yuli astuti-fsh.pdf

94
FACEBOOK SEBAGAI PEMICU PERSELINGKUHAN YANG BERDAMPAK PADA PERCERAIAN (Analisis Putusan Pengadilan Agama Tegal Perkara Nomor 0061/Pdt.G/2011/PA.TG) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam (S.H.I) Oleh: YULI ASTUTI NIM : 208044100003 K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HDAYATULLAH J A K A R T A 1433 H/2012 M

Upload: ngokhanh

Post on 12-Jan-2017

266 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: YULI ASTUTI-FSH.pdf

FACEBOOK SEBAGAI PEMICU PERSELINGKUHAN

YANG BERDAMPAK PADA PERCERAIAN

(Analisis Putusan Pengadilan Agama Tegal Perkara Nomor

0061/Pdt.G/2011/PA.TG)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam (S.H.I)

Oleh:

YULI ASTUTI

NIM : 208044100003

K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HDAYATULLAH

J A K A R T A

1433 H/2012 M

Page 2: YULI ASTUTI-FSH.pdf
Page 3: YULI ASTUTI-FSH.pdf
Page 4: YULI ASTUTI-FSH.pdf

iii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata 1 di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, 1 Oktober 2012 M

15 Dzulqa’dah 1433 H

Yuli Astuti

Page 5: YULI ASTUTI-FSH.pdf

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang

telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada

junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Sebagai suri teladan yang sempurna bagi kita

semua.

Selama masa perkuliahan hingga tahap akhir penyusunan skripsi ini, banyak

pihak yang telah memberikan bantuan dan motivasi kepada penulis. Sebagai tanda

syukur atas terselesaikannya penulisan skripsi yang berjudul FACEBOOK

SEBAGAI PEMICU PERSELINGKUHAN YANG BERDAMPAK PADA

PERCERAIAN (Analisis Putusan Pengadilan Agama Tegal Perkara Nomor

0061/Pdt.G/2011/PA.TG). Maka penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih dan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Yth:

1. Bapak Prof. Dr. H. M. Amin Suma, SH., MA., MM., Dekan Fakultas

Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Drs. H. A. Basiq Djalil, SH., MA, dan Ibu Dra. Rosdiana, M. Ag

masing-masing sebagai ketua dan sekretaris Prigram Studi Akhwal

Syakhshiyyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 6: YULI ASTUTI-FSH.pdf

v

3. Bapak Dr. Ahmad Tholabi Kharlie, M.A, yang telah meluangkan waktu dan

memberikan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan

skripsi ini, dan merupakan suatu kehormatan dan kebanggaan tersendiri bagi

penulis bisa berada di bawah bimbingan Beliau.

4. Ibu Farida selaku wakil panitera yang telah membantu penulis dalam

mencarikan hakim untuk diwawancarai, Bu Nining Yuningsih selaku hakim

yang telah meluangkan waktunya untuk diwawancarai, serta seluruh staff

Pengadilan Agama Tegal yang membantu penulis dalam mengumpulkan data

dalam penulisan skrispi ini.

5. Perpustakaan Utama serta Perpustakaan Syariah dan Hukum Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Yang telah memberikan bantuan berupa

bahan-bahan yang menjadi referensi dalam penulisan skripsi.

6. Secara khusus penulis juga mengucapkan terimakasih yang mendalam kepada

orangtua penulis ayahanda tercinta Daskam (Alm), dan Rudi Wibison (Alm),

yang telah melimpahkan kasih sayang yang terkira, walau beliau tak bersama

di bumi ini tetapi semangat yang beliau tularkan mampu menembus yang tak

tampak, serta ibunda tercinta Tur’aeni yang senantiasa membimbing dan

memotivasi penulis dengan tulus, serta selalu mendoakan penulis agar penulis

selalu sukses dalam segala hal. kakak-kakakku tercinta, Darningsih, Rudi

Yanto, Sri Yaty, Diana, Edi Kurniawan, Agus Adrian, Evi, Satiman, Rino.

Serta adik-adikku Safitri Anggraeni, Khaerunisa Sa’adah, Semua yang telah

Page 7: YULI ASTUTI-FSH.pdf

vi

mereka berikan tidak akan dapat tergantikan dengan apapun di dunia ini, serta

keluarga besar Hj. Watri yang telah memberikan motivasi dan juga semangat.

Besar harapan skripsi ini dapat memberikan kontribusi yang positif bagi

pihak-pihak yang memberikan bantuan kepada penulis terutama bagi rekan-rekan

mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum Program Studi Ahwal Syakhsiyyah

konsentrasi Peradilan Agama.

Penulis sangat sadar bahwa masih banyak kekurngan dalam skripsi ini, karena

manusia bukanlah makhluk yang sempurna. Demikian sedikit pengantar dan ucapan

terima kasih. Atas semua perhatian yang diberikan, penulis sampaikan ucapan terima

kasih.

Jakarta, 1 Oktober 2012

Penulis

Page 8: YULI ASTUTI-FSH.pdf

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii

LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................. iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv

DAFTAR ISI .......................................................................................................... vii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Rumusan dan Pembahasan Masalah ........................................... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 9

D. Metode Penelitian ........................................................................ 10

E. Kajian (Review) Studi Terdahulu ................................................ 11

F. Sistematika penulisan .................................................................. 14

BAB II : TINJAUAN UMUM TENTANG PERCERAIAN

A. Pengertian dan Dasar Hukum Perceraian .................................... 16

B. Sebab-sebab Terjadinya Perceraian ............................................. 21

C. Macam-macam Perceraian ........................................................ 23

D. Akibat dan Hikmah Perceraian .................................................... 30

Page 9: YULI ASTUTI-FSH.pdf

viii

BAB III : TINJAUAN UMUM TENTANG MEDIA JEJARING SOSIAL

DAN PERSELINGKUHAN

A. Pengertian dan Macam-macam Media Jejaring Sosial ................ 34

B. Media Jejaring Sosial sebagai pemicu perselingkuhan ............... 40

C. Akibat hukum perselingkuhan ..................................................... 44

BAB IV : ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA TEGAL

TENTANG PENYELESAIAN FACEBOOK SEBAGAI

PEMICU PERSELINGKUHAN YANG BERDAMPAK PADA

PERCERAIAN

A. Profil Pengadilan Agama Tegal ................................................... 50

B. Prosedur Perceraian Pengadilan Agama Tegal ............................ 53

C. Gambaran mengenai duduk perkara ........................................... 59

D. Pertimbangan dan Putusan Majelis Hakim .................................. 67

E. Analisis Putusan .......................................................................... 71

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................. 78

B. Saran-Saran .................................................................................. 80

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 82

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Pedoman Wawancara

2. Hasil Wawancara

3. Permohonan Melakukan Wawancara di Pengadilan Agama Tegal

Page 10: YULI ASTUTI-FSH.pdf

ix

4. Permohonan Kesediaan Menjadi Pembimbing Skripsi

5. Putusan Perkara Nomor 0061/Pdt.G/2011/PA. Tegal

Page 11: YULI ASTUTI-FSH.pdf

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Allah SWT telah menciptakan laki-laki dan perempuan agar dapat

berhubungan satu sama lain, saling mencintai, menghasilkan keturunan dan hidup

berdampingan secara damai dan sejahtera.

Perkawinan atau rumah tangga adalah suatu ikatan lahir dan batin antara

seorang laki-laki dengan seorang perempuan melalui akaq nikah (ijab qabul)

dengan tujuan untuk membentuk rumah tangga bahagia dan sejahtera.

Pernikahan atau perkawinan merupakan sunnatullah yang artinya perintah

Allah dan rasul-Nya, tidak hanya semata-mata keinginan manusia atau hawa

nafsu saja, karena seorang yang telah berumah tangga berarti ia telah menjalankan

sebagian dari syariat Agama Islam.1

Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dan

perempuan, sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah

tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Keharmonisan dalam suatu rumah tangga yang mawadah warahmah

merupakan impian dan cita-cita setiap pasangan suami isteri. Di awal kehidupan

berkeluarga, sepasang suami istri memandang bahtera rumah tangga mereka

1Sidi Nazar Bakhry, “Kunci Keutuhan Rumah Tangga; Keluarga Sakinah” (Pedoman Ilmu

Jaya, 2001), Cet 1,h. 2

Page 12: YULI ASTUTI-FSH.pdf

2

dengan kaca mata emas, penuh keindahan, cinta dan harapan dengan berbekal

pengalaman hidup masing-masing, mereka memasuki gelanggang kehidupan baru

yang masih asing. Sejuta harapan untuk mewujudkan suatu keluarga yang

sejahtera, saling menyayangi dan abadi selalu terucap manis disaat bersanding,

sebagai “cita-cita indah bersama”mereka.2

Perkawinan juga merupakan jalan untuk menyalurkan naluri manusia yang

memenuhi nafsu syahwatnya yang telah mendesak agar terjaga kemaluan dan

kehormatannya, jadi perkawinan adalah kebutuhan fitrah manusia yang harus

dilakukan oleh setiap manusia.

Perkawinan disyaratkan dalam Islam adalah untuk mewujudkan keluarga

yang sakinah mawadah warahmah. Namun demikian, tidak jarang pasangan

suami istri yang telah terikat dalam tali perkawinan tidak bisa mewujudkan

keluarga yang sakinah mawadah warahmah tersebut. Realita di masyarakat

banyak juga pasangan yang telah terikat sebagai suami istri menjalani kehidupan

rumah tangga mereka dengan tidak harmonis, sehingga berkakhir dengan

perceraian.

Allah telah menetapkan thalak sebagai obat untuk perselisihan

kekeluargaan ketika obat selainnya tidak bermanfaat. Orang-orang Barat sejak

dahulu kala telah mencela Islam atas perintah thalak. Mereka menganggap ini

sebagai dasar bahwa Islam merendahkan kekuatan perempuan dan kesucian

2Ali Husain Muhammad Makki Al-Amili, “Perceraian Salah Siapa?” Bimbingan Islam

Mengatasi problematika Rumah Tangga (Jakarta: Lentera, 2001), h. 50

Page 13: YULI ASTUTI-FSH.pdf

3

pernikahan.3 Agama Islam memboleh kan suami istri bercerai, karena alasan-

alasan tertentu, kendatipun perceraian itu (sangat) dibenci Allah. Sebabnya adalah

karena akibatnya tidak hanya akan dialami oleh suami istri, terutama istri,

bersangkutan, tetapi juga oleh anak-anak (kalau telah ada) dan keluarga belah

pihak.4

Perceraian merupakan solusi terakhir untuk melepaskan diri dari kesulitan

yang dihadapi oleh salah seorang pasangan suami istri yang tidak kuat dan tidak

puas atas perkawinan yang mereka jalani.

Tatkala pasangan suami istri sudah tidak harmonis lagi dan tidak menemui

titik temu di antara mereka yang hanya dapat dipecahkan melalui sidang

pengadilan maka perceraian adalah jalan untuk memutuskan hubungan suami istri

yang sah. Apabila perceraian itu hendak dilakukan seharusnya dilakukan cara-

cara yang baik sehingga tidak terjadi permusuhan di kemudian hari dalam surat

Al-Thalaq ayat 2 mengandung perintah bagi pasangan suami istri yang ingin

melakukan perceraian, diharapkan bagi keduanya untuk berpisah dengan cara

yang baik sesuai dengan norma hukum yang berlaku.

Masalah thalak menjadi hak pihak suami oleh para ulama telah

disepakati, karena khitab atau pelaku thalak dalam ayat al-Quran selalu lelaki jadi

3Ali Yusuf As-Subki, “Fiqih Keluarga, Pedoman Berkembang dalam Islam”, (Jakarta: Sinar

Grafika Offser, 2010), Cet. 1, h. 330

4Mohammad Daud Ali, “Hukum Islam dan Pengadilan Agama”, (Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada, 2002), Cet. 2, h. 102-103

Page 14: YULI ASTUTI-FSH.pdf

4

pelaku hukum talaq pun tentu pihak suami.5 Hak thalak ini dapat digunakan untuk

menjadi jalan keluar bagi kesulitan yang dihadapi dalam melangsungkan situasi

rukun damai dalam kehidupan rumah tangga. Rumah tangga yang dibangun

melalui akad nikah harus dilandasi dengan rasa cinta kasih antara mereka sulit

dipulihkan, tetapi yang ada kemudian hanya benci-membenci, terbukalah pintu

yang memberi hak thalak ini kepada suami.6

Al-Qur‟an menggambarkan beberapa situasi dalam kehidupan suami istri

yang menunjukan adanya keretakan dalam rumah tangga yang dapat berujung

pada perceraian. Keretakan dan kemelut rumah tangga itu bermula dari tidak

berjalannya aturan yang ditetapkan Allah bagi kehidupan suami istri dalam

bentuk hak dan kewajiban yang mesti dipenuhi kedua belah pihak. Allah

menjelaskan beberapa usaha yang harus dilakukan menghadapi kemelut tersebut

agar perceraian tidak sampai terjadi. Dengan begitu Allah mengantisipasi

kemungkinan terjadinya perceraian dan menempatkan perceraian itu sebagai

alternative terakhir yang tidak mungkin dihindarkan.7

Dalam ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia perceraian hanya bisa

dilakukan jika memiliki alasan yang kuat dan dibenarkan untuk mengajukan

perceraian.

5Ahmad Kuzari, “Nikah Sebagai Perikatan‟, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1995), Cet.1,

h. 118-119

6Ahmad Kuzari, “Nikah Sebagai Perikatan”,, h. 118-119

7Amir Syarifuddin, “Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia, Antara Fiqh Munakahat dan

Undang-undang Perkawinan”, ( Jakarta: Prenada Media, 2006), Cet. 2, h. 190

Page 15: YULI ASTUTI-FSH.pdf

5

Adapun alasan-alasan perceraian yang dibenarkan menurut pasal 19

Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1974 Tentang Pelaksanaan Undang-undang

Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan adalah:

1. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat, penjudi, dan

lain sebagainya yang sukar disembuhkan.

2. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 tahun berturut-turut tanpa

izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain di luar

kemampuannya.

3. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima tahun atau hukuman

yang berat setelah perkawinan berlangsung)

4. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiyaan berat yang

membahayakan pihak lain.

5. Salah satu pihak mendapatkan cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak

dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami atau isteri.

6. Antara suami dan isteri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran

dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga.

Sedangkan menurut pasal 116 Kompilasi Hukum Islam ditambah dengan:

1. Suami melanggar taklik talak

2. Peralihan agama murtad yang menyebabkan terjadinya ketidakrukunan dalam

rumah tangga.

Namun demikian, berdasarkan data yang diperoleh dari pengadilan agama

Tegal, ternyata perceraian juga pernah terjadi dengan alasan facebook sebagai

Page 16: YULI ASTUTI-FSH.pdf

6

pemicu perselingkuhan yang berdampak pada perceraian. Perselingkuhan adalah

permasalahan dari sekian banyak masalah yang ada di Pengadilan Agama Tegal.

Perselingkuhan merupakan suatu penyakit moral, facebook Sebagai tren

jejaring sosial baru, pasti punya sisi negatif, tidak menyangka memang, sudah

tidak mengkagetkan lagi, karena waktu HP mulai muncul dan menjadi kebutuhan

di masyarakat, sudah banyak cerita bagaimana HP bisa “memperlancar”

perselingkuhan, dan sekarang via facebook pasti akan lebih dahsyat lagi.8

Keistimewaan facebook dalam memudahkan sosialiasi, menampilkan

foto, hingga menyajikan berbagai informasi tentang diri membuat jejaring sosial

ini dicintai oleh orang-orang yang ingin eksis dan suka tampil narsis.

Berbagai kelebihan facebook (FB) itu ternyata membawa konsekuensi

pada cara orang menarik perhatian lawan jenisnya. Malahan, karena tidak perlu

bertatap muka secara langsung, facebook kini menjadi tempat yang nyaman untuk

saling menarik perhatian lawan jenis. kemajuan teknologi atau jejaring sosial

(facebook) jadi andil besar perselingkuhan. Contohnya, maraknya situs

pertemanan yang bisa disalahgunakan untuk mencari pasangan selingkuh.9

Dalam hukum Islam dan perundang-undangan jarang sekali kita

mendapatkan kata-kata perselingkuhan, apalagi perselingkuhan lewat facebook.

Memang sulit bagi hakim pengadilan untuk memutuskan apakah seorang telah

8 Sumber berasal dari http://sosbud.kompasiana.com/2010/01/23/selingkuh-via-facebook//

diakses pada tanggal 10 November 2011

9Sumber berasal dari http://www.radartegal.com/index.php/Angka-Cerai-Tembus-1.400-

Kasus.html// Diakses pada tanggal 12 November 2011

Page 17: YULI ASTUTI-FSH.pdf

7

melakukan perselingkuhan lewat facebook atau tidak dengan bukti-bukti yang

kuat atau dengan pengakuan si pelaku sendiri.

Dalam deskripsi di atas, penulis sangat tertarik untuk mengetahui lebih

jauh bagaimana proses penyelesaian perkara perceraian karena facebook pemicu

perselingkuhan yang berdampak pada perceraian di Pengadilan Agama Tegal.

