225046901 tonsilitis referat

34
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum wr. wb. Salam sejahtera bagi kita semua. Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan referat dengan tema “Tonsilitis.” Referat ini disusun untuk melengkapi tugas di kepanitraan klinik ilmu penyakit Telinga Hidung Tenggorok – Kepala Leher (THT-KL) di Rumah Sakit Moh.Ridwan Meuraksa, Jakarta. Dalam menyelesaikan tugas referat ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada, Kolonel (Purn) dr. Tri Damijatno, Sp.THT, LetKol CKM dr. Rakhmat Haryanto, M.Kes, Sp.THT-KL dan Mayor CKM dr. M. Andi Fathurakhman, Sp. THT-KL sebagai pembimbing referat penulis di Kepaniteraan Klinik THT-KL Rumah Sakit Moh.Ridwan Meuraksa, Jakarta. Penulis menyadari bahwa referat ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis

Upload: estilia

Post on 06-Dec-2015

273 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

yh

TRANSCRIPT

Page 1: 225046901 Tonsilitis Referat

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb.

Salam sejahtera bagi kita semua.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang

Maha Esa, atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan sehingga pada

akhirnya penulis dapat menyelesaikan referat dengan tema “Tonsilitis.”

Referat ini disusun untuk melengkapi tugas di kepanitraan klinik ilmu

penyakit Telinga Hidung Tenggorok – Kepala Leher (THT-KL) di Rumah Sakit

Moh.Ridwan Meuraksa, Jakarta. Dalam menyelesaikan tugas referat ini, penulis

mengucapkan terima kasih kepada, Kolonel (Purn) dr. Tri Damijatno, Sp.THT,

LetKol CKM dr. Rakhmat Haryanto, M.Kes, Sp.THT-KL dan Mayor CKM dr. M.

Andi Fathurakhman, Sp. THT-KL sebagai pembimbing referat penulis di

Kepaniteraan Klinik THT-KL Rumah Sakit Moh.Ridwan Meuraksa, Jakarta.

Penulis menyadari bahwa referat ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun

untuk kesempurnaan referat yang penulis buat ini.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga referat ini dapat

bermanfaat bagi masyarakat dan khususnya bagi mahasiswa kedokteran.

Terima kasih.

Wassalamu’alaikum wr. wb

Jakarta, Mei 2014

Penyusun,

Page 2: 225046901 Tonsilitis Referat

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Tonsil adalah massa yang terdiri dari jaringan limfoid dan ditunjang oleh

jaringan ikat dengan kriptus didalamnya. Terdapat 3 macam tonsil yaitu tonsil

faringeal (adenoid), tonsil palatina dan tonsil lingual yang ketiga-tiganya

membentuk lingkaran yang disebut cincin waldeyer.

Jaringan limfoid yang mengelilingi faring, pertama kali digambarkan

anatominya oleh Heinrich von Waldeyer, seorang ahli anatomi Jerman. Jaringan

limfoid lainnya yaitu tonsil lingual, pita lateral faring dan kelenjar-kelenjar

limfoid. Kelenjar ini tersebar dalam fossa Rossenmuler, dibawah mukosa dinding

faring posterior faring dan dekat orifisium tuba eustachius (tonsil Gerlach’s).

Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari

cincin Waldeyer. Cincin Waldeyer terdiri atas susunan kelenjar limfa yang

terdapat di dalam rongga mulut yaitu tonsil faringeal (adenoid), tonsil palatina

(tonsil faucial), tonsil lingual (tonsil pangkal lidah), tonsil tuba Eustachius (lateral

band dinding faring atau Gerlach’s tonsil) (Soepardi, 2007). Sedangkan menurut

Reeves (2001) tonsilitis merupakan inflamasi atau pembengkakan akut pada tonsil

atau amandel. Tonsilektomi adalah pengangkatan tonsil dan struktur adenoid,

bagian jaringan limfoid yang mengelilingi faring melalui pembedahan (Nettina,

2006)

Page 3: 225046901 Tonsilitis Referat

Berdasarkan pengertian di atas kesimpulan dari penulis adalah tonsilitis

merupakan suatu peradangan pada tonsil yang disebabkan oleh bakteri ataupun

virus, prosesnya bisa akut atau kronis.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II. 1. ANATOMI CINCIN WELDEYER

EMBRIOLOGI

Pada permulaan pertumbuhan tonsil, terjadi invaginasi kantong brakial ke

II ke dinding faring akibat pertumbuhan faring ke lateral. Selanjutnya terbentuk

fosa tonsil pada bagian dorsal kantong tersebut, yang kemudian ditutupi epitel.

Bagian yang mengalami invaginasi akan membagi lagi dalam beberapa bagian,

sehingga terjadi kripta. Kripta tumbuh pada bulan ke 3 - 6 kehidupan janin,

berasal dari epitel permukaan. Pada bulan ke 3 tumbuh limfosit di dekat epitel

tersebut dan terjadi nodul pada bulan ke 6, yang akhirnya terbentuk jaringan ikat

limfoid. Kapsul dan jaringan ikat lain tumbuh pada bulan ke 5 dan berasal dari

mesenkim, dengan demikian terbentuklah massa jaringan tonsil.

