kti kimia.docx

26
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian dapat dimanfaatkan sebagai budidaya tanaman atau bercocock tanam. Dalam budidaya tanaman pastilah terdapat hama yng dapat mengganggu tanaman budidaya. Oleh karena itu, agar tanaman budidaya tidak terganggu oleh hama maka hal yang perlu dilakukan adalah dengan cara menggunakan peptisida. Tidak dapat dipungkiri, di era sekarang banyak petani dalam melakukan pengendalian hama menggunakan peptisida sintetis atau peptisida dari bahan kimia. Tujuan dari penggunaan peptisida berbahan kimia ini adalah agar hama dapat secara cepat musnah, namun hal ini dapat menimbukan dampak yang negatif seperti pencemaran lingkungan yang tanpa disadari petani, yaitu mengakibatkan residu yang dapat membahayakan lingkungan dan juga manusia itu sendiri. Tak hanya itu, pemakaian peptisida kimia secara terus menerus dalam kurun waktu

Upload: kemalakbar

Post on 23-Dec-2015

22 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KTI Kimia.docx

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan

manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri atau sumber energi,

serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya

hayati yang termasuk dalam pertanian dapat dimanfaatkan sebagai budidaya tanaman

atau bercocock tanam. Dalam budidaya tanaman pastilah terdapat hama yng dapat

mengganggu tanaman budidaya. Oleh karena itu, agar tanaman budidaya tidak

terganggu oleh hama maka hal yang perlu dilakukan adalah dengan cara

menggunakan peptisida.

Tidak dapat dipungkiri, di era sekarang banyak petani dalam melakukan

pengendalian hama menggunakan peptisida sintetis atau peptisida dari bahan kimia.

Tujuan dari penggunaan peptisida berbahan kimia ini adalah agar hama dapat secara

cepat musnah, namun hal ini dapat menimbukan dampak yang negatif seperti

pencemaran lingkungan yang tanpa disadari petani, yaitu mengakibatkan residu yang

dapat membahayakan lingkungan dan juga manusia itu sendiri. Tak hanya itu,

pemakaian peptisida kimia secara terus menerus dalam kurun waktu yang lama akan

menyebabkan keseimbangan ekologis terganggu. Selain menyebabkan revolusi

genetis pada hama-hama tertentu, dimana mereka menjadi tahan terhadap hama, juga

dapat membunuh predator-predator alami yang bermanfaat bagi pertanian.

Untuk mengatasi hal diatas, salah satu cara adalah dengan memanfaatkan

peptisida alami. Peptisida alami merupakan peptisida yang di buat dari bahan – bahan

alam, seperti dedaunan, kayu, akar, maupun buah – buahan yang bermanfaat

mengendalikan hama tanaman. Penggunaan peptisida alami cukup mendukung untuk

mengatasi masalah gangguan tanaman komersial. Peptisida alamipun dapat menjamin

keamanan ekosistem. Dengan peptisida alami, hama hanya terusir dari tanaman

Page 2: KTI Kimia.docx

2

petani tanpa membunuh. Selain itu penggunaan peptisida organic dapat mencegah

lahan pertanian menjadi keras dan menghindari ketergantungan pada peptisida kimia.

Secara ekonomis bila dibandingkan dengan peptisida kimia, peptisida alami relatif

lebih murah. Selain itu peptisida alami relative lebih mudah dibuat dan didapat oleh

petani dengan kemampuan dan pengetahuan terbatas. Dari sisi lain, peptisida alami

mempunyai keistimewaan yaitu bersifat mudah terurai dialam sehingga tidak

mencemari lingkungan dan relative lebih aman bagi manusia dan ternak peliharaan

karena residunya mudah terurai.

Bahan yang digunakan untuk membuat peptisida alami tidak sulit untuk kita

jumpai bahkan tersedia bibit secara geratis, misalnya daun sirsak. Dosis yang

digunakan tidak terlalu mengikat dan beresiko dibandingkan dengan penggunaan

peptisida sintetis. Karena penggunaan peptisida alami relative aman dalam dosis

tinggi sekaliapun, maka sebanyak apapun yang diberikan tanaman sangat jarang

ditemukan tanaman mati. Yang ada hanya kesalahan tekhnis, seperti tanaman yang

menyukai media kering, karena terlalu sering disiram dan lembab, malah akan

memacu munculnya jamur. Kuncinya adalah aplikasi dengan dosis yang diamati

dengan perlakuan sesuai dengan karakteristik dan kondisi ideal tumbuh untuk

tanamannya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa dampak yang ditimbulkan dari penggunaan pestisida sintetis?