Maka ini menjadi persoalan yang menarik menurut penulis, karena itu persoalan

tersebut akan penulis teliti dalam bentuk skripsi dengan Judul : Facebook

Sebagai Pemicu Perselingkuhan Yang Berdampak Pada Perceraian (Analisis

Putusan Pengadilan Agama Tegal Perkara Nomor 0061/Pdt.G/2011/PA.TG)

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Penyelesaian-penyelesaian perceraian yang dilaksanakan oleh

Pengadilan Agama mempunyai banyak alasan yang melatarbelakanginya,

seperti faktor ekonomi, adanya pihak ketiga, penganiyaan dan lain

sebagainya. Hal tersebut sangat mempengaruhi agar pihak yang bersangkutan

dapat melakukan perceraian. Dengan banyaknya alasan-alasan perceraiaan

tersebut, maka penulis membatasi pada kasus facebook sebagai pemicu

perselingkuhan yang berdampak pada perceraian. Agar penelitian ini lebih

akurat dan terarah sehingga tidak menimbulkan masalah baru serta pelebaran

secara meluas maka penulis membatasi pembahasan ini pada masalah

Page 18: YULI ASTUTI-FSH.pdf

8

facebook pemicu perselingkuhan yang berdampak pada perceraian di

Pengadilan Agama Tegal.

2. Perumusan Masalah

Pada dasarnya facebook digunakan sebagai Menjalin silaturahim

kepada teman-teman lama kita yang sudah lama terpisah, Sebagai media

informasi yang cepat akurat dan efisien, Media elearning tentunya selain

untuk mencari teman facebook dapat dimanfaatkan untuk media

pembelajaran.. Namun pada kenyataannya facebook bisa menjadi pemicu

perceraian, situs yang bisa mempertemukan teman lama dan membuat

penggunanya bisa saling bicara melalui aplikasi chatting ini, disebut sebagai

latar belakang meningkatnya kehancuran pernikahan dan godaan untuk

berselingkuh.10

Hal ini yang ingin penulis teliti mengenai putusan hakim

mengenai facebook sebagai pemicu perselingkuhan yang berdampak pada

perceraian Perkara Nomor 0061/Pdt.G/2011/PA.TG.

Kemudian penulis merumuskan untuk menjawab persoalan-persoalan

berikut ini:

a. Bagaimana Pelaku Perselingkuhan melalui facebook ?

b. Bagaimana pertimbangan Majelis Hakim dalam memutus perkara

facebook sebagai pemicu perselingkuhan yang berdampak pada

perceraian ?

10

Sumber berasal dari http://majalahsekolahku.blogspot.com/2011/02/10-pengaruh-

facebook.html// Diakses pada tanggal 24 November 2011

Page 19: YULI ASTUTI-FSH.pdf

9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengungkap realitas hukum yang

ada dilingkungan Pengadilan Agama Tegal, Khususnya dalam ruang lingkup

perkara facebook sebagai pemicu perselingkuhan yang berdampak pada

perceraian. Secara lebih rinci penelitian ini diharapkan dapat memberikan

jawaban untuk hal-hal berikut:

a. Untuk mengetahui bagaimana proses terjadinya perselingkuhan melalui

facebook.

b. Untuk mengetahui pertimbangan majelis hakim Pengadilan Agama Tegal

dalam memutus perkara facebook sebagai pemicu perselingkuhan yang

berdampak pada perceraian.

2. Manfaat

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah penulis ingin memberikan

gambaran kepada masyarakat mengenai bagaimana sebenarnya proses

penyelesaian karena facebook sebagai pemicu perselingkuhan yang

berdampak pada perceraian di Pengadilan Agama Tegal.

Selanjutnya diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan

masukan bagi para sarjana hukum Islam yang bersifat praktis. Dan diharapkan

juga, penulisan ini dapat menjadi rujukan para civitas akademi.

Page 20: YULI ASTUTI-FSH.pdf

10

D. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu

Dalam karya ilmiah ini, penulis menemukan data yang berhubungan

dengan bahasan facebook sebagai pemicu perselingkuhan yang berdampak pada

perceraian pada pengadilan agama Tegal. Untuk menentukan arah pembahasan

dalam skripsi ini, penulis menelaah yang pernah membahas tentang judul yang

akan penulis kemukakan dalam penulisan skripsi.

1. ‘’Syiqaq Akibat Tidak adanya Nafkah Bathin Sebagai Alasan Perceraian

(Kajian Terhadap Putusan Perkara Nomor 229/Pdt.G/2008/PA.JT

pengadilan Agama Jakarta Timur)’’ oleh Indria Lailatus Sa‟diyah

107044102281 tahun 1432M/ 2011M, Menjelaskan Faktor Penyebab

Kandasnya Rumah Tangga/Perceraian akibat Perselisihan dan pertengkaran

yang secara khusus karena tidak terpenuhinya nafkah Bathin.

2. “Perselisihan Terus Menerus Antara Suami Istri Akibat Campur Tangan

Orang Tua Sebagai Dasar Alasan Perceraian (Studi di Pengadilan

Agama Jakarta Timur) oleh Ahmad Sauqi 106044101386 tahun 1431H/

2010M, Pada pembahasan skripsi ini hanya membahas faktor yang

menyebabkan istri mengugat cerai suaminya karena suaminya melakukan

tindakan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

3. ‘’Cerai gugat Akibat Suami Terkena Pemutusan Hubungan kerja (PHK)

(Analisis Putusan pengadilan Agama Jakarta Selatan Perkara Nomor.

770/Pdt.G/2010/PA.JS)’’ oleh Ari Amigar 106044201456

Tahun1432/2011M, Lebih terkonsentrasi secara mendalam mengenai

Page 21: YULI ASTUTI-FSH.pdf

11

permasalahan yang terjadi antara suami istri yang dilatar belakangi karena

suami mendapat Pemutusan Hubungan kerja.

Dari ketiga skripsi di atas, penelitian ini jelas akan berbeda dengan

ketiganya. Disamping karena substansinya, juga karena tempat kasusnya juga

berbeda. Penulis hanya meneliti di Pengadilan Agama Tegal.

E. Metode Penelitian

1. Metode dan Pendekatan Penelitian Masalah11

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif

analisis yang dilakukan melalui pendekatan kualitatif. Metode deskriptif

analisis yaitu metode yang menggambarkan dan memberikan analisis terhadap

kenyataan dilapangan.

Sedangkan yang dimaksud dengan penelitian yang menggunakan

pendekatan kualitatif yaitu Prosedur Penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis dan lisan dari orang atau perilaku yang

diamati.

2. Sumber Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan

data sekunder yaitu:

11

Lexy J.Moelang, “Metode Penelitian Kualitatif”, (Bandung: PT Remaja Rosdayarya,

2004),h.9

Page 22: YULI ASTUTI-FSH.pdf

12

a. Data Primer

Didapatkan dari Pengadilan Agama Tegal berupa Putusan-putusan

cerai thalak mengenai facebook sebagai pemicu perselingkuhan yang

berdampak pada perceraian. Dimana dalam hal ini penulis merujuk pada

putusan Perkara Nomor 0061/Pdt.G/2011/PA.TG .

b. Wawancara terhadap hakim atau panitera

Wawancara merupakan salah satu metode pengumpulan data

dengan jalan komunikasi, yakni melalui kontak atau hubungan pribadi

antara pengumpul data dengan sumber data.12

Kemudian data tersebut

dianalisis dengan cara menguraikan dan menghubungkan dengan masalah

yang dikaji.

c. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan jalan

mengadakan studi kepustakaan atas dokumen-dokumen yang berhubungan

dengan masalah yang diajukan. Dokumen yang dimaksud adalah Al-

Quran, Al-Hadist, buku-buku ilmiah, UU, KHI, serta peraturan yang erat

kaitannya dengan masalah yang diajukan.

3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai

berikut:

12

Riyanto Adi, “ Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum (Jakarta: Granit,2004), h. 72

Page 23: YULI ASTUTI-FSH.pdf

13

a. Menganalisis terhadap putusan Pengadilan Agama Tegal

b. Interview atau wawancara yaitu pengumpulan data yang dilakukan penulis

dengan jalan mengadakan dialog dengan responden yaitu Hakim atau

panitera Pengadilan Agama Tegal.

4. Analisa Data

Analisa data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

analisa kualitatif, yaitu menganalisis dengan cara menguraikan dan

mendeskripsikan putusan permohonan cerai thalak karena facebook sebagai

pemicu perselingkuhan yang berdampak pada perceraian, yaitu dengan Perkara

Nomor 0061/Pdt.G/2011/PA.TG dan menghubungkan dengan hasil interview

yang didapatkan dari Hakim atau panitera yang menangani perkara tersebut.

Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah, dianalisis dan diberikan

interprestasi untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan sedangkan

data yang telah diperoleh berupa peraturan perundang-undangan yang

berkaitan akan ditinjau lebih jauh untuk mendapatkan hasil yang diinginkan

dengan didukung oleh referensi-referensi lain yang dapat memperkuat data

dari bahan hukum di atas, sehingga di dapatkan suatu kesimpulan yang

objektif, logis, konsisten, dan sistematis sesuai dengan tujuan yang dilakukan

data penulis dalam penulisan penelitian ini.

5. Pedoman penulisan skripsi yang digunakan.

Page 24: YULI ASTUTI-FSH.pdf

14

F. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan ini, pembahasannya akan terbagi dalam 5 bab dan

masing-masing bab akan terbagi menjadi sub-sub yaitu sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

B. Rumusan dan Pembahasan Masalah

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

D. Metode Penelitian

E. Review Studi Terdahulu

F. Sistematika penulisan

BAB II : TINJAUAN UMUM TENTANG PERCERAIAN

A. Pengertian dan Dasar Hukum Perceraian

B. Sebab-sebab Terjadinya Perceraian

C. Macam-macam Perceraian

D. Akibat dan Hikmah Perceraian

BAB III : TINJAUAN UMUM TENTANG MEDIA JEJARING SOSIAL

DAN PERSELINGKUHAN

A. Pengertian dan Macam-macam Media Jejaring Sosial

B. Media Jejaring Sosial sebagai pemicu perselingkuhan

C. Akibat hukum perselingkuhan

Page 25: YULI ASTUTI-FSH.pdf

15

BAB IV : ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA TEGAL

TENTANG PENYELESAIAN FACEBOOK SEBAGAI PEMICU

PERSELINGKUHAN YANG BERDAMPAK PADA

PERCERAIAN

A. Profil Pengadilan Agama Tegal

B. Prosedur Perceraian Pengadilan Agma Tegals

C. Gambaran mengenai duduk perkara

D. Pertimbangan dan Putusan Majelis Hakim

E. Analisis Putusan

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran-Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 26: YULI ASTUTI-FSH.pdf

16

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG PERCERAIAN

A. Perceraian

1. Pengertian Perceraian

Kata “thalak” berasal dari bahasa Arab yang artinya “melepaskan

ikatan”. Yang dimaksud disini adalah melepaskan ikatan perkawinan. Kata

thalak merupakan isim mashdar dari kata “Thallaqa-Yuthalliqu-Ithlaqan”.

Jadi kata ini semakna dengan kata thaliq yang bermaka „al-irsal‟ dan „at-

tarku‟ yaitu melepaskan dan meninggalkan.1

Dalam ensiklopedi Islam Indonesia, thalak diartikan sebagai pemutusan

ikatan perkawinan yang dilakukan oleh suami secara sepihak dengan

menggunakan lafal thalak atau sejenisnya.2

Adapun arti thalaq secara terminologi, penulis mengemukakan

beberapa pendapat ulama fiqh, diantaranya adalah:

Menurut Sayyid Sabiq dalam kitab Fiqih al-Sunnah memberikan

pengertian perceraian:

1 Zakiyah Darajat, Ilmu Fiqih, (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf, 1995), cet. Ke-1, jilid 2,

h.172

2 Departemen Agama, Ensiklopedi Islam Indonesia, (Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan

Lembaga Agama Islam / Agama IAIN, 1987), jilid 3, h. 940

Page 27: YULI ASTUTI-FSH.pdf

17

Artinya: “Thalaq ialah melepaskan ikatan perkawinan dan mengakhiri

hubungan suami isteri” 3

Dalam kajian fiqh bersumber dari hadist yang diriwayatkan oleh Daud dan

Ibnu Majah di atas, Kamus istilah Agama menulis “thalak” berarti melepaskan

ikatan, yaitu melepaskan ikatan perkawinan dengan ucapan secara rela dengan

ucapan talak kepada isterinya, dengan kata-kata yang jelas (sharih) ataupun

dengan kata-kata sindiran (kinayah).4

Sedangkan menurut Abdurrahman al-Jaziri dalam kitabnya, al-Fiqh ala

Mazahib al-Arba‟ah, memberikan definisi thalak yaitu „menghilangkan ikatan

perkawinan atau mengurangi pelepasan ikatan dengan menggunakan kata-kata.5

Wahbah Az-Zuhaily, dalam kitabnya al-fiqh al-Islami wa Adillatuhu,

mengatakan; thalak ialah melepaskan ikatan perkawinan dengan mengucapkan

lafadz thalak atau yang seperti dengannya, atau dengan menghilangkan ikatan

pernikahan disaat ini maupun akan datang dengan lafad tertentu.6

Abu Zakariyah dalam kitabnya Fathul Wahab mengatakan, thalaq adalah

melepaskan ikatan nikah dengan menggunakan lapadz thalaq.7

3 Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, (Beirut: Dar al-Fikr, 1983), Cet. Ke-4, Jilid 2 h. 206

4 Sadiq Sholihuddin Chaery, Kamus Istilah Agama, (Jakarta: CV. Cientara), h. 358

5 Abdurrahaman al-Jaziri, al-Fiqh „ala Mazahib al-Arba‟ah, (Mesir: al-Maktabah al-Tijariyah

al-Kubra, 1969), Jilid.4, h.278

6 Wahbah az-Zuhaily, al_fiqh al-Islami wa Adillatuhu, Juz VII, Cet. Ke-3 (Beirut: dar al-Fikr,

1989), h.356

7 Abu Zakariyah, Fathul Wahab (Jakarta, Tinta Mas, 1982), Juz 2 h.72

Page 28: YULI ASTUTI-FSH.pdf

18

Sedangkan di dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) istilah thalaq

diartikan sebagai ikrar suami dihadapan sidang Pengadilan Agama yang menjadi

salah satu sebab putusannya perkawinan dengan cara sebagaimana yang dimaksud

dalam pasal 129, 130 dan 131.8

Dalam Al-Qur‟an dan Hadist dinyatakan bahwa perceraian diperbolehkan

tetapi dibenci dan tidak diseyogiakan oleh Allah SWT. Nabi Muhammad

memperingatkan umatnya bahwa “thalak addalah suatu perbuatan halal yang

sangat dimurkai oleh Allah“. Al-Qur‟an menegaskan bahwa dengan segala cara di

usahakan agar kehidupan dapat diselamatkan

Artinya: “ Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya,

Maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang

hakam dari keluarga perempuan. jika kedua orang hakam itu bermaksud

Mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami-

isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. “

(QS. An Nisa 4:35)

apabila seorang suami dan seorang istri tidak dapat hidup bersama dengan

bahagia dan bila perkawinan mereka tidak lagi membawakan kasih sayang, maka

Allah tidak memaksakan suami maupun istri untuk tetap bertahan dalam suatu

perkawinan yang kacau. Allah menganjurkan hendaknya ditunjuk seorang

8 Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia (Jakarta: Akademika Pressindo, 1992)

h.143

Page 29: YULI ASTUTI-FSH.pdf

19

penengah (hakam) dari pihak suami-isteri itu masih dapat melanjutkan ikatan

perkawinan mereka, akan tetapi bila perundingan untuk merukunkan tidak

berhasil dan bila mereka tidak mungkin hidup bersama kembali, maka barulah

mereka boleh bercerai.9

2. Dasar Hukum Perceraian

Dalam fiqih Islam dijelaskan ketentuan tentang dasar hukum tentang

perceraian yang terbagi menjadi beberapa bagian:

a. Wajib

Yaitu apabila terjadi perselisihan antara suami isteri, sedangkan kedua

hakim yang mengurus perkaranya sudah memandang perlu keduanya bercerai.10

b. Sunnah

Apabila suami tidak sanggup lagi membayar dan mencukupi

kewajibannya (nafkahnya), atau perempuan tidak menjaga kehormatan

dirinya.

Artinya: “Dan Para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan

kewajibannya menurut cara yang ma'ruf. akan tetapi Para suami,

mempunyai satu tingkatan kelebihan dari pada isterinya. dan Allah

Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

9 Hisako Nakamura, “Perceraian Orang Jawa, Studi Tentang Pemutusan Perkawinan di

Kalangan Orang Islam Jawa”, Penerjemah H.Zaini Ahmad Noeh, (Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press, 1991), h.31-32

10

Ahmad Fuad Said, Perceraian Menurut Hukum Islam, (Jakarta:Pustaka al-husna, 1988),

Cet.Ke-30, h.400

Page 30: YULI ASTUTI-FSH.pdf

20

Dari ayat di atas jelaslah bahwa nafkah seseorang isteri itu harus

sesuai dengan ketentuannya. Seseorang isteri yang tidak taat (durhaka) kepada

suaminya, tidak berhak mendapatkan segala nafkah.

c. Haram

Haram (Bid‟ah) dalam dua keadaan. Pertama, menjatuhkan thalaq

sewaktu si isteri dalam keadaan haid. Kedua, menjatuhkan thalaq dalam

keadaan sewaktu suci yang telah dicampurinya dalam waktu suci itu.

