sarafambarawa.files.wordpress.com  · web viewlaporan kasus. vertigo mixed type. e.c cervicogenik....

64
LAPORAN KASUS VERTIGO MIXED TYPE e.c CERVICOGENIK Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik di Ilmu Bagian Saraf Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa Diajukan Kepada : Pembimbing : dr. Nurtakdir Kurnia Setiawan, Sp.S, MSc Disusun Oleh : Dini Sakinah H2A013036P KEPANITERAAN KLINIK ILMU BAGIAN SARAF RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA FAKULTAS KEDOKTERAN 1

Upload: hamien

Post on 25-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewLAPORAN KASUS. VERTIGO MIXED TYPE. e.c CERVICOGENIK. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik . di Ilmu Bagian

LAPORAN KASUS

VERTIGO MIXED TYPE e.c CERVICOGENIK

Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik

di Ilmu Bagian Saraf

Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa

Diajukan Kepada :

Pembimbing : dr. Nurtakdir Kurnia Setiawan, Sp.S, MSc

Disusun Oleh :

Dini Sakinah

H2A013036P

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BAGIAN SARAF

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2018

1

Page 2: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewLAPORAN KASUS. VERTIGO MIXED TYPE. e.c CERVICOGENIK. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik . di Ilmu Bagian

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KASUS

VERTIGO MIXED TYPE e.c CERVICOGENIK

Diajukan untuk memenuhi syarat mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik

Stase Ilmu Bagian Saraf Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa

Disusun Oleh:

Dini Sakinah

H2A013036P

Telah Disetujui Oleh Pembimbing

Pembimbing : dr. Nurtakdir Kurnia Setiawan, Sp.S, MSc

Tanggal : September 2018

2

Page 3: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewLAPORAN KASUS. VERTIGO MIXED TYPE. e.c CERVICOGENIK. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik . di Ilmu Bagian

A. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. D

Umur : 64 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Status perkawinan : Menikah

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Deles RT 1/RW 8, Ngrapah Banyubiru Kab.Semarang

No CM : 1482xx-20xx

Tanggal masuk RS : 16 September 2018, pukul 18.57

Tanggal keluar : 24 September 2018

B. DATA DASAR

Diperoleh dari pasien serta keluarga pasien (Aautoanamnesis dan

aloanamnesis), dan catatan rekam medik, dilakukan pada tanggal 19 September

2018, pukul 14.00 di bangsal asoka.

C. KELUHAN UTAMA

Pusing berputar

KELUHAN TAMBAHAN

Leher belakang terasa kaku, mual, muntah, nyeri ulu hati, lemas

D. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Sejak 3 bulan SMRS pasien mengeluhkan leher sering terasa kaku setelah

pulang dari rawat inap di RSUD Ambarawa karena masalah gula darah yang

tinggi. Kaku pada leher terasa tegang dan hilang timbul, timbul saat pasien

kelelahan saja. Pada saat leher pasien terasa kaku terkadang diikuti dengan rasa

mual , pusing berputar, dan keluar keringat dingin. Keluhan tersebut dialami

kurang lebih selama 15 menit, keluhan tersebut dapat hilang timbul. Keluhan

tersebut muncul tidak menentu, pasien mengatakan hanya 1 kali dalam 1 bulan

merasakan keluhan tersebut muncul lebih lama (±15 menit), dan selebihnya

hanya sebentar dan keluhan akan menghilang dengan sendirinya. Keluhan pusing

berputar akan semakin memberat dengan gerakan atau perpindahan posisi .

Membaik dengan memejamkan mata dan menaruh botol yang diiisi air hangat

3

Page 4: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewLAPORAN KASUS. VERTIGO MIXED TYPE. e.c CERVICOGENIK. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik . di Ilmu Bagian

diatas dahi pasien. Setelah melakukan hal tersebut pasien mengatakan bisa

beraktifitas seperti sebelumnya.

Kaku pada leher dirasakan menjalar hingga ke bahu dan meningkat saat pasien

tiduran dan berkurang jika dipijat. Pasien tidak pernah memeriksakan diri ke

dokter untuk keluhan tersebut karena dirasa sudah akan membaik dengan usaha

tersebut. Satu minggu SMRS pasien merasakan kaku pada leher dan diikuti

dengan mual dan pusing berputar. Keluhan tersebut dirasakan setelah pasien

merasa kelelahan setelah sebelumnya memasak di acara kelurahan. Pasien

mengatakan hampir terjatuh saat keluhan tersebut muncul. Keluhan berputar

memberat dengan perpindahan posisi atau gerakan, dan membaik dengan istirahat,

memejamkan mata, dan menaruh botol isi air hangat diatas dahi pasien. Keluhan

tersebut muncul tidak sering, hanya kaku pada leher saja yang lebih sering muncul

tanpa diikuti keluhan lainnya. Seperti halnya keluhan yang dahulu, pasien tetap

tidak memeriksakan diri karena merasa sudah baik dan bisa melakukan aktifitas

seperti biasa.

Pasien datang dengan keluhan pusing berputar yang mulai dirasakan sejak

1 hari SMRS, pusing berputar dirasa seakan-akan dunia di sekeliling ikut

berputar. Pusing berputar muncul di dahului dengan keluhan leher terasa kaku,

kemudian disusul dengan rasa mual dan pasien mulai merasakan pusing

berputar dan keringat dingin. Pusing berputar muncul hilang timbul, muncul

dalam 20 menit . Pasien merasa keluhan pusing berputar semakin berat dengan

perubahan posisi. Keluhannya tersebut berkurang dengan istirahat,

memejamkan mata, dan menaruh air hangat di botol dan mengompres dahi

serta leher pasien. Dengan dilakukannya hal tersebut pusing berputar akan

mereda begitu pula dengan keluhan lain, namun keluhan tidak hilang

sepenuhnya. Pasien mengatakan masih bisa melakukan aktifitas saat di rumah.

Bila diberi skala 1 –10 (1 untuk gejala yang ringan, 10 untuk gejala pusing

yang berat) pasien mengatakan bahwa pusing berputar yang dirasakan

skalanya 3.

Sejak 4 jam SMRS pasien mengeluh kaku di leher terasa semakin berat,

mual, dan pusing berputar yang hebat tidak seperti sebelumnya. Pusing

4

Page 5: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewLAPORAN KASUS. VERTIGO MIXED TYPE. e.c CERVICOGENIK. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik . di Ilmu Bagian

berputar dirasa secara terus menerus dan dirasa seakan-akan dunia di sekitar

berputar. Memejamkan mata, istirahat, ataupun menaruh botol air hangat di

atas dahi dan leher pasien tidak membuat keluhan berkurang atau menghilang.

Keluhan semakin memberat dengan gerakan atau perpindahan posisi. Keluhan

lain yang dirasakan pasien adalah muntah satu kali, keluar keringat dingin,

silau saat melihat cahaya, nyeri di ulu hati, terasa lemas, dan takut untuk

bergerak (duduk atau bangkit dari tidur) atau membuka mata. Pasien tidak

berani makan ataupun minum karena merasa takut muntah. Bila diberi skala 1

–10 (1 untuk gejala yang ringan, 10 untuk gejala pusing yang berat) pasien

mengatakan bahwa pusing berputar yang dirasakan skalanya 7. Pusing berputar

yang memberat dan keluhan lainnya membuat pasien tidak berani duduk atau

melakukan aktifitas lainnya, dan pasien sebelumnya belum pernah

memeriksakan diri ke dokter karena keluhan tersebut.

Keluhan lain seperti demam disangkal, pandangan ganda disangkal,

pandangan kabur diakui karena pasien menderita katarak, kejang disangkal,

cedera kepala disangkal, kelemahan anggota gerak disangkal, pelo disangkal,

kesulitan untuk menelan atau minum disangkal , kesemutan pada anggota

gerak disangkal, telinga berdengung disangkal, keluar cairan dari telinga

disangkal, nyeri pada telinga disangkal, keluhan penurunan berat badan yang

drastis akhir-akhir ini di sangkal. Dikarenakan keluhan pusing berputar tersebut

semakin memberat dan leher terasa kaku, mual sehingga pasien di bawa ke

IGD RSUD Ambarawa.

E. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

1. Riwayat keluhan serupa sebelumnya : diakui,

2. Riwayat stroke : disangkal

3. Riwayat tekanan darah tinggi :disangkal,

Pasien mengatakan tekanan darahnya terkadang tinggi saat leher terasa

kaku dan kelelahan saja. Pasien tidak rutin meminum obat anti

hipertensi. Pasien hanya akan memeriksakan diri dan meminum obat

anti hipertensi saat ada keluhan saja. Namun, dari rekam medik pasien

pasien sudah sering opname karena masalah hipertensi.

5

Page 6: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewLAPORAN KASUS. VERTIGO MIXED TYPE. e.c CERVICOGENIK. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik . di Ilmu Bagian

4. Riwayat Jatuh : diakui, pasien memiliki

riwayat jatuh sebanyak 7 kali, sering karena terpeleset dan jatuh dengan

posisi badan miring ke kanan , terpeleset dengan posisi duduk. Pertama

kali jatuh pada 7 tahun yang lalu, dan terakhir jatuh 1 tahun yang lalu

jatuh terpelest saat akan melakukan terapi di alternatif.

