ringkasan eksekutif -...

26
1 Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK) Bidang Perkeretaapian RINGKASAN EKSEKUTIF A. LATAR BELAKANG Dalam melaksanakan studi Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK) Bidang Perkeretaapian digunakan beberapa dasar peraturan-peraturan yang dijadikan pedoman dalam penyusunan studi ini, diantaranya: 1) Undang-Undang No. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian, pasal 20,21, 22 dan pasal 27,28, 29 2) PP No. 56/2009 tentang Penyelenggaraan KA 3) PP No. 72/2009 Tentang Lalu Lintas Angkutan KA 4) Peraturan Pemerintah No. 102 tahun 2000 Tentang Standardisasi Nasional Perkeretaapian merupakan salah satu moda transportasi yang memiliki peranan yang penting dan strategis sehingga penyelenggaraannya dikuasai oleh Negara dan pembinaannya dilakukan oleh Pemerintah serta pengoperasian/ pengusahaan prasarana dan sarana kereta api dilakukan oleh badan penyelenggara yang dibentuk khusus untuk itu. Pembinaan di bidang lalu lintas dan angkutan kereta api yang meliputi aspek-aspek pengaturan, pengendalian dan pengawasan lalu lintas dilaksanakan dengan mengutamakan dan memperhatikan pelayanan kepentingan umum atau masyarakat pengguna jasa kereta api, kelestarian lingkungan, tata ruang, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah tersebut juga dimaksudkan untuk mewujudkan lalu lintas angkutan kereta api yang selamat, aman, cepat, lancer, tertib, dan teratur serta terpadu dengan moda transportasi lain. Dalam rangka memenuhi

Upload: phamtruc

Post on 06-Mar-2019

242 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RINGKASAN EKSEKUTIF - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-091500000000138... · RINGKASAN EKSEKUTIF A.LATAR BELAKANG Dalam melaksanakan studi Studi

1Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK) Bidang Perkeretaapian

RINGKASAN EKSEKUTIF

A. LATAR BELAKANG

Dalam melaksanakan studi Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar,

Pedoman, dan Kriteria (NSPK) Bidang Perkeretaapian digunakan beberapa

dasar peraturan-peraturan yang dijadikan pedoman dalam penyusunan studi

ini, diantaranya:

1) Undang-Undang No. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian, pasal

20,21, 22 dan pasal 27,28, 29

2) PP No. 56/2009 tentang Penyelenggaraan KA

3) PP No. 72/2009 Tentang Lalu Lintas Angkutan KA

4) Peraturan Pemerintah No. 102 tahun 2000 Tentang Standardisasi

Nasional

Perkeretaapian merupakan salah satu moda transportasi yang memiliki

peranan yang penting dan strategis sehingga penyelenggaraannya dikuasai

oleh Negara dan pembinaannya dilakukan oleh Pemerintah serta

pengoperasian/ pengusahaan prasarana dan sarana kereta api dilakukan oleh

badan penyelenggara yang dibentuk khusus untuk itu. Pembinaan di bidang

lalu lintas dan angkutan kereta api yang meliputi aspek-aspek pengaturan,

pengendalian dan pengawasan lalu lintas dilaksanakan dengan

mengutamakan dan memperhatikan pelayanan kepentingan umum atau

masyarakat pengguna jasa kereta api, kelestarian lingkungan, tata ruang,

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pembinaan yang dilakukan

oleh pemerintah tersebut juga dimaksudkan untuk mewujudkan lalu lintas

angkutan kereta api yang selamat, aman, cepat, lancer, tertib, dan teratur

serta terpadu dengan moda transportasi lain. Dalam rangka memenuhi

Page 2: RINGKASAN EKSEKUTIF - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-091500000000138... · RINGKASAN EKSEKUTIF A.LATAR BELAKANG Dalam melaksanakan studi Studi

RINGKASAN EKSEKUTIF

2Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK) Bidang Perkeretaapian

kepentingan Pemerintah sebagai Pembina lalu lintas angkutan kereta api

serta memenuhi kepentingan masyarakat pengguna kereta api, maka

diwujudkan dalam berbagai ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini

antara lain mengenai jaringan pelayanan kereta api, struktur dan golongan

tarif, tanggung jawab pengangkut dan tata cara pengangkutan penumpang

dan barang serta pelayanan untuk orang cacat dan sakit.

Saat ini moda kereta api masih merupakan moda transportasi yang menjadi

pilihan dan banyak diminati masyarakat karena mempunyai jadwal yang

teratur dan tarifnya yang dianggap terjangkau oleh masyarakat menengah

ke bawah. Dalam melakukan perjalanan kereta api tidak dapat berhenti di

sembarang tempat. Disamping itu perjalanan kereta api juga sudah diatur

jadwal pemberangkatan dan tibanya pada stasiun-stasiun tertentu. Dengan

demikian pengoperasian kereta api merupakan suatu system yang kompleks

yang melibatkan banyak pihak sehingga membutuhkan sustu system yang

baik.

Pada saat ini masih terjadi kecelakaan kereta api, yang disebabkan oleh

beberapa hal antara lain: tabrakan kereta pai dengan kereta api, tabrakan

kereta api dengan lalu lintas angkutan jalan diperlintasan sebidang, kereta

api anjlog, terjadinya banjir dan longsor yang mengakibatkan terganggunya

perjalanan kereta api dan sebagainya.

Penelitian ini dilakukan untuk membantu meningkatkan pelayanan

perkeretaapian yang sesuai standar pelayanan yang ditetapkan sehingga

diharapkan memberikan layanan optimal kepada pengguna jasa/masyarakat.