Sabda Rasulullah Saw:

11

Artinya: “Suruhlah olehmu anakmu supaya dia rujuk (kembali) kepada

isterinya itu, kemuadian hendaklah dia teruskan pernikahan itu

sehingga ia suci dari haid, kemudian dia haid kembali, kemudian suci

pula akan haid yang kedua itu. Kemudian jika ia menghendaki. Boleh

ia teruskan pernikahan sebagaimana yang lalu; atau jika

menghendaki, ceraikanlah ia sebelum dicampuri. Demikian iddah

yang diperintahkan Allah supaya perempuan dithalak ketika itu.”

(H.R. Bukhari Muslim)

d. Makruh

Yakni jika tidak ada suatu alasan yang benar, sekaligus Nabi Saw

menghalalkan thalaq. Karena thalaq seperti ini akan merusak perkawinan yang

11

Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim Al-Bukhari, Shahih Bukhari,

(Beirut: Dar al-fikr, 1989),h.78

Page 31: YULI ASTUTI-FSH.pdf

21

mengandung kebaikan-kebaikan. Dikatakan makruh juga apabila dijatuhkan

kepada isteri yang baik, jujur dan dapat dipercaya.12

e. Mubah

Yaitu thalaq karena suatu sebab, misalnya sikap isteri buruk dan tidak

dapat diharapkan adanya kebaikan.13

3. Sebab-sebab Perceraian

Suatu perceraian dapat terjadi karena sebab-sebab tertentu. Didalam

Kompilasi Hukum Islam pada pasal 116 terdapat delapan macam alasan yakni:

a. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat, penjudi, dan

lain sebagainya yang sukar disembuhkan.

b. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun berturut-turut

tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain diluar

kemampuannya.

c. Salah satu pihak mendapatkan hukuman penjara 5 (lima) tahun atau hukuman

yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung.14

Pada pasal 23 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang

pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan,

12

Ahmad Faud Said, Perceraian Menurut Hukum Islam, (Jakarta: pustaka al-Husna, 1989),

cet. Ke-3, h.402

13

Ahmad Faud Said, Perceraian Menurut Hukum Islam, h.403

14

M. Yahya Harahab, Kedudukan Kewenangan dan acara Peradilan Agama, (Jakarta: Sinar

Grafika, 2007), Ed. 2. Cet Ke-4, h.217

Page 32: YULI ASTUTI-FSH.pdf

22

disebutkan :”Gugatan perceraian karena alasan salah seorang suami-isteri

mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau hukuman yang lebih berat

sebagai dimaksud dalam pasal 19 huruf c maka untuk mendapatkan putusan

perceraian sebagai bukti penggugat cukup menyampaikan salinan putusan

Pengadilan yang memutuskan perkara disertai keterangan yang menyatakan

bahwa keputusan itu telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap.15

d. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang

membahayakan pihak lain.

e. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak

dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami isteri.

f. Antara suami dan isteri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran

dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga.

Perselisihan dan pertengkaran secara terus-menerus yang terjadi dalam

suatu keluarga akan sangat merugikan, baik bagi kedua pasangan maupun bagi

kehidupan anak-anaknya. Disebutkan lebih lanjut dalam KHI pasal 134 bahwa:

“gugatan perceraian karena alasan tersebut dalam pasal 116 huruf f, dapat

diterima apabila telah cukup jelas bagi Pengadilan Agama mengenai sebab-

sebab perselisihan dan pertengkaran itu setelah mendengar pihak keluarga

serta orang-orang yang dekat dengan suami isteri tersebut.

15

Abdul Ghani Abdullah, Himpunan Perundang-undangan dan Peraturan Peradilan Agama,

h. 326

Page 33: YULI ASTUTI-FSH.pdf

23

g. Suami melanggar taklik thalaq

Apabila suami telah terbukti melakukan pelanggaran atau perjanjian

takliq thalaq atau tidak menepati salah satu dari isi shigat thalik thalaq yang

telah ia ucapkan dahulu, kemudian isteri merasa dirugikan. Maka hal tersebut

membuka peluang kepada isteri untuk mengajukan gugatan dengan

menempatkan perjanjian itu sebagai alasan perceraian.

h. Peralihan agama atau murtad yang menyebabkan terjadinya ketidakrukunan

dalam rumah tangga.16

Orang murtad yaitu orang yang keluar dari agam Islam, baik memeluk

agama Yahudi, Nasrani atau yang lain atau sama sekali tidak beragama, haram

bagi isterinya yang masih beragama Islam.17

4. Macam-macam Perceraian

Berikut ini akan dikemukakan macam-macam perceraian yang ada dalam

hukum Islam, yaitu sebagi berikut:

a. Thalaq

Thalaq terambil dari kata “ithlaq” yang menurut bahasa artinya

“melepaskan atau meninggalkan” menurut istilah, thalaq yaitu: “ Melepas tali

perkawinan dan mengakhiri hubungan suami istri” Al-Jaziry mendefinisikan

16

M. Yahya Harahab, Kedudukan Kewenangan dan acara Peradilan Agama, (Jakarta: Sinar

Grafika, 2007), Ed. 2. Cet Ke-4, h.217-19

17

M.Tholib, 15 Perceraian dan Penanggulangannya, (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 1997),

Cet. Ke-1, h.179

Page 34: YULI ASTUTI-FSH.pdf

24

“thalaq ialah menghilangkan ikatan perkawinan atau mengurangi pelepasan

ikatannya dengan mengggunakan kata-kata tertentu” menurut Abu Zakaria

Al-Anshari, thalaq ialah: ”melepas tali akad nikah dengan kata thalaq dan

yang semacamnya”.18

Thalaq dalam hukum perceraian mempunyai beberapa istilah yang

berbeda dan mengandung konsekuensinya yang berbeda pula.

1) Thalaq Raj‟i

Yaitu thalaq yang dijatuhkan kepada isterinya yang sudah digauli

(bersenggama) dan juga sebagai thalaq satu atau thalaq dua. Apabila isteri

berstatus iddah thalaq raj‟i, suami boleh rujuk kepada isterinya tanpa akad

nikah yang baru, tanpa saksi dan mahar pula. Tetapi bila iddahnya telah

habis maka suami tidak boleh rujuk atau kembali kepadanya kecuali

dengan akad nikah yang baru dan dengan membayar mahar yang baru

pula.

2) Thalaq Ba‟in

Yaitu thalaq yang dijatuhkan suami kepada isterinya yang belum

pernah digauli (bersenggama) atau thalaq tersebut sebagai ganti dari

mahar yang dikembalikannya (khulu) atau thalaq tiga.19

thalaq ba‟in ada

dua macam, yaitu thalaq ba‟in shugra dan thalaq ba‟in kubro.

18

Abd. Rahman Ghazali, Fiqh Munakahat, (Jakarta: Prenada Media, 2003), cet ke-1, h.191-

192 19

Abdul Qodir Jaelani, Keluarga Sakinah, (Surabaya: Bina Ilmu Offset, 1995), Cet ke-1,

h.331

Page 35: YULI ASTUTI-FSH.pdf

25

b. Khulu

Menurut para fuqaha, khulu kadang dimaksudkan makna yang umum,

yakni perceraian dengan disertai sejumlah harta sebagai iwadh yang diberikan

oleh isteri kepada suami untuk menebus diri agar terlepas dari ikatan

perkawinan, baik dengan kata khulu, mubara‟ah maupun thalaq. Kadang

dimaksudkan makna yang khusus, yaitu thalaq dasar iwadh sebagai tebusan

dari isteri dengan kata-kata khulu (pelepasan) atau yang semakna seperti

mubara‟ah (pembebasan).

c. Fasakh

Fasakh berarti mencabut atau menghapus, maksudnya ialah perceraiaan

yang disebabkan oleh timbulnya hal-hal yang dianggap berat oleh suami atau

isteri atau keduanya sehingga mereka tidak sanggup untuk melaksanakan

kehidupan suami isteri dalam mencapai tujuannya.20

Beberapa sebab terjadinya fasakh anatara lain sebagi berikut:21

1) Suami mempunyai cacat atau penyakit

Yang dimaksud dengan cacat disini adalah ialah mungkin berupa

penyakit jasmani atau rohani, yang tidak dapat dihilangkan atau dapat

20

Kamal Mukthar, Azas-azas Hukum Islam Tentang perkawinan, (Jakarta: Bulan Bintang,

1987)Cet.Ke-2, h. 212

21

Kamal Mukthar, Azas-azas Hukum Islam Tentang Perkawinan,h. 212

Page 36: YULI ASTUTI-FSH.pdf

26

disembuhkan dalam jangka waktu yang lama yang mengakibatkan tujuan

perkawinan tidak dapat tercapai.22

2) Suami tidak sanggup memberi nafkah

Imam Malik, Syafe‟i dan Ahmad bahwa hakim boleh menetapkan

putusannya perkawinan karena suami tidak memberikan nafkah kepada

isterinya, baik memang tidak ada lagi nafkah atau suami menolak memberi

nafkah.23

3) Suami melakukan kekejaman

Apabila terjadi suami melakukan kekejaman atau penganiyaan

kepada isterinya, sudah jelas bahwa mereka tujuan perkawinan mereka

tidak tercapai, terang saja rumah tangganya tidak akan aman dan hilang

rasa kasih mengasihi, hormat menghormati, sebagai yang dianjurkan Allah

SWT.

4) Suami meninggalkan tempat kediaman bersama

Apabila suami pergi dari tempat kediaman bersama, tidak diketahui

kemana perginya, dan tidak diketahui hidup atau matinya, dalam hal ini

Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 pasal 19 huruf b yaitu: Salah satu

pihak meninggalkan paihak lain selama 2 (dua) tahun berturut-turut tanpa

izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain diluar

kemampuannya.

22

Firdaweri, Hukum Islam Tentang Fasakh Perkawinan karena Ketidak mampuan Suami

Menunaikan Kewajibannya, h. 55-56

23

Kamal Mukthar, Azas-azas Hukum Islam Tentang Perkawinan,h. 212

Page 37: YULI ASTUTI-FSH.pdf

27

5) Suami dihukum penjara

Diantara hak yang diberikan kepada isteri untuk meminta cerai

adalah apabila suami menjalani hukuman penjara. Dalam hal ini Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia No.9 Tahun 1975 pasal 19 huruf c

berbunyi: Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau

hukuman yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung.24

d. Li‟an

Li‟an yaitu ucapan suami kepada isteri sebagai berikut :” Saya bersaksi

kepada Allah bahwa saya benar, terhadap tuduhan saya kepada isteri saya dia

telah berzina.” Dan jika ada anak dalam kandungan, yang diyakini bukan

anaknya, hendaknya diterangkan pula bahwa anak itu bukan anaknya.

Perkataan itu hendaknya diulang-ulangi sebanyak empat kali, kemudian

diakhiri dengan ucapan: “Allah akan melaknatku sekiranya akau berdusta

dalam tuduhanku ini.”

Li‟an ini bisa dilakukan oleh suami yang menuduh isterinya tanpa

dapat mengajukan empat orang saksi, sebagaimana keterangan syar‟i. karena

jika suami menuduh isterinya berzina tanpa dapat menghadirkan empat orang

saksi dan tidak pula melakukan li‟an ia dapat dikenakan hukuman dera 80

kali.25

24

Firdaweri, Hukum islam Tentang Fasakh Perkawinan karena Ketidak mampuan Suami

Menunaikan Kewajibannya, h.63-68

25

Abdul Qodir Jaelani, Keluarga Sakinah, (Surabaya: Bina Ilmu Offset, 1995), Cet-1,h. 336-

337

Page 38: YULI ASTUTI-FSH.pdf

28

e. Ila‟

Ila adalah seorang laki-laki yang bersumpah untuk tidak menyentuh

isterinya secara muthlak atau lebih dari empat bulan. Hal ini dimaksudkan

untuk menyakiti isteri, menyakiti kehormatan isteri, dan merendahkan

keperempuannnya. Lebih dari itu juga berpisah tempat tidur, menaruh

kebencian, dan tidak memberi hak-haknya sesuai yang disyaratkan. Sungguh

Islam mengharamkan berbagai bahaya macam ini, serta membentuk hukum

yang benar untuk menghapus segala permasalahan dan perselisihan

keburukan.26

f. Zhihar

Zhihar adalah seorang laki-laki yang mengharamkan isterinya bagi

dirinya dengan menyerupakan keharamannya seperti ibunya, saudara

perempuannya, atau salah satu mahramnya. Kemudian tidak diikuti thalaq.

Hukum tersebut pada masa jahiliyah menjadikan haram selamanya.

Lalu berpisahlah antara laki-laki dan isterinya. Peristiwa tersebut masih terjadi

dalam Islam. Diceritakan bahwa Aus bin Shamit marah pada isterinya lalu

men-zhihar pada isterinya. Isterinya datang pada Rasullah SAW untuk

26

Ali Yusuf As-Subki, “Fiqh Keluarga, Pedoman Berkembang dalam Islam”, (Jakarta: Sinar

Grafika Offser, 2010), Cet. 1, h. 359-360

Page 39: YULI ASTUTI-FSH.pdf

29

bertanya. Lalu Rasullah SAW berkata padanya: “aku tidak melihatmu kecuali

engkau telah haram baginya.” Itu adalah Zhihar yang pertama dalam Islam.27

Firman Allah SWT:

Artinya: “orang-orang yang menzhihar isterinya di antara kamu,

(menganggap isterinya sebagai ibunya, padahal) Tiadalah isteri

mereka itu ibu mereka. ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita

yang melahirkan mereka. dan Sesungguhnya mereka sungguh-

sungguh mengucapkan suatu Perkataan mungkar dan dusta. dan

Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.”(QS. Al-

Mujadilah (58):2)

g. Syiqaq

Dari segi bahasa syiqaq bermaksud perbalahan atau permusuhan. Dari

segi istilah syiqaq bermaksud: “suami isteri senantiasa berbala dan bergaduh

serta saling tuduh-menuduh antara satu salam lain bahwa mereka telah

dizalimi oleh pasangan mereka “. Dalam keadaan ini kedua-dua suami isteri

dianggap sebagai nusyuz sama ada dari segi perkataan atau perbuatan.28

Dengan kata lain syiqaq itu adalah perselisihan dan pertengkaran yang

terus menerus dan tidak ada harapan lagi untuk hidup rukun lagi. dalam

27

Ali Yusuf As-Subki, “Fiqih Keluarga, Pedoman Berkembang dalam Islam”, (Jakarta: Sinar

Grafika Offser, 2010), Cet. 1, h. 360

28

Norzulaili Mohd Ghazali Wan Abdul Fattah Wan Ismail, “Nusyuz, Shiqaq dan Hakam”,

(Kuala Lumpur: Kolej Universiti Islam Malaysia KUIM, 2005, h. 26

Page 40: YULI ASTUTI-FSH.pdf

30

Kompilasi Hukum Islam di Indonesia pasal 113-128 dijelaskan macam-macam

perceraian, Yaitu: cerai thalaq, cerai gugat, khulu, li‟an, dan fasakh.

E. Akibat dan Hikmah Perceraian

1. Akibat Perceraian

Apabila perkawinan yang diharapkan tidak tercapai dan perceraian

yang diambil sebagai jalan keluarnya maka akan timbul dari perceraian itu

sendiri. Dalam hal ini Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan atau Kompilasi Hukum Islam (KHI) mengatur hal tersebut pada

pasal-pasal berikut ini, yaitu:

a. Undang-undang Nomor 1 tahun 1974

Pasal 41

Akibat putusnya perkawinan karena perceraian ialah

1) Baik ibu atau bapak tetap berkewajiban memelihara dan mendidik

anak-anaknya semata-mata berdasarkan kepentingan anak, bilamana

ada perselisihan mengenai penguasaan anak-anak Pengadilan memberi

keputusannya.

2) Bapak yang bertangung jawab atas semua biaya pemeliharaan dan

pendidikan yang diperlukan anak itu, bilamana bapak dalam

kenyatannya tidak dapat memenuhi kewajiban tersebut Pengadilan

dapat menentukan bahwa ibu ikut memikul biaya tersebut.

3) Pengadilan dapat mewajibkan kepada berkas suami untuk memberikan

biaya penghidupan dan /atau menentukan sesuatu kewajiban bagi

bekas isteri.

b. Kompilasi Hukum Islam (KHI)

Page 41: YULI ASTUTI-FSH.pdf

31

Pasal 149

Bilamana perkawinan putus karena thalaq, maka bekas suami wajib:

1) Memberikan mut‟ah yang layak kepada bekas isterinya baik berupa

uang atau benda kecuali bekas isteri tersebut Qobla al-Dukhul.

2) Memberi nafkah, makan atau kiswah kepada bekas isteri selama dalam

masa iddah, kecuali bekas isteri telah jatuh thalaq ba‟in atau nusyuz

dan dalam keadaan tidak hamil.

