81595116-kti-bab-i-v

65
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perubahan warna gigi anterior merupakan problem estetika yang sering mendorong pasien untuk mencari perawatan. Meskipun tersedia cara restoratif (seperti pembuatan mahkota atau vinir atau pelapisan) sering kali perubahan warna dapat diperbaiki seluruhnya atau sebagian dengan menggunakan pemutihan (Walton dan Torabinejad, 1998). Perubahan warna pada gigi dapat disebabkan oleh faktor ekstrinsik dan intrinsik. Diskolorasi ekstrinsik terjadi pada permukaan luar gigi, biasanya lokal seperti noda teh atau tembakau hilang dengan pemolesan gigi sedangkan diskolorasi intrinsik terjadinya perubahan warna gigi akibat noda pada email atau dentin seperti stain tetracycline yang masuk dentin. Perubahan warna akibat obat ini sulit atau tidak dapat diputihkan, namun jika perubahannya akibat proses 1

Upload: henny-eka-putri

Post on 12-Aug-2015

137 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 81595116-KTI-BAB-I-V

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perubahan warna gigi anterior merupakan problem estetika yang sering

mendorong pasien untuk mencari perawatan. Meskipun tersedia cara restoratif

(seperti pembuatan mahkota atau vinir atau pelapisan) sering kali perubahan

warna dapat diperbaiki seluruhnya atau sebagian dengan menggunakan

pemutihan (Walton dan Torabinejad, 1998).

Perubahan warna pada gigi dapat disebabkan oleh faktor ekstrinsik dan

intrinsik. Diskolorasi ekstrinsik terjadi pada permukaan luar gigi, biasanya lokal

seperti noda teh atau tembakau hilang dengan pemolesan gigi sedangkan

diskolorasi intrinsik terjadinya perubahan warna gigi akibat noda pada email atau

dentin seperti stain tetracycline yang masuk dentin. Perubahan warna akibat obat

ini sulit atau tidak dapat diputihkan, namun jika perubahannya akibat proses

nekrosis dapat dihilangkan. Pada nekrosis pulpa, noda yang terjadi secara

alamiah atau terjadi saat atau setelah email atau dentin terbentuk kadang akibat

cidera traumatik. Adanya iritasi mekanis, bakteri maupun kimiawi yang

menyebabkan penumpukan produk nekrosis di dalam tubulus dentin dan

perubahan warna ini dapat diputihkan secara bleaching internal dengan hasil

yang baik. Perdarahan Intrapulpa, akibat trauma pada gigi dapat menyebabkan

terputusnya pembuluh darah pada pulpa dan terjadi lisis sel darah merah. Adanya

1

Page 2: 81595116-KTI-BAB-I-V

2

perubahan warna ini pada beberapa kasus ternyata gigi tetap vital dan proses

pemutihan gigi berhasil baik (Grossman, 1996).

Menurut (Walton dan Torabinejab, 1998) perubahan warna dapat terjadi

pada saat atau setelah terbentuknya email dan dentin. Penyebab perubahan warga

gigi dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu noda alamiah dan perawatan

iatrogenik. Pertama penyebab noda alamiah disebabkan oleh sejumlah noda pada

permukaan gigi setelah gigi erupsi. Noda alamiah mungkin berada pada

permukaan atau berikatan dalam struktur gigi, kadang-kadang diakibatkan defek

email atau karena cidera atau trauma.

Bleaching merupakan suatu metode yang digunakan dokter gigi untuk

mengubah warna gigi menjadi lebih putih dengan menggunakan suatu proses

oksidasi yang melibatkan senyawa radikal bebas hidrogen peroxide (H2O2) dan

karbopol, kedua senyawa tersebut merupakan senyawa yang berbahaya bagi

tubuh (sundoro, 2005). Produk pemutih yang dianggap aman dan efektif untuk

pemakaian di rumah dan telah disetujui ADA pada Maret 2003 adalah Colgate

Platinum Daytime Professional Whitening System 10%, Nite White Classic

Whitening Gel 10%, Opalescence Whitening Gel 10%, Patterson Brand Tooth

Whitening Gel 10%, Rembrandt Lighten Bleaching Gel 10% (Asti dan Devi,

2005).

Berdasarkan hasil penelitian ilmiah menunjukkan bahwa manfaat

strawberry bagi kesehatan banyak diketahui. Dan orang yang mengkonsumsi

strawberry diuntungkan oleh kandungan nutrisinya yang sangat banyak dan dapat

mempertahankan kesehatan jantung (Kurnia, 2005).

Page 3: 81595116-KTI-BAB-I-V

3

Kandungan strawberry antara lain adalah mineral, serat, vitamin C, kalium,

folat dan lain-lain. Selain itu juga terdapat senyawa Anthocyanin pigmen merah

dalam strawberry yang dapat menurunkan tekanan darah, ellagic acid suatu

senyawa fenol yang dapat menghambat dan mencegah pertumbuhan kanker serta

sebagai anti radang (Kurnia, 2005). Pada buah strawberry terdapat ellagic acid,

yang didalamnya terkandung ellagitamin yang dapat memutihkan gigi (Karina,

2005, cit. Margaretha et al., 2008).

Hukum memperbaiki gigi agar tampak lebih cantik tertulis pada Al-

Qur’an surat An-Nisa: 119, “dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka,

dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan menyuruh

mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar

memotongnya, dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu

benar-benar mereka merubahnya. “Barangsiapa yang menjadikan syaitan

menjadi pelindung selain Allah, maka sesungguhnya ia menderita kerugian yang

nyata”. Maksud dari surat Al-Qur’an di atas adalah mengubah ciptaan Allah

dapat berarti, mengubah yang diciptakan Allah seperti mengebiri binatang, ada

yang mengartikannya dengan mengubah agama Allah. Maka dari itu dalam

melakukan suatu perawatan gigi apapun yang dikatakan mengubah harus didasari

niat yang baik dan tidak melanggar kaidah ajaran agama.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas maka timbul permasalahan sebagai

berikut: Apakah ada perbedaan efektivitas antara ekstrak buah strawberry 100 %

Page 4: 81595116-KTI-BAB-I-V

4

(Fragaria x annanassa) dan carbomide peroxide 10% terhadap proses pemutihan

gigi (bleaching) secara in vitro?

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengkaji tentang perbedaan efektivitas

buah strawberry 100% dan carbomide peroxide 10% terhadap proses pemutihan

gigi (bleaching) yang dilakukan secara in vitro.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Masyarakat

Penelitian ini di harapkan dapat menambah informasi dan alternatif lain

bagi masyarakat untuk memutihkan gigi menggunakan bahan alami yang

aman, dan dengan cara yang mudah dan ekonomis.

2. Bidang ilmu kedokteran gigi

Harapan penelitian ini dapat menjadi dasar dan informasi untuk

penelitian selanjutnya dan menambah khasanah ilmu dalam kedokteran gigi

terutama pada Estetic Dentistry.