Undang-undang No. 23 tahun 2007 dengan jelas member kesempatan

kepada pihak manapun untuk menjadi operator/penyelenggara kereta api

baik dari segi prasarana, sarana dan pelayanan yang selama ini hanya

diberikan kepada PT KA. Konsekuensinya semua pihak yang berminat baik

pemerintah daerah/BUMD maupun swasta dalam perkeretaapian

Page 3: RINGKASAN EKSEKUTIF - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-091500000000138... · RINGKASAN EKSEKUTIF A.LATAR BELAKANG Dalam melaksanakan studi Studi

RINGKASAN EKSEKUTIF

3Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK) Bidang Perkeretaapian

diperbolehkan. Oleh karena itu perlu disiapkan perangkat kelengkapan

pedoman untuk penyelenggaraan dan pengoperasian bidang perkeretaapian.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

a. Maksud Kegiatan

Maksud adalah melakukan studi penyusunan kebutuhan NSPK Bidang

Perkeretaapian

b. Tujuan Kegiatan

Tujuan adalah tersusunnya kebutuhan dan prioritas NSPK bidang

perkeretaapian

C. METODOLOGI STUDI

Dalam melaksanakan studi ini, dilakukan beberapa tahap pelaksanaan dan

tahapan, seperti tampak pada gambar 1, 2, dan 3 di bawah ini.

Page 4: RINGKASAN EKSEKUTIF - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-091500000000138... · RINGKASAN EKSEKUTIF A.LATAR BELAKANG Dalam melaksanakan studi Studi

RINGKASAN EKSEKUTIF

4Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK) Bidang Perkeretaapian

Gambar 1. Alur PikirStudi

Gambar 2. Pola Pikir Studi

Page 5: RINGKASAN EKSEKUTIF - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-091500000000138... · RINGKASAN EKSEKUTIF A.LATAR BELAKANG Dalam melaksanakan studi Studi

RINGKASAN EKSEKUTIF

5Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK) Bidang Perkeretaapian

Selain masalah substansial yang harus terpenuhi, pelaksanaan studi juga harus

memenuhi kerangka waktu yang disediakan. Pada Gambar 3 disampaikan urutan

proses pelaksanaan studi ini. Secara umum studi ini terdiri dari 4 tahapan utama

(persiapan, pengumpulan data, analisis, dan penyempurnaan) dan setting waktu dan

bahasannya disesuaikan dengan kewajiban pengumpulan laporan (laporan

pendahuluan, antara, draft akhir, dan akhir). Jadual alokasi waktu dan sumber daya

studi ini secara lengkap disampaikan pada laporan pendahuluan. Setiap tahap studi

di-set untuk menyelesaikan kegiatan sebagai berikut:

(1) Tahap Persiapan, meliputi kegiatan:

a. Inisiasi studi berupa konsolidasi tim, studi literatur, dan pemantapan

metodologi,

b. Persiapan survai berupa survai primer dan sekunder

c. Persiapan analisis, terutama identifikasi kebutuhan NSPK perkeretaapian,

penentuan indicator perkeretaapian agar dapat diciptakan angkutan Kereta

Api yang handal.

(2) Tahap Pengumpulan Data, meliputi kegiatan:

a. Pelaksanaan survei wawancara di Ditjen KA dan PT KA dan industri KA

b. Pengumpulan data-data dan peraturan-peraturan perundangan

Perkeretaapian serta kajian yang ada saat ini, dan yang sedang dikerjakan,

serta yang akan disiapkan di PT KA, LITBANG KA dan Ditjen KA

(3) Tahap Analisis, meliputi kegiatan:

a. Pemetaan NSPK yang sudah ada saat ini, pemetaan kebutuhan NSPK

b. Penentuan kebutuhan NSPK

c. Menyusun Rancangan NSPK di bidang Perkeretaapian

(4) Tahap Penyempurnaan, meliputi kegiatan:

a. Menyusun Kesimpulan dan Rekomendasi

b. Penyempurnaan substansial dan editorials sesuai masukan dari pemberi

kerja,

Page 6: RINGKASAN EKSEKUTIF - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-091500000000138... · RINGKASAN EKSEKUTIF A.LATAR BELAKANG Dalam melaksanakan studi Studi

RINGKASAN EKSEKUTIF

6Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK) Bidang Perkeretaapian

c. Pembuatan ringkasan (executive summary) hasil studi,

INISIASI STUDI- Konsolidasi tim- Studi literature

PERSIAPAN SURVEY- Persiapan form survey primer & daftar data sekunder- Persiapan daftar studi perencanaan lainnya untuk update data - Penentuan NSPK apa saja yang diamanatkan oleh UU dan PP yang berlaku- Identifikasi NSPK yang telah ada dan juga yang belum ada. - Identifikasi kebutuhan NSPK "ideal" untuk dapat memenuhi fungsi pembinaan

(pengaturan, pengendalian, dan pengawasan) oleh pemerintah serta fungsi penyelenggaraan oleh badan usaha.

PENGUMPULAN DATA- Survey sekunder: Pengumpulan peraturan perundangan,

standar-standar perkeretaapian yang ada baik dan masih berlaku hingga saat ini, draft-draft peraturan perundangan, draft standar-standar perkeretaapian, serta daftar peraturan perundangan dan standar perkeretaapian yang akan disusun & Studi Literatur

- Survey Primer : Mewawancarai Ditjen KA, PT KA, dan BAPPENAS

KOMPILASI DATA- Hasil Survey Primer- Hasil Survey Sekunder

REVIEW- Review NSPK saat ini- Review NSPK yang dibutuhkan

A

Page 7: RINGKASAN EKSEKUTIF - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-091500000000138... · RINGKASAN EKSEKUTIF A.LATAR BELAKANG Dalam melaksanakan studi Studi

RINGKASAN EKSEKUTIF

7Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK) Bidang Perkeretaapian

Gambar 3. Tahapan Pelaksanaan Studi

D. HIRARKI PERATURAN DAN NSPK PERKERETAAPIAN

INDONESIA

1. Definisi

Berikut akan dijelaskan mengenai definisi, ruang lingkup dan peran dari

masing-masing peraturan perundangan dan acuan teknis yang berlaku di

Indonesia.

a. PERATURAN PEMERINTAH (PP)

Peraturan Pemerintah adalah Peraturan Perundang-undangan yang

ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan Undang-undang

FINALISASI STUDI

- Kesimpulan - Rekomendasi- Pemetaan NSPK Perkeretaapian Indonesia- Ringkasan Eksekutif- Penyempurnaan editorial

ANALISIS- Kajian ke-update-an NSPK- Kajian kelengkapan- Kajian konflik/benturan vertikal &

horizontal antar peraturan- Lain-lain : KA Khusus

KA Cepat

A

Page 8: RINGKASAN EKSEKUTIF - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-091500000000138... · RINGKASAN EKSEKUTIF A.LATAR BELAKANG Dalam melaksanakan studi Studi

RINGKASAN EKSEKUTIF

8Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK) Bidang Perkeretaapian

sebagaimana mestinya. Didalam UU No.10 Tahun 2004 tentang

teknik pembuatan undang-undang, bahwa Peraturan Pemerintah

sebagai aturan organik daripada Undang-Undang menurut hirarkinya

tidak boleh tumpang tindih atau bertolak belakang.

