manajemen risiko perkeretaapian indonesi

Upload: frandriek-zebua

Post on 07-Mar-2016

310 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

manajemen resiko dari perusahaan kereta api di Indonesia

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 Manajemen Risiko Perkeretaapian Indonesi

    1/66

    DEVRI RADISTYA9D Kurikulum Khusus/ 12

    Diploma IV Akuntansi

    SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA

    MANAJEMEN RISIKO

    INDUSTRI PERKERETAAPIAN INDONESIA

    2014

  • 7/21/2019 Manajemen Risiko Perkeretaapian Indonesi

    2/66

    1

    DAFTAR ISI

    I. GAMBARAN UMUM ................................................................................................................... 3

    1. PIhak-Pihak yang Terlibat Dalam Industri Perkeretaapian..................................................3

    a. PT Kereta Api Indonesia .................................................................................................. 3

    b. PT INKA ............................................................................................................................ 5

    c. Kemenhub ........................................................................................................................ 6

    2. Lini Bisnis PT KAI dan INKA................................................................................................... 6

    3. Rencana Masa Depan .......................................................................................................... 7

    4. Kendala-Kendala Perkeretaapian dalam Sistranas .............................................................. 8

    5. Sekilas Perkeretaapian di Jepang......................................................................................... 8

    B. PROSES MANAJEMEN RISIKO..................................................................................................... 10

    C. PENETAPAN KONTEKS ................................................................................................................ 11

    1. Konteks Eksternal................................................................................................................. 11

    2. Konteks Internal................................................................................................................... 13

    D. IDENTIFIKASI RISIKO ................................................................................................................... 21

    E. ANALISIS RISIKO.......................................................................................................................... 24

    F. EVALUASI RISIKO ........................................................................................................................ 36

    G. PENANGANAN RISIKO ................................................................................................................ 40

    VIII. MONITORING RISIKO.................................................................................................................. 64

    IX. REFERENSI .................................................................................................................................. 65

  • 7/21/2019 Manajemen Risiko Perkeretaapian Indonesi

    3/66

    2

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. Identifikasi Risiko PT KAI. 21

    Tabel 2. Identifikasi Risiko PT INKA . 23

    Tabel 3. Level Consequences (AS/NZS 4360:1999) .. 24

    Tabel 4. Level Likelihood (AS/NZS 4360:1999) .. 24

    Tabel 5. Relasi antara consequences dan likelihood 25

    Tabel 6. Identifikasi Risiko PT KAI . 26

    Tabel 7. Identifikasi Risiko PT INKA . 33

    Tabel 8. Evaluasi Risiko PT INKA 36

    Tabel 9. Evaluasi Risiko PT INKA 38

    Tabel 10. Rencana penanganan risiko PT KAI . 40

    Tabel 11. Rencana penanganan risiko PT INKA .. 58

  • 7/21/2019 Manajemen Risiko Perkeretaapian Indonesi

    4/66

    3

    I. GAMBARAN UMUM

    1. Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam Industri Perkertaapian

    a. PT Kereta Api Indonesia (KAI)

    PT KAI yang dibentuk pada tahun 1998 dengan sejarah panjang sejak jaman Belanda,

    bergerak pada bidang usaha pelayanan jasa transportasi perkertaapian dengan kepemilikan

    100% dimiliki oleh Indonesia.

    Tujuan dari PT KAI adalah untuk melaksanakan dan mendukung kebijaksanaan dan

    program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional, khususnya di bidang

    transportasi, dengan menyediakan barang dan jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing

    kuat untuk dapat melakukan ekspansi baik di pasar domestik maupun internasional di

    bidang perkeretaapian. Usaha tersebut meliputi usaha pengangkutan orang dan barang

    dengan kereta api, kegiatan perawatan dan pengusahaan prasarana perkeretaapian,

    pengusahaan bisnis properti secara profesional, serta pengusahaan bisnis penunjang

    prasarana dan sarana kereta api secara efektif untuk kemanfaatan umum.

    PT KAI beroperasi sebagai lembaga bisnis yang berorientasi pada laba, namun untuk

    tetap menjalankan misinya sebagai organisasi pelayanan public, pemerintah menyediakan

    dana Public Service Obligation yang digunakan PT KAI untuk menyubsidi tiket KA ekonomi.

    Kepemilikan sarana, prasarana dan aset PT KAI secara ringkas adalah sebagai berikut:

    a. Sarana

    PT KAI memiliki jumlah lokomotif sebanyak 469 unit pada tahun 2013, gerbong

    siap operasi 5.758, kereta rel diesel 85 unit, KRL 410 unit, dan kereta siap

    operasi 1482 unit.

    b. Prasarana

    Prasarana berupa jalan rel yang dimiliki oleh PT KAI saat ini yaitu 2.710 km di

    sepanjang Pulau Jawa dan 1.151,5 km di sepanjang Pulau Sumatera.

    c. Aset

    Aset potensial yang berada di wilayah operasional PT KAI dibagi menjadi dua

    jenis, yaitu tanah milik pemerintah dan tanah milik PT KAI, tanah Pemerintah,

    yaitu tanah yang di atasnya berdiri prasarana pokok milik pemerintah dengan

    luas tanah milik pemerintah yaitu 57.510.403,21 m2, dan tanah PT KAI, yaitu

  • 7/21/2019 Manajemen Risiko Perkeretaapian Indonesi

    5/66

    4

    tanah yang di atasnya berdiri bangunan-bangunan milik PT. Kereta Api Indonesia

    (Persero)dan luas tanah milik PT KAI yaitu 262.581.957,56 m2.

    Pada tahun 2013 PT KAI berhasil memperoleh laba komprehensif Rp. 560,716 miliar

    dan meningkat sebesar 31% dari tahun sebelumnya. Penggunaan laba komprehensif PTKereta Api Indonesia (Persero) tahun buku 2013 sebesar Rp 560,71 miliar adalah Rp 84,06

    miliar (15%) untuk dividen dan Rp 476,34 miliar (85%) untuk cadangan umum. Perseroan

    telah membayar dividen kepada pemegang saham melalui Menteri Keuangan sebesar Rp

    67 miliar, dengan rincian: Berdasarkan keputusan RUPS No. RIS 38/D3. MBU/2013 sebesar

    Rp 42 miliar dan berdasarkan Surat Menteri BUMN No. S 767/MBU/2013 sebesar Rp 25

    miliar. Investasi dan ekspansi Perseroan pada tahun 2-13 menganggarkan investasi sebesar

    Rp 7,266 triliun. Investasi tersebut digunakan untuk membeli sarana dan membangun

    prasarana bisnis saat ini sebesar Rp 2,884 triliun. Selebihnya, Rp 4,832 triliun, diinvestasikan

    untuk pengembangan bisnis seperti angkutan batubara di Sumatera Selatan dan angkutan

    bandara Soekarno-Hatta di Jakarta.

    Kinerja PT KAI dalam pelayanan dan keselamatan secara ringkas adalah sebagai

    berikut:

    a. Jumlah lokomotif mogok turun menjadi 698 kejadian dari 954 kejadian pada

    tahun 2012.

    b. Rata-rata keterlambatan kereta api penumpang keberangkatan 2,57 menit, di

    bawah toleransi 4,00 menit dan kedatangan 31,40 menit, di bawah toleransi

    32,67 menit.

    c. Rata-rata keterlambatan kereta api barang keberangkatan 77,23 menit, di atas

    toleransi 55,00 menit, dan kedatangan 108,64 menit, di atas toleransi 64,00

    menit.

    d. Jumlah peristiwa luar biasa hebat(kecelakaan) turun menjadi 56 dari 57 kejadian

    pada 2012.

    PT KAI memiliki enam anak perusahaan yang bergerak dalam berbagai sektor usaha

    untuk mendukung bisnis perusahaan induk dan bergerak pada bidang selain dari angkutan

    penumpang dan angkutan barang. Keenam anak perusahaan tersebut yakni

    1. PT. KAI Commuter Jabodetabek, kereta api listrik (commuter) dalam area

    Jabodetabek

  • 7/21/2019 Manajemen Risiko Perkeretaapian Indonesi

    6/66

    5

    2. PT. KAI Pariwisata, penyewaan kereta Wisata yaitu Bali, Toraja dan Nusantara,

    tiket pesawat, tiket kereta api reguler dan paket-paket tour domestik &

    internasional

    3. PT. Reska Multi Usaha, bisnis fasilitas kereta makan, OTC (On Train Cleaning) danpeluang bisnis baik yang ada di stasiun, di luar stasiun

    4. PT. KAI Logistik, bidang layanan distribusi logistik dengan basis kereta api

    5. PT. Railink, pengelolaan dan pengusahaan kereta api bandara

    6. PT. KAI Property Management, pengembangan properti KAI.

    Wilayah operasi Perseroan mencakup Pulau Sumatera dan Jawa-Bali. Wilayah kerja

    di Pulau Jawa dibagi berdasarkan Daerah Operasi (DaOp) terdiri dari 9 DaOp, sedangkan

    wilayah kerja di Sumatera dibagi berdasarkan Divisi Regional (DivRe) terdiri dari 3 DivRe.

    b. PT Industri Kereta Api (INKA)

    PT Industri Kereta Api (Persero) atau PT INKA adalah sebuah Badan Usaha Milik

    Negara yang berdiri pada tanggal 19 Agustus 1981 dan kegiatan bisnis PT Inka yang ada saat

    ini berkembang menjadi penghasil produk dan jasa perkeretaapian dan transportasi.

    Produksi PT Inka tidak hanya berkutat pada industry kereta api saja namun juga pada alat

    transportasi lainnya. Berikut antara lain produk-produk dari PT Inka:

    2008 - Peluncuran Pertama di Indonesia, Bus Rail KRDI (untuk Aceh & Jawa).

    2009 - Rangkaian Baru Kereta api Gajayana dengan model mirip dengan Pesawat Terbang.

    2010 - Peluncuran produksi kereta ekonomi AC Bogowonto (Kereta api Bogowonto),5

    lokomotif (CC204)& NEW Rangkaian Kereta api Argo Jati yang berbentuk mirip dengan

    Rangkaian KA Gajayana yang baru.

    2011 - Produksi Railbus untuk Solo dan kereta ekonomi AC GajahWong (Kereta api Gajah

    Wong)

    2012 - Produksi beberapa kereta ekonomi dengan AC split, 3 lokomotif CC300, railbus untuk

    kota Padang dan KRL KFW. 2013 - 18 unit Articulated Bus untuk armada Transjakarta

    PT Inka juga melakukanjoint venture dengan General Electric untuk memproduksi lokomotif,

    produksi juga ditujukan untuk ekspor terutama ke Malaysia.

  • 7/21/2019 Manajemen Risiko Perkeretaapian Indonesi

    7/66

    6

    c. Kementerian Perhubungan dan Dinas Perhubungan

    Sektor kereta api adalah salah satu bidang di bawah kendali Direktorat Jenderal

    Perkeretapian Kemenhub. Ditjen KA menyelenggarakan tugas dan fungsi sebagai berikut:

    penyiapan rumusan kebijakan pengembangan perkeretaapian dan industri

    penunjang penyelenggaraan perkeretaapian;

    penyiapan pelaksanaan pembinaan dan penyelenggaraan perkeretaapian

    bidang keselamatan, lalu lintas dan angkutan kereta api, prasarana dan

    sarana perkeretaapian;

    penyiapan penyusunan standar, norma, prosedur, dan kriteria

    penyelenggaraan perkeretaapian;

    penyiapan pengujian dan sertifikasi prasarana, sarana dan sumber daya

    manusia bidang perkeretaapian; dan

    penyiapan pelaksanaan administrasi di lingkungan Direktorat Jenderal

    Perkeretaapian.

    Peran Pemerintah Daerah (Pemda) selain pada pengaturan moda transportasi di

    daerah juga mengatur perlintasan sebidang antara rel kereta api dengan jalan raya.

