76882619 jurnal thesis management pemasaran

Upload: yusran-fajar

Post on 31-Oct-2015

47 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

yusran fajar

TRANSCRIPT

  • Denny Firmansyah

    Jurnal Management Pemasaran, Program Magister Management UNSYIAH 2011 2

    PENGARUH KARAKTERISTIK KATEGORI PRODUK DAN KEBUTUHAN

    MENCARI VARIASI TERHADAP LOYALITAS KOSUMEN

    (Survey Produk Deterjen Rinso di Banda Aceh)

    DENNY FIRMANSYAH

    Penelitian ini untuk mengetahui bagaimanakah kategori produk dan kebutuhan mencari

    variasi produk berpengaruh terhadpa loyalitas konsumen. Popolasi dalam penelitian ini

    adalah seluruh konsumen detergen merek Rinso di Banda Aceh. Karakteristik populasi dalam

    penelitian ini adalah: (1). Pernah membeli dan mengkonsumsi produk Rinso dalam satu bulan

    terakhir. (2) Berumur di atas 17 tahun (3). berlokasi atau bertempat tinggal di Banda Aceh.

    Berdasarkan hasil enelitian dan pembahasannya, maka dapat diambil suatu simpulan sebagai

    beriktu: terdapat pengaruh karakteristik kategori produk dan kebutuhan mencari variasi

    terhadap loyalitas konsumen produk deterjen Rinso di Banda Aceh baik secara sendiri-sendiri

    maupun secara bersama-sama. Dari persamaan regresi linier berganda Y = 1,335 + 0,447X1 +

    0,166X2 dapat diketahui bahwa besarnya pengaruh variabel independent terhadap loyalitas

    konsumen adlaah sebagai berikut: Variabel kategori produk mempunyai pengaruh yang lebih

    besar dibandingkan dengan variabel variasi produk, besarnya pengaruh kategori produk

    terhadap loyalitas konsumen sebesar 44,7% sedangkan variabel variasi produk

    mempengaruhi loyalitas konsumen sebesar 16,6%. Besarnya deterjen Rinso di Banda Aceh

    adalah 45,7% dan sisanya sebesar 54,3% dipengaruhi faktor lain diluar kategori produk dan

    variasi produk yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

    Kata kunci : Loyalitas Konsumen, Kategori Produk, dan Kebutuhan Mencari Variasi

    1. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Pemasaran dengan sistem dan

    aktivitasnya mampu mengakrabkan kita

    dengan produk dan nama-nama merek

    perusahana yang ditawarkan. Salah satu

    keputusan pemasaran yang penting dalam

    strategi produk adalah keputusan tentang

    merek. Karena saat ini dalam aspek

    pemasaran tidak hanya mengarah pada

    fungsi produk saja, tapi akan lebih fokus

    pada pertempuran merek.

    Merek bukan hanya sekedar nama

    melainkan indikator value yang

    ditawarkan perusahaan kepada pelanggan,

    tetapi juga menjadi alat ukur bagi

    kualitas value yang ditawarkan oleh

    perusahaan. Setiap konsumen merasa

    bahwa dari merek yang disayanginya akan

    memperoleh kenyamanan, kepercayaan,

    kesenangan dan identitas. Konsumen yang

    loyal terhadap suatu merek akan bersedia

    membayar lebih untuk merek tersebut.

    Kesetian merek (brand loyalty)

    adalah kondisi dimana konsumen

    mempunyai sikap positif terhadap merek,

    mempunyai komitmen terhadap merek dan

    bermaksud meneruskan pembeliannya di

    masa mendatang. Selain itu keberadaan

    konsumen yang loyal terhadap merek

    sangat dibutuhkan agar perusaan dapat

    bertahan hidup. Jika loyalitas pelanggan

    terhadap suatu produk mereka meningkat,

    maka kerentanan kelompok pelanggan dari

    serangan pesaing dapat dikurangi.

    Berbagai macam pilihan produk

    baik barang atau jasa yang ditawarkan oleh

    produsen, memberikan kesempatan bagi

    konsumenuntuk melakukan konsumsi

    dengan berbagia pilihan merek.

  • Denny Firmansyah

    Jurnal Management Pemasaran, Program Magister Management UNSYIAH 2011 3

    Beragamnyamerek produk yang

    ditawarkan kepada konsumen membuat

    konsumen memiliki kesempatan untuk

    beralih dari satu merek ke merek lainnya.

    Oleh karena itu, produsen perlu melakukan

    berbagai macam langkah dalam hal

    mempertahankan dan meningkatkan

    loyalits merek yang sudah dibangun

    sebelumnya.

    Pelanggan yang loyal mempunyai

    kecenderungan lebih rendah untuk

    berpindah merek, kurang sensitif terhadap

    harga, membeli lebih sering dan atau lebih

    banyak menjadi strong word of mouth,

    menciptakan business referrals.

