273893316 askep tonsilitis

25
LAPORAN PENDAHULUAN TONSILITIS A. KONSEP TEORI 1. PENGERTIAN Tonsilitis merupakan inflamasi atau pembengkakan akut pada tonsil atau amandel ( Reeves, Roux, Lockhart, 2001 ). Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari cincin Waldeyer. Cincin Waldeyer terdiri atas susunan kelenjar limfa yang terdapat di dalam rongga mulut yaitu : tonsil faringeal ( adenoid ), tonsil palatina ( tosil faucial), tonsil lingual ( tosil pangkal lidah ), tonsil tuba Eustachius ( lateral band dinding faring / Gerlach’s tonsil ) ( Soepardi, Effiaty Arsyad,dkk, 2007 ). Tonsilitis akut adalah radang akut yang disebabkan oleh kuman streptococcus beta hemolyticus, streptococcus viridans dan streptococcus pyogenes, dapat juga disebabkan oleh virus (Mansjoer, 2000). Tonsilektomi adalah suatu tindakan pembedahan dengan mengambil atau mengangkat tonsil untuk mencegah infeksi selanjutnya( Shelov, 2004 ). Jadi, dapat disimpulkan bahwa tonsilitis merupakan suatu peradangan pada tonsil yang disebabkan karena bakteri atau virus,prosesnya bisa akut atau kronis.

Upload: rina

Post on 04-Jan-2016

265 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

111

TRANSCRIPT

Page 1: 273893316 Askep Tonsilitis

LAPORAN PENDAHULUAN

TONSILITIS

A. KONSEP TEORI

1. PENGERTIAN

Tonsilitis merupakan inflamasi atau pembengkakan akut pada tonsil atau amandel

( Reeves, Roux, Lockhart, 2001 ).

Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari cincin

Waldeyer. Cincin Waldeyer terdiri atas susunan kelenjar limfa yang terdapat di dalam

rongga mulut yaitu : tonsil faringeal ( adenoid ), tonsil palatina ( tosil faucial), tonsil

lingual ( tosil pangkal lidah ), tonsil tuba Eustachius ( lateral band dinding faring /

Gerlach’s tonsil ) ( Soepardi, Effiaty Arsyad,dkk, 2007 ).

Tonsilitis akut adalah radang akut yang disebabkan oleh kuman streptococcus beta

hemolyticus, streptococcus viridans dan streptococcus pyogenes, dapat juga disebabkan

oleh virus (Mansjoer, 2000).

Tonsilektomi adalah suatu tindakan pembedahan dengan mengambil atau

mengangkat tonsil untuk mencegah infeksi selanjutnya( Shelov, 2004 ).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa tonsilitis merupakan suatu peradangan pada tonsil

yang disebabkan karena bakteri atau virus,prosesnya bisa akut atau kronis.

2. ANATOMI DAN FISIOLOGI

Cincin waldeyer merupakan jaringan limfoid yang mengelilingi faring. Bagian

terpentingnya adalah tonsil palatina dan tonsil faringeal (adenoid). Unsur yang lain

adalah tonsil lingual, gugus limfoid lateral faring dan kelenjar-kelenjar limfoid yang

tesebar dalam fosa rosenmuller, di bawah mokosa dinding posterior faring dan dekat

orifisum tuba eustachius.

Massa jaringan limfoid yang terletak di dalam fosa tonsil pada  kedua sudut orofaring dan di

batasi oleh pilar anterior (otot palatoglosus) dan pilar posterior (otot palatofaringeus). Tonsil terbentuk

oval dengan panjang 2-5 cm, masing-masing tonsil mempunyai 10-30 kriptus yang

meluas ke dalam jaringan tonsil. Tonsil tidak selalu mengisi seluruh tonsil fosa

Page 2: 273893316 Askep Tonsilitis

tonsilaris, daerah yang kosong diatasnya dikenal sebagaii fosa supratonsiliar tonsil

terletak di lateral orofaring.