    2. Lini Bisnis KAI dan INKA

    PT Kereta Api Indonesia (Persero) bersama 6 perusahaan anaknya menghasilkan

    jasa yang mencakup enam bidang, berikut:

    1. Angkutan penumpang

    2. Angkutan barang

    3. Pengelolaan properti terkait jasa kereta api

    4. Pariwisata berbasis kereta api

    5. Restoran termasuk on train service

    6. Distribusi logistic

    PT INKA sebagai perusahaan penghasil produk dan jasa perkeretaapian dan

    transportasi sampai saat ini telah berhasil memproduksi berbagai macam produk seperti:

  • 7/21/2019 Manajemen Risiko Perkeretaapian Indonesi

    8/66

    7

    railbus, kereta ekonomi AC Bogowonto, kereta Gajayana, KRL dan beberapa produk bus dan

    kereta lainnya.

    3. Rencana masa depan

    Rencana masa depan PT KAI untuk jangka pendek meliputi:

    Pengembangan bisnis inti melalui peningkatan volume penumpang dan volume

    barang. Untuk peningkatan volume penumpang, Perusahaan berfokus pada

    peningkatan angkutan KRL Jabodetabek dengan volume pertumbuhan 19,68% dan

    volume penumpang KA Utama Eksekutif hingga 4,52%. Kemudian peningkatan

    volume angkutan barang seperti volume angkutan peti kemas 32,85%, volume

    angkutan batu bara 27,43%, dan volume angkutan semen 25,49%.

    Pengembangan non-angkutan, rencana bisnisnya meliputi pembangunan hotel,

    pengusahaan pergudangan, iklan, persewaan lahan parkir, pengusahaan aset ROW

    (pipa, kabel optic, dan lain-lain)

    Pengembangan manajemen dengan melakukan evaluasi dan perbaikan sistem

    manajemen sumber daya manusia, pengembangan HR Plan dan RoadmapSumber

    Daya Manusia, melakukan pendidikan dan pelatihan, serta memperbaiki sistem

    penilaian kinerja karyawan.

    Meningkatkan keamanan dengan memasang alat pencegah kecelakaan secara

    bertahap, mengembangkan integrated safety managementsystem, dan

    mengembangkan budaya keselamatan

    Rencana masa depan PT KAI untuk jangka panjang meliputi:

    Pengadaan KRL untuk kereta api Commuter Jabodetabek yang akan dilakukan oleh

    PT KCJ selaku anak perusahaan, pengadaan KRDE dan KRL untuk kereta api bandara

    yang dilakukan oleh anak perusahaan PT Railink.

    Pengembangan angkutan kereta api bandara menuju Soekarno-Hatta dengan

    kebutuhan 100 lokomotif dan 1200 PPCW.

    Pengembangan angkutan barang di Sumatera Selatan khususnya angkutan batubara

    PT Bukit Asam Tbk sampai dengan minimal 22,75 juta ton per tahun, perludilakukan investasi sarana sebanyak 44 unit lokomotif, dan 1200 gerbong KKBW)

  • 7/21/2019 Manajemen Risiko Perkeretaapian Indonesi

    9/66

    8

    serta investasi prasarana berupa pembangunan partial double track, pembangunan

    stasiun dan fasilitas secara bertahap selama tiga tahun.

    4. Kendala-kendala Perkeretaapian dalam Sistem Transportasi Nasional

    Permenhub nomor 49 tahun 2005 tentang Sistem Transportasi Nasional (Sistranas),

    disebutkan beberapa kendala dalam transportasi Kereta Api. Berikut kendala-kendala yang

    tertuang dalam Sistranas

    1) Transportasi kereta api sudah sangat dibutuhkan dan membutuhkan dana

    investasi yang sangat besar, namun dalam pengembangannya dihadapkan pada

    permasalahan ketersediaan dana pemerintah serta rendahnya investasi swasta.

    2) PT Kereta Api Indonesia (Persero) merupakan satu-satunya perusahaan

    perkeretaapian, pengembangan perkeretaapian oleh perusahaan swasta masih

    dihadapkan oleh beberapa kendala, landasan hukum yang ada belum

    sepenuhnya dapat mendorong peningkatan peran swasta.

    3) Jaringan transportasi kereta api masih sangat terbatas, jalur kereta api hanya

    ada di Pulau Jawa dan Pulau Sumatra, pada tahun mendatang jaringan jalur

    kereta api sudah perlu dikembangkan untuk mengatasi peningkatan permintaan.

    4) Jaringan transportasi masih sangat terbatas, sehingga seluruh potensi jaringan

    termasuh jalur kereta api perlu dioptimalkan khususnya dalam melayani

    masyarakat yang mempunyai daya beli rendah.

    5) Banyaknya kecelakaan kereta api pada perlintasan sebidang, sehingga menjadi

    tantangan tersendiri bagi penyelenggara jasa perkeretaapian

    5. Sekilas Perkeretaapian di Jepang

    Pengelola kereta api di Jepang tidak dimiliki hanya oleh 1 perusahaan saja, namun

    teradapat 7 perusahaan perkeretaapian dimana terdapat perusahaan swasta yang ikut

    berperan dalam pengelolaannya, seperti pada salah satu perusahaan yakni Wakayama

    Electric Railway yang melayani Jalur Kishigawa yakni dari Wakayama ke Kinokawa. Takahito

    Saito, Professor at Kinki University, in Osaka, Japan dalam tulisannya berjudul Japanese

    Private Railway Companies and Their Business Diversification asa

    Efisiensi Manajemen

  • 7/21/2019 Manajemen Risiko Perkeretaapian Indonesi

    10/66

    9

    Tingkat Kepadatan penduduk yang terpusat di kota-kota besar

    Penambahan kereta pada jam-jam sibuk

    Bisnis diversifikasi

    John Calimente, Transportation Planner at District of West Vancouver, pada World

    Symposium on Transport & Land Use Research tanggal 29 Juli, 2011, secara ringkas

    menuliskan 4 faktor kesuksesanprivate railway modelJepang yaitu:

    Mendiversifikasi bisnis

    Menjadi empat divisi: rel kereta, transportasi, real estate, dan bisnis lain

    Terhubung langsung dengan kapasitas permodalan

    Operasi kereta menguntungkan

    Manajemen yang inovatif

    Produktivitas pegawai tinggi

    TIket murah

    Dari dua pendapat diatas terdapat beberapa kesamaan dimana ditekankan pada

    diversifikasi bisnis dan manajemen yang bagus, dengan faktor-faktor lainnya sesuai dengan

    dua pendapat di atas.

  • 7/21/2019 Manajemen Risiko Perkeretaapian Indonesi

    11/66

    10

    II. PROSES MANAJEMEN RISIKO

    Manajemen risiko adalah budaya, proses, dan struktur yang diarahkan kepada manajemen

    yang efektif atas peluang-peluang yang potensial dan pengaruh-pengaruh yang merugikan.

    Berdasarkan Model Manajemen Risiko Sektor Publik Menurut AS/NZS 4360:2004

    1. Komunikasi dan konsultasi: kepada stakeholder intern dan ekstern

    2. Penetapan konteks : latar belakang, ruang lingkup, tujuan dan kondisi lingkungan

    pengendalian

    3. Identifikasi risiko : identifikasi lokasi, waktu, sebab dan proses terjadinya peristiwa risiko

    4. Analisis risiko : mencermati sumber risiko dan tingkat pengendalian yg ada serta m enilai

    risiko dri sisi dampak dan probabilitinya.

    5. Evaluasi risiko: pengambilan keputusan perlu tidaknya dilakukan penangana risiko lebih

    lanjut serta prioritas penanganannya.

    6. Penanganan risiko: mengidentifikasi berbagai opsi dan memutuskan opsi terbaik dan

    pengembangan mitigasi risiko

    7. Monitoring dan evaluasi: memantau efektifitas rencana MR, antisipasi perubahan yg

    terjadi

  • 7/21/2019 Manajemen Risiko Perkeretaapian Indonesi

    12/66

    11

    III. PENETAPAN KONTEKS

    Kondisi dan situasi yang dapat berdampak pada manajemen risiko PT KAI

    1. Konteks eksternal

    a. Perekonomian dunia; dapat berdampak pada PT KAI dalam hal operasional dan

    finansial, antara lain impor PT KAI atas suku cadang kereta dan alat produksi yang

    mayoritas masih perlu diimpor dapat membebani PT KAI lebih besar bila terjadi

    permasalahan produksi dari perusahaan suku cadang negara asal akibat dari tekanan

    perekonomian dunia terhadap industri perkeretaapian negara tersebut.

    b. Kebijakan pemerintah; kebijakan pemerintah baik yang akan dijalankan maupun yang

    berlaku saat ini menjadi isu yang sensitif untuk PT KAI mengingat perusahaan ini dimiliki

    100% oleh pemerintah Indonesia. Kebijakan pemerintah yang terkait langsung dengan

    KAI antara lain

    1. Isu bahwa rencana pemerintah akan memberikan porsi hingga 95% kepada

    penanaman modal asing untuk masuk pada sektor perkeretaapian juga

    menimbulkan polemik baik di masyarakat ataupun perusahaan dan dampaknya akan

    terasa pada PT KAI. Hal ini akan menimbulkan perdebatan mengenai azas

    kemandirian perkeretaapian yang ada pada UU No 23 tahun 2007 tentang

    Perkeretaapian.

    2. Peraturan pemerintah PP No 56 tahun 2009 tentang Penyelenggaraan

    Perkeretaapian dinilai PT KAI perlu diubah dan perubahan yang diajukan oleh PT KAI

    tentu berdampak pula pada bisnis PT KAI karena menyangkut investasi bidang

    kereta api karena pada aturan tersebut dinilai kaku dan tidak menarik investor.

    c. Kerjasama bisnis internasional; dari Jepang melalui Hitachi Corp yang sedang

    mengembangkan penjualan kereta ke Indonesia. Hitachi Corp sebagai perusahaan yangjuga bergerak dalam bidang perkeretaapian dari Jepang saat ini menyasar Indonesia

    sebagai emerging market mereka karena potensi yang masih besar di Indonesia,

    terutama untuk pasar monorail dan kereta super cepat seperti shinkansen. Kerjasama ini

    baik melalui G to G ataupun B to B akan berdampak pada PT KAI sebagai pihak yang akan

    bekerjasama dengan PT Hitachi dalam pengembangannya.

    d. Fluktuasi nilai rupiah terhadap dolar, yang berpengaruh pada rencana investasi dan

    pengembangan infrastruktur. Salah satunya adalah pembangunan dan pengoperasian

    KA Bandara Soekarno Hatta dan pengembangan pelayanan KA Commuter Jabodetabek,

  • 7/21/2019 Manajemen Risiko Perkeretaapian Indonesi

    13/66

    12

    hal ini dapat membuat PT KAI perlu melakukan perhitungan ulang atas biaya yang

    diperlukan untuk pembangunan tersebut atau opsi lainnya adalah menambah biaya

    yang perlu dikeluarkan bila terjadi depresiasi nilai rupiah. Berdasarkan laporan tahunan

    tahun 2013 tercatat PT KAI perlu menambah biaya investasi hingga 20% akibat ada

    selisih kurs tersebut untuk pembelian alat produksi.

    e. Gugatan dan perkara hukum;

    PT KAI juga menghadapi gugatan-gugatan hukum yang saat ini kasusnya masih dalam

    proses hukum terkait dengan kepemilikan tanah dan bangunan ini, dampak yang

    diperkirakan terjadi dari gugatan ini antara lain:

    Potensi kehilangan aset tanah seluas 35.955 M2 di Kelurahan Gang Buntu

    Medan

    Potensi kehilangan asetnya berupa tanah seluas 13.610 m2 di Jl. Elang,

    Kelurahan Garuda Bandung karena kasus pemalsuan surat kepemilikan

    Potensi kehilangan tanah dan bangunan milik PT.KAI (Persero) yang terletak di

    Jalan Wastukencana Nomor 81 dan 83 Bandung.

    Potensi kehilangan aset di Jalan Bulak Laut RT.02/ RW.02 Desa Pangandaran,

    Kecamatan Pangandaran Kabupaten Ciamis.

    Potensi kehilangan asetnya di Jalan Kemukus Nomor 6-9, Jakarta Barat akibat

    dari Perbuatan Terdakwa

    Potensi kehilangan asetnya di Jalan Bundar, Kelurahan Pulau Brayan Bengkel

    Baru, Kecamatan Medan Timur, Kota Medan.

