kata pengantar -...
TRANSCRIPT
i
Kata Pengantar
Puji Syukur panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan selesainya
Executive Summary Report kegiatan ” Studi Efektivitas dan Efisiensi Perizinan di
Bidang LLAJ, Perkeretaapian dan ASDP “ ini. Laporan ini adalah salah satu dari
beberapa rangkaian kegiatan yang harus dikerjakan oleh konsultan. Laporan ini
pada hakekatnya menggambarkan pendahuluan, kajian prosedur, dan persyaratan
perizinan di bidang LLAJ, Perkeretaapian dan ASDP
Kegiatan ” Studi Efektivitas dan Efisiensi Perizinan di Bidang LLAJ, Perkeretaapian
dan ASDP“ dilaksanakan atas kerjasama antara PT. Sugitek Patih Perkasa ” dan
Puslitbang Darat dan Perkeretaapian – Badan Litbang Perhubungan. Masukan dari
Tim Pendamping dan Tim Pengarah kami harapkan untuk penyempurnaan laporan
ini.
Jakarta, 2011
PT. Sugitek Patih Perkasa
“Studi Efektifitas Dan Efisiensi Perizinan di Bidang LLAJ, ASDP Dan Perkeretaapian”
PT. Sugitek Patih Perkasa I - 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan perundang-undangan sektor transportasi diarahkan kepada kesempatan pihak
swasta untuk berperan baik dalam bidang pembangunan, operasional maupun usaha.
Menyertai perubahan perundang-undangan sektor transportasi tersebut, perlu pula
dilakukan penyederhanaan birokrasi di dalam memperolah perizinan penyelenggaraan
jasa perhubungan. Penekanan lebih diarahkan kepada tata cara atau prosedur dan
tenggang waktu memperoleh perizinan.
Dalam berbagai kasus sering terjadi kegagalan dalam pelayanan kepada masyarakat., hal
ini sangat mungkin terjadi karena kurangnya informasi tentang apa yang menjadi hak dan
tanggung jawab masing-masing, baik di pihak pemerintah maupun dipihak masyarakat
pada umumnya. Di lingkungan Kementerian Perhubungan kebijakan yang baru menuntut
adanya reformasi birokrasi di bidang pelayanan perizinan. Pelayanan publik yang
berkualitas menjadi salah satu tolok ukur untuk melihat apakah di suatu organisasi
pemerintah telah terjadi reformasi birokrasi.
Masih adanya kesan miring yang muncul atas pelayanan publik yang dilakukan oleh
sektor publik dan tidak terlepas dari kemyataan bahwa rendahnya pelayanan publik yang
diberikan kepada masyarakat sebagai konsumen. Warga negara makin kritis terhadap
kinerja Pemerintah. Untuk itu pemerintah dituntut untuk lebih tanggap dan juga
mempertanggungjawabkan terhadap apa yang telah dikerjakan. Maka diperlukan
terobosan dan inovasi unutuk menjadi lebih tanggap berbagai permasalahan yang timbul,
tetapi dengan tetap menjunjung kaidah efektif, efisien, relevansi sesuai dengan prinsip-
prinsip good governance. Selain itu perizinan yang sederhana dan kepastian hukum yang
jelas dapat menjadi daya tarik investasi terutama di daerah. Dari beberapa permasalahan
tersebut di atas perlu dilakukan Studi efektifitas dan Efisiensi Perizinan di bidang LLAJ,
“Studi Efektifitas Dan Efisiensi Perizinan di Bidang LLAJ, ASDP Dan Perkeretaapian”
PT. Sugitek Patih Perkasa I - 2
ASDP, dan Perkeretaapian. Penyusunan Efektifitas dan Efisiensi Perizinan di Bidang
LLAJ, Perkeretaapian dan ASDP dipandang perlu dilaksanakan untuk mewujudkan
transportasi darat dan KA yang selamat, aman, cepat, lancar, tertib dan teratur, nyaman
dan efisien. Dari segi hukum, pelaksanaan kegiatan didasarkan pada;
a. UU No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan
b. UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah
c. UU No. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan
d. UU No. 17 Tahun 2007 Tentang Pelayaran
e. PP No. 102 Tahun 2000 Tentang Standarisasi Nasional
f. PP No. 82 Tahun 1999 Tentang Angkutan di Perairan
g. PP No. 69 Tahun 2001 Tentang Kepelabuhan
h. Kepmenhub No. 53 Tahun 2002 Tentang Tatanan Kepelabuhan
i. Kepmenhub No. 52 Tahun 2004 Tentang Penyelenggaraan Pelabuhan
Pennyebrangan
j. Kepmenhub No. 73 Tahun 2004 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Sungai
B. Rumusan Permasalahan
Permasalahan sekarang, apakah perizinan bidang LLAJ, Perkeretaapian dan ASDP yang
ada sekarang ini sudah efektif dan efisien ?. Karena hingga sekarang masih terdapat
indikasi sebagai berikut;
1. Belum adanya transparannya biaya dalam pengurusan perizinan.
2. Berbelit-belitnya pelayanan bahkan tidak jarang membuat masyarakat menjadi
bingung.
3. Waktu pelayanan yang tidak jelas, sehingga masyarakat tidak dapat memprediksi
kapan selesainya proses perizinan
“Studi Efektifitas Dan Efisiensi Perizinan di Bidang LLAJ, ASDP Dan Perkeretaapian”
PT. Sugitek Patih Perkasa I - 3
C. Maksud Dan Tujuan
a. Maksud Kegiatan
Maksud kegiatan adalah melakukan Studi efektivitas dan efisiensi perizinan di
bidang LLAJ, Perkeretaapian dan ASDP
b. Tujuan Kegiatan
Tujuan kegiatan adala tersedianya konsep prosedur perizinan yang efektif dan
efisien untuk penyelenggaraan transportasi di bidang LLAJ, Perkeretaapian dan
ASDP
D. Indikator Keluaran Dan Keluaran
a. Indikator keluaran
Indikator keluaran adalah tersedianya laporan konsep perizinan yang efektif dan
efisien untuk penyelenggaraan transportasi di bidang LLAJ, perkeretaapian
dan ASDP
b. Keluaran
Keluaran (output) dari kegiatan studi ini adalah tersusunnya 4 (empat) laporan studi
yaitu laporan pendahuluan, laporan interim, rancangan laporan akhir dan laporan
akhir yang berisi konsep perizinan di bidang LLAJ, Perkeretaapian dan ASDP
yang efektif dan efisien.
