ranperda retribusi izin trayek

26
RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI BARAT NOMOR ..... TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MANGGARAI BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kemasyarakatan, maka perlu dilakukan perluasan Objek Retribusi Daerah dengan memperhatikan potensi daerah yang salah satunya melalui Retribusi Izin Trayek; b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 141 huruf d dan Pasal 156 ayat (1) Undang–Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah maka Retribusi Izin Trayek ditetapkan dengan Peraturan Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Retribusi Izin Trayek; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang–Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209); 3. Undang–Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang

Upload: agustinus-rusdianto-berto

Post on 28-Nov-2015

45 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

perda

TRANSCRIPT

Page 1: Ranperda Retribusi Izin Trayek

RANCANGAN PERATURAN DAERAH

KABUPATEN MANGGARAI BARATNOMOR ..... TAHUN 2012

TENTANG

RETRIBUSI IZIN TRAYEK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESABUPATI MANGGARAI BARAT,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kemasyarakatan, maka perlu dilakukan perluasan Objek Retribusi Daerah dengan memperhatikan potensi daerah yang salah satunya melalui Retribusi Izin Trayek;

b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 141 huruf d dan Pasal 156 ayat (1) Undang–Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah maka Retribusi Izin Trayek ditetapkan dengan Peraturan Daerah;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Retribusi Izin Trayek;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang–Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209);

3. Undang–Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

4. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Manggarai Barat di Provinsi Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4271);

Page 2: Ranperda Retribusi Izin Trayek

- 2 -

5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

8. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025);

9. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);

10. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3527);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun 1993 tentang Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 61 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3528);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang

Page 3: Ranperda Retribusi Izin Trayek

- 3 -

Prasarana dan Lalu Lintas Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 63 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3529);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 tentang Kendaraan dan Pengemudi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1993 Nomor 64 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3530);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4603);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5110);

19. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 11/PMK.07/2010 tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Terhadap Pelanggaran Ketentuan di Bidang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;

20. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 04/PMK.07/2011 tentang Tata Cara Penyampaian Informasi Keuangan Daerah;

21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;

22. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 35 Tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum;

23. Peraturan Daerah Kabupaten Manggarai Barat Nomor 4 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi

Page 4: Ranperda Retribusi Izin Trayek

- 4 -

Kewenangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2008 Nomor 4 Seri E Nomor 2);

24. Peraturan Daerah Kabupaten Manggarai Barat Nomor 8 Tahun 2011 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Manggarai Barat (Lembaran Daerah Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2011 Nomor 8);

Dengan Persetujuan BersamaDEWAN PERWAKILAN RAKYAT

DAERAH KABUPATEN MANGGARAI BARATdan

BUPATI MANGGARAI BARAT

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK.

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan:1. Daerah adalah Kabupaten Manggarai Barat.2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat.3. Bupati adalah Bupati Manggarai Barat.4. Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang Retribusi

Daerah dan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.5. Dinas adalah Dinas Perhubungan, Informatika dan Komunikasi Kabupaten

Manggarai Barat.6. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Perhubungan, Informatika dan

Komunikasi Kabupaten Manggarai Barat.7. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan

kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk Badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.

8. Retribusi Daerah yang selanjutnya disebut Retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan.

9. Izin Trayek adalah izin yang diberikan untuk pelayanan angkutan orang dengan kendaraan umum dalam trayek tetap dan teratur.

Page 5: Ranperda Retribusi Izin Trayek

- 5 -

10. Izin Usaha Angkutan adalah izin yang diberikan untuk menyediakan pelayanan angkutan yang diberikan kepada pribadi atau Badan.

11. Izin Operasi adalah pemberian izin untuk melakukan kegiatan usaha angkutan yang tidak dalam trayek.

12. Izin Insidentil adalah izin penyimpangan dari trayek yang dilayani untuk angkutan kota dan angkutan perdesaan yang dikeluarkan oleh Kepala Dinas Perhubungan, Informatika dan Komunikasi Kabupaten Manggarai Barat.

13. Jasa adalah kegiatan Pemerintah Daerah berupa usaha dan pelayanan yang menyebabkan barang, fasilitas, atau kemanfaatan lainnya yang dapat dinikmati oleh orang pribadi atau Badan.