E. KEASLIAN PENELITIAN

Penelitian tentang strawberry sudah pernah dilakukan sebelumnya.

Penelitian sebelumnya yang sudah dilakukan adalah:

1. Margaretha et al. (2005) dengan judul Effect Of Strawberry Paste and

Karbamide Peroxide Gel 10% Towards The Brightness Enamel Tooth,

Page 5: 81595116-KTI-BAB-I-V

5

penelitian ini mengkaji efek perubahan warna gigi dengan aplikasi pasta

strawberry, dan gel carbamide peroxide 10% dan air kemasan selama dua

Minggu terhadap enamel gigi pada gigi premolar post-esktraksi.

2. Characterization of Peroxidase-Mediated Chlorophyll Bleaching in

Strawberry Fruit (Gustavo A, et al, 2001).

Page 6: 81595116-KTI-BAB-I-V

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DASAR TEORI

1. Strawberry

a. Sejarah Penyebaran Strawberry

Strawberry merupakan tanaman buah yang berupa herba dan

ditemukan pertama kali di Chili, Amerika Latin. salah satu spesies

tanaman strawberry yaitu Fragaria Chiloensis L menyebar ke berbagai

negara Amerika, Eropa dan Asia. Selanjutnya spesies lain, yaitu F. vesca

L. lebih menyebar luas dibandingkan spesies lainnya. Jenis strawberry ini

pula yang pertama kali masuk ke Indonesia (Kurnia, 2005). Strawberry

yang kita temukan di pasar swalayan adalah hibrida yang dihasilkan dari

persilangan F. virgiana L, var Duchesne asal Amerika Utara dengan F.

chiloensis L, var Duchesne asal Chili. Persilangan itu menghasilkan

hybrid yang merupakan strawberry modern (komersial) Fragaria x

annassa var duchesne. Varitas strawberry introduksi yang dapat

ditanamn di Indonesia adalah Osogrande, Pajero, Selva, Ostara, Tenira,

Robunda, Bogota, Elvira, Grella dan Red Gantlet. Di Cianjur di tanam

varitas Hokowaze asal Jepang yang cepat berbuah. Petani Lembang

(Bandung) yang sejak lama menanam strawberry, menggunakan varitas

lokal Benggala dan Nenas yang cocok untuk membuat makanan olahan

dari strawberry seperti jam (Kurnia, 2005).

Page 7: 81595116-KTI-BAB-I-V

7

b. Klasifikasi Tanaman Strawberry (Fragaria x annanassa)

Klasifikasi botani tanaman Fragaria x annanassea menurut

(Kurnia, 2005) adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Ordo : Rosales

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Keluarga : Rosaceae

Genus : Fragaria

Famili : Rosaceae (suku mawar-mawaran)

Spesies : Fragaria spp.

Page 8: 81595116-KTI-BAB-I-V

8

c. Macam-macam Strawberry

Varietas strawberry yang banyak ditanam di Indonesia diantaranya:

1) Bogota, berasal dari Inggris mempunyai karakteristik lambat berbuah,

buah besar dengan warna jingga sampai merah, produktif, ukuran

buah mengecil pada tahun kedua.

2) Elvira, berasal dari Jerman dan Belanda mempunyai karakteristik

cepat berbuah, buah besar dan lunak dengan warna jingga sampai

merah, tahan penyakit busuk crown.

3) Gorella, berasal dari Italia Utara dan Denmark karakteristiknya cepat

berbuah, buahnya besar, merah dan mengkilap, hasil panen rendah.

4) Hokowaze, berasal dari Jepang Utara karakteristiknya hasil panen

tinggi, aromanya bagus, sedikit lunak, sangat rentan terhadap serangan

verticcilium dan antraknosa, memiliki ketahanan yang moderat

terhadap penyakit serbuk embun.

5) Nyoho, berasal dari Jepang Selatan dan Korea secara umum di tanah

di pipa PVC, penampilan buah sangat menarik, mengkilap, buah

padat, sangat manis, sangat cocok untuk bahan baku kue.

6) Oso grande, berasal dari California sekarang dipakai secara luas di

dunia, ukurannya buah sangat besar, buahnya padat, tengahnya

bertekstur seperti busa, dan hasil panen tinggi.

7) Ostara, berasal dari Jerman atau Belanda, berbuah sepanjang tahun,

produktif, aromanya bagus, kecil, lembut atau lunak.

8) Selva, berasal dari California, di tanam cukup luas, tanaman panjang

hari netral, buah besar dan padat, sangat produktif.

Page 9: 81595116-KTI-BAB-I-V

9

9) Sweet Charlie, berasal dari Amerika Selatan, sekarang di tanam secara

luas di dunia, cepat berbuah, buah besar dengan warna dari jingga

sampai merah, aroma tergolong kuat, produktif, tahan terhadap

serangga colletorrichum.

10) Tristar, berasal dari Amerika Barat dan Timur, populer secara

regional, tanaman panjang hari netral, ukuran buah dari medium

sampai kecil, baik untuk pengolahan makanan, tahan terhadap

serangga penyakit Red stele dan serbuk embun (Kurnia, 2005).

d. Kandungan Senyawa Fitokimia Buah Strawberry

Kandungan senyawa fitokimia buah strawberry antara lain:

1) Ellagic Acid

Buah strawberry terdapat ellagic acid, yang didalamnya

terkandung ellegitanin yang dapat memutihkan gigi (Karina, 2006 cit

Margaretha et al., 2008). Reaksi yang terjadi pada senyawa ini ialah

reaksi oksidasi dimana ellagic acid melepaskan elektron yang dapat

berkaitan dengan zat yang menyebabkan perubahan warna pada

enamel. Adanya perbedaan keelektronegatifan diantara O dan H+

pada gugus OH- yang lebih besar dibandingkan CO- dan OH- pada

gugus COOH menyebabkan gugus OH- akan lebih mudah putus dan

menghasilkan radikal H+. Radikal H+ yang terbentuk kemudian

berikatan dengan 3 molekul C tersier yang terdapat pada enamel gigi

yang mengalami disklorasi. Ikatan ini menyebabkan terjadinya

gangguan konjugasi elektron dan perubahan penyerapan energi pada

Page 10: 81595116-KTI-BAB-I-V

10

molekul organik enamel sehingga terbentuk molekul organik enamel

dengan struktur tidak jenuh. Setelah radikal H+ dilepaskan, ellagic

acid melepaskan 4 radikal OH- yang dapat mengganggu struktur

tidak jenuh dari enamel tersebut menjadi struktur jenuh dengan warna

lebih terang (Sarah, 2004 cit. Margaretha et al., 2008).

2) Anthocyanin

Anthocyanin tergolong dalam komponen flavonoid. Senyawa

ini merupakan pigmen pemberi warna merah pada strawberry.

Antocyanin memiliki efek dalam menurunkan tekanan darah serta

melindungi terhadap masalah-masalah yang disebabkan oleh diabetes

(Kurnia, 2005).

