hazops pestisida
DESCRIPTION
hazardTRANSCRIPT
DASAR KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
HAZARD AND OPERABILITY STUDY (HazOps)
Pada Pabrik Pestisida
PT. SC Johnson Manufacturing Medan
Disusun guna memenuhi tugas matakuliah prodi Dasar Kesehatan dan
Keselamatan Kerja
Dosen Pengampu : Evi Widowati, S.KM, M.Kes.
Disusun Oleh :
1. Teguh Riyadi 6411413125
2. Nimas Dwi Ayu Rizki 6411413126
3. Mohammad Lutfi Yahya 6411413135
4. Mursita Eka Nordiati 6411413138
5. Herdianti Tri Yulinda 6411413148
6. Ahmad Ngasif 6411413149
7. Naufal Mirza Tamara 6411413157
Rombel 05
JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Hazard Operational Study (HazOps) pada Pabrik
Pestisida” guna memenuhi tugas mata kuliah Dasar Kesehatan dan Keselamatan
Kerja.
Makalah ini disusun dari hasil pengumpulan data serta informasi yang
kami peroleh dari buku panduan serta infomasi dari media massa yang
berhubungan dengan tema makalah ini.
Sesuai pepatah ‘tak ada gading yang tak retak’, makalah ini masih jauh
dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca agar makalah kami kedepan menjadi lebih baik. Akhirnya, kami
berharap makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.
Semarang, 15 Juni 2014
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL---------------------------------------------------------------- i
KATA PENGANTAR-------------------------------------------------------------- ii
DAFTAR ISI------------------------------------------------------------------------- iii
1. PENDAHULUAN-------------------------------------------------------------- 1
1.1. Latar Belakang------------------------------------------------------------- 1
1.2. Rumusan Masalah--------------------------------------------------------- 2
1.3. Tujuan----------------------------------------------------------------------- 2
1.4. Manfaat---------------------------------------------------------------------- 2
2. PEMBAHASAN---------------------------------------------------------------- 3
2.1. Pestisida--------------------------------------------------------------------- 3
2.2. Bahaya Pestisida bagi Kesehatan---------------------------------------- 5
2.3. Profil Umum Pabrik PT SC Johnson Manufacturing----------------- 7
2.4. Departemen PT SC Johnson Manufacturing--------------------------- 23
2.5. HazOps pada Unit Produksi---------------------------------------------- 24
3. PENUTUP------------------------------------------------------------------------ 34
3.1. Kesimpulan----------------------------------------------------------------- 34
3.2. Saran------------------------------------------------------------------------- 34
DAFTAR PUSTAKA--------------------------------------------------------------- 35
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pestisida adalah semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus yang
digunakan untuk mengendalikan atau mencegah hama dan penyakit tanaman, mengatur dan
atau mensti-mulir pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman (Kementerian Pertanian
Indonesia, 2010). Perusahaan pestisida merupakan pabrik formulasi pestisida yang termasuk
dalam industri agrokimia. Formulasi adalah campuran bahan aktif dan bahan tambahan
tertentu agar pestisida dapat efektif, efisien dan ekonomis. Dalam per-dagangan pestisida,
bahan aktif diformulasikan terlebih dahulu dengan dicampur bahan pem-bantu, misalnya
solvent (pelarut), emulsifier (pembuat emulsi), diluent (pembasah dan peng-encer), carrier
(bahan pembawa), atau synergist (untuk meningkatkan efektifitas pestisida).
Resiko penggunaan pestisida pada manusia ada 2 tipe yakni keracunan akut
dan keracunan kronis. Keracunan akut terjadi oleh paparan atau terkena pestisida
secara langsung pada bagian tubuh (jangka pendek) dengan konsentrasi pestisida
relative tinggi. Paparan bisa terjadi lewat kulit, hidung maupun mulut. Keracunan ini
mudah dilihat dengan gejala khas seperti gemetar, kejang-kejang, sukar bernapas,
mabuk berat sampai meninggal atau gejala ringan seperti iritasi pada mata, mulut,
perasaan tegang, gelisah. Dampak seperti ini hanya akan dialami oleh pengguna
pestisida atau mereka yang menangani pestisida. Keracunan kronis terjadi jika
terkena paparan dosis rendah tetapi berulang-ulang dalam waktu panjang. Dalam
tubuh penderita terjadi akumulasi residu pestisida.
Dengan berbagai resiko yang ditimbulkan oleh penggunaan bahan beracun
maupun bahaya dari mesin sendiri, diperlukan pencegahan agar terhindar dari
kecelakaan. Dapat dilakukan studi untuk meramalkan kecelakaan yang dapat timbul
akibat operasional proses pada perusahaan/pabrik. Salah satu study dapat dibuat
Hazard Operational Study (HazOps).
1
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pestisida?
2. Bagaimana Pestisida berbahaya bagi kesehatan?
3. Bagaimana profil dari pabrik pembuat pestisida?
4. Bagaimana alur produksi pembuatan pestisida?
5. Bagaimana HazOps dari pabrik pembuatan pestisida khususnya bagian
produksi?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan pestisida.
2. Mengetahui pengaruh pestisida bagi kesehatan.
3. Mengetahui profil umum dari abrik pembuatan pestisida.
4. Mengetahui alur produksi pembuatan pestisida, yakni obat nyamuk bakar.
5. Memahami pembuatan HazOps dari pabrik pembuatan pestisida khususnya
bagian produksi.
1.4. Manfaat
1. Menerapkan program study Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
2. Dapat digunakan oleh perusahaan guna meningkatkan keselamatan kerja pada
unit produksi.
3. Digunakan sebagai tolok ukur untuk mengetahui tingkat keterampilan
mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu yang didapat dari bangku kuliah
dengan kondisi lingkungan kerja.
4. Dapat memberikan kontribusi positif bagi perusahaan khususnya dalam
praktek Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1.1. Pestisida
Pestisida adalah substansi (zat) kimia yang digunakan untuk membunuh atau
mengendalikan berbagai hama. Berdasarkan asal katanya pestisida berasal dari
bahasa inggris yaitu pest berarti hama dan cida berarti pembunuh. Yang dimaksud
hama bagi petani sangat luas yaitu : tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit
tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus, nematoda (cacing
yang merusak akar), siput, tikus, burung dan hewan lain yang dianggap merugikan.
Menurut peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1973 (yang dikutip oleh Djojosumarto,
2008) pestisida adalah semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus
yang dipergunakan untuk :
1) Memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit-penyakit yang merusak
tanaman atau hasil-hasil pertanian.
2) Memberantas rerumputan.
3) Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian
tanaman, tidak termasuk pupuk.
4) Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan-hewan peliharaan dan
ternak.
5) Memberantas dan mencegah hama-hama air.