Dibatasi oleh:

a. Lateral - m. Konstriktor faring superior

b. Anterior - m. Palatoglosus

c. Psterior - m. Palatofaringeus

d. Superior - palatum mole

e. Inferior - tonsilingual 

Secara mikroskopik tonsil terdiri atas 3 komponen yaitu jaringan ikat folikel

germinativum ( merupakan sel limfoid) dan jaringan interfolikel ( terdiri dari jaringan

limfoid).

a. Fosa tonsil

Fosa tonsil atau sinus tonsil dibatasi oleh otot-otot orofaring, yaitu batas

anterior adalah otot palatoglosus, batas lateral atau dinding luarrnya adalah otot

konstriktor faring superior. Pilar anterior mempunyaii bentuk seperti kipas pada

rongga mulut mulai palatum mole, tuba eustachius, dan dasar tengkorak dan ke arah

bawah meluas hingga dinding lateral esofagus. Sehingga pada tonsilektomi harus

hati-hati agar pilar posterior tidak terluka. Pilar anterior dan pilar posteior bersatu di

bagian atas pada palatum mole, kearah bawah terpisah dan masuk ke jaringan di

pangal lidah dan dinding lateral faring.

b. Kapsul tonsil

Bagian permukaan lateral tonsil ditutupi oleh suatu membran jaringan ikat,

yang disebut kapsul. Walaupun para pakar anatomi menyangkal adanya kapsul ini.

Tetapi para klinisi menyatakan bahwa kapsul adalah jaringan ikat putih yang

menutupi 4/5 bagian tonsil mempunyai pembuluh getah bening eferan, sedangkan

pembuluh getah bening aferen tidak ada.

Tonsil merupakan jaringan limfoid yang mengndung sel limfosit, 0,1-0,2% dari keseluruhan

limfosit tubuh pada orang dewasa. Proporsi limfosit B dan T pada tonsil adalah 50% ; 50%,

sedangkan di darah 55- 75% : 15- 30%. Pada tonsil terdapat sistim imun komplek terdiri atas sel M

(sel membran ), makrofag, sel dendrit APCs ( antigen presenting cells) yang berperan dalam proses

Page 3: 273893316 Askep Tonsilitis

transportasi antigen kesel limfosit sehingga tejadi sntesis imuoglobin spesifik. Juga terdapat sel

limfosit B, limfosit T, sel plasma dan sel pembawa IgC.

3. KLASIFIKASI TONSILITIS

a. Tonsillitis akut

Tonsilitis akut dengan gejala tonsil membengkak dan hiperemis permukaan

nya yang diliputi eksudat (nanah) berwarna putih kekuning- kuningan.

Dibagi lagi menjadi 2, yaitu :

1) Tonsilitis viral

Ini lebih menyerupai common cold yang disertai rasa nyeri tenggorok. Penyebab

paling tersering adalah virus Epstein Barr.

2) Tonsilitis Bakterial

Radang akut tonsil dapat disebabkan kuman grup A stereptococcus beta

hemoliticus yang dikenal sebagai strept throat, pneumococcus, streptococcus

viridian dan streptococcus piogenes. Detritus merupakan kumpulan leukosit,

bakteri yang mulai mati.

Dari kedua Tonsilitis viral dan Tonsilitis Bakterial dapat menimbulkan

gejala perkembangan lanjut tonsillitis akut yaitu :

Tonsilitis folikularis dengan gejala tonsil membengkak dan hiperemis

dengan permukaannya berbentuk bercak putih yang mengisi kripti tonsil yang

disebut detritus. Detritus ini terdiri dari leukosit, epitel yang terlepas akibat

peradangan, dan sisa-sisa makanan yang tersangkut.

Infiltrat peritonsiler dengan gejala perkembangan lanjut dari tonsiitis akut.

Perkembangan ini sampai ke palatum mole (langit-langit), tonsil menjadi

terdorong ke tengah, rasa nyeri yang sangat hebat , air liur pun tidak bisa di telan.

Apabila dilakukan aspirasi (penyedotan dengan spuit/ suntikan) di tempat

pembengkakan di dekat palatum mole (langit- langit) akan keluar darah.

Abses peritonsil dengan gejala perkembangan lanjut dari infiltrat

peritonsili. Dan gejala klinis sama dengan infiltrat perintonsiler. Apabila dilakukan

aspirasi (penyedotan dengan spuit/ suntikan) di tempat pembengkakan di dekat

palatum mole (langit- langit) akan keluar nanah.

