ringkasan eksekutif - bandung

75
i RINGKASAN EKSEKUTIF Pelaporan Kinerja Pemerintah melalui penyusunan Laporan Kinerja Intansi Pemerintah ( LKIP ) Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung disusun dengan tujuan memberikan informasi kinerja kepada Walikota Bandung dan berbagai pihak yang berkepentingan atas kinerja yang telah dicapai dan sebagai bagian dari upaya perbaikan bagi Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung untuk meningkatkan kinerja. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ( LKIP ) Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung Tahun 2015 disusun melalui pengukuran data kinerja sesuai dengan indikator kinerja yang ditetapkan, capaian kinerja diukur dengan membandingkan hasil pengukuran kinerja dengan target kinerja yang diperjanjikan dalam dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2015. Analisis dan bukti-bukti pendukung pencapaian kinerja menjadi bagian dalam penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ( LKIP ) ini digunakan untuk membuktikan sejauhmana sasaran pembangunan yang ditunjukkan dengan keberhasilan pencapaian indikator kinerja utama ( IKU ) Kepala Dinas Yang telah dicanangkan pada tahun 2015. Berikut adalah rincian dari 11 Indikator Kinerja Utama (IKU) yang telah dicapai :

Upload: others

Post on 05-Nov-2021

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

i

RINGKASAN EKSEKUTIF

Pelaporan Kinerja Pemerintah melalui penyusunan Laporan Kinerja Intansi

Pemerintah ( LKIP ) Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota

Bandung disusun dengan tujuan memberikan informasi kinerja kepada Walikota

Bandung dan berbagai pihak yang berkepentingan atas kinerja yang telah dicapai dan

sebagai bagian dari upaya perbaikan bagi Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian

Perdagangan Kota Bandung untuk meningkatkan kinerja.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ( LKIP ) Dinas Koperasi UKM dan

Perindustrian Perdagangan Kota Bandung Tahun 2015 disusun melalui pengukuran

data kinerja sesuai dengan indikator kinerja yang ditetapkan, capaian kinerja diukur

dengan membandingkan hasil pengukuran kinerja dengan target kinerja yang

diperjanjikan dalam dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2015.

Analisis dan bukti-bukti pendukung pencapaian kinerja menjadi bagian dalam

penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ( LKIP ) ini digunakan untuk

membuktikan sejauhmana sasaran pembangunan yang ditunjukkan dengan

keberhasilan pencapaian indikator kinerja utama ( IKU ) Kepala Dinas Yang telah

dicanangkan pada tahun 2015. Berikut adalah rincian dari 11 Indikator Kinerja Utama

(IKU) yang telah dicapai :

Page 2: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

ii

Evaluasi atas data-data pendukung dan permasalahan atas setiap sasaran

menunjukan beberapa tantangan dan perbaikan yang perlu menjadi perhatian bagi

Dinas Koperasi UKM dan perindustrian perdagangan Kota Bandung kedepan, masih

terdapat beberapa persoalan-persoalan di masyarakat yang belum sepenuhnya bisa

dijawab dengan baik, sehubungan dengan hal tersebut pentingnya koordinasi dan

sinergi antara berbagai unsur Instansi terkait ataupun mitra-mitra kerja Dinas

Koperasi, UKM dan Perindustrian perdagangan Kota Bandung.

Sebagai langkah nyata dari perbaikan berkelanjutan tersebut, pada tahun 2016

Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung akan

mempersiapkan SDM dan insfrastrukur untuk mendorong pelayanan publik prima yang

dicanangkan oleh Walikota Bandung untuk mendukung Zero Complain Governance

dengan memperhatikan kondisi perkembangan Koperasi UKM dan Perindustrian

Perdagangan di Kota Bandung.

Page 3: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayah-

Nya kami dapat menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ( LKIP ) Dinas Koperasi

UKM dan Perindag Kota Bandung Tahun 2015. Laporan ini menyajikan kinerja Dinas

Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung yang mencakup

Akuntabilitas kinerja yang telah dicapai berdasarkan Tujuan dan Sasaran strategis

Tahun 2013-2018.

Laporan kinerja Instansi Pemerintah ( LKIP ) Dinas Koperasi UKM dan

Perindustrian Perdagangan Kota Bandung disusun berdasarkan pada PP Nomor 29

Tahun 2014 tentang SAKIP. Penyusunan LKIP 2015 merupakan komitmen terhadap

aspek transparansi dan Akuntabilitas serta pertanggungjawaban atas kinerja Dinas

Koperasi, UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung yang bertujuan

memberikan informasi kinerja yang terukur, sekaligus sebagai upaya perbaikan

berkesinabungan bagi Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota

Bandung untuk senantiasa meningkatkan kinerjanya.

Cakupan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah terdiri atas pendahuluan,

perencanaan dan perjanjian kinerja, serta Akuntabilitas kinerja. Laporan Kinerja

Instansi Pemerintah ( LKIP ) Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan

Tahun 2015 dapat menjadi masukan dan saran evaluasi agar kinerja kedepan menjadi

lebih produktif, efktif dan efisien, baik dari aspek perencanaan, pengorganisasian,

manajemen keuangan maupun koordinasi pelaksanannya.

Bandung, 29 Januari 2016 KEPALA DINAS KOPERASI UKM DAN

PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOTA BANDUNG

ERIC MOHAMAD ATTHAURIQ, SH. Pembina Utama Muda

NIP. 19711102 199603 1 003

Page 4: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

iv

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN EKSEKUTIF ......................................................................................................

KATA PENGANTAR ................................................................................................................

DAFTAR ISI ...............................................................................................................................

DAFTAR TABEL ......................................................................................................................

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................................

i

iii

iv

v

vi

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................

1.1 Gambaran Umum SKPD ............................................................................................

1.2 Tugas dan Fungsi SKPD ............................................................................................

1.3 Isu Strategis yang dihadapi SKPD ........................................................................

1.4 Dasar Hukum ................................................................................................................

1.5 Teknik Pengumpulan Data serta Teknik Monitoring dan Evaluasi .....

1.6 Sistematika ......................................................................................................................

1

1

3

5

6

7

11

BAB II PERENCANAAN KINERJA ..................................................................................

2.1 Perencanaan Strategis Tahun 2015 ....................................................................

2.2 Tujuan dan Sasaran ....................................................................................................

2.3 Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2015 ...................................................

2.4 Target Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2015 ...................................................

2.5 Rencana Anggaran Tahun 2015 ............................................................................

12

12

13

14

16

20

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2015 .....................................................

3.1 Capaian IKU SKPD Tahun 2015 ............................................................................

3.2 Capaian Kinerja Tahun 2015 ..................................................................................

3.3 Akuntabilitas Keuangan ..........................................................................................

3.4 Analisis Efisiensi ...........................................................................................................

3.5 Prestasi dan Penghargaan .......................................................................................

22

23

25

62

62

65

BAB IV PENUTUP … ............................................................................................................ 68

Page 5: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

v

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Teknik Pengumpulan Data dan Monitoring Evaluasi ...................................... Tabel 2.1 Matriks Hubungan antara Misi dengan Tujuan .................................................. Tabel 2.2 Target IKU Tahun 2015 Dinas KUKM dan Perindag Kota Bandung ......... Tabel 2.3 Perjanjian Kinerja Tahun 2015 Dinas KUKM dan Perindag Kota

Bandung ................................................................................................................................ Tabel 2.4 Rencana Anggaran Tahun 2015 Dinas KUKM dan Perindag Kota

Bandung ................................................................................................................................ Tabel 3.1 Skala Nilai Peringkat Kinerja ...................................................................................... Tabel 3.2 Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2015 .................................................. Tabel 3.3 Evaluasi Capaian Indikator Kinerja Tahun 2015 Dinas KUKM dan

Perindag Kota Bandung ................................................................................................. Tabel 3.4 Analisis Pencapaian Sasaran Meningkatnya Kuantitas dan Kualitas

Koperasi yang Berdaya Saing ..................................................................................... Tabel 3.5 Perbandingan Realisasi Koperasi Aktif di Kota Bandung dengan

Kabupaten Bandung, Kota Cimahi dan Kabupaten Garut ............................. Tabel 3.6 Perbandingan Realisasi Koperasi Sehat di Kota Bandung dengan

Kabupaten Bandung, Kota Cimahi dan Kabupaten Garut ............................. Tabel 3.7 Analisis Pencapaian Sasaran Meningkatnya Kualitas Kelembagaan,

Daya Saing dan Kemandirian Koperasi dan UMKM ......................................... Tabel 3.8 Analisis Pencapaian Sasaran Meningkatnya Pelaku Usaha Koperasi,

UKM, Industri dan Perdagangan ............................................................................... Tabel 3.9 Analisis Pencapaian Sasaran Meningkatnya Mutu Produk Industri ........ Tabel 3.10 Analisis Pencapaian Sasaran Berkembangnya Industri Kreatif ................. Tabel 3.11 Analisis Pencapaian Sasaran Meningkatnya SDM Industri .......................... Tabel 3.12 Analisis Pencapaian Sasaran Berkembangnya Nilai Ekspor ........................ Tabel 3.13 Analisis Pencapaian Sasaran Terwujudnya Tertib Usaha Perdagangan

dan Stabilitas Harga Barang Kebutuhan Pokok ................................................ Tabel 3.14 Analisis Pencapaian Sasaran Peningkatan Usaha Sektor Perdagangan . Tabel 3.15 Analisis Pencapaian Sasaran Meningkatnya Kualitas Laporan

Keuangan dan AKIP yang Optimal ............................................................................ Tabel 3.16 Evaluasi AKIP Dinas KUKM dan Perindag Kota Bandung ............................. Tabel 3.17 Pagu dan Realisasi Anggaran Dinas KUKM dan Perindag Kota

Bandung Tahun 2015 ..................................................................................................... Tabel 3.18 Efektifitas Anggaran terhadap Capaian Sasaran Dinas KUKM dan

Perindag Kota Bandung Tahun 2015 ......................................................................

8 14 15

17

20 23 23

26

29

32

33

35

45 49 51 52 53

56 58

60 61

63

64

Page 6: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Bagan Struktur Organisasi Dinas KUKM dan Perindag Kota Bandung Gambar 1.2 Planning Process ........................................................................................................... Gambar 2.1 Visi dan Misi Dinas KUKM dan Perindag Kota Bandung ............................ Gambar 2.2 Tujuan Dinas KUKM dan Perindag Kota Bandung ........................................ Gambar 3.1 Persentase Tingkat Capaian IKU Dinas KUKM dan Perindag Kota

Bandung Tahun 2015 ................................................................................................. Gambar 3.2 Jumlah Koperasi di Kota Bandung Tahun 2015 Berdasarkan Jenis ..... Gambar 3.3 Perkembangan Jumlah Koperasi dan Jumlah Koperasi Aktif di Kota

Bandung Tahun 2013-2015 ..................................................................................... Gambar 3.4 Pelatihan Akuntansi Koperasi bagi Pengelola Koperasi ............................ Gambar 3.5 Bimtek Penataan Toko Koperasi ........................................................................... Gambar 3.6 Perbandingan Persentase Target dan Realisasi SDM Koperasi yang

Berkualitas Tahun 2014 dan 2015 ....................................................................... Gambar 3.7 Perbandingan Persentase Target dan Realisasi SDM UMKM yang

Berkualitas Tahun 2014 dan 2015 ....................................................................... Gambar 3.8 Pelatihan Penggunaan Sosial Media Berbasis IT bagi UMKM .................. Gambar 3.9 Perbandingan Jumlah Lapangan Kerja Baru Per Triwulan pada

Tahun 2015 (orang) .................................................................................................... Gambar 3.10 Sosialisasi dan Fasilitasi HKI ................................................................................... Gambar 3.11 Perbandingan Target dan Realisasi Jumlah IKM di Kota Bandung

yang memiliki Sertifikat Produk Halal/HKI Tahun 2014 dan 2015 ..... Gambar 3.12 Perbandingan Jumlah IKM di Kota Bandung yang memiliki Sertifikat

Produk Halal/HKI dengan Kabupaten Bandung dan Kota Cimahi Tahun 2015 ......................................................................................................................

Gambar 3.13 Perbandingan Target dan Realisasi Jumlah Industri Kreatif Tahun 2014 dan 2015 ...............................................................................................................

Gambar 3.14 Bimtek Halal .................................................................................................................... Gambar 3.15 Perkembangan Persentase SDM Industri yang Berkualitas Per

Triwulan pada Tahun 2015 ..................................................................................... Gambar 3.16 Perkembangan Nilai Ekspor Kota Bandung Tahun 2013-2015 (juta

US$) ..................................................................................................................................... Gambar 3.17 Perbandingan Nilai Ekspor Kota Bandung dengan Kabupaten

Bandung Tahun 2015 (juta US$) ........................................................................... Gambar 3.18 Pembukaan Little Bandung Mobile ...................................................................... Gambar 3.19 Operasi Pasar Murah Barang Kebutuhan Pokok ........................................... Gambar 3.20 Persentase Tingkat Lonjakan Harga Kepokmas Pertriwulan pada

Tahun 2015 ...................................................................................................................... Gambar 3.21 Bimtek Kewirausahaan bagi Pedagang Non Formal ....................................

4 7

13 13

24 30

31 36 36

37

40 40

46 49

50

50

51 52

52

54

54 54

48 50

Page 7: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

1

1.1 Gambaran Umum SKPD

Terselenggaranya Kepemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa (Good

Governance and Clean Government) merupakan prasyarat bagi setiap Pemerintahan

untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan serta cita-cita

berbangsa dan bernegara, sehingga diperlukan pengembangan dan penerapan sistem

pertanggung jawaban yang tepat, jelas agar penyelenggaraan Pemerintahan dan

pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna, berhasilguna, bersih dan

bertanggungjawab, serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Sejalan dengan itu,

dalam rangka penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan

nepotisme, maka telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 Tentang

SAKIP (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah).