6) Memberikan atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam rumah
tangga, bangunan dan alat-alat pengangkutan, memberantas atau mencegah binatang-
binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang perlu
dilindungi dengan penggunaan pada tanaman, tanah dan air.
Pestisida yang digunakan di bidang pertanian secara spesifik sering disebut produk
perlindungan tanaman (crop protection products) untuk membedakannya dari
produk-produk yang digunakan dibidang lain. (Djojosumarto, 2008).
3
Pengelolaan pestisida adalah kegiatan meliputi pembuatan, pengangkutan,
penyimpanan, peragaan, penggunaan dan pembuangan / pemusnahan pestisida. Selain
efektifitasnya yang tinggi, pestisida banyak menimbulkan efek negatif yang
merugikan. Dalam pengendalian pestisida sebaiknya pengguna mengetahui sifat
kimia dan sifat fisik pestisida, biologi dan ekologi organisme pengganggu tanaman.
(Wudianto R, 2010).
2.1.2.Penggolongan Pestisida
A. Penggolongan pestisida berdasarkan sasaran (Wudianto R, 2010) yaitu :
1. Insektisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia yang bisa
mematikan semua jenis serangga.
2. Fungisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun dan bisa
digunakan untuk memberantas dan mencegah fungsi/cendawan.
3. Bakterisida. Disebut bakterisida karena senyawa ini mengandung bahan aktif
beracun yang bisa membunuh bakteri.
4. Nermatisida, digunakan untuk mengendalikan nematoda.
5. Akarisida atau mitisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia yang
digunakan untuk membunuh tungau, caplak dan laba-laba.
6. Rodenstisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun yang
digunakan untuk mematikan berbagai jenis binatang pengerat, misalnya tikus.
7. Moluskisida adalah pestisida untuk membunuh moluska, yaitu : siput, bekicot
serta tripisan yang banyak dijumpai di tambak.
8. Herbisida adalah senyawa kimia beracun yang dimanfaatkan untuk
membunuh tumbuhan pengganggu yang disebut gulma.
Pestisida lain seperti Pisisida, Algisida, Advisida dan lain-lain.
Pestisida berperan ganda yaitu pestisida yang berperan untuk membasmi 2 atau 3
golongan organisme pengganggu tanaman.
B. Berdasarkan Sifat dan Cara Kerja Racun Pestisida (Djojosumarto, 2008)
1. Racun Kontak
4
Pestisida jenis ini bekerja dengan masuk ke dalam tubuh serangga sasaran lewat kulit
(kutikula) dan di transportasikan ke bagian tubuh serangga tempat pestisida aktif
bekerja.
2. Racun Pernafasan (Fumigan)
Pestisida jenis ini dapat membunuh serangga dengan bekerja lewat sistem
pernapasan.
3. Racun Lambung
Jenis pestisida yang membunuh serangga sasaran jika termakan serta masuk ke dalam
organ pencernaannya.
4. Racun Sistemik
Cara kerja seperti ini dapat memiliki oleh insektisida, fungisida dan herbisida. Racun
sistemik setelah disemprotkan atau ditebarkan pada bagian tanaman akan terserap ke
dalam jaringan tanaman melalui akar atau daun, sehingga dapat membunuh hama
yang berada di dalam jaringan tanaman seperti jamur dan bakteri. Pada insektisida
sistemik, serangga akan mati setelah memakan atau menghisap cairan tanaman yang
telah disemprot.
5. Racun Metabolisme
Pestisida ini membunuh serangga dengan mengintervensi proses metabolismenya.
6. Racun Protoplasma
Ini akan mengganggu fungsi sel karena protoplasma sel menjadi rusak.
1.2. Pengaruh Pestisida bagi Kesehatan
Beberapa ilmuwan masih menoleransi kadar pestisida dalam makanan dengan
mengatakan bahwa dalam jumlah kecil efeknya tidak akan terlalu signifikan bagi
tubuh. Namun ilmuwan lainnya ada yang bersikeras bahwa dalam dosis yang sangat
kecil pun pestisida bisa menimbulkan masalah kesehatan. Efeknya bisa saja muncul
beberapa puluh tahun berikutnya.
Seperti dilansir Rodale, Senin (13/8/2012), ada 7 penyakit berbahaya yang
diakibatkan oleh pestisida:
a. Diabetes
5
Sejak bertahun-tahun yang lalu, para ilmuwan telah melihat hubungan antara
pestisida dan diabetes. Sebuah penelitian tahun 2011 yang diterbitkan jurnal diabetes
care menemukan bahwa orang yang mengalami kelebihan berat badan dan di
tubuhnya terdapat pestisida organoklorin berisiko tinggi terkena diabetes tipe 2.
Untuk mencegah diabetes, pilihlah produk makanan organik tanpa pestisida. Hindari
menggunakan penyegar udara kimia dan produk-produk artifisial yang beraroma
sebab dapat memicu diabetes tipe 2.
Kanker
Lebih dari 260 pestisida terbukti berkaitan dengan berbagai jenis kanker seperti
limfoma, leukemia, sarkoma jaringan lunak, kanker otak, kanker payudara, kanker
prostat, kanker tulang, kanker kandung kemih, kanker tiroid, kanker usus, kanker
hati, dan kanker paru-paru.
Autisme dan Gangguan Perkembangan Lainnya
Para peneliti terkemuka di dunia percaya bahwa autisme disebabkan oleh perpaduan
antara gen dan polutan yang yang masuk ketika ibu hamil. Kebanyakan insektisida
membunuh hama dengan cara mengganggu fungsi sarafnya. Mekanisme yang sama
tampaknya bisa terjadi pada janin yang terpapar insektisida.
Sebuah penelitian tahun 2010 yang dilakukan Harvard University menemukan bahwa
anak-anak yang di dalam urinnya terkandung pestisida organofosfat jauh lebih
mungkin mengalami ADHD atau ganguan pemusatan perhatian dan hiperaktif
dibanding anak-anak yang urinnya tidak tercemar pestisida.
Obesitas
Beberapa jenis pestisida berfungsi sebagai pengganggu hormon. Artinya, pestisida
bertindak seperti hormon palsu dalam tubuh. Hormon ini memblokir jalur komunikasi
hormon yang penting bagi tubuh atau mengganggu kemampuan tubuh untuk
mengatur pengeluaran hormon yang sehat.
6
Penelitian tahun 2012 yang dimuat jurnal Environmental Health
Perspectivesmenemukan bahwa ada lebih dari 50 pestisida yang diklasifikasikan
sebagai pengganggu hormon. Beberapa di antaranya dapat memicu sindrom
metabolik dan obesitas apabila terakumulasi dalam sel-sel.
