elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000134... ·...

207
Laporan Akhir (Final Report) Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan 5-15- Pada bab ini akan diuraikan analisis data dari hasil survei primer dan sekunder yang dilakukan pada Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan pada beberapa lokasi di Pulau Jawa. Analisis yang dilakukan berupa identifikasi karakteristik kecelakaan yang terjadi pada masing-masing lokasi sehingga dapat diusulkan teknik penanganan dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kecelakaan. A. JALUR LINTAS SELATAN Lokasi daerah rawan kecelakaan yang dianalisis pada Jalur Lintas Selatan ini meliputi lokasi daerah rawan kecelakaan di Ngawi, Purwokerto, dan Nagreg, Jawa Barat. 1. Ngawi Analisis data kecelakaan di Kabupaten Ngawi dibatasi pada ruas Jalan Nasional yang melewati Kabupaten Ngawi, yaitu Ruas Jalan Solo-Mantingan dan Ruas Jalan Ngawi-Caruban. Dari ruas jalan tersebut dilakukan analisis pemeringkatan daerah rawan kecelakaan ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5 5

Upload: phamtram

Post on 11-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

5-15-

Pada bab ini akan diuraikan analisis data dari hasil survei primer dan

sekunder yang dilakukan pada Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di

Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program

Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan pada beberapa lokasi di

Pulau Jawa. Analisis yang dilakukan berupa identifikasi karakteristik

kecelakaan yang terjadi pada masing-masing lokasi sehingga dapat

diusulkan teknik penanganan dengan mempertimbangkan faktor-faktor

yang mempengaruhi kecelakaan.

A. JALUR LINTAS SELATAN

Lokasi daerah rawan kecelakaan yang dianalisis pada Jalur Lintas

Selatan ini meliputi lokasi daerah rawan kecelakaan di Ngawi,

Purwokerto, dan Nagreg, Jawa Barat.

1. Ngawi

Analisis data kecelakaan di Kabupaten Ngawi dibatasi pada ruas

Jalan Nasional yang melewati Kabupaten Ngawi, yaitu Ruas Jalan

Solo-Mantingan dan Ruas Jalan Ngawi-Caruban. Dari ruas jalan

tersebut dilakukan analisis pemeringkatan daerah rawan kecelakaan

ANALISIS DAN

PEMBAHASAN

55

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

2

sebagaimana yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. Selain itu

juga akan dilihat tipe kecelakaan secara mendalam untuk

mendapatkan karakteristik kecelakaan yang terjadi, terutama

kecelakaan fatal.

Selanjutnya akan dilihat analisis karakteristik kecelakaan di masing-

masing lokasi yang berpotensi sebagai daerah rawan kecelakaan

berdasarkan nilai daerah rawan kecelakaan tertinggi yang

ditunjukkan tabel pada bab sebelumnya. Lokasi dikategorikan

menjadi 2 macam, yaitu:

a. Lokasi yang merupakan daerah rawan kecelakaan yang

harus segera mendapatkan penanganan (prioritas)

Lokasi kecelakaan di Kecamatan Widodaren merupakan lokasi

jenis lokasi 1 adalah, tepatnya di Jalan Raya Ngawi-Mantingan

KM 27-28. Karakteristik kecelakaan yang terjadi di lokasi ini

dapat dilihat padaTabel 5.1.

Tabel 5.1. Karakteristik tipe tabrakan di Jalan Raya Ngawi-

Mantingan KM 27-28

Tipe Tabrakan Jumlah

Kecelakaan

Fatalitas Nilai

MD LB LR

Sendiri (lepas kendali) 0 0 0 0 0

Samping-samping 4 0 1 1 4

Depan-samping 1 0 0 1 1

Depan-belakang 2 1 1 2 17

Depan-depan 3 2 1 2 29

Kecelakaan beruntun 0 0 0 0 0

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

3

Dari Tabel 5.1 dapat diketahui bahwa kecelakaan yang berpotensi

besar mengakibatkan kecelakaan dengan fatalitas adalah adalah

tipe kecelakaan tabrak depan-depan.

Untuk dapat mengetahui tipe tabrakan yang menjadi dasar untuk

penentuan usulan penanganan maka dibutuhkan analisis resiko

untuk menentukan prioritas penanganan daerah rawan

kecelakaan. Di dalam analisis tersebut, jumlah kecelakaan

diasumsikan menjadi nilai peluang dan fatalitas dari korban

kecelakaan dikonversi menjadi nilai dampak, seperti yang tertera

pada Tabel 5.2.

Tabel 5.2. Analisis resiko di Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM

27-28 berdasarkan jenis tabrakan

Jenis Tabrakan

Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 27-28

Nilai

Peluang

Nilai

Dampak

Fatalitas

Nilai

Resiko Kategori

Sendiri (lepas kendali) 1 1 1 Tidak Berbahaya

Samping-samping 2 70 140 Cukup Berbahaya

Depan-samping 2 10 20 Tidak Berbahaya

Depan-belakang 2 100 200 Cukup Berbahaya

Depan-depan 3 100 300 Berbahaya

Kecelakaan beruntun 1 1 1 Tidak Berbahaya

Usulan penanganan hanya dilakukan pada jenis tabrakan dengan

kategori “Berbahaya” dan “Sangat Berbahaya”. Berdasarkan

hasil analisis, maka tipe tabrakan yang perlu mendapat usulan

penanganan adalah tipe tabrak depan-depan.

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

4

Karakteristik kecelakaan mengenai kondisi permukaan jalan yang

terjadi di lokasi ini dapat dilihat pada Tabel 5.3.

Tabel 5.3. Karakteristik kondisi permukaan jalan di Jalan Raya

Ngawi-Mantingan KM 27-28

Kondisi Permukaan

Jalan Jumlah

Kecelakaan

Fatalitas Nilai

MD LB LR

Kering 10 3 3 6 51

Genangan Air 0 0 0 0 0

Basah 0 0 0 0 0

Analisis resiko untuk menentukan prioritas penanganan

kecelakaan berdasarkan kondisi permukaan dapat dilihat pada

Tabel 5. 4.

Tabel 5. 4. Analisis resiko di Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM

27-28 berdasarkan kondisi permukaan jalan

Kondisi

Permukaan Jalan

Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 27-28

Nilai

Peluang

Nilai Dampak

Fatalitas

Nilai

Resiko Kategori

Kering 3 100 300 Berbahaya

Genangan air 1 1 1 Tidak Berbahaya

Basah 1 1 1 Tidak Berbahaya

Berdasarkan hasil analisis, maka kondisi permukaan jalan pada

saat terjadi kecelakaan yang perlu mendapat analisis untuk

pengajuan usulan penanganan adalah kondisi permukaan jalan

yang kering.

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

5

Untuk mengetahui apakah karakteristik kondisi cuaca terkait

dengan terjadinya kecelakaan maka dianalisis hubungan antara

jumlah terjadinya kecelakaan dengan fatalitas korban yang

mengalami kecelakaan pada berbagai kondisi cuaca sehingga

didapatkan nilai kecelakaan tertinggi dengan kondisi cuaca

tertentu dapat dilihat pada Tabel 5.5.

Tabel 5.5. Karakteristik kecelakaan berdasarkan kondisi cuaca

di Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 27-28

Kondisi Cuaca Jumlah Kecelakaan Fatalitas

Nilai MD LB LR

Normal 10 3 3 6 51

Berkabut 0 0 0 0 0

Hujan gerimis 0 0 0 0 0

Hujan lebat 0 0 0 0 0

Analisis resiko tingkat kepentingan penanganan kecelakaan

berdasarkan kondisi cuaca terjadinya kecelakaan dapat dilihat

pada Tabel 5. 6.

Tabel 5. 6. Analisis resiko tingkat kepentingan penanganan di

Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 27-28

berdasarkan kondisi cuaca

Kondisi

Permukaan Jalan

Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 27-28

Nilai

Peluang

Nilai Dampak

Fatalitas

Nilai

resiko Kategori

Normal 3 100 300 Berbahaya

Berkabut 1 1 1 Tidak Berbahaya

Hujan gerimis 1 1 1 Tidak Berbahaya

Hujan lebat 1 1 1 Tidak Berbahaya

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

6

Berdasarkan hasil analisis, maka kondisi cuaca pada saat terjadi

kecelakaan yang perlu mendapat analisis untuk pengajuan usulan

penanganan adalah kondisi cuaca normal.

Kecelakaan sering terjadi pada kondisi cuaca cerah/normal dan

pada pagi atau siang hari. Pada kondisi seperti, kendaraan

cenderung berjalan dengan kecepatan tinggi.

Untuk mengetahui karakteristik moda dikaitkan dengan fatalitas

korban yang mengalami kecelakaan sehingga didapatkan nilai

kecelakaan tertinggi dengan moda kendaraan tertentu dapat

dilihat pada Tabel 5.7.

Tabel 5.7. Karakteristik kecelakaan berdasarkan moda

kendaraan yang digunakan di Jalan Raya Ngawi-

Mantingan KM 27-28

Moda Kendaraan Jumlah Kecelakaan Fatalitas

Nilai MD LB LR

Sepeda motor 8 1 2 5 33

Mobil 1 1 0 0 12

Truk 3 2 1 0 17

Bus 1 1 0 0 12

Pejalan kaki 3 1 1 1 16

Sepeda 0 0 0 0 0

Analisis resiko untuk menentukan prioritas penanganan

kecelakaan berdasarkan jenis kendaraan yang terlibat dalam

kecelakaan dapat dilihat pada Tabel 5.8

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

7

Tabel 5.8. Analisis resiko berdasarkan moda kendaraan di Jalan

Raya Ngawi-Mantingan KM 27-28

Moda Kendaraan

Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 27-28

Nilai

Peluang

Nilai Dampak

Fatalitas

Nilai

Resiko Kategori

Sepeda Motor 3 100 300 Berbahaya

Mobil 2 100 200 Cukup Berbahaya

Truk 2 100 200 Cukup Berbahaya

Bus 2 100 200 Cukup Berbahaya

Pejalan Kaki 2 100 300 Berbahaya

Sepeda 1 1 1 Tidak Berbahaya

Berdasarkan hasil analisis tingkat kepentingan penanganan

berdasarkan moda kendaraan yang terlibat maka kecelakaan yang

melibatkan sepeda motor dan pejalan kaki yang perlu

diprioritaskan dalam penanganannya.

Selanjutnya akan dilihat kondisi geometrik untuk melihat

pengaruhnya pada kecelakaan yang terjadi. Kondisi geometrik di

Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 27-28 ini berupa:

1) Jalan 2 lajur 2 arah tidak terbagi,

2) Jalan naik turun dan banyak tikungan,

3) Lebar jalan untuk 2 arah sebesar 7,7 meter,

4) Bahu jalan 0,5–1 meter, tidak diperkeras, terdapat perbedaan

level yang cukup besar dengan badan jalan (>15cm),

5) Lahan di sekitarnya berupa hutan sehingga hambatan samping

minimal,

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

8

6) Kondisi permukaan perkerasan banyak yang bergelombang,

7) Kondisi marka tengah sudah memudar dan tidak ada marka

tepi,

8) Tidak ditemukan rambu lalu lintas.

Kondisi kecepatan lalu lintas di lokasi ini menunjukkan bahwa

85% kendaraan berat (HV) memiliki kecepatan ±60 km/jam,

kendaraan ringan (LV) memiliki kecepatan ±70 km/jam, dan

untuk sepeda motor sebesar ±70 km/jam.

Dari deskripsi kondisi geometrik lokasi kecelakaan, kondisi

kecepatan lalu lintas, dan komposisi lalu lintas serta kecelakaan

yang terjadi dapat dianalisis kombinasi faktor-faktor yang

menyebabkan kecelakaan sebagai berikut ini.

Kecelakaan yang terjadi sering melibatkan kendaraan berat, hal

ini dikarenakan kendaraan berat merupakan kendaraan yang

mendominasi di jalur ini. Kendaraan berat ini memiliki kecepatan

yang relatif lebih rendah daripada jenis kendaraan lainnya. Hal

ini dapat memicu ketidaksabaran dari pengguna jalan lainnya

untuk menyiap. Akan tetapi karena lebar jalan di ruas ini yang

relatif sempit dan tidak adanya pembatas jalan/median, memicu

pengemudi yang menyiap untuk menggunakan lajur jalan untuk

kendaraan dari arah sebaliknya. Kondisi alinyemen horisontal

dan vertikal ruas jalan ini yang naik turun dan relatif banyak

tikungan, menyebabkan jarak pandang pengemudi untuk menyiap

juga terbatas, didukung pula terbatasnya ketersedian rambu dan

marka yang dapat memberikan informasi maupun peringatan

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

9

kepada pengemudi mengenai kondisi jalan. Akibatnya jenis

kecelakaan tipe tabrak depan (head-on crash) dapat terjadi.

Analisis selanjutnya, kondisi bahu jalan yang memiliki gap yang

cukup besar dengan badan jalan menyebabkan kendaraan yang

disiap dapat tergelincir ke bahu jalan dan susah untuk kembali ke

badan jalan. Tidak adanya marka tepi juga mengurangi

penaksiran pengemudi untuk tetap berada di badan jalan.

Kondisi jalan yang bergelombang mengakibatkan

penguasaan/kontrol pengemudi terhadap setir maupun jalannya

kendaraan berkurang, sehingga reflek pengemudi dalam kondisi

mendadak juga berkurang.

Adanya pejalan kaki yang terlibat dalam kecelakaan, disebabkan

tidak tersedianya fasilitas untuk pejalan kaki. Hal ini

dimungkinkan, karena jalan ini merupakan jalan antar kota

dengan kecepatan tinggi dan akses untuk pejalan kaki dibatasi.

Kondisi lahan sekitar yang berupa hutan dan jarang perumahan

penduduk menyebabkan kemunculan seorang pejalan kaki

merupakan suatu hal mendadak. Apabila dilihat dari uraian

kondisi sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa apabila

kendaraan sedang melaju dengan kecepatan tinggi dan kondisi

jalan yang bergelombang serta naik turun menyebabkan

kemunculan obyek, dalam hal ini pejalan kaki yang mendadak

bisa mengakibatkan pengemudi/pengendara kendaraan kesulitan

untuk menghentikan kendaraannya.

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

105-

10

Dari deskripsi kondisi geometrik lokasi kecelakaan, kondisi

kecepatan lalu lintas, dan komposisi lalu lintas serta kecelakaan

yang terjadi dapat dianalisis kombinasi faktor-faktor yang

menyebabkan kecelakaan ditunjukkan pada Tabel 5.9.

Tabel 5.9. Analisis resiko yang diakibatkan kondisi geometrik

jalan di Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 27-28

No Uraian

Permasalahan

Dampak

Permasalahan Deviasi

Nilai

peluang

Nilai

dampak

Nilai

Resiko Kategori

1. Kondisi alinyemen

horizontal dan

vertikal yang tidak

sesuai dengan

dimensi mayoritas

kendaraan yang

melintas (kendaraan

berat dan sepeda

motor)

Pengemudi sulit

mengarahkan

kendaraannya

atau dapat keluar

dari jalur

65,7% 3 100 300 Berbahaya

2. Kondisi median

(marka 2 garis

sejajar utuh) yang

tidak sesuai standar

dan tidak ada marka

tepi

Pengemudi

keluar dari jalur

sehingga

memungkinkan

terjadinya

kecelakaan lalu

lintas

50% 3 100 300 Berbahaya

3. Perbedaan elevasi

bahu dengan badan

jalan yang tidak

memenuhi standar

Membahayakan

pengemudi yang

keluar jalur

kemudian tidak

dapat kembali ke

badan jalan.

100% 5 100 300 Sangat

Berbahaya

4. Tidak adanya rambu Tidak dapat

mengetahui

kondisi jalan di

depan seperti

terdapat simpang,

penyempitan

jalan atau

sebagainya.

100% 5 100 300 Sangat

Berbahaya

6. Tidak adanya

penerangan pada

jalan

Pengemudi tidak

dapat melihat

keadaan jalan dan

kondisi

lingkungan

sekitar.

100% 5 100 500 Sangat

Berbahaya

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

115-

11

No Uraian

Permasalahan

Dampak

Permasalahan Deviasi

Nilai

peluang

Nilai

dampak

Nilai

Resiko Kategori

7. Kondisi permukaan

perkerasan banyak

yang bergelombang

Pengemudi susah

mengendalikan

kendaraandan

pergerakannya

80% 4 100 400 Sangat

Berbahaya

8. Adanya tikungan,

dengan informasi

yang masih kurang

(marka serta rambu

yang tidak

memadai).

Pengemudi tidak

dapat

mengendalikan

kendaraan

dengan baik di

tikungan dan

jarak pandang

terbatas

100% 3 100 300 Berbahaya

Analisis penyebab kecelakaan hanya mengusulkan penanganan

pada kategori “Berbahaya” dan “Sangat Berbahaya”.

Berdasarkan hasil analisis penyebab kecelakaan di atas, maka

seluruh faktor penyebab kecelakaan harus mendapatkan usulan

penanganan karena kategori yang muncul adalah “Sangat

Berbahaya dan Berbahaya”. Penanganan yang diajukan memiliki

beberapa tahapan yaitu penanganan untuk jangka pendek, jangka

menengah dan jangka panjang seperti yang tertera pada Tabel

5.10

Tabel 5.10. Usulan penanganan berdasarkan hasil analisis resiko

di Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 27-28

No Uraian

Permasalahan

Usulan

Penanganan

Teknis

Jangka Pendek

Usulan

Penanganan

Teknis

Jangka Menengah

Usulan Penanganan

Teknis

Jangka Panjang

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

125-

12

No Uraian

Permasalahan

Usulan

Penanganan

Teknis

Jangka Pendek

Usulan

Penanganan

Teknis

Jangka Menengah

Usulan Penanganan

Teknis

Jangka Panjang

1 Terjadinya

kecelakaan

dengan jenis

tabrak depan-

depan.

a. Pembuatan papan

pengumuman

daerah rawan

kecelakaan dan

hati hati untuk

meningkatkan

kewaspadaan.

b. Pemasangan

rambu peringatan

dan batas

kecepatan

maksimum.

c. Pembuatan marka

yang sesuai

standar (marka

dua garis utuh

pada as jalan).

a. Pembuatan

centerline rumble

strips pada as

jalan.

b. Perataan dan atau

pengerasan bahu

jalan.

c. Pemasangan

guardrail/wire

rope.

d. Pembuatan

median.

e. Pelebaran jalur.

f. Pemasangan

kancing

jalan/mata kucing

pada as jalan.

a. Re-alinyemen

horisontal jalan

(penambahan radius

tikungan,

penggunaan

lengkung peralihan,

meningkatkan

superelevasi,

mengurangi

tikungan ganda).

b. Re-alinyemen

vertikal dengan

melandaikan

tanjakan dan

turunan sehingga

dapat meningkatkan

jarak pandang.

c. Penambahan

lajur/duplikasi jalur

lalu lintas, lebar

minimal per lajur

3,5 m.

2 Kecelakaan

yang

mengakibatkan

kendaraan

keluar dari

badan jalan,

terutama sepeda

motor dan

kendaraan berat.

a. Melakukan

pengecatan marka

tepi yang sesuai

standar.

b. Pembuatan marka

yang sesuai

standar (marka

dua garis utuh

pada as jalan).

c. Pemasangan

rambu peringatan

dan batas

kecepatan

maksimum.

a. Pembuatan

continuous

shoulder rumble

strips/longitudina

l rumble strips

pada bahu jalan.

b. Perataan dan atau

pengerasan bahu

jalan.

c. Pemasangan

guardrail/wire

rope.

d. Pembuatan

median.

e. Pelebaran lajur.

a. Penambahan

lajur/duplikasi jalur

lalu lintas, lebar

minimal per lajur

3,5 m.

b. Pembuatan lajur

khusus sepeda

motor.

3 Tidak adanya

penerangan

jalan.

a. Melakukan

pengecatan marka

tepi yang sesuai

standar.

b. Pembuatan marka

yang sesuai

standar (marka

dua garis utuh

pada as jalan).

Pemasangan mata

kucing pada seluruh

daerah blackspot.

Pemasangan lampu

penerangan jalan.

4 Kondisi

permukaan

perkerasan jalan

bergelombang

Pemasangan rambu

peringatan mengenai

kondisi permukaan

jalan.

Melakukan

perbaikan kerataan

jalan (IRI).

Melakukan perbaikan

secara struktural pada

perkerasan jalan.

5 Adanya

tikungan dengan

a. Pemasangan

rambu peringatan

a. Pemasangan

kancing

a. Re-alinyemen

horisontal jalan

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

135-

13

No Uraian

Permasalahan

Usulan

Penanganan

Teknis

Jangka Pendek

Usulan

Penanganan

Teknis

Jangka Menengah

Usulan Penanganan

Teknis

Jangka Panjang

informasi yang

masih kurang

(marka serta

rambu yang

tidak memadai).

adanya tikungan

sebelum

memasuki

tikungan.

b. Pemasangan

batas kecepatan

maksimum

sebelum

memasuki

tikungan

(diusulkan batas

kecepatan

maksimum

sebesar 40

km/jam).

c. Pemasangan

rambu chevron

(CAM).

d. Pemasangan

patok pengarah.

jalan/mata kucing

pada as jalan.

(penambahan radius

tikungan,

penggunaan

lengkung peralihan,

meningkatkan

superelevasi,

mengurangi

tikungan ganda).

b. Re-alinyemen

vertikal dengan

melandaikan

tanjakan dan

turunan sehingga

dapat meningkatkan

jarak pandang.

c. Pemasangan

dynamic curve

warning system.

6 Adanya korban

pejalan kaki

a. Pemasangan

rambu peringatan

adanya pejalan

kaki yang

melintas.

b. Pemasangan

rambu batas

kecepatan

maksimum pada

daerah yang

banyak pejalan

kaki.

a. Pembuatan

median.

a. Penyediaan fasilitas

bagi pejalan kaki

(menyusuri jalan

dan menyeberang)

(lajur khusus

pejalan kaki,

penyeberangan

tidak sebidang).

b. Re-alinyemen

horisontal jalan

(penambahan radius

tikungan,

penggunaan

lengkung peralihan,

meningkatkan

superelevasi,

mengurangi

tikungan ganda).

c. Re-alinyemen

vertikal dengan

melandaikan

tanjakan dan

turunan.

Usulan penanganan pada Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 27-

28 untuk jangka pendek ditunjukkan pada Gambar 5.1, Gambar

5.2, dan Gambar 5.3.

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

145-

14

Gambar 5.1. Usulan penanganan daerah rawan kecelakaan

Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 27-28

Gambar 5.2. Detail 1 usulan penanganan daerah rawan

kecelakaan Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 27-

28

DETAIL 1 DETAIL 2

DETAIL 3

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

155-

15

Gambar 5.3. Detail 2 dan detail 3 usulan penanganan daerah

rawan kecelakaan Jalan Raya Ngawi-Mantingan

KM 27-28

Usulan penanganan pada Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 27-

28 untuk jangka menengah ditunjukkan pada Gambar 5.4,

Gambar 5.5, Gambar 5. 6, dan Gambar 5.7.

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

165-

16

Gambar 5.4. Usulan pembuatan continuous shoulder rumble

strips pada bahu jalan dan centerline rumble strips

pada as jalan

Gambar 5.5. Usulan perataan bahu dengan menimbun tanah dan

pemasangan mata kucing

Gambar 5. 6. Pembuatan median jalan

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

175-

17

Gambar 5.7. Perbaikan kemiringan dan pengerasan bahu jalan

Gambar 5. 8. Pemasangan guardrail

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

185-

18

Usulan penanganan untuk jangka panjang pada Jalan Raya

Ngawi-Mantingan KM 27-28 ditunjukkan pada Gambar 5.9,

Gambar 5.10, Gambar 5.11, dan Gambar 5. 12.

Gambar 5.9. Pelebaran jalan menjadi 4 lajur

Gambar 5.10. Usulan pemasangan dynamic curve warning

system

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

195-

19

Gambar 5.11. Usulan pemasangan lampu jalan

Gambar 5. 12. Re-alinyemen jalan

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

205-

20

Berikut ini adalah estimasi anggaran biaya untuk penanganan

keselamatan di Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 27-28.

Tabel 5.11. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan

jangka pendek di Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM

27-28

Usulan Penanganan Teknis

Jangka Pendek Perkiraan Biaya

Pengecatan marka tengah dan marka tepi yang sesuai

standar

Rp. 30.000 / meter

Pemasangan rambu peringatan, informasi, larangan,

pengarah (chevron)

Rp.600.000/rambu

Tabel 5.12. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan

jangka menengah di Jalan Raya Ngawi-Mantingan

KM 27-28

Usulan Penanganan Teknis

Jangka Menengah

Perkiraan Biaya

Pembuatan continuous shoulder rumble strips pada bahu

jalan dan pada centerline rumble strips jalan.

Rp.11.600.000/km

Meratakan antara bahu dan badan jalan dengan menimbun

tanah

Rp. 200.000/m3

Pembuatan mata kucing pada seluruh daerah blackspot Rp. 315.000/buah

Melakukan perbaikan kerataan jalan (IRI) Rp. 3.000.000/km

Meratakan antara bahu dan badan jalan dengan

memperkeras daerah bahu

Rp.500.0000/m3

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

215-

21

Tabel 5.13. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan

jangka panjang di Jalan Raya Ngawi-Mantingan

KM 27-28

Usulan Penanganan Teknis

Jangka Panjang

Perkiraan Biaya

Pelebaran jalan dengan lebar tiap lajur 3,5 m. Rp. 5.000.000/m3

Pembuatan lampu penerangan jalan Rp. 10.000.000/buah

Re-alinyemen horisontal/vertikal Rp. 5.000.000/m3

Pemasangan dynamic curve warning system Rp. 200.000.000/sistem

b. Lokasi yang berpotensi menjadi daerah rawan kecelakaan

(potential blackspot).

1) Padas (Jalan Raya Ngawi-Caruban KM 12-13)

Lokasi kecelakaan di Kecamatan Padas merupakan lokasi

yang berpotensi menjadi daerah rawan kecelakaan (potential

blackspot), tepatnya di Jalan Raya Ngawi-Caruban KM 12-13.

Karakteristik kecelakaan yang terjadi di lokasi ini dapat dilihat

pada Tabel 5.14.

Tabel 5.14. Karakteristik tipe tabrakan di Jalan Raya Ngawi-

Caruban KM 12-13

Tipe Tabrakan Jumlah

Kecelakaan

Fatalitas

Nilai MD LB LR

Sendiri (lepas kendali) 0 0 0 0 0

samping-samping 3 0 1 2 9

Depan-samping 2 0 1 2 9

Depan-belakang 0 0 0 0 0

Depan-depan 2 0 1 1 6

Kecelakaan beruntun 1 0 1 1 6

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

225-

22

Dari data Tabel 5.14 dan analisis data kecelakaan dapat

diketahui bahwa kecelakaan yang mengakibatkan kecelakaan

dengan fatalitas tersebut adalah adalah tipe kecelakaan tabrak

samping-samping dan depan samping.

Analisis resiko untuk menentukan prioritas penanganan

kecelakaan berdasarkan jenis tabrakan dapat dilihat pada

Tabel 5.15.

Tabel 5.15. Analisis resiko di Jalan Raya Ngawi-Caruban

KM 12-13 berdasarkan jenis tabrakan

Jenis Tabrakan

Jalan Raya Ngawi-Caruban KM 12-13

Nilai

peluang

Nilai dampak

Fatalitas

Nilai

Resiko Kategori

Sendiri (lepas kendali) 1 1 1 Tidak Berbahaya

Samping-samping 2 7 140 Cukup Berbahaya

Depan-samping 2 7 140 Cukup Berbahaya

Depan-belakang 1 1 1 Tidak Berbahaya

Depan-depan 2 7 140 Cukup Berbahaya

Kecelakaan beruntun 2 7 140 Cukup Berbahaya

Usulan penanganan dilakukan pada jenis tabrakan dengan

kategori “Cukup Berbahaya” karena daerah ini baru

berpotensi menjadi daerah rawan kecelakaan. Berdasarkan

hasil analisis, maka tipe tabrakan yang mendapat prioritas

penanganan adalah tipe tabrak depan-depan, depan-samping,

samping-samping, dan kecelakaan beruntun.

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

235-

23

Selanjutnya akan dilihat kondisi geometrik untuk melihat

pengaruhnya pada kecelakaan yang terjadi. Kondisi geometrik

di Jalan Raya Ngawi-Caruban KM 12-13 ini berupa:

1) Jalan 2 lajur 2 arah tidak terbagi,

2) Jalan relatif lurus dan datar dengan beberapa tikungan,

3) Lebar jalan untuk 2 arah sebesar 7,7 meter,

4) Bahu jalan 0,5–1 meter, tidak diperkeras, terdapat

perbedaan level yang cukup besar dengan badan jalan,

5) Lahan di sekitarnya berupa pemukiman dan perdagangan

(semi urban), terdapat hambatan samping berupa parkir

dan kendaraan keluar masuk jalan akses, terdapat simpang

dengan jalan akses,

6) Kondisi permukaan perkerasan relatif baik dengan

beberapa tempat yang bergelombang atau berlubang,

7) Kondisi marka tengah baik, tidak ada marka tepi,

8) Tidak ditemukan rambu lalu lintas maupun fasilitas lalu

lintas pemberi peringatan lainnya.

9) Terdapat persimpangan yang membahayakan pengemudi.

Kondisi kecepatan lalu lintas di lokasi ini menunjukkan bahwa

85% kendaraan berat (HV) memiliki kecepatan ±60 km/jam,

kendaraan ringan (LV) memiliki kecepatan ±70 km/jam, dan

untuk sepeda motor sebesar ±70 km/jam.