3) Serat makanan, Folat, kalium, vitamin C

Berdasarkan penelitian Dr. Victor dari Nutrition impact LLC

orang yang mengkonsumsi strawberry memiliki kadar folat darah

lebih tinggi, kadar homosistein lebih rendah dibanding dengan yang

tidak mengkonsumsi dan kecenderungan asupan serat makanan, folat,

kalsium, dan vitamin C yang mana bisa membantu meningkatkan

fungsi ingatan dan membantu mengatasi peradangan sendi

(rheumatoid arthritis) atau lebih dikenal rematik (Kurnia, 2005).

e. Morfologi dan Habitat Tanaman Strawberry

Morfologi tanaman strawberry adalah daun strawberry berupa daun

majemuk trifoliat atau terdiri dari satu daun dan tiga anak daun dengan

tepi bergerigi. Permukaan atas berbulu halus berwarna hijau tua.

Page 11: 81595116-KTI-BAB-I-V

11

Permukaan bawah berwarna keabu-abuan dan memiliki 300-400 stomata

per mm2, tekstur daun dan tangkai sangat keras tajuk daun sangat unik

yakni melingkari batang secara spiral jaraknya rapat. Batang, strawberry

memiliki batang utama tempat daun tersusun yang melingkari batang,

batangnya pendek, tekstur lunak, dan tidak berkayu, batang ini

tersembunyi di antara tangkai-tangkai daun strawberry. Akar memiliki

20-35 akar primer, biasanya strawberry dewasa bisa mencapai kedalaman

satu meter. Stolon atau perpanjangan tunas akan terbentuk jika

mendapatkan sinar matahari kurang dari 11 jam. Bunga strawberry

memiliki lima kelopak bunga (sepal), 20-35 benang sari. Buah strawberry

yang populer sebenarnya adalah buah semu dimana berwarna merah

(Kurnia, 2005).

2. Perubahan Warna (discoloration)

Menurut (Walton dan Torabinejab, 1996) perubahan warna dapat

terjadi pada saat atau setelah terbentuknya email dan dentin. Penyebab

perubahan warna gigi dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu noda alamiah

dan perawatan iatrogenik. Pertama penyebab noda alamiah disebabkan oleh

sejumlah noda pada permukaan gigi setelah gigi erupsi. Noda alamiah

mungkin berada pada permukaan atau berikatan dalam struktur gigi, kadang-

kadang diakibatkan defek email karena cidera atau trauma. Contoh penyebab

noda alamiah menurut (Walton dan Torabinejab, 1996) adalah sebagai

berikut:

Page 12: 81595116-KTI-BAB-I-V

12

1) Pulpa nekrosis

Produk kerusakan jaringan yang dilepaskan masuk ke dalam tubuh dentin

dan mewarnai dentin di sekitarnya.

2) Perdarahan intrapulpa

Disebabkan oleh trauma pada gigi dan akan menyebabkan perdarahan

dan lisis eritrosit. Produk disintegrasi darah diduga sebagai ion sulfida,

masuk ke dalam tubulus dentin sehingga menyebabkan perubahan warna

gigi yang makin lama semakin meningkat.

3) Metamorfosis kalsium

Pembentukan dentin sekunder ireguler secara ekstentif di dalam kamar

pulpa atau pada dinding saluran pulpa menyebabkan translusensi

mahkota gigi berkurang atau warna gigi berubah menjadi kekuningan

atau kuning kecoklatan. Pada pasien yang sudah tua, perubahan warna

terjadi secara fisiologis sebagai akibat dentin secara berlebihan disamping

karena penipisan dan perubahan optik dalam email.

4) Defek perkembangan

Perubahan warna terjadi karena kerusakan pada saat perkembangan gigi.

a) Florosis endemic

Masuknya sejumlah flour pada saat pembentukan gigi menyebabkan

kerusakan struktur yang mengalami mineralisasi dan mengakibatkan

terjadinya hipoplasia. Permukaan gigi menjadi porus dan akan

menyerap warna di dalam rongga mulut.

Page 13: 81595116-KTI-BAB-I-V

13

b) Obat-obatan sistemik

Masuknya obat-obatan atau bahan kimia pada saat pembentukan gigi

dapat menyebabkan perubahan warna gigi paling berat adalah

tetrasiklin, menyebabkan gigi berwarna kuning kecoklatan sampai

abu-abu tua. Hal ini tergantung kepada jumlah, jenis tetrasiklin dan

umur pasien saat meminum obat.

c) Defek dalam perkembangan gigi

Kerusakan dalam pembentukan gigi terjadi sebatas email berupa

hipoplasia atau hipoklasifikasi, terlihat warna kecoklatan.

d) Kelainan darah dan faktor lain-lain:

Kondisi sistemik mengakibatkan lisis eritrosit secara luas. Produk

kerusakan darah dapat bergabung ke dalam dentin mewarnai gigi.

Suhu tubuh yang tinggi saat pembentukan gigi menyebabkan

perubahan warna berbentuk pita pada email. Profiria penyakit

metabolisme menyebabkan gigi susu atau gigi permanen berubah

warna menjadi kemerahan atau kecoklatan. Penyakit sistemik jarang

dan tidak dapat diidentifikasi.

Kelompok kedua, perubahan warna karena iatrogenik perubahan warna

sebagai akibat prosedur perawatan gigi atau dapat disebabkan oleh berbagai

bahan kimia dan bahan yang dipakai di bidang kedokteran gigi. Contoh

penyebab perubahan warna iatrogenik menurut (Walton dan Torabinejab,

1996) adalah sebagai berikut:

Page 14: 81595116-KTI-BAB-I-V

14

1) Perubahan warna gigi karena perawatan endodontik

Perubahan warna gigi akibat perawatan endodontik dapat

disebabkan oleh beberapa hal tersebut di bawah ini (Walton &

Torabinejab, 1996):

a) Bahan obturasi

Bahan obturasi yang dapat menyebabkan perubahan warna gigi

adalah semen saluran akar dari jenis seng oksida eugenol atau semen

saluran akar dengan komponen logam.

b) Sisa-sisa jaringan pulpa

Fragmen jaringan pulpa yang tertinggal di dalam mahkota, biasanya

dalam tanduk pulpa, dapat mengakibatkan perubahan warna secara

perlahan.

c) Obat-obatan intra kanal

Kebanyakan obat-obatan dapat menyebabkan perubahan warna gigi,

misalnya obat intra kanal golongan fenol berkontak langsung dengan

dentin, dalam waktu yang lama memungkinkan obat berpenetrasi

dalam dentin sehingga akan menyebabkan perubahan warna gigi.

2) Perubahan warna gigi karena reatorasi korona

Restorasi yang dipakai biasanya ada dua tipe yaitu (Walton &

Torabinejab, 1998)

a) Restorasi logam

Amalgam merupakan penyebab paling hebat karena elemen warna

gelap dapat mengubah warna dentin menjadi abu-abu gelap.