ANATOMI

Page 4: 225046901 Tonsilitis Referat

Cincin waldeyer merupakan jaringan limfoid yang mengelilingi faring.

Bagian terpentingnya adalah tonsil palatina dan tonsil faringeal (adenoid). Unsur

yang lain adalah tonsil lingual, gugus limfoid lateral faring dan kelenjar-kelenjar

limfoid yang tersebar dalam fosa Rosenmuller, di bawah mukosa dinding

posterior faring dan dekat orifisium tuba eustachius.

Tonsil adalah massa yang terdiri dari jaringan limfoid yang terdapat di

dalam faring, diliputi epitel skuamosa dan ditunjang oleh jaringan ikat dengan

kriptus didalamnya (UI). Terdapat 3 macam tonsil yaitu tonsila faringeal

(adenoid), tonsila palatina (tonsil faucium), dan tonsila lingualis yang ketiga-

tiganya membentuk lingkaran yang disebut cincin Waldeyer.

Dalam pengertian sehari-hari yang dimaksud dengan tonsil adalah tonsila

palatina, sedang tonsila faringeal lebih dikenal sebagai adenoid.

Untuk kepentingan klinis, faring dibagi menjadi 3 bagian utama:

nasofaring, orofaring, dan laringofaring. Satu pertiga bagian atas atau nasofaring

adalah bagian pernafasan dari faring dan tidak dapat bergerak kecuali palatum

molle bagian bawah. Bagian tengah faring disebut orofaring, meluas dari batas

bawah palatum molle sampai permukaan lingual epiglotis. Bagian bawah faring

dikenal dengan nama hipofaring atau laringofaring, menunjukkan daerah jalan

nafas bagian atas yang terpisah dari saluran pencernaan bagian atas.

Pada orofaring yang disebut juga mesofaring, terdapat cincin jaringan

limfoid yang melingkar dikenal dengan Cincin Waldeyer, terdiri dari Tonsila

pharingeal (adenoid), Tonsila palatina, dan Tonsila lingualis.

Page 5: 225046901 Tonsilitis Referat

1. Pharyngeal tonsil

2. Palatine tonsil

3. Lingual tonsil

4. Epiglottis

Tonsila Faringeal (adenoid)

Adenoid merupakan masa limfoid yang berlobus dan terdiri dari jaringan

limfoid yang sama dengan yang terdapat pada tonsil. Lobus atau segmen tersebut

tersusun teratur seperti suatu segmen terpisah dari sebuah ceruk dengan celah atau

kantong diantaranya. Lobus ini tersusun mengelilingi daerah yang lebih rendah di

bagian tengah, dikenal sebagai bursa faringeus.

Adenoid terletak pada nasofaring yaitu pada dinding atas nasofaring

bagian belakang. Jaringan adenoid di nasofaring terutama ditemukan pada dinding

atas dan posterior, walaupun dapat meluas ke fosa Rosenmuller dan orifisium tuba

eustachius Pada masa pubertas adenoid ini akan menghilang atau mengecil

sehingga jarang sekali dijumpai pada orang dewasa. Ukuran adenoid bervariasi

pada masing-masing anak. Pada umumnya adenoid akan mencapai ukuran

maksimal antara usia 3-7 tahun kemudian akan mengalami regresi.

Apabila adenoid membesar maka akan tampak sebagai sebuah massa yang

terdiri dari 4-5 lipatan longitudinal anteroposterior serta mengisi sebagian besar

Page 6: 225046901 Tonsilitis Referat

atas nasofaring. Berlainan dengan tonsil, adenoid mengandung sedikit sekali

kripta dan letak kripta tersebut dangkal. Tidak ada jaringan khusus yang

memisahkan adenoid ini dengan m. konstriktor superior sehingga pada waktu

adenoidektomi sukar mengangkat jaringan ini secara keseluruhan. Adenoid

mendapat darah dari cabang-cabang faringeal A. Karotis interna dan sebagian

kecil dari cabang-cabang palatina A. Maksilaris. Darah vena dialirkan sepanjang

pleksus faringeus ke dalam V. Jugularis interna. Sedangkan persarafan sensoris

melelui N. Nasofaringeal yaitu cabang dari saraf otak ke IX dan juga melalui N.

Vagus.

Tonsila Lingualis

Merupakan kumpulan jaringan limfoid yang tidak berkapsul dan terdapat

pada basis lidah diantara kedua tonsil palatina dan meluas ke arah anteroposterior

dari papilla sirkumvalata ke epiglottis. Jaringan limfoid ini menyebar ke arah

lateral dan ukurannya mengecil. Dipisahkan dari otot-otot lidah oleh suatu lapisan

jaringan fibrosa. Jumlahnya bervariasi, antara 30-100 buah. Pada permukaannya

terdapat kripta yang dangkal dengan jumlah yang sedikit. Sel-sel limfoid ini

sering mengalami degenerasi disertai deskuamasi sel-sel epitel dan bakteri, yang

akhirnya membentuk detritus.