Selain itu dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah menyatakan bahwa azas-azas umum penyelenggaraan negara meliputi azas

kepastian hukum, azas tertib penyelenggaraan negara, azas kepentingan umum, asas

keterbukaan, azas proporsionalitas, azas profesionalitas dan azas akuntabilitas.

Menurut penjelasan undang-undang tersebut, azas akuntabilitas adalah azas yang

menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggaraan

negara harus dapat dipertanggungjawabkan.

Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Koperasi UKM

dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung dimaksudkan untuk

mengkomunikasikan capaian kinerja dalam satu tahun anggaran yang dikaitkan dengan

proses pencapaian indikator sasaran yang telah ditetapkan.

PENDAHULUAN

Page 8: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

2

Tujuan penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Koperasi

UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung adalah sebagai sarana dalam

menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada seluruh stakeholders atas

pelaksanaan tugas, fungsi dan kewenangan pengelolaan sumber daya yang telah

dipercayakan kepada Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan. Selain

sebagai bahan evaluasi akuntabilitas kinerja, LKIP diharapkan dapat bermanfaat dalam

rangka :

1. Mendorong Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Perdagangan untuk dapat

melaksanakan tugas dan fungsi pembangunan secara baik dan benar, yang

didasarkan kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku, kebijakan yang

transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat ;

2. Menjadikan Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Perdagangan yang akuntabel,

sehingga dapat berperan secara efisien, efektif dan responsif terhadap aspirasi

masyarakat dan lingkungan yang tentram, tertib, dan kondusif ;

3. Menjadikan masukan dan umpan balik dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam

rangka meningkatkan kinerja Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Perdagangan

Kota Bandung guna membantu pelayanan kepada masyarakat lebih baik ;

4. Terpeliharanya kepercayaan masyarakat terhadap penyelenggara Pembangunan

pada Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota bandung.

Page 9: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

3

1.2 Tugas dan Fungsi SKPD

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2007 tentang

(SOTK SKPD) yang telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 05

Tahun 2013 tentang Pembentukan Susunan Organisasi Dinas Daerah di lingkungan

Kota Bandung, Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung

mempunyai tugas dan kewajiban membantu Walikota dalam urusan Koperasi, UKM,

Perindustrian dan Perdagangan. Dalam menyelenggarakan tugas dan kewajiban

tersebut Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung

mempunyai fungsi :

a. Perumusan kebijakan teknis dibidang industri kecil dan dagang kecil non formal,

industri formal, perdagangan dan kelembagaan dan pendaftaran, pengembangan

usaha koperasi aneka usaha dan simpan pinjam serta usaha kecil dan menengah;

b. Penyelenggaraan urusan pemerintah dan pelayanan umum dibidang industri kecil

dan dagang kecil non formal, industri formal, perdagangan dan kelembagaan dan

pendaftaran, pengembangan usaha koperasi aneka usaha dan simpan pinjam serta

usaha kecil dan menengah;

c. Pembinaan dan pelaksanaan dibidang industri kecil dan dagang kecil non formal,

industri formal, perdagangan dan kelembagaan dan pendaftaran, pengembangan

usaha koperasi aneka usaha dan simpan pinjam serta usaha kecil dan menengah;

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya;

dan

e. Pembinaan, monitoring, evaluasi dan laporan penyelenggaraan kegiatan Dinas.

Berikut adalah struktur organisasi Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian

Perdagangan Kota Bandung.

Page 10: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

Gambar 1.1 : Bagan Struktur Organisasi Dinas KUKM dan Perindag Kota Bandung

Page 11: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

5

1.3 Isu Setrategis Yang Dihadapi SKPD

Isu strategis adalah permasalahan utama yang disepakati untuk dijadikan

prioritas penanganan selama kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang, isu strategis

diidentifikasi dari berbagai sumber antara lain diangkat dari situasi dan kondisi

ekonomi saat ini serta kemungkinan kondisi dimasa datang.

Setelah melakukan kajian terhadap kondisi permasalahan dari berbagai aspek

pembangunan Koperasi, UKM, Prindustrian dan Perdagangan Kota Bandung dapat

dirumuskan beberapa kebijakan serta isu trategis Dinas Koperasi, UKM dan

Perindustrian Perdagangan Kota Bandung. Penentuan isu strategis menjadi bagian

penting bagi penyusunan RENSTRA Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian

Perdagangan Kota Bandung Tahun 2013-2018. Maka dapat diidentifikasi Isu Strategis

Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung sebagai berikut :

1. Masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pemahaman koperasi

2. Masih rendahnya daya saing produk KUKM dan Perindag

3. Masih rendahnya SDM KUKM Industri, dan Perdagangan

4. Kurang optimalnya pengembangan Industri Kreatif Kota Bandung

5. Rendahnya kualitas produk ekspor dan kurangnya informasi mengenai prosedur ekspor

6. Masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap perlindungan konsumen dan terjadinya gejolak harga serta masih beredarnya barang-barang tiruan dan ilegal di Kota Bandung

7. Belum optimalnya kualitas laporan keuangan dan AKIP

Page 12: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

6

1.4 Dasar Hukum

Penyusunan LKIP Tahun 2015 tidak terlepas dari Rencana Kerja (Renja) Dinas

Koperasi UKM dan Prindustrian Perdagangan Kota Bandung yang telah disusun

sebelumnya, mengingat LKIP merupakan pertanggungjawaban atas pelaksanaan kinerja

yang tersusun dalam RENJA yang telah dilaksanakan selama satu tahun penuh.

Renja SKPD merupakan dokumen perencanaan SKPD untuk periode 1 (satu)

tahun. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

Daerah telah mewajibkan setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk menyusun

Rencana Kerja (Renja) SKPD sebagai pedoman kerja selama periode 1 (satu) tahun dan

berfungsi untuk menterjemahkan perencanaan strategis lima tahunan yang dituangkan

dalam Renstra SKPD kedalam perencanaan tahunan yang sifatnya lebih operasional.

Berikut adalah landasan hukum dalam penyusunan LKIP Tahun 2015 :

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang

Bersih, Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah;

3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang

Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan

Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota;

5. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah;

6. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan

Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

7. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2011 tentang Perubahan

Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 9 Tahun 2009 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung Tahun 2009-

2013.

Page 13: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

7

1.5 Teknik Pengumpulan Data Serta Teknik Monitoring dan Evaluasi

Gambar 1.2 Planning Process

Dalam mewujudkan visi dan misi serta mencapai tujuan SKPD, maka setiap SKPD

harus menetapkan sasaran kinerja yang merupakan acuan atau pedoman yang

digunakan untuk mencapai tujuan. Sedangkan indikator kinerja merupakan suatu

parameter yang digunakan untuk mengukur tingkat ketercapaian suatu sasaran yang

ingin dicapai oleh SKPD. Dalam pengukuran nilai indikator kinerja maka diperlukan

data-data yang dapat merepresentasikan nilai dari capaian kinerja yang telah

dilaksanakan. Nilai capaian kinerja dari setiap indikator yang diperoleh dari

pengukuran yang dilakukan pada setiap triwulan kemudaian dimonitor dan dievaluasi

untuk menyempurnakan dan memastikan kevalidan perolehan nilai capaian yang akan

dilaporkan. Pada tabel 1.1 berikut dapat dilihat rincian teknik pengumpulan data serta

teknik monitoring dan evaluasi yang dilakukan pada setiap indikator sasaran.

Page 14: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

8

Tabel 1.1

Teknik Pengumpulan Data dan Teknik Monitoring dan Evaluasi LIKIP Tahun 2015

No. Indikator Kinerja Jenis Data Formulasi/Rumus Perhitungan Teknik Pengumpulan Data Teknik Monitoring dan

Evaluasi

Pengukuran Indikator Kinerja Sasaran Strategis Ke - 1 : Meningkatnya kuantitas dan kualitas koperasi yang berdaya saing

1. Persentase Koperasi Aktif Kuantitatif

Data eksisting dan perhitungan penambahan jumlah koperasi

Recheck data dan perhitungan serta monitoring perkembangan koperasi aktif

2. Persentase Koperasi Sehat Kuantitatif

Data eksisting dan perhitungan penambahan jumlah koperasi sehat

Recheck data dan perhitungan serta monitoring perkembangan koperasi sehat

Pengukuran Indikator Kinerja Sasaran Strategis Ke - 2 : Meningkatnya SDM koperasi dan UKM

3. Persentase SDM Koperasi yang berkualitas Kualitatif

( )

Data eksisting dan perhitungan penambahan jumlah SDM koperasi setelah pembinaan, diklat dan bimtek

Recheck data dan perhitungan, monitoring kemampuan SDM di lapangan, serta evaluasi kompetensi SDM koperasi

4. Persentase SDM UMKM yang berkualitas Kualitatif

( )

Data eksisting dan perhitungan penambahan jumlah SDM UMKM setelah diklat dan bimtek

Recheck data dan perhitungan, monitoring kemampuan SDM di lapangan, serta evaluasi kompetensi SDM UMKM

5. Jumlah Wirausaha Baru UMKM Kuantitatif Jumlah wirausaha baru Data eksisting dan perhitungan penambahan jumlah WUB setelah diklat dan bimtek

Recheck data dan perhitungan

Pengukuran Indikator Kinerja Sasaran Strategis Ke - 3 : Meningkatnya pelaku usaha koperasi, UKM, industri dan perdagangan

6. Jumlah lapangan pekerjaan baru Kuantitatif Jumlah lapangan pekerjaan Data eksisting dan perhitungan penambahan jumlah SDM setelah diklat dan bimtek

Recheck data dan perhitungan, kunjungan ke lapangan, pemantauan melalui telfon.

Page 15: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

9

No. Indikator Kinerja Jenis Data Formulasi/Rumus Perhitungan Teknik Pengumpulan Data Teknik Monitoring dan

Evaluasi

Pengukuran Indikator Kinerja Sasaran Strategis Ke - 4 : Meningkatnya mutu produk industry

7. Jumlah IKM yang memiliki sertifikat produk (Halal/HKI)

Kuantitatif Jumlah IKM yang memiliki sertifikat Halal/HKI Data eksisting dan perhitungan penambahan jumlah IKM yang mendaftar sertifikat Halal dan HKI

Recheck data dan perhitungan

Pengukuran Indikator Kinerja Sasaran Strategis Ke - 5 : Berkembangnya industri kreatif

8. Jumlah pelaku industri kreatif Kuantitatif Jumlah pelaku industri kreatif Data eksisting dan perhitungan penambahan jumlah Industri kreatif yang mengikuti sosialiasasi, workshop, dan bimtek

Recheck data dan perhitungan

Pengukuran Indikator Kinerja Sasaran Strategis Ke - 6 : Meningkatnya SDM Industri

9. Persentase Industri Kecil yang memiliki SDM berkualitas

Kualitatif ( )

Data eksisting dan perhitungan penambahan jumlah SDM Industri Kecil setelah diklat dan bimtek

Recheck data dan perhitungan, monitoring kemampuan SDM di lapangan

Pengukuran Indikator Kinerja Sasaran Strategis Ke - 7 : Berkembangnya Nilai Ekspor

10. Nilai ekspor Kota Bandung Kuantitatif Jumlah Penerbitan SKA Kota Bandung Jumlah SKA yang diterbitkan Recheck data dan perhitungan

Pengukuran Indikator Kinerja Sasaran Strategis Ke - 8 : Terwujudnya tertib usaha perdagangan dan stabilitas harga barang kebutuhan pokok

11. Persentase penyelesaian pengaduan konsumen Kuantitatif

Jumlah pengaduan yang diselesaikan

Recheck data dan perhitungan

12. Tingkat lonjakan harga kepokmas Kualitatif

( ) ( )

( )

Perhitungan fluktuasi harga dari beberapa kepokmas

Recheck data dan perhitungan, monitoring harga kepokmas di lapangan, pertimbangan pengadaan operasi pasar

Pengukuran Indikator Kinerja Sasaran Strategis Ke - 9 : Peningkatan usaha sektor perdagangan

13. Jumlah unit usaha sektor perdagangan formal yang meningkat statusnya : -Pedagang Mikro-

Kuantitatif Jumlah peningkatan penerbitan usaha perdagangan di Kota Bandung

Data eksisting dan jumlah peningkatan penerbitan izin

Recheck data dan perhitungan

Page 16: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

10

No. Indikator Kinerja Jenis Data Formulasi/Rumus Perhitungan Teknik Pengumpulan Data Teknik Monitoring dan

Evaluasi

Pedagang Kecil -Pedagang Kecil-Pedagang Menengah -Pedagang Menengah-Pedagang Besar

usaha perdagangan

14. Jumlah pelaku usaha sektor perdagangan non formal yang menjadi Pedagang Formal

Kuantitatif Jumlah legalitas usaha formal Data eksisting dan jumlah peningkatan legalitas usaha formal

Recheck data dan perhitungan

Pengukuran Indikator Kinerja Sasaran Strategis Ke - 10 : Meningkatnya Kualitas laporan keuangan dan AKIP yang optimal

15. Persentase Temuan Pengelolaan Anggaran BPK RI/Inspektorat yang ditindaklajuti

Kuantitatif Persentase Temuan Pengelolaan Anggaran BPK/Inspektorat yang ditindaklajuti

Perhitungan jumlah temuan Recheck data dan perhitungan

16. Nilai Evaluasi AKIP Kualitatif Nilai Evaluasi AKIP Nilai hasil evaluasi AKIP Recheck data dan evaluasi setiap triwulan

17. Indeks Kepuasan Masyarakat Kualitatif Survei Indeks Kepuasan Masyarakat Survei kepuasan masyarakat atas pelayanan yang diberikan

Recheck data dan evaluasi

Page 17: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

11

1.6 Sistematika

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum SKPD

1.2 Tugas dan Fungsi SKPD

1.3 Isu Strategis Yang Dihadapi SKPD

1.4 Dasar Hukum

1.5 Teknik Pengumpulan Data dan Teknik Monitoring dan Evaluasi

1.6 Sistematika

BAB II PERENCANAAN KINERJA

2.1 Rencana Setrategis

2.2 Tujuan dan Sasaran

2.3 Indikator Kerja Utama

2.4 Perjanjian Kinerja 2015

2.5 Rencana Anggaran

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

3.1. Pengukuran Capaian IKU

3.2. Pengukuran, Evaluasi, Dan Analisis Capaian Kinerja

3.3 Akuntabilitas Keuangan

3.4 Prestasi atau Penghargaan

BAB IV PENUTUP

Page 18: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

12

2.1 Perencanaan Strategis Tahun 2015

Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015, mengacu pada

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik

Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

Kinerja, dan Tatacara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan,

dan akuntabil serta berorientasi pada hasil, melalui Perjanjian Kinerja terwujudlah

komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah

atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi, dan wewenang serta sumber

daya yang tersedia, kinerja yang disepakati tidak dibatasi pada kinerja yang dihasilkan

atas kegiatan tahun bersangkutan, tetapi (outcome) yang seharusnya terwujud akibat

kegiatan tahun-tahun sebelumnya.