Bentuk perundang-undangan yg dibuat atau ditetapkan oleh presiden

untuk melaksanakan undang-undang (Sumber :

www.KamusBahasaIndonesia.org)

b. KEPUTUSAN MENTERI (KEPMEN)

Keputusan Menteri adalah Peraturan Perundang-undangan yang

dibuat oleh Menteri. Materi muatan Keputusan Menteri (Kepmen)

adalah materi untuk melaksanakan Peraturan Pemerintah (PP)

sebagaimana mestinya.

C. RANCANGAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (RSNI)

i. Standar

Standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang

dibakukan termasuk tatacara dan metode yang disusun

berdasarkan konsensus semua pihak yang terkait dengan

memperhatikan syarat-syarat keselamatan, keamanan,

kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi serta pengalaman, perkembangan

masa kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh

manfaat yang sebesar-besarnya (Sumber : PP No. 102 tahun

2000).

[n] ukuran tertentu yg dipakai sbg patokan: petugas dr

instansi itu menguraikan -- gedung sekolah yg baik; (2) n

ukuran atau tingkat biaya hidup: -- hidup di kota Medan lebih

tinggi dp -- hidup di kota Bandung; (3) n Dag sesuatu yg

Page 9: RINGKASAN EKSEKUTIF - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-091500000000138... · RINGKASAN EKSEKUTIF A.LATAR BELAKANG Dalam melaksanakan studi Studi

RINGKASAN EKSEKUTIF

9Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK) Bidang Perkeretaapian

dianggap tetap nilainya sehingga dapat dipakai sbg ukuran

nilai (harga): negara-negara tertentu memakai -- emas; (4) a

baku: bahasa yg dipakai pd surat kabar tertentu dapat

dianggap telah – (Sumber :

www.KamusBahasaIndonesia.org)

ii. Standardisasi

Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan,

menerapkan dan merevisi standar, yang dilaksanakan secara

tertib dan berkerjasama dengan semua pihak. (Sumber : PP

No. 102 Tahun 2000).

Penyesuaian bentuk (ukuran, kualitas, dsb) dng pedoman

(standar) yg ditetapkan (sumber :

www.KamusBahasaIndonesia.org)

iii. Standar Nasional Indonesia (SNI)

Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah standar yang

ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional dan Berlaku

secara Nasional ((Sumber : PP No. 102 Tahun 2000).

Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI)

Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) adalah

rancangan standar yang dirumuskan oleh panitia teknis

setelah tercapai konsensus dari semua pihak yang terkait

(Sumber : PP No. 102 Tahun 2000).

Peran Standardisasi Nasional

Peran Standardisasi Nasional dalam masyarakat

1) Meningkatkan perlindungan kepada konsumen, perilaku

usaha, tenga kerja, dan

2) Masyarakat lainnya baik untuk keselamatan, keamanan

keamanan, kesehatan maupun pelestarian

3) Fungsi lingkungan hidup;

Page 10: RINGKASAN EKSEKUTIF - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-091500000000138... · RINGKASAN EKSEKUTIF A.LATAR BELAKANG Dalam melaksanakan studi Studi

RINGKASAN EKSEKUTIF

10Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK) Bidang Perkeretaapian

4) Membantu kelancaran perdagangan;

5) Mewujudkan persaingan usaha yang sehat dalam

perdagangan.

D. NORMA STANDAR PEDOMAN KRITERIA (NSPK)

i. Norma

Norma adalah aturan atau ketentuan yang mengikat sebagai

panduan dan pengendali dalam melaksanakan kegiatan

(Sumber : PP No. 25 tahun 2000).

Di dalam tripologi norma, kita mengenal adanya tiga macam

norma, yaitu :

1) Norma Tingkah Laku (yang lingkupnya terbatas), yang

terdiri atas :

a. perintah;

b. larangan;

c. kebolehan; dan

d. pembebasan;

2) Norma Kewenangan/Kompetensi; dan

3) Norma yang Mengubah Norma.

[n] (1) aturan atau ketentuan yg mengikat warga kelompok dl

masyarakat, dipakai sbg panduan, tatanan, dan pengendali

tingkah laku yg sesuai dan berterima: setiap warga

masyarakat harus menaati -- yg berlaku; (2) aturan, ukuran,

atau kaidah yg dipakai sbg tolok ukur untuk menilai atau

memperbandingkan sesuatu (sumber :

www.KamusBahasaIndonesia.org)

ii. Standar

Page 11: RINGKASAN EKSEKUTIF - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-091500000000138... · RINGKASAN EKSEKUTIF A.LATAR BELAKANG Dalam melaksanakan studi Studi

RINGKASAN EKSEKUTIF

11Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK) Bidang Perkeretaapian

Standar adalah acuan yang dipakai sebagai patokan dalam

penyelenggaraan pemerintah (Sumber : PP No. 25 tahun

2000).