Penyakit Parkinson
Lebih dari 60 penelitian menunjukkan hubungan antara pestisida dan penyakit
Parkinson. Penyakit ini ditandai dengan gerakan gemetar yang tidak dapat
dikendalikan. Ternyata penyakit ini sangat berkaitan dengan paparan bahan
pembunuh hama dan gulma untuk jangka waktu yang panjang.
Kemandulan
Pestisida dapat mengganggu kesuburan. Salah satunya adalah atrazin, pembunuh
gulma yang banyak digunakan di pertanian tebu dan ternyata terdeteksi dalam air
keran. Dokter dan ilmuwan menunjukkan bukti bahwa atrazin meningkatkan risiko
keguguran dan kemandulan.
Pestisida jenis lain juga dapat menurunkan kadar testosteron pria. Sebuah penelitian
tahun 2006 menemukan bahwa klorpirifos, zat kimia yang digunakan dalam apel
nonorganik dan pertanian lada serta carbaryl, pestisida yang banyak digunakan pada
tanaman stroberi, dapat menurunkan kadar testosteron.
Bayi Lahir Cacat
Bayi yang dikandung selama musim semi dan musim panas, yaitu ketika penggunaan
pestisida dalam produk makanan sangat marak, ternyata berisiko paling tinggi
mengalami cacat lahir. Pada bulan-bulan ini, kadar pestisida di permukaan air
ditemukan paling tinggi. Selain itu, penyakit spina bifida, bibir sumbing, kaki
pengkor dan sindrom Down juga bisa diakibatkan karena ibu hamil terpapar pestisida.
1.3. Profil Umum Pabrik Pembuatan Pestisida
1.3.1. Sejarah Perusahaan
7
PT. SC Johnson Manufacturing Medan sebelumnya bernama PT. Inti
Kimiatama Perkasa. Berdiri sejak 10 November 1997 dengan nama perusahaan PT.
Inti Kimiatama Perkasa, awalnya perusahaan ini berkantor di Jl. Iskandar Muda,
Medan. Perusahaan ini bekerjasama dengan perusahaan lain untuk melakukan
aktivitas produksi bermerek Baygon dan Mostfly melalui kerjasama dengan salah
satu perusahaan yang juga menghasilkan anti nyamuk bakar yaitu PT. Singapore
Lion. PT. Inti Kimiatama Perkasa merupakan salah satu anak perusahaan Bayer
Company sehingga produk yang dihasilkan dibawah pengawasan Bayer Co. Selain
itu, produk Mostfly yang juga dibeli perusahaan ini dari PT. Singapore Lion memiliki
lisensi bayer Co.
Permintaan pasar yang semakin meningkat terhadap anti nyamuk bakar
Baygon, mengakibatkan PT. Inti Kimiatama Perkasa melakukan kerjasama dalam
memproduksi anti nyamuk bakar. Kerjasama dilakukan dengan PT. Primdoni yang
terletak di Kawasan Industri Mabar untuk beberapa merek yang berbeda. Hasil
produksi dari PT. Primdoni disimpan di gudang yang terletak di kawasan Tanjung
Morawa sebelum akhirnya didistribusikan.
Aktivitas produksi dari PT. Primdoni yang semakin menurun membuat PT.
Inti Kimiatama Perkasa membeli gudang milik PT. Primdoni. PT. Inti Kimiatama
Perkasa mendirikan pabrik dan kantor berdekatan dengan gudang tersebut. Pada akhir
tahun 2000, PT. Primdoni mengalami kebangkrutan dan seluruh aset perusahaan
berupa mesin dan peralatan produksi akhirnya dijual kepada PT. Inti Kimiatama
Perkasa. Kantor PT. Inti Kimiatama Perkasa yang berada di Jl. Iskandar Muda
dipindahkan ke lokasi baru di Kawasan Industri Medan Star, Tanjung Morawa,
Medan.
Berdasarkan surat keputusan Departemen Kesehatan RI No. 30701300185
PKD dan No. Pendaftaran RI 1294/I-2002/T PT. Inti Kimiatama Perkasa resmi
memproduksi anti nyamuk bakar Baygon dan Mostfly dibawah pengawasan Bayer
Company, Jerman. Sistem kerjasama dengan perusahaan lain tetap dilakukan jika
permintaan pasar meningkat melebihi kapasitas perusahaan ini.
8
Ada beberapa anak perusahaan Bayer Company, yaitu perusahaan yang ada di
Pulo Gadung PT. Johnson Home Higiene Product (JHHP) yang memproduksi anti
nyamuk Baygon cair dan Bayfresh. PT. Walet Kencana Perkasa yang berkedudukan
di Surabaya memproduksi Bayclean, Autan dan Baygon bakar. PT. Inti Kimiatama
Perkasa yang berkedudukan di Medan hanya memproduksi anti nyamuk bakar
Baygon dan Mostfly. Sistem distribusi yang dilakukan adalah distribusi tunggal untuk
semua produk Bayer Company di Indonesia. Perusahaan yang menjadi distributor
tunggal adalah PT. Ultramos Jaya. Bayer Company memposisikan diri di bidang
farmasi dan insektisida yang bersifat Costumer Care.
Masa peralihan pun terjadi pada akhir tahun 2002 dari Bayer Company ke SC
Johnson pada PT. Inti Kimiatama Perkasa. PT. Inti Kimiatama Perkasa mulai beralih
ke SC. Johnson, Amerika Serikat. SC. Johnson dalam memproduksi juga
mendekatkan diri pada sistem CC (Costumer Care). Hampir 70 negara dikuasai oleh
SC. Johnson baik di benua Amerika maupun Eropa. SC. Johnson sedang
meningkatkan market share-nya di Asia termasuk Indonesia. Ada berbagai jenis
produk Costumer Care telah diproduksi oleh SC. Johnson dan permintaan terhadap
produk Costumer Care milik SC. Johnson sangat tinggi. Hal ini terbukti dengan
banyaknya produk SC. Johnson di pasar.
Selama enam bulan, PT. Inti Kimiatama Perkasa mengalami masa transisi
oleh SC. Johnson sebelum akhirnya benar-benar dikendalikan oleh SC. Johnson. Pada
pertengahan Juni 2003 PT. Inti Kimiatama Perkasa resmi dipegang oleh SC. Johnson.
Pada tanggal 5 maret 2010 PT. Inti Kimiatama Perkasa berganti nama menjadi PT.
SC Johnson Manufacturing Medan (PT SCJMM). Ini dilakukan melalui akte notaris
berdasarkan persetujuan dari dewan direksi komisaris pemegang saham.
1.3.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
PT SCJMM merupakan industri yang bergerak pada pembuatan anti nyamuk.
Perusahaan ini hanya memproduksi anti nyamuk bakar yang bermerek Baygon, Fuyi,
dan Raid dimana ketiganya berada dibawah lisensi SC. Johnson.