14. Perizinan Tertentu adalah kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau Badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan, pemanfaatan ruang, serta penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.

15. Kendaraan Umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut biaya.

16. Angkutan Penumpang Umum adalah kendaraan bermotor yang disediakan untuk dipergunakan dan umum dengan dipungut bayaran.

17. Angkutan Taksi adalah angkutan dengan menggunakan mobil penumpang umum yang diberikan tanda khusus yang melayani angkutan dari pintu ke pintu dalam wilayah operasi yang terbatas.

18. Kartu Pengawasan adalah kartu yang berisi kutipan surat keputusan izin trayek untuk kendaraan angkutan penumpang.

19. Daya Angkut adalah kemampuan kendaraan membawa muatan yang ditetapkan dalam suatu buku uji kendaraan.

20. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau Badan menurut Peraturan Perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melaksanakan pembayaran retribusi termasuk pemungut atau pemotong retribusi tertentu.

21. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu tertentu bagi Wajib Retribusi untuk memanfaatkan jasa dan perizinan tertentu dari Pemerintah Daerah.

22. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SKRD adalah Surat Keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang terutang.

23. Surat Setoran Retribusi Daerah yang disingkat SSRD adalah surat yang oleh Wajib Retribusi digunakan untuk melakukan pembayaran atau penyetoran retribusi yang terutang ke Kas Daerah atau tempat pembayaran lain yang ditetapkan oleh Kepala Daerah.

24. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar yang selanjutnya disingkat SKRDLB adalah Surat Ketetapan Retribusi yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran retribusi karena jumlah kredit retribusi lebih besar daripada retribusi yang terutang atau tidak seharusnya terutang.

25. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat STRD adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga atau denda.

26. Surat Penetapan dan Objek Retribusi Daerah adalah surat untuk menetapkan dan Objek Retribusi Daerah.

Page 6: Ranperda Retribusi Izin Trayek

- 6 -

27. Benda Berharga adalah dokumen lain yang dipersamakan dengan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) yang dipergunakan sebagai alat pembayaran retribusi.

28. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk memberi, mengumpulkan dan mengelola data dan/atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiban Retribusi Daerah berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

29. Mobil Bus Umum adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi dengan 8 (delapan) tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudi, baik dengan maupun tanpa perlengkapan angkutan bagasi.

30. Mobil Penumpang adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapi dengan sebanyak-banyaknya 8 (delapan) tempat duduk tidak termasuk tempat duduk pengemudinya, baik dengan maupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi.

31. Angkutan adalah pemindahan orang dan atau barang dari satu tempat ke tempat yang lain dengan menggunakan kendaraan bermotor.

32. Angkutan Kota adalah angkutan dari satu tempat ketempat lain dalam wilayah kota dengan menggunakan mobil bus yang terikat dalam trayek tetap dan teratur.

33. Jaringan adalah kumpulan dari berbagai lintasan yang menjadi satu kesatuan jaringan angkutan pelayanan orang dan barang.

34. Penyidikan Tindak Pidana di Bidang Retribusi Daerah adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang Retribusi Daerah yang terjadi serta menemukan tersangkanya.

BAB IINAMA, OBJEK DAN SUBJEK RETRIBUSI

Pasal 2

Dengan nama Retribusi Izin Trayek dipungut retribusi atas pemberian izin kepada orang pribadi atau Badan untuk menyediakan pelayanan angkutan penumpang umum pada suatu atau beberapa trayek tertentu.

Pasal 3

(1) Objek Retribusi adalah pemberian izin kepada orang pribadi atau Badan untuk menyediakan pelayanan angkutan penumpang umum pada suatu atau beberapa trayek tertentu.

(2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :a. izin trayek;b. izin usaha angkutan;c. izin operasi; dand. izin insidentil.

Pasal 4

Page 7: Ranperda Retribusi Izin Trayek

- 7 -

Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang mendapatkan izin untuk menyediakan pelayanan angkutan penumpang umum pada suatu atau beberapa trayek tertentu.

BAB IIIGOLONGAN RETRIBUSI

Pasal 5

Retribusi Izin Trayek digolongkan sebagai Retribusi Perizinan Tertentu.