Kecelakaan yang terjadi di daerah ini sering melibatkan

sepeda motor, mengingat daerah ini melewati daerah semi

urban sehingga banyak sepeda motor yang melintas untuk

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

245-

24

melakukan perjalanan jarak pendek, termasuk keluar masuk

dan menyeberang dari jalan akses.

Seperti halnya dengan sepeda motor, karena kondisi semi

urban ini maka jumlah pejalan kaki yang menyusur jalan

maupun menyeberang jalan juga cukup banyak. Kecelakaan

yang melibatkan pejalan kaki terjadi karena pejalan kaki

menyeberang tanpa perlindungan pada jalan dengan lalu lintas

menerus atau tertabrak kendaraan yang keluar dari badan jalan

akibat lebar jalan yang sempit, sehingga kadang memaksa

kendaraan untuk keluar ke bahu jalan karena kondisi menyiap

yang tidak aman.

Lebar jalan di ruas ini juga relatif sempit dan tidak adanya

pembatas jalan/median, memicu pengemudi yang menyiap

untuk menggunakan lajur jalan untuk kendaraan dari arah

sebaliknya.

Kurangnya rambu, seperti rambu peringatan adanya simpang,

untuk berhati-hati maupun rambu batas kecepatan untuk

melintas di daerah semi urban, sehingga pengemudi terutama

pengemudi kendaraan jarak jauh/lalu lintas menerus yang

biasanya memiliki kecepatan tinggi tidak dipersiapkan dengan

kondisi semi urban ini.

Kondisi jalan juga relatif datar dan lurus sehingga pengemudi

cenderung memacu kecepatan pada ruas ini. Adanya beberapa

tikungan setelah bagian lurus tanpa informasi sebelumnya

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

255-

25

menjadikan pengemudi dengan kendaraan berkecepatan tinggi

kesulitan untuk mengendalikan kendaraan.

Analisis selanjutnya, kondisi bahu jalan yang memiliki gap

yang cukup besar dengan badan jalan menyebabkan kendaraan

yang disiap dapat tergelincir ke bahu jalan dan susah untuk

kembali ke badan jalan. Tidak adanya marka tepi juga

mengurangi penaksiran pengemudi untuk tetap berada di

badan jalan, terutama pada malam hari, karena penerangan

jalan yang kurang.

Kondisi jalan yang bergelombang dan lubang di beberapa

tempat mengakibatkan penguasaan/kontrol pengemudi

terhadap setir maupun jalannya kendaraan berkurang,

sehingga reflek pengemudi dalam kondisi mendadak juga

berkurang. Selain itu juga akibat usaha untuk menghindari

lubang sehingga tertabrak kendaraan baik yang searah, dari

belakang maupun dari depan.

Kecelakaan sering terjadi pada kondisi cuaca cerah dan pada

pagi atau siang hari. Pada kondisi seperti, kendaraan

cenderung berjalan dengan kecepatan tinggi.

Dari deskripsi kondisi geometrik lokasi kecelakaan, kondisi

kecepatan lalu lintas, dan komposisi lalu lintas serta

kecelakaan yang terjadi dapat dianalisis kombinasi faktor-

faktor yang menyebabkan kecelakaan ditunjukkan pada Tabel

5.16

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

265-

26

Tabel 5.16. Analisis resiko yang diakibatkan kondisi

geometrik jalan di Jalan Raya Ngawi-Caruban

KM 12-13

No Uraian

Permasalahan

Dampak

Permasalahan Deviasi

Nilai

peluang

Nilai

dampak

Nilai

Resiko Kategori

1

.

Kondisi alinyemen

horizontal dan

vertikal yang tidak

sesuai dengan

dimensi mayoritas

kendaraan yang

melintas (kendaraan

berat dan sepeda

motor)

Pengemudi

sulit

mengarahkan

kendaraanny

a atau dapat

keluar dari

jalur

65,7% 3 100 300 Berbahaya

2

.

Kondisi median

(marka 2 garis

sejajar utuh) yang

tidak sesuai standar

dan tidak ada marka

tepi

Pengemudi

keluar dari

jalur

sehingga

memungkink

an terjadinya

kecelakaan

lalu lintas

50% 3 100 300 Berbahaya

3

.

Perbedaan elevasi

bahu dengan badan

jalan yang tidak

memenuhi standar

Membahayak

an

pengemudi

yang keluar

jalur

kemudian

tidak dapat

kembali ke

badan jalan.

100% 5 100 300 Sangat

Berbahaya

4

.

Tidak adanya rambu Tidak dapat

mengetahui

kondisi jalan

di depan

seperti

terdapat

simpang,

penyempitan

jalan atau

sebagainya.

100% 5 100 500 Sangat

Berbahaya

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

275-

27

No Uraian

Permasalahan

Dampak

Permasalahan Deviasi

Nilai

peluang

Nilai

dampak

Nilai

Resiko Kategori

6

.

Tidak adanya

penerangan jalan

yang memadai

Pengemudi

tidak dapat

melihat

keadaan

jalan dan

kondisi

lingkungan

sekitar.

100% 5 100 500 Sangat

Berbahaya

7

.

Kondisi permukaan

perkerasan banyak

yang bergelombang

Pengemudi

susah

mengendalik

an

kendaraanda

n

pergerakanny

a

80% 4 100 400 Sangat

Berbahaya

8

.

Adanya tikungan,

simpang, dan daerah

sub urban dengan

informasi yang

masih kurang

(marka serta rambu

yang tidak

memadai).

Pengemudi

tidak dapat

mengendalik

an kendaraan

dengan baik

karena harus

menurunkan

kecepatan

dengan tiba-

tiba dan jarak

pandang

terbatas

100% 5 100 500 Sangat

Berbahaya

Usulan penanganan hanya dilakukan pada kondisi dengan

kategori “Berbahaya” dan “Sangat Berbahaya”. Berdasarkan

hasil analisis penyebab kecelakaan di atas, maka seluruh

faktor penyebab kecelakaan harus mendapatkan usulan

penanganan karena kategori yang muncul adalah

“Berbahaya”. Usulan penanganan tersebut tercantum pada

5.17.

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

285-

28

Tabel 5.17. Usulan penanganan untuk lokasi daerah rawan

kecelakaan Jalan Raya Ngawi-Caruban

KM 12-13

No Uraian

Permasalahan

Usulan Penanganan

Teknis

Jangka Pendek

Usulan Penanganan

Teknis

Jangka Menengah

Usulan

Penanganan

Teknis

Jangka Panjang

1 Terjadinya

kecelakaan

dengan jenis

tabrak depan-

depan, depan-

samping,

samping-

samping, dan

beruntun.

a. Pembuatan papan

pengumuman

daerah rawan

kecelakaan dan

hati hati untuk

meningkatkan

kewaspadaan.

b. Pemasangan

rambu peringatan

adanya simpang

dan batas

kecepatan

maksimum.

c. Pembuatan marka

yang sesuai

standar (marka dua

garis utuh pada as

jalan).

d. Pengecatan marka

di simpang (marka

stop untuk jalan

minor).

e. Pengendalian

parkir di area

sekitar simpang

sehingga

meningkatkan

jarak pandang di

simpang.

a. Pembuatan

centerline rumble

strips pada as

jalan.

b. Perataan dan atau

pengerasan bahu

jalan.

c. Pemasangan

guardrail/wire

rope.

d. Pembuatan

median.

e. Pelebaran jalur.

f. Pemasangan

kancing

jalan/mata kucing

pada as jalan.

g. Pembuatan lajur

khusus belok

kanan/pulau lalu

lintas.

h. Re-alinyemen

simpang

(memperbaiki

radius simpang

dan jarak

pandang di

simpang).

a. Penambahan

lajur/duplikasi

jalur lalu lintas,

lebar minimal per

lajur 3,5 m.

b. Pemasangan

lampu APILL.

2 Kecelakaan

yang

mengakibatkan

kendaraan

keluar dari

a. Melakukan

pengecatan marka

tepi yang sesuai

standar.

b. Pembuatan marka

a. Pembuatan

continuous

shoulder rumble

strips/longitudina

l rumble strips

a. Penambahan

lajur/duplikasi

jalur lalu lintas,

lebar minimal per

lajur 3,5 m.

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

295-

29

No Uraian

Permasalahan

Usulan Penanganan

Teknis

Jangka Pendek

Usulan Penanganan

Teknis

Jangka Menengah

Usulan

Penanganan

Teknis

Jangka Panjang

badan jalan,

terutama

sepeda motor

dan kendaraan

berat.

yang sesuai

standar (marka dua

garis utuh pada as

jalan).

c. Pemasangan

rambu peringatan

dan batas

kecepatan

maksimum.

pada bahu jalan.

b. Perataan dan atau

pengerasan bahu

jalan.

c. Pemasangan

guardrail/wire

rope.

d. Pembuatan

median.

e. Pelebaran lajur.

b. Pembuatan lajur

khusus sepeda

motor.

3 Tidak adanya

penerangan

jalan.

c. Melakukan

pengecatan marka

tepi yang sesuai

standar.

d. Pembuatan marka

yang sesuai

standar (marka dua

garis utuh pada as

jalan).

Pemasangan mata

kucing pada seluruh

daerah blackspot.

Pemasangan lampu

penerangan jalan.

4 Kondisi

permukaan

perkerasan

jalan

bergelombang

Pemasangan rambu

peringatan mengenai

kondisi permukaan

jalan.

Melakukan

perbaikan kerataan

jalan (IRI).

Melakukan

perbaikan secara

struktural pada

perkerasan jalan.

5 Adanya

simpang dan

daerah sub

urban dengan

informasi yang

masih kurang

(marka serta

rambu yang

tidak

memadai).

a. Pemasangan rambu

peringatan adanya

tikungan/simpang

sebelum memasuki

tikungan/simpang.

b. Pemasangan batas

kecepatan

maksimum sebelum

memasuki tikungan

(diusulkan batas

kecepatan

maksimum sebesar

40 km/jam).

c. Pemasangan rambu

chevron (CAM).

d. Pemasangan patok

pengarah.

e. Pembuatan papan

pengumuman daerah

rawan kecelakaan

dan hati hati untuk

meningkatkan

kewaspadaan.

f. Pengecatan marka di

simpang (marka stop

untuk jalan minor).

g. Pengendalian parkir

di area sekitar

a. Pemasangan

kancing

jalan/mata kucing

pada as jalan.

b. Pembuatan lajur

khusus belok

kanan/pulau lalu

lintas.

c. Re-alinyemen

simpang

(memperbaiki

radius simpang

dan jarak

pandang di

simpang).

a. Pemasangan

lampu APILL.

b. Pemasangan

dynamic curve

warning system.

c. Pembatasan akses

yang masuk ke

jalan arteri.

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

305-

30

No Uraian

Permasalahan

Usulan Penanganan

Teknis

Jangka Pendek

Usulan Penanganan

Teknis

Jangka Menengah

Usulan

Penanganan

Teknis

Jangka Panjang

simpang.

6 Adanya korban

pejalan kaki

a. Pemasangan rambu

peringatan adanya

pejalan kaki yang

melintas.

b. Pemasangan rambu

batas kecepatan

maksimum pada

daerah yang banyak

pejalan kaki.

a. Pembuatan

median.

a. Penyediaan

fasilitas bagi

pejalan kaki

(menyusuri jalan

dan

menyeberang)

(lajur khusus

pejalan kaki,

penyeberangan

tidak sebidang).

b. Re-alinyemen

horisontal jalan

(penambahan

radius tikungan,

penggunaan

lengkung

peralihan,

meningkatkan

superelevasi,

mengurangi

tikungan ganda).

c. Re-alinyemen

vertikal dengan

melandaikan

tanjakan dan

turunan.

Usulan penanganan daerah rawan kecelakaan pada Jalan Raya

Ngawi-Caruban KM 12-13 untuk jangka pendek ditunjukkan

pada Gambar 5.13, Gambar 5.14, Gambar 5.15, dan Gambar

5.16.

DETAIL 1 DETAIL 2

DETAIL 3

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

315-

31

Gambar 5.13. Usulan penanganan daerah rawan kecelakaan Jalan

Raya Ngawi-Caruban KM 12-13

Gambar 5.14. Detail 1 usulan penanganan daerah rawan

kecelakaan Jalan Raya Ngawi-Caruban KM

12-13

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

325-

32

Gambar 5.15. Detail 2 usulan penanganan daerah rawan

kecelakaan Jalan Raya Ngawi-Caruban KM

12-13

Gambar 5.16. Detail 3 usulan penganan daerah rawan

kecelakaan Jalan Raya Ngawi-Caruban KM

12-13

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

335-

33

Gambar 5. 17. Contoh kondisi sebelum dan sesudah

pemasangan rambu chevron pada suatu

tikungan

Usulan penanganan daerah rawan kecelakaan pada Jalan Raya

Ngawi-Caruban KM 12-13 untuk jangka menengah

ditunjukkan pada Gambar 5.18, Gambar 5.19, Gambar 5. 20,

dan Gambar 5.21.

Gambar 5.18. Usulan pembuatan continuous shoulder rumble

strips pada bahu jalan dan centerline rumble

strips

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

345-

34

Gambar 5.19. Usulan perataan bahu dengan menimbun

tanah dan pemasangan mata kucing

Gambar 5. 20. Pembuatan median jalan dan pulau lalu lintas

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

355-

35

Gambar 5.21.Usulan pembuatan bahu yang diperkeras

Gambar 5. 22. Re-alinyemen simpang

Gambar 5. 23. Pemasangan median dengan reflector post

Usulan penanganan daerah rawan kecelakaan pada Jalan Raya

Ngawi-Caruban KM 12-13 untuk jangka panjang ditunjukkan

pada Gambar 5.24, Gambar 5. 25, dan Gambar 5.26.

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

365-

36

Gambar 5.24. Pelebaran jalan menjadi 4 lajur

Gambar 5. 25. Usulan pemasangan dynamic curve warning

system

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

375-

37

Gambar 5.26. Usulan pemasangan lampu jalan

Gambar 5. 27. Pemasangan APILL dan lajur khusus sepeda

motor

Berikut ini adalah estimasi anggaran biaya untuk penanganan

keselamatan di Jalan Raya Ngawi-Caruban KM 12-13.

Tabel 5.18. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan

jangka pendek di Jalan Raya Ngawi-Caruban

KM 12-13

Usulan Penanganan Teknis

Jangka Pendek

Perkiraan Biaya

Pengecatan marka tengah dan marka tepi yang sesuai

standar

Rp. 30.000 / meter

Pemasangan rambu peringatan, informasi, larangan,

pengarah (chevron)

Rp.600.000/rambu

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

385-

38

Tabel 5.19. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan

jangka menengah di Jalan Raya Ngawi-Caruban

KM 12-13

Usulan Penanganan Teknis

Jangka Menengah

Perkiraan Biaya

Pembuatan continuous shoulder rumble strips pada bahu

jalan dan pada centerline rumble strips jalan.

Rp.11.600.000/km

Meratakan antara bahu dan badan jalan dengan

menimbun tanah

Rp. 200.000/m3

Pembuatan mata kucing pada seluruh daerah blackspot Rp. 315.000/buah

Melakukan perbaikan kerataan jalan (IRI) Rp. 3.000.000/km

Meratakan antara bahu dan badan jalan dengan

memperkeras daerah bahu

Rp.500.0000/m3

Re-alinyemen simpang Rp. 3.000.000 / m3

Tabel 5.20. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan

jangka panjang di Jalan Raya Ngawi-Caruban

KM 12-13

Usulan Penanganan Teknis

Jangka Panjang

Perkiraan Biaya

Pelebaran jalan dengan lebar tiap lajur 3,5 m. Rp. 5.000.000/m3

Pembuatan lampu penerangan jalan Rp. 10.000.000/buah

Re-alinyemen horizontal/vertikal Rp. 5.000.000/m3

Pemasangan dynamic curve warning system Rp. 200.000.000/sistem

Pemasangan APILL Rp. 200.000.000/sistem

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

395-

39

2) Mantingan

Lokasi kecelakaan di Kecamatan Mantingan merupakan lokasi

yang berpotensi menjadi daerah rawan kecelakaan (potential

blackspot), tepatnya di Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 30-

31. Karakteristik kecelakaan yang terjadi di lokasi ini dapat

dilihat pada Tabel 5.21.

Tabel 5.21. Karakteristik kecelakaan di Jalan Raya Ngawi-

Mantingan KM 30-31

Moda Kendaraan Jumlah Kecelakaan Fatalitas

Nilai

MD LB LR

Sendiri (lepas kendali) 0 0 0 0 0

Samping-samping 2 0 1 1 6

Depan-samping 1 1 0 0 12

Depan-belakang 1 0 0 1 3

Depan-depan 2 0 1 1 6

Kecelakaan beruntun 0 0 0 0 0

Dari data Tabel 5.21dan analisis data kecelakaan dapat

diketahui bahwa tipe tabrakan dengan nilai fatalistas tertinggi

terdapat pada tipe tabrakan depan-samping.

Tabel 5.22. Analisis resiko di Jalan Raya Ngawi-Mantingan

KM 30-31

Jenis Tabrakan

Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 30-31

Nilai

Peluang

Nilai Dampak

Fatalitas

Nilai

Resiko Kategori

Sendiri (lepas kendali) 1 1 1 Tidak Berbahaya

Samping-samping 2 70 140 Cukup Berbahaya

Depan-samping 2 100 200 Cukup Berbahaya

Depan-belakang 2 10 20 Tidak Berbahaya

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

405-

40

Depan-depan 2 70 140 Cukup Berbahaya

Kecelakaan beruntun 1 1 1 Tidak Berbahaya

Usulan penanganan dilakukan pada jenis tabrakan dengan

kategori “Cukup Berbahaya” karena daerah ini baru berpotensi

menjadi daerah rawan kecelakaan. Berdasarkan hasil analisis,

maka tipe tabrakan yang mendapat prioritas penanganan adalah

tipe tabrak depan-samping, depan-depan, dan samping-samping.

Karakteristik kecelakaan mengenai kondisi permukaan jalan

yang terjadi di lokasi ini dapat dilihat pada Tabel 5.23.

Tabel 5.23. Karakter kondisi jalan di Jalan Raya Ngawi-

Mantingan KM 30-31

Kondisi Jalan Jumlah Kecelakaan Fatalitas

Nilai MD LB LR

Kering 5 1 1 3 24

Genangan Air 0 0 0 0 0

Basah 1 0 1 0 3

Analisis resiko untuk menentukan prioritas penanganan

kecelakaan berdasarkan kondisi permukaan dapat dilihat pada

Tabel 5. 24.

Tabel 5. 24. Analisis resiko di Jalan Raya Ngawi-Mantingan

KM 30-31 berdasarkan kondisi permukaan jalan

Kondisi Permukaan

Jalan

Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 30-31

Nilai

Peluang

Nilai Dampak

Fatalitas

Nilai

Resiko Kategori

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

415-

41

Kondisi Permukaan

Jalan

Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 30-31

Nilai

Peluang

Nilai Dampak

Fatalitas

Nilai

Resiko Kategori

Kering 3 100 300 Berbahaya

Genangan air 1 1 1 Tidak Berbahaya

Basah 1 70 70 Tidak Berbahaya

Berdasarkan hasil analisis, maka kondisi permukaan jalan pada

saat terjadi kecelakaan yang perlu mendapat analisis untuk

pengajuan usulan penanganan adalah kondisi permukaan jalan

yang kering.

Untuk mengetahui apakah karakteristik kondisi cuaca terkait

dengan terjadinya kecelakaan maka dianalisis hubungan antara

jumlah terjadinya kecelakaan dengan fatalitas korban yang

mengalami kecelakaan pada berbagai kondisi cuaca sehingga

didapatkan nilai kecelakaan tertinggi dengan kondisi cuaca

tertentu dapat dilihat pada Tabel 5.25.

Tabel 5.25. Karakteristik kecelakaan berdasarkan kondisi

cuaca di Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 30-31

Kondisi Cuaca Jumlah

Kecelakaan

Fatalitas Nilai

MD LB LR

Normal 5 1 1 3 24

Berkabut 1 1 0 0 12

Hujan Gerimis 0 0 0 0 0

Hujan lebat 0 0 0 0 0

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

425-

42

Analisis resiko tingkat kepentingan penanganan kecelakaan

berdasarkan kondisi cuaca terjadinya kecelakaan dapat dilihat

pada 5.26.

Tabel 5. 26. Analisis resiko tingkat kepentingan penanganan di

Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 30-31

berdasarkan kondisi cuaca

Kondisi Permukaan

Jalan

Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 30-31

Nilai

Peluang

Nilai Dampak

Fatalitas

Nilai

resiko Kategori

Normal 3 100 300 Berbahaya

Berkabut 2 100 200 Cukup Berbahaya

Hujan gerimis 1 1 1 Tidak Berbahaya

Hujan lebat 1 1 1 Tidak Berbahaya

Berdasarkan hasil analisis, maka kondisi cuaca pada saat terjadi

kecelakaan yang perlu mendapat analisis untuk pengajuan

usulan penanganan adalah kondisi cuaca normal.

Tabel 5.27. Karakteristik kecelakaan berdasarkan moda

kendaraan yang digunakan diJalan Raya Ngawi-

Mantingan KM 30-31

Moda Kendaraan Jumlah

Kecelakaan

Fatalitas Nilai

MD LB LR

Sepeda Motor 5 1 1 3 24

Mobil 1 0 1 0 3

Truk 2 0 0 2 6

Bus 1 1 0 0 12

Pejalan Kaki 1 0 1 0 3

Sepeda 1 0 1 0 3

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

435-

43

Analisis resiko untuk menentukan prioritas penanganan

kecelakaan berdasarkan jenis kendaraan yang terlibat dalam

kecelakaan dapat dilihat pada Tabel 5.28.

Tabel 5.28. Analisis resiko tingkat kepentingan penanganan di

Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 30-31

Jenis Tabrakan

Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 30-31

Nilai

Peluang

Nilai Dampak

Fatalitas

Nilai

Resiko Kategori

Sepeda Motor 3 100 300 Berbahaya

Mobil 2 70 140 Cukup Berbahaya

Truk 2 40 80 Tidak Berbahaya

Bus 2 100 200 Cukup Berbahaya

Pejalan Kaki 2 40 80 Tidak Berbahaya

Sepeda 1 40 80 Tidak Berbahaya

Untuk mengusulkan penanganan hanya pada kategori

“Berbahaya” dan “Sangat Berbahaya” yang menjadi prioritas.

Berdasarkan hasil analisis, maka moda kendaraan yang perlu

mendapat analisis untuk pengajuan usulan penanganan adalah

tipe tabrak moda sepeda motor.

Selanjutnya akan dilihat kondisi geometrik untuk melihat

pengaruhnya pada kecelakaan yang terjadi. Kondisi geometrik

di Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 30-31 ini berupa:

1) Jalan 2 lajur 2 arah tidak terbagi,

2) Jalan naik turun dan banyak tikungan,

3) Lebar untuk 2 arah sebesar 6,8 meter,

4) Bahu jalan ±1 meter, tidak diperkeras, terdapat perbedaan

level yang cukup besar dengan badan jalan,

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

445-

44

5) Lahan di sekitarnya berupa hutan sehingga hambatan

samping minimal akan tetapi batang pohon yang menjorok

ke jalan menghalangi jarak pandang,

6) Kondisi permukaan perkerasan banyak yang bergelombang

dan terjadi kerusakan alur,

7) Kondisi marka tengah masih baik akan tetapi tidak ada

marka tepi,

8) Tidak ditemukan rambu lalu lintas,

9) Penerangan jalan tidak ada.

Kondisi kecepatan lalu lintas di lokasi ini menunjukkan bahwa

85% kendaraan berat (HV) memiliki kecepatan ±50 km/jam,

kendaraan ringan (LV) memiliki kecepatan ±60 km/jam, dan

untuk sepeda motor sebesar ±80 km/jam.

Sedangkan komposisi kendaraan yang melintas di ruas ini

terdiri dari 25% kendaraan berat, 29% kendaraan ringan, dan

32% sepeda motor.

Dari deskripsi kondisi geometrik lokasi kecelakaan, kondisi

kecepatan lalu lintas, dan komposisi lalu lintas serta kecelakaan

yang terjadi dapat dianalisis kombinasi faktor-faktor yang

menyebabkan kecelakaan sebagai berikut ini.

Kecelakaan yang terjadi sering melibatkan sepeda motor, hal ini

dikarenakan sepeda motor merupakan kendaraan yang

mendominasi di jalur ini. Kecepatan sepeda motor juga relatif

lebih tinggi daripada jenis kendaraan lainnya. Kondisi

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

455-

45

geometrik yang banyak tikungan dan naik turun menyebabkan

resiko sepeda motor lebih tinggi daripada jenis kendaraan

lainnya.

Selain sepeda motor, kendaraan berat juga sering terlibat dalam

kecelakaan. Hal ini dikarenakan kendaraan berat ini memiliki

kecepatan yang relatif lebih rendah daripada jenis kendaraan

lainnya. Kecepatan yang rendah ini dapat memicu

ketidaksabaran dari pengguna jalan lainnya untuk menyiap.

Akan tetapi karena lebar jalan di ruas ini yang relatif sempit dan

tidak adanya pembatas jalan/median, memicu pengemudi yang

menyiap untuk menggunakan lajur jalan untuk kendaraan dari

arah sebaliknya. Kondisi alinyemen horisontal dan vertikal ruas

jalan ini yang naik turun dan relatif banyak tikungan,

menyebabkan jarak pandang pengemudi yang menyiap juga

terbatas, didukung pula terbatasnya ketersedian rambu dan

marka yang dapat memberikan informasi maupun peringatan

kepada pengemudi mengenai kondisi jalan.

Analisis selanjutnya, kondisi bahu jalan yang memiliki gap

yang cukup besar dengan badan jalan menyebabkan kendaraan

yang disiap dapat tergelincir ke bahu jalan dan susah untuk

kembali ke badan jalan. Tidak adanya marka tepi juga

mengurangi penaksiran pengemudi untuk tetap berada di badan

jalan.

Kondisi jalan yang bergelombang mengakibatkan

penguasaan/45ertica pengemudi terhadap setir maupun jalannya

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

465-

46

kendaraan berkurang, sehingga reflek pengemudi dalam kondisi

mendadak juga berkurang.

Adanya pejalan kaki yang terlibat dalam kecelakaan,

disebabkan tidak tersedianya fasilitas untuk pejalan kaki. Hal

ini dimungkinkan, karena jalan ini merupakan jalan antar kota

dengan kecepatan tinggi dan akses untuk pejalan kaki dibatasi.

Kondisi lahan sekitar yang berupa hutan dan jarang perumahan

penduduk menyebabkan kemunculan seorang pejalan kaki

merupakan suatu hal mendadak.Apabila dilihat dari uraian

kondisi sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa apabila

kendaraan sedang melaju dengan kecepatan tinggi dan kondisi

jalan yang bergelombang serta naik turun menyebabkan

kemunculan obyek, dalam hal ini pejalan kaki yang mendadak

bisa mengakibatkan pengemudi/pengendara kendaraan kesulitan

untuk menghentikan kendaraannya.

Kecelakaan sering terjadi pada kondisi cuaca cerah dan pada

pagi atau siang hari.Pada kondisi seperti, kendaraan cenderung

berjalan dengan kecepatan tinggi.

Dari deskripsi kondisi geometrik lokasi kecelakaan, kondisi

kecepatan lalu lintas, dan komposisi lalu lintas serta kecelakaan

yang terjadi dapat dianalisis kombinasi faktor-faktor yang

menyebabkan kecelakaan di Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM

30-31 ditunjukkan pada Tabel 5.29.

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

475-

47

Tabel 5.29. Analisis resiko yang diakibatkan kondisi

geometrik jalan di Jalan Raya Ngawi-Mantingan

KM 30-31

No Uraian Permasalahan Dampak

Permasalahan Deviasi

Nilai

Peluang

Nilai

Dampak

Nilai

Resiko Kategori

1. Kondisi alinyemen

horizontal dan 47ertical

yang tidak sesuai

dengan dimensi

mayoritas kendaraan

yang

melintas(kendaraan

berat)

Pengemudi

sulit

mengarahkan

kendaraannya

atau dapat

keluar dari jalur

65,7% 3 100 300 Berbahaya

2. Kondisi median (marka

2 garis sejajar utuh)

yang tidak sesuai

standardan tidak ada

marka tepi

Pengemudi

keluar dari jalur

sehingga

memungkinkan

terjadinya

kecelakaan lalu

lintas

50% 3 100 300 Berbahaya

3. Perbedaan elevasi bahu

dengan badan jalan

yang tidak memenuhi

standar

Membahayakan

pengemudi

yang keluar

jalur kemudian

tidak dapat

kembali ke

badan jalan.

100% 5 100 500 Sangat

Berbahaya

4. Tidak adanya rambu Tidak dapat

mengetahui

kondisi jalan di

depan seperti

terdapat

simpang,

penyempitan

jalan atau

sebagainya.

100% 5 100 500 Sangat

Berbahaya

6. Tidak adanya

penerangan jalan

Pengemudi

tidak dapat

melihat

keadaan jalan

dan kondisi

lingkungan

sekitar.

100% 5 100 500 Sangat

Berbahaya

7. Kondisi permukaan

perkerasan banyak

yang bergelombang

Pengemudi

susah

mengendalikan

kendaraandan

pergerakannya

70% 4 100 400 Sangat

Berbahaya

8. Adanya tikungan dan

tidak adanya marka

serta rambu yang

memadai

Pembuatan

rambu dan

marka yang

sesuai standar

pada daerah

100% 3 100 300 Berbahaya

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

485-

48

No Uraian Permasalahan Dampak

Permasalahan Deviasi

Nilai

Peluang

Nilai

Dampak

Nilai

Resiko Kategori

tikungan

Analisis penyebab kecelakaan hanya mengusulkan penanganan

pada kategori “Berbahaya” dan “Sangat Berbahaya”.