    Potensi kehilangan pendapatan dari pengelolaan Aset Indo Plaza di Stasiun

    Surabaya Kota apabila tidak mengajukan upaya hukum kasasi

    Potensi kehilangan tanah ini apabila dilihat dari luas tanah dan lokasi yang beberapa

    diantaranya terletak pada lokasi yang strategis dapat menyebabkan PT KAI mengalami

    risiko kerugian yang besar dan risiko bisnis lainnya.

    f. Tekanan masyarakat; tekanan masyarakat akan kebutuhan kereta api yang semakin

    banyak dan tinggi; kemacetan yang semakin parah membuat masyarakat mencari

    alternatif transportasi lain yang dapat memberikan kenyamanan dan ketepatan waktu

    dalam menembus kota besar terutama Jakarta. Selain itu dengan tingkat polusi yang

    dihasilkan oleh kereta api jauh lebih kecil daripada alat transportasi yang ada saat ini dan

  • 7/21/2019 Manajemen Risiko Perkeretaapian Indonesi

    14/66

    13

    kapasitas angkut yang sangat banyak menjadikan kereta sebagai alternatif transportasi

    yang ditunggu masyarakat.

    g. Kerjasama dengan perusahaan-perusahaan yang lini bisnisnya mendukung bisnis PT

    KAI; pembelian kereta yang mayoritas masih impor tidak mendukung sektorperkeretaapian nasional, padahal di Indonesia PT INKA sebagai salah satu BUMN yang

    dapat memasok kereta untuk PT KAI sudah dapat membuat kereta yang cukup modern

    dan tidak kalah bila dibandingkan dengan kereta-kereta yang diimpor apalagi bila

    dibandingkan kereta bekas dari Jepang.

    2. Kondisi internal

    Kondisi internal yang dapat berdampak pada manajemen risiko PT KAI adalah

    a. Kebijakan strategis perusahaan; kebijakan perusahaan yang telah diterapkan saat ini

    dapat dilihat dalam laporan tahunan 2013 dimana terdapat 5 inisiatif strategis

    berdasarkan laporan tahunan KAI tahun 2013:

    Melakukan inovasi untuk meningkatkan pelayanan pelanggan. Pencapaian besar

    pelayanan pelanggan di tahun 2013 adalah penataan stasiun dan penerapan e-ticketing

    untuk commuter line.

    Meningkatkan upaya pemasaran/promosi produk jasa angkutan kelas komersial,

    khususnya untuk yang tingkat okupansi rata-ratanya masih rendah.

    Menambah kereta kelas eksekutif dan bisnis di lintasan berpenumpang padat.

    Mendorong peningkatan pendapatan dari segmen non-angkutan penumpang. Pada

    tahun 2013, kontribusi pendapatan dari non-angkutan penumpang naik menjadi 55%.

    Memanfaatkan teknologi informasi untuk memperbaiki proses perencanaan dan

    operasi untuk meningkatkan keselamatan, ketepatan waktu, pelayanan, dan

    keamanan.

    Selain daripada 5 kebijakan yang telah diambil perusahaan pada tahun 2013 terdapat

    pula rencana kebijakan yang akan diambil seperti pada tercantum dalam strategi jangka

    panjang perusahaan. Wacana terkait kebijakan yang akan diambil perusahaan di masa

    depan juga menjadi perhatian dari perusahaan seperti wacana pemisahbukuan/

    pencatatan atas pengoperasian kereta PSO.

  • 7/21/2019 Manajemen Risiko Perkeretaapian Indonesi

    15/66

    14

    b. Kebijakan pengelolaan SDM; kebijakan penerimaan SDM PT KAI saat ini lebih banyak

    mengambil personel dengan pendidikan yang cukup tinggi dan mengurangi pegawai

    dengan kualifikasi pendidikan setingkat SD dan SMP, dan juga dijalankan pula kebijakan

    pengurangan pegawai secara bertahap sampai dengan jumlah ideal sesuai permintaan

    Dewan Komisaris.

    c. Kinerja angkutan penumpang; Perseroan mencatat jumlah volume penumpang kereta

    api tahun 2013 mencapai 221 juta penumpang mengalami kenaikan 9,29% bila

    dibandingkan tahun 2012 yang mencapai 202 juta penumpang. Jabodetabek masih

    memberikan kontribusi terbesar, yaitu 88,07% terhadap total volume angkutan kereta

    api penumpang di tahun 2013, sisanya berasal dari kontribusi kereta api komersial jarak

    jauh sebesar 11,93%. Dari total jumlah penumpang sebanyak 221 juta tersebut, total

    penumpang di Pulau Jawa yang dapat terangkut oleh kereta api penumpang mencapai

    217,69 juta orang di tahun 2013 dan penumpang di pulau Sumatera hanya sebagian kecil

    dari itu. Fokus saat ini untuk kereta di pulau Sumatera lebih kepada pengangkutan

    barang tambang dan kelapa sawit

    d. Kinerja angkutan barang; pada tahun 2013 angkutan barang naik 11,93% menjadi 24,71

    juta ton dari 22,08 juta ton tahun 2012. Angkutan barang ini masih didominasi dari

    angkutan batubara yang memberikan kontribusi volume tertinggi sebesar 14,8 juta ton

    di Sumatera Selatan bekerjasama dengan PT Tambang Batubara Bukit Asam (Persero).

    Selain dari angkutan di Sumatera, saat ini meningkat pula secara bertahap pelayanan

    angkutan barang di Jawa yang dapat menjadi prospek ke depan PT KAI.

    e. Pengembangan teknologi PT KAI; pengembangan teknologi perkeretaapian saat ini

    telah dilakukan dengan sistem informasi dan aplikasi yang telah dikembangkan untuk

    meningkatkan layanan PT KAI. Sistem tersebut antara lain dengan

    1. pengaplikasian Rail Ticketing System (RTS) adalah aplikasi baru ticketing system

    PT KAI. RTS ini dikembangkan dalam bentuk railbox dan railcard, railbox adalah

    mesin penjual tiket kereta api yang ditempatkan di beberapa stasiun. Railcard

    yaitu kartu prabayar, pelanggan kereta dapat membeli tiket di mesin railbox.

    2. Program B2B (Business to Business); kerjasama antara PT KAI dengan perusahaan

    lain yang memiliki sistem pembayaran tersendiri. Channel eksternal yang

    dimiliki PT KAI diantaranya Indomaret, Alfamart, Kantor Pos, Gerai Fastpay, PPOB

    BRI Delaprasta, Fin Channel, Pegadaian, Cooppay, dan lain-lain.

  • 7/21/2019 Manajemen Risiko Perkeretaapian Indonesi

    16/66

    15

    3. internet reservation merupakan produk layanan jasa pemesanan tiket melalui

    internet. Saluran pemesanan tiket melalui internet, yaitu melalui corporate website

    PT KAI www.kereta-api.co.id, atau dapat melalui www.tiket.com dan

    www.tiketkai.com.

    4. Drive Thru adalah produk jasa layanan tambahan agar kendaraan mobil tidak perlu

    parkir ataupun turun dari kendaraan terlebih dahulu untuk membeli tiket kereta api.

    5. Pencegahan Pelanggaran Sinyal (Garansi); sistem yang dapat mencegah terjadi

    tabrakan KA, baik yang terjadi di petak jalan maupun di stasiun dengan memberikan

    informasi awal kepada masinis untuk pengontrolan kecepatan kereta.

    f. Sarana (lokomotif dan gerbong)

    Sebagian besar sarana dan suku cadang transportasi kereta api harus diimpor oleh PT

    KAI. Rendahnya rasio availability,yaitu rasio antara jumlah armada Siap Operasi dengan

    jumlah armada Siap Guna (SO/ SG) dengan beberapa di antaranya adalah: keterbatasan

    suplai suku cadang, keterbatasan kapasitas Depo/Balai Yasa, sehingga sarana yang

    seharusnya masuk Depo/Balai Yasa tertunda pemeliharaannya, kegiatan perawatan

    armada yang kurang efektif, baik dalam hal pemanfaatan suku cadang, utilitas SDM,

    penjadwalan perawatan sehingga mempengaruhi kinerja pelayanan publik. Sarana pada

    PT KAI terbagi dalam lokomotif, kereta rel diesel, kereta rel listrik, kereta siap operasi,

    dan gerbong.

    a. Lokomotif Realisasi Siap Operasi (SO) Lokomotif tahun 2013 sebanyak 469 unit, naik

    42,99% dari tahun 2012 sebanyak 328 unit. Pencapaian di atas tahun 2012 merupakan

    hasil investasi berupa penambahan lokomotif CC 205 di Sumatera serta CC 206 di Jawa.

    b. Kereta Rel Diesel (KRD) Realisasi Siap Operasi (SO) KRD Tahun 2013 sebanyak 85

    unit, turun 11,46% dari realisasi 2012 sebanyak 96 unit. Pencapaian yang lebih rendah

    dari tahun 2012 disebabkan armada KRD jenis KRDE/KRDI masih dalam proses

    perbaikan di Balai Yasa dan PT INKA

    c. Kereta Rel Listrik (KRL) Realisasi Siap Operasi (SO) KRL tahun 2013 tercapai 410 unit,

    turun 19,61% dari pencapaian 2012 sebanyak 510 unit. Pencapaian di bawah tahun

    2012 disebabkan penonaktifan armada KRL Ekonomi (KL3) yang tidak layak operasi

    sebanyak 100 armada.

    d. Kereta Realisasi Siap Operasi (SO) Kereta tahun 2013 mencapai 1.482, turun 2,11%

    dari pencapaian 2012 sebanyak unit 1.514.

  • 7/21/2019 Manajemen Risiko Perkeretaapian Indonesi

    17/66

    16

    e. Gerbong Realisasi Siap Operasi (SO) Gerbong 2013 mencapai 5.758 unit, naik 10,03%

    dari realisasi tahun 2012 sebanyak 5.233 kereta.

    g. Prasarana (rel, stasiun, dan fasilitas) dan pengembangannya

    Prasarana utama yang digunakan oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) adalah jalan

    rel, jembatan, sistem persinyalan dan jaringan listrik aliran atas. Dari sisi prasarana

    ditemukan kendala berupa gangguan dan kerusakan pada rel, peralatan persinyalan

    dan listrik aliran atas, yang disebabkan oleh kendala teknis maupun gangguan pihak luar

    (eksternal).

    h. Bisnis anak perusahaan

    PT KAI dengan 3 lini bisnis intinya yakni; angkutan penumpang, angkutan barang, dan

    usaha non angkutan dibantu oleh beberapa perusahaan anak untuk menjalankannya.

    Bisnis dari perusahaan anak tersebut secara ringkas adalah sebagai berikut:

    1. PT. Reska Multi Usaha (PT RMU) melakukan bisnis di bidang restoran kereta api,

    OTC (On Train Cleaning), pengoperasian kantin dan restoran, perparkiran di

    lingkungan stasiun PT KAI, Res TV, Housekeeping, cuci dan salon kereta, dan lain-

    lain.

    2. PT. Railink merupakan joint venture antara PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

    dengan PT. Angkasa Pura II (Persero) dan kegiatan usaha yang dijalaninya yakni

    pengoperasian, pengelolaan dan pengusahaan kereta api bandara. Saat ini PT.

    Railink telah berhasil mengembangkan dan membangun Airport Railink Station

    (ARS), khususnya untuk layanan angkutan KA ke Bandara Kualanamu, Deli Serdang,

    Sumatera Utara dan proyek selanjutnya adalah untuk Bandara Soekarno-Hatta.

    3. PT KCJ (Kereta api Commuter Jakarta) melakukan usaha di bidang pelayanan KRL

    Commuter Line. Volume penumpang sepanjang 2013 sebanyak 129,77 juta, naik

    130,68% dibanding tahun 2012 sebanyak 56,25 juta penumpang. Realisasi

    pendapatan sepanjang 2013 sebesar Rp 606,82 miliar, naik 60,23% bila

    dibandingkan tahun 2012 sebesar Rp 378,71 miliar.

    4. PT KA pariwisata memiliki bisnis meliputi penyewaan 3 (tiga) kereta Wisata

    yaitu Kereta Bali, Toraja dan Kereta Nusantara, penjualan tiket pesawat, penjualan

    tiket kereta api reguler dan penjualan paket-paket tour domestik & internasional.

