makalah tonsilitis

32
LAPORAN SKENARIO I SISTEM RESPIRASI “ TONSILITIS ” Disusun Oleh : Lusia Lilik Kurnia M 1102070 / IIA Chelsea Tangalobo Parassa 1102019 / IIA Primalova Septiavy E 1102092 / IIA Cahya Puji Angraeni 1102017 / IIA Ristri Putri Utami 1002090 / IIA Kornelis Neke Beti 1102064 / IIA Kusumo Estri Pamungkas 1102065 / IIB Constantina Ludia Mainolo 1102021 / IIB Laila Dianingsih 1102066 / IIB Yolla Jaga Pramudita 1102120 / IIB

Upload: santo-petrus-junjunk

Post on 07-Aug-2015

1.226 views

Category:

Documents


44 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Tonsilitis

LAPORAN SKENARIO I

SISTEM RESPIRASI

“ TONSILITIS ”

Disusun Oleh :

Lusia Lilik Kurnia M 1102070 / IIA

Chelsea Tangalobo Parassa 1102019 / IIA

Primalova Septiavy E 1102092 / IIA

Cahya Puji Angraeni 1102017 / IIA

Ristri Putri Utami 1002090 / IIA

Kornelis Neke Beti 1102064 / IIA

Kusumo Estri Pamungkas 1102065 / IIB

Constantina Ludia Mainolo 1102021 / IIB

Laila Dianingsih 1102066 / IIB

Yolla Jaga Pramudita 1102120 / IIB

Paskalis Djama Dahi 1102090 / IIB

Susantri Mirahai Turege 1102105 / IIB

SEMESTER III PRODI S1 KEPERAWATANSTIKES BETHESDA YAKKUM

YOGYAKARTA2012

Page 2: Makalah Tonsilitis

A. Pengertian

Tonsilitis adalah suatu penyakit yang dapat sembuh sendiri berlangsung sekitar

lima hari dengan disertai disfagia dan demam (Megantara, Imam, 2006).

Tonsilitis akut adalah radang akut yang disebabkan oleh kuman streptococcus

beta hemolyticus, streptococcus viridons dan streptococcus pygenes, dapat juga

disebabkan oleh virus (Mansjoer, A. 2000).

Tonsilitis kronik merupakan hasil dari serangan tonsillitis akut yang berulang.

Tonsil tidak mampu untuk mengalami resolusi lengkap dari suatu serangan akut

kripta mempertahankan bahan purulenta dan kelenjar regional tetap membesar

akhirnya tonsil memperlihatkan pembesaran permanen dan gambaran karet busa,

bentuk jaringan fibrosa, mencegah pelepasan bahan infeksi (Sacharin, R.M. 1993).

Tonsilitis adalah radang yang disebabkan oleh infeksi bakteri kelompok A

streptococcus beta hemolitik, namun dapat juga disebabkan oleh bakteri jenis lain

atau oleh infeksi virus (Hembing, 2004).

Tonsilitis adalah suatu peradangan pada hasil tonsil (amandel), yang sangat sering

ditemukan, terutama pada anak-anak (www.mediastore.com, 2006).

Tonsilitis adalah inflamasi dari tonsil yang disebabkan oleh infeksi

(www.mediastore.com, 2006).

B. KLASIFIKASI

Macam-macam tonsillitis menurut Imam Megantara (2006) :

1. Tonsillitis akut

Disebabkan oleh streptococcus pada hemoliticus, streptococcus viridians,

dan streptococcus piogynes, dapat juga disebabkan oleh virus.

2. Tonsilitis falikularis

Tonsil membengkak dan hiperemis, permukaannya diliputi eksudat

diliputi bercak putihyangmengisikiptitonsilyangdisebutdetritus.

Detritus ini terdapat leukosit, epitel yang terlepas akibat peradangan dan sisa-sisa

makanan yang tersangkut.

Page 3: Makalah Tonsilitis

3. Tonsilitis Lakunaris

Bila bercak yang berdekatan bersatu dan mengisi lacuna (lekuk-lekuk)

permukaan tonsil.

4. Tonsilitis Membranosa (Septis sore Throat)

Bila eksudat yang menutupi permukaan tonsil yang membengkak tersebut

menyerupai membrane. Membran ini biasanya mudah diangkat atau dibuang dan

berwarna putih kekuning-kuningan.

