8 toxycology emergency-2
TRANSCRIPT
Toxycology EmergencyToxycology EmergencyErlina MarfiantiDept Peyakit Dalam FK UII
PendahuluanPendahuluanKecepatan dan ketepatan
penanganan pasien intoksikasi sangat penting
Kesulitan Sukar diketahui bahan penyebabDiperlukan Kemampuan dan
penalaran yang baik
Klasifikasi Keracunan
Self Poisoning Meracuni diri sendiri
Attempted Suicide Usaha bunuh diri
Accidental Poisoning Tidak disengaja
Homicidal Poisoning Akibat pembunuhan
1. menurut cara terjadinya keracunan
Keracunan Akut
Keracunan Kronis
2. menurut mula terjadinya keracunan
Neurotoksik
Kardiotoksik
Nefrotoksik
Hepatotoksik
3. menurut organ terkena keracunan
Gol. Alkohol
Gol. Fenol
Gol. Logam berat
4. menurut jenis bahan kimia
Accidental Poisoning :
Anak-anak balita
kebiasaan memasukan benda ke dalam mulut (termasuk obat-obat yang menarik warna dan rasanya, spt. Tablet berlapis gula, warna-warni tablet dan sirup, serta aromanya),minyak tanah dll.
Pada anak muda
biasanya golongan opiat yang disalahgunakan
Pada orang dewasa
golongan barbiturat, gol. Hipnotik & sedatif lain dan Obat nyamuk cair merupakan pilihan utama bagi orang yang mengalami depresi berat untuk bunuh diri
Self Poisoning
Kecelakaan karena kurang hati-hati dalam penggunaanMisal: keracunan pestisida atau insektisida
Keracunan oleh toksin tertentu (biasanya dihasilkan oleh mikroba)Misal : Enterotoksin yang dihasilkan oleh
kuman stafilokokus Toksin botulinum yang yang terdapat dalam makanan kaleng yang sudah rusak karena pengawetan tidak sempurna
Keracunan yang disebabkan oleh makanan sehari-hari yang mengandung racunMisal : Sianida dalam singkong
Muskarin pada jamur As.Jengkolat pada jengkol
penyumbatan tubuli ginjal hematuria dan anuria.
Keracunan Borax dan Formalin pengawetan makanan seperti bakso, ikan tahu dsb.
IntoksikasiIntoksikasiIntoksikasi opiatIntoksikasi non opiat :
◦Bahan kimia◦Obat
Keracunan makanan◦Infeksi◦Toksin
Bahan alam
1. Kesadaran2. Respirasi3. Tekanan darah4. Kejang5. Pupil mata6. Jantung7. Bising usus8. Dll
Yang perlu diperhatikan pada permulaan keracunan
Mengenali kondisi bahayanya
Decontaminasi/Antidotum
Observasi
1. Kesadaran
Penurunan kesadaran merupakan petunjuk penting tentang beratnya keracunan. Makin dalam koma ,makin berat keracunan dan persentase kematian juga akan bertambah.
Secara toksikologi penurunan kesadaran dibagi atas 4 tingkat
Tingkat I : Penderita mengantuk ,tapi masih bisa diajak bicara.
Tingkat II : Penderita sopor,bereaksi dengan rangsangan minimal
Tingkat III : Penderita sopor-komatus,bereaksi dengan rangsangan maks
Tingkat IV : penderita koma, tidak ada reaksi sama sekali
Secara toksikologi penurunan kesadaran dibagi atas 4 tingkat
Tingkat I : Penderita mengantuk ,tapi masih bisa diajak bicara.
Tingkat II : Penderita sopor,bereaksi dengan rangsangan minimal
Tingkat III : Penderita sopor-komatus,bereaksi dengan rangsangan maks
Tingkat IV : penderita koma, tidak ada reaksi sama sekali
2. Respirasi.
Salah satu penyebab kematian pada keracunan adalah terhambatnya aliran nafas oleh sekresi mukus seperti pada keracunan organo pospat .Depresi pernafasan sering penyebab kematian pada keracunan obat-obat ssp.
