yuli punya
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. KECAMATAN RABA
a. Letak Geografi Kecamatan Raba
Kecamatan Raba merupakan bagian dari kota bima,yang terletak di pulau
Sumbawa bagian Timur. Kecamatan raba memiliki luas 63,73 Km2. Wilayah
kacamatan ini di bagi menjadi 11 kelurahan, kelurahan yang terluas adalah
kelurahan Ntobo dengan luas 33,20 Km2, sedangkan yang tersempit wilayahnya
adalah kelurahan Raba Dompu Timur dengan luas 0,54 Km2.
Wilayah kelurahan di Kacamatan Raba memiliki ketinggian berkisar 6-
200 diatas permukaan air laut, dimana kelurahan Nitu merupakan wilayah
kelurahan yang berada pada ketinggian 200 diatas permukaan air laut. Ibu Kota
Raba adalah Penaraga, yang luasnya hanya berkisar 0,74 Km atau dengan kata
lain 1,16% dari luas Kecamatan Raba. Jika ditinjau dari jarak kelurahan dengan
Ibu Kota kecamatan. Kelurahan Nitu merupakan kelurahan yang paling jauh
jaraknya dari Ibu Kota Kecamatan yaitu sekitar 7 km.
1. Batas-batas kecamatan
Sebelah Utara : Kecamatan Asakota, Kecamatan Ambalawi, Kabupaten Bima.
Sebelah selatan : Kecamatan RasanaE Timur.
Sebelah barat : Kecamatan Mpunda.
Sebelah timur : kecamatan RasaNaE timur, kecamatan Wawo, Kabupaten
Bima.
2. Luas wilayah :
Luas wilayah kecamatan Raba seluas 63,73 Km2 dan terdiri dari 11
kelurahan.
3. Kelurahan yang ada di Kecamatan Raba yaitu :
4. Nitu
5. Rontu
6. Rabangodu Selatan
7. Rabangodu Utara
8. Penaraga
9. Raba Dompu barat
10. Raba Dompu Timur
11. Kendo
12. Pena Nae
13. Rite
14. Ntobo
4. Tinggi Ibu Kota Kecamatan Raba dari permukaan Air Laut sekitar 8 meter
b. Kecamatan Raba terletak antara :
Barat – Timur : 118o 41’ BT Bujur Timur
118o 48’ BT Bujur Timur
Utara – Selatan : 8o 30’ LS Lintang Selatan
8o 20’ LS Lintang Selatan
Letak dalam peta :
Iklim Kota Bima Pada Umumnya :
Curah hujan : rata-rata 132,58 mm
Hari hujan : rata-rata 10.08 hari/bulan.
Temperatur : 19,5°C sampai 30,8°C.
Matahari bersinar terik sepanjang musim dengan rata-rata intensitas
penyinaran tertinggi pada Bulan Oktober.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENDUDUK
Persebaran penduduk di wilayah kecamatan Raba tidak merata karena
dapat di lihat pada 5 kelurahan pada kecamatan ini yang memiliki kepadatan
penduduk hingga di atas 5000 jiwa per Km2. Raba ngodu utara yang memiliki
kepadatan penduduk yang paling tinggi di antara kelurahan-kelurahan lainnya
yakni 6.931 Jiwa per Km2 dengan luas wilayah hanya 0,7 Km2. Sementara itu,
kelurahan ntobo yang memiliki wilayah terluas merupakan kelurahan yang
memiliki kepadatan penduduk yang terendah yaitu hanya 103 jiwa per Km2.
Jumlah penduduk di kecamatan Raba adalah 33.397 jiwa, terdiri dari
16.309 penduduk laki-laki dan 17.488 penduduk perempuan yang tersebar
dalam 8.386 keluarga.
