of - 103.94.125.242103.94.125.242/files/naskahjurnalbhantihusada.pdf · pestisida golongan...

11
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KERACUNAN PESTISIDA PADA TENAGA PENJUAL PESTISIDA DI KOTA BENGKULU Muaiim E) , Juhaidi 2) , dan Agus Widada'} t,2 m jurusan Kesehatan Lingkungan, Poltekkes KenienKes Bengkulu .11. Indra Girl No 3 Padang Ha.rapan Bengkulu Tefp (0736) 341212 fax 0736 21514,25343 e-mail : poltekkes_bengkuIuLyahoo.com Website www.poltekkes- bengkulu.ac.id Abstrack Structuring irregular and poor behavior on the entrepreneur / hustler pesticides either directly or indirectly, can lead to the rick of toxicity to the salespeople and the surrounding environment, The purpose of this study to determine the risk , factors that have a relation to the rate of pesticide poisoning on the seller / entrepreneur / dealers (distributors), This study is a survey with a cross-sectional approach. Subjects were all salespeople pesticides in Bengkulu city b y 52 people (total sampling). Statistical analysis using Chi Square frilTowed Logistic Regression with 5'P:SS significance level (p <0. (15). Based on the results of. the majority' (78.85%,1 were poisoned. and normal as many as (21.15%). (hi Square statistical test results show, there are several risk factors associated namely. knowledge (p = 0.000), attitude (p = 0.01 9, practice (p = 0.040), and the use of personal protective equipment (p = 0.001), whereas the test results Multifariate statistics using Logistic Regression, of hebarapa related factors turned out to he only 2 (two) were significantly associated, namely knowledge (p = 0.006 to OR = 25.596) and the use of personal protective equipment (p = 0.018 to OR = 9.873). The results of'this study it can be concluded that the level of pesticide poisoning pesticide salespeople in Bengkulu city caused by the level of knowledge that is not good (bad) and the lack of complete discharging I pennggunaan personal protective equipment in the handling of pesticides. As a suggestion to reduce the r i sk of'poisoning the present and in the future expect the local government, department of'agriculture, and health authorities need to improve education, monitoring, and training on procedures tarpesiicide management is good and right for the seller / manager / employers pesticides. Key words : risk factor, the rate of poisoning, the sellerslenterpreneurldealer pesticide PENDAHULUAN Berkaitandengan dibebaskannya peredaran pestisida di Indonesia oleo Menteri Perdagangan dalam rangka deregulasi ekonomi dan sejalan dengan program intensifikasi dan ektensifikasi penggunaan pestisida khususnya pada sektor pertan ian tanaman pangan, pestisida mempunvai peranan penting. karena secara langsung maupun tidak langsung dapal digunakan untuk

Upload: vuongtruc

Post on 06-May-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: of - 103.94.125.242103.94.125.242/files/NaskahJurnalBhantiHusada.pdf · pestisida golongan organofosfat dan karbam at merupakan jenis pestisida yang menyebabkan keracunan akut. Lehi!

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKATKERACUNAN PESTISIDA PADA TENAGA PENJUAL PESTISIDA

DI KOTA BENGKULU

Muaiim E), Juhaidi 2) , dan Agus Widada'}

t,2 m jurusan Kesehatan Lingkungan, Poltekkes KenienKes Bengkulu.11. Indra Girl No 3 Padang Ha.rapan Bengkulu Tefp (0736) 341212 fax 0736 21514,25343

e-mail : poltekkes_bengkuIuLyahoo.com Website www.poltekkes- bengkulu.ac.id

Abstrack

Structuring irregular and poor behavior on the entrepreneur / hustler pesticideseither directly or indirectly, can lead to the rick of toxicity to the salespeople and thesurrounding environment, The purpose of this study to determine the risk, factors that havea relation to the rate of pesticide poisoning on the seller / entrepreneur / dealers(distributors), This study is a survey with a cross-sectional approach. Subjects were allsalespeople pesticides in Bengkulu city b y 52 people (total sampling). Statistical analysisusing Chi Square frilTowed Logistic Regression with 5'P:SS significance level (p <0. (15).