5. Riwayat Trauma Kepala : disangkal

6. Riwayat Masalah di telinga : disangkal

7. Riwayat penyakit jantung : disangkal

8. Riwayat penyakit magh : disangkal

9. Riwayat penyakit gula : diakui, sejak 4 tahun yang

lalu. Pasien menggunakan insulin dan sering memeriksakan diri di

dokter keluarganya untuk mengontrol kadar gula darah pasien.

10. Riwayat kolesterol tinggi : diakui

11. Riwayat Menstruasi : sudah berhenti sejak 7 tahun

yang lalu.

12. Riwayat gangguan psikologi : disangkal

13. Riwayat alergi obat : disangkal

F. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

1. Riwayat keluhan serupa : disangkal

2. Riwayat stroke : disangkal

3. Riwayat DM : disangkal

4. Riwayat tekanan darah tinggi : disangkal

G. RIWAYAT SOSIAL EKONOMI

Pasien seorang ibu rumah tangga. Sebelumnya pasien bekerja di pabrik

dalam waktu yang lama dengan pekerjaan yang mengharuskan pasien

berdiri lama, terakhir pasien berjualan di warung.

Pasien mengaku sudah tidak makan makanan yang digoreng sejak 3 bulan

terakhir.

6

Page 7: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewLAPORAN KASUS. VERTIGO MIXED TYPE. e.c CERVICOGENIK. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik . di Ilmu Bagian

Datang dengan status pasien BPJS non PBI, kesan ekonomi cukup.

Pasien menyangkal pernah minum minuman keras atau merokok,

Pasien menyangkal memakai obat-obatan terlarang , obat-obat yang dibeli

di luar resep dokter dan jamu jamuan rutin.

H. ANAMNESIS SISTEM

1. Sistem cerebrospinal : pusing berputar

2. Sistem kardiovascular : tidak ada keluhan

3. Sistem respiratorius : tidak ada keluhan

4. Sistem gastrointestinal : mual (+), muntah (+), nyeri ulu hati

(+)

5. Sistem neuromuskuler : leher terasa kaku, lemas

6. Sistem urogenital : tidak ada keluhan

7. Sistem integumen : keringat dingin

I. RESUME PASIEN

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis, alloanamnesis dan dari

catatan rekam medis. Pasien seorang perempuan 64 tahun seorang ibu rumah

tangga datang ke IGD RSUD Ambarawa dengan keluhan pusing berputar yang

dirasakan sejak 1 hari SMRS dan memberat sejak 4 jam SMRS, skala VAS 7.

Keluhan didahului dengan kaku pada leher kemudian disusul dengan rasa

mual, muntah sekali berupa cairan dan makanan, pusing berputar. Keluhan lain

yang dikeluhkan pasien yaitu keringat dingin, silau saat melihat cahaya, nyeri

ulu hati, takut bergerak (duduk atau bangkit dari tidur) atau membuka mata,

pasien merasa lemas karena takut makan dan minum karena rasa mual yang

dialami oleh pasien.

Riwayat keluhan serupa diakui, yaitu sejak 3 bulan yang lalu hilang

timbul, bisa muncul dalam 15 menit atau hanya dalam hitungan menit saja.

Keluhan sebelumnya tidak separah sekarang, sehingga pasien tidak pernah

memeriksakan diri ke dokter sebelumnya. Keluhan tersebut membaik hanya

dengan istirahat, memejamkan mata, dan menaruh botol berisi air hangat di

atas dahi dan leher. Setalah melakukan usaha tersebut pasien bisa beraktifitas

seperti sebelumnya. Keluhan seperti demam disangkal, pandangan ganda

7

Page 8: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewLAPORAN KASUS. VERTIGO MIXED TYPE. e.c CERVICOGENIK. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik . di Ilmu Bagian

disangkal, pandangan kabur diakui karena pasien menderita katarak, kejang

disangkal, cedera kepala disangkal, kelemahan anggota gerak disangkal,

kesemutan pada anggota gerak disangkal, telinga berdengung disangkal,

keluar cairan disangkal, nyeri pada telinga disangkal, keluhan penurunan berat

badan yang drastis akhir-akhir ini di sangkal.

Pasien memiliki riwayat diabetes mellitus sejak 4 tahun yang lalu, pasien

mengatakan menggunakan insulin dan rutin kontrol ke dokter keluarganya.

Pasien juga mengaku tidak memiliki hipertensi, hanya saja saat kelelahan atau

tengkuk terasa kaku tekanan darah pasien biasanya tinggi, namun dari rekam

medis pasien sudah beberapa kali opname kerana masalah hipertensi. Kontrol

kadar gula darah dilakukan pasien dengan menggunakan insulin dan kontrol

rutin di dokter keluarga, sedangkan obat hipertensi hanya dikonsumsi saat ada

keluhan saja. Riwayat stroke, masalah pada telinga, trauma kepala, penyakit

jantung, gangguan psikologi, alergi dan magh disangkal. Sedangkan riwayat

kolesterol tinggi diakui, dan pasien sudah mengalami menopause (menstruasi

terakhir 7 tahun yang lalu).

J. DIAGNOSIS SEMENTARA

Diagnosis klinis : pusing berputar berulang, mual, muntah, kaku pada leher

Diagnosis topis : organ vestibular, organ non vestibular

Diagnosis etiologi : cervicogenik dd otogenik dd hormonal dd stroke

vertebrobasiler.

K. DISKUSI PERTAMA

Berdasarkan hasil anamnesis didapatkan pasien mengeluhkan pusing

berputar seakan dunia disekitarnya berputar, hal tersebut adalah vertigo.

Pengertian vertigo adalah sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh seperti

rotasi (memutar) tanpa sensasi perputaran yang sebenarnya, dapat

sekelilingnya terasa berputar atau badan yang berputar. Kondisi ini merupakan

gejala yang menandakan adanya gangguan pada sistem vestibuler atau non

vestibular, maka dapat dikatakan bahwa vertigo adalah sebuah keluhan bukan

diagnosis. Berdasarkan klinis, vertigo dibagi menjadi dua kategori yaitu vertigo

vestibular dan vertigo non-vestibular. Pada vertigo vestibular, keluhan yang

8

Page 9: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewLAPORAN KASUS. VERTIGO MIXED TYPE. e.c CERVICOGENIK. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik . di Ilmu Bagian

muncul adalah rasa berputar (“true vertigo”), serangan episodik, adanya mual,

muntah, dicetuskan oleh gerakan kepala. Sedangkan pada vertigo non-

vestibular keluhan yang timbul yaitu rasa melayang, hilang keseimbangan,

serangan bersifat kontinyu, keluhan mual muntah tidak ada, dicetuskan oleh

gerakan objek visual dan dapat dicetuskan oleh situasi ramai atau lalu lintas

macet.

Pada pasien muncul keluhan pusing berputar yang berulang sejak 3 bulan

SMRS, keluhan dimulai dengan adanya kaku pada leher lalu diikuti dengan

rasa mual dan pusing berputar dan keringat dingin. Dalam 3 bulan terakhir

keluhan muncul hilang timbul, dapat muncul dalam 15 menit atau hanya dalam

hitungan menit, dan biasanya hanya satu kali dalam 1 bulan keluhan muncul

lebih lama (15 menit). Keluhan biasanya akan mereda dan menghilang dengan

sendirinya ataua jika muncul lebih lama pasien akan berusaha menghilangkan

keluhan dengan beristirahat, memejamkan mata, dan menaruh botol berisi air

hangat di dahi dan di leher.Sejak 1 hari SMRS pasien merasakan keluhan

tersebut muncul kembali, dan muncul ± 20 menit, namun keluhan dapat

mereda dengan usaha tersebut. Pasien mengatakan masih bisa melakukan

aktifitas walaupun keluhan masih dirasakan. Sejak 4 jam sebelum masuk

rumah sakit keluhan semakin memberat. Rangkaian tersebut menjelaskan

bahwa itu merupakan vertigo vestibular tipe perifer dan sentral (mixed type).

dengan keluhan pasien adalah pusing berputar, diperberat dengan perubahan

posisi dan kondisi kepala, terdapat gejala otonom, mual dan muntah.

Selain itu pasien juga mengeluhkan kaku pada leher yang sudah timbul

sejak 3bulan yang lalu. Kaku pada leher dirasakan hilang timbul dan rasanya

leher seperti tagang, dimana kaku leher ini timbul saat pasien kelelahan. Saat

kambuh kaku pada leher pasien ini dirasakan menjalar sampai ke bahu. Saat

kaku pada leher muncul biasanya akan segera diikuti dengan rasa mula dan

pusing yang berputar.

Kaku pada leher dan leher terasa berat dapat terjadi karena adanya spasme

pada otot leher secara terus menerus. Kecemasan, kelelahan dan depresi dapat

menimbulkan ketegangan pada otot-otot tersebut. Dalam praktek klinik sangat

9

Page 10: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewLAPORAN KASUS. VERTIGO MIXED TYPE. e.c CERVICOGENIK. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik . di Ilmu Bagian

penting untuk membedakan dua gejala utama , yaitu :

1. Nyeri servikal tanpa adanya nyeri radikuler dan defisit neurologis

2. Nyeri servikal yang diikuti dengan nyeri radikuler dan defisit

neurologis. Untuk gejala utama yang kedua sangatlah besar

kemungkinan ditemukan adanya kelainan organik di servikal.