    Kecenderungan pola perilaku

    konsumen di masa yang mendatang

    diperkirakan akan meliputi: konsumen

    mempunyai perhatian yang lebih besar

    terhadap kualitas dan nilai, waktu akan

    menjadi sangat berharga, kesadaran

    konsumen terhadap harga semakin besar.

    Pola perilaku konsumen yang demikian

    menyebabkan kecenderungan konsumen

    untuk berpindah merek menjadi lebih

    tinggi, karena konsumen termotivasi untuk

    mencari alternatif yang lebih baik. Hal ini

    berarti tugas pemasar mengelola loyalitas

    pelanggan menjadi semakin rumit dan

    kompleks, pemasar juga harus bersiap-siap

    dengan terjadinya perubahan loyalitas

    pelanggan. Loyalitas pelanggan

    mencerminkan loyalitas pelanggan terhadp

    obyek tertentu. Obyek tersebut dapat

    berupa merek, produk, atau service outlet

    tertentu.

    Rinso adalah salah satu produk

    deterjen yang diproduksi oleh Unilever

    dengan berbagai varias produk yang

    ditawarkan, seperti: Rinso Anti Noda,

    Rinso Excel, Rinso Matic dan Rinso Aloe

    Vera. Kelima variasi produk Rinso

    tersebut memilik fungsinya masing-

    masing, sesuai dengan selera konsumen.

    Rinso memiliki berbagai macam isi

    kemasan mulai dari 32 gram (sachet)

    sampai dengan 3 kg. akan tetapi tidak

    smua variasi produk tersedia dalam jumlah

    kemasan tertentu.

    Berbagai cara dilakukan

    perusahaan dalam menarik konsumen

    untuk melakukan perpindahan merek, dari

    merek pesaing ke merek perusahaan

    tersebut. Seperti yang dapat disaksikan,

    bahwa promosi dari Daia termasuk

    spektakuler dengan menghadirkan

    beragam hadian kepada konsumen yang

    dianggapnya beruntung. Hal ini tentunya

    mengancam keberadaan produk Rinso

    yang mempunyai target market yang

    sama, yaitu konsumen sabun cuci atau

    deterjen bubuk.

    Sekarang mulai bermunculan

    merek-merek baru untuk jenis produk ini.

    Dalam persaingan pemasaran, terdapat

    merek-merek terkenal (top brand), yang

    cenderung sebagai pemasar mayoritas dan

    beberapa merek produk sebagai follower

    dari top brand tersebut. Bentuk persaingan

    tersebut antara lain dengan memunculkan

    varian-varian baru dari merek produk

    tersebut.

    Berdasarkan gambaran yang

    dikemukakan di atas maka Rinso

    dipandang sangat representatif untuk

    mewakili kategori produk di Banda Aceh.

    Sehingga penelitian ini akan menggunakan

    Rinso sebagai objek penelitian mewakili

    deterjen di Banda Aceh. Penelitian ini

    akan mencoba untuk menelusuri

    kepuasaan pelanggan (customer

    satisfaction), karakteristik kategori produk,

    kebutuhan mencari variasi pada loyalitas.

  • Denny Firmansyah

    Jurnal Management Pemasaran, Program Magister Management UNSYIAH 2011 4

    1.2 Rumusan Masalah

    Adapun permasalahan dalam

    penelitian ini adalah sebagai berikut:

    a. Bagaimana kategori produk dan varian

    produk berpengaruh terhadap loyalitas

    konsumen.

    b. Bagaimanakah kategori produk

    berpengaruh terhadap loyalitas

    konsumen

    c. Bagaimanakah variasi produk

    berpengaruh terhadap loyalitas

    konsumen.

    1.3 Tujuan Penelitian

    Tujuan yang hendak dicapai dalam

    penelitian ini berkaitan erat dengan

    perumusan masalah yang telah ditentukan:

    a. Untuk mengetahui bagaimana kategori

    produk dan varian produk berpengaruh

    terhadap loyalitas konsumen.

    b. Untuk mengetahui bagaimanakah

    kategori produk berpengaruh terhadap

    loyalitas konsumen

    c. Untuk mengetahui bagaimanakah

    variasi produk berpengaruh terhadap

    loyalitas konsumen.

    2. METODELOGI PENELITIAN

    2.1 Lokasi dan Objek Penelitian

    Penelitian ini adalah penelitian

    kausal deskriptif. Penelitian yang

    diarahkan untuk menggali informasi,

    mengolah informasi hingga mendapatkan

    suatu konklusi sehubungan dengan

    permasalahan yang diajukan. Penelitian ini

    dilakukan di Kota Banda Aceh. Subjek

    penelitian ini adalah konsumen produk

    deterjen rinso. Sebagai objek penelitian ini

    adalah karakteristik kategori produk,

    kebutuhan mencari variasi dan loyalitas

    konsumen.