1.3.3. Lokasi Perusahaan
9
PT SCJMM berlokasi di Kompleks Kawasan Industri Medan Star, Jl. Pelita
Raya 1 Km 19,2 Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara.
Adapun batas-batas lokasi perusahaan ini:
Sebelah Utara : PT. Scorpion
Sebelah Timur : PT. Smart Glove
Sebelah Selatan : PT. Group Tempo
Sebelah Barat : Ruko
1.3.4. Daerah Pemasaran
Daerah pemasaran PT SCJMM yang utama adalah ekspor dan domestik.
Hampir 80% produk obat nyamuk bakar diekspor dan sisanya untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri. Kebutuhan dalam negeri yang dipenuhi biasanya untuk
daerah pulau Sumatera dengan merek Baygon.
1.3.5. Struktur Organisasi Perusahaan
Dalam kegiatan operasionalnya, PT SCJMM dikepalai oleh seorang Plant
Manager yang membawahi beberapa departemen. Dalam melaksanakan kegiatan
perusahaan, setiap departemen memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing.
Dengan demikian ada suatu kejelasan arah dan koordinasi untuk mencapai tujuan
perusahaan. Plant Manager dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
dibantu oleh enam manager, yaitu production manager, quality control manager,
maintenance manager, logistic manager, human resource manager, safety health
environment manager,
Selain keenam manager tersebut, plant manager juga dibantu oleh divisi-divisi
seperti purchasing, IT/BPT, lean architech, PPIC, plant data coordinator, cost
analyst dan Executive Assistant. Masing-masing bagian tersebut merupakan
nondepartemen yang tidak dikepalai oleh seorang manager, tetapi
pertanggungjawabannya langsung kepada plant manager. Secara umum, plant
manager akan bertanggung jawab penuh terhadap semua kegiatan di PT SCJMM, dan
semua kegiatan tersebut akan dipertanggungjawabkan kepada Director Manager
yang ada di Jakarta. Adapun gambar struktur organisasi ini digambarkan pada
Gambar 2.1.
10
1.3.6. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab
Organisasi yang baik adalah organisasi yang jelas dan teratur sehingga dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya setiap pemangku jabatan memiliki
ganbaran dan batasan tugas dan tanggung jawab. Adapun uraian tugas dan tanggung
jawab di PT SCJMM adalah sebagai berikut:
1. Plant Manager
Bertugas untuk memimpin dan mengendalikan semua kegiatan produksi yaitu
merencanakan, mengatur, mengkoordinasikan dan mengendalikan seluruh sumber
daya tersedia sehingga target perusahaan tercapai.
2. Executive Asistant
Bertugas untuk membantu Plant Manager dalam menyusun agenda kegiatan Plant
Manager, mengadministrasikan setiap rapat-rapat, menyiapkan berkas-berkas atau
11
membantu apa yang dibutuhkan oleh Plant Manager sehingga pekerjaan Plant
Manager berjalan dengan lancar.
3. Cost Analisyst
Bertugas untuk melakukan analisa seluruh variable biaya, memberikan masukan
terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan dengan tujuan akhir adalah penghematan
biaya tercapai dan biaya produksi dapat dikendalikan dengan baik.
4. Human Resource Manager
Bertugas untuk menyediakan sumber daya manusia yang tepat sesuai kebutuhan
perusahaan, mengelola sistem penilaian kinerja karyawan, bertanggung jawab
terhadap peningkatan kompetensi karyawan melalui pelatihan yang tepat. Bagian ini
juga mengelola hubungan dengan serikat pekerja dan pemerintah yang terkait. Tugas
administrasi yaitu mengeluarkan surat pengangkatan dan pemberhentian, mengatur
absensi, cuti karyawan, administrasi lembur karyawan, serta mengatur semua keluar
masuknya surat perusahaan dan lain-lain. Bagian Human Resource Development
(HRD) langsung berhubungan dengan HRD kantor pusat di Jakarta.
5. Production Manager
Bertugas untuk merencanakan produksi serta mengkoordinasikan dan mengawasi
jalannya produksi sesuai dengan jadwal produksi yang telah ditetapkan.
6. Maintenance Manager
Bertugas untuk memimpin, merencanakan serta mengkoordinasikan kegiatan
pelaksanaan pemeliharaan/perawatan, perbaikan mesin dan mengatur semua
kebutuhan peralatan termasuk spare part mesin yang dibutuhkan dalam proses
produksi sehingga tidak mengganggu jalanya proses produksi.
7. Quality Control Manager
Bertugas untuk merencanakan, memimpin dan mengkoordinasikan standar kualitas
produk yang dihasilkan, menentukan produk yang sesuai dengan spesifikasi yang
telah ditentukan, bertanggung jawab atas analisa dan keputusan untuk menerima atau
menolak produk. Dalam menjalankan bertugas untuk, quality control manager
dibantu oleh supervisor dan analyzer yang bertugas untuk di laboratorium untuk
melaksanakan pengujian yang bersifat fisik dan kimiawi.
12
8. Logistic Manager
Bertugas untuk melaksanakan pengawasan terhadap persediaan bahan baku maupun
produk jadi, merencanakan persediaan terhadap bahan baku, menerima dan
menyimpan bahan baku, dan mengatur keluarnya barang jadi yang ada di gudang,
serta mengawasi dan mengatur keberadaan bahan-bahan yang ada di gudang.
9. SHE & General Service Manager
Bertugas untuk merencanakan dan melaksanakan program keselamatan dan kesehatan
kerja (Safety Health and Environment) dalam rangka melindungi setiap karyawan dan
siapa saja yang terlibat langsung pada kegiatan perusahaan untuk mencegah
terjadinya kecelakaan kerja dengan visi zero accident. Menjadikan proses produksi
aman bagi lingkungan dengan visi go green. Merencanakan penyediaan transportasi
karyawan, kantin karyawan, poliklinik di lokasi pabrik, kebersihan taman dan gedung
serta keamanan asset perusahaan.
10. Plant Data Coordinator
Bertugas untuk mengontrol dan mengkoordinir data-data yang berkaitan dengan
operasional produksi pabrik dan data entry system SAP.
11. Bussiness Process & Technology Specialist (BPT / IT Specialist)
Bertugas untuk menyediakan sistem teknologi informasi diperusahaan sesuai dengan
kebutuhan.
12. Purchasing Supervisor
Bertugas untuk melakukan pembelian barang dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan
operasional perusahaan, mulai dari bahan baku, spareparts mesin, ATK, dan jasa-jasa
dari pihak ketiga.