Nyeri servikal yang diikuti dengan nyeri radikuler dapat disebabkan oleh:

1. Spondylosis servikalis

2. HNP servikalis

3. Trauma tulang belakang

4. Tumor

Pemeriksaan foto polos servikal dua posisi menjadi tes diagnostik

pertama yang sering dilakukan pada pasien dengan keluhan nyeri leher. Foto

polos servikal sangat penting untuk mendeteksi adanya fraktur dan

abnormalitas lain pada tulang leher.

Keluhan kaku pada leher pasien yang mendahului keluhan pusing

berputar, dapat menjadi penyebab dari vertigo yang dirasakan oleh pasien yaitu

vertigo cervicogenik, namun harus dipastikan bahwa memang ada kelainan

pada daerah cervikal. Penyebab vertigo dapat bermacam-macam bisa gangguan

sentral maupun perifer atau campuran antara keduanya. Keluhan vertigo pasien

dapat pula disebabkan oleh adanya gangguan pada telinga (otogenik),

hormonal, ataupun stroke vertebrobasiler

Vertigo akibat gangguan pada telinga (otogenik) dari anamnesis dapat

disingkirkan karena pada pasien tidak ditemukan adanya keluhan pada telinga

seperti tinitus, gangguan pendengaran ataupun riwayat sebelumnya mengenai

gangguan pada telinga. Vertigo akibat gangguan keseimbangan hormonal dapat

terjadi dilihat dari pasien sudah mengalami menopause. Terganggunya

keseimbangan hormonal pada wanita (terkait esterogen) dapat menyebabkan

dapat melemahnya otoconia pada wanita yang mengalami BPPV, terutama

sesaat setelah postmeneopuase . Namun pasien sudah menopause sejak 7 tahun

yang lalu sedangkan keluhan baru muncul sejak 3 bulan terakhir, sehingga

dugaan terkait hormonal dari anamnesis bisa disingkirkan.

10

Page 11: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewLAPORAN KASUS. VERTIGO MIXED TYPE. e.c CERVICOGENIK. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik . di Ilmu Bagian

Vertigo akibat adanya stroke vertebrobasiler masih harus dipikirkan

mengingat pasien terdapat faktor risiko untuk stroke, yaitu adanya Diabetes

Mellitus, Hipertensi, dan riwayat kolesterol tinggi. Namun dari keluhan pasien

tidak terdapat diplopia, atau adanya kelemahan anggota gerak, pelo, maupun

disfagia disangkal. Sehingga dari anamnesis dugaan tersebut bisa disingkirkan.

Faktor penyebab vertigo adalah Sistemik, Neurologik, Ophtalmologik,

Otolaringologi, Psikogenik, dapat disingkat SNOOP. Pada pasien ini megarah

pada vertigo mixed type karena gangguan neurologik.

L. PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan fisik dilakukan pada hari Selasa, 19 September 2018 pukul 14.00

di bangsal Asoka 103.2.

Status generalisata

a) Keadaan umum : Tampak sakit sedang

b) Kesadaran : Composmentis / GCS = E4M6V5= 15

c) VAS : 3 dari 10

d) Vital sign

TD : 120/70 mmHg

Nadi : 80 x/menit

Pernapasan : 19 x/menit

Suhu : 36,50 C (axiller)

SpO2 : 99%

e) Status internus

1) Kepala : kesan mesocephal, tidak ada kelainan

2) Mata :

OD = pupil bulat ø 3mm, refleks cahaya langsung

(+), reflek kornea (+), Ptosis (-), Eksoftalmus (-),

katarak (+)

OS = pupil bulat ø 3mm, refleks cahaya langsung

(+), reflek kornea (+), Ptosis (-), Eksoftalmus (-)

katarak (+)

3) Hidung : Rhinorea (-)

11

Page 12: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewLAPORAN KASUS. VERTIGO MIXED TYPE. e.c CERVICOGENIK. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik . di Ilmu Bagian

4) Wajah : Simetris, nyeri tekan maxillaris (-)

5) Mulut : Mukosa tidak hiperemis (-)

6) Gigi : gigi karies (+)

7) Telinga : Otorhea (-),

8) Leher : Nyeri tekan trakea (-), pembesaran limfonodi (-/-),

Pembesaran

9) Thorax

Pulmo

Dextra Sinistra

Depan

1. Inspeksi

Bentuk dada

Retraksi ICS

Hemithorak

2. Palpasi

Nyeri tekan

Ekspansi dada

Taktil fremitus

3. Perkusi

Sonor seluruh

lapang paru

4. Auskultasi

Suara dasar

Suara tambahan

AP < L

(-)

Simetris

(-)

Tidak ada yang

tertinggal

Dextra = sinistra

+

Vesikuler

-

AP < L

(-)

Simetris

(-)

Tidak ada yang

tertinggal

Dextra = sinistra

+

Vesikuler

-

Belakang

1. Inspeksi

Bentuk dada

Retraksi ICS

Hemithorak

AP < L

(-)

Simetris

AP < L

(-)

Simetris

12

Page 13: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewLAPORAN KASUS. VERTIGO MIXED TYPE. e.c CERVICOGENIK. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik . di Ilmu Bagian

2. Palpasi

Nyeri tekan

Ekspansi dada

Taktil fremitus

3. Perkusi

Sonor seluruh

lapang paru

4. Auskultasi

Suara dasar

Suara tambahan

(-)

Tidak ada yang

tertinggal

Dextra = sinistra

+

Vesikuler

-

(-)

Tidak ada yang

tertinggal

Dextra = sinistra

+

Vesikuler

-

Cor

Inspeksi : ictus cordis tampak, ICS normal.

Palpasi : ictus cordis teraba, kuat angkat (+), teraba 1-2 cm

medial ICS V linea midclavikularis sinistra

Perkusi

Kanan jantung : ICS V linea sternalis dextra

Kiri bawah : ICS V 1-2 medial midclavicularis

sinistra

Pinggang jantung : ICS III linea parasternalis sinistra

Kiri atas : ICS II linea parasternalis sinistra

Auskultasi : Suara jantung murni: Suara I dan Suara II regular,

murmur (-), gallop (-).

10) Abdomen : datar, timpani, BU (+) normal, hepar & lien

tidak teraba, nyeri tekan epigastrik (-)

11) Kelamin : tidak dilakukan pemeriksaan

12) Ekstremitas :

Superior Inferior

Akral dingin

Oedem

-/-

-/-

-/-

-/-

13

Page 14: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewLAPORAN KASUS. VERTIGO MIXED TYPE. e.c CERVICOGENIK. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik . di Ilmu Bagian

Sianosis

Gerak

motorik

nyeri

Hiperemis

-/-

Dalam batas normal

5/5/5

-/-

-/-

-/-

Dalam batas normal

5/5/5

-/-

-/-

1. Status psikiatri

a) Tingkah laku : Normoaktif

b) Perasaan hati : Normotimik

c) Orientasi : Baik

d) Kecerdasan : Normal

e) Daya ingat : Normal

2. Status neurologis

a) Sikap tubuh : Lurus dan simetris

b) Gerakan abnormal : Tidak ada

c) Kepala : pusing berputar

d) Nervus cranialis :

N. I (OLFAKTORIUS) Lubang hidung

Kanan

Lubang hidung

Kiri

Daya Pembau Normal Normal

N. II (OPTIKUS) Mata Kanan Mata Kiri

Daya Penglihatan Normal Normal

Pengenalan Warna Normal Normal

Lapang pandang Normal Normal

N.III (OKULOMOTORIS) Mata Kanan Mata Kiri

Ptosis - -

Gerak Mata Ke Atas + +

Gerak Mata Ke Bawah + +

14

Page 15: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewLAPORAN KASUS. VERTIGO MIXED TYPE. e.c CERVICOGENIK. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik . di Ilmu Bagian

Gerak Mata Ke Media + +

Ukuran Pupil 3 mm 3 mm

Bentuk Pupil Isokor Isokor

Reflek Cahaya Langsung + +

Reflek Cahaya Konsesuil + +

Strabismus Divergen - -

Diplopia - -

N.IV (TROKHLEARIS) Mata Kanan Mata Kiri

Gerak Mata Lateral Bawah + +

Strabismus Konvergen - -

Diplopia - -

N. V (TRIGEMINUS) Kanan Kiri

Mengigit Normal Normal

Membuka Mulut Normal Normal

Sensibilitas Muka Atas Normal Normal

Sensibilitas Muka Tengah Normal Normal

Sensibilitas Muka Bawah Normal Normal

Reflek Kornea + +

N. VI (ABDUSEN) Mata Kanan Mata Kiri

Gerak Mata Lateral Normal Normal

Starbismus Konvergen - -

Diplopia - -

N. VII (FASIALIS) Kanan Kiri

Kerutan Kulit Dahi Normal Normal

Kedipan Mata Normal Normal

15

Page 16: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewLAPORAN KASUS. VERTIGO MIXED TYPE. e.c CERVICOGENIK. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik . di Ilmu Bagian

Lipatan Nasolabial Normal Normal

Sudut Mulut Normal Normal

Mengerutkan Dahi Normal Normal

Mengangkat Alis Normal Normal

Menutup Mata Normal Normal

Meringis Normal Normal

Tik Fasial - -

Lakrimasi - -

Daya Kecap 2/3 Depan Tidak dilakukan Tidak dilakukan

N. VIII (AKUSTIKUS) Kanan Kiri

Mendengar Suara Berbisik Normal Normal

Mendengar Detik Arloji Normal Normal

Tes Rinne Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Tes Weber Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Tes Schwabach Tidak dilakukan Tidak dilakukan

