bab iii metodologi penelitian -...

16
“Studi Evaluasi Standar Pelayanan Minimal Bidang Perhubungan di Beberapa Daerah Provinsi di IndonesiaLaporan Akhir III- 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Penelitian 1. Sistematikan Penelitian Lap Pendahuluan Lap Antara Gambar 3.1 Pendekatan dan jenis penelitian Lap Akhir -Pengumpulan peraturan Perundang-undangan -Perumusan Lingkup Kegiatan & Metodoloi Melakukan Kajian Pendekatan pengumpulan Data: -Observasi -Hasil wawancara -Dokumenter Pendekatan kajian: -Komparatif - Peraturan - CSI - Literatur -Pemetaan SPM bidang perhubungan yang sudah terpenuhi dan belum terpenuh. -Dapat diketahui SPM bidang perhubungan yang sudah terpenuhi dan belum terpe- nuhi -Klasifikasi, kualifikasi data SPM bidang perhubungan serta permasalahan yang dihadapi di daerah laut Editing , coding dan tabulasi data Data Sekunder: - Kebijakan bidang perhubungan di daerah - Ketersedian SPM di daerah - Pemetaan SPM bidang perhubungan yang Sudah ter penuhi di daerah - Profil SPM bidang perhubungan di daerah - Kondisi SPM bidang perhubungan di daerah Data Primer: - Permasalahan Pemenuhan SPM Bidang Perhubungan di Daerah - Permasalahan kebijakan bidang perhubungan di daerah. - Permasalahan kondisi SPM bidang perhubungan di daerah -Pola pembinaan SDM aparat PEMDA untuk me- Inventarisasi Data Perumusan kues- sioner sesuai dengan lingkup kegiatan Pembahasan TOR dan pembagian tu- gas di antara para tenaga ahli Persiapan

Upload: vubao

Post on 24-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

“Studi Evaluasi Standar Pelayanan Minimal Bidang Perhubungan di

Beberapa Daerah Provinsi di Indonesia”

Laporan Akhir III- 1

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Penelitian

1. Sistematikan Penelitian

Lap Pendahuluan

Lap Antara

Gambar 3.1 Pendekatan dan jenis penelitian Lap Akhir

-Pengumpulan peraturan Perundang-undangan -Perumusan Lingkup Kegiatan & Metodoloi

Melakukan Kajian

Pendekatan pengumpulan Data: -Observasi -Hasil wawancara -Dokumenter

Pendekatan kajian: -Komparatif - Peraturan - CSI - Literatur

-Pemetaan SPM bidang perhubungan yang sudah terpenuhi dan belum terpenuh. -Dapat diketahui SPM bidang perhubungan yang sudah terpenuhi dan belum terpe- nuhi

-Klasifikasi, kualifikasi data SPM bidang perhubungan serta

permasalahan yang dihadapi di daerah laut

Editing , coding dan tabulasi data

Data Sekunder:

- Kebijakan bidang perhubungan di daerah - Ketersedian SPM di daerah - Pemetaan SPM bidang perhubungan yang

Sudah ter penuhi di daerah - Profil SPM bidang perhubungan di daerah - Kondisi SPM bidang perhubungan di daerah

Data Primer: - Permasalahan Pemenuhan SPM Bidang

Perhubungan di Daerah - Permasalahan kebijakan bidang perhubungan

di daerah. - Permasalahan kondisi SPM bidang

perhubungan di daerah -Pola pembinaan SDM aparat PEMDA untuk me- Ningkatkan pelayanan transportasi laut

Inventarisasi Data

Perumusan kues- sioner sesuai dengan

lingkup kegiatan

Pembahasan TOR dan pembagian tu- gas di antara para tenaga ahli

Persiapan

“Studi Evaluasi Standar Pelayanan Minimal Bidang Perhubungan di

Beberapa Daerah Provinsi di Indonesia”

Laporan Akhir III- 2

2. Persiapan a. Pembahasan TOR

Ketua Tim melakukan koordinasi terhadap para tenaga ahli termasuk para asisten

tenaga ahli untuk pembahasan TOR/Kerangka Acuan sebagai acuan pelaksanaan

kegiatan studi. Dalam hal ini, juga dilakukan pembagian tugas kepada masing–

masing tenaga ahli sesuai dengan kompotensi yang dimiliki.

b. Pengumpulan Peraturan Perundang-Undangan dan Perumusan Lingkup Kegiatan

serta Metodologi Peraturan perundang-undangan yang dikumpulkan adalah terkait

dengan Standar Pelayanan Minimal ( SPM ) bidang Perhubungan di daerah meliputi;

1) SPM angkutan jalan:

a) Jaringan pelayanan angkutan jalan ( Angkutan Umum yang melayani

jaringan jalan propinsi )

b) Jaringan prasarana angkutan jalan ( Terminal Tipe A yang ada di Propinsi

yang melayani angkutan dalam trayek )

c) Fasilitas perlengkapan jalan ( rambu, marka dan guardrill dan penerangan

jalan umum ( PJU ) pada jalan propinsi

d) Keselamatan ( standar keselamatan angkutan umum yang melayani trayek

antar kota dalam propinsi ( AKDP )

e) Sumber Daya Manusia ( SDM ) , yaitu SDM yang memiliki kompotensi

sebagai pengawas kelaikan kendaraan bermotor pada perusahaan angkutan

umum, pengelola terminal, dan perlengkapan jalan. Dengan kata lain

meliputi:

(1) SDM pengawas kelaikan kendaraan umum

(2) SDM pengelola terminal

(3) SDM pengelola perlengkapan jalan

2) Angkutan Sungai dan Danau:

a) Jaringan pelayanan Angkutan Sungai dan Danau (Angkutan Sungai dan

Danau yang melayani jaringan trayek antar kabupaten/kota dalam propinsi)

b) Jaringan Prasarana Angkutan Sungai dan Danau ( Pelabuhan Sungai dan

Danau yang melayani kapal sungai dan danau pada jaringan trayek antar

kabupaten/kota dalam propinsi

c) Keselamatan (Standar keselamatan kapal sungai dan danau yang beroperasi

yang beroperasi pada trayek antar kabupaten/kota dalam propinsi )

d) SDM (Sumber Daya Manusia )/ SDM yang memiliki kompotensi sebagai

awak kapal angkutan sungai dan danau

3) Angkutan Penyeberangan :

a) Jaringan Pelayanan Angkutan Penyeberangan (tersedia kapal

penyeberangan yang beroperasi pada lintas antar kabupaten/kota dalam

propinsi

b) Jaringan prasarana angkutan penyeberangan ( tersedianya pelabuhan pada

setiap ibukota Kab/Kota yang memiliki pelayanan angkutan penyeberangan

pada jaringan trayek antar kabupaten/kota dalam propinsi

“Studi Evaluasi Standar Pelayanan Minimal Bidang Perhubungan di

Beberapa Daerah Provinsi di Indonesia”

Laporan Akhir III- 3

c) Keselamatan ( terpenuhinya standar keselamatan kapal dengan ukuran di

bawah 7 GT yang beroperasi pada lintas penyeberangan antar

kota/kabupaten dalam propinsi )

d) Sumber Daya Manusia ( SDM )/ tersedianya SDM yang memiliki

kompotensi sebagai awak kapal penyeberangan di bawah ukuran 7 GT

c. Kuesioner

Dalam perumusan kuesioner akan dikelompokkan pada dua bagian yaitu kepada

publik/masyarakat sebagai pengguna jasa transportasi, dan kepada pemerintah daerah

termasuk pengelola pelayanan bidang perhubungn sebagai penyedia jasa

transportasi.Substansi masing-masing kuesioner secara makro adalah:

1) Kuessioner bagi publik

Substansi kuessioner untuk publik pada hakekatnya adalah untuk mengetahui

apakah sudah puas tentang pelayanan bidang perhubungan yang sudah ada

sekarang ini ?. Dengan demimikan, setiap aspek pelayanan di bidang

perhubungan akan ditanyakan responden. Bilamana dari hasil kajian ternyata

belum puas, tentunya perlu adanya peningkatan kualitas pelayanan bidang

perhubungan. Dalam hal ini, bisa saja perlu adanya pengembangan prasarana

dan sarana pelayanan bidang perhubungan seperti telah dijelaskan sebelumnya.

2) Kuessioner untuk pengelola pelayanan dan/atau Dinas Perhubungan bidang

perhubungan

Substansi bagi pengelola pelayanan bidang perhubungan akan mencerminkan

beberapa hal yaitu; apakah SPM bidang perhubungan yang ada sekarang ini

sudah cukup, b. di antara SPM tersebut, aspek pelayanan apa saja yang lebih

diutamakan, dan apakah permasalahan yang cukup mendasar dalam pemenuhan

SPM bidang perhubungan di daerah

3. Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan dilakukan beberapa tahapan yaitu;

a. Tahap pertama meliputi;

Melakukan pengumpulan data dan informasi dari lokasi studi/lapangan terkait

dengan SPM bidang perhubungan meliputi;

1) SPM angkutan jalan:

a) Jaringan pelayanan angkutan jalan ( Angkutan Umum yang melayani

jaringan jalan propinsi )

b) Jaringan prasarana angkutan jalan ( Terminal Tipe A yang ada di

Propinsi yang melayani angkutan dalam trayek )

c) Fasilitas perlengkapan jalan ( rambu, marka dan guardrill dan

penerangan jalan umum ( PJU ) pada jalan propinsi

d) Keselamatan ( standar keselamatan angkutan umum yang melayani

trayek antar kota dalam propinsi ( AKDP )

e) Sumber Daya Manusia ( SDM ) , yaitu SDM yang memiliki

kompotensi sebagai pengawas kelaikan kendaraan bermotor pada

“Studi Evaluasi Standar Pelayanan Minimal Bidang Perhubungan di

Beberapa Daerah Provinsi di Indonesia”

Laporan Akhir III- 4

perusahaan angkutan umum, pengelola terminal, dan perlengkapan

jalan. Dengan kata lain meliputi:

(1) SDM pengawas kelaikan kendaraan umum

(2) SDM pengelola terminal

(3) SDM pengelola perlengkapan jalan

2) Angkutan Sungai dan Danau:

a) Jaringan pelayanan Angkutan Sungai dan Danau ( Angkutan Sungai

dan Danau yang melayani jaringan trayek antar kabupaten/kota dalam

propinsi)

b) Jaringan Prasarana Angkutan Sungai dan Danau ( Pelabuhan Sungai

dan Danau yang melayani kapal sungai dan danau pada jaringan trayek

antar kabupaten/kota dalam propinsi

c) Keselamatan ( Standar keselamatan kapal sungai dan danau yang

beroperasi yang beroperasi pada trayek antar kabupaten/kota dalam

propinsi )

d) SDM ( Sumber Daya Manusia )/ SDM yang memiliki kompotensi

sebagai awak kapal angkutan sungai dan danau

3) Angkutan Penyeberangan :