Tonsila lingualis mendapat perdarahan dari A. Lingualis yang merupakan

cabang dari A. Karotis eksterna. Darah vena dialirkan sepanjang V. Lingualis ke

V. Jugularis interna. Aliran limfe menuju ke kelenjar servikalis profunda.

Persarafannya melalui cabang lingual N. IX.

Tonsila Palatina

Tonsil terletak di bagian samping belakang orofaring, dalam fossa

tonsilaris, berbentuk oval dengan ukuran dewasa panjang 20-25 mm, lebar 15-20

mm, tebal 15 mm, dan berat sekitar 1,5 gram. Berat tonsil pada laki-laki

berkurang dengan bertambahnya umur, sedangkan pada wanita berat bertambah

pada masa pubertas dan kemudian menyusut kembali.

Page 7: 225046901 Tonsilitis Referat

Tonsil palatina adalah suatu massa jaringan limfoid yang terletak di dalam

fosa tonsil pada kedua sudut orofaring, dan dibatasi oleh pilar anterior (otot

palatoglosus) dan pilar posterior (otot palatofaringeus). Tonsil berbentuk oval

dengan panjang 2-5 cm. Permukaan tonsil merupakan permukaan bebas dan

mempunyai lekukan yang merupakan muara dari kripta tonsil. Jumlah kripta

tonsil berkisar antara 20-30 buah, berbentuk celah kecil yang dilapisi oleh epitel

berlapis gepeng. Beberapa kripta ada yang berjalan kearah dalam substansia tonsil

dan berakhir dibawah permukaan kapsul.. Kripta dengan ukuran terbesar terletak

pada pole atas tonsil dan disebut kripta superior, normalnya mengandung sel-sel

epitel, limfosit, bakteri, dan sisa makanan. Kripta superior sering menjadi tempat

pertumbuhan kuman karena kelembaban dan suhunya sesuai untuk pertumbuhan

kuman, juga karena tersedianya substansi makanan di daerah tersebut. Tonsil

tidak selalu mengisi seluruh fosa tonsilaris, daerah yang kosong diatasnya dikenal

sebagai fosa supratonsilar

Tonsil terletak di lateral orofaring. Dibatasi oleh:

Lateral : M. konstriktor faring superior

Anterior : M. palatoglosus

Posterior : M. palatofaringeus

Superior : Palatum mole

Inferior : Tonsil lingual

Secara mikroskopik tonsil terdiri atas 3 komponen yaitu jaringan ikat, folikel

germinativum (merupakan sel limfoid) dan jaringan interfolikel (terdiri dari

jaringan limfoid).5

Fossa tonsilaris di bagian depan dibatasi oleh pilar anterior (arkus plalatina

anterior), sedangkan di bagian belakang dibatasi oleh pilar posterior (arkus

palatina posterior), yang kemudian bersatu di pole atas dan selanjutnya bersama-

sama dengan m. Palatina membentuk palatum molle. Bagian atas fossa tonsilaris

kosong dinamakan fossa supratonsiler yang merupakan jaringan ikat longgar.

Page 8: 225046901 Tonsilitis Referat

Permukaan lateral tonsil ditutupi oleh kapsula fibrosa yang kuat dan

berhubungan dengan fascia faringobasilaris yang melapisi M. konstriktor

faringeus. Kapsul tonsil tersebut masuk ke dalam jaringan tonsil, membentuk

septa yang mengandung pembuluh darah dan saraf tonsil.

Kutub bawah tonsil melekat pada lipatan mukosa yang disebut plika

triangularis, dimana pada bagian bawahnya terdapat folikel yang kadang-kadang

membesar. Plika ini penting karena sikatrik yang terbantuk setelah proses

tonsilektomi dapat menarik folikel tersebut ke dalam fossa tonsilaris, sehingga

dapat dikelirukan sebagai sisa tonsil.

Pole atas tonsil terletak pada cekungan yang berbentuk bulan sabit, disebut

sebagai plika semilunaris. Pada plika ini terdapat massa kecil lunak, letaknya

dekat dengan ruang supratonsil dan disebut glandula salivaris mukosa dari

Weber, yang penting peranannya dalam pembentukan abses peritonsil. Pada saat

tonsilektomi, jaringan areolar yang lunak antara tonsil dengan fosa tonsilaris

mudah dipisahkan.

Di sekitar tonsil terdapat 3 ruang potensial yang secara klinik sering menjadi

tempat penyebaran infeksi dari tonsil. Ketiga ruang potensial tersebut adalah :

1. Ruang peritonsil (ruang supratonsil)

Berbentuk hampir segitiga dengan batas-batas :

Page 9: 225046901 Tonsilitis Referat

- Anterior : m. palatoglosus

- Lateral & posterior : m. palatofaringeus

- Dasar segitiga : pole atas tonsil

Dalam ruang ini terdapat kelenjar salivarius Weber, yang bila terinfeksi dapat

menyebar ke ruang peritonsil, menjadi abses peritonsil.

2. Ruang retromolar

Terdapat tepat di belakang gigi molar 3, berbentuk oval, merupakan sudut yang

dibentuk oleh ramus dan korpus mandibula. Di sebelah medial terdapat m.

