abstrak -...

108
ABSTRAK Ratu Nurroh, 106013000314. Peningkatan Kemampuan Penggunaan Konjungsi dalam Karangan Argumentasi melalui Penerapan Metode Latihan Individual. Jurusan: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011. Kata dalam mengarang pada hakikatnya adalah mengungkapkan atau menyampaikan suatu gagasan atau ide, pesan dan informasi dengan bahasa tulis. Pengamatan awal peneliti menemukan bahwa permasalahan yang dihadapi guru diantaranya adalah pemahaman siswa yang rendah terhadap kemampuan menulis karangan argumentasi di SMA PGRI 56 Ciputat. Untuk kompetensi ini kepala sekolah menetapkan standar KKM yang cukup (65) dengan pertimbangan tingkat kesulitan materi tersebut bagi siswa. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap kemampuan menulis sehingga siswa dapat memahami penggunaan konjungsi dalam karangan argumentasi dengan tepat melalui penerapan metode latihan individual. Teori yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu. Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas karena peneliti bertujuan memberikan solusi untuk permasalahan yang dihadapi oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar (KBM). Penelitian ini dilakukan di SMA PGRI 56 Ciputat kelas X-2 dengan jumlah siswa perempuan 18 sedangkan jumlah siswa laki-laki 15, jumlah keseluruhan 33 siswa. Hasil yang diperoleh dalam siklus I dengan penerapan metode latihan individu menunjukkan kenaikan nilai rata-rata. Pada pretest, nilai 63,8. Setelah postest meningkat menjadi 74,9 (> nilai KKM 65). Secara kualitatif, penilaian angket menunjukkan terdapat bahwa hasil tingkat antusiasme siswa bertambah dan siswa mampu membuat karangan argumentasi dalam pembelajaran karena adanya penggunaan konjungsi yang tepat.

Upload: phungdang

Post on 28-Mar-2019

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

ABSTRAK

Ratu Nurroh, 106013000314. Peningkatan Kemampuan PenggunaanKonjungsi dalam Karangan Argumentasi melalui Penerapan Metode LatihanIndividual. Jurusan: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas IlmuTarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,2011.

Kata dalam mengarang pada hakikatnya adalah mengungkapkan ataumenyampaikan suatu gagasan atau ide, pesan dan informasi dengan bahasa tulis.Pengamatan awal peneliti menemukan bahwa permasalahan yang dihadapi gurudiantaranya adalah pemahaman siswa yang rendah terhadap kemampuan menuliskarangan argumentasi di SMA PGRI 56 Ciputat. Untuk kompetensi ini kepalasekolah menetapkan standar KKM yang cukup (65) dengan pertimbangan tingkatkesulitan materi tersebut bagi siswa. Berdasarkan permasalahan tersebut, penelititertarik untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap kemampuan menulissehingga siswa dapat memahami penggunaan konjungsi dalam karanganargumentasi dengan tepat melalui penerapan metode latihan individual. Teoriyang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu.

Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas karena penelitibertujuan memberikan solusi untuk permasalahan yang dihadapi oleh guru dalamkegiatan belajar mengajar (KBM). Penelitian ini dilakukan di SMA PGRI 56Ciputat kelas X-2 dengan jumlah siswa perempuan 18 sedangkan jumlah siswalaki-laki 15, jumlah keseluruhan 33 siswa.

Hasil yang diperoleh dalam siklus I dengan penerapan metode latihanindividu menunjukkan kenaikan nilai rata-rata. Pada pretest, nilai 63,8. Setelahpostest meningkat menjadi 74,9 (> nilai KKM 65). Secara kualitatif, penilaianangket menunjukkan terdapat bahwa hasil tingkat antusiasme siswa bertambahdan siswa mampu membuat karangan argumentasi dalam pembelajaran karenaadanya penggunaan konjungsi yang tepat.

Page 2: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGGUNAAN KONJUNGSI

DALAM KARANGAN ARGUMENTASI MELALUI

PENERAPAN METODE LATIHAN INDIVIDUAL

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X SMA PGRI 56 Ciputat)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi

Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S1)

Disusun olehRatu Nurroh106013000314

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIAFAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA

2011 M/1432 H

Page 3: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

ii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENGGUNAAN KONJUNGSI

DALAM KARANGAN ARGUMENTASI MELALUI PENERAPAN

METODE LATIHAN INDIVIDUAL

(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X SMA PGRI 56 Ciputat)

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi

Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Yang mengesahkan,

Dosen Pembimbing,

Makyun Subuki, M.Hum.NIP. 19800305 200901 1 015

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATAULLAH

JAKARTA

1431 H / 2011 M

Page 4: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQASAH

Skripsi berjudul; “Peningkatan Kemampuan Penggunaan Konjungsi dalam

Karangan Argumentasi melalui Penerapan Metode Latihan Individual” diajukan

kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada hari Jumat, 18 Maret

2011 dihadapan dewan penguji. Oleh karena itu, peneliti berhak memperoleh

gelar sarjana S1 (S.Pd.) dalam bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Jakarta, 15 Juni 2011

Panitia Ujian Munaqasah

Tanggal Tanda Tangan

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)

Dra. Mahmudah Fitriyah, ZA., M.Pd. ( ) ( )NIP. 1964212 199703 2 001

Penguji I

Drs. E. Kusnadi ( ) ( )NIP. 19460201 196510 1 001

Penguji II

Dra. Mahmudah Fitriyah, ZA., M.Pd. ( ) ( )NIP. 1964212 199703 2 001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Prof. Dr. H. Dede Rosyada, MA.NIP. 19571005 198703 1 003

Page 5: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

iv

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ratu Nurroh

Tempat/Tanggal Lahir : Serang, 3 September 1987

NIM : 106013000314

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Angkatan Tahun : 2006

Alamat : Jl. Raya Anyer Kp. Pakojan RT. 004/02 No. 15

Serang-Banten 42466

Dengan ini menyatakan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul “Peningkatan

Kemampuan Penggunaan Konjungsi dalam Karangan Argumentasi Melalui

Penerapan Metode Latihan Individual” adalah benar hasil karya sendiri di bawah

bimbingan dosen:

Nama : Makyun Subuki, M.Hum

NIP : 19800305 200901 1 015

Dosen : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap

menerima segala konsekuensinya apabila ternyata skripsi ini bukan hasil karya

sendiri.

Jakarta, 28 Februari 2011

Menyatakan

Ratu Nurroh

Page 6: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

v

ABSTRAK

Ratu Nurroh, 106013000314. Peningkatan Kemampuan PenggunaanKonjungsi dalam Karangan Argumentasi melalui Penerapan Metode LatihanIndividual. Jurusan: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas IlmuTarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,2011.

Kata dalam mengarang pada hakikatnya adalah mengungkapkan ataumenyampaikan suatu gagasan atau ide, pesan dan informasi dengan bahasa tulis.Pengamatan awal peneliti menemukan bahwa permasalahan yang dihadapi gurudiantaranya adalah pemahaman siswa yang rendah terhadap kemampuan menuliskarangan argumentasi di SMA PGRI 56 Ciputat. Untuk kompetensi ini kepalasekolah menetapkan standar KKM yang cukup (65) dengan pertimbangan tingkatkesulitan materi tersebut bagi siswa. Berdasarkan permasalahan tersebut, penelititertarik untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap kemampuan menulissehingga siswa dapat memahami penggunaan konjungsi dalam karanganargumentasi dengan tepat melalui penerapan metode latihan individual. Teoriyang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu.

Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas karena penelitibertujuan memberikan solusi untuk permasalahan yang dihadapi oleh guru dalamkegiatan belajar mengajar (KBM). Penelitian ini dilakukan di SMA PGRI 56Ciputat kelas X-2 dengan jumlah siswa perempuan 18 sedangkan jumlah siswalaki-laki 15, jumlah keseluruhan 33 siswa.

Hasil yang diperoleh dalam siklus I dengan penerapan metode latihanindividu menunjukkan kenaikan nilai rata-rata. Pada pretest, nilai 63,8. Setelahpostest meningkat menjadi 74,9 (> nilai KKM 65). Secara kualitatif, penilaianangket menunjukkan terdapat bahwa hasil tingkat antusiasme siswa bertambahdan siswa mampu membuat karangan argumentasi dalam pembelajaran karenaadanya penggunaan konjungsi yang tepat.

Page 7: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

vi

KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum wr.wb

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT

penguasa seluruh alam yang senantiasa mencurahkan rahmat dan karunia-Nya,

pemberi nikmat tanpa perhitungan, tempatku bersandar, meminta, dan berdoa

serta tempatku bersyukur atas segala nikmat yang tak terhitung jumlahnya yang

terlimpah kepada diriku sehingga penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena

itu, hanya kepada-Nya segala pengabdian dan rasa syukur dikembalikan. Shalawat

serta salam semoga senantiasa tercurah kepada suri tauladan seluruh umat

manusia yakni nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan

pengikutnya yang setia.

Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak

sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun, berkat kerja keras dan doa

serta kesungguhan hati penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Selain

itu keteguhan hati, penulis juga banyak mendapat bantuan dan dorongan motivasi

yang tinggi dari luar sehingga penyelesaian skripsi ini dapat dilaksanakan dengan

baik. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Dra. Mahmudah Fitriyah ZA, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarrif Hidayatullah Jakarta, dengan

keikhlasan, pengertian, dan kesabaran yang tak henti mengingatkan

kepada mahasiswa untuk selalu mengerjakan skripsi hingga termotivasi

untuk menyelesaikan skripsi hingga selesai.

3. Bapak Drs. E. Kusnadi, sebagai dosen penasehat angkatan 2006, yang

telah memberikan ilmu dan waktunya dengan keihklasan, pengertian, dan

kesabaran sampai kita selesai kuliah.

Page 8: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

vii

4. Bapak Makyun Subuki, M.Hum., sebagai dosen pembimbing skripsi yang

senantiasa memberikan pengarahan kepada penulis dengan penuh

kesabaran dan keikhlasan selama membimbing penulis hingga

terselesaikannya skripsi ini.

5. Ibu Rosida Erowati, M.Hum., sebagai dosen PBSI yang telah memberikan

ilmu pengetahuan dan bimbingan serta memberikan masukan-masukan

dan semangat dalam mengarahkan penulis untuk menyelesaikan skripsi

ini.

6. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang

telah mengajarkan dan memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan

kepada penulis selama mengikuti perkuliahan dan senantiasa meluangkan

waktu serta memberikan arahan dan motivasi. Semoga Allah memberikan

balasan dan pahala berganda atas ilmu yang telah diberikan dengan ikhlas

kepada kami semua.

7. Teristimewa untuk (Alm.) Apak dan Umi tercinta yang selalu dan setiap

saat mendoakan serta mencurahkan segala kasih sayang dengan tulus.

Untuk teteh, aa, dan adikku serta seluruh keluarga besarku tersayang yang

selalu memberi penulis motivasi, materi dan doa serta pengertiannya.

Semoga Allah SWT membalasnya dengan segala keindahan dan kebaikan

berlipat ganda.

8. Sahabat-sahabatku Ifalani, Yeti, Ani, Yanti, Sri, Hastri, Syarif, Fauzi dan

sahabat seperjuangan di PBSI yang tidak dapat disebutkan satu persatu

yang selalu memotivasi hingga penulisan skripsi ini selesai. Terima kasih

atas kebersamaannya semoga persahabatan kita tetap abadi, sampai jumpa

dalam kesuksesan.

9. Empo Ana dan Abang yang selalu meluangkan waktu untuk

mendengarkan curhatan penulis dikala sedih. Terimakasih atas

kebersamaannya semoga kalian merasa tidak jenuh mendengarkan

curhatan penulis.

Page 9: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

viii

Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

memberikan konstribusi yang berharga untuk penulis. Semoga bantuan,

bimbingan, dukungan serta semangat, dan do’a yang telah diberikan menjadi pintu

datangnya ridho dan kasih sayang Allah SWT di dunia dan akhirat. Amin yaa

robbal’alamin. Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat untuk penulis dan

juga para pembaca serta untuk kemajuan ilmu pengetahuan khususnya dalam

dunia pendidikan.

Jakarta, Februari 2011

Penulis

Page 10: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

ix

DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................. i

KATA PENGANTAR ................................................................................ ii

DAFTAR ISI .............................................................................................. v

DAFTAR TABEL ...................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. viii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .............................................................. 2

C. Pembatasan Masalah ............................................................ 2

D. Perumusan Masalah ............................................................. 3

E. Tujuan Masalah .................................................................... 3

F. Manfaat Penelitian ................................................................ 3

G. Tinjauan Pustaka .................................................................. 5

BAB II LANDASAN TEORITIS

A. Pengertian Konjungsi ........................................................... 6

B. Pengertian Karangan Argumentasi ...................................... 9

C. Konjungsi dalam Karangan Argumentasi ............................ 14

D. Metode Latihan Individual atau Drill ................................... 15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Khusus Penelitian .................................................... 19

B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 19

C. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian............................. 19

D. Subjek Penelitian .................................................................. 25

E. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian .......................... 25

F. Tahapan Intervesi Tindakan ................................................. 25

Page 11: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

x

G. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ........................ 26

H. Data dan Sumber Data ......................................................... 27

I. Instrumen Pengumpulan Data .............................................. 27

J. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 29

K. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi ......................... 29

L. Analisis Data dan Instrumen Hasil Analisis ......................... 30

M. Pengembangan Perencanaan Tindakan ................................ 31

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan Tindakan .............................. 32

1. Gambaran Umum Sekolah ................................................ 32

2. Penelitian Pendahuluan ..................................................... 37

3. Tindakan Pembelajaran Siklus I ........................................ 38

3.1 Pertemuan Pertama ...................................................... 38

3.2 Pertemuan Kedua ........................................................ 47

B. Pemeriksaan Keabsahan Data .................................................... 55

C. Analisis Data .............................................................................. 56

D. Interpretasi Hasil Analisis .......................................................... 61

E. Pembahasan Temuan Penelitian ................................................. 62

BAB V PENUTUP

A. Simpulan .................................................................................... 64

B. Saran ........................................................................................... 65

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 66

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 12: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Desain Penelitian ................................................................................... 24

3.2 Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa ...................................................... 31

4.1 Kurikulum SMA PGRI 56 Ciputat ......................................................... 33

4.2 Keadaan Tenaga Pengajar SMA PGRI 56 Ciputat ................................ 34

4.3 Keadaan Staf TU SMA PGRI 56 Ciputat .............................................. 36

4.4 Keadaan Penjaga Sekolah SMA PGRI 56 Ciputat ................................. 36

4.5 Keadaan Siswa SMA PGRI 56 Ciputat Menurut Jenis Kelamin ........... 36

4.6 Sarana dan Prasarana SMA PGRI 56 Ciputat Menurut Kondisinya ...... 37

4.7 Hasil Rata-Rata Keaktifan Siswa Pertemuan Pertama ........................... 40

4.8 Rata-Rata Skor Penilaian Siswa terhadap Guru Pertemuan Pertama ..... 41

4.9 Tanggapan Siswa terhadap Tindakan Pertama ...................................... 43

4.10 Nilai Pretest Memahami Karangan Argumentasi ................................ 44

4.11 Presentase Tingkat Penguasaan Belajar untuk Akhir Siklus ................ 45

4.12 Catatan Lapangan Pertemuan Pertama ................................................. 46

4.13 Data Perolehan Siswa Nilai Postest pada Akhir Siklus ....................... 48

4.14 Presentase Tingkat Penguasaan Belajar untuk Akhir Siklus ................ 50

4.15 Hasil Rata-Rata Keaktifan Siswa Pertemuan Kedua ........................... 50

4.16 Rata-Rata Skor Penilaian Siswa terhadap Guru Pertemuan Kedua ..... 52

4.17 Hasil Angket Persepsi Siswa terhadap Metode Latihan Individu ........ 54

4.18 Data Perolehan Nilai Tes pada Akhir Siklus ........................................ 56

4.19 Hasil Rata-rata Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Siklus I ........... 58

4.20 Rata-rata Skor Penilaian Siswa terhadap Guru Siklus I ....................... 59

Page 13: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Siklus Kegiatan PTK ................................................................................ 23

2 Grafik Prestasi Siswa Siklus I ................................................................... 63

Page 14: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

2. Lembar Wawancara Guru

3. Kutipan Wawancara dengan Guru

4. Catatan Lapangan

5. Hasil Lembar Observasi Guru

6. Hasil Lembar Observasi Siswa

7. Lembar Kerja Siswa (Pretest)

8. Wacana Lembar Kerja Siswa (Pretest)

9. Lembar Kerja Siswa (Postest)

10. Jurnal Siswa

11. Hasil Jurnal Siswa

12. Lembar Angket Siswa

13. Hasil Angket Siswa

Page 15: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kata memiliki peranan yang sangat penting bagi penuturnya sebagai alat

komunikasi. Secara ortografis, kata terdiri atas beberapa huruf berjajar yang

membentuk suatu makna. Dalam hal ini, kata juga menjadi suatu pembentuk

kalimat, seperti dalam karang-mengarang. Kata dalam mengarang pada

hakikatnya adalah mengungkapkan atau menyampaikan suatu gagasan atau ide,

pesan dan informasi dengan bahasa tulis. Di dalam komunikasi tertulis terdapat

empat unsur, yaitu penulis sebagai penyampai pesan, pesan atau isi tulisan,

penulis sebagai medium tulisan, dan pembaca sebagai penerima pesan. Sebagai

salah satu bentuk komunikasi bahasa, mengarang dapat didefinisikan sebagai

suatu kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan tulisan sebagai medium

kepada pembaca.1

Kegiatan mengarang merupakan kegiatan menulis yang mengikuti alur

secara bertahap dan berurutan. Dalam hal tersebut kita ketahui kegiatan

mengarang itu terbagi tiga tahap, yakni (1) tahap kegiatan prapenulisan

(prewriting), (2) tahap kegiatan penulisan (writing), dan (3) tahap kegiatan

pascapenulisan (post-writing). Dengan begitu, pada saat akan menuangkan pikiran

atau gagasan dalam bentuk tulisan, kita mencari kata yang tepat untuk mewadahi

pikiran tersebut, yakni diksi. Diksi yang dimaksud adalah mengacu pada

pemakaian konjungsi dalam karangan argumentasi.

Diksi di sini mengandung teknis sebagai pemilihan kata dalam mengarang.

Tujuan pemilihan kata tersebut agar orang lain dapat memahami pikiran dan

perasaan pengarang secara mengena. Oleh karena itu, pemilihan kata merupakan

unsur yang sangat penting dalam mengarang. Dalam mengarang itu sendiri tidak

terlepas dengan penggunaan kata penghubung atau konjungsi. Konjungsi adalah

kata tugas yang menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat; kata dengan

1 Sabarti Akhadiah, dkk., Menulis I, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2001), h. 1.3.

Page 16: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

2

kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat, atau

paragraf dengan paragraf.2

Untuk memudahkan penggunaan dan pemilihan kata penghubung atau

konjungsi dalam mengarang, maka kita dapat menggunakan metode latihan.

Metode latihan disebut metode drill karena metode ini sesuai untuk memperoleh

suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan latihan terhadap apa

yang dipelajari.3 Dengan menggunakan metode ini memudahkan siswa dalam

memilih dan menyesuaikan kata dalam mengarang. Dalam penelitian ini, peneliti

mengutamakan diksi yang digunakan dalam mengarang, yakni pemilihan dan

penggunaan kata penghubung dalam karangan.

Berdasarkan yang telah diuraikan di atas maka penulis merasa tertarik

untuk mengambil judul: “Peningkatan Kemampuan Penggunaan Konjungsi dalam

Karangan Argumentasi Melalui Penerapan Metode Latihan Individual pada Siswa

Kelas X SMA PGRI 56 Ciputat”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, penelitian ini dapat teridentifikasi

sebagai berikut:

1. Bagaimana pemahaman siswa mengenai penggunaan konjungsi dalam

karangan argumentasi?