Based on the results of. the majority' (78.85%,1 were poisoned. and normal as many as(21.15%). (hi Square statistical test results show, there are several risk factorsassociated namely. knowledge (p = 0.000), attitude (p = 0.01 9, practice (p = 0.040), andthe use of personal protective equipment (p = 0.001), whereas the test results Multifariatestatistics using Logistic Regression, of hebarapa related factors turned out to he only 2(two) were significantly associated, namely knowledge (p = 0.006 to OR = 25.596) andthe use of personal protective equipment (p = 0.018 to OR = 9.873). The results of'thisstudy it can be concluded that the level of pesticide poisoning pesticide salespeople inBengkulu city caused by the level of knowledge that is not good (bad) and the lack ofcomplete discharging I pennggunaan personal protective equipment in the handling ofpesticides. As a suggestion to reduce the r isk of'poisoning the present and in the futureexpect the local government, department of'agriculture, and health authorities need toimprove education, monitoring, and training on procedures tarpesiicide management isgood and right for the seller / manager / employers pesticides.

Key words : risk factor, the rate of poisoning, the sellerslenterpreneurldealer pesticide

PENDAHULUAN

Berkaitandengan dibebaskannyaperedaran pestisida di Indonesia oleoMenteri Perdagangan dalam rangkaderegulasi ekonomi dan sejalan dengan

program intensifikasi dan ektensifikasipenggunaan pestisida khususnya padasektor pertan ian tanaman pangan,pestisida mempunvai peranan penting.karena secara langsung maupun tidaklangsung dapal digunakan untuk

Page 2: of - 103.94.125.242103.94.125.242/files/NaskahJurnalBhantiHusada.pdf · pestisida golongan organofosfat dan karbam at merupakan jenis pestisida yang menyebabkan keracunan akut. Lehi!

Mitra Raflesia Vol. 4 No. 1 Januari — Juni 2012

kependudukan; (2) faktor pelayanankesehatan; (3) faktor perilaku: dan (4)faktor lingkungan.

Hubungan Antara Masa Kerja denganTingkat Keracunan

Berdasarkan lamanya masa kerjasubyek penelitian, proporsi tertinggi yangmengalami keracunan pada masa kerjakurang atau sama dengan 5 tahunsehanyak 38 orang (61,50%), sedangkanmasa kerja lebih 5 tahun sehanyak 14orang (26,90%). Hasil uji stasistik Chi-Square dengan kemaknaan p<0,05 tidakada hubungan yang bemakna antaramasa kerja subyek penelitian dengantingkat keracunan (p=0,460). Hasil inisependapat dengan hasi I penelitianDirjoatmojo (1991) dan Suwanti (1997)yang menyatakan lamanya masa kerjadalam penanganw pestisida, balk sebagaipetani/penyemproUpekerja/penggunapestisida tidak berpengaruh terhadaptingkat keracunan. Walaupun tidakadanya hubungan, tetapi hamsdiwaspadai, karena penggunaan pestisidasecara berulang. diprediksi akanmengalami sakit dengan uejala keracunanakut. hal ini sesuai dengan yangdikemukanan Siswanto (1991). bahwapestisida golongan organofosfat dankarbam at merupakan jenis pestisida yangmenyebabkan keracunan akut. Lehi!'lanjut dikatakan paparan pestisida olehorganofosfat dan karbam at akinmengalami penurunan aktivitascholinesterase dalam plasma dapatberlangsung 1-3 minggu, sedangkandalam eritrosit bisa sampai 12 mingguatau 3 bulan.

Hu bu ngan Antara Pengetahu andengan Tingkat Keracunan

Hasil perh itungan antara tingkatpengetahuan dengan tingkat keracunan.subyek penelitian yang mempunyaitingkat pengetahuan kurang/rendah/tidakbaik seban yak 32 orang (61,50%), yangmengalami keracunan ada 31 orang(59,60%), dan normal ada 1 orang(1,90%), sedangkan tingkat pengetahuancukup/sedanWbaik sebanyak 20 orang(38,50%), yang keracunan ada 10 orang(19,20%), dan normal 10 orang (19,30%)Berdasarkan uji stasistik Chi Squaredengan kemakn aan p<0,05 terdapathubungan antara tingkat pengetahuansubyek penelitian dengan tingkatkeracunan (p=0,001). Hasil ini sesuaidengan penelitian Sutarni (1992) yangmenyatakan terdapat perbedaanberm Ana antara penyemprotherpengetahuan cukup tinggi dibandingdengan penyemprot yang kmengem huanrendah tentang bahaya pestisida.Azwar (1992) dan Notoatmojo (2007)menjelaskan, bahwa seseorang yangbemendidikan, berpengetahuan rendahcenderung akan bersikap rendah dalampenggunaan pestisida, tetapi belum tentuyang berpendidikan tinggi dan memilikitingkat sikap yang tingg i akan melakukanpraktik yang baik. Sudargo (1997)mengawkan, terjadinya suatu keracunanpestisida pada seseorang, apabi la disertaidengan pengetahuan yang kurang ataurendah tentang penggunaan pestisidaakan lebih mudah terjadinya keracunan.