1.3.7. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja
1.3.7.1. Jumlah Tenaga Kerja
Sesuai dengan kegiatan operasional perusahaan dan peraturan yang berlaku,
terdapat dua kelompok karyawan di PT. SC Johson Manufacturing Medan yaitu
karyawan tetap dan karyawan kontrak. Karyawan tetap adalah karyawan yang
diangkat oleh perusahaan, sehingga mereka menerima gaji bulanan dan fasilitas-
13
fasilitas lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sedangkan karyawan kontrak
yaitu karyawan yang memakai sistem kontrak baik langsung maupun melalui jasa
penyediaan tenaga kerja.
Secara keseluruhan jumlah tenaga kerja tetap di PT. SC Johnson
Manufacturing dapat dilihat pada Tabel 2.1. berikut ini, sedangkan untuk jumlah
keseluruhan jika digabungkan dengan jumlah karyawan kontrak hampir mencapai
1200 orang.
1.3.7.2. Jam
Kerja
Ketentuan jam kerja
pada PT. SCJMM terbagi atas:
a. Karyawan Bagian Kantor
Hari kerja karyawan bagian kantor adalah hari Senin sampai Jumat yang terdiri dari
satu shift kerja. Jadwal jam kerja dapat dilihat dalam Tabel 2.2.
14
b. Karyawan Bagian Pabrik
Hari kerja karyawan pabrik adalah hari Senin sampai Minggu yang terdiri dari tiga
shift kerja. Jadwal shift kerja pertama dapat dilihat dalam Tabel 2.3.
Tabel 2.3. Jadwal Kerja Aktif Karyawan Pabrik Shift Pertama
Jam kerja karyawan pabrik shift kedua dapat dilihat dalam table 2.4.
Jam kerja karyawan pabrik shift kedua dapat dilihat dalam table 2.4.
15
Perusahaan juga menerapkan hak cuti bagi karyawan agar terdapat
keseimbangan antara bekerja dengan kebutuhan istirahat bersama keluarga karyawan.
Adapun hak cuti yang diberikan kepada karyawan adalah sebagai berikut :
a. Karyawan dengan masa kerja lebih dari 1 tahun dan diatas 3 tahun
Bagi karyawan dengan masa kerja lebih dari 1 tahun diberikan izin sebanyak 12 hari,
sedangkan masa kerja diatas 3 tahun diberikan hak cuti 18 hari kerja. Khusus bagi
karyawan yang bekerja shift mendapat tambahan 2 hari hak cuti.
b. Karyawan dengan masa kerja kurang dari 1 tahun
Bagi karyawan dengan masa kerja kurang dari 1 tahun, maka diberikan hak cutinya
secara prorate.
1.3.8. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya
Sistem pengupahan yang diberlakukan pada PT. SCJMM didasarkan pada prinsip 3
P, yaitu pay for performance, pay for position dan pay for person. Sistem pengupahan
ini diharapkan akan memotivasi karyawan untuk selalu meningkatkan keahlian
dibidangnya dan kinerjanya setiap saat, karena perusahaan akan memberikan
kompensasi yang lebih baik bagi karyawan yang berkinerja lebih baik.
Fasilitas-fasilitas yang diberikan perusahaan kepada karyawan atau pegawai adalah
sebagai berikut:
a. Upah lembur, yaitu upah yang diberikan untuk karyawan yang bekerja melebihi
jam kerja perusahaan yang telah ditentukan. Upah lembur per jam diberikan minimal
sebesar 2 kali upah pokok per jam.
b. Bonus Akhir Tahun) diberikan setahun sekali setiap bulan Desember.
c. Tunjangan Hari Raya (THR), yaitu tambahan minimal satu bulan gaji karyawan
yang mempunyai masa kerja lebih dari satu tahun.
d. Program Jamsostek : Jaminan Hari Tua, Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan
Kematian.
e. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Mandiri, yaitu diselenggarakan sendiri oleh
perusahaan melalui kerja sama dengan provider rumah sakit.
f. Dana Pensiun.
16
g. Pembagian keuntungan (profit sharing) dibagikan berdasarkan keuntungan
diperoleh sebanyak 2 kali setiap tahun.
h. Koperasi karyawan
i. Fasilitas sosial lainnya : family gathering day, peringatan hari besar keagamaan,
dan olah raga.
1.4. Proses Produksi
Proses produksi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dari untuk mengubah
atau memberikan nilai tambah pada suatu barang atau jasa dengan berbagai perlakuan
seperti penggunaan sumber daya (bahan baku, mesin-mesin, peralatan, energi, dan
lain-lain). Adapun tentang spesifikasi mesin yang digunakan dalam proses produksi
dapat dilihat dalam Tabel 2.6.
1.4.1. Standar Mutu Bahan/ Produk
Bahan baku utama yang digunakan dalam bentuk tepung harus halus artinya tidak ada
kontur benda kasar didalamnya. Sementara untuk bahan baku cairan dinilai
berdasarkan spesifikasi tertulis dengan aktual. Untuk bahan penolong seperti
pembungkus plastik dan karton diuji sesuai spesifikasi atau tidak dengan acceptance
sampling. Untuk produk jadi, ada tiga jenis yang diproduksi yakni standar, lavender,
dan DBD. Ketiga jenis ini berlaku untuk merek Fuyi, Raid dan Baygon. Ukuran anti
nyamuk bakar ada jumbo (28,5 gr - 32,5 gr) dan standard (23,5 gr -26,5 gr). Standar
kadar air harus ≤10% dan secara umum kadar aktif Transfultrin 0,03%.
1.4.2. Bahan yang Digunakan
Terdapat tiga jenis bahan yang digunakan dalam proses produksi yaitu : bahan
baku, penolong dan tambahan. Berikut dijelaskan bahn-bahan yang digunakan dalam
proses produksi perusahaan:
1.4.2.1. Bahan Baku
Merupakan bahan utama yang digunakan untuk menghasilkan produk jadi anti
nyamuk bakar. Bahan baku yang digunakan antara lain :
1. Tepung Batok (Coconut Powder)
17
Terbuat dari batok kelapa. Fungsinya adalah sebagai media rambat bara api dan
memperlicin permukaan double anti nyamuk bakar.
2. Tepung Kayu (Wood Powder)
Terbuat dari hasil penggilingan kayu jati. Fungsinya adalah mempercepat daya bakar
anti nyamuk.
3. Tepung Lengket (Glue Powder)
Terbuat dari penggilingan kayu medang. Berfungsi sebagai pelengket adonan anti
nyamuk.
4. Ampas Tepung Kanji (Starch Powder/ tepung onggok)
Terbuat dari ubi kayu jenis kanji. Berfungsi sebagai media perekat dan mengikat
adonan-adonan lainnya.