2. Seberapa besar peningkatan kemampuan siswa mengenai penggunaan

konjungsi dalam karangan argumentasi?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka penulis membatasi permasalahan

sebagai berikut:

1. Pemahaman yang dimaksud di sini adalah di mana kemampuan siswa

kelas X SMA PGRI 56 Ciputat dalam menerima dan memahami serta

2 Yayat Sudaryat, Makna dalam Wacana “Prinsip-prinsip Semantik dan Pragmatik”,(Bandung: Yrama Widya, 2008), h. 155.

3 Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers,2002), h. 55.

Page 17: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

3

menguasai materi pelajaran bahasa Indonesia yang disampaikan.

Khususnya mengenani materi penggunaan konjungsi dalam karangan

argumentasi.

2. Peningkatan kemampuan siswa di sini adalah siswa lebih banyak belajar

sendiri dalam penggunaan konjungsi yang tepat dalam mengarang.

Sehingga siswa dapat mengembangkan krativitasnya dalam menggunaakan

konjungsi yang tepat sesuai dengan ejaan yang disempurnakan.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah tersebut,

rumusan masalah penelitian ini sebagai berikut: “Bagaimana peningkatan

kemampuan penggunaan konjungsi dalam karangan argumentasi melalui

penerapan metode latihan individual dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas

X SMA PGRI 56 Ciputat?”

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan

untuk:

1. mengetahui pemahaman siswa mengenai penggunaan konjungsi dalam

karangan argumentasi.

2. mengetahui peningkatan kemampuan siswa mengenai penggunaan

konjungsi dalam karangan argumentasi?

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua

pihak yang terkait secara khusus manfaat penelitian ini.

1. Manfaat Teoretis,

Secara teoretis, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk: (a)

bahan perbandingan bagi guru dalam penggunaan metode latihan

individual untuk peningkatan kemampuan penggunaan konjungsi dalam

karangan argumentasi; (b) bahan referensi belajar bagi siswa atau pihak-

Page 18: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

4

pihak sekolah yang bersimpati; dan (c) konsep tentang metode latihan

individual dan aspek-aspek lain yang berkaitan dengan penggunaan

konjungsi dalam karangan argumentasi.

2. Manfaat Praktis

Sesuai dengan manfaat praktis dalam penelitian ini terbagi menjadi

empat bagian, yaitu:

a. Untuk Pendidik

Manfaat bagi pendidik, khususnya guru bahasa Indonesia dapat

menjadikan penelitian ini sebagai: (1) acuan dalam interaksi belajar

mengajar di sekolah; (2) arahan yang jelas bagi guru dalam

melaksanakan pembelajaran dan membimbing kegiatan siswa secara

bertahap.

b. Unttuk Siswa

Manfaat bagi siswa dalam penelitian ini bermaksud agar siswa

dapat: (1) menemukan kebebasan bagi siswa untuk menemukan hal-hal

baru bagi dirinya di dalam pembelajaran bahasa Indonesia; (2)

menghilangkan rasa jenuh pada saat pembelajaran berlangsung; (3)

mempermudah penguasaan konsep, memberikan pengalaman nyata,

memberikan dasar-dasar berfikir konkret sehingga mengurangi

verbalisme, meningkatkan minat belajar dan meningkatkan hasil

belajar.

c. Untuk Sekolah

Manfaat bagi sekolah dalam penelitian ini bermaksud agar

sekolah dapat: (1) memberikan sumbangan yang positif terhadap

kemajuan sekolah serta kondusifnya iklim pendidikan di sekolah,

khususnya pembelajaran bahasa Indonesia dalam karangan

argumentasi; dan (2) memberikan masukan dalam mengaktifkan

Page 19: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

5

pembinaan dan pengelolaan proses belajar mengajar dalam

pelaksanaan pendidikan.

d. Untuk Peneliti, sebagai pengalaman dalam menyelesaikan

permasalahan yang berkaitan dengan pembelajaran bahasa Indonesia

dan menambah pengetahuan serta wawasan mengenai diksi, yakni

penggunaan konjungsi dalam pembelajaran menulis karangan.

G. Tinjauan Pustaka

Banyak penelitian yang mengangkat tentang menulis khususnya tentang

menulis karangan dengan berbagai media. Ada beberapa penelitian yang

mengangkat tentang karangan, misalnya skripsi yanmg berjudul “Penggunaan

Konjungsi dalam Karangan Deskripsi Siswa Kelas VII Semester Genap SMP

PGRI Banjaratma Kecamatan Bulakamba Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran

2009/ 2010,” yang ditulis oleh Adi Abdul Syukur, NPM : 1506500575, dan

Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi dengan Media Gambar

Berita Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Gemolong Tahun Pelajaran

2008/2009, yang di tulis oleh Winardi, A. 310 050 151.

Berdasarkan tinjauan tersebut, tampaknya sangat memungkinkan bagi

penulis untuk menulis skripsi dengan judul “Peningkatan Kemampuan

Penggunaan Konjungsi dalam Karangan Argumentasi melalui Penerapan latihan

Individual.”

Page 20: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

6

BAB II

ACUAN TEORETIS

A. Konjungsi

1. Pengertian Konjungsi

Konjungsi yang juga dinamakan kata penghubung adalah kata tugas yang

menghubungkan dua satuan bahasa yang sederajat; kata dengan kata, frasa dengan

frasa, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat, atau paragraf dengan

paragraf.4 Konjungsi pun berfungsi untuk meluaskan satuan yang lain dalam

konstruksi hipotaktis (bersifat), dan selalu menghubungkan dua satuan lain atau

lebih dalam konstruksi. Konjungsi pun menghubungkan bagian-bagian ujaran

yang setataran maupun yang tidak setataran.5 Perhatikan contoh kalimat berikut:

(a) Ia pergi karena saya, (b) Ia pergi karena saya mengusirnya. Pada kalimat (a)

karena merupakan preposisi karena diikutioleh satuan kata sehingga merupakan

konstruksi eksosentris. Sedangkan kalimat (b) karena merupakan konjungsi

karena menghubungkan klausa dengan klausa.

Konjungsi ada yang hanya dapat digunakan untuk intra kalimat, tetapi ada

pula yang dapat digunakan untuk antarkalimat, untuk menghubungkan kalimat

dengan kalimat. Konjungsi yang dapat digunakan untuk menghubungkan kalimat

dengan kalimat adalah.6

b. Konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan kalimat dengan kalimat,

dengan makna yang menyatakan akibat atau alasan, yakni sebab itu, karena

itu, oleh karena itu, dan itulah sebabnya.

c. Konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan kalimat dengan kalimat,

dengan makna yang menyatakan kesimpulan, yakni jadi, maka, kalau

begitu, jika demikian, begitulah, dan jika begitu.

4 Yayat Sudaryat, Makna dalam Wacana “Prinsip-prinsip Semantik dan Pragmatik”,(Bandung: Yrama Widya, 2008), h. 155.

5 Harimurti Kridalaksana, Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia Edisi Kedua, (Jakarta: PTGramedia Pustaka Utama, 2008), h. 102.

6 Abdul Chaer, Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h.374 – 375.

Page 21: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

7

d. Konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan kalimat dengan kalimat,

dengan makna yang menyatakan waktu, yakni sebelum itu, sesudah itu, dan

sementara itu.

e. Konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan kalimat dengan kalimat,

dengan makna yang menyatakan menguatkan atau menegaskan, yakni itu

pun, lagi pula, apa lagi, selain itu, dan tambahan lagi.

f. Konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan kalimat dengan kalimat,

dengan makna yang menyatakan pertentangan, yakni sebaliknya.

2. Jenis-Jenis Konjungsi

Jenis-jenis konjungsi dibagi menjadi empat jenis: (1) konjungsi

koordinatif, (2) konjungsi korelatif, (3) konjungsi subordinatif, dan (4) konjungsi

antarkalimat, yang berfungsi pada tataran wacana.7

a. Konjungsi Koordinatif

Konjungsi koordinataif yaitu konjungsi yang menghubungkan dua unsur

atau lebih yang sama pentingnya, atau memiliki status yang sama. Konjungtor

koordinatif agak berbeda dengan konjungsi lain karena konjusngsi itu, di samping

menghubungkan klausa, juga dapat menghubungkan kata. Meskipun demikian,

frasa yang dihasilkan bukanlah frasa preposisional. Perhatikan contoh berikut: (1)

Toni dan Ali sedang belajar bahasa Indonesia di kamar, (2) Kamu mau ikut atau

tinggal di rumah saja?

Mengenai konjungsi dan dan atau, orang kadang-kadang memakai

keduanya secara bersamaan. Dalam hal ini cara menulisnya adalah dengan

memakai garis miring di antara kedua konjungsi tersebut: dan/atau. Makna

konjungsi dan berarti ‘penambahan’. Di samping konjungsi atau bermakna

‘pemilihan’, konjungsi atau juga mempunyai makna ‘penambahan’. Untuk makna

penambahan seperti itu, konjungsi atau pada umumnya dipakai bila makna

kalimatnya berkaitan dengan hal-hal yang dirasakan kurang baik.

7 Alwi Hasan, dkk., Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, (Jakarta: BalaiPustaka, 2003), h. 297.

Page 22: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

8

b. Konjungsi Korelatif

Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua kata,

frasa, atau klausa yang memiliki status sintaksis yang sama.8 Konjungsi korelatif

terdiri atas dua bagian yang dipisahkan oleh salah satu kata, frasa, atau klausa

yang dihubungkan. Misalnya pada entah disetujui entah tidak, dia tetap akan

mengusulkan gagasannya.

c. Konjungsi Subordinatif

Konjungsi Subordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua

klausa atau lebih, dan klausa itu tidak memiliki status sintaksis yang sama. Salah

satu dari klausa itu merupakan anak kalimat. Konjungsi subordinatif dapat dibagi

menjadi tiga belas kelompok sebagai berikut:

1) Konjungsi subordinatif waktu, yaitu sejak, semenjak, sedari, sewaktu,

ketika, tatkala, sementara, begitu, selama, serta, demi, setelah, sesudah,

sebelum, sehabis, selesai, seusai, hingga, dan sampai.

2) Konjungsi subordinatif syarat, yaitu jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila,

dan manakala.

3) Konjungsi subordinatif pengandaian, yaitu andaikan, seandainya,

umpanya, dan sekiranya.

4) Konjungsi subordinatif tujuan, yaitu agar, supaya, dan biar.

5) Konjungsi subordinatif konsesif, yaitu konjungsi atau kluasa yang

menyatakan keadaan atau kondisi yang berlawanan dengan apa yang

dinyatakan di dalam klausa utama.9 Penggunaan konjungsi subordinatif

konsesif, yakni biarpun, meski(pun), walau(pun), sekalipun,

sungguhpun, dan kendati(pun).

6) Konjungsi subordinatif pembandingan, yaitu seakan-akan, seolah-olah,

sebagaimana, seperti, sebagai, laksana, ibarat, dan daripada.

8 Alwi Hasan, dkk., Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga, (Jakarta: BalaiPustaka, 2003), h. 289.

9 Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik Edisi Ketiga, (Jakarta: PT Gramedia PustakaUtama, 1993), h. 118.

Page 23: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

9

7) Konjungsi subordinatif sebab, yakni sebab, karena, oleh karena, dan

oleh sebab.

8) Konjungsi subordinatif hasil, yaitu sehingga, sampai, dan maka(nya).

9) Konjungsi subordinatif alat, yaitu dengan dan tanpa.

10) Konjungsi subordinatif cara, yaitu dengan dan tanpa.

11) Konjungsi subordinatif komplementasi, yaitu proses penggabungan

proposisi untuk mengisi bagian yang kosong dari proposisi lain.10

Penggunaan konjungsi komplementasi, yakni bahwa.

12) Konjungsi subordinatif atributif, yaitu yang.

13) Konjungsi subordinatif perbandingan, yaitu sama ... dengan, lebih ...

dari(pada).

d. Konjungsi Antarkalimat

Berbeda dengan konjungsi di atasa, konjungsi antarkalimat

menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain. Oleh karena itu,

konjungsi seperti ini selalu memulai suatu kalimat yang baru dan tentu saja huruf

pertamanya ditulis dengan huruf kapital. Contoh konjungsi antarkalimat: (1)

Keadaan memang sudah aman; (2) Kita harus tetap waspada. Pada kalimat (1) dan

(2) maka digunakan konjungsi antarkalimat akan tetapi, sehingga menjadi (3)

Keadaan memang sudah aman. Akan tetapi, kita harus tetap waspada. Dari contoh

tersebut jelas bahwa konjungsi antarkalimat menghubungkan dua kalimat yang

utuh karena kedua kalimat itu terpisah, subjek pada kalimat kedua tetap

dipertahankan meskipun subjeknya sama dengan kalimat sebelumnya.

B. Karangan Argumentasi

Sebelum merumuskan pengertian karangan, perlu dipahami terlebih

dahulu makna kata mengarang, sebab dari kegiatan yang disebut mengarang

itulah dihasilkan suatu karangan. Mengarang berarti ‘menyusun’ atau

‘merangkai’. Pada awalnya kata merangkai tidak berkaitan dengan kegiatan

menulis. Cakupan makna kata merangkai mula-mula terbatas pada pekerjaan yang

10 Ibid, h. 114.

Page 24: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

10

berhubungan dengan benda konkret, seperti merangkai bunga atau merangkai

benda lain. Sejalan dengan kemajuan komunikasi dan bahasa, lama-kelamaan

timbul istilah merangkai kata. Lalu berlanjut dengan istilah merangkai kalimat;

kemudian jadilah apa yang disebut pekerjaan mengarang. Orang yang merangkai

atau menyusun kata, kalimat, dan alinea tidak disebut perangkai, tetapi penyusun

atau pengarang. Mengingat karangan tertulis juga disebut tulisan, kemudian

timbullah sebutan penulis untuk orang yang menulis suatu karangan. Sebenarnya

mengarang tidak hanya dan tidak harus tertulis. Seperti halnya berkomunikasi,

kegiatan mengarang yang juga menggunakan bahasa sebagai mediumnya dapat

berlangsung secara lisan.

Berdasarkan uraian di atas mengarang adalah pekerjaan merangkai kata,

kalimat, dan alinea untuk menjabarkan, dan atau mengulas topik dan tema tertentu

guna memperoleh hasil akhir berupa karangan. Untuk bahan perbandingan, di sini

dikutipkan pendapat Widyamartaya dan Sudiarti, yaitu bahwa mengarang adalah

keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan

menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami.11

Adapun pengertian karangan adalah hasil penjabaran suatu gagasan secara

resmi dan teratur tentang suatu topik atau pokok bahasan. Setiap karangan yang

ideal pada prinsipnya merupakan uraian yang lebih tinggi atau lebih luas dari

alinea.

1. Pengertian Karangan Argumentasi

Karangan argumentasi adalah karangan yang terdiri atas paparan alasan

dan penyintesisan pendapat untuk membangun suatu kesimpulan. Karangan ini

ditulis dengan maksud untuk memberikan alasan, memperkuat atau menolak suatu

pendapat, pendirian atau gagasan. Argumentasi selalu berisi penjelasan tentang

suatu pertalian antara dua pernyataan atau aserasi yang biasa diurutkan.

Tujuan utama karangan argumentasi adalah untuk meyakinkan pembaca

agar menerima atau mengambil suatu sikap atau tingkah laku tertentu. Syarat

11 Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2009),Revisi 3, h. 234.

Page 25: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

11

utama untuk menulis karangan argumentasi adalah penulisnya harus terampil

dalam bernalar dan menyusun ide yang logis.

Karangan argumentasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut.12

1) Mengemukakan alasan atau bantahan sedemikian rupa dengan tujuan

mempengaruhi keyakinan pembaca agar menyetujuinya.

2) Mengusahakan pemecahan suatu masalah.

3) Mendiskusikan suatu persoalan tanpa perlu mencapai suatu

penyelesaian.

Langkah-langkah penyusunan argumentasi yaitu.13

a. Tentukan dahulu tema atau topik argumentasi

b. Susun kerangka karangan berdasarkan topik dan tujuan yang telah

ditentukan.

c. Kembangkan kerangka karangan argumentasi menjadi karangan

argumentasi.

2. Langkah Membuat Karangan Argumentasi

Semua bentuk karangan memiliki persamaan dalam langkah-langkah

penulisannya. Demikian pula halnya dalam menulis karangan argumentasi.

Tahapan-tahapannya meliputi: (a) tahap praprenulisan; (b) tahap penulisan; (c)

tahap pascapenulisan.14 Tahap prapenulisan yaitu tahap perancangan tulisan

dengan melakukan penentuan topik, tujuan, sasaran/pembaca, dan kerangka

karangan yang berisi pokok-pokok pikiran yang disusun secara sistematis.

Selanjutnya, tahap penulisan dimulai dengan mengembangkan kerangka menjadi

tulisan. Pengembangan karangka ini terbagi lagi menjadi tiga bagian yiatu

pendahuluan yang berisi latar belakang atau alasan menulis sesuai topik pilihan,

dilanjutkan dengan menuliskan tujuan dan manfaat karangan dan informasi umum

tentang isi karangan. Selanjutnya isi karangan semua dituangkan pada poin isi

12 Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2009),Revisi 3, h. 249.

13 Jauharoti Alfin, dkk., Bahasa Indonesia I, (Bandung: LAPIS {Learning AssistencePrograms for Islamic Scholls}, 2008), h. 10—11.

14 Muhammad Yunus, dkk., Menulis I, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2009), CetakanKedua, h. 9.9 – 9.10.

Page 26: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

12

karangan sesuai susunan yang ada pada kerangka karangan dan penutup karangan

yang berisi kesimpulan dan saran-saran.

Tahap pascapenulisan dilakukan dengan memperbaiki tulisan. Sebaiknya

penyuntingan dan perbaikan juga dilakukan ketika penyusunan rencana tulisan.

Cara ini lebih baik dilakukan agar kesalahan dapat diminimalkan, maka tentukan

topik terlebih dahulu yang akan kita tulis. Selain itu, penulis dalam menulis

karangan argumentasi sangat menginginkan agar pembaca atau pendengar

memahami benar apa yang disampaikan. Oleh karena itu, diperlukan juga

langkah-langkah lain dalam menulis yang dapat membantu keinginannya itu.

Adapun langkah-langkah yang biasa dikembangkan dalam karangan argumentasi

adalah penalaran, penalaran induktif dan deduktif, dan penolakan.

a. Penalaran

Penalaran (reasoning) atau jalan pikiran adalah suatu proses berfikir yang

sistematik dan logis untuk memperoleh sebuah kesimpulan (pengetahuan,

keyakinan, atau opini).15 Penalaran juga bukan saja dapat dilakukan dengan

mempergunakan fakta-fakta yang masih berbentuk polos, tetapi juga dapat

dilakukan dengan mempergunakan fakta-fakta yang telah dirumuskan dalam

kalimat-kalimat yang berbentuk pendapat atau kesimpulan. Kalimat semacam ini,

dalam hubungan dengan proses berpikir tadi disebut preposisi. Preposisi dapat

kita batasi sebagai pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya atau dapat

ditolak karena kesalahan yang terkandung di dalamnya. Sebuah pernyataan dapat

dibenarkan bila terdapat bahan-bahan atau fakta-fakta untuk membuktikannya.

Sebaliknya subuah pernyataan atau preposisi dapat disangkal atau ditolak bila

terdapat fakta-fakta yang menentangnya.

Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak. Untuk

mewujudkannya diperlukan lambang. Lambang yang digunakan dalam penalaran

akan tampak berupa argumen. Kesimpulan adalah pernyataan atau konsep yang

abstrak dan lambangnya adalah kata. Lambang proposisi adalah kalimat (kalimat

15 E.Kusnadi dan Mahsusi, M.M., Mahir Berbahasa Indonesia, (Jakarta: FITK UINJakarta, 2004), h. 19.

Page 27: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

13

berita) dan lambang penalaran adalah argumen. Argumenlah yang dapat

menentukan kebenaran konklusi dari premis.

Berdasarkan uraian di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia

adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada proposisi tanpa pengertian

dan tidak ada penalaran tanpa proposisi. Bersamaan dengan terbentuknya

pengertian, perluasan akan terbentuk pula proposisi dan proposisi akan digunakan

sebagai premis bagi penalaran. Dengan kata lain, dapat juga dikatakan untuk

menalar dibutuhkan proposisi, sedangkan proposisi merupakan hasil dari

rangkaian pengertian.

b. Penalaran Induktif dan Deduktif

Teknik induktif adalah salah satu teknik pengembangan karangan

argumentasi yang memulai penulisannya dengan bukti-bukti kemudian atas nukti

tersebut ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum.16 Sedangkan penalaran

deduktif itu sendiri adalah satu teknik pengembangan karangan argumentasi yang

mengawali tulisan dengan menuliskan kesimpulan umum dilanjutkan dengan

tulisan berupa hal-hal yang khusus. Meskipun demikian di dalam hal yang khusus

itu diperlukan bukti-bukti yang menunjang menunjang. Bukti yang menunjang

karangan argumentasi tersebut disebut sebagai premis.

Dalam penalaran induksi, untuk menurunkan suatu kesimpulan, penulis

harus mengumpulkan bahan-bahan atau fakta-fakta terlebih dahulu. Semakin

banyak fakta yang dikumpulkan, dan semakin baik ciri kualitas fakta-faktanya itu,

maka akan semakin mantap pula kesimpulan yang diturunkan itu. Sedangkan

dalam penalaran yang bersifat deduktif, penulis tidak perlu mengumpulkan fakta-

fakta. Oleh karena itu bila kita membandingkan penalaran dalam induksi dan

penalaran dalam deduksi, maka kesimpulan dalam induksi kemungkinan

kebenaran. Benar tidaknya proposisi itu tergantung dari kebenaran dan sifat-sifat

data yang dipergunakan itu. Sebaliknya konklusi dalam sebuah deduksi dapat

dipastikan sebagai konklusi yang benar kalau proposisinya itu mengandung

kebenaran.

16 Ibid, h. 9.11.

Page 28: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

14

Pada dasarnya kekuatan argumen terletak pada kemampuan penutur atau

penulis dalam menentukan tiga prinsip pokok, yaitu apa yang disebut pernyataan

(claim), alasan (support/ground), dan pembenaran (warrant). Pernyataan mengacu

pada kemampuan menulis dalam menentukan tulisan. Alasan mengacu pada

kemampuan penulis untuk mempertahankan pernyataannya dengan memberikan

alasan-asalan yang relevan. Sedangkan pembenaran mengacu pada kemampuan

penulis dalam menunjukkan hubungan antara pernyataan dan alasan.

Jadi, prinsip argumentasi dibangun oleh tiga elemen pokok, yaitu: (1)

pernyataan (claim), (2) alasan (Support/ground), dan (3) pembenaran (warrant).

Sedangkan elemen pelengkapnya adalah: (1) pendukung, (2) modal (modal

qualifers), (3) sanggahan (rebutta). 17 Dengan demikian, dalam sebuah karangan

argumentasi elemen-elemen tersebut disusun menjadi rangkaian kalimat yang jika

susunannya baik akan menghasilkan karangan yang baik.

C. Konjungsi dalam Karangan Argumentasi

Konjungsi sangat penting dalam berkomunikasi secara lisan ataupun

tulisan. Dalam komunikasi lisan, konjungsi sangat besar pengaruhnya dalam

menyampaikan bahasa yang membuat orang mengerti dan tidak tersinggung.

Dalam bahasa tulis, seperti dunia karang-mengarang, konjungsi juga merupakan

unsur yang tidak kalah pentingnya. Di dalamnya tersirat sesuatu hal, yaitu konsep

atau gagasan yang berkenaan dengan benda, peristiwa, atau perasaan yang

memuat pesan yang disampaikan oleh pemakainya.

Memilih dan menggunakan konjungsi dalam mengarang ternyata tidak

mudah. Tulisan argumentasi dimaksudkan untuk mempengaruhi pikiran,

pendapat, atau sikap pembaca sehingga dia mempercayai dan mengikuti apa yang

disampaikan oleh penulis. Dalam menulis karangan argumentasi, kita dapat

mengemukakan persoalan, tetapi juga menolak pendapat orang lain. Dalam

menolak atau menyanggah pendapat orang, ada beberapa hal yang harus

diperhatikan:18

17 Ibid, h. 9.6.18 Sabarti Akhadiah, Menulis I, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2001), h. 8.35.

Page 29: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

15

1. memahami dengan baik bagian karangan yang akan kita sanggah;

2. memilih pokok-pokok persoalan penting yang akan kita tolak; dan

3. mengarahkan penolakan hanya kepada pendapat, fakta atau informasi,

penalaran atau apa yang dikemukakan orang.

Karangan argumentasi sering dikembangkan dari pemaparan hal-hal yang

khusus untuk mencapai suatu generalisasi, dan kadang-kadang juga dibangun

mulai dari pemaparan yang general (umum) ke pemaparan hal-hal yang khusus,19

seperti contoh di bawah ini.

“Dalam pemilihan presiden tahun 1952, 60,27% orang Amerika yang

dapat dipilih benar-benar telah terpilih. Dalam pemilihan tahun 1956 persentase

adalah 60,4%. Dan dalam tahun 1960 adalah 63,8%. Dari penyajian data statistik

tersebut ternyata cukup besar golongan orang Amerika yang berhak memilih tidak

menggunakan hak pilihnya dengan sungguh-sungguh.“

Berdasarkan contoh di atas, maka kita dapat menyimpulkan argumen kita

yaitu, pada kalmiat 1: “Dalam pemilihan presiden tahun 1952, 60,27% orang

Amerika yang dapat dipilih benar-benar telah terpilih” (bagian pendahuluan).

Kalimat 2: “Dalam pemilihan tahun 1956 persentase adalah 60,4%. Dan dalam

tahun 1960 adalah 63,8%” (tubuh argumen). Kalimat 3: “Dari penyajian data

statistik tersebut ternyata cukup besar golongan orang Amerika yang berhak

memilih tidak menggunakan hak pilihnya dengan sungguh-sungguh”

(kesimpulan).

D. Metode Latihan Individual (Individual Drill Methode)

Metode latihan sering disebut metode training. Metode ini sesuai untuk

menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Sarana memperoleh suatu

ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan. Drill merupakan suatu

19 Suparno dan Muhammad Yunus, Keterampilan Dasar Menulis, (Jakarta: UniversitasTerbuka, 2006), h. 5.41.

Page 30: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

16

cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan terdapat apa yang telah

dipelajari siswa sehingga memperoleh suatu keterampilan tertentu. Kata latihan

mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu diulang-ulang, akan tetapi

bagaimanapun juga antara situasi belajar yang pertama dengan situasi belajar itu

diubah-ubah kondisinya sehingga menuntut respon yang berubah, maka

keterampilan akan lebih disempurnakan.

Adapun menurut Winarno Surachmad menyatakan bahwa metode drill

atau disebut latihan dimaksudkan untuk memperoleh ketangkasan atau

keterampilan latihan terhadap apa yang dipelajari, karena hanya dengan

melakukannya secara praktis suatu pengetahuan dapat disempurnakan dan siap

siagakan.20

Pengertian pembelajaran berlangsung bilamana terjadi suatu proses

interaksi antara guru dan siswa sehingga terdapat suatu perubahan tingkah laku.

Jadi suatu pengulangan terhadap apa yang terjadi belum dapat dikatakan suatu

proses pembelajaran, oleh karena itu perlu dipahami dalam situasi yang

bagaimanakah sepantasnya dilakukan latihan siap dan bagaimanakah cara

pelaksanaannya.

Tujuan dari pembelajaran metode latihan (drill) adalah untuk memperoleh

suatu ketangkasan, keterampilan tentang sesuatu yang dipelajarai anak dengan

melakukannya secara praktis, pengetahuan-pengetahuan yang dipelajari anak itu,

dan siap dipergunakan bila sewaktu-waktu diperlukan.21 Selain itu juga ada

beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam penggunaan metode latihan

(drill), sebagai berikut: Pertama, harus disadari bahwa pengertian belajar bukan

berarti pengulangan persis dengan apa yang telah dipelajari sebelumnya oleh

siswa, akan tetapi terjadinya suatu proses belajar dengan latihan adalah adanya

situasi yang berbeda serta pengaruh latihan-latihan. Kedua, situasi belajar itulah

yang mula-mula harus diulangi untuk mendapat memperoleh respons dari siswa.

Bilamana siswa dihadapkan dengan berbagai situasi belajar, maka dalam diri

20 Winarno Surachmad, Metodologi Pengajaran Nasional, (Jakarta: Jemmars, 1979), h.76.

21 Il. Pasaribu dan B. Simandjuntak. Didaktik dan Metodik, (Bandung: Tarsito, 1986), h.112.

Page 31: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

17

siswa akan timbul alasan untuk memberi respons, sehingga menyebabkan dia

melatih keterampilannya.

Untuk mendapatkan kecakapan dengan metode latihan ini ada dua fase,

yaitu: (1) Fase integratif, dimana persepsi dari arti dan proses dikembangkan.

Pada fase ini belajar kecakapan dikembangkan menurut praktek yang berarti

sering melakukan hubungan fungsional dan aktifitas penyelidikan. (2) Fase

Penyempurnaan atau fase menyelesaikan di mana ketelitian dapat dikembangkan

menuntut praktek yang berulang kali. Jadi, variasi praktek di sini ditujukan untuk

mendalami arti bukan ketangkasan. Sedangkan praktek yang sering ditujukan

untuk mempertinggi efesiensi, bukan untuk mendalami arti.

Adapun keunggulan dan kelemahan dalam metode latihan (drill), yaitu22

1. Keunggulan metode latihan (drill) ini antara lain:

a. siswa akan memperoleh ketangkasan dan kemahiran dalam melakukan

sesuatu sesuai dengan apa yang dipelajarinya;

b. dapat menimbulkan rasa percaya diri bahwa para siswa yang berhasil

dalam belajarnya telah memiliki suatu keterampilan khusus yang berguna

kelak di kemudian hari;

c. guru lebih mudah mengontrol dan dapat membedakan mana siswa yang

disiplin dalam belajarnya dan mana yang kurang dengan memperhatikan

tindakan dan perbuatan siswa disaat berlangsungnya pengajaran.

2. Kelemahan metode latihan (drill) ini antara lain:

a. dapat menghambat inisiatif siswa, dimana inisiatif dan minat siswa yang

berbeda dengan petunjuk guru dianggap suatu penyimpangan dan

pelanggaran dalam pengajaran yang diberikannya.

b. menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.

c. membentuk kebiasaan yang kaku, artinya seola-olah siswa melakukan

sesuatu secara mekanis, dan dalam memberikan stimulus siswa dibiasakan

bertindak secara otomatis.

22 Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers,2002), h. 57.

Page 32: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

18

d. dapat menimbulkan verbalisme, terutama pengajaran yang bersifat

menghapal di mana siswa dilatih untuk dapat menguasai bahan pelajaran

secara hapalan dan secara otomatis mengingatkannya bila ada pertanyaan-

pertanyaan yang berkenaan dengan hafalan tersebut tanpa suatu proses

berpikir secara logis.

Page 33: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

19

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Khusus Penelitian

Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk:

1. mengetahui ketepatan penggunaan diksi dalam karangan argumentasi

siswa melalui penggunaan metode latihan individual.

2. mengetahui peningkatan kemampuan siswa menggunakan diksi dalam

karangan argumentasi.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA PGRI 56 Ciputat yang berlokasi di Jl.

Pendidikan No. 30 Ciputat, Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini dilaksanakan

di kelas X pada Semester Genap Tahun Ajaran 2010/2011 pada Januari 2011.

C. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian tindakan kelas (action research classroom), yaitu penelitian yang

dilakukan oleh guru, bekerjasama dengan peneliti (atau dilakukan oleh guru

sendiri yang juga bertindak sebagai peneliti) di kelas tempat ia mengajar dengan

penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis

pembelajaran.23 Dapat dikatakan pula bahwa classroom action research adalah

kegiatan penelitian untuk mendapatkan kebenaran dan manfaat praktis dengan

cara melakukan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif.24

Berdasarkan penelitian ini yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian

tindakan kelas partisipan. Penelitian tindakan kelas partisipan itu sendiri adalah

suatu penelitian di mana peneliti terlibat langsung dalam proses penelitian sejak

23 Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h.57.

24 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), h. 152.

Page 34: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

20

awal sampai pembuatan laporan.25 Penelitian ini digunakan untuk meningkatkan

efesiensi dan efektivitas pembelajaran pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Ini

berarti bahwa penelitian ini dilaksanakan untuk memecahkan permasalahan di

kelas. Penelitian tindakan kelas berkaitan dengan penelitian kualitatif karena

memang dalam pengumpulan datanya menggunakan pendekatan kualitatif.

Penelitian tindakan merupakan suatu pencarian sistematik yang

dilaksanakan oleh para pelaksana program dalam kegiatannya sendiri (dalam

pendidikan dilakukan oleh guru, dosen, kepala sekolah, konselor), dalam

mengumpulkan data tentang pelaksanaan kegiatan, keberhasilan dan hambatan

yang dihadapi, untuk kemudian, menyusun rencana dan melakukan kegiatan-

kegiatan penyempurnaan.26

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari beberapa tahap kegiatan

yaitu: (1) perencanaan (planning), yaitu rencana tindakan apa, mengapa, kapan,

dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan itu dilakukan; (2) tindakan (acting)

yaitu pelaksanaan sesuai rencana; (3) pengamatan (observing) yaitu pengamatan

yang dilakukan bersamaan dengan tindakan; (4) refleksi (reflection) yaitu kegiatan

mengemukakan implementasi rencana tindakan. Pada saat pelaksanaan tindakan

peneliti melakukan penyampaian materi, tes perbuatan, dan observasi terhadap

kegiatan yang dilakukan. Tahap berikutnya, berdasarkan hasil observasi,

wawancara, dan jurnal, peneliti merefleksikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan.

Tahapan pembelajaran dalam tindakan ini dilakukan dalam dua siklus.

Setiap siklus mengandung unsur perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

1. Perencanaan

Kegiatan perencanaan diawali dengan merencanakan ide penelitian

kemudian ditindaklanjuti dengan observasi pelaksanaan proses. Kegiatan ini

merupakan kegiatan pendahuluan yang tujuannya untuk mengidentifikasi masalah

ini adalah sebagai berikut:

25 M. Mega N dan Kania Islami Dewi, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: CV Regina,2009), h. 15.

26 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT RemajaRosdakarya Offset, 2005), Cetakan Pertama, h. 140.

Page 35: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

21

a. Permohonan izin penelitian di SMA PGRI 56 Ciputat kepada Kepala

Sekolah. Perizinan ini dapat diperoleh dengan mudah karena peneliti

merupakan salah satu pengajar di sekolah tersebut. Kepala sekolah beserta

dewan guru telah menyatakan kesiapannya untuk memberi dukungan dan

partisipasinya dalam pelaksanaan penelitian ini.

b. Observasi, kegiatan ini dilakukan untuk mendapat gambaran awal tentang

kegiatan belajar mengajar, khususnya pada mata pelajaran bahasa

Indonesia di kelas X SMA PGRI 56 Ciputat.

c. Melakukan telaah terhadap jadwal mata pelajaran yang ada, yang

menjadwalkan mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk melaksanakan

pembelajaran dalam penggunaan diksi dalam karangan argumentasi

melalui penerapan metode latihan individual.

d. Melakukan telaah pokok bahasan mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas

X semester 2 yang akan sesuai dengan jadwal pelajaran yang berlaku.

e. Melakukan telaah terhadap kurikulum mata pelajaran Bahasa Indonesia

yang harus disampaikan pada semester 2. Dari hasil telaah terhadap tujuan

pembelajaran, isi materi dan buku sumber akan ditentukan strategi

pembelajaran yang sesuai, dengan harapan dapat digunakan untuk

membantu siswa mempelajari materi pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia agar lebih meningkatkan hasil pembelajaran.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan penelitian dilaksanakan sesuai dengan perencanaan

tindakan yang telah dirumuskan pada tahap perencanaan. Tujuan utama pada

tahap ini adalah mengupayakan inovasi dalam proses pembelajaran dengan tujuan

meningkatkan kualitas pembelajaran. Dalam hal ini Kasihani Kasbulloh

mengungkapkan bahwa ”tindakan yang dilaksanakan harus sejalan dengan laju

perkembangan pelaksanaan kurikulum dengan kegiatan belajar mengajar di

kelas.” Artinya segala aktivitas Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tidak boleh

mengganggu kegiatan pembelajaran, dalam arti mengalihkan fokus kegiatan

pencapaian tujuan pembelajaran yang sebenarnya.

Page 36: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

22

3. Tahap Pengamatan (Observasi)

Kegiatan observasi atau pengamatan dalam penelitian tindakan kelas

dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran lengkap secara obyektif

tentang perkembangan proses pembelajaran, dan pengaruh dari tindakan yang

dipilih terhadap kondisi kelas dalam bentuk data. Pengambilan Data dapat

diperoleh dari lembar observasi, wawancara, dan juga angket.

4. Tahap Refleksi

Melalui pedoman pengamatan dan alat pengumpul data yang telah

dipersiapkan sebelumnya dalam kegiatan tindakan penelitian ini, maka diperoleh

informasi-informasi yang selanjutnya direfleksikan. Hasil refleksi ini akan

memberikan makna pada proses pembelajaran.

Berdasarkan analisis tersebut maka dapat ditentukan apakah siklus

selanjutnya perlu dilaksanakan atau tidak. Sedangkan penelitian akan diakhiri atau

dihentikan apabila hasil tes yang diberikan pada setiap akhir siklus menunjukkan

bahwa rata-rata nya sudah mencapai 65 sesuai dengan KKM mata pelajaran

Bahasa Indonesia di SMA PGRI 56 Ciputat.

Keempat tahapan kegiatan tersebut dipandang sebagai suatu siklus spiral

atau siklus berulang terus sampai masalah yang dihadapi dapat dipecahkan.

Rangkaian siklus tersebut dapat dilihat pada gambaran berikut: 27

27 Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2009), Cet. Kesembilan, h. 16.

Page 37: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

23

Gambar 1

Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Suharsimi Arikunto, 2009

Dari gambar di atas dapat dijelaskan dengan menggunakan desain

penelitian sebagai berikut:

Kegiatan pendahuluan:

1. Membuat surat izin penelitian

2. Mensosialisasikan model pembelajaran dengan metode latihan secara

individual dalam kelas yang diteliti

3. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran untuk tiap siklus

4. Membuat kisi-kisi instrumen

5. Membuat format observasi

6. Menyiapkan alat dokumentasi

Adapun tahapan pembelajaran pada tiap siklus dapat dilihat pada tabel berikut:

Permasalahan tingginya tingkatlatihan secara individu

Rencana Siklus I

Pelaksanaan Siklus I

ObservasiRefleksi Siklus I

Rencana Siklus IIPelaksanaan Siklus II

ObservasiRefleksi Siklus II

Apabila belum terselesaikan makadilanjutkan ke siklus selanjutnya

Page 38: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

24

Tabel 3.1

Desain Penelitian

Siklus I Tahap Perencanaan Merancang Skenario Pelaksanaan Tindakan

Tahap Pelaksanaan Pendahuluan

Memotivasi siswa dengan menjelaskan metode

latihan secara individu

Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran

Kegiatan Inti

Guru menjelaskan materi dengan metode latihan

Guru menjelaskan pengertian karangan

argumentasi dengan penggunaan diksi

Guru membagikan contoh karangan argumentasi

dengan penggunaan diksi

Guru memberi tes pada akhir siklus dengan cara

siswa membuat karangan argumentasi dengan

penggunaan diksi secara individual

Penutup

Guru memberikan refleksi pada akhir

pembelajaran

Guru memberikan tes pada akhir siklus

Tahap Pengamatan Pengamatan dilakukan bersamaan dengan semua

proses yang terjadi dalam tindakan dengan

menggunakan format observasi.