5. Tonsilitis Kronik

Tonsillitis yang berluang, faktor predisposisi : rangsangan kronik (rokok,

makanan) pengaruh cuaca, pengobatan radang akut yang tidak adekuat dan

hygiene mulut yang buruk.

C. Anatomi Fisiologi

Amandel atau tonsil merupakan kumpulan jaringan limfoid yang banyak

mengandung limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi.

Tonsil terletak pada kerongkongan dibelakang kedua ujung lipatan belakang

mulut. Ia juga bagian dari struktur yang disebut “Rina of Waldeyer”. Kedua tonsil

terdiri juga atas jaringan limfe, letaknya diantara lengkung langit-langit dan

mendapat persediaan limfosit yang melimpah didalam cairan yang ada pada

permukaan dalam sel-sel tonsil.

Page 4: Makalah Tonsilitis

Tonsil terdiri atas:

1. Tonsil palatina, dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk

2. Tonsil fariengalis, agak menonjol keluar dari atas faring dan terletak

dibelakang koana

3. Tonsil linguis, epitel berlapis gepeng tanpa lapisan

Tonsil berfungsi mencegah agar infeksi tidak menyebar keseluruh tubuh dengan

cara menahan kuman memasuki tubuh melalui mulut, hidung dan kerongkongan,

oleh karena itu tidak jarang tonsil mengalami peradangan.

Page 5: Makalah Tonsilitis

Peradangan pada tonsil disebut dengan peradangan tonsilitis, penyakit ini

merupakan salah satu gangguan telinga, hidung dan tenggorokan (THT). Kuman

yang dimakan oleh imunitas selluler tonsil dan adenoid terkadang tidak mati dan

tetap bersarang disana serta menyebabkan infeksi amandel yang kronis dan berulang

(tonsilitis kronis).

Infeksi yang berulang ini akan menyebabkan tonsil dan adenoid berkerja terus

dengan memproduksi sel-sel imun yang banyak sehingga ukuran tonsil dan adenoid

Page 6: Makalah Tonsilitis

akan membesar dengan cepat melebihi ukuran yang normal. (pearce, 2006 ;

syaifuddin. 2006)

D. Etiologi

Menurut Adams George (1999) Tonsilitis bakterialis supuralis akut. paling sering

disebabkan oleh streptokokus beta hemolitikus grup A.

1. Pneumococcus

2. Staphilococcus

3. Haemalphilus influenza

4. Kadang streptococcus non hemoliticus atau streptococcus viridens.

Menurut Iskandar N (1993) Bakteri merupakan penyebab pada 50 % kasus.

1. Streptococcus B hemoliticus grup A

2. Streptococcus viridens

3. Streptococcus pyogenes

4. Staphilococcus

5. Pneumococcus

6. Virus

7. Adenovirus

8. ECHO

9. Virus influenza serta herpes

Menurut Medicastore Firman S (2006) Penyebabnya adalah infeksi bakteri

streptococcus atau infeksi virus. Tonsil berfungsi membantu menyerang bakteri dan

mikroorganisme lainnya sebagai tindakan pencegahan terhadap infeksi.

Tonsil bisa dikalahkan oleh bakteri maupun virus, sehingga membengkak dan

meradang, menyebabkan tonsillitis.

E. PATOFISIOLOGI

Menurut Iskandar N (1993) yaitu : Kuman menginfiltrasi lapisan epitel, bila epitel

terkikis maka jaringan limfoid superficial mengadakan reaksi. Terdapat pembendungan

radang dengan infiltrasi leukosit poli morfonuklear. Proses ini secara klinik tampak pada

Page 7: Makalah Tonsilitis

korpus tonsil yang berisi bercak kuning yang disebut detritus. Detritus merupakan

kumpulan leukosit, bakteri dan epitel yang terlepas, suatu tonsillitis akut dengan detritus

disebut tonsillitis lakunaris, bila bercak detritus berdekatan menjadi satu maka terjadi

tonsillitis lakonaris.

Bila bercak melebar, lebih besar lagi sehingga terbentuk membran semu

(Pseudomembran), sedangkan pada tonsillitis kronik terjadi karena proses radang

berulang maka epitel mukosa dan jaringan limfoid terkikis. Sehingga pada proses

penyembuhan, jaringan limfoid diganti jaringan parut.