Hu bungan Antara Sikap denganTingkat Keracunan

2

Page 3: of - 103.94.125.242103.94.125.242/files/NaskahJurnalBhantiHusada.pdf · pestisida golongan organofosfat dan karbam at merupakan jenis pestisida yang menyebabkan keracunan akut. Lehi!

Mitra Raflesia Vol. 4 No. I Januari — deni 2012

Hasil perhitungan antara sikapdengan tinakat keracunan. respondenyang mempunyai sikap baik 21 orangyang mengalami keracunan sebanyak 13orang (25,00%) dan yang normal 8 orang(15.40%) sedangkan yang sikapkurang/tidak baik sebanyak 31 orang(57,60°I°) yang mengalami keracunan 28orang (53,80%) dan yang normal 3 orang(5,80%).Berdasarkan uji stasistik Chi-

.Square dengan kern aknaan p<0,45terdapat hubungan antara sikap suhyekpenelitian dengan tingkat keracunan(p=4,019). Hash 1 ini sesuai dengandengan penelitian Sudargo (1997) sikapyang rendah cenderung menderitak?racunan dibanding dengan yangmemiliki sikap sedang dan tinggi.SeIanjutnya Sarwono (1993) mengatakanperubahan sikap individu dimulai dengantahap kepatuhan, identitikasi, kemudianmenjadi internalisasi.Sesuai pendapat Walgito (1994) , sikapyang ada pada diri seseorang akandipengaruhi oleh faktor internal (faktorfisiologis dan psikologis) dan faktoreksternal dapat berujud situasi yangdihadapi oleh individu, dan norma-norma, hambatan-hambatan ataupendorong-pendorong yang ada dalamnnasyarakat. Dari hasil sikap, pada subyekpenelitian proporsi terbanyak padakategori kurang/rendah, artinya tidakselalu mentaati aturan-aturan yang benardari mulai mencampur sampai denganpelaksanaan pewadahan, alasan merekatakut kalau mentaati peraturan yang adamemakan waktu akan lama dan rum it,dan yang mereka lakukan mengikutiperilaku mayoritas kelompoknya, merekajuga beranggapan bahwa yang d1lakukan

itu merupakan suatu hal yang wajar danbiasa dialaminva.

Hubuogan Antara Praktik denganTingkat Kcracunan

Hash i perhitungan antara praktikdengan tingkat keracunan, subyekpenelitian yang mempunyai sikap baiksebanyak 33 orang, yang mengalamikeracunan sebanyak 23 orang (44,25%)dan yang normal 10 orang (19,25%)sedangkan yang mempunyai sikapkurarig/tidak baik (buruk) sebanyak 19orang, yang mengalam i keracunan 18orang (34,55%) dan yang normal 1 orang(1,95%).Berdasarkan uji stasistik Chi-Square

dengan kernaknaan p<O,05 terdapathubungan antara praktik subyekpenelitian dengan tingkat keracunantp=0,04), hasil ini sesuai denganpenelitian Munir (1993) mengemukakanbahwa subyek penelitian yang memilikipraktik buruk dalam mengelola pestisidasemakin besar risiko menderitakeracunan pestisida dihanding denganmereka yang memiliki praktik balk.Sesuai pendapat Notoatmojo (2007),suatu sikap helum secara otomatisterwujud dalam praktik, untuk menjadiperbuatan nyata diperlukan faktorpendukung dan pendorong atau suatukondisi yang memungk1nkan. Sedangkan5met (1994), praktik menurut Theory ofReasoned Actionak lagi dipengaruhi olehkehendak, kehendak dipengaruhi olehsikap dan norma subyektif : • normasubyektif dipengaruhi oleic keyakinanakan pendapat orang lain serta motivasiuntuk mentaati pendapat tersebut.

Page 4: of - 103.94.125.242103.94.125.242/files/NaskahJurnalBhantiHusada.pdf · pestisida golongan organofosfat dan karbam at merupakan jenis pestisida yang menyebabkan keracunan akut. Lehi!

A738

5

SO

0

-30 -

20

10 -

0

3 2

0 Keracunann Norma I

Mitra Raflesia Vol. 4 No. 1 Januari —Juni 2012

yang normal 9 orang. sedangkan padatingkat pendidikan sarjana sebanyak 5orang, yang mengalami keracunan

sebanyak 3 orang dan yang normal 2orang. Untuk lebih jelasnya dapat di lhatpada gam bar 3.