a) Jaringan Pelayanan Angkutan Penyeberangan (tersedia kapal

penyeberangan yang beroperasi pada lintas antar kabupaten/kota dalam

propinsi

b) Jaringan prasarana angkutan penyeberangan (tersedianya pelabuhan

pada setiap ibukota Kab/Kota yang memiliki pelayanan angkutan

penyeberangan pada jaringan trayek antar kabupaten/kota dalam

propinsi

c) Keselamatan ( terpenuhinya standar keselamatan kapal dengan ukuran

di bawah 7 GT yang beroperasi pada lintas penyeberangan antar

kota/kabupaten dalam propinsi )

d) Sumber Daya Manusia ( SDM )/ tersedianya SDM yang memiliki

kompotensi sebagai awak kapal penyeberangan di bawah ukuran 7 GT

b. Tahap kedua meliputi;

1) Melakukan wawancara kepada responden yang dalam hal ini kepada

publik/pengguna jasa dan kepada pengelola pelayanan bidang perhubungan

serta kepada Dinas Perhubungan di daerah.

2) Mengindentifikasi permasalahan dalam pemenuhan SPM di bidang

perhubungan di daerah.

3) Pengumpulan data sekunder meliputi:

a) Kebijakan SPM angkutan jalan:

(1) Jaringan pelayanan angkutan jalan (Angkutan Umum yang

melayani jaringan jalan propinsi )

(2) Jaringan prasarana angkutan jalan (Terminal Tipe A yang ada di

Propinsi yang melayani angkutan dalam trayek )

(3) Fasilitas perlengkapan jalan (rambu, marka dan guardrill dan

penerangan jalan umum (PJU) pada jalan propinsi

“Studi Evaluasi Standar Pelayanan Minimal Bidang Perhubungan di

Beberapa Daerah Provinsi di Indonesia”

Laporan Akhir III- 5

(4) Keselamatan ( standar keselamatan angkutan umum yang melayani

trayek antar kota dalam propinsi ( AKDP )

(5) Sumber Daya Manusia (SDM) , yaitu SDM yang memiliki

kompotensi sebagai pengawas kelaikan kendaraan bermotor pada

perusahaan angkutan umum, pengelola terminal, dan perlengkapan

jalan. Dengan kata lain meliputi:

(a) SDM pengawas kelaikan kendaraan umum

(b) SDM pengelola terminal

(c) SDM pengelola perlengkapan jalan

b) Kebijakan Angkutan Sungai dan Danau:

(1) Jaringan pelayanan Angkutan Sungai dan Danau ( Angkutan

Sungai dan Danau yang melayani jaringan trayek antar

kabupaten/kota dalam propinsi)

(2) Jaringan Prasarana Angkutan Sungai dan Danau ( Pelabuhan

Sungai dan Danau yang melayani kapal sungai dan danau pada

jaringan trayek antar kabupaten/kota dalam propinsi

(3) Keselamatan ( Standar keselamatan kapal sungai dan danau yang

beroperasi yang beroperasi pada trayek antar kabupaten/kota dalam

propinsi )

(4) SDM ( Sumber Daya Manusia )/ SDM yang memiliki kompotensi

sebagai awak kapal angkutan sungai dan danau

c) Angkutan Penyeberangan :

(1) Jaringan Pelayanan Angkutan Penyeberangan ( tersedia kapal

penyeberangan yang beroperasi pada lintas antar kabupaten/kota

dalam propinsi

(2) Jaringan prasarana angkutan penyeberangan ( tersedianya

pelabuhan pada setiap ibukota Kab/Kota yang memiliki pelayanan

angkutan penyeberangan pada jaringan trayek antar kabupaten/kota

dalam propinsi

(3) Keselamatan ( terpenuhinya standar keselamatan kapal dengan

ukuran di bawah 7 GT yang beroperasi pada lintas penyeberangan

antar kota/kabupaten dalam propinsi )

(4) Sumber Daya Manusia ( SDM )/ tersedianya SDM yang memiliki

kompotensi sebagai awak kapal penyeberangan di bawah ukuran 7

GT

4) Melakukan editing, coding, klasifikasi data dan permasalahan SPM Bidang

perhubungan di daerah.

5) Menelaah Rencana Tata Ruang Wilayah yang berkaitan dengan rencana

pengembangan SPM bidang perhubungan meliputi;

a) Angkutan Jalan

b) Angkutan Sungai dan Danau

c) Angkutan Penyeberangan

“Studi Evaluasi Standar Pelayanan Minimal Bidang Perhubungan di

Beberapa Daerah Provinsi di Indonesia”

Laporan Akhir III- 6

6) Melakukan kajian meliputi;

a) Komparatif SPM bidang perhubungan yang direncanakan dan yang

sudah ternyata ada ada di daerah meliputi;

(1) Angkutan Jalan

(2) Angkutan Sungai dan Danau

(3) Angkutan Penyeberangan

b) Tingkat kepuasan publik/ pengguna (user) jasa pelayanan bidang

perhubungan di daerah

c) Tingkat kepentingan aspek pelayanan bidang perhubungan di daerah

bagi user/pengguna jasa pelayanan

d) Tingkat pembobotan aspek pelayanan bidang perhubungan di daerah,

yang respondennya adalah para stakeholder dan/atau pengelola fasilitas

pelayanan bidang perhubungan di daerah. Dalam hal ini termasuk

Dinas Perhubungan di daerah

7) Berdasarkan kajian tersebut pada point di atas, selanjutnya akan dapat

diketahui “ Sejauh Mana Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal ( SPM )