Fokus pengamatan adalah kegiatan siswa pada

saat membuat karangan argumentasi yang sesuai

dengan skenario pembelajaran.

Tahap Refleksi Melakukan evaluasi dari setiap tindakan yang

telah dilakukan pada siklus I.

Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai

evaluasi, untuk digunakan pada siklus

berikutnya.

Page 39: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

25

D. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas X SMA PGRI 56 Ciputat. Dalam

penelitian ini subjek yang akan dikenai tindakan yakni siswa kelas X-2 SMA

PGRI 56 Ciputat tahun pelajaran 2010/2011. Siswa yang berada pada kelas X-2

ini berjumlah 33 siswa yang terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan.

Pemilihan subjek kelas X didasarkan atas pertimbangan:

1. Berdasarkan observasi penulis dan wawancara dengan guru bahasa Indonesia

di SMA PGRI 56 Ciputat sebelum melakukan penelitian, dari 2 kelas yang ada

terlihat bahwa kelas X-2 adalah kelas yang pasif dan rata-rata nilai di kelas

tersebut masih di bawah 65% jadi karakteristik siswa kelas X-2 dapat

memenuhi permasalahan yang ada, dan siswa yang dikenai tindakan diambil

secara utuh dalam satu kelas.

2. Siswa kelas X SMA PGRI 56 Ciputat tahun ajaran 2010/2011 memiliki

kemampuan yang berbeda-beda, dilihat dari kemampuannya pemahamannya.

E. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Dalam penelitian ini, posisi peneliti yaitu sebagai pengkaji permasalahan,

pendiagnosis masalah, perencanaan tindakan dan pelaksanaan tindakan.

F. Tahapan Intervensi Tindakan

Pada penelitian ini tindakan pembelajaran yang akan dilakukan ke dalam

siklus I, yaitu:

Tindakan Pembelajaran Siklus I

1. Tindakan Pertama

Sebelum menyajikan materi, peneliti memberikan motivasi dengan

menjelaskan manfaat belajar dengan metode latihan secara individu,

melakukan apersepsi dan mengomunikasikan tujuan pembelajaran.

2. Tindakan Kedua

Siswa dilontarkan satu permasalahan yang telah didesain peneliti dan

kemudian diselesaikan dengan teman yang duduknya berdekatan dalam satu

baris.

Page 40: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

26

3. Tindakan Ketiga

Pada tindakan siklus I, siswa lebih diarahkan dan dibimbing agar dapat

memahami bacaan yang sudah disajikan.

4. Tindakan Keempat

Guru mengarahkan siswa agar dapat mengumpulkan berbagai informasi yang

relevan, misalnya bertanya pada guru pengajar, membaca mandiri, dan lain-

lain.

5. Tindakan Kelima

Setelah siswa selesai melakukan penyelidikan dan menyelesaikan

permasalahan yang diberikan maka siswa dianjurkan membuat karangan

argumentasi dengan bahasa sendiri.

6. Tindakan Keenanm

Untuk lebih menguatkan konsep yang didapatnya, siswa diberikan latihan dan

di akhir siklus diadakan latihan selama satu jam pelajaran.

G. Hasil Intervensi Tindakan Yang Diharapkan

Penelitian yang dilakukan ini, mengharapkan suatu perubahan pada siswa

dalam memahami konsep menulis. Materi yang mereka pelajari benar-benar dapat

dipahami dengan jelas, dalam arti siswa bukan sekedar hafal akan tetapi dapat

memahami maknanya. Dari tindakan yang dilakukan diharapkan pula adanya

peningkatan terhadap hasil belajar siswa. Tolak ukur keberhasilan siswa atau

kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang ditetapkan untuk mengukur

pemahaman konsep siswa pada materi karangan argumentasi ini apabila siswa

dapat membuat karangan argumentasi sesuai dengan penggunaan konjungsi

dengan benar sebesar 65% dari skor total (100). Sehingga diharapkan dengan

pemahaman konsep dengan baik, mereka akan dengan mudah untuk memahami

materi-materi selanjutnya dan mendapatkan peningkatan terhadap prestasi belajar

mereka.

Page 41: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

27

H. Data dan Sumber Data

Prosedur penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dari

penelitian tidakan kelas ini adalah:

1. Hasil tes siswa setelah diberikan perlakuan pada setiap siklus.

2. Hasil observasi, hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokemntasi.

Adapun sumber datanya diperoleh dari guru, siswa, dan peneliti itu sendiri

yang didapat pada saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung.

I. Instrumen Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan upaya sistematik untuk memperoleh

informasi tentang objek penelitian (manusia, objek, dan sebagainya) dan setting

terjadinya.28 Untuk memperoleh data yang diperlukan tersebut maka terlebih

dahulu dibuat instrumen penelitian yang terdiri dari:

1. Lembar Observasi

Observasi merupakan metode pemgumpulan data yang menggunakan

pengamatan terhadap objek penelitian. Pengamatan ini dapat dilakukan secara

langsung maupun tidak langsung ketika penelitian sedang berlangsung. Observasi

dilakukan untuk mengetahui: (a) seberapa jauh pelaksanaan tindakan (intervensi)

berjalan dengan rencana dan persiapan yang telah disusun sebelumnya; (b)

seberapa jauh proses yang terjadi dapat diharapkan mencapai sasaran yang telah

ditetapkan sebelumnya.

2. Lembar Wawancara

Wawancara dilakukan pada awal penelitian dan tiap akhir siklus dalam

penelitian. Wawancara menitikberatkan pada tanggapan dan kesulitan siswa serta

saran siswa terhadap pembelajaran berikutnya.

28 B. Sandjaja dan Albertus Heriyanto, Panduan Penelitian, (Jayapura: Prestasi PustakaPublisher, 2006), h. 47.

Page 42: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

28

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan untuk setiap tindakan dimaksudkan untuk

mengungkapkan aktivitas siswa dan guru yang tidak dapat diketahui dengan

menggunakan lembar observasi.

4. Angket

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi yang memberikan kepada responden. Bentuk angket yang

penulis gunakan adalah angket langsung dan bersifat tertutup, dengan bentuk

pilihan ganda, di mana responden diminta untuk memilih salah satu jawaban.

5. Jurnal Siswa

Jurnal dilakukan untuk mengungkapkan segala hal yang dilakukan siswa

setelah proses belajar mengajar berlangsung. Jurnal siswa berisi tentang

pembelajaran karangan argumentasi setelah mengikuti pembelajaran keterampilan

menulis.

6. Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar dilakukan untuk mengukur tingkat ketercapaian metode

latihan individual dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Selain itu tes hasil

belajar digunakan untuk mengukur pemahaman materi serta peningkatan hasil

belajar siswa setelah tindakan dilakukan. Tes yang diberikan yaitu membuat

karangan argumentasi dengan memperhatikan penggunaan konjungsi dengan baik

dan benar. Responden yang mengikuti tes sebanyak 40 siswa. Tes ini digunakan

untuk mengumpulkan data pada akhir tindakan.

7. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan upaya untuk memberikan gambaran bagaimana

sebuah penelitian tindakan kelas dilakukan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan

mengambil gambar kegiatan para siswa dan guru dalam pelaksanaan pembelajaran

Page 43: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

29

saat penelitian dilaksanakan. Data yang dihasilkan dari kegiatan ini berupa

gambar atau foto kegiatan pembelajaran.

J. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan tidak

hanya satu, tetapi menggunakan multiteknik. Ada tiga kelompok teknik

pengumpulan data, yaitu:

1. Pengalaman, dilakukan dalam bentuk observasi. Observasi ini dilakukan

peneliti sebelum PBM dan pada saat pelaksanaan PBM berlangsung serta

melalui teman sejawat dalam pelaksanaan PBM. Hasil yang diperoleh

pada setiap pengamatan didiskusikan oleh peneliti bersama guru pada saat

menganalisis data untuk membuat tindakan pada siklus berikutnya.

2. Pengungkapan, dilakukan melalui wawancara dan pengukuran dengan tes

mengenai pemahaman konsep.

3. Pembuktian, dilakukan dengan mencari bukti-bukti dokumenter, seperti

dokumen foto dan catatan lapangan.

K. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi

Untuk memperoleh data yang valid maka digunakan teknik triangulasi data

yang memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk atau analisis peneliti dengan

membandingkan dengan hasil orang lain.

Adapun tindakan yang dilakukan adalah:

1. pengambilan data dari berbagai narasumber, yaitu peneliti, guru, dan siswa

( Source Triangulation).

2. penggunaan berbagai alat atau instrumen agar data yang terkumpul lebih

akurat (Instrument Triangulation). Langkah yang ditempuh adalah mengisi

lembar observasi, pedoman wawancara dan memeriksa hasil kerja siswa.

3. penggunaan berbagai metode atau cara analisis, sehingga data yang

terkumpul dapat dipercaya. Dalam hal ini bisa dilakukan pengamatan,

wawancara, dan pengambilan gambar dalam foto.

Page 44: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

30

4. memeriksa kembali data-data yang telah terkumpul baik tentang

kejanggalan-kejanggalan, keaslian maupun kelengkapnnya.

5. mengulang pengolahan dan analisis data yang sudah terkumpul.

L. Analisis Data dan Instrumen Hasil Analisis

Analisis data merupakan upaya yang dilakukan untuk mengklasifikasi dan

mengelompokkan data.29 Dari penelitian yang dilakukan data yang terkumpul

terdiri dari hasil aktivitas siswa sebagai indikator keaktifan siswa, hasil observasi

aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran model latihan secara individu

dan hasil belajar yang berupa nilai tes setiap akhir siklus sebagai indikator

pemahaman siswa terhadap konsep yang disampaikan.

Adapun langkah-langkah pengolahan data yang terkumpul dari setiap

siklus adalah:

1. menganalisis data hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan setiap

siklus dengan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu analisis yang hanya

menggunakan paparan sederhana.

2. menenukan rata-rata dari seluruh siswa yang mengikuti tes.

a. penskoran terhadap siswa dalam penggunaan diksi.

b. tingkat keberhasilan siswa berdasarkan skor tes yang diperoleh

ditetapkan dalam nilai dengan rumus:

Nilai Akhir (NA) = jumlah skor yang didapat siswa x 100 skor maksimum

selanjutnya dihitung rata-rata, rumus yang digunakan:

nilai rata-rata (x) = jumlah skor seluruhnya jumlah seluruh siswa

Berdasarkan perolehan nilai, tingkat keberhasilan belajar siswa ditetapkan

seperti dalam tabel berkut:30

29 Mahsun M.S, Metode Penelitian Bahasa “Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya”,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), h. 253.

30Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan,(Jakarta: Bumi Aksara, 2004), h. 18.

Page 45: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

31

Tabel 3.2

Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa

Nilai Siswa Kategori Prestasi Belajar

81 – 100 %

61 – 80 %

41 – 60 %

21 – 40 %

< 21 %

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

Sangat Kurang

M. Pengembangan Perencanaan Tindakan

Setelah penelitian ini berakhir, peneliti menyadari bahwa dari penelitian

yang dilakukan ini telah berhasil menguji adanya peningkatan pemahaman konsep

bahasa Indonesia pada materi karangan argumentasi dengan model pembelajaran

latihan secara individual. Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar bahasa

Indonesia siswa, serta akan membantu pemahaman faktor-faktor lain yang belum

diketahui. Untuk itu masih perlu diadakan penelitian lebih lanjut.

Page 46: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

32

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan

1. Gambaran Umum Sekolah

SMA PGRI 56 Ciputat berlokasi di jalan Pendidikan No. 30 Tangerang

Selatan 15411. Tidak jauh dari Pasar Ciputat Tangerang Selatan. Dilihat dari letak

keberadaan lokasinya cukup strategis dan mudah dijangkau baik dari Pamulang,

Parung, Ciputat, dan Serpong. Sekolah tersebut mempunyai luas tanah kurang

lebih 1440 M² yang bergabung dengan SMP PGRI Ciputat. Sekolah tersebut dapat

sukses sampai sekarang ini karena ditangani oleh Kepala Sekolah yang bernama

Drs. Asep Setiadi, M.Pd. Jumlah tenaga pendidik di sekolah itu sangat berkualitas

karena mempunyai jumlah tenaga pendidik yang cukup banyak yaitu 34 tenaga

pendidik

Tahun 2009/2010 mempunyai data Pendaftaran Siswa Baru (PSB) beserta

jumlah siswanya. Maka data dan jumlah siswa tersebut adalah data siswa yang

mendaftar 40 siswa laki-laki dan 30 siswa perempuan. Sedangkan siswa yang

diterima di SMA PGRI 56 Tahun Pelajaran 2009/2010 adalah 31 siswa laki-laki

dan 29 siswa perempuan.

Jumlah siswa SMA PGRI 56 Ciputat ada tiga kelas, yaitu jumlah siswa

untuk kelas X 59 siswa yang terdiri dari 31 siswa laki-laki dan 28 siswa

perempuan. Kelas XI 68 siswa yang terdiri dari 33 siswa laki-laki dan 35 siswa

perempuan. Sedangkan kelas XII 92 siswa yang terdiri dari 52 siswa laki-laki dan

40 siswa perempuan. Maka, jumlah seluruh siswa PGRI 56 Ciputat Tahun

Pelajaran 2009/2010 adalah 219 siswa baik siswa laki-laki maupun siswa

perempuan.

Page 47: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

33

a. VISI DAN MISI SMA PGRI 56 Ciputat:

(1) Visi : Menjadikan SMA PGRI 56 Ciputat sebagai pusat pengembangan

pendidikan, kebanggaan masyarakat yang menghasilkan kader-kader

bangsa berkualitas yang unggul dalam IPTEK dan IMTAQ.

(2) Mis : 1. Menyelenggarakan pendidikan umum yang bersifat nasional

2. Menghasilakn tamatan yang kompeten, terampil dan bermutu

3. Menghasilkan tamatan yang berguna bagi dirinya, bangsa dan

Negara

4. Menjadikan lembaga pendidikan kebangsaan masyarakat Ciputat

dan sekitarnya

5. Menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi kepada pengem-

bangan potensi siswa dalam membentuk manusia seutuhnya.

b. Kurikulum

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah harus mempunyai pedoman

dan pegangan di dalam belajar, khususnya bagi seorang pendidik atau guru.

Sehubungan dengan hal tersebut dan berdasarkan pendidikan nasional yang

berlakukan sekarang ini, garis-garis besar pedoman pengajar dan pedoman

pelaksanaan di dalam kurikulum. Oleh karena itu, kurikulum di SMA PGRI 56

Ciputat, yaitu KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang telah

disempurnakan atau suplemen dengan perincian sebagai berikut.

Tabel 4.1

Kurikulum SMA PGRI 56 Ciputat

Jumlah JamNo. Mata pelajaran

Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3

1 Pendidikan Agama 2 2 2

2 Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2

3 Bahasa Indonesia 6 6 6

4 Bahasa Inggris 6 6 6

5 Matematika 6 6 6

6 Fisika 2 1 2

Page 48: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

34

7 Biologi 2 1 2

8 Kimia 2 1 2

9 Sejarah 2 2 3

10 Geografi 2 2 3

11 Ekonomi 2 1 2

12 Sosiologi 2 1 2

13 Seni Budaya 2 2 4

14 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 2 2 4

15 Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) 2 2 4

16 Pengembangan Diri 2 2 4

c. Keadaan Tenaga Pengajar, Staf TU, dan Penjaga Sekolah

Tenaga pengajar di SMA PGRI 56 Ciputat berjumlah 34 tenaga seorang

pendidik, yaitu terdiri dari 20 tenaga pendidik laki-laki dan 14 tenaga pendidik

perempuan. Untuk staf TU berjumlah 4 tenaga diantaranya Staff TU dan penjaga

sekolah berjumlah 3 tenaga.

Tabel 4.2

Keadaan Tenaga Pengajar SMA PGRI 56 Ciputat

No. Nama JenisKelamin

Pendidikan Bidang Studi

1 Drs. Asep Setiadi, M.Pd L S2 Fisika2 Novia Roza, M.Pd P S2 Bahasa Inggris3 Siti Aisyah, M.Pd P S2 Ekonomi4 Dra. Ulfiani Rahmah P S1 Biologi5 Drs.Tatang Gunawan L S1 Matematika6 Junaedi, S.Pd. M.M L S1 Ekonomi7 Dra. Ecin Kuraesin P S1 Bahasa Indonesia8 H. Hasan HB, M.Pd L S2 Sosiologi9 Drs. Sidup Usman L S1 Bahasa Indonesia10 Tatang Setiawan, S.Pd L S1 Matematika

Page 49: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

35

11 M. Zaenudin, S.E L S1 Penjaskes12 Dra. Tienefia Agus P S1 Fisika, Kimia13 Tatan ZM, S.Ag., M.Pd L S2 Agama,PSPJD, Matematika14 Buyung Tarmizi, S.Pd L S1 Sejarah15 Abdul Rohim, S.Pd L S1 Fisika, Al-Qur’an16 Yunita Nurhidayati, S.Hum P S1 Sosiologi17 Cucu Purnama Alam A, S.Pd P S1 Seni Budaya18 Heru Sutanto, S.Pd L S1 Geografi19 Budiyanto, S.Pd L S1 Sejarah/PKN20 Yusep K. Sukma, S.E L S1 Komputer/TIK21 Drs. Hartono, S.Pd L S1 Fisika22 Evend Afriansyah L - TIK23 Duduh Durachman L - PSPJ PGRI24 Titin Kurniani P - -25 Nia Kurniasih, S.Pd P S1 -26 Kusnandar, A.Md L - -27 M.H. Tamrin L - -28 M. Tarigan L - -29 Eka Rostika Sari, S.Pd P S1 Matematika30 Agus Suhandi, S.Pd. I L S1 Agama Islam31 Rindu Harahap P - Agama Kristen32 Agus Purwanto L - Piket33 Tugimin L - Pesuruh34 Lili L - Pesuruh

Tabel 4.3

Keadaan Staf TU SMA PGRI 56 Ciputat

No Tenaga Tat Usaha Jumlah Staf TU

1 Tata Usaha Tetap 3 orang

2 Tata Usaha Tidak Tetap 1 orang

Jumlah 4 orang

Page 50: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

36

Tabel 4.4

Keadaan Penjaga Sekolah SMA PGRI 56 Ciputat

No Tenaga Penjaga Jumlah

1 Satpam 3 orang

Jumlah 3 orang

d. Jumlah Siswa SMA PGRI 56 Ciputat

Jumlah siswa SMA PGRI 56 Ciputat adalah sebanyak 219 siswa. Yang

terdiri dari kelas X sebanyak 59 siswa, kelas XI sebanyak 68 siswa, dan kelas

XII sebanyak 92 siswa. Untuk memperjelas pernyataan di atas, maka dilihat

tabel di bawah ini:

Tabel 4.5

Keadaan Siswa SMA PGRI 56 Ciputat Menurut Jenis Kelamin

Jenis kelaminNo KelasL P

Jumlah

1 Kelas X 31 28 59

2 Kelas XI 33 35 68

3 Kelas XII 52 40 92

Jumlah 116 103 219

e. Sarana dan Prasarana SMA PGRI 56 Ciputat

Bangunan atau keadaan sarana dan prasarana SMA PGRI 56 Ciputat

Tabel 4.6

Sarana dan Prasarana SMA PGRI 56 Ciputat Menurut Kondisinya

No Jenis Fasilitas Jumlah Kondisi

A Administrasi

1 Ruang Kepala Sekolah 1 Ruang Baik

2 Ruang Guru 1 Ruang Baik

3 Ruang Pelayanan Administrasi 1 Ruang Baik

B Kegiatan Belajar

1 Ruang Kelas 10 Ruang Baik

Page 51: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

37

2 Ruang Lab. Fisika/Kimia/Biologi 1 Ruang Baik

3 Ruang Lab. Bahasa 1 Ruang Baik

4 Ruang Praktek Komputer 1 Ruang Baik

C Penunjang Pendidikan

1 Ruang Perpustakaan 1 Ruang Baik

2 Ruang Ibadah 1 Ruang Baik

D Penunjang Lainnya

1 Ruang Toilet 4 Ruang Baik

2 Ruang Gudang 1 Ruang Baik

2. Penelitian Pendahuluan

Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti dimulai dengan

kegiatan observasi awal di SMA PGRI 56 Ciputat. Kegiatan observasi awal ini

meliputi pengamatan tehadap kegiatan pembelajaran yang ada di sekolah dan

sarana prasarana yang menunjang kegiatan pembelajaran di SMA PGRI 56

Ciputat. Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa karakteristik siswa kelas

X-2 sebagai berikut.

a. Pembelajaran yang berlangsung di kelas cukup teratur. Siswa umumnya

memperhatikan penjelasan guru. Namun beberapa siswa masih terlihat

bermain-main dengan alat-alat pembelajaran yang ada di meja atau meja tulis

mereka ataupun membaca bacaan lain ketika guru sedang menjelaskan materi

pelajaran.

b. Metode mengajar yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan pelajaran

bahasa Indonesia kepada siswa sudah cukup bervariasi, antara lain metode

ceramah, tanya-jawab, diskusi, pemberian tugas, dan demonstrasi.

c. Pada saat mengerjakan tugas di kelas, masih terdapat beberapa siswa yang

bertanya dan menyalin pekerjaan teman-temannya.

d. Terhitung beberapa siswa yang sangat aktif menjawab dan bertanya kepada

guru mengenai materi yang sedang dijelaskan, namun banyak siswa yang

sekedar diam dan hanya mendengarkan.

