sepsis e.c dt anemia

69
LAPORAN KASUS SEPSIS E.C DEMAM TYPHIOD DENGAN ANEMIA SUSP DEFISIENSI FE DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK RSUD KOJA AYUNIZA HARMAYATI 030.08.051

Upload: ayuniza-harmayati

Post on 22-Dec-2015

282 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

pediatri

TRANSCRIPT

Page 1: Sepsis e.c DT Anemia

LAPORAN KASUSSEPSIS E.C DEMAM TYPHIOD DENGAN ANEMIA SUSP DEFISIENSI FEDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK RSUD KOJA

AYUNIZA HARMAYATI 030.08.051

Page 2: Sepsis e.c DT Anemia

ANAMNESIS

Anamnesis dilakukan secara allo-anamnesis kepada ibu pasien pada tanggal 9 September 2013 pukul 14.00 WIB di Bangsal Anak lantai 4 Team B Kamar 407

Page 3: Sepsis e.c DT Anemia

ANAMNESISIDENTITAS PASIEN

Nama Pasien : An. PA Jenis kelamin : Perempuan Umur : 4 tahun 8 bulan Agama : Islam Suku bangsa : Jawa Tempat / tanggal lahir: Jakarta, 23

Desember 2008 Alamat : Jl. Mawar A no 12 Tugu utara

Koja

Page 4: Sepsis e.c DT Anemia

ANAMNESISIDENTITAS ORANG TUA PASIEN

IbuNama : Ny. IUsia : 35 tahunAlamat : Jl. Mawar A no 12 Tugu utara Pekerjaan : IRT

Ayah Nama : Tn. MS Usia : 40

tahun Alamat : Jl.

Mawar A no 12 Tugu utara Koja

Pekerjaan : WiraswastaHubungan dengan orang tua : pasien merupakan

anak kandung.

Page 5: Sepsis e.c DT Anemia

ANAMNESIS

KELUHAN UTAMA

• Demam sejak 1 minggu SMRS

KELUHAN TAMBAHA

N

• Diare sejak 3 hari SMRS • Tubuh terasa lemas

Page 6: Sepsis e.c DT Anemia

ANAMNESISRiwayat Penyakit Sekarang

1 minggu SMRS

Demam naik turun.

Demam lebih tinggi saat sore & malam hari

Saat tidur suka mengigau

Perawatan hari ke 3 (hari ke 10 demam)

KU lemah dan pasien tidur terus

Demam tinggi. Pernafasan dan denyut nadi cepat.

Batuk.

Page 7: Sepsis e.c DT Anemia

ANAMNESISRiwayat Penyakit Sekarang

Perawatan hari ke 5 (demam H+12) Demam naik turun. Demam pada malam hari dan pagi tidak

demamLemas, pusing terutama bila duduk. Pasien tidak kuat untuk

berdiriBelum BAB sejak 2 hari.

Page 8: Sepsis e.c DT Anemia

ANAMNESISRiwayat Penyakit Dahulu

Kesimpulan: Tidak ditemukan adanya riwayat penyakit dahulu yang berkaitan dengan penyakit yang dialami pasien sekarang

Penyakit Umur Penyakit Umur Penyakit Umur

Alergi - Difteria - Jantung -

Cacingan - Diare - Ginjal -

Demam

Berdarah- Kejang - Darah -

Demam

Thypoid-

Kecelakaa

n-

Radang

paru-

Otitis - Morbili -Tuberkulos

is-

Parotitis - Operasi -Batuk,

pilek+

Page 9: Sepsis e.c DT Anemia

ANAMNESISRiwayat Penyakit Keluarga

Di keluarga pasien tidak pernah ada yang mengalami hal seperti ini sebelumnya.

Ibu pasien memiliki riwayat darah tinggi

Page 10: Sepsis e.c DT Anemia

ANAMNESISRiwayat Kehamilan dan Kelahiran

KEHAMILAN

Morbiditas

kehamilanTidak ada

Perawatan

antenatal

Kontrol di bidan sebulan

sekali

KELAHIRAN Penolong persalinan Bidan

Cara persalinan Spontan

Masa gestasi Cukup bulan (37 minggu)

Keadaan bayi

Berat badan lahir : 3.100 gramPanjang badan lahir : 50 cmLangsung menangis (+)Kulit kemerahan (+)Nilai Apgar : tidak diketahui orang tuaKelainan bawaan : tidak ada

Kesimpulan: Riwayat kehamilan dan persalinan normal.