N.IX (GLOSSOFARINGEUS) Keterangan

Arkus Faring Simetris

Daya Kecap 1/3 Belakang Tidak dinilai

Reflek Muntah (+)

Sengau (-)

Tersedak (-)

N. X (VAGUS) Keterangan

Arkus faring Simetris

Reflek muntah (+)

Bersuara Normal

Menelan Normal

16

Page 17: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewLAPORAN KASUS. VERTIGO MIXED TYPE. e.c CERVICOGENIK. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik . di Ilmu Bagian

N. XI (AKSESORIUS) Keterangan

Memalingkan Kepala Normal

Sikap Bahu Normal

Mengangkat Bahu Tidak dapat dinilai

Trofi Otot Bahu Eutrofi

N. XII (HIPOGLOSUS) Keterangan

Sikap lidah Normal

Artikulasi Normal

Tremor lidah (-)

Menjulurkan lidah Normal

Trofi otot lidah (-)

Fasikulasi lidah (-)

e) Fungsi motorik

Kanan Kiri

Gerakan Bebas Bebas

Kekuatan 555 555

Tonus + +

f) Refleks Fisiologis

Kanan Kiri

Refleks Biceps Normal Normal

Refleks Triceps Normal Normal

Refleks Ulna dan

Radialis

Normal Normal

Refleks Patella Normal Normal

Refleks Achilles Normal Normal

17

Page 18: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewLAPORAN KASUS. VERTIGO MIXED TYPE. e.c CERVICOGENIK. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik . di Ilmu Bagian

g) Refleks Patologis

Kanan Kiri

Babinski - -

Chaddock - -

Oppenheim - -

Gordon - -

Schaeffer - -

Mendel Bachterew - -

Rosollimo - -

Gonda - -

Hofman Trommer - -

h) Fungsi Sensorik

Kanan Kiri

Eksteroseptif Terasa Terasa

Rasa nyeri Terasa Terasa

Rasa raba Terasa Terasa

Rasa suhu Terasa Terasa

Propioseptif Terasa Terasa

Rasa gerak dan sikap Terasa Terasa

Rasa getar Terasa Terasa

Diskriminatif Terasa Terasa

Rasa gramestesia Terasa Terasa

Rasa barognosia Terasa Terasa

Rasa topognosisa Terasa Terasa

i) Pemeriksaan rangsal meningeal

18

Page 19: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewLAPORAN KASUS. VERTIGO MIXED TYPE. e.c CERVICOGENIK. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik . di Ilmu Bagian

Kaku kuduk -

Kernig sign -

Brudzinski I -

Brudzinski II -

Brudzinski III -

Brudzinski IV -

j) Pemeriksaan fungsi luhur dan vegetatif

Fungsi luhur : baik

Fungsi vegetatif : BAK lancar dan selama perawatan belum BAB

k) Pemeriksaan fungsi koordinasi

Tes romberg : (+)

Tes jari telunjuk : (-)

Tes Tandem Gait : (+)

 Stepping test : (+)

l) Pemeriksaan tambahan

Palpasi leher : kanan terasa tegang

Nistagmus : +

Lhermitt : +

Hiperfleksi-hiperekstensi kepala : +

M.PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Laboratorium, tanggal 17 September 2018

PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN

DARAH LENGKAP

Hemoglobin 13,3 L 11,7 – 15,5 g/dl

Leukosit

Limfosit

Monosit

Eosinofil

9.760

2,63

0,742

0,308

3600 – 11.000

1,0 – 4,5 x 103/mikro

0,2 – 1,0 x 103/mikro

0,04 – 0,8 x 103/mikro

19

Page 20: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewLAPORAN KASUS. VERTIGO MIXED TYPE. e.c CERVICOGENIK. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik . di Ilmu Bagian

Basofil

Neutrofil

Limfosit %

Monosit %

Eosinofil %

Basofil %

Neutrofil %

0,081

6,01

27 H

7,60 H

3,17 L

0,834

61,5

0 – 0,2 x 103/mikro

1,8 – 7,5 x 103/mikro

25 – 40%

2 – 8%

2 – 4%

0 – 1%

50 – 70%

Eritrosit 4,40 3,8 – 5,2 juta

Hematokrit 35,8 35 – 47 %

Trombosit 219 150 – 400 ribu

MCV 81,3 82 – 98 fL

MCH 30,1 27 – 32 pg

MCHC 37,1 32 – 37g/dl

KIMIA KLINIK

GDS 214 H 82 – 115 mg/dl

SGOT 19 0 – 35 U/L

SGPT 15 0 – 35 U/L

Ureum 32,4 10 – 50 mg/dl

Kreatinin 0,9 H 0,45 – 0,75 mg/dl

HDL

HDL Direct

LDL Cholesterol

36 L

164,8 H

37 – 92 mg/dl

<150 mg/dl

Total protein 6,89 6 – 8 g/dl

Albumin 4,46 3,4 – 4,8 g/dl

Globulin 2,43 2,0 – 4,0 g/dl

Asam urat 5,42 2 – 7 mg/dl

Cholesterol 241 H <200 mg/dl

Trigliserida 201 H 70 – 140 mg/dl

SEROLOGI

HbsAg Non reaktif Non reaktif

20

Page 21: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewLAPORAN KASUS. VERTIGO MIXED TYPE. e.c CERVICOGENIK. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik . di Ilmu Bagian

2. X-Foto Cervical AP/Lateral/Oblique, 17 September 2018

HASIL :

Spondylosis cervicalis

Allignment lurus

21

Page 22: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewLAPORAN KASUS. VERTIGO MIXED TYPE. e.c CERVICOGENIK. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik . di Ilmu Bagian

Tampak penyempitan foramen intervertebralis C6-7 kanan

Kalsifikasi allignment nuchae

Tak tampak kompresi maupun listesis

Konsultasi dr. Sp.PD tanggal 18 September 2018

Hasil konsultasi :

Pasien menderita Diabetes Meliitus

Terapi Insulin Novorapid R 3x10 IU dan Lantus 1x10 IU

Konsultasi dr. SpKFR

Hasil konsultasi :

Pasien menderita vertigo e.c cervical syndrome

Terapi penggunaan collar neck selama 3 bulan dan menjalani fisioterapi dengan

terapi IR dan TENS

N. DISKUSI KEDUA

Dari hasil pemeriksaan diatas, ditemukan bahwa Romberg test (+),

nistagmus (+), tandem gait (+), past pointing (+), steping tes (+) dimana dari

hasil pemeriksaan tersebut menandakan hasil vertigo sentral. Pemeriksaan lain

yang dilakukan adalah pemeriksaan nismatgmus (+), palapasi pada leher,

kemudian tes lermit, dan hiperfleksi-hiperekstensi kepala didapatkan hasil

positif, pada pemeriksaan palpasi pada leher pasien terasa tegang pada leher

bagian kanan. Rangkaian anamnesis dan pemeriksaan tersebut vertigo

penyebab pasien besar kemungkinan disebabkan oleh adanya keterlibatan leher

atau gangguan neurologik pada leher. O.

Dari hasil pemeriksaan rontgen cervicalis didapatkan kesan:

spondilosis cervicalis dan penyempitan foramen dan diskus intervertebralis

C6-C7. Dari pemeriksaan radiologi ditemukan kemungkinan penyebab dapat

berasal dari cervicogenik, yakni adanya spondilosis servicalis dan

penyempitan foramen intervertebralis C6-C7. Vertigo berkaitan dengan

perubahan degeneratif pada pasien spondilosis servikalis dan hilangnya

aliran darah ke otak. Pada spondilosis servikalis pembentukan osteofit dapat

22

Page 23: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewLAPORAN KASUS. VERTIGO MIXED TYPE. e.c CERVICOGENIK. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik . di Ilmu Bagian

menekan arteri vertebralis yang menyebabkan oklusi mekanis dan

menurunkan aliran darah sehingga timbul keluhan vertigo. Dari hasil seluruh

pemeriksaan, pada pasien ini lebih mengarah ke vertigo mixed type e.c

cervicogenik karena terdapat keluhan kaku leher sejak 3 bulan yang lalu yang

mendahului keluhan pusing berputar, nistagmus (+), lermit test (+), tes

hiperfleksi-hiperekstensi kepala (+) dan adanya gambaran penyempitan pada

pemeriksaan radiologi.