E. Ruang Lingkup Kegiatan Yang Dikerjakan Oleh Konsultan
Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang telah diidentifikasi lingkup kegiatan
yang akan dikerjakan oleh konsultan adalah sebagai berikut;
“Studi Efektifitas Dan Efisiensi Perizinan di Bidang LLAJ, ASDP Dan Perkeretaapian”
PT. Sugitek Patih Perkasa I - 4
1. Bidang LLAJ;
Melakukan inventarisasi perizinan di bidang LLAJ meliputi;
a. Izin penyelenggaraan angkutan orang dalam trayek yang melayani lintas batas
negara / AKAP
b. Izin penyelenggaraan angkutan orang tidak dalam trayek yang melayani taksi
yang melayani antar provinsi
c. Izin angkutan parawisata
d. Izin penyelenggaraan angkutan barang khusus ( kendaraan yang dirancang khusus
untuk mengangkut benda yang berbentuk curah, cair dan gas, peti kemas,
tumbuhan, hewan hidup, dan barang berbahaya
e. Izin penyelenggaraan angkutan alat berat
f. Setrtivikasi uji tipe
g. Serifikasi registrasi uji tipe
2. Bidang Perkeretaapian;
Melakukan inventarisasi perizinan di bidang perkeretaapian meliputi;
a. Izin penyelenggaraan perkeretaapin umum meliputi;
1) Izin usaha penyelenggaraan prasarana Perkeretaapian
2) Izin pembangunan prasarana perkeretaapian umum
3) Izin operasi prasarana pekretaapian umum
4) Izin usaha sarana perkeretaapian umum
5) Izin operasi sarana perkeretaapian umum
b. Izin Usaha penyelenggaran perkeretaapian khusus meliputi;
1) Persetujuan prinsip pembangunan perkeretaaapian khusus
2) Izin pembangunan perkeretaapian khusus
3) Izin operasi perkeretaapian khusus
3. Bidang ASDP;
Melakukan inventarisasi perizinan di bidang ASDP meliputi;
a. Izin usaha angkutan penyeberangan
b. Izin operasional angkutan penyeberangan
“Studi Efektifitas Dan Efisiensi Perizinan di Bidang LLAJ, ASDP Dan Perkeretaapian”
PT. Sugitek Patih Perkasa I - 5
c. Izin perusahaan angkutan penyeberangan bagi yang mengembangkan usaha
dan/atau membuka cabang/perwakilan di lintas yang akan dilayani
d. Izin trayek angkutan sungai dan danau lintas batas negara
e. Persetujuan pengoperasian kapal penyeberangan untuk kapal yang melayani
penyeberangan antar provinsi dan/atau antarnegara
f. Izin usaha angkutan sungai
g. Izin usaha angkutan sungai khusus
h. Izin pengoperasian terminal khusus sungai dan danau
4. Melakukan kajian permasalahan dan solusi alternatif yang paling ideal dalam
prosedur, persyaratan, biaya proses, dan waktu yang dibutuhkan untuk proses
prizinan pada setiap perizinan dalam bidang LLAJ, Perkeretaapian dan ASDP
5. Merumuskan konsep pedoman perizinan yang quick en meliputi; prosedur,
persyaratan, biaya proses, waktu proses & format pengajuan izin di bidang LLAJ,
Perkeretaapian dan ASDP yang efisien dan efektif sebagai masukan MIS
( computerization ) dengan pelayanan satu (1) pintu yang quick en
“Studi Efektifitas Dan Efisiensi Perizinan di Bidang LLAJ, ASDP Dan Perkeretaapian”
PT. Sugitek Patih Perkasa I - 6
“Studi Efektifitas Dan Efisiensi Perizinan di Bidang LLAJ, ASDP Dan Perkeretaapian”
PT. Sugitek Patih Perkasa II - 1
BAB II
PERIZINAN LLAJ, ASDP DAN PERKERETAAPIAN
A. Permasalahan
Dari hasil temuan di lapangan, terdapat beberapa permasalahan terkait penyelenggaraan
perizinan di bidang LLAJ, Perkeretaapian dan di bidang ASDP antara lain sebagai berikut;
1. Proses izin penyelenggaraan angkutan orang dalam trayek yang melayani antar kota antar
provinsi yang haris mendapat persetujuan dari pemerintah pusat masih relatif lama, dan
tidak sesuai denganh ketentuan peraturan yang telah ditetapkan
2. Biaya yang harus dikeluarkan masyarakat dalam pengurusan persetujuan izin prinsip
penyelenggaraan angkutan orang dalam trayek antar kota antar provinsi relatif banyak.
Pada umumnya, biaya tersebut adalah biaya ongkos mengurusa ke kantor pusat yang
kadang beberapa kali ke Jakarta
3. Persyaratan permohonan izin angkutan kota antar provinsi masih belum menggambarkan
kemudahan bagi pemohon, akibatnya banyak investor kurang berminat berinvestasi dalam
usaha angkutan antar kota antar provinsi.
4. Masih banyak kendaraan bermotor yang belum memiliki pool, akibatnya banyak diparkir
di pinggir jalan yang pada akhirnya menggangu lalu lintas
5. Uji berkala kendaraan bermotor yang dikelola oleh pemerintah daerah, dominan
berorientasi pada peningkatan PADA,sementara aspek kelaikan kendaraan banyak
terabaikan
6. Waktu uji berkala kendaraan bermotor yang relative singkat dimana hanya kurang lebih 20
menit, belum dapat menjamin keakurasi atau mendeteksi kelaikan kendaraan bermotor
7. Pemerintah daerah, belum memperhatikan aspek kelaikan kendaraan bermotor, hal ini
dapat dilihat bahwa peralatan uji berkala kendaraan ebrmotor di daerah masih banyak
buatan tahun 1974 dan atau tahun 1975
8. Perhatian pemerintah daerah untuk meremajakan peralatan uji berkala kendaraan bermotor
buatan tahun 1974 dan atau tahun 1975 menjadi yang lebih canggih belum mendapat
“Studi Efektifitas Dan Efisiensi Perizinan di Bidang LLAJ, ASDP Dan Perkeretaapian”
PT. Sugitek Patih Perkasa II - 2
eprhatian. Hal ini dapat dilihat, setiap pengajuan anggaran peremajaan peralatan uji
berkala selalu tidak disetujui oleh DPRS
9. Persyaratan persetujuan usaha angkutan penyeberangan masih berada di pusat, dimana di
dalam proses perizinannya masih relative lama
10. Persyaratan persetujuan operasional kapal angkutan penyeberangan belum
menggambarkan kemudahan, sehingga di dalam proses pngurusannya msih membutuhkan
waktu yang relatif lama
11. Prosedur perizinan pembangunan perkeretaapian maupun perkeretaapian khusus masih
dominan mendapatkan persetujuan dari pemerintah pusat, sehingga akibatnya banyak yang
kurang berniat investor lam pembangunan perkeretaapian munpun perkeretaapian khusus
12. Masih banyak pemerintah daerah belum dapat dipahami secara detail, bagamana proses
perizinan perkeretaapian khusus dengan menggunakan sebagian jalan rel perkeretaapian
umum
13. Peraturan perkeretaapian yang terbaru belum banyak dipahami oleh pemerintah daerah,
sehingga perencanaan di bidang perkeretraapian umum maupun perkeretaapian khusus
belum dapat berjalanan seperti telah diharapkan
14. Persyaratan yang terkait dengan pembangunan perkeretaapian umum masih belum
menggambarkan kemudahan, sehingga moda perkeretaapian umum di daerah belum dapat
diharapkan sebagai salah satu alternatif moda yang efektif
15. Salah satu permasalahan pembangunan prasarana perkeretaapian adalah terkendala
dengan pengadaan lahan/tanah. Akibatnya, rencana program pembangunan prasarana
perkeretaapian umum belum bisa berjalan sebagaimana mestinya
B. Peryaratan Perizinan Bidang LLAJ, ASDP dan Perkeretaapian
Bidang LLAJ
Dari kajian persyaratan perizinan yang telah dilakukan diperoleh beberapa persyaratan yang
harus dipenuhi oleh pemohon, bilamana mengajukan permohonan yaitu sebagai berikut;
berikut;
1. Keterlambatan persetujuan perizinan bidang LLAJ pada umumnya disebabkan beberapa
faktor;
“Studi Efektifitas Dan Efisiensi Perizinan di Bidang LLAJ, ASDP Dan Perkeretaapian”
PT. Sugitek Patih Perkasa II - 3
a. Kurang lengkapnya persyaratan dari pemohon
b. Keterbatasan jam kerja para pengambil keputusan
c. Beban kerja yang terlalu banyak di beberapa subdirektorat dan/atau seksi yang
menyelenggarakan perizinan, yang tidak sebanding dengan jumlah SDM/Karywan yang
ada
d. Beban kerja yang terlalu banyak bagi para pengambil keputusan persetujuan
e. Kebutuhan SDM yang kurang memadai di Seksi yang menyelenggarakan perizinan
f. Brokrasi dan/atau tahapan para pengambil keputusan yang terlalu panjang
2. Persyaratan izin penyelenggaraan angkutan orang dalam trayek yang melayani; Lintas batas