Page 11: Sepsis e.c DT Anemia

ANAMNESISRiwayat Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan gigi I: Umur 6 bulan (Normal: 5-9 bulan) Gangguan perkembangan mental : Tidak ada Psikomotor

Tengkurap : Umur 5 bulan (Normal: 3-4 bulan)

Duduk: Umur 7 bulan (Normal: 6-9 bulan) Berdiri : Umur 10 bulan (Normal: 9-12

bulan) Berjalan : Umur 11 bulan (Normal: 13

bulan) Bicara: Umur 14 bulan (Normal: 9-12 bulan) Baca dan Tulis : Pasien mulai mencoret-coret sejak

usia 15 bulan Perkembangan pubertas

Rambut pubis : (-) Rambut ketiak: (-)

Gangguan perkembangan mental-emosional : (-)

Kesan : Riwayat perkembangan baik

Page 12: Sepsis e.c DT Anemia

ANAMNESISRiwayat Makanan

Umur

(bulan)ASI/PASI

Buah /

Biskuit

Bubur

SusuNasi Tim

0 – 2 ASI

2 – 4 ASI -

4 – 6 ASI - - -

6 – 8 ASI - + -

10 – 12 ASI - + -

Page 13: Sepsis e.c DT Anemia

ANAMNESISRiwayat Makanan

Umur di atas 1 tahunJenis Makanan Frekuensi dan Jumlah

Nasi/Pengganti 2x/hari, 1/2 porsi

Sayur 2-3x/minggu

Daging 1x/minggu

Telur 1 butir/hari

Ikan 1x/minggu

Tahu 1 potong, setiap hari

Tempe 1 potong, setiap hari

Susu (merk/takaran) Susu formula (SGM )Kesan : Riwayat makanan kurang baik

Page 14: Sepsis e.c DT Anemia

ANAMNESISRiwayat Imunisasi

Kesan: Riwayat imunisasi dasar pasien lengkap

Imunisasi Umur waktu pemberian

Bulan Tahun

0 1 2 3 4 6 9 15 18 2 6 12

Hepatitis B I II III

BCG I

DPT I II III IV

Polio I II III IV IV

Campak I

MMR I

Tifoid -

Varicela I

Page 15: Sepsis e.c DT Anemia

ANAMNESISRiwayat Keluarga

Ayah Ibu

Nama Tn. MS Ny. I

Perkawinan ke- Satu Satu

Umur saat menikah 40 Tahun 35 tahun

Pendidikan terakhir SMA SMP

Agama Islam Islam

Suku bangsa Jawa Jawa

Keadaan kesehatan Baik Baik

Pasien adalah anak kedua, jarak dari anak pertama ke kedua yaitu 5 tahun. Ibu pasien tidak pernah mengalami keguguran atau lahir mati

Page 16: Sepsis e.c DT Anemia

ANAMNESISRiwayat Perumahan dan Sanitasi

Pasien tinggal bersama ayah dan ibu di sebuah rumah tinggal milik sendiri dengan 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, dapur, beratap genteng, berlantai keramik, berdinding tembok.

Keadaan rumah sempit, pencahayaan cukup, ventilasi cukup.

Sumber air bersih dari air PAM. Air limbah rumah tangga disalurkan dengan baik dan pembuangan sampah setiap harinya diangkut oleh petugas kebersihan.

Kedua orang tua pasien tidak merokok. Kesan : Kesehatan lingkungan tempat tinggal pasien

cukup baik

Page 17: Sepsis e.c DT Anemia

PEMERIKSAAN FISIK

Dilakukan pada tanggal 9 September 2013, pukul 15.30 wib.

Pasien dalam perawatan hari ke 9.

Page 18: Sepsis e.c DT Anemia

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum :T ampak sakit sedangKesadaran : Compos mentisData Antropometri

Berat Badan : 11 kg Tinggi Badan : 92 cm

Status GiziBerat Badan= 11 kg, Tinggi Badan= 92 cm,

Usia= 4 tahun 8 bulanBerdasarkan CDC

BB/U = 11/18 x 100 % = 61,1 % TB/U = 92/106 x 100% = 86,6 %, BB/TB = 11/13 x 100% = 84,6 % Berdasarkan data di atas maka dapat disimpulkan bahwa: Status gizi pasien berdasarkan CDC: Gizi kurang

Page 19: Sepsis e.c DT Anemia

PEMERIKSAAN FISIKTD : -

Nadi : 112 x/menit, reguler, isi cukup

Suhu: 36,7°C

TANDA VITAL

Page 20: Sepsis e.c DT Anemia

PEMERIKSAAN FISIK

• Normosefali, ubun ubun sudah menutup, datar• rambut warna hitam, distribusi merata, tidak

mudah dicabutKepala•Pupil bulat isokor•refleks cahaya langsung +/+, refleks cahaya tidak langsung +/+, •konjungtiva pucat +/+, sklera ikterik -/-, mata cekung -/-Mata• Bentuk normal, septum deviasi (-), • nafas cuping hidung -/-, sekret +/+ (sekret

berwarna bening)Hidung• Membran timpani intak, sekret -/-Telinga• Bibir merah muda, tidak kering, sianosis (-),

trismus (-) , halitosis (-) • Lidah : Normoglossia, basah, tepi hiperemis,

tremor (-)Mulut

Page 21: Sepsis e.c DT Anemia

PEMERIKSAAN FISIK

•Caries (+)•Uvula letak di tengah

Uvula dan Gigi Geligi

•T1/T1, tidak hiperemis, detritus (-),kripta (-)Tonsil•Faring tidak hiperemisTenggorokan

•KGB tidak teraba membesar, kelenjar tiroid tidak teraba membesar, trakea letak normalLeher

Page 22: Sepsis e.c DT Anemia

PEMERIKSAAN FISIKThoraks

Inspeksi• Bentuk dada normal, simetris, • gerak pernapasan simetris, irama teratur, tipe

abdomino-thorakal• retraksi sela iga(-)

Palpasi• Gerak napas simetris• vocal fremitus simetris

Perkusi• Sonor di semua lapang paru

Auskultasi• Suara napas vesikuler, ronkhi +/+, wheezing -/-• S I normal-S II normal, reguler, murmur (-), gallop (-)

Page 23: Sepsis e.c DT Anemia

PEMERIKSAAN FISIKAbdomen

Inspeksi•Bentuk datar

Auskultasi•Bising usus (+) normal.