Jaringan ini akan mengkerut sehingga ruang antara kelompok melebar (kriptus) yang

akan diisi oleh detritus, proses ini meluas sehingga menembus kapsul dan akhirnya

timbul perlengkapan dengan jaringan sekitar fosa tonsilaris. Pada anak proses ini disertai

dengan pembesaran kelenjar limfe submandibula.

Page 8: Makalah Tonsilitis

PATHWAYInvasi kuman patogen (bakteri / virus)

Penyebaran limfogen

Faring & tonsil

Proses inflamasi

Tonsilitis akut hipertermi

Edema tonsil

Nyeri telan

Sulit makan & minum

Resiko perubahanstatus nutrisi < dari kebutuhan tubuh

Tonsil & adenoid membesar

Obstruksi pada tuba eustakii

Kurangnya pendengaran

Infeksi sekunder

Otitis media

Gangguan persepsi sensori : pendengaran

kelemahan

Intoleransi aktifitas

Page 9: Makalah Tonsilitis

F. MANIFESTASI KLINIS

Menurut Mangantara , imam 2006

Gejalanya berupa nyeri tenggorokan (yang semakin parah jika penderita menelan)

Nyeri sering kali dirasakan di telinga (karena tenggorokan dan telinga memiliki

persyarafan yang sama)

Gejala lain :

1. Demam

2. Tidak enak badan

3. Sakit kepala

4. Muntah

5. Sulit menelan

6. Mual anoreksia

7. Edema faring

8. Mulut berbau

9. Tonsil hipermia

10. Kelenjar limfe leher membengkak

Menurut Smelzer , Suzune (2000)

Gejala yang timbul sakit tenggorokan , demam , ngorok , dan kesulitan menelan

Menurut Hembing , (2000)

1. Dimulai dengan sakit tenggorokan yang ringan hingga menjadi parah , sakit saat

menelan,dan kadang-kadang muntah

2. Tonsil bengkak , panas , gatal , sakit pada otot dan sendi , nyeri pada seluruh

badan,kedinginan , sakit kepala ,dan sakit pada telinga

3. Pada tonsillitis dapat menyebabkan kekambuhan sakit tenggorokan dan keluar

nanah pada lekukan tonsil.

Page 10: Makalah Tonsilitis

G. Pemeriksaan

1. Tes laboratorium

Tes laboratorium digunakan untuk menentukan apakah bakteri yang ada

dalam tubuh pasien merupakan bakteri grup A, karena grup ini disertai dengan

demam reumatik, glomerul nefritis, dan demam jengkering.

2. Pemeriksaan penunjang

Kultur dan uji retensi bila diperlukan

3. Terapi

Dengan menggunakan antibiotic spectrum lebar dan sulfonamide, antipiretik,

dan obat kumur yang mengandung desinfektan.

H. Penatalaksanaan

Perawatan yang dilakukan pada penderita tonsillitis biasanya perawatan dengan

perawatan sendiri dan dengan menggunakan anribiotik. Tindakan operasi hanya

dilakukan jika sudah mencapi tonsillitis yang tidak dapat ditangani sendiri.

1. Perawatn sendiri

Apabila penderita tonsillitis diserang karena virus sebaiknya biarkan virus itu

hilang dengan sendirinya. Selama satu atau dua minggu sebaiknya penderita

banyak istiraht, minum hangat juga mengkonsumsi cairan menyejukkan.

2. Antibiotic

Jika tonsillitis disebabkan oleh bakteri maka antibiotic yang akan berperan

dalam proses penyembuhan. Antibiotic oral perlu diminum selama 10 hari.

3. Tindakan operasi

Tonsilektomi biasanya dilakukan pada anak-anak jika mengalami tonsillitis

selama tujuh kali atau lebih dalam setahun.