2. Kandungan apa saja yang terkandung dalam daun sirsak yang dapat

dimanfaatkan sebagai pestisida alami?

1.3 Tujuan

Untuk mengurangi hama yang merusak tanaman budidaya tanpa

menggunakan zat yang berbahaya atau bahan yang bersifat kimiawi. Selain itu

penggunaan peptisida alami ini dapat meminimalkan biaya yang dikeluarkan karena

bahan baku yang dibutuhkan sudah tersedia dialam semesta dan tidak membuat

Page 3: KTI Kimia.docx

3

lingkungan tercemar oleh peptisida kimia yang biasanya digunakan oleh mayoritas

petani.

1.4 Manfaat Penulisan

Diharapkan dapat mengendalikan atau mengurangi hama tanaman tanpa

menggunakan bahan kimia berbahaya sehingga lingkungan tetap terjaga dari residu

yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia yang berbahaya terebut.

Page 4: KTI Kimia.docx

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pestisida alami

Di era serba organik seperti sekarang ini, penggunaan pestisida alami cukup

mendukung untuk mengatasi masalah gangguan serangan hama tanaman komersial.

Tidak dapat dipungkiri, damapak pemakain pestisida sintetis atau kimia pada

produksi pertanian telah menyerang tidak baik untuk kesehatan, mulai dari

munculnya penyakit-penyakit berbahaya seperti kanker, maupun kasus keracunan

yang berakhir pada kematian. Tak hanya itu pemakaian pestisida kimia secara terus

menerus dalam kurun waktu yang lama akan menyebabkan keseimbangan ekologis

terganggu. Selain menyebabkan evolusi ginetis pada hama-hama tertentu diamana

mereka menjadi lebih tahan pada hama, juga dapat membunuh predator-predator

alami yang bermanfaat bagi pertanian.

Untuk mengatasi hal tersebut, salah satu cara dengan memanfaatkan pestisida

alami. Pestisida alami adalah salah satu sarana pengendalian hama alternative yang

layak dikembangkan, karena senyawa insektisida dari tumbuhan mudah terurai

dilingkungan, tidak meninggalkan residu diudara air dantanah serta mempunyai

tingkat keamanan yang lebih tinggi bila dibandingkan denga racun-racun anorganik.

Susunan molekul pestisida alami sebagian besar terdiri dari karbohidrat, nitrogen,

oksigen, hydrogen, yang mudah terurai menjad senyawa yang aman bagi lingkungan

dan juga menurunkan peluang hewan yang bukan sasaran terkena residu.

Pemakaian pestisida alami dengan penggunaan dan dosis yang benar, tidak

saja bisa mengurangi hama, tetapi juga mengurangi biaya produksi karena bahan

dasar dasar pestisida alami dapat dibudidayakan dan dibuat setiap saat sesuai

kebutuhan dan yang penting adalah tidak mencemari lingkungan. Salah satu bahan

dasar pestisida alami yang dapt dimanfaatkan untuk mengendalikan hama tanaman

adalah daun sirsak, yang mengandung senyawa annonain dan resin. Daun sirsak dapat

Page 5: KTI Kimia.docx

5

kita ramu sendiri menjadi pestisida yang dapt membunuh beberapan hama. Untuk

membunuh hama yang lebih banyak, daun sirsak dapat dicampur dengan bahan alami

lainnya..

Tanaman annonamuricata(sirsak) mengandung zat toksik bagi serangga hama.

Serangga yang menjadi hama dalapangan maupun pada bahan simpan mengalami

kelainan tingkah laku akibat bahan efektif yang terkandung pada daun sirsak.

Disamping itu dapat juga menyebabkan pertumbuhan serangga terhambat,

mengurangi produksi telur dan sebagai repellen(penolak).

Kematian larva yang diakibatkan oleh ektrak daun sirsak memperlihatkan

indikasi tidak sempurnanya proses ekdisis terbukti dengan adanya sejumlah larva

yang gagal melepaskan kutikula lamanya. Larva yang mengalami gejala ini lama

kelamaan akan mati dengan memperlihatkan gejala kematian akibat pengaruh

simultan dari toksisitas ektrak, kelaparan dan gagal melepaskan proses ganti kulit,

terlihat adanya larva menjadi mengecil dan bewarna gelap.