Palpasi•Supel, nyeri tekan (-), turgor kulit baik,teraba hepar 1 cm di bawah arcus costae

Perkusi•Timpani di semua kuadran abdomen

Page 24: Sepsis e.c DT Anemia

Pemeriksaan Fisik

•Rambut Pubis (-)Genitalia•Prolaps ani (-)• lecet di daerah anus (-)Anus•Akral hangat, spastisitas (-), sianosis (-), parese (-), paralisis (-), CRT < 2 detikEkstremitas

•Sawo matang, ikterik (-), sianosis (-), turgor normal, tidak ada efloresensi yang bermaknaKulit

Page 25: Sepsis e.c DT Anemia

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Parameter (01/09/13) (03/09/13) (09/09/13) Nilai Normal

Hematologi

Hb 8,7 6,7 6 10.5 - 13.0 g/dL

Ht 29 22 22 33 - 38 %

Leukosit 3.700 1.300 4.200(6.0 -

17.0).103/uL

Trombosit 201.000 137.000 152.000(250 -

600).103/uL

Eritrosit 3,92 juta/ul 4.1 - 4.9. 106/uL

MCV 56 80 - 100 fL

MCH 17 26 - 34 pg

MCHC 30 31 - 36 g/dL

RDW 17,11 11.6 - 14.8

LED 3 < 15

Page 26: Sepsis e.c DT Anemia

PEMERIKSAAN LABORATORIUMParameter (01/09/13) (03/09/13) (09/09/13) Nilai Normal

Hitung Jenis :

Basofil 2 0 - 2

Eosinofil 0 0 - 5

Batang 0 2 - 6

Segmen 37 47 - 80

Limfosit 53 13 - 40

Monosit 8 2 - 11

Immunoserologi Protein Spesifik

CRP Kuantitatif

22 7 < 5 mg/L

Kimia Fungsi Hati

Ferritin 118673 13 – 300 mg/dl

Page 27: Sepsis e.c DT Anemia

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

JENIS PEMERIKSAANHASIL

PEMERIKSAAN(3-9-2013)

HASIL PEMERIKSAAN

(6-9-2013)NILAI NORMAL

FAECES/ Tinja Rutin

Warna Kuning Kuning

Konsistensi Lunak Lembek

Pus Negatif Negatif

Mikroskopis

Lekosit 0-2 1-3

Eritrosit 0-1 0-1

Epitel + +1

Amilum Negatif Negatif

Serat Tumbuhan Negatif Negatif

Amoeba Negatif Negatif

Telur Cacing Negatif Negatif

Lain-Lain Negatif Negatif

Page 28: Sepsis e.c DT Anemia

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

JENIS PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN( 2-9-2013) NILAI NORMAL

URINALISA

Warna Kuning Jernih

Berat jenis 1005 1003 - 1030

pH 7,5 4,6 – 8,5

Albumin Negatif Negatif

Glukosa Negatif Negatif

Keton +1 Negatif

Bilirubin Negatif Negatif

Darah Samar Negatif Negatif

Nitrit Negatif Negatif

Urobilinogen 0-2 0,1 – 1,0

SEDIMEN

Leukosit 1-2 < 10

Eritrosit 0-1 < 1

Silinder Negatif Negatif

Epitel +1

Bakteri Negatif

Page 29: Sepsis e.c DT Anemia

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

JENIS PEMERIKSAAN

HASIL PEMERIKSAAN

( 2-9-2013)NILAI NORMAL

URINALISA

KRISTAL

Ca Oksalat Negatif

Karbonat Negatif

Fosfat Negatif

Asam Urat Negatif

Amorf Negatif

Sel ragi Negatif Negatif

JENIS PEMERIKSAAN HASIL PEMERIKSAAN

WIDAL

S.Typhi O 1/320

S.Paratyphi A O 1/160

S.Paratyphi B O 1/80

S.Paratyphi C O Negatif

Page 30: Sepsis e.c DT Anemia

PEMERIKSAAN RADIOLOGISFoto Thoraks AP

Dilakukan pemeriksaan foto thoraks AP pada tanggal 05 September 2013

Hasil Pemeriksaan: Cor : tidak membesar Pulmo : Corakan vaskuler normal

Tidak tampak infiltrat.hilus tidak membesar

Diafragma dan sinus normal Kesan:

Cor dan pulmo dalam batas normal

Page 31: Sepsis e.c DT Anemia

PEMERIKSAAN MORFOLOGI DARAH TEPI

Eritrosit : Mikrositik hipokrom, sel pinsil (+), fragmentosit

Leukosit : Leukopenia dan Morfologi dalam batas normal

Trombosit : Trombositopenia dan Morfologi dalam batas normal

Resume : Eritrosit mikrositik hipokrom, sel pinsil (+), fragmentosit

Leukopenia dan Trombositopenia Kesan: Anemia mikrositik hipokrom susp. Anemia def.