Page 4: 273893316 Askep Tonsilitis

b. Tonsilitis membranosa

Tonsilitis membranosa dengan gejala eksudat yang menutupi permukaan

tonsil yang membengkak tersebut meluas menyerupai membran. Membran ini

biasanya mudah diangkat atau di buang dan berwarna putih kekuning- kuningan.

Tonsilitis lakunaris dengan gejala bercak yang berdekatan, bersatu dan

mengisis lakuna (lekuk-lekuk) permukaan tonsil.

2) Tonsilitis Difteri

Penyebabnya yaitu oleh kuman Coryne bacterium diphteriae, kuman yang

termasuk Gram positif dan hidung di saluran napas bagian atas yaitu hidung,

faring dan laring.

3) Tonsilitis Septik

Penyebab streptococcus hemoliticus yang terdapat dalam susu sapi sehingga

menimbulkan epidemi. Oleh karena di Indonesia susu sapi dimasak dulu dengan

cara pasteurisasi sebelum diminum maka penyakit ini jarang ditemukan.

c. Angina Plout Vincent

Penyebab penyakit ini adalah bakteri spirochaeta atau triponema yang didapatkan

pada penderita dengan higiene mulut yang kurang dan defisiensi vitamin C. Gejala

berupa demam sampai 39° C, nyeri kepala, badan lemah dan kadang gangguan

pecernaan.

d. Tonsilitis kronik

Faktor predisposisi timbulnya tonsilitis kronis ialah rangsangan yang menahun

dari rokok, beberapa jenis makanan, higiene mulut yang buruk, pengaruh cuaca

kelemahan fisik dan pengobatan tonsilitis yang tidak adekuat kuman penyebabnya

sama dengantonsilitis akut tetapi kadang-kadang kuman berubah menjadi kuman

golongan gram negatif.(Soepardi,Efiary Arsyad,dkk 2007)

4. ETIOLOGI

Tonsilitis disebabkan karena virus dan bakteri, mikroorganisme atau jamur, Ada

berbagai macam virus dan bakteri yang dapat menyebabkan terjadinya radang amandel,

termasuk virus yang menyebabkan mononucleosis (virus Epstein-Barr) dan bakteri yang

menyebabkan terjadinya radang tenggorokan (Streptococcus pyogenes).

Page 5: 273893316 Askep Tonsilitis

Virus Epstein-Barr, juga disebut Virus herpes manusia 4 adalah virus dari famili

herpes (yang juga terdapat virus herpes simplex dan Sitomegalovirus), dan merupakan

salah satu virus yang paling umum pada manusia. Banyak orang terinfeksi dengan Virus

Epstein-Barr yang sering asimtomatik tetapi umumnya menyebabkan mononukleosis.

Virus Epstein-Barr berasal dari nama Michael Epstein dan Yvonne Barr, yang bersama

dengan Bert Achong, menemukan virus ini tahun 1964.

Streptococcus pyogenes ialah bakteri Gram-positif bentuk bundar yang tumbuh

dalam rantai panjang dan merupakan penyebab infeksi Streptococcus Grup A.

Streptococcus pyogenes menampakkan antigen grup A di dinding selnya dan beta-

hemolisis saat dikultur di plat agar darah. Streptococcus pyogenes khas memproduksi

zona beta-hemolisis yang besar, gangguan eritrosit sempurna dan pelepasan hemoglobin,

sehingga kemudian disebut Streptococcus Grup A (beta-hemolisis). Streptococcus

bersifat katalase-negatif

Menurut Adams George (1999), tonsilitis bakterialis supuralis akut paling sering

disebabkan oleh streptokokus beta hemolitikus grup A.

a. Pneumococcus

b. Staphilococcus

c. Haemalphilus influenza

d. Kadang streptococcus non hemoliticus atau streptococcus viridens.