Buccinator, sementara pada bagian postero-medialnya terdapat m. Pterygoideus

internus dan bagian atas terdapat fasikulus longus M. temporalis. Bila terjadi

abses hebat pada daerah ini akan menimbulkan gejala utama trismus disertai sakit

yang amat sangat, sehingga sulit dibedakan dengan abses peritonsil.

3. Ruang parafaring (ruang faringomaksila ; ruang pterygomandibula)

Merupakan ruang yang lebih besar dan luas serta banyak terdapat pembuluh darah

besar, sehingga bila terjadi abses, berbahaya sekali. Adapun batas-batas ruang ini

adalah

- Superior : Basis kranii dekat foramen jugulare

- Inferior : Os hyoid

- Medial : M. Konstriktor faringeus superior

- Lateral : Ramus ascendens mandibula, tempat m. Pterygoideus interna dan bagian posterior kelenjar parotis

- Posterior : Otot-otot prevertebra

Ruang parafaring ini terbagi 2 (tidak sama besar) oleh prosesus styloideus dan

otot-otot yang melekat pada prosesus styloideus tersebut :

- Ruang pre-styloid, lebih besar, abses dapat timbul oleh karena : radng tonsil,

mastoiditis, parotitis, karies gigi atau tindakan operatif.

Page 10: 225046901 Tonsilitis Referat

- Ruang post-styloid, lebih kecil, di dalamnya terdapat : A. karotis interna, V.

Jugularis, N. Vagus dan saraf-saraf simpatis.

Ruang parafaring ini hanya dibatasi oleh fascia yang tipis dengan ruang retro

faring.

Ruang retrofaring

Batas-batasnya adalah sebagai berikut :

- Anterior : fascia m. Konstriktor superior

- Posterior : fascia prevertebralis

- Superior : basis cranii

- Inferior : mediastinum setinggi bifurkasio trakea

- Lateral : parafaringeal space

Aliran Limfe Tonsil

Tonsil tidak mempunyai sistem limfatik aferen. Aliran limfe dari parenkim

tonsil ditampung pada ujung pembuluh limfe eferen yang terletak pada trabekula,

yang kemudian membentuk pleksus pada permukaan luar tonsil dan berjalan

menembus M. Konstriktor faringeus superior, selanjutnya menembus fascia

bukofaringeus dan akhirnya menuju kelenjar servikalis profunda yang terletak

sepanjang pembuluh darah besar leher, di belakang dan di bawah arkus

mendibula. Kemudian aliran limfe ini dilanjutkan ke nodulus limfatikus daerah

dada, untuk selanjutnya bermuara ke dalam duktus torasikus.

Vaskularisasi Tonsil

Tonsil diperdarahi oleh beberapa cabang pembuluh darah, yaitu :

- A. Palatina Ascenden, cabang A. Fasialis, memperdarahi bagian postero

inferior

- A. Tonsilaris, cabang A. Fasialis, memperdarahi daerah antero-inferior

Page 11: 225046901 Tonsilitis Referat

- A. Lingualis Dorsalis, cabang A. Maksilaris Interna, memperdarahi daerah

antero-media

- A. Faringeal Ascenden, cabang A. Karotis Eksterna, memperdarahi daerah

postero-superior

- A. Palatida Descenden dan cabangnya, A. Palatina Mayor dan A. Palatina

Minor, memperdarahi daerah antero-superior

Daerah vena dialirkan melalui pleksus venosus perikapsular ke V.

Lingualis dan pleksus venosus faringeal, yang kemudian bermuara ke V. Jugularis

Interna. Pembuluh vena tonsil berjalan dari palatum, menyilang bagian lateral

kapsula dan selanjutnya menembus dinding faring.

Persarafan Tonsil

Persarafan tonsil berasal dari saraf trigeminus dan saraf glossopharingeus.

Nervus trigeminus mempersarafi bagian atas tonsil melalui cabangnya yang

melewati ganglion sphenopaltina yaitu n. palatina. Bagian bawah tonsil dipersarafi

n. glossopharingeus.

II.2. FISIOLOGI

Fungsi jaringan limfoid faring adalah memproduksi sel-sel limfosit tetapi

peranannya sendiri dalam mekanisme pertahanan tubuh masih diragukan.

Penelitian menunjukkan bahwa tonsil memegang peranan penting dalam fase-fase

permulaan kehidupan terhadap infeksi mukosa nasofaring dari udara pernafasan

sebelum masuk ke dalam saluran nafas bagian bawah.

Pada tonsil terdapat sistem imun kompleks yang terdiri atas sel M (sel

membran), makrofag, sel dendrit, dan APCs yang berperan dalam transportasi

antigen ke sel limfosit sehingga terjadi sintesis imunoglobin spesifik. Juga

terdapat sel limfosit B, limfosit T, sel plasma dan sel pembawa IgG. Tonsil

merupakan jaringan limfoid yang mengandung sel limfosit, 0,1-0,2% dari

keseluruhan limfosit tubuh pada orang dewasa. Proporsi limfosit B dan T pada

tonsil adalah 50%:50%, sedangkan di darah 55-75%:15-30%.