Sebagaimana dijelaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD), bahwa Pemerintah Kota Bandung sudah menetapkan Misi pembangunan

yaitu; “Terwujudnya Kota Bandung yang unggul, nyaman, dan sejahtera”. Sedangkan

Visi tersebut dituangkan kedalam 4 (empat) Misi, dimana Dinas KUKM dan Perindag

Kota Bandung mengacu pada Misi ke 4 yaitu “Membangun perekonomian yang kokoh,

maju dan berkeadilan”, yang dimaksudkan pada Misi ke 4 (empat) adalah untuk

meningkatkan kesempatan kerja dan perlindungan tenaga kerja, meningkatkan iklim

usaha yang kondusif, mengembangkan koperasi dan UKM, mewujudkan pariwisata yang

berdaya saing dan berkelanjutan, meningkatkan ketahanan pangan, mengembangkan

sistem pembiayaan kota terpadu.

PERENCANAAN KINERJA

Page 19: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

13

Sebagai salah satu perangkat daerah yang memiliki tugas dan fungsi untuk

merealisasikan Visi dan Misi pembangunan dimaksud, serta sebagai pedoman dalam

melaksanakan berbagai program dan kegiatan yang akan dilaksanakan, maka Dinas

KUKM dan Perindag telah menetapkan Visi dan Misi sebagai berikut.

Gambar 2.1 Visi dan Misi Dinas KUKM dan Perindag Kota Bandung

2.2 Tujuan dan Sasaran

Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1

(satu) sampai 5 (lima) tahunan. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan

visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisa strategis. Sebagaimana visi dan

misi yang telah ditetapkan, untuk keberhasilan tersebut perlu ditetapkan tujuan Dinas

Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung sebagai berikut :

Gambar 2.2 Tujuan Dinas KUKM dan Perindag Kota Bandung

MISI 1. Meningkatkan kualitas kelembagaan, daya

saing dan kemandirian Koperasi dan UMKM. 2. Menguatkan daya saing industri. 3. Meningkatkan pembinaan usaha perdagangan

dalam dan luar negeri serta pengamanan pedagangan.

4. Mewujudkan pertanggungjawaban keuangan yang wajar, akurat dan pelaksanaan kinerja yang optimal.

VISI

“Terwujudnya Koperasi, UKM, Perindustrian dan

Perdagangan yang berdaya saing guna mewujudkan pembangunan ekonomi

yang kokoh, dan

berkeadilan”

Page 20: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

14

Pada tabel 2.1 berikut dapat dilihat matriks hubungan antara misi dengan

tujuan. Dimana dalam setiap tujuan memiliki indikator sebagai alat ukur atas

perubahan-perubahan yang terjadi dalam pelaksanaan misi.

Tabel 2.1

Matriks Hubungan Antara Misi dengan Tujuan

MISI TUJUAN INDIKATOR TUJUAN

Meningkatkan kualitas

kelembagaan, daya saing

dan kemandirian

Koperasi dan UMKM.

I Terwujudnya Koperasi

dan UMKM yang

Berkualitas, Mandiri,

dan Berdaya Saing

1. Persentase Koperasi Aktif

2. Persentase Koperasi Sehat

Menguatnya daya saing

industri.

II Terwujudnya Industri

yang Berdaya Saing

3. Jumlah IKM yang Memiliki

Sertifikat Produk (Halal/ HKI)

4. Persentase Industri Kecil yang

Memiliki SDM Berkualitas

Meningkatkan

pembinaan usaha

perdagangan dalam dan

luar negeri serta

pengamanan

perdagangan.

III Terwujudnya

Perdagangan dalam

dan Luar Negeri yang

Berdaya Saing dan

Kondusif

5. Nilai Ekspor Kota Bandung

Mewujudkan

pertanggungjawaban

keuangan yang wajar,

akurat, dan pelaksanaan

kinerja yang optimal.

IV Terwujudnya Laporan

Keuangan dan AKIP

yang Optimal

6. Indeks Kepuasan Masyarakat

Sumber : Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung

2.3 Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2015

Salah satu upaya untuk memperkuat akuntabilitas dalam penerapan tata

pemerintahan yang baik di Indonesia adalah diterbitkannya Peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/ M.PAN/5/2007 tentang Pedoman

Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah.

Indikator Kinerja Utama merupakan ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran

strategis instansi pemerintah.

Dalam upaya untuk meningkatkan akuntabilitas, dilakukan reviu terhadap

Indikator Kinerja Utama, dengan memperhatikan capaian kinerja, permasalahan dan

isu-isu strategis yang sangat mempengaruhi keberhasilan suatu organisasi. Adapun

Page 21: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

15

Indikator Kinerja Utama Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota

Bandung tahun 2015 yang telah ditetapkan melalui Surat Keputusan Kepala Dinas

Koperasi UKM dan Perindustrian Kota Bandung Nomor: 518/ KEP. 191.2 – DISKOP UKM

& PERINDAG/2015 tanggal 3 Maret 2015 adalah sebagai berikut :

Tabel 2.2

Target IKU Tahun 2015 Dinas KUKM dan Perindag Kota Bandung

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET

Misi 1

Sasaran (1)

Meningkatnya kuantitas dan kualitas

1. Persentase Koperasi Aktif 83.34%

koperasi yang berdaya saing 2. Persentase Koperasi Sehat 24.74%

Sasaran (2)

Meningktnya SDM koperasi dan UKM

3. Persentase SDM Koperasi yang berkualitas

30.93%

4. Persentase SDM UMKM yang berkualitas

29.97%

5. Jumlah Wirausaha Baru UMKM 5.414 Orang

Misi 2

Sasaran (3)

Meningkatnya pelaku usaha koperasi, UKM, industri dan perdagangan

6. Jumlah lapangan pekerjaan baru 821 Orang

Sasaran (4)

Meningkatnya mutu produk industri

7. Jumlah IKM yang memiliki sertifikat produk (Halal/HKI)

1000 IKM

Misi 3

Sasaran (5)

Berkembangnya nilai ekspor 8. Nilai ekspor Kota Bandung US$ 606 Juta

Sasaran (6)

Peningkatan usaha sektor perdagangan

9. Jumlah unit usaha sector perdagangan formal yang meningkat statusnya : Pedagang Mikro-Pedagang Kecil, Pedagang Kecil-Pedagang Menengah, Pedagang Menengah-Pedagang Besar

12021/4376/2398 Unit Usaha

10. Jumlah pelaku usaha sektor perdagangan non formal yang

50 Pelaku Usaha

Page 22: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

16

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET

menjadi Pedagang Formal

Misi 4

Sasaran (7)

Meningkatnya kualitas laporan keuangan dan AKIP yang optimal

11. Indeks Kepuasan Masyarakat 80

Sumber : Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung

2. 4 Target Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2015

Perjanjian Kinerja merupakan tekad dan janji Rencana Kinerja Tahunan yang

harus dilaksanakan oleh pimpinan instansi di lingkungan Pemerintahan karena

merupakan proses yang akan memberikan perspektif mengenai apa yang diinginkan

untuk dihasilkan. PK berguna untuk menyusun prioritas kegiatan ya ng akan dibiayai

dari sumber dana yang terbatas sehingga diharapkan fokus dalam mengarahkan dan

mengelola Program atau Kegiatan Instansi dan tidak ada kegiatan instansi yang tidak

terarah. Penyusunan PK Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota

Bandung Tahun 2015 mengacu pada dokumen Renstra Dinas Koperasi UKM dan

Perindustrian Perdagangan Kota Bandung Tahun 2013-2018, dokumen Rencana

Kinerja Tahunan Tahun 2016, dokumen Rencana Kerja Tahun 2015, dan Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (DPA) Tahun 2015. Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian

Perdagangan Kota Bandung telah menetapkan Perjanjian Kinerja Tahun 2015 sebagai

berikut :

Page 23: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

17

Tabel 2.3 Perjanjian Kinerja Tahun 2015

Dinas KUKM dan Perindag Kota Bandung

No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target Tahunan Target Akhir Renstra Program

Tujuan 1

1 Meningkatnya kuantitas

dan kualitas koperasi yang

berdaya saing.

1 Persentase Koperasi

Aktif.

% 83.34 88.82 1

Peningkatan kualitas kelembagaan koperasi

2 Persentase Koperasi

Sehat.

% 24.74 27.14

2 Meningkatnya SDM

koperasi dan UKM.

3 Persentase SDM

Koperasi yang

berkualitas.

% 30.93 69.80 2 Pengembangan kewirausahaan dan

keunggulan kompetitif Usaha Kecil Menengah

4 Persentase SDM

UMKM yang

berkualitas.

% 29.97 65.88 3 Pengembangan kewirausahaan dan

keunggulan kompetitif Usaha Kecil Menengah

5 Jumlah Wirausaha

Baru UMKM

Orang 5414 10862 4 Pengembangan kewirausahaan dan

keunggulan kompetitif Usaha Kecil Menengah

5 Penciptaan iklim usaha kecil menengah yang

kondusif

6 Pengembangan sistem pendukung usaha bagi

usaha mikro, kecil dan menengah

Tujuan 2

3 Meningkatnya pelaku

usaha koperasi, UKM,

industri dan perdagangan

6 Jumlah lapangan

pekerjaan baru

Orang 821 1329 7 Peningkatan kualitas kelembagaan koperasi

4 Meningkatnya mutu

produk industri.

7

Jumlah IKM yang

memiliki sertifikat

produk (Halal/ HKI).

IKM

1000

2000

8 Pengembangan industri kecil menengah

9 Pengembangan ekonomi kreatif dan

teknopolis

5 Berkembangnya industri

kreatif.

8 Jumlah pelaku

industri kreatif.

pelaku

industri

700 2205 10 Pengembangan ekonomi kreatif dan

teknopolis

Page 24: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

18

No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target Tahunan Target Akhir Renstra Program

6 Meningkatnya SDM

Industri.

9 Persentase industri

kecil yang memiliki

SDM berkualitas

% 62.50 100 11 Program peningkatan kemampuan teknologi

industri

Tujuan 3

7 Berkembangnya Nilai

Ekspor.

10 Nilai ekspor Kota

Bandung

US$

juta

606 614 12 Program Peningkatan dan Pengembangan

Ekspor

8 Terwujudnya tertib usaha

perdagangan dan stabilitas

harga barang kebutuhan

pokok

11 Persentase

penyelesaian

pengaduan

konsumen.