negera /AKAP yang perlu dilengkapi dalam pengajuan permohonan izin trayek adalah;
a. Berbadan hukum pendirian perusahaan dengan Akta Notaris
b. Surat izin usaha angkutan
c. Menandatangani surat pernyatan kesanggupan untuk memenuhi seluruh kwajiban
sebagai pemegang izin trayek
d. Memiliki atau menguasai kendaraan bermotor yang laik jalan yang dibuktikan dengan
fotokopi surat tanda nomor kendaraan bermotor sesuai domisili perusahaan dan
potokopi buku uji
e. Menguasai fasilitas penyimpanan/pool kendaraan bermotor yang dibuktikan dengan
gambar lokasi dan bangunan serta keterangan mengenai pemilikan anat penguasaan
f. Memiliki atau bekerjasama dengan pihak lain yang mampu menyediakan fasilitas
pemeliharaan kendaraan bermotor sehingga dapat merawat kendaraan untuk tetap dalam
kondisi laik jalan
g. Surat keterangan kondisi usaha, seperti permodalan dan sumber daya manusia
h. Surat keterangan komitmen usaha, seperti jenis pelayanan yang akan dilaksanakan dan
standar pelayanan yang diterapkan
i. Surat pertimbangan dari Gubernur atau Bupati/walikota Dalam hal ini Dinas
kabupaten/kota
3 . Persyaratan izin penyelenggaraan angkutan orang tidak dalam trayek yang melayni; taksi
yang melayni antar provinsi yang harus dilengkapi dalam pengajuan permohonan izin
operasi adalah;
“Studi Efektifitas Dan Efisiensi Perizinan di Bidang LLAJ, ASDP Dan Perkeretaapian”
PT. Sugitek Patih Perkasa II - 4
a. Berbadan hukum pendirian perusahaan dengan Akta Notaris
b. Surat izin usaha angkutan
c. Menandatangani surat pernyatan kesanggupan untuk memenuhi seluruh kwajiban
sebagai pemegang izin trayek
d. Memiliki atau menguasai kendaraan bermotor yang laik jalan yang dibuktikan dengan
fotokopi surat tanda nomor kendaraan bermotor sesuai domisili perusahaan dan
potokopi buku uji
e. Menguasai fasilitas penyimpanan/pool kendaraan bermotor yang dibuktikan dengan
gambar lokasi dan bangunan serta keterangan mengenai pemilikan anat penguasaan
f. Memiliki atau bekerjasama dengan pihak lain yang mampu menyediakan fasilitas
pemeliharaan kendaraan bermotor sehingga dapat merawat kendaraan untuk tetap dalam
kondisi laik jalan
g. Surat keterangan kondisi usaha, seperti permodalan dan sumber daya manusia
h. Surat keterangan komitmen usaha, seperti jenis pelayanan yang akan dilaksanakan dan
standar pelayanan yang diterapkan
i. Surat pertimbangan dari Gubernur atau Bupati/walikota Dalam hal ini Dinas
kabupaten/kota
4 . Persyaratan izin penyelenggaraan angkutan barang khusus ( kendaraan yang dirancang
khusus untuk mengangkut benda yang berbentuk curah, cair dan gas, perti kemas, tumbuhan,
hewan hidup dan barang berbahaya ) yang harus dilengkapi dalam pengajuan permohonan
izin operasi adalah;
a. Memiliki NPWP ( Nomor Pokok Wajib Pajak )
b. Berbadab hukum pendirian perusahaan dengan akta notaris
c. Memiliki surat keterangan domisili
d. Memiliki surat izin usaha tempat usaha ( SITU )
e. Persyaratan kesanggupan untuk memiliki atau menguasai 5 ( lima ) kendaraan bermotor
untuk permohonan yang berdomisili di Pulau Jawa dan Sumetera
f. Kesanggupan untuk menyediakan fasilitas penyimpanan kendaraan
“Studi Efektifitas Dan Efisiensi Perizinan di Bidang LLAJ, ASDP Dan Perkeretaapian”
PT. Sugitek Patih Perkasa II - 5
g. Memiliki atau menguasai kendaraan bermotor yang laik jalan yang dibuktikan dengan
surat tanda nomor kendaraan bermotor sesuai domisili perusahaan dan potokopi buku
uji
5 . Persyaratan izin penyelenggaraan angkutan alat berat yang harus dilengkapi dalam
pengajuan permohonan izin operasi adalah;
a. Memiliki NPWP ( Nomor Pokok Wajib Pajak )
b. Berbadab hukum pendirian perusahaan dengan akta notaris
c. Memiliki surat keterangan domisili perusahaan
d. Memiliki surat izin usaha tempat usaha ( SITU )
e. Persyaratan kesanggupan untuk memiliki atau menguasai 5 ( lima ) kendaraan bermotor
untuk permohonan yang berdomisili di Pulau Jawa dan Sumetera
f. Pernyataan kesanggupan untuk menyediakan fasilitas penyimpanan kendaraan
g. Memiliki atau menguasai kendaraan bermotor yang laik jalan yang dibuktikan dengan
surat tanda nomor kendaraan bermotor sesuai domisili perusahaan dan potokopi buku
uji
6 . Persyaratan izin penyelenggaraan angkutan alat berat yang harus dilengkapi dalam
pengajuan permohonan Uji Tipe; Sertifikat Uji Tipe adalah;
a. Mengisi formulir
b. Menyampaikan data-data perusahaan sebagai pemohon uji tipe
c. Menyampaikan data spesifikasi teknisk kendaraan ebrmotor atau landasan kendaraan
bermotor sesuai jenis kendaraan bermotor yang diajukan
d. Menyampaikan gambar teknik dan foto dan/atau brosur kendaraan bermotor atau
landasan kendaraan bermotor
7 . Persyaratan sertifikasi registrasi uji tipe yang harus dilengkapi dalam pengajuan
permohonan adalah;
Memiliki sertifikat uji tipe ( SUT )
“Studi Efektifitas Dan Efisiensi Perizinan di Bidang LLAJ, ASDP Dan Perkeretaapian”
PT. Sugitek Patih Perkasa II - 6
Bidang ASDP
1. Izin trayek angkutan sungai dan Danau; Lintas batas negera AKAPdiperoleh dengan
persyaratan;
a. Memiliki izin usaha angkutan dan danau
b. Memiliki kapal yang memenuhi persyaratan kelaikan
2. Iizin persetujuan pengoperasian kapal penyeberangan untuk kapal yang melayani
penyeberangan antarprovinsi dan/atau antarnegara diperoleh dengan persyaratan sebagagai
berikut;
a. akte pendirian perusahaan
b. pernyataan tertulis sanggup memiliki sekurang-kurangnya 1 ( satu 0 unit kapal
penyeberangan berbendera Indonesia yang memenuhi persyaratan keselamatan
kelaiklautan
c. memiliki tenaga ahli dalam pengelolaan usaha angkutan penyeberangan
d. memiliki surat keterangan domisili perusahaan
e. memiliki NPWP
Sementara yang baru adalah ;
a. memiliki izin usaha angkutan penyeberangan
b. memiliki kapal yang dibuktikan dengan grosse akta
3. Izin penetapan lokasi pelabuhan sungai , danau dan penyeberangan diperoleh dengan
persyaratan;
a. rencana induk pelabuhan nasional
b. rencana tata ruang wilayah provinsi
c. rencana tata ruang wilayah
d. hasil studi kelayakan mengenai;
(1) kelaikan teknis
(2) kelayakan ekonomi
(3) kelayakan lingkungan
“Studi Efektifitas Dan Efisiensi Perizinan di Bidang LLAJ, ASDP Dan Perkeretaapian”
PT. Sugitek Patih Perkasa II - 7
(4) pertumbuhan ekonomi dan perkembangan sosial daerah setempat
(5) keterpaduan intra dan antarmoda
(6) adanya sksesibilitas terhadap hinterland
(7) keamanan dan keselamatan pelayaran
(8) pertahanan dan keamanan
e. rekomendasi dari Gubernur dan walikota/bupati
4. Izin pembangunan pelabuhan yang digunakan untuk melayani angkutan penyeberangan
dengan jangkauan pelayanan antar provinsi dan lintas batas Negara diperoleh dengan
persyaratan;
a. studi kelayakan yang memuat pertimbangan aspek ekonomi dan teknis
b. bukti penguasaan hak atas tanah dan perairan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku
c. persetujuan penetapan lokasi pelabuhan penyeberangan
d. rencana induk pelabuhan yang telah ditetapkan
e. disain teknis pelabuhan penyeberangan yang telah disetujui oleh Direktur Jenderal
f. keputusan penetapan lintas penyeberangan
5. Izin pembangunan pelabuhan yang digunakan untuk melayani angkutan penyeberangan
dengan jangkauan pelayanan antarprovinsi di eproleh dengan persyaratan;
a. studi kelayakan yang memuat pertimbangan aspek ekonomi dan teknis
b. bukti penguasaan hak atas tanah dan perairan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku
c. persetujuan penetapan lokasi pelabuhan penyeberangan
d. rencana induk pelabuhan yang telah ditetapkan
e. disain teknis pelabuhan penyeberangan yang telah disetujui oleh Direktur Jenderal
f. keputusan penetapan lintas penyeberangan
6. Izin pengoperasian pelabuhan yang digunakan untuk melayani angkutan penyeberangan