Page 12: 225046901 Tonsilitis Referat

Tonsil merupakan organ limfotik sekunder yang diperlukan untuk

diferensiasi dan proliferasi limfosit yang sudah disensitisasi. Tonsil mempunyai 2

fungsi utama yaitu 1) menangkap dan mengumpulkan bahan asing dengan efektif;

2) sebagai organ utama produksi antibodi dan sensitisasi sel limfosit T dengan

antigen spesifik.

Hasil penelitian mengenai kadar antibodi pada tonsil menunjukkan bahwa

perenkim tonsil mempunyai kemampuan untuk memproduksi antibodi. Penelitian

terakhir menyatakan bahwa tonsil memegang peranan dalam memproduksi Ig-A,

yang menyebabkan jaringan lokal resisten terhadap organisme patogen.

Sewaktu baru lahir tonsil secara histologis tidak mempunyai centrum

germinativum, biasanya ukurannya kecil. Setelah antibodi dari ibu habis, barulah

mulai terjadi pembesaran tonsil dan adenoid, yamg pada permulaan kehidupan

masa kanak-kanak dianggap normal dan dipakai sebagai indeks aktifitas sistem

imun. Pada waktu pubertas atau sebelum masa pubertas, terjadi kemunduran

fungsi tonsil yang disertai proses involusi.

Kuman-kuman patogen yang terdapat dalam flora normal tonsil dan faring

tidak menimbulkan peradangan, karena pada daerah ini terdapat mekanisme

pertahanan dan hubungan timbal balik antara berbagai jenis kuman.

Terdapat 2 bentuk mekanisme pertahanan tubuh, yaitu :

1. Mekanisme pertahanan non spesifik

Berupa kemampuan sel limfoid untuk menghancurkan mikroorganisme.

Pada beberapa tempat lapisan mukosa tonsil sangat tipis sehingga menjadi tempat

yang lemah terhadap masuknya kuman ke dalam jaringan tonsil. Dengan

masuknya kuman ke dalam lapisan mukosa, maka kuman ini akan ditangkap oleh

sel fagosit, dalam hal ini adalah elemen tonsil. Selanjutnya sel fagosit akan

membunuh kuman dengan proses oksidasi dan digesti.

2. Mekanisme pertahanan spesifik

Page 13: 225046901 Tonsilitis Referat

Merupakan mekanisme pertahanan yang penting dalam mekanisme

pertahanan tubuh terhadap udaran pernafasan sebelum masuk ke dalam saluran

nafas bawah. Tonsil dapat memproduksi IgA yang akan menyebabkan resistensi

jaringan lokal terhadap organisme patogen. Disamping itu, tonsil dan adenoid juga

dapat menghasilkan IgE yang berfungsi untuk mengikat sel basofil dan sel

mastosit, dimana sel-sel tersebut mengandung granula yang berisi mediator

vasoaktif, yaitu histamin. Sel basofil yang terutama adalah sel basofil dalam

sirkulasi (sel basofil mononuklear) dan sel basofil dalam jaringan (sel mastosit).

Bila ada alergen, maka alergen tersebut akan bereaksi dengan IgE sehingga

permukaan sel membrannya terangsang dan terjadilah proses degranulasi. Proses

ini akan menyebabkan keluarnya histamin sehingga timbul reaksi hipersensitivitas

tipe 1, yaitu atopi, anafilaksis, urtikaria, dan angioedema.

Dengan teknik immunoperoksida, dapat diketahui bahwa IgE dihasilkan

dari plasma sel terutama dari epitel yang menutupi permukaan tonsil, adenoid, dan

kripta tonsil. Sedangkan mekanisme kerja IgA, bukanlah menghancurkan antigen

akan tetapi mencegah substansi tersebut masuk ke dalam proses imunologi,

sehingga dalam proses netralisasi dari infeksi virus, IgA mencegah terjadinya

penyakit autoimun. Oleh karena itu, IgA merupakan barier untuk mencegah reaksi

imunologi serta untuk menghambat proses bakteriolisis.

Apabila terjadi peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari

cincin waldeyer, maka dapat terjadi pembesaran tonsil, berikut pembagian

menurut Thane & Cody :

T1 : batas medial tonsil melewati pilar anterior sampai ¼ jarak pilar anterior-uvula

T2 : batas medial tonsil melewati ¼ pilar anterior-uvula sampai

½ jarak pilar anterior-uvula

T3 : batas medial tonsil melewati ½ pilar anterior-uvula sampai ¾ jarak pilar

anterior-uvula

T4 : batas medial tonsil melewati ¾ pilar anterior-uvula sampai uvula atau lebih.

Page 14: 225046901 Tonsilitis Referat

Gambar Anatomi Tonsil

II. 3. TONSILITIS

II. 3. 1. Definisi

Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari

cincin Waldeyer. Cincin Waldeyer terdiri atas susunan kelenjar limfa yang

terdapat di dalam rongga mulut yaitu tonsil faringeal (adenoid), tonsil palatina

(tonsil faucial), tonsil lingual (tonsil pangkal lidah), tonsil tuba Eustachius (lateral

band dinding faring atau Gerlach’s tonsil) (Soepardi, 2007). Sedangkan menurut

Reeves (2001) tonsilitis merupakan inflamasi atau pembengkakan akut pada tonsil

atau amandel.