% 100 100 13

Program Perlindungan Konsumen dan

Pengamanan Perdagangan

12 Tingkat lonjakan

harga kepokmas

% 15 15

9 Peningkatan usaha sektor

perdagangan

13 Jumlah unit usaha

sektor perdagangan

formal yang

meningkat statusnya

: -Pedagang Mikro-

Pedagang Kecil -

Pedagang Kecil-

Pedagang Menengah

-Pedagang

Menengah-Pedagang

Besar

Unit

Usaha

12021/4376/2398 15039/6404/3298 14 Peningkatan efisiensi perdagangan dalam

negeri

15 Persaingan usaha

16 Pembinaan pedagang kaki lima dan asongan

14 Jumlah pelaku usaha

sektor perdagangan

non formal yang

menjadi Pedagang

Formal

Pelaku

Usaha

50 120

Page 25: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

19

No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target Tahunan Target Akhir Renstra Program

Tujuan 4

10 Meningkatnya Kualitas

laporan keuangan dan

AKIP yang optimal

15 Persentase Temuan

Pengelolaan

Anggaran BPK

RI/Inspektorat yg

ditindaklajuti

% 100 100 17 Peningkatan pengembangan sistem

pelaporan capaian kinerja dan keuangan

16 Nilai Evaluasi AKIP Angka 70 80

17 Indeks Kepuasan

Masyarakat

Nilai 80 85

Page 26: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

20

2.5 Rencana Anggaran Tahun 2015

Tabel 2.4

Rencana Anggaran Tahun 2015

Dinas KUKM dan Perindag Kota Bandung

Nomor Program Pagu Anggaran

Tahun 2015

Sasaran 1 Meningkatnya kuantitas dan kualitas koperasi yang berdaya saing

1 Peningkatan kualitas kelembagaan koperasi 1.759.098.000

2 Peningkatan kualitas kelembagaan koperasi 400.000.000

Total 2.159.098.000

Sasaran 2 Meningkatnya SDM koperasi dan UKM

3 Pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif Usaha Kecil Menengah

750.000.000

4 Pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif Usaha Kecil Menengah

150.000.000

5 Pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif Usaha Kecil Menengah

10.022.000.000

6 Penciptaan iklim usaha kecil menengah yang kondusif 500.000.000

7 Pengembangan sistem pendukung usaha bagi usaha mikro, kecil dan menengah

1.150.000.000

8 Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi 1.759.098.000

Total 14.331.098.000

Sasaran 3 Meningkatnya pelaku usaha koperasi, UKM, industri dan perdagangan

9 Peningkatan kualitas kelembagaan koperasi 465.902.000

10 Program Pengembangan Industri Kecil Menengah 250.000.000

11 Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri 0

Total 715.902.000

Sasaran 4 Meningkatnya mutu produk industri

12 Pengembangan industri kecil menengah 500.000.000

13 Pengembangan ekonomi kreatif dan teknopolis 600.000.000

14 Penciptaan iklim usaha kecil menengah yang kondusif 500.000.000

Total 1.600.000.000

Sasaran 5 Berkembangnya industri kreatif

15 Pengembangan ekonomi kreatif dan teknopolis 600.000.000

Page 27: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

21

Nomor Program Pagu Anggaran

Tahun 2015

16 Pengembangan industri kecil menengah 500.000.000

17 Pengembangan sentra- sentra industri potensial 400.000.000

Total 1.500.000.000

Sasaran 6 Meningkatnya SDM Industri

18 Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri 575.000.000

19 Peningkatan kapasitas IPTEK sistem produksi 300.000.000

20 Pengembangan Industri Kecil dan Menengah 1.141.000.000

21 Pengembangan ekonomi kreatif dan teknopolis 600.000.000

22 Penataan Struktur Industri 3.470.000.000

Total 6.086.000.000

Sasaran 7 Berkembangnya Nilai Ekspor

23 Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor 2.370.000.000

Total 2.370.000.000

Sasaran 8 Terwujudnya tertib usaha perdagangan dan stabilitas harga barang kebutuhan pokok

24 Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan

7.300.595.696

25 Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan

0

Total 7.300.595.696

Sasaran 9 Peningkatan usaha sektor perdagangan

26 Peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri 1.140.000.000

27 Persaingan usaha 150.000.000

28 Pembinaan pedagang kaki lima dan asongan 1.100.000.000

29 Peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri 0

Total 2.390.000.000

Sasaran 10

Meningkatnya Kualitas laporan keuangan dan AKIP yang optimal

30 Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja & Keuangan

450.000.000

31 Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja & Keuangan

0

32 Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja & Keuangan

0

Total 450.000.000

Page 28: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

22

Pendekatan manajemen pembangunan berbasis kinerja, yang utama adalah

bahwa pembangunan diorientasikan pada pencapaian menuju perubahan yang lebih

baik, fokus dari pembangunan bukan hanya sekedar melaksanakan program/kegiatan

yang direncanakan. Manajemen pembangunan berbasis kinerja adalah orientasi untuk

mendorong perbaikan, dimana program/kegiatan dan sumber daya anggaran adalah

alat yang dipakai untuk mencapai rumusan perubahan pada level keluaran (output),

hasil (outcome), maupun dampak. Pendekatan ini juga sejalan dengan prinsip good

Governance dimana salah satu pilarnya yaitu akuntabilitas, dan akan menunjukan

sejauhmana sebuah instansi pemerintah telah memenuhi tugas dan mandatnya dalam

penyediaan layanan publik yang langsung bisa dirasakan hasilnya oleh masyarakat.

Sebagai bagian dari komitmen Dinas Koperasi UKM dan perindustrian

perdagangan Kota Bandung untuk membangun akuntabilitas kinerja ini salah satunya

yaitu dengan pengembangan website untuk perbaikan pelayanan publik.

Dalam hal ini Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ( LKIP ) merupakan bentuk

akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap

Instansi Pemerintah atas penggunaan anggaran. Sedangkan untuk skala penilaian

terhadap kinerja pemerintah adalah sebagai berikut :

AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2015

Page 29: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

23

Tabel 3.1 Skala Nilai Peringkat Kinerja

Warna Prosentase Keterangan

n/a Tidak Ada Target

< 100% Tidak Tercapai

= 100% Tercapai

> 100% Melebihi Target

Sumber : lakip.bandung.go.id

3.1 Capaian IKU SKPD Tahun 2015

Laporan Tahun 2015 Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota

Bandung merupakan wujud akuntabilitas dalam pelaksanaan program atau kegiatan

yang sesuai dengan dokumen Rencana Kerja tahun 2015. Pada tabel 3.2 berikut dapat

dilihat capaian indikator kinerja utama tahun 2015.

Tabel 3.2 Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2015

No Indikator Satuan Tahun 2015

Target Realisasi Capaian

(%) Keterangan

1 Persentase Koperasi Aktif

% 83.34 83.50 100.19 Pengukuran di Triwulan 1, 2, 3, 4

2 Persentase Koperasi Sehat

% 24.74 24.78 100.16 Pengukuran di Triwulan 1, 2, 3, 4

3 Persentase SDM Koperasi yang berkualitas

% 30.93 31.06 100.42 Pengukuran di Triwulan 1, 2, 3, 4

4 Persentase SDM UMKM yang berkualitas

% 29.97 30.55 101.94 Pengukuran di Triwulan 1, 2, 3, 4

5 Jumlah Wirausaha Baru UMKM

Orang 5414 N/A 0.00 Pengukuran di Triwulan 2, 3, 4

6 Jumlah lapangan pekerjaan baru

Orang 821 849 103.41 Pengukuran di Triwulan 1, 2, 3, 4

7 Jumlah IKM yang memiliki sertifikat produk (Halal/HKI)

IKM 1000 1175 117.5 Pengukuran di Triwulan 1, 2, 3, 4

8 Nilai ekspor Kota Bandung

US$ 606 Juta 635 Juta 104.78 Pengukuran di Triwulan 1, 2, 3, 4

Page 30: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

24

No Indikator Satuan Tahun 2015

Target Realisasi Capaian

(%) Keterangan

9 Jumlah unit usaha sektor perdagangan formal yang meningkat statusnya : Pedagang Mikro-Pedagang Kecil, Pedagang Kecil-Pedagang Menengah, Pedagang Menengah-Pedagang Besar

unit usaha

12021/4376/2398 6971/7433/2927 92.21 Pengukuran di Triwulan 1, 2, 3, 4

10 Jumlah pelaku usaha sektor perdagangan non formal yang menjadi Pedagang Formal

pelaku usaha

50 53 106.00

Pengukuran di Triwulan 4

11 Indeks Kepuasan Masyarakat

Nilai 80 79.23 99.04 Pengukuran di Triwulan 4

Dari Tabel 3.2 diatas dapat diketahui bahwa untuk sejumlah target IKU Dinas

KUKM dan Perindag Kota Bandung Tahun 2015 yang tingkat capaiannya melebihi target

sebanyak 8 indikator, tingkat capaiannya tidak mencapai target sebanyak 3 indikator,

serta tidak ada IKU yang capaiannya sesuai target dan belum diukur.

Dari hasil capaian IKU yang terlihat pada Gambar 3.1, maka dapat dinyatakan bahwa

target Indikator Kinerja Utama Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan

Kota Bandung Tahun 2015 belum sepenuhnya tercapai.

Gambar 3.1 Persentase Tingkat Capaian IKU Dinas KUKM dan Perindag Kota Bandung Tahun 2015

27%

0%

73%

0%

Tidak tercapai

sesuai target

Melebihi taget

Tidak ada target/ Tidak diukur

Page 31: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

25

3.2 Capaian Kinerja Tahun 2015

Setelah dilakukan pengukuran capaian kinerja pada setiap indikator sasaran

yang sesuai dengan Perjanjian Kinerja, maka perlu dilakukan evaluasi dan analisis.

Evaluasi merupakan perbandingan data hasil pengukuran yang diperoleh (realisasi)

dengan beberapa data pembanding. Evaluasi pada Laporan ini akan dilakukan

perbandingan data sebagai berikut :

1. Nilai realisasi dengan target tahun 2015;

2. Nilai realisasi tahun 2015 dengan target akhir Renstra;

3. Nilai realisasi tahun 2015 dengan realisasi pada tahun 2014,

4. Perbandingan capaian indikator kinerja dengan SKPD sejenis ;

5. Faktor penghambat, dan faktor pendukung.

Analisis merupakan bentuk pengeksplorasian data hasil pengukuran yang

diperoleh, dari eksplorasi data tersebut maka akan dapat diketahui beberapa hal

penyebab munculnya nilai suatu data hasil pengukuran dan klasifikasi dari munculnya

data itu sendiri.

Dengan dilakukannya analisis dan evaluasi terhadap data hasil pengukuran

yang diperoleh, maka akan diperoleh solusi dan dapat dilakukan rekomendasi. Solusi

muncul karena diketahuinya faktor-faktor pendorong dan faktor-faktor penghambat

capaian kinerja suatu indikator sasaran. Dengan adanya solusi maka dapat diberikan

rekomendasi yang dapat digunakan menjadi Rencana Aksi sebagai langkah awal

perencanaan perbaikan pelaksanaan program atau kegiatan pada tahun-tahun

berikutnya. Analisis pencapaian kinerja dalam pelaksanaan program dan kegiatan tahun

2015 secara rinci dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Page 32: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

26

Tabel 3.3 Evaluasi Capaian Indikator Kinerja Tahun 2015

Dinas KUKM dan Perindag Kota Bandung

No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Tahun 2015 Capaian

(%)

Target Akhir

Renstra

Realisasi Tahun 2015

Terhadap Target Akhir

Renstra (%) Target Realisasi

Tujuan 1

1 Meningkatnya

kuantitas dan kualitas

koperasi yang berdaya

saing.

1 Persentase

Koperasi Aktif.

% 83.34 83.50 100.19 88.82 94.01

2 Persentase

Koperasi Sehat.

% 24.74 24.78 100.16 27.14 91.30

2 Meningkatnya SDM

koperasi dan UKM.

3 Persentase SDM

Koperasi yang

berkualitas.

% 30.93 31.06 100.42 69.80 44.49

4 Persentase SDM

UMKM yang

berkualitas.

% 29.97 30.55 101.94 65.88 46.37

5 Jumlah Wirausaha

Baru UMKM

Orang 5414 N/A 0.00 10862 0.00

Tujuan 2

3 Meningkatnya pelaku

usaha koperasi, UKM,

industri dan

perdagangan

6 Jumlah lapangan

pekerjaan baru

Orang 821 849 103.41 1329 63.88

4 Meningkatnya mutu

produk industri.

7

Jumlah IKM yang

memiliki sertifikat

produk (Halal/

HKI).

IKM

1000

1175 117.50 2000

58.75

5 Berkembangnya

industri kreatif.

8 Jumlah pelaku

industri kreatif.

pelaku

industri

700 734 104.86 2205 33.28

Page 33: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

27

No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Tahun 2015 Capaian

(%)

Target Akhir

Renstra

Realisasi Tahun 2015

Terhadap Target Akhir

Renstra (%) Target Realisasi

6 Meningkatnya SDM

Industri.

9 Persentase

industri kecil yang

memiliki SDM

berkualitas

% 62.50 62.69 100.30 100 62.69

Tujuan 3

7 Berkembangnya Nilai

Ekspor.

10 Nilai ekspor Kota

Bandung

US$

juta

606 635 104.78 614 103.42

8 Terwujudnya tertib

usaha perdagangan dan

stabilitas harga barang

kebutuhan pokok

11 Persentase

penyelesaian

pengaduan

konsumen.

% 100 100 100.00 100 100.00

12 Tingkat lonjakan

harga kepokmas

% 15 11.64 122.47 15 77.60

9 Peningkatan usaha

sektor perdagangan

13 Jumlah unit usaha

sektor

perdagangan

formal yang

meningkat

statusnya :

Pedagang Mikro-

Pedagang Kecil,

Pedagang Kecil-

Pedagang

Menengah,

Pedagang

Menengah-

Pedagang Besar

Unit

Usaha

12021/4376/2398 6971/7433/2927 92.21 15039/6404/3298 70.05

14 Jumlah pelaku

usaha sektor

Pelaku

Usaha

50 53 106.00 120 44.67

Page 34: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

28

No Sasaran Indikator Kinerja Satuan Tahun 2015 Capaian

(%)

Target Akhir

Renstra

Realisasi Tahun 2015

Terhadap Target Akhir

Renstra (%) Target Realisasi

perdagangan non

formal yang

menjadi Pedagang

Formal

Tujuan 4

10 Meningkatnya Kualitas

laporan keuangan dan

AKIP yang optimal

15 Persentase

Temuan

Pengelolaan

Anggaran BPK

RI/Inspektorat yg

ditindaklajuti

% 100 100 100.00 100 100.00

16 Nilai Evaluasi AKIP Angka 70 66.35 94.79 80 79.18

17 Indeks Kepuasan

Masyarakat

Nilai 80 79.23 99.04 85 93.21

Page 35: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

29

Tabel 3.4

Analisis Pencapaian Sasaran

Meningkatnya Kuantitas dan Kualitas Koperasi yang Berdaya Saing

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Tahun 2015

TARGET REALISASI CAPAIAN SKALA NILAI

A. MISI 1 : Meningkatkan kualitas kelembagaan, daya saing dan kemandirian Koperasi dan UMKM

1 Meningkatnya kuantitas dan kualitas

koperasi yang berdaya saing

1. Persentase Koperasi aktif. 83.34% 83.50% 100.19% Melebihi Target

2. Presentase koperasi sehat. 24.50% 24.54% 100.16% Melebihi Target

Rata – Rata Capaian 100.18%

Sasaran meningkatnya kuantitas dan kualitas koperasi yang berdaya saing diukur melalui 2 indikator yaitu persentase

koperasi aktif dan persentase koperasi sehat. Koperasi aktif merupakan status yang disandang oleh sebuah koperasi, dimana kriteria

sebuah koperasi yang digolongkan sebagai koperasi aktif adalah sebagai berikut :

1. Memiliki kantor koperasi;

2. Kegiatan koperasi masih berjalan;

3. Anggota kepengurusan koperasi masih lengkap dan sesuai dengan peraturan;

4. Aktif dan rutin dalam menyelenggarakan RAT.

Jumlah seluruh koperasi yang ada di Kota Bandung pada tahun 2015 adalah 2.558 koperasi, yang terdiri dari beberapa jenis koperasi

yang dapat dilihat pada Gambar 32 berikut.