    Realisasi pendapatan sepanjang 2013 sebesar Rp 18,73 miliar atau naik 78,66% bila

    dibandingkan tahun 2012 sebesar Rp 10,48 miliar.

  • 7/21/2019 Manajemen Risiko Perkeretaapian Indonesi

    18/66

    17

    5. PT KA Logistik memiliki bidang layanan distribusi logistik berbasis kereta api, dengan

    kemasan bisnis door to door service untuk memberikan bagi pelanggan kereta

    api yang didukung dengan angkutan pra dan lanjutan serta layanan penunjangnya,

    meliputi pengelolaan Terminal Peti Kemas (TPK), bongkar muat, pergudangan,

    pengepakan, pelabelan, pengangkutan, penjejakan, pengawalan logistik serta

    manajemen logistik .

    6. PT. KA Properti Manajemen (PT KAPM) adalah anak perusahaan PT KAI yang

    memiliki tugas dalam pengembangan properti milik PT . Kereta Api Indonesia (P

    ersero). Aset - aset itu oleh PT KAPM akan dimaksimalkan dengan membangun

    tempat-tempat komersial yang terintegrasi seperti mall, hotel dan apar temen.

    Selain faktor pertimbangan bisnis, pengelolaan aset ini juga untuk mencegah

    terjadinya kasus penyerobotan lahan milik PT KAI. Prospek usaha untuk tahun

    2014 PT KAPM ini antara lain:

    a. Pembangunan hotel/Pertokoan di Lokasi Ex-Rumah dinas waru

    b. Pembangunan Pasar bersih dan Pertokoan di Lahan srondol semarang

    c. Pembangunan Emplasemen Purwokerto Timur Menjadi Mall dan fasilitas

    Penunjang Lainnya

    d. Pembangunan jembatan Penghubung di Emplasemen jatinegara jakarta yang

    Akan dijadikan Area komesial (kios/Toko).

    i. Potensi kehilangan aset tanah dan bangunan

    PT KAI memiliki aset tanah total sebesar 320 juta m2

    dan dari luas tanah tersebut yang

    telah disertifikasi yaitu 115.769.643 m2. Sedangkan luas tanah yang belum disertifikasi

    yaitu 204.322.717 m2. Hanya 1/3 aset PT KAI yang baru disertifikasi dan hal ini dapat

    membuat perusahaan rentan kehilangan aset tersebut baik karena penggunaan aset

    oleh perorangan/ perusahaan ataupun sengketa sertifikat tanah.

    Konteks yang ditetapkan untuk perkeretaapian Indonesia yang saat ini bisnisnya dilakukan

    oleh PT KAI dan anak perusahaannya beserta PT INKA menjadi perlu melihat secara luas tidak hanya

    dijabarkan dari visi dan misi saja. Namun, tetap perlu pula diketahui apa yang menjadi visi misi dari

    PT KAI.

  • 7/21/2019 Manajemen Risiko Perkeretaapian Indonesi

    19/66

    18

    Apabila hanya melihat dari visi dan misi yang ada, maka penetapan tujuan dari PT KAI adalah

    untuk menjadi yang terbaik dan fokus pada pelayanan dan pemangku kepentingan. Namun, apabila

    melihat bahwa perkeretaapian merupakan bagian dari dari sistem transportasi nasional dan menjadi

    aset yang strategis untuk negara Indonesia, maka penetapan tujuan menjadi lebih luas lagi. Peran

    kereta api menjadi vital dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Kereta api adalah aset

    strategis milik Indonesia yang pada ujungnya dimaksudkan untuk meningkatkan kemakmuran rakyat.

    Dalam UU No. 23 tahun 2007 tentang perkeretaapian pasal 3 Perkeretaapian

    diselenggarakan dengan tujuan untuk memperlancar perpindahan orang dan/atau barang secara

    massal dengan selamat, aman, nyaman, cepat dan lancar, tepat, tertib dan teratur, efisien, serta

    menunjang pemerataan, pertumbuhan, stabilitas, pendorong, dan penggerak pembangunan

    nasional.

    Dalam menetapkan konteks dapat diambil dari tujuan pada UU 23 tahun 2007 dan

    pertimbangan dari visi dan misi dari PT KAI serta visi misi PT INKA, terdapat 2 hal penting dalam

    penetapan konteksnya; pertama adalah memperlancar perpindahan orang dan atau barang secara

    massal dengan syarat tersebut dan kedua adalah menunjang pemerataan, pertumbuhan, stabilitas,

    pendorong, dan penggerak pembangunan nasional. Tujuan tersebut bila dijabarkan maka terdapat

    beberapa hal yang penting yang perlu diperhatikan untuk mencapainya yaitu; kelancaran

    Misi PT KAI Menyelenggarakan bisnis perkeretaapian dan bisnis usaha

    penunjangnya melalui praktik bisnis dan model organisasi terbaik

    untuk memberikan nilai tambah yang tinggi bagi pemangku

    kepentingan dan kelestarian lingkungan berdasarkan empat pilar

    utama: Keselamatan, Ketepatan Waktu, Pelayanan, dan Kenyamanan.

    Visi PT KAI Menjadi penyedia jasa perkeretaapian terbaik yang berfokus pada

    pelayanan pelanggan dan memenuhi harapan pemangku kepentingan.

    Visi PT INKA Menjadi Perusahaan kelas dunia yang unggul di bidang transportasi

    kereta api dan perkotaan di Indonesia.

    Misi PT KAI Misi PT INKA : Menciptakan solusi terpadu untuk transportasi kereta

    api dan perkotaan dengan keunggulan kompetitif bisnis dan teknologi

    roduk an te at una mendoron emban unan trans ortasi.

  • 7/21/2019 Manajemen Risiko Perkeretaapian Indonesi

    20/66

    19

    perpindahan orang dan atau barang secara massal terkait dengan sisi operasional, sarana, dan

    prasarana PT KAI, sumber pendanaan terkait dengan kebijakan-kebijakan, pengembangan sarana,

    dan prasarana.

    Sumber pendanaan ini terkait erat dengan keuntungan dari PT KAI sendiri, mengingat bahwadana dari pemerintah untuk PT KAI saat ini hanya melalui PSO, sehingga PT KAI sebagai perusahaan

    menjadi perusahaan yang bertujuan mendapat untung. Tujuan perusahaan pada umumnya adalah

    untuk meningkatkan laba, kontinuitas usaha, pertumbuhan perusahaan, meningkatkan nilai

    perusahaan, dan tanggapan positif dari masyarakat. Posisi PT KAI sebagai BUMN menjadikan posisi

    PT KAI lebih difokuskan pada pelayanan, tidak untuk mencari laba, padahal tujuan untuk mendapat

    laba ini menjadi penting karena laba yang didapatkan oleh PT KAI digunakan untuk pengembangan

    dan investasi untuk peningkatan layanan PT KAI yang dapat menambah pengembangan bisnis.

    Dividen yang dibagikan bukan merupakan fokus utama mengingat bahwa pengembangan

    layanan lebih penting, walaupun tidak menjadi masalah bila dividen dibagikan pula ke kas negara

    seperti yang dilakukan PT KAI saat ini. Investasi-investasi dan pengembangan usaha dari laba yang

    diperoleh dapat meningkatkan pertumbuhan dan mempertahankan kontinuitas perusahaan. Selain

    itu pula dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan ditegaskan pula bahwa PT KAI memiliki sasaran

    untuk meraih citra kereta api sebagai pilihan transportasi unggul.

    Lingkungan yang akan dihadapi PT KAI sebagai perusahaan BUMN yang berperan dalam

    bidang perkeretaapian adalah sampai saat ini masih menjadi perusahaan monopoli di bidang

    perkeretaapian.Otomatis PT KAI menjadi penyedia jasa perkeretaapian terbaik karena monopoli ini.

    Monopoli yang dilakukan oleh PT KAI di bidang perkeretaapian membuat pesaing PT KAI datang dari

    luar bidang perkeretaapian yakni angkutan laut, udara, dan angkutan darat lainnya. Namun dengan,

    situasi demikian maka PT KAI dapat melangkah 1 langkah lebih maju daripada pesaing. Hal ini

    berbeda dengan BUMN di angkutan udara, laut, dan udara lainnya dimana misal PT Garuda

    Indonesia bersaing dengan perusahaan penerbangan milik swasta pula.

    Kriteria untuk risiko yang perlu ditangani tergantung pada kebijakan internal, tujuan, dan

    keinginan stakeholder. Konteks untuk memaksimalkan 3 lini bisnis utama yaitu angkutan

    penumpang, barang, dan usaha non angkutanserta untuk meraih citra kereta sebagai transportasi

    unggul dan memuaskan stakeholdermaka kriteria risiko yang ditetapkan diutamakan pada ketiga hal

    tersebut. Pengembangan kriteria yang mengacu pada hal tersebut dapat dibuat pada risiko mana

    yang luar dapat mengganggu perusahaan baik yg kecil ataupun katastropis.

  • 7/21/2019 Manajemen Risiko Perkeretaapian Indonesi

    21/66

    20

    Aktivitas perlu dibagi agar tidak ada risiko signifikan yang terlewat.

    1. Memperlancar perpindahan orang dan/atau barang secara massal dengan selamat,

    aman, nyaman, cepat dan lancar, tepat, tertib dan teratur, efisien serta menunjang

    pemerataan, pertumbuhan, stabilitas, pendorong, dan penggerak pembangunannasional dengan pengembangan layanan, sarana, dan prasarana PT KAI.

    2. Meningkatkan laba dengan memaksimalkan 3 lini bisnis; angkutan penumpang, barang,

    dan usaha non angkutan. Angkutan penumpang yang makin meningkat tiap tahun perlu

    diperhatikan risikonya, terutama dengan keterbatasan sarana dan prasarana yang

    dimiliki PT KAI. Aktivitas angkutan barang mayoritas dilakukan masih di Sumatera dan

    direncanakan pengembangan di Jawa, memerlukan investasi yang lebih besar dan

    publikasi besar karena pasar angkutan barang di Jawa sudah ramai. Pengembanganusaha non angkutan dengan memaksimalkan PT KAI bagaimana pengembangannya.

    Berdasarkan pembahasan bagian konteks di atas maka dapat ditentukan bahwa tujuan

    perkeretaapian Indonesia adalah

    memperlancar perpindahan orang dan/atau barang secara

    massal dengan selamat, aman, nyaman, cepat dan lancar,

    tepat, tertib dan teratur, efisien, serta menunjang

    pemerataan, pertumbuhan, stabilitas, pendorong, danpenggerak pembangunan nasional dengan menjadi penyedia

    jasa perkeretaapian berfokus pada meningkatkan laba

    dengan memaksimalkan 3 lini bisnis utama, meraih citra

    kereta api.

  • 7/21/2019 Manajemen Risiko Perkeretaapian Indonesi

    22/66

    21

    IV. IDENTIFIKASI RISIKO

    Identifikasi risiko perusahaan tersebut dikaitkan dengan konteks yang telah ditetapkan pada

    tahap sebelumnya dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

    1. operasional; terjadi karena adanya penyimpangan dari hasil yang diharapkan, dan risiko

    ini terjadi dari risiko SDM, risiko produksi, risiko teknologi, risiko inovasi, risiko sistem

    dan proses.

    2. keuangan, terjadi karena adanya fluktuasi target keuangan, dan risiko ini terdiri dari

    risiko likuiditas, risiko kredit, risiko permodalan.

    3. strategis, terjadi karena telah mempengaruhi eksposure keuangan perusahaan akibat

    keputusan strategis yang tidak sesuai dengan lingkungan eksternal dan internal

    perusahaan. Risiko strategis ini dapat dilihat dari kebijakan strategis dan rencana

    strategis apa yang akan diambil oleh PT KAI yang terdapat pada hal-hal yang telah

    dijabarkan di atas.

    4. eksternalitas, terjadi karena berkaitan dengan potensi penyimpangan perusahaan dan

    bisa berdampak pada potensi penutupan perusahaan, risiko ini terdiri dari risiko

    lingkungan, reputasi dan hukum

    Identifikasi risiko dari PT KAI dan PT INKA yang ditujukan untuk industri perkeretaapian yang

    memenuhui tujuan memperlancar perpindahan orang dan/atau barang secara massal dengan

    selamat, aman, nyaman, cepat dan lancar, tepat, tertib dan teratur, efisien, serta menunjang

    pemerataan, pertumbuhan, stabilitas, pendorong, dan penggerak pembangunan nasional dengan

    menjadi penyedia jasa perkeretaapian berfokus pada meningkatkan laba dengan memaksimalkan 3

    lini bisnis utama, meraih citra kereta api, dan memuaskan stakeholder, secara ringkas dapat dibuat

    dalam tabel seperti di bawah ini.