    2.2 Populasi dan Penarikan Sampel

    Populasi dalam penelitian ini

    adalah seluruh konsumen detergen merek

    Rinso di Banda Aceh. Karaktersitik

    populasi dalam penelitian ini adalah:

    a. Pernah membeli dan mengkonsumsi

    produk Rinso dalam satu bulan terakhir

    b. Berumur di atas 17 tahun

    c. Belokasi atau bertempat tinggal di

    Banda Aceh.

    Jumlah sampel yang ditetapkan

    adalah 100 responden. Menurut Sugiyono

    (2007:19) bahwa jumlah minimal sampel

    yang diperkenankan adalah 100 orang.

    2.3 Definisi Operasional Definisi variabel-variabel yang

    diteliti adalah sebagai berikut:

    a. Variabel Independen (X1) : kategori produk. Kategori produk yaitu

    identifikasi interaksi konsumen dengan

    produk Rinso dilihat dari perspektif

    tingkat keterlibatan konsumen,

    persepsi konsumen, karakteristik

    hedonis, dan kekuatan prefensi.

    b. Variabel Independen (X2) : variasi produk. Variasi produk adalah

    keinginan konsumen untuk

    meninggalkan produk.

    c. Variabel dependen (Y) : Loyalitas merupakan fungsi dari kepuasan

    konsumen, rintangan pengalihan, dan

    keluhan konsumen.

    2.4 Peralatan Analisis Analisis regresi berganda

    digunakan untuk mengetahui besarnya

    hubungan dan pengaruh variabel

    independen (katagori produk dan variasi

    produk) terhadap variabel dependen

    (loyalitas).

    Y = a + b1X1 + b2X2 + e

    Keterangan:

    Y = Loyalitas konsumen

    a = Konstanta

    b1,b2 = Koef. regresi (Parameter)

  • Denny Firmansyah

    Jurnal Management Pemasaran, Program Magister Management UNSYIAH 2011 5

    X1 = katagori produk

    X2 = variasi produk

    E = Standar error

    2.5 Uji Hipotesis

    1. Uji F

    Uji F yaitu utnuk mengetahui pengaruh

    dari variable bebas terhadap variable

    tak bebas secara bersama-sama.

    Adapun prosedurnya sebagai berikut:

    1) Menentukan Ho dan HA (hipotesis

    statistic dan hipotesis alternative)

    2) Menentukan level of signifikans

    3) Criteria uji F, dengan melihat print

    out computer, jika hasil sig value <

    5% berarti signifikans

    2. Uji t

    Uji t digunakan untuk menguji apakah

    terdapat pengaruh variable penjelas

    secara parsial terhadap variable terikat.

    Adapun prosedurnya sebagai berikut:

    1) Menentukan H0 dan HA

    2) Dengan melihat hasil print out

    computer melalui program SPSS

    for windows diketahui nilai thitung

    dengan nilai signifikansi nlai t.

    3) Jika signifikansi nilai t < 0,05

    maka ada pengaruh yang signifikan

    antara variable bebas terhadap

    variable terikat.

    4) Jika signifikansi nilai t > 0,05

    maka tidak ada pengaruh yang

    signifikan antara variable bebas

    terhadap variable terikat.

    Artinya H0 diterima dan menolak HA,

    pada tingkat signifikansi = 5%.

    Namun bila nilai tsig < 0,10 maka ada

    pengaruh yang signifikan pada

    signifikansi = 1%.

    3. HASIL DAN PEMBAHASAN

    3.1 Analisis Deskriptif

    Penelitian ini menggunakan

    analisis deskriptif untuk memberikan

    penjelasan yang memudahkan dalam

    menginterprestasikan hasil lebih lanjut.

    Salah satu caranya dengan

    mengelompokkan data yang diperoleh

    dana menyajikannnya dalam bentuk tabel.

    Hal ini dimaksudkan untuk mengambarkan

    responden agar dapat diketahui secara

    keseluruhan berdasarkan karakteristiknya.

    Deskriptif variabel dalam penelitian ini

    meliputi. Kisaran skor jawaban responden

    berdasarkan data yang dikumpulkan oleh

    peneliti.

    Kuesioner dalam penelitian ini

    terdiri dari tiga bagian, yaitu berkaitan

    dengan varibal loyalitas konsumen,

    katergori produk dan variasi produk yang

    dibagikan kepada responden sebanyak 100

    sampel. Langkah selanjutnya adalah

    mengklasifikasikan dan mengelompokkan

    sesuai dengan yang dibutuhkan dalam

    penelitian ini.

    a. Variabel Loyalitas Konsumen

    Loyalitas sebagai suatu perilaku

    yang diharapkan atas suatu produk atau

    layanan yang antara lain meliputi

    kemungkinan pembelian lebih lanjut atau

    perubahan perjanjian layanan, atau

    sebaliknya seberapa besar kemungkinan

    pelanggan akan beralih kepada merek lain

    atau penyedia layanan lain, hal ini

    dikemukakan oleh. Loyalitas merupakan

    fungsi dari kepuasan pelanggan, rintangan

    pengalihan, dan keluhan pelanggan. Tabel 6

    Penilaian Responden pada Variabel Loyalitas

    Konsumen

    No

    INDIKATOR

    VARIABEL

    Tidak

    Setuju

    Kurang

    Setuju

    Cukup

    Setuju Setuju

    Sangat

    Setuju

    Rata

    Rata

    1. Kinerja (performance)

    3% 7% 20% 50% 20% 3,77

    2.