Page 36: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

30

Dari tabel 3.4 diatas dapat diketahui bahwa realisasi indikator persentase koperasi

aktif sampai dengan akhir tahun 2015 telah melebihi target. Dari 2.558 total koperasi di

Kota Bandung, jumlah koperasi yang berstatus aktif sebanyak 2.136 koperasi, apabila

dibandingkan dengan realisasi pada tahun 2014 maka terjadi peningkatan jumlah

koperasi aktif sebanyak 72 koperasi. Hal ini menunjukkan kesadaran masyarakat dalam

berkoperaasi mengalami peningkatan, selain itu kegiatan Bimtek perkoperasian yang

dilaksanakan oleh Bidang Kelembagaan dan Pendaftaran Koperasi juga memberikan

hasil yang positif. Berikut adalah beberapa faktor pendorong yang memicu

bertambahnya koperasi aktif di Kota Bandung :

1. Pembinaan yang dilakukan secara kontinyu oleh Bidang Kelembagaan Dinas

Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung;

2. Diklat Pelatihan Manajemen Pengelolaan Koperasi oleh UPT Balatkop Dinas KUKM

dan Perindag Kota Bandung. Langkah pembinaan didahului oleh langkah

identifikasi masalah pada awal tahun dan hasil monitoring & evaluasi tahun

sebelumnya. Dengan ditempuhnya langkah pendahuluan tersebut diharapkan

bentuk dan jenis pembinaan akan lebih efektif menyelesaikan masalah sesuai

kondisi dan kebutuhan real di lapangan.

Kop. Konsumsi 1215

Kop. Produksi 87

KSP 118

Kop. Jasa 287

Kop. Pemasaran 53

KUD 2

KSU 727

KOPPONTREN 63 KOP.

SEKUNDER 6

Gambar 3.2 Jumlah Koperasi di Kota Bandung Tahun 2015 Berdasarkan Jenisnya

Page 37: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

31

Gambar 3.3 Perkembangan Jumlah Koperasi dan Jumlah Koperasi Aktif Di Kota Bandung Dari Tahun 2013-2015

Namun dalam penerapannya masih terdapat beberapa kendala dalam usaha

peningkatan jumlah koperasi aktif di Kota Bandung diantaranya sebagai berikut :

1. Koperasi yang berpindah-pindah alamat sehingga sulit untuk dilakukan pendataan,

sosialisasi, dan pengarahan;

2. Banyak perangkat koperasi di Kota Bandung yang tidak aktif dalam RAT dan

kegiatan kepengurusan koperasi itu sendiri;

3. Masih banyak renternir yang berkedok koperasi;

4. Masih banyak koperasi dalam menjalankan aktivitas yang tidak sejalan dengan jati

diri, prinsip, dan azaz sebuah organisasi koperasi; dan

5. Masih kurangnya akses permodalan.

Pada tebel 3.5 berikut dicantumkan perbandingan realisaai koperasi aktif Kota Bandung

dengan Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, dan Kabupaten Garut pada Tahun 2015 :

2540 2551 2558

2061 2086 2136

Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Jumlah Koperasi Jumlah Koperasi Aktif

Page 38: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

32

Tabel 3.5 Perbandingan Realisasi Koperasi Aktif di Kota Bandung

Dengan Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, dan Kabupaten Garut

Pembanding

Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Jumlah Koperasi

Jumlah Koperasi

Aktif

Persentase Koperasi

Aktif

Jumlah Koperasi

Jumlah Koperasi

Aktif

Persentase Koperasi

Aktif

Jumlah Koperasi

Jumlah Koperasi

Aktif

Persentase Koperasi

Aktif

Kota Bandung 2540 2061 81.14% 2551 2086 81.77% 2558 2136 83.50%

Kab. Bandung 1593 888 55.74% 1638 916 55.92% 1596 949 59.46%

Kota Cimahi 385 250 64.94% 388 265 68.29% 420 283 67.38%

Kab. Garut Belum Dibandingkan

Belum Dibandingkan

Belum Dibandingkan

Belum Dibandingkan

Belum Dibandingkan

Belum Dibandingkan

1432 794 55.44%

Page 39: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

33

Sebuah koperasi dapat dikatakan sehat, apabila telah dilakukan penilaian

terhadap sistem pengelolaan keuangan pada koperasi simpan pinjam (KSP) dan

koperasi yang memiliki usaha simpan pinjam (USP). Penilaian kesehatan KSP/USP

koperasi dinilai melalui :

1. Ratio modal sendiri terhadap total asset;

2. Ratio modal sendiri terhadap pinjaman diberikan yang beresiko;

3. Ratio kecukupan modal sendiri;

4. Ratio volume pinjaman pada anggota terhadap volume pinjaman diberikan;

5. Ratio resiko pinjaman bermasalah terhadap pinjaman diberikan;

6. Ratio cadangan resiko terhadap pinjaman bermasalah;

7. Ratio pinjaman yang beresiko terhadap pinjaman yang diberikan.

Sedangkan untuk realisasi indikator persentase koperasi sehat pada tahun 2015 telah

melebihi target. Apabila dibandingkan dengan realisasi pada tahun 2014, jumlah

koperasi aktif yang meningkat statusnya menjadi koperasi sehat sebanyak 21 koperasi,

sehingga jumlah koperasi sehat di Kota Bandung pada tahun 2015 sebanyak 517

koperasi. Peningkatan ini terjadi dengan adanya Bimtek dan Pembinaan yang telah

dilaksanakan oleh Bidang PUK. Namun masih terdapat faktor penghambat dalam

pencapaian indikator ini yaitu kurangnya jumlah SDM dari Dinas KUKM dan Perindag

untuk melaksanakan penilaian koperasi. Sehingga untuk kedepannya perlu diadakan

diklat pegawai untuk penilaian koperasi.

Pada tebel 3.6 berikut dicantumkan perbandingan realisaai koperasi Sehat Kota

Bandung dengan Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, dan Kabupaten Garut :

Tabel 3.6

Perbandingan Realisasi Koperasi Sehat di Kota Bandung

Dengan Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, dan Kabupaten Garut

Pembanding

Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Jumlah Koperasi

Aktif

Jumlah Koperasi

Sehat

Jumlah Koperasi

Aktif

Jumlah Koperasi

Sehat

Jumlah Koperasi

Aktif

Jumlah Koperasi

Sehat Kota Bandung 2061 475 2086 496 2136 517

Kab. Bandung 888 69 916 92 949 284

Kota Cimahi 250 7 265 10 283 80

Kab. Garut Belum Dibandingkan

Belum Dibandingkan

Belum Dibandingkan

Belum Dibandingkan

794 358

Page 40: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

34

Page 41: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

35

Tabel 3.7

Analisis Pencapaian Sasaran

Meningkatnya Kualitas Kelembagaan, Daya Saing dan Kemandirian Koperasi dan UMKM

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Tahun 2015

TARGET REALISASI CAPAIAN SKALA NILAI

A. MISI 1 : Meningkatkan kualitas kelembagaan, daya saing dan kemandirian Koperasi dan UMKM

2 Meningkatnya SDM

Koperasi dan UMKM

3. Persentase SDM Koperasi yang berkualitas

30.93% 31.06% 100.42% Melebihi Target

4. Persentase SDM UMKM yang berkualitas

29.97% 30.55% 101.94% Melebihi Target

5. Jumlah Wirausaha Baru UMKM 5414 Orang N/A 0.00% Tidak Tercapai

Rata – Rata Capaian 67.45%

Sasaran meningkatnya SDM koperasi dan UMKM diukur melalui 3 indikator yaitu persentase SDM koperasi yang

berkualitas, persentase SDM UMKM yang berkualitas, dan jumlah wirausaha baru UMKM. Target indikator kinerja persentase

SDM koperasi yang berkualitas pada tahun 2015 sebesar 30.93% dan telah terealisasi sebesar 31.06% (Melebihi Target). Kegiatan

dalam rangka menigkatkan persentase SDM koperasi yang berkualitas dilaksanakan oleh Bidang Kelembagaan dan Pendaftaran, UPT

Balatkop, dan Bidang PUK Dinas KUKM dan Perindag Kota Bandung. Target tercapai melalui dilaksanakannya kegiatan- kegiatan bimtek,

diklat, dan workshop mengenai pengembangan SDM koperasi. Dengan adanya kegiatan-kegiatan tersebut pengetahuan dan

keterampilan SDM koperasi mengenai metode pengelolaan koperasi dapat meningkat dan ter-upgrade, sehingga diharapkan mereka

dapat mengembangkan koperasinya masing-masing.

Pada tahun 2015 UPT Balatkop dan UKM telah melaksanakan kegiatan dalam rangka pengembangan SDM Koperasi yaitu diklat

bagi pengelola koperasi sebanyak 80 orang melalui pelatihan akuntansi koperasi yang dibagi menjadi 2 angkatan.

Page 42: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

36

Gambar 3.4 Pelatihan Akuntansi Koperasi Bagi Pengelola Koperasi

Disamping itu Bidang PUK juga telah melaksanakan kegiatan – kegiatan sebagai berikut:

1. Workshop keterampilan bagi anggota koperasi wanita yang diikuti oleh 80 orang;

2. Workshop peningkatan peran koperasi sebagai penyedia barang konsumsi yang

diikuti oleh 70 orang; dan

3. Bimtek pengembangan usaha toko koperasi yang diikuti oleh 50 Orang.

Latar belakang diadakannya “Workshop

peningkatan peran koperasi sebagai penyedia

barang konsumsi” dan “Bimtek pengembangan

usaha toko koperasi” adalah kurangnya

kesadaran SDM koperasi dalam hal pemasaran

barang. Selama ini sebagian besar koperasi

konsumsi yang ada di Kota Bandung hanya

menyediakan kebutuhan pokok bagi para

anggotanya saja dan melewatkan kesempatan

untuk turut melayani kebutuhan masyarakat yang ada di sekitar lingkungannya.

Koperasi-koperasi tersebut meskipun mempunyai toko koperasi namun tidak

dimanfaatkan dengan maksimal sehingga kalah bersaing dengan Toko moderen atau

mini market yang beberapa waktu akhir-akhir ini tumbuh menjamur. Sehingga dengan

adanya workshop dan bimtek ini diharapkan SDM koperasi konsumsi dapat secara

tanggap dan mampu melihat peluang pemasaran dengan cepat yaitu dalam hal melihat

perkembangan tren kebutuhan konsumen dan dalam hal menarik minat konsumen

untuk berbelanja dengan cara penataan toko koperasi yang selevel dengan toko

moderen/ mini market yang ada saat ini.

Terdapat beberapa faktor pendukung dan penghambat yang mempengaruhi

tercapainya program dan kegiatan dalam rangka meningkatkan SDM Koperasi yang

Gambar 3.5 Bimtek Penataan Toko Koperasi

Page 43: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

37

berkualitas yang dilaksanakan oleh Bidang PUK. Berikut beberapa faktor pendukung

tercapainya program dan kegiatan :

1. Anggaran yang cukup memadai;

2. SDM yang cukup memadai;

3. Adanya Kerjasama dengan stakeholder; dan

4. Tersedianya Metode Workshop dan Bimtek.

Sedangkan faktor penghambat yang memepengaruhi pelaksanaan program dan

kegiatan adalah sebagai berikut :

1. Fasilitas sarana tempat kegiatan yang terbatas dan kurang strategis sehingga minat

peserta menurun;

2. Belum optimalnya koordinasi dan sinergitas antar instansi; dan

3. Kesulitan dalam menghubungi koperasi yang akan dibina.

Sehingga untuk langkah perbaikan dimasa yang akan datang perlu adanya solusi

sebagai berikut :

1. Peningkatan jumlah pegawai yang memiliki kompetensi dan kapabilitas sesuai

dengan bidang perkoperasian;

2. Perbaikan pada inventarisasi data akurat tentang profil koperasi;

3. Ketersediaan fasilitas gedung/ tempat kegiatan yang memadai;

4. Persiapan dan koordinasi kegiatan agar dapat dioptimalkan dan dilakukan jauh hari

sebelum pelaksanaan kegiatan.

Gambar 3.6 Perbandingan Persentase Target dan Realisasi SDM Koperasi Yang Berkualitas Tahun 2014 dan 2015

28,7

30,93

32,72

31,06

Tahun 2014 Tahun 2015

Target Realisasi

%

%

% %

Page 44: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

38

Page 45: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

39

Untuk target indikator kinerja persentase SDM UMKM yang berkualitas pada

tahun 2015 sebesar 29.97% dan telah terealisasi sebesar 30.55% (Melebihi Target).