    Tabel 1. Identifikasi Risiko PT KAI

    No Identifikasi Risiko PT KAI

    1 Operasional Sarana Kerusakan kereta akibat kecelakaan dan atau aksi pengrusakan yang

    dilakukan oleh warga

    Ketidaktersediaan kereta yang siap digunakan

    Ketidaktersediaan suku cadang

    Prasarana Kerusakan pada rel kereta, baik itu karena patah, ataupun anjlog

  • 7/21/2019 Manajemen Risiko Perkeretaapian Indonesi

    23/66

    22

    No Identifikasi Risiko PT KAI

    Kerusakan pada sistem persinyalan dan teknologi perkeretaapian

    Kerusakan fasilitas stasiun dan ketidakoptimalan pengelolaan stasiun

    Kerusakan sistem tiket online

    Keterbatasan kapasitas Depo

    SDM Kesalahan manusia pada pengoperasian kereta

    Pelanggaran aturan perusahaan dan kode etik

    2 Keuangan Kurs Fluktuasi nilai rupiah terhadap dolar dalam impor suku cadang

    Likuiditas Risiko pendanaan PSO dari pemerintah

    3 Strategis Kebijakan

    strategis

    Kegagalan kegiatan penataan stasiun

    Kegagalan penerapan e-ticketing commuter line

    Kegagalan pemasaran/ promosi produk jasa angkutan kelas

    komersial

    Kegagalan penambahan kereta kelas eksekutif dan bisnis

    Kegagalan peningkatan pada segmen angkutan barang dan

    pengelolaan aset non usaha

    Kegagalan pemanfaatan TI untuk memperbaiki proses perencanaan

    dan operasi

    4 Eksternal Hukum Kewajiban hukum yang timbul akibat gugatan hukum yang telah

    diajukan dan gugatan hukum di masa depan

    Risiko penyerobotan aset KAI yang belum bersertifikat dan beberapa

    gugatan hukum terkait sengketa tanah

    Kebijakan

    pemerintah

    Risiko swastanisasi hingga porsi 95% saham kepada penanam modal

    asing

    Perubahan peraturan tentang perkeretaapian dan PT KAI

    Risiko media Pemberitaan yang merugikan PT KAI

    Perilaku Aksi perusakan, vandalisme, dan ketidaktertiban masyarakat

  • 7/21/2019 Manajemen Risiko Perkeretaapian Indonesi

    24/66

    23

    No Identifikasi Risiko PT KAI

    masyarakat

    Preferensi pemilihan penggunaan mobil pribadi

    Mitra bisnis Risiko perjanjian kerjasama dengan mitra dalam dan luar negeri

    Keterbatasan pengguna angkutan barang

    Kompetitor Gagal bersaing antar moda transportasi

    Tabel 2. Identifikasi Risiko PT INKA

    No Identifikasi Risiko PT INKA

    1 Operasional Sarana dan

    prasarana

    Ketersediaan peralatan dan penunjang produksi

    Ketersediaan bahan produksi

    Produksi Ketidaktepatan jadwal produksi

    Biaya produksi yang tidak sesuai

    Kualitas dan kuantitas produksi dibawah standar

    Teknologi Ketertinggalan update teknologi kereta dan mobil terbaru

    Teknologi yang dipakai tidak sesuai persyaratan konsumen

    SDM Kuantitas dan kualitas tenaga kerja

    2 Keuangan Permodalan Risiko permodalan dari pemerintah

    3 Eksternal Reputasi Pemberitaan berita yang seolah-olah kualitas PT INKA jauh di bawah

    standar; seperti pada kasus bus gandeng TransJ

    Kompetitor Bersaing dengan Jepang untuk suplai kereta dalam negeri untuk PT

    KAI

    Kebijakan

    pemerintahDukungan pemerintah baik dalam regulasi dan pendanaan menurun

  • 7/21/2019 Manajemen Risiko Perkeretaapian Indonesi

    25/66

    24

    V. ANALISIS RISIKO

    Analisis risiko melibatkan tingkat kemungkinan(likelihood)dan konsekuensi

    (consequences)dari suatu risiko. Internal controldalam melakukan analisis risiko ini juga menjadi hal

    yang perlu diperhatikan, dengan melihat annual reporttahun 2013 PT KAI dan company profile PT

    KAI tahun 2012 dapat dilakukan penilaian bahwa sistem pengendalian internal sudah dilakukan

    dengan memadai. Sedangkan untuk PT INKA data tersebut tidak didapatkan sehingga diasumsikan

    bahwa pengendalian internal belum dilakukan secara memadai sehingga dapat berpengaruh pula

    pada analisis risikonya. Tabel kriteria untuk melakukan penilaian risiko diatas dapat dibuat seperti di

    bawah ini

    Tabel 3. Level Consequences (AS/NZS 4360:1999)

    LEVEL DESCRIPTOR EXAMPLE OF DESCRIPTION

    1 Insignificant No injuries, low financial loss

    2 Minor First aid treatment, on-site release immediately contained, medium

    financial loss

    3 Moderate Medical treatment required, on-site release contained with outside

    assistance, high financial loss

    4 Major Extensive injuries, loss of production capability, off-site release with no

    detrimental effects, major financial loss

    5 Catastrophic Death, toxic release off-site with detrimental effect, huge financial loss

    Tabel 4. Level Likelihood (AS/NZS 4360:1999)

    Level Descriptor DESCRIPTION

    A A lm ost cer tain Is expected to occur in most circumstances

    B L ikely Will probably occur in most circumstances

    C Poss ib le Might occur at some time

    D Unlikely Could occur at some time

    E Rare May occur only in exceptional circumstances

  • 7/21/2019 Manajemen Risiko Perkeretaapian Indonesi

    26/66

    25

    Tabel 5. Relasi antara consequences dan likelihood

    Consequence

    Insignificant Minor Moderate Major Catastrophic

    1 2 3 4 5

    Likelihood

    AAlmost

    CertainM H H E E

    B Likely M M H H E

    C Possible L M M H E

    D Unlikely L M M H H

    E Rare L L M M H

  • 7/21/2019 Manajemen Risiko Perkeretaapian Indonesi

    27/66

    26

    Tabel 6. Identifikasi Risiko PT KAI

    Risk

    Reference

    The Risk

    W h a t Ca n H a p p e n ?

    Source

    H o w c an t h i s

    H a p p e n

    Impact

    f r o m e v e n t

    h a p p e n i n g

    Current

    control

    Strategies

    a n d t h e i r

    e f f e c t i

    v e n e s s

    (A)

    Adequate (M)

    Moderate

    (I)

    Indadequate

    Current Risk

    Level

    Acceptability

    (A/U)

    e

    oo

    Consequence

    Curren

    tRisk

    Level

    1Kerusakan kereta dan

    atau lokomotif

    Perawatan kereta

    tidak memadai,

    kecelakaan, usia

    kereta, perusakan

    kereta oleh

    masyarakat.

    Kereta atau

    lokomotif tidak bisa

    digunakan,

    merugikan

    mengangkut

    penumpang,

    berdampak pada

    pendapatan

    A C 4 C4 U

    2

    Ketidaktersediaan

    kereta yang siap

    digunakan

    Jumlah kereta tidak

    cukup, kereta masih

    belum diperbaiki di

    depo.

    Kereta atau

    lokomotif tidak bisa

    digunakan,

    merugikan

    mengangkut

    penumpang,

    berdampak pada

    pendapatan

    I B 3 B3 U

  • 7/21/2019 Manajemen Risiko Perkeretaapian Indonesi

    28/66

    27

    Reference

    The Risk

    W h a t Ca n H a p p e n ?

    Source

    H o w c an t h i s

    H a p p e n

    Impact

    f r o m e v e n t

    h a p p e n i n g

    Current

    control

    Strategies

    Current Risk

    Level

    Acceptability

    (A/U)

    3Ketidaktersediaan suku

    cadang

    Kurang dana untuk

    impor suku cadang,

    tidak tersedia di

    dalam negeri

    Kereta atau

    lokomotif tidak bisa

    digunakan,

    merugikan

    mengangkut

    penumpang,

    berdampak pada

    pendapatan

    I B 3 B3 U

    4Kerusakan pada rel

    kereta

    Rel kereta patah,

    termakan usia, atau

    kontur tanah buruk

    Kereta atau

    lokomotif tidak bisa

    digunakan,

    merugikan

    mengangkut

    penumpang,

    berdampak pada

    pendapatan

    M C 4 C4 U

    5

    Kerusakan pada sistem

    persinyalan dan

    teknologi

    perkeretaapian

    Sistem tidak

    update, tidak

    terawat dengan

    baik

    Kereta atau

    lokomotif tidak bisa

    digunakan,

    merugikan

    mengangkut

    penumpang,

    berdampak pada

    pendapatan

    A D 2 D2 U

    6

    Kerusakan fasilitas

    stasiun dan

    ketidakoptimalan

    pengelolaan stasiun

    Fasilitas stasiun

    tidak terawat,

    termakan usia,

    diserobot lahannya

    untuk berjualan

    Pelayanan

    terganggu, tidak

    optimal pengelolaan

    stasiun berdampak

    pada pendapatan.

    M C 2 C2 U

  • 7/21/2019 Manajemen Risiko Perkeretaapian Indonesi

    29/66

  • 7/21/2019 Manajemen Risiko Perkeretaapian Indonesi

    30/66

    29

    Reference

    The Risk

    W h a t Ca n H a p p e n ?

    Source

    H o w c an t h i s

    H a p p e n

    Impact

    f r o m e v e n t

    h a p p e n i n g

    Current

    control

    Strategies

    Current Risk

    Level

    Acceptability

    (A/U)

    13Kegagalan kegiatan

    penataan stasiun

    Masyarakat

    pengguna tidak ikut

    aturan, pendanaan

    untuk kegiatan

    penataan kurang.

    cItra buruk,

    mengurangi

    pendapatan

    M C 2 C2 U

    14Kegagalan penerapan e-

    ticketing commuter line

    Ketidaksiapan

    masyarakat untuk

    memakai e-

    ticketing, sistem e-

    ticketing belum

    memadai

    cItra buruk,

    merugikan

    perusahaan

    M C 1 C1 U

    15

    Kegagalan pemasaran/

    promosi produk jasa

    angkutan kelas

    komersial

    Kegiatan promosi

    belum dilakukan

    secara intens

    Pemasaran tidak

    tersampaikan ke

    masyarakat

    M B 2 B2 U

    16

    Kegagalan penambahan

    kereta kelas eksekutif

    dan bisnis

    Kekurangan

    pendanaan,

    kegagalan tender

    Kereta atau

    lokomotif tidak

    tersedia, merugikan

    mengangkut

    penumpang,

    berdampak pada

    pendapatan

    I C 4 C4 U

    17

    Kegagalan peningkatan

    pada segmen angkutan

    barang dan pengelolaan

    aset non usaha

    Persaingan

    angkutan barang

    terutama di Jawa

    sangat ketat,

    pengembangan di

    luar pulau Jawa

    butuh investasi

    Biaya operasional

    meningkat,

    merugikan

    perusahaan

    I B 4 B4 U

  • 7/21/2019 Manajemen Risiko Perkeretaapian Indonesi

    31/66

    30

    Reference

    The Risk

    W h a t Ca n H a p p e n ?