Page 15: 81595116-KTI-BAB-I-V

15

b) Restorasi komposit

Kebocoran mikro tumpatan onposit dapat menyebabkan perubahan

warna gigi. Tepi tumpatan merupakan tempat masuknya bahan kimia

yang mewarnai dentin

3. Pemutihan gigi (bleaching)

a. Sejarah bleaching

Dental bleaching bukan hal yang baru. Melihat sejarahnya, dental

bleaching ini sudah dilakukan sejak 1898, menurut Haywood

(www.jurnalbogor.com). Tapi baru sedikit sekali dokter gigi yang

melakukannya. Bahan yang pertama kali dilaporkan sebagai bleaching

agent adalah asam oksalat, yang dijelaskan oleh Chappel tahun 1877.

Dengan serangkaian percobaan, dokter gigi menemukan agen yang lebih

efektif, di mana Harlan melaporkan penggunaan hidrogen peroksida pada

tahun 1884. Baru pada tahun 1990-an, dental bleaching dengan cepat

meraih popularitas, dimana home bleaching pertama kali diperkenalkan

(http://gigi.klikdokter.com).

b. Cara Pemutihan

Bleaching (pemutihan gigi) dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu

bleaching secara eksternal yang dilakukan pada gigi vital yang

mengalami perubahan warna dan bleaching secara internal, dilakukan

pada gigi non vital yang telah dirawat saluran akar dengan baik.

Page 16: 81595116-KTI-BAB-I-V

16

1) Teknik Non Vital Bleaching (Internal)

Pemutihan gigi intra korona pada gigi non vital dipakai teknik

termokatalitik atau walking bleach. Adanya oksigen yang bebas akan

mendorong zat warna keluar dari tubulus dentin (Grossman, 1995).

a) Teknik Walking Bleach

Teknik ini dilakukan dengan cara menempatkan pasta

campuran superoxol dan sodium parborat dalam kamar pulpa.

Prosedur meliputi pengontrolan warna gigi, pemolesan

permukaan email, aplikasi petroleum jeli pada gingival dan

pemasangan rubberdam untuk isolasi dan untuk menghindari

iritasi, preparasi akses kavitas, perawatan saluran akar, keluarkan

guttap point 2 mm dari orifice dan tanduk pulpa dibersihkan, beri

basis 2 mm di atas guttap, menghilangkan smearlayer dengan

menggunakan EDTA, pembilasan dengan sodium hipoklorit dan

air, mengeringkan kavitas, masukkan pasta dengan baik, letakkan

butiran kapas yang mengandung superoxol, tutup orifice dengan

ZnOP cement IRM, pasien kembali 3 sampai 7 hari (Grossman,

1995).

b) Teknik Termokatalitik

Teknik ini dilakukan dengan bantuan cahaya dan panas.

Caranya dengan meletakkan bahan oksidator hydrogen peroxide

(Grossman, 1995).

Page 17: 81595116-KTI-BAB-I-V

17

c. Hasil Perawatan

Perawatan bleaching biasanya mempunyai efek samping

yang paling sering terjadi adalah sensitivitas gigi dan iritasi pada

jaringan lunak seperti gusi. Hidrogen peroxide dapat berpenetrasi

ke ruang pulpa melalui email dan dentin, dan menyebabkan rasa

ngilu. Oleh karena itu dianjurkan untuk dilakukan aplikasi flour

paska perawatan bleaching untuk mengurangi rasa ngilu

(Grossman, 1995).

d. Warna gigi

Warna normal gigi sulung adalah putih keabu-abuan. Warna normal

gigi permanen adalah kuning keabu-abuan, atau putih kekuning-

kuningan. Warna gigi ditentukan oleh translusidan ketebalan email,

ketebalan dan warna dentin yang melapisi di bawahnya, dan warna pulpa.

Perubahan dalam warna dapat bersifat fisiologik dan patologik atau

oksogenus dan endogenus (Grossman, 1995).

Dengan bertambahnya umur, email menjadi lebih tebal karena

deposisi dentin skunder dan reparatif, yang menghasilkan perubahan

warna pada gigi selama hidup seseorang. Gigi orang tua biasanya lebih

kuning atau keabu-abuan atau abu-abu kekuning-kuningan dari pada gigi

orang muda (Grossman, 1995).

Page 18: 81595116-KTI-BAB-I-V

18

Menurut (Grossman, 1995) penyebab warna gigi dapat

diklasifikasikan sebagai perubahan warna ekstrinsik dan perubahan

warna intrinsic, perubahan warna ekstrinsik biasanya terjadi faktor dari

lokal seperti noda atau stai tembakau. Sedangkan perubahan warna

intrinsic adalah noda yang terdapat dalam email dan dentin yang

disebabkan oleh penumpukan atau penggabungan bahan di dalam

struktur-struktur seperti stain tetracycline. Karena perubahan warna

intrinsik sulit bahkan sulit hilang dibanding dengan perubahan warna

ekstrinsik karena berasal dari kerusakan perkembangan email dan dentin,

tetapi stain yang disebabkan karena nekrosis dapat dihilangkan dengan

pemutihan.

Menurut (Walton dan Torabinejab, 1998) Material pemutih bisa

bertindak sebagai material pengoksidasi (oksidator) atau agen pereduksi

ini tersedia cukup banyak preparatnya. Material yang banyak dipakai

adalah larutan hidrogen peroksida dengan beberapa konsentrasi, natrium

perborat, karbamid peroksida. Natrium perborat dan karbamid peroksida

adalah bahan kimia yang secara bertahap terdegradasi sehingga

melepaskan hidrogen peroksida kadar rendah. Hidrogen peroksida dan

karbamis peroksida hanya diindikasikan bagi penelitian eksternal

sementara natrium perborat sebagian besar digunakan untuk pemutihan

internal. Semua telah terbukti efektif. Macam-macam bahan pemutih gigi

menurut pemaparan (Walton & Torabinejab, 1998) sebagai berikut:

1) Hydrogen Peroxide (H2O2)

Page 19: 81595116-KTI-BAB-I-V

19

Merupakan pengoksidasi kuat yang tersedia dalam beberapa

tingkat kekuatan walaupun yang biasa dipakai adalah larutan yang

distabilkan dengan kadar 30 sampai 35 % (superoxol, perhidrol).

Merupakan bahan yang paling umum. Caairan yang mempunyai

konsentrasi tinggi ini harus ditangani dengan hati-hati karena tidak

stabil, cepat meepaskan oksigen, dan dapat meledak kecuali jika

diletakan dalm lemari pendingin dan disimpan dalam botol gelap.

Juga merupakan bahan yang kaustik, dan apabila berkontak, jaringan

dapat terbakar.

2) Carbamid Peroxide

Carbamid peroxide, juga dikenal sebagai urea hydrogen peroxide,

yang dapat diperoleh dalam berbagai konsentrasi antara 3 dan 15%.