dengan jangkauan pelayanan antarprovinsi diperoleh dengan persyaratan sebagai berikut;
“Studi Efektifitas Dan Efisiensi Perizinan di Bidang LLAJ, ASDP Dan Perkeretaapian”
PT. Sugitek Patih Perkasa II - 8
a. pembangunan pelabuhan atau terminal telah selesai
b. keselamatan dan keamanan pelayaran
c. tersedianya fasilitas untuk menjamin kelancaran arus penumpang dan abarang
d. memiliki system pengelolaan lingkungan
e. tersedianya pelaksana kegiatan kepelabuhanan
f. memiliki system dan prsedur pelayanan dan tersedianya sumber daya manusia di bidang
teknis pengoperasian pelabuhan yang memiliki kualifikasi dan kompotensi yang
dibuktikan dengan sertifikat
g. melampirkan salinan keputusan pelaksanaan pembangunan
h. melampirkan berita acara selesainya pekerjaan pembangunan pelabuhan
7. Izn pembangunan terminal khusus sungai dan danau diperoleh dengan persyaratan sebagai
berikut;
a. admnistrasi
b. teknis kepelabuhan
c. keselamatan dan keamanan pelayaran
d. kelestarian lingkungan
8. Izin pengoperasian terminal khusus sungai dan danau diperoleh dengan persyaratan sebagai
berikut;
a. pembangunan pelabuhan atau terminal telah selesai
b. keselamatan dan keamanan pelayaran
c. tersedianya fasilitas untuk menjamin kelancaran arus penumpang dan abarang
d. memiliki system pengelolaan lingkungan
e. tersedianya pelaksana kegiatan kepelabuhanan
f. memiliki system dan prsedur pelayanan dan tersedianya sumber daya manusia di bidang
teknis pengoperasian pelabuhan yang memiliki kualifikasi dan kompotensi yang
dibuktikan dengan sertifikat
g. melampirkan salinan keputusan pelaksanaan pembangunan
h. melampirkan berita acara selesainya pekerjaan pembangunan pelabuhan
“Studi Efektifitas Dan Efisiensi Perizinan di Bidang LLAJ, ASDP Dan Perkeretaapian”
PT. Sugitek Patih Perkasa II - 9
9. Izin terminal untuk kepentingan sendiri di sungai dan danau diperoleh dengan persyaratan;
a. data perusahaan yang meliputi akta perusahaan
b. NPWP, Izin usaha pokok
c. bukti kerjasama
d. gambar tata letak lokasi terminal untuk kepentingan sendiri dengan skala yang
memadai, gambar konstruksi dermaga dan koordinat grafis letak dermaga untuk
kepentingan sendiri
e. bukti penguasaan tanah
f. proposal terminal untuk kepentingan sendiri
g. rekomendasi dari syahbandar pada pelabuhan setempat
h. berita acara hasil peninjauan lokasi oleh tim teknis terpadu
i. studi lingkungan yang telah disahkan oleh pejabat yang berwewenang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
Semenatara yang baru adalah;
a. administrasi
b. teknis kepelabuhanan
c. keselamatan dan keamanan pelayaran
d. kelestarian lingkungan
Bidang Perkeretaapian
1. Izin penetapan badan usaha penyelenggaraan perkeretaapian umum diperoleh dengan
syarat;
a. Badan Usaha miliki Negara, Bdan usaha milik daerah, atau badan hukum Indonesia
khsusu didirikan untuk perkeretaapian
b. memiliki izin usaha
c. memiliki NPWP
d. memiliki domisili
“Studi Efektifitas Dan Efisiensi Perizinan di Bidang LLAJ, ASDP Dan Perkeretaapian”
PT. Sugitek Patih Perkasa II - 10
2. Izin usaha penyelenggaraan prasarana perkeretaapian umum diperoleh dengan persyaratan
sebagai berikut;
a. akte pendirian badan hukum Indonesia
b. nomor pokok wajib pajak
c. surat keterangan domisili perusahaan
d. rencana kerja
e. kemampuan keuangan
f. surat penetapan sebagai penyelenggara prasarana perkeretaapian umum
g. perjanjian penyelenggara prasarana perkeretaapian
h. sumber daya manusia
3. Izin pembangunan prasarana perkeretapian umum diperoleh dengan persyaratan sebagai
berikut;
a. rancang bangun yang dibuat berdasarkan perhitungan
b. gambar teknis
c. data lapangan
d. jadwal pelaksanaan
e. spesifikasi teknis
f. analisis mengenai dampak lingkungan hidup atau UKL dan UPL
g. metode pelaksanaan
h. izin mendirikan bangunan
i. izin lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
j. telah membebaskan tanah sekurang-kurangnya 10 ( sepuluh ) persen dari total tanah
yang dibutuhkan
4. Izin operasi prasarana perkeretaapian umum diperoleh dengan syarat sebagai berikut;
a. prasarana perkeretaapian yang telah dibangun telah sesuai dengan persyaratan kelaikan
teknis dan operasional prasarana perkeretaapian dan telah lulus uji pertama sebagai
mana simaksud dalam Pasal 141 ayat (2) huruf a
b. memiliki sistem dan prosedur pengoperasian prasarana perkeretaapian
“Studi Efektifitas Dan Efisiensi Perizinan di Bidang LLAJ, ASDP Dan Perkeretaapian”
PT. Sugitek Patih Perkasa II - 11
c. tersedianya tugas atau tenaga perawatan, pemeriksaan, dan pengoperasian prasarana
perkeretaapian yang memiliki sertifikat kecakapan
d. memiliki peralatan untuk perawatan prasarana perkeretaapian
C. Prosedur Dan Biaya Perizinan
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, salah satu permasalahan yang telah diidentifikasi di
lapangan adalah bahwa publik memiliki persepsi, pelayanan perizinan di bidang LLAJ, ASDP
relatif berbelit-belit dan relatif lama. Hal ini memang telah dirasakan bagi pemohon yang
sudah pernah mengajukan permohonan izin di bidang LLAJ dan ASDP. Hal yang serupa juga
diutarakan pemerintah daerah. Sementara untuk perkeretaapian, hingga sekarang pemerintah
daerah dan calon investor belum memahami secara jelas bagaimana proses pelayanan. Karena
memang peraturan –peraturan di bidang perkeretaapian baru dikeluarkan. Pada dasarnya,
ada dua faktor yang mempengaruhi mengapa relatif lama dianggap pelayanan perizinan bidang
LLAJ dan ASDP. Pertama, karena pada umumnya, pemohon di dalam mengajukan
permohonan persyaratannya masih banyak yang kurang lengkap. Sehingga harus dilengkapi
sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Bahkan beberapa kali diberikan kesempatan
untuk perbaikan dan/atau melengkapi persyaratan tetap masih ada yang kurang lengkap.
Akibatnya, permohonan tersebut belum dapat diproses. karena berdasarkan peraturan
perundang-undangan, permohonan dapat diproses bilamana kelengkapannya sudah lengkap.
Sementara bagi pemohon telah beranggapan, permohonannya sudah diproses, sementara
kekuranggnya dianggap hanya melengkapi. Di lain pihak, para pengambil keputusan relative
terbatas waktunya, karena beban kerja yang relative banyak. Akibat akumulasi kedua
permasalahan tersebut, akhirnya banyak persepsi bahwa pelayanan perizinan di bidang LLAJ,
ASDP dan Perkeretaapian dianggap masih lamban
Dari hasil kajian yang telah dilakukan, pada awalnya semua perizinan di bidang LLAJ, ASDP
adalah harus mendapat persetujuan dari Menteri. Karena menteri memiliki beban kerja yang
relatif banyak, akhirnya didelegasikan kepada Eselon I ( Direktur Jendarala Perhubungan
Darat ). Tampaknya, eselon I, juga belum mampu melayani sepenuhnya secara efektif
pelayanan perizinan. Akhirnya, diserahkan kepada eselon II ( Direktur ). Pengalaman yang
“Studi Efektifitas Dan Efisiensi Perizinan di Bidang LLAJ, ASDP Dan Perkeretaapian”
PT. Sugitek Patih Perkasa II - 12
terjadi saat sekarang ini, eselon II ( Direktur ) juga masih memiliki beban kerja, akibatnya
pelayanan perizinan belum dapat dilayani secara efektif.
Bagi pemohon, untuk mempercepat proses perizinan, akhirnya datang ke Jakarta untuk
memantau perkembangan permohonan yang telah diajukan. Dalam kondisi yang demikian,
pemohon terpaksa mengeluarkan biaya transportasi dari daerah datang ke Jakarta. Dapat
dibayangkan bilamana pemohon dari Provinsi Aceh , dan di Indonesia bagian timur sepeti
halnya Kalimantan dan Sulawasi akan banyak mengeluarkan biaya untuk transportasi. Melihat
kondisi yang demikian, sebaiknya kebijakan pemberian persetujuan perizinan didelegasikan
kepada eselon III, karena waktunya relatif lebih banyak di tempat.