Berdasarkan hasil analisis penyebab kecelakaan di atas, maka

seluruh penyebab kecelakaan harus mendapatkan usulan

penanganan karena kategori yang muncul adalah “Berbahaya”.

Penanganan yang diajukan memiliki beberapa tahapan yaitu

penanganan untuk jangka pendek, jangka menengah dan jangka

panjang seperti yang tertera pada Tabel 5.30.

Tabel 5.30. Usulan penanganan berdasarkan hasil analisis resiko di

Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 30-31

No Uraian

Permasalahan

Usulan Penanganan

Teknis

Jangka Pendek

Usulan Penanganan

Teknis

Jangka Menengah

Usulan Penanganan

Teknis

Jangka Panjang

1 Terjadinya

kecelakaan dengan

jenis tabrak depan-

samping, depan-

samping, dan

samping-samping.

a. Pembuatan papan

pengumuman

daerah rawan

kecelakaan dan hati

hati untuk

meningkatkan

kewaspadaan.

b. Pemasangan rambu

peringatan dan

batas kecepatan

maksimum.

c. Pembuatan marka

yang sesuai standar

(marka dua garis

utuh pada as jalan).

a. Pembuatan

centerline rumble

strips pada as

jalan.

b. Perataan dan atau

pengerasan bahu

jalan.

c. Pemasangan

guardrail/wire

rope.

d. Pembuatan

median.

e. Pelebaran jalur.

f. Pemasangan

kancing

jalan/mata kucing

pada as jalan.

a. Re-alinyemen

horizontal jalan

(penambahan

radius tikungan,

penggunaan

lengkung

peralihan,

meningkatkan

superelevasi,

mengurangi

tikungan ganda).

b. Re-alinyemen

vertikal dengan

melandaikan

tanjakan dan

turunan sehingga

dapat

meningkatkan

jarak pandang.

c. Penambahan

lajur/duplikasi

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

495-

49

No Uraian

Permasalahan

Usulan Penanganan

Teknis

Jangka Pendek

Usulan Penanganan

Teknis

Jangka Menengah

Usulan Penanganan

Teknis

Jangka Panjang

jalur lalu lintas,

lebar minimal per

lajur 3,5 m.

2 Kecelakaan yang

mengakibatkan

kendaraan keluar

dari badan jalan,

terutama sepeda

motor dan

kendaraan berat.

a. Melakukan

pengecatan marka

tepi yang sesuai

standar.

b. Pembuatan marka

yang sesuai standar

(marka dua garis

utuh pada as jalan).

c. Pemasangan rambu

peringatan dan

batas kecepatan

maksimum.

a. Pembuatan

continuous

shoulder rumble

strips/longitudinal

rumble strips

pada bahu jalan.

b. Perataan dan atau

pengerasan bahu

jalan.

c. Pemasangan

guardrail/wire

rope.

d. Pembuatan

median.

e. Pelebaran lajur.

a. Penambahan

lajur/duplikasi

jalur lalu lintas,

lebar minimal per

lajur 3,5 m.

b. Pembuatan lajur

khusus sepeda

motor.

3 Tidak adanya

penerangan jalan.

a. Melakukan

pengecatan marka

tepi yang sesuai

standar.

b. Pembuatan marka

yang sesuai standar

(marka dua garis

utuh pada as jalan).

Pemasangan mata

kucing pada seluruh

daerah blackspot.

Pemasangan lampu

penerangan jalan.

4 Kondisi

permukaan

perkerasan jalan

bergelombang

Pemasangan rambu

peringatan mengenai

kondisi permukaan

jalan.

Melakukan

perbaikan kerataan

jalan (IRI).

Melakukan

perbaikan secara

struktural pada

perkerasan jalan.

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

505-

50

No Uraian

Permasalahan

Usulan Penanganan

Teknis

Jangka Pendek

Usulan Penanganan

Teknis

Jangka Menengah

Usulan Penanganan

Teknis

Jangka Panjang

5 Adanya tikungan

dengan informasi

yang masih kurang

(marka serta

rambu yang tidak

memadai).

a. Pemasangan rambu

peringatan adanya

tikungan sebelum

memasuki tikungan.

b. Pemasangan batas

kecepatan

maksimum sebelum

memasuki tikungan

(diusulkan batas

kecepatan

maksimum sebesar

40 km/jam).

c. Pemasangan rambu

chevron (CAM).

d. Pemasangan patok

pengarah.

Pemasangan kancing

jalan/mata kucing

pada as jalan.

a. Re-alinyemen

horisontal jalan

(penambahan

radius tikungan,

penggunaan

lengkung

peralihan,

meningkatkan

superelevasi,

mengurangi

tikungan ganda).

b. Re-alinyemen

vertical dengan

melandaikan

tanjakan dan

turunan sehingga

dapat

meningkatkan

jarak pandang.

c. Pemasangan

dynamic curve

warning system.

6 Adanya korban

pejalan kaki

a. Pemasangan rambu

peringatan adanya

pejalan kaki yang

melintas.

b. Pemasangan rambu

batas kecepatan

maksimum pada

daerah yang banyak

pejalan kaki.

Pembuatan median. a. Penyediaan

fasilitas bagi

pejalan kaki

(menyusuri jalan

dan menyeberang)

(lajur khusus

pejalan kaki,

penyeberangan

tidak sebidang).

b. Re-alinyemen

horisontal jalan

(penambahan

radius tikungan,

penggunaan

lengkung

peralihan,

meningkatkan

superelevasi,

mengurangi

tikungan ganda).

c. Re-alinyemen

vertikal dengan

melandaikan

tanjakan dan

turunan.

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

515-

51

Usulan penanganan pada Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 30-

31 untuk jangka pendek ditunjukkan pada Gambar 5.28,

Gambar 5.29, dan Gambar 5.30.

Gambar 5.28. Usulan penanganan daerah rawan kecelakaan

Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 30-31

Gambar 5.29. Detail 1 usulan penanganan daerah rawan

kecelakaan Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM

30-31

DETAIL 1 DETAIL 2

DETAIL 3

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

525-

52

Gambar 5.30. Detail 2 dan detail 3 usulan penanganan daerah

rawan kecelakaan Jalan Raya Ngawi-

Mantingan KM 30-31

Usulan penanganan pada daerah Jalan Raya Ngawi-Mantingan

KM 30-31 untuk jangka menengah ditunjukkan pada Gambar 5.

31, Gambar 5. 32, Gambar 5. 33, Gambar 5. 34, dan

Gambar 5. 35.

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

535-

53

Gambar 5. 31. Usulan pembuatan continuous shoulder rumble

strips pada bahu jalan dan centerline rumble strips

Gambar 5. 32. Usulan perataan bahu dengan menimbun tanah

dan pemasangan mata kucing

Gambar 5. 33. Pembuatan median jalan

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

545-

54

Gambar 5. 34. Perbaikan kemiringan dan pengerasan bahu jalan

Gambar 5. 35. Pemasangan guardrail

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

555-

55

Usulan penanganan untuk jangka panjang pada daerah

Widodaren ditunjukkan pada Gambar 5.36, Gambar 5.37,

Gambar 5.38, Gambar 5.39, Gambar 5.40, dan Gambar 5. 41.

Gambar 5.36. Usulan pembuatan median jalan serta pelebaran

jalan menjadi 4 lajur

Gambar 5.37. Usulan pembuatan bahu yang diperkeras

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

565-

56

Gambar 5.38. Usulan pemasangan lampu jalan

Gambar 5.39. Usulan pemasangan dynamic curve warning

system

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

575-

57

Gambar 5.40. Usulan pemasangan lampu jalan

Gambar 5. 41. Re-alinyemen jalan

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

585-

58

Berikut ini adalah estimasi anggaran biaya untuk penanganan

keselamatan di Jalan Raya Ngawi-Mantingan KM 30-31.

Tabel 5.31. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan

jangka pendek di Jalan Raya Ngawi-Mantingan

KM 30-31

Usulan Penanganan Teknis

Jangka Pendek

Perkiraan Biaya

Pengecatan marka tengah dan marka tepi yang sesuai standar Rp. 30.000 / meter

Pemasangan rambu peringatan, informasi, larangan, pengarah

(chevron)

Rp.600.000/rambu

Tabel 5.32. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan

jangka menengah di Jalan Raya Ngawi-Mantingan

KM 30-31

Usulan Penanganan Teknis

Jangka Menengah

Perkiraan Biaya

Pembuatan continuous shoulder rumble strips pada bahu

jalan dan pada centerline rumble strips jalan.

Rp.11.600.000/km

Meratakan antara bahu dan badan jalan dengan menimbun

tanah

Rp. 200.000/m3

Pembuatan mata kucing pada seluruh daerah blackspot Rp. 315.000/buah

Melakukan perbaikan kerataan jalan (IRI) Rp. 3.000.000/km

Meratakan antara bahu dan badan jalan dengan

memperkeras daerah bahu

Rp.500.0000/m3

Tabel 5.33. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan

jangka panjang di Jalan Raya Ngawi-Mantingan

KM 30-31

Usulan Penanganan Teknis

Jangka Panjang

Perkiraan Biaya

Pelebaran jalan dengan lebar tiap lajur 3,5 m. Rp. 5.000.000/m3

Pembuatan lampu penerangan jalan Rp. 10.000.000/buah

Re-alinyemen 58ertical58l/vertikal Rp. 5.000.000/m3

Pemasangan dynamic curve warning system Rp. 200.000.000/sistem

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

595-

59

2. Purwokerto

Analisis data kecelakaan di Kabupaten Purwokerto dilakukan pada

daerah jalan nasional. Dari ruas jalan tersebut dilakukan analisis

pemeringkatan daerah rawan kecelakaan sebagaimana yang telah

dilakukan pada bab sebelumnya. Selain itu juga akan dilihat tipe

kecelakaan secara mendalam untuk mendapatkan karakteristik

kecelakaan yang terjadi, terutama kecelakaan fatal.

a. Lokasi yang merupakan daerah rawan kecelakaan yang

harus segera mendapatkan penanganan (prioritas)

Lokasi kecelakaan di Kecamatan Kemrajen merupakan daerah

rawan kecelakaan, tepatnya terletak pada ruas Jalan Raya Buntu–

Kemranjen. Karakteristik kecelakaan yang terjadi di lokasi ini

dapat dilihat pada Tabel 5. 34.

Tabel 5. 34. Karakteristik kecelakaan di Jalan Raya Buntu–

Kemranjen

Jenis Tabrakan

Jalan Raya Buntu – Kemranjen

MD LB LR Jumlah Laka

Depan-Depan 3 1 3 2

Depan-Belakang 1 0 8 5

Depan-Samping 1 0 2 2

Samping-Samping 0 0 0 0

Tunggal 2 0 2 2

Tabrak Pejalan Kaki 3 2 3 4

10 3 18 15

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

605-

60

Untuk dapat mengetahui tipe tabrakan mana yang menjadi dasar

untuk penentuan usulan penanganan maka dibutuhkan analisis

resiko dan tingkat kepentingan penanganan daerah rawan

kecelakaan, dimana jumlah kecelakaan dikonversi menjadi nilai

peluang serta fatalitas dari korban kecelakaan dikonversi menjadi

nilai dampak, seperti yang tertera pada Tabel 5.35.

Tabel 5.35. Analisis resiko berdasarkan tipe tabrakan di Jalan

Raya Buntu–Kemranjen

Jenis Tabrakan

Jalan Raya Buntu–Kemranjen

Nilai

Peluang

Nilai Dampak

Fatalitas

Nilai

Resiko Kategori

Depan-Depan 2 100 200 Cukup Berbahaya

Depan-Belakang 3 100 300 Berbahaya

Depan-Samping 2 100 200 Cukup Berbahaya

Samping-Samping 1 1 1 Tidak Berbahaya

Tunggal 2 100 200 Cukup Berbahaya

Tabrak Pejalan Kaki 2 100 200 Cukup Berbahaya

Usulan penanganan dilakukan pada jenis tabrakan dengan

kategori “Berbahaya”. Berdasarkan hasil analisis, maka tipe

tabrakan yang mendapat prioritas penanganan adalah tipe tabrak

depan-belakang.

Untuk mengetahui karakteristik moda dikaitkan dengan fatalitas

korban yang mengalami kecelakaan sehingga didapatkan nilai

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

615-

61

kecelakaan tertinggi dengan moda kendaraan tertentu dapat

dilihat pada Tabel 5.36.

Tabel 5.36. Jenis kendaraan yang terlibat di Jalan Raya Buntu-

Kemranjen

Kendaraan Yang Terlibat Jalan Raya Buntu–Kemranjen

MD LB LR Jumlah kendaraan

Truk 2 0 1 2

Bus 1 1 5 2

Mobil 3 3 12 7

Sepeda Motor 8 2 8 11

Kendaraan tak bermotor 1 0 0 1

Pejalan Kaki 3 2 3 4

Analisis resiko untuk menentukan prioritas penanganan

kecelakaan berdasarkan jenis kendaraan yang terlibat dalam

kecelakaan dapat dilihat pada Tabel 5.37.

Tabel 5.37. Analisis tingkat kepentingan berdasarkan kendaraan

yang terlibat di Jalan Raya Buntu – Kemranjen

Jenis Tabrakan

Jalan Raya Buntu–Kemranjen

Nilai

Peluang

Nilai Dampak

Fatalitas

Nilai

Resiko

Kategori

Truk 2 100 200 Cukup Berbahaya

Bus 2 100 200 Cukup Berbahaya

Mobil 3 100 300 Berbahaya

Sepeda Motor 3 100 300 Berbahaya

Kendaraan Tak

bermotor 2 100 200 Cukup Berbahaya

Pejalan Kaki 2 100 200 Cukup Berbahaya

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

625-

62

Untuk mengusulkan penanganan hanya pada kategori

“Berbahaya” dan “Sangat Berbahaya” yang menjadi prioritas.

Berdasarkan hasil analisis, maka jenis kendaraan yang perlu

mendapat analisis untuk pengajuan usulan penanganan adalah

mobil dan sepeda motor.

Selanjutnya akan dilihat kondisi geometrik jalan62 untuk melihat

pengaruhnya pada kecelakaan yang terjadi. Kondisi geometrik

jalan di Jalan Raya Buntu–Kemranjen ini berupa:

1) Jalan 4 lajur 2 arah tidak terbagi,

2) Perkerasan merupakan flexible pavement,

3) Jalan banyak tikungan,

4) Lebar lajur tengah 3,5 meter dan lajur tepi 1,2 meter,

5) Bahu jalan 2,5 meter pada utara jalan dan 2,3 meter pada

selatan jalan, tidak diperkeras, sejajar dengan badan jalan

namun kemiringan yang belum memenuhi standar dapat

terlihat dari dokumentasi yang menunjukkan genangan pada

bahu jalan,

6) Lahan di sekitarnya berupa pemukiman dan perdagangan

(semi urban), terdapat hambatan samping berupa kendaraan

keluar masuk jalan akses,

7) Kondisi cat marka tengah dan marka tepi sangat baik dan

jelas,

8) Pengecatan median (2 garis sejajar utuh) yang tidak sesuai

standar,

9) Tidak ditemukan rambu lalu-lintas,

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

635-

63

10) Tidak adanya penerangan pada jalan,

11) Kondisi permukaan perkerasan baik.

Kondisi kecepatan lalu lintas di lokasi ini menunjukkan bahwa

85% kendaraan berat (HV) memiliki kecepatan ±40 km/jam,

kendaraan ringan (LV) memiliki kecepatan ±50 km/jam, dan

untuk sepeda motor sebesar ±50 km/jam.

Sedangkan komposisi kendaraan yang melintas di ruas ini

didominasi oleh kendaraan ringan.

Kecelakaan yang terjadi di daerah ini sering melibatkan

kendaraan jenis sepeda motor, mengingat daerah ini melewati

daerah semi urban sehingga banyak sepeda motor yang melintas

untuk melakukan perjalanan jarak pendek, termasuk keluar

masuk dan menyeberang dari jalan akses. Sepeda motor

merupakan kendaraan yang paling sering terlibat kecelakaan, hal

ini dikarenakan jenis moda sepeda motor merupakan moda yang

mudah terlibat kecelakaan mengingat strukturnya yang kurang

stabil. Adanya jalur sepeda motor (jalur tepi dengan lebar 1,2

meter), akan tetapi kurang jelas informasi mengenai

penggunaanya juga memiliki kontribusi terhadap kecelakaan.

Sepeda motor cenderung bercampur dengan kendaraan lainnya

atau kendaraan jenis lain akan menggunakan jalur yang

disediakan untuk sepeda motor. Pada daerah ini kendaraan yang

juga sering terlibat kecelakaan adalah jenis mobil yang

merupakan kendaraan ringan, hal ini dikarenakan volume

kendaraan ini paling banyak.

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

645-

64

Seperti halnya dengan sepeda motor, karena kondisi semi urban

ini maka jumlah pejalan kaki yang menyusur jalan maupun

menyeberang jalan juga cukup banyak. Kecelakaan yang

melibatkan pejalan kaki terjadi karena pejalan kaki menyeberang

tanpa perlindungan pada jalan dengan lalu lintas menerus atau

tertabrak kendaraan yang keluar dari badan jalan akibat lebar

jalan yang sempit, sehingga kadang memaksa kendaraan untuk

keluar ke bahu jalan karena kondisi menyiap yang tidak aman.

Lebar jalan di ruas ini juga relatif sempit dan tidak adanya

pembatas jalan/median, memicu pengemudi yang menyiap untuk

menggunakan lajur jalan untuk kendaraan dari arah sebaliknya.

Kurangnya rambu, seperti rambu peringatan adanya tikungan

atau simpang, untuk berhati-hati maupun rambu batas kecepatan

untuk melintas di daerah semi urban, sehingga pengemudi

terutama pengemudi kendaraan jarak jauh/lalu lintas menerus

yang biasanya memiliki kecepatan tinggi tidak dipersiapkan

dengan kondisi semi urban ini.

Kondisi jalan juga relatif datar dan lurus sehingga pengemudi

cenderung memacu kecepatan pada ruas ini. Adanya beberapa

tikungan setelah bagian lurus tanpa informasi sebelumnya

menjadikan pengemudi dengan kendaraan berkecepatan tinggi

kesulitan untuk mengendalikan kendaraan.

Jenis kecelakaan tabrak depan-belakang terjadi disebabkan oleh

kurang awasnya pengemudi dengan lingkungan sekitar. Hal ini

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

655-

65

disebabkan oleh kondisi kendaraan yang tidak baik (rem blong)

maupun kecepatan yang terlalu tinggi sehingga kesulitan untuk

melakukan pengereman apabila ada kondisi berbahaya yang

mendadak.

Dari deskripsi kondisi geometrik lokasi kecelakaan, kondisi

kecepatan lalu lintas, dan komposisi lalu lintas serta kecelakaan

yang terjadi dapat dianalisis kombinasi faktor-faktor yang

menyebabkan kecelakaan seperti yang ditunjukkan pada Tabel

5.38.

Tabel 5.38. Analisis resiko yang diakibatkan kondisi geometrik

jalan di Jalan Raya Buntu-Kemranjen

No Uraian

Permasalahan

Dampak

Permasalahan Deviasi

Nilai

peluang

Nilai

dampak

Nilai

Resiko Kategori

1. Tidak jelasnya

peruntukkan lajur

kendaraan

Kecelakaan yang

melibatkan

sepeda motor dan

mobil

65,7% 3 100 300 Berbahaya

2. Kondisi median

(marka 2 garis

sejajar utuh) yang

tidak sesuai standar

dan tidak ada marka

tepi

Pengemudi

keluar dari jalur

sehingga

memungkinkan

terjadinya

kecelakaan lalu

lintas

50% 3 100 300 Berbahaya

3. Tidak adanya rambu Tidak dapat

mengetahui

kondisi jalan di

depan seperti

terdapat simpang,

penyempitan

jalan atau

sebagainya.

Terjadinya

kecelakaan tabrak

depan-belakang.

100% 5 100 500 Sangat

Berbahaya

4. Adanya tikungan,

simpang, dan daerah

sub urban dengan

informasi yang

masih kurang

Pengemudi tidak

dapat

mengendalikan

kendaraan

dengan baik

100% 5 100 500 Sangat

Berbahaya

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

665-

66

No Uraian

Permasalahan

Dampak

Permasalahan Deviasi

Nilai

peluang

Nilai

dampak

Nilai

Resiko Kategori

(marka serta rambu

yang tidak

memadai).

karena harus

menurunkan

kecepatan dengan

tiba-tiba dan

jarak pandang

terbatas.

Terjadinya

kecelakaan tabrak

depan-belakang.

5. Pothole ф>25cm,

d>10cm

Pengemudi

masuk lubang

dan

membahayakan

pergerakannya

10% 2 100 200 Cukup

Berbahaya

Analisis penyebab kecelakaan hanya mengusulkan penanganan

pada kategori “Berbahaya” dan “Sangat Berbahaya”.

Berdasarkan hasil analisis penyebab kecelakaan di atas, maka

seluruh faktor penyebab kecelakaan harus mendapatkan usulan

penanganan karena kategori yang diberikan adalah “Berbahaya”

dan “Sangat Berbahaya”. Usulan penanganan tersebut tercantum

pada Tabel 5.39.

Tabel 5.39. Usulan penanganan untuk lokasi daerah rawan

kecelakaan Jalan Raya Buntu–Kemranjen

No Uraian

Permasalahan

Usulan

Penanganan

Teknis

Jangka Pendek

Usulan

Penanganan

Teknis

Jangka Menengah

Usulan

Penanganan

Teknis

Jangka Panjang

1 Terjadinya

kecelakaan

dengan jenis

tabrak depan-

belakang.

a. Pembuatan papan

pengumuman

daerah rawan

kecelakaan dan

hati hati untuk

meningkatkan

kewaspadaan.

b. Pemasangan

rambu peringatan

adanya

tikungan/simpang

dan batas

a. Pembuatan

centerline rumble

strips pada as

jalan.

b. Pembuatan

continuous

shoulder rumble

strips/longitudina

l rumble strips

pada bahu jalan.

c. Pembuatan

median.

a. Penambahan

lajur/duplikasi

jalur lalu lintas,

lebar minimal per

lajur 3,5 m.

b. Pembatasan akses

yang masuk ke

jalan arteri.

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

675-

67

No Uraian

Permasalahan

Usulan

Penanganan

Teknis

Jangka Pendek

Usulan

Penanganan

Teknis

Jangka Menengah

Usulan

Penanganan

Teknis

Jangka Panjang

kecepatan

maksimum.

c. Pembuatan marka

yang sesuai

standar (marka

dua garis utuh

pada as jalan).

d. Pelebaran jalur.

e. Pemasangan

kancing

jalan/mata kucing

pada as jalan.

f. Pembuatan lajur

khusus belok

kanan/pulau lalu

lintas.

g. Re-alinyemen

simpang

(memperbaiki

radius simpang

dan jarak

pandang di

simpang).

2 Kecelakaan

yang melibatkan

sepeda motor.

a. Melakukan

pengecatan marka

tepi yang sesuai

standar.

b. Pembuatan marka

yang sesuai

standar (marka

dua garis utuh

pada as jalan).

c. Pemasangan

rambu peringatan

dan batas

kecepatan

maksimum.

d. Pembuatan lajur

khusus sepeda

motor dengan

marka yang jelas

dan pemasangan

rambu lajur

khusus sepeda

motor

a. Pembuatan

continuous

shoulder rumble

strips/longitudina

l rumble strips

pada bahu jalan.

b. Perataan dan atau

pengerasan bahu

jalan.

c. Pemasangan

guardrail/wire

rope.

d. Pembuatan

median.

e. Pelebaran lajur.

a. Penambahan

lajur/duplikasi

jalur lalu lintas,

lebar minimal per

lajur 3,5 m.

b. Pembuatan lajur

khusus sepeda

motor.

3 Tidak adanya

penerangan

jalan.

a. Melakukan

pengecatan

marka tepi yang

sesuai standar.

b. Pembuatan marka

yang sesuai

standar (marka

dua garis utuh

pada as jalan).

Pemasangan mata

kucing pada seluruh

daerah blackspot.

Pemasangan lampu

penerangan jalan.

4 Adanya

simpang dan

daerah sub

urban dengan

informasi yang

masih kurang

a. Pemasangan rambu

peringatan adanya

tikungan/simpang

sebelum memasuki

tikungan/simpang.

b. Pemasangan batas

a. Pemasangan

kancing

jalan/mata kucing

pada as jalan.

b. Pembuatan lajur

khusus belok

a. Pemasangan

lampu APILL.

b. Pemasangan

dynamic curve

warning system.

c. Pembatasan akses

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

685-

68

No Uraian

Permasalahan

Usulan

Penanganan

Teknis

Jangka Pendek

Usulan

Penanganan

Teknis

Jangka Menengah

Usulan

Penanganan

Teknis

Jangka Panjang

(marka serta

rambu yang

tidak memadai).

kecepatan

maksimum

sebelum memasuki

tikungan

(diusulkan batas

kecepatan

maksimum sebesar

40 km/jam).

c. Pemasangan rambu

chevron (CAM).

d. Pemasangan patok

pengarah.

e. Pembuatan papan

pengumuman

daerah rawan

kecelakaan dan hati

hati untuk

meningkatkan

kewaspadaan.

f. Pengecatan marka

di simpang (marka

stop untuk jalan

minor).

g. Pengendalian akses

di area sekitar

simpang.

kanan/pulau lalu

lintas.

c. Re-alinyemen

simpang

(memperbaiki

radius simpang

dan jarak

pandang di

simpang).

yang masuk ke

jalan arteri.

5 Adanya korban

pejalan kaki

a. Pemasangan rambu

peringatan adanya

pejalan kaki yang

melintas.

b. Pemasangan rambu

batas kecepatan

maksimum pada

daerah yang

banyak pejalan

kaki.

Pembuatan median. a. Penyediaan

fasilitas bagi

pejalan kaki

(menyusuri jalan

dan

menyeberang)

(lajur khusus

pejalan kaki,

penyeberangan

tidak sebidang).

b. Re-alinyemen

horisontal jalan

(penambahan

radius tikungan,

penggunaan

lengkung

peralihan,

meningkatkan

superelevasi,

mengurangi

tikungan ganda).

c. Re-alinyemen

vertikal dengan

melandaikan

tanjakan dan

turunan.

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

695-

69

Usulan penanganan pada Jalan Raya Buntu-Kemrajen untuk

jangka pendek ditunjukkan pada Gambar 5.42, Gambar 5.43,

Gambar 5.44, dan Gambar 5.45.

Gambar 5.42. Usulan penanganan daerah rawan kecelakaan

Kemrajen

Gambar 5.43. Detail 1 usulan penanganan daerah rawan

kecelakaan Kemrajen

DETAIL 5

DETAIL 3

DETAIL 4

DETAIL 2

DETAIL 1

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

705-

70

Gambar 5.44. Detail 2 dan detail 3 usulan penanganan daerah

rawan kecelakaan Kemrajen

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

715-

71

Gambar 5.45. Detail 4 dan detail 5 usulan penanganan daerah

rawan kecelakaan Kemrajen

Usulan penanganan daerah rawan kecelakaan pada Jalan Raya

Buntu-Kemranjen untuk jangka menengah ditunjukkan pada

Gambar 5.46, Gambar 5.47, Gambar 5. 48, Gambar 5.49, Gambar

5. 50, dan Gambar 5. 51.

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

725-

72

Gambar 5.46. Usulan pembuatan continuous shoulder rumble

strips pada bahu jalan dan centerline rumble

strips

Gambar 5.47. Pemasangan mata kucing

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

735-

73

Gambar 5. 48. Pembuatan median jalan dan pulau lalu lintas

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

745-

74

Gambar 5.49. Pembuatan bahu yang diperkeras

Gambar 5. 50. Re-alinyemen simpang

Gambar 5. 51. Pemasangan median dengan reflector post

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

755-

75

Usulan penanganan daerah rawan kecelakaan pada Jalan Raya

Buntu-Kemranjen untuk jangka panjang ditunjukkan pada

Gambar 5.52, Gambar 5. 53, dan Gambar 5. 54.

Gambar 5.52. Pelebaran jalan menjadi 4 lajur

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

765-

76

Gambar 5. 53. Usulan pemasangan dynamic curve warning

system

Gambar 5. 54. Pemasangan APILL dan lajur khusus sepeda

motor

Berikut ini adalah estimasi anggaran biaya untuk penanganan

keselamatan di Jalan Raya Buntu-Kemranjen.

Tabel 5.40. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan

jangka pendek di Jalan Raya Buntu-Kemranjen

Usulan Penanganan Teknis

Jangka Pendek

Perkiraan Biaya

Pengecatan marka tengah dan marka tepi yang sesuai standar Rp. 30.000 / meter

Pemasangan rambu peringatan, informasi, larangan, pengarah

(chevron)

Rp.600.000/rambu

Tabel 5.41. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan

jangka menengah di Jalan Raya Buntu-Kemranjen

Usulan Penanganan Teknis

Jangka Menengah

Perkiraan Biaya

Pembuatan continuous shoulder rumble strips pada bahu jalan

dan pada centerline rumble strips jalan.