Amandel membengkak dan berakibat sulit bernapas adanya abses.

a. Tonsillitis terjadi sebanyak 7 x atau lebih/ tahun

b. Tonsillitis terjadi sebanyak 5 x atau lebih/ tahun dalam kurun waktu 2

tahun

c. Tonsillitis terjadi sebanyak 3 x atau lebih/ tahun dalam kurun waktu 3

tahun

Page 11: Makalah Tonsilitis

d. Tonsillitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotic

Farmakologi

1. Golongan penisilin :

a. Penicillin

b. Amoxilin

c. Oxacilin

d. Dicoxacilin

e. Nafcilin

f. Clavulanate

g. Ampicilin-sulbactam

2. Golongan Sefalosporin :

a. Cephalexin

b. Cefozolin

c. Ceftriaxone

d. Cefuroxime

e. Cefadroxil

f. Cefepime

3. Golongan lain :

a. Clindamycin

b. Vancomycin

c. Daptomycin

d. Eritromycin

e. Gentamicin

f. Tobranycin

Page 12: Makalah Tonsilitis

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1. Pengkajian fokus

a. Wawancara

1) Kaji adanya riwayat penyakit sebelumnya (tonsillitis)

2) Apakah pengobatan adekuat

3) Kapan gejala itu muncul

4) Apakah mempunyai kebiasaan merokok

5) Bagaimana pola makannya

6) Apakah rutin / rajin membersihkan mulut

b. Pengkajian Pola

1) Data dasar pengkajian

Integritas Ego

Gejala : perasaan takut

Khawatir bila pembedahan mempengaruhi hubungan keluarga,

kemampuan kerja, dan keuangan.

Tanda : ansietas, depresi, menolak.

2) Makanan / Cairan

Gejala : Kesulitan menelan

Tanda : Kesulitan menelan, mudah tersedak, inflamasi,

kebersihan gigi buruk/kurang.

3) Hygiene

Tanda : kesulitan menelan

4) Nyeri/ Keamanan

Gejala : Sakit tenggorokan kronis, penyebaran nyeri ke

telinga

Tanda : Gelisah, perilaku berhati-hati.

5) Pernafasan

Gejala : Riwayat merokok / mengunyah tembakau, bekerja

dengan serbuk kayu, debu.

(Firman,2006;Doenges,1999)

Page 13: Makalah Tonsilitis

B. Diagnosa Keperawatan

1. Pre Operasi

a. Resiko kurang nutrisi dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang tidak

adekuat

b. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan respon inflamasi

c. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan respon inflamasi

d. Harga diri rendah berhubungan dengan penurunan fungsi tubuh

e. Cemas berhubungan dengan akan dilakukannya tindakan operasi tonsilektomi.

2. Post operasi

a. Resiko tidak efektif bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan

sekret

b. Resiko kekurangan volume cairan peredaran yang berlebihan

c. Gangguan rasa nyeri berhubungan dengan tindakan pembedahan

d. Resiko infeksi berhubungan dengan luka post operasi ditandai dengan luka

terbuka.

(Edward, 2001 Reeves, Charlene J.Roux, Gayle dkk. 2001)

1. Pre Operasi

Resiko kurang nutrisi dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat ditandai

dengan ancroksia, disfagia keperawatan kebutuhan nutrisi pasien adekuat

Kriteria hasil : Kebutuhan nutrisi pasien adekuat, tidak ada tandatada malnutrisi, mampu

menghabiskan makanan sesuai dengan porsi yang diberikan atau dibutuhkan

INTERVENSI RASIONAL

Awasi masukan dan berat badan sesuai

indikasi

Memberikan informasi sehubungan dengan

kebutuhan nutrisi dan keefektifan terapi

Auskultasi bunyi usus Makan hanya dimulai setelah bunyi usus

membaik setelah operasi

Mulai dengan makan kecil dan tingkatkan

sesuai toleransi

Kandungan makan dapat mengakibatkan

ketidak toleransian, memerlukan perubahan

pada kecepatan/tipe formula

Berikan diet nutrisi seimbang (makan cair

atau halus) atau makanan selang yang sesuai

-

Page 14: Makalah Tonsilitis

indikasi

Gangguan rasa nyeri berhubungan dengan respon inflamasi

Tujuan : nyeri berkurang/terkontrol

Kriteria hasil : setelah dilakukan tindakan keperawatan nyeri berkurang, skala nyeri menurun

INTERVENSI RASIONAL

Monitoring perkembangan nyeri Mengetahui perkembangan tindakan dari

yang dilakukan

Monitoring tanda-tanda vital darah dan nadi Mengetahui keadaan pasien

Berikan tindakan nyaman dan akivitas

hiburan

Meningkatkan relaksasi dan membantu

pasien memfokuskan perhatian pada sesuatu

disamping diri sendiri/ketidaknyamanan.