Capaian tersebut terlaksana dengan telah dilaksanakannya kegiatan-kegiatan oleh

bidang UKM sebagai berikut :

1. Bimtek desain kemasan yang diikuti oleh 60 peserta dari pelaku UKM; dan

2. Bimtek akses pembiayaan dan pemasaran yang diikuti oleh 100 peserta dari pelaku

UKM.

Dengan diadakannya bimtek desain kemasan, pelaku UMKM akan lebih kreatif dalam

mengemas produknya sehingga dapat menarik minat konsumen yang lebih banyak.

Bimtek akses pembiayaan merupakan langkah yang diambil untuk membantu pelaku

UMKM untuk mencari akses permodalan sehingga tidak hanya bergantung pada

bantuan pemerintah saja. Dengan adanya suntikan modal maka UMKM akan lebih

produktif dalam menghasilkan produknya, maka setelah mengikuti bimtek ini pelaku

UMKM juga diharapkan untuk lebih tanggap dan cepat terhadap peluang pasar yang

ada.

Dalam rangka meningkatkan SDM UKM yang berkualitas pada Tahun 2015 UPT

Balatkop dan UKM telah melaksanakan beberapa kegiatan sebagai berikut :

1. Pelatihan Penumbuhan sikap dan semangat kewirausahaan bagi Pelaku UKM (4

Angkatan, 160 orang);

2. Pelatihan Manajemen Usaha Kecil (MUK) bagi Usaha Mikro dan Kecil (2 Angkatan,

80 orang);

3. Pelatihan Pembukuan Sederhana bagi Pelaku Usaha Mikro dan Kecil (2 Angkatan,

80 orang);

4. Pelatihan Manajerial dan Kewirausahaan bagi pelaku usaha mikro dan kecil (2

Angkatan, 80 orang);

5. Pelatihan Kewirausahaan melalui Analisis Rantai Nilai bagi Pelaku Usaha Mikro dan

Kecil (40 orang);

6. Pelatihan Penggunaan Sosial Media Berbasis Teknologi Informasi (IT) bagi usaha

mikro dan Kecil (2 Angkatan, 80 orang); dan

7. Pelatihan Teknik Substantif bagi usaha mikro dan kecil, 40 orang.

Page 46: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

40

Gambar 3.7 Perbandingan Persentase Target dan Realisasi SDM UMKM Yang Berkualitas Tahun 2014 dan 2015

Gambar 3.8 Pelatihan Penggunaan Sosial Media Berbasis IT bagi UMKM

Tahun 2014 Tahun 2015

26,03

29,97

26,03

30,55

Target Realisasi

% %

% %

Page 47: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

41

Page 48: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

42

Page 49: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

43

Sedangkan langkah realisasi indikator jumlah wirausaha baru UMKM diawali denganpenyusunan jadwal rencana kegiatan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :

1. Tahap sosialisasi;

2. Tahap Pendaftaran;

3. Tahap seleksi penetapan peserta;

4. Launching;

5. Pelatihan;

6. Pendampingan;

7. Magang;

8. Gelar produk/ pameran.

Namun dikarenakan peraturan Walikota tentag Pedoman Umum Percepatan Penciptaan

WUB baru terbit pada tanggal 12 November 2015, maka pelaksanaan kegiatan dalam

melakukan realisasi indikator Wirausaha Baru sampai dengan Triwulan IV Tahun 2015

baru sampai pada tahap sosialisasi. Untuk jumlah target yang belum terpenuhi akan

tetap dilaksanakan pada tahun berikutnya dengan melanjutkan pada tahap-tahap

selanjutnya.

Page 50: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

44

Page 51: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

45

Tabel 3.8

Analisis Pencapaian Sasaran

Meningkatnya Pelaku Usaha Koperasi, UKM, Industri, dan Perdagangan

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Tahun 2015

TARGET REALISASI CAPAIAN SKALA NILAI

A. MISI 1 : Meningkatkan kualitas kelembagaan, daya saing dan kemandirian Koperasi dan UMKM

3 Meningkatnya pelaku usaha koperasi, UKM, industri, dan perdagangan

6. Jumlah lapangan pekerjaan baru

821 Orang 849 Orang 103.41% Melebihi Target

Sasaran meningkatnya pelaku usaha koperasi, UKM, industri, dan perdagangan diukur melalui 1 indikator yaitu jumlah

lapangan pekerjaan baru. Dalam meningkatkan jumlah lapangan pekerjaan baru, Dinas KUKM dan Perindag Kota Bandung lebih fokus

pada pemberian dan pengembangan keterampilan bagi masyarakat yang tidak mempunyai lapangan kerja dan pelaku industri. Sehingga

diharapkan masyarakat yang tidak mempunyai lapangan kerja dapat mempunyai ketrampilan dan mampu mendapatkan lapangan

pekerjaan atau mendirikan usaha sendiri, sedangkan bagi pelaku industri diharapkan untuk dapat mengembangkan usahanya sehingga

dapat menambah tenaga kerja yang secara otomastis menambah jumlah lapangan kerja baru.

Capaian indikator jumlah lapangan pekerjaan baru pada tahun 2015 telah melebihi target dikarenakan telah

dilaksanakannya kegiatan oleh Bidang Industri Formal dan Bidang PUK. Bidang Industri formal telah melaksanakan Bimtek Diversifikasi

Produk Menggunakan Kain Perca yang diikuti oleh 75 orang. Sedangkan Bidang PUK telah melaksanakan kegiatan sebagai berikut :

1. Workshop tentang penciptaan lapangan kerja baru di bidang kuliner, diikuti oleh 40 orang dari anggota koperasi wanita;

2. Workshop tentang penciptaan lapangan kerja baru di bidang batik, diikuti oleh 40 orang dari anggota koperasi wanita;

3. Workshop tentang penciptaan lapangan kerja baru di tingkat kecamatan, diikuti oleh 24 orang dari anggota darmawanita.

Page 52: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

46

Terdapat faktor pendukung dan penghambat dalam realisasi indikator

jumlah lapangan kerja baru. Salah satu faktor pendukungnya yaitu minat dan antusias

dari masyarakat serta pelaku usaha yang cukup tinggi dalam mengikuti sosialisasi dan

perekrutan peserta. Sedangkan faktor penghambat yang paling mempengaruhi adalah

dibutuhkannya suntikan investasi dana, alat produksi, dll. kepada calon wirausaha,

pelaku usaha atau industri dalam mendirikan usaha dan mengembangkan usahanya

agar dapat menambah lapangan kerja baru. Sehingga untuk kedepannya perlu

diadakan kemitraan dan temu usaha antara calon wirausaha dan pelaku industri

dengan investor, pihak industri besar, serta pihak perbankan.

Gambar 3.9 Perkembangan Jumlah Lapangan Kerja Baru Per Triwulan pada Tahun 2015 (Orang)

80

450

670

849

Triwulan 1 Triwulan 2 Triwulan 3 Triwulan 4

Lapangan Kerja

Orang

Orang

Orang

Orang

Page 53: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

47

Opini Publik terhadap Sasaran Meningkatnya pelaku usaha koperasi,

UKM, industri, dan perdagangan

Page 54: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

48

Opini Publik terhadap : Sasaran 2; Sasaran 4;

dan Sasaran 5

Opini Publik terhadap : Sasaran 10

Page 55: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

49

Tabel 3.9 Analisis Pencapaian Sasaran

Menigkatnya Mutu Produk Industri

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Tahun 2015

TARGET REALISASI CAPAIAN SKALA NILAI

B. MISI 2 : Menguatkan daya saing industri

4 Meningkatnya mutu

produk industri

7. Jumlah IKM yang memiliki sertifikat produk (Halal/HKI)

1000 IKM 1175 IKM 117.50% Melebihi Target

Sasaran meningkatnya mutu produk industri diukur dengan 1 indikator yaitu jumlah IKM yang memiliki sertifikat

produk (Halal/ HKI). Dinas KUKM dan Perindag melalui Bidang Industri Formal sejak tahun 2009, 2011, dan sampai tahun 2015 telah

melaksanakan program fasilitasi sertifikasi Halal bagi IKM yang ada di Kota Bandung. Sedangkan

untuk fasilitasi sertifikasi HKI bagi pelaku IKM Kota Bandung baru dilaksanakan pada tahun 2014

dan 2015 oleh Bidang Industri Formal. Dan pada tahun 2015 Bidang Usaha Kecil Menengah Dinas

KUKM dan Perindag juga melaksanakan fasilitasi sertifikasi HKI bagi UKM Kota Bandung. Tentunya

kegiatan fasilitasi sertifikasi tersebut didahului oleh sosialisasi sertifikasi Halal dan HKI yang

memberikan informasi dan membangun kesadaran bagi pelaku IKM tentang pengetahuan, manfaat,

dan pentingnya sertifikat Halal dan HKI. Sosialisasi tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan

pembukaan pendaftaran fasilitasi sertifikat Halal/ HKI. Selain itu Dinas KUKM dan Perindag juga

terus memantau dan mendampingi pelaku IKM dan UKM dalam proses sertifikasi, yaitu menjadi

jembatan antara Kementrian Hukum dan HAM, MUI, dengan pelaku IKM, dimana apabila ada kriteria yang belum terpenuhi Dinas KUKM

dan Perindag akan menginformasikan dan membantu pihak IKM dan UKM.

Gambar 3.10 Sosialisasi Fasilitasi HKI

Page 56: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

50

Capaian indikator jumlah IKM yang memiliki sertifikat produk Halal/ HKI

pada tahun 2015 telah melebihi target, dimana telah dilakukan fasilitasi sertifikat HKI

untuk 138 pelaku IKM oleh Bidang Industri formal dan fasilitasi sertifikasi HKI untuk

55 UKM yang terdiri dari produk makanan-minuman, fashion, craft, dan jasa oleh

Bidang Usaha Kecil Menengah. Disamping itu berdasarkan data dari MUI Kota

Bandung pada Triwulan IV terdapat 25 IKM yang mendaftarkan produknya secara

mandiri untuk mendapatkan sertifikasi Halal, hal ini menunjukkan sosialisasi sertifikat

Halal dan HKI juga membuahkan hasil positif dalam membangun kesadaran

masyarakat tenang pentingnya sertifikat Halal dan HKI bagi produk mereka.

Gambar 3.11 Perbandingan Target dan Realisasi Jumlah IKM di Kota Bandung Yang Memiliki

Sertifikat Produk Halal/HKI Tahun 2014 dan 2015

Gambar 3.12 Perbandingan Jumlah IKM di Kota Bandung Yang Memiliki Sertifikat Produk Halal/HKI dengan Kabupaten Bandung dan Kota Cimahi Tahun 2015

125

1000

325

1175

Tahun 2014 Tahun 2015

Target Realisasi

0

200

400

600

800

1000

1200

KotaBandung

KabupatenBandung

Kota Cimahi

1175

244

67

IKM

IKM

IKM

IKM

IKM IKM

IKM

Page 57: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

51

Tabel 3.10

Analisis Pencapaian Sasaran

Berkembangnya Industri Kreatif

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Tahun 2015

TARGET REALISASI CAPAIAN SKALA NILAI

B. MISI 2 : Menguatkan daya saing industri

5 Berkembangnya industri kreatif 8. Jumlah pelaku industri kreatif 700

Pelaku IKM

734

Pelaku IKM

104.86% Melebihi Target

Sasaran berkembanganya industri kreatif diukur melalui 1 indikator yaitu jumlah pelaku industri kreatif. Capaian sasaran

berkembangnya industri kreatif telah melebihi target, dimana dari target 700 Pelaku IKM pada Tahun 2015 telah terealisasi sebesar

734 Pelaku IKM. Hal ini terjadi dikarenakan telah dilaksanakannya kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1. Bimtek Halal dan HKI yang diikuti oleh 300 Pelaku IKM;

2. Bimtek Desain Kemasan yang diikuti oleh 100 Pelaku IKM;

3. Pameran Mihas yang diikuti oleh 20 Pelaku IKM; dan

4. Pameran Indonesia Creative City Expo yang diikuti oleh 7 Pelaku IKM.

Dengan adanya bimtek Halal diharapkan pengetahuan dan kreatifitas para pelaku

industri kreatif dalam memproduksi produknya akan semakin meningkat, dimana

setiap produk makanan dan minuman dapat memenuhi kriteria Halal. Sedangkan

dalam bidang kekayaan itelektual diharapkan produk dari industri keratif yang terdiri

dari produk makanan-minuman, fashion, craft, dan jasa dapat mempunyai cirikhas

tersendiri sehingga muncul keunikan dari berbagai segi sehingga tidak mudah untuk

diplagiat. Bimtek desain kemasan diadakan untuk membantu pelaku industri kreatif

125 IKM

700 IKM

306 IKM

734 IKM

Tahun 2014 Tahun 2015

Target Realisasi

Gambar 3.13 Perbandingan Target dan Realisasi Jumlah Industri Kreatif Tahun

2015 dan 2014

Page 58: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

52

dalam membuat inovasi mengenai cara pengemasan produk mereka, inovasi desain produk dapat

berupa bentuk kemasan dan tampilan warna serta gambar kemasan yang unik sehingga dapat

menarik minat konsumen. Dengan diikutkannya beberapa pelaku industri kreatif Kota Bandung pada

event-event pameran dan expo diharapkan akan mengenalkan produk kreatif asli Kota Bandung pada

masyarakat di luar Bandung atau bahkan masyarakat Internasional.

