absorbansi sebesar 0,3613. Dengan
persamaan regresi linear dari kurva kalibrasi
larutan baku ibuprofen, maka diperoleh
kadar sampel ibuprofen yaitu 239,76 ppm
dengan persentase kadar sebesar 95,904%.
Kadar yang diperoleh tidak termasuk dalam
rentang syarat literatur yaitu mengandung
tidak kurang dari 97,0% dan tidak lebih dari
103,0% C13H18O2, dihitung terhadap zat
anhidrat12.
Dari dua metode yang telah
dilakukan, dapat dikatakan bahwa metode
penetapan kadar yang lebih baik yaitu
metode baku luar (external standar
methods) menggunakan spektrofotometri
UV. Hal ini karena spektrofotometri UV
memiliki beberapa keuntungan yaitu dapat
digunakan untuk analisis suatu zat dalam
jumlah kecil, pengerjaannya mudah,
sederhana, cukup sensitif dan selektif, dan
biaya relatif murah, serta mempunyai
kepekaan analisis dan tingkat ketelitian
yang cukup tinggi. Pada analisis volumetri
dengan metode titrasi alkalimetri, tingkat
error jauh lebih tinggi dibandingkan
spektrofotometri UV karena pada titrasi
dipengaruhi oleh human error seperti pada
penentuan titik akhir titrasi, teknik titrasi,
dan pembacaan skala buret yang dilakukan
secara manual.
Kesimpulan
Kadar ibuprofen yang diperoleh secara
volumetri dengan metode titrasi alkalimetri
adalah 113,9%, sedangkan kadar ibuprofen
yang diperoleh dengan metode baku luar
(external standar methods) menggunakan
spektrofotometri UV adalah 95,904%.
Penetapan kadar ibuprofen dengan metode
baku luar (external standar methods)
menggunakan spektrofotometri UV lebih
baik dibandingkan dengan metode titrasi
alkalimetri.
Ucapan terima kasih
Penulis mengucapkan terima kasih
kepada kepala laboratorium dan tim dosen
laboratorium analisis farmasi yang telah
memberikan bimbingan dalam pelaksanaan
penelitian dan penyusunan artikel ini serta
asisten laboratorium yang telah
mengarahkan dalam pelaksanaan penelitian.
Daftar Pustaka
1. Depkes RI. Farmakope Indonesia Edisi
Keempat. Jakarta: Depkes RI; 1995.
2. Katzung, GB. Farmakologi Dasar dan
Klinik. Jakarta: Salemba Medika; 2002.
3. Siswandono dan Soekardjo B. Kimia
Medisinal Edisi 2. Surabaya: Airlangga
University Press; 2000.
4. Tjay, TH dan K Rahardja. Obat-Obat
Penting. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo; 2008.
5. Satiadarma, K, et al. Asas
Pengembangan Prosedur Analisis.
Surabaya: Airlangga University Press;
2004.
6. SA Kulichenko and SO Fessenko.
Determination of Ibuprofen and
Novocaine Hydrochloride with The Use
of Water–Micellar Solutions of
Surfactants. Analytica Chimica Acta.
2003;481:149–153.
7. Anonim. British Pharmacopeia Volume
III. London: The Stationery Office;
2007.
8. Basset, J, et al. Buku Ajar Vogel Kimia
Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta:
EGC; 1994.
9. Ebeshi, UB. Comparative Utilization of
Visual, Potentiometric Titrations, and
UV Spectrophotometric Methods in The
Determination of Ibuprofen. African
Journal Of Pharmacy And
Pharmacology. 2009;3(9):426 -431.
10. Ibrahim. Penelitian dan Penilaian
Pendidikan. Bandung: Sinar Baru
Algensindo; 2007.
11. Rohman, Abdul. Kimia Farmasi
Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar;
2007.
12. Depkes RI. Farmakope Indonesia Edisi
Kelima. Jakarta: Depkes RI; 2012.