Dari jumlah penduduk pada kecamatan Raba ini tercatat ada 11.211
jiwa yang bekerja di sektor pertanian yang bekerja sebagai pemilik sawah
atau ladang, penggarap, buru tani dan peternak, sedangkan penduduk yang
bekerja di sektor non pertanian 3.976 jiwa yang pekerjaannya meliputi supir
angkutan, pedagang, industri, dan pertambangan dan penduduk yang bekerja
pada sektor pemerintahan 3.326 jiwa yang pekerjaannya meliputi
PNS,ABRI/POLRI/TNI, BUMN,Guru, dan purnawirawan sisanya pelajar dan
pengangguran.
c. Sumber daya Alam
Masyarakat Kota Bima pada umumnya adalah masyarakat agraris.
Begitu juga dengan masyarakat di kecamatan Raba sebagian besar bermata
pencarian di sektor pertanian. Dari lahan sawah seluas 684 hektar. Sekitar 454
hektar merupakan lahan sawah beririgasi setengah teknis. Selain padi sawah
dan padi ladang/ gogo,hasil bumi di kacamatan ini antara lain jagung, ubi
kayu, kacang tanah, kedelai, dan ubi jalar.
Ternak besar yang di pelihara oleh masyarakat di kacamatan ini
antara lain kuda, sapi dan kerbau. Sedangkan untuk ternak kecilnya adalah
kambing dan domba. Ternak unggas yang di budidayakan antara lain ayam
pedaging, ayam buras, itik dan entok.
d. Sarana dan prasarana
Trasportasi memegang peran terpenting dalam kegiatan
perekonomian di daerah, kondisi jalan dan akses terhadap daerah akan
mempengaruhi tingkat harga dan secara tidak langsung akan mempengaruhi
perkembangan suatu daerah.
Selain sarana fisik seperti jalanan tentu di perlukan juga kendaraan
sebagai alat trasportasi. Jumlah kendaraan umum bermotor yang paling
banyak adalah ojek sepeda motor jika di bandingkan dengan kendaraan
umum lainnya seperti truk, mini bus, bemo dan pickup. Sementara itu
kendaraan tak bermotor yang paling banyak di jumpai adalah benhur dan
sepeda.
Sebagai penunjang transportasi, sarana jalan yang ada di kacamatan
Raba masih perlu di tingkatkan kualitas dan kuantitasnya. Sarana dan
prasarana telekomunikasi sudah cukup lengkap tersedia di kecamatan ini.
Kecamatan Raba merupakan tempat dari Ibu Kota Pemerintahan Kota
Bima. Sarana dan prasarana perekonomian di kecamatan Raba juga cukup
lengkap, karena telah memiliki pasar umum, toko, kios/warung, dan bank.
B. PROSPEK KOTA BIMA DI MASA YANG AKAN DATANG
Penbangunan merupakan kegiatan yang harus terus di lakukan oleh tiap-
tiap daerah dalam rangka memperbaiki kualitas hidup.
Kota Bima memiliki areal persawahan seluas 1.896 ha (94,90%
merupakan sawah irigasi), Hutan seluas 13.154 ha, Tegalan dan Kebun seluas
3.632 ha, Ladang dan huma seluas 1.225 ha, serta wilayah pesisir sepanjang 26
km. Berdasarkan Potensi sumber daya yang ada, berbagai peluang Investasi cukup
prospektif untuk dikembangkan di Kota Bima antara lain di bidang: jasa termasuk
pengangkutan, kelistrikan dan telekomunikasi, perdagangan,
agribisnis/agroindutri; industri air minum kemasan, industri kecil dan kerajinan;
industri pariwisata, pendidikan. Peluang tersebut didukung oleh ketersediaan
sarana/prasarana yang cukup memadai seperti transportasi dan telekomunikasi,
pasar dan pertokoan, maupun jasa perbankan. Disamping itu Pemerintah Kota
Bima akan memberikan berbagai insentif bagi investor yang menanamkan
modalnya berupa kemudahan perijinan, dan penyediaan sarana pendukung.