II. 3. 2. Epidemiologi

II. 3. 3. Etiologi

A. Tonsillitis bakterialis supuralis akut paling sering disebabkan oleh streptokokus

beta hemolitikus group A,Misalnya: Pneumococcus, staphylococcus,

Haemalphilus influenza, sterptoccoccus non hemoliticus atau streptoccus viridens.

Page 15: 225046901 Tonsilitis Referat

B. Bakteri merupakan penyebab pada 50% kasus. Antara lain streptococcus B

hemoliticus grup A, streptococcus, Pneumoccoccus,Virus, Adenovirus, Virus

influenza serta herpes.

C. Penyebabnya infeksi bakteri streptococcus atau infeksi virus. Tonsil berfungsi

membantu menyerang bakteri dan mikroorganisme lainnya sebagai tindakan

pencegahan terhadap infeksi. Tonsil bisa dikalahkan oleh bakteri maupun virus,

sehingga membengkak dan meradang, menyebabkan tonsillitis. (Adam,1999;

Iskandar,1993; Firman,2006)

II. 3. 4. Patofisiologi

Saat bakteri atau virus memasuki tubuh melalui hidung atau

mulut,amandel berperan sebagai filter, menyelimuti organism yang berbahaya

tersebut sel-sel darah putih ini akan menyebabkan infeksi ringan pada

amandel.Hal ini akan memicu tubuh untuk membentuk antibody terhadap infeksi

yang akan datang akan tetapi kadang-kadang amandel sudah kelelahan menahan

infeksi atau virus.Infeksi bakteri dari virus inilah yang menyebabkan tonsillitis.

Bakteri atau virus menginfeksi lapisan epitel tonsil-tonsil epitel

menjadikan terkikis dan terjadi peradangan serta infeksi pada tonsil.Infeksi tonsil

jarang menampilkan gejala tetapi dalam kasus yang ekstrim pembesaran ini dapat

menimbulkan gejala menelan.Infeksi tonsil yang ini adalah peradangan di

tenggorokan terutama dengan tonsil yang abses (abses

peritonsiler). Abses besar yang terbentuk dibelakang tonsil menimbulkan rasa

sakit yang intens dan demam tinggi (39C-40C).abses secara perlahan-lahan

mendorong tonsil menyeberang ke tengah tenggorokan. Dimulai dengan sakit

tenggorokan ringan sehingga menjadi parah.pasien hanya mengeluh merasa sakit

tenggorokannya sehingga berhenti

makan.

Tonsilitis dapat menyebabkan kesukaran menelan,panas,bengkak,dan

kelenjar getah bening melemah didalam daerah submandibuler, sakit pada sendi

dan otot,kedinginan, seluruh tubuh sakit,sakit kepala dan biasanya sakit pada

Page 16: 225046901 Tonsilitis Referat

telinga.Sekresi yang berlebih membuat pasien mengeluh sukar menelan,belakang

tenggorokan akan terasa mengental.Hal-hal yang tidak menyenangkan tersebut

biasanya berakhir setelah 72 jam. (Edward,2001 Reeves,Charlene J.Roux,Gayle

dkk,2001 )

II. 3. 5. Klasifikasi

Macam-macam tonsillitis

1. Tonsillitis akut

Dibagi lagi menjadi 2, yaitu :

a. Tonsilitis viral

Ini lebih menyerupai common cold yang disertai rasa nyeri tenggorok.

Penyebab paling tersering adalah virus Epstein Barr.

b. Tonsilitis Bakterial

Radang akut tonsil dapat disebabkan kuman grup A stereptococcus beta

hemoliticus yang dikenal sebagai strept throat, pneumococcus,

streptococcus viridian dan streptococcus piogenes. Detritus merupakan

kumpulan leukosit, bakteri yang mulai mati.

2. Tonsilitis membranosa

a. Tonsilitis Difteri

Penyebabnya yaitu oleh kuman Coryne bacterium diphteriae, kuman yang

termasuk Gram positif dan hidung di saluran napas bagian atas yaitu

hidung, faring dan laring.

b. Tonsilitis Septik

Penyebab streptococcus hemoliticus yang terdapat dalam susu sapi

sehingga menimbulkan epidemi. Oleh karena di Indonesia susu sapi

dimasak dulu dengan cara pasteurisasi sebelum diminum maka penyakit

ini jarang ditemukan.

3. Angina Plout Vincent

Page 17: 225046901 Tonsilitis Referat

Penyebab penyakit ini adalah bakteri spirochaeta atau triponema yang

didapatkan pada penderita dengan higiene mulut yang kurang dan

defisiensi vitamin C. Gejala berupa demam sampai 39° C, nyeri kepala ,

badan lemah dan kadang gangguan pecernaan.

a. Tonsilitis kronik

Faktor predisposisi timbulnya tonsilitis kronis ialah rangsangan yang

menahun dari rokok, beberapa jenis makanan, higiene mulut yang

buruk, pengaruh cuaca kelemahan fisik dan pengobatan tonsilitis yang

tidak adekuat kuman penyebabnya sama dengan tonsilitis akut tetapi

kadang-kadang kuman berubah menjadi kuman golongan gram negatif.