Page 52: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

38

Karakteristik anak kelas X-2 yang sudah dipaparkan di atas, peneliti dapat

menyimpulkan mengapa peneliti dapat sekaligus menjadi pengajar di sekolah

tersebut. Oleh karena itu peneliti lebih mengenal guru pengajar bahasa Indonesia

di sekolah tersebut, dengan demikian lebih memudahkan penelitian melaksanakan

penelitian tindakan kelas dan peneliti menjadi guru pengajar.

3. Tindakan Pembelajaran Siklus I

3.1 Pertemuan Pertama

a. Tahap Perencanaan

Pembelajaran siklus I ini terdiri dari dua pertemuan. Kegiatan yang

dilakukan pada tahap perencanaan pertemuan pertama ini adalah pembuatan RPP,

catatan lapangan, dan lembar soal pretest. Materi yang diajarkan pada pertemuan

pertama ini mengenai ruang lingkup pengertian dari karangan argumentasi. Untuk

menunjang pembelajaran, peneliti juga menyiapkan lembar observasi dan jurnal

siswa untuk setiap akhir pertemuan yang diberikan pada siswa.

Pada pertemuan pertama ini, stelah guru memberikan soal pretest kepada

siswa, guru pun memperkenalkan pengertian dan penggunaan diksi yang tepat

dalam membuat karangan argumentasi kepada siswa dengan harapan siswa dapat

berlatih secara individu sehingga dapat meningkatkan pembelajaran keterampilan

menulis. Penelitian dilaksanakan di kelas X-2 yang berjumlah 33 siswa yang

terdiri 15 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Pada pembelajaran karangan

argumentasi, peneliti menyampaikan penggunaan diksi dengan menggunakan kata

penghubung antarkalimat dengan metode latihan secara individu. Setelah

penyampaian materi, siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan. Soal yang

tidak mengerti harus dikonfirmasi dahulu kepada peneliti sebelum dilaksanakan

kegiatan pembelajaran selanjutnya.

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan tindakan adalah tahap di mana guru akan

merealisasikan perencanaan yang telah dibuat pada tahap perencanaan. Kegiatan

pembelajaran dilakukan dalam dua kali pertemuan. Pembahasan pelaksanaan

tindakan pada pertemuan pertama ini sebagai berikut.

1. Pertemuan Pertama/Selasa, 18 Januari 2011

Page 53: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

39

Pada pertemuan pertama ini, kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai

dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Untuk materi yang akan

dipelajari pada pertemuan ini mencakup materi karangan argumentasi. Sedangkan

tugas yang diberikan adalan tugas penyelesaian soal pretest secara individu.

Secara keseluruhan, siswa telah hadir di dalam kelas sebelum guru

memasuki ruang kelas. Namun beberapa siswa ada yang sudah siap melaksanakan

proses pembelajaran dan ada yang belum siap. Ketika ketua kelas menuntun siswa

memberi salam dan doa kepada gurunya baru semua siswa hening dan siap

mengikuti pelajaran.

Guru langsung membuka pelajaran dengan apersepsi, tujuannya agar

kondisi di kelas lebih nyaman ketika sudah saling kenal. Namun, ketika guru

memberikan soal pretest untuk dikerjakan, hanya sedikit siswa yang sudah paham

dengan soal. Beberapa siswa terlihat sibuk membaca saja tapi tidak bisa

menjawab soal. Sedangkan siswa yang bisa mengerjakan soal tersebut merupakan

siswa yang sudah paham sehingga mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

ada dalam prestest. Kemudian guru langsung bertindak dengan menjelaskan cara

mengerjakan soal tersebut. Akhirnya mereka pun dapat mengerjakan dengan

tingkat pemahaman mereka.

Ketika guru memberitahukan bahwa waktu penyelesaian tugas yang

diberikan sudah habis, sebagian besar siswa mengeluh dan kaget. Walaupun

hanya beberapa siswa saja yang tidak mengumpulkan tugas tepat waktu, sebagian

siswa yang mengumpulkan tugas ternyata belum mengisi sebagian soal yang

diberikan. Dan ketika guru membahas soal yang diberikan pada tugas tersebut,

sebagian kecil siswa tidak memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru.

c. Tahap Observasi

Tahap observasi dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan.

Pengamatan dilakukan oleh peneliti, untuk mengamati keaktifan siswa dalam

pembelajaran. Pada awal observasi, peneliti mengalami kendala mengisi lembar

observasi, melalui pengamatan yang diteliti akhirnya peneliti dapat mengisi

dengan baik. Hasil pengamatan siswa melalui lembar observasi dapat dilihat pada

tabel berikut.

Page 54: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

40

Tabel 4.7

Hasil Rata-Rata Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Pertemuan Pertama

No Proses KBM Pertemuan Ke-1

1 Siswa memperhatikan penjelasan guru. 4

2 Siswa dapat memberikan jawaban atas pertanyaan-

pertanyaan guru.3

3 Siswa mengerjakan tugas dengan baik sesuai waktu yang

disediakan.

3

4 Siswa mengemukakan pendapat. 2

5 Siswa dapat menerima materi dengan baik. 4

6 Siswa terlibat langsung dalam beragam kegiatan kelas

selama pembelajaran.4

7 Siswa tampak antusias selama mengikuti pembelajaran. 4

8 Siswa menarik kesimpulan dari pelajaran saat itu. 3

Jumlah rata-rata keseluruhan 27

Total Skor = Jumlah Skor yang didapat Guru Jumlah pertemuan

= 272

= 13,5

Keterangan:

Skala penilaian rata-rata tiap aspek:

2 = Kurang

3 = Cukup

4 = Baik

Skala penilaian jumlah rata-rata:

6 – 10 = Berprestasi rendah

11 – 15 = Berprestasi sedang

Page 55: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

41

16 – 20 = Berprestasi tinggi

Tabel 4.8

Rata-Rata Skor Penilaian Siswa terhadap Guru Pertemuan Pertama

No Proses KBMRata-rata

Pertemuan Ke-1

1 Guru membuka dan menutup pelajaran dengan baik. 104

2 Guru mengaitkan pembelajaran sekarang dengan yang

sebelumnya.101

3 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 110

4 Guru memberi motivasi yang positif terhadap siswa

selama KBM berlangsung.

101

5 Guru memberi tugas kepada siswa dengan baik. 106

6 Guru bekerjasama dan bertanggung jawab terhadap

proses KBM.106

7 Guru memberi pertanyaan atau menanggapi siswa. 101

8 Guru memberi kesimpulan dari pelajaran saat itu. 100

Jumlah rata-rata keseluruhan 829

Total Skor = Jumlah Skor yang didapat Siswa Jumlah Siswa

= 82933

= 25,12

Keterangan:

Skala penilaian rata-rata tiap aspek:

2 = Kurang

3 = Cukup

4 = Baik

Page 56: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

42

Skala penilaian jumlah rata-rata:

7 – 16 = Berprestasi rendah

17 – 26 = Berprestasi sedang

27 – 36 = Berprestasi tinggi

Pada tabel 4.7 terlihat bahwa dari delapan aspek atau aktivitas yang

diobservasi mulai lembar observasi guru pada pertemuan pertama didapatkan rata-

rata 13,5 dengan kategori keaktifan berprestasi siswa pada tingkat sedang.

Sedangkan pada tabel 4.8 bahwa penilaian siswa terhadap guru, pada pertemuan

pertama nilai rata-ratanya 25,12 dengan kategori guru yang berprestasi sedang.

Selain lembar observasi guru dan juga lembar observasi siswat terhadap

guru, peneliti menggunakan jurnal harian siswa untuk mengetahui tanggapan

siswa terhadap pembelajaran pada pertemuan pertama ini dapat dilihat pada tabel

4.9

Tabel 4.9

Tanggapan Siswa terhadap Tindakan Pertama

Tabel tiga hanya menerangkan secara keseluruhan hasil jurnal siswa pada

pertemuan pertama, yang mana dari 100% jawaban siswa, rata-rata 90%

menjawab seperti yang sudah dipaparkan pada tabel tiga di atas. Selain jurnal

siswa ada juga catatan lapangan yang dilakukan guru sekaligus peneliti.

Apakah yang kamu peroleh dari pembelajaran hari ini?

Tentang argumentasi, bahwa argumentasi adalah karangan denganmemperhatikan diksi, dijelaskan contoh-contoh argumentasi, dan dapatmengarangnya cukup memuaskan.

Bagaimana pendapat kamu tentang pembelajaran hari ini?

Cukup mudah dimengerti, mungkin agak sulit mengerjakannya karenamembingungkan. Memberi penjelasan dengan baik dan dapat ditangkapdengan cepat.

Page 57: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

43

Pada pertemuan pertama peneliti juga menyebarkan pretest terhadap siswa,

di mana peneliti hanya ingin mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa terhadap

bacaan sebelum materi disampaikan. Hasil tes tersebut disajikan dalam tabel 4.10.

Tabel 4.10

Nilai Pretest Memahami Karangan Argumentasi

Aspek PenilaianNo. Responden

1 2 3Skor

Kategori Perolehan

Skor

1 Chaidir Ali 60 50 50 53 Cukup

2 Darmain Maulana 73 75 65 71 Baik

3 Derta Mahilda 75 75 75 75 Baik

4 Desi Delvia Putri 70 73 70 71 Baik

5 Diki Chanaviar 60 60 60 60 Cukup

6 Dita Puspa Sari 60 60 60 60 Cukup

7 Dwi Ayu Seviani 74 70 65 70 Baik

8 Firgiawan Listanto 60 50 55 55 Cukup

9 Indah P. 65 61 66 64 Baik

10 Iqbal Chanaviar 60 60 60 60 Cukup

11 Kevin Johannes 65 60 65 60 Cukup

12 Mahendra Sadewo 60 60 60 60 Cukup

13 Marselina Ayu V. 73 75 70 73 Baik

14 Mega Andriani 60 65 60 62 Baik

15 Muhammad Aulia Inka N. 60 60 60 60 Cukup

16 Muhammad Sulaeman 60 60 60 60 Cukup

17 Nenengsi 65 60 65 63 Baik

18 Rafina Fitriyani 74 75 65 71 Baik

19 Ratnasari 70 74 65 70 Baik

20 Ratu Balkhis 65 66 60 64 Baik

21 Rista Nurhayati 60 60 70 63 Baik

22 Rizky Agustian 65 66 60 62 Baik

Page 58: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

44

23 Santika 60 50 55 55 Cukup

24 Shalehah Putry 75 75 77 76 Baik

25 Vicky Mirhad Akbar 60 60 60 60 Cukup

26 Vidi Melinda 70 65 71 67 Baik

27 Wita Hartini 75 65 70 70 Baik

28 Yudi Ariyanto 65 60 65 63 Baik

29 M. Fadillah 64 65 55 61 Baik

30 Nur Indah Asry A. 64 50 55 56 Cukup

31 Devilia A. 70 70 52 64 Baik

32 Hamdani 65 75 50 63 Baik

33 Rini Juriah 65 60 55 60 Cukup

Total Skor = Jumlah Skor yang didapat siswa Jumlah siswa

= 210733

= 63,8

Berdasarkan tabel diperoleh tingkat penguasaan tertinggi, tingkat

penguasaan rendah, rata-rata penguasaan yang dirangkum dalam tabel 4.11.

Tabel 4.11

Presentase Tingkat Penguasaan Belajar untuk Akhir Siklus

Tingkat Penguasaan Sikus I

Nilai Tertinggi Siswa 76

Nilai Terendah Siswa 53

Rata-rata nilai siswa 63,8

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai pretest siswa masih < dari nilai

KKM (65), yaitu nilai rata-rata 63,8. Dalam hal ini maka harus ada tindak lanjut

pada pertemuan kedua.

Page 59: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

45

d. Tahap Refleksi

Setelah melihat hasil peniaian pretest, lembar observasi guru maupun

lembar observasi siswa, hasil jurnal, dan catatan lapangan, masih banyak yang

perludiperbaiki dalam kegiatan pertemuan pertama ini. Persiapan guru pada

pertemuan selanjutnya harus ditingkatkan. Prestest yang dapat dilihat pada tabel

4.10 hasil rata-ratanya kurang mencukupi dari nilai KKM (65) dan hasilnya 63,8.

Dari 33 siswa yang mendapat nilai terendah yiatu 53, di mana penggunaan

konjungsinya kurang tepat sehingga mendapat penilaian terendah seluruh siswa.

Pada hasil lembar observasi guru terhadap keaktifan siswa, dapat dilihat pada poin

keempat yang mendapat skor 2 (kurang), hal ini menyatakan keaktifan siswa

masih kurang baik. Selanjutnya dapat dilihat pada jurnal siswa yang mana

pernyataan siswa dalam pembelajaran hari ini merasa kesulitan dalam memahami

karangan argumentasi, namun ketika memperhatikan penjelasan guru sedikit demi

sedikit memahami juga walau tidak secara keseluruhan. Selain itu dalam catatan

lapangan ini terdapat beberapa catatan sebagaimana tampil pada tabel 4.12.

Tabel 4.12

Catatan Lapangan Pertemuan Pertama

No. Kendala/Kesulitan Guru Solusi/Saran Perbaikan

1 Guru kurang memotivasi siswa

pada awal pembelajaran

Guru memberikan motivasi awal pada

setiap pertemuan

2 Waktu untuk mengerjakan pretest

sangat lama karena siswa terlalu

sering bertanya mengenai soal

tersebut sehingga siswa merasa

untuk bertanya mengenai pelajaran

kepada guru terlalu sedikit.

Guru membagi waktu untuk mengerjakan

tugas harus lebih tepat, agar jelang akhir

pertemuan dapat dijadikan sesi tanya

jawab pada siswa sehingga siswa dapat

bertanya tentang pelajaran yang kurang

dimengerti hari ini.

Perencanaan selanjutnya untuk pertemuan kedua untuk memperbaiki

pertemuan pertama adalah dengan menerapkan metode latihan secara individu

dalam proses menulis karangan argumentasi dengan penggunaan konjungsi

dengan baik dan benar.

Page 60: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

46

3.2 Pertemuan Kedua

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan dalam pertemuan kedua ini, peneliti

mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk pertemuan kedua

melanjutkan dari pertemuan pertam, lembar observasi siswa dan guru, jurnal

siswa, catatan lapangan, dan yang terakhir lembar soal postest di mana lembar ini

menyatakan pada akhir siklus I ini. Materi yang diajarkan pada siklus I ini

mengenai ruang lingkup metode latihan secara individu, pengertian konjungsi,

macam-macam konjungsi, penggunaan konjungsi, dan pengertian karangan

argumentasi. Untuk menunjang pembelajaran, peneliti juga telah menyiapkan

lembar angket untuk akhir sikus I yang diberikan pada siswa.

b. Tahap Pelaksanaan

1. Pertemuan Kedua/Kamis, 20 Januari 2011

Untuk pertemuan kedua ini akan dilaksanakan proses pembelajaran menulis

karangan argumentasi dengan memperhatikan penggunaan konjungsi dengan baik

dan benar. Pada pertemuan ini, terdapat satu siswa yang belum hadir ketika guru

telah memasuki kelas dengan alasan masih di kantin. Dalam mencatat materi yang

diberikan, siswa terlihat antusias. Namun kenyataannya ketika siswa mencatat

materi yang ada di papan tulis, guru sedikit bertanya tentang karangan

argumentasi tersebut, ada beberapa siswa yang belum mengerti karena mereka

terlihat mengobrol dengan teman sebangkunya ketika guru memberikan

penjelasan materi. Guru kemudian bersikap tegas melarang mereka mengobrol

lagi pada saat guru sedang menjelaskan materi. Para siswa terlihat serius ketika

mengerjakan soal postest, dan mereka mencoba mengikuti langkah-langkah

pembuatan karangan argumentasi.

Dengan adanya data-data yang mengarah pada meningkatnya kemampuan

memahami penggunaan konjungsi dalam belajar bahasa Indonesia, maka

penelitian ini dapat dihentikan pada siklus I dan dianggap penerapan metode

latihan secara individu dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa dalam

pembelajaran bahasa Indonesia. Hasil belajar melalui tes akhir siklus I sudah

Page 61: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

47

menunjukkan hasil yang meningkat dengan rata-rata tes siswa mengalami

peningkatan. Hasil skor akhir siswa (postest) dapat dilihat pada tabel 4.13.