SIT A TingkatPendid[kan

Sa4ana

Gambar 3. Distribusi Subyek Penelitian Menurut Tingkai Pendidikan YangMengalmi Keracunan Pada Penjual Pestisida di Kota Bengkulu

Status G iziStatus gizi subyek penelitian

ditentukan dengan menggunakan IndekMasa Tuhuh (IMT). Hasil pengukurantinggi badan dan herat badan. setelahdilakukan perhitungan diperoleh statusgizi subyek penelitian yang no rmalsebanyak 32 orang (61,50%), pada gizitidak normal sebanyak 20 orang

(38,50%)..1ika dibandingkan antara statusgizi dengan tingkat keracunan, makapada gizi normal sebanyak 32 orang,yang mengalami keracunan sebanyak 2iorang dan yang normal 11 orang,Sedangkan yang tidak normal sebanyak20 orang (100%) mengalami keracunan.Untuk ]ebih jelasnya dapat dilihat padagam bar 4.

is

E

35

30

25

20

1 5

1 0

5

32

20 2021

fl Keracunan

n Normal

nJumiah

Normal 7 Normal

Status gizi

Gambar 4. Distribusi Subyek Penelitian Menurut Status Gizi YangMengalaini Keracunan Pada Penjual Pestisida di Kota Bengkulti

Page 5: of - 103.94.125.242103.94.125.242/files/NaskahJurnalBhantiHusada.pdf · pestisida golongan organofosfat dan karbam at merupakan jenis pestisida yang menyebabkan keracunan akut. Lehi!

Mitra Raflesia Vol. 4 No. I Januiuri - Juni 2W2

Analisis BivariatTabel - I

Hasil Tabuiasi Silang Antara Variabel Bebas denganVariabel l erikat (Keracunan)di Kota Benekulu Tahun 201 I

KeracunanNo Variahe1 Ya Tidak Total % P

Jml J % .l ml 1 %rI Ma kerja

< 5 tahun 13 59,60 7 13,50 38 73.10 0 460>_ 5 tahun 10 19,20 3 7,70 14 26,911

F o t a I 41 78,80 10 21,20 52 100

2. Iii. PengetahuanBaik [ 0 19.20 10 19,30 20 38,50 0, 000

Tidak Baik 31 59,60 I 1.9 31 61.501 o r a l 41 78,80 11 21.20 52 [00

3. SikapBaik 17 25,00 .8 15,40 21 40.40 0, 019

Tidak Balk 28 53.80 3 5,80 31 59,60To tal 41 78,80 11 21,20 100

4. PraktikBaik 23 44,25 i0 19,25 33 63,50 0.040

Tidak Baik 18 34,55 I 1,95 19 36,50I o1.ai +1 78.80 II 21,20 52 100

5. Alai Yelindung DiriLengkap ( .5) 5 9,60 7 13,aO 12 23,10 0, 001Kurank en a (< 5 ) 36 6920 4 7.80 46 78.90

T o t a 1 41 78,80 11 21.70 52 100

PEMBAHASAN

Tingkat KeracunanBerdasarkan basil pemeriksaan

cholinesterase darah dari 52 responden,yang mengalami keracunan sebanyak 41orang (78,80%) dengan rinciankeracunan ringan 22 orang, keracunanscdang 17 orang, dan kearunan berat 2orang, sedangkan yang normal sebanyak11 orang (21,20%). Hasil inimentinjukkan, bahwa tingkat keracunanpada tenaga kerja penjual pestisida diKota Bengkulu Tahun 2011 termasukrelatif tinggi bila dihandingkan dengankasus-kasus keracunan di daerah lain.Suwarni (1997) dan Toto Sudargo (1997)rnelakukan penelitian tentang tingkatkeracunan pest isida terhadap tenaga kerjapertanian bawang merah dan cabe di

Kabupaten Brebes. dan i 419 subyekpenelitian, yang rnengalami keracunansebanyak 106 (25,3%), dan normalsebanyak 313 orang (74,7%). DiSukoharjo, dan 198 subyek penelitian.yang mengalam i keracunan sebanyak 94orang (47,5%), dan sebanyak 104 orang(52,5%) normal (Nasrudd in, 2001).Sugiri (2001) melakukan penelitiantentang perilaku tenaga penjual pestisidadan tingkat keracunan dari 61 subyekpenelitian, yang rrtengalami keracunan 8orang (13,10%) sedangkan yang normalsebanyak 53 orang (86,90%) SelanjutnyaSuwarni (1997), menyatakan tingkatkeracunan pestisida bagi tenaga kerjayang berhubungan dengan pestisidasebagai reflesi dari status kesehatan yangkurang balk berhubungan dengan empatfaktor, antara lain: (1) faktor

5

Page 6: of - 103.94.125.242103.94.125.242/files/NaskahJurnalBhantiHusada.pdf · pestisida golongan organofosfat dan karbam at merupakan jenis pestisida yang menyebabkan keracunan akut. Lehi!