[n] ukuran tertentu yg dipakai sbg patokan: petugas dr

instansi itu menguraikan -- gedung sekolah yg baik; (2) n

ukuran atau tingkat biaya hidup: -- hidup di kota Medan lebih

tinggi dp -- hidup di kota Bandung; (3) n Dag sesuatu yg

dianggap tetap nilainya sehingga dapat dipakai sbg ukuran

nilai (harga): negara-negara tertentu memakai -- emas; (4) a

baku: bahasa yg dipakai pd surat kabar tertentu dapat

dianggap telah (sumber : www.KamusBahasaIndonesia.org)

iii. Pedoman

Pedoman adalah acuan yang bersifat umum yang harus

dijabarkan lebih lanjut dan dapat disesuaikan dengan

karakteristik dan kemampuan daerah setempat (Sumber : PP

No. 25 tahun 2000)

[n] (1) alat untuk menunjukkan arah atau mata angin

(biasanya spt jam yg berjarum besi berani); kompas: sebelum

ada -- , orang menggunakan bintang untuk menentukan arah

perjalanan perahu; (2) kumpulan ketentuan dasar yg memberi

arah bagaimana sesuatu harus dilakukan; (3) hal (pokok) yg

menjadi dasar (pegangan, petunjuk, dsb) untuk menentukan

atau melaksanakan sesuatu: di samping syarat-syarat yg lain,

para penyunting perlu menguasai -- ejaan; (4) pemimpin (yg

menerangkan cara menjalankan atau mengurus

perkumpulan): surat edaran dr – besar (sumber :

www.KamusBahasaIndonesia.org)

Page 12: RINGKASAN EKSEKUTIF - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-091500000000138... · RINGKASAN EKSEKUTIF A.LATAR BELAKANG Dalam melaksanakan studi Studi

RINGKASAN EKSEKUTIF

12Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK) Bidang Perkeretaapian

iv. Kriteria

Kriteria adalah ukuran yang dipergunakan menjadi dasar

dalam penyelenggaraan pemerintah daerah (www.pu.go.id)

[n] ukuran yg menjadi dasar penilaian atau penetapan sesuatu

(sumber : www.KamusBahasaIndonesia.org)

2. Hirarki Peraturan Perundanganan yang berlaku di Indonesia

Seiring berjalannya waktu, perbaikan dalam tatanan perundangan di

Indonesia terus dilakukan. Hingga tahun 70an, hirarki peraturan

perundangan di Indonesia terdiri dari 13 level dengan Undang-Undang

Dasar 1945 sebagai peraturan tertinggi dan Kep. KDH Tingkat II sebagai

peraturan terendah. Banyaknya level yang dibentuk mengakibatkan tidak

efektifnya sistem perundangan yang berlaku. Permasalahan birokrasi

menjadi tokoh sentral pada masa tersebut. Kemudian, pada tahun 2000

melalui TAP MPR III/2000 ditetapkan sistem perundangan yang baru yang

terdiri dengan 7 level dengan UUD 1945 tetap sebagai peraturan tertinggi

dan PERDA sebagai peraturan terendah. Perubahan kembali dilakukan

pada Tahun 2004 dengan memperkecil level menjadi 5 level. Perubahan

terjadi dengan menjadikan memfleksibelkan TAP MPR dan menjadikan

UU beserta PERPU kedalam satu level (lihat Gambar 4).

Berkaitan dengan studi yang dilakukan, yang perlu ditekankan adalah

kedudukan dari PerMen dimana PerMen tersebut berada pada level di

bawah PP. Perlu digarisbawahi juga bahwa dalam hirarki peraturan

perundangan yang berlaku saat ini tidak disebutkan mengenai keberadaan

Keputusan Dirjen.. Namun sebagai pengantar, Keputusan Dirjen merupakan

peraturan yang terlepas dari hirarki yang berlaku sehingga bersifat tidak

mengikat secara hukum melainkan bersifat acuan dalam bertindak sehingga

dalam praktiknya harus disesuaikan dengan kondisi dimana Keputusan

Page 13: RINGKASAN EKSEKUTIF - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-091500000000138... · RINGKASAN EKSEKUTIF A.LATAR BELAKANG Dalam melaksanakan studi Studi

RINGKASAN EKSEKUTIF

13Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK) Bidang Perkeretaapian

Dirjen tersebut diberlakukan.

Gambar 4 Perubahan hirarki peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia

Berdasarkan Gambar 5 dan juga pembahasan diatas, maka dapat

ditetapkan bahwa studi yang dilakukan berada pada level PerMen dan

merupakan penjabaran lebih lanjut dari hal-hal yang disebutkan dalam PP.

Mengenai sejauh mana lingkup bahasan yang harus dilakukan akan dibahas

selanjutnya.

a. Undang-Undang (UU)

Undang-Undang adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk

oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dengan persetujuan bersama Presiden.

Materi muatan Undang-Undang adalah :

Mengatur lebih lanjut ketentuan UUD 1945 yang meliputi: hak-hak asasi

manusia, hak dan kewajiban warga negara, pelaksanaan dan penegakan

TAP MPRS XX/1966 Jo. TAP MPR V/1973

Jo. TAP MPR No. IX/MPR/1978

TAP MPR III/2000

(Pasal 2) +(Pasal 3)UU. 10 Tahun2004

(Pasal7)

1. UUD 19452. TAP MPR3. UU/ PERPU4. PP5. KEPPRES6. KEPMEN7. Kep. KepalaLembaga

PemerintahandanDepartemen

8. Kep. Dirjen Departemen9. Kep. KepalaBadanNegara

Non Pemerintahyang dibentukdenganUU

10. PerdaTk. I11. Kep. KDH Tk. I12. PerdaTk. II13. Kep. KDH Tk. II

1. UUD 19452. TAP MPR3. UU4. PERPU5. PP6. KEPPRES / PerMen7. PERDA

1. UUD 19452. UU/ PERPU3. PP4. PerPres/ PerMen5. PERDA

1. UUD 19452. TAP MPR3. UU4. PERPU5. PP6. KEPPRES / PerMen7. PERDA

Page 14: RINGKASAN EKSEKUTIF - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-091500000000138... · RINGKASAN EKSEKUTIF A.LATAR BELAKANG Dalam melaksanakan studi Studi

RINGKASAN EKSEKUTIF

14Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK) Bidang Perkeretaapian

kedaulatan negara serta pembagian kekuasaan negara, wilayah dan

pembagian daerah, kewarganegaraan dan kependudukan, serta keuangan

negara.

Diperintahkan oleh suatu Undang-Undang untuk diatur dengan Undang-

Undang.