2.2 Kandungan Daun Sirsak

Kandungan daun sirsak mengandung senyawa acetogenin, antara lain

asimisin, gulaticin, dan squamosin. Pada konsentrasi tinggi, senyawa acetogenin

memiliki keistimewaan sebagai antivedent. Dalam hal ini, serangga hama tidak lagi

bergairah untuk melahap bagian tanaman yang disukainya. Sedangkan pada

konsenrasi rendah, bersifat racun perun yang bisa mengakibatkan serangga hama

menemui ajalnya. Acetogenin adlah senyawa polyketiedes dengan struktur dari 30

sampai 32 rantai karbon tidak bercabang yang terikat pada gugus 5-methyl-2-

furanone. Rantai furanone dalam gugus hidrofuranone pada C23memiliki aktifitas

sitotoksik dan derifatacetogenin yang berfungsi sitotoksik adalah asimicin, gulatacin

dan squamocin. Ekstrak daun sirsak dapat dimanfaatkan untuk menanggulangi hama

belalang dan hama-hama lainnya.

Kandungan kimia daun sirsak:

Alkoloida

Page 6: KTI Kimia.docx

6

Alkoloida merupakan golongan zat tumbuhan sekunder yang terbesar.

Alkoloida mencakup senyawa bersifat basa yang mengansung satu atau

lebih atom nitrogen, biasanya dalam gabungan sebagai bagian dari system

siklik. Ada 3 preaksi yang sering digunakan dalam skriming

fitokimiauntuk mendeteksi alkaloida sebagai pereaksi pengendapan yaiyu

pereaksi mayer, preaksi brawchardat, dan preaksi dragendorff

Flafonoida

Flafonoida mencakup banyak pigmen yang paling umum dan terdapat

pada seluruh dunia tumbuhan mulai dari fungus sampai angeos spermae.

Pada tumbuhan tinggi flafonoida terdapat baik dalam bagian fegenetatif

maupun dalam bunga. Beberapa fungsi flafonoida pada tumbuhan ialah

pengatur tumbuh, pengatur potosintesis kerja antimikroba dan antivirus

serta kerja terhadap serangga.

Saponin

Saponin mula-mula diberi nama demikian karna sifatnya yang menyerupai

sabun(sapo: sabun). Saponin tersebar luas diantara tanaman tinggi.

Saponin merupakan senyawa berasa pahit, menusuk, menyebabkan besim

dan mengakibatkan iritasi terhadap selaput lender. Saponin adalah

senyawa aktif permukaan yg kuat yang menimbulkanbusa jika dikocok.

Dalam larutan yang sangat encer saponin sangat beracun untuk ikan, dan

tumbuhan yang mengandung saponin telah digunakan sebagai racun ikan

selama berate-ratus tahun.

Tanin

Tanin merupakan salah satu senyawa yang termasuk kedalam golongan

polyfenol yang terdapat dalam tumbuhan yang mempunyai rasa sepat dan

memiliki kemampuan menyamak kulit. Tanin terdapat luas dalam

tumbuhan berpembuluh, dalam angiospermae terdapat khusus dalam

jaringan kayu. Umumnya tumbuhan yang mengandung tannin dihindari

dari pemakan tumbuhan karena rasanya yang sepat. Salah satu fungsi

Page 7: KTI Kimia.docx

7

tannin dalam tumbuhan adalah sebagaipenolak hewan pemakan

tumbuhan(herbivore).

Gikosida

Glikosida adalah senyawa yang terdiri atas gabungan gula dan bukan gula

bagian biasa disebut glikon sementara bagian yang bukan gula disebut

aglikon atau genin. Kalsifikasi(penggolongan) glikosida sangat sukar.

Bisa ditinjau dari gulanya, akan dijumpai gula yang strukturnya belum

jelas. Sedangkan bila ditinjau dari aglikonnya akan dijumpai hampir di

semua golongan konstituen tumbuhan, misalnya tannin, sterol terpenoit

dan flavonoit. Hampir semua glikosida dapat dihidrolisis dengan

pendidihan dengan asam mineral. Hidrolisi dalam tumbuhan juga terjadi

karena enzim yang terdapat dalam tumbuhan tersebut. Nama enzimnya

secara umum adalah betaglukosidase, sedangkan untuk ramnosa nama

enzimnya adalah ramnase.