Mitra Ratlesia Vol. 4 No. 1 Januui — Juni 2012

kependudukan; (2) faktor pelayanankesehatan: (3) faktor perilaku; dan (4)faktor ngkungan.

Hubungan Antara Masa Kerja denganTingkat Keracunan

Berdasarkan lamanya masa kerjasubyek penelitian, proporsi teftinggi yangmengalami keracunan pada masa kerjakurang atau sama dengan 5 tahunsebanyak 38 orang (61,50%), sedangkanmasa kerja lebih 5 tahun sebanyak 14orang (26,90%). Hasid uji stasistik Chi-Square dengan kentaknaan p<0,05 tidakada hubungan yang bermakna antaramasa kerja subyek penelitian dengantingkat keracunan (p=0,460). Hasii inisependapat dengan basil penelitianDirjoatmojo (1991) dan Suwami (1997)yang menyatakan Eamanya masa kerjadalam penanganan pestisida, sebagaipetan i/penyemproVpekerj &penggunapestisida tidak berpengaruh terhadaptingkat keracunan. Walaupun tidakadanya habungan, tetapi harusdiwaspadai, karenapenggunaan pestisidasecara berulang, diprediksi akanmengalami sakit dengan gejala keracunanakut, hal ini sesuai dengan yangdikemukanan Siswanto (1991), bahwapestisida golongan organofosfat dankarbamat merupaan jenis pestisida yangmenyebabkan keracunan akut. Lebihlanjut dikatakan paparan pestisida olehorganofosfat dan karbamat akanmengalami penuninan aktivitascholinesterase dalam plasma dapatberlangsung 1-3 minggu, sedangkandalam eritrosit bisa sampai 12 mingguatau 3 bulan.

Hubungan Antara Pengetahuandengan Tingkat Keracunan

Has il perh itungan antara tingkatpengetahuan dengan tingkat keracunan,subyek penelitian yang mempunyaitingkat pengetahuan kurang/rendahltidakbaik sebanyak 32 orang (61,50%), yangmengalami keracunan ada 31 orang(59,60%), dan normal ada 1 orang(1.90%), sedangkan tingkat pengetahuancukup/sedanWbaik sebanyak 20 orang(38,50%). yang keracunan ada 10 orang(19,20%), dan normal 10 orang (19,30%)Berdasarkan uji stasistik Chi-Squaredengan kemaknaan p<0,05 terdapathubungan antara tingkat pengetahuansubyek penelitian dengan tingkatkeracunan (p=0,001). Hasid ini sesuaidengan penelitian Sutami (1992) yangmenyatakan terdapat perbedaanbermakna antara penyemprotbemengetahuan cuk up tinggi di bandingdengan penyemprot yang berpengetuhuanrendah tentang bahaya pestisida.Azwar (1992) dan Notoatrnojo (2007)menjelaskan, bahwa sesrang yangbemendidikan, nemengetahuan rendahcenderung akan bersikap rendah dalampenggunaan pestisida, tetapi belum tentuyang berpendidikan tinggi dan memilikitingkat sikap yang tinggi akan melakukanpraktik yang baik. Sudargo (1997)mengatakan, terjadinya suatu keracunanpestisida pada seseorang, apabiladengan pengetahuan yang kurang ataurendah tentang penggunaan pestisidaakan lebih mudah terjadinya keracunan.

Hubungan Antara Sikap denganTingkat Keracunan

6

Page 7: of - 103.94.125.242103.94.125.242/files/NaskahJurnalBhantiHusada.pdf · pestisida golongan organofosfat dan karbam at merupakan jenis pestisida yang menyebabkan keracunan akut. Lehi!

Miira Raflesia Vol. 4 No. 1 .1anuari — Juni 2012

Hasil perhitungan antara sikapdengan tingkat keracunan, responderyang mernpunyai sikap baikk 21 orangy ang mengalami keracunan sebanyak 13orang (25,00%) dan yang normal 8 orangt 15,40%) sedangkan yang sikapkurang/tidak baik sebanyak 31 orang(57,60%) yang mengalami keracunan 28orang (53,80%) dan yang normal 3 orang(5,80%).Berdasarkan uji stasistik Chi-