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) adalah Peraturan

Perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden dalam hal ikhwal

kegentingan yang memaksa. Materi muatan Peraturan Pemerintah Pengganti

Undang-Undang adalah sama dengan materi muatan Undang-Undang.

b. Peraturan Pemerintah (PP)

Peraturan Pemerintah adalah Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan

oleh Presiden untuk menjalankan Undang-Undang (UU) sebagaimana

mestinya. Materi muatan Peraturan Pemerintah adalah materi

untuk menjalankan Undang-Undang (UU) sebagaimana mestinya.

c. Keputusan Menteri (KepMen)

Peraturan Presiden adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibuat

oleh Menteri. Materi muatan Keputusan Menteri (Kepmen) adalah materi

untuk melaksanakan Peraturan Pemerintah (PP) sebagaimana mestinya.

Secara umum, KepMen memiliki karakteristik:

1) Merupakan rincian dari PP

2) Bersifat instruktif dan mengatur

3) Mengikat secara hukum (harus dipatuhi)

4) Item yang dimasukkan tergantung pada aspek yang diatur, bias berupa salah

satu atau kombinasi dari hal-hal berikut :

a. Administratif

b. Mekanisme

Page 15: RINGKASAN EKSEKUTIF - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-091500000000138... · RINGKASAN EKSEKUTIF A.LATAR BELAKANG Dalam melaksanakan studi Studi

RINGKASAN EKSEKUTIF

15Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK) Bidang Perkeretaapian

c. Organisasi

d. Teknis

Dalam praktisnya, peraturan perundangan sangat dipengaruhi oleh lingkup

berlakunya peraturan perundangan tersebut sehingga seringkali dibutuhkan

media peraturan yang berada diluar hirarki peraturan perundangan namun

juga diakui. Peraturan perundangan seperti ini tidak bersifat mengikat namun

lebih kepada acuan bertindak sehingga dapat sangat fleksibel digunakan

untuk kondisi-kondisi yang variatif. Peraturan-peraturan seperti ini umumnya

dikeluarkan dalam Keputusan Dirjen dan dapat berbentuk Petunjuk

Pelaksanaan (Juklak) Pedoman Teknis, Standar Teknis, Manual, ataupun

Standard Code.

Gambar 5 menjelaskan mengenai kedudukan dari Keputusan Dirjen dengan

kaitannya dalam hirarki peraturan perundang-undangan yang berlaku saat ini.

KepDirjen hanya memiliki kekuatan hukum ketika ditentukan secara hukum

bahwa KepDirjen yang bersangkutan wajib digunakan sebagai acuan. Dengan

kata lain, sangat kondisional. Namun, disamping hal tersebut, KepDirjen

tetap memberikan jaminan efektifitas dan efisiensi atas segala sesuatu yang

dikandungnya jika digunakan sesuai dengan persyaratan-persyaratan kondisi

yang disebutkan didalamnya. Oleh karena itu, secara umum karakteristik dari

KepDirjen adalah sebagai berikut:

1) Merupakan ketentuan yang dapat dijadikan sebagai acuan bertindak

2) Tidak mengikat secara hukum

3) Dapat berbentuk Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Pedoman Teknis, Standard

Teknis, Manual ataupun Standard Code.

4) Bersifat sangat rinci menjelaskan metoda/tahapan analisis, tahapan prosedur

ataupun mekanisme administratif

5) Item yang dimasukan tergantung pada aspek yang dibahas, bisa hanya aspek

teknis, adminstratif, mekanisme ataupun campuran dari itu semua

Page 16: RINGKASAN EKSEKUTIF - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-091500000000138... · RINGKASAN EKSEKUTIF A.LATAR BELAKANG Dalam melaksanakan studi Studi

RINGKASAN EKSEKUTIF

16Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK) Bidang Perkeretaapian

Gambar 5 Kedudukan KepDirjen dalam hirarki peraturan perundangan yang

berlaku di Indonesia

Garis merah pada Gambar 5 menandakan bahwa KepDirjen pada dasarnya

merupakan peraturan pendukung yang tidak termasuk ke dalam hirarki

peraturan perundangan yang berlaku sehingga tidak kekuatan hukum yang

kuat.

Dalam bidang perkeretaapian, UU yang mengatur segala sesuatu mengenai

perkeretaapian adalah UU No 23 Tahun 2007 yang kemudian dijabarkan kembali

sedikitnya kedalam 3 buah PP, yaitu PP No 56 Tahun 2009, PP No 72 Tahun 2009,

dan satu lagi PP yang baru akan diresmikan. Setiap PP tersebut kemudian

dijabarkan kembali oleh beberapa PerMen seperti terlihat pada Gambar 6

UU 23/2007

PP 56/2009Penyelenggaraan

Sistem Perkeretaapian

PerMen PerMen PerMen

KepDirjen KepDirjen KepDirjen

KepDirjen KepDirjen KepDirjen

KepDirjen KepDirjen KepDirjen

Standard Teknis,ProsedurMetodologi

Peraturan & Perundangan2an

Page 17: RINGKASAN EKSEKUTIF - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-091500000000138... · RINGKASAN EKSEKUTIF A.LATAR BELAKANG Dalam melaksanakan studi Studi

RINGKASAN EKSEKUTIF

17Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK) Bidang Perkeretaapian

Gambar 6 Struktur peraturan perundangan perkeretaapian di Indonesia

Mengenai penyelenggaraan perkeretaapian, penyusunan PerMen mengacu

kepada PP No 56 Tahun 2009 dan berdasarkan pasal 114 dan 321, yaitu

mengenai persyaratan teknis prasarana perkeretaapian dan juga persyaratan

teknis pembangunan prasarana perkeretaapian. Baris yang berwarna merah

menyatakan pasal pada PP No 56 Tahun 2009 yang dijadikan acuan dalam

hal persyaratan teknis prasarana perkeretaapian dan baris yang berwarna biru

merupakan pasal acuan dalam hal persyaratan teknis pembangunan prasarana

sedangkan baris yang berwarna oranye merupakan PerMen yang sedang

dalam proses penyusunan.