BAB IVCARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA

Pasal 6

(1) Tingkat penggunaan jasa izin trayek ditetapkan berdasarkan hasil survei faktor muatan (load factor), jenis dan kapasitas kendaraan, keseimbangan permintaan dan penawaran jasa angkutan.

(2) Tingkatan penggunaan izin usaha angkutan berdasarkan jenis izin yang diberikan dan klasifikasi jenis angkutan penumpang umum dan angkutan barang.

(3) Tingkatan penggunaan izin operasi berdasarkan setiap kendaraan bermotor yang melayani angkutan taksi berdasarkan kapasitas angkutan yang ditetapkan.

(4) Tingkatan penggunaan izin insidentil berdasarkan setiap kendaraan bermotor yang melakukan penyimpangan dalam trayek tetap dan teratur.

BAB VKETENTUAN PEMBERIAN IZIN

Pasal 7

(1) Untuk melakukan kegiatan usaha angkutan orang dalam trayek wajib terlebih dahulu memiliki izin trayek dari Bupati atau Pejabat yang ditunjuk.

(2) Izin trayek yang dimaksud pada ayat (1) diterbitkan berdasarkan permohonan tertulis dari pemohon kepada Bupati atau Pejabat yang ditunjuk.

(3) Permohonan Izin Trayek pada ayat (2) dapat berupa:a. izin trayek baru;b. pembaharuan masa berlaku izin; danc. pindah trayek.

(4) Izin trayek berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan setiap tahun wajib melakukan pendaftaran ulang kepada Dinas dan apabila tidak melakukan pendaftaran ulang maka izin trayek dapat dicabut kembali.

(5) Dalam mengajukan permohonan izin trayek harus mengajukan permohonan tertulis kepada Bupati atau Pejabat yang ditunjuk dan memenuhi:a. persyaratan administratif; dan

Page 8: Ranperda Retribusi Izin Trayek

- 8 -

b. persyaratan teknis.(6) Persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf a,

adalah:a. fotokopi surat izin usaha angkutan;b. fotokopi Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK);c. fotokopi buku uji;d. pernyataan kesanggupan untuk menyediakan fasilitas penyimpanan

kendaraan;e. memiliki atau bekerjasama dengan pihak lain yang mampu

menyediakan fasilitas pemeliharaan kendaraan bermotor sehingga dapat merawat kendaraannya untuk tetap dalam kondisi laik jalan; dan

f. memiliki bukti pelunasan asuransi pertanggungan kecelakaan.(7) Persyaratan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (5) huruf b, adalah:

a. izin trayek yang diajukan memungkinkan untuk penambahan jumlah kendaraan; dan

b. prioritas diberikan untuk perusahaan angkutan yang mampu memberikan pelayanan terbaik.

Pasal 8

(1) Pemberian atau penolakan izin operasi diberikan oleh Bupati atau Pejabat yang ditunjuk selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja setelah permohonan diterima secara lengkap.

(2) Penolakan atas permohonan izin operasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara tertulis dengan disertai alasan penolakan.

Pasal 9

(1) Jangka waktu berlaku izin operasi adalah 5 (lima) tahun.(2) Untuk ketertiban pelaksanaan izin dilakukan pengendalian dan pengawasan

oleh Dinas Perhubungan, Informatika dan Komunikasi Kabupaten Manggarai Barat.

(3) Pengendalian dan pengawasan terhadap mobil angkutan penumpang dilakukan dengan kartu pengawasan yang berlaku paling lama 1 (satu) tahun.

(4) Pengendalian dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dilakukan terhadap pemenuhan ketentuan pemberian izin.

Pasal 10

Perusahaan angkutan yang mendapat izin trayek diwajibkan:a. mengoperasikan kendaraan bermotor yang memenuhi persyaratan teknis

dan laik jalan;b. melayani trayek sesuai izin yang diberikan;c. meminta pengesahan dari Pejabat pemberi izin trayek apabila akan

mengalihkan trayek;d. memelihara kebersihan kendaraan dan kenyamanan penumpang;e. membawa kartu pengawasan;f. memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada pengguna jasa;

Page 9: Ranperda Retribusi Izin Trayek

- 9 -

g. melaporkan apabila terjadi perubahan kepemilikan perusahaan ataupun domisili perusahaan;

h. melaporkan kegiatan operasional angkutan setiap bulan;i. mengangkut penumpang sesuai kapasitas yang ditetapkan;j. menaikan dan menurunkan penumpang pada tempat yang sudah

ditentukan sesuai yang tercantum dalam kartu pengawasan; dank. mematuhi waktu kerja dan waktu istirahat pengemudi.