    Source

    H o w c an t h i s

    H a p p e n

    Impact

    f r o m e v e n t

    h a p p e n i n g

    Current

    control

    Strategies

    Current Risk

    Level

    Acceptability

    (A/U)

    besar, aset non

    usaha belum

    dikembangkan

    18

    Kegagalan pemanfaatan

    TI untuk memperbaiki

    proses perencanaan dan

    operasi

    Pengembangan TI

    butuh dana besar,

    TI gagal

    menerjemahkan

    proses bisnis

    dengan baik

    Merugikan

    perusahaan,

    pelayanan tidak

    efektif

    I C 3 C3 U

    19Kewajiban hukum yang

    timbul

    Gugatan hukum

    dari masyarakat

    Merugikan

    perusahaan, citra

    menjadi buruk bila

    kalah dalam gugatan

    I C 4 C4 U

    20

    Risiko penyerobotan

    aset KAI yang belum

    bersertifikat dan

    beberapa gugatan

    hukum terkait sengketa

    tanah

    Manajemen PT KAI

    belum melakukan

    sertifikasi tanah,

    gugatan hukum dari

    masyarakat

    Kehilangan aset,

    merugikan

    perusahaan

    I C 4 C4 U

    21

    Risiko swastanisasi

    hingga porsi 95% saham

    kepada penanam modal

    asing

    Wacana pemerintah

    melakukan

    swastanisasi PT KAI

    Perubahan

    kepemilikan dapat

    merubah

    perusahaan

    keseluruhan, bahkan

    dapat membubarkan

    perusahaan

    I E 5 E5 U

  • 7/21/2019 Manajemen Risiko Perkeretaapian Indonesi

    32/66

    31

    Reference

    The Risk

    W h a t Ca n H a p p e n ?

    Source

    H o w c an t h i s

    H a p p e n

    Impact

    f r o m e v e n t

    h a p p e n i n g

    Current

    control

    Strategies

    Current Risk

    Level

    Acceptability

    (A/U)

    22

    Perubahan peraturan

    tentang perkeretaapian

    dan PT KAI

    Tuntutan dari

    masyarakat, DPR,

    ataupun elemen

    lainnya

    Perubahan aturan

    dapat merubah

    perusahaan

    keseluruhan, bahkan

    dapat membubarkan

    perusahaan

    I E 5 E5 U

    23Pemberitaan yang

    merugikan PT KAI

    Kegagalan dalam

    melakukan

    kehumasan yang

    memadai

    Citra menjadi buruk,

    merugikan

    perusahaan

    A C 3 C3 U

    24

    Aksi perusakan,

    vandalisme, dan

    ketidaktertiban

    masyarakat

    Perilaku masyarakat

    Aset rusak,

    merugikan

    perusahaan

    A C 3 C3 U

    25

    Preferensi pemilihan

    penggunaan mobil

    pribadi

    Perilaku masyarakatPengguna kereta

    berkurangM C 2 C2 U

    26

    Risiko perjanjian

    kerjasama dengan mitra

    dalam dan luar negeri

    Aksi korporasi

    dalam melakukan

    kerjasama

    Merugikan

    perusahaan, citra

    buruk

    M D 3 D3 U

    27Keterbatasan pengguna

    angkutan barang

    Persaingan

    angkutan barang

    terutama di Jawa

    sangat ketat,

    pengembangan di

    luar pulau Jawa

    butuh investasi

    besar

    Tidak tercapainya

    target pendapatan

    layanan angkutan

    barang

    M C 3 C3 U

  • 7/21/2019 Manajemen Risiko Perkeretaapian Indonesi

    33/66

    32

    Reference

    The Risk

    W h a t Ca n H a p p e n ?

    Source

    H o w c an t h i s

    H a p p e n

    Impact

    f r o m e v e n t

    h a p p e n i n g

    Current

    control

    Strategies

    Current Risk

    Level

    Acceptability

    (A/U)

    28Gagal bersaing antar

    moda transportasi

    Persaingan ketat

    dengan moda

    transportasi lain,

    baik itu pesawat

    untuk layanan

    eksekutif

    penumpang jarak

    jauh, ataupun bisnis

    lainnya.

    Tidak tercapainya

    target pendapatan

    layanan angkutan

    penumpang

    M C 4 C4 U

  • 7/21/2019 Manajemen Risiko Perkeretaapian Indonesi

    34/66

    33

    Tabel 7. Identifikasi Risiko PT INKA

    Risk

    Reference

    The Risk Source Impact

    Current

    control

    Strategies

    Current

    Risk Level

    A

    cceptability

    (A/U)

    W h a t Ca n H a p p e n ? H o w c an t h i s

    H a p p e n

    f r o m e v e n t

    h a p p e n i n g

    a n d t h e i r

    e f f e c t i v e n e s s

    (A) Adequate

    (M)

    Moderate

    (I)

    Indadequate

    e

    oo

    onsequence

    CurrentRisk

    Level

    1Ketersediaan peralatan dan

    penunjang produksi

    Peralatan rusak,

    sudah berusia tua.

    Produksi mengalami

    keterlambatan/

    kegagalan,

    mengganggu bisnis

    I C 4 C4 U

    2Ketersediaan bahan

    produksi

    Bahan produksi

    terlambat datang,

    beberapa bahan

    masih perlu impor

    Produksi mengalami

    keterlambatan/

    kegagalan,

    mengganggu bisnis

    I C 3 C3 U

    3Ketidaktepatan jadwal

    produksi

    Material telat

    datang,keterlambatan

    proses produksi

    karena tahap

    produksi tidak

    dijalankan dengan

    baik

    Citra buruk,

    pelanggan kecewa,

    mengganggu bisnis

    secara keseluruhan

    I C 3 C3 U

  • 7/21/2019 Manajemen Risiko Perkeretaapian Indonesi

    35/66

    34

    Reference

    The Risk Source Impact

    Current

    control

    Strategies

    Current

    Risk Level

    ccep

    a

    ity

    (A/U)

    4Biaya produksi yang tidak

    sesuai

    Produktivitas tidak

    sesuai, harga bahan

    produksi berfluktuasi

    Merugikan

    perusahaanI D 2 D2 U

    5Kualitas dan kuantitas

    produksi dibawah standar

    Proses kerja tidak

    berjalan dengan baik,

    kesalahan

    perencanaan dan

    proses produksi

    Merugikan

    perusahaanI C 4 C4 U

    6

    Ketertinggalan update

    teknologi kereta dan mobil

    terbaru

    Kerjasama alih

    teknologi tidak

    dilakukan, pelatihan

    pegawai jarang

    Pelanggan memilih

    kompetitor yang

    lebih baik, kehilangan

    peluang bisnis

    I C 4 C4 U

    7

    Teknologi yang dipakai tidak

    sesuai persyaratan

    konsumen

    Kerjasama alih

    teknologi tidak

    dilakukan, pelatihan

    pegawai jarang

    Citra buruk,

    pelanggan kecewa,

    mengganggu bisnis

    secara keseluruhan

    I D 5 D5 U

    8Kuantitas dan kualitas

    tenaga kerja

    Sistem perekrutan

    dan pelatihan

    pegawai lemah

    Produksi mengalami

    keterlambatan/

    kegagalan,

    mengganggu bisnis

    I D 3 D3 U

    9Risiko permodalan dari

    pemerintah

    Ketergantungan pada

    permodalan dari

    pemerintah,

    perbaikan sudah

    mulai dilakukan

    Sedikit kesulitan

    pendanaanI D 2 D2 U

    10

    Pemberitaan berita yang

    seolah-olah kualitas PT INKA

    jauh di bawah standar;

    seperti pada kasus bus

    Teknologi dan

    produk PT INKA perlu

    diperbaharui,

    kegagalan dalam

    Citra buruk, calon

    pelanggan tergangguI E 4 E4 A

  • 7/21/2019 Manajemen Risiko Perkeretaapian Indonesi

    36/66

    35

    Reference

    The Risk Source Impact

    Current

    control

    Strategies

    Current

    Risk Level

    ccep

    a

    ity

    (A/U)

    gandeng TransJ melakukan

    kehumasan yang

    memadai

    11

    Bersaing dengan Jepang

    untuk suplai kereta dalam

    negeri untuk PT KAI

    PT KAI lebih

    mengutamakan

    kerjasama

    pengadaan kereta

    dengan negara lain

    dengan

    pertimbangan bisnis

    Kehilangan potensi

    pendapatan, bisnis

    terganggu

    I A 4 A4 U

    12

    Dukungan pemerintah baik

    dalam regulasi dan

    pendanaan menurun

    Kebijakan

    pemerintah

    Merugikan

    perusahaan,

    mengganggu bisnis

    I D 3 D3 U

  • 7/21/2019 Manajemen Risiko Perkeretaapian Indonesi

    37/66

    36

    VI. EVALUASI RISIKO

    Evaluasi risiko dilakukan berdasarkan pada analisa risiko yang telah dilakukan untuk

    menentukan mana saja risiko yang merupakan prioritas dan membutuhkan perlakuan-perlakuan

    khusus. Pada analisa risiko yang telah dilakukan ditemukan risiko-risiko mana saja yang dapat

    diterima (acceptable) atau tak dapat diterima (unacceptable) dimana risiko-risiko yang unacceptable

    yang perlu ditangani oleh perusahaan.

    Tabel 8. Evaluasi Risiko PT KAI

    Risk

    Reference

    The Risk

    W h a t Ca n H a p p e n ?

    Current

    Risk

    Level

    Current

    Risk

    Level

    Risk

    Level

    Acceptability

    (A/U

    )

    1 Kerusakan kereta dan atau lokomotif C4 High U

    2 Ketidaktersediaan kereta yang siap digunakan B3 High U

    3 Ketidaktersediaan suku cadang B3 High U

    4 Kerusakan pada rel kereta C4 High U

    5 Kerusakan pada sistem persinyalan dan teknologi perkeretaapian D2 Medium U

    6 Kerusakan fasilitas stasiun dan ketidakoptimalan pengelolaan stasiun C2 Medium U

    7 Kerusakan sistem tiket online C1 Low U

    8 Keterbatasan kapasitas Depo A3 Medium U

    9 Kesalahan manusia pada pengoperasian kereta C2 Medium U

    10 Pelanggaran aturan perusahaan dan kode etik E1 Low A

    11 Fluktuasi nilai rupiah terhadap dolar dalam impor suku cadang A3 High U

    12 Risiko pendanaan PSO dari pemerintah D4 High U

    13 Kegagalan kegiatan penataan stasiun C2 Medium U

  • 7/21/2019 Manajemen Risiko Perkeretaapian Indonesi

    38/66

    37

    Risk

    Reference

    The Risk

    W h a t Ca n H a p p e n ?

    Current

    Risk

    Level

    Current

    Risk

    Level

    RiskL

    evel

    Acceptability

    (A/U)

    14 Kegagalan penerapan e-ticketing commuter line C1 Low U

    15Kegagalan pemasaran/ promosi produk jasa angkutan kelas

    komersialB2 Medium U

    16 Kegagalan penambahan kereta kelas eksekutif dan bisnis C4 High U

    17Kegagalan peningkatan pada segmen angkutan barang dan

    pengelolaan aset non usahaB4 High U

    18Kegagalan pemanfaatan TI untuk memperbaiki proses perencanaan

    dan operasiC3 Medium U

    19 Kewajiban hukum yang timbul C4 High U

    20Risiko penyerobotan aset KAI yang belum bersertifikat dan beberapa

    gugatan hukum terkait sengketa tanahC4 High U

    21Risiko swastanisasi hingga porsi 95% saham kepada penanam modal

    asingE5 High U

    22 Perubahan peraturan tentang perkeretaapian dan PT KAI E5 High U

    23 Pemberitaan yang merugikan PT KAI C3 Medium U

    24 Aksi perusakan, vandalisme, dan ketidaktertiban masyarakat C3 Medium U

    25 Preferensi pemilihan penggunaan mobil pribadi C2 Medium U

    26 Risiko perjanjian kerjasama dengan mitra dalam dan luar negeri D3 Medium U

    27 Keterbatasan pengguna angkutan barang C3 Medium U

    28 Gagal bersaing antar moda transportasi C4 High U

  • 7/21/2019 Manajemen Risiko Perkeretaapian Indonesi

    39/66

    38

    Tabel 9. Evaluasi Risiko PT INKA

    Risk

    Reference

    The Risk

    CurrentRisk

    Level

    Risk

    Level

    Acceptability

    (A/U)

    W h a t Ca n H a p p e n ?