Square dengan kemaknaan p<O,05terdapat hubungan antara sikap subyekpenelitian dengan tingkat keracunan(p-0.019). 1-lasi l ini sesuai dengandengan penelitian Sudargo (1997) sikapyang rendah cenderung menderitakeracunan dibanding dengan yangmemiliki sikap sedang dan tinggi.Selanjutnya Sarwono (1993) mengatakanperubahan sikap individu dimulai dengantahap kepatuhan, identifikasi, kemudianmenjadi internalisasi.Sesuai pendapat W algito (1994) , sikapyang ada pada diri seseorang akandipengaruhi oleh faktor internal (faktorfisiologis dan psikologis) dan faktoreksternal dapat herujud situasi yangdihadapi oleh individu, dan norma-norma, hambatan-hambatan ataupendorong-pendorong yang ada dalammasyarakat. sari hasil sikap, pada subyekpenelitian proporsi terbanyak padakategori kuranglrendah, artinya tidakselalu mentaati aturan-aturan yang benardari mulai mencarnpur sampai denganpelaksanaan pewadahan, alasan merekatakut kalau mentaati peraturan yang adamemakan waktu akan lama dan rumit,dan yang mereka lakukan mengikutiperilaku mayoritas kelompoknya, merekajuga beranggapan bahwa yang dilakukan

itu merupakan suatu hal yang wajar danhiasa dialaminya.

Hubungan Antara Praktik denganTingkat Keracunan

Hasil perhitungan antara praktikdengan tingkat keracunan, subyekpenelitian yang mempunyai sikap baiksebanyak 33 orang, yang mengalamikeracunan sebanyak 23 orang (44,25%)dan yang normal 10 orang (19.25%)sedangkan yang mempunyai sikapkurang/tidak baik (buruk) sebanyak 19orang, yang mengalami keracunan 18orang (34,55%) dan yang normal I orang(1,95%).Berdasarkan uji stasistik Chi-Squaredengan kemaknaan p<0,05 terdapathubungan antara praktik subyekpenelitian dengan tingkat keracunan(p=0,04), hasil ini sesuai denganpenelitian Munir (1993) mengemukakanbahwa subyek penelitian yang rnemilikipraktik buruk dalam mengelola pestisidasemakin besar risiko menderitakeracunan pestisida dibanding denganmereka yang memiliki praktik baik.Sesuai pendapat Notoatmojo (2007),suatu sikap belum secara otomatisterwujud dalam praktik, untuk menjadiperbuatan nyata diperlukan faktorpendukung dan pendorong atau suatukondisi yang memungkinkan. SedangkanSmet (1994), praktik men urut Theory of

ReasonedActionaklagi dipengaruhi olehkehendak, kehendak dipengaruhi olehsikap dan norma subyektif, normasubyektif dipengaruhi oleh keyakinanakan pendapat orang lain serta motivasiuntuk mentaati pendapat tersebut.

7

Page 8: of - 103.94.125.242103.94.125.242/files/NaskahJurnalBhantiHusada.pdf · pestisida golongan organofosfat dan karbam at merupakan jenis pestisida yang menyebabkan keracunan akut. Lehi!

Mitra Raflesia Vol. 4 No. 1 Januari - Juni 2012

Hasil observasi dari praktiksubyek penelitian dalam menjualpestiida tidak lagi sesuai dengan anjuranyang telah ada, melainkan merekaberbuat apa adanya sesuai dengan yangbiasa mereka lakukan (alami), prinsipnyamenjual pestisida cepat laku endek kawlebih baik laris pembeli dari padamem entingkan kesehatannya).

Hu bu ngan Penggunaan AlatPelindung Diri (APD) dengan TingkatKeracunan

Hasil perhitungan antarapenggunaan alat pelindung diri dengantingkat keracunan, pada subyekpenelitian yang penggunakan alatpelindung diri kurang lengkap dari 40orang, terdapat 36 orang (69,20%)keracunan, dan 4 orang (7,70%) normal.sedangkan yang memakai alat pelindungdiri lengkap dari 12 °rang, terdapat 5orang (9,60%) keracunan dan 7 orang(13,50%) normal. Berdsarkan uji stasistikChi-Square dengan kemakn (p<0,05)ada hubungan yang bermakna antarapenggunaan alat pelindung diri dengantingkat keracunan (p=0,001). Depkes, RI(1996) mengatakan, bagi penjamah ataupengguna pestisida yang melakukanpenyemprotan di luar gedung (lapangan)jenis perlengkapan alat pelindung diriyang digunakan minimal: (1) pelindungkepala (topi); (2) pelindung pernafasan( masker); (3) pelindung badan (bajulengan panjang dan celana panjang); (4)pelindung kaki (sepatu booAanvas);(5) pelindung tangan (sarung tngan): dan(6) pelindung mata (goggleikaca mata).Sumdmur (2009), mengatakan pestisida

adalah Kahan kim is berbahaya (racun),maka cara kerja yang sesuai dengan K3antara lain: (1) saat inencampurmenggunakan sarung tangan karet. alattakar dan pengaduk khusus; (2) s catmenyemprot menggunakan topi. masker,celana panjang, baju lengan panjang,sarung tangan, kaca mata, Jan searahangin; (3) selesai mencampur danmenyemprot, bungkus bekas pestisidadikubur, air bekas cucian alat dibuangpada tempat yang tidak mencemarilingkungan, membersihkan badan(mandi) dan ganti pakaian sebel urnmelakukan pekerjaan lain, serta cucitangan sebelum makan.