Dapat menurunkan kebutuhan dosis analgetik

Selidiki perubahan karakeristik nyeri,periksa

mulut,tenggorokan

Dapat menunjukkan terjadinya komplikasi

yang memerlukan evaluasi lanjutan

Catatan indikator non-verbal respon

automatic terhadap nyeri evaluasi efek

samping

Dapat meningkatkan kerjasama dan

partisipasi dalam program pengobatan

(Doenges,2000)

Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan respon inflamasi

Tujuan : setelah dilakukan tindakan perawatan diharapkan suhu tubuh normal

Kriteria hasil : suhu tubuh normal (36-37ºC) tubuh tidak terasa panas, pasin tidak gelisah

INTERVENSI RASIONAL

Pantau suhu pasien (derajad dan pola)

perhatikan menggigil/diaphoresis

Suhu 38,9-41,1 menunjukkan proses penyakit

infeksius

Pantau suhu lingkungan, batasi/tambahan

linen tempat tidur sesuai indikasi

Suhu ruangan harus diubah untuk

mempertahankan suhu mendekati normal

Berikan kompres mandi hangat, hindari

penggunaan alcohol

Dapat membantu mengurangi demam

Berikan antipiretik misalnya ASA (aspirin) Gunakan untuk mengurangi demam

Page 15: Makalah Tonsilitis

asetaminofon dengan aksi sentralnya pada

hipotalamus meskipun demam

mungkin dapatberguna dalam

mengatasi pertumbuhan organism dan

meningkatkan autodestruksi dari sel-

sel yang terinfeksi

(Doenges,2000)

Harga diri rendah berhubungan dengan penurunan fungsi tubuh

Tujuan : tidak mengalami harga diri rendah

Kriteria hasil :

1. menyatakan pemahaman akan perubahan dan penerimaan diri pada situasi yang ada

2. Mengidentifikasi persepsi diri negative

INTERVENSI RASIONAL

Diskusikan situasi atau dorong pernyataan

takut atau masalah, jelaskan hubungan antara

gejala dengan asal penyakit

Pasien sangat sensitif terhadap perubahan

tubuh

Dukung dan dorong pasien, berikan

perawatan yang positif, perilaku bersahabat

Pemberian perawatan kadang-kadang

memungkinkan penilaian perasaan pasien

untuk memuat upaya untuk membantu pasien

merasakan nilai pribadi.

Dorong keluarga/orang terdekat untuk

menyatakan perasaa, berkunjung atau

berpartisipai pada perawatan

Anggota keluarga dapat merasa bersalah

tentang kondisi pasien dan takut terhadap

kematian.

Tekankan keberhasilan yang kecil sekalipun

baik mengenai penyembuhan fungsi tubuh

ataupun kemandirian pasien

Mengkonsolidasikan keberhasilan membantu

menurunkan perasaan marah dan

ketidakberdayaan dan menimbulakn perasaan

adanya perkembangan

Bantu dan dorong kebiasaan berpakaian dan

berdandan yang baik

Membantu peningkatan rasa harga

diri dan kontorl atas salah satu bagian

kehidupan

Page 16: Makalah Tonsilitis

(Doenges,2000)

Cemas berhubungan dengan akan dilakukannya tindakan operasi tonsilektomi.

Tujuan : Kecemasan berkurang /hilang

Kriteria Hasil : Kecemasan berkurang ,monitor intensitas

kecemasan.

INTERVENSI RASIONAL

Kaji sejauh mana kecemasan klien Untuk mengetahui tingkat kecemasan klien.

Informasikan pasien /orang terdekat tentang

peran advokat perawat intra operasi

Mengembangkan rasa percaya diri

Identifikasikan tingkat rasa cemas Untuk mengetahui tingkat kecemasan klien

Validasi sumber rasa takut Mengidentifikasikan rasa takut yang spesifik

Beritahu pasien kemungkinan dilakukan

operasi

Mengurangi rasa takut

(Doenges,2000)

Resiko tidak efektif bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan secret