3) Melunasi mahar yang masih terutang seluruhnya dan separuh apabila

Qobla al-Dukhul.

4) Memberikan biaya hadhanah untuk anak-anaknya yang belum

mencapai umur 21 tahun.

Pasal 150

Bekas suami berhak melakukan ruju‟ kepada bekas isterinya yang masih

dalam masa iddah.

Pasal 151

Bekas isteri selama dalam masa iddah wajib menjaga dirinya tidak menerima

pinangan dan tidak menikah dengan pria lain.

Pasal 152

Bekas isteri berhak mendapat nafkah iddah dari bekas suaminya kecuali bila

bila ia nusyuz.

Pasal 156

a. Anak yang belum mumayyiz berhak mendapatkan hadhanah dari ibunya,

kecuali bila ibunya telah meninggal dunia, maka kedudukannya diganti

oleh:

1) Wanita-wanita dalam garis lurus keatas dari ibunya;

2) Ayah;

3) Wanita-wanita dalam garis lurus keatas dari ayah;

Page 42: YULI ASTUTI-FSH.pdf

32

4) Saudara perempuan dari anak yang bersangkutan;

5) Wanita-wanita dari kerabat sedarah garis samping dari ibu;

6) Wanita-wanita dari kerabat sedarah menurut garis samping dari ayah;

b. Anak yang sudah mumayyiz berhak memilih untuk mendapatkan

hadhanah dari ayah atau ibunya.

c. Apabila pemegang hadhanah tidak dapat menjamin keselamatan jasmani

dan rohani anak, meskipun biaya nafkah dan hadhanah telah dicukupi ,

maka atas permintaan kerabat yang ternyata bersangkutan pengadilan

dapat memindahkan hak hadhanah kepada kerabat lain yang mempunyai

hak hadhanah pula.

d. Semua biaya hadhanah dan nafkah anak menjadi tangungan ayah menurut

kemampunannya, sekurang-kurangnya sampai anak tersebut dewasa dan

dapat mengurus dirirnya sendiri (21 tahun).

e. Bialaman terjadi perselisihan mengenai hadhanah dan nafkah anak,

pengadilan agama memberikan putusannya berdasarkan huruf (a), (b), (c),

dan (d).

f. Pengadilan dapat pula dengan mengingat kemampuan ayahnya

menetapkan jumlah biaya untuk pemeliharaan dan pendidikan anak-anak

yang tidak turut padanya.

2. Hikmah Perceraian

Dalam Al-Qur‟an tidak ada ayat yang menyuruh atau melarang eksistensi

perceraian, sedangkan untuk perkawinan ditemukan beberapa ayat yang

menyuruh melakukannya.

Suatu kejadian pastinya terhadap hikmah yang akan didapatkan, begitu

juga pada permasalahan perceraian akan ada hikmah yang akan kita dapatkan baik

bagi suami atau sang isteri. Thalaq pada dasarnya sesuatu yang halal tetapi hal

yang paling dibenci Allah SWT, hikmah dibolehkanya thalaq itu adalah karena

Page 43: YULI ASTUTI-FSH.pdf

33

dinamika kehidupan rumah tangga kadang-kadang menjurus kepada sesuatu yang

bertentangan dengan tujuan pembentukan rumah tangga itu. Dalam keadaan

begini kalau dilanjutkan akan menimbulkan mudharat bagi kedua belah pihak

baik itu bagi suami atau isteri bahkan kepada sang anak itu sendiri.

Allah SWT Yang Maha Bijaksana menghalalkan thalaq tapi

membencinya, kecuali untuk kepentingan suami, isteri atau keduanya, atau untuk

kepentingan keturunannya. Selain hal itu, hikmah adanya perceraian akan

menambahkan kita pada pembelajaran hidup bahwasannya dalam hidup terdapat

dinamika yang harus kita jalani, baik itu bersifat senang ataupun sedih. Karena

semua ini sudah ada ketentuannnya yang telah lama ditentukan oleh Allah SWT

sehingga pembelajaran untuk kehidupan kita kedepan agar lebih baik dan bisa

lebih mendekatkan diri dengan sang pencipta yaitu Allah SWT.29

29

Amir Syarifudin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia Antara Fiqh dan Munakahat dan

UU Perkawinan, h.109

Page 44: YULI ASTUTI-FSH.pdf

34

BAB III

TINJAUAN UMUM TENTANG MEDIA JEJARING SOSIAL DAN

PERSELINGKUHAN

A. Pengertian dan Macam-macam Media Jejaring Sosial

1. Pengertian Media Jejaring Sosial

Jejaring sosial adalah struktur sosial yang terdiri dari elemen-elemen

individual atau organisasi. Jejaring ini menunjukan jalan dimana mereka

berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal

sehari-hari sampai dengan keluarga. Jejaring sosial terbentuk dari simpul-

simpul (yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang diikat dengan

satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, dan keturunan

sebagai penghubungnya.

Banyak layanan jejaring sosial berbasiskan web yang menyediakan

kumpulan cara yang beragam bagi pengguna untuk berinteraksi, seperti chat,

messaing, e-mail, video, chat suara, share file, blog, grup diskusi, dan lain-

lain. Umumnya, jejaring social memberikan layanan untuk membuat biodata

dirinya. Pengguna dapat meng-upload foto dirinya dan dapat menjadi teman

dengan pengguna lainnya. Beberapa jejering social memiliki fitur tambahan,

seperti pembuatan grup untuk dapat salang sharing di dalamnya.1

1 Hanni Sofia & Budhi Prianto, Panduan Mahir Akses Internet, (Jakarta: Kriya Pustaka,

2010),Cet. 1, h. 158

Page 45: YULI ASTUTI-FSH.pdf

35

Maraknya new media, seperti blog, jurnalisme warga (citizen journalism),

twitter, dan semakin populernya jejaring sosial facebook, tanpa kita sadari, telah

mengubah kebiasaan manusia dalam berkomunikasi, yaitu dari lisan ke tulisan.

Tanpa disadari pula, lambat laun kita telah mamasuki budaya baca,

meskipun pesan atau isi pernyataan yang dibaca terpampang di layar monitor

computer, laptop, atau telepon seluler (ponsel). Apapun situasinya, aktivitas

membaca di media apa pun jauh lebih bagus dari pada tidak sama sekali.2

2. Macam-macam Media Jejaring Sosial

a. Facebook

Perusahaan yang berkembang pada situs jejaring sosial ataupun telah

ada sebelumnya, sebut saja salah satunya yang sedang populer adalah

facebook yang berhasil memikat pengguna dengan anggota mencapai 250

Juta.3

Apabila menengok beberapa tahun yang lalu, kehadiran facebook

memang tidak diperhitungkan, terutama di Negara kita tercinta, mungkin

karena dianggapnya baru, jadinya peminatnya masih sedikit. Seiring

berjalannya waktu, lambat laun peminatnya menjadi lebih banyak, sehingga

bisa bersaing dengan situs pertemanan lainnya. 4

2 Mulyadi Hadi, Twitter untuk Orang Awam, (Palembang, Maxikom, 2010), h.3

3 Hanni Sofia & Budhi Prianto, Panduan mahir akses Internet, (Jakarta: Kriya Pustaka,

2010),Cet. 1, h.158

4 Dominikus Juju, Seri Penuntun Praktis Facebook, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2009),

h.1

Page 46: YULI ASTUTI-FSH.pdf

36

Facebook adalah situs jejaring social yang diluncurkan pada 4

Februari 2004 dan didirikan oleh Mark Zuckerberg, seorang lulusan Harvard.

Situs ini memiliki jumlah pengguna paling besar di antara situs-situs jejaring

social lainnya. Sekarang, di dunia termasuk Indonesia, telah terserang

“demam facebook”. Situs ini dilengkapi dengan berbagai fitur yang akan

memanjakan kita, misalnya kecepatan dalam berkomunikasi, seperti wall,

status, dan live chat.

Situs pertemanan facebook memungkinkan seseorang untuk

menemukan teman lama, menemukan teman baru, menjalin pertemanan,

bergabung dalam komunitas seperti kota, kerja, sekolah, dan daerah untuk

melakukan koneksi dan berinteraksi dengan orang lain, mengirimkan pesan

dan komentar. Selain fasilitas-fasilitas utama yang disebutkan, masih sangat

banyak fasilitas-fasilitas yang ditawarkan situs itu, baik secara formal atau

non-formal, independen atau dependen.5

b. Twitter

Twitter adalah situs mikroblog dan situs web jejaring social yang

memberikan fasilitas bagi pengguna untuk mengirimkan sebuah pesan teks

dengan panjang maksimum 140 karakter melalui SMS, pengirim pesan instan,

surat elektronik.

5 Hanni Sofia & Budhi Prianto, Panduan mahir akses Internet, (Jakarta: Kriya Pustaka,

2010),Cet. 1, h.158

Page 47: YULI ASTUTI-FSH.pdf

37

Twitter didirikan pada bulan Maret 2006 oleh perusahaan rintisan

Obvios Crop. Istilah twitter secara harfiah disebut tweet yang berarti

„berkicau‟. Situs ini mempunyai konsep blog mikro dalam penggunaannya. Di

Indonesia situs jejaring social ini mempunyai pengguna aktif yang cukup

banyak.

Ide pembuatan Situs twitter yaitu berawal dari pertanyaan sederhana

“Apa yang anda lakukan saat ini ? “. Twitter menghubungkan pertanyaan

tersebut kepada pengguna dengan kembali bertanya “ What are you doing ? “.

Tentunya jawaban tersebut akan disebarluaskan oleh twitter melalui fasilitas

antarmuka (dashboard). Jika layanan pesan berbasis SMS hanya mampu

mengirimkan informasi kepada pengguna yang dikenal, maka twitter bisa

digunakan sebagai sarana penyebar informasi kepada semua orang baik yang

dikenal maupun yang tidak, untuk memberitahukan keberadaan penggunanya.

Penyampaian pesan dalam twitter umumnya tanpa berharap mendapatkan

balasan/respon dari pembacanya.

Twitter mampu memberikan informasi cepat tentang keberadaan

seseorang atau yang akan seseorang lakukan. Contoh “Aku mau makan

pergimain golf nanti sore, bila ada yang mau nyusul aja ke bla..bla…bla…”.

orang lain yang menjadi pengikut Twitter kita akan mengetahui berita tersebut

dan respon akan tercipta. Untuk urusan bisnis, Twitter bisa dijadikan alat

untuk mengumumkan kabar terbaru atau posting blog terbaru dari sebuah

Page 48: YULI ASTUTI-FSH.pdf

38

perusahaan bahkan berinteraksi dengan konsumen. Twitter juga memudahkan

kolaborasi internal dan komunikasi dalam sebuah kelompok.6

c. Google Bluzz

Goole Buzz merupakan jejaring social yang mirip facebook. Di Google

Buzz, kita bisa Sharring video ataupu Update status dengan temen-teman kita

di Google Buzz, juga mengomentari status update seseorang. Jika kita

pengguna Gmail, Google Buzz secara otomatis aktif di Gmail kita, sebagai

cirinya, Kita bisa melihat Google Buzz link di inbox Gmail kita.

d. Multiply

Multiply.com adalah salah satu layanan bogging yang digemari saat ini

karena menyediakan fasilitas lengkap untuk para blogger, seperti blog itu

sendiri, foto album, guestbook, music, video, link, maupun review. Dengan

multiply, kita selalu bisa tahu kabar terakhir dari teman kita karena setiap

berita baru akan di update halaman inbox summary. Multiply sangat cocok

digunakan untuk blog yang membutuhkan banyak tampilan gambar.

e. FUPEI

FUPEI (friends uniting program especially Indonesia) adalah sebuah

situs komunitas yang berisi jurnal persahabatn dan kreativitas di internet. Situs

jejaring social asli indonesia ini terus berusaha untuk mengembangkan

fasilitasnya agar tidak kalah dengan situs sejenis dari luar. Hampir

penggunanya juga berasal dari Indonesia.

6 Mulyadi Hadi, Twitter untuk Orang Awam, (Palembang, Maxikom, 2010), h. 3-4

Page 49: YULI ASTUTI-FSH.pdf

39

f. DiGLi

DiGLi adalah situs pertemanan khas Indonesia, sebagai ajang

berinteraksi sehingga membentuk sebuah aktivitas bersosialisasi. Dengan

DiGLi, kita bisa lebih mudah mendapatkan teman-teman baru dari seluruh

Indonesia. Selain itu, berbagai fasilitas yang tersedia sangat mendukung

penggunanya untuk menjalin komunikasi. Situs ini seperti gabungan

Facebook dengan Kaskus.

g. Otofriends.com

Otofriends.com merupakan jejaring sosial asli Indonesia yang

didirikan pada tahun 2008. Situs ini mengusung tema jejaring sosial dengan

tagline “Community Gethering, Start From Indonesia”. Otofriends

dikembangkan oleh mahasiswa asli dari Indonesia. Jejaring sosial ini

tergolong cepat dengan fitur Otofriends mirip dengan Facebook. Fitur

Otofrineds dapat dikatakan merupakan kombinasi dari facebook,

Yahoogroups, Friendster, bahkan Multiply.

h. Lilocity.com

LiLo (Little Online) didirikan sebagai tempat kumpul anak muda yang

berkonsep dunis virtual. Sandi Pinatabahri, Manajer Bisnis LiLo

mengembangkan situs ini kearah pertemanan virtual karena ingin memberikan

tempat untuk anak-anak muda bersosialisasi, berekreasi, dan mengekspresikan

dirinya di dunia virtual.

Page 50: YULI ASTUTI-FSH.pdf

40

i. Kongkoow.com

Kongkoow merupakan situs jejaring sosial lokal yang menyediakan

fasilitas sangat lengkap, seperti keanggotaan e-mail, file sharing, video

streaming, dan blogging. Jejaring sosial karya anak bangsa ini tidak kalah

dengan buatan luar negeri.7

B. Media Jejaring Sosial Sebagai Pemicu Perselingkuhan

Banyak definisi dilontarkan untuk mengartikan kata selingkuh, yang

dalam sepuluh tahun belakangan ini menjadi bahan perbincangan. Kata selingkuh

menggantikan kedudukan kata-kata lain yang sering digunakan masyarakat,

seperti: affair dan penyelewengan.8

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia perselingkuhan berasal dari kata

“selingkuh”: suka menyembunyikan sesuatu untuk kepentingan sendiri; tidak

berterus terang; tidak jujur; curang; serong.9

Menurut Abdul Aziz Ahmad Selingkuh artinya: menyerahkan sesuatu hal

positif yang seharusnya diserahkan hanya kepada suami atau isteri kepada orang

lain yang bukan suami atau istri. Hal positif tersebut antara lain : cinta,

pengharapan, birahi, pelayanan, dan lain-lain.

7 Hanni Sofia & Budhi Prianto, Panduan Mahir Akses Internet, (Jakarta: Kriya Pustaka,

2010),Cet. 1, h.

8 Abdul Aziz Ahmad, All About Selingkuh: Problematika dan Jalan Keluarnya, (Bandung:

Pustaka Hidayah), Cet. Ke-1, h. 81

9 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,

2002), Cet. Ke-3, h.1021

Page 51: YULI ASTUTI-FSH.pdf

41

Selingkuh terbagi tiga tingkatan, sesuai dengan besar kecilnya hal positif

yang diserahkan kepada orang lain.

Pertama: selingkuh berat, selingkuh jenis ini terjadi jika seseorang

melakukan tindakan persetubuhan dengan lawan jenis yang bukan pasangannya.

Kedua: selingkuh tingkat sedang. Selingkuh jenis ini terjadi jika seseorang

melakukan kontak fisik secara langsung dengan lawan jenis yang bukan

pasangannya.10

Dalam surat an-Nisa ayat 34 yang berbunyi, yaitu:

Artinya: “Wanita yang kamu khawatirkan nuzyuznya, maka nasehatilah mereka

dan pisahkan mereka dari tempat tidur mereka, dan pukullah mereka.

Kemudian jika mereka menaatmu, maka janganlah kamu mencari jalan

untuk menyusahkan. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi Lagi Maha

Besar:. (an-Nisa 4:34)

Dalam hal ini hukum badan tersebut adalah hukum badan yang ringan.

Hal ini sejalan dengan Hadist yang artinya: “Bertaqwalah kepada Allah dalam

urusan wanita, karena kamu mengambil mereka sebagai amanat Allah ….dan

mereka berjanji kepadamu bahwa mereka tidak akan mengizinkan masuk

10

Abdul Aziz Ahmad, All About Selingkuh: Problematika dan Jalan Keluarnya, , h. 82

Page 52: YULI ASTUTI-FSH.pdf

42

kerumahmu siapapun juga yang tidak kamu sukai. Jika mereka melanggar berilah

mereka hukuman badan ringan yang sekiranya tidak meninggalkan bekas pada

tubuhnya”. (H.R. Bukhari)11

Ketiga: selingkuh ringan. Selingkuh jenis ini terjadi jika seseorang

melakukan berbagai aktifitas fisik dengan lawan jenis yang bukan pasangannya.