Preparat komersial yang kira-kira mengandung carbamid peroxide

dan mempunyai pH rata-rata 5 sampai 6,5. Biasanya mengandung

gliserin atau propilen glikol. Natrium stannat, asam fosfat, dan

aroma. Dalam beberapa preparat ditambahkan Carbopol, suatu resin

yang larut dalam air untuk memperlama pelepasan periksida aktif dan

meningkatkan masa penyimpanan. Cabamid peroxide 10% akan

terurai menjadi urea, ammonia, karbondioksida, dan sekitar 3,5%

hydrogen peroxide sistem Carbamid peroxide digunakan pada

pemutihan eksternal dan dikaitkan dengan beberapa derajat kerusakan

gigi dan jaringan lunak sekitarnya (biasanya ringan). Material ini

Page 20: 81595116-KTI-BAB-I-V

20

dapat mempengaruhi kekuatan ikatan resin komposit serta penutupan

tepinya.

3) Natrium perborat

Bahan oksidator natrium perborat dapat diperoleh dalam bentuk

bubuk atau berbagai kombinasi capuran komersial. Jika masih baru

bagan ini mengandung kira-kira 95 % perborat, dalam 9,9 % oksigen.

Namun lebih stabil dalam keadaan kering, tetapi dengan adanya

asam, air hangat, atau air akan berubah menjadi natrium metaborat,

hydrogen peroxide, dan oksigen berbentuk nasen. Kebanyakan

preparat natrium prborat bersifat alkali. Natrium perborat lebih

mudah dikontrol dan lebih aman dibandingkan hydrogen peroxide

pekat. Natrium perborat dapat diperoleh dalam berbagai macam

bentuk; semuanya cukup efektif.

Page 21: 81595116-KTI-BAB-I-V

21

B. KERANGKA KONSEP

Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian

C. HIPOTESIS

Berdasarkan dari dasar teori di atas maka dapat diambil hipotesis sebagai

berikut:

Terdapat perbedaan ekstrak buah strawberry 100% (Fragaria x annanassa)

dan carbamide peroxide 10% terhadap perubahan warna gigi pada proses

pemutihan gigi (bleaching) secara in vitro.

GIGIDISKOLORISASI

BLEACHING

EKSTRAK STRAWBERRY 100%

CARBAMIDE PEROXIDE 10%

GIGI MENJADI LEBIH PUTIH

Page 22: 81595116-KTI-BAB-I-V

22

Page 23: 81595116-KTI-BAB-I-V

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen laboratories in vitro.

B. TEMPAT DAN WAKTU

Penelitian ini dilakukan di laboratorium tekhnik tekstil UII, laboratorium

penelitian UMY, dan LPPT UGM selama lebih kurang satu bulan.

C. SUBYEK PENELITIAN

Gigi

Gigi yang digunakan dalam penelitian ini adalah gigi incisivus, gigi

caninus, dan gigi premolar sebanyak 10 gigi. Gigi harus memiliki mahkota utuh

sebab yang akan diamati adalah mahkota gigi. Akar gigi tidak boleh mengalami

perforasi dimana keadaan akar tertembus atau berlubang, tidak karies dan tidak

dalam keadaan anomali, sebab ekstrak strawberry akan masuk ke dalam pulpa

atau dentin gigi sehingga dapat mempengaruhi perubahan warna gigi.

D. KRITERIA INKLUSI DAN EKSLUSI

1. Kriteria Inklusi:

a. Gigi permanen

Gigi incisivus, gigi caninus dan gigi premolar yang mahkotanya masih

utuh dan akar tidak perforasi, tidak karies, dan tidak anomali.

Page 24: 81595116-KTI-BAB-I-V

24

b. Strawberry

Dengan kriteria masih segar (baru dipetik), warnanya masih bagus, dan

sudah matang.

c. Ekstrak strawberry

Ekstrak strawberry yang baru atau belum kadaluwarsa.

d. Gel Carbamide peroxide 10%

2. Kriteria Ekslusi

a. Gigi molar, akar perforasi, dan gigi yang karies.

b. Selain strawberry jenis Fragaria x ananassa.

c. Strawberry yang sudah busuk atau warnanya sudah tidak bagus lagi.

d. Strawberry yang sudah lama disimpan sehingga kandungannya sudah

berubah.

e. Strawberry yang belum matang.

f. Ekstrak strawberry yang sudah kadaluwarsa dan sudah berubah

warnanya.

g. Selain gel Carbamide peroxide 10%

E. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI

OPERASIONAL

1. Variabel Penelitian

a. Variabel pengaruh: ekstrak buah strawberry (100%)

b. Variabel terpengaruh: warna gigi

c. Variabel pengganggu

Page 25: 81595116-KTI-BAB-I-V

25

1) Variabel terkendali

a) Jenis gigi

b) Jenis buah

c) Teknik pemutihan gigi

d) Volume ekstrak buah

e) Konsentrasi ekstrak buah strawberry

f) Volume larutan ellagic acid

g) Konsentrasi ekstrak strawberry

h) Waktu

2) Variabel tak terkendali

a) Umur gigi

b) Umur buah

2. Definisi Operasional

a. Bleaching: upaya untuk memutihkan gigi yang dilakukan pada bidang

kedokteran gigi.

b. Ekstrak buah strawberry dan jenis Fragaria x ananassa.

c. Jenis gigi yang digunakan adalah gigi incisuvus, gigi caninus, gigi

premolar pada rahang atas ataupun rahang bawah.

d. Waktu adalah ukuran lama yang dibutuhkan dalam proses pemutihan gigi

dalam waktu 56 jam.

e. Diskolorisasi adalah perubahan warna yang disebabkan oleh faktor

ekstrinsik dan faktor intrinsik.

Page 26: 81595116-KTI-BAB-I-V

26

f. Carbamide peroxide 10% adalah bahan bleaching yang umum digunakan

home bleaching, terdiri dari 7% hydrogen peroxide dari 3 % urea.

F. INSTRUMEN PENELITIAN

1. Alat yang digunakan

a. Spectrophotometer

b. Shade Guide

c. Wadah plastik

d. Alat tulis

e. Lakban tulis

f. Cat kuku

g. Teh hitam

2. Bahan yang digunakan

a. Ekstrak buah strawberry 100%

b. Gigi

c. Gel carbamide peroxide 10% merek Total Care

G. CARA KERJA

1. Tahap persiapan

a. Menemukan dan mengumpulkan sampel penelitian.

b. Mempersiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan.

c. Menentukan tempat untuk melakukan penelitian.

Page 27: 81595116-KTI-BAB-I-V

27

2. Tahap pelaksanaan

a. Proses Ekstrak Buah Strawberry

Proses ekstraksi buah strawberry dilakukan di LPPT UGM. Proses

ekstraksi buah strawberry sebagai berikut: pertama-tama buah strawberry

ditimbang dan dipotong-potong, lalu buah strawberry diblender sampai

halus kemudian direndam selama 24 jam. Setelah itu dilakukan

penyaringan atau filtrasi menggunakan corong buchner dan diperoleh

hasil fitrat dan residu. Residu buah strawberry diproses lagi seperti yang

telah dilakukan di atas selama dua kali sehingga didapat dan fitrat lagi.