Glikosidaantrakuinon

Golongan kuinon alam terbesar terdiri atas antrakuinon. Beberapa

antrakuinon merupakan zat warna penting dan sebagai pencahar. Keluarga

tumbuhan yang kaya akan senyawa jenis ini adalah Rubiaseae,

Rhamnaseae, Polygonaseae. Antrakuinon biasanya berupa senyawa

Kristal bertitik leleh tinggi, larut dalam pelarut organic senyawa ini biasa

bewarna merah, tetapi yang lainya bewarna kuning sampai coklat, larut

dalam larutan basah dengan membentuk wakna violet merah.

Steroid /Triterpenoid

Triterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam

satuan isoprena dan secara biosintesis diturunkan dari hidrikarbon C30

asiklik, yaitu skualen. Triterpenoid adalah senyawa tanpa warna,

berbentuk Kristal, seringkali bertitik leleh tinggi dan aktif optik. Uji yang

banyak digunakan adalah reaksi Liebermann-Burchard (asam asetat

anhidrida - H2SO4 pekat) yang kebanyakan triterpena dan sterol

Page 8: KTI Kimia.docx

8

memberikan warna hijau biru. Steroida adalah triterpena yang kerangka

dasarnya sistem cincin siklopentana perhidrofenantren. Dahulu steroida

dianggap sebagai senyawa satwa tetapi sekarang ini makin banyak

senyawa steroida yang ditemukan dalam jaringan tumbuhan(fitosrerol).

Fitosterol merupakan senyawa steroida yang berasal dari tumbuhan.

Senyawa fitosterol yang biasa terdapat pada tumbuhan tinggi yaitu

sitosterol, stigmasterol, dan kampesterol.

2.3 Hama Wereng

Wereng adalah sebutan umum untuk serangga penghisap cairan tumbuhan

anggota ordo Hemiptera (kepik sejati), subordo Fulgoromorpha, khususnya yang

berukuran kecil. Tonggeret pernah digolongkan sebagai wereng (dibawah subordo

Auchenorrhyncha) namun sekarang telah dipisah secara taksonomi. Karena ekslusif

hidup dari tumbuhan, sejumlah anggotanya menjadi ham penting dalam budidaya

tanaman. Selain sebagai pemakan langsung, wereng juga menjadi vector bagi

penularan sejumlah penyakit tumbuhan penting, khusunya dari kelompok virus.

Wereng sebagai hama sulit dikendalikan karena memiliki berbagai biotipe yang

masing-masing memiliki kesukaran tersendiri terhadap kultivar yang berbeda-beda

pula.

Macam-macam wereng yang sering menyerang pertanian yaitu :

1. Wereng batang coklat (Nilaparvata lugens)

Wereng batang coklat atau disebut wereng coklat merupakan salah satu

hama tanaman padi yang paling berbahaya dan sulit dibasmi. Wereng

batang coklat menjadi parasit dengan menghisap cairan tumbuhan

sehingga mengakibatkan perkembangan tumbuhan menjadi terganggu

bahkan mati. Selain itu wereng batang coklat juga juga menjadi vector

(organisme penyebar penyaki) bagi penularan sejumlah penyakit

Page 9: KTI Kimia.docx

9

tumbuhan yang diakibatkan virus serta menyebabkan tugro. Dan tanaman

menjadi kerdil.

Ciri-ciri tanaman padi yang diserang hama batang coklat adalah warnanya

berubah menjadi kekuningan, pertumbuhan terhambat dan tanaman

menjadi kerdil. Pada serangan yang parah keseluruhan tanaman padi

menjadi kering dan mati, perkembangan akar merana dan bagian bawah

tanaman yang terserang menjadi terlapisi oleh jamur. Hama wereng

batang coklat hidup pada pangkal batang padi. Binatang ini mempunyai

siklus hidup antara 3-4 minggu yang dimulai dari telur (selama 7-10 hari),

Nimfa (8-17 hari) dan Imago (18-28 hari). Saat menjadi nimfa dan imago

inilah wereng batang coklat menghisap cairan dari batang padi.