Aspek lain yang perlu dipoerhatikan dalam prosedur pelayanan perizinan di bidang LLAJ,
ASDP dan Perkeretaapian, adalah sebaiknya menggunakan elektronik secara online ( e-
licensing). Dengan demikian, efisiensi dan efektifitas pelayanan perizinan akan dapat
diwujudkan. Setiap saat dapat dipantau, bagiaman proses permohonan, dan di lain pihak
pemohon dapat mengetahu segera kekurang lengkapoan permohonan. Menggunakan IT, jauh
lebih efisien dan efektif, apalagi dengan pelayanan satu pintu. Biaya yang dikeluarkan
pemohon relative tidan ada, sementara para pengambik kebijakan tidak terbeban dalam
pelayanan yang begi benyak setiap hari.
D. Biaya Perizinan
Khusus untuk biaya pelayanan perizinan di bidang LLAJ, ASDP dan Perkeretaapian,
dinyatakan tidak ada. Hal ini adalah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2009
tentang Jenis dan Tarif Atas Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku di Departemen
Perhubungan. Kecuali untuk pengujian tipe kendaraan bermotor dan penelitian rancang bangun
pada kendaraan tipe baru, pada Pasal 1 dan Pasal 4 menyatakan adanya biaya yaitu sebagai
berikut.
1. JASA PENGUJIAN TIPE KENDARAAN BERMOTOR
a. Pengujian Tipe Lengkap Kendaraan Bermotor Jenis Mobil Penumpang, Mobil Bus,
Mobil Barang dan Kendaraan Khusus Menggunakan Bensin;
“Studi Efektifitas Dan Efisiensi Perizinan di Bidang LLAJ, ASDP Dan Perkeretaapian”
PT. Sugitek Patih Perkasa II - 13
1) Uji Rem satuan; persekali uji Rp. 1.200.000
2) Uji Lampu Utama satuan ; persekali uji Rp. 510.000
3) Uji CO –HC satuan ; persekali uji Rp. 645.000
4) Uji Radius Putar satuan ; persekali uji Rp. 233.000
5) Uji Klakson satuan ; persekali uji Rp. 423.000
6) Uji Kincup Roda ( side slip) satuan; persekali uji Rp. 510.000
7) Pengukuran Berat Kendaraan
Bermotor ………………………. satuan;persekali uji Rp. 432.000
8) Pengukuran Dimensi satuan; pesekali uji Rp. 328.000
9) Uji Speedometer satuan :persekali uji Rp. 932.000
10) Pemeriksaan Konstruksi satuan ; persekali uji Rp. 923.000
11) Uji Emisi Gas Buang Euro2 satuan; persekali uji Rp. 6.584.000
b. Pengujian Tipe Lengkap Kendaraan Bermotor Jenis Mobil
Penumpang, Mobil Bus, Mobil Barang dan Kendaraan
Khusus Menggunakan Solar
1) Uji Rem satuan ; persekali uji Rp 976.000
2) Uji Lampu Utama satuan : persekali uji Rp 510.000
3) Uji Gas Buang satuan : persekali uji Rp. 889.000
4) Uji Radius Putar satuan : persekali uji Rp 233.000
5) Uji Klakson satuan : persekali uji Rp 423.000
6) Uji Kincup Roda ( slide slip) satuan : persekali uji Rp 510.000
7) Pengukuran Berat Kendaraan
Bermotor satuan: persekali uji Rp 432.000
8) Pengukuran Dimensi satuan;persekali uji Rp 328.000
9) Uji Speedometer satuan:persekali uji Rp. 932.000
10) Pemeriksaan Konstruksi satuan;persekali uji Rp. 923.000
11) Uji Emisi Gas Buang Euro2 satuan:persekali uji Rp 6.584.000
c.Uji Tipe Landasan kendaraan Bermotor
1) Uji Rem satuan ; persekali uji Rp 976.000
2) Uji Lampu Utama satuan : persekali uji Rp 510.000
3) Uji Gas Buang satuan : persekali uji Rp. 889.000
“Studi Efektifitas Dan Efisiensi Perizinan di Bidang LLAJ, ASDP Dan Perkeretaapian”
PT. Sugitek Patih Perkasa II - 14
4) Uji Radius Putar satuan : persekali uji Rp 233.000
5) Uji Klakson satuan : persekali uji Rp 423.000
6) Uji Kincup Roda ( slide slip) satuan : persekali uji Rp 510.000
7) Pengukuran Berat Kendaraan
Bermotor satuan: persekali uji Rp 432.000
9) Uji Speedometer satuan:persekali uji Rp. 932.000
10) Pemeriksaan Konstruksi satuan;persekali uji Rp. 923.000
11) Uji Emisi Gas Buang Euro2 satuan:persekali uji Rp 6.584.000
2.JASA UJI SAMPLING KENDARAAN BERMOTOR YANG TELAH LULUS
UJI TIPE
a. Kendaraan Bermotor Jenis Mobil Penumpang, Mobil Bus, Mobil Barang
dan Kendaraan Khusus Menggunakan Bensin
1) Uji Rem satuan; persekali uji Rp. 976.000
2) Uji Lampu Utama satuan ; persekali uji Rp. 510.000
3) Uji CO –HC satuan ; persekali uji Rp. 645.000
4) Uji Radius Putar satuan ; persekali uji Rp. 233.000
5) Uji Klakson satuan ; persekali uji Rp. 423.000
6) Uji Kincup Roda ( side slip) satuan; persekali uji Rp. 510.000
7) Pengukuran Berat Kendaraan
Bermotor ………………………. satuan;persekali uji Rp. 432.000
8) Pengukuran Dimensi satuan; pesekali uji Rp. 328.000
9) Uji Speedometer satuan :persekali uji Rp. 932.000
10) Pemeriksaan Konstruksi satuan ; persekali uji Rp. 923.000
11) Uji Emisi Gas Buang Euro2 satuan; persekali uji Rp. 6.584.000
b. Kendaraan Bermotor Jenis Mobil Penumpang Mobil Bus, Mobil Barang
dan Kendaraan Khusus Menggunakan Solar
1) Uji Rem satuan ; persekali uji Rp 976.000
2) Uji Lampu Utama satuan : persekali uji Rp 510.000
“Studi Efektifitas Dan Efisiensi Perizinan di Bidang LLAJ, ASDP Dan Perkeretaapian”
PT. Sugitek Patih Perkasa II - 15
3) Uji CO-HC satuan : persekali uji Rp. 645.000
4) Uji Radius Putar satuan : persekali uji Rp 233.000
5) Uji Klakson satuan : persekali uji Rp 423.000
6) Uji Kincup Roda ( slide slip) satuan : persekali uji Rp 510.000
7) Pengukuran Berat Kendaraan
Bermotor satuan: persekali uji Rp 432.000
8) Pengukuran Dimensi satuan;persekali uji Rp 328.000
9) Uji Speedometer satuan:persekali uji Rp. 932.000
10) Pemeriksaan Konstruksi satuan;persekali uji Rp. 923.000
11) Uji Emisi Gas Buang Euro2 satuan:persekali uji Rp 6.584.000
c. Kendaraan Bermotor Jenis Mobil Penumpang, Mobil Bus. Mobil Barang
dan Kendaraan Khusus Menggunakan Solar
1) Uji Rem satuan ; persekali uji Rp 976.000
2) Uji Lampu Utama satuan : persekali uji Rp 510.000
3) Uji Gas Buang satuan : persekali uji Rp. 889.000
4) Uji Radius Putar satuan : persekali uji Rp 233.000
5) Uji Klakson satuan : persekali uji Rp 423.000
6) Uji Kincup Roda ( slide slip) satuan : persekali uji Rp 510.000
7) Pengukuran Berat Kendaraan
Bermotor satuan: persekali uji Rp 432.000
8) Pengukuran Dimensi satuan;persekali uji Rp 328.000
9) Uji Speedometer satuan:persekali uji Rp. 932.000
10) Pemeriksaan Konstruksi satuan;persekali uji Rp. 923.000
11) Uji Emisi Gas Buang Euro2 satuan:persekali uji Rp 6.584.000
d. Landasan Kendaraan Bermotor;
1) Uji Rem satuan ; persekali uji Rp 976.000
2) Uji Lampu Utama satuan : persekali uji Rp 510.000
3) Uji Gas Buang satuan : persekali uji Rp. 889.000
4) Uji Radius Putar satuan : persekali uji Rp 233.000
“Studi Efektifitas Dan Efisiensi Perizinan di Bidang LLAJ, ASDP Dan Perkeretaapian”
PT. Sugitek Patih Perkasa II - 16
5) Uji Klakson satuan : persekali uji Rp 423.000
6) Uji Kincup Roda ( slide slip) satuan : persekali uji Rp 510.000
7) Pengukuran Berat Kendaraan
Bermotor satuan: persekali uji Rp 432.000
8) Uji Speedometer satuan:persekali uji Rp. 932.000
10) Pemeriksaan Konstruksi satuan;persekali uji Rp. 923.000
11) Uji Emisi Gas Buang Euro2 satuan:persekali uji Rp 6.584.000
E. Konsep Webside
1. Manfaat Perizinan Elektronik secara Online (e-Licensing)
Manfaat Perizinan Elektronik Online
Dalam perkembangannya, sistem perizinan elektronik akan memberikan manfaat utama sebagai
berikut:
1. Kemudahan akses data secara tepat waktu
Manfaat utama dari sistem perizinan elektronik adalah kemampuannya untuk
menampilkan data dan informasi melalui database secara cepat dan akurat. Melalui
sistem tersebut, data publik yang telah dikumpulkan akan dapat dengan mudah diakses
oleh masyarakat
2. Meningkatkan efisiensi biaya dan waktu
Sistem perizinan elektronik mampu menekan penggunaan sumber daya dalam
memproses dan menyimpan data dan informasi. Meskipun dimungkinkan nilai investasi
awal sistem ini besar, namun dalam jangka panjang sistem ini justru mampu menekan
biaya input data dan biaya penyimpanan dokumen yang menyertai proses perizinan.