    Kesesuaian dengan

    spesifikasi

    (conformance to

    2% 9% 10% 63% 16% 3,82

  • Denny Firmansyah

    Jurnal Management Pemasaran, Program Magister Management UNSYIAH 2011 6

    spesifications)

    3. Serviceability,

    meliputi

    kecepatan

    2% 2% 35% 54% 7% 3,62

    4. Estetika 2% 5% 42% 44% 7% 3,49

    5. Kualitas yang

    dipersiapkan

    1% 4% 49% 38% 8% 3,48

    n = 100 Rata-Rata Variabel Loyalitas Konsumen 3,636

    Sumber : Data primer yang diolah, 2011

    Penilaian responden terhadap rata-rata variabel loyalitas konsumen adalah

    3,636 pada interval 3,4 4,2 dalam

    klasifikasi tinggi. Nilai rata-rata dari

    masing-masing indikator variabel loyalitas

    konsumen tersebut diperoleh: Kinerja

    (performance) produk dengan nilai rata-

    rata sebesar 3,77 dalam klasifikasi tinggi,

    kesesuaian dengan spesifikasi

    (conformance to spesifications) dengan

    nilai rata-rata sebesar 3,83 dalam

    klasifikasi tinggi, Serveceability. Meliputi

    kecepatan dengan nilai rata-rata sebesar

    3,62 dalam klasifikasi tinggi, Estetika

    produk dengan nilai rata-rata sebesar 3,49

    dalam klasifikasi tinggi, kualitas yang

    dipersiapkan dengan nilai rata-rata sebesar,

    3,48 dalam kliasifikasi tinggi.

    b. Variabel Kategori Produk

    Kategori produk adalah identifikasi

    interaksi konsumen dengan produk Rinso

    dilihat dari perspektif tingkat keterlibatan

    konsumen, persepsi konsumen,

    karakteristik hedonis, dan kekuatan

    preferensi. Tabel 7 berikut ini akan

    menjelaskan mengenai indikator tersebut. Tabel 7

    Penilaian Responden pada Variabel Kategori Produk

    No

    INDIKATOR

    VARIABEL

    Tidak

    Setuju

    Kurang

    Setuju

    Cukup

    Setuju Setuju

    Sangat

    Setuju

    Rata

    Rata

    1.

    Tingkat

    keterlibatan

    konsumen untuk

    mencari dan membeli produk

    3% 10% 17% 51% 19% 3,73

    2.

    Keterlibatan konsumen untuk

    mencari dan

    membandingkan

    produk lainnya

    1% 5% 8% 60% 26% 4,05

    3.

    Harga produk

    sesuai dengan

    kualitas

    1% 1% 22% 49% 27% 4,00

    4. Produk tersedia

    dimana saja 2% 7% 12% 67% 12% 3,80

    5.

    Kesan yang

    meyakinkan pada

    promosi terhadap

    kualitas produk

    4% 9% 20% 54% 13% 3,63

    n = 100 Rata-Rata Variabel Loyalitas Konsumen 3,842

    Sumber : Data primer yang diolah, 2011

    Penilaian responden terhadap rata-

    rata variabel kategori produk adalah 3,842

    pada interval 3,4 4,2 dalam klasifikasi tinggi. Nilai rata-rata dari masing-masing

    indikator variabel kategori produk tersebut

    diperoleh: tingkat keterlibatan konsumen

    untuk mencari dan membeli produk

    dengan nilai rata-rata sebesar 4,05 dalam

    klasifikasi tinggi, keterlibatan konsumen

    untuk mencari dan membandingkan

    produk lainnya dengan nilai rata-rata

    sebesar 4,00 dalam klasfikasi tinggi, harga

    produk sesuai dengan kualitas dengan nilai

    rata-rata sebesar 3,80 dalam klasifikasi

    tinggi. Kesan yang meyakinkan pada

    promosi terhadap kualitas produk dengan

    nilai rata-rata sebesar 3,63 dalam

    klasifikasi tinggi.

    c. Variabel Variasi Produk Variasi produk dalam penelitian ini

    dimaksud adalah kebutuhan mencari

    variasi, yaitu keinginan konsumen untuk

    meninggalkan produk. Tabel 8 berikut ini

    akan menjelaskan mengenai indikator

    tersebut. Tabel 8

    Penilaian Responden pada Variabel Variasi Produk

    No

    INDIKATOR

    VARIABEL

    Tidak

    Setuju

    Kurang

    Setuju

    Cukup

    Setuju Setuju

    Sangat

    Setuju

    Rata

    Rata

    1.