E. PERKEMBANGAN INFRASTRUKTUR KERETA API

a. Panjang rel

Sarana jalan rel merupakan infrastruktur vital bagi transportasi kereta api (KA),

yang mendukung kelancaran operasional KA. Investasi untuk pembangunan rel

sebenarmya tidak sebesar pembangunan jalan raya, karena pembangunan rel hanya

UU 23/2007

PP 56/2009Penyelenggaraan

Sistem Perkeretaapian

PP 72/2009Lalu-lintas & Angkutan KA

PP xx/20xxPemeriksaan & Penelitian

Penyebab Kecelakaan

PerMenPerMen

PerMenPerMen

PerMenPerMen

PerMenPerMen

PerMen

PerMenPerMen

PerMenPerMen

PerMenPerMen

PerMenPerMen

PerMen

PerMenPerMen

PerMenPerMen

PerMenPerMen

PerMenPerMen

PerMen

Page 18: RINGKASAN EKSEKUTIF - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-091500000000138... · RINGKASAN EKSEKUTIF A.LATAR BELAKANG Dalam melaksanakan studi Studi

RINGKASAN EKSEKUTIF

18Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK) Bidang Perkeretaapian

membutuhkan lahan yang sedikit dan tidak merusak ekosistim lingkungan di

daerah.

Dalam periode 2004-2008 total penjang rel KA di Indonesia mengalami

pertumbuhan rata-rata 1,6% yaitu menjadi 4,813,000 km dibandingkan 4.517.197

km pada 2004. Semakin meningkatkannya panjang rel selama periode waktu 5

tahun ini karena banyaknya peremajaan dan pembangunan rel.

Untuk meningkatkan sarana jalan rel KA, pemerintah giat melakukan rehabilitasi

dan membuka sejumlah rel yang tidak dioperasikan lagi, untuk mendorong

kegiatan perekonomian di daerah tersebut. Selain itu pemerintah juga menata

perlintasan KA yang banyak dipenuhi pemukiman kumuh agar perlintasan rel

menjadi aman.

Bahkan, menurut Dirjen Perkeretaapian Departemen Perhubungan anggaran

program revitalisasi berupa perbaikan dan pergantian bantalan rel kereta api (KA)

dari kayu ke beton pada 2008 mencapai Rp19 triliun. Pada 2009 Departemen

Perhubungan menyediakan anggaran perbaikan sarana jalur kereta api, mulai dari

Tanjung Priok sampai Stasiun Kota, di Jakarta sebesar Rp 20 miliar. Ini merupakan

program penataan perlintasan KA yang dipenuhi permukiman kumuh agar menjadi

aman.

Sepanjang 2009 sejumlah jalur rel yang baru bertambah diantaranya jalur ganda

Patuguran-Purwokerto (Jawa Tengah) sepanjang 34,9 km, serta jalur Petarukan –

Larangan (Jawa Tengah) sepanjang 30,5 km.

b. Perkembangan stasiun

Selain sebagai tempat pemberhentian kereta api, stasiun juga berfungsi bila terjadi

persimpangan antarkereta api sementara jalur lainnya digunakan untuk keperluan

cadangan dan langsir.

Di dalam stasiun dilengkapi dengan peron yaitu tempat naik-turun para penumpang

di stasiun, jadi peron adalah lantai pelataran tempat para penumpang naik-turun dan

jalur rel melintas di stasiun. Sekarang ada dua macam konstruksi lantai peron, yaitu

Page 19: RINGKASAN EKSEKUTIF - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-091500000000138... · RINGKASAN EKSEKUTIF A.LATAR BELAKANG Dalam melaksanakan studi Studi

RINGKASAN EKSEKUTIF

19Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK) Bidang Perkeretaapian

yang dibuat sebelum Perang Dunia II umumnya dengan lantai rendah; sedangkan

bentuk kedua adalah yang dibangun setelah Proklamasi umumnya dengan lantai

modifikasi yang ditinggikan.

Pada saat ini pada stasiun besar umumnya ada dua macam lantai peron, yang asli

berlantai rendah dan yang telah disesuaikan dengan lantai tinggi. Di stasiun Tanah

Abang, seperti halnya kebanykan stasiun kereta di Jepang, para penumpang tidak

dapat menyeberang jalur begitu saja, harus melalui jembatan penyeberangan

(dalam hal stasiun Tanah Abang stasiun berada di atas jalur rel).

Kereta produksi sebelum 1920 umumnya mempunyai tanngga untuk turun ke

bawah. Sedangkan kereta buatan sebelum tahun 1941 mempunyai tangga di dalam.

Karena pada umumnya stasiun didirikan sebelum Perang Dunia II, maka lantai

peron sama dengan lantai stasiun. Akibatnya para penumpang akan sulit turun-naik

dari peron lama yang rendah, sedangkan kereta yang beroperasi kini pada

umumnya dibuat setelah tahun 1965 yang berlantai dengan tangga yang tinggi.

Pada umumnya, stasiun kecil memiliki tiga jalur rel kereta api yang menyatu pada

ujung-ujungnya. Penyatuan jalur-jalur tersebut diatur dengan alat pemindah jalur

yang dikendalikan dari ruang PPKA. Selain sebagai tempat pemberhentian kereta

api, stasiun juga berfungsi bila terjadi persimpangan antarkereta api sementara jalur

lainnya digunakan untuk keperluan cadangan dan langsir.

Menurut data Dirjen Perkeretaapian, dalam periode lima tahun terakhir jumlah

stasiun tidak mengalami perkembangan berarti. Pada 2004 jumlah stasiun tercatat

sebanyak 571 unit, yang tersebar di daerah operasi Jawa 437 unit (76,5%) dan

divisi regional Sumatera 134 unit (23,5%). Sedangkan pada 2008, jumlah stasiun

berkurang 1 unit menjadi 570 unit yang terdiri dari 441 unit (77,4%) di Jawa dan

sisanya 129 unit (26,4%). Di Jawa terdapat penambahan stasiun dari 437 unit

menjadi 441 unit, sebaliknya di Sumatera terjadi penutupan stasiun dari 134 unit

menjadi 129 unit.