2. Wereng punggung putih (sogatella furcifera Horvarth)

Wereng punggung putih menyebar luas di beberapa wilayah. Di Indonesia

wereng punggung putih merupakan serangga tua yang dikenal sejak tahun

1930. Wereng punggung putih sama dengan wereng coklat yaitu sering

menyerang tanaman padi dengan jumlah yang banyak. Wereng punggung

putih pada awalnya merupakan serangga k-strategik yang mempunyai ciri

perkembangbiakannya sangat lamban dan populasinya stabil rendah untuk

mempertahankan makanan supaya tetap tersedia. Selanjutnya

perkembangan populasi wereng punggung putih mulai mengarah kepada

serangga yang r-strategik dengan ciri yang sama seperti pada wereng

coklat. Wereng batang putih bentuk tubuhnya lebih kecil daripada bulir

padi, sering menghisap batang padi..

3. Wereng hijau (Nephotettix Virescens)

Wereng hijau menghisap cairan dari tanaman yang menyebabkan

pertumbuhan tanaman terhambat. Wereng hijau menghisap dari dalam

daun bagian pinggir, tidak mnyukai pelepah ataupun daun-daun bagian

tengah. Nimfa instar awal makannya sangat sedikit sehingga

menyebabkan kerusakan kecil pada tanaman. Tanaman akan mengalam

Page 10: KTI Kimia.docx

10

kerusakan bila terdapat banyak nimfa instar akhir dan imago pada

tanaman, karena terhisapnya unsur-unsur hara dan cairan tanaman.

Penyakit tungro pada padi disebabkan oleh kompleks virus berbentuk

batang dan bulat dan ditularkan oleh wereng hijau, gejala utama penyakit

tungro tampak pada perubahan warna pada daun muda menjadi kuning

orange mulai dari ujung daun, jumlah anakan berkurang, tanaman kerdil

dan pertumbuhannya terhambat. Gejala penyakit tersebar mengelompok,

hamparan tanaman padi terlihat seperti bergelombang karena adanya

perbedaan tinggi tanaman antara tanaman sehat dan yang terinfeksi.

Tanaman muda lebih rentan. Pada varietas tertentu sering gejala tungro.

Kemampuan wereng hijau sebagai penghambat dalam sistem pertanian

padi sangat tergantung pada penyakit virus tugro.

BAB III

METODE PENULISAN

Page 11: KTI Kimia.docx

11

Penulisan karya ilmiah ini berdasarkan dari literatur-literatur yang sesuai

dengan topik penulisan karya tulis ilmiah ini. Literatur yang digunakan berupa

literatur yang bersifat primer (jurnal), sekunder (text book), dan tersier (website). Ide

penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk memanfaatkan bahan – bahan organik

yang yang terdapat di lingkungan sekitar sehingga menjadi sesuatu yang lebih

bermanfaat serta biaya yang dikeluarkan tidak terlalu besar

Prosedur pemecahan masalah ini dilakukan karena hama yang dapat

menyerang tanaman dan menyebabkan kualitas produk pertanian menurun. Dampak

negatif juga disebabkan karena pemakaian pestisida sintetis yang mengandung

berbagai zat kimia dan berakibat pada pencemaran lingkungan. Upaya pemecahan

masalah dilakukan dengan mempelajari teori-teori yang berhubungan dengan pokok

permasalahan, dan mencari alternatif lain untuk pemecahan masalah tersebut dan

kami tuangkan dalam karya tulis ini dan akan didapat kesimpulan. Sehingga

diharapakan dapat memberi kemudahan di dalam kehidupan masyarakat.

BAB IV

PEMBAHASAN

Page 12: KTI Kimia.docx

12

Pertanian adalah salah satu penghasilan terbesar yang ada di Indonesia.

Pengaruh pertanian sangat besar bagi masyarakat Indonesia. Kebanyakan hasil

pertanian dari Indonesia sering mengalami gagal panen karena banyaknya hama yang

menyerang pertanian, sehingga hasil yang didapat tidak optimal. Seharusnya hal

seperti ini dapat segera diatasi agar hasil yang didapat lebih banyak. Dengan

pemberian pestisida buatan sebenarnya dapat mengurangi hama yang menyerang

pertanian, namun dalam penggunaan yang banyak justru malah merusak padi

tersebut. Tidak hanya itu pemberian pestisida buatan juga dapat merusak lingkungan.