Tabel 3.11 Analisis Pencapaian Sasaran Meningktanya SDM Industri

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Tahun 2015

TARGET REALISASI CAPAIAN SKALA NILAI

B. MISI 2 : Menguatkan daya saing industri

6 Meningkatnya SDM industri 9. Persentase Industri kecil yang memiliki SDM berkualitas

62.50% 62.69% 100.30% Melebihi Target

Sasaran meningkatnya SDM industri diukur melalui 1 indikator yaitu persentase

industri kecil yang memiliki SDM berkualitas. Sesuai dengan yang tercantum pada tabel

diatas, dapat diketahui bahwa capaian persentase industri kecil yang memiliki SDM berkualitas

telah melebihi target sebesar 100.30%. Hal ini disebabkan oleh telah dilaksanakannya kegiatan

bimtek, workshop, pameran, sosialisasi, pelayanan pelaku usaha, dan diklat. Sehingga dengan

mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut, SDM industri dapat meningkat pengetahuan dan

ketrampilannya serta dapat menularkannya pada rekan kerja yang lain di tempat ia bekerja.

42.4 %

50.26 %

60.29 % 62.69 %

1 2 3 4

Gambar 3.15 Perkembangan Persentase SDM Industri yang Berkualitas Per Triwulan

pada Tahun 2015

Gambar 3.14 Bimtek Halal

Page 59: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

53

Tabel 3.12

Analisis Pencapaian Sasaran Berkembangnya Nilai Ekspor

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Tahun 2015

TARGET REALISASI CAPAIAN SKALA NILAI

C. MISI 3 : Meningkatkan pembinaan usaha perdagangan dalam dan luar negeri serta pengamanan Perdagangan

7 Berkembangnya Nilai

Ekspor

10. Nilai ekspor Kota Bandung US$ 606 Juta

US$ 635 Juta 104.78% Melebihi Target

Sasaran berkembangnya nilai ekspor diukur melaui 1 indikator yaitu nilai ekspor Kota Bandung. Pada tahun 2015 target

nilai ekspor Kota Bandung telah melebihi target. Capaian nilai ekspor Kota Bandung dilihat dari realisasi penerbitan Surat Keterangan

Asal (SKA) atau Certificate of Origin (CeO) sesuai dengan target yang direncanakan berdasarkan nilai free on board. Faktor pendorong

capaian kinerja melebihi target adalah menurunnya nilai rupiah terhadap US dollar menjadikan barang - barang ekspor dari Indonesia

lebih kompetitif dibandingkan dengan barang - barang dari negara pesaing terutama negara-negara yang tidak mengalami depresiasi

nilai mata uangnya. Keadaan perekonomian ini menguntungkan sebagian perusahaan pelaku ekspor khususnya produk tekstil dan

pakaian jadi.

Indikator Nilai Ekspor Kota Bandung didukung oleh program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor yang dilaksanakannya

melalui kegiatan sebagai berikut :

1. Kegiatan pengembangan informasi peluang pasar perdagangan luar negeri. Dalam kegiatan ini dilaksanakan promosi produk-produk

Industri dan UKM Kota Bandung yang berupa partisispasi pameran yang digelar di dalam dan di luar negeri.

2. Kegiatan Koordinasi program pengembangan ekspor dengan instansi terkait/ asosiasi/ pengusaha. Merupakan kegiatan kerjasama

dengan Atase Perdagangan dan KBRI untuk turut mempromosikan produk-produk Industri dan UKM Kota Bandung di luar negeri.

Page 60: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

54

3. Kegiatan Prosedur dan sosialisasi kebijakan penyederhanaan dokumen ekspor

impor. Merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memberikan updaete informasi

tentang penyederhanaan dokumen ekspor impor kepada Industri dan UKM di Kota

Bandung sehingga diharapkan para pelaku Industri dan UKM dapat aktif

berpartisipasi untuk meningkatkan kualitas produknya sehingga memenuhi

kualitas Ekspor dan mampu bersaing di pasar Internasional.

Dengan adanya kegiatan-kegiatan tersebut Target dan realisasi nilai ekspor

Kota Bandung tahun 2015 dibandingkan dengan tahun 2013 dapat dilihat pada grafik

berikut.

Gambar 3.16 Perkembangan Nilai Ekspor Kota Bandung

Tahun 2013, 2014, dan 2015(dalam Juta US$)

Gambar 3.17 Perbandingan Nilai Ekspor Kota Bandung

dengan Kabupaten Bandung Tahun 2015 (dalam Juta US$)

Gambar 3.18 Pembukaan Little Bandung Mobile

601,5 603,2

635

Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015

Kota Bandung KabupatenBandung

635 763

Page 61: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

55

Page 62: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

56

Tabel 3.13

Analisis Pencapaian Sasaran

Terwujudnya Tertib Usaha Perdagangan dan Stabilitas Harga Barang Kebutuhan Pokok

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Tahun 2015

TARGET REALISASI CAPAIAN SKALA NILAI

C. MISI 3 : Meningkatkan pembinaan usaha perdagangan dalam dan luar negeri serta pengamanan Perdagangan

8 Terwujudnya tertib usaha

perdagangan dan stabilitas

harga barang kebutuhan

pokok

11. Persentase penyelesaian pengaduan konsumen

100.00% 100.00% 100.00% Mencapai Target

12. Tingkat lonjakan harga kepokmas 15.00% 11.63% 122.47% Melebihi Target

Rata – Rata Capaian 111.24%

Sasaran terwujudnya tertib usaha perdagangan dan stabilitas harga barang kebutuhan

pokok diukur melalui 2 indikator yaitu persentase penyelesaian pengaduan konsumen dan tingkat

lonjakan harga kepokmas. Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa Indikator persentase

penyelesaian pengaduan konsumen telah tercapai sesuai target dimana pada tahun 2015 terdapat 19

pengaduan yang masuk dan telah terselesaikan secara tepat waktu.

Berdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor 71 Tahun 2015 tentang Penetapan dan

Penyimpangan Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting, barang kebutuhan pokok diklasifikasikan

sebagai berikut :

Gambar 3.19 Operasi Pasar Murah Barang Kebutuhan Pokok

Page 63: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

57

Pada tahun 2015 indikator tingkat lonjakan harga kepokmas sebesar 11.63%, nilai

tersebut masih berada di bawah target sehingga nilai persentase capaiannya melebihi

target, dimana lonjakan harga tertinggi terjadi pada komoditi cabe merah keriting,

cabe rawit merah, dan bawang merah. Lonjakan harga terjadi dikarenakan

keterbatasan stok barang di pasaran namun permintaan yang meningkat seiring

dengan momen libur panjang di akhir tahun.

Gambar 3.20 Persentase Tingkat Lonjakan Harga Kepokmas Per Triwulan pada Tahun 2015

Barang Kebutuhan Pokok Hasil Pertanian

1. Beras

2. Kedelai Bahan Baku

Tahu dan Tempe

3. Cabe

4. Bawang Merah

Barang Kebutuhan Pokok Hasil Industri

1. Gula

2. Minyak Goreng

3. Tepung Terigu

Barang Kebutuhan Pokok Hasil Peternakan

1. Daging sapi

2. Daging ayam Ras

3. Telur ayam Ras

4. Ikan segar : Bandeng,

kembung, tongkol/

tuna/ cakalang,

6,89%

10%

1,74%

11,63%

1 2 3 4

Page 64: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

58

Tabel 3.14 Analisis Pencapaian Sasaran

Peningkatan Usaha Sektor Perdagangan

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Tahun 2015

TARGET REALISASI CAPAIAN SKALA NILAI

C. MISI 3 : Meningkatkan pembinaan usaha perdagangan dalam dan luar negeri serta pengamanan Perdagangan

9 Peningkatan usaha sektor

pedagangan

13. Jumlah unit usaha sektor perdagangan formal yang meningkat statusnya : Pedagang Mikro-Pedagang Kecil, Pedagang Kecil-Pedagang Menengah, Pedagang Menengah-Pedagang Besar

3006/1094/600 6971/7433/2927 70.05% Tidak Tercapai

14. Jumlah pelaku usaha sektor perdagangan non formal yang menjadi Pedagang Formal

50

Pelaku Usaha

53

Pelaku Usaha

106.00% Melebihi Target

Rata – Rata Capaian 88.025%

Pada tahun 2015 indikator Jumlah unit usaha sektor perdagangan formal yang meningkat statusnya : Pedagang Mikro-

Pedagang Kecil, Pedagang Kecil-Pedagang Menengah, Pedagang Menengah-Pedagang Besar belum memenuhi target dikarenakan

iklim ekonomi dan usaha yang sedang lesu sehingga menyebabkan sulitnya mendapatkan akses permodalan bagi pelaku-pelaku usaha.

Berikut adalah 6 (enam) kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung capaian dari indikator tersebut ;

1. Pembangunan Promosi Perdagangan Dalam Negeri;

2. Penyempurnaan Perangkat Peraturan, Kebijakan dan Pelaksanaan Operasional;

3. Fasilitasi Pengembangan dan Pemberdayaan Pasar Tradisional;

4. Pembinaan Pelaku Usaha Pedagang Formal;

5. Peningkatan Kewirausahaan Perdagangan Non Formal;

6. Pembinaan Organisasi Pedagang Kaki Lima dan Asongan.

Page 65: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

59

Indikator Jumlah pelaku usaha sektor perdagangan non formal yang

menjadi Pedagang Formal memiliki target sebesar 50 pelaku usaha non formal,

sampai dengan pada tahun 2015 telah terealisasi sebesar 53 pelaku usaha sehingga

nilai persentase capaiannya sebesar 106.00% (melebihi target). Capaian tersebut

didukung dengan adanya kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Bidang IKDK Non

Formal sebagai berikut :

1. Bimtek kewirausahaan bagi pedagang non formal;

2. Fasilitasi pembiayaan bagi pedagang non formal;

dan

3. Bimtek pengembangan usaha bagi pedagang non

formal.

Dengan adanya bimtek dan fasilitasi tersebut

diharapkan pedagang non formal dapat

mengembangkan dan meningkatkan omzetnya,

sehingga mampu memenuhi syarat untuk menjadi pedagang formal. Kendala utama

yang terjadi dalam upaya peningkatan jumlah pelaku sektor perdagangan non formal

menjadi pedagang formal adalah sebagai berikut :

1. Kurangnya kesadaran dan minat pedagang non formal untuk mengurus izin usaha;

2. Ketidakmampuan pedagang formal dalam memenuhi persyaratan permodalan

untuk menjadi pedagang formal;

3. Kurangnya kemampuan pedagang non formal untuk dapat memenuhi persyaratan

IMB usaha;

4. Kurangnya pengetahuan dan kemampuan pedagang non formal untuk mengikuti

perkembangan teknologi dalam pengurusan izin usaha secara online.

Gambar 3.21 Bimtek Kewirausahaan Bagi Pedagang

Non Formal

Page 66: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

60

Tabel 3.15

Analisis Pencapaian Sasaran

Meningkatnya Kualitas Laporan Keuangan dan AKIP yang Optimal

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Tahun 2015

TARGET REALISASI CAPAIAN SKALA NILAI

D. MISI 4 : Mewujudkan pertanggungjawaban keuangan yang wajar, akurat dan pelaksanaan kinerja yang optimal

10 Meningkatnya kualitas

laporan keuangan dan AKIP

yang optimal

15. Persentase temuan pengelolaan anggaran BPK RI/ Inspektorat yang ditindaklanjuti

100.00% 100.00% 100.00% Sesuai Target

16. Nilai evaluasi AKIP 70 66.35 94.79% Tidak Tercapai

17. Indeks kepuasan masyarakat 80 79.23 99.04% Tidak Tercapai

Rata – Rata Capaian 97.94%

Sasaran meningkatnya kualitas laporan keuangan dan AKIP yang optimal diukur melalui 3 indikator. Dari tabel di atas

dapat diketahui bahwa indikator persentase temuan pengelolaan anggaran BPK RI/ Inspektorat yang ditindaklanjuti ditargetkan

sebesar 100.00%, pada tahun 2015 semua temuan telah ditindaklanjuti sehingga nilai realisasinya adalah 100.00%. Untuk indikator

nilai evaluasi AKIP mempunyai target sebesar 70, berdasarkan hasil evaluasi Inspektorat Kota Bandung yang diberitahukan melalui

surat nomor 710/949-Inspektorat tentang Tindak Lanjut Evaluasi Akuntabilitas Kinerja SKPD Tahun 2014 nilai evaluasi AKIP Dinas

KUKM dan Perindag Kota Bandung memperoleh nilai sebesar 66.35 dengan nilai interprestasi/ kategori Baik (B). Namun nilai tersebut

kurang dari nilai yang ditargetkan sehingga persentase capaiannya sebesar 97.79% (tidak tercapai).

Page 67: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

61

Tabel 3.16

Evaluasi AKIP Dinas KUKM dan Perindag Kota Badung

Komponen Penilaian Bobot Nilai Nilai Tahun

2013

Nilai Tahun

2014

Persentase

Capaian 2014

A. Perencanaan Kinerja 35 20.49 23.09 65.97%

B. Pengukuran Kinerja 25 3.69 16.10 64.40%

C. Pelaporan Kinerja 20 13.81 13.05 65.25%

D. Pencapaian Sasaran/ Kinerja Organisasi 20 14.25 14.11 70.55%

Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja 100 52.24 66.35 66.54%

Sedangkan untuk indikator indeks kepuasan masyarakat memiliki target sebesar 80 dan telah terealisasi sebesar 79.23

sehingga persentase capaiannya bernilai 99.04% (tidak tercapai). Survei IKM belum dilaksanakan oleh semua Bidang yang ada di

lingkungan Dinas KUKM dan Perindag Kota Bandung, dan baru dilaksanakan oleh UPT Balatkop dan Bidang Perdagangan saja terhadap

176 peserta diklat. Dari hasil survei IKM yang diperoleh UPT Balatkop, IKM Unit pelayanan yang bernilai 78.45 tergolong memiliki

kriteria mutu pelayanan B yaitu kriteria unit kerja yang Baik.