3. Meningkatkan kualitas data
Sistem perizinan elektronik juga akan meningkatkan kualitas data jika disertai prosedur
yang jelas dan terstruktur (standar). Selain karena kecepatan, sistem ini juga akan
mampu menekan kesalahan, meningkatkan kontrol data, menyediakan akses updating,
“Studi Efektifitas Dan Efisiensi Perizinan di Bidang LLAJ, ASDP Dan Perkeretaapian”
PT. Sugitek Patih Perkasa II - 17
serta mampu memilah jenis informasi apa saja yang dibutuhkan oleh suatu instansi
perizinan.
4. Proses yang transparan
Sistem perizinan juga dapat menyediakan fitur yang memudahkan bagi orang/pihak
yang mengajukan perizinan untuk melakukan memantau proses perizinannya, sampai
pada tahap mana proses pengajuannya telah diproses. Hal ini dimungkinkan karena
keseluruhan proses dapat dipantau secara elektronik dan dapat diinformasikan kepada
yang bersangkutan.
Faktor Kunci Keberhasilan
Implementasi sistem perizinan elektronik membutuhkan beberapa kajian yang mendalam atas
beberapa faktor, baik itu yang berkaitan dengan kebijakan, teknikal, maupun masalah hukum.
Ketiganya harus dikaji secara simultan untuk menghasilkan pondasi yang kokoh bagi sistem
perizinan elektronik tersebut.
Faltor-faktor kunci yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan rencana pengembangan
sistem perizinan elektronik antara lain meliputi:
1. Pengkajian kebutuhan aspek bisnis
Awal mula pengembangan suatu sistem perizinan harus bermula dari pengkajian dan
analisa yang seksama mengenai kebutuhan aspek bisnis dari sistem bersangkutan.
Sistem perizinan elektronik berpotensi mengubah secara signifikan cara suatu instansi
perizinan menerima dan memproses perizinan, bahkan menyederhanakan proses
perizinan.
Pengkajian dan analisis yang kurang tepat pada aspek kebutuhan bisnis ini akan
mengakibatkan terganggunya proses pengembangan selanjutnya, bahkan dapat
menggagalkan implementasi sistem secara keseluruhan. Analisis kebutuhan tersebut
tidak hanya berguna dalam penentuan elemen data dan informasi apa saja yang akan
dicakup, tapi juga meliputi analisis pendekatan apakah yang paling efektif dalam
pengumpulannya. Hasil dari kajian ini harus dapat menjawab pertanyaan: lingkup data
dan informasi apa saja yang ingin didapat melalui sistem, siapa sajakah yang akan
“Studi Efektifitas Dan Efisiensi Perizinan di Bidang LLAJ, ASDP Dan Perkeretaapian”
PT. Sugitek Patih Perkasa II - 18
terlibat dalam sistem ini, bagaimana format perizinannya, bagaimana mekanisme
pengajuan perizinan secara elektronik tersebut, dan tampilan program komputer yang
dibangun.
2. Dukungan manajemen dan pimpinan
Sistem perizinan elektronik membutuhkan komitmen dalam penggunaan sumber daya
(terutama finansial) institusi bersangkutan, bahkan tidak tertutup kemungkinan
mengakibatkan perubahan tata laksana proses perizinan. Untuk itu, dukungan penuh
dari pihak manajemen dan pimpinan menjadi suatu yang penting. Jika dukungan
tersebut tidak memadai, momentum implementasi sistem perizinan elektronik akan
kurang mendapat perhatian dari pihak-pihak yang terlibat.
Sebagai tambahan, dukungan dari manajemen tingkat menengah (para manajer) yang
akan bertindak sebagai pengawas (supervisor) juga sangat dibutuhkan karena pada level
inilah sistem perizinan sebenarnya akan banyak mempengaruhi tata kerja. Tanpa
bantuan pengawasan supervisor, sistem perizinan elektronik akan sulit mencapai
kesuksesan, sebaik apapun konsep maupun perencanaannya.
Salah satu cara untuk mendapatkan dukungan dari manajemen tingkat menengah adalah
dengan selalu memfokuskan pada cara bagaimana mempermudah pekerjaan mereka
melalui sistem ini dan meningkatkan hasil kerja seperti yang mereka harapkan.
Salah satu cara yang cukup efektif bagi manajemen dan pimpinan untuk membantu
suksesnya implementasi sistem perizinan elektronik adalah dengan mengumumkan
secara resmi dukungan tersebut kepada seluruh pihak yang terkait. Dukungan tersebut
dapat dimanifestasikan dalam bentuk Memorandum atau Pernyataan Kebijakan yang
secara jelas mendukung implementasi sistem dan mengharapkan peran serta aktif
seluruh pegawai untuk membantu implementasi sistem tersebut.
Cara yang lain adalah dengan membentuk Tim Sponsor yang terdiri dari beberapa
pejabat senior untuk membantu tim implementasi sistem perizinan elektronik. Hal ini
akan menjadi signal bagi seluruh pihak terkait bahwa manajemen dan pimpinan sangat
serius menginginkan implementasi sistem tersebut.
“Studi Efektifitas Dan Efisiensi Perizinan di Bidang LLAJ, ASDP Dan Perkeretaapian”
PT. Sugitek Patih Perkasa II - 19
3. Membentuk satuan tugas, komite, dan tim
Salah satu hal tersulit dalam implementasi sistem pelrizinan elektronik adalah
mendapatkan dukungan stakeholders (internal dan eksternal) dari institusi yang
bersangkutan. Pembentukan satuan tugas, komite, dan tim, akan efektif untuk
meningkatkan konsensus keseluruhan pihak yang terkait dan dapat menjadi ajang
berbagi informasi penting sehubungan dengan pengembangan sistem dimaksud.
Pembentukan tersebut sekaligus dapat mengantisipasi kondisi yang tidak diharapkan
akibat terjadinya perubahan organisasi yang mungkin mempengaruhi kelangsungan
rencana tindak lanjut sistem tersebut.
4. Membentuk struktur komunikasi internal yang solid
Komunikasi yang efektif merupakan salah satu hal yang vital dalam menunjang
suksesnya implementasi sistem perizinan elektronik karena sistem tersebut akan
melingkupi aspek teknikal, legal, dan bisnis. Ketiga aspek tersebut harus mampu
diselaraskan karena masing-masing aspek tersebut memiliki kebutuhan dan keterbatasan
dan berpotensi mengakibatkan terjadinya benturan kepentingan satu sama lainnya.
Salah satu cara yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan komunikasi internal
adalah dengan mengadakan pertemuan rutin singkat yang membahas perkembangan
implemetasi sistem secara ringkas. Keseluruhan pihak internal yang terkait sebaiknya
diundang perwakilannya untuk mengkonsolidasikan langkah-langkah yang diperlukan.
5. Melibatkan semua stakeholders pada awal proses perencanaan
Eksternal stakeholders, seperti lembaga pemerintah, industri, masyarakat atau publik,
maupun pihak eksternal lainnya yang akan memanfaatkan sistem tersebut, sebaiknya
juga diikutsertakan sedari awal dalam penyusunan sistem perizinan elektronik. Karena
jika mereka merasa dilibatkan dan pendapatnya diakomodasikan, mereka akan lebih
kooperatif dan mendukung sistem tersebut.