Rp.11.600.000/km

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

775-

77

Usulan Penanganan Teknis

Jangka Menengah

Perkiraan Biaya

Pembuatan mata kucing pada seluruh daerah blackspot Rp. 315.000/buah

Meratakan antara bahu dan badan jalan dengan memperkeras

daerah bahu

Rp.500.0000/m3

Re-alinyemen simpang Rp. 3.000.000 / m3

Tabel 5.42. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan

jangka panjang di Jalan Raya Buntu-Kemranjen

Usulan Penanganan Teknis

Jangka Panjang

Perkiraan Biaya

Pelebaran jalan dengan lebar tiap lajur 3,5 m. Rp. 5.000.000/m3

Re-alinyemen horizontal/vertikal Rp. 5.000.000/m3

Pemasangan dynamic curve warning system Rp. 200.000.000/sistem

Pemasangan APILL Rp. 200.000.000/sistem

Pembuatan lajur khusus sepeda motor Rp. 5.000.000/m3

b. Lokasi yang berpotensi menjadi daerah rawan kecelakaan

(potential blackspot)

Lokasi kecelakaan di Kecamatan Sumpiuh merupakan lokasi

jenis lokasi yang berpotensi menjadi daerah rawan kecelakaan,

tepatnya terletak pada ruas Jalan Raya Sumpiuh. Karakteristik

kecelakaan yang terjadi di lokasi ini dapat dilihat pada Tabel

5.43.

Tabel 5.43. Jenis kecelakaan yang terjadi di Jalan Raya Sumpiuh

Jenis Tabrakan Jalan Raya Sumpiuh

MD LB LR Jumlah Kecelakaan

Depan-Depan 2 1 8 3

Depan-Belakang 1 0 11 5

Depan-Samping 0 0 0 0

Samping-Samping 0 0 0 0

Tunggal 0 0 0 0

Tabrak Pejalan Kaki 0 0 2 1

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

785-

78

Dari data Tabel 5.43 dan analisis data kecelakaan dapat diketahui

bahwa tipe tabrakan yang paling dominan adalah tabrakan depan-

belakang.

Analisis resiko untuk menentukan prioritas penanganan

kecelakaan berdasarkan jenis tabrakan dapat dilihat pada Tabel

5.44.

Tabel 5.44. Analisis resiko di Jalan Raya Sumpiuh berdasarkan

jenis tabrakan

Jenis Tabrakan

Jalan Raya Sumpiuh

Nilai

peluang

Nilai

dampak

Fatalitas

Nilai

Resiko Kategori

Depan-Depan 2 100 200 Cukup Berbahaya

Depan-Belakang 3 100 300 Berbahaya

Depan-Samping 1 1 1 Tidak Berbahaya

Samping-Samping 1 1 1 Tidak Berbahaya

Tunggal 1 1 1 Tidak Berbahaya

Tabrak Pejalan Kaki 1 10 10 Tidak Berbahaya

Usulan penanganan dilakukan pada jenis tabrakan dengan

kategori “Berbahaya”. Berdasarkan hasil analisis, maka tipe

tabrakan yang mendapat prioritas penanganan adalah tipe tabrak

depan-belakang.

Untuk mengetahui karakteristik moda dikaitkan dengan fatalitas

korban yang mengalami kecelakaan sehingga didapatkan nilai

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

795-

79

kecelakaan tertinggi dengan moda kendaraan tertentu dapat

dilihat pada Tabel 5.45.

Tabel 5.45. Jenis kendaraan yang sering mengalami kecelakaan

di Jalan Raya Sumpiuh

Kendaraan Yang Terlibat Jalan Raya Sumpiuh

MD LB LR Jumlah Laka

Truk 0 0 0 0

Bus 1 1 5 2

Mobil 2 1 6 2

Sepeda Motor 2 0 14 7

Kendaraan Tak bermotor 0 0 0 1

Pejalan Kaki 0 0 2 1

Analisis resiko untuk menentukan prioritas penanganan

kecelakaan berdasarkan jenis kendaraan yang terlibat dalam

kecelakaan dapat dilihat pada Tabel 5.46.

Tabel 5.46. Analisis resiko berdasarkan kendaraan yang terlibat

di Jalan Raya Sumpiuh

Jenis Tabrakan

Jalan Raya Sumpiuh

Nilai

Peluang

Nilai Dampak

Fatalitas

Nilai

Resiko Kategori

Truk 1 1 1 Tidak Berbahaya

Bus 2 100 200 Cukup Berbahaya

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

805-

80

Mobil 2 100 200 Cukup Berbahaya

Sepeda Motor 3 100 300 Berbahaya

Kendaraan Tak

bermotor

1 1 1 Tidak Berbahaya

Pejalan Kaki 2 40 80 Tidak Berbahaya

Berdasarkan hasil analisis tingkat kepentingan penanganan

berdasarkan moda kendaraan yang terlibat maka kecelakaan yang

melibatkan sepeda motor yang perlu diprioritaskan dalam

penanganannya.

Selanjutnya akan dilihat kondisi geometrik untuk melihat

pengaruhnya pada kecelakaan yang terjadi. Kondisi geometrik di

Jalan Raya Sumpiuh ini berupa:

1) Jalan 2 lajur 2 arah tidak terbagi,

2) Persimpangan tidak bersinyal

3) Perkerasan merupakan fleksibel pavement,

4) Lebar lajur jalan utama 13,5 meter,

5) Bahu jalan 2 meter pada utara jalan dan 2 meter pada selatan

jalan, tidak diperkeras, sejajar dengan badan jalan,

6) Kondisi cat marka tengah baik dan marka tepi tidak jelas,

7) Tidak terdapat rambu peringatan dan rambu larangan,

8) Lampu jalan berfungsi dengan baik,

9) Hambatan samping tinggi akibat aktifitas parkir pada

persimpangan,

10) Volume lalu lintas pada persimpangan tinggi,

11) Volume pejalan kaki yang tinggi,

12) Kondisi permukaan perkerasan baik.

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

815-

81

Kondisi kecepatan lalu lintas di lokasi ini menunjukkan bahwa

85% kendaraan berat (HV), kendaraan ringan (LV), dan untuk

sepeda motor sebesar ±50 km/jam.

Sedangkan komposisi kendaraan yang melintas di ruas ini

didominasi oleh kendaraan ringan.

Kecelakaan yang terjadi di daerah ini sering melibatkan sepeda

motor, mengingat daerah ini melewati daerah semi urban

sehingga banyak sepeda motor yang melintas untuk melakukan

perjalanan jarak pendek, termasuk keluar masuk dan

menyeberang dari jalan akses.

Seperti halnya dengan sepeda motor, karena kondisi semi urban

ini maka jumlah pejalan kaki yang menyusur jalan maupun

menyeberang jalan juga cukup banyak. Kecelakaan yang

melibatkan pejalan kaki terjadi karena pejalan kaki menyeberang

tanpa perlindungan pada jalan dengan lalu lintas menerus. Parkir

di badan jalan serta banyaknya akses yang masuk ke jalan utama

juga merupakan penyebab kondisi lalu lintas tercampur antara

lalu lintas menerus dengan kecepatan tinggi dan lalu lintas lokal.

Lebar jalan di ruas ini juga cukup lebar dan tidak adanya

pembatas jalan/median, memicu pengemudi yang menyiap untuk

menggunakan lajur jalan untuk kendaraan dari arah sebaliknya.

Kurangnya rambu, seperti rambu peringatan adanya simpang,

untuk berhati-hati maupun rambu batas kecepatan untuk melintas

di daerah semi urban, sehingga pengemudi terutama pengemudi

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

825-

82

kendaraan jarak jauh/lalu lintas menerus yang biasanya memiliki

kecepatan tinggi tidak dipersiapkan dengan kondisi semi urban

ini.

Kondisi jalan juga relatif datar dan lurus sehingga pengemudi

cenderung memacu kecepatan pada ruas ini. Adanya beberapa

tikungan setelah bagian lurus tanpa informasi sebelumnya

menjadikan pengemudi dengan kendaraan berkecepatan tinggi

kesulitan untuk mengendalikan kendaraan.

Dari deskripsi kondisi geometrik lokasi kecelakaan, kondisi

kecepatan lalu lintas, dan komposisi lalu lintas serta kecelakaan

yang terjadi dapat dianalisis kombinasi faktor-faktor yang

menyebabkan kecelakaan ditunjukkan pada Tabel 5.47.

Tabel 5.47. Analisis resiko yang diakibatkan kondisi geometrik

jalan di Jalan Raya Sumpiuh

No Uraian

Permasalahan

Dampak

Permasalahan Deviasi

Nilai

peluang

Nilai

dampak

Nilai

Resiko Kategori

1. Persimpangan

tidak bersinyal

padahal volume

lalulintas tinggi

Meningkatnya

kecelakaan pada

daerah

persimpangan

100% 5 100 500 Sangat

Berbahaya

2. Marka tepi yang

tidak jelas

Pengemudi keluar

jalur

100% 5 100 500 Sangat

Berbahaya

3. Adanya

tikungan,

simpang, dan

daerah sub urban

dengan informasi

yang masih

kurang (marka

serta rambu yang

tidak memadai).

Kendaraan dengan

kecepatan tinggi

susah untuk

mengurangi

kecepatan ketika

ada kendaraan atau

pejalan kaki yang

melintas

100% 5 100 500 Sangat

Berbahaya

4. Tidak

terlindungnya

pejalan kaki

Pejalan kaki

tertabrak oleh

pengendara

50% 3 100 300 Berbahaya

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

835-

83

No Uraian

Permasalahan

Dampak

Permasalahan Deviasi

Nilai

peluang

Nilai

dampak

Nilai

Resiko Kategori

5. Hambatan

samping tinggi

akibat aktifitas

parkir pada

persimpangan

Pergerakan

pengguna jalan

menjadi sulit dan

memmbahayakan

80% 5 100 500 Sangat

Berbahaya

6. Terdapatnya

tugu pada salah

satu lengan

persimpangan

Pergerakan

pengguna jalan

menjadi sulit dan

membahayakan

100% 5 100 500 Sangat

Berbahaya

7 Saluran drainasi

yang terbuka di

dalam ruang

manfaat jalan

Memperparah

dampak apabila

kecelakaan terjadi

100% 5 70 350 Berbahaya

Analisis penyebab kecelakaan hanya mengusulkan penanganan

pada kategori “Berbahaya” dan “Sangat Berbahaya”.

Berdasarkan hasil analisis penyebab kecelakaan di atas, maka

seluruh faktor penyebab kecelakaan harus mendapatkan usulan

penanganan karena kategori yang diberikan adalah “Berbahaya”

dan “Sangat Berbahaya”. Usulan penanganan tersebut tercantum

pada Tabel 5.48.

Tabel 5.48. Usulan penanganan untuk lokasi daerah rawan

kecelakaan Jalan Raya Sumpiuh

No Uraian

Permasalahan

Usulan

Penanganan

Teknis Jangka

Pendek

Usulan

Penanganan

Teknis Jangka

Menengah

Usulan Penanganan

Teknis Jangka

Panjang

1 Terjadinya

kecelakaan

dengan jenis

tabrak depan-

belakang.

a. Pembuatan papan

pengumuman

daerah rawan

kecelakaan dan

hati hati untuk

meningkatkan

kewaspadaan.

b. Pemasangan

rambu peringatan

adanya

tikungan/simpang

a. Pembuatan

centerline rumble

strips pada as

jalan.

b. Pembuatan

continuous

shoulder rumble

strips/longitudina

l rumble strips

pada bahu jalan.

c. Pembuatan

c. Pembuatan jalur

khusus sepeda

motor.

d. Pembatasan akses

yang masuk ke

jalan arteri.

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

845-

84

No Uraian

Permasalahan

Usulan

Penanganan

Teknis Jangka

Pendek

Usulan

Penanganan

Teknis Jangka

Menengah

Usulan Penanganan

Teknis Jangka

Panjang

dan batas

kecepatan

maksimum.

c. Pembuatan marka

yang sesuai

standar (marka

dua garis utuh

pada as jalan).

median.

d. Pemasangan

kancing

jalan/mata kucing

pada as jalan.

e. Pembuatan lajur

khusus belok

kanan/pulau lalu

lintas.

f. Re-alinyemen

simpang

(memperbaiki

radius simpang

dan jarak

pandang di

simpang).

2 Kecelakaan

yang melibatkan

sepeda motor.

a. Melakukan

pengecatan marka

tepi yang sesuai

standar.

b. Pembuatan marka

yang sesuai

standar (marka

dua garis utuh

pada as jalan).

c. Pemasangan

rambu peringatan

dan batas

kecepatan

maksimum.

d. Pembuatan lajur

khusus sepeda

motor dengan

marka yang jelas

dan pemasangan

rambu lajur

khusus sepeda

motor

a. Pembuatan

continuous

shoulder rumble

strips/longitudina

l rumble strips

pada bahu jalan.

b. Pengerasan bahu

jalan.

c. Pembuatan

median.

a. Pembuatan lajur

khusus sepeda

motor.

3 Adanya

simpang dan

daerah sub

urban dengan

informasi yang

masih kurang

(marka serta

rambu yang

tidak memadai).

a. Pemasangan rambu

peringatan adanya

tikungan/simpang

sebelum memasuki

tikungan/simpang.

b. Pemasangan batas

kecepatan

maksimum

sebelum memasuki

tikungan

(diusulkan batas

kecepatan

maksimum sebesar

40 km/jam).

c. Pemasangan rambu

a. Pemasangan

kancing

jalan/mata kucing

pada as jalan.

b. Pembuatan lajur

khusus belok

kanan/pulau lalu

lintas.

c. Re-alinyemen

simpang

(memperbaiki

radius simpang

dan jarak

pandang di

simpang).

a. Pemasangan lampu

APILL.

b. Pemasangan

dynamic curve

warning system.

c. Pembatasan akses

yang masuk ke

jalan arteri.

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

855-

85

No Uraian

Permasalahan

Usulan

Penanganan

Teknis Jangka

Pendek

Usulan

Penanganan

Teknis Jangka

Menengah

Usulan Penanganan

Teknis Jangka

Panjang

chevron (CAM).

d. Pemasangan patok

pengarah.

e. Pembuatan papan

pengumuman

daerah rawan

kecelakaan dan hati

hati untuk

meningkatkan

kewaspadaan.

f. Pengecatan marka

di simpang (marka

stop untuk jalan

minor).

g. Pengendalian

parkir di sekitar

simpang.

h. Pengendalian akses

di area sekitar

simpang.

5 Adanya korban

pejalan kaki

a. Pemasangan rambu

peringatan adanya

pejalan kaki yang

melintas.

b. Pemasangan rambu

batas kecepatan

maksimum pada

daerah yang

banyak pejalan

kaki.

Pembuatan median. a. Penyediaan fasilitas

bagi pejalan kaki

(menyusuri jalan

dan menyeberang)

(lajur khusus

pejalan kaki,

penyeberangan

tidak sebidang).

6 Adanya

roadside hazard

(saluran drainasi

terbuka, tugu,

kendaraan

parkir)

Menghilangkan

roadside hazard

(memindahkan tugu,

menutup saluran

drainasi)

Usulan penanganan pada Jalan Raya Sumpiuh ditunjukkan pada

Gambar 5. 55,Gambar 5. 56, dan Gambar 5. 57.

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

865-

86

Gambar 5. 55. Usulan penanganan daerah rawan kecelakaan

Sumpiuh

Gambar 5. 56. Detail 1dan detail 2 usulan penanganan daerah

rawan kecelakaan Sumpiuh

DETAIL

1

DETAIL 2 DETAIL 3

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

875-

87

Gambar 5. 57. Detail 3 usulan penanganan daerah rawan

kecelakaan Sumpiuh

Usulan penanganan daerah rawan kecelakaan pada Jalan Raya

Sumpiuh untuk jangka menengah ditunjukkan pada Gambar 5.58,

Gambar 5.59, Gambar 5. 60, Gambar 5.61, Gambar 5. 62, dan

Gambar 5. 63.

Gambar 5.58. Usulan pembuatan continuous shoulder rumble

strips pada bahu jalan dan centerline rumble

strips

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

885-

88

Gambar 5.59. Pemasangan mata kucing

Gambar 5. 60. Pembuatan median jalan dan pulau lalu lintas

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

895-

89

Gambar 5.61. Pembuatan bahu yang diperkeras

Gambar 5. 62. Re-alinyemen simpang

Gambar 5. 63. Pemasangan median dengan reflector post

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

905-

90

Usulan penanganan daerah rawan kecelakaan pada Jalan Raya

Sumpiuh untuk jangka panjang ditunjukkan pada Gambar 5. 64

dan Gambar 5. 65.

Gambar 5. 64. Usulan pemasangan dynamic curve warning

system

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

915-

91

Gambar 5. 65. Pemasangan APILL dan lajur khusus sepeda

motor

Berikut ini adalah estimasi anggaran biaya untuk penanganan

keselamatan di Jalan Raya Sumpiuh.

Tabel 5.49. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan

jangka pendek di Jalan Raya Sumpiuh

Usulan Penanganan Teknis

Jangka Pendek

Perkiraan Biaya

Pengecatan marka tengah dan marka tepi yang sesuai

standar

Rp. 30.000 / meter

Pemasangan rambu peringatan, informasi, larangan,

pengarah (chevron)

Rp.600.000/rambu

Tabel 5.50. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan

jangka menengah di Jalan Raya Sumpiuh

Usulan Penanganan Teknis

Jangka Menengah

Perkiraan Biaya

Pembuatan continuous shoulder rumble strips pada bahu

jalan dan pada centerline rumble strips jalan.

Rp.11.600.000/km

Pembuatan mata kucing pada seluruh daerah blackspot Rp. 315.000/buah

Meratakan antara bahu dan badan jalan dengan

memperkeras daerah bahu

Rp.500.0000/m3

Re-alinyemen simpang Rp. 3.000.000 / m3

Tabel 5.51. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan

jangka panjang di Jalan Raya Sumpiuh

Usulan Penanganan Teknis

Jangka Panjang

Perkiraan Biaya

Pemasangan dynamic curve warning system Rp. 200.000.000/sistem

Pemasangan APILL Rp. 200.000.000/sistem

Pembuatan lajur khusus sepeda motor Rp. 5.000.000/m3

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

925-

92

3. Nagreg

Analisis data kecelakaan di Kabupaten Nagreg dilakukan pada

daerah jalan nasional. Dari ruas jalan tersebut dilakukan analisis

pemeringkatan daerah rawan kecelakaan sebagaimana yang telah

dilakukan pada bab sebelumnya. Selain itu juga akan dilihat tipe

kecelakaan secara mendalam untuk mendapatkan karakteristik

kecelakaan yang terjadi, terutama kecelakaan fatal.

a. Lokasi yang merupakan daerah rawan kecelakaan yang

harus segera mendapatkan penanganan (prioritas)

Jalan Raya Nagreg KM 36-37

Lokasi kecelakaan di Jalan Raya Nagreg KM 36-37 merupakan

jalan nasional. Karakteristik kecelakaan yang terjadi di lokasi ini

dapat dilihat pada Tabel 5. 52.

Tabel 5. 52. Karakteristik kecelakaan di Jalan Raya Nagreg km

36-37

Tipe Tabrakan Jumlah

Kecelakaan

Fatalitas Nilai

MD LB LR

Sendiri (lepas kendali) 3 1 2 0 18

Samping-samping 4 0 3 1 12

Depan-samping 2 1 1 0 15

Depan-belakang 6 4 1 1 54

Depan-depan 0 0 0 0 0

Kecelakaan beruntun 0 0 0 0 0

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

935-

93

Dari Tabel 5. 52 dapat diketahui bahwa kecelakaan yang

berpotensi besar mengakibatkan kecelakaan dengan fatalitas

adalah adalah tipe kecelakaan tabrak depan-belakang.

Untuk dapat mengetahui tipe tabrakan mana yang menjadi dasar

untuk penentuan usulan penanganan maka dibutuhkan analisis

resiko dan tingkat kepentingan penanganan daerah rawan

kecelakaan, dimana jumlah kecelakaan dikonversi menjadi nilai

peluang serta fatalitas dari korban kecelakaan dikonversi menjadi

nilai dampak, seperti yang tertera pada Tabel 5. 53 berikut.

Tabel 5. 53. Analisis resiko tingkat kepentingan penanganan di

Jalan Raya Nagreg KM 36-37

Jenis Tabrakan

Jalan Raya Nagreg KM 36-37

Nilai

Peluang

Nilai Dampak

Fatalitas

Nilai

Resiko Kategori

Sendiri (lepas

kendali) 2 100 200 Cukup Berbahaya

Samping-samping 2 70 140 Cukup Berbahaya

Depan-samping 2 100 200 Cukup Berbahaya

Depan-belakang 3 100 300 Berbahaya

Depan-depan 1 1 1 Tidak Berbahaya

Kecelakaan beruntun 1 1 1 Tidak Berbahaya

Untuk mengusulkan penanganan hanya pada kategori

“Berbahaya” dan “Sangat Berbahaya” yang menjadi prioritas.

Berdasarkan hasil analisis, maka tipe tabrakan yang perlu

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

945-

94

mendapat analisis untuk pengajuan usulan penanganan adalah

tipe tabrak depan-belakang.

Karakteristik kecelakaan mengenai kondisi permukaan jalan yang

terjadi di lokasi ini dapat dilihat pada Tabel 5.54.

Tabel 5.54. Karakteristik kondisi permukaan jalan di Jalan Raya

Nagreg KM 36-37

Kondisi Jalan Jumlah

Kecelakaan

Fatalitas Nilai

MD LB LR

Kering 15 6 7 2 99

Genangan Air 0 0 0 0 0

Basah 0 0 0 0 0

Analisis resiko untuk menentukan prioritas penanganan

kecelakaan berdasarkan kondisi permukaan dapat dilihat pada

Tabel 5. 55.

Tabel 5. 55. Analisis resiko di Jalan Raya Nagreg KM 36-37

berdasarkan kondisi permukaan jalan

Kondisi

Permukaan Jalan

Jalan Raya Nagreg KM 36-37

Nilai

Peluang

Nilai Dampak

Fatalitas

Nilai

Resiko Kategori

Kering 4 100 400 Sangat Berbahaya

Genangan air 1 1 1 Tidak Berbahaya

Basah 1 1 1 Tidak Berbahaya

Berdasarkan hasil analisis, maka kondisi permukaan jalan pada

saat terjadi kecelakaan yang perlu mendapat analisis untuk

pengajuan usulan penanganan adalah kondisi permukaan jalan

yang kering.

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

955-

95

Untuk mengetahui apakah karakteristik kondisi cuaca terkait

dengan terjadinya kecelakaan maka dianalisis hubungan antara

jumlah terjadinya kecelakaan dengan fatalitas korban yang

mengalami kecelakaan pada berbagai kondisi cuaca sehingga

didapatkan nilai kecelakaan tertinggi dengan kondisi cuaca

tertentu dapat dilihat pada Tabel 5.56.

Tabel 5.56. Karakteristik kecelakaan berdasarkan kondisi cuaca

di Jalan Raya Nagreg KM 36-37

Cuaca Jumlah

Kecelakaan

Fatalitas Nilai

MD LB LR

Normal 12 6 5 1 90

Berkabut 3 0 2 1 9

Hujan gerimis 0 0 0 0 0

Hujan lebat 0 0 0 0 0

Analisis resiko tingkat kepentingan penanganan kecelakaan

berdasarkan kondisi cuaca terjadinya kecelakaan dapat dilihat

pada Tabel 5. 57.

Tabel 5. 57. Analisis resiko tingkat kepentingan penanganan di

Jalan Raya Nagreg KM 36-37 berdasarkan kondisi

cuaca

Kondisi

Permukaan Jalan

Jalan Raya Nagreg KM 36-37

Nilai

Peluang

Nilai Dampak

Fatalitas

Nilai

Resiko Kategori

Normal 4 100 400 Sangat Berbahaya

Berkabut 1 1 1 Tidak Berbahaya

Hujan gerimis 1 1 1 Tidak Berbahaya

Hujan lebat 1 1 1 Tidak Berbahaya

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

965-

96

Berdasarkan hasil analisis, maka kondisi cuaca pada saat terjadi

kecelakaan yang perlu mendapat analisis untuk pengajuan usulan

penanganan adalah kondisi cuaca normal.

Untuk mengetahui karakteristik moda dikaitkan dengan fatalitas

korban yang mengalami kecelakaan sehingga didapatkan nilai

kecelakaan tertinggi dengan moda kendaraan tertentu dapat

dilihat pada Tabel 5.58 berikut.

Tabel 5.58. Karakteristik kecelakaan berdasarkan moda

kendaraan yang digunakan di Jalan Raya Nagreg

KM 36-37

Moda Kendaraan Jumlah

Kecelakaan

Fatalitas Nilai

MD LB LR

Sepeda Motor 15 3 8 4 72

Mobil 3 2 1 0 27

Truk 6 6 0 0 72

Bus 1 0 1 0 3

Pejalan Kaki 2 0 2 0 6

Sepeda 0 0 0 0 0

Analisis resiko untuk menentukan prioritas penanganan

kecelakaan berdasarkan jenis kendaraan yang terlibat dalam

kecelakaan dapat dilihat pada

Tabel 5.59 berikut.

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

975-

97

Tabel 5.59. Analisis resiko berdasarkan moda kendaraan di

Jalan Raya Nagreg KM 36-37

Jenis Tabrakan

Jalan Raya Nagreg KM 36-37

Nilai

Peluang

Nilai Dampak

Fatalitas

Nilai

Resiko Kategori

Sepeda Motor 4 100 400 Sangat Berbahaya

Mobil 2 100 200 Cukup Berbahaya

Truk 3 100 300 Berbahaya

Bus 2 70 140 Cukup Berbahaya

Pejalan Kaki 2 70 140 Cukup Berbahaya

Sepeda 1 1 1 Tidak Berbahaya

Berdasarkan hasil analisis tingkat kepentingan penanganan

berdasarkan moda kendaraan yang terlibat maka kecelakaan yang

melibatkan sepeda motor dan truk yang perlu diprioritaskan

dalam penanganannya.

Selanjutnya akan dilihat kondisi geometrik untuk melihat

pengaruhnya pada kecelakaan yang terjadi. Kondisi geometrik di

Jalan Raya Nagreg KM 36-37 ini berupa:

1) Jalan 4 lajur 2 arah tidak terbagi,

2) Perkerasan merupakan flexible pavement,

3) Lebar lajur 3meter,

4) Bahu jalan 1 meter dan, diperkeras, sejajar dengan badan

jalan,

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

985-

98

5) Kondisi cat marka as jalan baik, marka tengah dan marka

tepi tidak jelas,

6) Tidak ditemukan rambu lalu-lintas,

7) Tidak adanya penerangan pada jalan (lampu jalan rusak),

8) Adanya tanjakan/turunan pada ujung jalan.

Kondisi kecepatan lalu lintas di lokasi ini menunjukkan bahwa

85% kendaraan berat (HV) memiliki kecepatan ±35 km/jam,

kendaraan ringan (LV) memiliki kecepatan ±35 km/jam, dan

untuk sepeda motor sebesar ±40 km/jam.

Sedangkan komposisi kendaraan yang melintas di ruas ini

didominasi oleh kendaraan ringan.

Dari deskripsi kondisi geometrik lokasi kecelakaan, kondisi

kecepatan lalu lintas, dan komposisi lalu lintas serta kecelakaan

yang terjadi dapat dianalisis kombinasi faktor-faktor yang

menyebabkan kecelakaan ditunjukkan pada Tabel 5. 60 sebagai

berikut.

Tabel 5. 60. Analisis resiko yang diakibatkan kondisi geometrik

jalan di Jalan Raya Nagreg KM 36-37

No Uraian Permasalahan Dampak

Permasalahan Deviasi

Nilai

Peluang

Nilai

Dampak

Nilai

Resiko Kategori

1. Tercampurnya

kendaraan berat dengan

sepeda motor

Kecelakaan yang

melibatkan

kendaraan berat

dan sepeda motor.

100% 5 100 500 Sangat

Berbahaya

2. Tidak adanya rambu Tidak dapat

mengetahui

kondisi jalan di

depan seperti

terdapat simpang,

penyempitan jalan

100% 5 100 500 Sangat

Berbahaya

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

995-

99

No Uraian Permasalahan Dampak

Permasalahan Deviasi

Nilai

Peluang

Nilai

Dampak

Nilai

Resiko Kategori

atau sebagainya.

3. Tidak adanya

penerangan pada jalan

Pengemudi tidak

dapat melihat

keadaan jalan dan

kondisi lingkungan

sekitar.

100% 5 100 500 Sangat

Berbahaya

4. Tanjakan yang dilalui

oleh kendaraan berat

cukup panjang

Kendaraan berat

berjalan pelan

sehingga

membahayakan

pengemudi di

belakangnnya dan

dapat

menyebabkan

kecelakaan depan-

belakang

100% 5 100 500 Sangat

Berbahaya

Analisis penyebab kecelakaan hanya mengusulkan penanganan

pada kategori “Berbahaya” dan “Sangat Berbahaya”.

Berdasarkan hasil analisis penyebab kecelakaan di atas, maka

seluruh faktor penyebab kecelakaan harus mendapatkan usulan

penanganan karena kategori yang diberikan adalah “Berbahaya”

dan “Sangat Berbahaya”.

Tabel 5.61. Usulan penanganan berdasarkan analisis resiko di

Jalan Raya Nagreg KM 36-37

No Uraian

Permasalahan

Usulan

Penanganan

Teknis Jangka

Pendek

Usulan

Penanganan

Teknis Jangka

Menengah

Usulan

Penanganan

Teknis Jangka

Panjang

1 Terjadinya

kecelakaan

dengan jenis

tabrak depan-

belakang.

a. Pembuatan papan

pengumuman

daerah rawan

kecelakaan dan

hati hati untuk

meningkatkan

kewaspadaan.

b. Pemasangan

rambu peringatan

adanya

tikungan/simpang

dan batas

a. Pembuatan

centerline rumble

strips pada as

jalan.

b. Pembuatan

continuous

shoulder rumble

strips/longitudina

l rumble strips

pada bahu jalan.

c. Pembuatan

median.

a. Pembuatan jalur

khusus sepeda

motor.

b. Pembatasan akses

yang masuk ke

jalan arteri.