Pasal 11

Penyelenggaraan angkutan orang dengan kendaraan umum dan angkutan barang dapat dilakukan oleh:a. Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah;b. Badan Usaha Milik Swasta Nasional;c. koperasi; dand. perorangan Warga Negara Indonesia.

Pasal 12

(1) Setiap orang atau Badan melakukan usaha angkutan wajib memiliki izin usaha angkutan.

(2) Izin usaha angkutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat digunakan untuk mengusahakan:a. angkutan orang dalam trayek;b. angkutan orang tidak dalam trayek; danc. angkutan barang.

Pasal 13

(1) Untuk memperoleh izin usaha angkutan, wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:a. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);b. memiliki Akta Pendirian Perusahaan bagi pemohon yang berbentuk

Badan usaha, Akta Pendirian Koperasi bagi pemohon yang berbentuk koperasi dan tanda identitas diri bagi pemohon perorangan;

c. memiliki rekomendasi plat kuning bagi angkutan penumpang umum dan angkutan barang umum;

d. memiliki Surat Izin Tempat Usaha (SITU);e. memiliki surat keterangan domisili perusahaan; danf. pernyataan kesanggupan untuk menyediakan fasilitas penyimpanan

kendaraan.(2) Untuk memiliki izin usaha angkutan pemohon wajib mengajukan

permohonan tertulis kepada Bupati atau Pejabat yang ditunjuk.

Pasal 14

Bupati atau Pejabat yang ditunjuk dapat memberikan izin usaha angkutan.

Pasal 15

Page 10: Ranperda Retribusi Izin Trayek

- 10 -

(1) Pemberian atau penolakan izin usaha angkutan diberikan oleh Bupati atau Pejabat yang ditunjuk selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja setelah permohonan diterima secara lengkap.

(2) Penolakan atas permohonan izin usaha angkutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara tertulis dengan disertai alasan penolakan.

Pasal 16

(1) Izin usaha angkutan berlaku selama penerima izin menjalankan usahanya.(2) Izin dimaksud pada ayat (1) wajib daftar ulang setiap tahun.

Pasal 17

(1) Dalam melaksanakan izin usaha angkutan, Dinas wajib melakukan pengawasan dan pengendalian.

(2) Pengawasan dan pengendalian dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan registrasi menggunakan kartu pengawasan yang merupakan turunan dari izin usaha angkutan dan berlaku selama 1 (satu) tahun terhitung mulai tanggal penetapan.

Pasal 18

Kewajiban pemegang izin usaha angkutan adalah sebagai berikut:a. melakukan kegiatan usaha selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sejak

diberikan izin usaha angkutan;b. menyediakan tempat penyimpanan kendaraan;c. menyediakan alat pemadam kebakaran yang setiap waktu dapat

dipergunakan jika terjadi kebakaran;d. memelihara kebersihan dalam garasi;e. mematuhi Peraturan Perundang-undangan yang berlaku yang berkaitan

dengan bidang usaha angkutan;f. melampirkan data banyaknya kendaraan berdasarkan Surat Tanda Nomor

Kendaraan (STNK) sebagai lampiran izin usaha;g. meneliti izin usaha setiap tahun sesuai dengan tanggal berlakunya; danh. melaporkan kegiatan usahanya setiap tahun kepada Dinas.

Pasal 19

(1) Untuk melakukan kegiatan usaha angkutan dengan taksi wajib memiliki izin operasi.

(2) Dalam mengajukan izin operasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mengajukan permohonan tertulis kepada Bupati atau Pejabat yang ditunjuk dan memenuhi:a. persyaratan administrasi; danb. persyaratan teknis.