Menentun Fakior-fakter Risikoyang Berpengaruh

Untuk mengetahui kekuatanhubungan faktor-faktor risiko dengankejadi an keracunan pestisida padaresponden, yaitu memasukkan variabelbekas terhadap variabel terikat kedalatnanalisis logistic regresstion. Hasil ujilogistic regresstion menunjukkan,bahwa, sikap dan praktik yang mulanyaberhubungan (p<0,05) setelah uji logisticregresstion tidak ada hubungan.Selanjutnya faktor risiko lainnya yangmempunyai hubungan secara bermakna(p<0,05) dari yang paling kuat sampailemah terhadap terjadinya keracunanadalah :I). Tingkat Pengetahuan = 0.006

dengan OR = 25,896)Azwar (1992) dan Notoatmojo

(2007) m enj e las kan bahwaseseorang yang berpendidi ,bemengewhuan rendah cenderungakan hersikap rendah dalampenggunaan pestisida, tetapi belumtentu yang berpendidikan tinggi danmcmiliki tingkat sikap yang tinggi

8

Page 9: of - 103.94.125.242103.94.125.242/files/NaskahJurnalBhantiHusada.pdf · pestisida golongan organofosfat dan karbam at merupakan jenis pestisida yang menyebabkan keracunan akut. Lehi!

M itra Raflesia Vol. 4 No. I Ianuari — Juni 2012

akan melakukan praktik yang baik.Sudargo (1997) mengatakan,terjadinya suatu keracunan pestisidapada seseorasig, apabila disFttaidengan pengetahuan yang kurangatau rendah tentang penggunaanpestisida akan lebih mudahterjadinya keracunan.

2). Pakaian pelindung atau alat pelindungdiri (p = d,018 dengan DR= 9,873)

Pemakaian atau penggunaan alatpelindung din i kurang dari limamacam jenis (kurang lengkap)selamapenanganan/melayani/meraci kpestisida mempunyai risiko tingkatkeracunan pestisida bila dibandingdengan yang memakai alat pelindung!ebih dari lima macam jenis (lengkap);pengguna pestisida umuninyakurang/rendah. artinya tidak selalumentaati aturan yang benar dari mulaipelayanan, mencampur sampai denganperacikan, alasan mereka takut kalaumentaati peraturan yang ads akanniemakan waktu lama, dan merekamengikuti perilaku kondisilingkungan sosial budaya yang adadikelompok serta cenderung sesuaidengan apa yang dilakukan sehari-haripada kclompoknva. mereka jugaberanggapan hahwa keracunanpestisida merupakan suatu hal yangwajar dan biasa dialaminya.

SIMPULAN DAN SARAN

SIMPULAN1-lasi1 pemeriksaan cholinesterase

darah pada 52 responden, sebagian besarmengalami tingkat keracunan dansebagian kecil yang tidak keracunan(normal) . Hasil uji statistik hifariat,faktor-faktor risiko yang berhubungandengan tingkat keracunan pestisidaadalah pengetahuan , sikap . praktik, dan

penggunaan alai pelindung diri_ Masakerja tidak ada huhungan. 1-lash l ujistatistik !nultifarial (logistik ganda) daritaktor-faktor risiko yang mempunyaihubungan paling kuat sampai yang lemahterhadap tingkat keracunan pestisidasebagai berikut: a) tingkat pengetahuanyang tidak haik mempunyai risiko 25.896kali keracunan pestisida dibandingkandengan yg mempunyai pengetahuan baik;b) pengggunaan APD yg tidak lengkapmempunyai risiko 9,873 kali keracunanpestisida dibandingkan dengan yangmenggunakan APD lengkap.