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1005-

100

No Uraian

Permasalahan

Usulan

Penanganan

Teknis Jangka

Pendek

Usulan

Penanganan

Teknis Jangka

Menengah

Usulan

Penanganan

Teknis Jangka

Panjang

kecepatan

maksimum.

c. Pembuatan marka

yang sesuai

standar (marka

dua garis utuh

pada as jalan).

d. Pemasangan

kancing

jalan/mata kucing

pada as jalan.

e. Pembuatan lajur

khusus belok

kanan/pulau lalu

lintas.

2 Kecelakaan

yang

melibatkan

sepeda motor.

a. Melakukan

pengecatan marka

tepi yang sesuai

standar.

b. Pembuatan marka

yang sesuai

standar (marka

dua garis utuh

pada as jalan).

c. Pemasangan

rambu peringatan

dan batas

kecepatan

maksimum.

d. Pembuatan lajur

khusus sepeda

motor dengan

marka yang jelas

dan pemasangan

rambu lajur

khusus sepeda

motor

a. Pembuatan

continuous

shoulder rumble

strips/longitudina

l rumble strips

pada bahu jalan.

b. Pembuatan

median.

Pembuatan lajur

khusus sepeda motor.

3 Adanya daerah

sub urban

dengan

informasi yang

masih kurang

(marka serta

rambu yang

tidak

memadai).

a. Pembuatan

papan

pengumuman

daerah rawan

kecelakaan dan

hati hati untuk

meningkatkan

kewaspadaan.

b. Pemasangan batas

kecepatan

maksimum

sebelum memasuki

tikungan

(diusulkan batas

kecepatan

maksimum sebesar

40 km/jam).

c. Pemasangan

rambu chevron

(CAM).

d. Pemasangan patok

pengarah.

a. Pemasangan

kancing

jalan/mata kucing

pada as jalan.

b. Pembuatan lajur

khusus belok

kanan/pulau lalu

lintas.

Pembatasan akses

yang masuk ke jalan

arteri.

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1015-

101

No Uraian

Permasalahan

Usulan

Penanganan

Teknis Jangka

Pendek

Usulan

Penanganan

Teknis Jangka

Menengah

Usulan

Penanganan

Teknis Jangka

Panjang

e. Pembuatan papan

pengumuman

daerah rawan

kecelakaan dan

hati hati untuk

meningkatkan

kewaspadaan.

f. Pengecatan marka

di simpang (marka

stop untuk jalan

minor).

4 Penerangan

jalan yang

kurang

Pengecatan marka

yang bersifat

reflektif

a. Pembuatan

centerline rumble

strips pada as

jalan.

b. Pembuatan

continuous

shoulder rumble

strips/longitudinal

rumble strips pada

bahu jalan.

c. Pemasangan

median denga

reflector post.

Pemasangan lampu

penerangan jalan.

5 Tanjakan yang

terlalu panjang

terutama bagi

kendaraan

berat

Pemasangan rambu

peringatan dan

informasi tanjakan.

Pembuatan lajur

pendakian

Re-alinyemen

vertikal

Usulan penanganan daerah rawan kecelakaan pada Jalan Raya

Nagreg KM 36-37 untuk jangka pendek ditunjukkan pada

Gambar 5. 66 dan Gambar 5. 67.

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1025-

102

Gambar 5. 66. Usulan penanganan daerah rawan kecelakaan

Jalan Raya Nagreg KM 36-37

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1035-

103

Gambar 5. 67. Detail usulan penanganan daerah rawan

kecelakaan Jalan Raya Nagreg Km 36-37

Usulan penanganan daerah rawan kecelakaan pada Jalan Raya

Nagreg KM 36-37 untuk jangka menengah ditunjukkan pada

Gambar 5. 68, Gambar 5.69, Gambar 5. 70, dan Gambar 5. 71.

Gambar 5. 68. Usulan pembuatan continuous Shoulder Rumble

Strips pada bahu jalan dan centerline Rumble

Strips/Stripes jalan

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1045-

104

Gambar 5.69. Pemasangan mata kucing

Gambar 5. 70. Pembuatan median jalan dan pulau lalu lintas

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1055-

105

Gambar 5. 71. Pemasangan median dengan reflector post

Usulan penanganan daerah rawan kecelakaan pada Jalan Raya

Nagreg KM 36-37 untuk jangka panjang ditunjukkan pada

Gambar 5. 72 dan Gambar 5.73.

Gambar 5. 72. Usulan perubahan alinyemen vertikal

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1065-

106

Gambar 5.73. Usulan pemasangan lampu jalan

Berikut ini adalah estimasi anggaran biaya untuk penanganan

keselamatan di Jalan Raya Nagreg KM 36-37.

Tabel 5. 62. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan

jangka pendek di Jalan Raya Nagreg KM 36-37

Usulan Penanganan Teknis

Jangka Pendek Perkiraan Biaya

Pengecatan marka tengah dan marka tepi yang sesuai standar Rp. 30.000 / meter

Pemasangan rambu peringatan, informasi, larangan, pengarah

(chevron)

Rp.600.000/rambu

Tabel 5. 63. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan

jangka menengah di Jalan Raya Nagreg KM 36-37

Usulan Penanganan Teknis

Jangka Menengah Perkiraan Biaya

Pembuatan continuous shoulder rumble strips pada bahu

jalan dan pada centerline rumble strips jalan.

Rp.11.600.000/km

Pembuatan mata kucing pada seluruh daerah blackspot Rp. 315.000/buah

Tabel 5. 64. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan

jangka panjang di Jalan Raya Nagreg KM 36-37

Usulan Penanganan Teknis

Jangka Panjang Perkiraan Biaya

Pembuatan lampu penerangan jalan Rp. 10.000.000/buah

Re-alinyemen horizontal/vertikal Rp. 5.000.000/m3

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1075-

107

B. JALUR LINTAS UTARA

1. Indramayu

Analisis data kecelakaan di Kabupaten Indramayu dilakukan pada

daerah jalan nasional. Dari ruas jalan tersebut dilakukan analisis

pemeringkatan daerah rawan kecelakaan sebagaimana yang telah

dilakukan pada bab sebelumnya. Selain itu, dilihat tipe kecelakaan

secara mendalam untuk mendapatkan karakteristik kecelakaan yang

terjadi, terutama kecelakaan fatal.

Selanjutnya akan dilihat analisis karakteristik kecelakaan di masing-

masing lokasi yang berpotensi sebagai daerah rawan kecelakaan

berdasarkan nilai daerah rawan kecelakaan tertinggi yang

ditunjukkan tabel pada bab sebelumnya. Lokasi dikategorikan

menjadi 2 macam, yaitu:

a. Lokasi yang merupakan daerah rawan kecelakaan yang

harus segera mendapatkan penanganan (prioritas)

1) Eretan Kulon, Kandanghaur KM 79-80

Lokasi kecelakaan di ruas Jalan Raya Pantura Eretan,

Kandanghaur KM 79-80 terletak di daerah Indramayu.

Karakteristik kecelakaan yang terjadi di lokasi ini dapat dilihat

pada Tabel 5.65.berikut ini.

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1085-

108

Tabel 5.65. Karakteristik tipe tabrakan di Eretan Kulon,

Kandanghaur KM 79-80

Tipe Tabrakan Jumlah

Kecelakaan

Fatalitas Nilai

MD LB LR

Sendiri (lepas kendali) 0 0 0 0 0

Samping-samping 1 0 0 1 3

Depan-samping 4 4 0 0 48

Depan-belakang 3 0 0 3 9

Depan-depan 0 0 0 0 0

Kecelakaan beruntun 0 0 0 0 0

Dari Tabel 5.65 dapat diketahui bahwa kecelakaan yang

berpotensi besar mengakibatkan kecelakaan dengan fatalitas

adalah adalah tipe kecelakaan tabrak depan-samping.

Untuk mengetahui tipe tabrakan mana yang menjadi dasar

penentuan usulan penanganan maka dibutuhkan analisis resiko

dan tingkat kepentingan penanganan daerah rawan

kecelakaan, di mana jumlah kecelakaan dikonversikan

menjadi nilai peluang, dan fatalitas dari korban kecelakaan

dikonversikan menjadi nilai dampak, seperti tertera pada

Tabel 5.66.

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1095-

109

Tabel 5.66. Analisis resiko di Eretan Kulon, Kandanghaur

KM 79-80

Jenis Tabrakan

Jalan Raya Eretan Kulon, Kandanghaur KM 79-80

Nilai

Peluang

Nilai

Dampak

Fatalitas

Nilai

Resiko Kategori

Sendiri (lepas kendali) 1 1 1 Tidak Berbahaya

Samping-samping 2 10 20 Tidak Berbahaya

Depan-samping 2 100 200 Cukup Berbahaya

Depan-belakang 2 10 20 Tidak Berbahaya

Depan-depan 1 1 1 Tidak Berbahaya

Kecelakaan beruntun 1 1 1 Tidak Berbahaya

Untuk mengusulkan penanganan hanya pada kategori

“Berbahaya” dan “Sangat Berbahaya” yang menjadi prioritas.

Berdasarkan hasil analisis, tidak terdapat tipe kecelakaan yang

termasuk katergori berbahaya dan sangat berbahaya pada

daerah Eretan Kulon. Hanya terdapat kategori cukup

berbahaya dengan jenis tabrakan depan-samping. Oleh karena

itu, belum diperlukan penanganan/usulan baru untuk tindak

lebih lanjut terhadap kondisi permasalahan di Jalan Raya

Eretan Kulon.

Karakteristik kecelakaan mengenai kondisi permukaan jalan

yang terjadi di lokasi saat terjadi kecelakaan dapat dilihat pada

Tabel 5.67

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1105-

110

Tabel 5.67. Karakteristik kondisi jalan di Jalan Raya Eretan

Kulon, Kandanghaur KM 79-80

Kondisi Jalan Jumlah

Kecelakaan

Fatalitas Nilai

MD LB LR

Kering 8 4 0 4 60

Genangan Air 0 0 0 0 0

Basah 0 0 0 0 0

Untuk kondisi kering merupakan kondisi ideal. Sehingga perlu

diselidiki mengenai kondisi geometri dan kondisi lingkungan

eksisting yang ditunjukkan pada tahap selanjutnya untuk dapat

mengetahui lebih rinci usulan penanganan seperti apa yang

dibutuhkan.

Untuk mengetahui karakteristik kondisi cuaca dikaitkan

dengan fatalitas korban yang mengalami kecelakaan sehingga

didapatkan nilai kecelakaan tertinggi dengan kondisi cuaca

tertentu dapat dilihat pada Tabel 5.68.

Tabel 5.68. Karakteristik kondisi cuaca di Jalan Raya Eretan

Kulon, Kandanghaur KM 79-80

Cuaca Jumlah Kecelakaan Fatalitas

Nilai MD LB LR

Normal 6 2 0 4 36

Berkabut 2 2 0 0 24

Hujan Gerimis 0 0 0 0 0

Hujan lebat 0 0 0 0 0

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1115-

111

Kecelakaan sering terjadi pada kondisi cuaca cerah dan pada

pagi atau siang hari. Pada kondisi seperti, kendaraan

cenderung berjalan dengan kecepatan tinggi.

Untuk mengetahui karakteristik moda dikaitkan dengan

fatalitas korban yang mengalami kecelakaan sehingga

didapatkan nilai kecelakaan tertinggi dengan moda kendaraan

tertentu dapat dilihat pada Tabel 5.69

Tabel 5.69. Jenis kendaraan yang terlibat kecelakaan di Jalan

Raya Eretan Kulon, Kandanghaur KM 79-80

Moda Kendaraan Jumlah

Kecelakaan

Fatalitas Nilai

MD LB LR

Sepeda Motor 5 1 0 4 24

Mobil 5 2 0 4 36

Truk 2 2 0 0 24

Bus 0 0 0 0 0

Pejalan Kaki 0 3 0 0 36

Sepeda 0 0 0 0 0

Untuk dapat mengetahui moda kendaraan mana yang menjadi

dasar untuk penentuan usulan penanganan maka dibutuhkan

analisis resiko dan tingkat kepentingan penanganan daerah

rawan kecelakaan, dimana jumlah kecelakaan dikonversi

menjadi nilai peluang serta fatalitas dari korban kecelakaan

dikonversi menjadi nilai dampak, seperti yang tertera pada

Tabel 5.70. berikut.

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1125-

112

Tabel 5.70. Analisis resiko tingkat kepentingan penanganan

berdasarkan moda kendaraan di Jalan Raya

Eretan Kulon, Kandanghaur KM 79-80

Moda kendaraan

Jalan Raya Eretan Kulon

Nilai

Peluang

Nilai

Dampak

Fatalitas

Nilai

Resiko Kategori

Sepeda Motor 3 100 300 Berbahaya

Mobil 3 100 300 Berbahaya

Truk 2 100 200 Cukup Berbahaya

Bus 1 1 1 Tidak Berbahaya

Pejalan Kaki 1 100 100 Tidak Berbahaya

Sepeda 1 1 1 Tidak Berbahaya

Untuk mengusulkan penanganan hanya pada kategori

“Berbahaya” dan “Sangat Berbahaya” yang menjadi prioritas.

Berdasarkan hasil analisis, maka moda kendaraan yang perlu

mendapat analisis untuk pengajuan usulan penanganan adalah

tipe tabrak moda sepeda motor dan mobil.

Kondisi geometrik di Jalan Raya Pantura Eretan ini

berupa:

1) Jalan 4 lajur 2 arah tidak terbagi,

2) Perkerasan merupakan flexibel pavement (arah barat) dan

rigid pavement (arah timur),

3) Lebar lajur 3,5 meter,

4) Bahu jalan 2,5 meter, tidak diperkeras, sejajar dengan

badan jalan,

5) Kondisi cat marka tengah dan marka tepi tidak jelas,

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1135-

113

6) Tidak ditemukan rambu lalu-lintas,

7) Kondisi permukaan perkerasan rigid mengalami

keretakan.

8) Terdapat Bukaan (U-Turn) yang tidak memiliki rambu

serta tidak terlindung

Dari deskripsi kondisi geometrik lokasi kecelakaan, dapat

dianalisis kombinasi faktor-faktor yang menyebabkan

kecelakaan ditunjukkan pada Tabel 5.71sebagai berikut.

Tabel 5. 71 Uraian permasalahan untuk lokasi daerah rawan

kecelakaan di Eretan Kulon, Kandanghaur KM

79-80

No Uraian

Permasalahan

Dampak

Permasalahan Deviasi

Nilai

Peluang

Nilai

Dampak

Nilai

Resiko Kategori

1. Marka tepi yang

tidak jelas

Pengemudi

keluar jalur

50% 3 100 300 Berbahaya

2. Tidak adanya

rambu

pembatasan

kecepatan pada

daerah rawan

kecelakaan

Kecepatan

tinggi yang

memperbesar

dampak

keprahan pelaku

kecelakaan

100% 5 100 500 Sangat

Berbahaya

3. Tidak adanya

rambu putar

balik pada

bukaan dan

perlindungan

terhadapa

kendaraan yang

akan berputar

arah

Pengemudi

tertabrak dari

belakang

100% 5 100 500 Sangat

Berbahaya

4. Adanya retak

pada rigid

pavement

Pengemudi tidak

dapat

mengendalikan

kendaraannya

10% 2 100 200 Cukup

Berbahaya

Analisis penyebab kecelakaan hanya mengusulkan

penanganan pada kategori “Berbahaya” dan “Sangat

Berbahaya”.Berdasarkan hasil analisis penyebab kecelakaan di

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1145-

114

atas, maka seluruh faktor penyebab kecelakaan harus

mendapatkan usulan penanganan karena kategori yang

diberikan adalah “Berbahaya.

Penanganan yang diajukan memiliki beberapa tahapan yaitu

penanganan untuk jangka pendek, jangka menengah dan

jangka panjang seperti yang tertera padaTabel 5.72.

Tabel 5.72. Usulan penanganan berdasarkan uraian

permasalahan di Jalan Raya Eretan Kulon,

Kandanghaur KM 79-80

No Uraian Permasalahan

Usulan

Penanganan

Teknis Jangka

Pendek

Usulan

Penanganan

Teknis Jangka

Menengah

Usulan

Penanganan

Teknis Jangka

Panjang

1 Tidak adanya marka tepi

dan marka tengah

sehingga menyebabkan

pengemudi sepeda

motor yang lebih rentan

keluar dari jalur.

Melakukan

pengecatan marka

tepi dan marka

tengah yang sesuai

standar

a. Pembuatan

continuous

shoulder

rumble

strips/longitudi

nal rumble

strips pada

bahu jalan..

a. Pembuatan lajur

khusus sepeda

motor.

2. Tidak adanya rambu

pembatasan kecepatan

pada daerah rawan

Pemasangan rambu

batas kecepatan dan

pemasangan rambu

hati hati serta papan

pengumuman daerah

rawan kecelakaan

untuk menigkatkan

kewaspadaaan.

3. Tidak adanya rambu

putar balik pada bukaan

dan perlindungan

terhadapa kendaraan

yang akan berputar arah

Pemasangan rambu

putar balik dan

pembuatan bukaan

terlindung

a. Pemasangan

kancing

jalan/mata

kucing pada as

jalan.

b. Pembuatan

lajur khusus

belok

kanan/pulau

lalu lintas.

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1155-

115

Usulan penanganan pada daerah Eretan Kulon ditunjukkan

pada Gambar 5.74, Gambar 5.75, dan Gambar 5.76 sebagai

berikut.

Gambar 5.74. Usulan penganan daerah rawan kecelakaan

Eretan Kulon

Gambar 5.75. Detail 1 usulan penganan daerah rawan

kecelakaan Eretan Kulon

Gambar 5.76. Detail 2 usulan penganan daerah rawan

kecelakaan Eretan Kulon

DETAIL 3

DETAIL 1 DETAIL 2

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1165-

116

Gambar 5.77. Detail 3 usulan penganan daerah rawan

kecelakaan Eretan Kulon

Usulan penanganan pada daerah Eretan Kulon untuk jangka

menengah ditunjukkan pada Gambar 5.78, Gambar 5.79,

Gambar 5. 80, Gambar 5. 81 sebagai berikut.

Gambar 5.78. Usulan pembuatan continuous shoulder

rumble strips pada bahu jalan

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1175-

117

Gambar 5.79.Usulan pemasangan mata kucing

Gambar 5. 80. Pembuatan pulau lalu lintas

Gambar 5. 81. Pemasangan median dengan reflector post

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1185-

118

Usulan penanganan pada daerah Eretan Kulon untuk jangka

panjang ditunjukkan pada Gambar 5.82..

Gambar 5. 82. Lajur khusus sepeda motor

Berikut ini adalah estimasi anggaran biaya untuk penanganan

keselamatan di Jalan Raya Eretan Kulon.

Tabel 5. 73. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan

jangka pendek di Jalan Raya Eretan Kulon

Usulan Penanganan Teknis

Jangka Pendek

Perkiraan Biaya

Pengecatan marka tengah dan marka tepi yang sesuai

standar

Rp. 30.000 / meter

Pembuatan rambu peringatan, informasi dan larangan. Rp.600.000/rambu

Pemasangan marka tikungan dan rambu pengarah. Rp. 30.000 / meter

Rp.600.000/rambu

Tabel 5.74. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan

jangka menengah di Jalan Raya Eretan Kulon

Usulan Penanganan Teknis

Jangka Menengah

Perkiraan Biaya

Pembuatan Continuous Shoulder Rumble Strips pada

bahu jalan.

Rp.11.600.000/km

Pembuatan mata kucing pada seluruh daerah blackspot Rp. 315.000/buah

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1195-

119

Tabel 5.75. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan

jangka panjang di Jalan Raya Eretan Kulon

Usulan Penanganan Teknis

Jangka Panjang

Perkiraan Biaya

Pembuatan lajur khusus sepeda motor Rp. 5.000.000/m3

b. Lokasi yang berpotensi menjadi daerah rawan kecelakaan

(potential blackspot).

1) Larangan, Lohbener KM 59-60

Lokasi kecelakaan di Jalan Lohbener KM 59-60 merupakan

jenis lokasi yang berpotensi menjadi daerah rawan

kecelakaan (potential black spot), tepatnya di Jalan Raya

Larangan.

Tabel 5.76. Karakteristik tipe tabrakan di Jalan Raya

Larangan, Lohbener KM 59-60

Tipe Tabrakan Jumlah

Kecelakaan

Fatalitas Nilai

MD LB LR

Sendiri (lepas kendali) 0 0 0 0 0

Samping-samping 2 0 1 1 6

Depan-samping 3 3 0 0 36

Depan-belakang 1 0 0 1 3

Depan-depan 0 0 0 0 0

Kecelakaan beruntun 0 0 0 0 0

Dari Tabel 5.76 dapat diketahui bahwa kecelakaan yang

berpotensi besar mengakibatkan kecelakaan dengan

fatalitas adalah adalah tipe kecelakaan tabrak depan-

samping.

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1205-

120

Untuk dapat mengetahui tipe tabrakan yang menjadi dasar

untuk penentuan usulan penanganan maka dibutuhkan

analisis resiko dan tingkat kepentingan penanganan daerah

rawan kecelakaan. Di dalam analisis tersebut, jumlah

kecelakaan diasumsikan menjadi nilai peluang dan fatalitas

dari korban kecelakaan dikonversi menjadi nilai dampak,

seperti yang tertera pada Tabel 5.77

Tabel 5. 77. Analisis resiko tingkat kepengtingan

penanganan di Eretan Kulon, Kandanghaur

KM 79-80

Jenis Tabrakan

Larangan

Nilai

peluang

Nilai

dampak

Fatalitas

Nilai

Resiko Kategori

Sendiri (lepas kendali) 1 1 1 Tidak Berbahaya

Samping-samping 2 70 140 Cukup Berbahaya

Depan-samping 2 100 200 Cukup Berbahaya

Depan-belakang 2 10 20 Tidak Berbahaya

Depan-depan 1 1 1 Tidak Berbahaya

Kecelakaan beruntun 1 1 1 Tidak Berbahaya

Untuk mengusulkan penanganan hanya pada kategori

“Berbahaya” dan “Sangat Berbahaya” yang menjadi

prioritas.Berdasarkan hasil analisis, tidak terdapat tipe

kecelakaan yang termasuk katergori berbahaya dan sangat

berbahaya pada daerah Larangan. Hanya terdapat kategori

cukup berbahaya dengan jenis tabrakan samping-samping

dan depan-samping.Oleh karena itu, belum diperlukan

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1215-

121

penanganan/usulan baru untuk tindak lebih lanjut terhadap

kondisi permasalahan di Jalan Raya Larangan.

Karakteristik kecelakaan mengenai kondisi permukaan

jalan yang terjadi di lokasi saat terjadi kecelakaan dapat

dilihat pada Tabel 5.78.

Tabel 5.78. Karakteristik kondisi jalan di Jalan Raya

Larangan

Kondisi Jalan Jumlah

Kecelakaan

Fatalitas Nilai

MD LB LR

Kering 6 3 1 2 45

Genangan Air 0 0 0 0 0

Basah 0 0 0 0 0

Untuk kondisi kering merupakan kondisi ideal. Sehingga

perlu diselidiki mengenai kondisi geometri dan kondisi

lingkungan eksisting yang ditunjukkan pada tahap

selanjutnya untuk dapat mengetahui lebih rinci usulan

penanganan seperti apa yang dibutuhkan.

Untuk mengetahui karakteristik kondisi cuaca dikaitkan

dengan fatalitas korban yang mengalami kecelakaan

sehingga didapatkan nilai kecelakaan tertinggi dengan

kondisi cuaca tertentu dapat dilihat pada Tabel 5.76

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1225-

122

Tabel 5.79. Karakter kondisi cuaca di Jalan Raya

Larangan, Lohbener KM 59-60

Cuaca Jumlah Kecelakaan Fatalitas

Nilai MD LB LR

Normal 4 2 1 1 30

Berkabut 2 1 0 1 15

Hujan Gerimis 0 0 0 0 0

Hujan lebat 0 0 0 0 0

Kecelakaan sering terjadi pada kondisi cuaca cerah dan

pada pagi atau siang hari.Pada kondisi seperti, kendaraan

cenderung berjalan dengan kecepatan tinggi.

Untuk mengetahui karakteristik moda dikaitkan dengan

fatalitas korban yang mengalami kecelakaan sehingga

didapatkan nilai kecelakaan tertinggi dengan moda

kendaraan tertentu dapat dilihat pada Tabel 5.80.

Tabel 5.80. Jenis kendaraan yang terlibat kecelakaan di

Jalan Raya Larangan

Moda Kendaraan Jumlah

Kecelakaan

Fatalitas Nilai

MD LB LR

Sepeda Motor 8 3 1 4 51

Mobil 1 1 0 0 12

Truk 2 2 0 0 24

Bus 0 0 0 0 0

Pejalan Kaki 1 0 1 0 3

Sepeda 0 0 0 0 0

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1235-

123

Untuk dapat mengetahui moda kendaraan mana yang

menjadi dasar untuk penentuan usulan penanganan maka

dibutuhkan analisis resiko dan tingkat kepentingan

penanganan daerah rawan kecelakaan, dimana jumlah

kecelakaan dikonversi menjadi nilai peluang serta fatalitas

dari korban kecelakaan dikonversi menjadi nilai dampak,

seperti yang tertera pada Tabel 5.81.

Tabel 5.81. Analisis resiko berdasarkan moda kendaraan

di Jalan Raya Larangan, Lohbener KM 59-60

Moda kendaraan

Jalan Raya Larangan

Nilai Peluang

Nilai

Dampak

Fatalitas

Nilai

Resiko Kategori

Sepeda Motor 3 100 300 Berbahaya

Mobil 2 100 200 Cukup Berbahaya

Truk 2 100 200 Cukup Berbahaya

Bus 1 1 1 Tidak Berbahaya

Pejalan Kaki 2 70 140 Cukup Berbahaya

Sepeda 1 1 1 Tidak Berbahaya

Untuk mengusulkan penanganan hanya pada kategori

“Berbahaya” dan “Sangat Berbahaya” yang menjadi

prioritas. Berdasarkan hasil analisis, maka moda kendaraan

yang perlu mendapat analisis untuk pengajuan usulan

penanganan adalah tipe tabrak moda sepeda motor.

Kondisi geometrik di Jalan Raya Larangan ini berupa:

1) Jalan 4 lajur 2 arah tidak terbagi,

2) Perkerasan merupakan flexibel pavement

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1245-

124

3) Lebar lajur 3,5 meter,

4) Bahu jalan 2 meter, tidak diperkeras, sejajar dengan

badan jalan,

5) Kondisi cat marka tengah dan marka baik dan jelas,

6) Tidak ditemukan rambu lalu-lintas,

7) Terdapat bukaan (U-Turn) yang tidak memiliki rambu

serta tidak terlindung.

Dari deskripsi kondisi geometrik lokasi kecelakaan, dapat

dianalisis kombinasi faktor-faktor yang menyebabkan

kecelakaan ditunjukkan pada Tabel 5.82. sebagai berikut.

Tabel 5. 82. Uraian permasalahan dan kategori resiko di

Jalan Raya Larangan

No Uraian

Permasalahan

Dampak

Permasalahan

Devia

si

Nilai

peluang

Nilai

dampak

Nilai

Resiko Kategori

1. Tidak adanya

rambu

pembatasan

kecepatan

pada daerah

rawan

kecelakaan

Kecepatan tinggi

yang

memperbesar

dampak

keprahan pelaku

kecelakaan

100% 5 100 500 Sangat

Berbahaya

2. Tidak adanya

rambu putar

balik pada

bukaan dan

perlindungan

terhadapa

kendaraan

yang akan

berputar arah

Pengemudi

tertabrak dari

belakang

100% 5 100 500 Sangat

Berbahaya

Analisis penyebab kecelakaan hanya mengusulkan

penanganan pada kategori “Berbahaya” dan “Sangat

Berbahaya”.Berdasarkan hasil analisis penyebab

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1255-

125

kecelakaan di atas, maka seluruh faktor penyebab

kecelakaan harus mendapatkan usulan penanganan karena

kategori yang diberikan adalah “Berbahaya” dan “Sangat

Berbahaya”.

Penanganan yang diajukan memiliki beberapa tahapan

yaitu penanganan untuk jangka pendek, jangka menengah

dan jangka panjang seperti yang tertera pada Tabel 5.83.

Tabel 5.83. Usulan penanganan berdasarkan analisis

resiko di Jalan Raya Larangan, Lohbener KM

59-60

No Uraian

Permasalahan

Usulan

Penanganan

Teknis Jangka

Pendek

Usulan

Penanganan

Teknis Jangka

Menengah

Usulan

Penanganan

Teknis Jangka

Panjang

1 Tidak adanya marka

tepi dan marka

tengah sehingga

menyebabkan

pengemudi sepeda

motor yang lebih

rentan keluar dari

jalur.

Melakukan

pengecatan marka

tepi dan marka

tengah yang sesuai

standar

b. Pembuatan

continuous

shoulder rumble

strips/longitudina

l rumble strips

pada bahu jalan.

c. Pembuatan

median.

b. Penambahan

lajur/duplikasi

jalur lalu lintas,

lebar minimal

per lajur 3,5 m.

c. Pembuatan lajur

khusus sepeda

motor.