FeLeukopenia dengan trombositopenia

DD : Inf. Virus Anemia hipoplastik

Saran: Retikulosit, SI-TIBC, Ferritin, Analisa FesesIgG IgM dengueMonitoring hematologi

Page 32: Sepsis e.c DT Anemia

Resume

Seorang anak perempuan usia 4 tahun 8 bulan datang dengan keluhan demam sejak 1 minggu SMRS. Demam naik turun. Demam lebih tinggi saat sore dan malam hari dibandingkan dengan pagi hari. Saat tidur pasien juga suka mengigau. Pasien diare sejak 3 hari SMRS. BAB cair dengan frekuensi 4 – 5 kali perhari tidak di sertai lendir dan darah. BAB warna kuning kecoklatan. Pasien merasa badannya lemas, pusing, sering tidur, mual dan nafsu makan berkurang.

Pasien sudah berobat ke puskesmas namun demam hanya turun bila diberi obat penurun panas.

Pada perawatan hari ke 3 (hari ke 10 demam) keadaan umum pasien lemah dengan kesadaran somnolen dan disertai demam tinggi. Pernafasan dan denyut nadi pasien cepat. Pada saat ini pasien mengeluhkan adanya batuk.

Pada perawatan hari ke 5 (demam hari ke 12), pasien masih demam naik turun tapi tidak terlalu tinggi. Demam terjadi pada malam hari dan pagi tidak demam. Pasien merasa tubuhnya lemas, pusing terutama bila duduk. Pasien tidak kuat untuk berdiri. Namun saat ini, pasien belum buang air besar sejak 2 hari.

Page 33: Sepsis e.c DT Anemia

Resume

Pada perawatan hari ke 8 ( hari ke 15 setelah demam) pasien merasa sangat lemas namun sudah tidak ada demam, saat tidur pasien sudah tidak mengigau dan sudah tidak batuk. Pasien mengeluh kembung dan belum BAB sejak 5 hari. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak lemas dan konjungtiva anemis.

Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan penurunan nilai Hb, Ht, Leukosit, trombosit, eritrosit Pansitopenia

Selain itu terdapat penurunan nilai MCV, MCH, MCHC, dan peningkatan nilai RDW, CRP kuantitatif dan Ferritin serum.

Pada pemeriksaan widal positif pada S. Typhi O, S.Paratyphi A dan S.Paratyphi B.

Pada pemeriksaan morfologi darah tepi didapatkan kesan Anemia mikrositik hipokrom susp. Anemia def. Fe, leukopenia dengan trombositopenia DD : infeksi virus dan anemia hipoplastik.

Page 34: Sepsis e.c DT Anemia

DIAGNOSIS

Diagnosis Kerja

•Post Sepsis e.c Demam Tifoid•Anemia susp Def. Fe

Diagnosis Banding

•Post Sepsis e.c Dengue fever•Anemia susp akibat penyakit kronik

Page 35: Sepsis e.c DT Anemia

TERAPI

Non Medikamentos

a•Perawatan tirah baring (bed rest) •Konsumsi makanan yang lunak•Nutrisi adekuat, diet tinggi kalori dan besi•Kompres air hangat bila perlu apabila demam

Medika mentosa

•IVFD RA 45cc/jam•Inj. Meropenem 2 x 250 mg I.V•Inj. Ranitidin 2 x 10 mg I.V•Somerol 2 x 10 mg I.V•PCT syr 3 x cth I•Puyer panas (PCT+Diazepam+Prednison) 3 x 1 bks•Neciblock 3 x 1 cth•Ibuprofen 3 x 1 cth•Elkana 1 x I cth•PRC 100 cc pre lasix 5 mg I.V

Page 36: Sepsis e.c DT Anemia

PROGNOSIS

Ad vitam : Dubia ad bonam Ad functionam : Dubia ad bonam Ad sanasionam : Dubia ad bonam

Page 37: Sepsis e.c DT Anemia

FOLLOW UPTanggal 4 – 9 – 2013 S Demam (+), Batuk (+), BAB cair 4x/hari lendir (-) darah

(-), nafsu makan berkurang, pasien lemas.