P.Q.VERTIGO

a. Definisi

Vertigo adalah halusinasi gerakan lingkungan sekitar serasa berputar

mengelilingi pasien atau pasien serasa berputar mengelilingi lingkungan

sekitar. Vertigo berasal dari bahasa Latin vertere yang artinya memutar

merujuk pada sensasi berputar sehingga mengganggu rasa keseimbangan

seseorang, umumnya disebabkan oleh gangguan pada sistim keseimbangan.2

Vertigo merupakan  suatu gejala dengan sederet penyebab antara lain

akibat kecelakaan, stres, gangguan pada telinga dalam. Obat-obatan, terlalu

sedikit atau banyak aliran darah ke otak dan lain-lain. Tubuh merasakan posisi

dan mengendalikan keseimbangan melalui  saraf yang berhubungan dengan

area tertentu di otak. Vertigo bisa disebabkan oleh kelainan didalam telinga,

didalam saraf yang menghubungkan telinga dengan otak dan didalam otak itu

sendiri.3

b. Fisiologi Alat Keseimbangan

Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi

alat keseimbangan tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual dan

proprioseptik kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya dalam

keadaan sinkron dan wajar, akan diproses lebih lanjut. Respons yang muncul

berupa penyesuaian otot-otot mata dan penggerak tubuh dalam keadaan

bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap

lingkungan sekitar. Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral

23

Page 24: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewLAPORAN KASUS. VERTIGO MIXED TYPE. e.c CERVICOGENIK. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik . di Ilmu Bagian

dalam kondisi tidak normal/ tidak fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang

aneh atau berlebihan, maka proses pengolahan informasi akan terganggu,

akibatnya muncul gejala vertigo dan gejala otonom. Di samping itu, respons

penyesuaian otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan abnormal

yang dapat berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat berdiri/ berjalan dan

gejala lainnya.6

c. Patologi gangguan keseimbangan

Dalam kondisi alat keseimbangan baik sentral maupun perifer yang tidak

normal atau adanya gerakan yang aneh /berlebihan,  maka tidak terjadi proses

pengolahan yang wajar dan muncul vertigo. Selain itu terjadi pula respon

penyesuaian otot-otot yang tidak adekuat, sehingga muncul gerakan abnormal

dari mata (nistagmus), unsteadiness/ataksia waktu berdiri/berjalan dan gejala

lainnya.7

Vertigo timbul jika terdapat gangguan alat keseimbangan tubuh yang

mengakibatkan ketidakcocokan antara posisi tubuh (informasi aferen) yang

sebenarnya dengan apa yang dipersepsi oleh susunan saraf pusat (pusat

kesadaran). Susunan aferen yang terpenting dalam sistem ini adalah susunan

vestibuler atau keseimbangan, yang secara terus menerus menyampaikan

impulsnya ke pusat keseimbangan. Susunan lain yang berperan ialah sistem optik

dan pro-prioseptik, jaras-jaras yang menghubungkan nuklei vestibularis dengan

nuklei N. III, IV dan VI, susunan vestibuloretikularis, dan vestibulospinalis.

Informasi yang berguna untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh reseptor

vestibuler, visual, dan proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan kontribusi

paling besar, yaitu lebih dari 50 % disusul kemudian reseptor visual dan yang

paling kecil kontribusinya adalah proprioseptik.5

Vertigo disebabkan oleh gangguan keseimbangan tubuh yang

mengakibatkan  ketidakcocokan antara posisi tubuh yang sebenarnya dengan 

apa yang dipersepsi oleh susunan saraf pusat. Ada beberapa teori yang

menerangkan kejadian tersebut, diantaranya:

1. Teori Konfliks Sensoris

24

Page 25: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewLAPORAN KASUS. VERTIGO MIXED TYPE. e.c CERVICOGENIK. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik . di Ilmu Bagian

Rangsang diatas ambang fisiologis akan mengakibatkan banjir informasi di

pusat kesimbangan, sehingga meningkatkan kegiatan SSP, koordinasi dan

menjalar ke sekitarnya, terutama saraf otonom, korteks dan timbul sindroma

vertigo.

2. Teori Neural Mismatch

Reaksi timbul akibat rangsang gerakan yang sedang dihadapi tidak sesuai

dengan harapan yang sudah tersimpan di memori dari pengalaman gerak

sebelumnya. Pengalaman gerak dimemori di cerebelum dan korteks cerebri.

Lama kelamaan akan terjadi penyusunan kembali pola gerakan yang sedang

dihadapi sama dengan pola yang ada di memori. Orang menjadi beradaptasi.

Makin besar ketidaksesuaian pola gerakan yang dialami dengan memori

maka makin hebat sindroma yang muncul. Makin lama proses sensory

rearrangement maka makin lama pula adaptasi orang tersebut terjadi.

3. Keseimbangan Saraf Otonomik

Sindrome terjadi karena ketidakseimbangan saraf otonom akibat rangsang

gerakan. Bila ketidakseimbangan mengarah ke saraf parasimpatis maka

muncul gejala dan bila mengarah ke dominasi saraf simpatis sindrome

menghilang.

4. Teori Neurohumoral

Munculnya sindrome vertigo berawal dari pelepasan Corticotropin releasing

hormon(CRH) dari hipothalamus akibat rangsang gerakan. CRH selanjutnya

meningkatkan aktifitas saraf simpatis di locus coeruleus , hipokampus dan

korteks serebri melalui mekanisme influks calcium. Akibatnya

keseimbangan saraf otonon mengarah ke dominasi saraf simpatis dan timbul

gejala pucat, rasa dingin di kulit, keringat dingin dan vertigo. Bila dominasi

mengarah ke saraf parasimpatis sebagai akibat otoregulasi, maka muncul

gejala mual, muntah dan hipersalivasi. Rangsangan ke locus coerulus juga

berakibat panik. CRH juga dapat meningkatkan stress hormon lewat jalur

hipothalamus-hipofise-adrenalin. Rangsangan ke korteks limbik

menimbulkan gejala ansietas dan atau depresi. Bila sindroma tersebut

berulang akibat rangsangan atau latihan, maka siklus perubahan dominasi

25

Page 26: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewLAPORAN KASUS. VERTIGO MIXED TYPE. e.c CERVICOGENIK. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik . di Ilmu Bagian

saraf simpatis dan parasimpatis bergantian tersebut juga berulang sampai

suatu ketika terjadi perubahan sensitifitas reseptor (hiposensitif) dan jumlah

reseptor (down regulation) serta penurunan influks calsium. Dalam keadaan

ini pasien tersebut telah mengalami adaptasi

5. Teori Rangsangan Berlebihan (Overstimulation)

Teori ini berdasarkan asumsi bahwa  rangsangan yang berlebihan

menyebabkan  hiperemi kanalis semisirkularis sehingga fungsinya 

terganggu, akibatnya akan timbul vertigo, nistagmus, mual dan muntah.

6. Teori Sinaps

Merupakan pengembangan dari  teori sebelumnya  yang meninjau peranan

neurotransmisi dan perubahan-perubahan biomolekuler yang terjadi pada

proses adaptasi, belajar dan daya ingat.

Vertigo akan timbul bila terdapat ketidaksesuaian dalam informasi yang

oleh susunan aferen disampaikan ke pusat kesadaran. Susunan  aferen yang

terpenting adalah susunan vestibuler yang secara terus menerus

menyampaikan  impuls ke pusat keseimbangan. Susunan lain yang berperan

adalah susunan optik dan susunan propioseptik yang melibatkan jaras yang

menghubungkan nuklei vestibularis dengan nuklei n III, IV dan VI, susunan

vestibuloretikularis, dan vestibulospinalis.7

Jaringan saraf yang terlibat dalam proses timbulnya vertigo adalah4 :

1. Reseptor alat keseimbangan tubuh

Berperan dalam mengubah rangsang menjadi bioelektrokimia, terdiri dari

reseptor mekanis di vestibulum, reseptor cahaya di retina dan reseptor

mekanis/ propioseptik di kulit, otot, dan sendi.

2. Saraf aferen berperan dalam proses transmisi

Terdiri dari saraf vestibularis, saraf optikus dan saraf spino-vestibulo-

serebelaris.

3. Pusat keseimbangan

Berperan dalam modulasi, komparasi, koordinasi dan persepsi. Terletak

pada inti vestibularis, serebelum, korteks serebri, hipothalamus, inti

okulomtorius dan formatio retikularis.

26

Page 27: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewLAPORAN KASUS. VERTIGO MIXED TYPE. e.c CERVICOGENIK. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik . di Ilmu Bagian

Vertigo secara etiologi dibedakan tipe perifer dan sentral. Vertigo perifer

bila lesi pada labirin dan nervus vestibularis sedangkan sentral bila lesi pada

batang otak sampai ke korteks.Vertigo bukan suatu gejala pusing saja, tetapi

merupakan suatu kumpulan gejala atau satu sindroma yang terdiri dari gejala

somatik (nistagmus, unstable), otonomik (pucat, peluh dingin, mual dan

muntah), dan pusing.