1.4.2.2. Bahan Penolong
Bahan penolong merupakan bahan yang digunakan untuk memperlancar
proses produksi. Bahan penolong yang digunakan dalam proses pembuatan anti
nyamuk bakar adalah air. Adapun yang menjadi fungsi air dalam proses produksi anti
nyamuk antara lain :
1. Mencampur bahan-bahan kimia dalam proses formulasi.
2. Memasak tepung onggok.
3. Media yang digunakan di bagian extruder untuk lembaran adonan.
4. Media yang digunakan untuk memanaskan double anti nyamuk bakar di dalam
oven.
1.4.2.3. .Bahan Tambahan
Merupakan bahan yang digunakan dalam proses produksi untuk meningkatkan mutu
dan kualitas produk. Berikut bahan tambahan yang digunakan :
1. Transfutrin
Transfutrin digunakan dalam bentuk premix yang merupakan zat racun. Terdapat dua
jenis transfutrin yang digunakan yaitu dialatrin dan someone. Pada obat nyamuk
bakar, ini menjadi komponen penting untuk mengusir dan membunuh serangga.
Kadar transfutrin secara rata-rata pada obat nyamuk bakar berkisar ±0,03%.
2. Sodium Benzoat (NaC6H5)
18
Sodium Benzoat merupakan zat pengawet pada anti nyamuk bakar, yang bertujuan
agar anti nyamuk dapat bertahan lama dan terhindar dari jamur.
3. Pewarna
Pewarna yang digunakan adalah Malachet yang juga dapat digunakan sebagai
pewarna pakaian.
4. Parfum
Parfum digunakan untuk memberikan bau khas dari anti nyamuk bakar dan bahan
yang digunakan adalah redmix.
5. Potasium Nitrat
Merupakan salah satu bahan campuran dalam anti nyamuk bakar yang berpengaruh
pada daya api.
6. Plastik Film (Plastik Pembungkus)
Merupakan bahan yang berfungsi sebagai plastik pembungkus 1 set anti nyamuk
bakar.
7. Holder
Merupakan bahan yang berfungsi sebagai penyangga anti nyamuk oleh konsumen. Ini
terbuat dari lempengan logam yang tipis.
8. Folding Box (Doos)
Merupakan bahan kotak yang berfungsi untuk mengepak double anti nyamuk bakar
yang sudah dibungkus dengan plastik film.
9. Master Box (Karton)
Merupakan kotak besar untuk membungkus doos anti nyamuk yang sudah dikemas.
Selain untuk membungkus juga untuk menjaga agar produk tidak rusak sekalipun
terbentur. Folding box yang digunakan tiga layer dan lima layer.
10. Seal Tape
Merupakan bahan yang berfungsi sebagai perekat pada karton/ master box.
1.4.3. Uraian Proses Produksi
Berikut uraian proses produksi yang dilakukan untuk menghasilkan anti nyamuk
bakar :
1. Bagian formulasi dan mixing
19
Di bagian formulasi, bahan-bahan kimia yang dibutuhkan dicampur untuk
menghasilkan anti nyamuk bakar tergantung dengan jenis anti nyamuk yang ingin
diproduksi. Satu kali formulasi digunakan untuk kebutuhan 18 batch. Hasil
pencampuran kemudian dicampurkan kembali dengan beberapa tepung sehingga
menghasilkan adonan yang siap untuk dicetak di bagian stamping.
2. Bagian Stamping
Di bagian stamping, adonan dicetak menggunakan crusher machine sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditentukan. Karyawan penyortir yang bertugas untuk di bagian
ini bertanggungjawab untuk menginspeksi produk yang dihasilkan dan memastikan
tidak ada produk cacat yang masuk ke oven. Produk yang tidak sesuai dengan
spesifikasi akan langsung diolah ulang dengan memasukkannya kembali ke crusher
machine.
Selanjutnya dilakukan penimbangan berat anti nyamuk bakar dimana toleransi berat
antara 41-43 gram untuk ukuran standar dan 52-54 gram untuk ukuran jumbo, dengan
kadar air ±45. Lalu, anti nyamuk bakar dibawa ke oven untuk melalui tahapan
selanjutnya.
3. Bagian Drying
Hasil cetakan dari bagian stamping kemudian dikeringkan dalam oven di bagian
drying. Tujuannya adalah untuk mengurangi kadar air dalam anti nyamuk bakar
sampai 6%-9% dengan temperatur 80 C - 85 C. ⁰ ⁰
Anti nyamuk yang sudah dikeringkan kemudian diuji kualitasnya berupa warna,
bentuk, dimensi, kadar air, ketebalan, kelenturan dan kekerasan.
4. Departemen Finishing
Bagian finishing terbagi atas dua bagian yaitu bagian wrapping dan bagian
packaging.
a. Bagian wrapping
Di bagian ini, anti nyamuk yang sudah jadi dikemas dalam sebuah kotak kecil yang
sudah diberikan merk produk.
20
b. Bagian Packaging
Anti nyamuk bakar yang sudah dibungkus, dikemas secara manual ke dalam kotak-
kotak kemasan yang disebut folding box. Kemudian dimuat ke dalam master box dan
akhirnya dikirim ke bagian penyimpanan.
1.4.4. Mesin dan Peralatan
1.4.4.1. Mesin Produksi
Dalam menjalankan proses produksinya, perusahaan menggunakan beberapa mesin.
Tabel 2.6. menampilkan mesin-mesin yang digunakan beserta spesifikasinya
1.4.4.2. Peralatan (Equipment)
Adapun peralatan yang digunakan oleh perusahaan dalam proses produksinya antara
lain sebagai berikut :
1. Trolley
Digunakan untuk mengangkut bahan adonan dari bagian mixing ke bagian stamping.
2. Hand pallet
Digunakan untuk memindahkan bahan baku dari gudang bahan baku ke produksi dan
untuk memindahkan produk jadi dari bagian produksi ke gudang produk jadi.
3. Forklift
Digunakan untuk mengangkut produk-produk jadi.
1.4.4.3. Utilitas
21
Untuk memaksimalkan proses produksi maka dibutuhkan utilitas perusahaan. Berikut
utilitas yang digunakan perusahaan :
1. Arus listrik
Sumber arus listrik utama yang digunakan di perusahaan adalah PLN (Perusahaan
Listrik Negara) dengan kapasitas terpasang 240 KVA. Untuk antisipasi terjadinya
mati listrik maka digunakan pula generator pembangkit listrik tenaga diesel sebanyak
dua unit dengan kapasitas 700 KVA dan 175 KVA.
2. Boiler
Digunakan untuk menghasilkan uap panas bagi oven pengering produk anti nyamuk
di bagian drying. Terdapat dua boiler di perusahaan ini. Satu diantaranya boiler utama
berjenis Palm Shell Boiler 4500KW dengan bahan bakar cangkang sawit sedangkan
boiler lain berjenis boiler diesel dengan kapasitas 213,792 liter/jam berfungsi sebagai
antisipasi jika boiler utama rusak.