Salah satu cara untuk menanggulangi hal itu, yaitu dengan menggunakan

pestisida alami. Jika dibandingkan dengan pestisida buatan, pestisida alami lebih baik

karena mudah didapat dan harganya juga terjangkau. Pembuatan pestisida alami dapat

menggunakan tanaman sekitar kita seperti sirsak. Tanaman sirsak dapat dengan

mudah dijumpai karena hampir rata banyak ditanam dipekarangan rumah dan

harganya tidak terlalu mahal.

Sirsak, nangka belanda, atau durian belanda (Annona muricata L.) adalah

tumbuhan berguna yang berasal dari Karibia, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan.

Di berbagai daerah Indonesia dikenal sebagai nangka sebrang, nangka landa (Jawa),

nangka walanda, sirsak (Sunda), nangka buris (Madura), srikaya jawa (Bali), boh

lôna (Aceh), durio ulondro (Nias), durian betawi (Minangkabau), serta jambu landa

(Lampung). Penyebutan Belanda dan variasinya menunjukkan bahwa sirsak berasal

dari bahasa Belanda “zuurzak” yang berarti kantung asam. Didatangkan oleh

pemerintah kolonial Hindia-Belanda ke Nusantara, yaitu pada abad ke-19, meskipun

bukan berasal dari Eropa.

Buah sirsak memang menawarkan berbagai kandungan positif bagi kesehatan

manusia, mulai dari buahnya, daunnya, bahkan pohonnya. Telah banyak diketahui

bahwa buah sirsak banyak mengandung vitamin C, kandungan serat dan nutrisi

Page 13: KTI Kimia.docx

13

penting lainnya banyak terkandung dalam buah yang banyak ditemui di negara Tropis

ini. Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai pohon sirsak yang

banyak. Tidak hanya buah sirsak yang dapat dimanfaatkan, daun dari sirsak juga

dapat dimanfaatkan dengan baik untuk berbagai hal, misalnya dapat dimanfaatkan

sebagai pestisida alami.

Sebagai pestisida alami daun sirsak dapat digunakan untuk mengendalikan

hama wereng, seperti wereng coklat, hijau dan punggung putih. Tanaman sirsak

cukup potensial untuk digunakan sebagai bahan pestisida alami. Daun sirsak

mengandung senyawa acetogenin, antara lain asimisin, bulatasin, squamosin, saponin,

flavonoid, dan tannin. Senyawa- senyawa tersebut bersifat toksik, yang dapat

mematikan serangga hama tertentu. Namun, untuk menentukan batas aman bagi

organisme akuatik bukan sasaran perlu dilakukan pengujian dengan bioassay, untuk

menguji toksisitas bahan kimia toksik (alkaloid) yang terdapat di dalam daun sirsak,

atau untuk mengukur timgkat bahaya kontaminan bahan  kimia yang terdapat di

dalam ekstrak daun sirsak terha-dap organisme akuatik. Kandungan daun sirsak

mengandung senyawa acetoginin, antara lain asimisin, bulatacin dan squamosin.

Pada konsentrasi tinggi, senyawa acetogenin memiliki keistimewaan sebagai anti

feedent. Dalam hal ini, serangga hama tidak lagi bergairah untuk melahap bagian

tanaman yang disukainya. Sedangkan pada konsentrasi rendah, bersifat racun perut

yang bisa mengakibatkan serangga hama menemui ajalnya. Acetogenin adalah

senyawa polyketides dengan struktur 30–32 rantai karbon tidak bercabang yang

terikat pada gugus 5-methyl-2-furanone. Rantai furanone dalam gugus hydrofuranone

pada C23 memiliki aktifitas sitotoksik, dan derivat acetogenin yang berfungsi

sitotoksik adalah asimicin, bulatacin, dan squamocin.

Daun sirsak mengandung bahan aktif annonain dan resin. Pestisida nabati

daun sirsak efektif mengendalikan hama trips. Jika ditambahkan daun tembakau dan

sirsak akan efektif mengendalikan hama belalang dan ulat. Sedangkan jika

Page 14: KTI Kimia.docx

14

ditambahkan jeringau dan bawang putih akan efektif mengendalikan hama wereng

coklat. Rimpang jeringau mengandung bahan aktif arosone, kalomenol, kalomen,

kalameone, metil eugenol yang jika dikombinasi dengan bahan aktif daun sirsak akan

efektif mengendalikan hama wereng. Sedangkan tembakau mengandung bahan aktif

nikotin yang jika dikombinasi dengan bahan aktif yang terkandung dalam daun sirsak

akan efektf mengendalikan hama ulat dan belalang.