3.Tekanan darah
Penurunan tekanan darah sering sering terjadi pada keracunan dan dapat pula timbul syok tapi tidak begitu berat, bisa diatasi dengan tindakan sederhana.Syok berat umumnya berhubungan dengan kerusakan pusat vasomotor dan prognosa yang jelek.
4. Kejang.Kejang merupakan tanda adanya stimulansia pada ssp (mis,amfetamin) ,medula spinalis (striknin), hubungan saraf otot (insektisida organo pospat)
5.Pupil dan refleks ekstramitas
6. Bising usus Perubahan bising usus menyertai perubahan derajat
kesadaran.Pada derajat kesadaran tingkat III ,biasanya bising usus negatif,dan tingkat IV selalu negatif
7. Lain-lainGejala lain seperti gangguan keseimbangan asam basa,air, tanda kerusakan hati dan ginjal,retensi urin ,muntah dan diare dll.
DiagnosisDiagnosisAnamnesisPemeriksaan fisikLaboratorium darah . UrinAnalisis toksikologiEKG
Gambaran Klinis Kemungkinan penyebab
Pupil pint point, frekuensi nafas turun Opioid, inhibitor kolinesterase (organofosfat, karbamat insektisida), Klonidin, Fenotiazin
Dilatasi pupil, frekuensi nafas turun Benzodiazepin
Dilatasi pupil, takikardi Antidepresan trisiklik, Amfetamin, ekstasi, Kokain, Antikolinergik, Antihistamin
Sianosis Obat depresan SSP, , Penyebab methemoglobinemia
Nistagmus, ataksia, tanda serebellar Antikonvulsan (fenitoin, karbamasepin)
Gejala ekstrapiramidal Fenotiazin, Haloperidol, metoklopramid
Seizures Antidepresan trisiklik, antikonvulsan, teofilin, INH
Hipertermia, Litium, antidepresan trisiklik, antihistamin
Hipertermia, hipertensi, takikardia, agitasi Amfetamin, ekstasi, Kokain
Bradikardi Penghambat beta, digoksin ,opioid, klonidin, antagonis kalsium
Abdominal cramp , diare, halusinasi Withdrawl alkohol, opioat, Benzodiazepin
Prinsip Penanganan Kasus Prinsip Penanganan Kasus IntoksikasiIntoksikasi
1) Penatalaksanaan Kegawatan2) Penilaian Klinis3) Dekontaminasi Racun4) Pemberian Antidotum5) Terapi suportif6) Observasi dan Konsultasi7) Rehabilitasi
Penatalaksanaan Penatalaksanaan KegawatanKegawatanA (Airways)
B (Breathing)
C (Circulation)
D (drugs/dekontaminasi)
DekontaminasiDekontaminasi menurunkan pemaparan menurunkan pemaparanDekontaminasi pulmonalDekontaminasi MataDekontaminasi KulitDekontaminasi gastrointestinal
EliminasiEliminasiMempercepat pengeluaran racunArang aktif : karbamazepin,
digoksin, fenobarbital, dllDiuresis Paksa (Forced Diuresis)Hemodialisis/Peritoneal dialisis
ANTI DOTUMANTI DOTUM
Bahan Racun Anti dotum
Sianida Sodium nitrit, sodium tiosulfat
Metanol Etanol
Timbal EDTA, BAL
Merkuri D penisilamin
Arsenikum BAL (Dirmecaprol)
Na hipoklorit Na tiosulfat
Organofosfat Sulfas atropin
Anti Dotum -ObatAnti Dotum -Obat
Bahan Anti dotum
Amfetamin Lorazepam
Digoksin Fab fragmen
Isoniazid Piridoksin
Opioid Nalokson
Paracetamol N asetil sistein
Warfarin Vitamin K1, FFP
Propanolol Isoproterenol, Adrenalin, Glukagon
Anti Dotum- Bahan AlamAnti Dotum- Bahan Alam
Bahan Antidotum
Kecubung Physostigmin salisilat
Scorpion Antivenin (polivalen)
Bisa Ular SABU
Jengkol Na bikarbonat
Toksin Mikroba (Botulinum)
Antitoksin A B E
Hilangkan gejala-gejala keracunanPertahankan fungsi vitalBila perlu beri antidotum tertentu bila sudah diketahui jenis racunnyaMempercepat ekskresi obat.