1.4.4.4. Safety &Fire Protection
Dalam operasinya, perusahaan sangat mengutamakan kesehatan dan
keselamatan kerja. Perusahaan menyediakan beberapa fasilitas safety salah satunya
alat pelindung diri (APD) baik untuk karyawan maupun kepada tamu yang
berkunjung. Beberapa jenis APD yang digunakan di dalam perusahaan antara lain :
masker, ear plug, sepatu boot, kacamata dan lain-lain. Peralatan APD wajib
digunakan pada saat kita berada di lantai produksi pabrik. Di sisi lain, jika terjadi
bencana seperti gempa bumi dan lain-lain, semua karyawan diarahkan untuk
berkumpul di titik aman yaitu lapangan sepak bola.
Fire production merupakan tindakan pencegahan dan penanggulangan yang
dilakukan perusahaan terhadap bencana kebakaran. Sistem fire protection di
perusahaan ini menggunakan racun api yang ditempatkan di semua titik perusahaan
yang rawan kebakaran.
1.4.4.5. Waste Treatment
Sistem pengolahan limbah di PT SCJMM adalah limbah produksi yang
berasal dari pencucian peralatan produksi dan lantai pabrik dialirkan ke dalam sebuah
bak yang didalamnya berisi tawas. Tawas berfungsi untuk mengendapkan kotoran-
22
kotoran dalam limbah yang berbentuk padatan ringan. Setelah itu, dilanjutkan dengan
mengalirkan limbah ke dalam bak lain dan kemudian disaring dengan ijuk, pasir,
batu, dan kerikil sampai sisa kotoran padatan diendapkan. Kemudian diberikan
oksigen dan pada akhirnya dialirkan ke perairan umum.
1.4.5. Teknologi
Teknologi yang digunakan dalam PT. SCJMM masih semi otomatis. Indikatornya
adalah masih ada beberapa mesin yang dioperasikan secara manual oleh karyawan
yang bertanggungjawab.
1.5. Departemen dalam Pabrik Pembuatan Pestisida
NO Departemen Jumlah
1 Engineering and
Maintenance
52
2 Production 271
3 Logistic 12
4 Quality Control and
Analyst
22
5 Safety Health and
Environment
5
6 Plant Management 6
7 General Service 11
8 HRD 2
9 TDS 1
10 Planning 1
11 Product Costing 1
12 Lean Project 4
Total 388
23
1.6. HazOps pada Unit Produksi
Uraian Proses Produksi
Berikut uraian proses produksi yang dilakukanuntukmenghasilkan anti nyamuk bakar
:
1. Proses formulasi dan mixing
Di bagian formulasi, bahan-bahan kimia yang dibutuhkan dicampur untuk
menghasilkan anti nyamuk bakar tergantung dengan jenis anti nyamuk yang ingin
diproduksi. Satu kali formulasi digunakan untuk kebutuhan 18 batch. Hasil
pencampuran kemudian dicampurkan kembali dengan beberapa tepung sehingga
menghasilkan adonan yang siap untuk dicetak di bagian stamping.
,Penghancur crusher sendiri ada beberapa part atau bagian, yaitu primer,
sekunder, dan tersier. Cara kerjanya yaitu material dimasukkan kedalam mesin
crusher sekunder untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Lalu jika hasil crusher
sekunder belum memenuhi spesifikasi yang diinginkan dan ditetapan sebelumnya,
maka bahan kembali di alat crusher tersier dan dipisahkan hasilnya melalui screen
sesuai dengan ukuran material yang kita inginkan.
Nama mesin : mixer machine ( mixer tepung)
Fungsi : Mengaduk/ mencampur seluruh bahan baku dan tambahan
Daya tampung : ± 980 Kg
Power : 40 HP/50,60 Hz/ 380 V/ 3 Phase/ 1500 rpm
Deviasi Penyebab Akibat Safeguards Tindakan
No flow Mesin rusak,
ada
sumbatan,
pelumas
kering.
Proses tidak
terjadi.
None Pengecekan
mesin.
Pemberian
pelumas
secara berkala
24
Less speed Bahan baku
tidak sesuai
Adonan None Alarm
berbunyi
More
temperature
Tekanan
tinggi
Reactor
meledak,
merusak
katalis
Plant
shutdown
Memasang
alarm
pengatur suhu
More Speed Pelumas
terlalu
banyak.
Ada bagian
mesin yang
rusak.
Debu dari
Bahan baku
keluar.
Dust catridge
dan filter
Mengecek
badan mesin.
Pekerja
memakai
masker
Nama : Mesin Crusher
25
Fungsi : Menghancurkan adonan untuk dapat masuk ke konveyor
Berat : 200 Kg
Jumlah: 15 Unit
Satuan : 3 HP/50, 60 Hz/ 380 V/ 3 Phase/ 1500 rpm
26
No. Deviation Causes / Penyebab Consequences
/ Akibat
Safeguards
/
Pengamana
n
Action/ Tindakan
1. Less Pressure - Kurangnya
pelumas
- Ada sumbatan
- Kekurangan
bahan bakar
- Dinamo rusak
- Korosi
- Produksi
tidak
maksimal
- Proses
produksi
lambat
- Mesin
mati
None - Pengecekan
alat secara
berkala
- Penggantian
bagian mesin
yang rusak.
2. More Speed - Kekurangan
bahan
baku/adonan.
- Bagian Mesin
ada yang rusak
- Ada
percikan
api
Alarm - Penambahan
bahan baku.
- Pengecekan
mesin
3. No flow - Pipa pecah
- Pipa tersumbat
- Exhaust-Valve
macet/ rusak
- Mesin
mati
- Udara
pestisida
keluar
None - Pengecekan
- Penggunaan
masker dan
masker babi
pada sefty
4. More temperatur Mesin beroprasi
terlalu lama
Cairan coolen habis
atau tidak mengalir
Penutup cairan coolen
- Mesin
meledak
- Mesin
Mati
Alarm
Pendingin
cadangan
beroprasi
otomatis
Pemberian cairan
coolen
Mengistirahtkan
mesin
27
tidak tertutup rapat
5. Other than
composition
- Kelalaian
pekerja
- Mesin
meledak
None - Pekerja tidak
membawa
barang
apapun.
- Barang
elektronik
disimpan
diruangan
lain.