Dalam upaya pengembangan pestisida nabati tersebut, beberapa hal yang

perlu diperhatikan adalah : (i) mudah didapat,  bahan baku cukup tersedia,

berkualitas, kuantitas dan kontinuitas terjamin; (ii) mudah dibuat ekstrak, sederhana

dan dalam waktu yang tidak lama; (iii) kandungan senyawa pestisida harus efektif

pada kisaran 3-5 % bobot kering   bahan; (iv) selektif; (v) bahan yang digunakan bisa

dalam bentuk segar/kering; (vi) efek residunya singkat, tetapi cukup lama efikasinya;

(vii) sedapat mungkin pelarutnya air (bukan senyawa sintetis); (viii) budidayanya

mudah, tahan terhadap kondisi suhu optimal; (ix) tidak menjadi gulma atau inang

hama penyakit; (x) bersifat multiguna.

Penggunaan pestisida alami dalam mengendalikan hama lebih efektif

dibandingkan dengan menggunakan pestisida buatan. Penggunaan pestisida alami

memang tidak membunuh hama secara langsung, namun dapat mengusir hama

sehingga hama menjadi takut untuk hinggap pada batang padi. Jika menggunakan

pestisida buatan, sekali atau dua kali hama hilang, namun kelama-lamaan hama

menjadi kebal terhadap pestisida tersebut. Selain itu penggunaan pestisida buatan

juga berdampak pada ekosistem lingkungan sehingga dapat merusak lingkungan.

Sedangkan keuntungan dari penggunaan pestisida alami ini sangat banyak yaitu :

1. Dapat mengurangi hama belalang yang menjadi hama bagi tanaman

budidaya tanpa merusak ekosistem atau rantai makanannya.

2. Mengurangi penggunaan bahan kimia dalam budidaya tanaman

3.  Lingkungan lebih terjaga karena tidak ada residu bahan kimia

Page 15: KTI Kimia.docx

15

4. Tanaman budidaya terutama sayuran dapat tetap sehat untuk dikonsumsi

karena tidak menggunakan pestisida kimia.

BAB V

PENUTUP

Page 16: KTI Kimia.docx

16

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil tinjauan yang dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulkan

sebagai berikut :

1. Pestisida alami dari daun sirsak mengandung banyak senyawa acetogenin,

antara lain asimisin, bulatacin dan squamosin. Juga beberapa kandungan

kimia yaitu alkaloida, flavonoida, saponin, tanin, glikosida, gikosida

atrakuinon, dan steroid/ triterpenoid yang dapat digunakan untuk menghambat

pertumbuhan hama pada pertanian.

2. Pestisida alami dari daun sirsak menguntungkan karena tidak merusak

lingkungan.

3. Pestisida alami dari daun sirsak memudahkan petani karena biaya yang

dikeluarkan relatif murah.

5.2 Saran

Saran yang dapat diambil yaitu perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai

manfaat dari daun sirsak sebagai pestisida alami agar dapat dimanfaatkan oleh petani

secara optimal dan membantu permasalahan yang dihadapi petani.

DAFTAR PUSTAKA

Page 17: KTI Kimia.docx

17

Gruber, L.C. dan George S. Karganilla, 1989. Neem Production and use. Philippine-

German Biological Plant Protection Project Bureau of Plant Industry

Department of Agriculture 692 San Andress Street Malate. Philippiness.

Hartati, Z. 2002. Pengujian Ekstrak Biji Daun Sirsak Untuk Mengendalikan Hama

Helicoverpa armigera

Kardinan, A. dan M. Iskandar. 1997. Pengaruh berbagai jenis ekstrak tanaman

sebagai moluskisida nabati terhadap keong mas (Pomacea canaliculata).

Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia.

Sudarsono. 2006. Ekstrak Biji Mimba Sebagai Pestisida Nabati: Potensi, Kendala,

dan Strategi Pengembangannya.Perspektif Vol. 8 No. 2 / Desember 2009.

Hlm 115 – 176.