2. Tidak adanya rambu

pembatasan

kecepatan pada

daerah rawan

Pemasangan rambu

batas kecepatan dan

pemasangan rambu

hati hati serta papan

pengumuman daerah

rawan kecelakaan

untuk menigkatkan

kewaspadaaan.

3. Tidak adanya rambu

putar balik pada

bukaan dan

perlindungan

terhadapa kendaraan

yang akan berputar

arah

Pemasangan rambu

putar balik dan

pembuatan bukaan

terlindung

c. Pemasangan

kancing

jalan/mata

kucing pada as

jalan.

d. Pembuatan lajur

khusus belok

kanan/pulau lalu

lintas.

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1265-

126

Usulan Penaganan pada daerah Larangan ditunjukkan pada

Gambar 5.83, Gambar 5.84, Gambar 5.85, dan Gambar

5.86 sebagai berikut.

Gambar 5.83. Usulan penganan daerah rawan kecelakaan

Larangan

Gambar 5.84. Detail 1 usulan penganan daerah rawan

kecelakaan Larangan

DETAIL 1 DETAIL 2

DETAIL 3

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1275-

127

Gambar 5.85. Detail 2 usulan penganan daerah rawan

kecelakaan Larangan

Gambar 5.86. Detail 3 usulan penganan daerah rawan

kecelakaan Larangan

Usulan penanganan pada daerah Larangan untuk jangka

menengah ditunjukkan pada Gambar 5.87, Gambar 5.88,

Gambar 5.89, Gambar 5.90 sebagai berikut.

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1285-

128

Gambar 5.87. Usulan pembuatan continuous shoulder

rumble strips pada bahu jalan

Gambar 5.88.Usulan pemasangan mata kucing

Gambar 5. 89. Pembuatan median jalan dan pulau lalu

lintas

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1295-

129

Gambar 5. 90. Pemasangan median dengan reflector post

Usulan penanganan pada daerah Larangan untuk jangka

panjang ditunjukkan pada Gambar 5.91dan Gambar 5.92.

Gambar 5.91. Usulan pemasangan lampu jalan

Gambar 5. 92. Lajur khusus sepeda motor

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1305-

130

Berikut ini adalah estimasi anggaran biaya untuk

penanganan keselamatan di Jalan Raya Larangan.

Tabel 5.84. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan

penanganan jangka pendek di Larangan

Usulan Penanganan Teknis

Jangka Pendek

Perkiraan Biaya

Pengecatan marka tengah dan marka tepi yang sesuai standar Rp. 30.000 / meter

Pembuatan rambu peringatan, informasi dan larangan. Rp.600.000/rambu

Pemasangan marka tikungan dan rambu pengarah. Rp. 30.000 / meter

Rp.600.000/rambu

Tabel 5.85. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan

penanganan jangka menengah di Larangan

Usulan Penanganan Teknis

Jangka Menengah

Perkiraan Biaya

Pembuatan Continuous Shoulder Rumble Strips pada bahu

jalan

Rp.11.600.000/km

Pemasangan reflector post pada seluruh daerah blackspot Rp. 315.000/buah

Tabel 5.86. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan

penanganan jangka panjang di Larangan

Usulan Penanganan Teknis

Jangka Panjang

Perkiraan Biaya

Pembuatan lampu penerang jalan Rp. 10.000.000/buah

Pembuatan lajur khusus sepeda motor Rp. 5.000.000/m3

2) Jalan Widasari, Bangkaloa

Lokasi kecelakaan di daerah Bangkaloa merupakan lokasi

jenis lokasi yang berpotensi menjadi daerah rawan

kecelakaan (potential black spot), tepatnya di Jalan

Widasari. Karakteristik kecelakaan yang terjadi di lokasi ini

dapat dilihat pada Tabel 5.87

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1315-

131

Tabel 5.87. Karakteristik tipe tabrakan di Jalan Widasari,

Bangkaloa

Tipe Tabrakan Jumlah

Kecelakaan

Fatalitas Nilai

MD LB LK

Sendiri (lepas kendali) 0 0 0 0 0

Samping-samping 3 0 1 2 9

Depan-samping 1 0 1 0 3

Depan-belakang 4 3 1 0 39

Depan-depan 0 0 0 0 0

kecelakaan beruntun 0 0 0 0 0

Dari data Tabel 5.87. dan analisis data kecelakaan dapat

diketahui bahwa kecelakaan yang mengakibatkan

kecelakaan dengan fatalitas tersebut adalah adalah tipe

kecelakaan tabrak samping-samping dan depan-belakang.

Analisis resiko untuk menentukan prioritas penanganan

kecelakaan berdasarkan jenis tabrakan dapat dilihat pada

Tabel 5.88.

Tabel 5.88. Analisis resiko di Jalan Widasari

Jenis Tabrakan

Widasari

Nilai

Peluang

Nilai

Dampak

Fatalitas

Nilai

Resiko Kategori

Sendiri (lepas kendali) 1 1 1 Tidak Berbahaya

Samping-samping 2 100 200 Cukup Berbahaya

Depan-samping 2 100 200 Cukup Berbahaya

Depan-belakang 2 100 200 Cukup Berbahaya

Depan-depan 1 1 1 Tidak Berbahaya

Kecelakaan beruntun 1 1 1 Tidak Berbahaya

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1325-

132

Untuk mengusulkan penanganan hanya pada kategori

“Berbahaya” dan “Sangat Berbahaya” yang menjadi

prioritas. Berdasarkan hasil analisis, tidak perlu dilakukan

penanganan pada Jalan Widasari karena hanya didapati tipe

kecelakaan dengan kategori cukup berbahaya untuk tipe

tabrakan samping-samping, depan-samping, dan depan-

depan.

Karakteristik kecelakaan mengenai kondisi permukaan

jalan yang terjadi di lokasi ini dapat dilihat pada Tabel 5.89

Tabel 5.89. Karakteristik kondisi permukaan jalan di Jalan

Widasari, Bangkaloa

Kondisi Jalan Jumlah

Kecelakaan

Fatalitas Nilai

MD LB LR

Kering 8 3 3 2 51

Genangan Air 0 0 0 0 0

Basah 0 0 0 0 0

Untuk kondisi kering merupakan kondisi ideal. Sehingga

perlu diselidiki mengenai kondisi geometri dan kondisi

lingkungan eksisting yang ditunjukkan pada tahap

selanjutnya untuk dapat mengetahui lebih rinci usulan

penanganan seperti apa yang dibutuhkan.

Untuk mengetahui karakteristik kondisi cuaca dikaitkan

dengan fatalitas korban yang mengalami kecelakaan

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1335-

133

sehingga didapatkan nilai kecelakaan tertinggi dengan

kondisi cuaca tertentu dapat dilihat pada Tabel 5.90.

Tabel 5.90. Karakteristik kondisi cuaca di Jalan Widasari,

Bangkaloa

Cuaca Jumlah

Kecelakaan

Fatalitas Nilai

MD LB LR

Normal 7 3 3 1 48

Berkabut 1 0 0 1 3

Hujan Gerimis 0 0 0 0 0

Hujan lebat 0 0 0 0 0

Kecelakaan sering terjadi pada kondisi cuaca cerah dan

pada pagi atau siang hari.Pada kondisi seperti, kendaraan

cenderung berjalan dengan kecepatan tinggi.

Untuk mengetahui karakteristik moda dikaitkan dengan

fatalitas korban yang mengalami kecelakaan sehingga

didapatkan nilai kecelakaan tertinggi dengan moda

kendaraan tertentu dapat dilihat pada Tabel 5.91.

Tabel 5.91. Jenis moda kendaraan yang mengalami

kecelakaan di Jalan Widasari, Bangkaloa

Moda Kendaraan Jumlah

Kecelakaan

Fatalitas Nilai

MD LB LR

Sepeda Motor 11 3 4 4 60

Mobil 2 1 1 0 15

Truk 2 1 1 0 15

Bus 1 1 0 0 12

Pejalan Kaki 0 0 0 0 0

Sepeda 0 0 0 0 0

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1345-

134

Untuk dapat mengetahui moda kendaraan mana yang

menjadi dasar untuk penentuan usulan penanganan maka

dibutuhkan analisis resiko dan tingkat kepentingan

penanganan daerah rawan kecelakaan, dimana jumlah

kecelakaan dikonversi menjadi nilai peluang serta fatalitas

dari korban kecelakaan dikonversi menjadi nilai dampak,

seperti yang tertera pada Tabel 5.92

Tabel 5.92. Analisis resiko berdasarkan moda kendaraan

di Jalan Widasari

Moda kendaraan

Jalan Widasari

Nilai

peluang

Nilai

dampak

Fatalitas

Nilai

Resiko Kategori

Sepeda Motor 4 100 400 Berbahaya

Mobil 2 100 200 Cukup Berbahaya

Truk 2 100 200 Cukup Berbahaya

Bus 2 100 200 Cukup Berbahaya

Pejalan Kaki 1 1 1 Tidak Berbahaya

Sepeda 1 1 1 Tidak Berbahaya

Untuk mengusulkan penanganan hanya pada kategori

“Berbahaya” dan “Sangat Berbahaya” yang menjadi

prioritas. Berdasarkan hasil analisis, maka moda kendaraan

yang perlu mendapat analisis untuk pengajuan usulan

penanganan adalah tipe tabrak moda sepeda motor.

Kondisi geometrik di Jalan Widasari ini berupa:

1) Jalan 4 lajur 2 arah tidak terbagi,

2) Perkerasan merupakan Fleksibel pavement

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1355-

135

3) Lebar lajur 3,5 meter,

4) Bahu jalan 3 meter, tidak diperkeras, sejajar dengan

badan jalan,

5) Kondisi cat marka tengah dan marka baik dan jelas,

6) Tidak ditemukan rambu lalu-lintas,

7) Terdapat Pertigaan serong yang berdekatan dengan

tikungan yang sangat membahayakan

8) Lampu APILL yang tidak menyala atau rusak

Dari deskripsi kondisi geometrik lokasi kecelakaan, dapat

dianalisis kombinasi faktor-faktor yang menyebabkan

kecelakaan ditunjukkan pada Tabel 5.93 sebagai berikut.

Tabel 5. 93. Uraian permasalahan dan kategori resiko di

Jalan raya Widasari

No Uraian

Permasalahan

Dampak

Permasalahan Deviasi

Nilai

Peluang

Nilai

Dampak

Nilai

Resiko Kategori

1. Tidak adanya

rambu

pembatasan

kecepatan

pada daerah

rawan

Kecepatan

tinggi yang

memperbesar

dampak

keparahan

pelaku

kecelakaan

100% 5 100 500 Sangat

Berbahaya

2. Tidak adanya

rambu

tikungan dan

rambu

penunjuk arah

Pengemudi

kehilangan

kendali

100% 5 100 500 Sangat

Berbahaya

3. Lampu APILL

yang tidak

menyala atau

rusak

Terjadi

kecelakaan

pada

persimpangan

100% 5 100 500 Sangat

Berbahaya

Analisis penyebab kecelakaan hanya mengusulkan

penanganan pada kategori “Berbahaya” dan “Sangat

Berbahaya”.Berdasarkan hasil analisis penyebab

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1365-

136

kecelakaan di atas, maka seluruh faktor penyebab

kecelakaan harus mendapatkan usulan penanganan karena

kategori yang diberikan adalah “Berbahaya” dan “Sangat

Berbahaya”.

Penanganan yang diajukan memiliki beberapa tahapan

yaitu penanganan untuk jangka pendek, jangka menengah

dan jangka panjang seperti yang tertera pada Tabel 5.94.

Tabel 5.94. Usulan penanganan berdasarkan uraian

permasalahan di Jalan Widasari, Bangkaloa

No Uraian

Permasalahan

Usulan

Penanganan

Teknis

Jangka Pendek

Usulan

Penanganan

Teknis

Jangka Menengah

Usulan

Penanganan

Teknis

Jangka Panjang

1 Terjadinya

kecelakaan

dengan jenis

tabrak depan-

depan, depan-

samping,

samping-

samping, dan

beruntun.

a. Pembuatan

papan

pengumuman

daerah rawan

kecelakaan dan

hati hati untuk

meningkatkan

kewaspadaan.

b. Pemasangan

rambu

peringatan

adanya simpang

dan batas

kecepatan

maksimum.

c. Pembuatan

marka yang

sesuai standar

(marka dua garis

utuh pada as

jalan).

d. Pengecatan

marka di

simpang (marka

stop untuk jalan

minor).

a. Pembuatan lajur

khusus belok

kanan/pulau lalu

lintas.

b. Re-alinyemen

simpang

(memperbaiki

radius simpang

dan jarak

pandang di

simpang).

Pemasangan

lampu APILL.

2. Adanya simpang

dan daerah sub

urban dengan

informasi yang

masih kurang

a. Pemasangan

rambu peringatan

adanya

tikungan/simpang

sebelum

a. Pembuatan lajur

khusus belok

kanan/pulau lalu

lintas.

b. Re-alinyemen

a. Pemasangan

lampu APILL.

b. Pemasangan

dynamic curve

warning

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1375-

137

No Uraian

Permasalahan

Usulan

Penanganan

Teknis

Jangka Pendek

Usulan

Penanganan

Teknis

Jangka Menengah

Usulan

Penanganan

Teknis

Jangka Panjang

(marka serta

rambu yang tidak

memadai).

memasuki

tikungan/simpang.

b. Pemasangan batas

kecepatan

maksimum

sebelum

memasuki

tikungan

(diusulkan batas

kecepatan

maksimum

sebesar 40

km/jam).

c. Pemasangan

rambu chevron

(CAM).

d. Pemasangan patok

pengarah.

e. Pembuatan papan

pengumuman

daerah rawan

kecelakaan dan

hati hati untuk

meningkatkan

kewaspadaan.

f. Pengecatan marka

di simpang (marka

stop untuk jalan

minor).

simpang

(memperbaiki

radius simpang

dan jarak

pandang di

simpang).

system.

c. Pembatasan

akses yang

masuk ke jalan

arteri.

Usulan penanganan pada daerah Bangkaloa ditunjukkan

pada Gambar 5.93, Gambar 5.94, Gambar 5.95, Gambar

5.96, Gambar 5.97, dan Gambar 5.98 sebagai berikut.

DETAIL 1

DETAIL 2

DETAIL 3

DETAIL 4

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1385-

138

Gambar 5. 93. Usulan penganan daerah rawan kecelakaan

Bangkaloa

Gambar 5.94. Detail 1 usulan penganan daerah rawan

kecelakaan Bangkaloa

Gambar 5.95. Detail 2 usulan penganan daerah rawan

kecelakaan Bangkaloa

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1395-

139

Gambar 5.96. Detail 3 usulan penganan daerah rawan

kecelakaan Bangkaloa

Gambar 5.97. Detail 4 usulan penganan daerah rawan

kecelakaan Bangkaloa

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1405-

140

Gambar 5. 98. Contoh kondisi sebelum dan sesudah

pemasangan rambu chevron pada suatu

tikungan

Usulan penanganan daerah rawan kecelakaan pada Jalan

Raya Widasari untuk jangka menengah ditunjukkan pada

Gambar 5.99, Gambar 5. 100, Gambar 5. 101, dan Gambar

5. 102.

Gambar 5.99. Usulan pembuatan continuous shoulder

rumble strips pada bahu jalan

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1415-

141

Gambar 5. 100. Pembuatan pulau lalu lintas

Gambar 5. 101. Re-alinyemen simpang

Gambar 5. 102. Pemasangan median dengan reflector post

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1425-

142

Usulan penanganan daerah rawan kecelakaan pada Jalan

Raya Widasari untuk jangka panjang ditunjukkan pada

Gambar 5.103 dan Gambar 5.104.

Gambar 5. 103. Usulan pemasangan dynamic curve

warning system

Gambar 5. 104. Pemasangan APILL dan lajur khusus

sepeda motor

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1435-

143

Berikut ini adalah estimasi anggaran biaya untuk

penanganan keselamatan di Jalan Widasari, Bangkaloa.

Tabel 5.95. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan

penanganan jangka pendek di Jalan Widasari,

Bangkaloa

Usulan Penanganan Teknis

Jangka Pendek

Perkiraan Biaya

Pembuatan rambu peringatan, informasi dan

larangan.

Rp.600.000/rambu

Pemasangan marka tikungan dan rambu

pengarah.

Rp. 30.000 / meter

Rp.600.000/rambu

Tabel 5.96. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan

penanganan jangka menengah di Jalan

Widasari, Bangkaloa

Usulan Penanganan Teknis

Jangka Menengah

Perkiraan Biaya

Pembuatan continuous shoulder rumble strips

pada bahu jalan.

Rp.11.600.000/km

Pemasangan reflector post pada seluruh

daerah blackspot

Rp. 315.000/buah

Re-alinyemen simpang Rp. 3.000.000 / m3

Tabel 5.97. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan

penanganan jangka panjang di Jalan Widasari,

Bangkaloa

Usulan Penanganan Teknis

Jangka Panjang

Perkiraan Biaya

Pemasangan dynamic curve warning

system

Rp. 200.000.000/sistem

Pemasangan APILL Rp. 200.000.000/sistem

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1445-

144

2. Semarang

Analisis data kecelakaan di Kota Semarang dibatasi pada ruas Jalan

Nasional yang melewati Kota Semarang, yaitu Ruas Jalan Kendal-

Semarang dan Ruas Jalan Semarang-Surabaya. Dari ruas jalan

tersebut dilakukan analisis pemeringkatan daerah rawan kecelakaan

sebagaimana yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. Selain itu

juga akan dilihat tipe kecelakaan secara mendalam untuk

mendapatkan karakteristik kecelakaan yang terjadi, terutama

kecelakaan fatal.

Selanjutnya akan dilihat analisis karakteristik kecelakaan di masing-

masing lokasi yang berpotensi sebagai daerah rawan kecelakaan

berdasarkan nilai daerah rawan kecelakaan tertinggi yang

ditunjukkan tabel pada bab sebelumnya. Lokasi dikategorikan

menjadi 2 macam, yaitu:

a. Lokasi yang merupakan daerah rawan kecelakaan yang

harus segera mendapatkan penanganan (prioritas)

Lokasi kecelakaan di daerah Kaligawe merupakan lokasi jenis

lokasi 1 adalah, tepatnya di Jalan Raya Semarang - Surabaya KM

4,5. Karakteristik kecelakaan yang terjadi di lokasi ini dapat

dilihat pada Tabel 5.98.

Tabel 5.98. Karakteristik kecelakaan di Jalan Raya Semarang-

Surabaya KM 4,5

Tipe Tabrakan Jumlah

Kecelakaan

Fatalitas Nilai

MD LB LR

Sendiri (lepas kendali) 0 0 0 0 0

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1455-

145

Tipe Tabrakan Jumlah

Kecelakaan Fatalitas Nilai

Samping-samping 0 0 0 0 0

Depan-samping 2 0 2 2 12

Depan-belakang 0 0 0 0 0

Depan-depan 2 2 0 2 30

Kecelakaan beruntun 0 0 0 0 0

Dari data Tabel 5.98 dan analisis data kecelakaan dapat diketahui

bahwa kecelakaan yang mengakibatkan kecelakaan dengan

fatalitas tersebut adalah adalah tipe kecelakaan tabrak depan-

depan.

Untuk dapat mengetahui tipe tabrakan mana yang menjadi dasar

untuk penentuan usulan penanganan maka dibutuhkan analisis

resiko dan tingkat kepentingan penanganan daerah rawan

kecelakaan, dimana jumlah kecelakaan dikonversi menjadi nilai

peluang serta fatalitas dari korban kecelakaan dikonversi menjadi

nilai dampak, seperti yang tertera pada Tabel 5.99 berikut.

Tabel 5.99. Analisis resiko di Jalan Raya Semarang-Surabaya

KM 4,5

Jenis Tabrakan

Kaligawe

Nilai

peluang

Nilai dampak

Fatalitas

Nilai

Resiko Kategori

Sendiri (lepas kendali) 0 0 0 Tidak Berbahaya

Samping-samping 0 0 0 Tidak Berbahaya

Depan-samping 2 100 200 Cukup Berbahaya

Depan-belakang 0 0 0 Tidak Berbahaya

Depan-depan 2 100 200 Cukup Berbahaya

Kecelakaan beruntun 0 0 0 Tidak Berbahaya

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1465-

146

Untuk mengusulkan penanganan hanya pada kategori

“Berbahaya” dan “Sangat Berbahaya” yang menjadi prioritas.

Berdasarkan hasil analisis, maka tipe tabrakanyang perlu

mendapat analisis untuk pengajuan usulan penanganan adalah

tipe tabrak depan-depan.

Karakteristik kecelakaan mengenai kondisi permukaan jalan

yangterjadi di lokasi ini dapat dilihat pada Tabel 5.100 berikut.

Tabel 5.100. Karakteristik kondisi permukaan jalan di Jalan

Raya Semarang-Surabaya KM 4,5

Kondisi Jalan Jumlah

Kecelakaan

Fatalitas Nilai

MD LB LR

Kering 0 0 0 0 0

Genangan Air 8 3 2 2 48

Basah 0 0 0 0 0

Perlu diselidiki mengenai kondisi geometri dan kondisi

lingkungan eksisting yang ditunjukkan pada tahap selanjutnya

untuk dapat mengetahui lebih rinci usulan penanganan seperti

apa yang dibutuhkan.

Tabel 5.101. Karakteristik kondisi cuaca di Jalan Raya

Semarang-Surabaya KM 4,5 (Kaligawe)

Kondisi Cuaca Jumlah

Kecelakaan

Fatalitas Nilai

MD LB LR

Normal 6 2 2 2 36

Berkabut 2 1 1 0 15

Hujan Gerimis 0 0 0 0 0

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1475-

147

Kondisi Cuaca Jumlah

Kecelakaan

Fatalitas Nilai

MD LB LR

Hujan lebat 2 1 1 0 15

Untuk kondisi normal merupakan kondisi ideal. Sehingga perlu

diselidiki mengenai kondisi geometri dan kondisi lingkungan

eksisting yang ditunjukkan pada tahap selanjutnya untuk dapat

mengetahui lebih rinci usulan penanganan seperti apa yang

dibutuhkan.

Tabel 5.102. Karakteristik kondisi cuaca di Jalan Raya

Semarang-Surabaya KM 4,5

Moda Kendaraan Jumlah

Kecelakaan

Fatalitas Nilai

MD LB LR

Sepeda Motor 8 1 2 5 33

Mobil 1 1 0 0 12

Truk 3 2 1 0 27

Bus 3 1 1 1 18

Pejalan Kaki 3 1 1 1 18

Sepeda 0 0 0 0 0

Untuk dapat mengetahui moda kendaraan mana yang menjadi

dasar untuk penentuan usulan penanganan maka dibutuhkan

analisis resiko dan tingkat kepentingan penanganan daerah rawan

kecelakaan, dimana jumlah kecelakaan dikonversi menjadi nilai

peluang serta fatalitas dari korban kecelakaan dikonversi menjadi

nilai dampak, seperti yang tertera pada 5.103 berikut.

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1485-

148

Tabel 5.103. Analisis resiko berdasarkan moda kendaraan di

Jalan Raya Semarang-Surabaya KM 4,5

(Kaligawe)

Jenis Tabrakan

Kaligawe

Nilai

Peluang

Nilai Dampak

Fatalitas

Nilai

Resiko Kategori

Sepeda Motor 3 100 300 Berbahaya

Mobil 2 100 200 Cukup Berbahaya

Truk 2 100 200 Cukup Berbahaya

Bus 3 100 300 Berbahaya

Pejalan Kaki 2 100 300

Berbahaya

Sepeda 1 1 1

Tidak Berbahaya

Untuk mengusulkan penanganan hanya pada kategori

“Berbahaya” dan “Sangat Berbahaya” yang menjadi prioritas.

Berdasarkan hasil analisis, maka moda kendaraan yang perlu

mendapat analisis untuk pengajuan usulan penanganan adalah

tipe tabrak moda sepeda motor.

Kondisi geometrik di Jalan Raya Semarang-Surabaya KM 4,5 ini

berupa:

1) Jalan 4 lajur 2 arah terbagi dengan median ,

2) Lingkungan sekitar merupakan daerah komersil (pabrik dan

perguruan tinggi),

3) Lebar untuk 2 arah sebesar 8 meter,

4) Bahu jalan 1 meter, diperkeras, terdapat perbedaan level

yang cukup besar dengan badan jalan,

5) Kondisi permukaan perkerasan bagus,

6) Kondisi marka tengah dan marka tepi masih bagus,

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1495-

149

Kondisi kecepatan lalu lintas di lokasi ini menunjukkan bahwa

85% kendaraan berat (HV) memiliki kecepatan ±65 km/jam,

kendaraan ringan (LV) memiliki kecepatan ±80 km/jam, dan

untuk sepeda motor sebesar ±70 km/jam.Karena kecepatan

merupakan fungsi dari kecelakaan, maka pada daerah rawan

kecelakaan perlu ada pembatasan kecepatan yang nilainya berada

di bawah dari kecepatan diatas yaitu menjadi sebesar 40 km/jam.

Sedangkan komposisi kendaraan yang melintas di ruas ini

didominasi oleh kendaraan berat. Kendaraan berat ini biasanya

berjalan dengan kecepatan yang rendah sehingga menyebabkan

kendaraan di belakangnya, khusunya sepeda motor, akan

melakukan pergerakan mendahului tidak aman. Hal ini diyakini

mengapa kendaraan bermotor lebih banyak mengalami

kecelakaan dan tipe tabrakan yang dominan terjadi adalah tipe

tabrak depan-depan

Dari deskripsi kondisi geometrik lokasi kecelakaan, kondisi

kecepatan lalu lintas, dan komposisi lalu lintas serta kecelakaan

yang terjadi dapat dianalisis kombinasi faktor-faktor yang

menyebabkan kecelakaan ditunjukkan pada 5.104 sebagai

berikut.

Tabel 5. 104. Uraian permasalahan untuk lokasi daerah rawan

kecelakaan Jalan Raya Semarang-Surabaya KM

4,5 (Kaligawe)

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1505-

150

No

Uraian

Permasala

han

Dampak

Permasalahan Deviasi

Nilai

Peluang

Nilai

Dampak

Nilai

Resiko Kategori

1. Tidak

adanya

rambu

Tidak dapat

mengetahui

kondisi jalan di

depan seperti

terdapat

simpang,

penyempitan

jalan atau

sebagainya.

100% 5 100 500 Sangat

Berbahay

a

2. Kondisi

permukaan

perkerasan

banyak

yang

bergelomba

ng

Pengemudi

susah

mengendalikan

kendaraandan

pergerakannya

10% 2 100 200 Cukup

Berbahay

a

Analisis penyebab kecelakaan hanya mengusulkan penanganan

pada kategori “Berbahaya” dan “Sangat Berbahaya”.

Berdasarkan hasil analisis penyebab kecelakaan di atas, maka

seluruh faktor penyebab kecelakaan harus mendapatkan usulan

penanganan karena kategori yang diberikan adalah “Berbahaya”

dan “Sangat Berbahaya”.

Tabel 5.105. Usulan penanganan berdasarkan uraian

permasalahan di Jalan Raya Semarang-Surabaya

KM 4,5

No Uraian Permasalahan

Usulan

Penanganan

Teknis Jangka

Pendek

Usulan

Penanganan

Teknis Jangka

Menengah

Usulan

Penanganan

Teknis Jangka

Panjang

1. Pengemudi tidak

berkonsentrasi, termasuk

karena penumpang dan

penggunaan telpon

genggam

Pembuatan papan

pengumuman daerah

rawan kecelakaan

dan hati hati untuk

meningkatkan

kewaspadaan

Pembuatan

Continuous

Shoulder Rumble

Strips pada bahu

jalan.

-

2. Banyaknya penyeberang

jalan dari jalur lambat ke

Pembuatan rambu-

rambu lalu lintas

Pembuatan lajur

khusus belok

Pembuatan

fasilitas khusus

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1515-

151

No Uraian Permasalahan

Usulan

Penanganan

Teknis Jangka

Pendek

Usulan

Penanganan

Teknis Jangka

Menengah

Usulan

Penanganan

Teknis Jangka

Panjang

jalur cepat kanan/pulau lalu

lintas.-

untuk pejalan kaki

1 Kondisi permukaan

perkerasan banyak yang

bergelombang

Pemasangan rambu

peringatan mengenai

kondisi permukaan

jalan.

Melakukan

perbaikan

kerataan jalan

(IRI)

2 Tidak adanya rambu-

rambu untuk pengendara

dari jalur lambat ke jalur

cepat atau untuk

memutar arah

Pemasangan rambu-

rambu tanda hati-

hati atau batas

kecepatan

maksimumc

Pembuatan lajur

khusus belok

kanan/pulau lalu

lintas.

-

Usulan penanganan pada daerah Kaligawe untuk jangka pendek

ditunjukkan pada Gambar 5.105, Gambar 5.106, dan Gambar

5.107 sebagai berikut.

Gambar 5.105. Usulan penanganan daerah rawan kecelakaan

jalan raya Semarang-Surabaya KM 4,5

Kaligawe

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1525-

152

Gambar 5.106. Detail usulan penanganan daerah rawan

kecelakaan jalan raya Semarang-Surabaya KM

4,5 Kaligawe

Gambar 5.107. Detail usulan penanganan daerah rawan

kecelakaan Jalan Raya Semarang-Surabaya KM

4,5 Kaligawe

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1535-

153

Usulan penanganan daerah rawan kecelakaan pada Jalan Raya

Semarang-Surabaya KM 4,5 Kaligawe untuk jangka menengah

ditunjukkan pada Gambar 5.108, Gambar 5.109, dan Gambar

5.110.