Menurut Iskandar N (1993). Bakteri merupakan penyebab pada 50 % kasus.

a. Streptococcus B hemoliticus grup A

b. Streptococcus viridens

c. Streptococcus pyogenes

d. Staphilococcus

e. Pneumococcus

f. Virus

g. Virus influenza serta herpes

Menurut Firman S (2006) penyebabnya adalah infeksi bakteri streptococcus atau

infeksi virus. Tonsil berfungsi membantu menyerang bakteri dan mikroorganisme

Page 6: 273893316 Askep Tonsilitis

lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi. Tonsil bisa dikalahkan oleh

bakteri maupun virus, sehingga membengkak dan meradang, menyebabkan tonsillitis.

5. MANIFESTASI KINIS

Menurut Megantara, Imam 2006, Gejalanya berupa nyeri tenggorokan (yang

semakin parah jika penderita menelan) nyeri seringkali dirasakan ditelinga (karena

tenggorokan dan telinga memiliki persyarafan yang sama).

Gejala lain :

a. Demam

b. Tidak enak badan

c. Sakit kepala

d. Muntah

Menurut Mansjoer, A (1999) gejala tonsilitis antara lain :

a. Pasien mengeluh ada penghalang di tenggorokan

b. Tenggorokan terasa kering

c. Pernafasan bau

d. Pada pemeriksaan tonsil membesar dengan permukaan tidak rata, kriptus membesar

dan terisi detritus

e. Tidak nafsu makan

f. Mudah lelah

g. Nyeri abdomen

h. Pucat

i. Letargi

j. Nyeri kepala

k. Disfagia (sakit saat menelan)

l. Mual dan muntah

              

Gejala pada tonsillitis akut :

a. Rasa gatal / kering di tenggorokan

b. Lesu

Page 7: 273893316 Askep Tonsilitis

c. Nyeri sendi

d. Odinafagia

e. Anoreksia

f. Otalgia

g. Suara serak (bila laring terkena)

h. Tonsil membenkak

Menurut Smelizer, Suzanne (2000), Gejala yang timbul sakit tenggorokan, demam,

ngorok, dan kesulitan menelan.

             Menurut Hembing, (2002) :

a. Dimulai dengan sakit tenggorokan yang ringan hingga menjadi parah, sakit saat

menelan, kadang-kadang muntah.

b. Tonsil bengkak, panas, gatal, sakit pada otot dan sendi, nyeri pada seluruh badan,

kedinginan, sakit kepala dan sakit pada telinga.

c. Pada tonsilitis dapat mengakibatkan kekambuhan sakit tenggorokan dan keluar nanah

pada lekukan tonsil.

6. PATOFISIOLOGI

Bakteri dan virus masuk masuk dalam tubuh melalui saluran nafas bagian atas,

akan menyebabkan infeksi pada hidung atau faring kemudian menyebar melalui sistem

limfa ke tonsil. Adanya bakteri dan virus patogen pada tonsil menyebabkan terjadinya

proses inflamasi dan infeksi sehingga tonsil membesar dan dapat menghambat keluar

masuknya udara. Infeksi juga dapat mengakibatkan kemerahan dan edema pada faring

serta ditemukannya eksudat berwarna putih keabuan pada tonsil sehingga menyebabkan

timbulnya sakit tenggorokan, nyeri telan, demam tinggi bau mulut serta otalgia yaitu

nyeri yang menjalar ke telinga. (Nurbaiti 2001).

Page 8: 273893316 Askep Tonsilitis

7. PATHWAYS KEPERAWATAN

Streptococcus hemolitikus tipe A

Virus hemolitikus influenza

Reaksi antigen dan antibody dalam tubuh

Antibody dalam tubuh tidak dapat melawan antigen kuman

Virus dan bakteri menginfeksi tonsil

Epitel terkikis

Inflamasi tonsil

Nyeri saat menelan      Respon inflamasi             Pembengkakan tonsil            

Anoreksia                   Termoregulasi hipotalamus Sumbatan jalan nafas dan cerna

           

Intake tidak                  ↑ Suhu tubuh                          Tindakan tonsilektomi      Adekuat                  penumpukan sekret

     Kurang pengetahuan

                                                                         Terputusnya pembuluh darah

                                            Terputusnya  keutuhan jaringan                    Luka terbuka

                                                         

Perdarahan                                Pertahanan tubuh menurun       

          

Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan

Hipertermi

Ansietas

Resiko bersihan jalan nafas tidak

efektif

Resiko InfeksiResiko kekurangan volume cairan

Nyeri akut

Page 9: 273893316 Askep Tonsilitis

8. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk memperkuat diagnosa

tonsilitis akut adalah pemeriksaan laboratorium meliputi :

a. Leukosit : terjadi peningkatan

b. Hemoglobin : terjadi penurunan

c. Usap tonsil untuk pemeriksaan kultur bakteri dan tes sensitifitas obat.