Tabel 4.13

Data Perolehan Siswa Nilai Postest pada Akhir Siklus

Aspek PenilaianNo. Responden

1 2 3Skor

Kategori Perolehan

Skor

1 Chaidir Ali 75 75 65 72 Baik

2 Darmain Maulana 76 75 65 72 Baik

3 Derta Mahilda 80 80 80 80 Baik

4 Desi Delvia Putri 75 75 75 75 Baik

5 Diki Chanaviar 75 65 65 68 Cukup

6 Dita Puspa Sari 75 75 75 75 Baik

7 Dwi Ayu Seviani 75 77 73 75 Baik

8 Firgiawan Listanto 75 76 75 75 Baik

9 Indah P. 80 75 76 77 Baik

10 Iqbal Chanaviar 70 65 65 67 Cukup

11 Kevin Johannes 70 70 70 70 Baik

12 Mahendra Sadewo 70 69 65 78 Baik

13 Marselina Ayu V. 78 80 77 78 Baik

14 Mega Andriani 80 84 81 82 Sangat Baik

15 Muhammad Aulia Inka N. 80 75 75 77 Baik

16 Muhammad Sulaeman 75 75 75 75 Baik

17 Nenengsi 78 75 78 77 Baik

18 Rafina Fitriyani 80 78 85 81 Sangat Baik

19 Ratnasari 81 75 77 78 Baik

20 Ratu Balkhis 78 75 75 76 Baik

21 Rista Nurhayati 79 74 79 77 Baik

22 Rizky Agustian 75 75 65 72 Baik

23 Santika 75 75 65 72 Baik

24 Shalehah Putry 88 85 85 86 Sangat Baik

Page 62: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

48

25 Vicky Mirhad Akbar 80 77 75 77 Baik

26 Vidi Melinda 75 75 74 75 Baik

27 Wita Hartini 75 73 77 75 Baik

28 Yudi Ariyanto 75 75 75 75 Baik

29 M. Fadillah 75 75 70 73 Baik

30 Nur Indah Asry A. 75 74 70 73 Baik

31 Devilia A. 70 73 75 73 Baik

32 Hamdani 74 75 74 74 Baik

33 Rini Juriah 65 66 60 64 Cukup

Total Skor = Jumlah Skor yang didapat siswa Jumlah siswa

= 247433

= 74,9

Berdasarkan tabel diperoleh tingkat penguasaan tertinggi, tingkat

penguasaan rendah, rata-rata tingkat penguasaan yang dirangkum dalam tabel

4.14.

Tabel 4.14

Presentase Tingkat Penguasaan Belajar untuk Akhir Siklus

Tingkat Penguasaan Sikus I

Nilai Tertinggi Siswa 86

Nilai Terendah Siswa 64

Rata-rata nilai siswa 74,9

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai pretest siswa masih > dari

nilai KKM (65), yaitu nilai rata-rata 75,1. Ada beberapa siswa yang mendapatkan

nilai terbaik dengan poin 81, 82, dan 86. Peningkatan kemampuan menulis

karangan argumentasi di mana dapat diurutkan dengan baik dengan penggunaan

konjungsi antarkalimat yang digunakan tepat. Hal ini terjadi karena siswa tersebut

termasuk siswa yang sering berlatih menulis. Namun ada siswa yang masih

Page 63: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

49

mendapat nilai di bawah nilai KKM yaitu 64. Hal ini terjadi karena siswa tersebut

masih belum memahami benar mengenai karangan argumentasi dengan

penggunaan konjungsi antarkalimat secara tepat. Setelah postest selesai guru

menyebarkan lembar observasi guru dan siswa.

c. Tahap Observasi

Tahap ini pada dasarnya berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan

tindakan. Hasil pengamatan aktivitas siswa lembar observasi siswa dan lembar

observasi guru tersebut dapat dilihat padatabel 4.15 dan tabel 4.16.

Tabel 4.15

Hasil Rata-Rata Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Pertemuan Kedua

No Proses KBM Pertemuan Ke-2

1 Siswa memperhatikan penjelasan guru. 4

2 Siswa dapat memberikan jawaban pertanyaan jawaban

atas pertanyaan-pertanyaan guru.4

3 Siswa mengerjakan tugas dengan baik sesuai waktu yang

disediakan.

4

4 Siswa mengemukakan pendapat. 4

5 Siswa dapat menerima materi dengan baik. 4

6 Siswa terlibat langsung dalam beragam kegiatan kelas

selama pembelajaran.4

7 Siswa tampak antusias selama mengikuti pembelajaran. 4

8 Siswa menarik kesimpulan dari pelajaran saat itu. 4

Jumlah rata-rata keseluruhan 32

Total Skor = Jumlah Skor yang didapat Guru Jumlah pertemuan

= 322

= 16

Page 64: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

50

Keterangan:

Skala penilaian rata-rata tiap aspek:

2 = Kurang

3 = Cukup

4 = Baik

Skala penilaian jumlah rata-rata:

6 – 10 = Berprestasi rendah

11 – 15 = Berprestasi sedang

16 – 20 = Berprestasi tinggi

Tabel 4.16

Rata-Rata Skor Penilaian Siswa terhadap Guru Pertemuan Kedua

No Proses KBMRata-rata

Pertemuan Ke-2

1 Guru membuka dan menutup pelajaran dengan baik. 118

2 Guru mengaitkan pembelajaran sekarang dengan yang

sebelumnya.114

3 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 120

4 Guru memberi motivasi yang positif terhadap siswa

selama KBM berlangsung.

113

5 Guru memberi tugas kepada siswa dengan baik. 118

6 Guru bekerjasama dan bertanggung jawab terhadap

proses KBM.121

7 Guru memberi pertanyaan atau menanggapi siswa. 118

8 Guru memberi kesimpulan dari pelajaran saat itu. 120

Jumlah rata-rata keseluruhan 942

Page 65: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

51

Total Skor = Jumlah Skor yang didapat Siswa Jumlah Siswa

= 92433

= 28,5

Keterangan:

Skala penilaian rata-rata tiap aspek:

2 = Kurang

3 = Cukup

4 = Baik

Skala penilaian jumlah rata-rata:

7 – 16 = Berprestasi rendah

17 – 26 = Berprestasi sedang

27 – 36 = Berprestasi tinggi

Pada tabel 4.15 terlihat bahwa dari delapan aspek atau aktivitas yang

diobservasi mulai lembar observasi guru pada pertemuan pertama hingga

pertemuan kedua mengalami peningkatan, didapatkan rata-rata 16 dengan kategori

keaktifan berprestasi siswa pada tingkat tinggi. Sedangkan pada tabel 4.16 bahwa

penilaian siswa terhadap guru, pada pertemuan pertemuan pertama sedang dan

pada pertemuan kedua meningkat mendapat nilai rata-ratanya 28,5 dengan

kategori guru yang berpretasi tingkat tinggi.

Selain lembar observasi guru dan siswa, peneliti juga menyebarkan jurnal

siswa pada pertemuan kedua ini. Hasil jurnal siswa pada pertemuan kedua ini

adalah di mana anak-anak merasa senang karena pembelajaran hari ini dapat

memotivasi untuk ujian minggu depan, selain itu siswa menjadi rajin lagi dalam

belajar.

d. Tahap Refleksi

Dalam proses pembelajaran, metode latihan individu telah berhasil membuat

siswa lebih semangat dalam belajar. Perasaan senang dalam belajar. Peningkatan

Page 66: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

52

rata-rata kemampuan pemahaman siswa dalam karangan argumentasi terjadi

karena dalam proses pembelajaran siswa terlibat aktif. Hal tersebut dapat dilihat

pada lembar observasi keaktifan siswa pada poin empat yang mana pada

pertemuan pertama mendapat nilai dua. Namun pada pertemuan kedua meningkat

mendapat nilai empat. Penerapan metode latihan membuat siswa lebih tertarik

untuk belajar bahasa Indonesia, khususnya mempelajari karangan argumentasi.

Selain itu peneliti menyebarkan angket persepsi siswa terhadap penggunaan

metode latihan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Penyebaran angket tersebut

dilakukan setelah pelaksanaan siklus I selesai. Hasil angket tersebut disajikan

sebagai berikut.

Tabel 4.17

Hasil Angket Persepsi Siswa terhadap Metode Latihan Individu

Ya TidakNo Pertanyaan

Jumlah (%) Jumlah (%)

1 Apakah kamu suka menulis? 19 57,58 % 14 42,42%

2Pernahkah kamu menulis karangan

argumentasi?20 60,60% 13 39,40%

3Apakah kamu tahu metode latihan

sebelumnya?11 33,33% 22 66,67%

4Apakah kamu tahu penggunaan

konjungsi sebelumnya?16 48,48% 17 51,52%

5

Apakah kamu pernah menulis

karangan argumentasi dengan

memperhatikan penggunaan konjungsi

dengan tepat?

24 72,73% 9 27,27%

6

Apakah belajar menulis karangan

argumentasi menggunakan metode

latihan menyenangkan?

25 75,76% 8 24,24%

7Apakah kamu mengalami kesulitan

dalam KBM hari ini?14 42,42% 19 57,58%

Page 67: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

53

8

Apakah kamu berkesan terhadap

pembelajaran karangan argumentasi

dengan menggunakan metode latihan?

26 78,79% 7 21,21%

9

Apakah kamu merasa jenuh ketika

pelajaran bahasa Indonesia akan

dimulai?

10 30,30% 23 69,70%

10

Apakah kamu yakin akan lebih

bertambah pemahaman kamu terhadap

menulis karangan argumentasi ketika

dengan metode latihan secara

individual?

29 87,88% 4 12,12%

Dari tabel di atas bisa dikatakan bahwa terdapat peningkatan belajar bahasa

Indonesia siswa dan indikator keberhasilan pun sudah tercapai maka penelitian

dihentikan di siklus I sesuai dengan target yang direncanakan.

B. Pemeriksaan Keabsahan Data

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, salah satu instrumen

yang digunakan adalah angket pemahaman siswa terhadap menulis karangan

argumentasi dengan penggunaan konjungsi. Instrumen disebar pertama kali pada

18 Januari 2011. Selain menggunakan angket, pada penelitian ini juga digunakan

lembar observasi, jurnal siswa, dan catatan lapangan yang diajukan kepada siswa

pada setiap akhir pertemuan.

Untuk mengetahui data valid dan memiliki tingkat keterpercayaan yang

tinggi, dilakukan member check. Kegiatan ini meliputi memeriksa kembali

keterangan atau informasi yang diperoleh selama observasi dari narasumber,

memeriksa apakah informasi tersebut tetap sifatnya atau tidak berubah sehingga

dapat dipastikan keasliannya, dan memastikan kebenaran data. Seperti

menggunakan angket dan lembar observasi, dalam hal ini seluruh siswa mengisi

instrumen tersebut dengan baik sesuai pendapat mereka masing-masing.

Keseluruhan instrumen observasi pada pertemuan kedua ini diisi oleh siswa

Page 68: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

54

dengan poin empat karena dalam pertemuan kali ini guru mengajar dengan baik.

Begitupun dengan jurnal siswa, siswa dengan antusias mengisi instrumen yang

sudah disediakan walau ada beberapa pesan yang tidak mereka tulis. Selain

angket, lembar observasi, dan jurnal siswa, guru juga membuat catatan lapangan

untuk mengetahui aktivitas siswa pada setiap pertemuan pada siklus I namun hasil

catatan lapangan pada pertemuan kedua ini tidak ada kendala karena guru

melakukan perbaikan dari catatan lapangan pertemuan pertama. Selain itu untuk

mengetahui pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan

dilakukan dengan memeriksa hasil tes akhir siswa. Soal tes dibuat sesuai dengan

kurikulum sekolah mengenai kompetensi dasar dan indikator pembelajaran yang

ingin dicapai. Tes akhir siklus digunakan untuk melengkapi data pengamatan

peningkatan pemahaman siswa terhadap karangan argumentasi dengan

penggunaan konjungsi dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

C. Analisis Data

Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada dari

berbagai sumber baik tes maupun nontes. Diantaranya sebagai berikut.

1. Data Hasil Tes Siklus

Tabel 4.18

Data Perolehan Nilai Tes pada Akhir Siklus

No Responden Skor Pretest Skor Postest

1 Chaidir Ali 53 72

2 Darmain Maulana 71 72

3 Derta Mahilda 75 80

4 Desi Delvia Putri 71 75

5 Diki Chanaviar 60 68

6 Dita Puspa Sari 60 75

7 Dwi Ayu Seviani 70 75

8 Firgiawan Listanto 55 75

9 Indah P. 64 77

Page 69: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

55

10 Iqbal Chanaviar 60 67

11 Kevin Johannes 60 70

12 Mahendra Sadewo 60 78

13 Marselina Ayu V. 73 78

14 Mega Andriani 62 82

15 Muhammad Aulia Inka N. 60 77

16 Muhammad Sulaeman 60 75

17 Nenengsi 63 77

18 Rafina Fitriyani 71 81

19 Ratnasari 70 78

20 Ratu Balkhis 64 76

21 Rista Nurhayati 63 77

22 Rizky Agustian 62 72

23 Santika 55 72

24 Shalehah Putry 76 86

25 Vicky Mirhad Akbar 60 77

26 Vidi Melinda 67 75

27 Wita Hartini 70 75

28 Yudi Ariyanto 63 75

29 M. Fadillah 61 73

30 Nur Indah Asry A. 56 73

31 Devilia A. 64 73

32 Hamdani 63 74

33 Rini Juriah 60 64

Jumlah rata-rata keseluruhan 63,8 74,9

Indikator ketuntasan belajar siswa mendapatkan nilai > 65 pada pertemuan

kedua. Ini berarti siswa telah tuntas belajar dalam materi ini, dan dilihat dari

presentase, tingkat penguasaan belajar untuk akhir siklus mengalami peningkatan.

Page 70: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

56

Hal ini dapat dilihat dari hasil rata-rata pretest dengan skor 63,8 dan mengalami

peningkatan pada postest dengan skor 74,9.

2. Lembar Observasi

Setiap melaksanakan tindakan pembelajaran, lembar observasi juga

digunakan untuk menganalisis dan merefleksikan setiap siklus tindakan

pembelajaran. Hasil observasi itu dapat dilihat pada tabel 4.19.

Tabel 4.19

Hasil Rata-rata Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran Siklus I

No Proses KBM Pertemuan Ke-1 Pertemuan Ke-2

1 Siswa memperhatikan penjelasan guru. 4 4

2 Siswa dapat memberikan jawaban pertanyaan

jawaban atas pertanyaan-pertanyaan guru.3

4

3 Siswa mengerjakan tugas dengan baik sesuai

waktu yang disediakan.

3 4

4 Siswa mengemukakan pendapat. 2 4

5 Siswa dapat menerima materi dengan baik. 4 4

6 Siswa terlibat langsung dalam beragam

kegiatan kelas selama pembelajaran.4 4

7 Siswa tampak antusias selama mengikuti

pembelajaran.4 4

8 Siswa menarik kesimpulan dari pelajaran saat

itu.3 4

Jumlah rata-rata keseluruhan 13,5 16

Berdasarkan tabel di atas, pada tindakan pembelajaran pertama rata-rata

keseluruhan skor keatifan siswa masih dikategorikan berprestasi seedang karena

dalam pertemuan pertama, siswa mengalami kesulitan bagaimana cara

penggunaan konjungsi antarkalimat dalam karangan argumentasi. Dalam

pertemuan kedua keaktifan siswa meningkat menjadi kategori tinggi, di mana

Page 71: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

57

siswa sudah mengetahui bagaimana penggunaan konjungsi karena guru telah

menggunakan metode latihan secara individu.

Tabel 4.20

Rata-rata Skor Penilaian Siswa terhadap Guru Siklus I

No Proses KBMRata-rata

Pertemuan Ke-1

Rata-rata

Pertemuan Ke-2

1 Guru membuka dan menutup pelajaran

dengan baik.104 118

2 Guru mengaitkan pembelajaran sekarang

dengan yang sebelumnya.101 114

3 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 110 120

4 Guru memberi motivasi yang positif terhadap

siswa selama KBM berlangsung.101 113

5 Guru memberi tugas kepada siswa dengan

baik.106 118

6 Guru bekerjasama dan bertanggung jawab

terhadap proses KBM.106 121

7 Guru memberi pertanyaan atau menanggapi

siswa.101 118

8 Guru memberi kesimpulan dari pelajaran saat

itu.100 120

Jumlah rata-rata keseluruhan 25,1 28,5

Berdasarkan tabel di atas, pada tindakan pembelajaran pertama rata-rata

keseluruhan skor penilaian siswa terhadap guru masih dikategorikan pada prestasi

sedang. Sedangkan pada tindakan pertemua kedua penilaian siswa meningkat

menjadi kategori prestasi tinggi.

Untuk rata-rata skor seluruhnya meningkat dan sudah mencapai kategori

berprestasi tingkat tinggi. Siswa sudah dapat mengikuti pembelajaran dengan

baik, hampir semua siswa senang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan

Page 72: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

58

metode latihan individu, hampir semua siswa pun dapat memahami isi bacaan

dengan baik.

3. Angket

Angket persepsi siswa terhadap metode latihan individu dalam

pembelajaran menulis digunakan untuk mengukur skor prestasi peningkatan

kemampuan penggunaan karangan argumentasi melalui penerapan metode latihan

individu. Angket diberikan setelah akhir siklus. Angket tersebut memuat sepuluh

pertanyaan dengan dua pilihan jawaban, yaitu Ya dan Tidak. Setiap jawaban

terdapat skor 5 untuk (ya) dan 4 untuk (tidak). Perolehan angket motivasi

berprestasi belajar penggunaan konjungsi dalam karangan argumentasi telah

disajikan dalam tabel 4.17.

Berdasarkan tabel 4.17, bahwa terlihat setelah pelaksanaan pembelajaran

skor menunjukkan bahwa setelah pelaksanaan keseluruhan tindakan siswa

mengalami peningkatan yang cukup baik. Sekitar 57,58% siswa yang suka

menulis dan 42,42% yang tidak suka menulis. Sekitar 60,60% siswa pernah

menulis karangan argumentasi sebelumnya dan 39,40% yang belum pernah sama

sekali. Sekitar 33,33% siswa yang mengetahui metode latihan sebelumnya dan

66,67% yang belum pernah mengetahui. Sekitar 48,48% siswa mengetahui

penggunaan konjungsi dan 51,52% siswa yang tidak mengetahui. Siswa mampu

menulis karangan argumentasi dengan memerhatikan penggunaan konjungsi

dengan tepat dengan skor nilai sekitar 72,73% sedangkan yang tidak mampu

sekitar 27,27%. Sekitar 75,76% siswa merasa senang belajar karangan

argumentasi menggunakan metode latihan dan 24,24% menjawab tidak. Siswa

mengalami kesulitan sekitar 42,42% sedangkan yang tidak mengalami kesulitan

sekitar 57,58%. Sekitar 78,79% siswa berkesan dengan pembelajaran karangan

argumentasi sedangkan 21,21% tidak berkesan. Sekitar 30,30% siswa yang jenuh

dan 69,70% tidak jenuh. Sedangkan yang terakhir sekitar 87,88% siswa merasa

yakin lebih bertambah pemahaman terhadap menulis karangan argumentasi ketika

dengan metode latihan secara individu dan yang tidak yakin 12,12%.

Page 73: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

59

4. Jurnal Siswa

Tanggapan atau pendapat siswa terhadap pembelajaran dalam setiap tindakan

sangat penting untuk dijadikan sebuah pertimbangan ataupun perbaikan bagi

penyusun rencana pembelajaran. Hasil tanggapan siswa tentang tindakan

pembelajaran siklus I yang diperoleh dari jurnal siswa ditunjukkan dalam bentuk

deskripsi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahawa sebagian besar siswa

menyenangi pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan metode latihan

individu khususnya dalam pembelajaran menulis. Dalam hal ini siswa menjawab

dengan persentase tanggapan positif, ini menunjukkan bahwa persepsi siswa

dalam pembelajaran bahasa Indonesia meningkat.

D. Interpretasi Hasil Analisis

Hasil pengamatan pada penelitian ini menunjukkan bahwa siswa

menyenangi proses pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan metode

latihan individu. Antusiasme dan semangat siswa utuk meningkatkan kemampuan

menulis karangan argumentasi. Sikap interaksi tatap muka dapat dilihat pada

lembar observasi guru terhadap siswa. Pada pertemuan pertama prestasi siswa

dikategorikan sedang, yaitu 13,5, sedangkan penilaian siswa terhadap guru yaitu

25,1. Pada pertemuan kedua jumlah rata-rata keaktifan siswa dikategorikan

tingkat tinggi dengan skor 16, sedangkan penilaian siswa terhadap guru

dikategorikan tingkat tinggi dengan skor 28,5. Hal ini membuktikan terjadinya

peningkatan dalam keaktifan siswa dan penilaian siswa terhadap guru dari

pertemuan pertama sampai pertemuan kedua. Hal ini menunjukkan bahwa pada

siklus I sudah mencapai kriteria ketuntasan materi tersebut sehingga peelitian

dapat dihentikan.