    Keinginan untuk

    mencoba produk

    lain

    2% 11% 28% 49% 10% 3,54

    2.

    Keinginan untuk

    mencoba produk

    yang baru

    4% 7% 35% 46% 8% 3,47

    3.

    Kebiasaan

    menggunakan

    produk yang

    bervariasi

    2% 12% 32% 43% 11% 3,49

    4. Spesifik 2% 12% 29% 51% 6% 3,47

    5.

    Kesesuaian

    dengan

    kebutuhan

    3% 12% 25% 47% 13% 3,55

    n = 100 Rata-Rata Variabel Loyalitas Konsumen 3,504

    Sumber : Data primer yang diolah, 2011

    Penilaian responden terhaap rata-

    rata variabel variasi produk adalah 3,504

    pada interval 3,4 4,2 dalam klasifikasi tinggi. Nilai rata-rata dari masing-masing

    indikator variabel variasi produk tersebut

    diperoleh: Konsistensi dengan nilai rata-

    rata sebesar 3,54 dalam klasifikasi tinggi,

    mempertahankan hubungan dengan nilai

    rata-rata sebesar 3,47 dalam klasifikasi

    tinggi, keinginan tetap berhubungan

    dengan nilai rata-rata sebesar 3,49 dalam

    klasifikasi tinggi, memiliki ikatan

    emosional dengan nilai rata-rata sebesar

    3,47 dalam klasifikasi tinggi, dan rasa

    memiliki dengan nilai rata-rata sebesar

    3,55 dalam klasifikasi tinggi.

  • Denny Firmansyah

    Jurnal Management Pemasaran, Program Magister Management UNSYIAH 2011 7

    3.2 Hasil Pengujian Asumsi Klasik a. Uji Multikolinearitas Suatu variabel menunjukkan gejala

    multikolinieritas bisa dilihat dari nilai VIF

    (Variance Inflation Factor) yang tinggi

    pada variabel-variabel bebas suatu model

    suatu model regresi, nilai tolerance yang

    besarnya diatas 0,1 dan nilai VIF dibawah

    10 menunjukkan bahwa tidak ada

    multikolonieritas diantara variabel

    bebasnya (Ghozali, 2005). Nilai VIF dari

    variabel bebas pada model regresi adalah

    sebagai berikut: Tabel 9

    Hasil Uji Multikolinearitas

    Variabel Bebas Collinearity Satistics

    Keterangan Tolerance VIF

    X1 Kategori Produk 0,789 1,268 Bebas Multikolinearitas

    X2 Variasi Produk 0,789 1,268 Bebas Multikolinearitas

    Sumber : Data Output SPPS 2011

    Hasil pengujian meunjukkan

    bahwa nilai VIF dari semua variabel bebas

    memiliki nilai yang lebih kecil dari 10 dan

    nilai tolerance diatas 0,1. Hal ini berarti

    bahwa variabel-variabel penelitian tidak

    menunjukkan adanya gejala

    multikolinieritas dalam model regresi.

    b. Uji Heteroskedastisitas Uji ini digunakan untuk

    mengetahui apakah dalam model regresi

    terjadi heteroskedastitsitas varian dari

    residual satu pengamatan ke pengamatan

    yang lain. Ini ditunjukan dalam grafik

    scatterplot (pada Gambar 3) terlihat titik

    menyebar secara acak atau tidak

    membentuk sebuah pola tertentu yang jelas

    dan tersebar baik diatas maupun dibawah

    angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat

    disimpulkan bahwa dalam model regresi

    tidak terjadi heteroskedastitsitas yang

    berarti model regresi layak untuk

    memprediksikan variabel dependen

    berdasarkan masukkan variabel

    independen.

    c. Normalitas Data Uji normalitas bertujuan untuk

    menguji apakah dalam model regresi,

    variabel bebas dan variabel terikat,

    keduanya terdistribusikan secara normal

    ataukah tidak. Normalitas data dalam

    penelitian dilihat dengan cara

    memperhatikan titik-titik pada Normal P-

    Plot of Regression Standardized Residual

    dari variabel terikat. Persyaratan dari uji

    normalitas adalah jika data menyebar di

    sekitar garis diagonal dan mengikuti arah

    garis diagonal, maka model regresi

    memenuhi asumsi normalitas. Jika data

    menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau

    tidak mengikuti garis diagonal, maka

    model regresi tidak memenuhi asumsi

    normalitas.