Beberapa cara dapat digunakan untuk meningkatkan peran serta stakeholders, seperti
mengumumkan secara periodik perkembangan proyek, mengadakan pertemuan publik,
konferensi pers, atau survei langsung ke stakeholders untuk mendapatkan masukan.
6. Mengelola perubahan
“Studi Efektifitas Dan Efisiensi Perizinan di Bidang LLAJ, ASDP Dan Perkeretaapian”
PT. Sugitek Patih Perkasa II - 20
Implementasi sistem perizinan elektronik berpotensi untuk mengubah secara signifikan
proses kerja suatu institusi dalam mengelola data dan informasinya. Sebagai akibatnya,
perlu dilakukan manajemen perubahan (change management) untuk menekan efek
negatif dari perubahan tersebut yang mungkin dapat diakibatkan adanya penolakan
terhadap perubahan itu sendiri maupun karena adanya perubahan peranan dan tanggung
jawab pegawai.
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengantisipasi masalah ini diantaranya
adalah dengan menggunakan metode “Pendekatan” dan “Perintah”. Namun metode
Pendekatan harus yang diutamakan walaupun lebih membutuhkan waktu yang relatif
lebih lama. Metode Perintah dapat mulai dimanfaatkan kepada sebagian staf jika yang
bersangkutan secara konsisten menolak perubahan tersebut. Kombinasi dari dua metode
ini juag dapat digunakan secara efektif.
Cara yang lainnya adalah dengan menggunakan pihak ketiga seperti konsultan untuk
menangani proses perubahan yang ditimbulkan oleh sistem tersebut. Seringkali
pendapat dan rekomendasi dari konsultan lebih efektif dan objektif dalam menangani
masalah tersebut.
7. Menentukan lingkup proyek secara jelas
Sering terjadi ruang lingkup proyek menjadi tidak jelas karena semakin berkembangnya
tujuan yang ingin dicapai. Akibat langsung yang dapat timbul dari kejadian tersebut
adalah berubahnya besaran anggaran dan jadwal pelaksanaan. Ketidak-jelasan ini sering
terjadi karena setelah pegawai yang terkait merasakan manfaat sistem perizinan
elektronik, mereka tertarik untuk menambahkan permintaan tambahan terhadap
fungsionalitas sistem tanpa memperkirakan dampaknya terhadap biaya dan waktu yang
diperlukan.
Beberapa upaya yang dapat digunakan untuk mengontrol masalah ini adalah dengan
memperjelas tujuan utama sistem perizinan elektronik ini dan sesegera mungkin
mengkomunikasikannya kepada seluruh pihak yang terkait sistem ini sehingga segala
masukan dapat diperhatikan sedini mungkin. Selain itu juga dapat disusun suatu
mekanisme permintaan resmi jika suatu pihak menginginkan adanya perubahan proses
“Studi Efektifitas Dan Efisiensi Perizinan di Bidang LLAJ, ASDP Dan Perkeretaapian”
PT. Sugitek Patih Perkasa II - 21
terhadap sistem bersangkutan. Upaya ketiga adalah menciptakan program lanjutan
untuk mengakomodasi permintaan tambahan atau perubahan sistem.
8. Merencanakan secara strategis hal yang berkaitan dengan aspek legal dan finansial
Setiap sistem perizinan elektronik yang akan diimplementasikan selalu memerlukan
kajian legal dan keamanan yang lengkap untuk memastikan kredibilitas data dan
informasi yang akan dikelola. Disamping itu kesalahan dalam penganggaran akan
mengakibatkan kesulitan pelaksanaan pengembangan sistem, dan pada akhirnya
mengakibatkan mundurnya waktu implementasi dan timbulnya ketidakpuasan pihak-
pihak yang berpartisipasi dalam sistem pelporan tersebut. Aspek lainnya yang harus
diperhatikan dalam hal ini adalah perkembangan teknologi dan perubahan peraturan
yang harus cepat disikapi untuk menghindari perubahan yang cukup signifikan pada
sistem tersebut.
2. Proses Perizinan Secara Elektronik
Secara umum, proses perizinan secara elektronik dapat digambarkan sebagai berikut:
Langkah pertama : Persyaratan yang harus dipersiapkan sebelumnya
Untuk mendapatkan suatu izin, suatu pihak pemohon harus telah memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut:
− Kecukupan finansial
− Staf yang handal (terlatih dan terdidik) dan bertanggung-jawab
− Infrastruktur yang memenuhi standar
− Manajemen risiko keselamatan yang baik
Syarat-syarat tersebut harus didukung dengan dokumen-dokumen tertulis sebagai bukti
yang menyatakan bahwa pihak tersebut telah memenuhi poin-poin di atas.
Langkah kedua : Penentuan perizinan
Penentuan bidang usaha serta jenis izin yang ingin diajukan merupakan langkah krusial
pertama dalam mendapatkan lisensi secara elektronik. Lembaga yang mengeluarkan
izin akan melakukan klarifikasi untuk memastikan bahwa aplikasi perizinan yang
diajukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
“Studi Efektifitas Dan Efisiensi Perizinan di Bidang LLAJ, ASDP Dan Perkeretaapian”
PT. Sugitek Patih Perkasa II - 22
Langkah ketiga : Pengisian form aplikasi secara elektronik
Pengajuan izin yang dilakukan secara elektronik dapat mengurangi biaya pengajuan
perizinan dibandingkan jika dilakukan secara manual. Selain itu prosesnya dapat
dilakukan sesegera mungkin karena tidak perlu melakukan input ulang data yang
bersangkutan. Aplikasi elektronik juga memungkinan dilakukannya penyimpanan
sementara dan melakukan pencetakan. Hal ini diperlukan agar sebelum aplikasi di-
finalisasi dapat dilakukan pemeriksaan dan cek ulang.
Langkah ke-empat : Pengajuan izin dan penyerahan dokumen pendukung
Pengajuan izin dilakukan setelah seluruh proses secara elektronik dipenuhi oleh
pemohon. Namun yang patut diketahui adalah bahwa proses elektronik selanjutnya
hanya akan dilanjutkan bila dokumen pendukung (bukti tertulis) lainnya yang
dipersyaratkan telah diterima. Penyerahan dokumen pendukung tersebut harus sudah
diterima dalam jangka waktu yang ditentukan setelah perizinan elektronik dilakukan
oleh pemohon.
Adapun dokumen yang harus dikirimkan tersebut adalah :
− Salinan (copy) dari aplikasi perizinan elektronik yang telah dicetak dan telah
ditanda-tangani
− Salinan dari seluruh dokumen pendukung
Dokumen-dokumen tersebut akan di-scan dalam suatu document imaging system.
− Cek atau bukti pembayaran (fee) sehubungan dengan proses pengajuan perizinan.
Besarnya pembayaran tergantung dari jenis perizinan yang diajukan dan telah tertera
pada cetakan aplikasi yang telah final.
Dari keseluruhan dokumen yang diserahkan, dokumen yang sifatnya rahasia tidak akan
ditampilkan atau diinformasikan kepada publik kecuali terdapat permintaan khusus.
Langkah kelima : Penilaian aplikasi perizinan
Untuk mempercepat proses pengkajian perizinan, dibentuk tim spesialis untuk
memeriksa proses perizinan tersebut. Melalui sistem perizinan elektronik, pemohon
“Studi Efektifitas Dan Efisiensi Perizinan di Bidang LLAJ, ASDP Dan Perkeretaapian”
PT. Sugitek Patih Perkasa II - 23
dapat mengikuti proses perizinannya secara elektronik sehingga mengetahui sampai
sejauh mana perizinannya dikelola.
Langkah ke-enam : Penyerahan Izin
Jika proses pengkajian perizinan telah diselesaikan dan telah memenuhi seluruh
kelengkapan, pemohon akan diberitahu melalui email dan atau surat. Pemohon akan
menerima salinan dari draft perizinan serta permintaan data/dokumen yang
belum/kurang lengkap (jika ada). Lihat gambar berikut.
3. Peranan OBLS (Online Business Licensing Service) Dalam Perizinan
Online Business Licensing System (OBLS) merupakan portal we satu pintu bagi para
pengusaha yang mengajukan aplikasi untuk semua perijinan yang diberikan oleh pemerintah
Singapura dalam satu kali proses secara online. Sistem ini akan menyalurkan semua aplikasi
yang masuk ke berbagai badan atau instansi pemerintah untuk pemrosesannya. Bank Dunia
telah memberikan indeks prestasi nomor satu di dunia bagi Singapura dalam kemudahan
melakukan usaha. Sistem OBLS telah memberikan kontribusi yang bernilai untuk pencapaian
ini.