(Soepardi,Efiary Arsyad,dkk 2007)

II. 3. 6. Manifestasi Klinis

a. Gejala berupa nyeri tenggorokan (yang semakin parah jika penderita menelan)

nyeri seringkali dirasakan di telinga (karena tenggorokan dan telinga memiliki

persyarafan yang sama ). Gejala lain: Demam, tidak enak badan, sakit kepala,

muntah.

b. Gejala tonsillitis antara lain : pasien mengeluh ada penghalang di tenggorokan,

tenggorokan terasa kering, pernafasan bau, pada pemeriksaan tonsil membesar

dengan permukaan tidak rata, kriptus membesar dan terisi detritus, tidak nafsu

makan, mudah lelah, nyeri abdomen, pucat, letargi, nyeri kepala, disfagia (sakit

saat menelan), mual dan muntah.

c. Gejala pada tonsillitis akut : rasa gatal/ kering ditenggorokan, lesu, nyeri sendi

odinafagia, anoreksia, otalgia, suara serak (bila laring terkena), tonsil

membengkak

d. Dimulai dengan sakit tenggorokan yang ringan hingga menjadi parah, sakit

menelan, kadang – kadang muntah. Tonsil kepala dan sakit pada bengkak, panas,

gatal, sakit pada otot dan sendi, nyeri pada seluruh badan, kedinginan, sakit

telinga. Pada tonsillitis dapat mengakibatkan kekambuhan sakit tenggorokan dan

keluar nanah pada lekukan tonsil.

(Megantara, 2006; Mansjoer, 1999; Hembing, 2002)

Page 18: 225046901 Tonsilitis Referat

II. 3. 7. Diagnosis

1. Fokus pengkajian menurut Firman (2006) yaitu :

a. Anamnesis

1) Kaji adanya riwayat penyakit sebelumnya (tonsilitis)

2) Apakah pengobatan adekuat

3) Kapan gejala itu muncul

4) Bagaimana pola makannya

5) Apakah rutin atau rajin membersihkan mulut

b. Pemeriksaan fisik

Data dasar pengkajian menurut Doenges (2000), yaitu :

a) Integritas Ego

Gejala : Perasaan takut, khawatir

Tanda : ansietas, depresi, menolak.

b) Makanan atau Cairan

Gejala : Kesulitan menelan

Tanda : Kesulitan menelan, mudah terdesak, inflamasi

c) Hygiene

Tanda : kebersihan gigi dan mulut buruk

d) Nyeri atau keamanan

Tanda : Gelisah, perilaku berhati-hati

Gejala : Sakit tenggorokan kronik, penyebaran nyeri ke telinga

e) Pernapasan

Gejala : Riwayat menghisap asap rokok (mungkin ada anggota keluarga

yang merokok), tinggal di tempat yang berdebu.

f) Tenggorokan

Inspeksi : Tonsil membesar dan berwarna kemerahan.

Palpasi : Terdapat nyeri tekan, pembesaran kelenjar limfoid.

II. 3. 8. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan tonsillitis secara umum:

Page 19: 225046901 Tonsilitis Referat

a. Jika penyebab bakteri, diberikan antibiotik peroral (melalui mulut ) selama 10

hari, jika mengalami kesulitan menelan, bisa diberikan dalam bentuk suntikan.

b. Pengangkatan tonsil (Tonsilektomi ) dilakukan jika:

1) Tonsilitis terjadi sebanyak 7 kali atau lebih /tahun .

2) Tonsilitis terjadi sebanyak 5 kali atau lebih / tahun dalam kurun waktu 2 tahun.

3) Tonsilitis terjadi sebanyak 3 kali atau lebih / tahun dalam kurun waktu 3 tahun.

4) Tonsilitis tidak memberikan respon terhadap pemberian antibiotik.

Penatalaksanaan tonsillitis adalah:

a. Penatalaksanaan tonsillitis akut :

1) Antibiotik golongan penelitian atau sulfanamid selama 5 hari dan obat

kumur atau obat isap dengan desinfektan, bila alergi dengan diberikan

eritromisin atau klidomisin.

2) Antibiotik yang adekuat untuk mencegah infeksi sekunder,

kortikosteroid untuk mengurangi edema pada laring dan obat simptomatik.

3) Pasien diisolasi karena menular, tirah baring, untuk menghindari

komplikasi kantung selama 2-3 minggu atau sampai hasil usapan

tenggorok 3 kali negatif

4) Pemberian antipiretik

b. Penatalaksanaan tonsillitis kronik

1) Terapi lokal untuk hygiene mulut dengan obat kumur / hisap.

2) Terapi radikal dengan tonsilektomi bila terapi medikamentosa atau

terapi konservatif tidak berhasil.