Aktifitas tersebut tidak dilakukan dengan melekatkan organ-organ tubuh pria dan

wanita, namun sebatas pandang memandang dan berbicara saja, baik berbicara

langsung atau tidak langsung, misalnya, via e-mail, sms atau surat, bisa juga

melalui salah satu media jejaring sosial seperti facebook. 12

Umumnya skenarionya dimulai seseorang punya akun facebook, lalu

menemukan seseorang lawan jenis yang kelihatannya menarik, lalu mulai “add

friend”, setelah diterima, lalu saling mengirim berita di “wall” mulai dari formal

lalu masuk ke ranah pribadi dan menjadi akrab dan masuk ke bagian “chatting

room”, kemudian mengirim gambar-gambar, kemudian berbagi info dan nomor

kontak HP, dan seterusnya. Bila dua pribadi yang berlainan jenis sudah saling

terus menerus saling sharing terjadilah keakraban emosional bahkan bisa

dikategorikan “perselingkuhan emosional”, Itu terjadi bila sudah berani saling

panggil dengan kata yang hanya untuk suami istri, misalnya: sayang, papi-mami,

manisku, dan banyak istilah yang eksklusif lainnya yang hanya untuk pasangan.

11

Muhammad bin Ismail al-Bukhari Shahih Bukhari, (Beirut: Dar al-Fikr) h.39

12

Abdul Aziz Ahmad, All About Selingkuh: Problematika dan Jalan Keluarnya, (Bandung:

Pustaka Hidayah),

Page 53: YULI ASTUTI-FSH.pdf

43

Apalagi semua kegiatan diceritakan dan kemudian perhatian tercurah kepada

“teman” facebook ini.

Ada juga seorang yang menemukan seseorang yang merupakan cinta

lamanya dan kemudian berpisah karena berbagai sebab. Walaupun sudah masing-

masing berkeluarga, tetap merasa tidak apa-apa kalau chatting. Lalu dimulailah

percakapan seperti di atas, dan akhirnya muncul cinta lagi yang hilang. Ada

kerinduan untuk kembali kepada kenangan indah sewaktu dulu, ini dinamakan

“retrosexsuals”. Ada banyak definisi retroseksual, tetapi salah satunya adalah

berseminya cinta yang dulu pernah ada ketika seseorang yang dulu pernah

mencintai berjumpa kembali dan merajutkan hubungannya. Perselingkuhan ini

bisa terjadi karena memang “pria terangsang secara visual, dan wanita terangsang

secara emosional”. Mungkin karena gambar-gambar cantik yang ditaruh di

facebook.13

Kemudahan berinteraksi melalui media sosial memang tak perlu

diragukan lagi. Di jaman sekarang, semua bisa dilakukan melalui jaringan

internet. Namun, dibalik segala keuntungan yang sudah dirasakan oleh siapa saja,

ternyata ada juga beberapa pihak yang merasa bahwa media sosial seperti

facebook memberikan efek buruk bagi hubungan suami istri. kasus perceraian

oleh istri yang terlebih dahulu mengajukan berkas cerai ke Pengadilan Agama

13

Diakses pada tanggal 20 Juni 2012 melalui www.republika.co.id

Page 54: YULI ASTUTI-FSH.pdf

44

(PA). Penyebabnya adalah perselingkuhan melalui facebook. Sebagian besar usia

perkawinan yang mengajukan berkas cerai masih berumur 2-6 tahun.

Banyak yang menganggap bahwa facebook dan media sosial lainnya bisa

menyebabkan rusaknya hubungan seseorang, penculikan, pemerkosaan, hamil di

luar nikah dan hal buruk lainnya. Padahal facebook dan situs jejaring sosial

lainnya hanyalah sarana mempertemukan seseorang dengan orang lain secara

virtual. Bila alat itu dipergunakan dengan baik dan benar, maka hasil tentu akan

positif. Contohnya, jumlah kawan, relasi bisnis bisa bertambah, dan lain

sebagainya. Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang untuk memutuskan

bercerai, begitu pula remaja yang nikah muda karena hamil duluan.14

C. Akibat Hukum Perselingkuhan

1. Dasar larangan perselingkuhan

Mengenai dasar larangan perselingkuhan penulis tidak menemukan

kata-kata langsung mengenai perselingkuhan apalagi perselingkuhan melalui

facebook secara langsung dalam hukum perkawinan. Ajaran agama Islam

sangat membatasi seorang laki-laki dan perempuan melakukan hubungan atau

pergaulans yang terlalu bebas dalam menjalani kehidupan ini. Sehingga

apabila seorang laki-laki dan perempuan telah menikah mempunyai batasan-

batasan seperti halnya istri tidak boleh pergi meninggalkan rumah tanpa izin

14

Diakses pada tanggal 20 Juni 2012 melalui www.republika.co.id

Page 55: YULI ASTUTI-FSH.pdf

45

suami. Kebersamaan dan keterbukaan dalam rumah tangga penting agar tidak

terjadi perbedaan dan kesenjangan antara pasangan suami istri.15

Dalam hal ini yang menjadikan dasar bahwa perselingkuhan itu dilarang

adalah dalam Al-Qur‟an surat al-Isra ayat 32:

Artinya: “Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah

suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.”(Q.S.al-Isra 17:

32)

Dan dalam surat al-mu‟minun ayat 5-7:

Artinya: “Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-

isteri mereka atau budak yang mereka miliki, Maka Sesungguhnya

mereka dalam hal ini tiada terceIa. Barangsiapa mencari yang di balik

itu Maka mereka Itulah orang-orang yang melampaui batas.” ( Q.S. al-

Mu‟minun 23: 5-7)

Dari segi ayat di atas, dapat kita ketahui bahwa, mendekati zina saja kita

dilarang apalagi sampai melakukan perbuatan yang dilarang oleh agama, Ayat ini

juga melarang seorang laki-laki dan perempuan mendekati perzinaan. Sedangkan

perbuatan perselingkuahn merupakan salah satu jalan untuk melakukan perzinaan.

15

Undang-undang Republik Indonesia No.1 tahun 1974 tentang perkawinan dan kompilasi

Hukum Islam beserta penjelasannya (Bandung: Otra Umbara, 2007) Cet.ke-1,h.

Page 56: YULI ASTUTI-FSH.pdf

46

Sedangkan menurut pasal 116 Kompilasi Hukum Islam, pasal 19 undang-

undang nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan, yaitu:

a. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, penjudi, dan lain

sebagainya yang sukar disembuhkan.

b. Antara suami dan isteri terus-menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran

dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga.16

2. Pandangan Hukum Islam

Dalam Islam tidak ada istilah perselingkuhan mungkin istilah ini biasa

diqiyaskan dengan qadzaf yang berarti menuduh berbuat zina. Dengan demikian,

qadzaf temasuk dosa besar. Syariat telah mewajibkan hukuman delapan puluh kali

dera bagi orang yang menuduh berzina (qadzif).

Syarat-syarat dalam qadzaf:

a. Islam, berakal, dan Baligh;

b. Orang yang menuduh berzina (qadzif) itu dikenal ditengah-tengah masyarakat

sebagai orang yang suci, taat beribadah dan shahih;

c. Adanya tuntutan dari maqdzuf (tertuduh berbuat zina) dijatuhkannya

hukuman had bagi qadzif;

Si qadzif tidak mendatangkan empat saksi, sebagaimana yang difirmankan

Allah SWT: ”mereka tidak mendatangkan empat orang saksi”

16

Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia, (Jakarta: Akademika Pressindo), ed.1,

Cet. 5, h. 141

Page 57: YULI ASTUTI-FSH.pdf

47

Yang menjadi dasar penetapan had qadzaf:

a. Pengakuan dari qadzif sendiri.

b. Kesaksian dua orang laki-laki yang adil.

Allah SWT telah mengharamkan qadzaf ditengah-tengah kaum muslimin,

dimana telah berfirman:

Artinya: “dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik (berbuat

zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, maka deralah

mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali dera. Dan mereka itulah

orang-orang yang fasik. Kecuali orang-orang yang bertaubat sesudah

itu memperbaiki dirinya, maka sesungguhnya Allah Mha Pengampun

lagi Maha Penyayang” (An-nur 4-5)

Had qadzaf dinyatakan gugur jika si qadzif (penuduh) dapat

mendatangkan empat orang saksi. karena dengan adanya empat orang saksi itu

berarati alternative negative ynag mengharuskan hukuman had, menjadi lenyap.

Dengan demikian, saksi-saksi tersebut akan memperkuat tuduhan perzinaan itu.

Dan had zina harus diberikan kepada tertuduh berbuat zina, karena dia

benar-benar telah berzina.

Jika seseorang menuduh suaminya berbuat zina, maka dia harus dijatuhi

hukuman had, jika syarat-syarat untuk menjatuhkannya telah terpenuhi. Tetapi

Page 58: YULI ASTUTI-FSH.pdf

48

jika suami yang menuduh istrinya berzina dan dia tidak mendatangkan bukti-bukti

konkret, maka dia tidak dapat dijatuhi hukuman had, hanya saja dia harus

bersumpah lian. Jika suami dapat mendatangkan bukti-bukti dan juga tidak mau

bersumpah lian, maka diapun harus dijatuhi hukuman had qadzaf.17

Perselingkuhan bisa menimpa siapa saja, orang muslim maupun non

muslim. Menangkal pernik-pernik perselingkuhan tidak semudah yang kita duga,

karena godaan cukup besar. Pernikahan sangat sacral tidak sepatutnya dinodai

dengan perselingkuhan. Kita sebagai umat muslim harus secara tegas

menghindari perselingkuhan yang jelas-jelas membawa dampak buruk pada

hubungan pernikahan. Pada hakikatnya perselingkuhan sama dengan perzinahan

yang secara jelas diharamkan dalam Islam, maka sudah sepatutnya kita tidak

terjebak dalam perselingkuhan.

Kesabaran merupakan langkah utama ketika mulai muncul perselisihan.

Islam memerintahkan kepada suami istri agar bergaul dengan cara yang baik,

serta mendorong mereka untuk bersabar dengan keadaan masing-masing

pasangan, karena boleh jadi di dalamnya terdapat kebaikan-kebaikan. Jika

dibutuhkan orang ketiga untuk membantu menyelesaikan persoalan maka jangan

sekali-sekali melibatkan lawan jenis yang bukan mahram-nya; seperti teman

sekantor, tetangga, kenalan, dan sebagainya. Awalnya mungkin hanya sebatas

curhat, tetapi tanpa disadari, jika sudah mulai merasa nyaman, persoalan mungkin

justru tidak terpecahkan, yang kemudian terjadi adalah munculnya rasa saling

17

Diakses pada tanggal 21 Juni 2012, www.makmun-anshory.blogspot.com

Page 59: YULI ASTUTI-FSH.pdf

49

ketergantungan dan ketertarikan. Hal ini biasa menjadi awal dari kedekatan di

antara mereka dan peluang untuk terjadi perselingkuhan.

Dalam pandangan Islam hubungan antara pria dan wanita merupakan

pandangan yang terkait dengan tujuan untuk melestarikan keturunan, bukan

semata-mata pandangan yang bersifat seksual. Dalam konteks itulah, Islam

menganggap berkembangnya pikiran-pikiran yang mengudang hasrat seksual

pada sekelompok orang merupakan keadaan yang membahayakan. Oleh karena

itu, Islam memerintahkan.

Pria dan wanita untuk menutup aurat, menahan pandangannya terhadap

lawan jenis, melarang pria dan wanita ber-khalwat, melarang wanita bersolek dan

berhias di hadapan laki-laki (non-mahram). Islam juga telah membatasi kerja

sama yang mungkin dilakukan oleh pria dan wanita dalam kehidupan umum serta

menentukan bahwa hubungan seksual antara pria dan wanita hanya boleh

dilakukan dalam dua keadaan, yaitu: lembaga pernikahan dan pemilikan hamba

sahaya.

Page 60: YULI ASTUTI-FSH.pdf

50

BAB IV

ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA TEGAL TENTANG

PENYELESAIAN FACEBOOK SEBAGAI PEMICU PERSELINGKUHAN

YANG BERDAMPAK PADA PERCERAIAN

A. Profi Pengadilan Agama Tegal

NAMA : PENGADILAN AGAMA TEGAL

ALAMAT : Jl. Mataram No. 6 Kota Tegal Telp./Fax. (0283)

323228 – 323229 Kode Pos 52141

DASAR PEMBENTUKAN : Staatblad 1882 nomor 152 pasal 1. Kemudian

sebagai tindak lanjut dari pada Keputusan

Menteri Agama Nomor 18 Tahun 1986 Jo

Keputusan Menteri Agama Nomor 18 Tahun

1987 tentang pembentukan Pengadilan Agama

Slawi maka Pengadilan Agama Tegal telah dibagi

menjadi 2 (dua) yaitu Pengadilan Agama Tegal

dan Pengadilan Agama Slawi Jo. Pasal 206

Tahun 1989 tentang Peradilan Agama.

Page 61: YULI ASTUTI-FSH.pdf

51

WILAYAH HUKUM : Wilayah hukum Pengadilan Agama Tegal

berdasarkan surat dari Pengadilan Tinggi

Agama Semarang tanggal 26 November 1987

Nomor : PTA.k/K/355/87 wilayah hukumnya

sama dengan wilayah hukum Pengadilan Negeri

Tegal. Dan berdasarkan KMA/150/II/1994

menyatakan bahwa wilayah hukum Pengadilan

Negeri Tegal adalah meliputi Wilayah

Kotamadya Tegal ditambah 2 (dua) Kecamatan

Kramat dan Kecamatan Dukuhturi.

1. Kelurahan

2. Desa

3. Kecamatan

4. Batas Wilayah

:

:

:

:

27

37

6

- Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa.

- Sebelah Timur dan Selatan berbatasan dengan

Kabupaten Tegal.

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten

Brebes.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7

Tahun 1986 tentang perubahan Batas Wilayah

Kotamadya Daerah Tingkat II Tegal dan

Page 62: YULI ASTUTI-FSH.pdf

52

Kabupaten Daerah Tingkat II Tegal, Luas

Wilayah Kota Tegal adalah 38,50 Km² atau 3.850

Hektar. Namun demikian secara Defacto luas

wilayah Kota Tegal mengalami perubahan sejak

tanggal 23 Maret 2007 dengan ditetapkannya

Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2007

tentang Perubahan Batas Wilayah Kota Tegal

dengan Kabupaten Brebes Provinsi Jawa Tengah

di Muara Sungai Kaligangsa., sehingga luas

wilayah Kota Tegal menjadi 39,68 Km² atau

3.968 Hektar.

LETAK GEOGRAFIS : Kota Tegal Terletak diantara 109°08‟ - 109°10‟

Bujur Timur dan 6°50‟ - 6°53‟ Lintang selatan

dengan bentang terjauh utara ke Selatan 6,7 Km

dan Barat ke Timur 9,7 Km

JUMLAH PEGAWAI : 19 orang PNS dan 7 orang Honorer1

1 Sumber berasal dari http://www.pa-tegal.go.id/home/profil-pa-tegal.html// diakses pada

tanggal 1 Juni 2012

Page 63: YULI ASTUTI-FSH.pdf

53

5. Prosedur Perceraian Pengadilan Agama Tegal

Sebelum membahas perceraian karena perselingkuhan secara khusus yang

dikarenakan facebook sebagai pemicunya, terlebih dahulu penulis akan

menggambarkan prosedur perceraian baik penerimaan perkara sampai jalannya

persidangan secara gobal, mulai dari pendaftaran perkara di kepaniteraan

pengadilan sampai perkara tersebut disidangkan.

Awal surat gugatan atau permohonan yang telah dibuat dan ditandatangani

diajukan ke kepaniteraan Pengadilan Agama (surat gugatan diajukan pada sub

kepaniteraan gugatan sedangkan permohonan pada subkepaniteraan permohonan).

Undang-undang membedakan antara perceraian atas kehendak isteri. Hal ini

karena karateristik hukum Islam dalam perceraian memang menghendaki

demikian.2

Untuk mengajukan perkara perceraian ke pengadilan agama dapat

dilakukan dengan dua cara, yaitu:

a. Perkara Gugatan (Kontentius).

b. Perkara Permohonan (Voluntair).3

2 Mukti Arto, Praktek Perdata Pada Pengadilan Agama, (Jakarta: Pustaka Pelajar, 2003),

Cet.Ke-4, h.206

3 Mukti Arto, Praktek Perdata Pada Pengadilan Agama, (Jakarta: Pustaka Pelajar, 2003),

h.206

Page 64: YULI ASTUTI-FSH.pdf

54

Perceraian atas kehendak suami disebut dengan cerai thalak dan perceraian

atas kehendak isteri disebut cerai gugat. Menurut Hukum Islam suamilah yang

memegang tali perkawinan, oleh karenalah suami yang berhak melepaskan tali

perkawinan dengan mengucapkan ikrar thalak. maka apabila suami menghendaki

perceraian, ia bukan mengajukan gugatan perceraian akan tetapi permohonan izin

untuk mengucapkan ikrar thalak. Permohonan cerai thalak meskipun bentuknya

adalah permohonan kontentius. Sedangkan perceraian atas kehendak isteri disebut

dengan cerai gugat.4

Sebelum perkara terdaftar di kepaniteraan, panitera melakukan penelitian

terlebih dulu terhadap kelengkapan berkas perkara (penelitian terhadap bentuk

dari isi gugatan permohonan sudah dilakukan sebelum perkara didaftarkan.