Semua fitrat buah strawberry dilakukan evavorasi (diuapkan) dengan

rotary evavator sehingga menghasilkan ekstrak strawberry yang kental

kemudian dikeringkan yang akhirnya akan diperoleh ekstrak strawberry

murni 100%.

b. Pengukuran Warna Gigi Sebelum dan Sesudah

Pertama-tama warna gigi yang sudah diberi perlakuan diskororisasi

diukur dengan Shade guide terlebih dahulu lalu dilanjutkan dengan

menggunakan spectrophotometer sebelum dan sesudah pemutihan

dengan teknik termokatalitik pada ekstrak buah.

Page 28: 81595116-KTI-BAB-I-V

28

H. ALUR PENELITIAN

Gigi IncisivusCaninus, Premolar

Buah Strawberry (Fragrarea x annanassa)

Diskolorisasi

Shade Guide

Spectrophotometer

Metode Maserasi

Ekstrak Buah Strawberry 100%

Bleaching

6 Gigi direndam dalam Gel Carbomide

peroxide 10% selama 56 jam

6 Gigi direndam dalam Ekstra Buah Strawberry 100%

selama 56 jam

Shade Guide

Spectrophotometer

Data

Analisis Data

Hasil

Page 29: 81595116-KTI-BAB-I-V

29

I. ANALISIS DATA

Analisis statistik yang digunakan statistik inferensial parametik. Metode

analisis yang digunakan paired sampel t-tes dimana data penelitian ini

merupakan data kuantitatif yang berupa bilangan atau angka yang mencerminkan

nilai perubahan warna gigi. Fasilitas ini digunakan untuk menguji 2 sampel yang

berpasangan (paired), paired dalam hal ini diartikan sebagai sebuah sampel

dengan subyek yang sama, namun mengalami 2 perlakuan atau pengukuran yang

berbeda. Setelah itu, untuk 2 sampel yang independen antara ekstrak strawberry

100% dengan carbomide peroxide 10% menggunakan independen sampel t-test.

Page 30: 81595116-KTI-BAB-I-V

30

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan perubahan warna

email gigi pada sampel yang diberi bahan pemutih yaitu ekstrak stawberry 100%

dan carbamid peroxide 10%. Sampel gigi terlebih dahulu didiskolorisasi atau

diredam dalam larutan the hitam selama 12 hari agar terjadi perubahan warna

ekstrinsik. Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang telah dilakukan

sebelumnya. Perubahan email pada gigi setelah dirandam dalam larutan the hitam

selama 12 jam dijadikan warna awal gigi. Pengukuran awal pada sampel

menggunakan shade guide di Laboratorium Kedokteran Gigi UMY dan

dilanjutkan dengan alat ukur spectrophotometer yang dilakukan di Laboratorium

Teknik Tekstil UII untuk menentukan parameter warna pada jarak L*, a*, dan

b*( lightness ) sebagai colour cordinate untuk melihat penerangan dari obyek. a*

( crhoma ) colour cordinate untuk mendapatkan jumlah warna per unit area, b* (

hue ) colour cordinate merupakan warna spesifik dari cahaya yang pada panjang

gelombang tertentu dapat mengenai retina mata. Dari nilai La*, a*, b* didapatkan

nilai dE*ab sebagai jumlah perbedaan warna atau jarak antara 2 warna sehingga

penelitian ini lebih difokuskan pada nilai dE*ab. Berikut data tabel hasil

penelitian:

Page 31: 81595116-KTI-BAB-I-V

31

Tabel 1. Data nilai dE*ab dan shade guide pada awal sampel

sampel

Pengukuran awal

Spectrophotometer Shade guide

1 140, 97 B3

2 149,59 B3

3 139,18 B3

4 154,94 B3

5 140,59 B3

6 145,10 B3

7 160,29 B3

8 177,42 B3

9 141,62 B3

10 145,21 B3

Keterangan:

B3 indeks warna gigi kekuningan gelap

Keterangan urutan perubahan warna padaa shade guide:

1. B1: Putih level 1

2. A1: Putih kekuningan

3. C1: Putih keabu-abuan

4. B2: Kekuningan level 2

5. C2: Keabu-abuan level 2

6. C3: keabu-abuan level 3

7. A2: Kekuningan level 2

8. A3: Kekuningan level 3

9. B3: Kekuning level 3

10. B4: Kekuning level 4

11. A3.5: Kekuningan level 5

Page 32: 81595116-KTI-BAB-I-V

31

Untuk mengetahui adanya perbedaan efektifitas antara ekstrak strawberry

100% dengan gel carbamid peroxide 10 % dalam proses pemutihan gigi dilakukan

pengaplikasikan bahan pemutih gigi (bleaching) pada sample dengan menggunakan

ekstrak strawberry 100% dan carbamid peroxide 10% selama 56 jam. Hasil

pengukuran perubahan warna email gigi setelah perendaman ekstrak strawberry

100% dan carbamid peroxide 10% selama 56 jam dengan menggunakan shade guide

dan spectrophotometer, dapat dilihat pada tabel 2 dan tabel 3.

Table 2 Data nilai dE*ab sebelum dan sesudah perendaman ekstrak strawberry 100%

Sampel Ekstrak strawberry 100%

Sebelum Shade

Guide

Sesudah Shade

Guide

1 139.71 B3 134.42 B2

2 147.95 B3 146.21 B2

3 137.32 B3 134.32 B2

4 153.89 B3 150.17 B2

5 138.71 B3 136.77 B2

Page 33: 81595116-KTI-BAB-I-V

32

Tabel 3 Data nilai dE*ab sebelum dan sesudah perendaman carbamid peroxide 10%

Sampel Carbamid perokside 10%

Sebelum Shade

Guide

sesudah Shade

Guide

6 145,10 B3 129,96 B1

7 160,29 B3 139.01 B1

8 177,42 B3 140,25 B1

9 141,62 B3 135,35 B1

10 145,21 B3 138,97 B1

Berdasarkan table 2 dan 3 dapat dilihat bahwa terjadi perubahan nilai dE*ab

sebelum dan sesudah gigi direndam pada ekstrak strawberry 100% dan carbamid

peroxide 10% . Nilai perendaman sebelum lebih besar dari nilai sesudah perendaman,

begitu juga dengan nilai shade guide yang mengalami penurunan setelah dilakukan

perendaman dengan ekstrak strawberry 100% dan carbamid peroxide 10%. Hal ini

dapat diartikan bahwa terjadi penyerapan warna pada sampel sehingga menurunkan

warna sampel setelah dilakukan perendaman dengan ekstrak strawberry 100% dan

carbamid peroxide 10%. Berikut data selisih nilai dE*ab sebelum dan sesudah

perendaman gigi.

23

Page 34: 81595116-KTI-BAB-I-V

33

Table 4 Data selisih nilai dE*ab setelah dan susudah perendaman gigi

Berdasarkan table 4 dapat dilihat bahwa selisih nilai dE*ab setelah dan

sebelum perendaman gigi masing-masing spesimen gigi berbeda-beda. Hal ini

disebabkan oleh banyak faktor, yang akan lebih dijelaskan secara rinci pada

pembahasan.