    Berdasarkan ketiga pengujian

    asumsi klasik di atas menunjukkan bahwa

    model regresi berganda yang diperoleh

    tidak mengalami penyimpangan asumsi

    klasik sehingga efisien untuk

    menggambarkan bentuk hubungan antar

    variabel penelitian.

    3.3 Pengujian Hipotesis Dari tabel 8 dibawah ini adalah

    hasil pengujian data dengan menggunakan

    regresi linear berganda dengan bantuan

    program SPSS. Hasil output tersebut dapat

    terlihat dalam lampiran dan ringkasan

    hasilnya dapat dilihat pada tabel 10. Tabel 10

    Ringkasan Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

    Variabel Koefisien

    Regresi thitung

    Tingkat

    Siginifikansi keterangan

    X1 Kategori

    Produk

    0,447 6,402 0,000 Signifikan

    X2 Variasi

    Produk

    0,166 2,714 0,008 Signifikan

    a

    Konstanta

    1,335 5,171 0,000 Signifikan

    R = 0,676

    Rsquare = 0,457

    Fhitung = 40,775 Ftabel = 2,71

    ttabel = 1,986

    Keterangan

    - Jumlah data observasi : 100

    - Variabel Dependen : Loyalitas konsumen

    - Signifikan pada level 5%

    Sumber : data primer yang diolah, 2011

    Dengan demikian model

    persamaan regresi linear berganda yang

    diperoleh dari hasil pengujian adalah

    sebagai berikut:

    Y = 1,335 + 0,447X1 + 0,166X2

    Persamaan regresi tersebut mempunyai

    makna sebagai berikut:

  • Denny Firmansyah

    Jurnal Management Pemasaran, Program Magister Management UNSYIAH 2011 8

    1. Konstanta = 1,335 Jika variabel kategori produk (X1) dan

    variasi produk (X2) = konstan, maka

    layalitas konsumen akan menjadi

    sebesar 1,335 point.

    2. Koefisien X1 (kategori produk) 0,447 Jika kategori produk mengalami

    peningkatan sebesar 1 (satu) point

    sementara variasi produk (X2)

    dianggap tetap, maka akan

    menyebabkan kenaikan kepuasan

    pemustaka sebesar 0,447 point.

    3. Koefisien X2 (variasi produk) = 0,166 Jika variasi produk mengalami

    peningkatan sebesar 1 (satu) point

    sementar kategori produk (X1)

    dianggap tetap, maka akan

    menyebabkan kenaikan kepuasaan

    pemustaka sebesar 0,166 point

    Dalam rangka pengujian hipotesis

    yang telah diajukan dilakukan dengan

    menggunakan alat uji statistik yaitu uji F

    dan uji t.

    a. Pengujian Hipotesis Secara Parsial Uji ini dilakukan untuk mengetahui

    adanya pengaruh yang signifikan secara

    parsial antara : Variabel independen

    (kategori produk dan variasi produk)

    terhadap variabel dependen (loyalitas

    konsumen) secara parsial (sendiri-sendiri).

    Pengujian dilakukan dengan melihat taraf

    signifikansi (pvalue), jika taraf signifikansi

    yang dihasilkan dari perhitungan dibawah

    0,05 maka hipotesis diterima, sebaliknya

    jika taraf signifikansi hasil thitung lebih

    besar dari 0,05 maka hipotesis ditolak.

    Perumusan hipotesis 1 :

    H01 : bi = 0 : Karakteristik kategori

    produk tidak berpengaruh

    terhadap loyalitas

    konsumen produk deterjen

    Rinso di Banda Aceh.

    HA1 : bi > 0 : Karakteristik kategori

    produk berpengaruh

    tehadap loyalitas konsumen

    produk deterjen Rinso di

    Banda Aceh.

    Dari Tabel 10 terlihat bahwa hasil

    pengujian hipotesis menunjukkan nilai

    thitung > ttabel ; 6,402 > ; 1,986 dengan taraf

    signifikansi 0,000. Berdasarkan taraf

    signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05,

    yang berarti hipotesis dalam penelitian ini

    menolak H01 dan menerima HA1. Dengan

    demikian berarti hipotesis HA1

    Karakteristik kategori produk berpengaruh terhadap loyalitas konsumen

    produk deterjen Rinso di Banda Aceh diterima.

    Perumusan hipotesis 2 :

    H02 : bi = 0 : Variasi produk tidak

    berpengaruh terhadap

    loyalitas konsumen produk

    deterjen Rinso di Banda

    Aceh.

    HA2 : bi > 0 : Variasi produk

    berpengaruh terhadap

    loyalitas konsumen produk

    deterjen Rinso di Banda

    Aceh.

