71. keracunan organofosfat

4
KERACUNAN ORGANOFOSFAT Perhatian Agent aktif pada banyak pestisida dan insektisida adalah parathion, yang berikatan secara irreversible dengan kolinesterase untuk membentuk ikatan dietilfosfat. Atropin merupakan antidote fisiologi antimuskarinik yang bekerja secara kompetitif memblok efek muskarinik asetilkolin. Atropin tidak memiliki efek pada reseptor nikotinik pada myoneural junction pada otot bergaris, yaitu tidak akan mengembalikan paralysis. Pralidoxime merupakan antidote biokimia yang me-reaktivasi kembali kolinesterase yang mengalami fosforilasi oleh organofosfat. Naumn pralidoxine harus diberikan dalam waktu 24-36 jam pertama setelah paparan. Jika tidak, molekul kolinesterase dapat berikatan erat serta kolinesterase baru akan membutuhkan waktu berminggu-minggu untuk regenerasi. Presentasi klasik : pasien dengan vomiting dan diare, diaforesis, nafas berbau insectisida dan pupil yang kecil. Hati-hati dx yang berlebihan terhadap gastroenteritis. Patofisiologi Organofosfat menghambat asetilkolinesterase, yang akan berakibat pada akumulasi asetilkolin yang berlebihan pada myoneural junction dan sinaps. Asetilkolin yang berlebihan akan mengeksitasi kemudian membuat paralise, neurotransmisi pada motor end plate dan menstimulasi reseptor nikotinik dan muskarinik: 1. Efek muskarinik : singkatan DUMBELS berguna untuk mengingat karena gejala dan tanda ini berkembang lebih awal, 12-24 jam setelah ingestion. D Diare U Urinasi M Miosis (absent pada 10% kasus) B Bronchorrhoe/bronkospasme/bradikardi E Emesis L lacrimasi

Upload: dewi-wulandari

Post on 26-Oct-2015

22 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: 71. KERACUNAN ORGANOFOSFAT

KERACUNAN ORGANOFOSFAT

Perhatian Agent aktif pada banyak pestisida dan insektisida adalah parathion, yang berikatan secara

irreversible dengan kolinesterase untuk membentuk ikatan dietilfosfat. Atropin merupakan antidote fisiologi antimuskarinik yang bekerja secara kompetitif

memblok efek muskarinik asetilkolin. Atropin tidak memiliki efek pada reseptor nikotinik pada myoneural junction pada otot

bergaris, yaitu tidak akan mengembalikan paralysis. Pralidoxime merupakan antidote biokimia yang me-reaktivasi kembali kolinesterase yang

mengalami fosforilasi oleh organofosfat. Naumn pralidoxine harus diberikan dalam waktu 24-36 jam pertama setelah paparan. Jika tidak, molekul kolinesterase dapat berikatan erat serta kolinesterase baru akan membutuhkan waktu berminggu-minggu untuk regenerasi.

Presentasi klasik : pasien dengan vomiting dan diare, diaforesis, nafas berbau insectisida dan pupil yang kecil. Hati-hati dx yang berlebihan terhadap gastroenteritis.

Patofisiologi Organofosfat menghambat asetilkolinesterase, yang akan berakibat pada akumulasi

asetilkolin yang berlebihan pada myoneural junction dan sinaps. Asetilkolin yang berlebihan akan mengeksitasi kemudian membuat paralise,

neurotransmisi pada motor end plate dan menstimulasi reseptor nikotinik dan muskarinik:1. Efek muskarinik : singkatan DUMBELS berguna untuk mengingat karena gejala dan

tanda ini berkembang lebih awal, 12-24 jam setelah ingestion.D DiareU UrinasiM Miosis (absent pada 10% kasus)B Bronchorrhoe/bronkospasme/bradikardiE EmesisL lacrimasiS salivation dan Hipotensi

2. Efek Nikotinika. Diaforesis, hipoventilasi, dan takikardib. Fasikulasi otot, kram dan kelemahan yang menyebabkan flaccid muscle

paralysis

3. Efek CNSa. Ansietas dan insomniab. depresi nafasc. Kejang dan koma

Page 2: 71. KERACUNAN ORGANOFOSFAT

PenatalaksanaanTerapi suportif

Pastikan semua staff menggunakan perlengkapan proteksi karena absorsi perkutaneus dan inhalasi dapat menyebabkan keracunan.

Penderita ditangani pada area critical care, dengan perlengkapan resusitasi yang selalu tersedia.

Lakukan detoksifikasi dengan melepas pakaian penderita dan memandikannya. Pertahankan patensi jalan nafas lakukan intubasi orotrakeal jika apnue, atau tidak

memiliki reflek muntah. Suction aktif berkala dibutuhkan bila ada bronkorhoea. Berikan oksigen aliran tinggi via non-rebreather reservoir mask. Lakukan gastric lavage jika ada indikasi, terutama pada beberapa jam pertama setelah

ingestion. Monitoring: EKG, tanda vital tiap 5-15 menit, pulse oksimetri Pasang jalur IV. Cairan IV : kristaloid untuk menggantikan hilangnya cairan melalui vomiting dan diare. Lab : darah lengkap, urea/elektrolit/kreatinin, kolinesterase plasma gaster dan specimen

toksikologi serum

Terapi Obat Arang aktif via gastric lavage tube. Dosis 1g/kgBB Atropin : obat pertama yang diberikan pada keracunan simptomatik.

1. penggunaan utamanya adalahreduksi bronkorrhoea/bronkospasme2. Dosis besar mungkin dibutuhkan untuk mengontrol sekresi jalan nafas.Dosis : dewasa : 2 mg IV tiap 10-15 menit prn; dosis dapat digandakan tiap 10 mneit sampai sekresi terkontrol atau tanda atropinisasi jelas (flush, kulit kering, taikardia, midriasis, dan mulut kering).Anak-anak : 0,05 mg/kgBB tiap 15 menit prn, dosis dapat digandakan tiap 10 menit sampai sekresi terkontrol.

Pralidoxime (2-PAM, Protopam)1. pralidoxime harus diberikan dengan atropine pada tiap pasien simptomatik2. efek akan terlihat dalam 30 menit dan meliputi hilangnya kejang dan fasikulasi,

perbaikan kekuatan otot dan pemulihan kesadaran.3. pemberian pralidoxim biasanya mengurangi jumlah atropine yang diberikan dan tidak

menutupi toksisitas atropine.Dosis : Dewasa : 1gm IV selama 15-30 menit; dapat diulang dalam 1-2 jam bila perlu Anak-anak : 20-25 mg/kgBB IV selama 15-30 menit; dapat diulang 1-2 jam.

Diazepam (Valium) : digunakan untuk mengurangi kecemasan , gelisah dan mengontrol kejang.Dosis : 5-10 mg IV untuk kecemasan/restlessmessCatatan : dosis dinaikkan sampai 10-20 mg IV mungkin diperlukan untuk mengkontrol kejang.

Disposisi Lakukan konsultasi pada general medicine pada HD/ICU

Page 3: 71. KERACUNAN ORGANOFOSFAT

Untuk kasus terapi keracunan subklinis dimana terapi tidak diperlukan, penderita sebaiknya MRS setidaknya 24 jam, untuk meyakinkan bahwa keracunan yang delayed tidak akan berkembang.