Tujuan : jalan nafas sefektif

Kriteria hasil : setelah dilakukan keperawatan resiko ketidak efektifan bersihan jalan nafas

dapat teratasi ditandai dengan tidak adanya sekret

INTERVENSI RASIONAL

Pantau irama atau frekuensi irama pernafasan Pernafasan dapat melambatkan dan frekuensi

ekspirasi memanjang di banding inspirasi

Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi

nafas, misalnya: mengi, krekel, ronki

Bunyi nafas mengi, krekels, dan ronki

terdengar pada inspirasi dan atau ekspirasi

pada respon terhadap pengumpulan secret

Kaji pasien untuk posisi yang nyaman,

misalnya peninggian kepala tempat tidur,

duduk pada sandaran tempat tidur

Peninggian kepala tempat tidur

mempermudah fungsi pernafasan dengan

menggunakan gravitasi namun, pasien

dengan distresi berat akan mencari posisi

Page 17: Makalah Tonsilitis

yang paling mudah untuk bernafas

Dorong pasien untuk mengeluarkan lender

secara perlahan

Membersihkan jalan nafas dan membantu

mencegah komplikasi pernafasan

(Doenges,2000)

2. Post Operasi

Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan perdarahan yang berlebihan

Tujuan : berkurangnya volume cairan yang terjadi

Kriteria hasil : setelah dilakukan tindakan keperawatan resiko kekurangan volume cairan

dapat terstasi ditandai dengan tanda vital stabil, membran mukosa lembab, turgor kulit baik,

pengisian kapiler cepat

INTERVENSI RASIONAL

Kaji atau ukur dan catat jumlah pendarahan Potensial kekurangan cairan, khususnya bila

tidak ada tambahan cairan

Awasi tanda vital: bandingkan dengan hasil

normal pasien/sebelumnya. Ukur TD dengan

posisi duduk atau berbaring serta ukur nadi

Perubahan TD dan nadi dapat digunakan

untuk perkiraan kasar kehilangan darah,

missal nadi diduga 25% penurunan >110

Catat respon fisiologi individual pasien

terhadap perdarahan, misalnya perubahan

mental, kelemahan, gelisah, anietas, pucat,

berkeringant, takipnea, peningkatan suhu

Simtomatologi dapat berguna dalam

mengukur berat badan atau lamanya episode

perdarahan. Memburuknya gejala dapat

menunjukkan berlanjutnya perdarahan atau

tidak adekuatnya penggataian cairan

Awasi batuk dan bicara karena akan

mengiritasi luka dan menambah perdarahan

Aktivitas batuk dan bicara meninkakan

tekanan intraabdomen dan dapat

mencetuskan perdarahan langit

(Doenges,2000)

Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan tindakan pembedahan

Tujuan : nyeri berkurang atau hilang

Page 18: Makalah Tonsilitis

Kriteria hasil : setelah dilakukan tindakan keperawatan nyeri berkurang, skala nyeri

terkontrol

INTERVENSI RASIONAL

Tentukan karakteristik nyeri, misalnya tajam,

konstan, ditusuk, selidiki perubahan karakter

atau lokasi atau intensitas nyeri

Nyeri biasanya ada dalam beberapa derajat,

juga dapat menimbulkan komplikasi

Anjurkan klien untuk mengurangi nyeri

dengan:

1. minum air dingin atau air es

2. hindarkan makanan pedas, panas,

asam dan keras

3. melakukan teknik relaksasi

Tindakan non-analgetik diberikan dengan

cara alternative untuk mengurangi nyeri dan

menghilangkan ketidaknyamanan

Menciptakan lingkungan yang tenang dan

nyaman

Menurunkan stress dan rangsangan

berlebihan, meningkatkan istirahat

Pantau tanda vital Perubahan frekuensi jantung atau TD

menunjukkan bahwa pasien mengalami nyeri,

khususnya bila alas an lain untuk perubahan

tanda vital telah terlihat

(Doenges,2000)

Resiko infeksi berhubungan dengan luka post operasi ditandai dengan luka terbuka

Tujuan : menyatakan pemahaman penyebab atau fakto resiko individu

Kriteria hasil : mengidentifikasi intervensi untuk mencegah atau menurunkan resiko infeksi,

menunjukkan tehnik atu perubahan pola hidup untuk meningkatkan

lingkungan yang nyaman

INTERVENSI RASIONAL

Cuci tangan sebelum dan sesudah aktivitas

walaupun menggunakan sarung tangan steril

Mengurangi kontaminasi silang

Tetap ada fasilitas control infeksi steril dan

prosedur aseptic

Tetapkan mekanisme yang dirancang untuk

mencegah infeksi

Siapkan lokasi operasi menurut produsen Meminimalkan jumlah bakteri pada lokasi

Page 19: Makalah Tonsilitis

khusus operasi

(Doenges,2000)