(3) Persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a adalah:a. fotokopi surat izin usaha angkutan;b. fotokopi STNK;c. fotokopi buku uji;

Page 11: Ranperda Retribusi Izin Trayek

- 11 -

d. memiliki tempat penyimpanan kendaraan; dane. memiliki atau bekerja sama dengan pihak lain yang mampu

menyediakan fasilitas pemeliharaan kendaraan bermotor sehingga dapat merawat kendaraannya untuk tetap dalam kondisi laik jalan.

(4) Persyaratan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b adalah:a. izin operasi yang diajukan memungkinkan untuk penambahan jumlah

kendaraan; danb. prioritas diberikan untuk perusahaan angkutan yang mampu

memberikan pelayanan terbaik.

Pasal 20

(1) Pemberian atau penolakan izin operasi diberikan oleh Bupati atau Pejabat yang ditunjuk selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja setelah permohonan diterima secara lengkap.

(2) Penolakan atas permohonan izin operasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara tertulis dengan disertai alasan penolakan.

Pasal 21

Izin operasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 ayat (1) berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang.

Pasal 22

(1) Bupati atau Pejabat yang ditunjuk menerbitkan kartu pengawasan izin operasi, dalam rangka pengawasan dan pengendalian izin operasi.

(2) Kartu pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku selama 1 (satu) tahun.

Pasal 23

(1) Dinas wajib melakukan pengawasan dan pengendalian operasional secara rutin.

(2) Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

Pasal 24

Perusahaan angkutan yang mendapat izin operasi diwajibkan:a. melaporkan apabila terjadi perubahan kepemilikan perusahaan atau

domisili perusahaan;b. melaporkan kegiatan operasional angkutan setiap tahun;c. mengembalikan dokumen izin operasi setelah mengalami perubahan;d. mengoperasikan kendaraan yang memenuhi persyaratan teknis dan laik

jalan;e. mengoperasikan kendaraan yang dilengkapi dengan dokumen perjalanan

yang sah yang terdiri dari Kartu Pengawasan (KP), Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) dan Surat Tanda Uji Kendaraan (STUK); dan

f. mematuhi waktu kerja dan waktu istirahat pengemudi.

Page 12: Ranperda Retribusi Izin Trayek

- 12 -

Pasal 25

(1) Izin insidentil diberikan kepada perusahaan angkutan yang menyimpang dari izin trayek.

(2) Izin insidentil yang dimaksud pada ayat (1) berlaku hanya untuk satu kali perjalanan.

(3) Izin insidentil diberikan oleh Kepala Dinas.

BAB VIPRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN STRUKTUR

DAN BESARNYA TARIF

Pasal 26

(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi didasarkan pada tujuan untuk menutupi sebagian atau seluruh biaya penyelenggaraan pemberian izin yang bersangkutan.

(2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi penerbitan dokumen izin, pengawasan di lapangan, penegakan hukum, penatausahaan dan biaya dampak negatif dari pemberian izin tersebut.

BAB VIISTRUKTUR DAN BESARNYA TARIF

Pasal 27

(1)Struktur dan besarnya tarif digolongkan berdasarkan jenis angkutan penumpang umum, daya angkut dan/atau kapasitas tempat duduk.

(2)Besarnya retribusi sebagaimana maksud pada ayat (1) ditetapkan sebagai berikut:a. biaya izin trayek dipungut setiap tahun dengan klasifikasi sebagai

berikut:1) untuk mobil penumpang dengan kapasitas tempat duduk sampai

dengan 12 (dua belas) orang sebesar Rp 175.000,-/tahun;2) untuk mobil penumpang dengan kapasitas tempat duduk 13 (tiga

belas) sampai dengan 17 (tujuh belas) orang sebesar Rp 200.000,-/tahun;

3) untuk mobil penumpang dengan kapasitas tempat duduk 18 (delapan belas) sampai dengan 23 (dua puluh tiga) orang sebesar Rp 225.000,-/tahun; dan

4) untuk mobil penumpang dengan kapasitas tempat duduk lebih dari 24 (dua puluh empat) orang sebesar Rp 250.000,-/tahun.