Tabel Perbedaan Klinis Vertigo Vestibuler dan Vertigo Non Vestibuler

Gejala Vertigo Vestibuler Vertigo Non Vestibuler

Sifat vertigo Rasa berputar (“true Melayang, hilang

vertigo”) keseimbangan

Serangan Episodik Kontinyu

Mual/muntah (+) (-)

Gangguan pendengaran (+) / (-) (-)

Gerakan pencetus Gerakan kepala Gerakan objek visual

Situasi pencetus (-) Orang ramai, lalu lintas

macet

Perbedaan vertigo perifer dan vertigo sentral

Vertigo perifer Vertigo sentral

Bangkitan vertigo Mendadak Lambat

Derjat vertigo Berat Ringan

Pengaruh gerkan kepala + -

Gejala otonom ++ -

Gangguan pendengaran + -

Lesi Sistem vestibular

(telingan dalam, saraf

perifer)

Sistem vertebrobasiler

dan gangguan vaskular

(otak, batang otak,

27

Page 28: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewLAPORAN KASUS. VERTIGO MIXED TYPE. e.c CERVICOGENIK. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik . di Ilmu Bagian

serebelum)

Penyebab Vertigo posisional

paroksismal jinak

(BPPV), penyakit

maniere, neuronitis

vestibuler, labirintis,

neuroma akustik, trauma

iskemik batang otak,

vertebrobasiler

insufisiensi, neoplasma,

migren basiler

Gejala gangguan SSP Tidak ada diplopia, parestesi,

gangguan sensibilitas

dan fungsi motorik,

disartria, gangguan

serebelar

Masa laten 3 – 40 detik Tidak ada

Habituasi Ya Tidak

Diagnosis Vertigo10

1. Anamnesis

a. Karakteristik pusing

Perlu ditanyakan mengenai sensasi yang dirasakan pasien apakah

sensasi berputar, atau sensasi non spesifik seperti giddiness atau liht

headness, atau hanya suatu perasaan yang berbeda (kebingungan).

b. Keparahan

Keparahan  dari suatu vertigo juga dapat membantu, misalnya:

pada acute vestibular neuritis, gejala awal biasanya parah namun

berkurang dalam beberapa hari kedepan. Pada Ménière’s disease, pada

awalnya keparahan biasanya meningkat dan kemudian berkurang

setelahnya. Sedangakan pasien mengeluh vertigo ynag menetap dan

konstan mungkin memilki penyebab psikologis

c. Onset dan durasi vertigo

Durasi tiap episode memiliki nilai diagnostic yang signifikan, semakin

lama durasi vertigo maka kemungkinan kearah vertigo sentral menjadi

28

Page 29: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewLAPORAN KASUS. VERTIGO MIXED TYPE. e.c CERVICOGENIK. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik . di Ilmu Bagian

lebih besar. Vertigo perifer umumnya memilki onset akut dibandingkan

vertigo sentral kecuali pada cerebrovascular attack.

d. Faktor pencetus

Faktor pencetus dan dapat mempersempit diagnosis banding pada

vertigo vestibular perifer. Jika gejala terjadi hanya ketika perubahan

posisi, penyebab yang paling mungkin adalah BPPV. Infeksi virus yang

baru pada saluran pernapasan atas  kemungkinan berhubungan

dnegan acute vestibular neutritis atau acute labyrhinti. Faktor yang

mencetuskan migraine dapat menyebabkan vertigo jika pasien vertigo

bersamaan dengan migraikkne. Vertigo dapat disebabkan oleh fistula

perilimfatik  Fistula perimfatik dapat disebabkn oleh trauma baik 

langsung ataupun barotraumas, mengejan. Bersin atau gerakan yang

mengakibatkan telinga ke bawah akan memprovokasi vertigo pada

pasien dengan fistula perilimfatik. Adanya fenomena Tullio’s

(nistagmus dan vertigo yang disebabkan suara bising pada frekuensi

tertentu) mengarah kepada penyebab perifer

e. Gejala penyerta

Gejala penyerta berupa penurunan pendengara, nyeri, mual,

muntah dan gejala neurologis dapat membantu membedakan  diagnosis

penyebab vertigo. Kebanyakan penyebab vertigo dengan gangguan

pendengaran berasal dari perifer, kecuali pada penyakit serebrovaskular

yang mengenai arteri auditorius interna atau arteri anterior inferior

cebellar. Nyeri yang menyertai vertigo dapat terjadi bersamaan

dengan infeksi akut telinga tengah, penyakit invasive pada  tulang

temporal, atau iritasi meningeal. Vertigo sering bersamaan dengan

muntah dan mual pada acute vestibular neuronitis dan pada meniere

disease yang parah dan BPPV.

Pada vertigo sentral mual dan muntah tidak terlalu parah. Gejala

neurologis berupa kelemahan, disarthria, gangguan penglihatan dan

pendengaran, parestesia, penurunan kesadaran, ataksia atau perubahan

lain pada fungsi sensori dan motoris lebih mengarahkan diagnosis ke

29

Page 30: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewLAPORAN KASUS. VERTIGO MIXED TYPE. e.c CERVICOGENIK. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik . di Ilmu Bagian

vertigo sentral misalnya  penyakit cererovascular, neoplasma, atau

multiple sklerosis. Pasien denga migraine biasanya merasakan gejala

lain yang berhubungan dengan migraine misalnya sakit kepala yang

tipikal (throbbing, unilateral, kadnag disertai aura), mual, muntah,

fotofobia, dan fonofobia. 21-35% pasien dengan migraine mengeluhkan

vertigo.

2. Pemeriksaan fisik

1. Fungsi vestibular atau serebral

a. Test Romberg

Dimana penderita berdiri dengan kedua kaki dirapatkan, mula-

mula dengan kedua mata terbuka kemudian tertutup. Pada

kelainan vestibular hanya pada mata tertutup badan penderita

akan bergoyang menjauhi garis tengah dan kemudian kembali

lagi. Pada mata terbuka badan penderita tetap tegak. Pada

kelainan serebelar badan penderita akan bergoyang baik pada

mata terbuka maupun pada mata tertutup.

b. Tandem gait

Dimana penderita berjalan lurus dengan tumit kaki kiri atau

kanan diletakkan pada ujung jari kaki kanan atau kiri

bergantian. Pada kelainan vestibular perjalanannya akan

menyimpang dan pada kelainan serebelar penderita akan

cenderung jatuh.5

c. Uji Unterberger

Berdiri dengan kedua lengan lurus horisontal ke depan dan

jalan di tempat dengan mengangkat lutut setinggi mungkin

selama satu menit. Pada kelainan vestibuler posisi penderita

akan menyimpang atau berputar ke arah lesi dengan gerakan

seperti orang melempar cakram; kepala dan badan berputar ke

arah lesi, kedua lengan bergerak ke arah lesi dengan lengan

pada sisi lesi turun dan yang lainnya naik. Keadaan ini disertai

nistagmus dengan fase lambat ke arah lesi.

30

Page 31: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewLAPORAN KASUS. VERTIGO MIXED TYPE. e.c CERVICOGENIK. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik . di Ilmu Bagian

d. Past-pointing test ( uji tunjuk Barany)

Dengan jari telunjuk ekstensi dan lengan lurus ke depan,

penderita disuruh mengangkat lengannnya ke atas kemudian

ditrunkan sampai menyentuh telunjuk tangan pemeriksa. Hal

ini dilakukan berulang-ulang dengan mata terbuka dan tertutup.

Pada kelainan vestibular akan terlihat pennyimpangan lengan

penderita ke arah lesi.5,7

e. Fukuda test dimana dengan mata tertutup pasien berjalan di

tempat sebanyak 50 langkah kemudian diukur sudut

penyimpangan kedua kaki, normal sudut penyimpangan tidak

lebih dari 30°.

2. Pemeriksaan Neurotologi

Pemeriksaan ini terutama untuk menentukan apakah letak lesinya di

sentral atau perifer

a. Uji Dix Hallpike

Dari posisi duduk di atas tempat tidur, penderita dibaringkan ke

belakang dengan cepat, sehingga kepalanya menggantung 45º di

bawah garis horisontal, kemudian kepalanya dimiringkan 45º ke kanan

lalu ke kiri. Perhatikan saat timbul dan hilangnya vertigo dan

nistagmus, dengan uji ini dapat dibedakan apakah lesinya perifer atau

sentral. Perifer (benign positional vertigo): vertigo dan nistagmus

31

Page 32: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewLAPORAN KASUS. VERTIGO MIXED TYPE. e.c CERVICOGENIK. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik . di Ilmu Bagian

timbul setelah periode laten 2-10 detik, hilang dalam waktu kurang

dari 1 menit, akan berkurang atau menghilang bila tes diulang-ulang

beberapa kali (fatigue). Sentral: tidak ada periode laten, nistagmus dan

vertigo berlangsung lebih dari 1 menit, bila diulang-ulang reaksi tetap

seperti semula (non-fatigue).7

b. Tes KaloriPenderita berbaring dengan kepala fleksi 30º, sehingga kanalis

semisirkularis lateralis dalam posisi vertikal. Kedua telinga diirigasi

bergantian dengan air dingin (30ºC) dan air hangat (44ºC) masing-masing

selama 40 detik dan jarak setiap irigasi 5 menit. Nistagmus yang timbul

dihitung lamanya sejak permulaan irigasi sampai hilangnya nistagmus

tersebut (normal 90-150 detik). Dengan tes ini dapat ditentukan adanya

canal paresis atau directional preponderance ke kiri atau ke kanan. Canal

paresis ialah jika abnormalitas ditemukan di satu telinga, baik setelah

rangsang air hangat maupun air dingin, sedangkan directional

preponderance ialah jika abnormalitas ditemukan pada arah nistagmus

yang sama di masing-masing telinga. Canal paresis menunjukkan lesi

perifer di labirin atau N.VIII, sedangkan directional preponderance

menunjukkan lesi sentral.5,7

d. Audiometry

Pemeriksaan audiometric berguna untuk memeriksa jenis dan

tingkat keparahan pendengaran dan juga menentukan kira- kira organ

yang berpengaruh terhadap gangguan. Kehilangan Pendengaran dalam

kasus ini adalah jenis sensorineural. Namun, pasien dengan kelaianan

malformasi telinga dalam (yaitu, perbesaran vestibular aqueduct)

mungkin akan mempunyai gejala klinis yang sama.e. BERA

Brain Evoked Response Audiometry atau BERA merupakan alat

yang bias digunakan untuk mendeteksi dini adanya gangguan

pendengaran, bahkan sejak bayi baru saja dilahirkan. Istilah lain yang

32

Page 33: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewLAPORAN KASUS. VERTIGO MIXED TYPE. e.c CERVICOGENIK. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik . di Ilmu Bagian

sering digunakan yakni Brainstem Auditory Evoked Potential (BAEP)

atau Brainstem Auditory Evoked Response Audiometry (BAER). Alat ini

efektif untuk mengevaluasi saluran atau organ pendengaran mulai dari

perifer sampai batang otakBERA juga dapat dimanfaatkan untuk

menentukan sumber gangguan pendengaran apakah di koklea atau retro

choclearis, mengevaluasi brainstem (batang otak), serta menentukan

apakah gangguan pendengaran disebabkan karena psikologis atau fisik.

3. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang pada vertigo meliputi tes audiometric, vestibular

testing, evalusi laboratories dan evalusi radiologis,

a. Tes audiologik tidak selalu diperlukan. Tes ini diperlukan jika pasien

mengeluhkan gangguan pendengaran. Namun jika diagnosis tidak jelas

maka dapat dilakukan audiometric pada semua pasien meskipun tidak

mengelhkan gangguan pendengaran.

b. Vestibular testing tidak dilakukan pada semau pasieen dengan

keluhan dizziness . Vestibular testing membantu jika tidak ditemukan

sebab yang jelas.

c. Pemeriksaan laboratories meliputi pemeriksaan elekrolit, gula darah,

funsi thyroid dapat menentukan etiologi vertigo pada  kurang dari 1

persen pasien. 

d. Pemeriksaan radiologi sebaiknya dilakukan pada pasien dengan vertigo

yang memiliki tanda dan gejala neurologis, ada factor resiko untuk

terjadinya CVA, tuli unilateral yang progresif. MRI kepala mengevaluasi

struktur dan integritas batang otak, cerebellum, dan periventrikular white

matter, dan kompleks nervus VIII.

Tatalaksana vertigo11

1. Farmakologis

Karena penyebab vertigo beragam, sementara penderita seringkali merasa

sangat terganggu dengan keluhan vertigo tersebut, seringkali menggunakan

pengobatan simptomatik. Lamanya pengobatan bervariasi. Sebagian besar

kasus terapi dapat dihentikan setelah beberapa minggu. Beberapa golongan

33

Page 34: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewLAPORAN KASUS. VERTIGO MIXED TYPE. e.c CERVICOGENIK. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik . di Ilmu Bagian

yang sering digunakan :

a) Antihistamin

Tidak semua obat antihistamin mempunyai sifat anti vertigo.

Antihistamin yang dapat meredakan vertigo seperti obat dimenhidrinat,

difenhidramin, meksilin, siklisin. Antihistamin yang mempunyai anti

vertigo juga memiliki aktivitas anti-kholinergik di susunan saraf pusat.

Mungkin sifat anti-kholinergik ini ada kaitannya dengan kemampuannya

sebagai obat antivertigo. Efek samping yang umum dijumpai ialah sedasi

(mengantuk). Pada penderita vertigo yang berat efek samping ini

memberikan dampak yang positif.

Betahistin

Senyawa Betahistin (suatu analog histamin) yang dapat meningkatkan sirkulasi di

telinga dalam, dapat diberikan untuk mengatasi gejala vertigo. Efek samping

Betahistin ialah gangguan di lambung, rasa enek, dan sesekali “rash” di kulit.

- Betahistin Mesylate

Dengan dosis 6 mg (1 tablet) – 12 mg, 3 kali sehari per oral.

- Betahistin HCl

Dengan dosis 8 mg (1 tablet), 3 kali sehari. Maksimum 6 tablet

dibagi  dalam beberapa dosis.

Dimenhidrinat

Lama kerja obat ini ialah 4 – 6 jam. Dapat diberi per oral atau

parenteral (suntikan intramuscular dan intravena). Dapat diberikan

dengan dosis 25 mg – 50 mg (1 tablet), 4 kali sehari. Efek samping

ialah mengantuk.

Difenhidramin HCl

Lama aktivitas obat ini ialah 4 – 6 jam, diberikan dengan dosis 25 mg

(1 kapsul) – 50 mg, 4 kali sehari per oral. Obat ini dapat juga

diberikan parenteral. Efek samping mengantuk.

b) Antagonis kalsium

Dapat juga berkhasiat dalam mengobati vertigo. Obat antagonis kalsium

34

Page 35: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewLAPORAN KASUS. VERTIGO MIXED TYPE. e.c CERVICOGENIK. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik . di Ilmu Bagian

yang sering digunakan adalah Cinnarizine (Stugeron) dan Flunarizine

(Sibelium) yang merupakan obat supresan vestibular karena sel rambut

vestibular mengandung banyak terowongan kalsium. Namun antagonis

kalsium sering mempunyai khasiat lain seperti antikolinergik dan

antihistamin.

c) Fenotiazine

Promethazine

Merupakan golongan Fenotiazine yang paling efektif mengobati

vertigo. Lama aktivitas obat ini adalah 4-6 jam. Diberikan dengan

dosis 12,5 – 25 mg, 4 kali sehari per oral. Efek samping yang sering

dijumpai adalah sedasi (mengantuk), sedangkan efek samping

ekstrapiramidalis lebih sedikit dibanding obat fenotiazine lainnya.

Khlorpromazine

Dapat diberikan pada penderita dengan serangan vertigo yang berat dan akut.

Obat ini dapat diberikan per oral atau parenteral (suntikan intramuscular atau

intravena). Dosis yang lazim ialah 25 mg – 50 mg, 3 – 4 kali sehari. Efek samping

ialah sedasi (mengantuk).

d) Obat simpaomimetik

Obat simpatomimetik dapat juga menekan vertigo

e) Obat penenang minor

Dapat diberikan kepada penderita vertigo untuk mengurangi kecemasan 

yang diderita yang sering menyertai gejala vertigo.efek samping seperti

mulut kering dan penglihatan menjadi kabur.

Lorazepam: Dosis dapat diberikan 0,5 mg – 1 mg

Diazepam : Dosis dapat diberikan 2 mg – 5 mg

f) Obat anti kolinergik

Obat antikolinergik yang aktif di sentral dapat menekan aktivitas sistem

vestibular dan dapat mengurangi gejala vertigo.

Skopolamin

Skopolamin dapat pula dikombinasi dengan fenotiazine atau efedrin

dan mempunyai khasiat sinergistik. Dosis skopolamin ialah 0,3 mg –

35

Page 36: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewLAPORAN KASUS. VERTIGO MIXED TYPE. e.c CERVICOGENIK. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik . di Ilmu Bagian

0,6 mg, 3 – 4 kali sehari.

2. Non Farmakologis

Susunan  saraf  pusat mempunyai kemampuan untuk mengkompensasi

gangguan keseimbangan. Namun kadang-kadang dijumpai beberapa

penderita yang kemampuan adaptasinya kurang atau tidak baik. Hal ini

disebabkan oleh adanya gangguan lain di susunan saraf pusat atau

didapatkan deficit di sistem visual atau proprioseptifnya. Kadang-kadang

obat tidak banyak membantu, sehingga perlu latihan fisik vestibular. Latihan

bertujuan untuk mengatasi gangguan vestibular, membiasakan atau

mengadaptasi diri terhadap gangguan keseimbangan. Tujuan latihan ialah :

Melatih gerakan kepala yang mencetuskan vertigo atau disekuilibrium

untuk meningkatkan kemampuan mengatasinya secara lambat laun.

Melatih gerakan bola mata, latihan fiksasi pandangan mata.

Melatih meningkatkan kemampuan keseimbangan.

R. DIANOSIS AKHIR

Diagnosis klinik : Pusing berputar, mual, muntah, kaku pada leher, kronis

Diagnosis topik : Organ vestibularis

Diagnosis etiologi : Vertigo Mixed Type e.c Cervicogenik

S. TERAPI

Pada pasien ini diberikan terapi :

Infus Asering 20 tpm

Inj. Ondansetron 3x1 amp

Inj. mechobalamin 1 x 1 amp

Inj. Ranitidine 2x1

P.O Betahistin 3x2

P.O flunarizin 2x5 mg

P.O Clobazame 2x 5 mg

P.O amlodipin 1x10

P.O atorvastatin 1x20 mg

36

Page 37: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewLAPORAN KASUS. VERTIGO MIXED TYPE. e.c CERVICOGENIK. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik . di Ilmu Bagian

DISKUSI 3

Ondansetron adalah obat untuk mencegah mual dan muntah yang disebabkan

oleh pengobatan kanker (kemoterapi) dan terapi radiasi. Obat ini juga

digunakan untuk mencegah dan mengatasi muntah-muntah usai operasi. Cara

kerja ondansetron adalah dengan memblokir salah satu substansi natural tubuh

(serotonin) yang menyebabkan muntah.Ondansetron tergolong dalam kelas

obat 5-HT3 blockers.

Ranitidine merupakan antagonis reseptor H2 (AH2) yang bekerja menghambat

sekresi asam lambung. Perangsangan reseptor H2 akan merangsang sekresi

asam lambung, dengan pemberian ranitidine maka reseptor tersebut akan

dihambat secara selektif dan reversible sehingga sekresi asam lambung

dihambat. Ranitidine diberikan sebagai gastroprotektor dan mencegah efek

samping dan interaksi obat lain.