Page 20: RINGKASAN EKSEKUTIF - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-091500000000138... · RINGKASAN EKSEKUTIF A.LATAR BELAKANG Dalam melaksanakan studi Studi

RINGKASAN EKSEKUTIF

20Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK) Bidang Perkeretaapian

c. Perkembangan jumlah kereta api

- Pertumbuhan jumlah lokomotif

Dalam periode lima tahun terakhir 2004-2008 pertumbuhan rata-rata jumlah

lokomotif yang dioperasikan sangat minim yaitu - 0,9% per tahun. Pada 2004

jumlah lokomotif masih 354 unit, namun dalam tahun-tahun berikutnya terus

mengalami penurunan sehingga berkurang menjadi hanya 341 unit pada 2008.

Kondisi lokomotif yang dioperasikan saat ini bervariatif, dengan tingkat laik

operasi berkisar dari 30%-95%. Dari sejumlah 341 unit lokomotif yang ada pada

2008, hampir seluruhnya sudah tua yaitu sekitar 82% berumur antara 16 tahun-30

tahun. Sementara sisanya bahkan sudah mencapai umur di atas 30 tahun.

Penurunan jumlah lokomotif disebabkan karena sebagian besar sudah tua. Selain

itu juga kurang ketersediaan suku cadang dari luar negeri karena tidak diproduksi

lagi. Disamping itu PT. KAI sebagai operator kereta api belum mempunyai dana

yang cukup untuk membeli kereta api baru. Menurunnya kondisi sarana seperti

lokomotif dan kereta api merupakan problem berat yang dihadapi oleh PT KAI,

sebab berpengaruh terhadap kualitas pelayanan kepada masyarakat.

Sampai dengan 2008 jumlah lokomotif yang siap dioperasikan sebanyak 341 unit

terdiri dari 303 unit (88,8%) merupakan jenis Lok besar. Pengoperasioan Lok

besar ini terbanyak di Jawa yaitu 172 unit, di Sumatera Selatan 90 unit, di

Sumatera Utara 30 unit dan Sumatera Barat 11 unit.

Jenis Lok sedang berjumlah 19 unit atau sekitar 5,6% dari total lokomotif. Hampir

seluruhnya dioperasikan di wilayah Jawa yaitu 18 unit. Sedangkan sisanya 1 unit

dioperasikan di Sumatera Barat.

F. HASIL PEMETAAN NSPK PERKERETAAPIAN DALAM BENTUK MATRIKS POHON

Dari hasil kajian yang telah dilakukan diketahui hal sebagai berikut:

Page 21: RINGKASAN EKSEKUTIF - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-091500000000138... · RINGKASAN EKSEKUTIF A.LATAR BELAKANG Dalam melaksanakan studi Studi

RINGKASAN EKSEKUTIF

21Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK) Bidang Perkeretaapian

Dari pemetaan yang telah dilakukan (Terdapat pada bagian lampiran laporan ini),

terdapat 2 bagian besar pemetaan yang telah dilakukan, yaitu:

1. Prasarana Kereta Api

2. Sarana Kereta Api

Masing-masing pemetaan tersebut memuat hasil pemetaan tentang:

- Desain/Perencanaan

- Pengujian

- Operasi

- Perawatan

- Pemeriksaan

- Kepengusahaan

Prasarana Kereta Api sendiri memiliki bagian-bagian kelengkapan yang sangat

kompleks, mulai dari stasiun, terowongan, peralatan fasilitas pengoperasian

(Sinyal, Telekomunikasi, dan Listrik) serta berbagai bagian hal lainnya.

Sarana Kereta Api juga memiliki bagian-bagian yang sangat banyak dan kompleks,

seperti Lokomotif, gerbong, kereta dan bagian lainnya.

Dalam memberikan pelayanan yang baik dan menjamin keselamtan para

penumpang, maka pemerintah baik melalui operator, regulator dan badan mentri

perhubungan membuat berbagai NSPK yang berbentuk peraturan-peraturan dan

standar terkait perkeretaapian Indonesia. Secara bertahap NSPK tersebut disusun

dan diresmikan satu persatu.

Dari sejumlah peraturan perkeretaapian yang pernah ada, konsultan mencoba

mengumpulkan dan meringkasnya yang ditampilkan pada lampiran laporan ini.

Serta dari NSPK Perkeretaapian yang ada, maka konsultan mencoba menyusun

pemetaan terhadap NSPK tersebut yang terdapat pada bagian lampiran laporan ini.

Dimana secara garis besar, matriks pohon tersebut dapat digambarkan seperti pada

tabel berikut:

Page 22: RINGKASAN EKSEKUTIF - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-091500000000138... · RINGKASAN EKSEKUTIF A.LATAR BELAKANG Dalam melaksanakan studi Studi

RINGKASAN EKSEKUTIF

22Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK) Bidang Perkeretaapian

Tabel 1 Gambaran Matriks Pohon NSPK Perkeretaapian

KETERANGAN Norma Standar Pedoman Kriteria

SA

RA

NA

LOKOMOTIF

Bagian-Bagian

Lokomotif

Desain/PerencanaanPengujianPengoperasianPerawatanPemeriksaanKepengusahaan

KeretaBagian-Bagian Kereta

Desain/PerencanaanPengujianPengoperasianPerawatanPemeriksaanKepengusahaan

Gerbong

Bagian-Bagian

Gerbong

Desain/PerencanaanPengujianPengoperasianPerawatanPemeriksaanKepengusahaan

Peralatan

Khusus

Bagian-Bagian

Peralatan khusus

Desain/PerencanaanPengujianPengoperasianPerawatanPemeriksaanKepengusahaan

PR

AS

AR

AN

A

Jalur KA

Bagian-Bagian

Jalur KA

Desain/PerencanaanPengujianPengoperasianPerawatanPemeriksaanKepengusahaan

Jalan Rel

Bagian-Bagian

Desain/Perencanaan

Page 23: RINGKASAN EKSEKUTIF - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-091500000000138... · RINGKASAN EKSEKUTIF A.LATAR BELAKANG Dalam melaksanakan studi Studi