b. biaya izin usaha angkutan dipungut setiap tahun dengan klasifikasi sebagai berikut:1) Mobil Penumpang:

a) mobil penumpang dengan kapasitas tempat duduk sampai dengan 12 (dua belas) orang sebesar Rp 50.000,-/tahun;

Page 13: Ranperda Retribusi Izin Trayek

- 13 -

b) mobil penumpang dengan kapasitas tempat duduk 13 (tiga belas) sampai dengan 17 (tujuh belas) orang sebesar Rp 60.000,-/tahun;

c) mobil penumpang dengan kapasitas tempat duduk 18 (delapan belas) sampai dengan 23 (dua puluh tiga) orang sebesar Rp 70.000,-/tahun; dan

d) mobil penumpang dengan kapasitas tempat duduk lebih dari 24 (dua puluh empat) orang sebesar Rp 80.000,-/tahun.

2) angkutan orang tidak dalam trayek:a) angkutan taksi sebesar Rp 50.000,-/tahun;b) angkutan sewa Rp 50.000,-/tahun;c) angkutan pariwisata Rp 50.000,-/tahun; dand) angkutan antar jemput Rp 50.000,-/tahun.

3) angkutan barang:a) pick up JBB 1 (satu) sampai dengan 4 (empat) ton sebesar Rp.

50.000,-/tahun;b) truk:

1) JBB 5 (lima) sampai dengan 8 (delapan) ton sebesar Rp 60.000,-/tahun;

2) JBB 9 (sembilan) sampai dengan 12 (dua belas) ton sebesar Rp 70.000,-/tahun; dan

3) JBB 13 (tiga belas) ton ke atas sebesar Rp 80.000,-/tahun.c. biaya izin operasi angkutan taksi 1 (satu) unit Rp 200.000,-/tahun.d. biaya izin insidentil sebesar Rp 50.000,- untuk satu kali perjalanan.

Pasal 28

(1) Tarif retribusi ditinjau kembali paling lama 3 (tiga) tahun sekali.(2) Peninjauan tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

dengan memperhatikan indeks harga dan perkembangan perekonomian.(3) Penetapan tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan

dengan Peraturan Bupati.

BAB VIIIWILAYAH PUNGUTAN

Pasal 29

Retribusi yang terutang dipungut di wilayah Daerah.

BAB IXMASA RETRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSI TERUTANG

Pasal 30

(1) Masa retribusi dan sejenisnya adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) tahun.

Page 14: Ranperda Retribusi Izin Trayek

- 14 -

(2) Saat retribusi terutang adalah pada saat ditetapkan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.

BAB XTATA CARA PEMUNGUTAN

Pasal 31

(1) Pemungutan retribusi dilarang diborongkan.(2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang

dipersamakan.(3) Tata cara pelaksanaan pemungutan retribusi ditetapkan dengan Peraturan

Bupati.

BAB XITATA CARA PEMBAYARAN DAN PENAGIHAN

Pasal 32

(1) Pembayaran retribusi yang terutang harus dilunasi sekaligus.(2) Retribusi yang terutang dilunasi selambat-lambat 15 (lima belas) hari sejak

diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan, SKRDKBT dan STRD.

(3) Semua hasil pungutan retribusi disetorkan secara bruto ke Kas Daerah.

BAB XIISANKSI ADMINISTRASI DAN KEBERATAN

Pasal 33

(1) Dalam hal Wajib Retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan dari retribusi yang terutang dan ditagih menggunakan STRD.

(2) Penagihan retribusi terutang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didahului dengan surat teguran.

(3) Dalam hal Wajib Retribusi tidak melunasi tepat waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melebihi jangka waktu 3 bulan maka izin dicabut.

Pasal 34

(1) Wajib Retribusi tertentu dapat mengajukan keberatan hanya kepada Bupati atau Pejabat yang ditunjuk atas SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.

(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan disertai alasan-alasan yang jelas.

Page 15: Ranperda Retribusi Izin Trayek

- 15 -

(3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal SKRD diterbitkan, kecuali jika Wajib Retribusi tertentu dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaannya.

(4) Keadaan di luar kekuasaannya sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah suatu keadaan yang terjadi di luar kehendak atau kekuasaan Wajib Retribusi.

(5) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar retribusi dan pelaksanaan penagihan retribusi.