Page 68: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

62

3.3 Akuntabilitas Keuangan

Selama tahun 2015 pelaksanaan program dan kegiatan dalam rangka

menjalankan tugas pokok dan fungsi serta untuk mewujudkan target kinerja yang

ingin dicapai Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung

dianggarkan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bandung

DPA Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung dengan total

nilai keseluruhan adalah sebesar Rp. 53.678.802.273,23,- sedangkan realisasi

anggaran mencapai Rp. 28.800.740.240,00,- atau dengan serapan dana APBD

mencapai 53.65%, dengan demikian dapat dikatakan tahun 2015 kondisi anggaran

adalah Silpa Rp. 24.878.062.033,23,-. Hal ini sebagian merupakan adanya upaya

penghematan dan effisiensi juga adanya kegiatan yang belum dapat dilaksanakan

seperti Wirausaha Baru tahun 2015 yang belum dilaksanakan, hal ini dikarenakan

Perwal Tentang Wirausaha Baru selesai pada akhir bulan November 2015 sehingga

kegiatan penciptaan WUB baru akan dilaksanakan pada tahun 2016.

3.4 Analisis Efisiensi

Adanya sasaran yang berhasil dicapai dengan sumber daya yang effisien

menunjukan bahwa effisiensi anggaran telah mencapai tingkat tinggi ataupun sangat

tinggi, kondisi ini sejalan dengan prinsip pemerintah yang baik.

Rincian pagu dan realisasi anggaran yang terkait dengan pencapaian target

kinerja tujuan dan sasaran pada setiap Misi Renstra Dinas Koperasi UKM dan

Perindustrian Perdagangan Kota Bandung pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel

3.15 berikut ini :

Page 69: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

63

Tabel 3.17

Pagu dan Realisasi Anggaran

Dinas Koperasi UKM dan Perindsutrian Perdagangan Kota Bandung

Tahun 2015

Sasaran Program Pagu Anggaran Tahun 2015 Tahun 2015

Realisasi %

1 Meningkatnya kuantitas dan kualitas koperasi yang berdaya saing

Rp 2,159,098,000 Rp 2,127,726,587 98.55

2 Meningkatnya SDM koperasi dan UKM

Rp 14,331,098,000 Rp 3,893,318,718 27.17

3 Meningkatnya pelaku usaha koperasi, UKM, industri dan perdagangan

Rp 715,902,000 Rp 713,792,510 99.71

4 Meningkatnya mutu produk industri Rp 1,600,000,000 Rp 1,383,051,256 86.44

5 Berkembangnya industri kreatif Rp 1,500,000,000 Rp 1,401,658,169 93.44

6 Meningkatnya SDM Industri Rp 6,086,000,000 Rp 5,770,833,119 94.82

7 Berkembangnya Nilai Ekspor Rp 2,370,000,000 Rp 2,242,203,074 94.61

8 Terwujudnya tertib usaha perdagangan dan stabilitas harga barang kebutuhan pokok

Rp 7,300,595,696 Rp 1,111,278,700 15.22

9 Peningkatan usaha sektor perdagangan.

Rp 2,390,000,000 Rp 1,927,490,922 80.65

10 Meningkatnya Kualitas laporan keuangan dan AKIP yang optimal

Rp 450,000,000 Rp 407,654,609 90.59

JUMLAH Rp 38,902,693,696 Rp 20,979,007,664 53.93

Untuk mengetahui efektifitas anggaran terhadap capaian Sasaran Dinas

Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung, dapat diketahui dari

nilai rata-rata capaian indikator sasaran dan anggaran yang digunakan pada tahun

2015 sebagaimana tabel 3.18 berikut :

Page 70: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

64

Tabel 3.18

Efektifitas Anggaran terhadap Capaian Sasaran

Dinas KUKM dan Perindag Kota Bandung Tahun 2015

No. Kategori Skala

Nilai Jumlah

Indikator Persentase Capaian

Kerja Persentase

Realisasi Anggaran

A. Sasaran 1 2 100.18 98.55 1 Tidak Ada Target - 2 Tidak Tercapai - 3 Mencapai Target - 4 Melebihi Target 2

B. Sasaran 2 3 67.45 27.17 1 Tidak Ada Target - 2 Tidak Tercapai 1 3 Mencapai Target - 4 Melebihi Target 2

C. Sasaran 3 1 103.41 99.71 1 Tidak Ada Target - 2 Tidak Tercapai - 3 Tercapai - 4 Melebihi Target 1

D Sasaran 4 1 117.50 36.44 1 Tidak Ada Target - 2 Tidak Tercapai - 3 Tercapai - 4 Melebihi Target 1

E Sasaran 5 1 104.86 93.44 1 Tidak Ada Target - 2 Tidak Tercapai - 3 Tercapai - 4 Melebihi Target 1

F Sasaran 6 1 100.30 94.82 1 Tidak Ada Target - 2 Tidak Tercapai - 3 Tercapai - 4 Melebihi Target 1

G Sasaran 7 1 104.78 94.61 1 Tidak Ada Target - 2 Tidak Tercapai - 3 Tercapai - 4 Melebihi Target 1

H Sasaran 8 2 111.24 15.22 1 Tidak Ada Target - 2 Tidak Tercapai - 3 Tercapai 1 4 Melebihi Target 1

Page 71: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

65

No. Kategori Skala

Nilai Jumlah

Indikator Persentase Capaian

Kerja Persentase

Realisasi Anggaran

I Sasaran 9 2 88.025 80.65 1 Tidak Ada Target - 2 Tidak Tercapai 1 3 Tercapai - 4 Melebihi Target 1

J Sasaran 10 3 97.94 90.59 1 Tidak Ada Target - 2 Tidak Tercapai 2 3 Tercapai 1 4 Melebihi Target -

Berdasarkan tabel di atas secara umum tingkat efisiensi dan efektifitas

anggaran terhadap capaian Misi Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan

Kota Bandung, dapat disimpulkan bahwa anggaran yang digunakan efektif terhadap

capaian kinerja sasaran organisasi. Hal ini terlihat dari keseluruhan sasaran diatas

terdapat perbandingan persentase realisasi anggaran lebih kecil dari realisai kinerja.

3.5 Prestasi dan Penghargaan

Dalam melaksanakan Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Koperasi UKM dan

Perindustrian Perdagangan Kota Bandung dilakukan secara optimal dengan

mengerahkan sumber daya dan potensi yang dimiliki, sehingga Dinas Koperasi UKM

dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung telah memperoleh penghargaan yang

diberikan oleh pimpinan maupun stakeholder atas prestasi yang dicapai, sebagai

berikut :

NO NAMA

KEJUARAAN/ KEGIATAN

TINGKAT KEJUARAAN/

KEGIATAN

PRESTASI KET.

TAHUN 2014 TAHUN 2015

I. KOPERASI BERPRESTASI

Koperasi Kredit Melania Nasional Jenis Koperasi Simpan Pinjam

Koperasi Pegawai Bina Kimia LIPI Nasional Jenis Koperasi Simpan Produksi

Primkop Kartika Karya Mandiri Nasional Jenis Koperasi Simpan Konsumen

Koperasi Karyawan PT. Telkom "Saraswati"

Nasional Jenis Koperasi Simpan Jasa

Kopkar PT. Bank Jabar Banten ZIEBAR Nasional - Jenis Koperasi Jasa

Kopkar RS. Muhammadiyah Al-Barokah Bandung

Nasional - Jenis Koperasi Konsumen

Page 72: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

66

NO NAMA

KEJUARAAN/ KEGIATAN

TINGKAT KEJUARAAN/

KEGIATAN

PRESTASI KET.

TAHUN 2014 TAHUN 2015

Kopma STIE Ekuitas Nasional - Jenis Koperasi Pemasaran

Primkop kartika Dharmagati Siliwangi Nasional - Jenis Koperasi Produsen

Koperasi “BAHAGIA” Kota Bandung - Jenis Koperasi Simpan Pinjam

KSP “GALUH” Kota Bandung - Jenis Koperasi Simpan Pinjam

KSP “BHAKTI WANITA” Kota Bandung - Jenis Koperasi Simpan Pinjam

Primkop Kartika Vijaya Kusuma Kota Bandung - Jenis Koperasi Konsumen

Primkop Kartika Lembaga Farmasi Kota Bandung - Jenis Koperasi Konsumen

Kopkar Kantor Pusat PT. Perkebunan Nusantara VIII

Kota Bandung - Jenis Koperasi Konsumen

Koperasi Kesejahteraan Mahasiswa ITB Kota Bandung - Jenis Koperasi Pemasaran

Koperasi Keluarga Besar Mahasiswa UNPAR

Kota Bandung - Jenis Koperasi Pemasaran

Koperasi Pengusaha Nasional Minyak dan Gas Bumi (KOPANA MIGAS)

Kota Bandung - Jenis Koperasi Jasa

KPRI “KOPENSI’ Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung

Kota Bandung - Jenis Koperasi Jasa

Koperasi Pegawai Telkom RISTI Kota Bandung - Jenis Koperasi Jasa

Koperasi Binangkit Rancanumpang Kota Bandung - Jenis Koperasi Kelompok Wanita

Koperasi Melati Bermartabat Kota Bandung - Jenis Koperasi Kelompok Wanita

Koperasi Wanita Sakinah Kota Bandung - Jenis Koperasi Kelompok Wanita

II. KOPERASI AWARD

Kopkar PT. Bank Jabar Banten ZIEBAR Nasional - Jenis Koperasi Jasa

III. TOKOH KOPERASI

Drs. Usep karyana, MM Nasional Bakti Koperasi dan UKM -

Wahyu Puspa Yutha Nasional Bakti Koperasi dan UKM -

Ir. Tonda Priyanto, M.Sc Nasional Bakti Koperasi dan UKM -

H. Nandi Supriyadi, M.Pd Nasional Bakti Koperasi dan UKM -

Drs. Yayan Bunyan Nasional Bakti Koperasi dan UKM -

Yudi Haryadi, SE Nasional Bakti Koperasi dan UKM -

H. Nindin Dian Suarsa, SE,SH,MM

Nasional - Tanda Penghargaan Satyalancana Wira Karya

Drs. Dasep Ruswana, M.Si

Nasional - Tanda Penghargaan Satyalancana Wira Karya

Mochammad Idris Nasional - Tanda Penghargaan Bhakti Koperasi dan UKM

Tati Puspitawati Nasional - Tanda Penghargaan Bhakti Koperasi dan UKM

Asep Dani Fadillah Nasional - Tanda Penghargaan Bhakti Koperasi dan UKM

H. Jumdiat Marzuki Nasional - Tanda Penghargaan Bhakti Koperasi dan UKM

FX. Noeryadi Nasional - Tanda Penghargaan Bhakti Koperasi dan UKM

Page 73: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

67

NO NAMA

KEJUARAAN/ KEGIATAN

TINGKAT KEJUARAAN/

KEGIATAN

PRESTASI KET.

TAHUN 2014 TAHUN 2015

III. KOTA PENGGERAK KOPERASI

Kota Bandung Nasional Paramadhana Madya Nugraha Koperasi

-

IV. LOMBA STAND TERBAIK

Stand Dinas KUKM dan Perindag Kota Bandung

Nasional Juara I Stand Terbaik pada Pameran Bandung Fashion

and Craft

-

V. PENGHARGAAN MENTERI KUMKM RI

H. Taufik (CV. Citra Busana) Nasional Penghargaan "UKM Inovatif" -

VI. LOMBA KREASI CIPTA MENU OLAHAN PANGAN KATEGORI TP PKK/FOOD ETHNIC 2015

TP PKK Kota Bandung (sebagai perwakilan Juara 1 Tk. Kota Bandung : TP PKK Kec. Bandung Kidul)

Provinsi - Juara Favorit

Page 74: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

68

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 ini merupakan pertanggung

jawaban tertulis atas penyelenggaraan pemerintah yang baik (Good Governance) Dinas

Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung Tahun 2015. Laporan ini

dapat menggambarkan kinerja Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan

Kota Bandung dan Evaluasi terhadap kinerja yang telah dicapai baik berupa kinerja

kegiatan, maupun kinerja sasaran, juga dilaporkan analisis kinerja yang mencerminkan

keberhasilan dan kegagalan.

Pada tahun 2015 Dinas KUKM dan Perindag Kota Bandung menetapkan sebanyak

10 (sepuluh) sasaran dengan 17 (tujuh belas) indikator kinerja sesuai dengan Rencana

Kinerja Tahunan dan Dokumen Penetapan Kinerja Tahun 2015 yang ingin dicapai.

Secara rinci pencapaian sasaran dapat dijelaskan sebagai berikut :

PENUTUP

Page 75: RINGKASAN EKSEKUTIF - Bandung

69

Dengan tersusunnya LKIP Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Perdagangan

Kota Bandung ini, diharapkan dapat memberikan gambaran Kinerja Dinas Koperasi

UKM dan Perindustrian Perdagangan Kota Bandung kepada pihak-pihak terkait baik

sebagai stakeholders ataupun pihak lain yang telah mengambil bagian dengan

berpartisipasi aktif untuk membangun Kota Bandung.

Bandung, 29 Januari 2016

KEPALA DINAS KOPERASI UKM DAN

PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN

KOTA BANDUNG

ERIC MOHAMAD ATTHAURIQ, SH.

Pembina Utama Muda

NIP.19711102 199603 1 003