6. Reverse - Piston macet
- Katup rusak
Proses tersendat Mesin
berhenti
secara
otomatis
- Pergantian
katup
- Pergantian
piston dan
beri pelumas
28
2. Proses Stamping
Di bagian stamping, adonan dicetak sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditentukan. Karyawan penyortir yang bertugas untuk di bagian ini bertanggungjawab
untuk meng inspeksi produk yang dihasilkan dan memastikan tidak ada produk cacat
yang masuk ke oven. Produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi akan langsung
diolahulang dengan memasukkannya kembali ke mesin.
Selanjutnya dilakukan penimbangan berat anti nyamuk bakar dimana toleransi
berat antara 41-43 gram untuk ukuran standar dan 52-54 gram untukukuran jumbo,
dengan kadar air ±45. Lalu, anti nyamuk bakar dibawa ke oven untuk melalui tahapan
selanjutnya.
Mesin Extruder
Nama Mesin : extruder machine
Fungsi : Membentuk adonan menjadi lembaran atau lempengan
Power : 20 HP/50,60 Hz/ 380 V/ 3 Phase/ 1460 rpm
No. Deviation Causes / Penyebab Consequences
/ Akibat
Safeguards
/
Action/ Tindakan
29
Pengamana
n
1 Lees pressure - Kurang nya
pelumas
- Adonan
tidak
tercetak
menjadi
lembaran
yang
sempurna.
None - Pemberian
Pelumas
2 Lees composition - Kurang air - Adonan
tidak bisa
dicetak
- Produksi
terhenti
None - Pengukuran
takaran
bahan bahan
dengan tepat
3 More temperature - Bagian mesin
terdapat
kerusakan.
- Mesin
dapat
meledak
Pendingin - Penggantian
bagian mesin
dan
pendingin
secara
berkala.
3. Proses Drying
30
Hasil cetakan dari bagian stamping kemudian dikeringkan dalam oven di
bagian drying. Tujuannya adalah untuk mengurangi kadar air dalam anti nyamuk
bakarsampai 6%-9% dengan temperatur 80⁰C - 85⁰C.
Anti nyamuk yang sudah dikeringkan kemudian diuji kualitasnya berupa
warna, bentuk, dimensi, kadar air, ketebalan, kelenturan dan kekerasan.
Nama Mesin : Oven
Fungsi : Memanaskan Double coil Anti nyamuk bakar untuk menurunkan kadar
Air
Daya Tampung : 9660 DC/ jam
Deviasi Penyebab Akibat Pengamanan Tindakan
1 More temperatur - Pekerja
tidak
mendengar
alarm timer
- Mesin timer
rusak
- Mesin
pemanas
rusak
- Thermo
control
- Mesin
meledak
- Mesin
rusak
- Konsletin
g arus
listrik
Alarm - Peletakkan
APAR
didekat
mesin oven
- Tegangan
listrik mati
otomatis
31
rusak
2 Less Voltage Tegangan
listrik
rendah
Pemanasa
n bahan
baku tidak
maksimal
Alarm Penambaha
n daya
tegangan
3 No Flow - Tidak ada
sirkulasi
udara pada
Blower
- Kabel putus
- Keluar
asap dari
sela kaca
pengontrol
- Konsletin
g,
percikan,
kaber
terkelupas
terjadi
kebakaran
- Hidup nya
lampu
indikator
aliran
udara pada
kaca
pengontrol
- Pemadam
an listrik
otomatis,
sekring.
- Suhu/
temperatur
diturunkan
- Pengeceka
n sirkulasi
udara pada
Blower
- Pergantian
kabel.
- Peletakkan
APAR
disekitar
mesin
4. Proses wrapping dan packaging
Di bagian wrapping, anti nyamuk yang sudah jadi dikemas dalam sebuah
kotak kecil yang sudah diberikan merk produk.
Pada proses packaging, anti nyamuk bakar yang sudah dibungkus, dikemas
secara manual kedalam kotak-kotak kemasan yang disebut folding box. Kemudian
dimuat kedalam master box dan akhirnya dikirim kebagian penyimpanan.
32
Nama Mesin : wrapping machine
Fungsi : Mengemas Double coil Anti
nyamukbakar (DC) dengan plastik film
Power : 3 HP / 50,60 Hz/ 220 V/ 1 Phase/
1500 rpm
No Deviation Causes Consequences Safeguards Action
1. Less speed Pengontrol
rusak
Jalan terhambat
Kerusakan
system
kecepatan
Jalannya mesin
lambat
Jumlah produksi
sedikit
None Pengontrol
alarm
2. More speed Pengontrol
rusak
Pelumas terlalu
licin/banyak
Beberapa barang
tak terkemas
karena terlalu
cepat berjalan
None Pengontrol
alarm
Alat pengatur
kecepatan
3. More
temperature
Tekanan suhu
tinggi
Pengontrol suhu
rusak
banyak monomer
plastic termigrasi
ke bahan yang
dikemas
None Alat pengatur
suhu
33
BAB III
PENUTUP
1.7. Kesimpulan
Pestisida adalah semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus yang
digunakan untuk mengendalikan atau mencegah hama dan penyakit tanaman, mengatur dan
atau mensti-mulir pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman (Kementerian Pertanian
Indonesia, 2010).
Bahaya pestisida untuk kesehatan apabila sampai keracunan pestisida diantaranya
ialah Kanker, diabetes, obesitas, bayi lahir cacat, hingga kematian. Dengan berbagai resiko
yang ditimbulkan oleh penggunaan bahan beracun maupun bahaya dari mesin sendiri,
diperlukan pencegahan agar terhindar dari kecelakaan. Dapat dilakukan studi untuk
meramalkan kecelakaan yang dapat timbul akibat operasional proses pada
perusahaan/pabrik. Salah satu study dapat dibuat Hazard Operational Study (HazOps)
1.8. Saran
Diperlukan tinjauan pustaka lebih mendalam guna mendapatkan hasil study
Hazard-Operational yang lebih maksimal.
34
DAFTAR PUSTAKA
Anymous . 2013. Apa itu Pestisida?.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30821/4/Chapter%20II.pdf. Diakses
pada tanggal 14 Juni 2014
Anymous. 2013. Cara Mesin Stone crusher plant pemecah.
http://caramaster.blogspot.com/2013/07/cara-mesin-stone-crusher-plantpemecah.html
Diakses pada tanggal 12 Juni 2014.
Kementerian Pertanian Indonesia. 2010. Pestisida.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/. Diakses pada tanggal 12 Juni 2014.
Harnowo, Agus. 2012. Penyakit Mengerikan akibat Makanan yang Tercemar
Pestisida. http://health.detik.com/read/2012/08/13/175334/1990245/766/2/7-
penyakit-mengerikan-akibat-makanan-yang-tercemar-pestisida. Diakses pada tanggal
12 Juni 2014
Anymous. 2011. Laporan Magang PT Johnsom Manufacturing.Diakses pada
tanggal 8 Juni 2014.
35