O Ku : lemah, Somnolen, gizi kesan kurangN : 154x/mnt (isi cukup, kuat), RR : 54x/mnt, S : 38,8 0C.Mata: Conjungtiva anemis (+/+), air mata (+/+)Mulut: MB (+), sianosis (-)Abdomen:turgor baik, peristaltik (+) normalExt. Atas&bawah lembab (-), akral dingin (-), sianosis (-), CRT < 2”

Diagnosis Sepsis e.c Tifoid feverAnemia def. Fe

Terapi IVFD RA 100cc/jamInj. Meropenem 3 x 150 mg I.VInj. Ranitidin 2 x 10 mg I.VPCT syr 3 x cth IInterzinc 1 x cth I

Page 38: Sepsis e.c DT Anemia

FOLLOW UPTanggal 9 – 9 – 2013S Demam (-), batuk (-), BAB (-) sejak 5 hari, nafsu

makan baik, pasien lemas. O Ku : stabil, CM, kesan gizi kurang

N : 112x/mnt (isi cukup, kuat), RR :32x/mnt S : 36,70C.Mata: Conjungtiva anemis (+/+), air mata (+/+)Mulut: MB (+), sianosis (-)Abdomen:turgor baik, peristaltik (+) normalExt. Atas&bawah lembab (-), akral dingin (-), sianosis (-), CRT < 2”

Diagnosis Post Sepsis e.c Demam TifoidAnemia def. FePansitopenia

Terapi IVFD RA 45cc/jamInj. Meropenem 2 x 250 mg I.VInj. Amikasin 2 x 40 mg I.VInj. Ranitidin 2 x 10 mg I.VSomerol 2 x 10 mg I.VPCT syr 3 x cth IPuyer panas (PCT+Diazepam+Prednison) 3 x 1 bksNeciblock 3 x 1 cthIbuprofen 3 x 1 cth

Page 39: Sepsis e.c DT Anemia

ANALISA KASUS

DEMAM TYPHOIDSEPSISANEMIA DEFISIENSI FE

Page 40: Sepsis e.c DT Anemia

ANALISA KASUS

Diagnosis pada pasien ini ditegakkan berdasarkan hasil dari anamnesis dan pemeriksaan fisik. Ada tiga masalah utama yang terdapat pada pasien ini yaitu pasien terdiagnosis tifoid fever, kedua pasien mengalami sepsis dan terdapat anemia defisiensi besi.

Page 41: Sepsis e.c DT Anemia

ANALISA KASUS – Dasar Diagnosis Demam Typhoid

MANIFESTASI KLINIS

•Periode inkubasi demam tifoid antara 5-40 hari dengan rata-rata antara 10-14 hari

•Demam step-ladder temperature chart : demam timbul insidius, kemudian naik secara bertahap tiap harinya dan mencapai titik tertinggi pada akhir minggu pertama, setelah itu demam akan bertahan tinggi dan pada minggu ke-4 demam turun secara lisis

•Demam lebih tinggi saat sore & malam hari dibandingkan dengan pagi harinya

•Gejala sistemik lainnya :nyeri kepala, malaise, anoreksia, nausea, mialgia, nyeri perut dan radang tenggorokan

•Gejala gastrointestinal : mengeluh diare, obstipasi atau obstipasi kemudian disusul episode diare

ANAMNESIS

•Pasien demam 7 hari yang bersifat remitten. Dimana demam lebih tinggi saat sore dan malam hari dibandingkan dengan pagi hari.•Demam disertai dengan gangguan pencernaan yaitu awalnya diare dan diikuti oleh konstipasi.•Adanya gangguan kesadarn yaitu saat tidur pasien juga suka mengigau (kesadaran berkabut)

Page 42: Sepsis e.c DT Anemia

MANIFESTASI KLINIS

•Lidah tampak kotor dengan putih di tengah sedang tepi dan ujungnya kemerahan coated tongue•Gejala meteorismus, •banyak dijumpai hepatosplenomegali•Rose spot suatu ruam makulopapular yang bewarna merah dengan ukuran 1-5 mm, seringkali dijumpai pada daerah abdomen, toraks, ekstremitas dan punggung pada orang kulit putih, tidak pernah dilaporkan ditemukan pada anak Indonesia. Ruam ini muncul pada hari ke 7-10 dan bertahan selama 2-3 hari. •Bradikardia relatif jarang dijumpai pada anak.

PEMERIKSAAN FISIK

•Tidak didapatkan penemuan khas yang menunjang diagnosis demam typhoid.

ANALISA KASUS – Dasar Diagnosis Demam Typhoid

Page 43: Sepsis e.c DT Anemia

ANALISA KASUS – Dasar Diagnosis Demam Typhoid

Pemeriksaan penunjang Isolasi kuman penyebab demam typhoid. identifikasi

kuman memerlukan waktu 3-5 hari. Biakan darah biasanya positif pada minggu pertama sakit, sedangkan biakan feses atau urin akan positif setelah minggu pertama. Biakan dari sumsum tulang akan positif pada penyakit stadium lanjut, dan merupakan pemeriksaan yang paling sensitif

Uji serologis untuk mendeteksi antibodi terhadap antigen

Pemeriksaan melacak DNA kuman S. Tyhpi Uji serologi Widal : uji serologic yang memeriksa

antibody aglutinasi terhadap antigen somatic (O), flagella (H) banyak dipakai untuk membuat diagnosis demam tifoid. Bila didapatkan nilai positif dengan kenaikan titer 4 kali dalam minimal 2 kali pemeriksaan widal, maka dapat menunjang diagnosis demam typhoid.