               Pemeriksaan Penunjang menurut Firman S (2006), yaitu :

a. Tes Laboratorium

Tes laboratorium ini digunakan untuk menentukan apakah bakteri yang ada dalam

tubuh pasien merupkan bakteri grup A, karena grup ini disertai dengan demam

renmatik, glomerulnefritis, dan demam jengkering.

b. Pemeriksaan penunjang

Kultur dan uji resistensi bila diperlukan.

c. Terapi

Dengan menggunakan antibiotic spectrum lebar dansulfonamide,antipiretik, dan obat

kumur yang mengandung desinfektan.

Indikasi tonsilektomi dan adenoidektomi :

a. Sumbatan hidung yang menetap oleh adenoid

b. Sumbatan rongga mulut oleh tonsil yang membesar

c. Cor pulmonal

d. Peritonsil yang berulang

e. Infeksi kelenjar limfe leher berulang

f. Kecurigaan tumor tonsil

g. Sindrom “sleep apnea”

h. Tonsil sebagai fokal infeksi dari organ penting lainnya.

9. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan tonsilitis secara umum, menurut Firman S, 2006 :

a. Jika penyebabnya bakteri, diberikan antibiotik peroral (melalui mulut) selama 10

hari, jika mengalami kesulitan menelan, bisa diberikan dalam bentuk suntikan.

Page 10: 273893316 Askep Tonsilitis

b. Pengangkatan tonsil (tonsilektomi) dilakukan jika :

1) Tonsilitis terjadi sebanyak 7 kali atau lebih / tahun.

2) Tonsilitis terjadi sebanyak 5 kali atau lebih / tahun dalam kurun waktu 2 tahun.

3) Tonsilitis terjadi sebanyak 3 kali atau lebih / tahun dalam kurun waktu 3 tahun.

4) Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik.

                          

     Menurut Mansjoer, A (1999) penatalaksanan tonsillitis adalah :

a. Penatalaksanaan tonsilitis akut

1) Antibiotik golongan penicilin atau sulfanamid selama 5 hari dan obat kumur atau

obat isap dengan desinfektan, bila alergi dengan diberikan eritromisin atau

klindomisin.

2) Antibiotik yang adekuat untuk mencegah infeksi sekunder, kortikosteroid untuk

mengurangi edema pada laring dan obat simptomatik.

3) Pasien diisolasi karena menular, tirah baring, untuk menghindari komplikasi

kantung selama 2-3 minggu atau sampai hasil usapan tenggorok 3x negatif.

4) Pemberian antipiretik.

b. Penatalaksanaan tonsilitis kronik

1) Terapi lokal untuk hygiene mulut dengan obat kumur / hisap.

2) Terapi radikal dengan tonsilektomi bila terapi medikamentosa atau

terapi    konservatif tidak berhasil.

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

a. Wawancara

1) Kaji identitas klien

2) Kaji adanya riwayat penyakit sebelumnya dan penyakit keluarga (tonsillitis)

3) Apakah pengobatan adekuat

4) Kapan gejala itu muncul

5) Apakah mempunyai kebiasaan merokok

6) Bagaimana pola makannya

7) Apakah rutin / rajin membersihkan mulut

Page 11: 273893316 Askep Tonsilitis

b. Pemeriksaan fisik

1) Aktivitas / istirahat

Gejala :

(a) Kelemahan

(b) kelelahan (fatigue)

2) Sirkulasi

Tanda : 

(a) Hiperfentilasi (respons terhadap aktivitas)

3) Integritas Ego

Gejala :

(a) Stres

(b) Perasaan tidak berdaya

Tanda :

Tanda- tanda ansietas, mual : gelisah, pucat, berkeringat, perhatian menyempit.