Misalnya dalam membuat surat gugatan. Kepaniteraan dibolehkan memberikan

arahan pada penggugat apabila dalam gugatan yang dibuat tidak sesuai. Apabila

terjadi kesalahan dalam gugatan atau permohonan maka tidak boleh didaftarkan

sebelum petita dan positanya jelas, seprti ada petita namun tidak didukung oleh

posita berarti gugatan atau permohonan tidak jelas.5

Jika hal tersebut terjadi maka gugatan atau permohonan tersebut terlebih

dahulu harus diperbaiki. Panitera sebagai pihak yang mempunyai otoritas dalam

meneliti berkas gugatan atau permohonan sebaiknya melakukan penelitian

4 Mukti Arto, Praktek Perdata Pada Pengadilan Agama, (Jakarta: Pustaka Pelajar, 2003),

h.208

5 Mukti Arto, Praktek Perdata Pada Pengadilan Agama, h.76

Page 65: YULI ASTUTI-FSH.pdf

55

tersebut disertai dengan membuat resume tersebut diserahkan kepada Ketua

Pengadilan (dengan buku ekspedisi local sebenarnya). Dengan disertai dengan

saran tindak misalnya berbunyi syarat-syarat cukup dan siap untuk disidangkan.6

Kemudian penggugat atau permohonan menghadap ke meja 1 untuk

menaksir besarnya biaya perkara dan menulisnya pada Surat Kuasa Untuk

Membayar (SKUM). Besarnya biaya perkara diperkirakan harus telah mencukupi

untuk menyelesaikan perkara tersebut. Hasil ini sejalan pada pasal 193 Rbg / pasal

182 ayat (1) HIR / pasa 90 ayat (1) Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 Tentang

Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama yang

meliputi:

Pasal 90

(1) Biaya perkara sebagaimana dimaksud dalam pasal 89, meliputi:

a. Biaya kepaniteraan dan biaya materai yang diperlukan untuk perkara

tersebut.

b. Biaya untuk para saksi, saksi ahli, penerjemah, dan biaya pengambilan

sumpah yang diperlukan dalam perkara tersebut.

c. Biaya yang diperlukan untuk melakukan pemeriksaan setempat dan

tindakan-tindakan lain yang diperlukan pengadilan dalam perkara tersebut;

dan

d. Biaya pemanggilan, pemberitahuan dan lain-lain atas perintah Pengadilan

yang berkenan dengan perkara tersebut.7

6 Raihan A.Rasyid, Hukum Acara Peradilan Agama (Jakarta: PT. raja Grafindo Persada,

2001), ed. Ke-2, Cet.Ke-8, h.129

7 Pasal 90 ayat (1), Undang-undang No 3 Tahun2006 Tetang Perubahan Undang-undang no 7

Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama, h.16

Page 66: YULI ASTUTI-FSH.pdf

56

Ketentuan diatas tidak berlaku bagi yang tidak mampu dan diizinkan

mengajukan gugatn perceraian secara prodeo (Cuma-Cuma).

Ketidakmampuannya dapat dibuktikan dengan melampirkan surat keterangan dari

Lurah atau Kepala Desa setempat yang dilegalisir oleh Camat. Setelah itu,

penggugat atau pemohon menghadap ke meja II dengan menyerahkan surat

Gugatan/permohonan dan Surat Kuasa Untuk Membayar (SKUM) yang telah

dibayar. Setelah selesai, kemudian surat gugatan permohonan tersebut dimasukan

dalam map Berkas Acara, kemudian menyerahkannya kepada Wakil Panitera

untuk disampaikan kepada Ketua Pengadilan melalui panitera.8

Setelah terdaftar gugatan diberi nomor perkara kemudian diajukan Ketua

Pengadilan, setelah ketua pengadilan menerima gugatan maka ia menunjuk hakim

yang ditugaskan untuk menangani masalah tersebut. Pada prinsipnya pemeriksaan

dalam persidangan dilakukan oleh hakim maka hakim ketua pengadilan menunjuk

seorang hakim sabagai ketua majelis dan dibantu hakim anggota.9

Setelah itu hakim yang bersangkutan dengan surat ketetapannya dapat

menetapkan hari, tanggal serta jam, kapan perkara itu akan disidangkan, ketua

memerintahkan memanggil kedua belah pihak supaya hadir dalam persidangan

8 M. Fauzan, pokok-pokok Acara perdata Peradilan Agama dan Mahkamah Syari‟iyah di

Indonesia (Jakarta: Kencana, 2005), Cet Ke-2, h.14

9 R.Soeroso, Praktik Hukum Acara Perdata dan Tata Cara dan Proses Persidangan (Jakarta:

sinara Grafika, 2004), Cet Ke-6, Hal.39

Page 67: YULI ASTUTI-FSH.pdf

57

pasal 121 HIR,10

untuk membantu majelis hakim dalam menyelesaikan perkara,

maka ditunjuk seorang atau lebih panitera sidang dalam hal ini panitera, wakil

panitera, panitera muda dan panitera pengganti.11

Tata cara pemanggilan dimana dilakukan secara resmi dan patut, yaitu:

a. Dilakukan jurusita atau jurusita pengganti diserahkan kepada pribadi yang

dipanggil ditempat tinggalnya.

b. Apabila tidak ditemukan maka surat panggilan tersebut diserahkan kepada

kepala desa yang bersangkutan

c. Apabila salah seorang telah meninggal dunia maka disampaikan kepada ahli

warisnya.

d. Setelah melakukan pemanggilan maka jurusita harus menyerahkan risalah

(tanda bukti bahwa pihak telah dipanggil kepada hakim yang akan memeriksa

perkara yang bersangkutan).

e. Kemudian pada hari yang telah ditentukan sidang perkara dimulai.12

Sedangkan proses pemeriksaan perkara di depan sidang dilakukan melalui

tahap-tahap dalam hukuman acara perdata sebagaimana yang telah tertera

10

M.Fauzan, Pokok-pokok Acara Peradilan Agama dan Mahkamah Syar‟iyah di

Indonesia,h.13

11

A.Basiq Djalil, Peradilan Agama di Indonesia (Jakarta; Kencana, 2006), Cet Ke-1, h.214

12

R.Soeroso, Praktik Hukum Acara Perdata dan Tata Cara dan Proses Persidangan, h.40

Page 68: YULI ASTUTI-FSH.pdf

58

dalam Undang-undang No.3 Tahun 2006 tentang perubahan atas Undang-

undang No.7 Tahun 1989 Tentang Peradilan Agama pasal 54:13

“Hukum acara yang berlaku pada Peradilan Agama dalam lingkungan

Peradilan Agama adalah Hukum Acara perdata yang berlaku pada

Pengadilan dalam lingkungan Peradilan Umum, kecuali yang diatur secara

khusus dalam Undang-undang ini”.

Setelah hakim membuka sidang dan dinyatakan terbuka untuk umum,

dilanjutkan dengan mengajukan pertanyaan tentang keadaan para pihak, ini

bersifat cecking indentitas para pihak apakah para pihak sudah mengerti mengapa

mereka dipanggil untuk menghadiri sidang. Pada upaya perdamaian inisiatif

perdamaian bisa timbul dari hakim, penggugat ataupun tergugat. Hakim harus

sungguh-sungguh mendamaikan para pihak. Apabila ternyata upaya perdamaian

yang dilakukan tidak berhasil, maka sidang dinyatakan tertutup untuk umum

dilanjutkan ketahap pemeriksaan, diawali dengan pembacaan surat gugatan.14

Selanjutnya pada tahap dari tergugat, pihak tergugat diberikan kesempatan

untuk membela diri dan mengajukan segala kepentingannya terhadap penggugat

melalui hakim. Pada tahap replik, penggugat kembali menegaskan isi gugatannya

yang dilakukan oleh tergugat dan juga mempertahankan diri atas sanggahan-

sanggahan yang disekal tergugat. Kemudian pada tahap Duplik, tergugat dapat

menjelaskan kembali jawabannya yang disangkal oleh penggugat.

13

A.Basiq Djalil, Peradilan Agama di Indonesia, h.202 14

R.Soeroso, Praktik Hukum Acara Perdata dan Tata Cara dan Proses Persidangan, h.41-42

Page 69: YULI ASTUTI-FSH.pdf

59

Tahap Replik dan Duplik dapat diulang-ulang sampai hakim dapat

memandang cukup. Kemudian diajukan dengan pembuktian. Pada tahap

pembuktian, penggugat dan tergugat mengajukan semua alat-alat bukti yang

dimiliki untuk mendukung jawabannya (sanggahannya), masing-masing pihak

berhak menilai alat bukti lawannya. Kemudian tahap kesimpulan, masing-masing

pihak mengajukan pendapat akhir tentang hasil pemeriksaan. Kemudian pada

tahap putusan hakim menyampaikan segala bentuk pendapatnya tentang perkara

tersebut dan menyimpulkan dalam putusan. Dan putusan hakim adalah untuk

mengakhiri sengketa.15

B. Gambaran Mengenai Duduk Perkara

Menimbang, bahwa Penggugat dengan surat tergugatnya tertanggal 20

januari 2011 terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Tegal pada tanggal 20

Januari 2011 dibawah Registrasi Perkara Nomor 0061/Pdt.G/2011/PA.TG.

mengajukan hal-hal sebagi berikut:16

1. Bahwa Penggugat adalah isteri sah tergugat, menikah pada hari Kamis tanggal

16 September 2004 di hadapan Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan

Agama Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal dengan bukti Duplikat Kutipan

Akta Nikah Nomor: 496 /21/XI/2004 Seri: AA tertanggal 17 September 2004;

15

R.Soeroso, Praktik Hukum Acara Perdata dan Tata Cara dan Proses Persidangan, hal.45 16

Sumber berasal dari arsip Putusan Perkara nomor 0061/Pdt.G/2011/PA.TG Pengadilan

Agama Tegal, h.1

Page 70: YULI ASTUTI-FSH.pdf

60

2. Bahwa setelah akad nikah, Tergugat mengucapkan sighat taklik talak

sebagaimana tercantum dalam Buku Kutipan nikah tersebut di atas;

3. Bahwa sejak menikah, Penggugat dan tergugat hidup bersama sebagai suami

isteri di rumah orang tua Penggugat 5 (lima) tahun 7 (tujuh) bulan;

4. Bahwa selama pernikahan tersebut, Penggugat dan Tergugat telah dikaruniai

seorang anak, diberi nama: Arkana Safa, umur 06 tahun, sekarang dalam

asuhan Penggugat.

5. Bahwa semula rumah tangga Penggugat dan Tergugat berjalan rukun dan

harmonis serta tidak ada permasalahan yang berarti, namun sejak pertengahan

tahun 2006 (tiga tahun setelah menikah), rumah tangga Penggugat dengan

Tergugat tidak ada kebaikan serta keharmonisan lagi, antara Penggugat

dengan Tergugat sering berselisih dan bertengkar disebabkan masalah

ekonomi, yakni: selama menikah Tergugat tidak mencukupi kebutuhan sehari-

hari. Apabila Tergugat bekerja gajinya tidak diberikan sepenuhnya kepada

Penggugat, Penggugat diberi uang belanja hanya apabila Penggugat minta,

sedang yang mencukupi kebutuhan sehari-hari adalah Penggugat usaha sendiri

dibantu oleh orang tua Penggugat, lalu pada bulan April 2010, Tergugat pergi

meninggalkan Penggugat, lalu pada bulan April 2010, Tergugat pergi

meninggalkan Penggugat tanpa alasan yang sah hingga sekarang sudah

berjalan selama 9 (Sembilan) bulan, tidak pernah pulang/kembali ke rumah

Penggugat, Tergugat pulangnya ke rumah orang tua sendiri;

Page 71: YULI ASTUTI-FSH.pdf

61

6. Bahwa selama Tergugat pergi meninggalkan Penggugat tersebut, Tergugat

tidak pernah datang menengok, tidak memberi nafkah juga meninggalkan

sesuatu harta benda yang dapat dijadikan sebagai pengganti nafkah Penggugat

serta tidak memperdulikan nasib Penggugat selama waktu tersebut di atas;

7. Bahwa atas sikap dan perbuatan Tergugat sebagaimana tersebut di atas,

Penggugat mengajukan gugatan perceraian terhadap Tergugat dengan alasan:

Tergugat telah melanggar sighat taklik talak yang diikrarkannya sendiri sesaat

sesudah akad nikah angka: 2 dan 4, yakni: tidak memberi nafkah wajib dan

membiarkan (tidak memperdulikan) nasib Penggugat selama 1 (satu) tahun,

berdasarkan Pasal 116 huruf (g) Kompilasi Hukum Islam;

Menimbang, bahwa pada hari yang telah ditetapkan Penggugat dengan

Tergugat telah datang menghadap sendiri di Persidangan, kemudian sesuai

dengan PERMA RI Nomor 1 Tahun 2008 Majelis Hakim berusaha mendamaikan

kedua pihak melalui mediasi dengan mediator yaitu Drs.A.Khaerun dan mediator

telah melakukan mediasi yang di hadiri kedua belah pihak sesuai dengan laporan

hasil mediasi tidak berhasil.

Menimbang, bahwa setelah gugatan Penggugat dibacakan yang isinya

tetap dipertahankan, Tergugat telah memberikan jawaban secara tertulis dengan

suratnya tertanggal 10 Maret 2011 yang pokoknya;

1. Bahwa pada pokoknya Tergugat menolak dengan tegas dalil-dalil gugatan

Penggugat, kecuali terhadap hal-hal yang diakui kebenarannya oleh hukum;

Page 72: YULI ASTUTI-FSH.pdf

62

2. Bahwa benar selama pernikahan tersebut, antara Penggugat dan Tergugat

telah dikaruniai seorang anak yang bernama: Arkana Safa , umur 6 (enam)

tahun sesuai dengan bukti Kutipan Akta Kelahiran Nomor: 84/2005,

Tertanggal 25 Januari 2005, sekarang dalam asuhan Penggugat tinggal

bersama di rumah orang tua Penggugat;

3. Bahwa sejak menikah hingga April 2010, rumah tangga Penggugat dan

Tergugat berjalan rukun dan harmonis tidak ada masalah yang berarti dan

kalaupun ada perselisihan, itu tidak “sering” dan bisa diselesaikan bersama.

Hal tersebut hanyalah pertengkaran biasa yang biasa terjadi dalam biduk

rumah tangga pada umumnya.

4. Bahwa tergugat menolak dengan tegas dalil gugatan Penggugat yang

menyatakan bahwa sejak pertengahan tahun 2006 Penggugat dan Tergugat

sering berselisih dan bertengkar disebabkan masalah ekonomi.

5. Penggugat telah melakukan hubungan dengan laki-laki baik melalui telepon,

sms, maupun facebook, hingga menginap di luar kota ( Tergugat mengetahui

dan melihat sendiri), selalu tidak menerima bila ditegur dan ini bukan

kejadian pertama kali. Hal-hal yang sangat tidak pantas Penggugat lakukan

sebagai seorang isteri dan ibu dari seorang anak dengan cara pulang larut serta

menjalin hubungan dengana laki-laki lain yang bukan mukhrimnya.

Menimbang, bahwa atas jawaban Tergugar tersebut. Penggugat

mengajukan Replik secara tertulis dengan suratnya tertanggal 17 Maret 2011 yang

pada pokoknya sebagai berikut:

Page 73: YULI ASTUTI-FSH.pdf

63

1. Memang benar kami memiliki putra dari pernikahan yang terjadi, namun

seingat saya, tergugat pernah meragukan secara biologis keberadaan anak

yang terlahir bahkan tergugat pernah menyatakan untuk melakukan tes DNA

apabila ingin mengakui secara sah oleh tergugat.

2. Saya menyatakan keberatan akan jawaban dari tergugat tentang keberadaan

saya di dunia maya, karena seutuhnya saya tidak merugikan tergugat. Dan hal

yang berada pada dunia maya adalah tentang diri saya pribadi dan menurut

saya hal ini sudah menyimpang dari tuntutan yang ada. Hak dasar saya

bersosialisasi baik di dunia maya dan nyata adalah hak secara asasi manusia

sebagai hak mendasar kebutuhan manusia paling mendasar serta tidak

merugikan atau melanggar hukum. Dan adapun dengan siapa saja saya dekat

adalah semua terjadi atas sepengetahuan orang tua saya dan hal tersebut terjadi

setelah saya berpisah dari tergugat.

Menimbang bahwa atas replik Penggugat tersebut, Tergugat mengajukan

duplik secara tertulis suratnya tertanggal 24 Maret 2011 yang pada pokoknya

sebagai berikut;

1. Tergugat menolak dengan tegas alasan Replik yang disampaikan Penggugat,

tentang keberadaan Penggugat di dunia maya yang Penggugat seutuhnya tidak

merugikan Tergugat. hal tersebut jelas-jelas sangat merugikan tidak saja bagi

Tergugat, namun bagi anak kami. Sebab Penggugat berada di dunia maya

hingga melupakan bahwa dirinya mempunyai rumah tangga, dan keberadaan

Penggugat di dunia maya telah berdampak pada hubungan rumah tangga

Page 74: YULI ASTUTI-FSH.pdf

64

Pengggugat dengan sadar atau tidak, dan itu sangat merugikan bagi Tergugat

maupun anak. Semua itu terlepas dari hak dasar untuk bersosialisasi, yang

masih harus dibatasi dengan norma-norma yang ada dan tidak lepas control.