Data hasil perubahan email gigi yang dilihat dari nilai dE*ab pada kedua

kelompok tersebut terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data, untuk menentukan

hipotesis yang akan dilakukan selanjutnya. Berikut data hasil uji normalitasnya:

23

Sampel Bahan Bleaching

Ekstrak Strawberry

100%

Carbamid peroxide

10%

1 5.29 15.14

2 1.74 21.28

3 3.00 37.17

4 3.72 6.27

5 1.94 6.24

Page 35: 81595116-KTI-BAB-I-V

34

Table 5. Data uji normalitas

.

Berdasarkan data hasil uji normalitas, maka penyebaran data pada kedua

kelompok dapat dikatakan normal, karena nilai p>0,05. Ekstrak strawberry

mempunyai nilai p=0,747 sebelum direndam dan p=0,799 setelah direndam. Begitu

juga dengan gel carbanid peroxide mempunyai nilai p=0,686 sebelum direndam dan

p=0,740 setelah direndam. Untuk menguji hipotesis jika data terdistribusi normal

maka dilakukan uji parametrik.

Uji parametrik yang digunakan untuk menentukan derajat perubahan warna

sebelum dan setelah dilakukan perendaman selama 56 jam, yaitu uji t-Test

berpasangan. Berikut data hasil pengujiannya:

23

Variabel Mean K-S Sig. (2-tailed)

Gigi sebelum direndam 143,5160 0.678 0.747

Ekstrak strawberry

Gigi setelah direndam 143.1760 0.645 0.799

Ekstrak strawberry

Gigi sebelum direndam 153,9280 0.715 0.686

Gel KP

Gigi setelah direndam 136,7080 0.682 0.740

Gel KP

Page 36: 81595116-KTI-BAB-I-V

35

Tabel 6. Data uji t-Tes berpasangan

Variabel

Correlatio

n

Sig.

(2-

tailed

)

95% Confidence

Interval of the

Difference

Sig. (2-

tailed)

  Lower Upper

Pair 1 Gigi sebelum

direndam-  0, 980  0.008  1,34096  4,93504 0.000 

Gigi sesudah direndam          

ekstrak strawberry          

Pair 1 Gigi sebelum

direndam-  0.614  0.040  1,27929  33,16071 0.000 

Gigi sesudah direndam          

Carbamid perokside 10

%          

Berdasarkan hasil uji t-Test berpasangan, maka diperoleh nilai signifikansi

pada kelompok yang direndam ekstrak strawberry p=0,000 dan pada kelompok yang

direndam gel carbamid peroxide p=0,000. Pada uji t-Test berpasangan dikatakan

terdapat perbedaan bila p<0,05 sehingga dapat dikatakan pada kedua kelompok uji

terdapat perbedaan yang bermakna.

Sebelum dan sesudah direndam selama 56 jam. Pada data juga menunjukkan

nilai korelasi antara kedua variabel dengan nilai p=0,008 dan p=0,040 secara

23

Page 37: 81595116-KTI-BAB-I-V

36

statistika dikatakan terdapat korelasi antara kedua variabel bila nilai p<0,05 sehingga

dapat diartikan bahwa korelasi antara warna gigi sebelum dan sesudah direndam

ekstrak strawberry dan gel carbamid peroxide adalah sangat erat dan benar-benar

berhubungan secara nyata. Untuk mengetahui lebih lanjut perbedaan yang ada

diantara kelompok uji dilanjutkan dengan uji Independent sample t-Test.

Independent sample t-Test digunakan untuk menunjukkan ada tidaknya

perbedaan yang bermakna antara kelompok yang direndam dengan ekstrak

strawberry dan kelompok yang direndam gel carbamid peroxide. Berikut data hasil

pengujiannya

Table 7. Data uji independent samplel t-Test

23

  Perlakuan Mean

Perubahan warna

gigi

Ekstrak

strawberry 3.1380

 

Gel Carbamid

perokside 17,2200

Page 38: 81595116-KTI-BAB-I-V

37

Tabel. 8 Independent Samples Test

 

Levene's Test for

Equality of Variances t-tes for Equality of Means  

   

Sig. (2-

tailed)

95%Confidence Interval of

the Differnces

  F Sig (2-tailed)   Lower Upper

diasumsikan

terdapat 7.225 0.028 0.000-27.40558

-0.75842

perbedaan       -29.96810 1.80410

diasumsikan tidak     0.000

terdapat

perbedaan    

 

Berdasarkan uji independent t-Test diatas, dapat diartikan bahwa pada uji varian dari

ekstrak strawberry dan gel carbamide perokside 10 % diperoleh nilai signifikansi p =

0,028 berarti nilai p<0,05 yang berarti terdapat perbedaan yang nyata dari kedua

sample maka untuk uji mean menggunakan dasar diasumsikankedua varian sama .

pada uji mean diperoleh dari nilai p=0,000 dimana jika p<0,05 dikatakan perbedaan

rerata yang bermakna antara kelompok yang direndam ekstrak strawberry dibanding

kelompok yang direndam dengan gel carbamid perokside.

23

Page 39: 81595116-KTI-BAB-I-V

38

B . PEMBAHASAN

Untuk mengetahui adanya perbedaan efektifitas antara ekstrak strawberry

dan gel carbamid perokside dalam proses pemutihan gigi yang mengalami

perubahan warna dilakukan penelitian dengan menggunakan beberapa gigi post-

ekstraksi sebagai sampel penelitian. Sampel terlebih dahulu direndam dalam

seduhan teh hitam selama 12 hari agar terjadi perubahan warna. Berdasarkan

penelitan (Juwita dkk, 2008 ) menyatakan bahwa perendaman gigi selama 12

hari sudah dapat menyebabkan gigi mengalami perubahan warna ekstrinsik

(ekstrinsik stain ). Perubahan warna ekstrinsik ditemukan pada permukaan luar

gigi dan biasanya berasal dari faktor lokal, seperti kebersihan mulut yang tidak

baik dimana sejumlah plak yang mengandung produk bakteri kromogenik yang

dapat menyebakan perubahan warna pada gigi, noda tembakau, rokok, kopi dan

teh yang menyebabkan warna gigi menjadi coklat kekuning-kuningan sampai

hitam (Grossman, 1995).

Penelitian ini merupakan teknik pemutihan gigi (bleaching )secara eksternal.

Bleaching eksternal merupakan salah satu cara pemutihan kembali gigi yang

berubah warna akibat faktor lokal seperti noda tembakau, rokok, teh, dan kopi

yang dapat dilakukan sendiri oleh pasien dirumah (home bleaching) dengan

pantauan dari dokter gigi dengan menggunakan bahan pemutih gigi yang

berperan sebagai oksidator maupun reduktor, namun kebanyakan bahan pemutih

gigi yang biasa dipakai sebagai (bleaching) secara eksternal adalah oksidator

salah satunya yaitu carbamid peroxide (Walton dan Torabinejad, 1996 ).