4) Eliminasi

Gejala :

Perubahan pola berkemih

Tanda :

Warna urine mungkin pekat

5) Makanan dan cairan

Gejala :

(a) Anoreksia

(b) Masalah menelan

Tanda :

(a) Membran mukosa kering

(b) Turgor kulit jelek

6) Nyeri / kenyamanan

Gejala :

(a) Nyeri pada daerah tenggorokan saat digunakan untuk menelan.

(b) Nyeri tekan pada daerah sub mandibula.

Page 12: 273893316 Askep Tonsilitis

(c) Faktor pencetus : menelan ; makanan dan minuman yang dimasukkan

melalui oral, obat-obatan.

Tanda :

Wajah berkerut, berhati-hati pada area yang sakit, pucat, berkeringat, perhatian

menyempit.

2. DIAGNOSA

a. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi pada faring dan tonsil

b. Nyeri berhubungan dengan pembengkakan pada tonsil

c. Ansietas

d. Resti infeksi b.d kerusakan jaringan.

e. resiko  Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang kurang

ditandai dengan TB/ BB tidak seimbang , pasien tidak dapat menghabiskan makanan

yang disajikan.

f. Resiko Kekurangan volume cairan b/d  intake yang kurang ditandai dengan turgor

jelek, kulit kering, produksi urine < 30 cc / jam, mual muntah, kadar elektrolit

menurun.

g. Resiko Bersihan jalan nafas tak efektif  berbungan dengan pembesaran tonsil

3. INTERVENSI

a. Dx 1: Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi pada faring dan tonsil

Tujuan : Suhu tubuh kembali normal

Kriteria hasil :

1) Suhu tubuh dalam rentang normal

2) Suhu kulit dalam batas normal

3) Nadi dan pernafasan dalam batas normal

Intervensi:

1) Pantau suhu pasien (derajat dan pola); perhatikan menggigil/ diafpresis

Rasional: Pada demam dapat membantu dalam diagnosis misal kurun demam

lanjut berkahir dari 24 jam.

2) Pantau suhu lingkungan, batasi tempat tidur sesuai indikasi

Page 13: 273893316 Askep Tonsilitis

Rasional: Suhu ruangan harus diubah untuk mempertahankan suhu mendekati

normal dapat membantu mengurangi demam.

3) Berikan kompres mandi hangat

Rasional: Digunakan untuk mengurangi demam dengan sentralnya pada

hipotalamus.

b. Dx 2: Nyeri berhubungan dengan pembengkakan pada tonsil

Tujuan : Dapat hilang atau berkurang

Kriteria hasil :

1) Mengenal faktor penyebab

2) Mengenali serangan nyeri

3) Tindakan pertolongan non analgetik

4) Mengenali gejala nyeri

5) Menunjukan posisi/ekspresi wajah rileks

Intervensi:

1) Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi, intensitas (skala 1-10), frekuensi dan

waktu. Menandai non verbal, misal: gelisah, takikardi, meringis.

Rasional: Mengindikasi kebutuhan untuk intervensi dan juga tanda-tanda

perkembangan/resolusi komplikasi.

2) Dorong pengungkapan perasaan

Rasional: Dapat mengurangi ansietas dan rasa takut, sehingga mengurangi

persepsi akan intensitas rasa takut.

3) Lakukan tindakan paliatif, misal: pengubahan posisi, masase.

Rasional: Meningkatkan relaksasi/menurunkan ketegangan pasien.

4) Instruksikan pasien untuk menggunakan visualisasi/ bimbingan imajinasi,

relaksasi progresif, teknik nafas dalam.

Rasional: Meningkatkan relaksasi dan perasaan sehat.

c. Cemas berhubungan dengan rasa tidak nyaman

NOC : Kontrol Cemas

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan pengurangan cemas selama 3 x 24

Page 14: 273893316 Askep Tonsilitis

jam diharapkan tidak ada masalah dengan kecemasan dengan skala 4

sehingga rasa cemas dapat hilang atau berkurang

Kriteria hasil :

1) Ansietas berkurang

2) Monitor intensitas kecemasan

3) Mencari informasi untuk menurunkan kecemasn

4) Memanifestasi perilaku akibat kecemasan tidak ada

NIC : Pengurangan Cemas

1) Sediakan informasi yang sesungguhnya meliputi diagnosis, treatmen dan

prognosis.