Perhubungan di daerah

B. Lokasi Studi

Lokasi studi di fokuskan kepada;

1. Bengkulu

2. NTT

3. Kalimantan Tengah

4. Sulawesi Tenggara

5. Papua Barat

Gambar 4.2. Lokasi Studi Dalam Peta Indonesia

Gambar 3.2. Lokasi Studi Dalam Peta Indonesia

BENGKULU

KUPANG

PALANG KARAYA

KENDARI

SORONG

“Studi Evaluasi Standar Pelayanan Minimal Bidang Perhubungan di

Beberapa Daerah Provinsi di Indonesia”

Laporan Akhir III- 7

C. Sumber dan Jenis data Yang Dibutuhkan

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, data yang dibutuhkan dalam melakukan kegiatan dan

merumuskan maksud dan tujuan adalah data primer dan data sekunder. Data primer

diperoleh secara langsung dari beberapa responden di instansi terkait serta publik/penguna

jasa pelayanan bidang perhubungan di lokasi studi. Rincian kebutuhan data yang dibutuhkan

serta responden yang dijadikan sebagai sumber data primer adalah berbeda pada setiap

pelayanan bidang perhubungan. Lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut.

1. SPM angkutan jalan:

a. Jaringan pelayanan angkutan jalan (Angkutan Umum yang melayani jaringan jalan

propinsi ). Data primer dalam hal ini diperoleh dari:

1) Publik sebagai pengguna angkutan umum tentang kepusan

2) Pengelola angkutan umum tentang permasalahan SPM dan pembobotan

3) Dinas perhubungan tentang permasalahan SPM bidang angkutan umum

pada jaringan jalan dalam propinsi

b. Jaringan prasarana angkutan jalan ( Terminal Tipe A yang ada di Propinsi yang

melayani angkutan dalam trayek ). Data primer diperoleh dari:

1) Publik sebagai pengguna angkutan terminal tentang kepuasan

2) Operator angkutan sebagai pengguna jasa terminal Tipe A tentang kepuasan

3) Pengelola Terminal Tipe A tentang permasalahan dan pembobotan aspek

pelayanan

4) Dinas perhubungan tentang permasalahan dan pembobotan aspek pelayanan

terminal Tipe A

c. Fasilitas perlengkapan jalan ( rambu, marka dan guardrill dan penerangan jalan umum

( PJU ) pada jalan propinsi. Dalam hal ini data primer diperoleh dari:

1) Sopir angkutan umum sebagai pengguna jalan tentang kepuasan

2) Dinas perhubungan tentang permasalahan

d. Keselamatan ( standar keselamatan angkutan umum yang melayani trayek antar kota

dalam propinsi ( AKDP ). Data primer diperoleh dari:

1) Publik/Penumpang sebagai pengguna jasa AKDP tentang kepuasan

2) Operator AKDP tentang permasalahan Standar Pelayanan Minimal

3) Operator tentang pembobotan SPM bidang AKDP

e. Sumber Daya Manusia ( SDM) , yaitu SDM yang memiliki kompotensi sebagai

pengawas kelaikan kendaraan bermotor pada perusahaan angkutan umum, pengelola

terminal, dan perlengkapan jalan. Dengan kata lain meliputi:

1) SDM pengawas kelaikan kendaraan umum, data yang diperlukan adalah tentang

permasalahan kompotensi

2) SDM pengelola terminal, data yang diperlukan adalah permaslaahan tentang

komptensi

3) SDM pengelola perlengkapan jalan, data yang dibutuhkan adalah permasalahan

tentang kompotensi

2. Angkutan Sungai dan Danau:

a. Jaringan pelayanan Angkutan Sungai dan Danau ( Angkutan Sungai dan Danau

yang melayani jaringan trayek antar kabupaten/kota dalam propinsi). Dalam hal

ini sumber data primer diperoleh dari:

“Studi Evaluasi Standar Pelayanan Minimal Bidang Perhubungan di

Beberapa Daerah Provinsi di Indonesia”

Laporan Akhir III- 8

1) Publik/penumpang sebagai pengguna jasa angkutan sungai dan danau

tentang kepuasan

2) Operator Angkutan Sungai dan Danau tentang pembobotan aspek pelayanan

dan permasalahan standar pelayanan angkutan sungai dan danau

3) Dinas Perhubungan , tentang pembobotan aspek pelayanan dan

permasalahan standar pelayanan angkutan sungai dan danau

b. Jaringan Prasarana Angkutan Sungai dan Danau ( Pelabuhan Sungai dan Danau

yang melayani kapal sungai dan danau pada jaringan trayek antar kabupaten/kota

dalam propinsi. Dalam hal ini data primer diperoleh dari:

1) Operator angkutan sungai dan danau sebagai pengguna jasa pelabuhan tentang

kepuasan

2) Publik/penumpang sebagai pengguna jasa pelabuhan tentang kepuasan

3) Penglola pelabuhan tentang pemobobotan aspek pelayanan pelabuhan

4) Dinas Perhubungan tentang pembobotan aspek pelayanan pelabuhan

c. Keselamatan ( standar keselamatan kapal sungai dan danau yang beroperasi pada

trayek antar kabupaten/kota dalam propinsi ). Sumber data primer diperoleh dari:

1) Kapten dan/atau ABK kapal sungai dan danau, tentang standar keselamatan

operasional

2) Kapten dan/atau ABK kapal sungai dan danau pembobotan aspek keselamatan

kapal sungai dan danau

3) Publik/penumpang sebagai pengguna jasa kapal angkutan sungai dan danau

d. SDM ( Sumber Daya Manusia )/ SDM yang memiliki kompotensi sebagai awak

kapal angkutan sungai dan danau. Sumber data primer diperoleh dari:

1) Awak kapal angkutan sungai dan danau tentang permasalahan kompotensi

2) Awak kapal angkutan sungai dan danau tentang pembobotan kompotensi

3. Angkutan Penyeberangan :

a. Jaringan Pelayanan Angkutan Penyeberangan ( tersedia kapal penyeberangan yang

beroperasi pada lintas antar kabupaten/kota dalam propinsi. Sumber data primer

diperoleh dari:

1) Publik/Penumpang tentang kepuasan penggunaan kapal penyeberangan

2) Operator kapal angkutan penyeberangan tentang permasalahan standar

pelayanan

3) Operator kapal angkutan penyeberangan tentang pembobotan aspek pelayanan

b. Jaringan prasarana angkutan penyeberangan ( tersedianya pelabuhan pada setiap

ibukota Kab/Kota yang memiliki pelayanan angkutan penyeberangan pada jaringan

trayek antar kabupaten/kota dalam propinsi. Data primer diperoleh dari:

1) Operator kapal angkutan penyeberangan sebagai pengguna tentang kepuasan

2) Publik/penumpang sebagai pengguna jasa pelabuhan penyeberangan

3) Operator kapal angkutan penyeberangan tentang pembobotan aspek

pelayanan

4) Dinas Perhubungan tentang pembobotan aspek pelayanan serta permasalahan

standar pelayanan

c. Keselamatan (terpenuhinya standar keselamatan kapal dengan ukuran di bawah 7

GT yang beroperasi pada lintas penyeberangan antar kota/kabupaten dalam

propinsi ). Dalam hal ini sumber data primer diperoleh dari:

“Studi Evaluasi Standar Pelayanan Minimal Bidang Perhubungan di

Beberapa Daerah Provinsi di Indonesia”

Laporan Akhir III- 9

1) Publik/penumpang sebagai pengguna jasa angkutan kapal di bawah 7 GT

yang beroperasi pada lintas penyeberangan

2) Pengelola kapal dibawah ukuran 7 GT tentang permasalahan keselamatan dan

pembobotan aspek keselamatan

d. Sumber Daya Manusia ( SDM )/ tersedianya SDM yang memiliki kompotensi

sebagai awak kapal penyeberangan di bawah ukuran 7 GT. Dalam hal ini, sumber

data primer diperoleh dari:

1) Awak kapal di bawah ukuran 7 GT tentang permasalahan kompotensi

2) Awak kapal di bawah ukiuran 7 GT tentang pembobotan aspek kompotensi

yang harus dimiliki

Sementara data sekunder diperoleh dari:

1) Dinas Perhubungan

Data yang dibutuhkan meliputi:

a) Kebijakan SPM bidang perhubungan di daerah

b) Rencana pemenuhan SPM bidang perhubungan

2) BAPEDA

Data yang dibutuhkan adalah:

a) Tata Ruang Wilayah tentang bidang perhubungan

b) Jaringan jalan antar Kab/Kota dalam Propinsi

c) Jaringan trayek angkutan sungai dan danau antar Kab/Kota dalam

Propinsi

d) Jaringan trayek angkutan penyeberangan antar Kab/Kota dalam Propinsi

e) Jaringan jalan antar Kab/Kota dalam Propinsi yang sudah dilayani dan

belum terlayani angkutan jalan

f) Jaringan trayek angkutan sungai dan danau antar Kab/Kota dalam

Propinsi yang sudah dilayani dan yang belum terlayani angkutan sungai

dan danau

g) Jaringan trayek angkutan penyeberangan antar Kab/Kota dalam Propinsi

yang sudah dilayani dan yang belum terlayani angkutan penyeberangan

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data dan informasi berkaitan dengan SPM Bidang perhubungan di

daerah diperlukan beberapa teknik pengumpulan data yaitu sebagai berikut;

1. Wawancara

Ada dua teknik yang perlu dilakukan dalam pengumpulan data, yaitu yaitu wawancara

tersrtruktur dan wawancara tidak terstruktur (Subagiyo, 2011: 138 ). Di dalam

menggunakan wawancara terstruktur, sebelumnya telah dirumuskan kuessioner sebagai

pedoman bagi responden dalam memberikan jawaban. Tentunya bentuk pertanyaannya

ada yang bersifat tertutup dan ada yang terbuka. Dalam bentuk pertanyaan yang sifatnya

tertutup, respondent diperkenankan hanya memilih salah satu bentuk jawaban yang telah

tersedia. Sementara dalam wawancara tidak terstruktur, surveyor bebas mengajukan

pertanyaan, namun sebelumnya surveyor sudah memiliki garis-garis besar menjadi dasar

diskusi dan /atau pertanyaan menyangkut permasalahan SPM bidang perhubungan di

daerah. Dua teknik wawancara (wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur)

“Studi Evaluasi Standar Pelayanan Minimal Bidang Perhubungan di

Beberapa Daerah Provinsi di Indonesia”

Laporan Akhir III- 10

akan diterapkan untuk mengetahui sejauh mana daerah menerapkan SPM bidang

perhubungan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.