Page 44: Sepsis e.c DT Anemia

ANALISA KASUS – Dasar Diagnosis Demam Typhoid

Pada kasus : Tidak dilakukan pemeriksaan kultur darah karena

membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengetahui hasilnya

pemeriksaan melacak DNA tidak dilakukan karena biaya yang mahal dan fasilitas rumah sakit yang terbatas.

Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan serologis dan didapatkan hasil positif pada serologi Salmonella typhi O, S.paratyphi A dan Salmonella paratyphi B. Namun pemeriksaan widal masih kurang mendukung diagnosis demam typhoid pada pasien ini

Page 45: Sepsis e.c DT Anemia

ANALISA KASUS

Follow up pada perawatan hari ke 3, didapatkan tenda-tanda komplikasi dari demam typhoid tersebut yaitu sepsis.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien lemah dengan kesadaran somnolen dan disertai demam tinggi. Pernafasan dan denyut nadi pasien cepat. Sesuai dengan manifestasi klinis dari sepsis yaitu : Keadaan umum : menurun Sistem saluran pernafasan : pernafasan tidak teratur,

napas cepat (>60 x/menit), apnea, dispnea, sianosis. Sistem kardiovaskuler : takikardia (>160 x/menit),

bradikardia (< 100 x/menit), akral dingin, syok.

Page 46: Sepsis e.c DT Anemia

ANALISA KASUS

Trombositopenia pada sepsis mungkin disebabkan oleh antibodi terhadap trombosit atau berhubungan dengan kejadian DIC. Selain itu trombositopenia bisa juga diduga akibat adanya infeksi virus misalnya virus dengue yang masih mungkin sebagai diagnosis banding dari kasus ini.

Adanya leukopenia yang disertai jumlah neutrofil yang rendah menunjukkan adanya infeksi berat yang menimbulkan depresi sumsum tulang.

Sedangkan kadar CRP kuantitatif yang meningkat menunjukkan adanya reaksi inflamasi akut.

Protein C-reaktif (CRP) adalah suatu alfa-globulin yang diproduksi di hepar dan kadarnya akan meningkat dalam 6 jam di dalam serum bila terjadi proses inflamasi akut. kadar CRP tidak dipengaruhi oleh anemia, kehamilan atau hiperglobulinemia.

Page 47: Sepsis e.c DT Anemia

ANALISA KASUS

Hasil pemeriksaan ferritin serum yang meningkat bisa disebabkan karena proses inflamasi akut. Ferritin adalah suatu protein darah yang tingkat-tingkatnya berkorelasi dengan jumlah besi yang disimpan dalam tubuh.

Pemeriksaan serum feritin efisien untuk menilai cadangan besi tubuh, tetapi feritin berperan sebagai protein fase akut, sehingga sulit dibedakan antara Anemia defisiensi besi dengan anemia karena infeksi, inflamasi dan keganasan, yang disebut anemia penyakit kronis (APK)

WHO merekomendasikan konsentrasi feritin <12 ug/l mengindikasikan deplesi cadangan besi pada anak-anak <5 tahun, dan nilai <15 ug/l mengindikasikan deplesi cadangan besi pada umur >5 tahun.

Page 48: Sepsis e.c DT Anemia

ANALISA KASUS

Diagnosis anemia susp defisiensi besi yaitu berdasarkan : Anamnesis : pasien sering merasa lemas dan dari

riwayat makanan pasien jarang mengkonsumsi sayuran hijau ataupun daging

Pemeriksaan fisik : konjungtiva anemis (+/+) Pemeriksaan laboratorium darah lengkap : Hb,

eritrosit, MCV, MCH dan MCHC menurun. Nilai RDW meningkat.

Sesuai dengan kriteria diagnosis menurut WHO, Anak didiagnosa menderita anemia jika kadar Hb kurang dari 12 g/dL untuk usia lebih dari 6 tahun dan kurang dari 11 g/dL usia di bawah 6 tahun. Diagnosis anemia mikrositik hipokrom yaitu MCV < 80 fl ; MCH < 27 pg nilai MCHC yang menurun.

Pemeriksaan morfologi darah tepi : Anemia mikrositik hipokrom susp. Anemia def. Fe

Page 49: Sepsis e.c DT Anemia

ANALISA KASUS

Penatalaksanaan penderita dengan demam typhoid : Bed rest Pemberian diet yang lunak yang mudah

dicerna dengan kalori dan protein yang cukup dan tinggi zat besi

Page 50: Sepsis e.c DT Anemia

ANALISA KASUS

Cairan infus untuk maintainence : RA 45cc/jam. Rumus Darrow :

BB pada pasien ini adalah 11 kg. Penghitungannya : 100 x 10kg = 1000 cc 1 x 10kg = 10 cc Total : 1010 cc Oleh karena pasien menderita demam pada malam

hari sekitar (38 ° C), maka + 12 % untuk setiap kenaikan 1°C (mulai dari 37.5°C).

38° - 37.5 ° = 0.5 X 12% = 6% (0.06) Kebutuhan cairan = 1010 + (1010 x 6%) cc/24 jam = 1010 + 60,6 = 1070,6 cc = 1100cc/24jam =

45 cc/jam

Page 51: Sepsis e.c DT Anemia

ANALISA KASUS

Ambacim (Cefuroxim)

• Golongan Sefalosporin generasi ke-2• 250 mg sebanyak 2x sebagai

pengobatan kausalnya. • Seharusnya diberikan Kloramfenikol :

dosis 100 mg/kgBB/hari (1100 mg) dalam 4 kali pemberian selama 10-14 hari.