RINGKASAN EKSEKUTIF

23Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK) Bidang Perkeretaapian

KETERANGAN Norma Standar Pedoman Kriteria

Jalan Rel PengujianPengoperasianPerawatanPemeriksaanKepengusahaan

Jembatan

Bagian-Bagian

Jembatan

Desain/PerencanaanPengujianPengoperasianPerawatanPemeriksaanKepengusahaan

Terowongan

Bagian-Bagian

Terowongan

Desain/PerencanaanPengujianPengoperasianPerawatanPemeriksaanKepengusahaan

StasiunBagian-Bagian Stasiun

Desain/PerencanaanPengujianPengoperasianPerawatanPemeriksaanKepengusahaan

Fasilitas

Pengoperasian

Bagian-Bagian Fasilitas Pengoper

asian (Sinyal, Telekomunikasi, Listrik)

Desain/Perencanaan

Pengujian

Pengoperasian

Perawatan

Pemeriksaan

Kepengusahaan

Page 24: RINGKASAN EKSEKUTIF - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-091500000000138... · RINGKASAN EKSEKUTIF A.LATAR BELAKANG Dalam melaksanakan studi Studi

RINGKASAN EKSEKUTIF

24Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK) Bidang Perkeretaapian

G. KESIMPULAN DAN SARAN

1.Kesimpulan

Dari hasil Studi dan pemetaan terhadap kondisi NSPK Perkeretaapian yang telah

dilakukan, dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

a. Dari hasil studi dan pengamatan yang telah dilakukan, tidak

berkembangnya perkeretaapian di Indonesia diakibatkan oleh berbagai hal,

seperti tampak kurangnya perhatian pemerintah terhadap perkembangan

transportasi massal, dengan lebih giatnya pemerintah membangun dan

meresmikan jalan-jalan baru dibandingkan jalur-jalur KA. Penggunaan

Bahan bakar bertarif industry untuk operasional KA, dan bahan bakar

bersubsidi untuk kendaraan pribadi, serta berbagai hal lainnya.

b. Dari hasil pemetaan NSPK Perkeretaapian yang telah dibuat, tampak bahwa

masih banyak system NSPK yang belum dilengkapi dan dibuat.

Hasil pemetaan NSPK yang telah dilakukan, yang di lampirkan pada bagian

Lampiran 2 laporan ini, dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 2 Persentase Jumlah NSPK Prasarana yang telah berhasil dipetakan.

Sumber : Hasil Analisis Konsultan

Desain Operasi Perawatan Pemeriksaan Pengujian Total Keseluruhan

Jumlah Komponen NSPK 918 204 1971 1383 2167 6643Jumlah Komponen NSPKyang telah ada 401 128 296 367 760 1952Jumlah Komponen NSPkyang belum ada 517 76 1675 1016 1407 4691Persentase NSPK yang telah ada 43,68 62,75 15,02 26,54 35,07 29,38

keteranganPRASARANA

Page 25: RINGKASAN EKSEKUTIF - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-091500000000138... · RINGKASAN EKSEKUTIF A.LATAR BELAKANG Dalam melaksanakan studi Studi

RINGKASAN EKSEKUTIF

25Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK) Bidang Perkeretaapian

Tabel 3 Persentase Jumlah NSPK Sarana yang telah berhasil dipetakan.

Sumber : Hasil Analisis Konsultan

Dari hasil pemetaan, dapat dilihat bahwa NSPK yang telah dibuat/telah ada,

hanya sekitar 22,2 % untuk sarana dan 29,4 % untuk prasarana, suatu angka

yang masih sangat kecil, bila dibandingkan dengan NSPK yang diperlukan.

c. Dengan memperkecil jumlah NSPK yang diperlukan, yaitu hanya

mengambil kebutuhan NSPK hanya sampai tingkat “ranting” bukan “daun”

maka dapat dihitung jumlah kebutuhan NSPK yang diperlukan sebagai

berikut:

Tabel 4 Penggambaran Jumlah NSPK Prasarana yang telah Dipetakan

dalam Matriks Pohon

Sumber : Hasil Analisis Konsultan

Desain Operasi Perawatan Pemeriksaan Pengujian Total Keseluruhan

Jumlah Komponen NSPK 693 3000 3002 3002 3002 12699Jumlah Komponen NSPKyang telah ada 340 300 299 302 1577 2818Jumlah Komponen NSPkyang belum ada 353 2700 2703 2700 1425 9881Persentase NSPK yang telah ada 49,06 10,00 9,96 10,06 52,53 22,19

keteranganSARANA

Desain Operasi Perawatan Pemeriksaan Pengujian Total Keseluruhan

Daun 918 204 1.971 1.383 2.167 6.643 Sub-Ranting II 183 183 183 183 183 915 Sub-Ranting I 108 108 108 108 108 540 Ranting 26 26 26 26 26 130 Ranting Utama 6 6 6 6 6 30 Batang Utama 1 1 1 1 1 5

keteranganPRASARANA

Page 26: RINGKASAN EKSEKUTIF - elibrary.dephub.go.idelibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-091500000000138... · RINGKASAN EKSEKUTIF A.LATAR BELAKANG Dalam melaksanakan studi Studi

RINGKASAN EKSEKUTIF

26Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK) Bidang Perkeretaapian

Tabel 5 Penggambaran Jumlah NSPK Prasarana yang telah Dipetakan

dalam Matriks Pohon

Sumber : Hasil Analisis Konsultan

Dari tabel diatas, dapat terlihat susunan kebutuhan NSPK dengan “bentuk

pohon”.

2. SARAN

a. Pemerintah sebaiknya membuat lebih banyak kebijakan-kebijakan yang

lebih memihak dan memperhatikan angkutan massal.

b. Akan jauh lebih baik bila pemerintah (baik regulator maupun operator KA)

melengkapi NSPK Perkeretaapian yang masih kurang, agar terdapat batasan

yang jelas dalam pengelolaan Kereta Api di Indonesia, sehingga

pelanggaran dapat diminimalkan seminimal mungkin dan keselamatan

Perkeretaapian Indonesia dapat ditingkatkan.

Desain Operasi Perawatan Pemeriksaan Pengujian Total Keseluruhan

Daun 693 3.000 3.002 3.002 3.002 12.699 Sub-Ranting II 300 300 300 300 300 1.500 Sub-Ranting I 51 51 51 51 51 255 Ranting 24 24 24 24 24 120 Ranting Utama 4 4 4 4 4 20 Batang Utama 1 1 1 1 1 5

keteranganSARANA