2. Kuessioner

Sebelum melakukan pengumpulan data dan informasi ke beberapa respoden, langkah

pertama yang perlu dirumuskan adalah merumuskan kuessioner. Di dalam kuessioner

akan diformulasikan beberapa pertanyaan yang sifatnya tertutup maupun terbuka yang

ada kaitannya untuk mengetahui SPM bidang perhubungan yang telah dicapai di daerah.

Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah responden dan surveyor dalam berdiskusi

secara tatap muka ( face to face ) maupun di dalam membahas suatu permasalahan

pelaksanaan SPM bidang perhubungan di daerah. Tentunya, dalam hal ini surveyor

sudah mengetahui sasaran SPM angkutan jalan, SPM angkutan sungai dan danau, dan

SPM angkutan penyeberangan. Di lain pihak, dengan salah satu pendekatan semacam ini

akan lebih mempermudah melakukan evaluasi dan/atau penilaian pelaksanaan dan

realisasi SPM di daerah melalui comparative SPM bidang perhubungan yang telah

direncanakan dengan SPM bidang perhubungan yang sudah terlaksana. Perbandingan

SPM bidang perhubungan yang telah direncanakan dengan SPM bidang perhubungan

yang sudah terlaksana/dicapai, akan dapat diketahui berapa persen yang belum tercapai

dan/atau sudah tercapai.

Dari hasil perbandingan tersebut, selanjutnya dipertanyakan bagaimana kondisi

keberadaan SPM bidang perhubungan yang sudah dicapai, apakah belum memedai atau

perlu dikembangkan, dalam artian diperbaiki. Hal ini semacam inilah yang perlu

dilakukan sehingga perkembangan pelaksanaan SPM di daerah dapat dievaluasi. Tetapi

perlu diperhatikan, sebelum merumuskan kuessioner atau angket maka harus ditetapkan

terlebih dahulu beberapa hal ( Suharsimi Arikunto, 2010: 268 ) meliputi;

a. Tujuan yang akan dicapai dengan kuessioner

b. Mengidentifikasi variabel yang akan dijadikan sasaran kuessioner

c. Menjabarkan setiap variabel menjadi sub variabel yang lebih spesifik

d. Berdasarkan sub variabel, selanjutnya dususunlah instrument atau kuesioner

sebagai perangkat pengumpulan data di lapangan

Dengan penetapan 4 (empat) faktor tersebut di atas, maka kuesioner yang telah disusun

akan lebih baik mengakomodir data-data yang diperlukan dalam evaluasi SPM bidang

perhubungan di daerah yang terdiri dari;

a. SPM angkutan jalan:

1) Jaringan pelayanan angkutan jalan ( Angkutan Umum yang melayani jaringan

jalan propinsi )

2) Jaringan prasarana angkutan jalan ( Terminal Tipe A yang ada di Propinsi yang

melayani angkutan dalam trayek )

3) Fasilitas perlengkapan jalan ( rambu, marka dan guardrill dan penerangan jalan

umum ( PJU ) pada jalan propinsi

4) Keselamatan ( standar keselamatan angkutan umum yang melayani trayek antar

kota dalam propinsi ( AKDP )

5) Sumber Daya Manusia (SDM ) , yaitu SDM yang memiliki kompotensi

sebagai pengawas kelaikan kendaraan bermotor pada perusahaan angkutan

umum, pengelola terminal, dan perlengkapan jalan. Dengan kata lain meliputi:

“Studi Evaluasi Standar Pelayanan Minimal Bidang Perhubungan di

Beberapa Daerah Provinsi di Indonesia”

Laporan Akhir III- 11

a) SDM pengawas kelaikan kendaraan umum

b) SDM pengelola terminal

c) SDM pengelola perlengkapan jalan

b. Kebijakan Angkutan Sungai dan Danau:

1) Jaringan pelayanan Angkutan Sungai dan Danau ( Angkutan Sungai dan

Danau yang melayani jaringan trayek antar kabupaten/kota dalam propinsi)

2) Jaringan Prasarana Angkutan Sungai dan Danau ( Pelabuhan Sungai dan

Danau yang melayani kapal sungai dan danau pada jaringan trayek antar

kabupaten/kota dalam propinsi

3) Keselamatan ( Standar keselamatan kapal sungai dan danau yang beroperasi

yang beroperasi pada trayek antar kabupaten/kota dalam propinsi )

4) SDM ( Sumber Daya Manusia )/ SDM yang memiliki kompotensi sebagai awak

kapal angkutan sungai dan danau

c. Angkutan Penyeberangan :

1) Jaringan Pelayanan Angkutan Penyeberangan ( tersedia kapal penyeberangan

yang beroperasi pada lintas antar kabupaten/kota dalam propinsi

2) Jaringan prasarana angkutan penyeberangan ( tersedianya pelabuhan pada

setiap ibukota Kab/Kota yang memiliki pelayanan angkutan penyeberangan

pada jaringan trayek antar kabupaten/kota dalam propinsi

3) Keselamatan ( terpenuhinya standar keselamatan kapal dengan ukuran di bawah

7 GT yang beroperasi pada lintas penyeberangan antar kota/kabupaten dalam

propinsi )

4) Sumber Daya Manusia ( SDM )/ tersedianya SDM yang memiliki kompotensi

sebagai awak kapal penyeberangan di bawah ukuran 7 GT

3. Observasi

Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi dua

yaitu; participant observation ( observasi berperan serta ) dan observasi nonpertisipan