Methylcobalamin

Methylcobalamin atau mecobalamin adalah salah satu bentuk kimia dari

vitamin B12 (cobalamin), yaitu vitamin larut air yang memegang peranan

penting dalam pembentukan darah serta menjaga fungsi sistem saraf dan otak.

Betahistine bekerja dengan dua mekanisme. Pertama, obat ini merangsang

reseptor histamin H1 yang terletak pada pembuluh darah di telinga bagian

dalam. Rangsangan ini mengakibatkan terjadinya vasodilatasi lokal dan

peningkatan permeabilitas sehingga bisa mengurangi tekanan endolimfatik.

Kedua, sebagai antagonis reseptor histamin H3 yang sangat kuat, obat ini

meningkatkan kadar neurotransmiter histamin, asetilkolin, norepinefrin,

serotonin, dan GABA yang dilepaskan dari ujung saraf. Peningkatan kadar

histmain dapat menyebabkan efek vasodilatasi di telinga bagian dalam

Flunarizine memiliki mekanisme kerja untuk memblok reseptor H1 dan

memblok channel kalsium.  Obat ini juga digunakan sebagai terapi tambahan

untuk epilepsi untuk pasien yang kebal terhadap rejimen pengobatan standar.

Flunarizine adalah obat yang dikonsumsi untuk mengurangi sakit kepala

akibat migrain, pencegahan gangguan pembuluh darah, dan vertigo.

37

Page 38: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewLAPORAN KASUS. VERTIGO MIXED TYPE. e.c CERVICOGENIK. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik . di Ilmu Bagian

Clobazam merupakan golongan benzodiazepine yang bekerja berdasarkan

potensial inhibisi neuron dengan asam gama- aminobutirat (GABA) sebagai

mediator. Klobazam memiliki efek antikonvulsi, ansiolitik, sedative, dan

relaksasi otot. Pemberian obat ini diindikasikan untuk mengatasi asietas da

psikoneuroti yang disertai ansietas.

T. PROGNOSIS

Death : dubia ad bonam

Disease : dubia ad bonam

Disability : dubia ad bonam

Discomfort : dubia ad bonam

Dissatisfaction : dubia ad bonam

Destitution : dubia ad bonam

FOLLOW UP

Kamis, 20 September 2018

38

Page 39: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewLAPORAN KASUS. VERTIGO MIXED TYPE. e.c CERVICOGENIK. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik . di Ilmu Bagian

S

O

A

P

Pusing berputar (+) dengan perubahan posisi sudah berkurang, mual,

muntah, pilek, leher terasa kaku, sudah bisa mulai duduk sebentar

GCS : E4M6V5

VAS : 3

TD : 120/80 mmHg

N : 80 x/menit

RR : 22 x/menit

T : 36 0C

Vertigo mixed type e.c cervicogenik

Inf. Asering 20 tpm

Inj. Ranitidine 2x1

Inj. Ondansetron 3x1 amp

Inj. mechobalamin 1 x 1 amp

P.O Clobazame 2x 5 mg

P.O Betahistin 3x2

P.O flunarizin 2x5 m

P.O amlodipin 1x10 mg

P.O atorvastatin 1x20 mg

S

O

A

P

Jumat, 21 September 2018

Pusing berputar (+) dengan perubahan posisi, mual, kaku di leher masih

terasa. Masih pusing untuk berjalan

GCS : E4M6V5

VAS : 3

TD : 130/70 mmHg

N : 80 x/menit

RR : 20 x/menit

T : 37,6 0C

Vertigo mixed type e.c cervicogenik

39

Page 40: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewLAPORAN KASUS. VERTIGO MIXED TYPE. e.c CERVICOGENIK. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik . di Ilmu Bagian

Inf. Asering 20 tpm

Inj. Ranitidine 2x1

Inj. Ondansetron 3x1 amp

Inj. mechobalamin 1 x 1 amp

P.O Clobazame 2x 5 mg

P.O Betahistin 3x2

P.O flunarizin 2x5 m

P.O amlodipin 1x10 mg

P.O atorvastatin 1x20 mg

S

O

A

P

Sabtu, 22 September 2018

Jika duduk lama terasa mual, pusing berputar (-), kaku di leher sudah

berkurang. Pasien mendapatkan cervical collar.

GCS : E4M6V5

VAS : 2

TD : 100/80 mmHg

N : 92 x/menit

RR : 20 x/menit

T : 36,5 0C

Vertigo mixed type e.c cervicogenik

Inf. Asering 20 tpm

Inj. Ranitidine 2x1

Inj. Ondansetron 3x1 amp

Inj. mechobalamin 1 x 1 amp

P.O Clobazame 2x 5 mg

P.O Betahistin 3x2

P.O flunarizin 2x5 m

P.O amlodipin 1x10 mg

P.O atorvastatin 1x20 mg

40

Page 41: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewLAPORAN KASUS. VERTIGO MIXED TYPE. e.c CERVICOGENIK. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik . di Ilmu Bagian

PROGRAM : Jika Stationer Senin BLPL

S

O

A

P

Minggu, 23 September 2018

Jika duduk lama terasa mual, pusing berputar (-), kaku di leher sudah

berkurang. Pasien mendapatkan cervical collar.

GCS : E4M6V5

VAS : 2

TD : 120/70 mmHg

N : 78 x/menit

RR : 20 x/menit

T : 36,3 0C

Vertigo mixed type e.c cervicogenik

Inf. Asering 20 tpm

Injeksi piracetam 2 x 3 gram

Inj. Ranitidine 2x1

Inj. Ondansetron 3x1 amp

Inj. mechobalamin 1 x 1 amp

P.O Clobazame 2x 5 mg

P.O Betahistin 3x2

P.O flunarizin 2x5 m

P.O amlodipin 1x10 mg

P.O atorvastatin 1x20 mg

PROGRAM : Jika Stationer Senin BLPL

S

O

Senin , 24 September 2018

Jika duduk lama terasa mual sudah berkurang, pusing berputar (-), kaku

di leher sudah berkurang. Pasien bisa berjalan sendiri .

GCS : E4M6V5

VAS 1

TD : 130/70 mmHg

41

Page 42: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewLAPORAN KASUS. VERTIGO MIXED TYPE. e.c CERVICOGENIK. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik . di Ilmu Bagian

A

P

N : 80 x/menit

RR : 20 x/menit

T : 36 0C

Vertigo mixed type e.c cervicogenik

Obat pulang :

Betahistin 3x1

Flunarizin 2x5 mg

Ranitidin 2x1

Amlodipin 1x10

BLPL

DAFTAR PUSTAKA

42

Page 43: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewLAPORAN KASUS. VERTIGO MIXED TYPE. e.c CERVICOGENIK. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik . di Ilmu Bagian

1. Sura, DJ, Newell, S. 2010. Vertigo - Diagnosis and management in primary

care, BJMP. 2010.

2. Wreaksoatmodjo, 2004. Vertigo : aspek neurologi. Bogor : Cermin Dunia

Kedokteran No. 144.

3. Mardjono, 2008. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat

4. Joesoef AA., Tinjauan Neurobiologi Molekuler dari Vertigo, 2003, Makalah

Konas V Perdossi, Bali

5. Keith, Marill, 2001, Central verigo, @ NEUROLOGY\ Neurotoksikologi dan

Vertigo\ eMedicine – Central Vertigo.htm

6. Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia. 2012. Jakarta : EGC

7. Perdossi, 2000, Vertigo  Patofisiologi, Diagnosis dan Terapi, Jansen

Pharmaceiuticals

8. Harsono, 2000, Kapita Selekta Neurologi, Gadjah Mada university Press

9. Soepardi EA, Inskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD. 2007. Buku Ajar Ilmu

Kesehatan Telinga,Hidung, Tenggorok, Kepala & Leher. Edisi 6. Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta.

10. Wilkinson I, Lennox G. Essential neurology.  4th edition. Massachusetts:

Blackwell Publishing; 2005.

11. Sura, DJ, Newell, S. 2010. Vertigo- Diagnosis and management in primary

care, BJMP.

12. Soepardi EA, Iskandar HN. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung dan

Tenggorok Kepala Leher.Edisi 6, Balai Penerbit FKUI, Jakarta : 2007.

PR UJIAN BANGSAL

43

Page 44: sarafambarawa.files.wordpress.com  · Web viewLAPORAN KASUS. VERTIGO MIXED TYPE. e.c CERVICOGENIK. Disusun untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik . di Ilmu Bagian

1. TES KALORIK

Merupakan test untuk memeriksa fungsi batang otak disebut juga test reflex

okulovestibuler. Cara: pasien dibaringkan dengan tubuh bagian atas dan kepala

membentuk sudut 30% dengan bidang horizontal, kemudian disuntukkan 50- 100

cc air dingin (30O) atau panas (44o) pada salah satu telinga, yang akan berefek

sama jika kepala digerakkan ke sisi yang berlawanan, mata pasien akan

menghadap pada sisi dimana air dimasukkan. Posisi mata ini akan bertahan

beberapa waktu. Jika hasil pemeriksaan negatif, kemungkinan terdapat lesi pada

pons, medulla dan pada kasus yang jarang pada lesi N. III, N.IV, N.VI, atau N.

VIII.

44