Tonsilektomi menurut Firman S (2006), yaitu :

a. Perawatan Prabedah

Diberikan sedasi dan premedikasi, selain itu pasien juga harus dipuasakan,

membebaskan anak dari infeksi pernafasan bagian atas.

b. Teknik pembedahan

Anestesi umum selalu diberikan sebelum pembedahan,pasien diposisikan

terlentang dengan kepala sedikit direndahkan dan leher dalam keadaan ekstensi

Page 20: 225046901 Tonsilitis Referat

mulut ditahan terbuka dengan suatu penutup dan lidah didorong keluar dari jalan.

Penyedotan harus dapat diperoleh untuk

mencegah inflamasi dari darah. Tonsil diangkat dengan diseksi / quillotine.

Metode apapun yang digunakan penting untuk mengangkat tonsil secara lengkap.

Perdarahan dikendalikan dengan menginsersi suatu pak kasa ke dalam ruang post

nasal yang harus diangkat setelah pembedahan. Perdarahan yang berlanjut dapat

ditangani dengan mengadakan ligasi pembuluh darah pada dasar tonsil.

c. Perawatan paska-bedah

1) Berbaring kesamping sampai bangun kemudian posisi mid fowler.

2) Memantau tanda-tanda perdarahan:

1. Menelan berulang

2. Muntah darah segar

3. Peningkatan denyut nadi pada saat tidur

3) Diet

a) Memberikan cairan bila muntah telah reda.

1. Mendukung posisi untuk menelan potongan makanan yang besar (lebih

nyaman dari adanya kepingan kecil)

2. Hindari pemakaian sedotan (suction dapat menyebabkan perdarahan)

b) Menawarkan makanan

1. Es cream, crustard dingin, sup krim, dan jus.

2. Refined sereal dan telur setengah matang biasanya lebih dapat dinikmati

pada pagi hari setelah perdarahaan.

3. Hindari jus jeruk,minuman panas, makanan kasar atau banyak bumbu

selama 1 minggu

c) Mengatasi ketidaknyamanan pada tenggorokan

1. Menggunakan ice color (kompres es) bila mau

2. Memberikan analgesik (hindari aspirin)

3. Melaporkan segera tanda-tanda perdarahan.

4. Minum 2-3 liter / hari sampai bau mulut hilang.

d) Mengajari pasien mengenal hal berikut

Page 21: 225046901 Tonsilitis Referat

1. Hindari latihan berlebihan, batuk, bersin, berdahak dan menyisi hidung

segera selama 1-2 minggu

2. Tinja mungkin seperti teh dalam beberapa hari karena darah yang

tertelan.

3. Tenggorokan tidak nyaman dapat sedikit bertambah antara hari ke-4 dan

ke-8 setelah operasi. (Firman,2006; Mansjoer,1999)

II. 3. 9. Komplikasi

Komplikasi tonsillitis akut dan kronik menurut Mansjoer, A (1999), yaitu:

a. Abses pertosil

Terjadi diatas tonsil dalam jaringan pilar anterior dan palatum mole, abses ini

terjadi beberapa hari setelah infeksi akut dan biasanya disebabkan oleh

streptococcus group A.

b. Otitis media akut

Infeksis dapat menyebar ke telinga tengah melalui tuba auditorius (eustachi) dan

dapat mengakibatkan otitis media yang dapat mengakibatkan otitis media yang

dapat mengarah pada rupture spontan gendang telinga.

c. Mastoiditis akut

Ruptur spontan gendang telinga lebih jauh menyebar infeksi ke dalam sel-sel

mastoid.

d. Laringitis

e. Sinusitis

f. Rhinitis

Page 22: 225046901 Tonsilitis Referat

BAB III

KESIMPULAN

Page 23: 225046901 Tonsilitis Referat

DAFTAR PUSTAKA

1. Boies A, dkk. 1997. Buku Ajar Penyakit THT edisi 6. Jakarta. Penerbit EGC

2. Efiaty Arsyad Soepardi, dkk. 1990. Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga, Hidung

dan Tenggorok. Balai Penerbit FKUI. Edisi ke-5. Jakarta

3.Anatomi Tonsil diunduh dari

http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://www.yoursurgery.com/procedu

res/tonsillectomy/images/TonsilsAdenoidMouth.jpg&imgrefurl=http://

www.yoursurgery.com/ProcedureDetails.cfm%3FBR%3D4%26Proc

%3D53&usg=__aE2i-xnhRaJH9Ic-

dO8hxwl93AU=&h=180&w=250&sz=49&hl=id&start=10&zoom=1&tbnid=

QLfn_04feEQGM:&tbnh=80&tbnw=111&ei=InEOTuLeDM6urAeLrsiIBA&

prev=/search%3Fq%3Danatomi%2Btonsil%26um%3D1%26hl%3Did

%26client%3Dfirefox%26sa%3DN%26rls%3Dorg.mozilla:enS:official

%26channel%3Ds%26biw%3D999%26bih%3D395%26tbm

%3Disch&um=1&itbs=1&biw=999&bih=395. Pada tanggal 10 sept 2011

pukul 08.30 WIB