SARAN

Disarankan mengoptimalkanpelatihan, penyuluhan, dan bimbinganserta pemantauan dari lintas sektor danlintas program dengan dukunganpemerintah daerah, karenta andalan utamauntuk daerah Provinsi Bengkulu adalahpertanian; penjual pestisida dianjurkanmenggunakan alat pelindung diri sewaktumelakukan penanganan pestisida untukmemperkecil risiko keracunan pestisida,dan dilakukan penelitian lebih lanjut,khusunya tentang pengaruh penggunaanpestisida terhadap lingkungan, hasi1panen, dan pada pecan i sayuran yangsexing menggunakan pestisida

KEPUSTAKAAN

Azwar, S„ 1992. Sikap Manusia Teoridun Pengukurannya, Edisi 1.Penerbit Pustaka Pelajar,Yogyakarta

Dirdjoatsnodjo, H.,1991. KeracunanPestisida Organofosfat PdPenyemprot Perkebunan

9

Page 10: of - 103.94.125.242103.94.125.242/files/NaskahJurnalBhantiHusada.pdf · pestisida golongan organofosfat dan karbam at merupakan jenis pestisida yang menyebabkan keracunan akut. Lehi!

Mitra Raflesia Vol. 4 No. 1 Januari - Juni 2012

Sayur Sekitar Bandung, M KBXX II1, No. 3. Januari 1991; hal.118 — 124.

Dirjen PPM & PLP Depkes,R. I., I 996 Peraturanperundang-undangan yangberkaitan dg pestisida,Sub.Dit. Pengamanan PestisidaDepkes, Jkt.

Hadi, S., 2000. Seri Program Statistik —Versi 2000, Univ. GadjahMada. Yogyakarta.

Mukono. H.S., 2009. Prinsip DasarKesehatan Lingkungan,University Airlangga Press.Surabaya.

M un ir,F .,1993.H ub TA PemaparanPestisida Organofosfat ThdpAktifitas Cholinesterase DarahPetani Pen vemprot HamaSayuran di Desa Gondosulu,Kec Tawangmangu, Skripsi,tdk di pub 1 ikasikan. FKM-UNDIP. Sing.

Notoatmodj o , S., 2005. Dasar-dasarPendidikan dan Pelatihan,Badan Penerbit KesehatanMasyarakat UniversitasIndonesia. Jakarta.

, 2007. PengantarPendidikan Kesehatan danEmu Perilaku Kesehatan, PT.Andi Offset, Yogyakarta.

Nasaruddin, 2001. Faktor-Faktor YangMempengaruhi TerjadinyaKeraeunan Pestisida PadaPetani Hortikultura diSukoharjo. Tesis, tidakditerbitkan. Program Studi IlmuKesehatan Masyarakat MinatUtama FETP-Program

Paseasarjana UniversitasGadjah Mad a. Yogyakarta.

Pun., 2002. Tiga Juta Orang di 10Negara KeracunanPestisida.Sinar Flarapan, Jkt.

Siswanto, A., 1991. Pestisida, Bala iHygiene Perusahaan danKesehatan Kerja (I IIPERKES)dan Ergonomi, Surabaya.

Suma'mur, P. K., 2009. HigenePerusahaan & KeselamatanKerja , Sagung Seto, Jkt.

Sub.Dit. Pengamanan Pestisida Depkes,R.1., 1996_ PengelolaanPencatatan dan PelaporanUpaya Pengamanan Pestisida,Malah pd Konsulthsi TeknisProg PLP di Puslitbang GiziBogor, JaBar

Suwarn i, A., 1997. Petnaparan danTingkat Keracunan PestisidaPada Tenaga Kerja PertBawang Merah dan Cabe DiKabupaten Brebes-JawaTengah, Tesis, tidakditerbitkan. Program StudiHiperkes-Ilmu Kesehatan KerjaProgram Pascasarjana

Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta.

Sudargo, T., 1997. Tingkat Keracunandan Perilaku Petani dalamMenggunakan Pestisida diKabupaten Brebes, Tesis, tidak

diterbitkan. Prog Studi IlmuKes Masyarakat ProgramP a scasarj an a UniversitasGadjah Mada. Yogyakarta.

Sugiri., 2001. Perilaku Tenaga PenjualPestisida dan TingkatKeracunannnya diKabupaten Temanggung Jawa

10

Page 11: of - 103.94.125.242103.94.125.242/files/NaskahJurnalBhantiHusada.pdf · pestisida golongan organofosfat dan karbam at merupakan jenis pestisida yang menyebabkan keracunan akut. Lehi!

Mitra Ra lesia Vol. 4 No. l Januari — J uni 2012

Tengah, Tesis, tidak Walgito,B.,1994.Psikologi Sos (Suatuditerbitkan. Prog Studi fimu Pengantar), Penerbit Andi

Kes Masy Prog Pascasarjana Offset, Yogyakarta.Unix Gadjah Mada.Y ogyakarta.

Ii