23

Page 40: 81595116-KTI-BAB-I-V

39

Buah strawberry dapat digunakan sebagai bahan alternatif pemutih gigi.

Dalam buah strawberry terdapat berbagai macam kandungan dan salah satunya

adalah ellagic acid yang didalamnya mengandung ellagictanin yang dapat

memutihkan gigi, dimana reaksi yang terjadi pada senyawa ini ialah reaksi

oksidasi dimana ellagic acid melepaskan elektron yang dapat berkaitan dengan

zat yang menyebabkan perubahan warna pada enamel. Adanya perbedaan

keelektronegatifan diantara O dan H+ pada gugus OH- yang lebih besar

dibandingkan CO- dan OH- pada gugus COOH menyebabkan gugus OH- akan

lebih mudah putus dan menghasilkan radikal H+. Radikal H+ yang terbentuk

kemudian berikatan dengan 3 molekul C tersier yang terdapat pada enamel gigi

yang mengalami diskolorasi. Ikatan ini menyebabkan terjadinya gangguan

konjugasi elektron dan perubahan penyerapan energi pada molekul organik

enamel sehingga terbentuk molekul organik enamel dengan struktur tidak jenuh.

Setelah radikal H+ dilepaskan, ellagic acid melepaskan 4 radikal OH- yang

dapat mengganggu struktur tidak jenuh dari enamel tersebut menjadi struktur

jenuh dengan warna lebih terang (Sarah, 2004 cit. Margaretha et al., 2008).

Teknik pemutihan gigi (bleaching) secara eksternal dalam penelitian ini

dilakukan dengan cara merendam specimen gigi kedalam ekstrak strawberry

dengan konsentrasi 100% dan gel carbamid perokside selama 56 jam. Waktu

pengaplikasian diperoleh dari lama pemakaian home bleaching selama 2 minggu

dan setiap harinya digunakan selama 4 jam yang kemudian digabung sehingga

diperoleh waktu perendaman selama 56 jam. Dimana sebelumnya dilakukan

ekstraksi buah strawberry menjadi ekstrak strawberry 100% di LPPT UGM.

23

Page 41: 81595116-KTI-BAB-I-V

40

Selain direndam dalam ekstrak strawberry 100%, specimen juga direndam dalam

carbamid peroxide sebagai kelompok pembanding. Berdasarkan tabel hasil

penyinaran dapat dilihat bahwa pada masing-masing sampel gigi memiliki nilai

dE*ab yang berbeda, hal ini dapat diartikan bahwa perubahan warna pada

masing-masing sampel gigi juga berbeda yang disebabkan karena

ketidakseragaman sampel gigi yang digunakan, yaitu dari segi kondisi gigi, usia

gigi dan juga ketebalan email gigi. Warna gigi ditentukan oleh translusensi dan

ketebalan email, ketebalan dan warna dentin yang melapisi dibawahnya dan

warna pulpa. Perubahan pada warna dapat bersifat fisiologik dan patologik atau

eksogen dan endogen ( Grossman, 1995).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan hasil pada kelompok

yang diaplikasikan dengan ekstrak strawberry sebelum dan sesudah nilai dE*ab

nya sesudah pengaplikasian lebih kecil dari pada sebelumnya. Hal ini juga

terjadi pada kelompok yang diaplikasikan gel carbaamid peroxide nilai dE*ab

sesudah pengaplikasian lebih kecil dibandingkan sebelumnya. Semakin kecilnya

nilai tersebut dikarenakan sinar yang dipantulkan semakin kecil dan penyerapan

zat warna semakin besar. Semakin besarnya zat warna yang terserap

menyebabkan sampel gigi akan semakin putih. Dari hasil uji statistik t-Test

berpasangan juga memperlihatkan bahwa terjadi perubahan warna gigi yang

signifikan sebelum dan sesudah pengaplikasian pada kedua kelompok uji. Pada

pengamatan visual yang dilihat dengan menggunakan shade guide pun terlihat

adanya penurunan warna pada masing-masing kelompok uji.

23

Page 42: 81595116-KTI-BAB-I-V

41

Hasil uji statistik t-Test tidak berpasangan antara ekstrak strawberry dan gel

carbamid peroxide menunjukkan perbedaan yang signifikan pada kedua

kelompok. Hal ini tentunya sesuai dengan hipotesis peneliti yang menyatakan

bahwa terdapat perbedaan efektifitas antara ekstrak strawberry dan gel carbamid

peroxide dalam memutihkan gigi. Dimana gel carbamid peroxide lebih efektif

dalam memutihkan gigi bila dibandingkan dengan ekstrak strawberry. Walaupun

gel carbamid peroxide lebih efektif dalam memutihkan gigi tetapi ekstrak buah

strawberry tetap bisa digunakan sebagai bahan dalam proses pemutihan gigi

karena kandungan ellagic acid yang terdapat pada buah strawberry. Dari hasil

penelitian ini kita dapat mengetahui bahwa buah strawberry merupakan bahan

alami yang dapat digunakan untuk memutihkan gigi yang mengalami perubahan

warna ekstrinsik meskipun hasilnya tidak sebanding dengan bahan pemutih yang

sudah sering digunakan seperti carbamid peroxide. Selain kandungan bahan

kimia yaitu ellagic acid yang terdapat pada buah strawberry, pH asam (3-4) yang

terkandung didalamnya juga merupakan salah satu faktor kuat dalam

memutihkan gigi dikarenakan sifat asam dapat mengikis permukaan email gigi

sehingga memberikan efek pemutihan pada gigi yang mengalami perubahan

warna secara ekstrinsik ( Margaretha, Juwita dkk 2004 ).

23

Page 43: 81595116-KTI-BAB-I-V

42

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari hasil pemelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan:

1. Berdasarkan uji analisis data independent sampel t-Tes didapat nilai

p= 0,028 dimana p<0,05 artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara

ekstrak strawberry dan gel carbamid peroxide.

2. Ekstrak buah strawberry (Fragaria x annanasa) merupakan bahan

alami yang dapat digunakan untuk memutihkan gigi yang mengaami

perubahan warna, walaupun hasilnya belum sebanding dengan bahan

pemutih yang tersedia dipasaran, seperti carbamid peroxide.

B. SARAN

1. Perlu adanya penelitian lanjutan untuk menguji lama perendaman ekstrak

buah strawberry sehingga diperoleh waktu perendaman yang efektif.

2. Perlu adanya penelitian lanjutan untuk menguji perbedaan konsentrasi dan

lama perendaman dari ekstrak strawberry terhadap gigi vital (secara in vivo)

sehingga dapat diperoleh bahan pemutih yang aman, alami, dan efektif

3. Perlu adanya penelitian untuk menguji seberapa besar (persentase)

kandungan asam elagat yang terkandung dalam ekstrak strawberry.

23 42

Page 44: 81595116-KTI-BAB-I-V

43

23