( non participant observation). Dari segi instrumentasi , observasi yang digunakan adalah

observasi terstruktur dan tidak tersetruktur ( Subagiyo, 2011 : 145 ). Di antara jenis

observasi tersebut, yang akan digunakan adalah observasi nonpartisipan, dimana dalam

hal ini surveyor hanya sebagai pengamat independen. Surveyor mengamati dan

mencatat data fenomena, serta kemajuan SPM ( Standar pelayanan Minimal ) bidang

perhubungan di daerah yang meliputi:

a. SPM Angkutan Jalan

b. SPM Angkutan Sungai dan Danau

c. SPM Angkutan Penyeberangan

4. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah suatu cara untuk mencari data dan informasi dari catatan,

transkrip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat agenda , buku laporan dan sebagainya

yang berkaitan dengan SPM bidang perhubungan yang dilasanakan di daerah. Data

tersebut dapat diperoleh dari beberapa literatur berupa arsip, buku-buku tentang

pendapat, teori, dalil/hukum, makalah, laporan dll yang berhubungan topik kegiatan

“Studi Evaluasi Standar Pelayanan Minimal Bidang Perhubungan di

Beberapa Daerah Provinsi di Indonesia”

Laporan Akhir III- 12

yang menjadi penyelidikan 1 Dalam konteks kegiatan ini, tentunya yang menjadi

penyelidikan adalah bagaimana pelaksanaan dan/atau perkembangan SPM bidang

perhubungan di daerah berikut kondisi yang ada sekarang.

E. Teknik Penentuan Jumlah Sampel/Responden

Menjadi alternatif penentuan sampel/respondet adalah sebagai berikut.

Menurut pendapat Roscoe ( 1982; 253 ) dalam bukunya Sugiyono ( 2008:129 ) bahwa ukuran

sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500 responden. Oleh

karena itu, dalam penelitian ini akan menggunakan sampel 50 responden, sesuai dengan

pendapat Frankel dan Wallen ( Lerbin R. Aritonang R, 2005:132 ) yang mengatakan bahwa

untuk penelitian deskreptif, sampel sebanyak 50 subjek tergolong esensial.

Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus Bernaulli, yaitu dengan menyebarkan

kuesioner sebanyak 60 buah. Apabila dalam kuesioner yang disebarkan terdapat 2 buah

kuesioner gagal (contoh) dan hanya 58 buah kuesioner yang layak untuk diuji dengan

menggunakan tingkat keyakinan 95 % dan tingkat ketelitian 5 %, maka dapat ditentukan

ukuran sampelnya sebagai berikut :

α = 5 %

α/2 = 2,5 % = 0,025, maka (Zα/2) = 1,96 (tabel z), sehingga:

n =( 𝑍 𝛼/ 2 )² 𝑝𝑞

𝑒 ²=

( 1,96 )258

60 𝑥

2

60

(0,05) ²= 49,51 = 50

Setelah dilakukan perhitungan, ternyata jumlah sampel minimum yang dibutuhkan berjumlah

50 buah, sehingga ukuran sampel tersebut sudah mencukupi. Sedangkan pengambilan

sampel dalam penelitian ini dilakukan seperti dijelaskan sebelumnya dengan teknik

purposive sampling. Jumlah sampel yang telah ditetapkan akan digunakan pada setiap aspek

pelayanan yang terdapat di bidang perhubungan.

F. Metode Penetapan Jumlah Sampel Berdasarkan Keputusan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: Kep/25/M.Pan/2/2004 tentang

Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan

Instansi Pemerintah

Jumlah responden yang dipilih dilakukan secara acak dan ditentukan sesuai dengan cakupan

wilayah masing-masing unit pelayanan. Teknis penetapan jumlah respondent ditentukan

terlebih dahulu berdasarkan jumlah unsur pertanyaan. Misalnya jumlah unsur pertanyan

adalah 10, maka jumlah respenden pada pada pelayanan angkutan AKDP misalnya, adalah

jumlah unsure pertanyaan ditambah 1 dikali 10, sehingga menghasilkan jumlah responden

110 orang. Atau secara singkat adalah sebagai berikut;

(Jumlah unsur pertanyaan + 1) x 10 =

Jadi jumlah responden = (10 + 1) x 10 = 110 responden. Artinya, semakin banyak jumlah

pertanyaan, maka jumlah respenden akan semakin banyak

1 H.Hadari Nawawi. Prof.Dr, Metode Penelitian Bidang Sosial. Gajah Mada University Press 1990 hal 133

“Studi Evaluasi Standar Pelayanan Minimal Bidang Perhubungan di

Beberapa Daerah Provinsi di Indonesia”

Laporan Akhir III- 13

G. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Data

1. Uji Validitas (Kesahihan)

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin

diukur. Apabila pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang

dilakukan dengan menggunakan kuesioner, maka kuesioner yang disusunnya harus

mengukur apayang ingin diukurnya dengan melakukan uji validitas.

Rumus yang digunakan adalah korelasi product moment.

222 yxxN

yxxyNr

Dimana : r = angka korelasi

N = jumlah responden

x = responden untuk pernyataan

y = total nilai responden

Selanjutnya hasil perhitungan r dibandingkan dengan nilai r tabel. Jika r hitung >r tabel

(angka kritik r) maka validitas diterima. Jika sebaliknya maka validitas ditolak (data

yang dihasilkan tidak valid). Dalam pengujian instrumen pengumpulan data, pengujian

validitas ini dilakukan dengan bantuan SPSS versi 19.0 untuk mengetahui keandalan alat

ukur yang dilihat dari nilai Corrected Item-Total Correlation lebih besar atau sama

dengan 0.3.