Peningkatan jumlah rata-rata ini terjadi karena selama pembelajaran siswa

terlibat aktif. Hal ini didukung juga dengan data dan dari hasil angket yang

diberikan kepada siswa sebanyak satu kali, yaitu di akhir siklus I. Angket terdiri

sepuluh pertanyaan dengan dua pilihan jawaban, yaitu ya dan tidak. Hasil angket

persepsi siswa terhadap metode latihan individu dalam pembelajaran penggunaan

konjungsi dalam karangan argumentasi mengalami peningkatan.

Page 74: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

60

Pada siklus I hasil rata-rata dari pretest dan postest mengalami

peningkatan dengan skor 63,8 menjadi 74,9. Ini berarti hasilnya sudah mencapai

nilai KKM, yaitu 65. Berdasarkan hasil pengamatan, angket, dan hasil tes terlihat

bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode latihan individu dapat

meningkatkan kemampuan menulis siswa sehingga siswa dapat memahami

penggunaan konjungsi antarkalimat dalam karangan argumentasi tersebut.

E. Pembahasan Temuan Penelitian

Pembahasan temuan penelitian ini lebih memacu pada perumusan

masalah, di mana perumusan masalah terdapatdua pertanyaan, dan pertanyaan

tersebut sebagai berikut.

1. Penerapan metode latihan individu dapat meningkatkan kemampuan menulis

siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya penggunaan konjungsi

dalam karangan argumentasi.

Penerapan metode latihan individu dalam pembelajaran dapat

meningkatkan kemampuan siswa terhadap pembelajaran menulis. Kegiatan yang

sebelumnya menjelaskan materi diberitahukan terlebih dahulu kepada siswa

membuat siswa semakin memperhatikan penjelasan guru. Siswa akan berusaha

memahami materi yang sedang dijelaskan guru dengan sungguh-sungguh agar

dapat menyelesaikan tugas dengan baik nantinya. Sesuai dengan hasil penelitian

yang dilakukan dengan melihat pada hasil lembar observasi, jurnal, dan angket

hasil persepsi siswa terhadap pembelajaran dengan metode latihan individu

terlihat adanya peningkatan kemampuan siswa dibandingkan sebelum

dilaksanakannya tindakan.

Dari keseluruhan data di atas dapat disimpulkan dengan grafik dibawah

ini, di mana terlihat peningkatan yang baik terhadap pembelajaran kemampuan

menulis dengan metode latihan individu.

Pretest : 53, 55, 55, 56, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 60, 61, 62, 63, 63, 63, 63, 63,

64, 64, 64, 64, 67, 70, 70, 70, 71, 71, 71, 73, 75, 76.

Postest : 64, 67, 68, 70, 72, 72, 72, 72, 73, 73, 73, 74, 75, 75, 75, 75, 75, 75, 75,

76, 77, 77, 77, 77, 77, 78, 78, 78, 78, 80, 81, 82, 86.

Page 75: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

61

Page 76: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

62

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan deskripsi data dan pembahasan setelah dilaksanakannya

penelitian tindakan kelas ini, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut.

1. Setelah diterapkan, metode latihan individu dapat meningkatkan

pemahaman siswa terhadap penggunaan konjungsi dalam karangan

argumentasi. Hal ini terlihat dari rata-rata skor yang sesuai dengan skala

penilaian yang ditetapkan menunjukkan peningkatan, yaitu pada

pertemuan pertama jumlah rata-rata dikategorikan prestasi tingkat sedang.

Namun adanya peningkatan pada pertemuan kedua mencapai kategori

prestasi tingkat tinggi, yaitu berarti siswa merasa berkesan dengan

pembelajaran menulis khususnya terhadap penggunaan konjungsi dalam

karangan argumentasi dan guru juga mengamati respon positif.

2. Metode latihan individu sangat baik digunakan dalam pembelajaran

bahasa Indonesia khususnya dalam keterampilan menulis karangan

argumentasi karena dengan demikian siswa dapat mudah memahami

penggunaan konjungsi dengan tepat. Hal ini terlihat ketika seluruh siswa

mengerjakan pretest pada awal pertemuan, hanya mencapai skor rata-rata

63,8 dan nilai tersebut belum mencapai KKM (65). Namun pada

pertemuan kedua terlihat adanya peningkatan karena siswa dapat

memahami penggunaan konjungsi dengan tepat sehingga rata-rata skor

postest yang didapat siswa melewati nilai KKM, yaitu 74,9 Hal ini

menunjukkan adanya peningkatan.

B. Saran

1. Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan ini, setidaknya seorang guru

dapat menerapkan metode latihan individu, sehingga siswa tidak lagi

merasa jenuh dalam mempelajari pelajaran bahasa Indonesia. Dengan

metode latihan, pemahaman siswa terhadap kemampuan menulis dapat

dikembangkan dengan baik. Akhirnya mereka mampu membuat karangan

Page 77: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

63

argumentasi dengan penggunaan konjungsi dengan tepat. Dengan

demikian pemahaman siswa terhadap penggunaan konjungsi semakin

meningkat.

2. Agar siswa lebih serius dalam mendengarkan dan memahami penjelasan

guru, sebaiknya dilakukan metode-metode khusus dalam pembelajaran

atau mempraktekkan setelah penjelasan materi dengan memberitahukan

nya terlebih dahulu di awal kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, para

siswa akan menyimak materi dengan optimal untuk menghindari kesulitan

pada kegiatan penyelesaian soal yang diberikan. Selain itu, keaktifan siswa

dalam kegiatan tanya jawab akan semakin meningkat.

Page 78: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

64

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti, dkk. Menulis I. Jakarta: Universitas Terbuka. 2001.

Alfin, Jauharoti, dkk. Bahasa Indonesia I. Bandung: LAPIS (Leraning AssistencePrograms for Islamic Scholls). 2008.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:Rineka Cipta. 2006.

Arikunto, Suharsimi dan Cepi Safrudin Abdul Jabar. Evaluasi Pendidikan.Jakarta: Bumi Aksara. 2007.

Chaer, Abdul. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Edisi Kedua. Jakarta:Rineka Cipta. 2006.

Finoza, Lamuddin. Komposisi Bahasa Indonesia Revisi 3. Jakarta: Diksi InsanMulia. 2009.

Hasan, Alwi, dkk. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta:Balai Pustaka. 2003.

Kridalaksana, Harimurti. Kamus Linguistik Edisi Ketiga. Jakarta: PT GramediaPustaka Utama. 1993.

. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia Edisi Kedua.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2008.

Kusnadi, E., dan Mahsusi, M.M. Mahir Berbahasa Indonesia. Jakarta: FITK UINJakarta. 2004.

Mahsun. Metode Penelitian Bahasa “Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya”.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2005.

Mulyasa, E. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003.

N, M. Mega dan Kania Islami Dewi. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CVRegina. 2009.

Pasaribu, Il dan B. Simandjuntak. Didaktik dan Metodik. Bandung: Tarsito. 1986.

Sandjaja, B dan Albertus Heriyanto. Panduan Penelitian. Jayapura: PrestasiPustaka Publisher. 2006.

Page 79: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

65

Sudaryat, Yayat. Makna dalam Wacana “Prinsip-prinsip Semantik danPragmatik”. Bandung: Yrama Widya. 2008.

Sukmadinata, Nana Syaodih. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: PTRemaja Rosdakarya Offset. 2005.

Suparmo dan Mohamad Yunus. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta:Universitas Terbuka. 2006.

Surachmad, Winarno. Metodologi Pengajaran Nasional. Jakarta: Jemmars. 1979.

Usman, Basyirudin. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: CiputatPers. 2002.

Wiriaatmadja, Rochiati. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT RemajaRosdakarya. 2007.

Yunus, Muhammad, dkk. Menulis I. Jakarta: Universtitas Terbuka. 2009.

Page 80: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

66

UJI REFERENSI

Nama : Ratu Nurroh

NIM : 106013000314

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI)

Judul Skripsi : “Peningkatan Kemampuan Penggunaan Konjungsi dalam

Karangan

Karangan Argumentasi Melalui Penerapan Metode Latihan

Individual.”

No. Referensi Paraf

1Akhadiah, Sabarti, dkk. Menulis I. Jakarta: Universitas

Terbuka. 2001.

2Alfin, Jauharoti, dkk. Bahasa Indonesia I. Bandung: LAPIS

(Leraning Assistence Programs for Islamic Scholls). 2008.

3Arifin, Zaenal dan S. Amran Tasai. Cermat Berbahasa

Indonesia. Jakarta: Akademika Pressindo. 2004.

4Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. 2006.

5Arikunto, Suharsimi dan Cepi Safrudin Abdul Jabar.

Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2007.

6Chaer, Abdul. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia Edisi

Kedua. Jakarta: Rineka Cipta. 2006.

7Finoza, Lamuddin. Komposisi Bahasa Indonesia Revisi 3.

Jakarta: Diksi Insan Mulia. 2009.

8Hasan, Alwi, dkk. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia

Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. 2003.

9Keraf, Gorys. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT

Gramedia, 1982.

Page 81: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

67

10Keraf, Gorys. Diksi dan Gaya Bahasa Cetakan Kesembilan

Belas. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2009.

11Kridalaksana, Harimurti. Kamus Linguistik Edisi Ketiga.

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 1993.

12

Kridalaksana, Harimurti. Kelas Kata dalam Bahasa

Indonesia Edisi Kedua. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama. 2008.

13Kusnadi, E., dan Mahsusi, M.M. Mahir Berbahasa

Indonesia. Jakarta: FITK UIN Jakarta. 2004.

14

Mahsun. Metode Penelitian Bahasa “Tahapan Strategi,

Metode, dan Tekniknya”. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

2005.

15Marwoto, dkk. Komposisi Praktis Cetakan Pertama.

Yogyakarta: PT Hanindita Offset. 1985.

16Mulyasa, E. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2003.

17N, M. Mega dan Kania Islami Dewi. Penelitian Tindakan

Kelas. Bandung: CV Regina. 2009.

18Pasaribu, Il dan B. Simandjuntak. Didaktik dan Metodik.

Bandung: Tarsito. 1986.

19Rahayo, Minto. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi.

Jakarta: PT Grasindo. 2007.

20Sandjaja, B dan Albertus Heriyanto. Panduan Penelitian.

Jayapura: Prestasi Pustaka Publisher. 2006.

21Sudaryat, Yayat. Makna dalam Wacana “Prinsip-prinsip

Semantik dan Pragmatik”. Bandung: Yrama Widya. 2008.

22Sukmadinata, Nana Syaodih. Metodologi Penelitian

Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. 2005.

23Suparmo dan Mohamad Yunus. Keterampilan Dasar

Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka. 2006.

Page 82: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

68

24Surachmad, Winarno. Metodologi Pengajaran Nasional.

Jakarta: Jemmars. 1979.

25Usman, Basyirudin. Metodologi Pembelajaran Agama Islam.

Jakarta: Ciputat Pers. 2002.

26Wiriaatmadja, Rochiati. Metode Penelitian Tindakan Kelas.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2007.

27Yunus, Muhammad, dkk. Menulis I. Jakarta: Universtitas

Terbuka. 2009.

28

ZA, Mahmudah Fitriyah dan Ramlan Abdul Gani.

Pembinaan Bahasa Indonesia. Jakarta: UIN Jakarta Press.

2007.

Pembimbing,

Makyun Subuki, M.Hum.NIP. NIP. 19800305 200901 1 015

Page 83: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

69

DEPARTEMEN AGAMA No. Dokumen : FITK-FR-AKD-066UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 5 Januari 2009FITK No. Revisi: : 00Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia

FORM (FR)Hal : 1/1

SURAT BIMBINGAN SKRIPSI

Nomor : Un.01/Ft./KM.01.3/......../2010 Jakarta, 8 November 2010Lamp. : -Hal : Bimbingan Skripsi

Kepada Yth.

Makyun Subuki, M.HumPembimbing SkripsiFakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUIN Syarif HidayatullahJakarta

Assalamu’alaikum wr.wb.Dengan ini diharapkan kesediaan saudara untuk menjadi pembimbing I/II

(materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:Nama : Ratu NurrohNIM : 106013000314Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra IndonesiaSemester : IX (sembilan)Judul Skripsi : Peningkatan Kemampuan Penggunaan Konjungsi dalam

Karangan Argumentasi melalui Penerapan MetodeLatihan Individual”

Judul tersebut telah disetujui oleh jurusan yang bersangkutan pada tanggal 5Oktober 2010, abstraksi/outline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahanredaksional pada judul tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu,mohon pembimbing menghubungi jurusan terlebih dahulu.

Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapatdiperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.

Atas perhatian dan kerjasama Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

a.n. DekanKajur Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia

Dra. Mahmudah Fitriyah ZA., M.Pd.NIP. 19640212 199703 2 001

Tembusan:Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Page 84: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

70

DEPARTEMEN AGAMA No. Dokumen : FITK-FR-AKD-066UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 5 Januari 2009FITK No. Revisi: : 00Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia

FORM (FR)Hal : 1/1

SURAT BIMBINGAN SKRIPSI

Nomor : Un.01/Ft./KM.01.3/......../2010 Jakarta, 8 November 2010Lamp. : -Hal : Bimbingan Skripsi

Kepada Yth.

Makyun Subuki, M.HumPembimbing SkripsiFakultas Ilmu Tarbiyah dan KeguruanUIN Syarif HidayatullahJakarta

Assalamu’alaikum wr.wb.Dengan ini diharapkan kesediaan saudara untuk menjadi pembimbing I/II

(materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:Nama : Rosadian SundariNIM : 106013000316Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra IndonesiaSemester : IX (sembilan)Judul Skripsi : “Optimalisasi Penguasaan Hubungan Makna dengan

Menggunakan Metode Diskusi Kelompok”

Judul tersebut telah disetujui oleh jurusan yang bersangkutan pada tanggal 5Oktober 2010, abstraksi/outline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahanredaksional pada judul tersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu,mohon pembimbing menghubungi jurusan terlebih dahulu.

Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapatdiperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.

Atas perhatian dan kerjasama Saudara, kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

a.n. DekanKajur Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia

Dra. Mahmudah Fitriyah ZA., M.Pd.NIP. 19640212 199703 2 001

Tembusan:Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Page 85: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

71

Page 86: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

72

Page 87: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

73

Page 88: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

74

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMA PGRI 56 Ciputat

Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra IndonesiaKelas / Semester : X / II

Jenis Teks : Teks Argumen

Tema : Karangan Argumentasi

Aspek : Menulis

Alokasi Waktu : 4 Jam Pelajaran X 40 menit (2 xpertemuan)

A. Standar Kompetensi

12. Mengungkapkan informasi melalui penulisan paragraf dan teks pidato.

B. Kompetensi Dasar

12.1. Menulis gagasan untuk mendukung suatu pendapat dalam bentuk

paragraf argumentatif

C. Indikator

a. Siswa mampu mendata topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi

paragraf argumentatif

b. Siswa mampu menyusun kerangka paragraf argumentatif

c. Siswa mampu mengembangkan kerangka yang telah disusun menjadi

paragraf argumentatif

d. Siswa mampu menggunakan kata penghubung antarkalimat dalam

paragraf argumentatif

D. Tujuan Pembelajaran

Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa mampu :

Page 89: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

75

1. Membaca paragraf argumentatif

2. Mengindentifikasikan karakteristik paragraf argumentatif

3. Menulis paragraf argumentatif

4. Menggunakan kata penghubung antarkalimat dalam paragraf

argumentatif

E. Materi AjarMenulis Karangan Argumentatif

F. Materi PembelajaranKarangan argumentasi adalah karangan yang terdiri atas paparan

alasan dan penyintesisan pendapat untuk membangun suatu kesimpulan.Karangan ini ditulis dengan maksud untuk memberikan alasan,memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian atau gagasan.Argumentasi selalu berisi penjelasan tentang suatu pertalian antara duapernyataan atau aserasi yang biasa diurutkan.

Tujuan utama karangan argumentasi adalah untuk meyakinkanpembaca agar menerima atau mengambil suatu sikap atau tingkah lakutertentu. Syarat utama untuk menulis karangan argumentasi adalahpenulisnya harus terampil dalam bernalar dan menyusun ide yang logis.Karangan argumentasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut.1) Mengemukakan alasan atau bantahan sedemikian rupa dengan tujuan

mempengaruhi keyakinan pembaca agar menyetujuinya.2) Mengusahakan pemecahan suatu masalah.3) Mendiskusikan suatu persoalan tanpa perlu mencapai suatu

penyelesaian.Langkah-langkah penyusunan argumentasi yaitud. Tentukan dahulu tema atau topik argumentasie. Susun kerangka karangan berdasarkan topik dan tujuan yang telah

ditentukan.f. Kembangkan kerangka karangan argumentasi menjadi karangan

argumentasi.

Page 90: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

76

G. Langkah-langkah Kegiatan

Kegiatan Langkah-langkah Waktu

Pendahuluan1. Salam dan tegur sapa menanyakan keadaan siswa dan

guru.

2 Menit

Kegiatan Inti

1. Tanya jawab secara lisan tentang hal-hal yang berkaitan

dengan karangan argumentasi

2. Memperhatikan contoh karangan argumentasi yang

dipersiapkan oleh guru

3. Membedakan macam-macam karangan

4. Membuat karangan argumentasi

5. Menyunting karangan argumentasi hasil karya teman

75 Menit

Penutup

1. Memberikan penguatan materi yang baru dipelajarkan.

2. Menyimpulkan cara menulis karangan argumentasi

3. Salam dan tepuk tangan.

3 Menit

H. Metode Pembelajaran

1. Contoh

2. Tanya jawab

3. Latihan

4. Penugasan

I. Sumber Belajar

1. Buku Paket Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas X

2. Buku yang terkait dengan tata bahasa

J. Penilaian Akhir

Indikator PencapaianTeknik

Penilaian

Bentuk

InstrumenInstrumen

Menulis Karangan

Argumentasi

Tugas

Individu dan

Tes Praktek

Teks Uraian Karangan Argumentasi

Page 91: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

77

Rubrik Penilaian Untuk Tes Praktek Mnulis Slogan dan Poster

--------------------------------------------------------------------------------------------

No Aspek Skor Keterangan

1. Tulislah Karangan Argumentasi

a. Topik atau 4 Ringkas, Jelas, tepat sasaran, dan menarik

Tema 3 Cukup ringkas, jelas, tepat sasaran, dan menarik

2 Kurang ringkas, jelas, tepat sasaran, dan menarik

1 Tidak ringkas, jelas, tepat sasaran, dan menarik

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

b. Kalimat 4 Ringkas, Jelas, tepat sasaran, dan menarik

3 Cukup ringkas, jelas, tepat sasaran, dan menarik

2 Kurang ringkas, jelas, tepat sasaran, dan menarik

1 Tidak ringkas, jelas, tepat sasaran, dan menarik

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

c. Konjungsi 4 Sesuai dan tepat penggunaan konjungsi

3 Cukup sesuai dan tepat penggunaan konjungsi

2 Kurang sesuai dan tepat penggunaan konjungsi

1 Tidak sesuai dan tepat penggunaan konjungsi

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Pedoman Penilaian Menulis Tek Berita :

1. Jumlah skor maksimal = 12

Nilai =(Jumlah skor yang di dapat : Jumlah skor maksimal) X 100

Jakarta, 18 Januari 2011

Mengetahui,

Guru Mata Pelajaran, Observer,

Dra. Ecin Kuraesin Ratu Nurroh

NIP. NIM. 106013000314

Page 92: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

78

Lampiran 2

LEMBAR WAWANCARA GURU

Wawancara pada kegiatan observasi

Untuk guru bidang studi Bahasa Indonesia kelas X SMA PGRI 56 Ciputat

1. Apakah pembagian kelan X ini berdasarkan tingkat kemampuan siswa?

2. Bagaimana tingkat kemampuan siswa kelas X ini terhadap pelajaran bahasa

Indonesia?