Pasal 35

(1) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal surat keberatan diterima harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan dengan menerbitkan Surat Keputusan Keberatan.

(2) Keputusan Bupati atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian, menolak atau menambah besarnya retribusi yang terutang.

(3) Jika pengajuan keberatan dikabulkan sebagian atau seluruhnya, kelebihan pembayaran retribusi dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan untuk paling lama 12 (dua belas) bulan.

(4) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung sejak bulan pelunasan sampai dengan diterbitkannya SKRDLB.

BAB XIIIPENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN

Pasal 36

(1) Wajib Retribusi dapat mengajukan permohonan pengembalian atas kelebihan pembayaran retribusi kepada Bupati atau Pejabat yang ditunjuk dengan menyebut sekurang-kurangnya beberapa syarat:a. nama dan alamat Wajib Retribusi;b. masa retribusi;c. besarnya kelebihan pembayaran retribusi; dan d. alas an yang jelas.

(2) Bupati atau Pejabat yang ditunjuk dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak diterimanya permohonan kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus memberikan keputusan.

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah dilampaui dan Bupati atau Pejabat yang ditunjuk tidak memberikan suatu keputusan, permohonan pengembalian pembayaran retribusi dianggap dikabulkan dan SKRDLB harus diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan.

(4) Apabila Wajib Retribusi mempunyai utang retribusi lainnya, kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana pada ayat 1 (satu) langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu hutang retribusi tersebut.

(5) Pengembalian kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 (satu) dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKRDLB.

Page 16: Ranperda Retribusi Izin Trayek

- 16 -

(6) Apabila pengembalian kelebihan pembayaran retribusi dilakukan setelah lewat jangka waktu 2 (dua) bulan, Bupati memberikan imbalan bunga 2% (dua persen) sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan pembayaran retribusi.

BAB XIVKEDALUWARSA PENAGIHAN

Pasal 37

(1) Hal untuk melaksanakan penagihan retribusi kedaluwarsa setelah melampaui jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnya retribusi, kecuali apabila Wajib Retribusi melakukan tindak pidana di bidang retribusi.

(2) Kedaluwarsa penagihan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tertangguh apabila:a. diterbitkan surat teguran; danb. ada pengakuan utang retribusi dari Wajib Retribusi baik langsung

maupun tidak langsung.

BAB XVINSENTIF PEMUNGUTAN

Pasal 38

(1) Instansi yang melaksanakan pemungutan retribusi dapat diberi insentif atas dasar pencapaian kinerja tertentu.

(2) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

(3) Tata cara pemberian dan pemanfaatan insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati berdasarkan Peraturan Perundang-undangan.

BAB XVIKETENTUAN PENYIDIKAN

Pasal 39

(1) Selain Pejabat Penyidik Umum, Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi Daerah.

(2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah:a. menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya

tindak pidana; b. melakukan tindakan pertama pada saat itu di tempat kejadian dan

melakukan pemeriksaan;c. menyuruh berhenti seseorang tersangka dari perbuatannya dan

memeriksa tanda pengenal diri tersangka;

Page 17: Ranperda Retribusi Izin Trayek

- 17 -

d. mengambil sidik jari dan memotret seseorang;e. memanggil seseorang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka

atau saksi;f. mendatangkan seorang ahli yang diperlukan dalam hubungannya

dengan pemeriksaan perkara;g. menghentikan penyidikan setelah mendapat petunjuk dari Penyidik

Umum bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui Penyidik Umum memberitahukan hal tersebut kepada Penuntut Umum, tersangka atau keluarganya; dan

h. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan.

(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikan kepada Penuntut Umum sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.

BAB XVIIKETENTUAN PIDANA

Pasal 40

Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan Keuangan Daerah diancam pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau pidana denda paling banyak 3 (tiga) kali jumlah retribusi terutang yang tidak atau kurang dibayar.

BAB XVIIIATURAN PERALIHAN

Pasal 41

Segala surat perjanjian yang telah dibuat sebelum peraturan daerah ini dinyatakan masih tetap berlaku sampai berakhir masa berlaku perjanjian.