Menimbang, bahwa Penggugat untuk meneguhkan dalil-dalil gugatannya

telah mengajukan alat-alat bukti sebagai berikut:

A. Alat Bukti Surat yaitu foto copy Duplikat Akta Nikah Nomor: 496/21/IX/2004

Seri: AA tertanggal 08 Juni 2010 dikeluarkan oleh Kepala Kantor Urusan

Agama Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal, alat bukti dengan aslinya,

selanjutnya oleh Ketua Majelis ditandai dengan P;

Menimbang, bahwa selain alat bukti tertulis tersebut Pengggugat juga

mengajukan 2 (dua) orang saksi di bawah sumpah yang memberikan

keterangan sebagai berikut:

B. Alat bukti Saksi:

1. Edy Sudaryanto bin Sutarji, umur 53 tahun, agama Islam, Pekerjaan PNS,

bertempat tinggal di Jl. Sangir no. 18 Kelurahan Mintaragen Rt. 10 Rw.

11, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal;

2. Diah S. binti Wain, umur 48 tahun, agama Islam, pekerjaan Perias

Pengantin, bertempat tinggal di Jl. Sangir No. 18 Kelurahan Mintaragen

Rt. 10 Rw. 11, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal;

Menimbang, bahwa atas keterangan 2 saksi tersebut Penggugat dengan

Tergugat tidak menaruh keberatan;

Page 75: YULI ASTUTI-FSH.pdf

65

Menimbang, bahwa demikian juga Tergugat telah mengajukan bukti

berupa:

A. Alat Bukti Surat Yaitu:

1. Foto copy Kutipan Surat Akta Nikah Nomor: 496/21/IX/2004 Seri AA

tertanggal 08 juni 2010 yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama

Tegal Timur, Kota Tegal. Setelah foto Copy dicocokan dengan surat

aslinya ternyata surat tersebut sesuai dengan aslinya, dan alat bukti

tersebut dibenarkan olah Tergugat kemudian oleh Ketua Majelis di beri

tanda bukti T.1;

2. Foto copy Kartu Keluarga Nomor: 337602110208815 tertanggal 24 Mei

2010 yang dikeluarkan oleh Kepala Finas Kependudukan dan Pencacatan

Sipil, Kota Tegal. Setelah foto copy dicocokan dengan surat aslinya

ternyata surat tersebut sesuai denfan aslinya, dan alat bukti surat tersebut

dibenarkan oleh Tergugat kemudian oleh Ketua Majelis diberi tanda bukti

T.2;

3. Foto copy Kutipan Akta Kelahiran Nomor: 84/2005 tertanggal 5 Januari

2005 atas Nama Daitouryou Mahesawara Arkana Safa yang dikeluarkan

oleh Kepada dinas kependudukan dan pencatatan sipil, Kota Tegal.

Setelah foto copy dicocokan demgan surat aslinya ternyata surat tersebut

Page 76: YULI ASTUTI-FSH.pdf

66

sesai dengan aslinya, dan alat bukti tersebut dibenarkan oleh Tergugat

kemudian oleh Ketua Majelis diberi tanda bukti T.3;

4. Foto copy kartu iuran Sekolah RA Syairul Islam atas Nama Daitouryou

Mahesawara Arkana Safa yang dikeluarkan oleh Kepala Sekolah RA

Syiarrul Islam Panggung, Kota Tegal. Setelah foto copy dicocokan dengan

aslinya, dan alat bukti surat tersebut dibenarkan oleh Tergugat kemudian

oleh Ketua Majelis diberi tanda bukti T.4;

5. Foto copy Kartu Piutang Konsumen atas nama Intan Aprilia Praminta

yang dikeluarkan oleh PT. Wahana Ottomitra Multiartha, Kota Tegal.

Setelah foto copy dicocokan dengan surat aslinya ternyata surat tersebut

sesuai dengan aslinya, dan alat bukti surat tersebut dibenarkan oleh

Tergugat kemudian Ketua Majelis diberi tanda bukti T.5;

6. Foto copy Status Profile atas nama Intan Aprilia Praminta alias Lhya

Praminta yang dikeluarkan dari facebook setelah alat bukti surat tersebut

dibenarkan oleh Tergugat kemudian oleh Ketua Majelis diberi tanda bukti

T.6;

7. Foto copy Status Profile atas nama Allief Febrianza yang dikeluarkan dari

facebook setelah alat bukti surat tersebut dibenarkan oleh Tergugat

kemudian oleh Ketua Majelis diberi tanda bukti T.7;

8. Foto copy koleksi Foto Account atas nama Intan Aprilya Praminta yang

dikeluarkan oleh Ketua Majelis dibeti tanda bukti T.8;

B. Alat Bukti Saksi:

Page 77: YULI ASTUTI-FSH.pdf

67

1. Mulyanto bin Muhendi, umur 62 tahun, agama Islam, pekerjaan tidak

bekerja, bertempat tinggal di Jl. Sangir Kelurahan Mintaragen Rt. 01 Rw.

11, Kecamatan Tegal Timut, Kota Tegal;

2. Aris Triono, umur 34 tahun, agama Islam , pekerjaan Service kompor gas,

bertempat tinggal di Jl. Cermai No. 18 kelurahan Mangkusuman Rt. 11

Rw. 03, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal;

Menimbang, bahwa selanjutnya Penggugat telah mengajukan kesimpulan

secara lisan yang pada pokoknya Penggugat tetap menghendaki cerai dengan

Tergugat dan Tergugat masih ingin mempertahankan rumah tangganya

Menimbang, bahwa selanjutnya Penggugat dan Tergugat menyatakan

tidak akan mengajukan alat bukti maupun keterangan lagi, kemudian sama-sama

mohon putusan;

C. Pertimbangan dan Putusan Majelis Hakim

Majelis hakim dalam memutus suatu perkara dituntut suatu keadilan, dan

untuk itu hakim melakukan peristiwa dan fakta-fakta yang ada apakah benar-

benar terjadi. Hal ini dapat dilihat dari pembuktian mengklarisifikasi antara yang

penting dan yang tidak penting, dan menanyakan kembali kepada Penggugat dan

Tergugat mengenai keterangan saksi-saksi dan fakta-fakta yang ada. Berdasarkan

petitum dari gugatan penggugat, putusan No.0061/Pdt.G/2011/PA.TG, maka

pertimbangan majelis hakim yang mencakup hal-hal pokok tersebut, diantaranya

yaitu:

Page 78: YULI ASTUTI-FSH.pdf

68

Pertimbangan pertama, berdasarkan bukti surat berupa fotocopy kartu

keluarga dan berupa fotocopy Akta Kelahiran atas nama Daitouryou Maheswara

Arkana Safa maka terbukti dari Penggugat dan Tergugat telah dikarunia seorang

anak.

Pertimbangan kedua, untuk memperoleh keterangan lebih jelas mengenai

kondisi rumah tangga Penggugat, Majelis Hakim telah mendengarkan saksi-saksi

yang diajukan oleh Penggugat yaitu: Edi Sudaryanto dan Diah S (Orang Tua

Penggugat) dimana masing-masing saksi tersebut telah memberikan keterangan di

bawah sumpah yang pada pokoknya bahwa keadaan rumah tangga Penggugat

sering terjadi pertengkaran, masalah ekonomi, Tergugat tidak mencukupi

kebutuhan sehari-hari, Tergugat sering menuduh Penggugat selingkuh dengan

laki-laki lain dan Tergugat ringan tangan sehingga Penggugat melapor KDRT ke

kepolisian dan akibat hal tersebut Penggugat telah berpisah tempat tinggal.

Pertimbangan ketiga, demikian juga Tergugat telah mengajukan bukti

surat T.1, T.2, T.3, T.4, T.5, T.6, T.7, T.8 dan dua orang saksi yaitu Mulyanto dan

Aris Tristiono, dimana kedua saksi tersebut telah memberikan keterangan yang

pada pokoknya bahwa Penggugat telah berpisah tempat tinggal, Tergugat pulang

ke rumah orang tuanya sampai saat ini telah berjalan selama 1 tahun 6 bulan tidak

pernah berkumpul bersama lagi dan selama berpisah tersebut Penggugat dan

keluarganya sudah berusaha datang ke rumah orang tua Penggugat agar rumah

tangga rukun lagi, tetapi tidak berhasil;

Page 79: YULI ASTUTI-FSH.pdf

69

Pertimbangan keempat, berdasarkan bukti surat berupa fotocopy status

profile atas nama Intan Aprilia Paramita alias Lhya Praminta dan berupa status

profile atas nama Allief Febrianza serta fotocopy koleksi foto account atas nama

Intan Aprilia, dan ketiga alat bukti tersebut di benarkan oleh Penggugat, maka

dari alat-alat bukti tersebut patut diduga bahwa Penggugat menjalin hubungan

cinta dengan laki-laki lain. Maka Penggugat sebagi Isteri telah berbuat nuzyuz

sehingga menjadi gugur hak Penggugat memperoleh nafkah dari Tergugat hal ini

sesuai dengan Pasal 80 ayat Pasal 152 Kompilasi hukum Islam;

Pertimbangan kelima, berdasarkan keterangan dari Tergugat dan ayah

Penggugat, Tergugat pergi meninggalkan Penggugat penyebabnya diusir oleh

ayah Penggugat bukan atas keinginan Tergugat sendiri dan Tergugat sudah

berupaya mengajak rukun kembali tetapi Penggugat tetap tidak ingin rukun

kembali dengan Tergugat;

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut alasan-alasan dalam

gugatan Penggugat dalam primernya tidak terbukti melanggar taklik talak, namun

pada faktanya dalam kehidupan rumah tangga Penggugat sering terjadi

pertengkaran karena ekonomi, Tergugat tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari

dan Penggugat berhubungan cinta lagi dengan laki-laki lain yang mengakibatkan

antara Penggugat berpisah tempat tinggal, Tergugat pergi meninggalkan

Penggugat karena diusir oleh ayah Penggugat sampai saat ini sekurang-kurangnya

selama 9 bulan tidak pernah kumpul bersama lagi dan Tergugat telah berusaha

Page 80: YULI ASTUTI-FSH.pdf

70

dengan mengajak rukun dengan Penggugat, tetapi Penggugat tetap tidak ingin

kembali dengan Tergugat.

Dengan kondisi sebagaimana tersebut di atas, Majelis Hakim berpendapat

rumah tangga Penggugat telah pecah dan tidak ada keharmonisan lagi, karena

Penggugat tetap ingin bercerai dan Tergugat masih menginginkan rukun kembali

dan keinginan Penggugat sudah tidak sejalan, maka keutuhan dan kebahagiaan

dalam rumah tangga tidak mungkin dapat terwujud serta tujuan perkawinan untuk

membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia, kekal berdasarkan Ketuhanan

Yang Maha Esa (Pasal 1 Undang-undang No. 1 tahun 1974) dan tujuan

perkawinan untuk membentuk keluarga yang tentram penuh dengan mawadah dan

rohmah (Al Qur‟an Surat Ar Rum ayat 21) sulit tercapai, maka Majelis Hakim

berkesimpulan bahwa subsidairnya dengan manjatuhkan thalak satu bain dari

Tergugat terhadap Penggugat, hal ini sesuai dengan pasal 19 huruf f Peraturan

Pemerintah No. 9 tahun 1975 dan pasal 19 Huruf f Kompilasi Hukum Islam; 17

MENGADILI

1. Mengabulkan gugatan Penggugat;

2. Menjatuhkan talak satu ba‟in Sughro, Dari Tergugat terhadap Penggugat;

3. Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Tegal agar mengirim satu

helai salinan putusan ini setelah memperoleh kekuatan hukum tetap tanpa

materai kepada PPN Kecamatan Tegal Timur, kota Tegal;

17

Sumber berasal dari arsip Putusan Perkara nomor 0061/Pdt.G/2011/PA.TG Pengadilan

Agama Tegal, h. 23

Page 81: YULI ASTUTI-FSH.pdf

71

4. Membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.

191.000,- (Seratus Sembilan puluh ribu rupiah);

Demikian putusan ini dijatuhkan di Pengadilan Agama Tegal, pada hari

Kamis tanggal 05 Mei 2011 Masehi bertepatan dengan tanggal 01 Jumadil Akhir

1432 Hijriyah oleh kami Dra. Hj. Nining Yuningsih, MH. Sebagai Ketua

Majelis, dan Drs. H. Umar Jaya, SH. Serta Drs. Ahmad Yani, SH. Masing-

masing sebagai Hakim Anggota denagn dibantu oleh Dra. Faridah sebagai

Panitera Pengganti, putusan mana pada hari itu juga di ucapkan oleh Ketua

Majelis dalam sidang terbuka untuk umum dan dan dihadiri oleh Penggugat dan

Tergugat;

D. Analisis Putusan

Perkawinan merupakan pranata sosial yang telah ada sejak manusia

diciptakan oleh Allah SWT, yakni antara adam a.s dengan Siti Hawa. Dari sini,

dapat kita pahami bahwa sudah menjadi fitrah manusia untuk saling berpasang-

pasangan, sehingga Allah menetapkan jalan yang sah untuk itu, yakni melalui

pranata yang dinamakan perkawinan.

Dalam UU No. 1 Tahun 1974 pasal 1 disebutkan bahwa perkawinan ialah

ikatan lahir batin baik antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami

istri. Sedangkan dalam Kompilasi Hukum Islam, dinyatakan dalam pasal 2,

perkawinan menurut hukum Islam adalah pernikahan, yaitu akad yang sangat kuat

Page 82: YULI ASTUTI-FSH.pdf

72

(misaqon gholidhon) untuk menaati perintah Allah dan menjalankannya

merupakan ibadah. 18

Dalam kitab fiqh, pengertian perkawinan dibedakan antara secara bahasa

dan secara syar‟I (hukum). Menurut bahasa, perkawinan adalah pengumpulan,

sedangkan menurut syari‟i (hukum), perkawinan adalah suatu akad yang

mengandung kebolehan-kebolehan untuk bersenang-senang bagi masing-masing

pasangan (suami-istri) atas dasar yang disyariatkan.

Namun dalam perjalanan perkawinan tersebut terdapat persoalan-

persoalan yang sangat pelik dan tidak dapat dihindari dan mengancam putusnya

suatu hubungan perkawinan, sering kali persoalan yang ada dalam rumah tangga

yang sering terjadi adalah hak dan kewajiban salah satu pihak (isteri atau suami)

tidak dapat dipenuhi atau dijalankan.

Seperti dalam perkara perceraian di Pengadilan Agama Tegal dengan

Nomor Perkara 0061/Pdt.G/2011/PA.TG yang disebabkan karena sering

berselisih dan bertengkar, tetapi dalam replik duplik ternyata isteri berselingkuh

dengan pria lain dan facebook menjadi pemicu terjadinya perselingkuhan tersebut.

Dalam perkara ini isteri menggugat cerai suaminya pada tanggal 20

Januari 2011. Penggugat menyatakan dalam surat gugatannya yang menjadi

alasan utama menggugat cerai suaminya adalah dikarenakan tidak ada kebaikan

dan keharmonisan lagi, sering berselisih dan bertengkar terus menerus

18

Luthfi Surkalam, Kawin Kontrak dalam Hukum Nasional Kita, (Tangerang: CV

Pamulang, 2005),h.1

Page 83: YULI ASTUTI-FSH.pdf

73

disebabkan karena faktor ekonomi pada awalnya, tetapi dalam replik duplik

ternyata penggugat mengakui bahwa telah berselingkuh dengan laki-laki lain dan

facebook yang menjadi pemicu terjadinya perselingkuhan tersebut.

Dalam gugatan Penggugat dalam primernya tidak terbukti Tergugat

melanggar taklik talak, namun berdasarkan faktanya dalam kehidupan rumah

tangga penggugat sering terjadi pertengkaran karena ekonomi, tergugat tidak

mencukupi kebutuhan sehari-hari dan Penggugat berhubungan cinta dengan laki-

laki lain baik melalui telepon, sms maupun facebook yang mengakibatkan antara

Penggugat dan Tergugat berpisah tempat tinggal.