2. Uji Reliabilias (Keandalan)

Uji Reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat

pengukuran yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran

tersebut diulang. Untuk menguji reliabilitas pengukuran digunakan Cronbach Alpha

yang tujuannya untuk melihat internal consistency, yaitu sejauhmana homogenitas item-

item yang menjadi indikator untuk mengukur variabel tersebut. Koefisien reliabilitas

dianggap cukup memadai dan baik bila memiliki nilai koefisien lebih besar dari 0,5.

Rumus yang digunakan adalah Cronbach Alpha sebagai berikut :

rk

rk

11

.

Dimana : α = koefisien keandalan alat ukur

r = koefisien rata-rata korelasi antar variabel

k = jumlah variabel dari setiap faktor yang terbentuk

Nilai koefisien keandalan ini terletak antara 0 sampai 1. Nilai yang mendekati 1

menunjukkan keandalan yang makin baik

“Studi Evaluasi Standar Pelayanan Minimal Bidang Perhubungan di

Beberapa Daerah Provinsi di Indonesia”

Laporan Akhir III- 14

Pola Pikir dan Pendekatan

Dalam rangka melakukan evaluasi SPM bidang perhubungan di Propinsi dan

Kabupaten/Kota, diperlukan adanya pendekatan dengan menggunakan berbagai

instrumen. Instrumen yang akan dijadikan sebagai alat ukur penilaian adalah Standar

Pelayanan Minimal ( SPM ) sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Di samping

peraturan tersebut, juga digunakan dari beberapa literatur dan hasil studi terdahulu

(studi yang sudah pernah dilakukan). Lebih jelasnya Pola pendekatan Pelaksanaan

Kegiatan lihat gambar berikut.

“Studi Evaluasi Standar Pelayanan Minimal Bidang Perhubungan di

Beberapa Daerah Provinsi di Indonesia”

Laporan Akhir III- 15

Gambar 3.3

Pola Pendekatan Pelaksanaan kegiatan” Studi Evaluasi SPM Bidang

Perhubungan di Beberapa Daerah Propinsi

Inventarisasi Data SPM Bidang Perhubungan di Lokasi Studi

Identifikasi & Klasifikasi

Data SPM Bidang Perhu-

bungan di Lokasi Studi

Profil SPM Bidang

Perhubungan di

Lokasi Studi

Rencana Pengembangan SPM Bidang Perhubungan di Lokasi Studi

Bandingkan

Kinerja SPM Bidang

Perhubungan di

Lokasi Studi Dari

Segi Output

Penilaian Kualitas SPM Bidang

Perhubungan di Lokasi Studi

a.SPM kapal angkutan

penyeberangan b.SPM pelabuhan pe- nyeberangan c. SPM kapal angkutan sungai & danau d.SPM pelabuahan sungai & danau e. SPM kapal angkutan sungai & danau

a.SPM Terminal Tipe A b. SPM AKAP d. SPM Perambuan, Marka, Guardil e.SPM SDM

dalam mengelola pelabuhan

-Tingkat Kepuasan Publik - Bobot aspek pelayanan

Penyusunan SPM Bidang Perhubungan

/Transportasi di Daerah Propinsi

-Literatur -Data dari lokasi studi -SPM yang sudah ada -Hasil kajian terdahulu

Membandingkan indicator dan Nilai bidang perhubungan yang ditetapkan dengan PERMENHUB 81/2011 TTG SPM Bidang Perhubungan di Propinsi

“Studi Evaluasi Standar Pelayanan Minimal Bidang Perhubungan di

Beberapa Daerah Provinsi di Indonesia”

Laporan Akhir III- 16

Tahap Pertama:

Langkah awal/pertama yang perlu dilakukan adalah menginventarisasi dan identifikasi

kondisi Standar Pelayanan Minimal ( SPM ) angkutan jalan, angkutan penyeberangan dan

SPM angkutan Sungai dan Danau di lokasi studi

Tahap Kedua:

Mengidentifikasi rencana/program pengembangan SPM di daerah propinsi yang meliputi;

SPM angkutan jalan, SPM angkutan Sungai dan Danau, dan SPM Angkutan penyeberangan

Tahap Ketiga:

Membandingkan capaian/realisasi SPM angkutan jalan, SPM angkutan penyeberangan dan

SPM angkutan Sungai dan Danau terhadap rencana/program pengembangan SPM

transportasi. Hasil perbandingan akan menghasilakn kinerja SPM bidang

perhubungan/transportasi di daerah propinsi/lokasi studi.

Tahap Keempat:

Membandingkan capaian kinerja SPM angkutan jalan, SPM angkutan Sungai dan Danau

dan SPM Angkutan Penyeberangan terhadap indikator sesuai dengan Peraturan Menteri

Perhubungan No.81 Tahun 2011 tentang SPM Bidang Perhubungan di Daerah Propinsi.

Dari perbandingan tersebut akan menghasilkan capaian indikator dan/atau selisih indikator

sesuai dengan peraturan seperti dijelaskan sebelumnya. Bilamana belum mencapai indikator

sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam Permenhub No.81/2011, selanjutnya harus

diperhatikan tahun yang telah ditetapkan sebagai batas capaian indicator. Jika capaian

indicator ditetapkan dalam tahun 2014, maka masih ada peluang satu(1) tahun lagi untuk

mengejar ketertinggalan. Lebih jelasnya indikator dan nilai yang harus diperhatikan dapat

dilihat pada tabel berikut.