    CurrentRisk

    Level

    1 Ketersediaan peralatan dan penunjang produksi C4 High U

    2 Ketersediaan bahan produksi C3 Medium U

    3 Ketidaktepatan jadwal produksi C3 Medium U

    4 Biaya produksi yang tidak sesuai D2 Medium U

    5 Kualitas dan kuantitas produksi dibawah standar C4 High U

    6 Ketertinggalan update teknologi kereta dan mobil terbaru C4 High U

    7 Teknologi yang dipakai tidak sesuai persyaratan konsumen D5 High U

    8 Kuantitas dan kualitas tenaga kerja D3 Medium U

    9 Risiko permodalan dari pemerintah D2 Medium U

    10Pemberitaan berita yang seolah-olah kualitas PT INKA jauh di bawah

    standar; seperti pada kasus bus gandeng TransJE4 Medium A

    11Bersaing dengan Jepang untuk suplai kereta dalam negeri untuk PT

    KAIA4 Extreme U

    12 Dukungan pemerintah baik dalam regulasi dan pendanaan menurun D3 High U

    Evaluasi dari kedua perusahaan di atas didasarkan pada konteks yang telah ditetapkan

    sebelumnya yakni memperlancar perpindahan orang dan/atau barang secara massal dengan

    selamat, aman, nyaman, cepat dan lancar, tepat, tertib dan teratur, efisien, serta menunjang

  • 7/21/2019 Manajemen Risiko Perkeretaapian Indonesi

    40/66

    39

    pemerataan, pertumbuhan, stabilitas, pendorong, dan penggerak pembangunan nasional dengan

    menjadi penyedia jasa perkeretaapian berfokus pada meningkatkan laba dengan memaksimalkan 3

    lini bisnis utama, meraih citra kereta api, dan memuaskan stakeholder. Dari evaluasi ini dapat dilihat

    risiko-risiko prioritas yang dapat mempengaruhi tercapainya tujuan yang terdapat pada risiko yang

    tidak dapat diterima tersebut sehingga dapat dimitigasi dengan baik.

  • 7/21/2019 Manajemen Risiko Perkeretaapian Indonesi

    41/66

    40

    VII. PENANGANAN RISIKO

    Penanganan risiko secara garis besar dapat dibagi menjadi empat bagian yaitu: menghindari risiko, menurunkan risiko, mentransfer risiko, dan

    mempertahankan risiko.Risiko yang digolongkan pada Unacceptable pada tahap evaluasi risiko tersebut yang dilakukan mitigasinya. Cost and benefitdari

    tindakan penanganan risiko juga perlu diperhatikan dan dapat berdampak pada bagaimana perusahaan menanganinya. Penyusunan jadwal penanganan

    risiko dan rencana tindakan dapat dibuat seperti pada tabel di bawah ini.

    Tabel 10. rencana penanganan risiko PT KAI

    Risk

    Reference

    Potential Treatment Options Costs & Benefits Is the

    Treatment to

    be

    Implemented

    Target Risk

    Level

    Responsible

    Person

    Timetable Monitoring

    strategies to

    measure

    effectiveness

    of Risk Treatments(Y/N)

    Likelihood

    Consequence

    TargetLevel For

    implementation

    1 Kerjasama dengan PT INKA untuk

    pengadaan kereta dengan spesifikasi

    yang sesuai dengan infrastruktur PT

    KAI agar kereta dan lokomotif tidak

    perlu impor pada GE Transportation

    ataupun produsen asing

    Biaya saat ini lebih

    besar, namun untuk ke

    depan suku cadang

    dapat diperoleh

    melalui INKA sehingga

    penghematan bisa

    dilakukan

    Yes D 2 D2 Top Level

    Manajer

    8 bulan Kerusakan kereta

    menurun sebanyak

    40% dibanding tahun

    sebelumnya; Review

    oleh manajemen

  • 7/21/2019 Manajemen Risiko Perkeretaapian Indonesi

    42/66

    41

    Risk

    Potential Treatment Options Costs & Benefits Is the

    Treatment to

    be

    Implemented

    Target Risk

    Level

    Responsible

    Person

    Timetable Monitoring

    strategies to

    measure

    effectiveness

    Penambahan investasi pada Balai

    Yasa PT KAI

    Biaya besar, benefit

    untuk turnover kereta

    siap operasi lebih cepat

    Yes D 2 D2 Top Level

    Manajer

    8 bulan Kerusakan kereta

    menurun sebanyak

    30% dibanding tahun

    sebelumnya; Review

    oleh manajemen

    Kerjasama dengan asuransi untuk

    kerusakan akibat perilaku

    masyarakat

    Benefit untuk

    menutupi kerugian

    lebih besar

    Yes C 1 C1 Mid Level

    Manajer

    2 bulan Biaya perbaikan turun

    50% dibanding tahun

    sebelumnya; Review

    oleh manajemen

    2 Penambahan investasi pada Balai

    Yasa PT KAI

    Biaya besar, benefit

    untuk turnover kereta

    siap operasi lebih cepat

    Yes D 2 D2 Top Level

    Manajer

    7 bulan Ketidaktersediaan

    kereta siap operasi

    turun sebanyak 30%

    dibanding tahun

    sebelumnya; Review

    oleh manajemen

  • 7/21/2019 Manajemen Risiko Perkeretaapian Indonesi

    43/66

    42

    Risk

    Potential Treatment Options Costs & Benefits Is the

    Treatment to

    be

    Implemented

    Target Risk

    Level

    Responsible

    Person

    Timetable Monitoring

    strategies to

    measure

    effectiveness

    Optimalisasi kapasitas Balai Yasa

    pada saat peak season, optimalisasi

    dapat dilakukan dengan penambahan

    pegawai outsourcing dan kerjasama

    dengan PT INKA

    Biaya besar, benefit

    untuk turnover kereta

    siap operasi lebih cepat

    Yes D 2 D2 Top Level

    Manajer

    5 bulan Ketidaktersediaan

    kereta siap operasi

    turun sebanyak 30%

    dibanding tahun

    sebelumnya; Review

    oleh manajemen

    Membeli kereta baru dan siap

    operasi dari luar negeri

    Biaya sangat besar,

    benefit untuk turnover

    kereta siap operasi

    lebih cepat

    No D 1 D1 Top Level

    Manajer

    2 bulan Ketidaktersediaan

    kereta siap operasi

    turun sebanyak 40%

    dibanding tahun

    sebelumnya; Review

    oleh manajemen

    3 Pengalokasian dana lebih untuk suku

    cadang

    Biaya besar,benefitnya

    suku cadang terpenuhi

    Yes D 1 D1 Mid Level

    Manajer

    1 bulan Ketidaktersediaan

    suku cadang turun

    sebanyak 40%

    dibanding tahun

    sebelumnya; Review

    oleh manajemen

  • 7/21/2019 Manajemen Risiko Perkeretaapian Indonesi

    44/66

    43

    Risk

    Potential Treatment Options Costs & Benefits Is the

    Treatment to

    be

    Implemented

    Target Risk

    Level

    Responsible

    Person

    Timetable Monitoring

    strategies to

    measure

    effectiveness

    Peningkatan kerjasama dengan PT

    INKA dalam pengadaan kereta agar

    suplai suku cadang juga dapat

    melalui PT INKA

    Biaya besar, butuh

    waktu lama, ada

    kemungkinan risiko

    lanjutan terkait kereta

    yang tidak sesuai

    dengan infrastruktur

    Yes D 1 D1 Top Level

    Manajer

    11 bulan Ketidaktersediaan

    suku cadang turun

    sebanyak 40%

    dibanding tahun

    sebelumnya; Review

    oleh manajemen

    4 Perbaikan bantalan rel kereta di area

    dengan kontur tanah kurang baik

    Biaya kecil, tindakan

    preventif

    Yes D 3 D3 Mid Level

    Manajer

    5 bulan Kejadian rel patah

    turun 30 % dari tahun

    lalu; review oleh

    manajemen

    Penggantian bertahap rel-rel yang

    sudah tua

    Biaya besar Yes D 2 D2 Mid Level

    Manajer

    5 bulan Kejadian rel patah

    turun 30 % dari tahun

    lalu; review oleh

    manajemen

    5 Penambahan daya listrik dan sinyal Biaya cukup besar,

    benefit aset

    bertambah, layanan

    bertambah

    Yes E 3 E3 Mid Level

    Manajer

    5 bulan Kejadian gangguan

    sinyal turun 30 % dari

    tahun lalu; review

    oleh manajemen

  • 7/21/2019 Manajemen Risiko Perkeretaapian Indonesi

    45/66

    44

    Risk

    Potential Treatment Options Costs & Benefits Is the

    Treatment to

    be

    Implemented

    Target Risk

    Level

    Responsible

    Person

    Timetable Monitoring

    strategies to

    measure

    effectiveness

    Peningkatan pemeriksaan rutin

    peralatan persinyalan

    Biaya rendah Yes E 1 E1 Low Level

    Manajer &

    Teknisi

    1 bulan Kejadian gangguan

    sinyal turun 30 % dari

    tahun lalu; review

    oleh manajemen

    6 Penambahan jumlah petugas

    keamanan stasiun

    Biaya rendah Yes E 2 E2 Low Level

    Manajer

    3 bulan Kejadian kerusakan

    stasiun turun 40%

    dari tahun lalu

    Penambahan investasi pada PT Reska

    Multi Usaha

    Biaya besar, benefit

    investasi perusahaan

    anak menambah aset

    KAI

    Yes D 3 D3 Top Level

    Manajer

    4 bulan Keuntungan

    pengelolaan bisnis

    meningkat 20%;

    review oleh

    manajemen

    7 Peningkatan jumlah server untuk e-

    ticketing

    Biaya besar, ada idle

    capacity saat non peak

    season

    Yes D 2 D2 Mid Level

    Manajer

    2 bulan Kerusakan dan

    kegagalan sistem tiket

    online turun 30%;

    review oleh

    manajemen

  • 7/21/2019 Manajemen Risiko Perkeretaapian Indonesi

    46/66

    45

    Risk

    Potential Treatment Options Costs & Benefits Is the

    Treatment to

    be

    Implemented

    Target Risk

    Level

    Responsible

    Person

    Timetable Monitoring

    strategies to

    measure

    effectiveness

    Peningkatan pengawasan sistem

    teknologi e-ticketing dan melakukan

    perencanaan keadaan darurat sistem

    Biaya kecil Yes D 3 D3 Low Level

    Manajer &

    Teknisi

    1 bulan Kerusakan dan

    kegagalan sistem tiket

    online turun 35%;

    review oleh

    manajemen

    8 Penambahan pegawai, peralatan,

    dan penunjang Depo

    Biaya besar Yes C 1 C1 Mid Level

    Manajer

    3 bulan Penurunan tingkat

    ketidakselesaian

    pengerjaan kereta

    oleh Depo sebesar

    50%; review oleh

    manajemen

    Pembuatan Depo baru untuk

    menutupi kekurangan

    Biaya sangat besar;

    Depo baru siap

    menampung kapasitas

    lebih besar di masa

    depan

    Yes D 2 D2 Top Level

    Manajer

    10 bulan Penurunan tingkat

    ketidakselesaian

    pengerjaan kereta

    oleh Depo sebesar

    70%; review oleh

    manajemen

  • 7/21/2019 Manajemen Risiko Perkeretaapian Indonesi

    47/66

    46

    Risk

    Potential Treatment Options Costs & Benefits Is the

    Treatment to

    be

    Implemented

    Target Risk

    Level

    Responsible

    Person

    Timetable Monitoring

    strategies to

    measure

    effectiveness

    9 Peningkatan pelatihan SDM secara

    berkala

    Biaya kecil Yes D 1 D1 Mid Level

    Manajer

    1 bulan Penurunan tingkat

    kecelakaan akibat

    kesalahan manusia

    sebanyak 40%; review

    oleh manajemen

    Penambahan personil untuk tugas

    cek dan review kesalahan

    Biaya sedang; rencana

    KAI untuk menurunkan

    jumlah pegawai gagal

    No D 1 D1 Mid Level

    Manajer

    6 bulan Penurunan tingkat

    kecelakaan akibat

    kesalahan manusia

    sebanyak 40%; review

    oleh manajemen

    Penambahan asuransi kecelakaan Biaya sedang; asuransi

    cover kerugian

    Yes C 1 C1 Mid Level

    Manajer

    1 bulan Penurunan tingkat

    kerugian akibat

    kesalahan manusia

    sebanyak 60%; review

    oleh manajemen

    11 Secara bertahap mengurangi

    ketergantungan terhadap kereta

    buatan asing agar suku cadang dapat

    Biaya sangat besar;

    dapat muncul risiko

    tambahan dimana

    Yes D 2 D2 Top Level

    Manajer

    5 tahun (jangka

    panjang)