    Dari Tabel 10 terlihat bahwa hasil

    pengujian hipotesis menunjukkan nilai

    thitung > ttabel ; 2,714 > ; 1,986 dengan taraf

    signifikansi 0,000. Berdasarkan taraf

    signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05,

    yang berarti hipotesis dalam penelitian ini

    menolak H02 dan menerima HA2. Dengan

    demikian berarti hipotesis HA1

    Karakteristik kategori produk berpengaruh terhadap loyalitas konsumen

    produk deterjen Rinso di Banda Aceh diterima.

    b. Pengujian hipotesis secara simultan Pengujian pengaruh variabel bebas

    secara bersama-sama terhadap variabel

    terikatnya dilakukan dengan menggunakan

    uji F. uji F ini dilakukan dengan melihat

    level of significant ( = 0,05) Perumusan hipotesis 3

    H01 : bi = 0 : Karakteristik kategori

    produk dan kebutuhan

    mencari variasi tidak

    berpengaruh terhadap

    loyalitas konsumen produk

  • Denny Firmansyah

    Jurnal Management Pemasaran, Program Magister Management UNSYIAH 2011 9

    deterjen Rinso di Banda

    Aceh.

    HA1 : bi > 0 : Karakteristik kategori

    produk dan kebutuhan

    mencari variasi

    berpengaruh tehadap

    loyalitas konsumen produk

    deterjen Rinso di Banda

    Aceh.

    Dari Tabel 10 terlihat bahwa hasil

    pengujian hipotesis menunjukkan nilai

    Fhitung > Ftabel ; (40,775 > ; 2,71) dan

    dengan menggunakan batas signifikansi

    0,05, maka diperoleh nilai signifikansi

    tersebut lebih kecil dari 0,05. Maka H0

    ditolak dan HA diterima. Hal ini berarti

    bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa:

    karakteristik kategori produk dan

    kebutuhan mencari variasi berpengaruh

    terhadap loyalitas konsumen produk

    deterjen Rinso di Banda Aceh diterima.

    3.3 Koefisien Korelasi berganda dan Koefisien Determinasi

    Selanjutnya seberapa besar

    hubungan dan pengaruh yang signifikan

    tersebut dilihat dari nilai R (koefisien

    korelasi berganda) dan nilai R2 (koefisien

    determinasi). Nilai koefisien korelasi

    berganda menjelaskan tingkat keeratan

    hubungan antara variabel indpenden

    dengan variabel dependen secara simultan.

    Dari hasil analisis koefisien korelasi

    seperti terlihat pada Tabel 10 diperoleh

    koefisien sebesar 0,676 atau 67,6%.

    Artinya tingkat keeratan hubungan antara

    variabel independen: kategori produk dan

    variasi produk dengan variabel dependen

    (loyalitas konsumen) adalah sebesar

    67,6%.

    Nilai R2 atau koefisien determinasi

    merupakan ukuran yang mengukur

    proporsi atau persentase variasi. Dari

    variabel dependen yang dapat dijelaskan

    oleh sekelompok variabel independen atau

    merupakan ukuran yang menyatakan

    kontribusi dari variabel independen dalam

    menjalankan pengaruhnya terhadap

    variabel dependen. Berdasarkan hasil

    pengujian dengan menggunakan anlisis

    regresi linier berganda (multiple

    regression analysis) pada Tabel 10

    diperoleh R2 (nilai koefisien determinasi)

    sebesar 0,457 atau 45,7%. Hal ini

    menjelaskan bahwa variasi dari variabel

    kategori produk dan variasi produk

    mempengaruhi loyalitas konsumen (Y)

    sebesar 45,7% selebihnya 54,3%

    dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya

    yang tidak dirumuskan dalam model kajian

    ini.

    4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan

    pembahasannya, maka dapat diambil suatu

    simpulan sebagai berikut:

    a. Terdapat pengaruh karakteristik kategori produk dan kebutuhan

    mencari variasi tehadap loyalitas

    konsumen produk deterjen Rinso di

    Banda Aceh baik secara sendiri-sendiri

    maupun secara bersama-sama.

    b. Dari persamaan regresi linier berganda Y = 1,335 + 0,447X1 + 0,166X2 dapat

    diketahui bahwa besarnya pengaruh

    variabel independen terhadpa loyalitas

    konsumen adalah sebagai berikut:

    Variabel kategori produk mempunyai

    pengaruh yang lebih besar

    dibandingkan dengan variabel variasi

    produk, bersama pengaruh kategori

    produk terhadap loyalitas konsumen

    sebesar 44,7% sedangkan variabel

    variasi produk mempengaruhi loyalitas

    konsumen sebesar 46,6%.

    c. Besarnya pengaruh kategori produk dan variasi produk terhadap loyalitas

    konsumen produk deterjen Rinso di

    Banda Aceh adalah 45,7% dan sisanya

    sebesar 54,3% dipengaruhi faktor lain

    diluar kategori produk dan variasi

    produk yang tidak diteliti dalam

    penelitian ini.

    DAFTAR PUSTAKA

    Assael, H. 2005, Consumer Behavior and

    Marketing Action, 5th

    edtion, South

  • Denny Firmansyah

    Jurnal Management Pemasaran, Program Magister Management UNSYIAH 2011 10

    Western College Publishing,

    Cincinatti, OH.