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Page 20: Makalah Tonsilitis

Tema : Tonsilitis

Waktu : ±30 menit

Sasaran : Mahasiswa kelompok 2 Stikes Bethesda Yakkum

Tempat : Ruang SGD kelompok 2

I. Tujuan Intruksional Umum

Setelah mengikuti penyuluhan mahasiswa kelompok 2 memiliki pengetahuan

mengenai Tonsilitis

II. Tujuan Intruksional Khusus

1. Mahasiswa SGD kelompok 2 mengerti pengertian Tonsilitis

2. Mahasiswa SGD kelompok 2 mengetahui tanda dan Tonsilitis

3. Mahasiswa SGD kelompok 2 mengetahui penyebab Tonsilitis

4. Mahasiswa SGD kelompok 2 mengerti patofisiologi Tonsilitis

5. Mahasiswa SGD kelompok 2 mengertahui etiologi Tonsilitis

6. Mahasiswa SGD kelompok 2 Mengetahui cara Pencegahan Tonsilitis

III. Pokok Materi

1. Pengertian Tonsilitis

2. Tanda dan Tonsilitis

3. Penyebab Tonsilitis

4. Patofisiologi Tonsilitis

5. Etiologi Tonsilitis

6. Cara Pencegahan Tonsilitis

IV. Metoda

1. Ceramah

2. Tanya jawab

V. Media

Power Point

Page 21: Makalah Tonsilitis

Leaflet

VI. Kegiatan Penyuluhan

NO. Kegiatan Respon pasien Waktu

1. Pendahuluan

a. Penyampaian

salam

b. Perkenalan

c. Menjelaskan topic

penyuluhan

d. Menjelaskan tujuan

e. Apersepsi

a. Membalas salam

b. Memperhatikan

c. Memperhatikan

d. Memperhatikan

e. Memperhatikan

±10 menit

2. Penyampaian materi

a. Materi

a) Menjelaskan

Pengertian Tonsilitis

b) Menjelaskan Tanda

dan Gejala Tonsilitis

c) Menjelaskan Penyebab

Tonsilitis

d) Menjelaskan tentang

Patofisiologi Tonsilitis

e) Menjelaskan tentang

Etiologi Tonsilitis

f) Menjelaskan

Pencegahan terhadap

Tonsilitis

a) Memberikan

kesempatan

bertanya

a. Memperhatikan

penjelasan dan

memperhatikan

b. Bertanya

c. Memperhatikan

jawaban

± 10

menit

Page 22: Makalah Tonsilitis

b) Menjawab

pertanyaan

3. Penutup

a. Menyimpulkan

hasil penyuluhan

b. Menjawab

pertanyaan

Evaluasi

a. Menanyakan

kembali ke peserta

penyuluhan

a. Memperhatikan

b. Menjawab

a. Menjawab

±10 menit

VII. Evaluasi

1. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian Tonsilitis

2. Mahasiswa dapat menyebutkan tanda dan gejala Tonsilitis

3. Mahasiswa mengerti tentang penyebab Tonsilitis

4. Mahasiswa mengerti patofisiologi Tonsilitis

5. Mahasiswa dapat menjelaskan etiologi Tonsilitis

6. Mahasiswa dapat mengetahui pencegahan terhadap Tonsilitis

Yogyakarta, 18 Oktober 2012

Pembimbing Penyuluh

Tiur Agustina S.kep,Ns SGD kelompok 2

DAFTAR PUSTAKA

1. Doengus, Marylin E.1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC

Page 23: Makalah Tonsilitis

2. Efiaty Arsyad Soepardi & Nurbaiti Iskandar. 2001. Buku Ajar Ilmu Kesehatan.

Jakarta : Balai Penerbit FKUI

3. R. Sjamsuhidayat & Wimdejong. 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi revisi. Jakarta :

EGC

4. Smeltzer Suzamec. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunerr &

Suddarth. Jakarta : EGC