    Penurunan tingkat

    penambalan dana

    akibat selisih kurs

  • 7/21/2019 Manajemen Risiko Perkeretaapian Indonesi

    48/66

    47

    Risk

    Potential Treatment Options Costs & Benefits Is the

    Treatment to

    be

    Implemented

    Target Risk

    Level

    Responsible

    Person

    Timetable Monitoring

    strategies to

    measure

    effectiveness

    dikerjakan di dalam negeri oleh INKA kereta tidak sesuai

    dengan infrastruktur

    KAI

    sebanyak 50%; review

    oleh manajemen

    Asuransi selisih kurs Biaya medium Yes A 1 A1 Top LevelManajer

    1 bulan Penurunan tingkatpenambalan dana

    akibat selisih kurs

    sebanyak 70%; review

    oleh manajemen

    12 Rencana pendanaan dari subsidi

    silang KA eksekutif dengna ekonomi

    yang dibiayai dari PSO

    Biaya medium; timbul

    risiko resistensi dari

    masyarakat pengguna

    KA ekonomi

    Yes E 1 E1 Mid Level

    Manajer

    5 bulan Penurunan

    penggunaan dana

    PSO untuk KA

    ekonomi sebesar

    30%; review oleh

    manajemen

    13 Intensifkan kinerja perusahaan anak

    PT Reska Multi Usaha untuk

    pengembangan stasiun

    Biaya sedang, aset

    berputar di grup sendiri

    Yes D 2 D2 Mid Level

    Manajer

    2 bulan Mengawasi

    penerapan strategi

    bisnis & target stasiun

    yang ditata 100%;

  • 7/21/2019 Manajemen Risiko Perkeretaapian Indonesi

    49/66

    48

    Risk

    Potential Treatment Options Costs & Benefits Is the

    Treatment to

    be

    Implemented

    Target Risk

    Level

    Responsible

    Person

    Timetable Monitoring

    strategies to

    measure

    effectiveness

    review oleh

    manajemen

    Kerjasama dengan swasta untuk

    pembangunan kawasan bisnis

    terpadu seperti penggabungan

    stasiun dengan mal di atas stasiun,

    stasiun dengan apartemen, dan

    bisnis lainnya sesuai dengan profil

    bisnis yang akan ditelaah lebih lanjut

    Biaya besar namun

    kerjasama memberikan

    benefit dengan dapat

    dibagi 2 pembiayaan

    untuk pengembangan

    Yes D 1 D1 Top Level

    Manajer

    4 tahun (jangka

    menengah)

    Mengawasi

    penerapan strategi

    bisnis & target stasiun

    yang ditata 100%;

    review oleh

    manajemen

    14 Peningkatan jumlah server untuk e-

    ticketing

    Biaya besar, ada idle

    capacity saat non peak

    season

    Yes D 2 D2 Mid Level

    Manajer

    2 bulan Kerusakan dan

    kegagalan sistem tiket

    online turun 30%;

    review oleh

    manajemen

    Peningkatan pengawasan sistem

    teknologi e-ticketing dan melakukan

    perencanaan keadaan darurat sistem

    Biaya kecil Yes D 3 D3 Low Level

    Manajer &

    Teknisi

    1 bulan Kerusakan dan

    kegagalan sistem tiket

    online turun 35%;

  • 7/21/2019 Manajemen Risiko Perkeretaapian Indonesi

    50/66

    49

    Risk

    Potential Treatment Options Costs & Benefits Is the

    Treatment to

    be

    Implemented

    Target Risk

    Level

    Responsible

    Person

    Timetable Monitoring

    strategies to

    measure

    effectiveness

    review oleh

    manajemen

    15 Peningkatan promosi dan keunggulan

    pelayanan jasa angkutan menyasarpengguna mobil pribadi

    Biaya sedang Yes D 2 D2 Low Level

    Manajeri

    1 bulan Peningkatan

    penggunaan produksebesar 20%; review

    oleh manaejemn

    16 Membeli kereta baru dan siap

    operasi dari luar negeri

    Biaya sangat besar,

    benefit untuk turnover

    kereta siap operasi

    lebih cepat

    No D 1 D1 Top Level

    Manajer

    2 bulan Ketidaktersediaan

    kereta siap operasi

    turun sebanyak 40%

    dibanding tahun

    sebelumnya; Review

    oleh manajemen

    Kerjasama strategis dengan PT INKA

    untuk pengadaan kereta secara

    bertahap. Pengadaan perlu dilakukan

    spesifik agar tidak terjadi kereta tidak

    sesuai dengan kebutuhan dan

    kesiapan infrastruktur KAI

    Biaya besar; butuh

    waktu lama namun

    merupakan investasi

    besar ke depannya

    Yes D 2 D2 Top Level

    Manajer

    8 bulan Ketidaktersediaan

    kereta siap operasi

    turun sebanyak 40%

    dibanding tahun

    sebelumnya; Review

    oleh manajemen

  • 7/21/2019 Manajemen Risiko Perkeretaapian Indonesi

    51/66

    50

  • 7/21/2019 Manajemen Risiko Perkeretaapian Indonesi

    52/66

    51

    Risk

    Potential Treatment Options Costs & Benefits Is the

    Treatment to

    be

    Implemented

    Target Risk

    Level

    Responsible

    Person

    Timetable Monitoring

    strategies to

    measure

    effectiveness

    komoditi. Kalimantan saat ini

    pengangkutan batubara masih

    mengandalkan jalan trans kalimantan

    yang saat ini mulai padat di wilayah-

    wilayah tertentu.

    depan oleh manajemen

    Penetrasi bisnis ke perusahaan

    dengan angkutan barang yang

    kapasitas besar, seperti pada Aqua,

    bahan bangunan, dst. Hal ini

    terutama untuk wilayah Jabodetabek

    dan sekitarnya yang bila melalui

    angkutan truk susah menembus

    kemacetan.

    Biaya sedang;

    keunggulan KAI dalam

    memotong waktu

    tempuh dapat menjadi

    daya tarik utama

    Yes D 2 D2 Top Level

    Manajer

    10 bulan Peningkatan segmen

    angkutan barang

    sebesar 35%; review

    oleh manajemen

    Pengembangan bisnis aset non usaha

    melibatkan swasta seperti

    pengembang properti dengan

    menggabungkan konsep stasiun

    dengan pusat perbelanjaan, ataupun

    apartemen.

    Biaya sedang,

    permodalan bisa

    kerjasama dengan

    swasta

    Yes D 3 D3 Top Level

    Manajer

    4 tahun (jangka

    menengah)

    Peningkatan segmen

    non usaha sebesar

    20%; review oleh

    manajemen

  • 7/21/2019 Manajemen Risiko Perkeretaapian Indonesi

    53/66

    52

    Risk

    Potential Treatment Options Costs & Benefits Is the

    Treatment to

    be

    Implemented

    Target Risk

    Level

    Responsible

    Person

    Timetable Monitoring

    strategies to

    measure

    effectiveness

    Penyewaan pemasangan iklan di

    badan gerbong kepada pihak swasta

    Biaya kecil; pendapatan

    meningkat

    Yes D 2 D2 Top Level

    Manajer

    2 bulan Peningkatan segmen

    non usaha sebesar

    20%; review oleh

    manajemen

    18 Peningkatan jumlah server untuk TI

    operasi

    Biaya besar, ada idle

    capacity saat non peak

    season

    Yes D 2 D2 Mid Level

    Manajer

    2 bulan Kerusakan dan

    kegagalan sistem tiket

    online turun 30%;

    review oleh

    manajemen

    Peningkatan pengawasan sistem

    teknologi dan melakukan

    perencanaan keadaan darurat sistem

    Biaya kecil Yes D 3 D3 Low Level

    Manajer &

    Teknisi

    1 bulan Kerusakan dan

    kegagalan sistem tiket

    online turun 35%;

    review oleh

    manajemen

    19 Persiapkan ahli hukum profesional

    untuk meng-countergugatan hukum

    Biaya medium Yes C 2 C2 Mid Level

    Manajer

    2 bulan Kerugian akibat

    gugatan hukum turun

    30%; review oleh

    manajemen

  • 7/21/2019 Manajemen Risiko Perkeretaapian Indonesi

    54/66

    53

    Risk

    Potential Treatment Options Costs & Benefits Is the

    Treatment to

    be

    Implemented

    Target Risk

    Level

    Responsible

    Person

    Timetable Monitoring

    strategies to

    measure

    effectiveness

    20 Intensifkan penyertifikatan aset KAI

    terutama di wilayah Jawa dan

    wilayah yang dinilai komersil serta

    strategis

    Biaya medium Yes E 3 E3 Mid Level

    Manajer

    5 bulan Aset yang

    bersertifikat

    meningkat 85% dari

    tahun lalu; review

    oleh manajemen

    Persiapkan ahli hukum profesional

    untuk meng-countergugatan hukum

    Biaya medium Yes C 2 C2 Mid Level

    Manajer

    2 bulan Kerugian akibat

    gugatan hukum turun

    30%; review oleh

    manajemen

    21 Melakukan lobi dengan pemerintah

    untuk perencanaan tersebut

    Biaya sedang Yes E 4 E4 Top Level

    Manajer

    4 bulan Disetujui rencana

    terbaik untuk KAI di

    masa depan

    Melakukan persiapan terhadap

    keputusan-keputusan bisnis pemilik

    baru KAI

    Biaya sedang Yes E 4 E4 Top Level

    Manajer

    4 bulan Kesiapan PT KAI

    dalam melaksanakan

    keinginan stakeholder

    baru

    22 Melakukan lobi politik dan diskusi

    bersama dengan pembuat kebijakan

    Biaya sedang Yes E 3 E3 Top Level

    Manajer

    4 bulan Disetujui rencana

    terbaik untuk KAI di

  • 7/21/2019 Manajemen Risiko Perkeretaapian Indonesi

    55/66

    54

    Risk

    Potential Treatment Options Costs & Benefits Is the

    Treatment to

    be

    Implemented

    Target Risk

    Level

    Responsible

    Person

    Timetable Monitoring

    strategies to

    measure

    effectiveness

    masa depan

    23 Intensifkan kegiatan kehumasan KAI

    dengan kerjasama dengan media

    besar untuk memasukkan berita-berita pencitraan untuk KAI

    Biaya besar;

    penanaman citra baik

    ke masyarakat dapatberdampak besar di

    masa depan

    Yes E 2 E2 Mid Level

    Manajer

    1 bulan Jumlah pemberitaan

    baik meningkat 60%;

    review olehmanajemen

    Selalu menggunakan hak jawab atas

    pemberitaan negatif dan

    menjatuhkan PT KAI

    Biaya kecil; penanaman

    citra baik ke

    masyarakat dapat

    berdampak besar di

    masa depan

    Yes E 2 E2 Mid Level

    Manajer

    1 bulan Jumlah pemberitaan

    baik meningkat 60%;

    review oleh

    manajemen

    24 Penegakan hukum yang keras baik itu

    melalui polisi ataupun polsuska

    Biaya medium;

    penegakan hukum

    menimbulkan efek jera

    Yes E 2 E2 Mid Level

    Manajer

    1 bulan Jumlah kerusakan

    berkurang 60%;

    review oleh

    manajemen

    Asuransi kerusakan Biaya medium;

    kerugian berkurang

    Yes E 1 E1 Mid Level

    Manajer

    1 bulan Jumlah kerugian

    akibat kerusakan

    turun 50%; review

  • 7/21/2019 Manajemen Risiko Perkeretaapian Indonesi

    56/66

    55

    Risk

    Potential Treatment Options Costs & Benefits Is the

    Treatment to

    be

    Implemented

    Target Risk

    Level

    Responsible

    Person

    Timetable Monitoring

    strategies to

    measure

    effectiveness

    oleh manajemen

    25 Intensifkan kegiatan kehumasan KAI

    dengan kerjasama dengan media

    besar untuk berita pencitraan untuk

    KAI agar orang beralih dari

    kendaraan pribadi

    Biaya besar;

    penanaman citra baik

    ke masyarakat dapat

    berdampak besar di