• Kloramfenikol : drug of choice pada demam tifoid

Meropenem

• dosis 60 mg/kgBB/hari setiap 8 jam. • Merupakan antibiotik spektrum luas

yang dapat mengatasi infeksi bakteri gram positif ataupun gram negatif yang paling sering menyebabkan sepsis.

• Dapat tetap dikombinasikan dengan amikasin (golongan aminoglikosida) dengan dosis 15-20 mg/kgBB/hari i.v.

Page 52: Sepsis e.c DT Anemia

•Metilprednisolon 30 mg/kgBB/dosis/ i.v (somerol). •Kortikosteroid dinyatakan bermanfaat bila diberikan pada stadium dini sepsis

Kortikosteroid

•mengatasi mual pada pasienRanitidin 2 x

10 mg • Sukralfat : suatu kompleks yang dibentuk dari

sukrosa oktasulfat dan polialuminium hidroksida.

• Menutupi ulkus serta melindungi dari serangan asam lambung, pepsin dan garam empedu.

Neciblok (Sucralfat) 3 x 1 cth po

• Puyer panas (paracetamol, diazepam dan prednison) : untuk membantu menurunkan demam, menenangkan pasien dan mempercepat pemulihan reaksi inflamasi.

Simptomatik

• Indikasi : bila Hb < 6g/dl atau kadar Hb > 6g/dl disertai lemah, gagal jantung, infeksi berat atau menjalani operasi.

Transfusi PRC 100 cc

Page 53: Sepsis e.c DT Anemia

TINJAUAN PUSTAKA

DEMAM TYPHOIDSEPSISANEMIA DEFISIENSI FE

Page 54: Sepsis e.c DT Anemia

TINJAUAN PUSTAKA – Demam typhoid

Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut pada usus halus (terutama didaerah illeosekal) dengan gejala demam selama 7 hari atau lebih, gangguan saluran pencernaan, dan gangguan kesadaran.

Etiologi :

Salmonella typhi bakteri famili Enterobacteriaceae dari genus Salmonella. bakteri Gram-negatif, mempunyai flagella, tidak berkapsul, tidak membentuk spora, tumbuh dengan baik pada suhu optimal 370C (150C-410C) fakultatif anaerob, hidup subur pada media yang mengandung empedu.

Page 55: Sepsis e.c DT Anemia

TINJAUAN PUSTAKA – Demam typhoid

Pathogenesis demam tifoid melibatkan 4 proses kompleks yaitu : Penempelan dan invasi sel-sel M Peyer’s patch Bakteri bertahan hidup dan bermultiplikasi di makrofag

Peyer’s patch, nodus limfatikus mesenterikus, dan organ-organ ekstra intestinal system retikuloendotelial

Bakteri bertahan hidup di dalam aliran darah Produksi enterotoksin yang meningkatkan kadar CAMP di

dalam kripta usus dan menyebabkan keluarnya elektrolit dan air ke dalam lumen intestinal

Page 56: Sepsis e.c DT Anemia

TINJAUAN PUSTAKA – Demam typhoid

Page 57: Sepsis e.c DT Anemia

TINJAUAN PUSTAKA – Demam typhoid

Page 58: Sepsis e.c DT Anemia

TINJAUAN PUSTAKA – Demam typhoidKomplikasi demam typhoid : Perforasi usus halus & Perdarahan usus

Penyulit ini biasanya terjadi pada minggu ke-3 sakit. Komplikasi didahului dengan penurunan suhu, tekanan

darah dan peningkatan frekuensi nadi. Hepatitis tifosa asimtomatik Pneumonia sebagai penyulit sering diijumpai pada demam

tifoid. Keadaan ini dapat ditimbulkan oleh kuman Salmonella typhi, namun seringkali sebagai akibat infeksi sekunder oleh kuman lain.

Penyulit lain yang dapat dijumpai adalah trombositopenia, koagulasi intravascular diseminata, hemolytic uremic syndrome (HUS),

fokal infeksi dibeberapa lokasi sebagai akibat bakteremia misalnya infeksi pada tulang, otak, hati, limpa, kelenjar ludah dan persendian

Page 59: Sepsis e.c DT Anemia

TINJAUAN PUSTAKA - Sepsis

Sepsis atau septikemia adalah keadaan ditemukannya gejala klinis terhadap suatu penyakit infeksi yang berat, disertai dengan ditemukannya respons sistemik yang dapat berupa hipotermia, hipertermia, takikardia, hiperventilasi dan letargi.