Target utama yang hendak dicapai adalah usaha kecil dan menengah karena jumlahnya yang
cukup besar. Kelompok ini umumnya tidak puas dengan layanan perizinan yang selama ini
diberikan menyangkut komplesitas proses perizinan dan biayanya. 260 izin usaha yang
diberikan oleh lebih dari 30 instansi pemerintah Singapura dapat ditemukan dalam sistem
OBLS. Lebih dari 80% perusahaan baru di Singapura dapat dilayani oleh OBLS tanpa harus
mendatangi loket-loket pemerintah. Sistem ini juga menawarkan update, memperbarui dan
permohonan penghentian terhadap 65 izin.
Fitur-fitur Sistem OBLS
Mencari Perizinan yang mungkin dibutuhkan.
Memasukkan multipel aplikasi perizinan secara bersamaan menggunakan formulir yang
terintegrasi.
“Studi Efektifitas Dan Efisiensi Perizinan di Bidang LLAJ, ASDP Dan Perkeretaapian”
PT. Sugitek Patih Perkasa II - 24
Mengupdate data pada izin yang telah diperoleh.
Memperbarui izin yang ada yang segera expired dalam waktu dekat
Menghentikan izin yang tidak lagi perlukan.
Membayar sekaligus untuk permohonan izin multipel melalui satu konsolidasi transaksi
4. Prosepek Hasil yang diperoleh
Sampai per 1 Oktober 2005, rata-rata waktu pemrosesan bagi semua permohonan aplikasi
perijinan baru termasuk semua yang tidak ditangani oleh OBLS telah berkurang dari 21 hari
menjadi 8 hari sebagai hasil dari rekayasa ulang dalam prosedur sistem perijinan dan
implementasi OBLS. 85 perijinan dapat diproses dalam waktu kurang dari seminggu. Dari
jumlah tersbut, 43 diantaranya dapat diproses dalam waktu kurang dari tiga hari [1].
Berdasarkan analisis biaya-keuntungan (cost-benefit analysis) yang dilakukan pada tanggal 31
Desember 2006, dunia bisnis telah dapat mengambil keuntungan dari proyek OBLS dengan
perkiraan penghematan biaya sampai pada 27 juta US$ (sejak launching proyek pada bulan
januari 2004). Penghematan biaya ini diperoleh dari penurunan biaya perijinan, pengurangan
waktu pemrosesan perijinan dan wakti yang dihemat oleh para pengusaha yang sekarang tidak
lagi perlu untuk bepergian dan harus antri secara fisik serta mengisi sejumlah formulir aplikasi
yang meminta data-data atau informasi yang serupa. Para pengusaha telah memberikan
memberikan sekitar 80% feedback yang positif pada sistem OBLS.
“Studi Efektifitas Dan Efisiensi Perizinan di Bidang LLAJ, ASDP Dan Perkeretaapian”
PT. Sugitek Patih Perkasa II - 25
“Studi Efektifitas Dan Efisiensi Perizinan di Bidang LLAJ, ASDP Dan Perkeretaapian”
PT. Sugitek Patih Perkasa II - 26
“Studi Efektifitas Dan Efisiensi Perizinan di Bidang LLAJ, ASDP Dan Perkeretaapian”
PT. Sugitek Patih Perkasa II - 27
“Studi Efektifitas Dan Efisiensi Perizinan di Bidang LLAJ, ASDP Dan Perkeretaapian”
PT. Sugitek Patih Perkasa II - 28
“Studi Efektifitas Dan Efisiensi Perizinan di Bidang LLAJ, ASDP Dan Perkeretaapian”
PT. Sugitek Patih Perkasa II - 29
“Studi Efektifitas Dan Efisiensi Perizinan di Bidang LLAJ, ASDP Dan Perkeretaapian”
PT. Sugitek Patih Perkasa II - 30
.
“Studi Efektifitas Dan Efisiensi Perizinan di Bidang LLAJ, ASDP Dan Perkeretaapian”
PT. Sugitek Patih Perkasa II - 31
“Studi Efektifitas Dan Efisiensi Perizinan di Bidang LLAJ, ASDP Dan Perkeretaapian”
PT. Sugitek Patih Perkasa II - 32
“Studi Efektifitas Dan Efisiensi Perizinan di Bidang LLAJ, ASDP Dan Perkeretaapian”
PT. Sugitek Patih Perkasa II - 33
“Studi Efektifitas Dan Efisiensi Perizinan di Bidang LLAJ, ASDP Dan Perkeretaapian”
PT. Sugitek Patih Perkasa II - 34
“Studi Efektifitas Dan Efisiensi Perizinan di Bidang LLAJ, ASDP Dan Perkeretaapian”
PT. Sugitek Patih Perkasa II - 35
“Studi Efektifitas Dan Efisiensi Perizinan di Bidang LLAJ, ASDP Dan Perkeretaapian”
PT. Sugitek Patih Perkasa II - 36
“Studi Efektifitas Dan Efisiensi Perizinan di Bidang LLAJ, ASDP Dan Perkeretaapian”
PT. Sugitek Patih Perkasa II - 37
“Studi Efektifitas Dan Efisiensi Perizinan di Bidang LLAJ, ASDP Dan Perkeretaapian”
PT. Sugitek Patih Perkasa II - 38
“Studi Efektifitas Dan Efisiensi Perizinan di Bidang LLAJ, ASDP Dan Perkeretaapian”
PT. Sugitek Patih Perkasa II - 39
“Studi Efektifitas Dan Efisiensi Perizinan di Bidang LLAJ, ASDP Dan Perkeretaapian”
PT. Sugitek Patih Perkasa III - 1
BAB III
REKOMENDASI
Dengan memperhatikan hasil kajian yang telah dilakukan, maka diperlukan beberapa
rekomendasi antara lain sebagai berikut;
1. Perlu sedini mungkin peremajaan uji berkala kendaraan berrmotor buatan tahun
1974 atau 1975, dengan yang baru, sehingga uji kelaikan kendaraan bermotor dapat
diyakini
2. Untuk menjamin pelayanan publik yang efektif dan sesuai dengan peraturan
yang telah ditetapkan, maka pendelegasian kewenangan persetujuan dan/atau
penanda tanganan perizinan didelegasikan kepada pejabat Kasubdit atau pejabat
Eselon III
3. Diperlukan adanya kebijakan mutasi SDM/Karyawan antar unit kerja di Kantor
Kementerian Perhubungan ke Subdirektorat Sarana Angkutan Jalan atau lebih
khusus ke Seksi Pengujian Kendaraan Bermotor untuk mengerjakan penelitian
rancang bangun dan uji tipe kendaraan bermotor, mengingat permohonan dalam
pekerjaan tersebut relatif banyak setiap hari dan kurang sebanding dengan
jumlah SDM/Karywan yang ada. Begitu juga halnya di Subdirektorat Angkutan
Jalan atau lebih khusus di Seksi Angkutan Penumpang.
4. Sebaiknya UPT pengujian tipe dan rancang bangun kendaraan bermotor dibangun
di berbagai daerah , mengingat kondisi geografis daerah ada yang relatif jauh dari
Jakarta
5. Untuk menjamin pelayanan admnistrasi uji tipe dan rancang bangun kendaraan
bermotor yang efektif sebaiknya bidang admnistratsi yang berada di kantor pusat
dipindahkan ke Bekasi sebagai tempat balai pengujian
6. Untuk menjamin efektifitas dan efisiensi pelayanan perizinan di bidang LLAJ.
ASDP dan Perkeretaapian sebaiknya dibangun suatu system Web Side/IT dengan
pelayanan satu pintu
“Studi Efektifitas Dan Efisiensi Perizinan di Bidang LLAJ, ASDP Dan Perkeretaapian”
PT. Sugitek Patih Perkasa III - 2
7. Bengkel umum perlu segera digalakkan kepada publik, sehingga investor yang
beminat dalam usaha bengkel umum dapat difasilitasi. Hal ini dilakukan untuk
melayani permintaan masyakat dalam pelayanan uji berkala kerndaraan
bermotor.
8. Pembangunan UPT Balai Uji Tipe dan Penelitian Rancang Bangun kendaraan
sebaiknya direalisir di daerah yang relatif jauh dari jakarta, sebagai bentuk
pelayanan kepada publik atau kepada perusahaan.