2) Tenangkan anak / pasien.

3) Kaji tingkat kecemasan dan reaksi fisik pada tingkat kecemasan. (takhikardi,

eskpresi cemas non verbal)

4) Berikan pengobatan untuk menurunkan cemas dengan cara yang tepat.

5) Instruksikan pasien untuk melakukan teknik relaksasi

d. Resti infeksi b.d kerusakan jaringan.

Hasil yang di harapkan: Bebas dari tanda-tanda infeksi.

Intervensi :

1) Anjurkan untuk melakukan nafas dalam.

R/ Meningkatkan mobilisasi.

2) Pantau suhu tubuh secara teratur.

R/ Dapat mengindikasikan perkembangan sepsis.

3) Observasi daerah kulit yang mengalami kerusakan.

R/ Mendeteksi dini perkembangan infeksi.

e. Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nyeri

telan  yang ditandai dengan :

1) Klien mengatakan sakit pada daerah leher ( tenggorokan ), sakit bertambah jika

dibuat menelan

2) Klien masih belum mendapat diet kecuali ice cream

3) K/u lemah

Page 15: 273893316 Askep Tonsilitis

4) Terdapat luka di daerah tenggorokan, warna merah

Tujuan :

1) Jangka pendek : Dalam waktu 1 – 2 jam nyeri berkurang sampai dengan hilang.

2) Jangka panjang : Dalam waktu 1 – 7 hari kebutuhan nutrisi terpenuhi

Kriteria Hasil :

Peningkatan masukan oral

Intervensi :

1) Tentukan kalori harian

Rasional : Dengan mengetahui kalori yang dibutuhkan dapat mengetahui

jumlah diit yang diperlukan.

2) jelaskan pentingnya nutrisi  yang adekuat

Rasional :.Nutrisi yang adekuat dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan

mempercepat penyembuhan luka.

3) Beri dorongan individu untuk makan, khususnya makanan lunak.

Rasional :.Asupan makanan yang cukup dan adekuat dapat meningkatkan daya

tahan tubuh.

4) Berikan kesenangan, suasana makan yang rileks

Rasional :.Suasana yang nyaman meningkatkan semangat klien untuk makan.

5) Sajikan makanan porsi kecil tapi sering

Rasional : Makanan dalam porsi kecil dapat mengurangi intensitas dalam

menelan

4. IMPLEMENTASI

Implementasi adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang

spesifik. Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang

telah diterapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit pemulihan

kesehatan dan memfasilitasi koping (Nursalam: 2001).

Page 16: 273893316 Askep Tonsilitis

5. EVALUASI

Evaluasi adalah penilaian dengan cara membandingkan perubahan keadaan pasien

(hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan

(Nursalam, 2001).

Page 17: 273893316 Askep Tonsilitis

DAFTAR PUSTAKA

Adams, George L. 1997. BOISE Buku Ajar Penyakit THT. Jakarta:EGC.

Arsyad, Efiaty Soepardi, dkk. 1995. Penatalaksanaan Penyakit Dan Kelainan THT.

Jakarta:Gaya Baru.

Arsyad, Efiaty Soepardi, dkk. 2000. Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT Edisi IV. Jakarta:Gaya

Baru.

Doengoes, Marilynn D. 1999. Rencana Asuhan Keparawatan. Jakarta:EGC.

Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta:Media Aeus Calpius.

Ngastiyah. 1997. Perawatan anak Sakit. Jakarta:EGC.

Pracy R, dkk.1985. Pelajaran Ringkasan Telinga hidung Tenggorokan.Jakarta:Gramedia.

Price, Silvia.1995.Patofisiologi Konsep Klinis Proses PenyakitJakarta:EGC.

Wilkinson, Judith.2000. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC danKriteria

hasil NOC Edisi 7.Jakarta:EGC.