Etiologi : Pada masa neonatus E.coli, S.aureus, streptokokus

group B dan L.monositogenes, merupakan penyebab tersering. Pada anak yang lebih besar sepsis dapat disebabkan oleh S.penumoniae, H.influenzae tipe E, N.meningitidis, Salmonella sp., S.aureus dan streptokokus grup A

Page 60: Sepsis e.c DT Anemia

TINJAUAN PUSTAKA - Sepsis

Page 61: Sepsis e.c DT Anemia

TINJAUAN PUSTAKA - Anemia

Anemia didefinisikan sebagai  penurunan kadar Hb di bawah normal sehingga terjadi penurunan kemampuan darah untuk menyalurkan oksigen ke jaringan

Anak didiagnosa menderita anemia, menurut WHO jika kadar Hb kurang dari 12 g/dL untuk usia lebih dari 6 tahun dan kurang dari 11 g/dL usia di bawah 6 tahun

Page 62: Sepsis e.c DT Anemia

TINJAUAN PUSTAKA - Anemia

Klasifikasi•Anemia defisiensi•Anemia aplastik•Anemia hemoragik•Anemia hemolitik

Menurut Morfologi darah

tepi•Anemia mikrositik hipokromik (Anemia defisiensi besi, Thalassemia, Anemia akibat penyakit kronis)•Anemia Normokromik Normositik (Anemia pasca perdarahan akut, Anemia aplastik-hipoplastik, Anemia hemolitik•Anemia Makrositik (Anemia megaloblastik, Anemia defisiensi asam folat, Anemia defisiensi vitamin B12)•Nonmegaloblastik (Anemia pada penyakit hati kronik, Anemia pada hipotiroid)

Page 63: Sepsis e.c DT Anemia

ANEMIA DEFISIENSI BESI Definisi Anemia Defisiensi Besi (ADB) adalah

anemia yang timbul akibat berkurangnya penyediaan besi untuk eritropoiesis karena cadangan besi kosong yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan hemoglobin berkurang.

TINJAUAN PUSTAKA - Anemia

Page 64: Sepsis e.c DT Anemia

EtiologiFaktor penyebab langsung meliputi jumlah Fe dalam makanan tidak cukup, absorbsi Fe rendah, kebutuhan naik serta kehilangan darah, sehingga keadaan ini menyebabkan jumlah Fe dalam tubuh menurun

TINJAUAN PUSTAKA - Anemia

Page 65: Sepsis e.c DT Anemia

TINJAUAN PUSTAKA - Anemia DIAGNOSIS ANEMIA DEFISIENSI FE

• Kadar Hb kurang dari normal sesuai usia• Konsentrasi Hb eritrosit rata-rata

menurun• Kadar Fe serum menurun• Saturasi transferin <15 % (N : 20-50 %)

Menurut WHO

• Anemia hipokrom mikrositer• Saturasi transferin menurun• Nilai FEP > 100 ug/dl eritrosit • Kadar feritin serum menurun• Untuk kepentingan diagnosis minimal 2

dari 3 kriteria harus dipenuhi.

Menurut Cook dan Monsen

Page 66: Sepsis e.c DT Anemia

TINJAUAN PUSTAKA - Anemia

•Pemeriksaan apus darah tepi hipokrom mikrositer yang dikonfirmasi dengan kadar MCV, MCH, dan MCHC yang menurun•FEP meningkat•Feritin serum menurun•Fe serum menurun, TIBC meningkat, ST menurun•Respon terhadap pemberian preparat besi•Retikulositosis mencapai puncak pada hari ke 5-10 setelah pemberian besi.•Kadar Hb meningkat 0,25-0,4 g/dl atau PCV meningkat 1 %/hari

•Sumsum tulang•Tertundanya maturasi sitoplasma•Pada pewaranaan tidak ditemukan besi

Menurut

Lankowsky

Page 67: Sepsis e.c DT Anemia

PEMERIKSAAN PENUNJANG

TINJAUAN PUSTAKA - Anemia

Page 68: Sepsis e.c DT Anemia

DAFTAR PUSTAKA

Soedarmo SSP, Garna H, Hadinegoro SRS. Buku ajar ilmu kesehatan anak infeksi dan penyakit tropis., ed 1. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia: h.367-75.

Rampengan TH. Penyakit infeksi tropik pada anak, ed 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2008: h.46-62.

Pusponegoro HD, dkk. Standar pelayanan medis kesehatan anak, ed 1. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2004: h.91-4.

Soedarmo SSP, Garna H, Hadinegoro SRS. Buku ajar ilmu kesehatan anak infeksi dan penyakit tropis., ed 1. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia: h.358-363.

Samitta, M. Bruce. Anemia, dalam Nelson, E Waldo., Kliegmen, Robert. Buku Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: EKG. 2000; h 1680-1712.

Sylvia, A. Prince. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta: EGC. 1995; h 1253-1262.

Concise Reviews of Pediatrics Infectious Diseases. Management of Typhoid Fever in Children. February 2002: p.157-159.

Rusdiana, Nelly. Pendekatan Diagnosis Pucat pada Anak. Available at http://respiratory.usu,.ac.id/handle/123456789/18404. Accessed on 13 Sep 2013.

Sari Wahyuni, Arlinda. Anemia Defisiensi Besi pada Balita. Avialable at: http://library.usu.ac.id/download.anemia-defisiensi-besi-pada-anak. Accessed on 14 Sep 2013.

Page 69: Sepsis e.c DT Anemia

THANK YOU