Saliva dan sekret bronkus yang berlebihan sering menyumbat saluran nafas (terutama obat kolinergik). Tindakan pertama :
Lakukan pembersihan mulut dan jalan nafas, pasien dibaringkan dengan posisi miring bergantian kanan dan kiri.Bila perlu berikan bantuan pernafasan dengan respirator mekanik
A. Terapi AwalA. Terapi Awal
B. Pencegahan absorbsi racunB. Pencegahan absorbsi racun
1. Keracunan melalui kulit : lakukan pencucian dengan sabun dan air (jangan gunakan pelarut organik)
2. Keracunan melalui inhalasi : segera pindahkan pasien ke tempat yang segar dan udaranya bersih
3. Keracunan peroral :
Menimbulkan muntah (korek dinding farings belakang dengan spatel, atau memberikan apomorfin 5-8 mg secara s.c.)
Bilas lambung dengan pipa karet berdiameter besar (mengeluarkan tablet yang belum hancur)
Pemberian pencahar (meningkatkan peristaltik usus shg penyerapan lebih lama)
Pemberian bubur karbon aktif (untuk menyerap obat/racun)
C. Mempercepat pengeluaran racun
Transfusi pengganti Dialisis peritoneal Diuresis paksa Hemodialisis Hemoperfusi
KOMPLIKASIKOMPLIKASIGangguan cairan, elektrolit,
asam dan basaGangguan Irama JantungMetHbGejala ekstrapiramidal
Intoksikasi OpiatIntoksikasi OpiatTanda dan Gejala Klinis yang sering
ditemukan:◦ Koma◦ Depresi Nafas◦ Miosis◦ Hipotensi◦ Bradikardi◦ Hipotermi◦ Bising usus menurun◦ Edema paru◦ Hiporefleksi◦ Kejang
DiagnosisDiagnosisGejala klinis khas
◦Pin point◦Depresi nafas◦Membaik dengan pemberian
nalokson
Trias Trias Pupil pint pointDepresi nafasKesadaran menurun
TindakanTindakanPemberian antidotum nalokson
◦Tanpa hipoventilasi : dosis awal 0,4 mg iv
◦Dengan hipoventilasi : dosis 1-2 mg iv
◦Bila tidak ada respon selama 5 meit berikan nalokson 1-2 mg iv
PengobatanPengobatanNalokson merupakan antidotum
dari intoksikas opiat anak dan dewasa
Dosis dewasa: 0,4-2,0 mg dapat diulang
Edema paru ditanganiHipotensi cairan atau dopaminJangan dimuntahlanCuci lambung = oral
Intoksikasi AmfetaminIntoksikasi AmfetaminDrug AbuseToxic dose bervariasiStimulasi SNCMeningkatkan aktivitas simpatis
central dan peripheralKlinis: ansietas, takikardi, pupil
dilatasi, agitasi, psikosis
Intoksikasi AmfetaminIntoksikasi Amfetamin
Managemen:asses airway dan ventilasiGastric lavage bila lewat oralTidak boleh menginduce emesisPenanganan spesifik:
◦Sedative ; lorazepam 2-3 mg iv◦Antihipertensi: vasodilator ,
kombinasi betabloker
Intoksikasi Ethanol, Intoksikasi Ethanol, Barbiturat, Benzodiazepin Barbiturat, Benzodiazepin (Sedatif hipnotik)(Sedatif hipnotik)Penggunaan untuk terapi
ansietas, depresi, insomniaDepresi CNSKlinis: stupor, coma, respiratori
arrest, Bradicardi, hipotensi, dan hipotermia
Dengan pemeriksaan penunjang.