Gambar 5.108. Usulan pembuatan continuous shoulder rumble

strips pada bahu jalan

Gambar 5. 109. Pembuatan pulau lalu lintas

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1545-

154

Gambar 5. 110. Pemasangan median dengan reflector post

Usulan penanganan pada daerah Kaligawe untuk jangka panjang

ditunjukkan pada Gambar 5.111 sebagai berikut.

Gambar 5. 111.Usulan pemerataan jalan yang bergelombang

Berikut ini adalah estimasi anggaran biaya untuk penanganan

keselamatan di Jalan Raya Semarang-Surabaya KM 4,5 Kaligawe

Tabel 5.106. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan

jangka pendek di Jalan Raya Semarang-Surabaya

KM 4,5 (Kaligawe)

Usulan Penanganan Teknis

Jangka Pendek

Perkiraan Biaya

Pembuatan rambu peringatan,

informasi dan larangan.

Rp.600.000/rambu

Pemasangan marka tikungan dan

rambu pengarah.

Rp. 30.000 / km

Rp.600.000/rambu

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1555-

155

Tabel 5. 107. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan

jangka menengah di Jalan Raya Semarang-

Surabaya KM 4,5 (Kaligawe)

Usulan Penanganan Teknis

Jangka Menengah

Perkiraan Biaya

Pembuatan Continuous Shoulder Rumble Strips

pada bahu jalan.

Rp.11.600.000/km

Pemasangan reflector post pada seluruh daerah

blackspot

Rp. 315.000/buah

Tabel 5.108. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan

jangka panjang di Jalan Raya Semarang-Surabaya

KM 4,5 (Kaligawe)

Usulan Penanganan Teknis

Jangka Panjang

Perkiraan Biaya

Melakukan perbaikan kerataan jalan (IRI) Rp. 3.000.000/buah

b. Lokasi yang berpotensi menjadi daerah rawan kecelakaan

(potential blackspot).

1) Jalan Siliwangi

Lokasi kecelakaan di Jalan Siliwangi merupakan jenis lokasi

yang berpotensi menjadi daerah rawan kecelakaan (potential

blackspot), tepatnya di Simpang Siliwangi. Karakteristik

kecelakaan yang terjadi di lokasi ini dapat dilihat pada Tabel

5.109

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1565-

156

Tabel 5.109. Karakteristik tipe tabrakan di Jalan Siliwangi

Tipe Tabrakan Jumlah

Kecelakaan

Fatalitas Nilai

MD LB LR

Sendiri (lepas kendali) 0 0 0 0 0

Samping-samping 2 0 1 1 6

Depan-samping 2 0 1 2 9

Depan-belakang 0 0 0 0 0

Depan-depan 3 0 1 2 9

Kecelakaan beruntun 0 0 0 0 0

Dari data Tabel 5.109 dan analisis data kecelakaan dapat

diketahui bahwa kecelakaan yang mengakibatkan kecelakaan

dengan fatalitas tersebut adalah adalah tipe kecelakaan tabrak

samping-samping, depan samping dan depan-depan.

Untuk dapat mengetahui tipe tabrakan mana yang menjadi

dasar untuk penentuan usulan penanganan maka dibutuhkan

analisis resiko dan tingkat kepentingan penanganan daerah

rawan kecelakaan, dimana jumlah kecelakaan dikonversi

menjadi nilai peluang serta fatalitas dari korban kecelakaan

dikonversi menjadi nilai dampak, seperti yang tertera pada

Tabel 5.110.

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1575-

157

Tabel 5.110. Analisis resiko tingkat kepentingan penanganan

di Jalan Siliwangi Semarang

Jenis Tabrakan

Jalan Siliwangi Semarang

Nilai

peluang

Nilai

dampak

Fatalitas

Nilai

Resiko Kategori

Sendiri (lepas kendali) 1 1 1 Tidak Berbahaya

Samping-samping 2 7 140 Cukup Berbahaya

Depan-samping 2 7 140 Cukup Berbahaya

Depan-belakang 1 1 1 Tidak Berbahaya

Depan-depan 3 7 280 Berbahaya

Kecelakaan beruntun 2 7 140 Cukup Berbahaya

Untuk mengusulkan penanganan hanya pada kategori

“Berbahaya” dan “Sangat Berbahaya” yang menjadi prioritas.

Berdasarkan hasil analisis, maka tipe tabrakan yang perlu

mendapat analisis untuk pengajuan usulan penanganan adalah

tipe tabrakan depan-depan.

Kondisi geometrik di Jalan Siliwangi ini berupa:

1) Jalan 2 lajur 2 arah terbagi,

2) Jalan relatif lurus dan datar,

3) Lebar untuk 2 arah sebesar 7 meter,

4) Bahu jalan 0,5–1 meter, tidak diperkeras,

5) Lahan di sekitarnya berupa perdagangan (semi urban),

terdapat hambatan samping berupa parkir dan kendaraan

keluar masuk jalan akses, terdapat simpang dengan jalan

akses,

6) Kondisi permukaan perkerasan relatif baik dengan

beberapa tempat yang bergelombang atau berlubang,

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1585-

158

7) Kondisi median,marka tengah baik, tidak ada marka tepi,

8) Terdapat persimpangan dengan rambu-rambu lalu lintas

Kondisi kecepatan lalu lintas di lokasi ini menunjukkan bahwa

85% kendaraan berat (HV) memiliki kecepatan ±55 km/jam,

kendaraan ringan (LV) memiliki kecepatan ±65 km/jam, dan

untuk sepeda motor sebesar ±60 km/jam.Karena kecelakaan

merupakan fungsi dari kecepatan, maka pada daerah rawan

kecelakaan perlu ada pembatasan kecepatan yang nilainya

berada di bawah dari kecepatan diatas yaitu menjadi sebesar

40 km/jam.

Lebar jalan di ruas ini juga relatif sempit dengan pembatas

jalan/median. Kurangnya rambu, seperti rambu peringatan

adanya simpang, untuk berhati-hati maupun rambu batas

kecepatan untuk melintas di daerah urban, sehingga

pengemudi terutama pengemudi kendaraan jarak jauh/lalu

lintas menerus yang biasanya memiliki kecepatan tinggi tidak

dipersiapkan dengan kondisi urban ini.

Analisis selanjutnya tidak adanya marka tepi juga mengurangi

penaksiran pengemudi untuk tetap berada di badan jalan,

terutama pada malam hari, karena penerangan jalan yang

kurang.

Kondisi jalan yang bergelombang dan lubang di beberapa

tempat mengakibatkan penguasaan/kontrol pengemudi

terhadap setir maupun jalannya kendaraan berkurang,

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1595-

159

sehingga reflek pengemudi dalam kondisi mendadak juga

berkurang. Selain itu juga akibat usaha untuk menghindari

lubang sehingga tertabrak kendaraan baik yang searah, dari

belakang maupun dari depan.

Kecelakaan sering terjadi pada kondisi cuaca cerah dan pada

pagi atau siang hari.Pada kondisi seperti, kendaraan cenderung

berjalan dengan kecepatan tinggi.

Dari deskripsi kondisi geometrik lokasi kecelakaan, kondisi

kecepatan lalu lintas, dan komposisi lalu lintas serta

kecelakaan yang terjadi dapat dianalisis kombinasi faktor-

faktor yang menyebabkan kecelakaan ditunjukkan pada Tabel

5.111

Tabel 5.111. Uraian permasalahan untuk lokasi daerah rawan

kecelakaan Jalan Siliwangi

No Uraian

Permasalahan

Dampak

Permasalahan Deviasi

Nilai

Peluang

Nilai

Dampak

Nilai

Resiko Kategori

1. Marka tepi

yang tidak

ada

Pengemudi

keluar dari

jalur sehingga

memungkinka

n terjadinya

kecelakaan

lalu lintas

100

%

5 100 500 Sangat

Berbahaya

2. Kondisi

permukaan

perkerasan

banyak yang

bergelombang

Pengemudi

susah

mengendalika

n kendaraan

dan

pergerakanny

a

10% 2 100 200 Cukup

Berbahaya

3. Tidak ada

fasilitas untuk

pejalan kaki

Pejalan kaki

menyusur dan

menyeberang

jalan tanpa

100

%

5 100 500 Sangat

Berbahaya

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1605-

160

No Uraian

Permasalahan

Dampak

Permasalahan Deviasi

Nilai

Peluang

Nilai

Dampak

Nilai

Resiko Kategori

perlindungan

Analisis penyebab kecelakaan hanya mengusulkan

penanganan pada kategori “Berbahaya” dan “Sangat

Berbahaya”. Berdasarkan hasil analisis penyebab kecelakaan

di atas, maka seluruh faktor penyebab kecelakaan harus

mendapatkan usulan penanganan karena kategori yang

diberikan adalah “Berbahaya” dan “Sangat

Berbahaya”.Usulan penanganan tersebut tercantum pada Tabel

5.112 berikut.

Tabel 5.112. Usulan penanganan untuk lokasi daerah rawan

kecelakaan Jalan Siliwangi

No Uraian

Permasalahan

Usulan

Penanganan

Teknis Jangka

Pendek

Usulan

Penanganan

Teknis Jangka

Menengah

Usulan

Penanganan

Teknis Jangka

panjang

1 Marka tepi

yang tidak ada

Pengecetan kembali

marka tepi yang

sesuai standar

Pembuatan

Continuous

Shoulder Rumble

Strips

-

2 Kondisi

permukaan

perkerasan

banyak yang

bergelombang

Pemasangan rambu

peringatan mengenai

kondisi permukaan

jalan.

- Melakukan

perbaikan kerataan

jalan (IRI)

3 Kurang adanya

rambu-rambu

lalu-lintas

Penambahan rambu-

rambu lalu-lintas

sesuai dengan

kondisi jalan

Pembuatan lajur

khusus belok

kanan/pulau lalu

lintas.

Re-alinyemen

simpang-

Pembuatan fasilitas

khusus untuk

pejalan kaki

Usulan penanganan daerah rawan kecelakaan pada Jalan

Siliwangi untuk jangka pendek ditunjukkan pada Gambar

5.112, Gambar 5.113 dan Gambar 5.114

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1615-

161

Gambar 5.112. Usulan penanganan daerah rawan

kecelakaan jalan Siliwangi

Gambar 5.113. Detail 1 usulan penanganan daerah rawan

kecelakaan jalan Siliwangi

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1625-

162

Gambar 5.114. Detail 2 usulan penanganan daerah rawan

kecelakaan jalan Siliwangi

Usulan penanganan daerah rawan kecelakaan pada Jalan

Siliwangi untuk jangka menengah ditunjukkan pada Gambar

5.115, Gambar 5.116, dan Gambar 5.117.

Gambar 5.115. Usulan pembuatan continuous shoulder

rumble strips pada bahu jalan

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1635-

163

Gambar 5. 116. Pembuatan pulau lalu lintas

Gambar 5. 117. Re-alinyemen simpang

Usulan penanganan daerah rawan kecelakaan pada Jalan

Siliwangi untuk jangka panjang ditunjukkan pada Gambar

5.118.

Gambar 5.118. Usulan untuk melakukan perbaikan kerataan

jalan (IRI)

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1645-

164

Berikut ini adalah estimasi anggaran biaya untuk penanganan

keselamatan di Jalan Siliwangi.

Tabel 5.113. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan

jangka pendek di Jalan Siliwangi

Usulan Penanganan Teknis

Jangka Pendek

Perkiraan Biaya

Pengecatan kembali median menjadi 2 garis sejajar

utuh dengan lebar garis 0,12 m dengan jarak 0,1 m

dan marka tepi yang sesuai standar

Rp. 30.000 / meter

Pembuatan rambu peringatan, informasi dan

larangan.

Rp.600.000/rambu

Tabel 5.114. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan

jangka menengah di Jalan Siliwangi

Usulan Penanganan Teknis

Jangka Menengah

Perkiraan Biaya

Pembuatan continuous shoulder rumble strips pada

bahu jalan.

Rp.11.600.000/km

Pembuatan pulau lalu lintas. Rp. 200.000/m3

Re-alinyemen simpang Rp. 1.000.000/ m3

Tabel 5.115. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan

jangka panjang di Jalan Siliwangi

Usulan Penanganan Teknis

Jangka Panjang

Perkiraan Biaya

Melakukan perbaikan kerataan jalan (IRI) Rp. 3.000.000/ m3

2) Jalan Raya Semarang – Kendal (Depan Terminal

Mangkang)

Lokasi kecelakaan di Jalan Raya Semarang–Kendal ini

merupakan jenis lokasi yang berpotensi menjadi daerah rawan

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1655-

165

kecelakaan (potential blackspot), tepatnya di depan terminal

Mangkang. Karakteristik kecelakaan yang terjadi di lokasi ini

dapat dilihat pada Tabel 5.116.

Tabel 5. 116. Karakteristik tipe tabrakan di Jalan Raya

Semarang – Kendal (Depan Terminal

Mangkang)

Tipe Tabrakan Jumlah

Kecelakaan

Fatalitas Nilai

MD LB LR

Sendiri (lepas kendali) 0 0 0 0 0

Samping-samping 0 0 0 0 0

Depan-samping 2 0 1 2 9

Depan-belakang 2 0 1 2 9

Depan-depan 0 0 0 0 0

Kecelakaan beruntun 2 0 1 1 6

Dari data Tabel 5.116 dan analisis data kecelakaan dapat

diketahui bahwa kecelakaan yang mengakibatkan kecelakaan

dengan fatalitas tersebut adalah adalah tipe kecelakaan tabrak

depan belakang, depan samping dan kecelakaan beruntun.

Untuk dapat mengetahui tipe tabrakan mana yang menjadi

dasar untuk penentuan usulan penanganan maka dibutuhkan

analisis resiko dan tingkat kepentingan penanganan daerah

rawan kecelakaan, dimana jumlah kecelakaan dikonversi

menjadi nilai peluang serta fatalitas dari korban kecelakaan

dikonversi menjadi nilai dampak, seperti yang tertera pada

Tabel 5.117.

Tabel 5.117. Analisis resiko di Jalan raya Semarang-Kendal

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1665-

166

Jenis Tabrakan

Jalan Siliwangi Semarang

Nilai

Peluang

Nilai

Dampak

Fatalitas

Nilai

Resiko Kategori

Sendiri (lepas kendali) 0 0 0 Tidak Berbahaya

Samping-samping 1 1 1 Tidak Berbahaya

Depan-samping 2 7 140 Cukup

Berbahaya

Depan-belakang 3 7 280 Berbahaya

Depan-depan 0 0 0 Tidak Berbahaya

Kecelakaan beruntun 2 7 140 Cukup

Berbahaya

Untuk mengusulkan penanganan hanya pada kategori

“Berbahaya” dan “Sangat Berbahaya” yang menjadi

prioritas.Berdasarkan hasil analisis, maka tipe tabrakan yang

perlu mendapat analisis untuk pengajuan usulan penanganan

adalah tipe tabrak depan-belakang.

Kondisi geometrik di Jalan raya Semarang-Kendal ini berupa:

1) Jalan 2 lajur 2 arah terbagi,

2) Jalan relatif lurus dan datar,

3) Lebar untuk 2 arah sebesar 7,70 meter,

4) Bahu jalan 0,5 – 1 meter, tidak diperkeras,

5) Lahan di sekitarnya berupa perdagangan (semi urban),

terdapat hambatan samping berupa parkir dan kendaraan

keluar masuk jalan akses.

6) Kondisi permukaan perkerasan relatif baik dengan

beberapa tempat yang bergelombang atau berlubang,

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1675-

167

7) Kondisi median,marka tengah sudah tidak terlihat lagi,

tidak ada marka tepi,

Kondisi kecepatan lalu lintas di lokasi ini menunjukkan bahwa

85% kendaraan berat (HV) memiliki kecepatan ±55 km/jam,

kendaraan ringan (LV) memiliki kecepatan ±60 km/jam, dan

untuk sepeda motor sebesar ±55 km/jam.Karena kecelakaan

merupakan fungsi dari kecepatan, maka pada daerah rawan

kecelakaan perlu ada pembatasan kecepatan yang nilainya

berada di bawah dari kecepatan diatas yaitu menjadi sebesar

40 km/jam.

Kecelakaan yang terjadi di daerah ini sering melibatkan

sepeda motor, mengingat daerah ini melewati daerah semi

urban sehingga banyak sepeda motor yang melintas untuk

melakukan perjalanan jarak pendek, termasuk keluar masuk

dan menyeberang dari jalan akses.

Seperti halnya dengan sepeda motor, karena kondisi semi

urban ini maka jumlah pejalan kaki yang menyusur jalan

maupun menyeberang jalan juga cukup banyak.Kecelakaan

yang melibatkan pejalan kaki terjadi karena pejalan kaki

menyeberang tanpa perlindungan pada jalan dengan lalu lintas

menerus atau tertabrak kendaraan yang keluar dari badan jalan

akibat lebar jalan yang sempit, sehingga kadang memaksa

kendaraan untuk keluar ke bahu jalan karena kondisi menyiap

yang tidak aman.

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1685-

168

Lebar jalan di ruas ini juga relatif sempit dengan pembatas

jalan/median. Kurangnya rambu, seperti rambu untuk berhati-

hati maupun rambu batas kecepatan untuk melintas di daerah

semi urban, sehingga pengemudi terutama pengemudi

kendaraan jarak jauh/lalu lintas menerus yang biasanya

memiliki kecepatan tinggi tidak dipersiapkan dengan kondisi

semi urban ini.

Analisis selanjutnya tidak adanya marka tepi juga mengurangi

penaksiran pengemudi untuk tetap berada di badan jalan,

terutama pada malam hari, karena penerangan jalan yang

kurang.

Kondisi jalan yang bergelombang dan lubang di beberapa

tempat mengakibatkan penguasaan/kontrol pengemudi

terhadap setir maupun jalannya kendaraan berkurang,

sehingga reflek pengemudi dalam kondisi mendadak juga

berkurang. Selain itu juga akibat usaha untuk menghindari

lubang sehingga tertabrak kendaraan baik yang searah, dari

belakang maupun dari depan.

Kecelakaan sering terjadi pada kondisi cuaca cerah dan pada

pagi atau siang hari. Pada kondisi seperti, kendaraan

cenderung berjalan dengan kecepatan tinggi.

Dari deskripsi kondisi geometrik lokasi kecelakaan, kondisi

kecepatan lalu lintas, dan komposisi lalu lintas serta

kecelakaan yang terjadi dapat dianalisis kombinasi faktor-

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1695-

169

faktor yang menyebabkan kecelakaan ditunjukkan pada Tabel

5.116.

Tabel 5.118. Uraian permasalahan untuk lokasi daerah rawan

kecelakaan Jalan Siliwangi

No Uraian

Permasalahan

Dampak

Permasalahan Deviasi

Nilai

Peluang

Nilai

Dampak

Analisis

Resiko Kategori

1. Marka tepi

yang tidak

ada

Pengemudi

keluar dari

jalur

sehingga

memungkinka

n terjadinya

kecelakaan

lalu lintas

100% 5 100 500 Sangat

Berbahaya

2. Kondisi

permukaan

perkerasan

banyak yang

bergelombang

Pengemudi

susah

mengendalika

n kendaraan

dan

pergerakanny

a

10% 2 100 200 Cukup

Berbahaya

Analisis penyebab kecelakaan hanya mengusulkan

penanganan pada kategori “Berbahaya” dan “Sangat

Berbahaya”. Berdasarkan hasil analisis penyebab kecelakaan

di atas, maka seluruh faktor penyebab kecelakaan harus

mendapatkan usulan penanganan karena kategori yang

diberikan adalah “Berbahaya” dan “Sangat Berbahaya”.

Usulan penanganan tersebut tercantum pada Tabel 5.119

berikut.

Tabel 5.119. Usulan penanganan untuk lokasi daerah rawan

kecelakaan Jalan raya Semarang-Kendal

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1705-

170

No Uraian

Permasalahan

Usulan

Penanganan

Teknis Jangka

Pendek

Usulan

Penanganan

Teknis Jangka

Menengah

Usulan

Penanganan

Teknis Jangka

panjang

1 Marka tepi yang

tidak ada

Pengecetan

kembali marka tepi

yang sesuai standar

Pembuatan

Continuous

Shoulder Rumble

Strips

-

2 Kondisi

permukaan

perkerasan banyak

yang

bergelombang

Pemasangan rambu

peringatan

mengenai kondisi

permukaan jalan.-

- Melakukan

perbaikan kerataan

jalan (IRI)

3 Kurang adanya

rambu-rambu

lalu-lintas

Penambahan

rambu-rambu lalu-

lintas sesuai

dengan kondisi

jalan

Pembuatan lajur

khusus belok

kanan/pulau lalu

lintas.

Re-alinyemen

simpang-

Pembuatan fasilitas

khusus untuk

pejalan kaki

Usulan penanganan daerah rawan kecelakaan pada Jalan Raya

Semarang-Kendal untuk jangka pendek ditunjukkan pada

Gambar 5.119 dan Gambar 5.119.

Gambar 5.119. Usulan penanganan daerah rawan

kecelakaan Jalan Raya Semarang-Kendal

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1715-

171

Gambar 5.120. Detail usulan penanganan daerah rawan

kecelakaan Jalan Raya Semarang-Kendal

Usulan penanganan daerah rawan kecelakaan pada Jalan Raya

Semarang-Kendal untuk jangka menengah ditunjukkan pada

Gambar 5.121, Gambar 5.122, dan Gambar 5.123.

Gambar 5.121. Usulan pembuatan continuous shoulder

rumble strips pada bahu jalan

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1725-

172

Gambar 5. 122. Pembuatan pulau lalu lintas

Gambar 5. 123. Re-alinyemen simpang

Usulan penanganan daerah rawan kecelakaan pada Jalan Raya

Semarang-Kendal untuk jangka panjang ditunjukkan pada

Gambar 5.124.

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1735-

173

Gambar 5.124. Usulan untuk melakukan perbaikan kerataan

jalan (IRI)

Berikut ini adalah estimasi anggaran biaya untuk penanganan

keselamatan di Jalan Raya Semarang-Kendal.

Tabel 5.120. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan

jangka pendek di Jalan Raya Semarang-Kendal

Usulan Penanganan Teknis

Jangka Pendek

Perkiraan Biaya

Pengecatan kembali median menjadi 2 garis sejajar utuh

dengan lebar garis 0,12 m dengan jarak 0,1 m dan marka

tepi yang sesuai standar

Rp. 30.000 / meter

Pembuatan rambu peringatan, informasi dan larangan. Rp.600.000/rambu

Tabel 5.121. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan

jangka menengah di Jalan Raya Semarang-

Kendal

Usulan Penanganan Teknis

Jangka Menengah

Perkiraan Biaya

Pembuatan continuous shoulder rumble strips pada

bahu jalan.

Rp.11.600.000/km

Pembuatan pulau lalu lintas. Rp. 200.000/m3

Re-alinyemen simpang Rp. 1.000.000/ m3

Tabel 5.122. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan

jangka panjang di Jalan Raya Semarang-Kendal

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1745-

174

Usulan Penanganan Teknis

Jangka Panjang

Perkiraan Biaya

Melakukan perbaikan kerataan jalan (IRI) Rp. 3.000.000/ m3

3. Surabaya

Analisis data kecelakaan di Kotamadya Surabaya dilakukan pada

jalan nasional. Dari ruas jalan tersebut dilakukan analisis

pemeringkatan daerah rawan kecelakaan sebagaimana yang telah

dilakukan pada bab sebelumnya. Selain itu juga akan dilihat tipe

kecelakaan secara mendalam untuk mendapatkan karakteristik

kecelakaan yang terjadi, terutama kecelakaan fatal.

Daerah rawan kecelakaan lalu lintas pada Jalan Nasional di

Kotamadya Surabaya terdapat pada daerah Jalan Raya Surabaya-

Gresik, ruas Kalianak dan ruas Gereges.

a. Lokasi yang merupakan daerah rawan kecelakaan yang

harus segera mendapatkan penanganan (prioritas)

Jalan Raya Surabaya-Gresik (Ruas Kalianak)

Lokasi kecelakaan di Ruas Kalianak merupakan lokasi potential

black spot tepatnya di Jalan Raya Surabaya-Gresik. Karakteristik

kecelakaan yang terjadi di lokasi ini dapat dilihat pada Tabel

5.123.

Tabel 5.123. Karakteristik tipe tabrakan di Jalan Raya

Surabaya-Gresik

Tipe Tabrakan Jumlah

Kecelakaan

Fatalitas Nilai

MD LB LR

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1755-

175

Tipe Tabrakan Jumlah

Kecelakaan

Fatalitas Nilai

MD LB LR

Sendiri (lepas kendali) 0 0 0 0 0

Samping-samping 1 0 0 1 3

Depan-samping 5 4 0 1 51

Depan-belakang 1 0 0 1 3

Depan-depan 0 0 0 0 0

Kecelakaan beruntun 0 0 0 0 0

Dari Tabel 5.123 dapat diketahui bahwa kecelakaan yang

berpotensi besar mengakibatkan kecelakaan dengan fatalitas

adalah adalah tipe kecelakaan tabrak depan-samping.

Untuk dapat mengetahui tipe tabrakan yang menjadi dasar untuk

penentuan usulan penanganan maka dibutuhkan analisis resiko

dan tingkat kepentingan penanganan daerah rawan kecelakaan.Di

dalam analisis tersebut, jumlah kecelakaan diasumsikan menjadi

nilai peluang dan fatalitas dari korban kecelakaan dikonversi

menjadi nilai dampak, seperti yang tertera pada Tabel 5.124

Tabel 5.124. Analisis resiko di Jalan Raya Surabaya-Gresik

(Ruas Kalianak)

Jenis Tabrakan

Kalianak

Nilai

Peluang

Nilai

Dampak

Fatalitas

Nilai

Resiko Kategori

Sendiri (lepas kendali) 1 1 1 Tidak Berbahaya

Samping-samping 2 10 20 Tidak Berbahaya

Depan-samping 3 100 300 Berbahaya

Depan-belakang 2 10 20 Tidak Berbahaya

Depan-depan 1 1 1 Tidak Berbahaya

Kecelakaan beruntun 1 1 1 Tidak Berbahaya

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1765-

176

Usulan prioritas penanganan hanya dilakukan pada jenis tabrakan

dengan kategori “Berbahaya” dan “Sangat Berbahaya”.

Berdasarkan hasil analisis, maka tipe tabrakan yang perlu

mendapat analisis untuk pengajuan usulan penanganan adalah

tipe tabrak depan-samping.

Karakteristik kecelakaan mengenai kondisi permukaan jalan yang

terjadi di lokasi ini dapat dilihat pada Tabel 5.125

Tabel 5.125. Karakteristik kondisi permukaan jalan di Jalan

Raya Surabaya-Gresik (Ruas Kalianak)

Kondisi Jalan Jumlah

Kecelakaan

Fatalitas Nilai

MD LB LR

Kering 7 4 0 3 57

Genangan Air 0 0 0 0 0

Basah 0 0 0 0 0

Untuk kondisi kering merupakan kondisi ideal. Sehingga perlu

diselidiki mengenai kondisi geometri dan kondisi lingkungan

eksisting yang ditunjukkan pada tahap selanjutnya untuk dapat

mengetahui lebih rinci usulan penanganan seperti apa yang

dibutuhkan.

Untuk mengetahui karakteristik kondisi cuaca dikaitkan dengan

fatalitas korban yang mengalami kecelakaan sehingga didapatkan

nilai kecelakaan tertinggi dengan kondisi cuaca tertentu dapat

dilihat pada Tabel 5.126.

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1775-

177

Tabel 5.126. Karakteristik kondisi cuaca di Jalan Raya

Surabaya-Gresik (Ruas Kalianak)

Cuaca Jumlah Kecelakaan Fatalitas

Nilai MD LB LR

Normal 6 3 0 3 45

Berkabut 1 1 0 0 12

Hujan Gerimis 0 0 0 0 0

Hujan lebat 0 0 0 0 0

Kecelakaan sering terjadi pada kondisi cuaca cerah dan pada pagi

atau siang hari.Pada kondisi seperti, kendaraan cenderung

berjalan dengan kecepatan tinggi.

Untuk mengetahui karakteristik moda dikaitkan dengan fatalitas

korban yang mengalami kecelakaan sehingga didapatkan nilai

kecelakaan tertinggi dengan moda kendaraan tertentu dapat

dilihat pada Tabel 5.127.

Tabel 5.127. Jenis moda kendaraan yang mengalami kecelakaan

di Ruas Jalan Kalianak

Moda Kendaraan Jumlah

Kecelakaan

Fatalitas Nilai

MD LB LR

Sepeda Motor 8 4 0 4 60

Mobil 1 0 0 1 3

Truk 3 3 0 0 36

Bus 1 1 0 0 12

Pejalan Kaki 1 0 0 1 3

Sepeda 0 0 0 0 0

Untuk dapat mengetahui moda kendaraan mana yang menjadi

dasar untuk penentuan usulan penanganan maka dibutuhkan

analisis resiko dan tingkat kepentingan penanganan daerah rawan

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1785-

178

kecelakaan, dimana jumlah kecelakaan dikonversi menjadi nilai

peluang serta fatalitas dari korban kecelakaan dikonversi menjadi

nilai dampak, seperti yang tertera pada Tabel 5.128.

Tabel 5.128. Analisis resiko tingkat kepentingan penanganan

berdasarkan moda kendaraan di Jalan Surabaya-

Gresik (Ruas Kalianak)

Moda kendaraan

Kalianak

Nilai

peluang

Nilai

dampak

Fatalitas

Nilai

Resiko Kategori

Sepeda Motor 3 100 300 Berbahaya

Mobil 2 10 20 Tidak Berbahaya

Truk 2 100 200 Cukup Berbahaya

Bus 2 100 200 Cukup Berbahaya

Pejalan Kaki 2 10 20 Tidak Berbahaya

Sepeda 1 1 1 Tidak Berbahaya

Untuk mengusulkan penanganan hanya pada kategori

“Berbahaya” dan “Sangat Berbahaya” yang menjadi prioritas.