3. Bagaimana motivasi belajar bahasa Indonesia siswa selama ini?

4. Bagaimana penguatan diri siswa terhadap pelajaran bahasa Indonesia selama

ini?

5. Kendala/kesulitan apa saja yang ibu hadapi selama proses KBM berlangsung

terutama bahasa Indonesia?

6. Menurut ibu kelas mana yang cocok untuk dijadikan sampel penelitian dan

materi apa yang terlihat mempunyai kesulitan besar dalam memahaminya bagi

siswa?

7. Bagaimana pendapat ibu mengenai pembelajaran dengan menggunakan model

latihan secara individu?

8. Menurut ibu apakah pembelajaran dengan metode latihan secara individu ini

dapat diterapkan dalam setiap pembahasan materi bahasa Indonesia di SMA?

Page 93: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

79

Lampiran 3

KUTIPAN WAWANCARA DENGAN GURU

Peneliti : Assalamualaikum Wr., Wb.

Guru : Waalaikumsalam Wr., Wb.

Peneiti : Maaf bu, saya ganggu aktivitas ibu, kalau ibu berkenan hari ini saya

ingin mewawancarai ibu tentang siswa yang ibu ajar terhadap

pembelajaran bahasa Indonesia.

Guru : Oh ... silakan Anda tidak mengganggu saya, kebetulan saya juga lagi

tidak ada kesibukan.

Peneliti : Terimakasih bu! Saya mulai ya bu, apakah pembagian kelas di

sekolah ini berdasarkan tingkat kemampuan siswa khususnya kelas X

yang ibu ajar?

Guru : Untuk pembagian kelas X tidak berdasarkan kemampuan siswa, tetapi

berdasarkan pendaftaran dari awal pendaftaran.

Peneliti : Kalau tingkat kemampuan siswa secara umum di sekolah bagaimana

ibu?

Guru : Emm ... mungkin mereka juga baru adaptasi, seharusnya tidak terlalu

kaget tapi ternyata dengan suasana baru dari SMP ke SMA ada juga

pengaruhnya, kalau kemampuan tidak terlalu rendah.

Peneliti : Lalu, bagaimana motivasi belajar siswa selama ini khususnya bahasa

Indonesia?

Guru : Motivasi selama ini secara umum normal ya, mereka terhadap

membaca ada rasa nasionalisme, mungkin satu hal yang terasa saat ini

dalam materi sastra hanya beberapa siswa yang minat.

Peneliti : Bagaimana penguatan diri siswa terhadap pelajaran bahasa Indonesia

selama ini?

Guru : Penguatannya ya yang ibu lihat bahasa kan tidak asing ya karena

materi dari SMP mungkin nanti bedanya hanya dalam pokok

pembahasan

Page 94: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

80

Peneliti : Kemudian kendala/kesulitan apa saja yang ibu hadapi selama proses

KBM berlangsung?

Guru : untuk kendala selama proses KBM memang terasa kurang atau anak-

anak terasa jenuh atau bisa juga kurang mengerti tentang diskusi

Peneliti : Menurut ibu kelas mana yang cocok dijadikan kelas penelitian?

Guru : Untuk peneilitian tidak dilihat ini pintar semua atau tidak pintar,

Peneliti : Lalu, menurut ibu mengenai pembelajaran dengan menggunakan

model latihan dalam pelajaran bahasa Indonesia?

Guru : Menurut ibu sangat bagus, mudah-mudahan dengan model belajar

seperti ini siswa itu menjadi lebih bersemangat dalam belajar bahasa

Indonesia terutama belajar menulis seperti karangan argumentasi yang

adik ajarkan ke siswa.

Peneliti : Menurut ibu, apakah pembelajaran dengan metode latihan dapat

diterapkan dalam setiap pembahasan materi bahasa Indonesia di SMA?

Guru : Kalau memang dengan model latihan ini siswa dapat bersemangat

belajar dan hasil belajar pun meningkat, ibu fikir layak untuk dipakai

pada semua materi.

Peneliti : Oh gitu ya ibu, terimakasaih banayak ya ibu atas informasinya.

Assalamualaikum Wr., Wb.

Guru : Iya sama-sama. Mudahan-mudahan penelitian ini dapat berjalan

dengan lancar ya dan jika perlu bantuan, ibu akan bantu sebisa ibu.

Waalaikumsalam Wr., Wb.

Jakarta, 14 Januari 2011

Mengetahui,

Guru Bahasa Indonesia, Peneliti,

(Dra. Ecin Suraesih) (Ratu Nurroh)

Page 95: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

81

Lampiran 4

CATATAN LAPANGAN

Adapun Hasil Catatan Lapangan yang Ditemukan Selama Proses belajar Mengajar

Berlangsung

Tindakan (siklus) : Siklus I (Pretest)

Hari/Tanggal : Selasa, 18 Januari 2011

Pertemuan Ke- : 1 (Satu)

No. Kendala/Kesulitan Guru Solusi/Saran Perbaikan

1 Guru kurang memotivasi siswa

pada awal pembelajaran

Guru memberikan motivasi awal pada

setiap pertemuan

2 Waktu untuk mengerjakan pretest

sangat lama karena siswa terlalu

sering bertanya mengenai soal

tersebut sehingga siswa merasa

untuk bertanya mengenai pelajaran

kepada guru terlalu sedikit.

Guru membagi waktu untuk mengerjakan

tugas harus lebih tepat, agar jelang akhir

pertemuan dapat dijadikan sesi tanya

jawab pada siswa sehingga siswa dapat

bertanya tentang pelajaran yang kurang

dimengerti hari ini.

Page 96: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

82

Lampiran 5

CATATAN LAPANGAN

Adapun Hasil Catatan Lapangan yang Ditemukan Selama Proses belajar Mengajar

Berlangsung

Tindakan (siklus) : Siklus I (Postest)

Hari/Tanggal : Kamis, 20 Januari 2011

Pertemuan Ke- : 2 (Kedua)

No. Kendala/Kesulitan Guru Solusi/Saran Perbaikan

1

2

1. Siswa pada pertemuan terakhir ini bersemangat untuk membuat karangan

argumentasi. (merasakan kebahagiaan siswa yang rata-rata pertama kali

belajar menulis karangan argumentasi dengan 2x pertemuan telah mampu

menguasai pembahasan menulis argumentasi dan mengerjakan tugasnya

dengan baik serta hasil yang memuaskan)

2. Siswa terlihat bergembira dengan hasil postest yang dicapai, sehingga

membuat mereka lebih percaya diri, bahkan ada salah seorang siswa yang

mengungkapkan ingin menulis lagi. (melihat gairah siswa yang bangkit

dalam pembelajaran menulis karangan argumentasi, membuat penulis

yang juga guru mata pelajaran bahasa indonesia bagi mereka ingin

menggigih potensi mereka di bidang menulis, tidak hanya menulis.

Page 97: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

83

Lampiran 6

LEMBAR OBSERVASI GURU

Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran

Berilah tanda ceklist (√) pada kolom yang telah disediakan.

KriteriaNo. Proses KBM

Kurang Cukup Baik

1 Siswa memperhatikan penjelasan guru.

2 Siswa dapat memberikan jawaban atas pertanyaan-

pertanyaan guru.

3 Siswa mengerjakan tugas dengan baik sesuai waktu

yang disediakan.

4 Siswa mengemukakan pendapat.

5 Siswa dapat menerima materi dengan baik.

6 Siswa terlibat langsung dalam beragam kegiatan

kelas selama pembelajaran.

7 Siswa tampak antusias selama mengikuti

pembelajaran.

8 Siswa menarik kesimpulan dari pelajaran saat itu.

Jakarta, 18 Januari 2011

Observer

.................

Page 98: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

84

Lampiran 7

LEMBAR OBSERVASI SISWA

Penilaian Siswa terhadap Guru Pengajar

Berilah tanda ceklist (√) pada kolom yang telah disediakan

KriteriaNo. Proses KBM

Kurang Cukup Baik

1 Guru membuka pelajaran dengan baik.

2 Guru mengaitkan pembelajaran sekarang dengan

yang sebelumnya.

3 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

4 Guru memberi motivasi yang positif terhadap siswa

selama KBM berlangsung.

5 Guru memberi tugas kepada siswa dengan baik.

6 Guru bekerjasama dan bertanggung jawab terhadap

proses KBM.

7 Guru memberi pertanyaan atau menanggapi siswa.

8 Guru memberi kesimpulan dari pelajaran saat itu.

Jakarta, 18 Januari 2011

Observer

.................

Page 99: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

85

Lampiran 8

LEMBAR KERJA SISWA

Pertemuan Pertama

Mari Menulis Karangan!!!

(PRETEST)

Petunjuk!!!

1. Bacalah contoh karangan argumentasi dengan seksama!

2. Jawaban ditulis pada lembar yang telah disediakan!

3. Gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar!

Soal!!!

1. Bacalah contoh karangan argumentasi yang berjudul “Berkah Allah yang

Disia-siakan di NTT”!

2. Carilah topik yang terdapat dalam karangan argumentasi tersebut!

3. Tuliskan kalimat yang menyatakan sebab-akibat di dalam karangan

argumentasi tersebut!

Kriteria Penilaian Penulisan

1. Kesesuaian Topik

a) Sesuai dan tepat dengan skor 85 – 100

b) Cukup sesuai dan tepat dengan skor 75 – 84

c) Kurang sesuai dan tepat dengan skor 60 –74

d) Tidak sesuai dan tepat dengan skor 0 – 59

2. Ketepatan Penggunaan Kalimat

a) Ringkas, jelas, tepat, dan menarik dengan skor 85 – 100

b) Cukup ringkas, jelas, tepat, dan menarik dengan skor 75 – 84

Page 100: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

86

c) Kurang ringkas, jelas, tepat, dan menarik dengan skor 60 – 74

d) Tidak ringkas, jelas, tepat, dan menarik dengan skor 0 – 59

3. Kesesuaian Penggunaan Konjungsi

a) Sesuai dan tepat penggunaan konjungsi dengan skor 85 – 100

b) Cukup sesuai dan tepat penggunaan konjungsi dengan skor 75 – 84

c) Kurang sesuai dan tepat penggunaan konjungsi dengan skor 60 – 74

d) Tidak sesuai dan tepat penggunaan konjungsi dengan skor 0 – 59

To tal Skor = Jumlah Skor yang Didapat Siswa Jumlah Aspek Penilaian

Page 101: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

87

Lampiran 9

Berkah Allah yang Disia-siakan di NTT

Warga lembaga NTT sebenarnya tak perlu mengalami kelaparan jika saja potensi

alamnya digali dan dimanfaatkan. Kabupaten Lembaga terletak di Pulau Lomblen, satu

deretan dengan Pulau Solor, Adonara, Antar, dan Alor. Lima pulau ini berderet di sebelah

timur flores, di utara Timor Barat. Provinsi NTT terdiri atas Pulau Flores, Sumba, Sawu,

Rote, dan Timor Barat. Selain lima pulau tadi, masih banyak pulau kecil, termasuk Pulau

Komodo yang terletak di sebelah barat Flores.

Untuk ukuran Indonesia, NTT memang beriklim ekstrem kering, kecuali di

Kabupaten Manggarai (Flores) dan Timor Tengah Selatan (TTS, Timor Barat) yang

banyak air. Rata-rata hujan hanya selama tiga bulan, paling lama lima bulan. Tujuh bulan

selebihnya, NTT bermusim kering kerontang. Sebenarnya, iklim ekstrem kering ini juga

dialami NTB, terutama di Sumbawa. Itulah sebabnya di pulau ini budidaya padi

dilakukan dengan sistem gogo rancah.

Sistem ini menurut tanah diolah ketika kemarau panjang. Begitu hujan mulai

turun, benih ditabur sambil dibuat pematang. Setelah hujan cukup banyak, lahan

digenangi air hingga menjadi sawah biasa. Dengan cara ini, kemungkinan untuk gagal

panen bisa diperkecil. Akan tetapi, pertengahan tahun 1980-an, pola ini sudak dikritik

penulis. NTB, terlebih NTT, memang tidak cocok untuk tanaman semusim, baik jagung,

kedelai, kacang tanah, singkong, dan terutama padi.

Komoditas NTT yang sudah dikenal sejak zaman Mesir Kunoadalah cendana.

Selain itu ada asam jawa, kemiri, dan mete. Kultur masyarakat NTT sendiri juga tidak

cocok dengan tanaman semusim. Oleh karena itu, orang Flores banyak yang menjadi TKI

di Malaysia. Di sana, mereka bekerja di kebun kelapa sawit, karet, dan kakao. Bukan di

pertanian tanaman semusim seperti di Jawa, misalnya. Kultur masyarakat NTT seperti

inilah yang kadang menimbulkan salah paham hingga mereka dicap sebagai pemalas.

NTT sebenarnya bisa menjadi provinsi kaya di Indonesia. Bukan miskin seperti

sekarang ini, lebih-lebih kelaparan, sebab Allah telah menurunkan berkah-Nya berupa

sinar matahari paling optimal di provinsi ini. Sinar terbuka yang tidak mungkin

direkayasa.

Faktor pertanian yang mahal di NTT adalah air. Akan tetapi, mahal bukan berarti

tidak bisa dibeli. Lembah Hebron di Israel bisa menjadi areal pertanian sayuran dan buah-

Page 102: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

88

buahan untuk memasok kawasan Timur Tengah karena airnya diadakan. Padang Arafah

di Arab Saudi sekarang hijau dengan tanaman dari Indonesia karena airnya diupayakan.

Untuk ukuran Indonesia, NTT memang ekstrem kering. Akan tetapi, pasti tidak seektrem

Israel dan Arab Saudi. Meskipun hanya tiga bulan, hujan di NTT selalu rutin turun.

Di Thailand dan Australia, air hujan ditampung dalam embung (billabong) atau

bak-bak raksasa untuk mengairi tanaman dan padang rumput pada musim kemarau.

Selain menampung air hujan, pertanian modern juga memanfaatkan air tanah dengan

sumur bor (deep well). Cekungan air ini bisa dicari dengan alat sederhana bernama

geolistrik. Pencarian air secara tradisional dengan ranting kayu atau bandul bisa

membantu, tetapi tetap memerlukan geolistrik untuk akurasinya. Jikalau debit air di atas

lima liter/detik, satu titik sumur bisa untuk mengairi lahan tanaman keras seluas 10

hektar.

Membangun tampungan air hujan atau membuat sumur dalam berikut instalasi

irigasinya, paling sedikit akan memakan biaya Rp 200.000.000,00. Oleh karena itu, yang

ditanam dan diairi dengan biaya mahal ini haruslah komoditas yang nilainya juga tinggi,

misalnya zaitun, anggur, apel, makadamia, dan kurma. Saat ini, Timor Tengah Selatan

masih menghasilkan jeruk keprok kualitas terbaik se-Indonesia. Akan tetapi, tanaman ini

juga tidak diurus dengan serius. Ketika ada pihak yang berniat membantu membenahi,

pemerintah justru mengharapkannya untuk investasi dengan dana miliaran rupiah.

(Dikutip dari Kompas, 2 April 2005, dengan pengubahan)

Page 103: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

89

Lampiran 10

LEMBAR KERJA SISWA

Pertemuan Kedua

Mari Menulis Karangan!!!

(POSTEST)

Petunjuk!!!

1. Perhatikan contoh karangan argumentasi dengan seksama!

2. Jawaban ditulis pada lembar yang telah disediakan!

3. Gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar!

Soal!!!

1. Buatlah karangan argumentasi dengan memperhatikan:

a. Kesesuaian topik atau tema

b. Ketepatan penggunaan kalimat

c. Kesesuaian penggunaan konjungsi

Kriteria Penilaian Penulisan

1. Kesesuaian Topik

a) Sesuai dan tepat dengan skor 85 – 100

b) Cukup sesuai dan tepat dengan skor 75 – 84

c) Kurang sesuai dan tepat dengan skor 60 –74

d) Tidak sesuai dan tepat dengan skor 0 – 59

2. Ketepatan Penggunaan Kalimat

a) Ringkas, jelas, tepat, dan menarik dengan skor 85 – 100

b) Cukup ringkas, jelas, tepat, dan menarik dengan skor 75 – 84

c) Kurang ringkas, jelas, tepat, dan menarik dengan skor 60 – 74

d) Tidak ringkas, jelas, tepat, dan menarik dengan skor 0 – 59

Page 104: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

90

3. Kesesuaian Penggunaan Konjungsi

a) Sesuai dan tepat penggunaan konjungsi dengan skor 85 – 100

b) Cukup sesuai dan tepat penggunaan konjungsi dengan skor 75 – 84

c) Kurang sesuai dan tepat penggunaan konjungsi dengan skor 60 – 74

d) Tidak sesuai dan tepat penggunaan konjungsi dengan skor 0 – 59

To tal Skor = Jumlah Skor yang Didapat Siswa Jumlah Aspek Penilaian

Page 105: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

91

Page 106: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

92

Lampiran 11

JURNAL SISWA

Nama : Hari/Tanggal : Apakah yang kamu peroleh dari pembelajaran hari ini?

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

.............................................

Bagaimana pendapat kamu tentang pembelajaran hari ini?

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

.............................................

Page 107: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

93

Lampiran 12

ANGKET

Penjelasan

Identitas Kamu

Petunjuk

1. Apakah kamu suka menulis?

a. Ya b. Tidak

2. Pernahkah kamu menulis karangan argumentasi sebelumnya?

a. Ya b. Tidak

3. Apakah kamu tahu metode latihan sebelumnya?

a. Ya b. Tidak

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan sejujur-jujurnya sesuai denganapa yang kamu rasakan dengan memberikan tanda silang (X) pada salahsatu jawaban yang kamu pilih. Untuk pertanyaan 10 jawaban diserahkankepada kamu secara terbuka sesuai dengan yang kamu rasakan!

Angket ini diberikan dengan tujuan untuk menilai dan mengetahuipemahaman siswa dalam belajar Bahasa Indonesia

Jawablah setiap pertanyaan dengan jujur dan sesuai dengan apa yang andarasakan ketika belajar Bahasa Indonesia

Sebelum mengisi angket ini, diminta untuk mengisi identitas terlebih dahulu

Nama :No. Absen :Kelas :Hari/Tanggal :

Page 108: ABSTRAK - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5118/1/102274... · yang digunakan peneliti adalah teori menulis dan teori latihan secara individu

94

4. Apakah kamu tahu pengunaan diksi sebelumnya?

a. Ya b. Tidak

5. Apakah kamu pernah menulis karangan argumentasi dengan memerhatikan

penggunaan diksi dengan tepat?

a. Ya b. Tidak

6. Bagaimana menurutmu, apakah belajar menulis karangan argumentasi

menggunakan metode latihan menyenangkan?

a. Ya b. Tidak

7. Apakah kamu mengalami kesulitan dalam KBM hari ini?

a. Ya b. Tidak

8. Apakah kamu berkesan terhadap pembelajaran karangan argumentasi

dengan menggunakan metode latihan?

a. Ya b. Tidak

9. Apakah kamu merasa jenuh ketika pelajaran Bahasa Indonesia akan dimulai?

a. Ya b. Tidak

10. Apakah kamu yakin akan lebih bertambah pemahaman kamu terhadap

menulis karangan argumentasi ketika dengan metode latihan secara

individual?

a. Ya b. Tidak