Dan berdasarkan alasan diatas, penggugat memohon kepada Ketua Majlis

Hakim yakni;

1. Mengabulkan gugatan Penggugat;

2. Menetapkan syarat ta‟lik talak telah terpenuhi;

3. Menetapkan talak satu khul‟i dari tergugat terhadap penggugat dengan iwadh

Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah);

4. Membebankan biaya perkara ini kepada penggugat;

Mengenai pembuktian penggugat mengajukan bukti surat dalam foto copy

Kutipan Akta Nikah, foto copy Kartu Keluarga, foto copy Akta Kelahiran anak

penggugat dan tergugat sebanyak 1 orang anak, foto copy kartu iuran Sekolah RA

Syiarul Islam, foto copy Kartu Piutang konsumen atas nama Intan Aprilia

Praminta, foto copy Status Profile atas nama Intan Aprilia Praminta alias Lhya

Praminta yang dikeluarkan dari facebook, foto copy Status Profile atas nama

Page 84: YULI ASTUTI-FSH.pdf

74

Allief Febrianza yang dikeluarkan dari facebook, foto copy koleksi foto atas nama

Intan Aprilia Praminta yang dikeluarkan dari facebook. Saksi-saksi adalah

keluarga penggugat dan tergugat, dan keterangan saksi-saksi tersebut saling

berhubungan dan bersesuaian satu sama lain, yang antara lain menjelaskan:

Bahwa penggugat dan tergugat benar suami istri yang sah dan memiliki 1 orang

anak, benar telah terjadi perselisihan sejak pertengahan tahun 2006 bahwa

awalnya penyebab perselisihan tersebut karena masalah ekonomi yaitu tergugat

tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari dan tidak ada keterbukaan, sering

menuduh penggugat berselingkuh (menjalin hubungan cinta dengan laki-laki lain

yang berawal dari facebook). Hemat penulis mengenai alat bukti surat sudah

sesuai dengan pasal 165 HIR yang bukti surat tersebut adalah bukti oetentik yang

telah memenuhi syarat formil dan materil sehingga mempunyai kekuatan

pembuktian yang kuat, sedangkan alat bukti saksi sudah sesuai dengan pasal 22

ayat 2 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975, yaitu:

“ Gugatan tersebut dalam ayat (1) dapat diterima apabila cukup jelas

bagi Pemgadilan mengenai sebab-sebab perselisihan dan pertengkaran itu

dan setelah mendengar pihak keluarga serta orang-orang yang dekat dengan

suami isteri itu”.

Lalu majelis hakim berusaha untuk memberikan nasihat kepada

penggugat dan tergugat agar rukun kembali, namun tidak berhasil, karena

penggugat telah menyatakan sikapnya dengan tetap bersikukuh pada pendiriannya

Page 85: YULI ASTUTI-FSH.pdf

75

untuk bercerai dengan tergugat. Hal ini sesuai dengan pasal 31 Peraturan

Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang perceraian:

(1) Hakim yang memeriksa gugatan perceraian berusaha mendamaikan kedua

pihak.

(2) Selama perkara belum diputuskan, usaha mendamaikan dapat dilakukan

pada setiap sidang pemeriksaan.

Oleh sebab penggugat tetap ingin bercerai maka dapat melakukan

perceraian harus ada cukup alasan antara suami isteri itu tidak dapat hidup rukun

lagi sebagai suami isteri sebagaimana dimaksud pada pasal 39 Undang-undang

Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan. Adapun alasan-alasan melakukan

perceraian terdapat dalam pasal 116 Kompilasi Hukum Islam, sebagai berikut:

a. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemandat, penjudi, dan

lain sebagianya yang sukar disembuhkan;

b. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun berturut-turut

tanpa izin pihak lain tanpa alasan yang sah atau karena hal lain diluar

kemampuannya;

c. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara selama 5 (lima) tahun atau

hukuman yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung;

d. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang

membahayakan pihak lain;

e. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak

dapat menjalankan kewajiban sebagi suami isteri;

Page 86: YULI ASTUTI-FSH.pdf

76

f. Antara suami isteri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan

tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam tumah tangga;

g. Suami melanggar taklik talak;

h. Peralihan agama atau murdad yang menyebabkan terjadinya ketidak

harmonisan dalam rumah tangga;

Dari alasan-alasan yang telah dikemukakan diatas dan telah diperolehnya

fakta serta bukti-bukti yang berkaitan dengan duduk perkara antara penggugat dan

tergugat telah terjadi perselisihan terus menerus dan pertengkaran dan tidak ada

harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga, maka dalam Putusan Majlis

Hakim mengabulkan gugatan perceraian yang diajukan oleh isteri, dalam

pertimbangannya Majlis Hakim sudah dapat dan cukup hanya mendalilkan pasal

9 huruf (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975 maupun berdasarkan

ketentuan hukum Islam sebagaimana terdapat dalam Kompilasi Hukum Islam

pasal 116 huruf (f), berkaitan dengan perkara Nomor 0061/Pdt.G/2011/PA.TG. 19

Hemat penulis, tentang dalil hukum hakim yang dikemukakan di atas

sudah tepat, karena inti dari permasalahan dalam perkara ini adalah Antara suami

isteri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan

akan hidup rukun lagi dalam tumah tangga, dan sudah melanggar pasal 3

Kompilasi Hukum Islam (KHI) mengenai dasar dan tujuan perkawinan.

19

Wawancara dengan Ibu Nining Yuningsih, MH, Hakim Pengadilan Agama Tegal, di

Pengadilan Agama Tegal pada 1 Maret 2012

Page 87: YULI ASTUTI-FSH.pdf

77

“Perkawinan bertujuan untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga

yang sakinah, mawadah, rahmah”.

Berdasarkan alasan-alasan dalam gugatan Penggugat dalam primernya

tidak terbukti melanggar taklik talak, namun pada faktanya dalam kehidupan

rumah tangga Penggugat sering terjadi pertengkaran karena ekonomi, Tergugat

tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari dan dalam replik duplik ternyata

Penggugat mengakui bahwa telah berselingkuh atau menjalin hubungan cinta

dengan laki-laki lain yang bermula dari facebook.

Mengenai nafkah iddah, dalam perkara cerai gugat suami tidak diwajibkan

memberikan nafka iddah kepada isteri, terkecuali hakim dapar memberikan

kewajiban kepada suami apabila pada saat perceraian istri sedang mengandung,

maka hakim berhak menentukan dan membebankan kepada mantan suami untuk

biaya persalinan atau melahirkan. Hemat penulis, seharusnya mantan suami diberi

kewajiban nafkah iddah kepada istrinya dengan mengambil keputusan

yurisprudensi Pengadilan Tinggi Agama yang menafsirkan pasal 14 huruf c

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, nafkah iddah yang

diberikan kepada mantan istri oleh mantan suami disesuaikan dengan

kemampuannya.

Page 88: YULI ASTUTI-FSH.pdf

78

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan dengan judul “Facebook

Sebagai Pemicu Perselingkuhan Yang Berdampak Pada Perceraian (Analisis

Putusan No.0061/Pdt.G/2011/PA.TG di Pengadilan Agama Tegal)”, serta

penelitian yang penulis lakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Perilaku perselingkuhan melalui media jejaring sosial seperti facebook dapat

terjadi, ummumnya skenarionya dimulai seseorang punya akun facebook, lalu

menemukan seseorang lawan jenis yang kelihatannya menarik, lalu mulai

“add friend”, setelah diterima, lalu saling mengirim berita di “wall” mulai

dari formal lalu masuk ke ranah pribadi dan menjadi akrab dan masuk ke

bagian “chatting room”, kemudian mengirim gambar-gambar, kemudian

berbagi info dan nomor kontak HP, dan seterusnya. Bila dua pribadi yang

berlainan jenis sudah saling terus menerus saling sharing terjadilah keakraban

emosional bahkan bisa dikategorikan “perselingkuhan emosional”. Itu terjadi

bila sudah berani saling panggil dengan kata yang hanya untuk suami istri,

misalnya: sayang, papi-mami, manisku, dan banyak istilah yang eksklusif

lainnya yang hanya untuk pasangan. Apalagi semua kegiatan diceritakan dan

kemudian perhatian tercurah kepada “teman” facebook ini. Ada juga

seseorang yang menemukan seorang yang merupakan cinta lamanya dan

Page 89: YULI ASTUTI-FSH.pdf

79

kemudian berpisah karena berbagai sebab. Walaupun sudah masing-masing

berkeluarga, tetap merasa tidak apa-apa kalau chatting. Lalu dimulailah

percakapan seperti di atas, dan akhirnya muncul cinta lagi yang hilang. Ada

kerinduan untuk kembali kepada kenangan indah sewaktu dulu. Ini dinamakan

“retrosexsuals”. Ada banyak definisi retroseksual, tetapi salah satunya adalah

berseminya cinta yang dulu pernah ada ketika seseorang yang dulu pernah

mencintai berjumpa kembali dan merajutkan hubungannya. Perselingkuhan

ini bisa terjadi karena memang “pria terangsang secara visual, dan wanita

terangsang secara emosional”. Mungkin karena gambar-gambar cantik yang

ditaruh di facebook.

2. Pertimbangan hakim dalam menyelesaikan perkara cerai gugat yang

disebabkan perselisihan dan pertengkaran adalah karena isteri yang

berselingkuh (menjalin hubungan cinta dengan laki-laki lain yang berawal

dari facebook), Dan Majelis Hakim pun memasukan Pasal 19 huruf f

Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo, Pasal 116 huruf f Kompilasi

Hukum Islam sebagai pertimbangan hukumnya. Hanya saja Hakim

Pengadilan Agama Tegal selain menggunakan Undang-undang sebagai

pertimbangan hukum, Majelis Hakim pun menggunakan pendekatan konsep

dan ushul fiqh sebagai pertimbangan hukumnya.

Page 90: YULI ASTUTI-FSH.pdf

80

B. Saran

1. Pernikahan adalah momen membangun kehidupan baru bersama pasangan.

Suka duka akan dihadapi berdua, sebisa mungkin tidak melibatkan pihak lain

untuk menyelesaikan masalah. Namun, masalah rumah tangga kadang tidak

sesederhana yang dihadapi ketika masih pacaran. Bukan cinta lagi yang

dibutuhkan, tetapi komitmen, untuk menjaga keutuhan rumah tangga. Salah

satu penyebab retaknya rumah tangga adalah perselingkuhan. Perselingkuhan

itu sendiri biasanya disebabkan oleh beberapa faktor seperti: kemajuan

teknologi, workaholic, dan sifat posesif. Teknologi bukan hal yang menjadi

asal-usul perselingkuhan, namun bisa memicu perselingkuhan. Ketakutan

bahwa kemajuan teknologi bisa membuat pasangan selingkuh, bisa membuat

seseorang melanggar privasi pasangannya.

2. Penggunaan situs jaringan pertemanan tidak hanya menimbulkan pengaruh

dan dampak secara langsung pada orang yang sedang menggunakan fasilitas

ini, tetapi juga secara tidak langsung pada orang lain dan lingkungan. Sama

dengan hal lainnya, penggunaan Facebook (http://www.facebook.com/) tidak

akan menimbulkan dampak yang buruk jika digunakan sebagaimana

mestinya, normal, dan tidak berlebihan. Namun, jika terlalu sering

menggunakan fasilitas ini, dikhawatirkan akan terjadi ketergantungan yang

tidak sehat, karena penyalah gunaan fasilitas yang tidak benar dapat

menyebabkan putusnya hubungan asmara atau perceraian, situs pertemenan

facebook juga dapat menimbulkan kecemburuan dan perselingkuhan.

Page 91: YULI ASTUTI-FSH.pdf

81

3. Dengan memperhatikan tujuan perkawinan sebagimana yang tercantum dalam

dalam pasal 1 Undang-undang No.1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan,

sebaiknya dibuat Undang-undang tersendiri yang khusus mengatur,

memeriksa dan mengadili perceraian yang sifatnya mempersulit terjadinya

perceraian dengan cara misalnya lebih mengedepankan proses mediasi yang

lebih kuat lagi, atau gugatan perceraian tidak dapat diperiksa oleh pengadilan

apabila kedua belah pihak tidak hadir dipersidangan.

Page 92: YULI ASTUTI-FSH.pdf

82

DAFTAR PUSTAKA

Al Qur‟an dan Terjemahnya

Abdurrahman. Kompilasi Hukum Islam di Indonesia. Jakarta: Akademika Pressindo,

1992.

Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim Al-Bukhari, Shahih Bukhari, Beirut: Dar

al-fikr, 1989.

Ahmad, Abdul Aziz, All About Selingkuh Problematika dan Jalan Keluarnya, Jawa

Barat: Pustaka Hidayah, 2009.

Al-Jaziri, Abdurrahman. Al-Fiqh „ala al-Mazahibul Arba‟ah Juz IV. Bairut: Dar

Ahya‟al-Turas al-Araby, 1979.

Ali, Daun. Hukum Islam dan Perradilan Agama Cet. 2, Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2002.

Arsip Pengadilan Agama Tegal, Putusan No. 0061/Pdt.G/2011/PA.TG.

Arto, Mukti. Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama. Jakarta: Pustaka

Pelajar, 2005.

Az-Zuhaily, Wahbah. al-Fiqh al Islami wa Adillatuhu Juz VII, Cet. Ke-3, Beirut: Dar

al-Fikr, 1989.

Adi, Riyanto. Metodologi Penelitian Sosial dan hukum. Jakarta: Granit,2004

Basiq Djalil, A. Peradilan Agama di Indonesia Cet. 1, Jakarta; Kencana, 2006.

Firdaweri, Hukum Islam tentang Fasakh Pernikahan Cet. 1, Jakarta: CV Pedoman

Ilmu Jaya, 1989.

Syarifuddin, Amir. Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia, Antara Fiqh Munakahat

Dan Undang-Undang Perkawinan Cet. 2 Jakarta: Prenada Media, 2006.

As-Subki, Ali Yusuf. Fiqih Keluarga, Pedoman Berkembang dalam Islam Cet.ke-1,

sinar Grafika Offser, 2010.

Chaery, Sadiq Sholahuddin. Kamus Istilah Agama. Jakarta: CV. Cientarama.

Page 93: YULI ASTUTI-FSH.pdf

83

Darajat, Zakiah, Ilmu Fiqh, Cet. 1, Jilid. 2, Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf,

1995.

Departemen Agama, Ensiklopedi Islam Indonesia, Jilid. 3, Jakarta: Direktorat Jendral

Pembinaan Lembaga Agama Islam / Agama IAIN, 1987.

Daud Ali, Mohammad. Hukum Islam dan Pengadilan Agama Cet. 2, Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2002.

Daud Ali, Sidi nazar Bakhry. Kunci Keutuhan rumah tangga; keluarga sakinah Cet.

21 , pedoman Ilmu Jaya, 2001.

Fauzan, M. pokok-pokok Acara perdata Peradilan Agama dan Mahkamah Syari‟iyah

di Indonesia Cet.2 ,Jakarta: Kencana, 2005.

Fuad Said, Ahmad, Perceraian Menurut Hukum Islam Cet. 30, Jakarta:Pustaka al-

husna, 1988.

Hadi, Mulya, Twitter Untuk Orang Awam, Palembang: Maxikom, 2010.

Juju, Dominikus, Seri Penuntut Praktis Facebook, Jakarta: Elex Media Komputindo,

2009.

Koesparodo, Gantyo, Cara Andal Jadi Tenar, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

2009.

Kuzari, Achmad, Nikah Sebagai perikatan Cet. Ke-1Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada, 1995.

Muhammad, makki Al-Amili, Ali Husain. “Perceraian salah siapa?” bimbingan

Islam Mengatasi problematika Rumah Tangga, Jakarta: Lentera, 2001.

Muhammad bin Ismail al-Bukhari Shahih Bukhari, Beirut: Dar al-Fikr

Moelang, Lexy.J. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdayarya,

2004.

Nakamura, Hisako. Perceraian orang Jawa, studi tentang pemutusan perkawinan

orang Jawa, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1991.

Nazar Bakhry, Sidi. Kunci Keutuhan rumah tangga; keluarga sakinah Cet 1,

pedoman Ilmu Jaya, 2001.

Page 94: YULI ASTUTI-FSH.pdf

84

Sofia, Hani & Prianto, Budhi, Panduan Mahir Akses Internet, Jakarta: Kriya Pustaka,

Puspa Swara Anggota IKAPI.

Surkalam, Luthfi, Kawin Kontrak Dalam Hukum Nasional Kita, Tangerang: Cv

Pamulang, 2005.

Qadir Djaelani, Abdul. Keluarga Sakinah Cet. 1, Surabaya: PT Bina Ilmu Offset,

1995.

R. Soeroso. Praktek Hukum Acara Perdata. Jakarta; Sinar Grafika, 2004.

Rahman Ghazali , Abd. Fiqh Munakahat Cet. 1, Jakarta:Prenada Media, 2003.

Sabiq, Syayid. Fikih Sunnah Jilid 2, Cet.2. Bairut: Dar al-kitab al-farabi, 1973.

Team Ninja, Facebook Untuk Semua Orang, Untuk Semua Urusan, Jasakom, 2009,

Tihami. Sahrani, Sohari. Fikih Munakahat, Kajian Fikih Nikah Lengkap, Jakarta:

Rajawali Press, 2009.

Wan Abdul Fattah Wan Ismail, Norzulaili Mohd Ghazali, Nusyuz, Shiqoq dan Hakam

menurut al-Qur‟an, sunnah dan Undang-undang keluarga Islam, Malaysia:

KUIM (Kolej Universiti Islam Malaysia, 2007.

Zakariyah, Abu. Fathul Wahab Juz II. Jakarta, Tirta Mas, 1982.

Undang-undang Republik Indonesia No.1 tahun 1974 tentang perkawinan dan

kompilasi Hukum Islam beserta penjelasannya (Bandung: Otra Umbara,

2007) Cet.ke-1

Amandemen Undang-undang Peradilan Agama, Jakarta: Redaksi Sinar Grafika,

2006.