Berdasarkan hasil analisis, maka moda kendaraan yang perlu

mendapat analisis untuk pengajuan usulan penanganan adalah

tipe tabrak moda sepeda motor.

Kondisi geometrik di Jalan Raya Surabaya Gresik (Ruas

Kalianak) ini berupa:

1) Jalan 4 lajur 2 arah tidak terbagi dan 2 lajur 2 arah tidak

terbagi pada penyempitan,

2) Perkerasan merupakan fleksibel pavement,

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1795-

179

3) Lebar lajur 3,5 meter,

4) Bahu jalan 2 dan 3 meter, tidak diperkeras, sejajar dengan

badan jalan,

5) Kondisi cat marka tengah dan marka tepi tidak jelas,

6) Tidak ditemukan rambu lalu-lintas,

7) Terdapat penyempitan jalan dan petigaan yang berdekatan

(akses masuk SPBU).

Dari deskripsi kondisi geometrik lokasi kecelakaan, dapat

dianalisis kombinasi faktor-faktor yang menyebabkan kecelakaan

ditunjukkan pada Tabel 5.129 sebagai berikut.

Tabel 5. 129. Uraian permasalahan dan kategori resiko di Jalan

raya Kalianak

No Uraian

Permasalahan

Dampak

Permasalahan Deviasi

Nilai

peluang

Nilai

dampak

Peluang

*

dampak

Kategori

1. Marka tepi dan

marka tengah

yang tidak jelas

Pengemudi

keluar jalur

70% 4 100 400 Sangat

Berbahay

a

2. Tidak adanya

rambu

pembatasan

kecepatan pada

daerah rawan

Kecepatan

tinggi yang

memperbesar

dampak

keprahan pelaku

kecelakaan

100% 5 100 500 Sangat

Berbahay

a

3. Tidak adanya

rambu

penyempitan

dan pertigaaan

serta informasi

adanya SPBU

Pengemudi

keluar jalur dan

membahayakan

serta tidak

mengetahui

adanya

pertigaaan

100% 5 100 500 Sangat

Berbahay

a

4. Marka yang

tidak jelas

Pengemudi

keluar jalur

90% 5 100 500 Sangat

Berbahay

a

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1805-

180

Analisis penyebab kecelakaan hanya mengusulkan penanganan

pada kategori “Berbahaya” dan “Sangat Berbahaya”.Berdasarkan

hasil analisis penyebab kecelakaan di atas, maka seluruh faktor

penyebab kecelakaan harus mendapatkan usulan penanganan

karena kategori yang diberikan adalah “Berbahaya” dan “Sangat

Berbahaya”.Usulan penanganan tersebut tercantum pada Tabel

5.130 berikut.

Tabel 5. 130. Usulan penanganan untuk lokasi daerah rawan

kecelakaan Jalan Raya Kalianak

No Uraian

Permasalahan

Usulan Penanganan

Teknis Jangka

Pendek

Usulan Penanganan

Teknis Jangka

Menengah

Usulan Penanganan

Teknis Jangka

panjang

1 Marka tepi dan

tengah yang

tidak ada

Pengecetan kembali

marka tepi yang

sesuai standar

a. Pembuatan

Continuous

Shoulder Rumble

Strips

b. Pembuatan

centerline rumble

strips pada as

jalan.

c. Pembuatan median

Penambahan

lajur/duplikasi jalur

lalu lintas, lebar

minimal per lajur 3,5

m.

2 Tidak adanya

rambu

pembatasan

kecepatan pada

daerah rawan

Pemasangan rambu

batas kecepatan dan

pemasangan rambu

hati hati serta papan

pengumuman daerah

rawan kecelakaan

untuk menigkatkan

kewaspadaaan.

a. Pembuatan

centerline rumble

strips pada as

jalan.

b. Pembuatan median

-

Penambahan

lajur/duplikasi jalur

lalu lintas, lebar

minimal per lajur 3,5

m.

3 Tidak adanya

rambu

penyempitan

dan pertigaaan

serta informasi

adanya SPBU

Pemasangan rambu

penyempitan jalan

dan pertigaan ganda

dengan jarak 100 m

dan 200 m dari

pertigaan

- Penambahan

lajur/duplikasi jalur

lalu lintas, lebar

minimal per lajur 3,5

m (Pelebaran jalan

untuk

menghilangkan

penyempitan)

4 Penerangan

malam hari yang

kurang

a. Melakukan

pengecatan marka

tepi yang sesuai

standar.

b. Pembuatan marka

yang sesuai

Pemasangan mata

kucing pada seluruh

daerah blackspot.

Pemasangan lampu

jalan

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1815-

181

No Uraian

Permasalahan

Usulan Penanganan

Teknis Jangka

Pendek

Usulan Penanganan

Teknis Jangka

Menengah

Usulan Penanganan

Teknis Jangka

panjang

standar (marka

dua garis utuh

pada as jalan).

Usulan penanganan pada daerah Ruas Kalianak ditunjukkan pada

Gambar 5.125, Gambar 5.125, Gambar 5.125, dan Gambar 5.125

sebagai berikut.

Gambar 5. 125. Usulan penganan daerah rawan kecelakaan

Kalianak

Gambar 5. 126. Detail 1 usulan penanganan daerah rawan

kecelakaan Kalianak

DETAIL 1 DETAIL 4

DETAIL 2 DETAIL 3

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1825-

182

Gambar 5. 127. Detail 2 dan Detail 3 usulan penanganan daerah

rawan kecelakaan Kalianak

Gambar 5. 128. Detail 4 usulan penanganan daerah rawan

kecelakaan Kalianak

Usulan penanganan daerah rawan kecelakaan pada Ruas

Kalianak untuk jangka menengah ditunjukkan pada Gambar

5.129, Gambar 5.130, dan Gambar 5.131.

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1835-

183

Gambar 5. 129. Usulan pembuatan continuous shoulder rumble

strips pada bahu jalan dan centerline rumble

strips

Gambar 5. 130. Pembuatan median jalan dan pulau lalu lintas

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1845-

184

Gambar 5. 131. Pemasangan median dengan reflector post

Usulan penanganan daerah rawan kecelakaan pada Jalan

Siliwangi untuk jangka panjang ditunjukkan pada . Gambar

5.132, Gambar 5.133 dan Gambar 5.134.

Gambar 5.132. Usulan untuk memperbaiki penyempitan jalan

Gambar 5.133. Usulan pemasangan lampu jalan

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1855-

185

Gambar 5.134. Pelebaran jalan menjadi 4 lajur

Berikut ini adalah estimasi anggaran biaya untuk penanganan

keselamatan di Ruas Kalianak.

Tabel 5. 131. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan

jangka pendek di Ruas Kalianak

Usulan Penanganan Teknis

Jangka Pendek

Perkiraan Biaya

Pengecatan marka tengah dan marka tepi yang sesuai

standar

Rp. 30.000 / meter

Pemasangan rambu peringatan, informasi, larangan,

pengarah

Rp.600.000/rambu

Tabel 5.132. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan

jangka menengah di Ruas Kalianak

Usulan Penanganan Teknis

Jangka Menengah

Perkiraan Biaya

Pembuatan continuous shoulder rumble strips pada

bahu jalan dan pada centerline rumble strips jalan.

Rp.11.600.000/km

Pemasangan reflector post pada seluruh daerah

blackspot

Rp. 315.000/buah

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1865-

186

Tabel 5.133. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan

jangka panjang di Ruas Kalianak

Usulan Penanganan Teknis

Jangka Panjang

Perkiraan Biaya

Pelebaran jalan dengan lebar tiap lajur 3,5 m. Rp. 5.000.000/m3

Pembuatan lampu penerangan jalan Rp. 10.000.000/buah

b. Lokasi yang berpotensi menjadi daerah rawan kecelakaan

yang harus segera mendapatkan penanganan (potential

blackspot)

Simpang Duduk Sampeyan

Lokasi kecelakaan terdapat di Jalan Raya Gresik tepatnya di

Simpang Duduk Sampeyan. Karakteristik kecelakaan yang terjadi

di lokasi ini dapat dilihat pada Tabel 5.134.

Tabel 5. 134. Karakteristik tipe tabrakan di Simpang Duduk

Sampeyan

Tipe Tabrakan Jumlah

Kecelakaan

Fatalitas Nilai

MD LB LR

Sendiri (lepas kendali) 0 0 0 0 0

Samping-samping 1 0 0 1 3

Depan-samping 4 4 0 0 48

Depan-belakang 0 0 0 0 0

Depan-depan 1 0 1 0 3

Kecelakaan beruntun 0 0 0 0 0

Dari Tabel 5.134 dapat diketahui bahwa kecelakaan yang

berpotensi besar mengakibatkan kecelakaan dengan fatalitas

adalah adalah tipe kecelakaan tabrak depan-samping.

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1875-

187

Untuk dapat mengetahui tipe tabrakan yang menjadi dasar untuk

penentuan usulan penanganan maka dibutuhkan analisis resiko

dan tingkat kepentingan penanganan daerah rawan kecelakaan.

Di dalam analisis tersebut, jumlah kecelakaan diasumsikan

menjadi nilai peluang dan fatalitas dari korban kecelakaan

dikonversi menjadi nilai dampak, seperti yang tertera pada Tabel

5.135.

Tabel 5.135. Analisis resiko di Simpang Duduk Sampeyan

Jenis Tabrakan

Duduk Sampeyan

Nilai

peluang

Nilai

dampak

Fatalitas

Peluang *

Dampak Kategori

Sendiri (lepas kendali) 1 1 1 Tidak Berbahaya

Samping-samping 2 10 20 Tidak Berbahaya

Depan-samping 2 100 200 Cukup Berbahaya

Depan-belakang 1 1 1 Tidak Berbahaya

Depan-depan 2 70 140 Tidak Berbahaya

Kecelakaan beruntun 1 1 1 Tidak Berbahaya

Usulan prioritas penanganan hanya dilakukan pada jenis tabrakan

dengan kategori “Berbahaya” dan “Sangat Berbahaya”.

Berdasarkan hasil analisis, hanya terdapat kategori kecelakaan

cukup berbahaya dengan tipe kecelakaan depan-samping.

Karakteristik kecelakaan mengenai kondisi permukaan jalan yang

terjadi di lokasi ini dapat dilihat pada Tabel 5.136.

Tabel 5.136. Karakteristik kondisi permukaan jalan di Simpang

Duduk Sampeyan

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1885-

188

Kondisi Jalan Jumlah

Kecelakaan

Fatalitas Nilai

MD LB LR

Kering 6 4 1 1 54

Genangan Air 0 0 0 0 0

Basah 0 0 0 0 0

Untuk kondisi kering merupakan kondisi ideal. Sehingga perlu

diselidiki mengenai kondisi geometri dan kondisi lingkungan

eksisting yang ditunjukkan pada tahap selanjutnya untuk dapat

mengetahui lebih rinci usulan penanganan seperti apa yang

dibutuhkan.

Untuk mengetahui karakteristik kondisi cuaca dikaitkan dengan

fatalitas korban yang mengalami kecelakaan sehingga didapatkan

nilai kecelakaan tertinggi dengan kondisi cuaca tertentu dapat

dilihat pada Tabel 5.137

Tabel 5.137. Karakteristik kondisi cuaca uraian permasalahan

di Simpang Duduk Sampeyan

Cuaca Jumlah

Kecelakaan

Fatalitas Nilai

MD LB LR

Normal 6 4 1 1 54

Berkabut 0 0 0 0 0

Hujan Gerimis 0 0 0 0 0

Hujan lebat 0 0 0 0 0

Kecelakaan sering terjadi pada kondisi cuaca cerah dan pada pagi

atau siang hari. Pada kondisi seperti, kendaraan cenderung

berjalan dengan kecepatan tinggi.

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1895-

189

Untuk mengetahui karakteristik moda dikaitkan dengan fatalitas

korban yang mengalami kecelakaan sehingga didapatkan nilai

kecelakaan tertinggi dengan moda kendaraan tertentu dapat

dilihat pada Tabel 5.138

Tabel 5.138. Jenis moda kendaraan yang mengalami kecelakaan

di Simpang Duduk Sampeyan

Moda Kendaraan Jumlah

Kecelakaan

Fatalitas Nilai

MD LB LR

Sepeda Motor 6 3 1 2 45

Mobil 4 1 1 0 15

Truk 1 1 0 0 12

Bus 1 1 0 0 12

Pejalan Kaki 0 0 0 0 0

Sepeda 0 0 0 0 0

Untuk dapat mengetahui moda kendaraan mana yang menjadi

dasar untuk penentuan usulan penanganan maka dibutuhkan

analisis resiko dan tingkat kepentingan penanganan daerah rawan

kecelakaan, dimana jumlah kecelakaan dikonversi menjadi nilai

peluang serta fatalitas dari korban kecelakaan dikonversi menjadi

nilai dampak, seperti yang tertera pada Tabel 5.139

Tabel 5.139. Analisis resiko tingkat kepentingan penanganan

berdasarkan moda kendaraan di Simpang Duduk

Sampeyan

Moda kendaraan Simpang Duduk Sampeyan

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1905-

190

Nilai

peluang

Nilai

dampak

Fatalitas

Peluang *

Dampak Kategori

Sepeda Motor 3 100 300 Berbahaya

Mobil 2 100 200 Cukup Berbahaya

Truk 2 100 200 Cukup Berbahaya

Bus 2 100 200 Cukup Berbahaya

Pejalan Kaki 1 1 1 Tidak Berbahaya

Sepeda 1 1 1 Tidak Berbahaya

Untuk mengusulkan penanganan hanya pada kategori

“Berbahaya” dan “Sangat Berbahaya” yang menjadi prioritas.

Berdasarkan hasil analisis, maka moda kendaraan yang perlu

mendapat analisis untuk pengajuan usulan penanganan adalah

tipe tabrak moda sepeda motor.

Kondisi geometrik di Simpang Duduk Sampeyan ini

berupa:

1) Jalan 2 lajur 2 arah tidak terbagi,

2) Perkerasan merupakan Fleksibel pavement,

3) Lebar lajur 3,5 meter,

4) Bahu jalan 2 dan 3 meter, tidak diperkeras, sejajar dengan

badan jalan,

5) Kondisi cat marka tengah dan marka tepi tidak jelas,

6) Tidak ditemukan rambu lalu-lintas,

7) Terdapat perempatan dengan volume lalu lintas tinggi.

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1915-

191

Dari deskripsi kondisi geometrik lokasi kecelakaan, dapat

dianalisis kombinasi faktor-faktor yang menyebabkan kecelakaan

ditunjukkan pada Tabel 5.140 sebagai berikut.

Tabel 5. 140. Uraian permasalahan dan kategori resiko di

Simpang Duduk Sampeyan

No Uraian

Permasalahan

Dampak

Permasalahan Deviasi

Nilai

peluang

Nilai

dampak

Nilai

Resiko Kategori

1. Marka tepi dan

marka tengah

yang tidak jelas

Pengemudi

keluar jalur

70% 4 100 400 Sangat

Berbahaya

2. Tidak adanya

rambu

pembatasan

kecepatan dan

rambu hati-hati

pada daerah

rawan

Kecepatan

tinggi yang

memperbesar

dampak

keprahan

pelaku

kecelakaan

100% 5 100 500 Sangat

Berbahaya

3. Tidak adanya

rambu

perempatan

serta marka dan

rambu stop

pada lengan

sekunder

Pengemudi

keluar jalur dan

membahayakan

serta tidak

mengetahui

adanya

perempatan

100% 5 100 500 Sangat

Berbahaya

4. Marka yang

tidak jelas

Pengemudi

keluar jalur

90% 5 100 500 Sangat

Berbahaya

5. Penerangan

malam hari

yang kurang

Keterbatasan

jarak pandang

pada malam

hari

100% 4 100 400 Berbahaya

6. Tidak ada

fasilitas pejalan

kaki

Keselamatan

pejalan kaki

tidak terjamin

baik ketika

berjalan

maupun

menyeberang

jalan

100% 5 100 500 Sangat

Berbahaya

Analisis penyebab kecelakaan hanya mengusulkan penanganan

pada kategori “Berbahaya” dan “Sangat Berbahaya”.Berdasarkan

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1925-

192

hasil analisis penyebab kecelakaan di atas, maka seluruh faktor

penyebab kecelakaan harus mendapatkan usulan penanganan

karena kategori yang diberikan adalah “Berbahaya” dan “Sangat

Berbahaya”. Usulan penanganan tersebut tercantum pada Tabel

5.141 berikut.

Tabel 5.141. Usulan penanganan untuk lokasi daerah rawan

kecelakaan Simpang Duduk Sampeyan

No Uraian

Permasalahan

Usulan

Penanganan

Teknis Jangka

Pendek

Usulan

Penanganan

Teknis Jangka

Menengah

Usulan

Penanganan

Teknis Jangka

panjang

1 Lajur yang

relative sempit

dengan marka tepi

dan tengah yang

tidak ada

Pengecetan kembali

marka tepi yang

sesuai standar

Pembuatan

Continuous

Shoulder Rumble

Strips

Pembuatan median

Penambahan

lajur/duplikasi jalur

lalu lintas, lebar

minimal per lajur

3,5 m.

2 Tidak adanya

rambu pembatasan

kecepatan pada

daerah rawan

Pemasangan rambu

batas kecepatan dan

pemasangan rambu

hati hati serta papan

pengumuman

daerah rawan

kecelakaan untuk

menigkatkan

kewaspadaaan.

- Penambahan

lajur/duplikasi jalur

lalu lintas, lebar

minimal per lajur

3,5 m.-

3 Tidak adanya

rambu perempatan

serta marka dan

rambu stop pada

lengan sekunder

Pemasangan rambu

perempatan dengan

jarak 200 m dari

perempatan serta

marka dan rambu

stop pada lengan

sekunder

- Pemasangan

APILL

4 Penerangan

malam hari yang

kurang

- - Pemasangan lampu

jalan

5 Tidak ada fasilitas

untuk pejalan kaki

- Pembuatan fasilitas

penyeberangan

jalan

Pembuatan jalur

pejalan kaki/

Usulan penanganan pada daerah Simpang Duduk Sampeyan

ditunjukkan pada Gambar 5.135, Gambar 5.136, Gambar 5.137,

dan Gambar 5.138 sebagai berikut.

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1935-

193

Gambar 5.135. Usulan penganan daerah rawan kecelakaan

Simpang Duduk Sampeyan

Gambar 5.136. Detail 1 usulan penganan daerah rawan

kecelakaan Simpang Duduk Sampeyan

DETAIL 1

DETAIL 3

DETAIL 2

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1945-

194

Gambar 5.137. Detail 2 usulan penganan daerah rawan

kecelakaan Simpang Duduk Sampeyan

Gambar 5.138. Detail 3 usulan penganan daerah rawan

kecelakaan Simpang Duduk Sampeyan

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1955-

195

Usulan penanganan daerah rawan kecelakaan pada Simpang

Duduk Sampeyan untuk jangka menengah ditunjukkan pada

Gambar 5.139.

Gambar 5. 139. Usulan pembuatan Continuous Shoulder

Rumble Strips pada bahu jalan dan Centerline

Rumble Strips/Stripes jalan

Gambar 5. 140. Usulan pembuatan median jalan

Gambar 5. 141. Pembuatan fasilitas penyeberangan jalan

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1965-

196

Usulan penanganan daerah rawan kecelakaan pada Simpang

Duduk Sampeyan untuk jangka panjang ditunjukkan pada

Gambar 5.142 dan Gambar 5.143.

Gambar 5.142. Pelebaran jalan menjadi 4 lajur

Gambar 5.143. Usulan pemasangan lampu jalan

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1975-

197

Gambar 5. 144. Pemasangan APILL dan jalur pejalan kaki

Berikut ini adalah estimasi anggaran biaya untuk penanganan

keselamatan di Ruas Kalianak.

Tabel 5. 142. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan

jangka pendek di Simpang Duduk Sampeyan

Usulan Penanganan Teknis

Jangka Pendek

Perkiraan Biaya

Pengecatan kembali median menjadi 2 garis sejajar utuh

dengan lebar garis 0,12 m dengan jarak 0,1 m dan marka tepi

yang sesuai standar

Rp. 30.000 / meter

Pembuatan rambu peringatan, informasi dan larangan. Rp.600.000/rambu

Tabel 5.143. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan

jangka menengah di Simpang Duduk Sampeyan

Usulan Penanganan Teknis

Jangka Menengah

Perkiraan Biaya

Pembuatan Continuous Shoulder Rumble Strips pada bahu

jalan dan pada Centerline Rumble Strips/Stripes jalan.

Rp.11.600.000/km

Pembuatan fasilitas penyeberangan pejalan kaki Rp. 20.0000.000/set

Pembuatan median jalan Rp. 4.000.000/m3

Tabel 5.144. Perkiraan biaya pelaksanaan usulan penanganan

jangka panjang di Simpang Duduk Sampeyan

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1985-

198

Usulan Penanganan Teknis

Jangka Panjang

Perkiraan Biaya

Perbaikan penyempitan jalan dengan cara pelebaran jalan

dengan lebar tiap lajur 3,5 m.

Rp. 5.000.000/m3

Pembuatan lampu penerang jalan Rp. 10.000.000/buah

Pembuatan jalur pejalan kaki Rp. 5.000.000/m3

Pemasangan APILL Rp. 200.000.000

C. BENCHMARKING PENURUNAN ANGKA DAN RESIKO

KECELAKAAN

Intelligent Transport System (ITS) adalah salah satu system yang saat

ini digunakan di beberapa negara maju di dunia untuk menurunkan

angka dan resiko kecelakaan. Berikut ini adalah beberapa contoh

penerapannya.

1. Manajemen Informasi Cuaca (Road Weather Management)

Kondisi cuaca buruk berdampak besar pada keselamatan di ruas

jalan dan simpang. Cuaca mempengaruhi perilaku pengemudi,

performa kendaraan, gesekan trotoar, dan infrastruktur jalan.

Peristiwa kondisi cuaca beserta dampaknya di jalan dapat dipandang

sebagai prediksi, insiden yang tidak berulang yang mempengaruhi

keamanan, mobilitas dan produktivitas pelaku perjalanan. Kondisi

cuaca dapat mempengaruhi keselamatan jalan melalui peningkatan

risiko kecelakaan, serta bahaya-bahaya lain yang berkaitan dengan

cuaca. Peningkatan dampak buruk dari cuaca dapat dilakukan

dengan mengurangi volume lalu lintas dan kecepatan yang lewat di

ruas jalan, meningkatkan variasi kecepatan, yaitu ukuran

keseragaman kecepatan, dan penurunan kapasitas jalan, yaitu tingkat

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

1995-

199

maksimum di mana kendaraan dapat melakukan perjalanan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kondisi cuaca selain akan

menurunkan produktivitas perjalanan, juga akan meningkatkan

biaya operasi dan biaya pemeliharaan jalan.

Di beberapa negara maju, untuk menekan dampak negatif terhadap

cuaca, khususnya yang terkait dengan peningkatan keselamatan

pengguna jalan, dilakukan suatu manajemen informasi cuaca (road

weather management) sedemikian sehingga apabila terjadi cuaca

yang cukup ekstrim (misalnya hujan yang sangat lebat, angin puting

beliung, dan lain-lain), maka dampak cuaca tersebut terhadap

kecelakaan bisa diminimalisir. Gambar 5.145 berikut menunjukkan

proses dari road weather management yang dilakukan oleh negara-

negara maju.

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

2005-

200

Gambar 5. 145. Road Weather Management untuk Menurunkan

Resiko Kecelakaan

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

2015-

201

2. Sistem Komunikasi Antar Kendaraan (Vehicle-to-Vehicle

Communications for Safety)

Sistem Komunikasi antarkendaraan bermotor, merupakan sebuah

teknologi di mana antarkendaraan akan saling berkomunikasi,

menyediakan informasi antar satu sama lain seperti peringatan

keamanan dan informasi lalu lintas. Sebagai pendekatan kooperatif ,

sistem komunikasi kendaraan dapat lebih efektif untuk menghindari

kecelakaan dan kemacetan lalu lintas.

Secara singkat, prinsip kerja dari sistem ini adalah dengan

menggangap dua node yaitu (1) kendaraan (2) stasiun yang

diletakkan di pinggir jalan, yang dihubungkan dengan perangkat

Dedicated Short Range Communications (DSRC), yang kemudian

saling berkomunikasi untuk mencapai sebuah tujuan keselamatan

dan produktivitas melalui sebbuah sistem yang mengintegrasikan

komunikasi antara kendaraan dan stasiun tersebut (fixed node)

sebagaimana yang dijelaskan pada Gambar 5.146 berikut.

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

5-

Gambar 5. 146. Sistem Kerja pada Vehicle-to-Vehicle Communications for Safety

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

5-

3. Vehicle Infrastructure Integration (VIM)

Vehicle infrastucture Integration (VIM) merupakan aplikasi

serangkaian teknologi yang secara langsung menghubungkan

kendaraan dengan jalan dan lingkungannya. Prinsip kerja utama

dari VIM ini adalah untuk menyediakan link komunikasi antara

kendaraan dan infrastruktur pinggir jalan (melalui Roadside

Equipment) dengan suatu link khusus, di mana sistemnya hampir

sama dengan sistem Komunikasi antarkendaraan.

Beberapa contoh aplikasi VIM yang saat ini banyak digunakan

antara lain:

a. Peringatan terhadap pengemudi tentang kondisi tidak aman

atau tabrakan

b. Peringatan terhadap pengemudi jika kecepatannya terlalu

tinggi

c. Informasi kepada pengemudi mengenai kemacetan, kondisi

cuaca yang real-time dan insidentil

d. Informasi kepada pengemudi tentang kapasitas jalan terkait

dengan real time management, sampai pemberian saran untuk

ruas-ruas jalan yang harus dilewati pengendara

Gambar 5.147 berikut menjelaskan contoh penggunaan VIM

untuk meningkatkan keselamatan di jalan raya

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

5-

Gambar 5. 147. Aplikasi VIM untuk informasi adanya kecelakaan, penyeberang jalan, dan kendaraan yang

pindah lajur secara mendadak

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

5-

4. Point to point Speed Enforcement (P2SE)

Point-to-Point Speed Enforcement bekerja dengan mengukur jumlah

waktu yang dibutuhkan kendaraan berat untuk berkendara antara

dua titik dan kemudian menghitung rata-rata kecepatan kendaraan.

Jika kecepatan rata-rata kendaraan adalah lebih tinggi dari batas

kecepatan untuk panjang jalan tertentu, maka si pengendara akan

diberi pesan untuk mengurangi kecepatannya. Semua panjang

penegakan Point-to-Point Speed Enforcement disertifikasi untuk

memastikan keakuratan perhitungan kecepatan rata-rata. Jarak yang

digunakan ketika menghitung kecepatan rata-rata kendaraan di

seluruh panjang jalan penegakan Point-to-Point Speed Enforcement

akan menjadi jarak praktis yang terpendek yang menjamin bahwa

tidak ada kemungkinan bahwa kecepatan pengemudi dapat melebihi

kecepatan yang sudah ditentukan. Penegakan Point-to-Point Speed

Enforcement digunakan pada daerah dengan kecepatan tinggi yang

tidak ditopang oleh kelayakan alinyemen vertikal dan horisontal.

Dampak penegakan Point-to-Point Speed Enforcement di luar negeri

telah menunjukkan bahwa telah terjadi pengurangan sebesar 50

persen pada kecelakaan fatal dan serius.

Point-to-Point Speed Enforcement hanya menargetkan untuk

kendaraan berat karena jikalau kendaraan tersebut terlibat dalam

kecelakaan akibat kecepatannya yang tinggi, maka korban

kecelakaan kemungkinan besar adalah fatal atau meninggal dunia.

Gambar 5. 148 menunjukkan aplikasi sistem Point-to-Point Speed

Enforcement untuk kendaraan berat.

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

2065-

206

Gambar 5. 148. Contoh Penerapan Point to point Speed

Enforcement untuk Kendaraan Berat

Dari beberapa contoh penerapan teknologi untuk mengurangi angka

kecelakaan dan tingkat resiko kecelakaan di atas, Tabel 5.145

mencoba merangkum teknologi-teknologi di negara maju yang

dapat diaplikasikan di wilayah studi sepanjang jalur pantai utara dan

jalur pantai selatan.

Laporan Akhir (Final Report)

Studi Evaluasi Lokasi Black Spot di Jalur Utara dan Selatan Pulau Jawa dalam Mendukung Program Pemerintah Menurunkan Angka Kecelakaan

2075-

207

Tabel 5. 145. Benchmarking Penerapan ITS di Negara Maju

Untuk Kasus Jalur Pantai Utara dan Jalur Pantai

Selatan Guna Penurunan Angka dan Resiko

Kecelakaan

Lokasi RWM V2C VIM P2SE

Jalur Lintas Utara

Kabupaten

Indramayu

Loh Bener - v v -

Kadangheur - v v v

Widasari - v v -

Kota Semarang Kaligawe v v v v

Jl. Semarang-

Kendal

- v v v

Simpang Siliwangi - v v v

Kota Surabaya Kalianak - v v v

Simpang Duduk

Sampeyan

- v v v

Jalur Lintas Selatan

Ngawi Widodaren - v v

Mantingan - - v -

Simpang Padas - v v v

Purwokerto Kemrajen - v v v

Sumpiuh - v v v

Nagreg Nagreg KM 36-37 - - v v