    Darmadi Durianto, Sugiarto dan Tony

    Sitinjak. 2005. Strategi

    Menaklukan pasar melalui riset

    ekuitas dan perilaku merek.

    Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

    Dharmmesta, Basu swastha dan Licen

    Indahwati Darsono. 2005.

    Kontribusi involvement dan trust in a brand dalam membangun

    loyalitas pelanggan Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia,

    Vol. 20, No. 3.

    Dick, A. S. and K. Basu. 2007. Customer Loyalty: Toward an Integratd

    Framework. Journal of Academy of Marketing Science, Vol. 22 No.

    2, pp. 99-133.

    Feinberg, Freed M., Barbar E. Kahn, and

    Leigh McAlister, 2006, Market Share Response When Consumers

    Seek Variety, Journal of Marketing Research, May, pp. 227

    37. Hadi, Sutrisno. 2008. Metodologi

    research, Yogyakarta: Andi Offset.

    Hardiawan, Febra dan Imam Mahdi. 2005.

    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesetiaan

    Konsumen terhadap Sebuah Merek

    Rokok (Studi pada Mahasiswa

    Fakultas Ekonomi Universitas

    Sebelas Maret Surakarta). Fokus Manajerial, Vol. 3, No. 1.

    Kandampully, J and D. Suhartanto, (2000),

    Customer Loyalty in the Hotel

    Industry: The Role of Customer

    Satisfaction and Image,

    Interantional Journal of

    Contemporary Hospitality

    Management, p. 346 351. Kotler, Philip. Alih Bahasa : Benyamin

    Molan. 2005. Manajemen

    Pemasaran. Edisi Kesebelas. Jilid

    1. PT. Intan SEjati Klaten. Jakarta.

    Kotler, Philip. Alih Bahasa : Benyamin

    Molan. 2005. Manajemen

    Pemasaran. Edisi Kesebelas. Jilid

    2. PT. Intan SEjati Klaten. Jakarta.

    Kotler Philip-Amstrong, 2007, Manajemen

    Pemasaran,--,Salemba Empat,

    Jakarta.

    Lamb, Hair, Mc Daniel, 2006, Pemasaran,

    Edisi ketiga, Salemba Empat,

    Jakarta.

    Line Lervik Olsen, Michael D. Johnson,

    2008, Service Equity: Satisfaction, and Loyalty: from

    transaction - specific to cumulative

    evaluation, Journal of Service Research, Vol. 5, no. 3.

    Mulan R and Gilmore A, 2007, The

    Conceptual Development of

    Customer Loyalty Measurment and

    Analysis for Marketing.

    Rangkuti, Ferddy. 2007. The Power of

    Brand: teknik mengelola brand

    equity dan strategi pengembangan

    merek. Jakarta: Gramedia Pustaka

    Utama.

    Reynold, Kristy E and Mark J Arnold,

    2007, Customer Loyalty to the Salesperson and the Store

    Examining Relationship Customer

    in an Upscale Retail Context, Journal of Personal Selling and

    Sales Management, Vol. 20, no. 2,

    Spring, p. 89 98. Reichheld, F.F. 2008, The One Number

    You Need to Grow. Harvard Businees Review, Vol. 81 No. 12,

    pp. 46 54. Simamora, Bilson. 2005. Remarketing For

    Business Recovery. Jakarta:

    Gramedia Pustaka Utama.

    Singgih, Santoso. 2007. SPSS Statistik

    Parametrik, Jakarta : PT Elex

    Media Computindo.

    Stanton, J. William. 2006, Prinsip-prinsip

    Pemasaran. Jakarta: Erlangga.

    Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Bisnis,

    Bandung : Alfabeta.

    Swastha, Basu dan Irawan. 2002,

    Manajemen Pemasaran Modern.

    Yogyakarta : Liberty.

  • Denny Firmansyah

    Jurnal Management Pemasaran, Program Magister Management UNSYIAH 2011 11

    Sumarwan, Ujang. 2006. Perilaku

    Konsumen: Teori dan

    Penerapannya dalam Pemasaran.

    Ghalia Indonesia. Jakarta.

    Supranto. 2007. Pengukuran Tingkat

    Kepuasan Pelanggan : Untuk

    Menaikkan Pasar. Cetakan

    Keempat. PT. Rineka Cipta.

    Jakarta.

    Tjiptono, Fandy. 2007. Manajemen

    Pemasaran. Edisi Keempat. Andi.

    Yogyakarta.

    Van Trijp, Hans C. M., Wayne D. Hoyer

    and J. Jeffrey Inman, 2007, Why Swithc? Product Category-level

    Explanations for True Variety-

    Seeking Behavior, Journal of Marketing Research, Vol. 33,

    August, pp. 281292.