ManagementManagementUmumEliminasi Spesifik: Flumazenil intravena ,
0,2 mg 30-60 detik ditingkatkan 0,5 mg sampai dosis maks 3-5 mg.
Intoksikasi insektisida Intoksikasi insektisida chlorchlorBisa lewat ingesti, inhalasi atau
kontak langsungStimulasi CNSLetal dose = 20 g untuk DDTKlinis: Iritabilitas, kejang, koma,
aritmia, kerusakan hepar dan ginjal bisa terjadi.
managementmanagementEliminasi : arang aktif, gastric
lavageDiberi diazepam atau
antikonvulsanDekontaminasi area yang
terekspose, dengan mencuciPenolong menggunakan
pelindung, karena bisa lewat absorpsi kulit
INTOKSIKASI MAKANANINTOKSIKASI MAKANANInfeksi
Toksin
Kontaminan Timbulnya gejala
Makanan yang terkena dampak dan sarana transmisi
Campylobacter 2 sampai 5 hari
Daging dan unggas. Kontaminasi terjadi selama pengolahan jika kotoran hewan kontak permukaan daging. Sumber-sumber lain termasuk susu yang tidak dipasteurisasi dan air yang terkontaminasi.
Clostridium botulinum
12-72 jam Rumah-kaleng makanan dengan keasaman yang rendah, makanan komersial tidak benar kaleng, ikan asap atau asin, kentang panggang dalam aluminium foil dan makanan lainnya disimpan pada suhu hangat terlalu lama.
Clostridium perfringens
8 sampai 16 jam
Daging, semur dan gravies. Umumnya menyebar ketika melayani hidangan tidak menyimpan cukup makanan panas atau dingin makanan terlalu lambat.
Escherichia coli (E. coli) O157: H7
1 sampai 8 hari
Daging sapi yang terkontaminasi dengan tinja selama pembantaian. Penyebaran terutama oleh daging sapi matang. Sumber-sumber lain termasuk susu yang tidak dipasteurisasi dan sari apel, kecambah alfalfa dan air yang terkontaminasi.
Giardia lamblia 1 sampai 2 minggu
Mentah, siap-untuk-makan memproduksi dan air yang terkontaminasi. Dapat ditularkan oleh penjamah makanan yang terinfeksi.
Hepatitis A 28 hari Mentah, siap-untuk-makan memproduksi dan kerang dari air yang terkontaminasi. Dapat ditularkan oleh penjamah makanan yang terinfeksi.
Listeria 9-48 jam Hot dog, makan siang daging, susu yang tidak dipasteurisasi dan keju, dan menghasilkan baku dicuci. Dapat menyebar melalui tanah dan air yang terkontaminasi.
Norovirus (Norwalk-like virus)
12 sampai 48 jam
Mentah, siap-untuk-makan memproduksi dan kerang dari air yang terkontaminasi. Dapat ditularkan oleh penjamah makanan yang terinfeksi.
Rotavirus 1 sampai 3 hari
Mentah, siap-untuk-makan menghasilkan. Dapat ditularkan oleh penjamah makanan yang terinfeksi.
Salmonella 1 sampai 3 hari
Daging mentah atau tercemar, unggas, susu atau kuning telur. Selamat memasak memadai. Dapat ditularkan melalui pisau, memotong permukaan atau pengendali makanan yang terinfeksi.
Shigella 24 sampai 48 jam
Seafood dan mentah, siap-untuk-makan menghasilkan. Dapat ditularkan oleh penjamah makanan yang terinfeksi.
Staphylococcus aureus
1 sampai 6 jam
Daging dan salad siap, saus krim dan krim-penuh kue-kue. Dapat menyebar melalui kontak tangan, batuk dan bersin.
Vibrio vulnificus 1 sampai 7 hari
Baku tiram dan kerang mentah atau kurang matang, kerang dan remis keseluruhan. Dapat menyebar melalui air laut yang terkontaminasi.