BAB XIXKETENTUAN PENUTUP

Pasal 42

Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Daerah Kabupaten Manggarai Barat Nomor 20 Tahun 2005 tentang Retribusi Izin Trayek (Lembaran Daerah Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2005 Nomor 20 Seri C) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 43

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Page 18: Ranperda Retribusi Izin Trayek

- 18 -

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Manggarai Barat.

Ditetapkan di Labuan Bajopada tanggal ..................... 2012

BUPATI MANGGARAI BARAT,

AGUSTINUS CH. DULA

Diundangkan di Labuan BajoPada tanggal ................... 2012

SEKRETARIS DAERAHKABUPATEN MANGGARAI BARAT,

MBON ROFINUS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI BARAT TAHUN 2012 NOMOR .....

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI BARATNOMOR ...... TAHUN 2012

TENTANG

Page 19: Ranperda Retribusi Izin Trayek

- 19 -

RETRIBUSI IZIN TRAYEK

I. PENJELASAN UMUM

Bahwa dengan telah ditetapkannya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1987 dan Undang-Undang Nomor 34 tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, maka ketentuan yang mengatur tentang Izin Trayek perlu disesuaikan dengan ketentuan Undang-Undang dimaksud agar lebih berdaya guna dan berhasil guna di dalam praktek penyelenggarannya.

Sejalan dengan itu maka penataan pola angkutan jalan, survei faktor muatan (load factor) angkutan kota dan angkutan perdesaan di wilayah Kabupaten Manggarai Barat maupun sistem perizinan trayek perlu disesuaikan dengan jaringan trayek sehingga berfungsi saling menunjang. Di samping itu Peraturan Daerah Kabupaten Manggarai Barat Nomor 20 Tahun 2005 tentang Retribusi Izin Trayek tidak mengatur tentang izin usaha angkutan, yang menjadi syarat bagi setiap orang atau Badan yang melakukan usaha di bidang angkutan.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka perlu ditata sistem pengawasan dan pengendalian serta pemeriksaan di terminal dan pemantauan angkutan di jalan agar pelayanan kepada pemakai jalan dapat terlaksana secara optimal dan pada sisi lain dapat bermuara pada peningkatan Penerimaan Asli Daerah (PAD) dari Retribusi Izin Trayek. Mengacu pada penjelasan di atas, maka perlu menetapkan ketentuan mengenai Retribusi Izin Trayek yang baru sebagai pengganti Peraturan Daerah Kabupaten Manggarai Barat Nomor 20 Tahun 2005 tentang Retribusi Izin Trayek.

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL

Pasal 1Cukup jelas.

Pasal 2Cukup jelas.

Pasal 3Cukup jelas.

Pasal 4 Cukup jelas.

Pasal 5Cukup jelas.

Pasal 6Cukup jelas.

Pasal 7Cukup jelas.

Pasal 8Cukup jelas.

Pasal 9Cukup jelas.

Page 20: Ranperda Retribusi Izin Trayek

- 20 -

Pasal 10Cukup jelas.

Pasal 11Cukup jelas.

Pasal 12Cukup jelas.

Pasal 13Cukup jelas.

Pasal 14Cukup jelas.

Pasal 15Cukup jelas.

Pasal 16Cukup jelas.

Pasal 17Cukup jelas.

Pasal 18Cukup jelas.

Pasal 19Cukup jelas.

Pasal 20Cukup jelas.

Pasal 21Cukup jelas.

Pasal 22Cukup jelas.

Pasal 23Cukup jelas.

Pasal 24Cukup jelas.

Pasal 25Cukup jelas.

Pasal 26Cukup jelas.

Pasal 27Cukup jelas.

Pasal 28Cukup jelas.

Pasal 29Cukup jelas.

Pasal 30Cukup jelas.

Pasal 31Cukup jelas

Pasal 32Cukup jelas

Pasal 33Cukup jelas

Page 21: Ranperda Retribusi Izin Trayek

- 21 -

Pasal 34Cukup jelas

Pasal 35Cukup jelas

Pasal 36Cukup jelas

Pasal 37Cukup jelas

Pasal 38Cukup jelas

Pasal 39Cukup jelas

Pasal 40Cukup jelas

Pasal 41Cukup jelas

Pasal 42Cukup jelas

Pasal 43Cukup jelas