Di Kota Bima sendiri sebagian besar Penduduknya bekerja di sektor
pertanian. Artinya upaya-upaya yang di lakukan dalam rangka peningkatan
disektor pertanian akan bermanfaat pula bagi kesejahteraan masyarakat Kota
Bima secara keseluruhan. Dengan adanya pemekaran dan pembagian wilayah
administrative Kabupaten Bima , menjadi Kabupaten Bima dan Kota Bima tentu
terjadi perubahan pada luas wilayah dan Sumber Daya Manusuia (SDM) serta
Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia untuk mengembangkan pembangunan di
Kota Bima. Ditinjau dari luas wilayah Kabupaten Bima sebelum pemecahan
seluas 4.596,90 km2, sedangkan saat ini luas wilayah Kota Bima menjadi 22.225
Ha. Hal ini menjadi kendala bagi Kota Bima kurangnya sumber daya serta dana
untuk pengembangan pembangunan di Kota Bima .
Agar terbentuk struktur ekonomi yang semakin kuat maka perlu dilakukan
berbagai pembangunan di bidang industri khususnya IKM. IKM intensif dalam
memanfaatkan sumber daya alam lokal terutama pengelolahan hasil pertanian dan
perkebunan, agar menghasilkan suatu produk bernilai jual tinggi dan berkualitas,
sehingga diharapkan dapat menembus pasar regional maupun internasional, yang
nantinya dapat menutupi kekurangan Kota Bima.
Dengan berkembangnya industri maka diharapkan akan terjadi efek
domino terhadap bidang lainnya termasuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Saat ini Kota Bima belum memiliki komoditi unggul sehingga belum memiliki
Kopetensi inti. Namun Kota Bima merupakan daerah perdagangan dan
memproduksi SDA dari luar daerah Kota Bima, untuk Pembangunan IKM di Kota
Bima sendiri cukup banyak menyerap banyak tenaga kerja. Di tahun 2008 dari
752 IKM yang ada berhasil menyerap 2.862 tenaga kerja. Nilai produksi yang di
hasilkan sejumlah IKM tersebut di tahun 2008 mencapai Rp.16.918.828.
pengembangan IKM ini akan terus dilaksanakan semaksimal mungkin sehingga
tercapainya kesejahteraan bagi masyarakat.
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1. Dilihat dari segi luas daerah yang sebagian besar merupakan tempat yang
sudah dibangun sarana dan prasaranan perkotaa, sehingga tingkat
perekonomian Kota Bima lebih menekankan pada sektor perdagangan dan
usaha kecil bila dibandingkan dengan pertanian yang jumlahnya jauh lebih
sedikit dari pada perdagangan namun khususnya pada kecamatan Raba,
hal ini berbanding terbalik dimana luas persawahan lebih luas sehingga
para penduduk lebih banyak bekerja sebagai petani.
2. Prospek masa depan Kota Bima sangat baik, namun hal ini juga kembali
kepada pemerintahan Kota Bima yang harus lebih serius dalam
membangun disegala bidang. Berdasarkan Potensi sumber daya yang ada,
berbagai peluang Investasi cukup prospektif untuk dikembangkan di Kota
Bima antara lain di bidang: jasa termasuk pengangkutan, kelistrikan dan
telekomunikasi, perdagangan, agribisnis/agroindutri; industri air minum
kemasan, industri kecil dan kerajinan; industri pariwisata, pendidikan.
Peluang tersebut didukung oleh ketersediaan sarana/prasarana yang cukup
memadai seperti transportasi dan telekomunikasi, pasar dan pertokoan,
maupun jasa perbankan.
DAFTAR PUSTAKA
KOTA BIMA DALAM ANGKA ,2003. BADAN PUSAT STATISTIK
KABUPATEN BIMA
KOTA BIMA DALAM ANGKA, 2008-2009.BPS-KABUPATEN BIMA
http://wikipediakotabima.com
http://rabadalamangka2010.com